Oleh:
Kelompok 4
viii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................viii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum......................................................................................3
1.3. Manfaat......................................................................................................3
1.4. Waktu dan Tempat ....................................................................................4
iv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................24
4.1. Keadaan Umum.........................................................................................24
4.1.1. BMKG Kemaritiman........................................................................24
4.1.2...........................................................................................................Prakt
ikum Lapangan.................................................................................................25
4.2. Taman Alat BMKG....................................................................................26
4.2.1. Campbell stokes...............................................................................26
4.2.2. Open pan Evaporimeter...................................................................27
4.2.3. Sangkar Meteorologi........................................................................29
4.2.4. Anemometer.....................................................................................31
4.2.5. AWS (Authomatic Weather Station)................................................32
4.2.6. Penakar Hujan Tipe Hellman...........................................................34
4.3. Keawanan.................................................................................................36
4.3.1. Jenis Awan.......................................................................................36
4.3.2. Kelembaban.....................................................................................38
4.3.3. Temperatur Udara dan Temperatur Air............................................40
4.4. Angin.........................................................................................................43
4.4.1. Tekanan Udara ................................................................................43
4.4.2. Arah Angin.......................................................................................45
4.4.3. Kecepatan Angin..............................................................................46
4.4.4. Skala Beaufort..................................................................................48
4.5. Arus...........................................................................................................50
4.5.1. Arah Arus.........................................................................................51
4.5.2. Kecepatan Arus................................................................................53
4.5.3. Kedalaman Perairan.........................................................................55
4.6. Gelombang.................................................................................................57
4.6.1. Tinggi Gelombang...........................................................................58
4.6.2. Panjang Gelombang.........................................................................60
4.6.3. Periode Gelombang.........................................................................62
4.6.4. Cepat Rambat Gelombang...............................................................66
4.7. Pasang Surut..............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71
LAMPIRAN....................................................................................................74
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Praktikum.............................14
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 1. Campbell Stokes...............................................................................26
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
3. Lampiran 3. Dokumentasi.............................................................................76
viii
1
I. PENDAHULUAN
Laut Jawa adalah perairan dangkal dengan luas kira-kira 310.000 km2 di
Indonesia. Laut ini relatif muda, terbentuk pada Zaman Es terakhir (sekitar 12.000
tahun Sebelum Masehi) ketika dua sistem sungai bersatu. Di barat lautnya, Selat
memiliki wilayah laut yaitu pantai utara 13 kabupaten/kota dan pantai selatan 4
kabupaten/kota. Jawa Tengah memilik panjang garis pantai 791,76 km, yang
terdiri dari garis pantai utara sepanjang 289,07 km dan garis pantai selatan
sepanjang 502,69 km. Mempunyai potensi perikanan dan kelautan yang cukup
waktu mendatang berdasarkan data – data yang terekam sebelumnya. Pola cuaca
dan iklim yang tidak beraturan akan mengganggu sarana transportasi laut dan
udara. Frekuensi gangguan angin kencang / badai angin barat dan angin timur
yang silih berganti berpeluang mengganggu lalu lintas perhubungan laut dan
udara dan penyebarangan antar pulau. Beberapa kejadian kecelakaan yang dialami
(atmosfer), misalnya, suhu, udara, cuaca, angin dan berbagai sifat fisika dan kimia
2
berlangsung secara dinamis pada lapisan atmosfer bumi, dan lebih ditekankan
misal fluktuasi harian unsur-unsur iklim. Indonesia berada pada posisi di tengah
dunia dan dikenal sebagai negara tropis. Selama ini iklim yang terjadi di
Indonesia secara makro dapat dibedakan kedalam dua musin, yaitu kemarau dan
penghujan, tetapi dalam waktu akhir –akhir ini tidak dapat diprediksi saat kapan,
berkaitan dengan keadaan cuaca, arus dan gelombang yang terjadi di suatu
(fishing ground) dan waktu yang tepat. Berdasarkan adanya meteorologi laut
kegiatan penangkapan ikan akan berjalan sesuai dengan tujuan dan mendapatkan
lingkungan. Dengan mengetahui keadaan cuaca juga dapat membuat kita lebih
waspada terhadap perubahan cuaca yang extream yang mendadak karena telah
Laut dalam usaha menangkap ikan dan juga agar memperoleh hasil tangkapan
yang efektif dan efisien kita harus bisa mengenal hubungan antara cuaca, iklim,
gelombang, arus, dan angin dengan lautan. Perlunya ada praktikum Meteorologi
3
Laut karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui iklim pada suatu daerah
hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, dan kapan gelombang tinggi.
Perikanan.
1.3. Manfaat
periodik yang dapat digunakan untuk menaksir cuaca dan iklim; dan
Kemaritiman Semarang, Jawa Tengah dan pada hari Jumat-Minggu, tanggal 3-5
kegiatan yang akhir-akhir ini banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Hal ini
informasi yang cepat, lengkap dan akurat. Informasi cuaca laut didapatkan dari
maritim (laut). BMKG sebagai lembaga negara yang bertugas sebagai pengamat
cuaca melakukan prediksi cuaca melalui metode konvensional, baik itu metode
manusia. Unsur cuaca yang diamati akan dijadikan bahan untuk memprakirakan
cuaca pada waktu yang akan datang dan cuaca lampau sangat berguna untuk
Data cuaca juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi atau bahkan menghindari
resiko akibat buruk yang diakibatkan oleh cuaca itu sendiri. Instansi yang
Pelayaran, Dinas Pekerjaan Umum, serta sektor Pariwisata, dan juga masyarakat
dimana alat-ala pengukur unsur-unsur cuaca dan iklim ditempatkan. Taman alat
ini dibangun pada luasan tanah yang luas sehingga dapat menampung berbagai
alat pengukur tanpa menyebabkan gangguan satu sama lain dan berfungsi sebagai
kerja BMKG bisa diakses oleh masyarakat dengan mudah, misalnya untuk
Data yang diambil di taman alat yaitu data temperatur curah hujan, penguapan dan
dipenuhi, persyaratan tersebut antara lain yaitu areal tanah jauh dari lokasi pohon-
pohon dan gedung-gedung tinggi, areal tanah yang datar atau harus diratakan dan
ditumbuhi rumput-rumput pendek, areal yang digunakan untuk taman alat tersebut
diberi pagar (pagar yang kuat/ besi) setinggi satu meter untuk melindulingi alat
dari ganagguan binatang atau lainnya, dan ukuran luas taman alat jenis stasiun dan
jumlah alat yang dipasang didalamnya, misalnya untuk taman alat stasiun
taman alat stasiun meteorologi pertanian 40m x 20m dan ukuran stasiun
oseanografi dan dinamika perairan pantai termasuk, suhu air laut, gelombang laut,
arus laut permukaan. Salah satu fenomena meteorologi yang cukup unik namun
erat kaitannya dengan meteorologi maritim adalah korelasi curah hujan terhadap
kondisi arus laut serta suhu laut permukaan (Sea Surface Temperature - SST).
Oleh sebab itu, studi di perairan sekitar Pulau Kotok ini lebih difokuskan pada
pertumbuhan terumbu karang. Selain itu, studi ini juga mengulas tentang indikasi
letak serta bentuk garis pantai (Gordon dalam Lubis dan Yosi, 2012).
setiap hari oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal ini
Maritim dalam memberikan informasi cuaca dan tinggi gelombang laut dan upaya
variasi tinggi gelombang menjadi sangat penting bagi masyarakat pesisir sehingga
perairan jangka panjang atau iklim maritim, perlu dilakukan penelitian yang
mendalam tentang berbagai interaksi antara 3 atmosfer yang ada di laut dan
2.4. Keawanan
Awan terbagi atas 4 golongan, yaitu awan tinggi, awan menengah, awan
rendah, dan awan yang membumbung ke atas. Setiap golongan awan ini terbagi
lagi ke dalam beberapa jenis menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut
daerah dan jenis awan mempunyai arti yang berbeda. Adanya Cumulunimbus
dengan bentangan awan yang cukup luas pada suatu daerah dapat diasumsikan
sebagai indikasi keadaan cuaca buruk karena akan turun hujan lebat. Awan
Cirrus tidak membawa hujan, namun jika banyak terdapat awan Cirrus di
atmosfer merupakan tanda bahaya bahwa 24 jam ke depan akan terjadi perubahan
dikandung udara tergantung pada suhu udara, udara hangat mengandung uap air
lebih banyak daripada udara dingin. Uap air didalam atmosfer sangat beragam
boleh dikatakan dari nol sampai 4% didaerah tropika. Banyaknya uap air didalam
atmosfer ini berhubungan erat dengan suhu udara dan tersedianya air pada
permukaan bumi. Uap air hampir tidak ada pada ketinggian lebih dari 10-12 km di
9
atas permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh karena uap air didalam atmosfer
berasal dari evaportranspirasi dari permukaan bumi dan diangkat ke atas oleh
turbulensi yang paling efektif di bawah ketinggian 10 km. Uap air meninggalkan
pembentukan curahan lain. Uap air di dalam atmosfer mempunyai arti penting
dalam meteorologi Temperatur adalah salah satu efek dari radiasi matahari.
Temperatur air adalah keadaan suhu air, yang menyatakan tingkat panas dan
dinginnya air. Ketinggian pada saat udara mulai mengembun membentuk awan
2.5. Angin
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suaru daerah yang memiliki
tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini terjadi
horizontal maupun secara vertikal. Perubahan panas antara siang dan malam
merupakan gaya gesek utama sistem angin, karena beda suhu panas yang kuat
antara udara diatas darat dan laut atau udara diatas tanah yang tinggi dan tanah
Arah angin dinyatakan dengan arah dari mana datangnya angin, misalnya
angin barat yang artinya angin yang datang dari barat, angin tenggara yang artinya
10
angin yang datang dari tenggara dan sebagainya. Mekanik penentu arah angin ini
berupa sirip unutuk menunjukkan arah angin. Sirip ini berfungsi untuk memutar
sensor rotary econder untuk menunjukkan arah angin dengan arah datangnya
angin. Meskipun angin tidak dapat dilihat, namun dapat diketahui keberadaannya
melalui efek yang ditimbulkan pada benda yang mendapat hembusan angin
tersebut. Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal
yang dipengaruhi oleh gradien barometris letak tempat, tinggi tempat dan
keadaan topografi suatu tempat. Pengukuran kecepatan angin yang lebih baik
lapisan perbatas. Satuan kecepatan angin dalam meter per detik, kilometer per jam
atau knot. Berdasarkan pengertiannya, kecepatan angin tidak pasti atau selalu
berubah dalam setiap keadaan maka pengamatan yang dilakukan melalui skala
2.6. Arus
massa air mengalir yang disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas, atau
pergerakan gelombang panjang. Gerakan massa air laut tersebut timbul akibat
dipermukaan laut. Kecepatan arus merupakan jarak yang ditempuh suatu badan air
per satuan waktu. Kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman, dan
kelebaran dasarnya. Kecepatan arus sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan
pola drainase.
11
Menurut Arifin et al. (2012), pasang surut laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang surut dan arus yang dibangkitkan
pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi massa air di perairan pesisir.
Pengetahuan mengenai pasang surut dan pola sirkulasi arus pasang surut di
perairan pesisir dapat memberikan indikasi tentang pergerakan massa air serta
2.7. Gelombang
maupun gaya pengembalinya (restoring force) terdapat tiga jenis gelombang yaitu
gelombang akibat angin, gempa bumi (tsunami) dan akibat gaya tarik menarik
Energi gelombang air laut adalah salah satu jenis ocean renewable energy
(ORE) yang menjadi salah satu potensi kemaritiman dari Indonesia. Salah satu
media atau alat yang bisa digunakan untuk memetakan potensi energi gelombang
laut adalah menggunakan satelit Synthetic Aperture Radar (SAR). SAR adalah
salah satu jenis sensor penginderaan jauh yang sedang berkembang dimana dapat
memonitor dan memetakan tinggi gelombang air laut secara cepat dan efektif.
gelombang akan menjadi semakin besar apabila mendekati pantai karena faktor
batimetri dan beberapa faktor lain, selain itu mendapatkan nilai dominant
wavelength yang memenuhi syarat menjadi swell juga menjadi sebuah nilai
kebenaran dalam penelitian ini. Salah satu jenis ORE adalah energi gelombang
laut atau Ocean Wave Energy. pada Bulan Agustus merupakan bulan yang
lain karena pengaruh hembusan angin yang kuat, berdasarkan pola yang didapat
pada penelitian tentang energi gelombang laut secara global (Natzir et al., 2016 ).
Menurut Purwanti et al. (2011), pasang surut air laut merupakan suatu
fenomena pergerakan naik dan turunnya permukaan air laut. Peristiwa pasang
surut terjadi secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan
gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan
bulan Ketika kondisi air laut pasang, maka salinitas di daerah muara akan naik.
Hal ini disebabkan air di muara sungai bercampur dengan air laut. Begitu pula
ketika kondisi air laut surut, maka salinitas muara sungai akan menjadi rendah, hal
ini disebabkan air di muara sungai di dominasi oleh air tawar. Terjadinya pasang
13
surut air laut sangat berpengaruh terhadap kemelimpahan dan distribusi plankton
di muara sungai. Selain faktor pasang surut, berbagai aktivitas yang berlangsung
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Ketika kondisi air laut pasang, maka
salinitas di daerah muara akan naik. Sumberdaya laut yang biasa dimanfaatkan
oleh masyarakat Maluku adalah biota laut yang hidup di daerah pasang surut
(zone intertidal) antara lain berbagai ikan, udang, lobster, teripang, dan bia manis.
lingkungan laut akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan ekosistem laut,
sumberdaya laut. Pertumbuhan biota laut di daerah pasang surut sangat tinggi,
disebabkan karena daerah ini merupakan tempat hidup, tempat berlindung, dan
tempat mencari makan. Selain itu, kondisi lingkungan pada daerah ini sangat
menguntungkan bagi pertumbuhan biota laut karena adanya dukungan dari factor
fisika, kimia, dan biologis laut. Factor fisik-kimia laut meliputi salinitas, pH, arus,
3.1. Materi
tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Meteorologi Laut
No Nama Alat Ketelitian Fungsi
1. Psichrometer - Untuk mengukur kelembaban
2. Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi jenis
-
Awan awan
3. Binoculer - Untuk mengamati jenis awan
4. Kamera Digital Untuk mendokumentasi jenis
-
awan
Termometer Air Untuk mengukur suhu udara
5. -
Raksa dan suhu air
6. Anemometer Untuk mengukur kecepatan
-
angina
7. Slayer Untuk membantu menentukan
-
arah angin berhembus
8. Skala Beaufort Untuk menentukan skala
-
kecepatan angina
9. Barometer 0,1 mbar Untuk mengetahui tekanan
udara
10. Kompas Baring 1º Untuk membantu menentukan
arah arus
11. Meteran Jahit 1 Cm Untuk mengukur panjang
gelombang
12. Tonggak Berskala 1 Cm Untuk membantu pengukuran
gelombang
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
15
Lanjutan Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Meteorologi
Laut
No Nama Alat Ketelitian Fungsi
13. Line Transek Untuk menentukan stasiun
-
pengamatan
14. Stopwatch Untuk mecatat waktu
-
pengamatan
15. Aquades - Sebagai media untuk kalibrasi
16. Selang Bening - Untuk membantu dalam
pengamatan pasang surut
17. Senter - Untuk membantu pengamatan
pasang surut malam hari
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
3.2. Metode
secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini peneliti gunakan untuk data
tentang monografi, serta keadaan obyek yang diteliti. Observasi ini dilakukan
kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas yang
sukar diperoleh dengan metode lain. Dengan teknik observasi partisipan seperti
lebih dekat. Ada beberapa jenis teknik observasi yang bisa digunakan tergantung
partisipan, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-
16
kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diamati. Observasi non partisipan,
pada teknik ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam
baik berupa buku, ensklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain
peneliti dituntut untuk mengenal dan memahami organisasi dan tata kerja
perpustakaan. Hal ini adalah penting agar lebih mudah memperoleh dan
perpustakaan, biasanya ada dua macam yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
mengambil buku secara langsung. Peminjam dapat melihat nama buku, pengarang
dan identitas lainnya pada katalog yang disediakan. Sedangkan sistem terbuka,
peminjam dapat langsung mencari dan memilih buku atau sumber yang
bukan sesuatu yang aneh ketika kita berkunjung ke layanan masyarakat (seperti
kantor pemerintah, kantor polisi, rumah sakit, bank, dan kampus) menjumpai
3.2.2. Keawanan
a. Jenis Awan
Metode yang digunakan dalam pengamatan jenis awan dalam Praktikum
disediakan;
18
mengganggu);
3. Membaca skala yang tertera dalam Termometer; dan
4. Mencatat hasil pengamatan.
c. Temperatur Udara
Metode yang digunakan dalam pengamatan temperatur udara pada
temperatur udara;
2. Termometer jangan sampai terkena langsung radiasi sinar matahari;
3. Membiarkan 2 menit untuk penyesuaian;
4. Mencatat suhu yang tertera pada skala; dan
5. Menggambar grafik hasil pengukuran.
d. Temperatur Air Laut
Metode yang digunakan dalam pengamatan temperatur air laut pada
3.2.3. Angin
a. Arah Angin
Metode yang digunakan dalam pengamatan arah angin pada Praktikum
baring; dan
5. Mencatat hasil pengamatan.
b. kecepatan Angin
Metode yang digunakan dalam pengamatan kecepatan angin pada
3.2.4. Arus
a. Arah Arus
Metode yang digunakan dalam pengamatan arah arus pada Praktikum
100 m;
3. Menentukan titik awal (titik stasiun) pengamatan arus laut;
4. Menancapkan tonggak pada lokasi awal bola arus;
5. Menjatuhkan bola arus (jeruk) secara perlahan-lahan pada titik tersebut;
6. Membiarkan selama 2 menit untuk penyesuaian (pengamatan jangan
4.3.1 Gelombang
IV. PEMBAHASAN
merupakan suatu badan milik Negara yang bergerak dibidang pengamatan cuaca
yang terfokus pada daerah Jawa Tengah dan Sekitarnya. BMKG Kemaritiman ini
terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya yaitu Komplek Pelabuhan Tanjung Mas,
Jl. Yos Sudarso no.58. Secara astronomis BMKG Meteorologi Maritim Semarang
terletak pada koordinat 6°57'01.8" Lintang selatan dan 110°25'05.7" Bujur timur.
lebih berfokus ke dalam pengamatan dan prakiraan cuaca dan gelombang yang
berada di laut.
analisa, ruang pelayanan dan pengamatan alat di taman alat BMKG Kemaritiman
Ruang analisa merupakan ruangan yang bertugas untuk mengolah data atau
informasi yang berasal dari ruang observasi. Data yang sudah diolah selanjutnya
25
akan diinformasikan kepada nelayan atau masyarakan bila terjadi bencana atau
data yang sudah matang untuk ditampilkan di website sebagai informasi bagi
masyarakat. Taman alat merupakan sebuah taman yang didalamnya terdapat alat-
kapal- kapal nelayan dan kapal- kapal penumpang serta kapal barang. Perairan
lokasi kedua di sekitar BBPBAP (Balai Besar Pengembangan Budidaya Ikan Air
yang ada berkisar antara 90-180 cm hal tersebut akibat di perairan BBPBAP
lapisan dasar laut nya masih berupa karang yang mampu memecah gelombang,
Perairan BBPBAP juga dekat dengan muara sungai sehingga tidak jaang saat
hujan deras di hulu banyak sampah- sampah yang ikut terbawa arus sungai
dengan laut jawa di bagian barat, bagian utara berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kudus dan Pati sera berbatasan dengan Kabupaten Demak di selatan.
26
matahari ditentukan mulai dari matahari terbit hingga matahari tenggelam. Lama
cuaca. faktor yang mempengaruhi lama penyinaran matahari yaitu awan, kabut,
Campbell stokes terdiri dari bola cermin, kertas pias, penyangga yang
berupa besi melintang, tempat peletakan kertas pias, dan kaki penyangga. Bola
kemudian diteruskan ke kertas pias. Kertas pias berfungsi sebagai pencatat data
waktu dan lama penyinaran matahari, dengan cara sinar matahari yang
27
penyangga bola kaca dan pengatur pemfokusan bola kaca, dan kaki penyangga
sebagai penyangga seluruh bagian-bagian dari campbell stokes. Hal ini diperkuat
Prinsip alat ini adalah pembakaran pias, sedangkan panjang pias yang
terbakar dinyatakan dalam satuan jam. Dalam satu hari alat ini menggunakan
hanya satu kertas pias. kertas pias diletakkan pada titik api bola lensa
sedangkan hasil pembakaran pias akan terlihat seperti garis lurus di bawah
bola lensa. Kertas pias yang tidak terletak pada titik api lensa tidak akan
terbakar.
penguapan air. Alat ini bersifat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada
saat-saat tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri.
Open pen merekam penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang
terbentuknya uap air yang berasal dari zat cair dengan bantuan sinar matahari.
Proses penguapan yang terjadi didarat maupun di laut salah satunya dipengaruhi
membuat tinggi proses penguapan. akibatnya tingginya kadar uap air di udara
yang lama kelamaan akan membentuk awan dengan melalui proses kondensasi.
28
Open Pan terdiri dari beberapa bagian diantaranya yaitu panci bundar
besa, Hook Gauge, Still Well, termometer maksimum dan minimum, pondasi alas,
dan kertas pias. Panci bundar besar berfungsi untuk menampung jumlah air atau
sebagai wadah air. Hook Gauge berfungsi untuk mengukur perubahan tinggi
sehingga cara pembacaannya berlainan. Still Well merupakan bejana yang terbuat
dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki. Still
Well digunakan sebagai wadah bagi Hook Gauge. Temometer maksimum dan
minimum berfungsi untuk mengukur suhu maksimum dan minimum. Pondasi alas
berfungsi sebagai alas dari Open Pan Evaporimeter. Pengamatan pada Open Pan
Evaporimeter dilakukan setiap jam 00:00 UTC atau jam 07:00 WIB sampai
matahari tengelam. Menurut Rosdiyana (2014), proses perubahan fase air atau es
menjadi fase uap yang naik ke udara disebut dengan penguapan. Besarnya
penguapan tergantung pada suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, dan
29
Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti rumah
termometer bola basah. Semua alat ini dipasang didalam sangkar agar hasil
pengamatan dari tempat dan waktu yang berbeda dapar dibandingkan. Selain itu
alat dapat terlindungi dari radiasi matahari langsung (panas), hujan (dingin), dan
Sangkar metereologi dibuat dari kayu yang kuat agar tahan terhadap berbagai
perubahan cuaca. Sangkar di cat putih agar tidak banyak menyerap panas
matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas tanah dengan ketinggian 120 cm.
kaki sangkar dipasangi beton agar kuat walaupun tertiup angina kencang. Pada
dindig sangkar ini dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara
thermometer bola basah dan termometer bola kering dalam sangkar seimbang
dengan diluar sangkar. Pintu sangkar menghadap ke utara dan keselatan. Hal ini di
karenakan agar alat yang ada didalamnya tidah terkena radiasi matahari secara
langsung. Jika matahari ada di utara khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke
selatan yang buka, begitu juga sebaliknya. Peralatan yang terdapat dalam sangkar
meteorology terkena paparan sinar matahari maka akan terjadi eror dimana
matahari. Hal ini diperkuat oleh Prayogo dan Rochmawan (2014), yang
menyatakan bahwa sangkar meteorologi adalah tempat diletakanya alat – alat ukur
meteorologi yang harus terlindungi oleh hujan, angin, dan panas matahari. Terbuat
dari kayu yang dicat putih dengan dinding berventilasi ganda, sehingga
mengurangi penyerapan panas dari panas matahari atau hembusan angin langsung
ke alat pukur. Bentuk rumah ini berwarna putih dan berkisi-kisi dibuat
thermometer dan wet bulb thermometer saat pengukuran. Rata – rata persen error
yang tinggi ini dikarenakan ketika tanpa sangkar meteorologi berarti sensor
terkena langsung paparan sinar matahari sehingga yang dibaca oleh sensor bukan
31
temperatur udara kering namun temperatur matahari. Oleh karena itu, untuk
4.2.4. Anemometer
Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak
dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Angin bisa terjadi
daerah bertekanan rendah, seandainya bumi tidak tidak berputar, angin akan
bergerak dalam jalur lurus, tetapi karena bumi berputar, angin berbelok arah.
Anemometer merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur atau
menentukan arah dan kecepatan angin. Alat ini banyak digunakan dalam bidang
Gambar 4. Anemometer
(Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017)
32
Tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada anemometer akan
bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin meniup mangkok-
mangkok. Diketahui jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui
kecepatan angin. Menurut Jumini dan Holifah (2014), yang menyatakan bahwa
udara yang bergerak (angin) dengan kecepatan tertentu dapat diketahui besarnya
digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah Anemometer jenis cup counter
yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya. Prinsip kerja dari alat
pengukur kecepatan angin yang biasa digunakan, cukup sederhana yaitu cup yang
berjumlah tiga buah berputar pada suatu tiang yang dihubungkan dengan counter.
yang digunakan bukanlah alat sembarangan dan harus memiliki tingkat akurasi
yang tinggi. Namun manusia tidak bias lepas dari kesalahan, karena bisa saja
dengan Automatic weather station. Tujuan dari penggunaan alat ini adalah
desain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar
pengamatan menjadi lebih mudah. AWS dipasang 10 meter dari permukaan tanah.
Remote Terminal Unit (RTU), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian
Terminal Unit (RTU) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi
sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan dikirim ke unit
bahwa pada penelitian tentang Automatic Weather Station (AWS) telah dilakukan
kelembapan udara, arah dan kecepatan angin, energi surya, serta jumlah curah
komunikasi RS-323.
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun ke permukaan tanah
(per satuan luas) disebut dengan penakar hujan. Penakar hujan biasa
menggunakan metode manual untuk menghitung curah hujan pada waktu harian.
Pengamatan untuk mengetahui jumlah curah hujan dilakukan tiap 3 jam sekali dan
dimulai pada pukul 07.00 WIB. Bagian-bagian dari penakar hujan ini mulut
penakar, corong sempit, tabung penampung air hujan dan kran air. Mengetahui
curah hujan menggunakan gelas ukur yang berukuran (mm). Kekurangan dari alat
ini adalah tidak dapat mengetahui jumlah curah hujan yang sangat kecil dan tidak
Alat penakar hujan biasa adalah alat pengukur hujan yang terdiri dari
corong dan botol penampung yang berada di dalam suatu tabung silinder. Air
hujan yang jatuh pada corong akan tertampung di dalam tabung silinder.
Pengukuran dilakukan setiap hari. Biasanya pembacaan pada pagi hari, Dengan
alat ini tidak dapat diketahui kederasan hujan (intensitas hujan), durasi hujan
dan kapan terjadinya. Membuka kran air untuk mengambil airnya, kemudian
menggunakan gelas ukur untuk mengetahui jumlah curah hujannya. Hal ini
diperkuat oleh Permana et al. (2015), penakar hujan tipe Observasi prinsip
kerjanya yaitu menampung air hujan pada sebuah penampungan air dan terdapat
kran yang berfungsi untuk mengeluarkan air hujan yang tertampung pada
penampungan air tersebut. Setiap jam pengukuran yaitu pukul 07.00 (GMT 00.00)
petugas menakar air hujan yang telah tertampung pada gelas ukur yang memiliki
satuan mm, sehingga didapatkan nilai curah hujan pada hari tersebut.
4.3. Keawanan
terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini
meluap menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Apabila awan telah terbentuk,
titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi
Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan
turunlah hujan.
36
Awan yang biasa kita lihat ternyata dibagi menjadi beberapa klasifikasi
menjadi tiga bagian yaitu, awan tinggi, awan sedang dan awan rendah. Awan
tinggi memiliki ketinggian berada pada jarak lebih dari 6 km atau 6000 m,
sedangkan pada awan rendah berada pada ketinggian antara 2-5 km dan awan
diperoleh hasil jenis-jenis awan pada pukul 08.00 yaitu jenis awan Cirrus yang
merupakan awan yang tampak tersusun dari serat lembut dan halus berwarna putih
mengkilap bagaikan sutera. Lalu pada pukul 09.00 terdapat jenis awan Cumulus
yang merupakan awan yang umumnya mampat dan berbentuk gumpalan yang
menjulang. Pada pukul 10.00, 12.00, 13.00 terbentuk awan Altostratus yang
37
berupa awan lembaran dan berwarna abu – abu atau kebiru biruan. Pada pukul
14.00 terbentuk awan Altocumulus yang berupa gumpalan bulat. Pada pukul 15.00
terbentuk awan Stratus yang berupa awan yang tipis seperti kabut yang berlapis
lapis. Pada pukul 16.00 terbentuk awan Stratocumulus yang berupa awan
terang dan pengamatan dilakukan pada saat tengah hari. Terjadi adanya tanda –
tanda badai yaitu udara lembab dan ringan yang tadi bergerak keatas, tahap ini
adalah awal pembentukan awan badai yang dusebut tahap cumulus (terbentuknya
awan cumulus). Pada ketinggian tertentu uap air mulai terkondensasi menjadi
butir-butir air halus membentuk awan hitam. Pada umumnya, kemungkinan ada
hujan lebih besar kalau awan tinggi yang terpisah menjadi tambah tebal,
bertambah jumlahnya dan dasar awan menjadi lebih rendah. Awan dalam
pengamatan tiap jam berbeda karena awan mengalami pertumbuhan. Hal ini
muatan listrik sehingga menimbulkan medan listrik. Awan adalah kumpulan butir-
butir air atau butir es yang mengapung di udara. Pengamatan awan secara visual
adalah cara yang praktis yang dilakukan orang sejak awal. Pengamatan dengan
cara ini masih dilakukan sampai sekarang. Dengan cara visual ini diperoleh
nama dan kelompok menurut jenisnya. Orang yang pertama kali memperkenalkan
nama-nama awan adalah Lamark dan Luke Howard pada tahun 1802-1803. Awan
38
dapat terbentuk jika suatu daerah terdapat udara yang lembab, terjadi pergerakan
4.3.2. Kelembaban
Kelembaban adalah nilai jumlah kandungan uap air yang berada didalam 1
persen (%). Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada praktikum
adalah psikometer yang memiliki skala basah dan kering. Nilai kelembapan akan
berpengaruh pada keadaan awan yang terbentuk karena penguapan air dimana
kelembapan didapatkan hasil yang berbeda- beda setiap jam nya, pukul 08.00
Kelembaban dari pukul 08.00 terus meningkat tiap jamnya hingga didapatkan
nilai kelembapan tertinggi pada pukul 12.00 WIB dan 13.00 yaitu sebesar 92%
udara atau atmosfer akibat adana proses penguapan air dibumi oleh cahaya
matahari. Hal ini diperkuat oleh Swarinoto dan Sugiono (2009), kelembaban
udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau atmosfer.
Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena adanya
penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun dari air tanah.
Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu penguapan dari tumbuh-
faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara,
dan angin. Berbagai ukuran dapat digunakan untuk menyatakan nilai kelembaban
udara. Salah satunya adalah kelembapan udara relatif (nisbi). Kelembaban udara
nisbi memiliki pengertian sebagai nilai perbandingan antara tekanan uap air yang
ada pada saat pengukuran (e) dengan nilai. Tekanan uap air maksimum yang dapat
banyak faktor yang dipengaruhi oleh suhu perairan. Suhu udara diperlukan awan
matahari maka suhu akan semakin meningkat. Perbedaan antara suhu udara dan
suhu air sangatlah terasa karena suhu air biasanya lebih tinggi atau hangat
40
dibanding suhu udara. Suhu udara juga dapat dipengaruhi keadaan lingkungan
2. 09.00 23 23 23 23 23 22 24 23 23 24 23,1
3. 10.00 25 29 29 28 31 32 29 28 28 28 28,7
4. 12.00 30 28 26 27 27 26 27 29 27 27 27,4
5. 13.00 28 27 29 27 27 26 28 27 28 27 27,4
6. 14.00 27 27 28 28 28 28 28 29 28 28 27,9
7. 15.00 28 27 28 28 27 28 27 27 28 28 27,6
8. 16.00 26 26 28 28 28 29 29 28 28 28 27,8
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
6 14.00 31 30 29 29 30 30 30 30 29 29 29,7
7. 15.00 29 29 30 30 29 30 30 29 30 29 29,5
16.00 29 28 30 29 30 30 29 30 29 29 29,3
Dari hasil di atas temperatur udara rata-rata pada pukul 08.00 - 16.00
secara berturut-turut adalah 27,8; 23,1; 28,7; 27,4; 27,4; 27,9; 27,6; 27,8; dan
temperatur air rata-rata pada pukul 08.00 – 16.00 berturut-turut adalah 24,3; 23,2;
30; 25,8; 28,9; 29,7; 29,5; 29,3;. Suhu tertinggi pada temperatur air adalah 30
yang terjadi pada pukul 10.00 WIB dan suhu terendahnya pada pukul 09.00 WIB
yaitu 23,2 sedangkan pada Temperatur udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00
WIB dengan temperatur 28,7 dan temperatur terendah terjadi pada pukul 09.00
WIB dengan temperatur 23,1. Perbedaan penggunaan termometer untuk udara dan
yang berwujud gelombang pendek. Pemanasan udara secara tidak langsung terjadi
pnyinaran matahari. Hal ini diperkuat oleh Hakim et al. (2012), suhu udara
adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Lazimnya pengukuran
suhu dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Suhu di muka
bumi tidaklah sama di berbagai tempat.Perlu diketahui bahwa suhu udara antara
42
daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Untuk mengetahui suhu rata-rata
x = To – 0,6xh
100
Keterangan:
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim seperti yang sering terjadi
Indonesia adalah:
1. Dalam waktu 24 jam, atau antara siang dan malam, dengan suhu tertinggi
biasanya terdapat antara pukul 14-15, dan suhu terendah pukul 06-07 pagi.
2. Menurut ketinggian tempat, setiap naik 100 meter suhu turun 0,50 ºC.
Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada
suhu tertinggi yang sangat besar, seperti misalnya di Siberia dan Mongolia
4.4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Atau dapat dijabarkan bahwa angin
adalah massa udara yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah
dengan istilah angin. Anemometer mangkok adalah alat yang digunakan untuk
kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det = 1,854
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-
ubah, semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka semakin rendah
tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena semakin berkurang udara yang
menekan. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
mekanik dan termal. Perubahan tekanan permukaan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberadaan awan selain unsur uap air.
2 09.00 753
3 10.00 753
4 11.00 -
5 12.00 753
6 13.00 753
7 14.00 753
8 15.00 753
44
9 16.00 753
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
tekanan udara diperoleh hasil bahwa nilai tekanan udara mulai pukul 08.00
sampai pukul 16.00 dinyatakan relatif konstan yaitu 753 mbar, namun pada
sedang terjadi hujan. Hasil pengukuran Tekanan udara yang diamati saat
praktikum relatif konstan, dikarenakan alat ukur yang digunakan saat pengukuran
yaitu barometer diletakkan di satu tempat yang sama setiap jam nya sehingga
udara yang akan mengendalikan angin dan angin langsung yang akan
mengendalikan suhu, curah hujan dan penguapan yang cukup berperan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini diperkuat oleh Fadholi (2013), yang menyatakan
bahwa pada umumnya makin tinggi suatu ketinggian dari permukaan laut, tekanan
udaranya semakin berkurang, karena jumlah molekul dan atom yang ada diatasnya
berkurang.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan. Arah
angin adalah penunjuk pergerakan angin, darimana angin tersebut bertiup dan
45
dinyatakan dengan sudut kompas. Alat yang digunakan untuk mengetahui arah
angin adalah menggunakan slayer dan kompas baring. Angin selalu bertiup dari
tempat yang memiliki tekanan udara tinggi ke tempat yang memiliki tekanan
udara rendah.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat hasil yaitu pada
pukul 08.00 yaitu 230˚, pada pukul 09.00 yaitu 231˚, pada pukul 10.00 yaitu 230˚
arah angin pada ketiga jam tersebut yaitu barat laut. Pada pukul 11.00 tidak
dilakukan pengukuran, pukul 12.00 yaitu 290˚ arah anginya dari barat, pada pukul
13.00 yaitu 0˚ tidak ada angin, pada pukul 14.00 yaitu 320˚arah angin dari barat
laut, pada pukul 15.00 yaitu 355˚ dengan arah angin dari utara barat laut, dan pada
pengukuran yang terakhir pada pukul 16.00 yaitu 0˚. Pada pukul 13.00 dan 16.00
angin, kesimpulan yang didapatkan dari parameter Arah Angin bahwa mayoritas
arah angin menyatakan bahwa arah angin pada setiap jam belum tentu sama,
karena tergantung darimana angin tersebut datang. Arah angin dapat diketahui
dengan 16 titik pada kompas. Hal ini diperkuat oleh Wijayanti et al., (2015) yang
atau biasa disebut dengan jarak tempuh angina tau pergerakan udara persatuan
waktu. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s),
kilometer per jam (km/jam) atau mil per jam atau biasa disebut dengan knot.
semakin tinggi dari permukaan maka gerakan angin makin cepat. Kecepatan angin
antara asal dan tujuan angin merupakan factor yang menentukan kecepatan angin.
Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi
dengan ketingian tertentu, oleh karena itu kecepatan angin dipengaruhi oleh
7 14.00 13,3
8 15.00 10,8
9 16.00 12,6
Sumber: Praktikun Meteorologi Laut, 2017.
8,8 knot. Kecepatan angin pukul 09.00 adalah 13,8 knot. Kecepatan angin pukul
10.00 adalah 11,4 knot . Kecepatan angin pukul 11.00 tidak di ukur karena cuaca
sedang hujan dan keecepatan angin pukul 12.00 sampai 16.00 adalah 0,2 knot,
4,5 knot, 13,3 knot, 10,8 knot dan 12,6 knot. Awal pengamatan kecepatan angin
pada daerah pengamatan cukup rendah lalu mengalami kenaikan pada pukul 09.00
yaitu 3,8 knot, dan mengalami penurunan hingga 11,4 knot, dan terus mengalami
penurunan hingga mencapai 0,2 knot setelah terjadi hujan deras. Setelah itu
mengalami kenaikan kembali menjadi 4,5 knot pada pukul 13.00 13,3 knot pada
pukul 14.00 10,8 knot pada pukul 15,00 dan 12,6 knot pada pukul 16.00
tekanan dimana gradient tekanan terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara
horizontal. Gaya gradient tekanan ini yang menyebabkan gerakan udara dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Semakin curam gradient tekanan maka angin
semakin cepat dan semakin lemah gradient tekanan maka angin pun akan lemah.
Angin dinamakan dari mana angin itu dating apabila angin datang dari barat maka
disebut angin barat. Hal ini di perkuat oleh Setiawan (2009), yang menyatakan
kecepatan perubahan tekanan. Jika gradient tekanan curam maka angin cepat dan
bila jika gradient tekanan lemah maka angin juga lemah. Angin selalu dinamakan
Skala beaufort digunakan untuk pengamatan kondisi di darat atau di laut. Skala ini
ditemukan oleh Francis Beaufort pada tahun 1805. Skala Beaufort menggunakan
angka dan simbol. Semakin besar angka skala Beaufort, maka semakin kencang
angin berhembus dan bahkan bisa semakin merusak. Skala Beaufort dimulai dari
angka 1 untuk embusan angin yang paling tenang sampai angka 12 untuk
kecepatan anginnya.
pada tabel 9.
skala Beaufort didapatkan hasil pada awal pengamatan pukul 08.00 WIB, dan
pukul 12.00 WIB hingga 14.00 WIB skala Beauford 1-3 (Angin Lemah) dengan
ciri - ciri keadaan di darat yaitu angin terasa di wajah, daun-daun berdesir, kincir
angin bergerak oleh angin dan keadaan dilaut. Pengamatan pada pukul 08.00 WIB
49
, pukul 09.00 WIB, pukul 15.00 WIB dan pukul 16.00 WIB skala Beaufort sama
yaitu 4 (Angin sedang) dengan ciri – ciri keadaan di darat mengangkat debu dan
menerbangkan kertas, cabang pohon kecil bergerak dan keadaan dilaut yaitu
Hasil pengamatan skala Beaufort menunjukkan nilai skala 1-3 dan 4 yang
perbedaan keadaan topografi dan ketinggian pada suatu wilayah. Hal ini diperkuat
oleh Wijayanti et al. (2011), yang menyatakan kecepatan angin adalah kecepatan
udara yang bergerak secara horizontal yang dipengaruhi oleh gradien barometris
pengukuran kecepatan angin yang lebih baik memang dilakukan pada ketinggian
angin dalam meter per detik, kilometer per jam atau knot (1 m/s = 1,9438 knot =
3,6 km/jam). Berdasarkan pengertiannya kecepatan angin tidak pasti atau selalu
berubah-ubah dalam setiap keadaan maka yang harus dilakukan adalah melakukan
Beaufort.
4.5. Arus
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal
sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi
di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air
50
gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus
ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling. Arus yang
terjadi karena perbedaan topografi muka air laut, contohnya arus kompensasi atau
arus balik atau arus sungsang yang terdapat di daerah ekuator. Faktor-faktor
lebih padat dan bersalinitas tinggi akan turun dan mengalir ke bagian bawah
disebut arus bawah, sedangkan air yang kurang padat dan bersalinitas rendah akan
massa air karena salinitas rendah atau suhu yang tinggi akan membawa nutrien ke
menuju arah tertentu. Arah arus biasnya dipengaruhi oleh arah angin, tekanan
masa air, dan gaya corriolis. Gaya coriolis merupakan gaya semu yang
disebabkan oleh rotasi bumi yang seolah-olah membelokan arah angin. Gaya
corriolis memengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan arah
mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yang menyebabkan timbulnya
dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan. Selain itu arah arus juga
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, apabila kondisi cuaca sedang atau akan
51
mengalami hujan maka arah arus di perairan tersebut akan mengalami perbedaan
yang signifikan berdasarkan titik lokasi di perairan tersebut. Hal itu dikarenakan
pada saat hujan akan terjadinya pertemuan angin, dimana angin merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi arah arus. Banyaknya pertemuan angin di suatu
perairan akan mengakibatkan banyaknya perbedaan arah arus dalam satu lokasi.
Hasil pengamatan Arah arus pada praktikum Meteorologi Laut tersaji pada
tabel 10.
2. 09.00 290º 285º 290º 285º 300º 330º 310º 300º 300º 300º
B B B B BBL BL BBL BBL BBL BBL
3. 10.00 350º 320º 350º 280º 10º 20º 10º 30º 355º 0º
UBL BL UBL B U U U U UBL U
4. 11.00
- - - - - - - - - -
5. 12.00 335º 285º 335º 350º 330º 300º 320º 340º 325º 310º
BL B BL UBL BL BBL BL UBL BL BBL
6. 13.00 325º 330º 325º 330º 280º 350º 330º 345º 325º 310º
BL BL BL BL B UBL BL UBL BL BBL
7. 14.00 310º 140º 310º 165º 145º 195º 205º 210º 255º 240º
BBL TG BBL SM TG S SBD SBD BBD UBL
8. 15.00 255º 200º 255º 215º 195º 215º 200º 190º 150º 160º
BD S BD SBD S SBD S S TG SM
52
9. 16.00 180º 165º 180º 165º 180º 150º 170º 180º 150º 160º
SM SM SM SM SM TG S SM TG SM
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
Berdasarkan tabel 10. diatas menunjukan bahwa arah arus dari jam 08:00
sampai jam 16:00 menunjukan perbedaan yang cukup besar. Arah arus yang telah
diukur berasal 12 arah yaitu Barat (B), Utara Barat Laut (UBL), Barat Barat Laut
(BBL), Barat Daya (BD), Selatan Tenggara (ST), Selatan Menenggara (SM),
Tenggara (TG), Selata (S), Selatan Menenggara (SM), Barat Barat Daya (BBD),
Selatan Barat Daya (SBD),dan Barat Laut (BL) dengan arah arus yang dominan
berasal dari arah Barat Barat Laut (BBL). Arah arus pada jam 11:00 bernilai 0
dikarenakan pada jam 11:00 sampai jam 12:00 terjadi hujan yang cukup deras,
sehingga pengukuran terpaksa harus dihentikan. Perbedaan arah arus antar stasiun
rata-rata mempunyai perbedaan yang tidak terlalu besar, tetapi pada jam 10:00
arah arus mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Hal tersebut mungkin
dikarenakan akan terjadinya hujan. Secara umum arah arus sangat dipengaruhi
oleh arah angin, arah angin yang terjadi pada saat akan terjadinya turun hujan
signifikan.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran dan pengamatan arah arus yaitu
bahwa arah angin yang didapatkan pada saat pengukuran meunjukan bahwa rata-
rata arah arus dari jam 08:00 sampai jam 13:00 menunjukan arah arus lebih
cenderung berasal dari barat laut, sedangakan arah arus pada jam 14:00 sampai
dengan jam 16:00 arah arus cenderung berasal dari barat daya. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa arah arus berasal dari barat. Sedangkan arah arus sendiri
53
diantaranya dipengaruhi oleh arah angin. arah arus tersebut menunjukan bahwa
arah angin yang terjadi pada saat pengukuran merupakan jenis angin muson barat
atau angin musim barat yang biasanya terjadi pada bulan November sampai
dengan bulan Februari. Hal ini diperkuat oleh Gaol dan Sadhotomo (2007), bahwa
Proses percampuran massa air selama 1 tahun berdasarkan pada pola distribusi
salinitas di Laut Jawa pada Bulan Januari sampai dengan Mei pada saat periode
angin muson barat laut, pola garis isohaline menunjukkan bahwa massa air
bergerak dari barat menuju ke timur. Selama periode ini Laut Jawa dominan diisi
Kecepatan arus akan berbeda secara vertical. Kecepatan arus terbagi menjadi 3
kolom perairan, dan kecepatan arus dasar perairan, dimana kecepatan arus
permukaan perairan kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kecepatan angin. Hal
tersebut juga dikarenakan perbedaan tekanan masa air, dimana tekanan masa air di
3. 10.00 0,05 0 0,02 0,03 0,05 0,06 0,12 0,07 0,03 0,17 0,06
4. 11.00 - - - - - - - - - - -
5. 12.00 0,05 0,02 0,03 0,05 0,03 0,07 0,06 0,04 0,03 0,04 0,04
6. 13.00 0,03 0,02 0,02 0,03 0,01 0,03 0,02 0,05 0,03 0,04 0,03
7. 14.00 0,05 0,01 0,02 0,05 0,02 0,05 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03
Sumber: Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
Berdasarkan Tabel 11. diatas kecepatan arus tertinggi terjadi pada jam
08:00 sampai dengan jam jam 12:00, dan untuk puncaknya sendiri terjadi pada
jam 08:00. Hal tersebut dikarenakan pada jam 08:00 air laut mengalami pasang,
terendahnya terjadi pada jam 11:00 yang menunjukan nilai 0 m/s dan kepatan
tertinggi trjadi pada pukul 13.00 hinga pukul 15.00 yang menunjukan nilai 0,03
m/s. Hal tersebut dikarenakan pada jam tersebut terjadi hujan yang cukup deras
jam 12:00 sampai dengan jam 16:00 kecepatan arus menurun seiring berjalanya
waktu. Hal tersebut mungkin dikarenakan kedalaman air laut pada waktu tersebut
kecepatan arus dari jam 08:00 sampai dengan jam 16:00 mengalami penurunan.
Hal tersebut dimungkinkan karena pada jam 08:00 sampai dengan jam 16:00
angin, rotasi bumi, dan perbedaan tekanan masa air. Kedalaman sangat
arus pun semakin cepat. Hal tersebut dikarenkan semakin dalam suatu perairan
maka perbedaan tekanan masa air semakin tinggi, yang mengakibatkan kecepatan
arus juga semakin tinggi. Menurut Yuningsih dan masduki (2011), bahwa
kecepatan arus di Selat Larantuka relatif besar, yaitu pada kedalaman 3 meter
m/s. Kecepatan arus pada saat pasang lebih besar dari pada kecepatan arus pada
volume air saat pasang lebih besar daripada pergerakkan volume air saat surut.
kedalaman. Temperatur air juga berpengaruh pada hal tersebut. Semakin tinggi
nilai dari suatu kedalaman maka suhunya semakin rendah. Selain itu, juga
dasar perairan berubah- ubah. Pukul 08.00 kedalaman peraian dalam. Ketika
pukul 09.00 hingga pukul 10.00 suatu dasar perairan sudah mulai surut. Ketika
menjelang sore Pukul 15.00 hingga pukul 16.00 kedalaman perairan mulai
tinggi. Kedalaman suatu perairan, salah satunya yaitu substrat dasar perairan yang
perairan.
tertinggi tejadi di jam 09.00 yaitu 235,1 cm dan kedalaman terendah terjadi pada
jam 12.00 yaitu 89,8 cm, pada awal pengukuran yaitu jam 8 sampai jam 11.00
kedalaman tinggi akibat adanya pasang air laut dan pada jam 12.00 kedalaman
rendah akibat pngukuran dilakuan stelah badai dan pada jam 16.00 akedalama
mulai tinggi lagi akibat diperkirakan akan trjadinya pasang lagi. Hal ini diperkuat
57
oleh Aziz (2007), kedalaman yang cukup besar antara 500 - 2000 m, kecepatan
arus yang ditimbulkan angin ini menjadi nol. Kedalaman dimana kecepatan arus
sama dengan nol disebut kedalaman tanpa gerakan atau kedalaman Ekman.
Perairan yang densitasnya rendah (hangat) mempunyai permukaan laut yang lebih
tinggi daripada perairan yang densitasnya tinggi (dingin) akibatnya terdapat slope
4.6. Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita
sebut sebagai gelombang. Partikel air berada dalam satu tempat, bergerak di suatu
lingkaran, naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke sisi
yang mengapung di air pindah ke pola yang sama, naik turun di suatu lingkaran
yang lambat, yang dibawa oleh pergerakan air. Di bawah permukaan, gerakan
berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil
meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke sisi yang disebut “surge
gelombang ada bermacam- macam, salah satunya yaitu absolut. Lautan terbuka
58
panjang. Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini
terutama ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air
dan menghasilkan energi gelombang dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan
cenderung tidak menentu dan tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode
dan tinggi dimana gelombang dibentuk, gelombang jenis ini disebut “Sea”.
Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal gelombang
dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk
kilometer sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut “Swell”.
waktu terjadi perbedaan fluktuasi, dimana nilai tertinggi terdapat pada sore hari
pukul 16.00 WIB pada titik ketiga sebesar 16 cm, sedangkan nilai terendah berada
pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB sebesar 2 cm. Kisaran rata-rata
59
tinggi gelombang berada pada 2-3 cm. Semakin tinggi gelombang, maka akan
semakin besar cepat rambatnya, dan semakin berbahaya pula untuk dilakukan
pelayaran. Namun, tinggi gelombang yang diamati masih tergolong aman dan
normal. Tinggi gelombang dipengaruhi oleh fetch. Fetch adalah jarak tempuh
banyak variasi tinggi gelombang yang dapat dijadikan sebagai acan dalam
dipengaruhi oleh gaya gavitasi bulan bumi, danmatahari seingga tinggi gelombang
tiap blan akan berbeda-beda. Hal ini dipekuat oleh Kurniawan (2011), kajian
perairan di sebelah utara yang meliputi perairan Natuna, Selat Karimata, Laut
Sulawesi, Laut Maluku serta perairan sekitar utara Papua. rata-rata tinggi
gelombang di wilayah yang berbatasan dengan laut lepas baik Samudera Hindia,
Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan, mempunyai rata-rata tinggi gelombang
yang relatif lebih tinggi dibanding dengan daerah lain. Untuk daerah Laut Jawa,
Laut Timor, Banda, Arafuru, Seram dan wilayah perairan antar pulau lainnya
Sedangkan untuk daerah antar pulau yang memiliki tinggi gelombang relatif besar
60
yaitu perairan sekitar Bangka dan Belitung di perairan Selat Karimata dengan
sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).
puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjang
panjang gelombang dengan waktu terjadi perubahan fluktuasi, dimana pada sore
hari, pukul 10.00 WIB adalah titik terendah dengan nilai panjang gelombang 10
cm, sedangkan pada sore hari pukul 16.00 WIB adalah gelombang terpanjang
61
yaitu sebesar 90 cm. Kisaran panjang gelombang antara 28-90 cm. Faktor yang
dan jarak tempuh angin. Gelombang yang memiliki nilai panjang gelombang
makin dalam suatu perairan laut maka nilai panjang gelombang yang dihasilkan
makin rendah, kemiingan yang dihasilkan oleh panjang gelombang saat telah
mencapai titik maksimal akamn pecah dan merayap lurus kearah pantai. Hal ini
merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan bentuk karena
gelombang setelah pecah berbeda dengan sebelum pecah. Gelombang yang telah
dan juga melakukan dalam satu kali getaran. Periode gelombang dilambangkan
Meteorologi Laut terjadi fluktuasi, dimana nilai terendah pada pukul 10.00 WIB
yakni 0,94 m/s terdapat di line kedua, sedangkan nilai tertinggi pada pukul 12.00
WIB yakni 3 m/s terdapat di line ketiga. Rata- rata mencapai nilai sedang yaitu
pada pukul 12.00. Perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh waktu. Perbandingan
dikatakan bahwa keadaan perairan normal. Periode dipengaruhi oleh faktor angin
Periode yang dihasilkan oleh gelombang adalah waktu yang ditempuh oleh
Hal ini diperkuat oleh Loupatty (2013), yang menyatakan bahwa gelombang laut
merupakan gejala alam yang menimbulkan ayunan tinggi dan rendahnya massa air
yang bergerak tanpa hentinya pada lapisan permukaan maupun lapisan bawah
permukaan laut. Jika gelombang menjalar dari tempat yang dalam menuju ke
63
tempat yang makin lama makin dangkal. T adalah periode ombak (detik), g adalah
percepatan gravitasi yang nilainya 9,81 m/s2 dan L adalah panjang gelombang.
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu
sekon. Cepat rambat disimpulkan dengan (V). Cepat rambat gelombang yaitu
tergantung pada medium yang dilaluinya. Apabila cepat rambat pada tali maka
dipengaruhi oleh tegangan tali dan massa per satuan panjang tali. Cepat rambat
gelombang juga dapat diartikan sebaga jarak yang di tempuh gelombbanng dalam
waktu 1 sekon. Cepat rambat gelombang berbanding terbalik denga periode. Pada
hakikatnya geombang yang terbentuk oleh hembusan angin akan merambat lebih
jauh dari daeerah yang dapat menimbulkan angin tersebut. Geelombag besar yang
datang bisa berasal dari kiriman badai yang terjadi. Cepat rambat gombang
rambat gelomang yaitu panjang dan tinggi gelombang. Semakin panjang jarak
semakin besar. Angin yang lbih kuat dan kencang aka mennghasilkan glombang
yang besar.
7. 14.00 49,41
8. 15.00 47,05
9. 16.00 50,66
dapat diketahui bahwa terjadi perubahan fluktuasi dari hasil yang didapat.
Pengukuran cepat rambat diperoleh nilai tertinggi pada pukul 10.00 wib yang
mempunyai nilai sebesar 225 m/s. Nilai terendah pada cepat rambat adalah pada
pukul 08.00 mempunyai nilai sebesar 21,3 m/s. Hal ini terjadi akibat adanya
dipengaui oleh beberapa faktor pembangkit antara lain: angin, gaya tarik menarik
bumi, bulan dan matahari. Hal ini diperkuat oleh Kurniawan (2011) yang
menyatakan bahwa gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut
dengan arah tegak lurus pemukaan air laut yang membentuk kurva/grafik
sinusoidal. Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang bekerja
terutama berasal dari angin, dari gaya tarik menarik bumi - bulan - matahari atau
yang disebut dengan gelombang pasang surut dan gempa bumi. Gelombang laut
gelombang laut tentu sangat diperlukan. Gelombang laut adalah pergerakan naik
65
dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus pemukaan air laut yang membentuk
grafik sinusoidal.
disebabkan oleh gaya tarik bumi terhadap benda-benda langit, benda langit yang
paling besar pengaruhnya adalah matahari dan bulan, gelombang pasut lebih
mudah diprediksi karena terjadi secara periodik. Fakto non astronnomi yang
mempegaruhi pasang surut trutama di perrraian semi tertutup seperti teluk adalah
bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Tipe pasang surut ditentukan
oleh frekuensi air pasang deeengan surut setiiap hariya. Hal ini disebabkan karena
perbedaan respon setiap lokasi terhadap pembangkit pasang surut. Jika suatu
perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari maka
kawasan tersebut dikatakan bertipe pasag surut harian tunggal, namun jika terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut diamakan pasang surut harian ganda.
Meteorologi Laut pada materi Pasang Surut tersaji dalam tabel 17.
7. 23.00 142
8. 24.00 141
9. 01.00 147
10. 02.00 153
11 03.00 160
12. 04.00 166
13. 05.00 170
14. 06.00 172
15. 07.00 167
16. 08.00 164
17. 09.00 153
18. 10.00 141
19. 11.00 132
20. 12.00 113
21. 13.00 110
22 14.00 114
23. 15.00 120
24. 16.00 130
Sumber : Praktikum Meteorologi Laut, 2017.
surut didapatkan hasil bahwa pada awal pengukuran yaitu pukul 17.00 ketinggian
pasang surut air adalah 149 cm, kemudian mengalami kenaikan pada pukul 18.00
dan 19.00 ketinggiannya menjadi 158 cm, kemudian mengalami surut ,penurunan
ketinggian dari jam 20.00 sampai 01.00, kemudian pada jam 02.00 mengalami
pasang sampai jam 06.00, kemudian mengalamii penurunanlagi dari jam 06.00
sampai jam 16.00, pasut tertinggi berdasarkan hasil praktikum adalah 172 cm
yang terjadi pada pukul 06.00, dan keadaan surut yang paling rendah selama
67
praktikum berlangsng adalah 110 cm pada jam 13.00 pasang surut air laut sangt
bahwa hasil yang didapatkan nilanya fluktuatif, pengamatan dilakukan setiap tiga
jam sekali. Terlihat bahwa hingga pada pengamatan ke empat, terjadi kenaikan
pada pasang surut, namun pada perhitungan selanjutnya terjadi fluktuasi. Hal ini
diperkuat menurut Arifin et al., (2012), pasang surut laut merupakan suatu
fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-
benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang surut dan arus
yang dibangkitkan pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi massa air
di perairan pesisir. Pengetahuan mengenai pasang surut dan pola sirkulasi arus
massa air serta kaitannya sebagai faktor yang dapat mempengaruhi distribusi
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
Sangkar Meteorologi;
2. Mahasiswa dapat memperoleh data primer dengan metode pengamatan
gelombang;
d. Pasang surut terjadi oleh pengaruh gaya gravitasi benda-benda di
langit dengan air. Pasang surut terjadi dalam dua kali dalam 24
keadaan di laut dan alat apa saja yang cocok digunakan melalut pada
5.2. Saran
sebagaia berikut:
Arifin, T., Yunus dan M. Furqon Aziz Ismail. 2012. Kondisi Arus Pasang Surut di
Perairan Pesisir Kota Makasar, Sulawesi Selatan. 1(3):183-188.
Daruwedha, H. Bandi Sasmito dan Fauzi Janu A. 2016. Analisa Pola Arus Laut
Permukaan Perairan Indonesiadengan Menggunakan Satelit Altimetri
JASON-2 tahun 2010-2014. 5(2):114
Fadholi, A. 2013. Study Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Terhadap Operasi
penerbangan di H.A.S. Hanan Joeddin Buluh Tumbang Belitung Peiode
1980-2010. 3(1):1-10
Habibi, M. N. A., Sasmito dan R. Krniawan. 2011. Kajian Potensi Energi Angin di
Wilayah Sulawesi dan Maluku:study of wind Energy potency in sulawesi
and maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 12(2):181-187
Hakim, J., A. Aisjah dan S.Arifin. 2009. Perencangan Prediktor cuaca maritim
dengan Materi Logika Fuzzy untk Meningkatkan Jangkauan Ramalan
:study kasus pelayarar Surabaya-Banjarmasin. Institut Teknologi Sepuluh
November.
Hermawan, E. 2009. Analis Perilaku Curah Hujan di Atas Koatabang saat Bulan
Basah dan Bulan Kering. Jurnal Penelitian, pendidikan, Penetapan
MIPA.1-10
Machfud, M.S., Sanjaya M. Dan Ari G. 2016. Rencana Bangun Automatik Water
Station Menggunakan Responbery PL. ALHAZEN. Journal of physics.
2(2):49-56.
Pramujo, bagas. 2015. Variabilitas Gelombang pada Perairan Laut Selatan Jawa di
Samudra Hindiadalam Persktif Dinamika Meteorologis [TESIS].
Yoggyakarta. Universitas Gajah Mada
Priyahita, F. W., Neneng S. Dan Husnia A. 2016. Analisa Taman Alat Cuaca Kota
Bandung dan Sumedang Mnggunakan Satelit Terra Berbasis PYTHON.
Journal of Physics. 11(2):28-38.
Purwati, S., R. Hariyanti dan E. Wiryani 2011 Komonitas Plankton pada Saat
Pasangan dan Surve di Perairan Muara Sungai Dermaann Kabupaten
Jepara. 65-75.
Wijayanti, D., E. Rahmawati dan Sucahyo. 2011. Rancangan Bangun Alat ukuran
Kecepatan dan Arah Angin Berbasis Arduino Uno Atmega 328P. Journal
Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 1(2):56-76.
Yuningsih, A.L. dan Masduki Achad. 2011 Potensi Energi Arus Laut Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan Posisi Flores Timur, NTT. Jurnnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 3(1): 13-25.
LA M P I R A N
Lampiran 1. Peta Lokasi Praktikum Meteorologi Laut (BMKG Kemaritiman)
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Keterangan :
Lokasi Praktikum
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Keterangan :
Lokasi Praktikum (BBPBAP)
Lokasi Praktikum (LPWP)
Sumber : Google Map, 2017
Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum Meteorologi Laut
Pengukran Kelembapan