Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENERJEMAHAN DALAM FILM BERJUDUL ANAK GADIS

BERKERUDUNG MERAH 《儿童故事》

Maria Kezia, Theresia Elsye Febrin

Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya,


Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
e-mail: mariakezia0509@student.ub.ac.id

Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya,


Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
e-mail: theresiaelsye21@student.ub.ac.id

Abstrak

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk saling berinteraksi.
Terdapat berbagai macam bahasa dari seluruh belahan dunia. Sehingga dalam mencapai fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi, dibutuhkan proses penerjemahan untuk memahami informasi
atau maksud dari penulis atau penutur oleh pembaca atau pendengar.
PENDAHULUAN
Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat perantara antar anggota masyarakat dalam satu
kelompok dan alat interaksi secara individu maupun kelompok. Dengan singkat kata bahasa
adalah alat komunikasi (Tarigan, 1987:22-23). Terjemahan merupakan salah satu bentuk
komunikasi. Itulah sebabnya penerjemah harus mampu mencari kesepadanan antara teks yang
diterjemahkan dengan terjemahannya, sehingga pembaca atau pendengar dapat menangkap pesan
yang disampaikan oleh penulis atau penutur. Menurut Hoed, untuk menghasilkan pesan yang
sepadan, penerjemah harus memahami dan menyesuaikan terjemahannya dengan (calon)
pembaca atau pendengarnya.
Sekarang ini, dunia komunikasi atau media sosial banyak menggunakan subtitle untuk
menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain, sehingga komunikasi dari setiap penjuru dunia
dapat berjalan lancar. Saat ini penerjemahan tidak hanya dilakukan di media film, novel, buku,
tetapi semua platform yang ada sudah menyediakan fitur penerjemahan secara otomatis. Di
zaman sekarang bentuk terjemahan yang sering digunakan adalah subtitling, yang biasa ada di
film. 
Film adalah salah satu sarana terbaik untuk mengenal budaya-budaya yang lain dan dapat
digunakan juga untuk mendapatkan banyak informasi sejarah, hiburan atau yang lain-lainnya.
Kalau penonton sudah menguasai bahasa film itu, khususnya film itu adalah bahasa asing bukan
bahasa asli/daerahnya, pastinya bisa menangkap isi subtitle film yang diterjemahkan ke bahasa
asli/daerahnya. Tetapi, kalau penonton tidak bisa memahami atau menguasai bahasa asing dari
film, banyak kesulitan yang akan dihadapi penonton. Hal itu akan mengakibatkan pesan yang
terkandung dalam film itu tidak akan tersampaikan atau disampaikan dengan akurat ke penonton.
Oleh karena itu, dengan adanya penerjemahan sangatlah penting untuk menyampaikan
pesan atau arti dari film, buku, novel atau platform apa saja agar apa yang disampaikan dapat
tersampaikan dengan jelas.  Proses penerjemahan mengacu pada pengalihan pesan dari bahasa
sumber ke bahasa sasaran dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk lisan. 
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan suatu
masalah yaitu, metode penerjemahan apa yang digunakan dalam subtitle film Anak Gadis
Berkerudung Merah? Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan metode penerjemahan dan
penggunaannya yang terdapat dalam subtitle film Anak Gadis Berkerudung Merah. Manfaat dari
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan peneliti dalam
mengidentifikasikan penerjemahan yang ada didalamnya. Penelitian ini diharapkan bisa
memberikan penjelasan bagi pembaca terkait penerjemahan/subtitle yang ada di film agar lebih
jelas dimengerti dan juga supaya pesan dan terjemahan yang ada di film dapat tersampaikan
secara akurat.

TINJAUAN PUSTAKA
Penerjemahan merupakan kegiatan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
dari penerjemah, karena yang diterjemahkan tidak hanya kata, frasa, maupun kalimat dalam
tataran bahasa saja namun juga pada tataran di luar bahasa yang merujuk pada fungsinya.
Penerjemahan memiliki dua jenis yaitu penerjemahan lisan dan tulis (Munday, 2001:4).
Sementara itu menurut Nida & Taber (1982: 12) menyatakan bahwa penerjemahan berisi
reproduksi ke dalam bahasa sasaran (BSa) yang setara, dekat dengan bahasa sumber (BSu) atau
senatural mungkin, yang pertama dalam hal makna dan yang kedua dalam hal gaya.
Pada satu sisi, penerjemahan seharusnya merupakan hal yang sederhana asalkan
seseorang bisa dengan baik berbicara bahasa asing sebaik dirinya berbicara bahasa ibu. Namun,
orang bisa saja melihat penerjemahan sebagai sesuatu yang rumit atau dibuat-buat karena
biasanya ketika menggunakan bahasa asing seseorang akan merasa menjadi orang lain. Oleh
karena itu, dalam beberapa jenis teks (resmi, administratif, dialek, lokal, dan budaya) godaan
untuk menerjemahkan sebanyak mungkin dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa)
menjadi semakin besar (Newmark, 1988).
Gambar 1. Diagram V Newmark (1988)

1.1 Metode penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sumber (BSu)


(1) Penerjemahan Kata per-kata
Penerjemahan kata per kata (word-to-word translation) adalah penerjemahan
dengan satuan lingual tingkatan kata, satu demi satu kata diterjemahkan secara urut,
susunan kalimat dibiarkan sama seperti bahasa sumber, metode ini tidak memperhatikan
struktur kalimat dalam bahasa sasaran.
(2) Penerjemahan Harfiah
Penerjemahan harfiah (literal translation) adalah metode penerjemahan yang
dilakukan dengan mencari padanan kata per kata tetapi susunan kata dalam kalimat dan
tata bahasa telah disesuaikan dengan bahasa sasaran.
(3) Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia (faithful translation) adalah metode penerjemahan yang
mempertahankan makna kontekstual namun masih terikat dengan gramatikal bahasa
sumber. Penerjemahan setia mencoba memproduksi makna kontekstual teks bahasa
sumber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya.
(4) Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis (semantic translation) adalah metode penerjemahan yang
menekankan pada penggunaan istilah, kata kunci, atau ungkapan bahasa sumber yang
ditampilkan dalam hasil terjemahan (bahasa sasaran). Perbedaan penerjemahan semantis
dengan setia adalah penerjemahan semantis lebih luwes dan fleksibel.
1.2 Metode penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sasaran (BSa)
(1) Penerjemahan Adaptasi/Saduran
Penerjemahan adaptasi/saduran (adaptation translation) adalah metode
penerjemahan yang sering dipakai dalam menerjemahkan naskah drama atau puisi.
Metode ini menekankan pada isi pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembaca
(bahasa sasaran).
(2) Penerjemahan Bebas
Penerjemahan bebas (free translation) adalah penerjemahan yang mengutamakan
penyampaian isi informasi (content) bahasa sumber daripada bentuk strukturnya.
Penerjemahan bebas menghasilkan terjemahan yang bentuk parafrasenya dapat lebih
panjang atau lebih pendek daripada teks aslinya.
(3) Penerjemahan Idiomatik
Penerjemahan idiomatis (idiomatic translation) merupakan penerjemahan yang
mengutamakan padanan istilah, ungkapan, dan idiom yang tersedia dalam bahasa sasaran,
tetapi cenderung mengakibatkan terjadinya distorsi nuansa makna.
(4) Penerjemahan Komunikatif
Penerjemahan komunikatif (communicative translation) adalah metode
penerjemahan yang menekankan isi pesan/informasi dan makna kontekstual secara tepat
dengan memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, namun tidak menerjemahkan secara
bebas. Terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemahan komunikatif mudah dipahami oleh
pembaca (bahasa sasaran).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut
Moleong (2005:4), pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian dimana data-data
yang dikumpulkan berupa katakata, gambar-gambar dan bukan angka. Data-data tersebut dapat
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan,
atau memo dan dokumentasi lainnya.
Penelitian ini dilanjutkan dengan menerapkan teknik analisis naratif, Stokes dalam Rafiek
(2011:5) menjelaskan bawa dalam analisis naratif, peneliti mengambil keseluruhan teks sebagai
objek analisis. Analisis naratif sendiri merupakan metode yang kuat untuk menganalisis teks.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subtitle film berjudul anak gadis berkerudung
merah 《儿童故事》Értóng gùshì. Subtitle asli sebagai teks bahasa sumber (bsu) dan subtitle
terjemahan sebagai teks bahasa sasaran (bsa). Setelah data berupa subtitle film didapatkan,
peneliti akan mengidentifikasi metode apa saja dan teori apa yang digunakan oleh penerjemah
dalam menerjemahkan subtitle film.
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah teknik analisis dokumen, dokumen
yang dimaksud adalah film Anak Gadis Berkerudung Merah. Teknik analisis dokumen yaitu
pencarian data dengan menggunakan sumber tertulis yang mencerminkan pemakaian bahasa
sinkronis (Edi Subroto, 1992: 42). Teknik analisis dokumen yaitu teknik pengambilan data dari
sumber tertulis oleh peneliti dalam rangka untuk memperoleh yang mendukung untuk dianalisis.
Pengumpulan data melalui teknik analis dokumen ini dilakukan dengan membaca, mencatat, dan
mengumpulkan data dari sumber data tertulis. Dalam tahap ini dilakukan dengan cara peneliti
menyimak film secara menyeluruh dan fokus pada dialog yang berupa bahasa sumber ataupun
bahasa sasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai