Antibiotik adalah salah satu jenis obat yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengobati
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun mikroorganisme lainnya.
Namun yang perlu diingat adalah, antibiotik hanya mengobati jenis-jenis penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, namun tidak dapat digunakan ada penderita yang memiliki riwayat
penyakit yang disebabkan oleh virus maupun jamur.
Beberapa jenis penyakit yang mungkin tidak memerlukan / disembuhkan oleh antibiotik antara
lain :
Pilek,
penyakit kulit seperti panu, kudis, kurap,
sakit tenggorokan,
bronkhitis,
sakit gondok, dan
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dan jamur.
Antibiotik pertama kali ditemukan dari kultur jamur oleh seorang ilmuwan asal skotlandia pada
tahun 1929 bernama Alexander fleming. Antibiotik ini dinamakan penisilin.
Dizaman sekarang ini sudah terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang sudah diciptakan oleh
manusia. Tujuannya adalah agar dapat membantu menyembuhkan berbagai macam jenis infeksi
mulai dari stadium rendah hingga stadium yang parah sekalipun.
Penisilin (Penicillins)
Yaitu sejenis antibiotik yang digunakan untuk
mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi yang terjadi pada
telinga.
Penisilin G,
penisilin V,
ampisilin,
tikarsilin,
kloksasilin,
oksasilin,
amoksisilin,
dan nafsilin.
Manfaat antibiotik ini digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang terjadi didaerah
gigi, telinga, kulit, mata, dan berbagai organ tubuh lainnya.
Adapun efek samping yang sering ditimbulkan oleh penicilin antara lain :
Diare
Urtikaria
Nausea
Superinfeksi dri Candidiasis
Selain itu bebrapa efek samping yang mungkin jarang ditemukan oleh pengguna antibiotik ini
adalah
Demam
Mual
Muntah
Dermatitis
Angiodema
Kolitis pseudomembarnosus.
Bagi seseorang yang alergi terhadap antibiotik ini bisa mengalami anafilaksis (kenaikan
kerentanan suatu organisme thd injeksi protein susulan).
Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi berat atau infeksi yang tidak
dapat disembuhkan oleh antimikroba yang lain seperti meningitis, gonorhea, dan beberapa jenis
infeksi lainnya.
1. Cefadroxil dan Cefalexin, digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang biasa terjadi pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih.
2. Cefazolin, digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri pada kandung kemih,
kandung empedu, organ pernafasan, saluran kencing, infeksi pada bekas operasi, serta
infeksi pada kulit.
3. Cephalotin, digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri pada kulit, jaringan lunak,
saluran pernafasan, genito urinaria, infeksi pasca operasi, otitis, septikemia.
4. Cefaktor dan cefixim, digunakan untuk menghilangkan bakteri pada jenis penyakit
pneunomia, serta berbagai jenis infeksi yang terjadi di telinga, paru-paru, tenggorokan,
saluran kemih, dan kulit.
5. Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon, digunakan untuk mengobati infeksi karena
bakteri pada paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah, dan saluran kencing.
6. Cefmetazol, merupakan jenis sefalosforin yang lebih aktif terhadap gram positif, proteus,
serritia, gram negatif, dan beberapa bakteri E coli.
7. Cefoperazon dan Ceftazidim, digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada
paru-paru, kulit, sendi, darah, rahim, dan saluran kemih.
8. Ceprozil, digunakan untuk pengobatan otitis, jaringan lunak, dan saluran pernafasan.
9. Cefuroxim, Untuk pengobatan bronkhitis, gonore, infeksi limfa, infeksi organ telinga,
tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit.
10. Cefotaxim, digunakan untuk pengobatan gonore, infeksi ginjal, infeksi saluran kemih,
infeksi saluran pernafasan, meningitis, infeksi pasca operasi, infeksi kulit, dan jaringan
lunak.
11. Cefotiam, jenis sefalosforin ini sangat aktif terhadap gram positif maupun negatif.
12. Cefpodoxim, untuk pengobatan berbagai macam infeksi seperti pneunomia, bronkhitis,
gonore, infeksi telinga, kulit, tenggorokan, dan saluran kemih.
13. Cefepim, digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, saluran kemih, dan pneunomia.
14. Cefpirom, digunakan untuk pengobatan infeksi pada darah, paru, saluran nafas, saluran
kemih.
Berbeda dengan obat tramadol, adapun efek samping dari penggunaan sefalosforin antara lain :
Ruam
Diare
Kram perut
Demam
Aminoglikosida
Jenis antibiotik ini antara lain adalah streptomisin, gentamisin, kanamisin, amikasin, dibekasin
tobramisin, netilmisin, neomisin, paromomisin, framisetin.
Efek samping yang bisa ditemukan oleh penggunaan jenis antibiotik ini antara lain :
Makrolida
Aktivitas dari mikrolida disebabkan karena adanya cincin mikrolida dan cincin lakton besar yang
berikatan dengan satu atau lebih gula deoksi. Cincin lakton sendiri biasa tersusun dari 14, 15,
hingga 16 atom.
Antibiotika ini biasanya digunakan untuk pengobatan jenis infeksi yang disebabkan bakteri
seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi lambung, dan lainnya.
sponsored links
Sulfonamid
Sifat dari antibiotik ini adalah amfoter, artinya dapat membentuk garam baik dengan zat asam
maupun basa. Penggunaannya diantaranya adalah untuk mengobati penyakit ginjal, insufiensi
jantung, porfira akut, kerusakan parenkim hati, devisiensi bawaan dari glukosa, hipersensivitas,
perubahan komponen darah.
Jenis Sulfonamid
1. Cotrimoxazole
2. Abatrim
3. Bactoprim
Ruam
Gagal ginjal
Gangguan darah seperti depresi sumsum tulang dan agranulositosis
Anemia hemolitis
Reaksi alegi seperti urticaria
Gangguan pencernakan seperti mual dan diare
Antibiotik ini sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil dan menyusui, serta pada bayi
dibawah usia 6 bulan.
Fluoroquinolones
1. Ciprofloxacin
2. Gemifloxacin
3. Levofloxacin
4. Moxifloxacin
5. Norfloxacin
6. Ofloxacin
Tetrasiklin
Cara kerja antibiotik ini adalah menghalangi masuknya komplek tRNA asam amino pada tempat
asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
Antibiotik ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang terjadi pada teling bagian tengah,
saluran pernafasan, dan saluran kemih.
1. Tetrasikin, digunakan untuk pengobatan acne vulgaris dan rosacea, infeksi saluran
pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari, dan gonore.
Biasanya berbentuk tablet dan buffer.
2. Doksisiklin, digunakan untuk pencegahan infeksi antraks, malaria, serta infeksi kaki
gajah. tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul
3. Oksitetrasiklin, digunakan untuk pengobatan infeksi ricketsia klamidia, saluran
pernafasan, saluran pencernakan, kulit, jaringan lunak, dan infeksi sexual. Biasanya
tersedia dalam bentuk kapsul
4. Minosiklin, digunakan untuk pengobatan pneumonia, infeksi pada saluran pernafasan,
jerawat, infeksi kulit, meningitis, infeksi kelamin, dan saluran kemih. Tersedia dalam
bentuk kapsul.
Efek samping :
Gangguan perut
Sensitif terhadap cahaya
Gangguan hati
Polipeptida
1. Bacitracin
2. Polimiksin B
3. Colistin
Efek samping :
Saat antibiotik ini disuntikkan kedalam kulit, dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan
saraf.
Para dokter biasanya memberikan antibiotik berdasarkan pada jenis infeksi yang diderita pasien,
serta memperhitungkan tingkat sensivitas pasien pada antibiotik yang akan diberikan. Hal itu
tentu saja dimaksudkan untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.