Anda di halaman 1dari 8

ISI

A. Pengertian Metode Penerjemahan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah metode diartikan sebagai
cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
denganyang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Berkaitan dengan batasan istilah metode penerjemahan (Translation Method), Molina


dan Albir (2002:507) menyatakan bahwa Translation method refers to the way of a
particular translation process that is carried out in terms of the translators objective, i.e., a
global option that effects the whole texts.

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penerjemahan lebih


cenderung pada sebuah cara yang digunakan oleh penerjemah dalam proses penerjemahan
sesuai dengan tujuannya, misalnya sebuah opsi global penerjemah yang mempengaruhi
keseluruhan teks. Jadi metode penerjemahan sangat mempengaruhi hasil terjemahan. Artinya
hasil terjemahan teks sangat ditentukan oleh metode penerjemahan yang dianut oleh
penerjemah, karena maksud, tujuan dan kehendak penerjemah akan berpengaruh terhadap
hasil terjemahan teks secara keseluruhan.

Newmark (1988:48) telah mengelompokkan metode penerjemahan ke dalam dua


kelompok besar. Empat metode pertama lenih ditekankan pada BSu, yaitu Word-for-word
translation, Literal translation, Faithful translation, dan Semantic translation dan empat
metode kedua lebih ditekankan pada BSa, Adaptation, Free translation, Idiomatic translation,
dan Communicative translation.
B. Jenis-jenis Metode Penerjemahan
Ada delapan metode penerjemahan, yang dikelompokkan menjadi dua bagian,
cenderung mengacu pada BSu dan mengacu pada BSa.

Berikut metode penerjemahan dalam diagram V :


1. Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada BSu
a) Penerjemahan kata demi kata (Word-for word translation):

Metode penerjemahan ini sangat terikat pada tataran kata, sehingga susunan kata
sangat dipertahankan. Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata
BSu dalam BSa. Dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan membiarkan
susunan kalimat seperti dalam TSu. Susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis
dengan susunan kata dalam kalimat BSu. Setiap kata diterjemahkan satu-satu berdasarkan
makna umum atau diluar konteks, sedangkan kata yang berkaitan dengan budaya
diterjemahkan secara harfiah. Umumnya, metode ini digunakan pada tahap prapenerjemahan
pada penerjemahan teks yang sangat sukar atau antara dua bahasa yang sistem dan
strukturnya sangat berjauhan. Metode ini digunakan pada tahap analisis atau tahap awal
pwngalihan. Biasanya metode ini digunakan untuk penerjemahan tujuan khusus, namun tidak
lazim digunakan untuk penerjemahan yang umum.

Contoh penerjemahan kata demi kata


Komponen Kalimat Arti/Makna

Saya

Partikel (berfungsi sebagai


pengantar kepada topik)

Sushi

Partikel (berfungsi sebagai


penanda objek)

(sudah) makan

Pernah

Hasil terjemahan tidak dapat diterima dalam Bahasa Indonesia.

Komponen Kalimat Arti/Makna

Kamu

Partikel

Sangat

Suka

b) Penerjemahan harafiah (literal translation)

Dalam proses penerjemahannya, penerjemah mencari kontruksi gramatikal BSu yang


sepadan atau dekat dengan BSa. Penerjemahan ini mula mula dilakukan seperti penerjemahan
kata demki kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata-katanya sesuai
dengan gramatikal BSa (Soemarno, 1983.25; Newmark,1988:46; Machali, 2000:51;
Nababan, 2003:33; Moentaha, 2006:48). Dalam metode ini, penerjemah sudah mengubah
struktur BSu menjadi struktur BSa. Namun, kata-kata dan gaya bahasa dalam TSu masih
dipertahankan dalam TSa. Biasanya metode ini juga digunakan pada tahap awal
penerjemahan.

Contoh penerjemahan harfiah:

Frasa idiomatis bahasa Jepang

, jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa


Indonesia memiliki makna :

memberikan koin emas kepada kucing.

memberikan hadiah kepada orang yang tidak bisa menghargai hadiah tersebut / tindakan
yang sia-sia.

Contoh penerjemahan harfiah:

Frasa idiomatis bahasa Jepang

, jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia


memiliki makna :

Orang itu hidungnya tinggi.

Orang itu sombong.

c) Penerjemahan setia (faithful translation)

Penerjemahan dilakukan dengan mempertahankan sejauh mungkin aspek format (dalam


teks hukum) atau aspek bentuk (dalam teks puisi) sehingga kita masih secara lengkap melihat
kesetiaan pada segi bentuknya. Metode ini lebih bebas dibandingkan penerjemahan harfiah,
tetapi masih terasa kaku karena masih sangat setia pada maksud dan tujuan BSu.

Contoh penerjemahan setia

Haiku karya Matsuo Basho:

Sebuah kolam tua


Katak melompat

Suara air

d) Penerjemahan semantis (semantic translation)

Penerjemah sangat menekankan pada penggunaan istilah, kata kunci, ataupun ungkapan
yang harus dihadirkan dalam terjemahannya. Penerjemahan semantis lebih fleksibel jika
dibandingkan dengan penerjemahan setia.

Contoh penerjemahan semantis

Idiom bahasa Jepang:

telinga subur seseorang yang memiliki kemampuan untuk menilai lagu yang bagus.

perutnya berkurang

seseorang yang merasa lapar karena perutnya kosong.

Contoh penerjemahan semantis (dalam Bahasa Inggris)

Tsa = He is a bookworm.

Tsu = Dia (laki laki) adalah seorang yang suka sekali membaca.

Frase bookworm diterjemahkan secara fleksibel yang diterima dalam Bsa. Tetapi
terjemahan diatas kurang tepat dan seharusnya diterjemahkan menjadi = Dia seorang
kutubuku.

2. Metode Penerjemahan yang Berorientasi pada BSa


e) Adaptasi (Saduran)

Metode ini adalah bentuk penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan
BSa. Metode Adaptasi lebih menekankan kepada isi pesan, sedangkan bentuknya disesuaikan
dengan kebutuhan pembaca BSa. Biasanya, tokoh, latar belakang, dan konteks sosial
disesuaikan dengan kebudayaan BSa. Penerjemahan adaptasi ini banyak digunakan untuk
menerjemahkan puisi dan drama. Di sini terjadi peralihan budaya BSa dan BSu dan teks asli
ditulis kembali serta diadaptasikan ke dalam TSa.

Contoh Contoh Adaptasi

Aru mura hazureni ippiki no kitsune ga sundeimashita.

Tottemo zurugashikoi kitsune de, mura no hitotachi no sakana ya aburaage wo


totteimashita.

Terjemahan TSa yang berupa saduran:

Di tepi sebuah kampung ada seeko yang sangat cerdik namun licik. Ia suka mencuri
makanan penduduk yang tinggal di kampung tersebut.

Contoh Adaptasi (Dalam Bahasa Inggris)

Tsu =

Hey Jude, dont make it bad

Take a sad song and make it better

Remember to let her into your heart

Then you can start to make it better

(Hey Jude, The Beatles, 1968)

Tsa =

Kasih, dimanakah

Mengapa kau tinggalkan aku

Ingatlah-Ingatlah kau kepadaku

Janji setiamu tak kan kulupa


f) Penerjemahan bebas (free translation)

Lebih menekankan pada pengalihan pesan, sedangkan pengungkapannya dalam TSa


dilakukan sesuai dengan kebutuhan calon pembaca. Dalam penerjemahan bebas, penerjemah
tidak melakukan penyesuaian budaya. Metode ini dapat berbentuk sebuah parafrasa yang
dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. Terjemahannya bersifat bertele-tele dan
panjang lebar, bahkan hasil terjemahannya tampak seperti bukan terjemahan. Hal ini
dimaksudkan agar isi atau pesan lebih jelas diterima oleh pengguna BSa.

Contoh penerjemahan bebas

Salah satu novel karya Natsume Soseki berjudul:

Sanshiro = Lika-liku Kehidupan Mahasiswa.

BSu (B.Jpg) BSa (B.Ind)

g) Penerjemahan idiomatis (idiomatic translation)

Mengupayakan penemuan padanan istilah, ungkapan, dan idiom dari apa yang
tersedia dalam BSa.

Contoh penerjemahan idiomatis

Peribahasa Jepang:

Monyet pun jatuh dari pohon.

Orang yang pintar atau mahir dalam melakukan sesuatu pun dapat berbuat kesalahan.

Memiliki padanan budaya dalam bahasa Indonesia:

Sepandai-pandainya tupai melompat. Akhirnya jatuh juga.

Contoh penerjemahan idiomatis

Bsu :

Berbicara tinggi tanpa ada kemampuan


Bsa : Tong kosong nyaring bunyinya

h) Penerjemahan komunikatif (communicative translation)

Dilakukan jika dalam penerjemahan yang dipentingkan adalah pesannya, tetapi tanpa
harus menerjemahkannya secara bebas. Metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi, yaitu tujuan penerjemahan dan mimbar pembacanya. Melalui metode
penerjemahan ini memungkinkan suatu versi BSu diterjemahkan menjadi beberapa versi
dalam BSa.
Nababan (2003:41) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif pada dasarnya
menekankan pengalihan pesan. Metode ini sanagt memperhatikan pembaca atau pendengar
BSa yang tidak mengharapkan adanya kesulitan-kesulitan dan ketidakjelasan dalam teks
teerjemahan. Metode ini juga sangat memperhatikan keefektifan bahasa terjemahan. Metode
penerjemahan ini berupaya sedemikian rupa agar menghasilkan makna kontekstual secara
tepat, sehingga aspek bahasa dapat diterima dan isi dapat langsung dipahami oleh pembaca
sasaran.
Contoh penerjemahan komunikatif

Insekta (untuk para ahli atau kalangan ilmuwan bidang biologi)

Serangga (untuk pembaca yang lebih umum)

Bibliografi Nasional Jepang (untuk kalangan penerbit)

Daftar buku-buku yang diterbitkan di Jepang (masyarakat umum)

* Dari metode-metode diatas, hanya metode semantis dan komunikatif yang


memenuhi tujuan-tujuan untuk penerjemahan, yaitu demi ketepatan dan efisiensi sebuah teks.

Anda mungkin juga menyukai