Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN TEKNIK TRANSFERENSI

“Studi Kasus Penerjemahan Teks Eksposisi yang Berjudul

Go Green Today, Live To Greet Tomorrow ke Bahasa Indonesia”

IDA ROYANI

Nim : 016312384

idaroyani343@gmail.com

Program S1 Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka

ABSTRAK

Teks eksposisi yang terdapat pada media online ataupun media cetak banyak kita temui
istilah-istilah yang susah untuk dicarikan padanannya pada bahasa sasaran (BSa). Untuk itu
diperlukan teknik penerjemahan guna mengatasi masalah tersebut. Sebelum menerapkan
teknik penerjemahan, kita harus tahu dulu yang dimasksud dengan prosedur
penerjemahan. Yaitu, teknik penerjemahan yang mencakup kalimat dan satuan-satuan
bahasa yang lebih kecil seperti klausa, frase, dan kata. Ada berbagai teori yang
dikemukakan oleh beberapa pakar tentang teknik penerjemahan baik teknik yang condong
ke bahasa teks sumber (BSu) ataupun yang condong ke bahasa teks sasaran (BSa).
Transferensi merupakan salah satu dari teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh pakar
penerjemah Newmark. Transferensi juga dikenal dengan isltilah pungutan dari bahasa
asing. Teknik ini diterapkan pada teks sasaran karena terbatasnya kosa kata bahasa
Indonesia, sulitnya pemadanan kata pada BSa, serta untuk menghadirkan nuasa bahasa
sumber pada bahasa sasaran. Penerapan teknik ini pada teks yang berjudul “Go Green
Today, Greet Live for Tomorrow” merupakan penjabaran dari prinsip-prinsip penerjemahan
yakni, jelas, akurat, dan wajar. Kata- kata pungutan dari bahasa asing tersebut akan
mengalami naturalisasi dengan mengalami perubahan fonologis dan morfologis. Jadi, tidak
menutup kemungkinan, kata pungutan dari bahasa asing tersebut lambat laun akan
dipungut dalam bahasa Indonesia.

Kata kunci : kata pungutan, transferensi, prosedur terjemahan, prinsip penerjemahan.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Sebuah informasi bukan lagi menjadi suatu hal urgen, namun adalah hal krusial yang
dibutuhkan setiap individu pada saat ini. Informasi yang disampaikan media cetak dalam
bentuk teks eksposisi dari bahasa asing terkadang terdapat istilah-istilah yang kurang
begitu dipahami oleh pembaca. Hal ini akan mengakibatkan informasi yang disampaikan
pada teks sumber (TSu) tidak bisa diterima secara akurat oleh pembaca.
Untuk itu, peranan penerjemah sangat penting untuk menjembatani permasalahan
tersebut. Dengan berprinsip bahwa penerjemahan itu harus jelas, akurat, dan wajar
penerjemahan bukan hanya sekedar memadankan kata dari teks sumber (TSu) ke teks
sasaran (TSa), tetapi mengalihkan makna yang ada dalam TSu ke TSa. Namun ada
kalanya padanan kata dalam teks sumber belum terdapat padanan kosa kata yang
sesuai, karena itu beberapa teori tentang teknik penerjemahan dikemukakan agar
sasaran terjemahan mampu memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah. Salah
satu teknik terjemahan tersebut adalah penerapan teknik transferensi ke dalam bahasa
Indonesia.
Dalam karya ilmiah ini, penulis berupaya untuk membahas dan memaparkan
penerapan teknik transferensi pada sebuah teks eksposisi yang berjudul “Go Green
Today, Live Greet Tomorrow” pada sebuah media online The Jakarta Post yang penulis
pilih karena terdapat kosa kata yang susah untuk dipadankan ke dalam bahasa
Indonesia. Jika istilah-istilah dalam bahasa sumber tersebut diterjemahkan secara
harfiah maka kalimat tersebut tidak bisa menjadi kalimat yang mempunyai makna utuh
atau kolerasinya tidak ada. Untuk itu diperlukan teknik penerjemahan tertentu guna
mengatasi masalah tersebut.
Pemaparan masalah itu diharapkan dapat membantu pembaca karya tulis ilmiah (karil)
ini untuk mengkaji dan mendalami tentang penerjemahan transferensi.
1.2 Perumusan Masalah (Research Question)
Melihat latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa penyebab digunakan teknik transferensi?
2. Bagaimanakah penerapan teknik transerensi pada penerjemahan teks eksposisi
dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian (Objective)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami, memahami, penggunaan dan
penerapan teknik transferensi ketika menerjemahkan suatu teks.

1.4 Manfaat Translation Portfolio


Manfaat translation portpolio ini antara lain:
1. Manfaat teoritis bagi perkembangan teori terjemahan (termasuk teknik-
teknik penerjemahan) dan kajian penerjemahan (translation studies) adalah diharapkan
bisa saling melengkapi antara pendapat – pendapat dari berbagai sumber rujukan yang telah ada.
2. Manfaat praktis bagi kegiatan penerjemahan Inggris-Indonesia,
-Bagi mahasiswa
1. Penulisan karya ilmiah ini sebagai penerapan ilmu pengetahuantranslation yang pernah
penulis peroleh pada saat kuliah.
2. Merupakan wujud penerapan dari salah satu tri dharma mahasiswa yakni, penelitian dan
pengembangan. Penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian
terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu-ilmu dasar yang
manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.
- Bagi masyarakat, agar masyarakat mengenal dunia penerjemahan. Diharapkan
masyarakat mengerti bahwa menerjemahkan teks itu bukan hanya sekedar mencari
padanan kata dalam BSa. Selain itu, karil ini dimaksudkan bisa menjadi referensi
penulisan karya ilmiah dan peneliti-peneliti lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi teknik penerjemahan


Menurut Newmark dalam Ordudary (2007:1) yang menyatakan: “[w]hile translation methods
relate to whole texts, translation procedures are used for sentences and the smaller units of
language”. Selanjutnya Newmark (1988:45) telah mengelompokkan metode-metode
penerjemahan ke dalam dua kelompok besar, atau yang dikenal dengan diagram V. Empat metode
pertama lebih ditekankan pada BSu, yaitu Word-for-word translation, Literal translation, Faithful
translation, dan Semantic translation dan empat metode kedua lebih ditekankan pada BSa,
Adaptation, Free translation, Idiomatic translation, dan Communicative translation.
Berbagai macam teknik penerjemahan yang telah dikemukakan oleh para pakar
penerjemah. Namun demikian tidak menutup kemungkinan akan muncul teknik baru
yang relevan dengan bahasa Indonesia sebagai BSa ataupun BSu.

2.2Jenis-jenis teknik terjemahan


Pembahasan mengenai teknik terjemahan menggunakan dua pendekatan
yakni, teknik penerjemahan yang pendekatannya condong kepada BSu dan yang
condong pada BSa.
TEKNIK PENERJEMAHAN
Condong pada Condong pada BSa
Bsu
1. Transferensi 1.Naturalisasi
2. Penerjemahan 2.Penerjemahan dengan kata umum
langsung 3.Penerjemahan tambahan
3. Penerjemahan 4.Penerjemahan dengan penyulihan budaya
harfiah 5.Modulasi
4. Calque 6.Penerjemahan resmi
5. Foreignazation( 7.Pemadanan
Pengangsingan) Budaya 8.Para
frasa 9.Transposisi

2.3 Teknik penerjemahan transferensi.


Pada pembahasan karil ini penulis akan memaparkan tentang penerjemahan yang
menerapkan teknik transferensi untuk menerjemahkan teks eksposisi pada sebuah
media online yang berjudul “Go Green Today, Greet Live for Tomorrow”. Penerjemahan
teknik transferensi (New Mark. 1988), ada juga yang menyebutnya pungutan
(borrowing), translation using a loan word (Baker, 1992) penerjemahan dengan
menggunakan kata pinjaman, dan ada juga yang menyebutnya
penerjemahan penggunaan kata pungutan. Prosedur ini dilakukan ketika penerjemah
tidak mendapatkan solusi terhadap masalah penerjemahan. Selain itu hal ini ditempuh
untuk menghadirkan warna lokal TSu, menarik minat pembaca, serta menciptakan
keakraban antara pembaca dan teks yang dibacanya.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode
Metode penelitian pada karya ilmiah ini adalah metode kualitatif yang didasarkan pada
analisis tekstual yang melibatkan teks sumber dan teks sasaran serta mengadopsi salah satu model
teoretis penerjemahan, yaitu model komparatif (comparative model) dengan rumusan: TSu ≈ TSa,
atau TSa ≈ TSu.
3.2 Data Penelitian
Data penelitian karya ilmiah ini adalah sebuah teks eksposisi yang terdiri dari 670
kata, berjudul “Go Gree Today, Live to Greet Tomorrow”. TSu penulis ambil dari media
online The Jakarta Post, pada artikel tersebut terdapat kosa kata atau istilah-istilah yang
jika dipadankan pada TSa hasil terjemahannya menjadi kalimat yang tidak berkolerasi
atau tidak mempunyai makna utuh.
3.3 Pemrosesan Data
Di sini teks sumber akan dibandingkan hasilnya dengan teks sasaran secara
horizontal (kesamping) dengan urutan sebagai berikut:
1. Teks Sumber (TSu)
2. Teks Sasaran (TSa)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah teks eksposisi yang berjudul ‘Go Green Today, Live to Greet Tomorrow’ yang
penulis salin dari media online The Jakarata Post sebagai makalah untuk
membahas penerapan teknik transferensi pada TSa. Penulis membagi TSu menjadi 7 paragrap.
Paragrap 1
TSu TSa
Go Green Today, Live to Greet Go Green Hari Ini, untuk Menyambut
Tomorrow Hidup Esok

Manusia hidup seolah-olah tidak ada hari


Mankind lives as if there is no tomorrow. esok. Itu tidak
That is not very startling. Likewise, terlalu mengejutkan.Demikian juga, tidak
unsurprisingly, tomorrow always comes. mengejutkan,besok selalu
However, it would be truly astonishing if datang. Namun, itu akanbenar-benar
tomorrow didn’t come. mengejutkan jika besoktidak kunjung
datang.

Hasil analisa penulis bahwa teks eksposisi tersebut bertujuan untuk menjelaskan
atau memperdebatkan masalah “Go Green” sebagai sebuah tema. Bagian yang digaris
bawahi adalah beberapa kosa kata yang diterjemahkan dengan menggunakan kata
pungutan dari bahasa asing. Misalnya pada judul teks, pada TSa yang berjudul “ Go
Green today, Live to Great Tomorrow”, penulis tetap mempertahankan kata-kata yang
terdapat pada TSu: Go green Hari Ini, untuk Menyambut Hidup Esok” . Keputusan
untuk memilih prosedur terjemahan transferensi ini dilakukan karena penulis tidak
mendapatkan solusi terhadap permasalahan pemadanan kosa kata pada Bsa. Jika
diterjemahkan secara harfiah maka akan terjadi pergeseran makna dan akan kabur
maksud dari TSu tersebut. Selain itu, dengan menggunakan kata pungutan dari bahasa
asing tersebut adalah untuk menghadirkan warna lokal dari TSu dan menarik pembaca
agar penasaran yang akhirnya ingin membaca keseluruhan teks tersebut.

Paragrap 2
TSu TSa
This is not a philosophical Ini bukan masalah filosofis tapi
issue but an ecological one. satuekologis. Sejak Revolusi
Ever since the Industrial Industrisetidaknya, jangkauan ekonomi manusiatelah
Revolution at least, man’s didefinisikan - dan didefinisikan -oleh
economic reach kemampuannya untukmengeksploitasi alam. Dengan
has been defined — and bodohnya, dia telah percaya bahwa
defined — by his ability to iamampu menguasai alam.
exploit nature. Foolishly, he
has believed that he is capable Namun alam tidak pernah dapat dikuasai: hanya
of mastery over nature. bisa dirampok. Dan alam cukup banyak
untuk memaafkan -
But nature can never be sampai kehabisan kesabaran satu hari
mastered: it can only be dan melemparkan manusia kembali ke dalam
robbed. And nature is plentiful jurang waktu ekologis. Besok
enough to be forgiving — till it menghilang selamanya.
runs out of patience one day
and throws man back into the
abyss of ecological time.
Tomorrow vanishes forever.

Pada paragrap kedua tidak terdapat masalah pada penerjemahan. TSu bisa
diterjemahkan dengan baik ke TSa. Begitu juga TSa mudah dipahami oleh pembaca
dan berterima..

Paragrap 3
TSu TSa
The summit of world leaders Pertemuan puncak para pemimpin duniadi Rio
in Rio de Janeiro last month de Janeiro bulan
revisited that threat of human lalu ditinjau bahwa manusia terancam punah ketika
extinction ini mendesak kita untuk menangani masa depan
when it urged us to treat our kita - atau kurang dari itu -dengan
future — or lack of it — with beberapa urgensi. Fasih dan
some urgency. Eloquently and tegas, Presiden Susilo BambangYudhoyono meminta
forcefully, President Susilo negara-negarauntuk beralih
Bambang Yudhoyono asked dari ekonomi keserakahanke Green.
countries to switch from the
greed economics to green.

Pada paragrap ketiga :…to green penulis menerapkan teknik penerjemahan


transferensi yakni, tetap menerjemahkan dengan ….ke green. Selain untuk
menghadirkan nuansa yang ada pada bahasa sumber (BSu) kata ini jika diterjemahkan
ke dalam bahasa sasaran (BSa) secara harfiah maka akan terlihat janggal dan mungkin
lebih fatal lagi tidak dimengerti oleh pembaca.
Paragrap 4
TSu TSa
He has some credibility to take the Dia memiliki beberapa kredibilitas untuk
moral and mengambil landasan moral yang tinggidan
ecological high ground because ekologi karena Indonesia telah berdiri untuk
Indonesia has stood for pro- kebijakan pro-lingkungansejak menjadi
environment policies ever since it tuan rumah 2007 Konferensi Iklim PBB
hosted the 2007 UN Climate di Bali.
Conference in Bali.
Ada sejumlah
There are a number of reasons why alasan mengapa inisiatif Indonesia
Indonesia’s Rio initiative should be. The Rio seharusnya. Eksploitasisumber daya
exploitation of natural resources has alam telah mencapaitingkat tidak
reached an unconscionable rate that wajar yang mungkin telah
may have exceeded the earth’s melebihi kapasitas bumi untukmeregenerasi
capacity to regenerate itself. Decades sendiri. Puluhan tahunemisi karbon telah
of carbon emissions have caused menyebabkanpemanasan
global warming and climate change. global dan perubahan iklim.

Pada paragrap kelima tidak terdapat masalah yang dibahas, TSa sudah berterima dan
pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penerjemah.
Paragrap 5
TSu TSa
Take Indonesia itself. The temperature Ambillah contoh Indonesia itu
here has risen by 0.3 degrees Celsius sendiri.Suhu di sini telah meningkat
since 1990, and this trend is expected to sebesar0,30C sejak tahun 1990, dan tren
continue. According to one assessment, inidiperkirakan akan terus
an increase in temperature by 2.0 berlanjut.Menurut salah
degrees Celsius could reduce the crop satu penilaian,peningkatan suhu sebesar
yield by 4.3 percent. That is a recipe for 2,0 derajatCelsius dapat mengurangi hasil
disaster in an agricultural country. panensebesar 4,3 persen. Itu adalah
resep untuk bencana di negara agraris.
Simultaneously, Indonesia is predicted to
have 2-3 percent more rainfall but fewer Bersamaan dengan
rainy days each year. This unnatural itu, Indonesiadiperkirakan memiliki 2-
combination will make its rural areas 3 persen lebihcurah
more vulnerable to flooding and hujan tetapi musim hujan lebih
landslides. A rise in sea levels is another sedikit setiap tahun. Kombinasi alami ini
risk. Since about 40 million Indonesians akan membuat daerah pedesaan yang
live within 10 meters of the average sea lebih rentan terhadap banjir dan tanah
level, that rise could make their lives and longsor. Kenaikan permukaan air
livelihoods precarious. Between the lautadalah risiko lain. Sejak sekitar 40 juta
dismal future and a recoverable orang Indonesia hidup dalam jarak 10
environment stands the green economy. meter dari permukaan laut rata-
rata,peningkatan itu yang bisa
membuatkehidupan
mereka berbahaya. Antara suatu
lingkungan dan masa depansuram dapat
dipulihkan kembali
denganberdirinya green economy.

Pada kata yang digaris bawahi green economy penulis tetap mempertahankan kata
tersebut pada TSa. Karena kata tersebut belum ada padanan yang sesuai jika
diterjemahkan ke TSa. Jika diterjemahkan secara harfiah ke TSa maka kalimat tersebut
tidak mempunyai makna yang utuh atau tidak berkolerasi. Untuk itu penulis menerapkan
teknik penerjemahan transferensi atau memungut kata tersebut ke TSa.
Paragrap 6
TSu TSa
For example, by 2025, Indonesia aims to Sebagai contoh, pada tahun
have an economic structure 55 percent of 2025,Indonesia bertujuan
which will be supported by the tertiary untuk memilikistruktur ekonomi 55% yang
sector, 36 percent by the secondary akan didukung oleh sektor pendidikan
sector and the remainder by the primary tinggi,36% oleh sektor sekunder dan
sector. To meet this target, the sisanya oleh sektor primer. Untuk
government plans to downstream the memenuhitarget ini, pemerintah
primary sector and to add more value in berencana untuk hilir sektor primer
the mining, forestry, agricultural and dan untuk menambah nilai
fisheries sectors. This is the green lebih dalam pertambangan,
economy at work. kehutanan, pertanian
dan perikanan. Iniadalah green
economy di tempat kerja.
Jakarta has also implemented a
moratorium on new licenses for Jakarta juga telah
exploitation of primary forests and peat menerapkanpenundaan izin baru untuk
land. The One Billion Indonesian Trees eksploitasihutan primer dan
for the World (OBIT) program has caused lahan gambut. Semilyar Pohon untuk
3.2 billion trees to be planted till now. Dunia (The One Billion Indonesian Trees
for the World/OBIT) telah
Also, laws permanently protect 35 menyebabkan 3,2 miliarpenanaman
percent of our tropical rainforest. The pohon dilakukan hingga sekarang
deforestation rate has decreased from
3.5 million hectares a year to less than Selain itu, undang-undang secara
half-a-million hectares a year over a permanen melindungi 35% dari hutan
decade. hujan tropis. Laju penebangan
hutantelah menurun dari 3,5 juta
hektar per tahun menjadi kurang dari
setengah juta hektar per tahun lebih dari
satu dekade.

Pembahasan pada paragrap ini sama dengan penjelasan pada paragrap kelima.
Paragrap 7
TSu TSa
When it is used to fight for the Ketika digunakan untuk
environment, technology can be a great memperjuangkan lingkungan, teknologi
force multiplier. Hybrid cars, energy- dapat menjadi kekuatan penggandayang
efficient lighting, clean coal technology besar. Mobil hybrid, lampu hemat
and solar panels are among the energi, teknologi batubara bersih
innovations that will make the economy danpanel surya adalah salah
greener. These technologies may be satu inovasiyang akan
costly at first, but like others, their cost membuat economy greener.Teknologi
can be expected to go down. ini mungkin mahal pada awalnya, tapi
seperti yang lain, biayanyabisa
Indeed, ultimately it is the mindset of diharapkan turun.
Indonesians that will determine whether
the green economy flourishes in this Sesungguhnya, pada akhirnya itu
country. We need to green our minds. adalah pola pikir orang Indonesia yang
akan menentukan apakah green
http://www.thejakartapost.com/news/2012 economy berkembang di negeri ini. Kita
/07/17/go-green-today-live-greet- perlu green dalam pikiran kita.
tomorrow.html
http://www.thejakartapost.com/news/2012
/07/17/go-green-today-live-greet-
tomorrow.html

4.1Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan dilakukan setelah menganalisa TSu, yang pertama kita
lakukan dalam proses ini adalah mengalihkan makna, bukan mengalihkan kata ataupun
kalimat pada TSu ke TSa. Kemudian kita buat draftnya. Misalnya pada pembahasan
paragrap pertama.
DRAFT 1

TSu TSa

Go Green Today, Live to Greet Tomorrow Pergi Hijau Hari Ini, untuk Menyambut

Hidup Esok

Pada draft 1 diatas, kata Go Green yang diterjemahkan dalam BSa adalah Pergi
Hijau terasa janggal jika dihubungkan dengan isi dari teks tersebut yang merupakan
gerakan peduli lingkungan, sebagai akibat isu pemanasan global dan pemanfaatan
teknologi yang tidak ramah lingkungan.
DRAFT 2
TSu TSa

Go Green Today, Live toGreet Tomorrow Go Green Hari Ini, untuk Menyambut

Hidup Esok

Pengolahan kembali draft adalah penting, hal ini dimaksudkan agar hasil penerjemahan
sesuai dengan makna yang terkandung dalam TSu. Kolerasi dari kalimat ke kalimat
dalam teks tersebut juga kohesi dari setiap kalimat harus diteliti kembali agar
terjemahan tersebut berterima. Keputusan penulis untuk tetap mempertahankan Go
Green pada TSa karena memang tidak ada kata-kata yang sepadan dan mendekati
makna pada BSa. Jadi dengan tetap mempertahankan menerjemahkan Go Green pada
TSa akan memberikan warna lokal dari TSu, selain itu juga memberikan suasana
tertentu yang telah mengglobal menjadi ikon di dunia tentang gerakan peduli
lingkungan sebagai akibat pemansan global.
Begitu juga penulisannya di-italic (miring), karena merupakan istilah asing.
Berikut contoh penggunaan kata pungutan yang lain pada teks sasaran,

DRAFT 1

TSu TSa

President Susilo Bambang Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomeminta


Yudhoyono asked countries to switch negara-negara untuk beralih
from the greed economics to green. dari ekonomi keserakahan ke hijau.

Pada draft 1 tersebut, masih terasa janggal bila to green diterjemahkan ke hijau pada
TSa. Hal ini sangat tidak sesuai dan telah bergeser maknanya dari kalimat tersebut.
Untuk itu penerjemah harus memahami permasalahan yang timbul pada
tataran pragmatis, yakni bahwa TSu tersebut membicarakan tentang gerakan peduli
lingkungan sebagai akibat pemanasan global. Begitu juga permasalahan yang timbul
pada tataran leksikal, jika diterjemahkan secara harfiah maka akan ‘lost meaning’.
DRAFT II

TSu TSa

President Susilo Bambang Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomeminta


Yudhoyono asked countries to switch negara-negara untuk beralih
from the greed economics to green. dari ekonomi keserakahan ke green.

Pada draft II sudah terlihat berterima, dan selaras dengan tema pada TSu. Begitu juga
dengan penulisan ke green, di-italic (miring) karena merupakan istilah asing.
4.2 Masalah-masalah yang timbul pada teknik transferensi.
1. Pada tataran leksikal, pada tataran ini masalah timbul ketika belum ada
padanan yang sesuai pada BSa.
2. Pada tataran pragmatis, penerjemah harus memahami apa yang tersirat
dalam TSu.
3. Penggunaan kata pungutan dalam TSa mungkin akan membingungkan
pembaca.
4.3Kendala penerapan teknik tanferensi
Kendala-kendala pada teknik transferensi antara lain :
1. Sebagian pembaca belum tahu makna kata pungutan dari bahasa asing tersebut.
2. TSa agak sedikit terasa aneh dan sedikit asing karena menggunakan dua bahasa,
yang seharusnya TSa menggunakan satu bahasa , yakni bahasa sasaran (BSa)
4.4 Imbas penggunaan kata pungutan pada TSa.
1. Penambahan jumlah kosa kata pada BSa.
2. Kata pungutan lambat laun akan mengalami naturalisasi, dengan
mengalami perubahan fonologis dan morfologis maka akan berterima.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Teknik penerjemahan transferensi adalah jalan terakhir yang diambil oleh penerjemah
jika solusi masalah terjemahan tidak ditemukan. Hal ini disebabkan antara lain karena
belum terdapat padanan kata yang sesuai dan tepat pada BSa serta untuk
menghadirkan nuansa TSu dalam TSa. Selain itu menggunakan kata pungutan dari
bahasa sumber juga bermaksud untuk menimbulkan rasa penasaran kepada pembaca
agar membaca keseluruhan teks agar mengerti apa maksud dari kata pungutan
tersebut. Teknik penerjemahan ini juga disebut dengan prosedur penerjemahan dengan
menggunakan kata pungutan dari bahasa asing yang tidak menutup kemungkinan suatu
hari nanti akan berterima di bahasa Indonesia setelah mengalami perubahan fonologis
dan morfologis.
Kata pungutan masih dalam bentuk istilah asing , untuk itu penulisannya harus di-italic
(miring) sesuai dengan ketentuan tata bahasa Indonesia yang telah diatur dan
ditetapkan dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Dengan
menerapkan teknik penerjemahan transferensi penyampaian pesan pada BSa akan
tersampaikan secara jelas, akurat, dan wajar sehingga makna dalam kalimat tersebut
utuh dan berkolerasi.

Daftar Pustaka

http://www.thejakartapost.com/news/2012/07/17/go-green-today-live-greet-
tomorrow.html

Budiman, rahmat [et.al]. (2011). Teori dan Masalah Penerjemahan. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

Machali, Rochayah. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah : panduan lengkap bagi anda
yang ingin menjadi penerjemah profesional. Bandung : Kaifa

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) on-line, http://kbbi.web.id/

Newmark, Peter. (1988). A Text book of Translation . New York: Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai