pada
Bedah Digestif
Patogen pada
Gaster, duodenum, dan usus halus
• coagulase-negative staphylococci
pembedahan • Streptococcus
• Oropharingeal anaerob bacteria
Nitroimidazole
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem Compound Summary for CID 441130, Meropenem. Retrieved February 9, 2021 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Meropenem.
Thai T, Salisbury BH, Zito PM. Ciprofloxacin. [Updated 2020 Sep 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535454/
Rekomendasi Antibiotik
Departemen Medik Ilmu Bedah. Panduan
Umum Terapi Antibiotik Rumah Sakit Pasien
Departemen Medik Ilmu Bedah. RSCM. 2019
Antibiotik
Profilaksis
Penanganan antibiotik
Infeksi • Antibiotik empiris
Intraabdomen • Diberikan secara IV 1 jam setelah diagnosis tegak
• Evaluasi efektivitas antibiotik dalam 48 – 72 jam
Komplikata • AB inisial: antibiotik broad spectrum (aminoglikosida)
(2) • Pilihan antibiotik lain
• Meropenem, doripenem, imipenem-cilastatin (high risk IIK)
• Ertapenem (low risk IIK)
• Jangan menggunakan tigecycline untuk high risk IIK, hanya
gunakan untuk tigecycline untuk pasien dengan pathogen
resisten terhadap antibiotik lain
Antibiotik Diberikan 3 – 5 hari direkomendasikan pada low to moderate IIK
definitif
AB postoperasi tidak diperlukan untuk uncomplicated IIK (appendicitis
akut dan kolesistitis)
Infeksi Antibiotik Antibiotik oral dengan bioavailabilitas tinggi dapat digunakan untuk
menggantikan AB IV
Intraabdomen oral
Komplikata
(3)
Antibiotik Metronidazole sebagai pilihan pertama, dikombinasikan dengan AB lain
sebagai terapi empiric
untuk
infeksi Jangan gunakan clindamycin sebagai AB untuk infeksi anaerob kecuali
anaeorob metronidazole tidak tersedia
Kasus
Ny. M, 28 th, 459-01-17
• Pasien dengan riwayat nyeri perut kanan pada 3 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan bertambah hebat dan dirasakan sampai ke pinggang disertai
mual dan muntah. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Tidak ada riwayat
kuning dan demam. Pasien berobat ke RS Harum dan dirujuk untuk USG
Abdomen ke RS Hermina Galaxy karena keterbatasan fasilitas. Dari hasil
USG ditemukan batu empedu. Pasien memilih berobat ke RS Primaya
dan disarankan untuk operasi laparoskopi kolesistektomi, karena ingin
memakai BPJS pasien kemudian dirujuk ke RSCM.
• Pasien sempat direncanakan untuk operasi elektif di bulan Februari
2022 namun tertunda karena positif COVID-19. Saat ini tidak ada
keluhan nyeri perut, mual atau muntah, dan BAB.
Pemeriksaan fisik
• KU: tampak sakit ringan • Mata konjungtiva tidak anemis,
• Kesadaran compos mentis
sklera tidak ikterik
• TD 110/60 mmHg • Paru suara paru vesikuler di kedua
• HR 68 x/menit lapang paru
• RR 16 x/menit • Jantung bunyi jantung S1 dan S2
• Suhu 36,5C reguler, tidak terdengar murmur
• SpO2 99% on O2 room air
maupun gallop
• TB 172 cm • Ekstremitas akral hangat, CRT <2"
• BB 67 kg
• IMT 23,1 kg/m2
Status Lokalis
Abdomen
• I: datar
• A: bising usus positif
• P: datar, supel, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada defans
• P: timpani
Laboratorium (5/3/2022)
• DPL 10.9/33.4/4100/194.000
• OT PT 22/24
• UR CR 10.7/0.50
• PT APTT 0.9x/1.2x
• E 134/3.1/99.9
• PCR 0.08
• CRP 16.7
Toleransi Operasi
Toleransi Hematologi: Ringan Toleransi Hematologi: Sedang
Hb >10, trombosit >150.000, PT/aPTT risiko pneumonia: 1,19%
dalam batas normal risiko gagal napas: 2,2%
Ariscat : 32 (intermediate)
Toleransi Kardiologi: Ringan
No emergency procedure Toleransi Metabolik-Endokrin:
No active cardiac condition Ringan
Intermediate risk surgery Elektrolit, ur/cr, gds, OT/PT normal
METS > 4
RCRI 0.4%
Toleransi Anestesi
• Penyakit sistemik ringan
• ASA 2
• Post op Ruangan
USG
29/11/2021
• A/
• Kolesistolitiasis Simptomatik (kolik bilier)
• P/
• Pro laparoskopi kolesistektomi
Antibiotik
Profilaksis