S
Stock Market
Pada tahun 2008, krisis ekonomi terjadi di Amerika Serikat. Krisis ekonomi yang
terjadi di Amerika Serikat merupakan imbas dari kurangnya pengawasan terhadap
perusahaan-perusahaan yang dilakukan oleh Komisaris, Pemerintah dan Auditor.
Kurangnya pengawasan menyebabkan overvalued dari segala sisi, seperti credit ratings,
harga saham yang tidak mencerminkan nilai perusahaan dan lainnya.
Krisis ekonomi pada Amerika Serikat memiliki imbas yang pada ekonomi global
yang ikut merasakan dari krisis ini. Indonesia sendiri terkena imbas dari krisis ekonomi
ini walaupun tidak seberat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Krisis
ekonomi di Amerika Serikat tidak membuat para kapitalis untuk tetap melakukak
pekerjaannya yaitu mengeruk untung sebesar-besarnya.
Tidak berselang lama setelah krisis ekonomi AS terjadi, para bankir, eksekutif dan
para broker melakukan hal yang membuat para investor menerima kerugian besar.
Dengan cara melakukan penawaran terhadap perusahaan-perusahaan china. Pada saat
melakukan penawaran, para bankir dan eksekutif tidak menggunakan cara-cara normal
seperti melakukan rapat atau undangan terhadap investor secara formal. Mereka
mengundang para investor dengan cara mengadakan pesta besar-besaran dengan
mengundang band musik terkenal, pembicara yang terkenal seperti G. Bush, Purnawiran
Jenderal dan para petinggi lainnya. Hal ini dilakukan agar para investor percaya atas apa
yang ditawarkan oleh bank investasi.
SEC menerbitkan sebuah regulasi SOA (Sarbanest Oaxley-Act) pada tahun 2002,
regulasi ini diterbitkan untuk melindungi para Investor di AS. Salah satu isi dari SOA ini
adalah Perusahaan Auditor atau Auditor Firm harus melakukan audit secara independen,
intergritas, accountable dan trusthty untuk dapat memberikan informasi yang tepat dan
baik untuk para investor.