Anda di halaman 1dari 6

Desain riset eksperimen

Banyaknya desain eksperimen sangat bervariasi dalam hal kekuatan desain tersebut
untuk mengendalikan kontaminasi hubungan antara variabel bebas dan terikat. Desain
yang sangat diterima secara luas berdasarkan pada karakteristik kontrol berikut (1) pra-
eksperimen, (2) eksperimen sejati, (3) eksperimen lapangan.
1. Desain pra-eksperimen
Ada tiga desain pra/eksperimen :
A. Studi dampak
B. Desain uji awal dan uji akhir atas satu kelompok
C. Perbandingan kelompok statis

Ketiga desain pra-eksperimen memiliki kelemahan dalam pengukuran ilmiahnya,yakni,


desain – desain itu gagal mengendalikan secara memadai berbagai ancaman terhadap
validitas internal. Terutama untuk Studi Dampak ( after – only study )

A. Studi Dampak
Studi ini digambarkan sebagai berikut :

X O (1)
Perlakuan atau manipulasi Observasi atau pengukuran
terhadap variabel bebas atas variabel terikat

Contoh studi jenis ini adalah kampanye pendidikan karyawan tentang kondisi
keuangan perusahaan tanpa pengukuran sebelumnya terhadap pengetahuan
karyawan. Hasil – hasil hanya akan mengungkap seberapa banyak yang diketahui
karyawan setelah kampanye pendidikan, tetapi tidak ada alasan untuk menilai
efektivitas kampanye.Seberapa baik kita menganggap desain ini dapat mengatasi
berbagai ancaman terhadap validitas internal? Ketiadaan uji awal dan kelompok kontrol
membuat desain ini kurang memadai untuk menetapkan hubungan sebab – akibat.

B. Desain Uji – Awal dan Uji – Akhir atas Satu Kelompok


Ini merupakan desain yang telah kita gunakan sebelumnya dalam contoh
pemberian pendidikan pada karyawan. Desain ini mengatasi ancaman terhadap
validitas internal secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh studi dampak,
tetapi masih merupakan desain yang lemah. Seberapa baik desain ini
mengendalikan sejarah? Kematangan? Dampak Pengujian? Dan yang lain –
lain?

O X O (2)
Uji – awal Manipulasi Uji - Akhir
C. Perbandingan Kelompok Statis
Desain ini membandingkan dua kelompok, salah satunya menerima
stimulasi eksperimen sementara yang lain berlaku sebagai kelompok
kontrol.Contohnya adalah Sebuah kebakaran hutan atau bencana alam lainnya
adalah perlakuan eksperimental yang diberikan, sementara trauma psikologis
( atau kehilangan harta benda ) yang dialami penduduk merupakan hasil yang
dapat diukur dari eksperimen tersebut.
Uji – awal sebelum kebakaran hutan mungkin dilakukan, tetapi tidak
dalam skala besar ( Seperti kebakaran di California ). Lebih jauh, waktu uji-awal
akan menjadi masalah. Kelompok kontrol, yang menerima uji akhir, bisa terdiri
dari penduduk yang harta bendanya diselamatkan .

X O1 (3)
O2
Penambahan kelompok pembanding menciptakan peningkatan yang penting
bila dibandingkan dengan dua desain yang lain. Kelemahan utamanya adalah tidak
adanya keyakinan bahwa dua kelompok tersebut ekuivalen.

2. Desain eksperimen sejati


Kekurangan utama dari dessain pra/eksperimen adalah bahwa desain-desain
tersebut gagal memberikan kelompok-kelompok pembanding yang benar-benar
ekuivalen.Cara untuk meraih ekuivalensi adalah melalui pencocokan dan penempatan
acak. Dengan kelompok – kelompok yang dibentuk secara acak, kita dapat menjalankan
tes signifikan statistik terhadap perbedaan yang diamati.
Dalam sebuah eksperimen, biasanya stimulus uji diberi tanda “X” dan
keberadaan sebuah situasi kontrol tidak ditandai dengan apapun. Hal ini merupakan
penyederhanaan yang berlebihan terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Lebih
tepatnya, terdapat X1 dan X2, dan kadang – kadang lebih X1 mengindentifikasi satu
variabel bebas tertentu, sementara X2 adalah variabel bebas lain yang telah ditunjuk
sebagai kasus kontrol. Tingkat yang berbeda dari variabel bebas yang sama juga
mungkin digunakan, dengan salah satu variabel bertindak sebagai kontrol.
A. Desain kelompok Kontrol Uji Awal – Uji Akhir
Desain ini terdiri dari penambahan sebuah kelompok kontrol ke desain uji –
awal- uji akhir satu kelompok dan menempatkan subjek – subjek ke masing –
masing kelompok dengan prosedur acak (R). Diagramnya adalah sebagai
berikut :

R O 1 X O1 (4)

R O 3 O4
Dampak variable eksperimen adalah :

E = (O2 – O1)- (O4-O3)

B. Desain Kelompok Kontrol Hanya Uji Akhir

R X O1
(5)
R O2

Dampak eksperimen nya :

E= (O2-O1)

Kesederhanaan desain ini membuatnya lebih menarik daripada desain


kelompok kontrol uji awal uji akhir. Ancaman Validitas internal dari sejarah,
kematangan, seleksi, dan regresi statistik dikontrol dengan memadai dengan
penempatan acak.Oleh karena peserta diukur hanya sekali, ancaman –
ancaman dari pengujian dan instrumentasi terkurangi , tetapi jumlah
kematian yang berbeda antara kelompok kontrol dan eksperimen menjadi
masalah potensial. Desain ini mengurangi masalah validitas eksternal dari
dampak interaksi pengujian.

Eksperimen Lapangan : Kuasai – Eksperimen dan Semi – Eksperimen

Dalam kondisi lapangan, kita sering tidak dapat menerapkan kontrol yang
cukup atas variabel luar atau perlakuan eksperimen untuk menggunakan
desain eksperimen sejati. Oleh karena kondisi stimulus muncul dalam
lingkungan alami, dibutuhkan eksperimen lapangan.

Studi ini tidak memungkinkan adanya kelompok kontrol, uji awal,


randomisasi pelanggan, tetapi informasi yang diperoleh sangat penting, dan
juga menegaskan kompromi tentang desain eksperimen yang benar.Kita
menggunakan desain pra eksperimen yang dibahas sebelumnya atau kuasi –
eksperimen untuk menghadapi kondisi seperti itu. Dalam kuasai -
eksperimen, kita sering tidak dapat mengetahui kapan atau pada siapa
mengenakan perlakuan eksperimen. Biasanya kita dapat memutuskan kapan
dan siapa yang diukur. Kuasi – eksperimen bersifat lebih rendah dibandingkan
desain eksperimen yang sebenarnya tetapi biasanya lebih baik daripada
desain pra – eksperimen. Dalam bagian ini, kita membahas beberapa kuasi –
eksperimen umum.

Desain Kelompok Kontrol Tak Ekuivalen

Desain ini merupakan desain kuasi – eksperimen yang kuat dan digunakan
secara luas. Desain berbea dari desain kelompok kontrol uji – awal uji – akhir,
karena kelompok uji dan kontrol tidak ditempatkan secara acak. Desain ini
digambarkan sebagai berikut

O1 X O2 (6)

O3 O4

Terdat dua jenis desain eksperimen


1. Desain Ekuivalen Utuh
Dimana keanggotaan kelompok eksperimen dan kontrol terbentuk secara
alami.Desain ini sangat berguna apabila jenis seleksi individu yang digunakan
menjadi reaktif

2. Desain Kelompok Eksperimen Yang Terpilih Sendiri


Lebih lemah karena sukarelawan direkrut untuk membentuk kelompok
eksperimen, sementara subjek yang bukan sukarelawan digunakan untuk kontrol.
Desain seperti ini akan lebih baik apabila subjek percaya bahwa minat mereka
untuk menjadi subjek dalam sebuah eksperimen katakanlah, program pelatihan
eksperimen.

Perbandingan hasil uji awal merupakan sebuah indikator dari tingkat ekuivalensi di
antara kelompok uji dan kontrol. Jika hasil uji awal berbeda secara signifikan,
terdapat sebuah pertanyaan mengenai apakah kedua kelompok tersebut dapat
diperbandingkan. Di pihak lain, jika observasi uji-awal sama diantara kedua
kelompok, terdapat lebih banyak alasan untuk mempercayai bahwa validitas
internal dari eksperimen adalah baik.
Desain Uji – Awal Uji – Akhir Sampel Terpisah

Desain ini paling dapat diterapkan apabila kita tidak dapat mengetahui kapan dan
kepada siapa menjalankan perlakuan tetapi kita dapat memutuskan kapan dan
siapa yang akan diukur. Desain dasarnya adalah

R O1 (X)
(7)
R X O2

Perlakuan dalam tanda kurung relevan terhadap tujuan studi tetapi tanda kurung
diperlihatkan untuk menyatakan bahwa pelaku eksperimen tidak dapat
mengendalikan perlakuan.
Jenis desain ini bukan merupakan desain yang kuat karena beberapa ancaman
terhadap validitas internal tidak tertangani dengan baik.Kekuatan desain ini terdapat
berasal dari sifatnya sebagai eksperimen lapangan dimana sampel biasanya diambil
dari populasi yang kita harapkan menjadi tempat untuk menggerneralisasi temuan
kita.

Desain Runut Waktu Kelompok


Desain ini memperkenalkan observasi berulang sebelum dan sesudah perlakuan dan
memungkinkan subjek- subjek beraksi dalam kendali mereka sendiri. Pendekatan Runut
Waktu juga merupakan cara yang baik untuk mengkaji kejadian – kejadian tak terencana
dalam sikap sesudah fakta (ex post facto).
Masalah validitas internal untuk desain ini adalah sejarah. Untuk mengurangi resiko ini,
kita mencatat faktor luar yang mungkin terjadi selama eksperimen dan berusaha
mengatur hasil – hasil untuk mencerminkan pengaruhnya.

Uji pemasaran
Uji pasar adalah eksperimen terkontrol yang dijalankan disebuah tempat pemasaran
yang dipilih dengan cermat untuk mengukur respon tempat pemasaran dan memprediksi
penjualan atau keunggulan sebuah produk.
Tujuan dari penelitian uji pasar adalah membantu manajer pemasaran
memperkenalkan produk atau layanan baru, menambah produk kejajaran yang sudah ada,
mengidentifikasi konsep yang berpotensi, atau meluncurkan ulang versi perbaikan dari
merek yang sudah terkenal.
1. Seleksi uji pasar
Salah satu manfaat utama dari sebuah eksperimen yang dilakukan dengan cermat
adalah validitas ekternal atau kemampuan melakukan generalisasi untuk waktu, lokasi, atau
orang-orang.
2. Jenis-jenis uji pasar
A. Uji pasar standar : merupakan uji tradisional terhadap sebuah variable bauran
produk dan atau pemasaran dalam geografis terbatas.
B. Uji pasar terkontrol : merujuk pada uji distribusi yang digerakan secara real time
dan dijalankan oleh penyedia riset khusus yang menjamin distribusi produk uji
C. Uji pasar elektronik : merupaakan system pengujian yang mengkombinasikan
layanan dsitribusi toko, panel pemindai konsumen, dan pengiriman media tingkat
rumah tangga dalam pasar yang didesain secara khusus.
D. Uji pasar tersimulasi : muncul dalam riset laboratorium yang didesain untuk
membuat simulasi lingkungan perbelanjaan tradisional menggunakan sampel yang
terdiri dari konsumen produk.
E. Uji pasar virtual : menggunakan simulasi computer dan perangkat keras lain untuk
meniru keterlibatan pengalaman berbelanja interaktif dalam lingkungan tiga
dimensi.
F. Uji pasar berbasis web : merupakan uji produk dengan menggunakan distribusi
online

Anda mungkin juga menyukai