Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
CD ROM pada sebuah PC (Personal Computer) atau pada sebuah Laptop umumnya
sudah sangat lumrah sekali digunakan oleh banyak kalangan, mulai dari Pelajar, Mahasiswa,
Pengusaha, atau bahkan orang awam yang hanya memanfaatkan CD ROM sebagai pemutar
film pada PC atau Laptopnya.
Namun untuk orang – orang yang mendalami ilmu dibidang tertentu seperti Engineer,
perlu memahami cara kerja dari alat - alat yang mereka gunakan. Bukan hanya sekedar tahu,
tapi juga memahami secara detail karakteristik dan cara kerja dari alat tersebut. Salah satunya
yaitu pada Cara Kerja CD ROM ini. Hanya saja dalam laporan kali ini lebih ditekankan pada
penggunaan motor DC untuk aplikasi CD ROM.

Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara kerja CD ROM ?
b. Bagaimana operasi kerja motor DC pada CD ROM ?

Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan jurnal tentang aplikasi motor DC pada CD ROM
ini adalah:
a. Mengetahui jenis motor DC yang digunakan pada CD ROM.
b. Mengetahui RPM motor DC pada CD ROM.
c. Mengetahui bagaimana motor DC Brushless dapat berputar.
BAB II
Pembahasan
Sebelum melakukan riset terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana cara kerja dari CD
ROM itu sendiri. Berikut adalah urutan kerja dari CD ROM saat beroperasi

1. Dilakukan pengaksesan terhadap keeping CD untuk melihat dan menentukan di lokasi


sebelah mana informasi yang dibutuhkan ada di dalam ruang CD ROM drive.
2. CD ROM drive akan bekerja dan memberikan informasi di mana data/informasi yang
dibutuhkan tersedia, sampai kemudian menyatakan, “Informasi yang ada di track sekian
sektor sekianlah yang kita butuhkan.” Pola penyajian informasi yang diberikan oleh CD
ROM sendiri biasanya mengikuti pola geometris.
3. Yang dimaksud dengan pola geometris di sini adalah sebuah pola penyajian informasi
yang menggunakan istilah silinder, track, dan sector. Ketika informasi ditemukan, akan
ada permintaan supaya mengirimkan informasi tersebut melalui interface CD ROM untuk
memberikan alamat yang tepat (sektor berapa, track berapa, silinder mana) dan setelah
itu informasi/data pada sector tersebut siap dibaca.
4. Pengendali program yang ada pada CD ROM drive akan mengecek untuk memastikan
apakah informasi yang diminta sudah tersedia pada internal buffer yang dimiliki oleh CD
ROM drive (biasanya disebut cache atau buffer).
5. Bila sudah oke, pengendali ini akan menyuplai informasi tersebut secara langsung, tanpa
harus melihat lagi ke permukaan pelat itu karena seluruh informasi yang dibutuhkan
sudah dihidangkan di dalam buffer.
6. Dalam banyak kejadian, CD ROM drive pada umumnya tetap berputar ketika proses di
atas berlangsung. Namun ada kalanya juga tidak, lantaran manajemen power pada CD
ROM drive memerintahkan kepada disk untuk tidak berputar dalam rangka penghematan
energi. Papan pengendali yang ada di dalam CD ROM drive menerjemahkan instruksi
tentang alamat data yang diminta dan selama proses itu berlangsung, ia akan senantiasa
siaga untuk memastikan pada silinder dan track mana informasi yang dibutuhkan itu
tersimpan.
7. Setelah itu, papan pengendali ini pulalah yang kemudian meminta actuator untuk
menggerakkan head menuju ke lokasi yang dimaksud. Ketika head sudah berada pada
lokasi yang tepat, pengendali akan mengaktifkan head tersebut untuk melakukan proses
pembacaan. Mulailah head membaca track demi track untuk mencari sektor yang
diminta. Proses inilah yang memakan waktu, sampai kemudian head menemukan sektor
yang tepat dan kemudian siap membacakan data/informasi yang terkandung di dalamnya.
8. Papan pengendali akan mengkoordinasikan aliran informasi dari CD ROM Drive menuju
ke ruang simpan sementara (buffer, cache). Informasi ini kemudian dikirimkan melalui
interface CD ROM drive menuju sistem memori utama untuk kemudian dieksekusi sesuai
dengan aplikasi atau perintah yang kita jalankan.

Dalam sebuah CD ROM pada umumnya, memiliki 2 penggerak berupa motor DC Stepper
dan Motor Spindle atau dapat juga disebut dengan Motor DC Brushless. Motor Stepper berfungsi
sebagai penggerak Optic pada saat Tracking data pada permukaan piringan CD. Sedangkan
Motor Spindle atau Motor Brushless berfungsi untuk memutar piringan CD Dimana putaran
motor diatur oleh sebuah Controller pada kasus ini Motor Brushless yang dipakai adalah Motor
Brushless M29BL-3 Series.

Pada riset ini digunakan Motor Brushless M29BL-3 Series sebagai pemutar piringan CD
pada sebuah CD ROM dengan spesifikasi berikut:
Pada Motor Brushless ini memiliki beberapa bagian utama seperti rotor dan stator
sebagaimana motor DC pada umumnya hanya saja pada Motor Brushless menggunakan 3 fasa.

Motor ini bekerja untuk membantu dan membaca data dari CD adalah berputar dengan Range 200-
500 RPM. Baik itu saat motor writing, erasing atau reading data. Saat motor ini bekerja kecepatan
selalu konstan. Artinya, kecepatan tidak berubah. Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Brushless M29BL-
3 Series
a. Stator
Dasar sebuah stator tiga fasa motor DC brushless memiliki tiga gulungan. Kebanyakan
motor DC brushless jumlah kumparan direplikasi untuk memiliki riak torsi yang lebih kecil.
Gambar 3 menunjukkan skema listrik dari stator. Ini terdiri dari tiga kumparan masing-masing
ada tiga unsur terhubung seri yaitu induktansi, resistansi dan satu gaya gerak listrik kembali.

Gambar 3.1 Stator Motor DC Brushless

3.2 Prinsip Kerja Motor DC Brushless Tiga Fasa

Elemen utama motor DC brushless yang membedakannya dari motor DC konvensional


adalah rangkaian elektronik yang menggantikan kerja komutasi mekanisnya. Ada macam
macam rangkaian yang sering digunakan adalah motor DC brushless tiga fasa-kutub
tunggal, motor DC brushless tiga fasa kutub ganda,
Motor DC brushless tigafasa terhubung Y, motor DC tiga fasamotor DC brushless emp
at fasa.
Dengan memperhatikan motor DC brushless tiga fasa-kutub tunggal kita dapat dengan
mudah memahami prinsip kerja dari motor DC brushless. Pada gambar 4 dibawah ini
menunjukkan bahwa menggunakan sensor optic (phototransistor) sebagai penentu posisi.

Gambar 3.2 Tiga Kumparan Stator Tiga Fase Dan Rotor Motor DC Brushless

Tiga buah phototransistor PT1, PT2, PT3 yang diletakkan pada ujung plat yang
membentuk membentuk lingkaran dengan sudut 120 derajat.
secara bergantian akan terkena cahaya sesuai dengan urutan melalui shutter motor yang
berputar dan dihubungkan dengan shaft motor. Pada gambar tersebut, kutub selatan
berhadapan dengan kutub menonjol P2. Dari stator, phototransistor PT1
mendeteksi cahaya dan menyebabkan transistor Tr1 on. Dalam kondisi ini kutub selatan yang
terbentuk pada kutub menonjol stator P1 karena arus listrik yang mengalir melalui W1
akan menarik kutub utara rotor sehingga bergerak melawan arah jarum jam.

Gambar 3.3 Motor Dc Brushless 3 Fasa Kutub Tunggal


Ketika kutub utara pada posisi berhadapan dengan kutub menonjol stator P1, maka
shutter ikut berputar dengan rotor akan menutupi PT1 hingga tertutup oleh cahaya,
dan PT2 terbuka terhadap cahaya, maka arus akan mengalir melalui transistor Tr2.
Ketika arus mengalir melalui lilitan W2, dan menciptakan kutub selatan pada kutub
menonjol stator P2. Pada saat ini shutter akan menutupi PT2 dan photo transistor
PT3 akan terkena cahaya. Kondisi ini menyebabkan arus berpindah dari W2 ke W3.
Kemudian kutub menonjol P2 kehilangan energi sementara itu kutub menonjol P3 diberi energy
dan menciptakan kutub selatan. Begitu seterusnya kutub rotor akan berjalan dari P2 ke P3 tanpa
berhenti. Dengan mengulang proses pensaklaran sesuai urutan seperti terlihat pada gambar 5 maka
rotor permanent magnet akan berputar terus menerus.

Gambar 3.4 Switcing dan Rotasi Medan Magnet Stator

Seperti yang diketahui, motor ini tidak memiliki sikat oleh sebab itu motor ini
menggunakan sebuah controller untuk menggerakan motor. Dimana PWM juga dapat di atur
dengan memasukkan sinyal ke motor brushless ini. PWM (Pulse Width Modulation), salah satu
teknik untuk mengatur kecepatan motor DC yang umum digunakan. Dengan menggunakan PWM
kita dapat mengatur kecepatan yang diinginkan dengan mudah. Teknik PWM untuk pengaturan
kecepatan motor adalah, pengaturan kecepatan motor dengan cara merubah-rubah besarnya duty
cycle pulsa. Pulsa yang yang berubah ubah duty cycle-nya inilah yang menentukan kecepatan
motor. Besarnya amplitudo dan frekuensi pulsa adalah tetap, sedangkan besarnya duty cycle
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, semakin besar duty cylce maka semakin
cepat pula kecepatan motor, dan sebaliknya semakin kecil duty cycle maka semakin pelan pula
kecepatan motor.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
CD ROM Drive adalah alat pemutar CD ROM atau suatu drive untuk merekam atau
memainkan Compact Disk yang sering dijumpai adalah CD ROM (CD Read Only Memory) MO
(Magneto-Optical) dan WORM (Write Once Read Many).
CD ROM menggunakan motor DC Brushless. Motor DC brushless dikembangkan dari
motor DC brushed konvensional jenis eksitasi terpisah dengan tambahan kemampuan dari
peralatan solid state semikonduktor tenaga, agar efisiensinya lebih maksimal. Motor DC brushless
hampir sama dengan motor synchronous AC. Motor DC Brushless mempunyai keunggulan dan
kelebihan, yaitu :

 Keunggulan
Jika dibandingkan antara motor DC dan motor AC, maka motor DC Brushless mempunyai
banyak keunggulan, diantaranya adalah:
a. Torsi lebih besar. Motor DC Brushless pada umumnya mempunyai torsi yang lebih besar
b. Tidak menyebabkan kebisingan
c. Lebih tahan lama.
d. Tidak adanya bunga api pada komutator.
 Kelemahan
a. Biaya pengadaan yang tinggi.
b. membutuhkan pengendali kecepatan elektronik untuk menjalankannya.

Namun dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, motor DC Brushless tetap lebih efisien untuk
mengkonversi listrik menjadi energi mekanik dari motor DC bersikat. kelebihan ini terutama
disebabkan tidak adanya kerugian listrik dan gesekan brush. Di bawah beban mekanik tinggi,
motor DC Brushless dan motor dengan sikat berkualitas tinggi sebanding dalam efisiensinya.

Motor DC Brushless pada CD ROM berputar pada kecepatan antara 200 – 500 RPM. Baik saat
CD melakukan writing, eraser ataupun editing. Kecepatan motor Brushless pada CD ROM tidak
berubah – ubah pada saat motor bekerja. Artinya kecepatan motor selalu konstan.
Seperti pada umumnya motor DC, motor DC Brushless berputar akibat adanya arus yang mengalir
pada jangkar dan memotong medan magnet. Hanya saja motor brushless ini tidak memiliki sikat.
Namun, di ganti dengan sebuah controller yang dapat mengkonversi medan listrik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai