No Kontrak : -
Tanggal : -
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan ini disusun sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) Pekerjaan DED Pembaharuan Cisiih, Kelompok Kerja PJPA Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019 dan juga sesuai dengan
Surat Perjanjian untuk Melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi DED Pembaharuan D.I.
Cisiih, Nomor: -
Sesuai dengan Kontrak Pekerjaan yang diberikan, maka laporan pendahuluan ini merupakan
laporan dari serangkaian laporan yang harus disiapkan konsultan, yaitu: Laporan
Pendahuluan, Laporan Bulanan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir serta sejumlah laporan
penunjang lainnya. Secara garis besar Laporan Pendahuluan ini berisikan tentang
pendahuluan pekerjaan, gambaran umum lokasi studi, metodologi pelaksanaan pekerjaan,
hasil orientasi awal lapangan, serta realisasi dan rencana kerja selanjutnya paska pelaksanaan
diskusi pendahuluan..
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua
Tim Teknis, dan Sekretariat Tim Teknis untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi di lingkungan
PJPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019.
i
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
DAFTAR ISI
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4.1 Gambaran Umum Saluran Pembawa ...................................................... 24
3.4.2 Gambaran Umum Bangunan ................................................................... 25
3.4.3 Detail Saluran Induk ............................................................................... 29
3.4.3.1 S.I Cisiih Kiri ............................................................................ 29
3.4.3.2 S.I. Cisiih Kanan ....................................................................... 30
3.4.4 Saluran Sekunder .................................................................................... 32
3.4.4.1 Saluran Sekunder Cisiih Tengah ............................................... 32
3.4.4.2 Saluran Sekunder Sukajadi ....................................................... 32
3.4.4.3 Saluran Sekunder Cipinang ....................................................... 33
BAB 4. ORIENTASI AWAL LAPANGAN ...................................................................... 34
4.1 Pencapaian Lokasi ............................................................................................ 34
4.2 Kegiatan yang Dilaksanakan ............................................................................ 35
4.3 Kondisi Lahan dan Infrastruktur Irigasi Saat ini .............................................. 35
4.4 Temuan Lapangan dan Rekomendasi Tindaklanjut ......................................... 38
BAB 5. METODELOGI PELAKSANAAN ...................................................................... 40
5.1 Penjabaran Umum Kerangka Acuan Kerja....................................................... 40
5.2 Acuan Normatif dan Teknis.............................................................................. 43
5.3 Konsep Moderniasai Irigasi .............................................................................. 43
5.4 Kriteria Pengukuran Topografi ......................................................................... 44
4.4.1. Pemasangan BM (Bench Mark) dan CP (Control Point) ........................ 45
4.4.2. Pengukuran Poligon ................................................................................ 45
4.4.3. Pengukuran Sifat Datar ........................................................................... 46
4.4.4. Pengukuran Situasi .................................................................................. 46
4.4.5. Pemrosesan Data ..................................................................................... 47
4.4.6. Penggambaran ......................................................................................... 47
5.5 Metodelogi Survei Hidrologi ............................................................................ 47
4.5.1. Pengumpulan Data Sekunder .................................................................. 48
4.5.2. Pengumpulan Data Primer (Survey Lapangan) ....................................... 48
5.6 Metodelogi Survei Sosial Ekonomi .................................................................. 51
5.7 Metodelogi Investigasi Geologi Teknik ........................................................... 51
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
4.7.1. Pemetaan Geologi ................................................................................... 51
4.7.2. Uji SPT (Sandard Penetration Test) ........................................................ 52
4.7.3. Uji Permeabilitas (Lugeon Test) ............................................................. 52
4.7.4. Uji Laboratorium Mekanika Tanah ......................................................... 53
BAB 6. RENCANA, REALISASI DAN RENCANA KERJA SELANJUTNYA ............ 55
6.1 Penjadwalan ...................................................................................................... 55
6.1.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Kurva S) ............................................... 55
6.1.2 Jadwal Penugasan Personil ..................................................................... 57
6.1.3 Jadwal Penggunaan Peralatan ................................................................. 58
6.1.4 Jadwal Penggunaan Material................................................................... 59
6.2 Realisasi dan Rencana Kerja Selanjutnya......................................................... 60
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
DAFTAR TABEL
v
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
DAFTAR GAMBAR
vi
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
BAB 1. PENDAHULUAN
Salah satu acuan kerja pemerintahan Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah
Nawa Cita atau sembilan Cita-cita. Agenda ke-7 Nawa Cita Kabinet Kerja 2015-2019 mengatakan
bahwa untuk mewujudkan kemandirian ekonomi akan dilakukan dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik yang diantaranya berkaitan dengan pencapaian kedaulatan pangan.
Salah satu dasar untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui proses ketahanan pangan, yaitu
kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri yang mampu melindungi dan
mensejahterakan petani dan nelayan. Setelah tercapai kondisi ketahanan kemudian secara bertahap
proses akan dilakukan menuju kondisi kedaulatan pangan.
Dalam rangka melakukan upaya pencapaian kondisi ketahanan pangan tersebut terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi., salah satu syarat utamanya adalah ketersediaan air. Berdasarkan
Permen PUPR No.14/PRT/M/2015 tentang kriteria dan penetapan status Daerah Irigasi, yang
menjadi kewenangan Provinsi Banten terdapat 21 (Dua Puluh Satu) Daerah Irigasi dengan luasan
antara 1000 ha – 3000 ha.
Disamping adanya potensi kesediaan air juga terdapat beberapa ancaman berkelanjutan sistem irigasi
yang ada di Indonesia. Terdapat sembilan faktor utama sumber ancaman keberlanjutan irigasi masing-
masing adalah :
1. Kebutuhan air irigasi tidak dalam keadaan berkesetimbangan dengan kempuan konservasi tanah
dan air sehingga akan berbenturan dengan kebutuhan air untuk keperluan air lainnya yang juga
terus meningkat.
1
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2. Kelangkaan sumberdaya air dan lahan yang dapat dikembangkan untuk irigasi menyebabkan
proyek pengembangan irigasi akan lebih mahal, memerlukan teknologi lebih canggih dan rumit,
memerlukan waktu lebih lama untuk pelaksanaan konstruksi karena akan banyak menghadapi
masalah di luar masalah keteknikan, serta menyerap dana lebih banyak.
5. Alih fungsi lahan kepada non pertanian yang tidak terkendali dan akan menyebabkan
terganggunya sistem perencanaan irigasi yang sudah ada baik dari segi teknikal – ekonomi –
sosial – budaya – keberkanjutan lingkungan.
6. Kondisi sistem irigasi yang kurang menguntungkan bagi masyarakat petani yang disebabkan
oleh:
Fokus tindakan pembaharuan (Modernisasi) pengelolaan irigasi tersebut, kedepan telah disebutkan
dalam “pokok-pokok Modernisasi Irigasi”, yaitu:
2. Melakukan upaya pengelolaan sistem irigasi lebih baik dan revitalisasi/rehabilitasi terhadap
jaringan yang sudah ada sehingga mencapai kinerja yang optimal sesuai dengan permen PUPR
No. 12/PRT/M/2015, selanjutnya untuk lebih mengoptimalkan kinerja sistem irigasi lebih lanjut,
2
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
dapat diproses modernisasi irigasi secara bertahap, terus menerus dan berkelanjutan, sehingga
tercapainya kondisi tingkatan layanan yang lebih efektif dan esfisien.
3. Pelaksanaan dan penjabaran UU No. 41/2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan dalam hal penetapan RTRW luas lahan lokasi lahan pertanian pangan nasional,
provinsi, kabupaten/kota.
Sesuai dengan acuan yang ada, maksud dilakukannya Modernisasi Irigasi adalah untuk mewujudkan
sistem pengelolaan irigasi partisipatif yang berorientasi pada peningkatan layanan (Level of Service,
LoS) irigasi atas dasar sistem pengelolaan irigasi secara utuh yang dilakukan secara efektif, efisien,
dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Pelaksanaan Modernisasi
Indonesia berbasis pada 5 pilar, yaitu:
1. Umur infrastruktur Irigasi telah melewati umur layanan (life time) dan bangunan yang
dibangun tidak sesuai dengan teknologi sekarang dan perlu penyempurnaan.
2. Sistem Pengelolaan Irigasi sudah tidak memadai, sehingga tidak efisien, seperti periode
penyesuaian operasi pintu dua mingguan, sistem informasi masih manual, perhitungan
kebutuhan air dan jadwal pembagian air masih manual, pengukuran air yang tidak
memadai, penggunaan air di lahan yang masih berlebih.
3. Kondisi dan fungsi saluran dan bangunan irigasi serta saluran pembuangan yang telah
mengalami penurunan akibat kurang memadainya OP dan terlambatnya rehabilitasi.
3
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Banten melalui Bidang Pengelolaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Seksi
Perencanaan dan Pengawasan Teknis PJPA melakukan Pekerjaan Desain Pembaharuan D.I
Cisiih yang dibiayai dari Dana APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019.
1. Meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk memperpanjang masa tanam pada lahan
kering dan lahan tadah hujan terutama yang berada di daerah lereng pegunungan dalam
upaya mendukung usaha pertanian, peternakan, dan perkebunan.
2. Meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP), luas areal tanam, dan meningkatkan
produktivitas usaha tani.
3. Meningkatkan kualitas produk pertanian dan pendapatan petani.
4. Mengetahui potensi konversi lahan pertanian.
1. Manfaat Langsung
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk memperpanjang masa tanam pada
lahan kering dan lahan tadah hujan dalam upaya mendukung usaha pertanian,
peternakan, dan perkebunan.
b. Meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP), luas areal tanam dan meningkatkan
produktivitas dalam usaha tani.
2. Manfaat Tidak Langsung
a. Memenuhi kebutuhan air irigasi yang terdapat di wilayah tersebut.
b. Meningkatkan kualitas produk pertanian dan pendapatan petani.
4
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
c. Mendukung keberlanjutan pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan
pertahanan pangan.
5
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
b. Bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong lumur, dan bangunan
pelengkap.
c. Perkuatan dan stabilitas bendung disekitar sungai (Ground sill, TPT, kemantapan
geoteknik pondasi bendung).
4. Menganalisa dan kesesuaian mengenai:
a. Layout jaringan irigasi dan pembuang.
b. Water balance.
c. Tanah pertanian dan kesesuaian lahan.
d. Data mekanika tanah.
e. Data hidrologi dan hidrometri.
f. Data sosial ekonomi.
5. Pengukuran dan Penyelidikan Detail
a. Topografi
1) Peta situasi dengan skala 1:2.000 (spesifikasi teknik terlampir PT-02 Bagian
5).
2) Pengukuran sungai di lokasi bendung.
3) Pengukuran bangunan khusus (spesifikasi tekik terlampir PT-02 bagian 10).
4) Update peta skala 1:5.000 (bila perlu).
5) Pengukuran trase saluran/update pengukuran pada rencana saluran baru (bila
perlu).
b. Penyelidikan Geologi Teknik
1) Pemetaan geologi permukaan.
2) Bor inti di lokasi rencana bendung.
3) Hand boring di lokasi saluran/bangunan dan lokasi borrow area
4) Tes pit di lokasi bendung, saluran/bangunan, borrow area.
5) Analisa Laboratorium (bor inti, hand boring, dan borrow area).
c. Survei Tanah Pertanian
1) Analisa/Evaluasi.
d. Survei Hidrologi dan Hidrometri
1) Pengukuran kecepatan dan review pengukuran muka air.
e. Sosio Argo Ekonomi (Review hasil studi terdahulu)
f. Desain
1) Update layout jaringan utama.
6
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2) Review perhitungan muka air.
3) Desain bangunan utama (bendung dan sand trap).
4) Review saluran dan bangunan.
6. Penggambaran
a. Penggambaran peta situasi detail.
b. Situasi trase dan profil memanjang.
c. Penggambaran profil memanjang dan melintang.
7. Desain
a. Desain jaringan primer.
b. Desain jaringan sekunder.
c. Desain tipikal bangunan OP.
8. Pembaharuan aspek pengelolaan irigasi
9. Pembaharuan aspek kelembagaan pengelolaan irigasi
10. Pembaharuan aspek SDM
11. Dokumen studi
12. Asistensi dan Diskusi
7
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. Desa Sukajadi
2. Desa Situregen
3. Desa Hegarmanah
Secara geografis, Kabupaten Lebak terletak antara 105o25’ - 106o30’ Bujur Timur dan 6o18’
- 7o00’ Lintang Selatan. Kabupaten Lebak berbatasan dengan beberapa kabupaten dan satu
samudera, adapaun batas-batasnya sebagai berikut :
Lingkup desa tercakup tersebut diperoleh berdasarkan hasil orientasi awal lapangan dengan
melakukan wawancara pada juru pengairan D.I. Cisiih. Namun, lingkup administrasi
tersebut akan dilakukan updating dan pemutakhiran berdasarkan hasil pengukuran. Namun,
secara umum, lingkup administrasi yang tercakup D.I. Cisiih ini sebagaimana disajikan pada
Tabel 2.1. Adapun lokasi detail desa yang tercakup dapat dilihat pada Gambar 2.1.
8
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
9
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2.1.2 Kependudukan
Berdasarkan Kabupaten Lebak dalam Angka Tahun 2018, jumlah penduduk Kabupaten
Lebak pada tahun 2017 berjumlah 1.288.103 jiwa yang terdiri dari:
Sex ratio yang terdapat di Kabupaten Lebak sebesar 105 dengan kepadatan penduduk
mencapai 423 jiwa/km2.
Jumlah penduduk tersebut adalah total di 3 desa pada kecamatan panggarangan, namun
demikian, dalam studi ini tidak dilakukan disetiap desa. Adapun jumlah dan kepadatan
penduduk di desa yang tercakup D.I. Cisiih dapat dilihat pada tabel berikut.
Kepadatan penduduk di masing-masing desa tercakup dapat dilihat pada tabel berikut,
adapun kepadatan penduduk di masing-masing desa tersebut disajikan pada tabel dibawah
ini.
10
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2.2 Karakteristik Daerah Tangkapan Air
Pembahasan karakteristik fisik wilayah kajian dalam pekerjaan ini langsung difokuskan pada
karakteristik daerah tangkapan air bendung D.I. Cisiih. Hal ini dilakukan supaya data-data
awal dalam laporan pendahuluan dapat tepat guna bagi pekerjaan ke depannya. Adapun
karakteristik daerah tangkapan air (catchment area) D.I Cisiih sangat penting diidentifikasi
sebagai data penunjang dalam analisis hidrologi. Adapun karakteristik daerah tangkapan air
D.I Cisiih dijelaskan lebih rinci dalam sub bab berikut ini:
Wilayah Kabupaten Lebak mencakup seluruh wilayah sungai yang ada di Provinsi Banten,
kecuali WS Ciliwung – Cisadane.
11
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
12
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2.2.2 Morfometri Daerah Tangkapan Air D.I Cisiih
Luas daerah tangkapan air/catchment bendung D.I. Cisiih adalah seluas 97.88 km2. Secara
administratif D.I Cisiih terletak di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak. Posisi
daerah irigasi secara geografis, adalah sebagai berikut:
X (WGS) : 106.1893
Y (WGS) : -6.88391
X (UTM) : 631398.3
Y (UTM) : 9238921
Penarikan batas catchment berdasarkan titik bendung sebagai outlet, dengan batas
punggungan bukit daerah tangkapan air dengan menggunakan kontur peta RBI Skala
1:25.000. Morfometri catchment D.I Cisiih sebagaimana disajikan pada Tabel 2.4. Adapun
gambaran aliran sungai dan catchment bendung disajikan pada Gambar 2.5.
13
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 2.4. Morfometri Bendung D.I. Cisiih
Keterangan Nilai Satuan
Luas Catchment 97.88 km2
Panjang Sungai Utama 32.318 km
Panjang Sungai Total 449.302 km
Elevasi Tertinggi 1025 mdpl
Elevasi Terendah 12.5 mdpl
Beda Tinggi 1012.5 m
Panjang DAS 21.2166 km
Lebar DAS Rerata 8.277 km
Keliling DAS 101.6156
Kerapatan Sungai 4.59 km/km2
Meandering 1.52
14
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 2.5. Luasan Setiap Jenis Tutupan Lahan
Luas
No Tutupan Lahan %
(km2)
1 Hutan Rimba 17.15 17.52
2 Perkebunan/Kebun 4.14 4.23
3 Permukiman dan Tempat Kegiatan 1.15 1.18
4 Sawah 15.82 16.16
5 Semak Belukar 31.95 32.64
6 Tanah Kosong/Gundul 0.13 0.13
7 Tegalan/Ladang 27.54 28.14
TOTAL 97.88 100.00
2.2.4 Geologi
Berdasarkan penelaahan terhadap peta geologi lembar leuwidamar, diketahui bahwa
kawasan catchment D.I Cisiih berada dalam beberapa formasi geologi. Karakteristik geologi
ini berguna untuk justifikasi nilai infiltrasi tanah guna perhitungan banjir dan ketersediaan
air apabila peta jenis tanah tidak dapat tersedia. Peta geologi lembar leuwidamar, dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
15
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 2.6. Luas Geologi
Luas
No Elevasi (km2)
1 Andesit 0.06
2 Anggota Batugamping 4.29
3 Anggota Batupasir 11.38
4 Anggota Konglomerat 2.06
5 Anggota napal 0.23
6 Anggota Tuf 0.31
7 Basal 0.23
8 Dasit 7.93
9 Formasi Cikotok 57.45
10 Formasi Cimanceuri 1.37
11 Formasi Cimapag 2.74
12 Limestone Member 9.83
TOTAL 97.88
Berdasarkan pada catchment bendung diketahui bahwa hanya terdapat 1 jenis tanah yaitu
Tanah Latosol yang menyebar diseluruh bagian lokasi studi D.I Cisiih.
16
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2.2.6 Topografi dan Kemiringan Lereng
Berdasarkan hasil analisis DEM SRTM 90m dengan menggunakan aplikasi ArcGIS
diketahui bahwa lokasi studi (catchment) berada pada ketinggian 12.5 mdpl di bagian paling
hilir dan ketinggian > 1200 mdpl di wilayah perbukitan sebelah utara Kabupaten Lebak.
Gambaran ketinggian tempat di catchment Bendung Cisiih, dapat dilihat pada gambar dan
tabel berikut ini.
17
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Lereng di catchment bendung sebagian besar berada pada kemiringan < 8%. Adapun lereng
kelas II (>8 – 15%), III (15 – 25%), IV (25 – 45%). Gambaran kondisi lereng di catchment
bendung, dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.
18
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
terbagi antara wilayah Kabupaten Lebak dengan wilayah Kabupaten Pendegelang dengan
luas total areal 5,423 Ha.
Adapun daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi adalah sebanyak 21
D.I. dengan luas areal 29,221 Ha. Diantara kabupaten lain di Provinsi Banten, Kabupaten
Lebak menjadi wilayah dengan D.I. pemerintah provinsi yang paling banyak yakni sebanyak
12 D.I. dengan luas areal 14,669 Ha.
19
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.1 Umum
Pada BAB ini dijelaskan kondisi eksisting D.I. Cisiih, mulai dari kondisi Bendung hingga
jaringan D.I. Data yang digunakan untuk menggambarkan kondisi D.I. diperoleh dari hasil
studi terdahulu. Studi terdahulu yang data nya dikutip dan dijadikan sebagai bahan pada
BAB ini adalah :
Namun berdasarkan hasil identifikasi dari kedua data studi terdahulu, terdapat perbedaann
luas yang cukup signifikan, dimana berdasarkan hasil studi tahun 2015, luas D.I. dikisaran
1000 an ha, namun berdasarkan hasil studi yang dilakukan tahun 2018, luasnya < 400 Ha
(Lihat Tabel 3.1.)
Perbedaan mendasar lainnya antara hasil DED D.I. Cisiih (2015) dan Pembaharuan PAI D.I.
Cisiih tahun 2018 adalah terkait jaringan. Dimana berdasarkan hasil studi tahun 2015, D.I.
Cisiih hanya memiliki satu saluran sekunder, yakni Sekunder Tengah, sementara hasil studi
2018 dinyatakan bahwa D.I. ini memiliki 3 saluran sekunder.
20
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. 2015
2. 2018
Bendung Cisiih menurut informasi dibangun pada tahun 1996 oleh kabupaten Lebak, namun
bendung mengalami rusak berat akibat banjir pada sungai Cisiih pada tahun 2002. pada
tahun 2005 Bendung dibangun lagi dipindahkan sekitar + 700 m ke sebelah hulu sungai.
Sumber airnya berasal dari sungai Cisiih yang berasal dari Pasir Limus Kp. Cisiih yang
bermuara muara sungai Cisiih ke samudera hindia.
X (WGS) : 106.189
Y (WGS) : -6.884
X (UTM) : 631398.289
Y (UTM) : 9238921.202
Adapun data teknis bendung Cisiih adalah disajikan pada Tabel 3.2.
21
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 3.2. Data Teknis Bendung Cisiih
Gambar denah desain Bendung Cisiih dapat dilihat pada gambar berikut ini.
22
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
23
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4 Saluran Pembawa dan Bangunan
3.4.1 Gambaran Umum Saluran Pembawa
Saluran Irigasi DI. Cisiih mempunyai panjang saluran + 12.814 m, dimana berdasarkan hasil
survey lapangan pada saluran irigasi D.I. Cisiih ini terbagi menjadi 2 ruas SI. Cisiih Kiri dan
SI. Cisiih kanan. Berdasarkan hasil pekerjaan pembaharuan PAI D.I. Cisiih yang dilakukan
tahun 2018, diketahui terdapat 3 ruas saluran Sekunder yaitu SS. Cisiih Tengah, SS.
Cipinang dan SS. Sukajadi. Untuk jelasnya pembagian saluran dapat kita lihat pada tabel
dibawah ini.
1 2 3
I SI. Cisiih Kanan
1 Ruas 1 1132.70
2 Ruas 2 180.00
3 Ruas 3 206.50
4 Ruas 4 378.00
5 Ruas 5 1356.50
6 Sal. Muka 5 1020.00
Jumlah 4273.70
V SS. Sukajadi
1 Ruas 1 387.30
24
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4.2 Gambaran Umum Bangunan
Pada D.I Cisiih terdapat 83 (deapan puluh) buah bangunan dan 10 (sepuluh) buah
Oncoran/Sadap Langsung pada SI. Cisiih kiri, SI. Cisiih Kanan, Ss. Cisiih Tengah, Ss.
Cipinang dan Ss. Sukajadi. Adapun rekapitulasi keseluruhan bangunan yang ada pada DI.
Cisiih dapat kita lihat pada table dibawah ini.
Tabel 3.4. Rekapitulasi Jenis dan Jumlah Bangunan Pada D.I Cisiih
1 2 3
1 Bendung 1
2 Bangunan Ukur 1
3 Bangunan Bagi Sadap 1
4 Bangunan Bagi 1
5 Bangunan Sadap 11
6 Bangunan Sadap Langsung / Oncoran 10
7 Talang Duduk 4
8 Talang 5
9 Talang Pembuang 1
10 Terjunan 1
11 Pelimpah 8
12 Pelimpah Masuk/Inlet/Suplesi 14
13 Pelimpah/Penguras 1
14 Jembatan Orang 1
15 Tangga Cuci 16
16 Jembatan Desa 1
17 Gorong-gorong Pembawa 7
18 Gorong-gorong Pembuang 4
19 Saluran Tertutup 3
20 Bangunan Akhir 1
21 Salluran Muka 1
Jumlah 93
Sumber : Hasil Survey Konsultan Tahun 2018
Skema jaringan, bangunan dan situasi D.I. Cisiih dapat dilihat pada Gambar 3.3., Gambar
3.4. dan Gambar 3.5.
Catatan : Data yang digunakan sebagai gambaran dikutip dari hasil pekerjaan tahun 2018,
yakni Pembaharuan PAI D.I. Cisiih Tahun 2018.
25
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
26
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Bendung
Ss. Sukajadi
Ss. Cisiih Tengah
S. Cisiih
S. Cimancak
28
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4.3 Detail Saluran Induk
Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, terdapat dua saluran induk pada
D.I. Cisiih, yaitu S.I. Cisiih Kiri dan S.I. Cisiih Kanan. Detail kedua saluran induk tersebut
diuraikan di bawah ini. Data untuk menggambarkan situasi jaringan D.I. Cisiih ini dikutif
dari dari hasil pekerjaan Pembaharuan PAI D.I. Cisiih tahun 2018. Adapun karakteristik
jaringan berdasarkan hasil pekerjaan tersebut adalah:
Panjang : ± 2.1 km
Karakteristik bangunan yang terdapat di saluran induk Cisiih kiri adalah sebagai berikut :
Berdasarkan skema jaringan, terdapat satu Bangunan Bagi Sadap (lihat Gambar 3.1).
Bangunan sadap bagi pertama adalah B.CIKr 1, berguna sebagai pembagi untuk SS.
Cisiih Tengah, juga digunakan sebagai bangunan sadap bagi 2 petak tersier.
2) Bangunan Bagi
Bangunan sadap bagi memiliki kode B.Pn 1, berfungsi mengatur pembagian menuju Ss.
Sukajadi dan Ss. Cipinang.
3) Bangunan Pelengkap
Terdapat 12 bangunan pelengkap pada S.I. Cisiih Kiri seperti talang, jembatan, gorong-
gorong, bangunan terjun, got miring, dan lain-lain seperti disajikan pada Tabel 3.5.
29
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 3.5. Daftar Bangunan Pelengkap S.I. Cisiih Kiri
Panjang : ± 4.3 km
Konstruksi : Pasang Batu Kali
1) Bangunan Sadap
Berdasarkann identifikasi dari skema jaringan dan skema bangunan, terdapat 5 (lima)
bangunan sadap pada S.I. Cisiih Kanan.
No Kode Bangunan
1 CIKn. 1 Ki
2 CIKn. 2 Ki
3 CIKn. 3 Ki
4 CIKn. 4 Ki
5 CIKn. 5 Ki
2) Bangunan Pelengkap
Terdapat 41 bangunan pelengkap pada S.I. Cisiih Kiri seperti talang, jembatan, gorong-
gorong, bangunan terjun, got miring, dan lain-lain seperti disajikan pada Tabel 3.6.
30
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 3.6. Bangunan Sadap pada S.I. Cisiih
No Kode Jenis Bangunan Keterangan
Bangunan
1 B.CIKn. 1a Talang Ferocement
2 B.CIKn. 1b Terjunan
3 B.CIKn. 1c Pelimpah
4 B.CIKn. 1d Pelimpah
5 B.CIKn. 1e Pelimpah
6 B.CIKn. 1f Jembatan Orang
7 B.CIKn. 1g Tangga Cuci
8 B.CIKn. 1h Tangga Cuci
9 B.CIKn. 2a Tangga Cuci
10 B.CIKn. 2b Tangga Cuci
11 B.CIKn. 2c Tangga Cuci
12 B.CIKn. 2d Tangga Cuci
13 B.CIKn. 2e Tangga Cuci
14 B.CIKn. 2f Tangga Cuci
15 B.CIKn. 3a Tangga Cuci
16 B.CIKn. 3b Tangga Cuci
17 B.CIKn. 3c Pelimpah Masuk
18 B.CIKn. 3d Tangga Cuci
19 B.CIKn. 3e Tangga Cuci
20 B.CIKn. 3f Pelimpah Masuk
21 B.CIKn. 3g Jembatan
22 B.CIKn. 3h Tangga Cuci
23 B.CIKn. 3-1 Sadap Langsung
24 B.CIKn. 3i Tangga Cuci
25 B.CIKn. 3j Tangga Cuci
26 B.CIKn. 3k Gorong Silang
27 B.CIKn. 3l Tangga Cuci
28 B.CIKn. 3-2 Sadap Langsung
29 B.CIKn. 3m Talang Pelimpah
30 B.CIKn. 4a Pelimpah Masuk/Suplesi
31 B.CIKn. 4b Pelimpah Masuk/Suplesi
32 B.CIKn. 4c Pelimpah/Penguras
33 B.CIKn. 4d Gorong Silang
34 B.CIKn. 4e Pelimpah
35 B.CIKn. 4f Gorong Jalan/Pembawa
36 B.CIKn. 4g Pelimpah
37 B.CIKn. 4h Pelimpah Masuk/Suplesi
38 B.CIKn. 4-2 Sadap Langsung
39 B.CIKn. 4i Bang. Pelimpah dan Talang
40 B.CIKn. 5a Gorong Pembawa
41 B.CIKn. 5b Gorong Pembawa Suplesi
31
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4.4 Saluran Sekunder
Terdapat 3 (tiga) saluran sekunder, seluruh saluran sekunder terdapat pada S.I. Cisiih Kiri,
yakni Ss.Cisiih Tengah, Ss. Sukajadi, dan Ss. Cipinang. Bangunan pembagi air antara
Ss.Cisiih Tengah dan Ss. Sukajadi adalah B.ClKr 1. Sementara Bangunan pembagi air antara
Ss. Sukajadi dan Ss. Cipinang adalah B.Pn 1.
32
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
3.4.4.3 Saluran Sekunder Cipinang
Berdasarkan hasil studi sebelumnya (2018) saluran sekunder Cipinang memiliki detail
seperti berikut:
33
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Meskipun akses menuju lokasi D.I. Cisiih cukup jauh, namun kondisi jalanannya cukup
mulus, sehingga mudah diakses, kecuali dari jalan lintas menuju lokasi bendung hanya dapat
ditempuh dengan menggunakan jalan desa. Meskipun jalannya relatif sempit, namun
jalanannya sudah dibeton, sehingga relatif mudah diakses.
Perjalanan dari Kota Serang ditempuh menuju arah Pandegelang – Saketi – Malinggping –
Penggarangan. Jarak tempuh dari Kota Serang lebih kurang sekitar 128 km dengan lama
tempuh sekitar 3.5 jam. Selain rute tersebut, alternatif rute yang dapat ditempuh menuju
lokasi juga bisa melalui Serang – Pandegelang – Lebak – Malingping – Penggarangan. Jarak
tempuh 131 km dengan lama perjalanan 3.5 jam. Dibandingkan rute yang kedua, rute yang
pertama lebih direkomendasikan. (Lihat Gambar 4.1.)
34
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Sesampainya di kampung Cipurun, untuk mencapai lokasi bendung hanya bisa ditempuh
dengan berjalan kaki, menyusuri jalan inspeksi saluran irigasi Cisiih, dengan jarak sekitar 1
– 2 km.
Dokumentasi kondisi jaringan serta bangunan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.
35
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
36
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
37
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. Secara umum, kondisi jaringan D.I. Cisiih masih dalam kondisi baik. Saluran primer nya
sudah dibangun dengan menggunakan pasangan batu kali, dan kondisinya masih baru
serta baik
2. Terdapat satu patok BM di bendung yang dapat digunakan sebagai titik ikat pengukuran
ke depannya
3. Sudah terdapat “jalan inspeksi” di saluran primer, mulai dari Kampung Cipurun sampai
dengan Bendung Cisiih. “Jalan inspeksi” yang dimaksud berupa jalan setapak yang biasa
digunakan untuk OP saluran.
38
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
4. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan khususnya disaluran primer kanan, belum
tersedia kantong lumpur.
5. Di bendung irigasi, terjadi keretakan di sisi kiri dan kanan kolam olak. Keretakan bisa
disebabkan akibat gerusan air ataupun karena faktor stabilitas bendung
6. Jika disebabkan oleh gerusan air, maka hanya diperlukan perbaikan. Namun, jika
keretakan tersebut diakibatkan karena faktor stabilitas, maka diperlukan kajian lebih
mendalam, khususnya dari sisi geoteknik dan struktur bangunannya
7. Pola tanam di D.I. Cisiih pada umumnya adalah Padi – padi – palawija. MT 1 dilakukan
pada Maret I dan II.
8. Pengelolaan D.I. masuk dalam wilayah kewenangan UPTD Pengairan Malingping.
39
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. Survei “Rapid Appraisal” kondisi jaringan irigasi utama primer dan sekunder.
2. Pengumpulan dan revisi data sekunder dan studi terdahulu.
3. Evaluasi dan Design Perbaikan Bangunan Utama (Head Works).
a. Perkuatan tubuh bendung.
b. Bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong lumur, dan bangunan
pelengkap.
c. Perkuatan dan stabilitas bendung disekitar sungai (Ground sill, TPT, kemantapan
geoteknik pondasi bendung).
4. Menganalisa dan kesesuaian mengenai:
a. Layout jaringan irigasi dan pembuang.
b. Water balance.
c. Tanah pertanian dan kesesuaian lahan.
d. Data mekanika tanah.
e. Data hidrologi dan hidrometri.
f. Data sosial ekonomi.
5. Pengukuran dan Penyelidikan Detail
a. Topografi
1) Peta situasi dengan skala 1:2.000 (spesifikasi teknik terlampir PT-02 Bagian
5).
2) Pengukuran sungai di lokasi bendung.
3) Pengukuran bangunan khusus (spesifikasi tekik terlampir PT-02 bagian 10).
4) Update peta skala 1:5.000 (bila perlu).
40
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
5) Pengukuran trase saluran/update pengukuran pada rencana saluran baru (bila
perlu).
b. Penyelidikan Geologi Teknik
1) Pemetaan geologi permukaan.
2) Bor inti di lokasi rencana bendung.
3) Hand boring di lokasi saluran/bangunan dan lokasi borrow area
4) Tes pit di lokasi bendung, saluran/bangunan, borrow area.
5) Analisa Laboratorium (bor inti, hand boring, dan borrow area).
c. Survei Tanah Pertanian
1) Analisa/Evaluasi.
d. Survei Hidrologi dan Hidrometri
1) Pengukuran kecepatan dan review pengukuran muka air.
e. Sosio Argo Ekonomi (Review hasil studi terdahulu)
f. Desain
1) Update layout jaringan utama.
2) Review perhitungan muka air.
3) Desain bangunan utama (bendung dan sand trap).
4) Review saluran dan bangunan.
6. Penggambaran
a. Penggambaran peta situasi detail.
b. Situasi trase dan profil memanjang.
c. Penggambaran profil memanjang dan melintang.
7. Desain
a. Desain jaringan primer.
b. Desain jaringan sekunder.
c. Desain tipikal bangunan OP.
8. Pembaharuan aspek pengelolaan irigasi
9. Pembaharuan aspek kelembagaan pengelolaan irigasi
10. Pembaharuan aspek SDM
11. Dokumen studi
12. Asistensi dan Diskusi
Secara garis besar, alur pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagaimana bagan alir pekerjaan
yang disajikan dalam Gambar 5.1.
41
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
MULAI
Pengumpulan Data
Primer dan
Sekunder
Perumusan Intisari
Analisa Hidrologi : Hasil Studi
Debit Sesaat Pengukuran Terdahulu
Banjir Rencana
Water Balance
Desain
Pembaharuan
Depinif + RAB +
Pedoman OP
SELESAI
42
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
5.2 Acuan Normatif dan Teknis
Acuan normatif yang yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan Desain
Pembaharuan D.I. Cisiih adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan
Air.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1982 Tentang Irigasi
6. Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 12/PRT/M/2015
Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor : 14/PRT/M/2015
Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor : 17/PRT/M/2015
Tentang Komisi Irigasi
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor : 23/PRT/M/2015
Tentang Pengelolaan Aset Irigasi
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 30/PRT/M/2015
Tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015
Tentang Standar Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
13. Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi Nomor 01 – 09.
43
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. Penyediaan Air
2. Prasarana.
3. Pengelolaan Air Irigasi
4. Institusi
5. Sumberdaya Manusia.
Sebetulnya masih ada dua unsur penting dalam pengelolaan irigasi yaitu pembiayaan dan azas
legal pelaksanaan pengelolaan. Di Indonesia saat ini berlaku UU no 7/2004 tentang
Sumberdaya Air dan PP 20/2006 tentang irigasi. Kedua sumber hukum itu merupakan dasar
pengelolaan irigasi di Indonesia. Sebaiknya pelaksanaan modernisasi irigasi di Indonesia masih
disandarkan pada kedua sumber hukum ini.
lentur
Sasaran akhir dari modernisasi irigasi adalah efisiensi air bertambah, produktifitas air irigasi
naik, dan tingkat layanan irigasi makin baik. Kegiatan ini dapat dicapai tentunya dengan biaya
investasi dan pengelolaan yang semakin besar. Hal ini menjadi tantangan bagi pihak eksekutif
(dalam hal ini menteri, gubernur, dan bupati/walikota) dan legislatif (DPR dan DPRD) apakah
mempunyai komitmen politis dalam menyediakan biaya modernisasi.
44
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Pekerjaan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Pembuatan BM (Bench Mark) dan CP (Control Point) pada lokasi yang sesuai
2. Pengukuran poligon
3. Pengukuran sipat datar
4. Pengukuran situasi
5. Processing data
6. Penggambaran (pembuatan peta situasi)
Deskripsi / penjelasan dari masing-masing kegitan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:
Selain pilar BM dipasang pula pilar CP yang berfungsi sebagai titik control tetap dengan ukuran
10 x 10 x 80 cm serta muncul 20 cm di atas permukaan tanah setempat. Jumlah CP ditentukan
secukupnya sesuai dengan kondisi topografi lapangan. Seluruh pilar BM dan CP tersebut akan
diberikan deskripsinya dan disajikan dalam laporan.
1. Pengukuran kerangka horizontal / poligon dilakukan dengan alat Theodolit yang mempunyai
ketelitian sampai 1 detik
2. Pembacaan sudut dilakukan 1 (satu) seri dengan pembacaan sudut ke belakang B (Biasa) dan
ke muka B (Biasa) serta ke muka LB (Luar Biasa) dan ke belakang LB (Luar Biasa)
3. Pengukuran sudut kerangka poligon dilakukan secara tertutup dengan ketelitian sudut 10 Vn,
dimana n = banyaknya jumlah sudut poligon. Ketelitian linier jarak 1/5000
4. Pengukuran jarak antar titik poligon dilakukan dengan roll meter dan di cek dengan
pembacaan jarak optis
5. Semua data sudut poligon dan jarak ditulis dengan tinta warna hitam dalam format
Pengukuran Poligon yang dilengkapi dengan sketsa pengukuran jalur polygon
6. Alat ukur Theodolit yang digunakan untuk pengukuran ini hádala Theodolt TM.1A
45
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
1. Pengukuran kerangka vertical atau sipat datar dilakukan dengan alat automatic level
Waterpass Type AT-D2 Topcon
2. Sebelum melaksanakan pengukuran sipat datar, dilakukan pengecekan garis bidik pada alat
waterpass dengan menggunakan 2 (dua) patok uji.
3. Pengukuran sipat datar dilengkapi dengan sepasang rambu ukur alumunium panjang 3 m
dan dilengkapi dengan nivo kotak untuk berdirinya rambu ukur supaya benar-benar
mendatar dan tegak lurus
4. Pengukuran kerangka vertikal dilakukan double stand dengan pembacaan benang lengkap
(atas, tengah dan bawah) untuk stand pertama dan benang tengah saja untuk stand kedua
dan dilakukan kring tertutup
5. Kerangka dasar vertikal dengan melakukan pengukuran sipat datar mengikuti jalur
kerangka poligon dan membentuk kring tertutup
6. Ketelitian pengukuran sipat datar sama dengan atau lebih kecil dari 10mm Dkm dimana D
adalah jarak dalam kilometer
1. Pengukuran titik detail diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang
telah diukur dengan melakukan semua detail di lokasi kajian
2. Pengukuran titik-titik detail diikatkan ke titik poligon
3. Setiap kenampakan perubahan tanah diukur dan kenampakan yang ada seperti sungai, jalan
desa, jalan setapak, dan saluran diukur dan pada data ukur dilengkapi dengan sket
pengukuran.
4. Semua data ukur dicatat dalam formulir pengukuran situasi titik detail dengan ballpoint
warna hitam dan dilengkapi dengan sketsa
5. Pengukuran situasi titik detail menggunakan metode Tachimetri, untuk menentukan arah
pengukuran, dibaca sudut mendatar dan untuk memperoleh elevasi titik detail yaitu dengan
pembacaan sudut miring/zenith dan jarak optis, selain itu diukur tinggi alat dan tinggi patok
dari atas tanah
46
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6. Untuk memperoleh sudut yang benar dan mempermudah dalam perhitungan, maka bacaan
Benang Tengah pada rambu setinggi alat, kecuali tidak memungkinkan membidik rambu
setinggi alat maka hal tersebut dilakukan
7. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran ini Theodolit T.0 yang dilengkapi dengan
rambu ukur 3 meter dan unting-unting untuk centring alat ukur
8. Pengukuran situasi detail dilakukan dengan kerapatan titik detail 10-20 m untuk skala 1 :
1.000
4.4.6. Penggambaran
Penggambaran peta situasi dilakukan memakai program komputer Auto-CAD Land Dekstop
/LED. Penggambaran tersebut meliputi :
a. Peta Ikhtisar digambar dengan skala 1 : 20.000 dan interval kontur 1,0 m
b. Peta situasi detail dibuat dengan skala 1 : 5.000 dengan interval 0,5 m.
c. Situasi Trace dan profil memanjang digambar dengan skala horizontal 1 : 5.000 dan vertikal
1 : 100.
d. Profil melintang digambar dengan skala horizontal 1 : 100 dan vertikal 1 : 100.
Situasi tapak bangunan air (existing dan rencana) digambar dengan skala 1 : 200.
1. GPS
2. Kamera
3. Current Meter
47
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
4. Roll meter
5. Tongkat untuk mengukur kedalaman sungai/Echo Sounder
Sebelum terjun ke lapangan, titik lokasi pengukuran debit sesaat terlebih dahulu
dipersiapkann dengan melakukan ploting menggunakan aplikasi GIS. Koordinat yang
diperoleh dari sistem GIS, dijadikan patokan sebagai titik survey hidrologi di lapangan.
48
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
2. Pengukuran Debit Sesaat (Sungai / Saluran)
Pengukuran debit bisa menggunakan 2 metode, yakni metode pelampung permukaan dan
alat ukur arus tipe baling-baling. Dalam pelaksanaan survey hidrologi ini, metode yang
digunakan adalah pengukuran debit sungai dan saluran dengan menggunakan alat ukur tipe
baling-baling, dengan mengikuti pedoman dalam SNI 03-2819-1992 tentang Pengukuran
debit sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur arus tipe baling-baling.
Pengukuran debit sungai dalam pekerjaan ini direncanakan dengan metode merawas,
perahu atau jembatan, tergantung kondisi sungai dan ketersediaan fasilitas di lapangan,
seperti perahu.
Dimana :
Q = Debit (m3/second)
Berdasarkan persamaan tersebut, maka parameter utama yang diukur untuk menghitung
debit sesaat adalah kecepatan aliran dan luas penampang basah.
Alat yang akan digunakan untuk mengukur kecepatan arus adalah current meter dengan
dokumentasi sebagai berikut:
49
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Dalam pekerjaan ini, metode yang akan dipilih akan terlebih dahulu mempertimbangkan
kondisi sungai di lapangan.
a. Bentangkan tali secara tegak lurus dengan alur sungai. Kemudian dilakukan pengukuran
lebar penampang dengan menggunakan alat ukur (roll meter)
b. Lebar penampang basah yang sudah diukur kemudian dibagi menjadi per segmen,
semakin rapat pembagian segmen maka hasilnya akan semakin teliti.
50
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
5.6 Metodelogi Survei Sosial Ekonomi
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survey sosial ekonomi terdiri dari:
Kamera
Alat tulis
Pedoman wawancara
Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan mengajukan permohonan data terkait kepada
lembaga atau instansi. Data sekunder sosial ekonomi yang akan dikumpulkan meliputi:
Selain pengumpulan data sekunder yang berasal dari lembaga, survey sosial ekonomi pertanian
juga dilakukan dengan teknik wawancara atau kuesioner kepada sejumlah narasumber yang
menjadi pemilik sawah maupun penggarap di areal D.I. Cisiih. Jumlah yang dilakukan
wawancara ditentukan dengan teknik sampling pada sejumlah petani yang menggarap lahan di
areal D.I. Cisiih.
Pemetaan geologi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan singkapan batuan secara
visual yang diikuti dengan deskripsi litologi, pengukuran arah jurus dan kemiringan bidang
perlapisan batuan, pengukuran arah jurus dan kemiringan kekar. Hasilnya berupa peta geologi
51
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
yang disajikan pada peta situasi skala 1 : 2.000 sebagai (untuk daerah tapak bendung dan
sekitarnya). Sebagai pedoman dalam pemetaan geologi ini, dipakai Peta Geologi Regional
Lembar Leuwidamar skala 1 : 250.000. Peralatan utama yang dipakai adalah kompas geologi,
palu geologi dan GPS.
Pada setiap lubang bor dilakukan uji SPT dengan mengikuti prosedur SNI 03-4153-1996.
Peralatan utama yang dipakai dalam pengujian ini terdiri dari :
1. Drive Hammer 63,5 Kg
2. Knocking Block
3. Split Barrel Sampler
4. Spt Shoe
5. Stang Bor
Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh jumlah pukulan drive hammer terhadap penetrasi
split barrel sample untuk keperluan identifikasi. Pengujian dilakukan pada setiap lubang bor
dengan interval kedalaman 3 m. Hasil pengujian berupa nilai SPT N (menyatakan jumlah
pukulan untuk mencapai penetrasi split barrel sampler 30 cm). Nilai tersebut disajikan pada
kolom khusus yang tersedia di dalam Log Pemboran Inti.
52
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Air dialirkan melalui stang bor pada 9 (sembilan) variasi tekanan konstan tertentu dan
volume air yang masuk kedalam formasi batuan dicatat pada selang waktu tertentu sebagai
berikut:
Tabel 5.3. Pengaliran Melalui Stang Bor pada Sembilan Variasi Konstan
Tekanan Volume air Debit q
(kg/cm2) (liter/5 menit) (liter/detik)
P1 V1 q1
P2 V2 q2
P3 V3 q3
P4 V4 q4
P5 (P max) V5 q5
P4 V6 q6
P3 V7 q7
P2 V8 q8
P1 V9 q9
Keterangan :
Q = debit air (liter/menit)
k = koefisien permeabilitas
L = panjang ruas uji (meter)
r = jari-jari ruas uji (meter)
H = tinggi tekanan air pada ruas uji (meter)
Lu = nilai Lugeon
tekanan efektif (kg/cm2)
P =
Hasil pengujian berupa nilai koefisien permeabilitas k (cm/det) dan nilai Lugeon Lu
(liter/meter/menit) pada setiap ruas uji yang disajikan pada kolom khusus di Log Pemboran Inti.
53
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
54
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6.1 Penjadwalan
6.1.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Kurva S)
Sejumlah lingkup pekerjaan yang tertera dalam KAK, ditelaah dan dijabarkan dalam lingkup
pekerjaan yang lebih detail. Berdasarkaan lingkup pekerjaan yang tertera dalam KAK
dijabarkan menjadi 5 kegiatan utama dan dibagi menjadi sejumlah sub kegiatan lebih detail.
Kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
A. KEGIATAN A : PENDAHULUAN
1. Administrasi dan Teknis
2. Pengumpulan Data Sekunder
3. Pengumpulan dan Identifikasi Studi Terdahulu
4. Orientasi awal lapangan
B. KEGIATAN B : SURVEY DAN INVESTIGASI LAPANGAN
1. Survey Topografi
2. Survey Geologi Teknik
3. Survey Pertanian dan Agro Ekonomi
4. Survey Hidrologi dan Hidrometri
C. KEGIATAN C : ANALISIS DATA DAN DESAIN
1. Analisis lokasi. Kondisi bangunan serta jaringan
2. Analisa dan Penggambaran topografi
3. Analisa geologi teknik dan mekanika tanah
4. Analisa pertanian dan agro ekonomi
5. Analisa hidrologi dan hidrometri
6. Desain Jaringan dan bangunan
7. Perhitungan BOQ dan RAB
D. KEGIATAN D : PEMBUATAAN LAPORAN (SESUAI KAK DAN KONTRAK)
E. KEGIATAN E : DISKUSI
F. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disusun dalam sebuah grafik (kurva S) dapat dilihat
pada Tabel 6.1.
55
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
Tabel 6.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Kurva S)
PEKERJAAN : DED PEMBAHARUAN D.I. CISIIH
SATUAN KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2019
NAMA PERUSAHAAN : PT. SUROSOWAN RAYA KONSULTAN
No dan Tanggal Kontrak :
BULAN KE -
BOBOT
NO. JENIS KEGIATAN I II III IV V VI VII KET
(%)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I KEGIATAN A : PENDAHULUAN
100.00
1 Administrasi & Teknis 1.63 0.81 0.81
0.81 0.81
2 Pengumpulan Data Sekunder 2.43 0.40 0.40 0.40 0.61 0.57 0.04
0.40 0.40 0.40 0.61
3 Pengumpulan dan Identifikasi Studi Terdahulu 1.31 0.66 0.66
0.33 0.33 0.33 0.33
4 Orientasi Awal Lapangan 1.11 0.56 0.56
0.56 0.56
2 Survey Geologi Teknik 9.89 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65
3 Survey Pertanian dan Agro Ekonomi 3.13 0.78 0.78 0.78 0.78
2 Analisa dan Penggarambaran Topografi 6.19 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.05 0.98 0.52
3 Analisis Geologi Teknik dan Mekanika Tanah 4.72 0.79 0.79 1.50 0.08 0.79 0.79
5 Analisa Hidrologi dan Hidrometri 4.20 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
6 Desain Jaringan dan Bangunan 6.35 0.64 0.64 1.21 0.06 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64
7 Penggambaran Desain 4.24 0.42 0.42 0.81 0.04 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 60.00
6 Laporan Pendukung :
- Laporan Survey dan Pengukuran 1.22 1.22
40.00
- Laporan Analisa Data Jaringan Irigasi 1.20 1.20
20.00
- Laporan OP 1.13 1.13
V KEGIATAN E : DISKUSI
1 Diskusi Laporan Pendahuluan 1.85 1.85
1.85
2 Diskusi Laporan Antara 2.31 2.31
0.00
BOBOT RENCANA 100.00 0.81 0.81 1.06 1.06 0.96 1.16 2.02 3.47 2.07 2.07 4.24 4.24 4.40 4.40 4.40 4.40 5.99 4.90 5.13 5.87 4.08 3.02 3.59 4.57 4.21 5.06 7.22 4.80
BOBOT RENCANA KUMULATIF 0.00 0.81 1.63 2.69 3.75 4.71 5.88 7.89 11.36 13.43 15.51 19.74 23.98 28.38 32.78 37.18 41.58 47.57 52.46 57.59 63.46 67.54 70.56 74.14 78.71 82.92 87.98 95.20 100.0
BOBOT REALISASI 0.00 0.81 0.81 0.73 0.73 1.29 4.84
BOBOT REALISASI KOMULATIF 0.81 1.63 2.36 3.10 4.38 9.23
DEVIASI 0.00 0.00 -0.33 -0.66 -0.33 3.35
56
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6.1.2 Jadwal Penugasan Personil
PEKERJAAN : DED PEMBAHARUAN D.I. CISIIH
SATUAN KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2019
NAMA PERUSAHAAN : PT. SUROSOWAN RAYA KONSULTAN
No dan Tanggal Kontrak :
LAMA BULAN KE -
NO. POSISI Nama Personil TUGAS I II III IV V VI VII KET
(BULAN) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tenaga Ahli
1 Ketua Tim 7
2 Ahli Irigasi 7
3 Ahli Geoteknik 7
4 Ahli Pengukuran 6
B Tenaga Pendukung
1 Surveyor 1 5
2 Surveyor 2 5
3 Draftman 6
5 Sekretaris / Administrasi Kantor 7
7 Tenaga Lokal 2
57
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6.1.3 Jadwal Penggunaan Peralatan
PEKERJAAN : DED PEMBAHARUAN D.I. CISIIH
SATUAN KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2019
NAMA PERUSAHAAN : PT. SUROSOWAN RAYA KONSULTAN
No dan Tanggal Kontrak :
LAMA BULAN KE -
NO. PERALATAN PAKAI I II III IV V VI VII KET
(BULAN) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Peralatan Kantor
1 Alat Tulis Kantor (ATK) 7
2 Komputer 7
3 Printer 7
4 Telpon/Fax 7
58
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6.1.4 Jadwal Penggunaan Material
PEKERJAAN : DED PEMBAHARUAN D.I. CISIIH
SATUAN KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2019
NAMA PERUSAHAAN : PT. SUROSOWAN RAYA KONSULTAN
No dan Tanggal Kontrak :
LAMA BULAN KE -
NO. MATERIAL PAKAI I II III IV V VI VII KET
(BULAN) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Material Kantor
1 Material Alat Tulis Kantor (ATK) 7
2 Material Printer 7
3 Material Telpon/Fax 7
59
LAPORAN PENDAHULUAN
DED Pembaharuan D.I. Cisiih
6.2 Realisasi dan Rencana Kerja Selanjutnya
Hingga pelaksanaan diskusi pendahuluan, yakni bulan 2 minggu ke 2, sejumlah pekerjaan yang
telah dilakukan oleh tim konsultan adalah :
Bobot realisasi pekerjaan yang telah dilaksanakan adalah 9.33%, mengalamai deviasi + 3.35%
dari rencana kerja awal, dimana rencana kerja hingga bulan 2 minggu ke 2 sebesar 5.88%.
Adapun rencana kerja yang akan dilaksanakan paska pelaksanaan diskusi pendahuluan ini
adalah :
60