Anda di halaman 1dari 21

PEMECAHAN MASALAH DENGAN PDCA PADA KEMATIAN IBU

HAMIL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka


Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan
beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB
di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI
228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN
19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan
CBR 19,1 maka terdapat 4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI
228/100.000 KH berarti ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu
meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas. Besaran kematian Neonatal, Bayi dan Balita jauh
lebih tinggi, dengan AKN 19/1.000 KH, AKB 34/1.000 KH dan AKABA
44/1.000 KH berarti ada 9 Neonatal, 17 bayi dan 22 Balita meninggal tiap
jam.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,


2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun
sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka
Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga
dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi
102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan
Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015.

Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat


persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab
langsung kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan
infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang
Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan
(40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko
terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab
langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%),
infeksi (7%) dan lain-lain (33%).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Konsep PDCAcycle pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart


pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya
konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang
kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”. PDCAcycle berguna
sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCAcycle, yaitu:

a. Plan
1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan
harapan pengguna jasa pelayanan tersebut melalui analisis suatu proses
tertentu.

2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini

 Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang
terlibat dalam prose tersebut.
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut

 Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut


 Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami
kinerja dan dinamika proses
 Teknik yang digunakan : observasi
 Mengunakan alat ukur seperti wawancara

4. Fokus pada peluang peningkatan mutu

 Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan


 Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya
gap antara kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat
diukur.

5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah

 Menyimpulkan penyebab
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
 Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa

6. Menemukan dan memilih penyelesaian

 Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah


 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

b. Do

1. Merencanakan suatu proyek uji coba

 Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan


sebagainya.
 Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)

2. Melaksanakan Pilot Project

Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2 minggu)

c. Check

1. Evaluasi hasil proyek

 Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut


 Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang
dikumpulkan dan teknik pengumpulan data harus sama)
 Target yang ingin dicapai 80%
 Teknik yang digunakan: observasi dan survei
 Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner

2. Membuat kesimpulan proyek

 Hasil menjanjikan namun perlu perubahan


 Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
 Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas

d. Action

1. Standarisasi perubahan

 Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan


 Revisi proses yang sudah diperbaiki
 Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada
 Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas
perubahan yang dilakukan.
 Lakukan pelatihan bila perlu
 Mengembangkan rencana yang jelas
 Dokumentasikan proyek

2. Memonitor perubahan

 Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur


 Alat yang digunakan : …….
Penyebab kematian ibu adalah :

1. Perdarahan

Perdarahan merupakan gangguan kehamilan yang pasti membuat ibu


cemas. Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada janin.
Perdarahan memang belum tentu gejala keguguran, tapi perlu
diperhatikan juga.

Perdarahan memang bisa terjadi kapan pun sepanjang kehamilan. Pada


kehamilan trimester pertama ada empat jenis perdarahan yang bisa
terjadi:

 Abortus iminiens. Ini adalah perdarahan pada rahim yang akan menyebabkan
keluarnya sedikit darah, namun embrio utuh dan aman.

 Abortus insipiens. Ini adalah perdarahan yang lebih banyak diikuti rasa mulas, embrio
masih utuh tapi sudah terjadi pembukaan rahim.

 Abortus inkomplet. Ini adalah perdarahan yang sangat banyak dan dapat menimbulkan
syok. Sudah terjadi pengeluaran embrio meski masih ada sisa yang tertinggal di rahim.

 Hamil ektopik. Disebut juga hamil di luar kandungan, 95% kasusnya berupa calon
janin menempel di saluran telur (tuba falopi). Jika terjadi, tindakan yang harus dilakukan
adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan mengangkat saluran telur yang robek.

Pada kehamilan trimester 2 dan 3, perdarahan bisa terjadi akibat:

 Plasenta di bawah (plasenta previa), di mana kondisi posisi plasenta menutupi jalan
lahir. Gejalanya, perdarahan tanpa disertai nyeri.

 Plasenta lepas (solutio plasenta), di mana pelekatan plasenta robek sebagian atau
lepas. Gejalanya, perdarahan berupa bercak darah warna merah gelap.
HPP

Perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa


post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir.

Klasifikasi Perdarahan Post Partum

• Perdarahan post partum / early HPP/ primary HPP adalah perdarahan


berlebihan ( 600 ml atau lebih ) dari saluran genitalia yang terjadi dalam
12 - 24 jam pertama setelah melahirkan.

• Perdarahan paska persalinan lambat / late HPP/ secondary HPP adalah


perdarahan yang terjadi antara harikeduasampai enam minggu paska
persalinan.

Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu :

• Penyebab perdarahan paska persalinan dini :

1. Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan


perineum, luka episiotomi.

2. Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri,


retensi plasenta, inversio uteri.

3.Gangguan mekanisme pembekuan darah.

• Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan


oleh sisa plasenta atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk
pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus.
2. Pre Eklampsia dan Eklampsia pada kehamilan

Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih
awal terjadi.

Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-


kejang pada penderita pre

eklampsia, yang juga dapat disertai koma.

Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa


menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa
kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan
bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8% wanita hamil
di Indonesia. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan
terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta
superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah
memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda
dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing
penyakit di atas tidak sama.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pembagian di atas.

Penyebab:
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini
dianggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat penyempitan
pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta (ari
– ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa
nutrisi ke janin.
Faktor Risiko :

1. Kehamilan pertama

2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia

3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya

4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

5. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan
darah tinggi)

6. Kehamilan kembar

Deteksi dini :

1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama), ibu menikah dan


langsung hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap pre-eklampsia dan
eklampsia.

2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu kehamilan

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam


air seni, fungsi organ hati, ginjal, dan jantung, fungsi hematologi /
pembekuan darah

3. Infeksi

Secara umum infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya


dikelompokan menjadi tiga penyebab, yaitu :

1. Infeksi Virus ; meliputi varisella zooster, influenza, parotitis, rubeola, virus pernafasan,
enterovirus, parfovirus, rubella, sitomegalovirus.
2. Infeksi bakteri ; meliputi Streptokokus grup A, Streptokokus grup B, Listeriosis,
Salmonella, Shigella, Mourbus Hansen.

3. Infeksi protozoa; meliputi Toksoplasmosis, Amubiasis, amubiasis, infeksi jamur.

4. 3 Terlambat, 4 Terlalu

Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Hal ini terjadi karena
banyak sekali faktor-faktor penyulit yang dapat menyebabkan
terjadinya keadaan berbahaya bagi kehamilan dan persalinan.

Untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan, maka perlu untuk


menghindari apa yang disebut dengan 3T dan 4T.

3 Terlambat :

1. Terlambat dalam mencapai fasilitas (Transportasi ke rumah sakit/puskesmas kerana jauh)

2. Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas


pelayanan(kurang lengkap atau tenaga medis kurang)

3. Terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan

4 Terlalu :

1. Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun)

2. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun)

3. Terlalu sering (perbedaan usia antara anak sangat dekat)

4. Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)

5. Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan non-medis ( dukun )


1. Pengertian

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali


dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun
bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan
kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang
sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya
sudah berumur ± 40 tahun ke atas ( Prawirohardjo, 2005).

Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa
baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu
tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi
mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang
digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat
menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali
naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang

2. Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non-medis

Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun beranak melakukan


pemeriksaan kehamilan melalui indri raba (palpasi). Biasanya perempuan
yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu
berkonsultasi kepada dukun, bedanya dibidan perempuan yang
mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk
berkonsultasi. Sedangkan dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke
pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control
dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik
maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal,
dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan
cara pemutaran perut (diurut-urut)disertai doa
Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran
katanya janin mulai memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian
kanan ada gerakan halus. Pada usia kandungan 7 bulan, dukun
melakukan upacara tingkeban. Katanya janin mulai bergerak
meninggalkan alam rahim menuju alam dunia, melalui kelahiran. Calon
ibu mendapat perawatan khusus, selain perutnya dielus-elus, badannya
juga dipijat-pijat, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah disisir dan
di bedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun perutnya makan lama
makin besar

3. Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong


Bersalin Dengan tenaga Kesehatan Non-medis

Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga


kesehatan non- medis daripada tenaga kesehatan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:

a. Kemiskinan

b. Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman

c. Kultur budaya masyarakat

d. Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Apabila Persalinan Ditolong Oleh


Non-medis.

6. Kematian Ibu akibat sarana transportasi

Selain itu, faktor lain yang membuat angka kematian ibu tinggi dikarenakan kendala
transportasi, terutama di pedesaan. Menurutnya, banyak ibu meninggal karena saat ingin
melahirkan anak biasanya harus ke kota atau keluar daerah, mereka mengalami keterlambatan
transportasi.

Faktor ketiga ialah keterlambatan fasilitasi, terutama di pedesaan. Apalagi, kesadaran


masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak bisa pisahkan. Sehingga, hasilnya
melipatgandakan angka kematian ibu yang harus ditangani

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 KASUS

Di Desa Suka Mundur terdapat 100 orang ibu hamil. Di desa tersebut terdapat Bidan desa
baru pindah, kadesnya aktif, Kader yang aktif ada 10 orang,terdapat kelas ibu hamil ada 2
kelas, Tabulin baru di buka. Disana ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dan
dapat berpengaruh terhadap kematian ibu di desa ini. Presentasenya adalah Perdarahan
memiliki presentase 29,35 %, Pre Eklamsi/Eklamsi 27.27%, infeksi 6,06%, dan lain – lain 21,
85%. Sebagai Bidan Langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah sebagai berikut melalui Pembuatan Siklus PDCA :

Pembuatan Siklus PDCA

1. Perencanaan/ Planing

Unsur-unsur rencana kerja

a. Judul Rencana

Menurunkan angka Kematian ibu di desa Sukamundur

b. Rumusan Pernyataan dan uraian masalah

10% AKI di Desa Suka Mundur pada tahun ini mengalami peningkatan.
AKI : Jumlah Kematian Ibu pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

Kematian Ibu bisa disebabkan :

1. Perdarahan

2. Pre Eklampsia dan Eklampsia pada kehamilan

3. Infeksi

4. 3 Terlambat, 4 Terlalu

5. Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan non-medis ( dukun )

6. Kematian Ibu akibat sarana transportasi

c. Rumusan tujuan

Menurunkan angka kematian ibu di Desa Suka mundur

d. Uraian kegiatan

3. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat (termasuk kades)

4. Melakukan pendekatan kepada kader dan paraji

5. Melakukan pendekatan kepada masyrakat setempat

6. Melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai tanda bahaya dalam kehamilan, persiapan
persalinan , dll )

7. Melaksanakan kelas ibu hamil

8. Menyarankan/mengajak ibu untuk menabung sebagai persiapan untuk biaya persalinan (


tabulin)

e. Metode dan kriteria penilaian


1. Melakukan kunjungan rutin Antenatal Care

2. Deteksi dini bahaya kehamilan

3. Melakukan penyuluhan tentang kehamilan

4. Membagikan leaflet seputar kehamilan

f. Waktu

September oktober
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan Data x
2 Melaporkan hasil data x
3 Konsultasi x
Penyuluhan dan melakukan
4
kunjungan rumah x x
Menyusun rencana kerja
5
baru x
Memantau pelayanan yang
6
telah diberikan x
7 Menilai hasil yang dicapai x

g. Pelaksana

No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab


1. Virgilia Pengumpulan data, konsultasi
2. Agustin Penyuluhan
3. Dian P. Memberikan pelayanan kebidanan
h. biaya

Biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu ini + Rp.


1.500.000

Pengeluaran Biaya
Pengetikan Rp. 250.000
Fotocopi Rp. 150.000
Peralatan penyuluhan RP. 700.000
Konsumsi Rp. 200.000
Transportasi Rp. 200.000
Jumlah Rp. 1.500.000

1. Menetapkan Prioritas Masalah

Dalam kasus di atas yang menjadi priorias masalah adalah


kematian ibu sebanyak 5 kasus. Karena selain kematian ibu menjadi
indikator kesehatan, selain itu peran ibu itu sangat penting , anak tidak
dapat berkembang dengan baik tanpa kehadiran seorang ibu. Bukan
dengan maksud mengesampingkan bayi, tetapi hidup bayi itu masih
panjang, bagaimana kehidupan bayi itu selanjutkan kalau ibunya tidak
ada.

2. Menetapkan Prioritas Penyebab Masalah

Penyebab kematian ibu adalah :

2. Perdarahan
3. Eklampsia

4. Infeksi

5. 3T + 4T

6. Persalinan oleh dukun bayi

7. Kematian Ibu akibat Sarana Transportasi

3. Menetapkan Prioritas Pemecahan Masalah

a. Konseling pada ibu hamil

b. Menjalin kemitraan dengan Paraji

c. Bekerjasama dengan Kader dan masyarakat setempat

d. Mengembangkan kelas ibu hamil

B. DO/ PELAKSANAAN

4. Melaksanakan prioritas pemecahan masalah dengan POA dan Gantt Chart

a. Membuat POA → Format rencana pelaksanaan kegiatan

No. Uraian Sasaran/ Langkah kegiatan Sumber Penanggung Batas


Masalah target daya Jawab waktu
1. Tingginy Menurunka - Menyediakan alat tersedi  Kades
a n bantu untuk melakukan a  Bidan
kematia kematian konselng (poster, lembar koordinator
n ibu ibu di desa balik, dll.)  Bidan desa
Sukamund - Melakukan pendekatan
dengan tokoh masyarakat
ur (termasuk kades)
- Melakukan pendekatan
kepada kader dan paraji
- Melakukan pendekatan
kepada masyrakat setempat
- Melakukan konseling
kepada ibu hamil mengenai
tanda bahaya dalam
kehamilan,persiapan
persalinan , dll )
- Melaksanakan kelas ibu
hamil
- Bermitra dengan paraji
(memberi penjelasan tentang
saja yang bisa dilakukan
paraji)
- Menyarankan/mengajak
ibu untuk menabung sebagai
persiapan untuk biaya
persalinan ( tabulin)
- Mengajak masyarakat
untuk menyisihkan uangnya
tiap minggu secara sukarela
untuk digunakan jika ada
bumil yang kurang mampu
membutuhkan biaya
persalinan (dabulin) atau
dengan menggunakan
sumber daya yang ada di
desa tersebut.
- Bekerjasama dengan
masyarakat untuk pengadaan
transfortasi untuk mencapai
tempat kesehatan, misalnya
dengan menggunakan
kendaraan milik masyarakat
setempat.

b. Membuat Gantt Chart

No Kegiatan Bulan / I II III


Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyediakan alat bantu  xx X n X X X X
untuk melakukan konselng x

(poster, lembar balik, dll.) x

2. Melakukan pendekatan X X X X X X
dengan tokoh masyarakat
(termasuk kades)
3. Melakukan pendekatan X X X X X X
kepada kader dan paraji
4. Melakukan pendekatan X X X X X X X X X X X X
kepada masyrakat
setempat
5. Melakukan konseling X X X X X X X X X X X X
kepada ibu hamil
mengenai tanda bahaya
dalam kehamilan,
persiapan persalinan , dll )
6. Melaksanakan kelas ibu X X X X X X
hamil
7. Bermitra dengan paraji X X X X X X
(memberi penjelasan
tentang apa saja yang bisa
dilakukan paraji)
8. Menyarankan/mengajak X X X X X X
ibu untuk menabung
sebagai persiapan untuk
biaya persalinan ( tabulin)
9. Mengajak masyarakat X X X X X
untuk menyisihkan
uangnya tiap minggu
secara sukarela untuk
digunakan jika ada bumil
yang kurang mampu
membutuhkan biaya
persalinan (dabulin) atau
dengan menggunakan
sumber daya yang ada di
desa tersebut.
10. Bekerjasama dengan X X X X X
masyarakat untuk
pengadaan transfortasi
untuk mencapai tempat
kesehatan, misalnya
dengan menggunakan
kendaraan milik
masyarakat setempat.

c. CHECK/ PEMANTAUAN

Setelah melakukan rencana kerja, selanjutnya melakukan check /


penilaian apakah tindakan yang kita lakukan sudah sesuai dengan
rencana/ belum, apakah ibu hamil sudah memahami konseling yang kita
berikan/belum memahami, dan apakah ada perubahan pola hidup yang
lebih positif/tidak di desa tersebut.

d. ACTION/PERBAIKAN

Selanjutnya merumuskan tindakan perbaikan apabila terdapat


penyimpangan dari pemantaun yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai