Ptek01 15 PDF
Ptek01 15 PDF
RINGKASAN
PENDAHULUAN
95
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
mudah ditangani, yakni Trnak domba atau kambing (selanjutnya sebut saja
doming) berjenis kelamin jantan (SOEDOMO, 1987) . Dasar pemikirannya adalah
pengumpulan feses dan urine mudah dilakukan (SCHNEIDER AND FLATT, 1975).
Ternak ditempatkan dalam kandang metabolisme yang dilengkapi dengan
perangkat yang dapat menampung feses clan urine secara terpisah, sebagai yang
telah diutarakan SURYANA (1997). Pemisahan feses dan urine secara langsung
tersebut, menghasilkan tingkat ketelitian data yang dikumpulkan dapat terjamin.
Namun demikian pengalaman di lapang menunjukkan bahwa, ternak
jamntan tidak selalu tersedia, sehingga perlu dipikirkan begaimana teknik yang
dapat diterapkan dalam pengumpulan data kecemaan apabila metoda koleksi
total dilakukan dengan menggunakan ternak betina . Pada kesempatan ini
penulis mencaba membagi pengalaman lapang yang cukup berharga untuk
dapat dipertimbangkan sebagai bahan masukan bagi para peneliti dan teknisi
yang ingin melakukan uji kecemaan pakan . secara in-vivo dengan
mempergunakan Trnak betina, khususnya ternak "doming"
Alat dan bahan . Oleh karena materi yang dikumpulkan berbentuk basah, maka
bahan yang dipilih sebaiknya tidak memiliki sifat menyerap air dan tahan/kuat
serta mudah didapat dengan harga yang relatif murah . Dari beberapa bahan
yang tersedia di pasar, ternyata bahan yang baik untuk dapat dipakai sebagai
bahan penampung urine adalah kain polyester tipis (parazut), sedangkan sebagai
bahan penampung feses dapat dipergunakan kain kasa nyamuk yang juga
terbuat dari polyester. Selain bahan utama tersebut dibutuhkan juga corong
minyak yang terbuat dari plastik, selang plastik (ukuran yang disesuaikan
dengan corong), hekter, lem `aica aibon', tali palstik ukuran diameter kecil,
pakau seng clan botol bekas bahan kimia dengan kapasitas minimal 2 liter .
96
Temu Teknis Fungsional Non Penelid 2001
Tali
~~i1tli im 1I lei .~
Selanjutnya siapkan lapis kedua yang terbuat dari kain parazut. Ukuran
lapis kedua diusahakan 20 cm lebih lebar dari ukuran laintai kandang panggung
ditambah 10 cm. Tujuannya adalah agar lapis ke 2 ini dapat menggantung
bebas dan tidak menempel dengan lapis pertama, sedang 10 cm lainnya
dipersiapkan untuk tempat jahitan dengan luabng pada setiap pojok untuk
memasukan tali (Gambar lb). Ditengah lapis ke dua, dibuat lubang yang
disesuaikan dengan diameter mulut corong, yang untuk selanjutnya corong
plastik tersebut dapat ditempelkan pada bagian tersebut. Agar sambungan
tersebut cukup kuat dan tidak bocor, maka pergunakan lem clan hekter yang
telah dipersiapkan . Untuk mencegah rembesan yang mungkin dpaat terjadi,
usahakan agar sisi mulut corong menempel/berada dibagian luar (Gambar lb).
Selain sebagai tempat alir urine, corong plastik ini jugs berfungsi sebagai
pemberat yang dapat memebentuk lapis ke dua menjadi cekung . Setelah kedua
pekerjaan tersebut selesai, maka alat tersebut telah siap dipergunakan .
Cara kerja alat penampung. Sangkutkan Lapis 1 tepat dibawah lantai kandang
panggung dengan bantuan pakau yang telah dipersiapkan atau dengan bantuan
alat pengait lainnya. Setiap ujung Lapis 1, berada tepat disetiap pojok lantai
kandang. Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk Lapis 2, tepat bagian bawah
Lapis 1, sebagai yang tertera pada Gambar 2. Hubungkan ujung corong dengan
97
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001
Tali
Tali
Lapis 1 .
Lapis 2.
Corong Plastik
Selang plastik
Lantai kanclang
98
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
DAFTAR BACAAN
JOHNSON, R.R. 1969 . Technique and Procedures for in-vitro and in-vivo Rumen
Studies. In. Techniques and Procedures in Animal Science Research.
American Society of Animal Science. Q. Corporation< Albany, NY.
SCHNEIDER, B. AND W. FLATT. 1975. The Evaluation of Feed Through
Digestibility Experiments . The Univ . George Press, Athens . 30602.
SOEDOMO, R. 1987 . Pakan Temak Gembala. BPFE. Yogyakarta .
SURYANA. 1997 . Pembuatan kantong koleksi fese untuk domba. Pros.
Lokakarya Fingsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan . Pp . 20-24.