DAFTAR ISI
3.1. BESARAN DAN SIFAT PENTING DAMPAK UNTUK SETIAP DAMPAK PENTING HIPOTETIK (DPH) ..... 115
3.1.1. Besaran Dampak ...................................................................................................................... 115
3.1.2. Sifat Dampak ............................................................................................................................ 115
3.1.3. Tingkat Kepentingan Dampak .................................................................................................. 115
3.2. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING TAHAP PRA KONSTRUKSI ............................................................... 116
3.2.1. Perubahan Kepemilikan Lahan ................................................................................................. 116
3.2.2. Perubahan Persepsi Masyarakat .............................................................................................. 117
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Komposisi Penggunaan Tenaga Kerja untuk Mengelola Kelapa Sawit dan Karet pada
Standar Luasan Kebun 9.000 – 10.000 Ha 10
Tabel 7. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mewakili wilayah studi) Tahun 2013 47
Tabel 9. Perhitungan Besar Aliran Permukaan Perkebunan PT. Anugerah Bolmong Indah 50
Tabel 13. Luas dan Fungsi Kawasan Hutan dan Lahan per Kecamatan di Kabupaten Bolaang
Mongondow 56
Tabel 16. Jenis Penggunaan Lahan pada Tapak Kebun PT. Anugerah Bolmong Indah 61
Tabel 21. Jumlah Spesies Flora dan Fauna Kabupaten Bolaang Mongondow 65
iv Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 27. Data Penduduk Kab. Bolaang Mongondow Tahun 2010 Dan 2013 75
Tabel 28. Data Penduduk & Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 1990 – 2010 77
Tabel 29. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Lolayan Tahun 2013 78
Tabel 30. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Bilalang Tahun 2013 78
Tabel 31. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Passi Barat Tahun 2013 79
Tabel 32. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kecamatan Lolayan Tahun 2013 80
Tabel 33. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kecamatan Bilalang Tahun 2013 80
Tabel 34. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kecamatan Passi Barat 81
Tabel 41. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamataan Passi Barat Tahun 2013 86
Tabel 42. Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin 88
Tabel 45. Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Passi Barat Tahun 2013 90
Tabel 49. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Lolayan Tahun 2013 92
Tabel 50. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Bilalang Tahun 2013 93
Tabel 51. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Passi Barat 94
Tabel 58. Suku/Etnis Terbanyak Menurut Desa di Kecamatan Passi Barat 103
Tabel 60. Sumber Informasi Responden tentang Rencana Pembangunan Perkebunan Kelapa
Sawit dan Karet PT.Anugerah Bolmong Indah 106
Tabel 61. Bentuk Kompensasi terhadap Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah 106
Tabel 62. Harapan terhadap Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT.
Anugerah Bolmong Indah 107
Tabel 63. Kekhawatiran Masyarakat terhadap Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan
Karet PT. Anugerah Bolmong Indah 108
Tabel 64. Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
Tahun 2013 109
Tabel 65. Tempat Berobat Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat 109
Tabel 66. Tempat Mandi Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat 110
Tabel 67. Tempat Buang Air Besar Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi
Barat 110
vi Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 68. Sarana Pembuangan Air Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat 111
Tabel 69. Kebiasaan Mencuci Tangan Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi
Barat 111
Tabel 70. Pemantau Jentik Di Kecamatan Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat112
Tabel 71. Penyuluhan Kebersihan Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat 112
Tabel 72. Kondisi Air/Kolam Di Kecamatan Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
112
Tabel 74. Penentuan Dampak Penting Perubahan Kepemilikan Lahan pada Tahap Pra
Konstruksi 116
Tabel 75. Penentuan Dampak Penting Perubahan Persepsi MasyarakatPada Tahap Pra
Konstruksi 117
Tabel78. Prakiraan Peningkatan Kadar Kualitas Udara dari Mobilisasi Alat dan Bahan 120
Tabel 81. Penentuan Dampak Penting Peningkatan Kebisingan pada Tahap Konstruksi 123
Tabel 82. Penentuan Dampak Penting Terhadap Erosi dan Sedimentasi 124125
Tabel 83. Penentuan Dampak Penting Terhadap Banjir dan Genangan pada Tahap
Konstruksi 126
Tabel 84. Penentuan Dampak Penting Penurunan Kualitas Air Permukaan pada Tahap
Konstruksi 127
Tabel 85. Penentuan Dampak Penting Terhadap Gangguan Biota Air 129
Tabel 86. Jumlah Tenaga Kerja Tahap Konstruksi Berdasarkan Jenis Tenaga Kerja dan Jenis
Kelamin 130
Tabel 87. Penentuan Dampak Penting Terhadap Kesempatan Kerja & Pendapatan pada
Tahap Konstruksi 131
vii Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 88. Penentuan Dampak Penting Terhadap Peningkatan Peluang Berusaha pada Tahap
Konstruksi 132
Tabel 89. Penentuan Dampak Penting Terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
pada Tahap Konstruksi 133
Tabel 90. Penentuan Dampak Penting Terhadap Persepsi Masyarakat pada Tahap Konstruksi
134
Tabel 92. Penentuan Dampak Penting Terhadap Penurunan Kualitas Udarapada Tahap
Operasi 137
Tabel 93. Tingkat Kebisingan Dan Jumlah Peralatan Berat (Asumsi) Dari Kegiatan
Transportasi Tandan Buah Segar 138
Tabel 95. Penentuan Dampak Penting Peningkatan Laju Erosi pada Tahap Operasi 139
Tabel 96. Penentuan Dampak Penting Gangguan Biota Perairan pada Tahap Operasi 140
Tabel 97. Penentuan Bobot Dampak Terbukanya Kesempatan Bekerja& Pendapatan 142
Tabel 98. Penentuan Bobot Dampak Terbukanya Peluang Berusaha PadaTahap Operasi
143
Tabel 99. Penentuan Bobot Dampak Perubahan Pendapatan Rumah Tangga pada Tahap
Operasi 144
Tabel 100. Penentuan Dampak Penting Terhadap Perubahan Persepsi Masyarakat pada
Tahap Operasi 145
Tabel 101. Penentuan Dampak Penting Peluang Berusaha Tahap Pasca Operasi 146
Tabel 102. Penentuan Dampak Penting Perubahan Persepsi Masyarakat pada Tahap
PascaOperasi 147
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7. Peta Lokasi Kegiatan PT. Anugerah Bolmong Indah Menurut SK Bupati Kab.
Bolaang Mongondow No. 52 Tahun 2011................................................................ 31
Gambar 8. Batas Ekologi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT. Anugerah
Bolmong Indah ........................................................................................................ 32
Gambar 9. Batas Sosial Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT. Anugerah
Bolmong Indah ........................................................................................................ 33
Gambar 10. Batas Administrasi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT.
Anugerah Bolmong Indah ........................................................................................ 34
Gambar 11. Batas Wilayah Studi ANDAL Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan
Karet ....................................................................................................................... 35
Gambar 14. Wilayah Rawan Bencana PT. Anugerah Bolmong Indah ................................. 40
Gambar 17. Perbandingan Curah Hujan dan Curah Hujan Efektif ....................................... 45
Gambar 18. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Curah Hujan (mm) Selang Waktu
2002-2011. .............................................................................................................. 46
Gambar 19. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Hari Hujan Bulanan (mm) Selang
Waktu 2002-2011 .................................................................................................... 46
ix Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 20. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Temperatur Udara Bulanan (0C)
Selang waktu 2002-2011. ........................................................................................ 48
Gambar 21. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Kecepatan Angin Rata-rata
(knots/jam), 2002-2012. ......................................................................................... 48
Gambar 26. Lahan Baku Sawah PT. Anugerah Bolmong Indah .......................................... 60
Gambar 27. Persentase Luas Masing-Masing Kecamatan Terhadap Wilayah Studi ........... 75
Gambar 28. Alur Pola Kepemilikan & Penguasaan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow
................................................................................................................................ 97
Gambar 29. Diagram Kontribusi Sektor dalam PDRB Kab. Bolaang Mongondow ............... 98
Gambar 32. Contoh Pembukaan Areal & Konservasi Lahan ............................................. 124
Gambar 33. Contoh Pencemaran Udara Saat Truk Pengangkutan TBS Melewati Jalan Aspal
di Permukiman Penduduk...................................................................................... 136
Gambar 34. Contoh Pencemaran Udara Saat Truk Pembawa Tbsmelewati Jalan Perkerasan
Di Pemukiman Penduduk ...................................................................................... 136
Gambar 37. Diagram Alir Dampak pada Tahap Pra Konstruksi......................................... 155
Gambar 38. Diagram Alir Dampak pada Tahap Konstruksi ............................................... 158
Gambar 40. Diagram Alir Dampak pada Tahap Operasi ................................................... 162
Gambar 42. Diagram Alir Dampak pada Tahap Pasca Operasi ........................................ 164
1 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
BAB 1. PENDAHULUAN
Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan kabupaten andalan dari Provinsi Sulawesi Utara
di bidang pertanian dan perkebunan. Komoditas utamanya yaitu padi, jagung, kacang tanah,
cengkeh, nenas, dan kelapa. Dari banyaknya penelitian dan studi kelayakan tentang kelapa
sawit di Kabupaten Bolaang Mongondow mendorong pengembang swasta untuk melakukan
investasi di wilayah tersebut dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Studi kelayakan yang telah dilakukan oleh perusahaan merupakan respon terhadap Peraturan
Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow 2014-2034. Peruntukan ruang kawasan budi daya
sebagaimana dirumuskan pada pasal 27 ayat (4) huruf (f), yakni, kawasan peruntukan
perkebunan aren, kemiri, pala, lada, cassiavera, kelapa sawit,tebu dan karet dikembangkan
di semua kecamatan.
Pada rencana pelaksanaan kegiatan ini didasarkan atas Keputusan Bupati Bolaang
Mongondow No. 52 Tahun 2011 tanggal 9 Maret 2011 perihal penetapan ijin lokasi tanah
untuk pengembangan, kelapa sawit dan karet atas nama PT. Anugerah Bolmong Indah
dengan luas 9.593,73 ha,yang terletak di wilayah, Passi Barat, Bilalang, dan Lolayan, di
Kabupaten Bolaang Mongondow.
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT. Anugerah Bolmong Indah adalah pengembangan
perkebunan kelapa sawit dan karet melalui kemitraan perusahaan dengan masyarakat yang
selama ini mengembangkan kebun campuran. Tentang peremajaan kebun kelapa yang akan
dilakukan oleh masyarakat, akan dikaitkan dengan program CSR PT. Anugerah Bolmong
Indah.
Rencana kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Bolmong Indah tidak
mencakup pembangunan dan pengoperasian minyak kelapa sawit. Hasil panen kelapa sawit
perkebunan ini akan diangkut ke lokasi pabrik yang akan dibangun di Labuhan Uki, Lolak.
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (UKL/UPL/Amdal) rencana pembangunan pabrik
ini akan disusun tersendiri. Dengan demikian studi analisis dampak lingkungan ini tergolong
2 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
studi AMDAL Tunggal, yakni kajian yang akan menganalisis dampak pengembangan
perkebunan kelapa sawit dan karet terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Mengacu kekriteria tumbuh tanaman kelapa sawit, species ini dapat ditanam pada ketinggian
300 mdpl dengan kemiringan lereng kurang dari 22,30. Sedangkan untuk karet dapat ditanam
pada daerah dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl dan kemiringan lereng diatas 230 dengan
luasan minimal 60 ha. Perusahaan menetapkan bahwa lahan dengan kemiringan diatas 22,30
digunakan sebagai lahan konservasi yang akan ditanami karet. Karena sifatnya yang cocok
sebagai salah satu tanaman konservasi, maka karet yang akan ditanam disini belum
direncanakan sebagai tanaman budidaya. Lokasi rencana penanaman kelapa sawit dan karet
dapat dilihat dalam peta zonasi perkebunan kelapa sawit dan karet berikut.
3 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berikut diuraikan deskripsi singkat dari rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap
tahapannya, yaitu :
A. Tahap Prakonstruksi
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Perizinan
Izin yang sudah dimiliki PT. Anugerah Bolmong Indah adalah :
a. Keputusan Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow mengenai Rekomendasi
Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet,
b. Keputusan Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow No. 52 Tahun 2011 tentang
penetapan Ijin Lokasi Tanah untuk pengembangan perkebunan kelapa, kelapa sawit
dan karet atas nama PT. Anugerah Bolmong Indah terletak di Kecamatan Lolayan,
Bolaang, Passi Barat, dan Bilalang Kabupaten Bolaang Mongondow.
3. Pengadaan Lahan
Berdasarkan data luas maksimal kebun dilakukan proses pengadaan lahan. Tujuan
pengadaan lahan adalah untuk merealisasikan penyediaan lahan untuk areal kebun
inti dan plasma. Mekanisme yang ditempuh meliputi 5 tahapan, yakni : (1) sosialisasi
kepada masyarakat desa/pemilik lahan; (2) pendaftaran penguasaan pemilikan
lahan; (3) survei pendataan menurut hasil pendaftaran; (4) pengukuran lahan yang
akan dibebaskan; (5) pelaksanaan pembayaran ganti rugi; (6) pendokumentasian
arsip ganti rugi. Besarnya presentase lahan inti dan & plasma yang akan disiapkan
perusahaan mengikuti aturan yang berlaku, yakni Permen Pertanian No.26 tahun
2007, pasal 11 ayat 1 “Perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B, wajib
membangun kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% (dua puluh
perseratus) dari total luas areal kebun yang diusahakan oleh perusahaan”.
5 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
B. Tahap Konstruksi
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Pembukaan Lahan
Tahap paling awal dan penting dalam membangun kebun kelapa sawit adalah ketika
pembukaan lahan, hal ini karena pada tahap ini menjadi bagian yang menentukan dalam
perencanaan kegiatan persiapan pembangunan kebun, seperti membuat disain kebun,
rencana jalan produksi,jalan utama, teras, parit, letak bibitan, letak perkantoran dan
emplasemen serta pabrik kelapa sawit.
Pada dasarnya, sebelum pekerjaan pembukaan lahan akan lebih dahulu dilakukan survey
pendahuluan, yang bertujuan antara lain untuk menetapkan batas konsesi lahan,yang
kemudian dipetakan oleh seorang operator SIG (Sistem Informasi Geografi), sehingga
diharapkan dalam pelaksanaan pekerjaan pembukaan lahan tetap dalam areal ijin lokasi yang
ditentukan. Pada prosesnya, pemetaan dilakukan dengan menggunakan alat Global
Positioning System (GPS) sebagai pemandu batas ijin lokasi (posisi geografis) dan rencana
tapak kerja yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan pengukuran dan penataaan blok
yang dimulai dengan penentuan batas areal. Setelah itu dibuat rintisan untuk jalur pengukuran
dan pemasangan patok.
Sementara itu, pada tahap di proses pembukaan, kegiatan yang perlu mendapat perhatian
adalah, pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) dan konservasi lahan & air. Berikut ini
beberapa penjelasan kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini.
Peremajaan berarti mengganti tanaman yang ada dengan tanaman baru, dengan
cara menebang dan tidak menebang semua kelapa tua pada saat penanaman
tanaman pengganti. Peremajaan dilakukan pada kelapa yang diperoleh tidak efisien
lagi (Lumentut et all. 2004).
Bloking danPancang Rumpukan
Pekerjaan bloking adalah pekerjaan memberikan batas areal yang sesuai dengan
program yang akan dikerjakan. Setelah itu diteruskan dengan pembuatan parit
sebagai batas blok dan sebagai bahan badan jalan yang akan dibuat belakang hari
setelah memenuhi standar penggunaan jalan perkebunan. Pekerjaan lanjutan
adalah dengan memancang untuk pembuatan rumpukan yang akan diteruskan
dengan perumpukan mekanis oleh alat berat excavator.
Rumpuk Mekanis
6 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Pekerjaan pembersihan lahan yang akan ditanami kelapa sawit dengan cara
mengumpulkan pohon-pohon atau tanaman-tanaman yang ada di areal/lahan
secara teratur dan rapi membentuk barisan-barisan sampai areal siap ditanami
kelapa sawit dan tidak mengganggu tanaman budidaya.
Pada tahap ini pembukaan lahan dilakukan dengan alat-alat pertanian seperti
bulldozer, excavator, motorgreader, compactor, tractor dan alat berat lainnya. Cara
ini akan bisa lebih cepat dalam proses pengerjaan, namun harus dengan
perhitungan yang tepat karena semua pekerjaan dilakukan secara mekanis.
Membersihkan Semak
Daerah dengan kemiringan lebih dari 30% atau sebelah kiri dan kanan daerah aliran
sungai selebar 200 m, tidak akan dibuka. (sesuai dengan “Pedoman Teknis
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit , 2007”). Daerah ini selain bermanfaat untuk
habitat satwa juga penting untuk mencegah kerusakan vegetasi penutup tanah.
Konservasi lahan dapat dilakukan secara fisik dan biologi. Konservasi secara fisik
dilakukan dengan membuat teras dan saluran untuk jalan air (parit). Parit berfungsi
sebagai saluran air untuk mencegah agar air tidak tergenang. Air yang tergenang
akan mengganggu perkembangan akar tanaman.
Mobilisasi dilakukan menggunakan jalur darat akan melewati jalan negara/provinsi dan jalan
kabupaten hingga mencapai lokasi proyek. Material serperti semen, pasir, koral, kayu untuk
pondasi dan bahan lainnya dibeli di tempat penjualan terdekat kemudian diangkut ke masing-
masing lokasi pembangunan sesuai dengan kapasitas dan volume yang dibutuhkan.
3. Pembangunan Perkebunan
Kegiatan pembibitan tanaman Kelapa Sawit untuk keperluan perkebunan PT. Anugerah
Bolmong Indah. Kegiatan pembibitan dilakukan dua tahap agar lebih mudah penanganannya.
Tahap pertama menggunakan tahap single stage yang membutuhkan areal bibitan polybag
yang lebih luas dan kebutuhan air yang lebih banyak. Jika air kurang pada awal-awal
pertumbuhan bibit dapat mengakibatkan banyak kematian. Selain itu juga kurang
pengawasan dalam penanganan kecambah. Tahap kedua menggunakan tahap double stage
yang selama pre nursery akan mengurangi pemakaian areal bibitan untuk polybag, kebutuhan
airnyapun lebih hemat dan terencana; pengawasan dan penanganan kecambah akan lebih
ketat; selain itu juga kematian bibit pada awal-awal pertumbuhan karena sinar matahari
langsung dapat diantsisipasi dengan adanya naungan pada saat pre nursery.
Lebar Luas
Lokasi Jumlah Perkerasan
( Mtr ) ( Ha )
Kebun INTI
Jalan Utama. 54,6 km 9 49,2 Sirtu
Jalan Koleksi 126 km 5 63 Sirtu
Jembatan 84 unit - - Kayu/Beton/Gorong-
gorong/Multyplate
Kebun PLASMA.
Jalan Utama 23,4 km 9 21 Sirtu (8)
Jalan Koleksi 54 km 5 27 Sirtu (4)
Jembatan 36 unit - - Kayu/Beton/Gorong-
gorong/Multyplate
Sumber: PT. Anugerah Bolmong Indah, 2013
8 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Perlu ditegaskan bahwa tata kelola pembangunan dan pemanfaatan prasarana jalan dan
saluran yang akan dikembangkan oleh PT. ABI akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Selain itu, rencana lainnya terhadap pembangunan prasarana adalah yang terkait dengan
prasarana kesehatan, yaitu pada tahap operasi yang rencananya akan dibangun pusat
10 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
kesehatan/klinik untuk melayani staff perusahaan dan masyarakat. Tata kelola pelayanan
akan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Tabel 2. Komposisi Penggunaan Tenaga Kerja untuk Mengelola Kelapa Sawit dan
Karet pada Standar Luasan Kebun 9.000 – 10.000 Ha
No Uraian Jumlah (Orang)
1. Manager.
- General Manager 1
- Estate Manager Inti 2
- Estate Manager Plasma 1
- CSR Manager 1
2. Divisi Kantor.
- Kepala Tata Usaha (KTU) 2
- Administrasi Keuangan 2
- Krani General Manager 1
- Krani Estate Manager 3
- Kepala Gudang 1
- Krani Gudang. 1
- Karyawan Gudang 4
- Kepala Sekurity 1
- Anggota Sekurity 20
- Umum 2
3. Divisi LC, Pemeliharan, Perawatan & Produksi
- Asisten Kepala 2
- Asisten Divisi 12
- Mandor Lapangan 60
- Krani Asisten Kepala 2
- Krani Mandor Lapangan 24
- Karyawan Lapangan 696
4. Divisi Pembibitan
- Asisten Pembibitan 3
- Mandor Pembibitan 12
- Kerani Pembibitan. 1
- Karyawan lapangan 90
11 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Perusahaan akan berupaya optimal untuk merekrut tenaga local atau masyarakat sekitar yang
memiliki kompetensi sesuai pada bidang-bidang yang disebutkan di atas.
B. Tahap Konstruksi
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Persemaian/Pembibitan
Cara Pembibitan
Penentuan Lokasi Pembibitan
Persiapan areal
Penanaman per nomor kelompok.
12 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tahapan cara menanam bibit kelapa sawit yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :
a. Siapkan bibit yang siap tanam pada masing-masing lubang tanam yang sudah
dibuat,
b. Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban
tanah dan persediaan air cukup untuk bibit,
c. Sebelum penanaman dilakukan diperlukan pemupukan dasar lubang dengan
menaburkan secara merata pupuk Rock Phosphate sebanyak 250 gram per
lubang,
d. Lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam
lubang,
e. Timbunlah dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah
ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tanah galian
bagian bawah agar bibit dapat berdiri tegak,
f. Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah
polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan
demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air,
g. Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.
2. Penanaman
Ada beberapa tahapan – tahapan dalam penanaman kelapa sawit antara lain adalah :
a. Pemancangan, yaitu untuk menentukan titik yang akan ditanami kelapa sawit
sesuai dengan jarak tanam yang dipakai, sehingga lurus atau terbentuk mata lima,
kecuali di daerah teras dan kontur. System jarak yang digunakan adalah segitiga
sama sisi, sebagai contoh adalah dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m maka populasi
tanaman sekitar 143 pohon. Sementara itu untuk areal berbukit, dibuat teras
melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng,
b. Pembuatan lubang tanam, yaitu pekerjaan menggali tanah pada titik pancang yang
telah ditentukan sebelum pekerjaan menanam dengan ukuran lubang adalah
kurang lebih panjang x lebar x dalam (50 cm x 40 cm x 40 cm). Pada waktu
menggali lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah
Utara dan Selatan lubang.
3. Perawatan Gawangan
Perawatan gawangan meliputi, pemberatasan alang-alang, dongkel anak kayu dan
sembung rambat. Cara pelaksanaannya sama dengan perawatan tanaman penutup
tanah pada tanaman belum menghasilkan.
13 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan TanamanBelum Menghasilkan (TBM)
Pengendalian gulma dengan wiping dilakukan secara rutin agar tanaman selalu bebas dari
gulma. Wiping gulma dilakukan menggunakan herbisida glyphosate dengan konsentrasi
0,5 %. Pada areal bebas gulma, dosis pemakaian herbisida tersebut 6-10 ml/ha/rotasi.
Pemeliharaan piringan cara kimia mulai dapat dilaksanakan pada areal TBM 3, dengan
rotasi 4 x setahun (R.6), menggunakan bahan glyphosate dengan dosis 300 ml/ha/rotasi.
Pelaksanaannya harus ekstra hati-hati, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
tanaman pokok.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah pekerjaan garuk piringan selesai sehingga pupuk dapat
digunakan oleh tanaman secara maksimum. Adapun dosis pemupukan tentative untuk
areal rencana proyek disesuaikan dengan kebutuhan.
Proses ini merupakan salah hal penting bagi tanaman karena berfungsi untuk menambah
unsur hara dalam tanah. Rasio dan kandungan unsur hara tersebut akan ditentukan oleh
umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah. Pupuk adalah suatu bahan yang berisi dari
satu unsur hara (pupuk tungal) atau beberapa unsur hara (pupuk majemuk) yang akan
dibutuhkan oleh tanaman karena ketersediaannya di dalam tanah telah berkurang atau
habis.
2. Untuk mengganti ketersediaan unsur hara yang hilang melalui hasil panen dalam hal ini
adalah tandan buah segar
3. Untuk mengganti ketersediaan unsur hara yang hilang akibat erosi..
4. Untuk mengganti ketersediaan unsur hara yang hilang karena proses kimia lainnya
Sementara itu, konsep pemupukan kelapa sawit yang benar adalah sebagai berikut :
1. Pupuk harus ditaburkan dipirngan dengan jarak minimal 50 cm dari pangkal batang
2. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit.
3. Penaburan pupuk harus dilakukan dengan cara menabur secara merata di piringan bukan
melingkar berbentuk cincin.
4. Waktu penaburan pupuk harus sesuai dengan karakter pupuk yang ditaburkan.
Pemupukan dapat memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi
dan kualitas produk yang dihasilkan. Pemupukan yang efektif sangat bermanfaat yaitu
meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif
stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh
iklim yang tidak menguntungkan. Pemupukan juga bermanfaat melengkapi persediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya
hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga mengantikan unsur hara yang hilang karena
pencucian dan terangkut (dikonversi) melalui produk yang dihasilkan (Tandan Buah
Segar/TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
Selain itu, pemupukan dalam pengemabangan perkebunan kelapa sawit dilakukan untuk
menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik
dan akan mampu berpotensi secara maksimal. Dalam pelaksanaanya, pemupukan harus
memperhatikan curah hujan. Untuk menghindari kehilangan unsur hara pupuk curah hujan
yang ideal adalah 100—200 mm per bulan. Berikut adalah anjuran dosis pupuk untuk
tanaman Kelapa Sawit.
*Dosis pupuk standar TM perlu disesuaikan dengan kondisi tanah dan analisa daun
5) Kastrasi
Kastrasi adalah tindakan kultur teknis untuk membuang semua bunga pada waktu tanaman
berumur 12 - 20 bulan, atau jika sekitar 35% tanaman telah berbunga. Manfaat dari pekerjaan
ini adalah menghindarkan sumber penyakit dari tandan atau bunga busuk yang tidak dipanen
karena belum memenuhi kriteria. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan waktu panen dapat
disesuaikan dengan rencana.
6) Penyerbukan
Hadirnya serangga Elaedibius cameranicus dalam teknik budidaya kelapa sawit
menghilangkan pekerjaan penyerbukan buatan yang biasanya dilakukan setelah kastrasi.
Penggunaan serangga ini sudah terbukti berperan aktif sebagai pelaksana penyerbukan
alamiah yang berhasil meningkatkan produksi.
7) Persiapan Panen
Panen umumnya dapat dimulai dari setelah tanaman kelapa sawit berumur 32 bulan. Agar
panen dapat berjalan lancar diperlukan persiapan panen yang mencakup :
Sementara itu, untuk gangguan hama golongan insekta atau serangga yang biasanya
menyerang kelapa sawit adalah tungau, root blast, dsb. Sedangkan penyakit yang umumnya
menyerang tanaman sawit biasanya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
1). Hama
a. Tungau
Penyebab: Tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: Daun
menjadi mengkilap dan berwarna kecoklatan. Pengendalian: Penyemprotan dengan akarisida
yang berbahan aktif tetradion 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC) disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-
0,2%.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga
tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.
c. Nematoda
Penyebab: Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus. Hama ini menyerang akar tanaman
kelapa sawit. Gejala: Daun-daun muda yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh
tegak. Selanjutnya daun berubah warna menjadi kuning dan mengering. Tandan bunga
membusuk dan tidak membuka, sehingga tidak menghasilkan buah. Pengendalian: Tanaman
yang terserang diracun dengan natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah
tanaman mati atau kering dibongkar lalu dibakar.
d. Kumbang
Penyebab: Oryctes rhinoceros. Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada
tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk
dan mengakibatkan kematian. Pengendalian: Menjaga kebersihan kebun, terutama disekitar
tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva hama mati.
Pengendalian secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus
Baculovirus oryctes.
f. Ulat Api
Penyebab: Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta. Hama pemakan daun. Gejala:
Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daunnya.
Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah. Pengendalian: Semprot dengan insektisida
berbahan aktif triazofos 242 gr/lt karbaril 85 %, dan klorpirifos 25 ULV.
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Yang menyerang bagian akar.
Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air
irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan
dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum yang menyerang bagian daun. Gejala: bulatan oval
berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan
penggunaan Natural GLIO semenjak awal.
d. Bud Rot
Penyebab: bakteri Erwinia. Penyakit ini sering berkaitan erat dengan serangan hama
kumbang (Oryctes rhinoceros). Setelah hama menyerang titik tumbuh, kemudian
dilanjutkan dengan serangan penyakit ini yang menrupakan serangan sekunder. Gejala:
kuncup yang di tengah membusuk sehingga mudah dicabut dan berbau busuk. Akibatnya
tanaman akan mati dan jika tetap hidup daun tumbuh tidak normal, kerdil dam kurus.
Pengendalian: belum ada cara efektif yang ditemukan dalam pemberantasan penyakit ini.
Untuk pencegahannya yaitu menjaga kebersihan (sanitasi) kebun terutama di sekitar
tanaman.
1) Perawatan Gawangan
Perawatan gawangan meliputi pemberantasan alang-alang, dongkel anak kayu dan sembung
rambat. Cara pelaksanaannya sama dengan perawatan tanaman penutup tanah pada
tanaman belum menghasilkan.
2) Pemeliharaan Jaringan
Pemeliharaan jaringan pada tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan cara kimiawi
dengan menggunakan larutan herbisida (bahan aktif glyposate, dalopon, atau sejenisnva)
dengan atomizer sprayer. Rotasi pekerjaan ini relatif lebih lama karena efek dari herbisida
tersebut sehingga rotasinya 3 - 4 kali dalam setahun.
3) Pemupukan
Dosis pemupukan pada tanaman yang menghasilkan hendaknya didasarkan pada hasil
analisis daun yang direkomendasikan oleh badan penelitian atau bagian riset. Pemupukan
18 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
5) Penunasan
Penunasan dilakukan dengan putaran 6 - 8 bulan sekali dengan system songgo dua yang
berarti dua pelepah dibawah buah tertua ditinggalkan dan merata keliling pohon. Tunasan
harus merapat ke batang dan berbentuk tapak kuda. Pada waktu menunas, pakis dan
tanaman lain yang tumbuh dibatang dan buah busuk dibuang. Pelapah hasil pemotongan
dibagi dua dan diletakkan di gawangan yang bukan digunakan sebagai jalan panen.
9) Sensus Pokok
Sensus pokok bertujuan untuk mengetahui jumlah pohon dan kondisi pohon. Pekerjaan
sensus pokok dilakukan setahun sekali.
12) Pemanenan
Cara panen yang banyak diterapkan di perkebunan kelapa sawit dewasa ini adalah sistem
giring. Pada sistem ini,pemanenan diberi acak tertentu dari lahan yang akan dipanen dan si
pemanen mengerjakan beberapa gawang. Acak merupakan acak tidak tetap dan bila selesai
dikerjakan pemanenan pindah ke acak berikutnva yang telah ditetapkan. Umumnya
pelaksanaan panen pada tahap awal (pohon setinggi 2 - 5 m) dilakukan dengan menggunakan
dodos, sedangkan apabila tinggi tanaman sudah tidak lagi memungkinkan (> 5 m) maka alat
panen yang digunakan adalah kapak dan galah bambu dilengkapi pisau enggrek pada
ujungnya. Berikut ini gambaran detail dari proses pemanenan.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman kelapa sawit telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan
kelapa sawit yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari
tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada kriteria lain tandan buah yang dapat
dipanen apabila tanaman kelapa sawit berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang
jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman kelapa sawit berumur lebih dari 10 tahun, jumlah
brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir. Waktu panen buah kelapa sawit sangat
mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen kelapa sawit yang
tepat akan diperoleh kandungan minyak maksimal, tetapi pemanenan buah kelewat matang
akan meningkatkan asam lemak bebas (ALB), sehingga dapat merugikan karena sebagian
kandungan minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak. Sebaliknya
pemanenan buah kelapa sawit yang masih mentah akan menurunkan kandungan minyak,
walaupun ALBnya rendah. Untuk memudahkan pemanenan kelapa sawit, sebaiknya pelepah
daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun yang telah dipotong
diatur rapi di tengah gawangan. Untuk mempercepat proses pengeringan serta pembusukan,
maka pelepah-pelepah daun kelapa sawit tersebut dipotongpotong menjadi 2-3 bagian. Cara
pemanenan tandan buah kelapa sawit yang matang dipotong sedekat mungkin dengan
pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah kelapa sawit yang telah dipanen diletakkan teratur
di piringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Kemudian tandan buah atau TBS
(tandan buah segar) dan brondolan tersebut dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil (TPH).
TBS hasil panenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang
tidak segera diolah, maka kandungan ALBnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal
tersebut, maksimal 8 jam TBS setelah dipanen harus segera diolah.
Besarnya produksi kelapa sawit sangat tergantung pada berbagai faktor, di antaranya jenis
tanah, jenis bibit, iklim dan teknologi yang diterapkan. Dalam keadaan yang optimal,
produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton
minyak sawit.
20 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Cakupan bidang kegiatan yang menjadi sasaran program corporate social responsibility
adalah (a) peningkatan kapasitas pengelolaan usaha bidang pertanian dan pengolahan hasil
pertanian; (b) peningkatan kapasitas sarana prasarana sosial dan fasilitas umum kampung;
serta (c) peningkatan kapasitas partisipasi dan dinamika kelembagaan masyarakat kampung
dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
Rencana kegiatan utama yang akan dilakukan adalah peramajaan kebun inti dan plasma
secara bertahap.
21 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Terkait dengan penanganan masalah ‘PHK’ ini, manajemen PT. Anugerah Bolmong
Indah selaku pemrakarsa dan penanggung-jawab kegiatan akan membangun
koordinasi dan komunikasi serta kerjasama dengan dinas/instansi pemerintah serta
pihak-pihak terkait lainnya dalam rangka merumuskan upaya penanganan dan
penyelesaian masalah ketenaga-kerjaan ini secara tepat. Salah satu hal yang
dipertimbangkan perusahaan adalah memberi pelatihan ketrampilan kerja serta
membantu mendorong berkembangnya perekonomian masyarakat sebagai upaya
untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memperluas peluang berusaha serta
memajukan perekonomian lokal dan regional di wilayah Kabupaten Bolaang
Mongondow.
Terkait dengan hal ini, Manajemen PT. Anugerah Bolmong Indah selaku pemrakarsa
dan penanggung-jawab kegiatan akan mengembangkan pendekatan dialog,
musyawarah dan kesepakatan-kesepakatan dengan pemerintah dan berbagai pihak
terkait lain dalam rangka merumuskan formulasi yang paling tepat dalam penanganan
dan pengelolaan asset kebun pada tahap pasca operasi dengan tetap mengacu dan
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
mempertimbangkan dinamika sosial ekonomi masyarakat dan regulasi (kebijakan)
yang terus berkembang di bidang perkebunan, agroindustri, lingkungan, sosial dan
pembangunan.
.
22 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Hal di atas dilakukan dengan mempertimbangkan apakah pihak pemrakarsa telah berencana
untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP).
Penggunaan Kriteria Dampak Penting, sesuai dengan UU No.32 tahun 2012 tentang
Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah No.27 tahun
2012 tentang Izin Lingkungan.
Ringkasan proses evaluasi dampak potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik (DPH),
dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tahap
No Dampak Penting Hipotetik Pra Pasca
Konstruksi Operasi
Konstruksi Operasi
1 Penurunan Kualitas Udara
2 Peningkatan Kebisingan
3 Peningkatan Erosi Tanah
4 Banjir/Genangan
5 Penurunan Kualitas Air Permukaan
6 Gangguan Biota Perairan
7 Perubahan Kepemilikan Lahan
8 Peningkatan Kesempatan Kerja
9 Peningkatan Peluang Berusaha
10 Peningkatan Pendapatan Rumah
Tangga
11 Perubahan Persepsi Masyarakat
TOTAL DPH Per TAHAP 2 10 8 2
Sumber : Tim Studi Andal 2014
Sementara itu, tabel di atas adalah daftar Dampak Penting Hipotetik pada setiap tahapan
kegiatan.
Pada KA Andal disebutkan 11 DPH (Dampak Penting Hipotetik), DPH padatahap ANDAL PT.
Anugerah Bolmong Indah tidak mengalami perubahan yaitu tetap berjumlah 11 DPH.
ini, batas ekologis meliputi wilayah perairan sungai dan daratan di sekitar tapak proyek. Batas
ekologi meliputi batas ekologi darat dan batas ekologi perairan sungai.
• Batas ekologi darat adalah batas yang dihitung sekitar 500 meter kiri kanan jalan yang
dilalui oleh kendaraan pengangkut, dan berdasarkan prakiraan sebaran debu dengan radius
sekitar 750 meter sesuai dengan arah angin.
• Batas ekologi perairan sungai adalah batas sebaran dampak kegiatan di satuan wilayah
sungai mulai dari tapak proyek ke arah muara sungai.
Batas ekologis mencakup ekologis daerah proyek, baik sub ekosistem terestrial maupun sub
ekosistem aquatik/perairan yang saling berhubungan (interaksi) dan saling ketergantungan
(interpendency). Sub ekosistem terestrial dimaksud meliputi ekosistem hutan sekunder,
belukar muda dan semak, belukar tua. Sedang ekosistem aquatik/perairan, batas ekologi
wilayah studi termasuk pada DAS Ongkag Mongondow dan sub DASnya.
Secara keseluruhan pada wilayah studi ini perlu disusun upaya konservasi atau mitigasi atas
penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit, baik di wilayah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Dan wilayah studi ini layak untuk dikembangkan sebagai perkebunan kelapa sawit
lebih dari 50%.
Gambar 7. Peta Lokasi Kegiatan PT. Anugerah Bolmong Indah Menurut SK Bupati Kab. Bolaang Mongondow No. 52 Tahun 2011
32 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 8. Batas Ekologi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT. Anugerah Bolmong Indah
33 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 9. Batas Sosial Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT. Anugerah Bolmong Indah
34 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 10. Batas Administrasi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT. Anugerah Bolmong Indah
35 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 11. Batas Wilayah Studi ANDAL Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
36 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sesuai dengan tahapan kegiatannya maka batas waktu kajian terbagi atas tiga tahapan waktu
yaitu : pra konstruksi, konstruksi dan operasi. Batas waktu kajian selama kegiatan tahap pra-
konstruksi selama 1 tahun meliputi: (a) perubahan kepemilikan lahan (b) perubahan sikap
dan persepsi masyarakat. Sedangkan dampak penting hipotetik yang memerlukan kajian
selama tahap konstruksi (2 tahun) meliputi : (a) penurunan kualitas udara, (b) peningkatan
kebisingan, (c) peningkatan erosi tanah, (d) banjir/genangan, (e) penurunan kualitas air
permukaan, (f) gangguan biota perairan, (g) peningkatan kesempatan kerja, (h) peningkatan
peluang berusaha, (i) peningkatan pendapatan rumah tangga, dan (j) perubahan persepsi
masyarakat.
Dampak penting hipotetik yang perlu dikaji bersamaan dengan pelaksanaan operasi
perkebunan (30 tahun, sesuai perizinan) dan dengan pertimbangan akumulasi dampak
aktivitas kegiatan meliputi dampak penting hipotetik: (a) penurunan kualitas udara, (b)
peningkatan kebisingan, (c) peningkatan erosi tanah, (d) gangguan biota perairan, (e)
peningkatan kesempatan kerja, (f) peningkatan peluang berusaha, (g) peningkatan
pendapatan rumah tangga, dan (h) perubahan persepsi masyarakat.
Selanjutnya dampak penting hipotetik yang perlu dikaji pada tahap pasca operasi perkebunan
dengan pertimbangan akumulasi dampak aktivitas kegiatan meliputi dampak penting
hipotetik: (a) peluang berusaha, dan (b) perubahan persepsi masyarakat.
.
37 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Secara geografis batas wilayah studi terletak antara koordinat 0o40’ - 0o47’ Lintang Utara (LU)
dan 124o12’ - 124o21’ Bujur Timur (BT).Dan secara administrasi, batas wilayah studisebagai
berikut:
Kondisi topografi pada wilayah studi cukup bervariasi baik dari wilayah ketinggiannya maupun
tingkat kemiringan lerengnya. Bentukan-bentukan yang terjadi di wilayah studi ini merupakan
hasil proses geomorfologi dalam waktu yang sangat lama membentuk dataran alluvial, kipas
alluvial, lembah-lembah dan bukit-bukit hingga pegunungan. Wilayah ketinggian yang ada
pada wilayah studi berkisar antara 20 meter dpl hingga lebih dari 1500 meter dpl.
Wilayah tertinggi terdapat pada serangkaian Pegunungan Ambang dan Pegunungan
Posyanggo dengan ketinggian mencapai 1.770 meter dpl yang terdiri dari Bulud/Gunung
Moyayat, Bulud Ilantat, Bulud Mokikit, Bulud Moyuwang, Bulud Pinupulan, Bulud Mooat, Bulud
Tudutalong, dan lain-lain. Wilayah tertinggi ini terdapat di sebagian besar Kecamatan Passi
Barat. Pegunungan ini merupakan pegunungan pemisah beberapa kecamatan yang ada di
Kabupaten Bolaang Mongondow khususnya wilayah timur.
Wilayah studi memiliki kemiringan lereng yang bervariasi, didominasi kemiringan 9° - 14°
(landai sampai bergelombang) dan lebih dari 22° (curam). Dengan kondisi kemiringan ini dan
kondisi tanah, wilayah studi termasuk dalam wilayah potensi bencana tanah longsor,
sebagaimana terdapat dalam dokumen peta RTRW Kab. Bolmong, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam Gambar 15 berikut.
38 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
2.1.2. Geologi
Wilayah Indonesia Timur merupakan pertemuan dari lempeng-lempeng litosfera : Eurasia
yang relatif stabil di bagian barat laut, Lempeng Indo-Australia di bagian barat dan barat daya
yang bergerak relatif ke timurlaut, Lempeng Pasifik di bagian timur yang bergerak ke barat
laut dan Lempeng Filipina Barat di bagian timurlaut yang bergerak ke arah barat. Bagian
timurlaut Sulawesi merupakan akibat perputaran searah jarum jam dari lempeng kecil bagian
baratdaya Sulawesi dan Kalimantan pada masa lalu yang diikat pada bagian baratdaya oleh
sistem busur pada sesar-sesar mendatar mengiri, dan penolakan dasar laut Sulawesi di utara
oleh adanya penujaman di Parit Sulawesi Utara. Sesar-sesar Palu dan Matano, keduanya
merupakan sesar-sesar aktif yang merupakan bagian dari satu sistim sesar, meskipun
hubungan antara keduanya belum dapat dibuktikan. Berdasarkan data seismik yang ada,
zona seismik benioff memiliki kemiringan ke arah selatan dari parit Sulawesi Utara sedangkan
gunungapi aktif Una-una, terletak antara Lengan Utara dan Lengan Timur Sulawesi, yang
kemungkinan merupakan hasil dari sistim penajaman ini.
Berdasarkan peta Geologi Skala 1 : 250.000, Formasi Geologi yang ada di wilayah
rencana perkebunanan terdiri dari :
Qal : Aluvium dan Endapan Pantai terdiri dari material berupa pasir, lempung,
lumpur, kerikil dan kerakal.
TQpv : Batuan Gunungapi Pinogu; satuan ini terdiri atas Tuf, tuf lapili, vreksi dan
lava. Breksi gunungapi di Pegunungan Bone, G. Mongadalia dan Pusian
bersusunan andesit piroksin dan dasit. Tuf yang tersingkap di G. Lemimbut
dan G. Lolombulan umumnya berbabtu apung, kuning muda berbutur sedang
sampai kasar, diselilingi oleh lava bersusunan menengah sampai basa. Tuf
dan Tuf Lapili di sekitar S. Bone bersusunan dasitan, Lava berwarna kelabu
muda hingga kelabu tua, umumnya bersusun andesit piroksin. Satuan ini
secara umum termampatkan lemah sampai sedang, umumnya diduga
berumur Pliosen hingga Plistosen.
Tmbv : Batuan Gunung Api Bilulangala: Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit,
dasit dan riolit. Ziolit dan kalsit sering dijumpai pada kepingan batuan
pennyusun breksi. Tuf umumnya bersifat dasitan, agak kompak dan berlapis
buruk di beberapa tempat. Di daerah pantai selatan dekat Bilungala. satuan
ini dikuasai oleh lava dan breksi yang umumnya bersusunan dasit. dan
dicirikan oleh warna alterasi kuning sampai coklat, mineralisasi pirit.
perekahan yang intensif, serta banyak dijumpai batuan terobosan diorit.
Propilitisasi, kloritisasi, dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava. Tebal
satuan dipakirakan lebih dari 1000 meter, sedang umurnya berdasarkan
kandungan fosil dalam sisipan batugamping adalah Miosen Bawah - Miosen
Akhir. Nama satuan penama kali diajukan olch PT. Tropic Endeavour, (1972).
43 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
2.1.3. Iklim
Iklim sangat penting bagi sektor pertanian. Jenis dan sifat iklim mempengaruhi jenis
tanaman yang akan dibudidayakan suatu kawasan serta produksinya. Olehnya kajian iklim
suatu kawasan perlu dilakukan untuk keberhasilan usaha taninya
Kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang mempunyai persyaratan tertentu untuk
tumbuh dan berproduksi secara optimal. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada daerah
tropika basah disekitar lintang utara - selatan 12 derajat pada ketinggian 0 - 500 m dari
atas permukaan laut (Lubis, 1992). Untuk mendapatkan produksi yang baik, kelapa sawit
memerlukan suhu udara rata-rata 25oC - 27oC. Suhu udara rata-rata minimum perbulan
kurang dari 19oC akan merusak dan menganggu pertumbuhan. Suhu udara yang merata
sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit, karena tanaman ini sangat peka terhadap
suhu yang bervariasi. Bila dilihat dari syarat suhu tersebut, tanaman kelapa sawit tidak
dianjurkan ditanam pada daerah yang mempunyai ketinggian tempat lebih dari 700 meter
di atas permukaan laut.
Pertumbuhan dan hasil kelapa sawit di daerah tropis seringkali menghadapi kendala
kekurangan air yang mengakibatkan produksi tahunan sering dihubungkan dengan
akumulasi kekurangan air per tahun. Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang
penting. Pertumbuhan kelapa sawit yang optimum memerlukan curah hujan rata-rata 125
- 150 mm/bulan (Richardson, 1989) yang terbagi merata sepanjang tahun.
Kabupaten Bolaang Mongondow beriklim hujan tropis, selalu basah dan banyak hujan.
Curah hujan di daerah ini cukup tinggi mencapai 1.800 – 2.000 mm pertahun. Dengan
topografi yang bervariasi iklim di Kabupaten ini juga tidak sama untuk setiap daerah.
Kabupaten Bolaang Mongondow beriklim hujan tropis, selalu basah dan banyak hujan.
Curah hujan di daerah ini cukup tinggi mencapai 1.800 – 2.000 mm pertahun. Dengan
topografi yang bervariasi iklim di Kabupaten ini juga tidak sama untuk setiap daerah.
Selanjutnya untuk curah hujan efektif tahunannya sebesar 1.292,7 mm dan rata-rata
bulanannya mencapai 107,7 mm. Curah hujan efektif adalah curah hujan yang secara
langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman untuk pertumbuhan.
Dengan demikian hampir 33% hujan yang sampai di permukaan, hilang melalui limpasan
dan penguapan. Sedangkan hari hujan selama setahun adalah 144 hari dengan rata-rata
bulanannya 12 hari hujan. Ini berarti bahwa dalam setiap bulan terdapat hari-hari berhujan.
Berikut ini adalah grafik perbandingan antara curah hujan yang turun dengan curah hujan
efektif di Kabupaten Bolaang Mongondow.
45 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
1) Curah Hujan
Hujan merupakan faktor pembatas yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman di daerah tropis. Hujan merupakan pasokan utama air tanaman yang sangat
dinamis, sehingga mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman termasuk kelapa sawit.
Kelapa sawit bila tidak mendapat hujan 3 bulan bertutur-turut, maka proses
pembungaannya akan terhambat sehingga produksinya akan menurun. Curah hujan
rataan tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250 –
3000 mm yang merata sepanjang tahun dan curah hujan optimal berkisar 1750 – 2500
mm. Penyebaran curah hujan merupakan faktor penting untuk perkembangan bunga.
Pada umumnya sewaktu musim hujan terbentuk lebih banyak bunga betina, sedang pada
musim kemarau terbentuk lebih banyak bunga jantan. Selanjutnya telah diketahui bahwa
sebagian besar dari produksi tandan pada tahun sedang berjalan sebenarnya sangat
ditentukan oleh keadaan 24 - 33 bulan sebelumnya. Keadaan ini disebabkan adanya
hubungan yang erat antara curah hujan maupun radiasi matahari dengan seks – rasio.
1200
1000
Curah hujan, mm
800
600
400
200
0
J F M A M J J A S O N D
Rataan CH 303.9 330.7 270.3 239.4 160.7 146.5 139.8 57.2 60.8 133.4 219.8 184.2
Max 599 1117 472 406 193 244 293 114 138 249 444 509
Min 108 90 72 113 101 57 35 0 1 11 36 0
Gambar 18. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Curah Hujan (mm) Selang
Waktu 2002-2011.(Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kayuwatu Manado, 2012).
35
30
25
Hari hujan, hari
20
15
10
0
J F M A M J J A S O N D
Rataan 24.1 18.6 19.7 18.9 16.3 15.1 13 8 7.9 14.7 18.6 19.7
Max 30 28 27 23 22 22 25 15 16 25 23 28
Min 18 13 12 15 7 5 1 1 1 2 6 0
Gambar 19. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Hari Hujan Bulanan (mm)
Selang Waktu 2002-2011
(Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kayuwatu Manado, 2012).
Di wilayah studi terdapat lokasi pengukuran curah hujan, terletak di Kecamatan Bilalang.
Berdasarkan data SLHD Tahun 2014, rata-rata curah hujan tahunan pada tahun 2013
mencapai 2.832.5 mm/tahun. Curah hujan rata-rata bulanan terendah terjadi di bulan Mei
& Juni (125.5 & 115 mm) dan yang terbesar terjadi pada bulan Maret (394 mm). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
47 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 7. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mewakili wilayah studi) Tahun 2013
Jika melihat data curah hujan yang terjadi di wilayah study, dapat disimpulkan bahwa wilayah
perkebunan PT. ABI potensi curah hujannya cukup besar, sehingga sangat baik bagi
perkebunan kelapa sawit tanpa khawatir akan kekeringan.
2) Suhu Udara
Suhu udara pada batas-batas tertentu berpengaruh terhadap metabolisme sel-sel pada
organ tanaman yang akhirnya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Pertanaman
kelapa sawit dengan hasil yang tinggi terdapat pada kawasan-kawasan yang mempunyai
variasi suhu udara bulanan yang kecil. Tanaman kelapa sawit tumbuh dan berkembang baik
pada kawasan yang mempunyai suhu udara rata-rata tahunan 24 - 28oC. Untuk produksi
yang tinggi dibutuhkan suhu udara maksimum rata-rata pada kisaran 29 - 32C dan suhu
udara minimum rata-rata pada kisaran 22 - 24C . Suhu udara rata-rata yang kurang dari
22C akan menghambat pertumbuhan dan mengurangi hasil. Suhu udara yang rendah pada
bulan-bulan tertentu akan menghambat penyerbukan bunga yang akan menjadi buah. Suhu
udara rendah akan meningkatkan aborsi bunga betina sebelum antesis dan memperlambat
pemasakan buah . Jika dikaitkan dengan elevasi, seandainya tanaman kelapa sawit ditanam
di elevasi tinggi (terutama lebih dari 400 mm dpl.), maka sudah jelas produksi akan menurun.
Berdasarkan konsep satuan bahang (heat unit) dapat diduga bahwa menurunnya produksi
tersebut adalah per satuan waktu. Untuk tanaman dataran rendah yang membutuhkan suhu
udara relatif tinggi (seperti kelapa sawit dan jenis palma lainnya), jika ditanam di daerah
bersuhu rendah maka untuk mencapai tingkat kemasakan panen optimum diperlukan
sejumlah konsumsi bahang yang akan diperoleh dalam jangka waktu yang lebih lama,
sehingga produksi setahun dapat menurun.
3) Kecepatan Angin
Kecepatan angin selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 yang diperoleh
dari Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado, Kecepatan angin beragam dari waktu ke
waktu. Kecepatan angin terendah sebesar 2,1 knots/jam terjadi pada bulan Maret dan
Mei. Kecepatan angin tertinggi sebesar 6,3 knots/jam terjadi pada bulan Agustus. Angin
yang kencang umumnya berhembus dari utara, barat dan selatan.
48 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
28
27.5
27
Temperatur,0 C
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
J F M A M J J A S O N D
Rataan 25.62 25.59 25.93 26.16 26.65 26.7 26.78 27.14 26.97 26.63 26.19 25.88
Max 25.9 25.9 26.4 26.5 27.2 27.4 27.6 27.8 27.5 27.3 26.7 26.3
Min 25.3 25.2 25.5 25.6 26.2 26 25.6 26.3 26.3 26.1 25.6 25.6
Gambar 20. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Temperatur Udara Bulanan
(0C) Selang waktu 2002-2011. (Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kayuwatu
Manado, 2012).
12
10
Kec Angin,knot
0
J F M A M J J A S O N D
Kec. Angin 2.2 2.6 2.1 2.2 2.1 3.8 4.9 6.3 4.3 3.1 2.4 2.4
Max 3 4 4 4 4 6 10 10 7 5 5 4
Min 1 2 0 1 1 1 2 3 2 2 1 2
Gambar 21. Angka Rata-Rata, Maksimum, dan Minimum Kecepatan Angin Rata-rata
(knots/jam), 2002-2012. (Sumber: Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado)
4) Radiasi Surya
matahari akan semakin besar bila curah hujan dalam keadaan optimal . Selain lama
penyinaran, intensitas radiasi matahari terutama dari bagian panjang gelombang 0.4 - 0.7
mikron juga berpengaruh terhadap laju fotosintesis. Jika intensitas radiasi matahari dari
panjang gelombang tersebut turun 20% maka fotosintesis potensial tanaman akan turun
50%. Wilayah pengembangan mempunyai kisaran radiasi matahari 16,3 - 20,5 MJ/m2/hari
dan lama penyinaran 5,2 – 7,2 jam. Radiasi matahari tertinggi untuk wilayah pengembangan
ada pada bulan Maret serta terrendah di bulan Mei. Sedang lama penyinaran tertinggi pada
bulan Juli serta terrendah berada pada bulan Mei.
Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah serta bagian-bagian tanah dari
suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Erosi merupakan hasil interaksi beberapa faktor
antara lain curah hujan (faktor dominan), kemiringan dan panjang lereng, vegetasi penutup
tanah dan kepekaan erosi dari tanah tertentu.
Perhitungan laju erosi dilakukan dengan metode USLE, dengan rumus sbb:
A=R.K.L.S.C.P
dimana:
A = banyaknya tanah tererosi (ton/ha)
R = faktor curah hujan dan aliran permukaan
K = faktor erodibilitas tanah
L = faktor panjang lereng
S = faktor kemiringan lereng
C = faktor vegetasi penutup tanah & pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan-tindakan khususkonservasi
Lokasi rencana perkebunan PT. ABI kondisi saat ini penggunaan lahannya adalah
tegalan/ladang (38.6%), semak (37,8%) dan kebun kelapa/campuran (23,6%).
Berdasar perhitungan, besarnya laju erosi rata-rata eksisting saat ini adalah 148.8
ton/tahun. Berdasar tabel kriteria tingkat erosi, laju erosi saat ini di lokasi PT. ABI
termasuk dalam kategori tingkat erosi sedang.
15 – 60 E1 – rendah Baik 4
Sungai utama di Kabupaten Bolaang Mongondow yang melintas di wilayah kajian dan
beberapa wilayah lain di Kabupaten Bolaang Mongondow adaah Ongkag/Sungai
Mongondow. Selain sungai utama tersebut mengalir juga beberapa sungai yang berhilir di
pegunungan sekitar dan merupakan inlet dari Ongkag Mongondow, yaitu Tapa/Sungai
Kolingangaan, Komangaan, Mopaimobolon.
Secara umum pola sungai yang mengalir di wilayah studi adalah pola dendritik karena
pengaruh punggungan pegunungan yang mengelilinginya. Sungai yang mengalir di wilayah
studi juga umumnya sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan arah aliran dari selatan
menuju ke utara.
Berdasarkan hasil perhitungan aliran permukaan pada lokasi perkebunan PT. Anugerah
Bolmong Indah, didapati besaran aliran permukaan sebesar 136.097,13 m3/hari hujan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Berdasarkan analisis hidrologi perhitungan debit puncak untuk mengetahui kejadian bencana
banjir yang dilakukan di enam sungai yaitu Sungai Kolongian, sungai Dilagu, Sungai Dumoga,
Sungai Kosinggolan, Sungai Toraut, dan Sungai Ibomba. Maka, diihasilkan analisis yang
terlihat pada tabel di bawah ini ;
Berdasar analisa hidrologi penghitungan debit puncak (Qp DAS) dan kapasitas pengaliran
sungai (Qc Sungai) pada 6 (enam) sungai utama yang dilintasi PT. ABI yaitu sungai
51 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kolongian, Dilagu, Dumoga, Kosinggolan, Toraut, dan Ibomba didapati bahwa pada 5 (lima)
sungai debit puncaknya lebih kecil dari kapasitas sungai (Qp < Qc) yang berarti wilayah studi
sebagian besar tidak berpotensi terjadinya banjir. Hanya sungai Dumoga yang memiliki Qp
Das lebih besar dar Qc Sungai artinya di DAS ini berpotensi terjadinya banjir, walaupun selisih
peningkatan debitnya tidak besar (kurang dari 10%)
Bumbungon / 624378.0 73855.5 521.0 0.076 14.4 86648.1 263.8 0.04 2.08 0.0081 72.7 267.0
S.Dilagu
Tonom /
613928.8 62899.3 351.7 0.067 21.3 66598.4 265.7 0.04 0.97 0.0097 99.0 239.0
S.Dumoga
Bendungan
605044.0 57704.6 192.3 0.046 39.0 19220.1 96.6 0.04 1.56 0.0053 117 286.1
Kosinggolan
Tumokang
Baru / 602730.4 61218.6 221.0 0.030 33.9 23561.7 67.6 0.04 1.46 0.0078 48.2 137.5
S.Toraut
Pinonobatuan
620459.1 63107.9 70.3 0.034 106.6 1926.2 19.8 0.04 0.48 0.0362 8.4 24.3
/ S.Ibomba
Sumber : Pengolahan data, Tim Studi AMDAL, 2015
52 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan hasil pengukuran sampel yang dilakukan pada dua titik sampel di wilayah studi.
Secara umum kualitas udara ambien dari 5 (lima) parameter yang diukur, semuanya masih
dibawah ambang batas Baku Mutu PP. No.41/1999, artinya kualitas udaranya baik. Berikut
hasil pengukuran kualitas udara :
3000 1143
1 CO µ/ Nm’ Elektrochemical/SENSIT P400
0
Griess 26
2 N02 µ /Nm3 400
Saltzman/Spectrophotometer
3 S02 µ /Nm3 900 Pararosanilin/ Spectrophotometer 13
4 TSP µ /Nm3 230 Gravimetri 123
5 H2S ppm 0,02 Elektrochemical/SENSIT P400 <0,01
Sumber : Survey Pengukuran Lapang Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pengendalian Penyakit
Kelas 1 Manado
54 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
2.1.7. Kebisingan
Tidak ada baku tingkat kebisingan untuk kawasan perkebunan, baku tingkat kebisingan
mengacu pada kawasan perumahan dan permukiman, karena yang akan terkena dampak
adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan.
Berdasarkan hasil pemerikasaan kebisiangan yang dilakukan oleh tim pada satu titik sampel
memiliki nilai di bawah baku mutu yaitu sekitar 55,4 dB A. Dengan demikian tingkat kebisingan
masih tergolong baik. Pengukuran dilakukan selama 1 jam dan baku mutu mengacu pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (LH) No. 48 Tahun 1996.
Tabel 12. Hasik Pengukuran Tingkat Kebisingan
Baku Hasil
No Titik Sampel Lokasi Metode
Mutu Analisis
1 KU 12 Industri 70 dB A 55,4 dB A Direct
Reading
Luas wilayah menurut penggunaan lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow untuk lahan
bukan sawah sebesar 795.024 Ha yaitu sekitar 95,12 % dari luas total penggunaan lahan di
Kabupaten Bolaang Mongondow. Luas lahan terbesarnya yaitu berupa hutan negara dengan
luas 309.050 Ha (12) yaitu sekitar 36,98 % dari luas total penggunaan lahan bukan sawah,
diikuti oleh pengunaan lahan lainnya sebesar 160.135 Ha (13) yaitu sekitar 19,16 % dari luas
total, penggunaan lahan untuk tegal/kebun, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan
56 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
rakyat dan perkebunan negara memiliki nilai yang hampir sama yaitu 63.491 Ha (2), 63.405
Ha (9), 58.122 Ha (10) dan 48.346 Ha (11). Untuk penggunaan ladang, padang rumput dan
tambak masing-masing sebesar 29.738 Ha (3), 29.832 Ha (4)dan 28 Ha (5). Untuk lahan
yang tidak digunakan luasannya hampir sama dengan peruntukan lahan untuk
pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya yaitu sebesar 14.34 Ha (8) dan
12.98 Ha (1). Penggunaan lahan untuk kolam seluas 2.573 Ha (6) dan rawa-rawa seluas
3.036 Ha (7)
Sementara untuk luasan hutan berdasarkan fungsi hutan di Kabupaten Bolaang Mongondow
seperti tercantum pada tabel di bawah ini ;
Tabel 13. Luas dan Fungsi Kawasan Hutan dan Lahan per Kecamatan di Kabupaten
Bolaang Mongondow
Luas, fungsi Kawasan Hutan dan Lahan (Ha)
Kecamatan Berdasarkan Hasil Telaahan pada SK Menhut No. 452/Kpts-II/19999
HL HLB CA TN HP HPT APL Jlh
Sang 350,0 24.436,4 11.078,0
766,64 4.693,58
Tombolang 0 6 5
450,0 17.897,5
Lolak 722,97 - 2.765,63
0 8
Bolaang - - - 3.995,80 3.039,79
Bolaang
- - - - -
Timur
Poigar - 100 194,36 2.494,06 3.336,48
Bilalang - - - - -
Passi
717,91 - 6.971,93 367,70 139,62
Timur
Passi
- - - - -
Barat
2.800,6
Lolayan - 6.337,24 6.926,91 6.113,96
8
Dumoga
- - - - -
Timur
Dumoga 1.045,8 70.257,7
- - 4.663,20
Barat 6 5
Dumoga
- - - - -
Utara
Keterangan :
HL = Hutan Lindung
HLB = Hutan Lindung Bakau
CA = Cagar Alam
TN = Taman Nasional
HP = Hutan Produksi
HPT = Hutan Produksi Terbatas
APL = Areal Penggunaan Lain
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Bolaang Mongondow
57 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kecamatan Lolayan didominasi oleh hutan yang luasnya lebih dari setengah luas
Kecamatan Lolayan, yakni 25.141,8 ha atau 57,5%. Selain itu juga didominasi oleh
kebun kelapa seluas 8133.96 ha (18,6%) dan sawah irigasi seluas 3.267,20 ha (7,5%).
Kecamatan Passi Barat didominasi oleh ladang dan kebun kelapa yang masing-
masing memiliki luas sebesar 3.487,3 ha (31,4%) dan 3.291,2 ha (29,6%). Sedangkan
hutan di kecamatan ini memiliki luasan sebesar 2.367% (21,3%) dan belukar sebesar
1.34,5 ha (16,5%).
Kecamatan Bilalang didominasi oleh penggunaan tanah berupa lading yang memiliki
luasan lebih dari setengah luas Kecamatan Bilalang, yakni 55.158 ha (54%). Selain itu
juga didominasi oleh kebun kelapa dan pemukiman yang masing-masing memiliki luas
sebesar 29.750 ha (29%) dan 17.151 ha (16,7%).
Sementara itu, untuk luas lahan baku sawah di Kecamatan Bilaang seluas 68,91 ha,
Kecamatan Lolayan 3.081,99 ha, Kecamatan Passi Barat 95,43 ha,
Berdasarkan pengolahan data yang bersumber dari Peta Rupa Bumi Indonesia, didapati
luas wilayah studi mencapai 24.896 Ha , yang terdiri dari penggunaan berupa : belukar,
hutan, kebun kelapa, ladang, permukiman, sawah irigasi, dan lainnya, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tebel dan peta berikut.
Tabel 15. Jenis Penggunaan Lahan di Wilayah Studi
No Penggunaan Tanah Luas (Ha)
1 Belukar 5022.82
2 Hutan 9678.95
58 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 16. Jenis Penggunaan Lahan pada Tapak Kebun PT. Anugerah Bolmong
Indah
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Semak/Belukar 3,215.00
Kebun Kelapa/Campuran 2,001.31
Tegalan/Ladang 3,278.24
Jumlah 8,494.54
Sumber : Pengolahan Data, 2014
62 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan data BPS 2014, kondisi perumahan di wilayah studi perkebunan PT.
Anugerah Bolmong Indah yang terdapat di Kecamatan Bilalang, Bolaang, Passi Barat dan
Lolayan dakan diuraikan berikut ini.
Kondisi perumahan di Kecamatan Passi Barat juga hampir sama dengan kecamatan
sebelumnya, dimana rumah semi permanen yang lebih mendominasi. Sementara itu,
rumah permanen cukup banyak di Kecamatan Passi Barat, Desa Passi I merupakan desa
yang memiliki rumah permanen terbanyak yaitu sebanyak 325 unit.
Selain hal yang disebutkan di atas, beirkut ini gambaran sarana prasarana di bidang
transportasi, pendidikan dan kesehatan. Secara umum, prasarana transportasi yang
terdapat di wilayah kebun PT ABI terdiri dari 3 (tiga) kategori yaitu : jalan negara, jalan
provinsi, dan jalan kabupaten. Komposisi jaringan jalan yang terbesar adalah jalan
kabupaten, kemudian jalan negara dan provinsi. Komposisi alokasi jalan menurut
pemerintah yang berwenang ini relatif stabil sejak tahun 2007 hingga tahun 2011.
64 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sebagaimana dijelaskan pada uraian tentang Tata Guna Lahan bahwa, fisiografi bagian
Tengah, yakni Sebagian dari Kecamatan Passi Barat, Lolayan dan Lolak merupakan Hutan
Lindung. Di dalam laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Bolaang
Mongondow tahun 2011 dijelaskan juga fauna penting/langka/buas yang hidup di
Kabupaten Bolaang Mongondow antara lain : maleo, babi rusa, kera hitam, tarsius, anoa,
beruang kus-kus, dan musang Sulawesi.
Selain binatang juga terdapat jenis serangga antara lain 36 jenis kupu-kupu, 200 jenis
kumbang. Sementara untuk yang hidup di wilayah penelitian akan diinvetataris ke
dinas/instansi terkait serta akan dilakukan pencarian informasi kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu, tumbuhan/flora yang hidup di Kabupaten Bolaang Mongondow antara lain:
400 jenis pohon, 24 jenis anggrek, 120 jenis epifit, 49 jenis paku-pakuan, dan 90 jenis
tumbuhan obat.
Fauna dan flora di kawasan budidaya pada dasarnya mencakup hewan peliharaan (sapi,
kerbau, babi, dan lainya), sedangkan flora adalah tanaman-tanaman vegetasi alami dan
tanaman-tanaman kebun rakyat, baik hortikultura maupun semak.
Jika merujuk pada dokumen SLHD Kaupaten Bolaang Mongondow tahun 2013, jumlah
spesies flora dan fauna digolongkan menjadi 8 golongan yaitu hewan menyusui, burung,
reptil, amphibi, ikan, keong, serangga, dan tumbuh-tumbuhan. Namun hanya 3 golongan
yang memiliki data lengkap yaitu hewan menyusui jumlah spesies yang diketahui berjumlah
5 dan yang dilindungi berjumlah 2, golongan burung jumlah yang diketahui 14, dan yang
65 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
1) Flora Terestrial
Vegetasi di daerah tapak dan sekitar tapak kegiatan dikategorikan menjadi dua tipe
komunitas yaitu, vegetasi alami dan vegetasi budidaya.
a. Vegetasi alami
Vegetasi alamiah di wilayah studi umunya berupa semak belukar yang
merupakan tutupan lahan yang paling dominan di wilayah studi. Jenis-jenis
vegetasi dominan yang terdapat pada areal semak belukar, tercampur antara
vegetasi dengan habitat pohon kecil seperti; kayu sirih (Piper aduncum) , Kayu
kolin (Malothus sp), dan Macaranga (Macaranga tamariris) tumbuh di tanah
marginal dan pada ladang yang terlantar. Sedangkan vegetasi habitat rumput,
seperti alang-alang (Imperata cylindrica), ekor tikus (Stachytarpeta indica),
diselingi dengan tumbuhan merayap, seperti Mimosa dan berbagai jenis liana,
Melastona, bambu, Centrosema, rumput macan, kano-kano dan lain-lain. Selain
tumbuhan tersebut terdapat pula jenis pohon besar seperti Ketapang (Terminalia
catappa).
b. Vegetasi Budidaya
Jenis - jenis vegetasi budidaya yang terdapat di sekitar tapak proyek dan di tapak
proyek dibagi tiga kelompok yaitu; kelompok tanaman perkebunan, kelompok
hortikultura dan kelompok tanaman pangan.
Tanaman Perkebunan
Jenis vegetasi tanaman perkebunan yang terdapat di sekitar tapakproyek PT.
Anugerah Bolmong Indah adalah didominasi tanaman kelapa
(Cocosnucifera).
Tanaman Hortikultura
66 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tanaman hortikultura yang terdapat di sekitar areal studi meliputi jenis buah-
buahan seperti mangga (Mangifera indica), rambutan, jambu biji (Psidium
guajava), jambu air (Syzygium aqueum (Burn.f) Alston, advokat (avocado),
pisang (Musa paradisiaca), langsat/duku , papaya (Carica papaya), matoa
(Pometia pinnata Forst).
Tanaman Pangan
Tanaman pangan hanya diusahakan dalam luasan yang relatif kecildan tersebar.Tanaman
pangan ini hanya diusahakan sementara, karenaterdapat tanaman perkebunan pada lokasi
yang sama, seperti kelapa. Jenis tanaman pangan yang diusahakan adalah Jagung (Zea
mays), Ketela pohon (Manihot utilisima) Dan Ketela Rambat (Manihot esculenta).
Jenis Penggunaan
Lokasi Deskripsi Vegetasi
Lahan
Sementara itu, untuk hasil pemeriksaan plankton seperti tertera pada tabel di bawah ini;
68 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
ID
Populasi Kelimpahan Indek Indek Indek
No Titik Sampel Jenis Plankton Ditemukan Taxon keaneka
Sebenarnya Total keragaman keseragaman dominasi
ragaman
KA 13 Synedra 4 49
1 86 1 0,32 0,172 1,06 2313,00
Lobong Nitzschia 3 37
KA 14
2 Nitzschia 5 61 61 1 0,00 0,301 0,00 3611.99
Mongkonai
KA 15 Passi Synedra 4 49
3 86 1 0,32 0,172 1,06 2313,00
Barat Nitzschia 3 37
KA 16 Passi
4 Nitzschia 2 24 24 1 0,00 0,301 0,00 549,43
Barat
Sumber : Survey LapangTim Amdal 2014
69 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
2) Fauna
a. Satwa Liar
Satwa liar yang dijumpai di areal studi, terdiri atas mamalia, aves dan reptilia.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap masyarakat yang
dijumpai di areal studi, diperoleh data jenis-jenis satwa liar yang terdapat di lokasi
pengamatan, yang terdiri atas : pipit, tekukur (Spotted dove), seriti (Glossy
swiftlet), serigunting (Hair-crested drongo), elang laut.
b. Reptilia
Jenis reptil yang umum dijumpai di lokasi pengamatan adalah kodok (Rana sp.).
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, diperoleh informasi
bahwa di lokasi proyek sering dijumpai ular hitam, ular kelapa, ular hijau serta ular
piton (Phyton sp.), ular mangrove, biawak (Veranus salvatore) kadal dan cicak
bingkarung.
c. Mamalia
Hasil wawancara terhadap masyarakat bahwa jenis mamalia yang sering dijumpai
antara lain Tikus besar (Palange sp), tikus hitam.
d. Aves
Hasil wawancara dengan penduduk sekitar rencana tapak kegiatan PT. Anugerah
Bolmong Indah bahwa jenis-jenis burung yang sering dijumpai di lokasi tapak
proyek antara lain Collocalia esculenta, Dicrurus hottentottus, Corvusenca,
Centropus celebensis, Eudynamys scolopacea, Lonchura malacca, Nectarinia
jugularis, Centropus bengalensis, Ptilinoppus spp., Rallidae, Columbidae,
Psittacidae, Cuculidae, Nectarinidae dan Plocidae.
Hasil survey lapang pengamatan fauna yang ada di wilayah studi, didapati adanya 35 jenis
satwa dengan jumlah 135 individu satwa. Berdasar hal tersebut dilakukan penghitungan
indeks keragaman jenis fauna yang dapat menjadi indikator kemantapan ekosistem. Makin
tinggi nilai keragaman makin mantap stabilitas ekosistem. Hasil perhitungan indeks
keragaman jenis fauna diperoleh nilai Shannon indeks (Hi) sebesar 3,28.
70 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
ID
Populasi Kelimpahan Indek Indek Indek
No Titik Sampel Jenis Plankton Ditemukan Taxon keaneka
Sebenarnya Total keragaman keseragaman dominasi
ragaman
Notocochlis
KA 13 2 96
1 lineatus 192 2 0,69 0,151 4,61 9101,83
Lobong
Diloma piperina 2 96
Centhidea
2 96
ornata
KA 14
2 Monodonta 240 2 0,73 0,120 4,87 9111,35
Mongkonai 2 96
canalifer
Batillaria zonalis 1 48
Centhidea
1 48
ornata
KA 15 Passi Notocochlis
3 2 96 192 2 0,69 0,151 4,61 9101,83
Barat lineatus
Monodonta
1 48
canalifer
Diloma piperina 2 96
KA 16 Passi
4 Helicofusus 192 2 0,69 0,151 4,61 9101,83
Barat 2 96
rhysus
2 Buff-banded Rail Gallirallus philippensis Mandar-padi kalung kuning 1 0.01 -4.91 0.04
5 Sulawesi-black Pigeon Turacoena manadensis Merpati Hitam Sulawesi E 1 0.01 -4.91 0.04
8 Green Imperial Pigeon Ducula aenea Pergam hijau 4 0.03 -3.52 0.10
Jumlah
No Nama Inggris Nama ilmiah Nama Lokal Status Pi ln.Pi H'
Individu
Sulawesi Pygmy
17 Woodpecker Dendrocopos temminckii Caladi Sulawesi E 2 0.01 -4.21 0.06
Ivory-backed Wood
27 Swallow Arthamus monachus Kekep Sulawesi E 2 0.01 -4.21 0.06
30 Brown-throated Sunbird Anthreptes mallacensis Burung Madu Kelapa 4 0.03 -3.52 0.10
73 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Jumlah
No Nama Inggris Nama ilmiah Nama Lokal Status Pi ln.Pi H'
Individu
32 Olive-backed Sunbird Nectarinia jugularis Burung Madu Sriganti 4 0.03 -3.52 0.10
Yellow-sided
33 Flowerpecker Dicaeum aureolimbatum Cabai-panggul kuning E 8 0.06 -2.83 0.17
34 Grey-sided Flowerpecker Dicaeum celebicum Cabai panggul kelabu E 8 0.06 -2.83 0.17
Sedangkan berdasarkan informasi masyarakat yang kerap kali melihat dan mengetahui tapak
jejak dari beberapa jenis satwa lainnya yang juga hidup di sekitar lokasi studi, yaitu Tupai, dan
babi hutan. Berikut ini tabel yang menjelaskan hal tersebut.
Babi
2 Celebes Warty Pig Sus celebensis Hutan Jejak
Tabel 27. Data Penduduk Kab. Bolaang Mongondow Tahun 2010 Dan 2013
Wilayah studi yang terletak pada 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Lolayan, Passi Barat, Bilalang
dan Bolaang dengan total luas 601,42 km² atau 17,15 persen dari luas wilayah Kabupaten
Bolaang Mongondow. Persentase luas masing-masing kecamatan terhadap Luas wilayah
studi :
Bolaang
25%
Lolayan
Bilalang 49%
10%
Passi Barat
16%
Jumlah penduduk di empat kecamatan pada tahun 2010 adalah 61.225 jiwa dan pada tahun
2013 bertambah 2.993 jiwa menjadi 64.218 atau meningkat 4,89 persen dari tahun 2010.
Sedangkan kepadatan penduduk di wilayah studi rata-rata pada tahun 2010 sebanyak 112,38
jiwa/km² meningkat menjadi 117,01 jiwa/km² pada tahun 2013, bertambah sekitar 5 jiwa/km²
selama 3 tahun. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah Kecamatan Passi
Barat dan terendah di Kecamatan Lolayan.
76 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di 15 kecamatan Kabupaten Bolaang Mongondow sebagaimana pada
Tabel 42, ternyata tidaklah merata, situasi ini terjadi disebabkan oleh berbagai perbedaan
yang dapat ditelusuri dari sejarah terbentuknya desa dan kecamatan termasuk
pemekaran(desa, kecamatan,kabupaten dan propinsi), letak geografis dan sumberdaya yang
tersedia(environment) yang menarik orang untuk bermukim di wilayah tersebut dan kebijakan
pemerintah seperti transmigrasi baik spontan maupun dibiayai pemerintah. Kebijakan
transmigrasi selain untuk mengatur persebaran penduduk antar propinsi dan juga sebagai
akibat dari bencana alam seperti banjir, longsor dan letusan dahsyat gunung berapi. Migrasi
yang terjadi baik dikelola pemerintah maupun spontan telah menyebabkan ditemuinya
beragam etnis dan suku di desa-desa yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow. Ataupun
suatu desa yang semula terdiri dari etnis/suku tertentu kemudian menjadi beragam oleh
perpindahan lokal baik untuk datang sebagai pekerja dan menetap ataupun adanya asimilasi
penduduk yang berasal dari wilayah serta etnis/suku lain. Proses akulturasi terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, namun upaya untuk mempertahankan keberadaan etnis/suku tetap
saja berlangsung melalui keyakinan yang dianut dan atraksi budaya pada waktu dan peristiwa
tertentu.
Pertumbuhan Penduduk
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode
2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000. Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010
mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding periode 1990-2000 yang hanya mencapai
1,45 persen. Dibanding dengan laju pertumbuhan penduduk nasional, kecuali Kecamatan
Lolayan, tiga kecamatan lainnya di wilayah studi berada pada tingkatan laju pertumbuhan
dibawah tingkat nasional pada tahun 2010.
Laju pertumbuhaan penduduk pada dua periode 1990-2000 dan 2000-2010 di kecamatan
wilayah studi perkembangannya sebagi berikut; Kecamatan Lolayan dan Passi
(Barat/Timur)terjadi peningkatan. Kecamatan Passi Timur, Bilalang dan Bolaang terjadi
penurunan angka pertumbuhan penduduk. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini. Tingkatan dan Angka laju pertumbuhan penduduk periodik 10 tahun cenderung
berbeda di antara kecamatan wilayah studi
77 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 28. Data Penduduk & Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 1990 – 2010
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Kecamatan
1990 2000 2010 1990 - 2000 2000 - 2010
Penduduk
Dumoga Barat 26520 2,22
Dumoga Utara 57870 64255 21410 1,08 3,51
Dumoga Timur 32131 1,50
Lolayan 29493 34255 23074 1,55 2,37
Passi Barat 14951 1,44
Passi Timur 30478 34865 11261 1,39 1,19
Bilalang 6057 1,00
Poigar 13831 15665 17033 1,29 0,85
Bolaang 21263 23707 17143 1,63 1,41
Bolaang Timur 9608 0,91
Lolak 18081 20764 24740 1,43 1,78
Sang 13644 15267 9556 1,16 1,72
Sumber : Bolmong Dalam Angka 2011
Tombolang
Hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,56 juta orang. Sedangkan
untuk memenuhi kebutuhan pangan dibutuhkan lahan produktif untuk tanaman padi seluas
13 juta ha (satu juta hektar lahan untuk mendukung kehidupan 18.273.846, 15 orang), namun
saat ini lahan padi yang diolah seluas 7,7 ha[3], jika pertambahan penduduk setiap tahunnya
sebesar 1,49% atau bahkan melebihi, maka dengan sendirinya akan mendatangkan masalah-
masalah sosial seperti kemiskinan, kelaparan, kekumuhan kota, berkurangnya daya dukung
lahan (carrying capacity)dan masalah-masalah sosial lainnya.
Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
kelahiran(fertilitas), kematian(mortalitas) dan disparitas pembangunan di perkotaan dan
perdesaaan yang memicu mobilitas penduduk(migrasi) dalam bentuk arus urbanisasi. Ketiga
faktor ini telah menjadi penyebab ketidakseimbangan laju pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Ketidakseimbangan tersebut terjadi apabila angka laju pertumbuhan penduduk pada suatu
wilayah tidak seimbang dengan capaian angka laju pertumbuhan ekonomi dan sosial pada
wilayah tersebut. Upaya menghadirkan penyeimbang dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan dalam upaya membangun ekonomi dan social yang sesuai dengan kondisi
wilayah setempat dan sekitarnya dalam tatanan perekonomian local, nasional ataupun
internasional.
Usaha pengembangan kelapa sawit secara industrial komprehensif dapat menjadi solusi
penanganan peningkatan produktivitas fisik dan ekonomi lahan untuk mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk yang bertalian dengan penyerapan tenaga kerja dan efek ganda
(multiplier effect) yang dihasilkannnya. Dan sekaligus menangani laju perpindahan penduduk
dari sector pertanian ke sector lainnya yang laju perkembangannya tidak sesuai dengan laju
arus perpindahan sebagaimana yang terjadi di perkotaan, yang telah mengakibatkan
terjadinya kemiskinan, kelaparan dan keterbelakangan.
78 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 29. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Lolayan Tahun 2013
Sementara itu, Kecamatan Bilalang pada tahun 2013 sex ratio tertinggi ditemui di Desa
Tuduaog (115,11) dan terendah di Desa Bilalang III (67,26). Dengan retan nilai sex ratio 67,26
sampai 115,11.
Tabel 30. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Bilalang Tahun 2013
No Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Bilalang III 643 956 1599 67.26
2 Bilalang III Utara 635 626 1261 101.44
3 Kolingangaan 167 163 330 102.45
4 Bilalang IV 445 449 894 99.11
5 Tuduaog Baru 372 367 739 101.36
6 Bilalang Baru 611 574 1185 106.45
7 Tuduaog 480 417 897 115.11
Sumber: Kecamatan Bilalang Dalam Angka 2014
Di Kecamatan Passi Barat ditemui sex ratio tertinggi di Desa Otam yaitu 110,92 dan terendah
di Desa Muntoi Timur 44,59.
79 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 31. Rasio Jenis kelamin Peduduk di Kecamatan Passi Barat Tahun 2013
No Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Muntoi 670 597 1267 112.23
2 Inual 480 364 844 131.87
3 Poyuyanan 512 472 984 108.47
4 Lobong 1012 892 1904 113.45
5 Passi I 878 841 1719 104.40
6 Wangga 384 414 798 92.75
7 Otam 1412 1273 2685 110.92
8 Bulud 704 661 1365 106.51
9 Bintau 901 842 1743 107.01
10 Passi II 750 868 1618 86.41
11 Muntoi Timur 387 868 1255 44.59
12 Wangga I 400 408 808 98.04
13 Otam Barat 701 644 1345 108.85
Sumber: Kecamatan Passi Barat Dalam Angka 2014
Perbedaan rentang rasio jenis kelamin yang terjadi dalam suatu wilayah kecamatan
mengisyaratkan bahwa telah terjadi perbedaan pada (1) rasio jenis kelamin yang lahir, (2)
tingkat migrasi penduduk laki-laki dan perempuan dan (3) tingkat kematian penduduk laki-laki
dan perempuan.
Selanjutnya informasi rasio ini sangat berguna dalam perencanaan pembangunan di wilayah
kecamatan dalam kaitannnya dengan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender.
Perencanaan ini dimaksud untuk mencapai perimbangan yang adil antara penduduk laki-laki
dan perempuan.
Pemahaman konsep ketergantungan penduduk usia kerja dan dominasi gender sangat
penting di dalam perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan wilayah. Apabila
penyimpangan ini atau keseimbangan itu semakin jauh, maka efek ketergantungan dalam
kependudukan antar gender akan terjadi dan berimbas pada kesejahteraan keluarga sebagai
konsekuensi dari penyediaan lapangan pekerjaan yang tersedia didominasi hanya untuk laki-
laki dan atau hanya untuk perempuan.
Penduduk kelompok umur 0-14 tahun disebut kelompok tidak produktif muda. Sementara itu,
penduduk kelompok umur 65 tahun ke atas disebut kelompok tidak produktif tua. Penduduk
kelompok umur 15-64 tahun disebut kelompok penduduk produktif atau penduduk
yang bekerja.
80 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Mayoritas agaa yang dianut penduduk di Kecamatan Lolayan adalah islam yaitu sekitar 85,80
persen. Agama Kristen 13.96 persen, katoli 0,23 persen dan lainnya 0,01 persen. Agama
islam secara umum tersebar diseluruh desa-desa di Kecamatan Lolayan. Agama Kristen
hanya terdapat di dua desa yaitu Desa Tungoi II dan Bombanon. Sementara agama katholik
hanya terdapat di Desa Bombanon yang berjumlah 35 jiwa.
Agama yang dianut penduduk di Kecamatan Bilalang berdasarkan data BPS tahun 2014 yaitu
agama islam dan kristen. Persentase jumlah penduduk beragama islam 87,50 persen dan
agama Kristen 12,50 persen. Persebaran penduduk menurut agama yang dianut di
Kecamatan Bilalang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Agama islam merupakan agama yang paling banyak dianut penduduk di Kecamatan Passi
Barat yaitu 98,85 persen. Penduduk beragama Kristen 1,13 persen dan agama hindu 0,02
persen.
Tabel 34. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kecamatan Passi Barat
Tahun 2013
No Desa Islam Kristen Katholik Budha Hindu Konghucu Lainnya
1 Muntoi 1248 19 - - - - -
2 Inual 697 143 - - 4 - -
3 Poyuyanan 981 3 - - - - -
4 Lobong 1895 9 - - - - -
5 Passi I 1719 - - - - - -
6 Wangga - - - - - - -
7 Otam 2685 - - - - - -
8 Bulud 1365 - - - - - -
9 Bintau 1743 - - - - - -
10 Passi II 1618 - - - - - -
11 Muntoi Timur 758 4 - - - - -
12 Wangga I 806 2 - - - - -
13 Otam Barat 1333 12 - - - - -
Jumlah 16848 192 - - 4 - -
% 98.85 1.13 - - 0.02 - -
Sumber : Kecamatan Passi Barat Dalam Angka Tahun 2014
Kerukunan antar umat beragama terjalin baik sejak dahulu hingga sekarang ini. Keakraban
dan saling peduli atau saling membantu antar penduduk dalam kehidupan sehari-hari nampak
sangat baik dalam keadaan suka, duka dan berbagai pekerjaan yang dilaksanakan.
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat tahun 2013
dan sebarannya di setiap desa disajikan pada Tabel 56, 57, 58, dan 59 berikut ini:
Di setiap desa di temui sarana peribadatan dari agama yang dianut menampakkan
ketekunan dari setiap penganut agama untuk melaksanakan peribadatan secara bersama.
Ketekunan beribadah akan menjamin hubugan antar warga yang serasi dan harmonis dan
memberikan sumbangan nyata bagi upaya pemeliharan keamanan dan kenyamanan
bermasyarakat bagi pelaksanaan pembangunan serta melakukan aktivitas sehari-hari.
2.3.2. Pendidikan
Penduduk Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat menurut jenjang pendidikan adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil survey sosial dan ekonomi yang telah dilakukan pada tahun 2014 di wilayah
studi perkebunan PT. Anugerah Bolmong Indah, tingkat pendidikan penduduk secara umum
adalah taman SLTP. Dengan rincian sebagai sebagai berikut ;
- Kecamatan Lolayan 37 persen penduduk tamatan SLTP, 32,2 persen tamatan SD.,
dan tamatan SLTA 24,2 persen. Sekitar 1,5 persen penduduk di Kecamatan Lolayan
adalah tamatan perguruan tinggi.
- Kecamatan Bilalang, 56,5 persen penduduk merupakan tamatan SLTP, 39,1 persen
tamatan SD, dan 4,3 persen tidak tamat SD.
- Kecamatan Passi Barat, sebesar 31,5 persen penduduk tamatan SD, 26,6 persen
tamatan SLTP. Kecamatan Passi Barat merupakan kecamatan dengan tingkat
pendidikan tidak tamat SD paling tinggi yaitu 13,7 persen.
85 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 41. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamataan Passi Barat Tahun 2013
TK SD SMP SMA SMK Perguruan
Tinggi
No Desa Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Muntoi 1 1
2 Inual 1 1
3 Poyuyanan 1 1 1
4 Lobong 1 1
5 Passi I 1 1
6 Wangga 1
7 Otam 1 1
8 Bulud 1 1
9 Bintau 1 1 1
10 Passi II 1 1
11 Muntoi Timur 1
87 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan Tabel 61-64 disebutkan jumlah fasilitas pendidikan di 4 kecamatan wilayah studi
yaitu ;Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat. Secara umum fasilitas pendidikan sampai
jenjang pendidikan SMP/SLTP yang berada di seitiap kecamatan. Namun, ada di Kecamatan
Lolayan terdapat fasilitas pendidikan hingga SMA/SMK itupun hanya berjumlah 1-2 sekolah saja.
Dengan rincian sebagai berikut :
- Kecamatan Lolayan, terdaoat 5 unit TK Negeri dan 8 unit TK Swasta, 20 unit SD Negeri
dan 2 unit SD Swasta, SMP terdapat 4 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang terletak di
Desa Mengkang, dan terdapat 1 SMA Swasta di Desa Mopait dan 1 SMK Negeri di Desa
Tonayak Selatan dan 1 SMK Swasta di Kopandakan II.
- Kecamatan Bilalang terdapat 4 TK Swasta, 6 SD Negeri, dan 1 SMP Negeri di Desa
Tuduaog.
- Kecamatan Passi Barat, terdapat 2 TK Negeri dan 7 TK Swastam 13 SD Negeri yang
tersebar dimasing-masing desa, 2 SMP Negeri di Desa Poyuyanan dan Bitau dan 1 SMP
Swasta di Desa Otam Barat.
Tabel 42. Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
Tahun 2012 di Kabupaten Bolaang Mongondow
Pencari kerja berpendidikan dari SD ke bawah sampai lulusan perguruan tinggi. Jumlah seluruh
pencari kerja 2186 jiwa. Tamatan SLTA merupakan tingkat pendidikan paling banyak yang
mencari kerja yaitu 1125 jiwa.
Serapan tenaga kerja cenderung terbatas untuk semua jenjang pendidikan. Penyebabnya adalah
kurangnya lapangan pekerjaan dan atau keahlian/ketrampilan yang dimiliki belum sesuai dengan
lapangan kerja yang tersedia serta pilihan calon pekerja yang tidak sesuai dengan lapangan
pekerjaan yang tersedia.
89 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sementara itu, mata pencarian penduduk di Kecamatan Lolayan mayoritas sebagai petani 74,60
persen. Mata pencarian lainnya yaitu nelayan (0,08 persen); pedagang (8,85 persen); PNS (5,18
persen), Swasta (4,52 persen), TNI/POLRI (0,94 persen), dan lainnya (5,84 persen).
Penduduk dengan mata pencarian petani terbanyak terdapat di Desa Tungoi II, penduduk
sebagai nelayan hanya berjumlah 5 orang yang terdaoat di Desa Tungoi I. Desa Kondakan II
merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak sebagai pedagang yaitu berjumlah 220
orang.
Penduduk yang mayoritas bermata pencarian sebagai petani juga terdapat di Kecamataan
Bilalang (77,69 persen). Pedagang (2.29 persen); PNS (2.82 persen); Swasta (3,26
persen); TNI/POLRI (0,32 persen) dan mata pencarian lainnya (13,61 persen).
Petani terbanyak terdapat di Desa Bilalang II Utara dan tersedikit di Desa Bilalang III.
Penduduk bermata pencarian sebagai pedagang terbanyak terdapat di Desa Tuduaog.
90 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sebanyak 88,81 persen penduduk di Kecamatan Passi Barat bermata pencarian sebagai
petani, dan Desa Lobong merupakan desa dengan jumlah petani terbanyak. Mata
pencarian yang lain yaitu ; Pedagang (3,12 persen); PNS (5,38 persen); Swasta (0,77
persen); TNI/POLRI (0,89 persen) dan Lainnya (1,02 persen).
Tabel 45. Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Passi Barat Tahun 2013
No Desa Petani Nelayan Pedagang PNS Swasta TNI/POLRI Lainnya
1 Muntoi 308 16 5 3 24
2 Inual 470 12 6 1 3 12
3 Poyuyanan 217 6 18 4 4 7
4 Lobong 573 21 16 7 3 5
5 Passi I 243 49 6 3
6 Wangga 196 4 43 7
7 Otam 400 15 13 2
8 Bulud 401 12
9 Binatu 301 27 11
10 Passi II 332 15 25 2 3
11 Muntio Timur 471 14 4 6
12 Wangga I 180 80 5 3
13 Otam Barat 297 31
Jumlah 4389 154 266 38 44 51
% 88.81% 3.12% 5.38% 0.77% 0.89% 1.03%
Sumber : Kecamatan Passi Barat dalam angka 2014
Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sampingan dilakukan untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan
utama yang ditekuni.
91 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Pekerja yang tak memiliki pekerjaan sampingan mencapai 25 persen dan pekerjaan
sampingan yang banyak diminati adalah sebagai pedagang skala UKM.
Pekerjaan sampingan terbanyak di Kecamatan Lolayan berdasarkan hasil survey sosial ekonomi
adalah sebagai pedaganga (31,87 persen). Sebagai petani 13,19 persen, ada juga penduduk
yang bekerja disektor tambang sebesar 2,93 persen dan tukang 3,66 persen.
92 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Jika dilihat pada tabel di atas, pekerjaan sampingan penduduk Kecamatan Bilalang sebagai
pedagangan (4,35 persen). Namun, berdasarkan hasil survey yang dilakukan 95, 65 persen tidak
menjawab pertanyaan mengenai pekerjaan sampingan yang dimiliki oleh mereka.
Sementara itu, di Kecamatan Passi Barat pekerjaan sampingan terbanyak adalah petani (25
persen), kemudian sebagai pedagang (22,58 persen). Selain itu, 3,23 persen sebagai ojek motor
dan 2,42 persen sebagai petugas kebersihan.
Sementara di Kecamatan Lolayan, jumlah keluarga sebanyak 7692 KK, dan 3850 KK merupakan
keluarga pertanian.
Tabel 49. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Lolayan Tahun 2013
No Desa Jumlah Keluarga Keluarga
Penduduk Pertanian
1 Mopusi 2546 2546 400
93 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kecamataan Bilalang memiliki jumlah keluarga sebanyak 1772 keluarga, dan desa dengan
jumlah keluarga terbanyak terdapat di Desa Bilalang Utara. Sedangkan untuk jumlah keluarga
pertanian tebanyak terdapat di Desa Tuduaog Baru.
Tabel 50. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Bilalang Tahun 2013
No Desa Jumlah Keluarga Keluarga
Penduduk Pertanian
1 Bilalang III 1599 323 186
2 Bilalang III Utara 1261 341 293
3 Kolingangaan 330 88 88
4 Bilalang IV 894 257 240
5 TuduaogBaru 739 195 535
6 Bilalang Baru 1185 317 311
7 Tuduaog 897 251 246
Jumlah 6905 1772 1899
Sumber: Kecamatan Bilalang Dalam Angka 2014
Berdasarkan Tabel 51, jumlah keluarga di Kecamatan Passi Barat berjumlah 4666 keluarga dan
jumlah keluarga pertanian 3398 keluarga,
94 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 51. Jumlah Keluarga dan Keluarga Pertanian Kecamataan Passi Barat
Tahun 2013
Jumlah penduduk per rumah tangga erat kaitannya dengan pendapatan dan distribusi
pendapatan baik untuk kebutuhan primer, sekunder ataupun tertier untuk kesejahteraan
keluarga. Makin besar jumlah anggota keluarga makin kecil jumlah rata-rata pendapatan yang
diperolah masing-masing anggota keluaraga, apalagi kalau sumber pendapatan hanya berasal
dari kepala keluarga.
Secara umum pola penguasaan tanah di lokasi studi adalah dengan cara membuka sendiri, pola
ini merupakan proporsi terbesar, selain itu juga ada yang dilakukan dengan membeli dari warga
lain, melalui hibah dan pewarisan.
Azas kepemilikan lahan yang berlaku menganut azas legalitas artinya penguasaan lahan
mengacu kepada pengakuan kepemilikan lahan dari warga lain atau mendapatkan legalitas
kepemilikan dari pemerintah dan Lembaga Adat. Berdasarkan kepemilikan lahan sesuai azas
tersebut, luasan yang dimiliki warga sangat bervariasi, namun umumnya kepemilikan lahan
terbesar adalah untuk profil pemanfaatan tanah dengan alokasi pertanian atau perkebunan
dengan rata-rata luasan berkisar 0,5 ha sampai 2 ha, sementara pada profil kepemilikan lahan
untuk pemanfaatan yang lain (rumah, usaha, dsb) memiliki luas yang lebih rendah dari
pemanfaatan pertanian dan perkebunan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh gambaran bahwa, sekitar 90%
penduduk memiliki dan memanfaatkan sendiri lahan di desa-desa studi.
Sementara itu, pada dasarnya pola kepemilikan tanah yang terdapat dalam kebun PT Anugerah
Bolmong Indahterdiri dari beberapa bentuk, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Sertifikat yang di keluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), baik berupa
sertifikat Hak Milik ataupun Sertifikat Hak Guna Usaha
2. Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKT). Surat Keterangan Kepemilikan tanah di
tandatangai oleh kepala desa (Sangadi)
3. Penggarap, Penggarap merupakan petabi yang telah menggarap sebidang tanah namun
tidak memiliki surt kepemilikan tanah, walaupun ada beberapa petani yang memiliki surat
garapan yang dikeluarkan oleh Kepala Desa (sangadi)
4. Petani Ladang Berpindah.
Penguasaan Tanah
Sementara itu, proses penguasaan tanah yang akan diterapkan pada rencana pengembangan
kebun kelapa sawit akan dilakukan dengan system inti – plasma, dengan komposisi 70 persen
inti (perusahaan) dan 30 persen plasma (masyarakat). Dan, untuk mendapatkan hak legal formal
penguasaan pengelolaan terhadap tanah yang sudah dibebaskan, maka dibuatkan Hak Guna
Usaha (HGU) untuk jangka waktu 30 tahun, baik untuk lahan Inti yang nantinya atas nama
Perusahaan ataupun untuk lahan plasma yang tetap merupakan kepemilikan masyarakat namun
untuk sementara atas nama Koperasi.
Sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh perusahaan, bahwa penguasaan tanah dilakukan
melalui pembebasan lahan dengan persyaratan diantaranya sebagai berikut :
1. KTP Suami Istri dan Hak waris,
2. Kartu Keluarga,
3. Bukti Kepemilikan Tanah.
96 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Penguasaan tanah dilakukan tanpa ada paksaan terhadap pemilik tanah. Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan konflik social dengan pemilik tanah. Selain itu, mengingat sensitifitas masalah
penguasaan tanah, maka untuk menghindari konflik di kemudian hari maka perlu dilakukan
sosialisasi intensif kepada masyarakat untuk mengenalkan sistem yang diterapkan, tahapan yang
akan dilakukan, dan konsekuensi dari konsep tersebut.
Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat, khususnya terhadap pemilik tanah perlu dilakukan
pada berbagai tingkatan administrasi wilayah maupun komunitas masyarakat, yaitu dari tingkat
kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, tingkat kelompok tani, sampai tingkat keluarga.
Dengan sosialisasi yang dilakukan secara terus menerus di harapkan pemilik tanah akan paham
seluruhnya dengan system yang akan diterapkan dalam rencana pengembangan kebun kelapa
sawit dan karet.
Setelah proses penguasaan tanah ini diterapkan, maka berikutnya yang perlu diperhatikan adalah
peran koperasi dalam menjembatani antara perusahaan dan masyarakat, baik dalam hal
pembinaan anggota, pola kerjasama, pola pendanaan dan pola operasional kegiatan rutin dalam
pengelolaan perkebunan, termasuk diantaranya rencana dan strategi dalam kegiatan pasca
operasi.
Berikut ini alur pola kepemilikan dan penguasaan tanah dalam rencana pengembangan kebun
sawit dan karet di Kabupaten Bolaang Mongondow
97 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kepemilikan Tanah
Pembebasan Lahan
(Syarat : KTP Suami-Istri, KK, Bukti Kepemilikan Tanah)
- Pembinaan Anggota
- Pola Kerjasama
- Pola Pendanaan
- Pola Operasional
Sumber : PT. Anugerah Bolmong Indah, 2014 - Pem
Gambar 282830. Alur Pola Kepemilikan & Penguasaan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow
Berdasarkan data distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di
Kabupaten Bolaang Mongondow, terdapat 9 sektor yang berkontribusi yaitu pertanian,
pertambangan, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa.
Lapangan usaha pertanian merupakan lapangan usaha yang memberikan distribusi PDRB
tertinggi yaitu sekitar 48,94%. Jasa-jasa 16,12%, bangunan 12,81%, dan industri pengolahan
9,45%. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini;
98 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Gambar 29. Diagram Kontribusi Sektor dalam PDRB Kab. Bolaang Mongondow
Berdasarkan kontribusi PDRB diketahui bahwa sektor pertanian, perkebunan dan peternakan
memiliki kontribusi utama. Terkait sektor perkebunan, salah satu yang dikembangkan adalah
tanaman kelapa, yang merupakan tanaman ekonomi bagi masyarakat Sulawesi Utara dan telah
99 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
menjadi ikon “Nyiur Melambai” dan dimuat di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Sulawesi Utara. Sesuai dengan profil dan rencana yang telah ditetapkan, maka tidak
mengherankan jika tanaman kelapa ini menjadi salah satu tanaman perkebunan rakyat yang
menempati urutan pertama dalam berkontribusi terhadap PDRB khususnya di sub sektor
pertanian.
Di kecamatan Lolayan, produksi perkebunan kelapa ini dalam setahun mencapai ± 918 ton.
Selebihnya didominasi oleh tanaman cengkih, kakao, kopi dan pala. Produktivitas padi sawah
mencapai ± 19,5 ton/ha. Sementara di Kecamatan Passi Barat, produktivitas perkebunan kelapa
ini dalam setahun mencapai ± 702,4 ton. Kemudian diikuti oleh produksi tanaman kakao sebesar
134 ton dan produksi tanaman cengkih sebesar 34,25 ton. Selain tanamaan perkebunan,
tanaman pangan juga memiliki produktifitas yang tinggi khususnya tanaman padi sawah yang
mencapai 50,58 ton/ha. Sedangkan di Kecamatan Bilalang, tanaman kopi menjadi penghasil
terbesar tanaman perkebunan rakyat, yakni sebesar 23.737 ton disusul dengan produksi cengkih
sebesar 13.952 ton dan produksi kemiri sebesar 13.920 ton. Produksi tanaman kelapa
menempati urutan keempat yakni sebesar 12.040 ton dan yang terakhir adalah kakao sebesar
3.100 ton. Sementara tanaman pangan berupa tanaman padi sawah memiliki produktivitas 3
ton/ha.
Jika dilihat dari hasil survei sosial dan ekonomi pada tahun 2014, pendapatan masyarakat sekitar
wilayah rencana pengembangan perkebunan PT.Anugerah Bolmong Indah sebesar Rp.
1.250.000 – Rp. 2.500.000,-. Berikut persentase tingkat pendapatan wilayah studi.
- Kecamatan Lolayan sebesar 51,3 persen memiliki pendapatan Rp. 1.250.000 – Rp.
2.500.000, dan pendapatan kurang dari Rp. 1.250.000 sebesar 41%.
- Mayoritas penduduk di Kecamatan Bilalang memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp.
1.250.000 (95,7 persen) dan pendapatan Rp. 1.250.000 – Rp. 2.500.000 sebesar 4,3
persen.
100 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
- Kecamatan Passi Barat sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendapatan Rp.
2.500.000 – Rp. 5.000.000 (62,1 persen) dan Rp. 1.250.000 – Rp. 2.500.000 (27,4
persen).
Dengan demikian, Kecamatan Passi Barat merupakan kecamatan dengan tingkat pendapatan
tertinggi dibandingkan dengan 3 kecamatan lain di wilayah studi perkebunan PT. Anugerah
Bolmong Indah. Sementara itu, Kecamatan Bilalang merupakan kecamatan dengan tingkat
pendapatan terendah.
Kecamatan
Pendapatan Terbesar
Lolayan (%)
Tidak Menjawab 9.52
Jumlah 100.00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Sektor pertanian sebagai sector terbesar yang berperan sebagau sumber pendapatan terbesar
di Kecamatan Lolayan. Hal ini terlihat dari sumber pendapatan dari padi sawah (38,10 persen)
sebagai sumber pendapatan terbesar di Kecamatan Lolayan, selain itu palawija juga merupakan
sumber pendapatan terbesar (13,92 persen), kebun kelapa (9,16 persen). Selain bidang
pertanian, sumber pendapatan terbesar lainnya yaitu dari bidang usaha (dagang) yaitu sekitar
5,13 persen.
Kecamatan
Pendapatan Terbesar Passi Barat
(%)
lainnya 3.23
Padi sawah 6.45
Palawija 29.84
PNS 4.03
sebagai Security 0.81
Sebagai tukang 1.61
sopir 1.61
Tukang 4.03
Jumlah 100.00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Di Kecamatan Passi Barat sumber pendapatan terbesar dari bidang pertanian. 29,84 persen
berasal dari palawija, kebun nanas 16,94 persen, kebun kelapa 11,29 persen. Di bidang lain,
penduduk di Kecamatan Passi Barat mendapat sumber pendapatan terbesar dari buruh 6,45
persen, dagang 5,65 persen, dan gaji sebagai PNS 4,03 persen.
Masyarakat Bolaang Mongondow untuk menghindari atau mengusir wabah penyakit/hama yang
menyerang tempat bercocok tanam mereka sekaligus penyakit yang menyerang masyarakat,
tidak dilakukan dengan berpindah atau mencari daerah baru melainkan dilaksanakan dengan
cara “menibih”. Menibih dalam bahasa daerah Bolaang Mongondow artinya pengobatan
kampong.
Suku/Etnis
Suku/Etnis yang bermukim sekarang ini di wilayah Kecmatan Bolaang berasal dari Bolaang
Mongondow, Sangihe, Minahasa, Sulawesi bagian Selatan, dan Gorontalo. Suku/etnis
pendatang karena prakarsa sendiri untuk mendapatkan perubahan dalam hal peningkatan
kemampuan ekonomi, dorongan keluarga, program pemerintah untuk penanggulangan akibat
bencana(Resetlement) letusan g. berapi Awu dan Karangetang seperti suku/etnis Sangihe yang
berasal dari Kabupaten Sangihe dan Siauw dari Kabupaten Siauw Tagulandang dan Biaro. Suku
Minahasa menyebar sampai ke Bolaang Mongondow karena letak yang berbatasan. Demikian
pula dangan suku/Etnis Gorontalo.
103 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sementara itu, suku atau etnis terbanyak yang terdapat di tiga kecamatan yaitu Kecamatan
Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat adalah suku mongondow. Suku Minahasa, Gorontalo, Sanger,
dan Bugis juga terdapat di tiga kecamatan tersebut.
Heterogenitas Budaya
Suku/etnis yang berbeda-beda yang mendiami suatu wilayah berdampak pada perubahan
budaya dari setiap suku/etnis tersebut. Budaya yang heterogen dari suku/etnis yang berbeda di
suatu wilayah, yang keberadaannya bukan tumbuh dan berkembang dari wilayah yang
bersangkutan tapi melalui proses introduksi sebagai konsekuensi migrasi penduduk, apabila
telah berlangsung dalam jangka waktu relative lama, maka suatu perubahan akan terjadi sebagai
akibat dari proses akulturasi dan asimilasi warga. Selain itu, kemajuan teknologi, tranportasi,
komunikasi dan informasi global serta semakin berkurangnya waktu senggang, menjadi
variabel-variabel yang berpengaruh pada perubahan budaya setempat. Perubahan suasana dan
lingkungan yang terjadi itu, dapat berakibat budaya lama melemah atau hanya bagian-bagian
tertentu saja, yang dinilai untuk perlu dipertahankan.
Pekerja dalam suatu perusahaan yang professional di mana tenaga dan waktu bersifat
independent terhadap pekerja, maka waktu luang yang ada apakah masih dapat digunakan atau
dialokasikan untuk kegiatan budaya secara utuh atau hanya pada kegiatan-kegiatan tertentu saja.
Manfaat social dan ekonomi kegiatan budaya dan perubahan social ekonomi kemasyarakatan
akibat perkembangan teknologi dan komunikasi, kenyataannnya saling mempengaruhi satu
sama lain (beyond the culture). Kecenderungan sifat manusia untuk mencari kemudahan sangat
pula mempengaruhi dan perubahan tersebut menentukan suatu budaya masih dapat
dipertahankan atau tidak lagi ataupun diaplikasikan pada hal-hal yang lain.
Perusahaan akan mengidentifikasi dan tentunya akan turut memelihara budaya yang memiliki
manfaat bagi masyarakat apalagi untuk menjaga dan memelihara persatuan dan keakraban
sebagai pencegah dan sekaligus pengendalian konflik dalam kehidupan masyarakat yang
beragam budaya dan latar belakang.
105 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
2) Sumber Informasi
Masyarakat telah mengetahui informasi rencana perkebunan ini dari pihak Pemerintah Daerah
(Kelurahan), dan dari sosialisas (konsultasi publik) yang dilakukan oleh swasta (perusahaan)
terhadap masyarakat. Konsultasi publik tersebut telah diselenggarakan pada hari Kamis tanggal
11 April 2013 yang bertempat di ruang pertemuan kantor Kecamatan Passi Barat.
Berdasarkan sumber informasi dari responden secara umum tidak menjawab asal sumber
informasi. Di Kecamatan Lolayan sebesar 9.2% menjawab sumber informasi berasal dari teman,
media massa (2.9%), tetangga (1.5%), aparat desa (1.5%), dan perusahaan (0.4%). Sementara
itu, di Kecamatan Bilalang sebagian besar sumber informasi berasal dari tetangga dan aparat
desa. Kecamatan Passi Barat sumber informasi berasal dari media massa (5.6%), teman (0.8%).
106 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap usaha yang
direncanakan untuk dikembangkan di suatu wilayah. Sumber informasi baik di Kecamatan
Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat, masih sebatas Sosialisasi Introduksi. Sebab itu, sikap yang
diambil masyarakat belum semuanya menyetujui rencana tersebut malahan ada yang tidak setuju
atau menolak dibangunnya pabrik. Namun, seiring dengan tahapan kegiatan, perusahaan akan
meningkatkan frekuensi dan sasaran sosialisasi yang tidak terbatas pada struktur pemerintahan
tapi akan langsung sampai pada keluarga-keluarga di desa.
Secara umum, masyarakat menginginkan kompensasi berupa ganti uang, ganti uang dan lahan,
dibuatkan rumah ditempat lain, dan ganti uang serta anggota keluarga diberi prioritas kerja, untuk
persentase hasil responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 61. Bentuk Kompensasi terhadap Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan
Karet PT. Anugerah Bolmong Indah
Kompensasi Kec. Lolayan Kec. Bilalang Kec. Passi Barat
Tidak Menjawab 36.6% 65.2% 19.4%
Anggota Keluarga 2.9% - 9.7%
Prioritas Bekerja
Ganti Lahan 6.6% - -
Ganti Uang 26.4% 17.4% 16.1%
107 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 62. Harapan terhadap Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet PT.
Anugerah Bolmong Indah
Harapan Kec. Lolayan Kec. Kec. Passi
Bilalang Barat
Tidak Menjawab 35.9% - -
Anggota Keluarga 43.2% 34.8% 73.4%
dapat Bekerja
Dapat menjadi 1.8% - 6.5%
Plasma
Tidak Ada 19% 65.2% 16.1%
Bantu Perkembangan - - -
Desa
Suplai Material - - -
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Harapan utama adalah diprioritaskan untuk dapat bekerja di perusahaan pengembangan kelapa
sawit, diturutsertakan sebagai plasma, berikan kesempatan untuk memasok kebutuhan yang
dibutuhkan perusahaan dan turut membantu perkembangan desa di mana perusahaan
beroperasi.
Kekhawatiran Masyarakat
Kekuatiran terhadap sesuatu yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang turut melibatkan
masyarakat baik menyangkut diri pribadi ataupun terhadap sumberdaya yang dimiliki dan
dikuasainya adalah respons yang umumnya terjadi di mana-mana. Faktor ketidaktahuan tentang
seluk-beluk yang tepat dan benar yang akan terjadi nanti, apalagi hanya mendapatkan informasi
108 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
dari pihak ketiga yang hanya mengetahui bagian tertentu saja dari rangkaian lengkap kegiatan
akan menyebabkan semakin meningkatkan rasa kuatir. Dan hal ini dapat juga terjadi disebabkan
oleh distorsi yang terjadi selama proses komunikasi yang berantai.
Sedangkan di Kecamatan Bilalang secara umum mengatakan tidak ada gangguan keamanan
dan ketertiban diwlayah ini. Jika ada gangguan yang muncul berasal dari para pemabuk yang
suka meminum minuman keras, masyarakat mengatakan sebesar 8,70% ada gangguan para
pemabuk. Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Passi Barat bahwa hanya 0,8% masyarakat
yang mengatakan ada gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat.
Dengan demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa keamanan dan ketertiban
masyarakat tetap terkendali di Wilayah Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat. Sehingga
tida ada gangguan yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat. situasi ini sangat
menunjang upaya pemerintah bersama swasta dalam meningkatkan perekonomian wilayah.
109 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Tabel 64. Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi
Barat Tahun 2013
Kecamatan Kecamatan
Fasilitas/Tenaga Kecamatan
No. Bilalang Passi
Kesehatan Lolayan
Barat
1. Rumah Sakit - - -
2. Puskesmas 2 1 1
3. Puskesmas Pembantu 3 1 5
4. POLINDES 4 2 -
Pusling 2 1 1
5.
6. Puskes Rawat Inap - - -
7. Posyandu 14 - 10
8. Dokter Umum 3 1 3
9. Dokter Gigi - - -
Apoteker - -
-
10
Sumber: Kabupaten Bolaang Mongondow Dalam Angka, 2014
Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kecamatan Lolayan dan Passi Barat lebih banyak
dibandingkan Kecamatan Bilalang.
Tabel 65. Tempat Berobat Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tempat Berobat
Lolayan(%) Bilalang (%) Passi Barat (%)
BKIA/Bidan 1,83 - 33,06
Dokter 13,19 - 4,84
Dokter, - -
2,56
Puskesmas
Klinik 4,03 4,35 18,55
Puskesmas 75,09 95,65 34,68
Rumah Sakit 3,66 - 6,45
Polides - - 2,42
110 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Klinik, dokter, dan puskesmas merupakan fasilitas kesehatan utama yang dikunjungi
masyarakaat untuk berobat. Dan pada jenis atau tingkatan tertentu dari penyakit yang diderita,
maka Puskesmas akan merujukkannya ke rumah sakit.
Tabel 66. Tempat Mandi Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tempat Mandi
Lolayan(%) Bilalang (%) Passi Barat (%)
Dalam Rumah 87,91 69,57 81,45
Sungai 3,30 - 15,32
Luar Rumah 4,40 30,43 1,61
Tidak dijawab 4,03 - -
Darurat - - 0,81
Mata Air - - 0,81
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Masyarakat sebagian besar menggunakan kamar mandi yang dibangun dalam rumah. Dan ada
juga yang membangun di luar rumah. Kecamatan Passi Barat juga terdapat tempat mandi
menggunakan kamar mandi darurat dan mata air.
Tabel 67. Tempat Buang Air Besar Masyarakat Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan
Passi Barat
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Buang Air Besar
Lolayan(%) Bilalang (%) Passi Barat (%)
WC-Septik Tank 54,95 26,09 66,13
WC – Cublung 21,61 13,04 8,06
Luar rumah - - 0,81
Sungai 22,34 60,87 23,39
Saluran Tertutup 0,37 - -
Tidak Menjawab 0,73 - 0,81
Mata Air - - 0,81
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Masyarakat di wilayah Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat sudah memiliki
pemahaman yang baik dan memperhatikan kesehatan dengan menggunakan WC Septik Tank
111 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
sebagai tempat buang air besar. Sementara untuk Kecamatan Bilalang mayoritas masyarakat
masih menggunakan sungai untuk tempat buang air besar sebesar 60.87 persen.
Tabel 68. Sarana Pembuangan Air Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
Sarana Kecamatan Kecamatan Kecamatan Passi
Pembuangan Lolayan(%) Bilalang (%) Barat (%)
Saluran Terbuka
Ke Comberan 21,25 82,61 55,65
Ke sungai 4,03 13,04 22,58
Ke Kebun 1,47
Saluran Tertutup
Pipa ke comberan 13,92 4,35 9,68
Pipa ke sungai 16,48 0,81
Pipa ke kebun 0,73
Tidak Menjawab 42,12 0,81
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Sarana pembuangan air (limbah) masyarakat di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
mayoritas melalui saluran terbuka seperti comberan. Sementara untuk saluran buangan yang
tertutup dengan menggunakan pipa yang dibuang ke comberan, sungai atau kebun banyak
digunakan masyarakat di Kecamatan Lolayan.
Tabel 70. Pemantau Jentik Di Kecamatan Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi
Barat
Pemantau jentik belum tersebar merata di wilayah Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat. Kecamatan
Lolayan merupakan kecamatan dengan persentase teritinggi untuk pernah ada pemantauan
jumantik sebesar 36,63 persen dan 24,54 persen pemantuan jumatik sering dilakukan.
Tabel 71. Penyuluhan Kebersihan Di Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi Barat
Penyuluhan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kebersihan Lolayan(%) Bilalang (%) Passi Barat (%)
Tidak ada 0,37 17,39 22,58
Pernah ada 6,96 52,17 64,52
Kadang-kadang 24,18 30,43 12,90
Sering 67,77 - -
Tidak dijawab 0,37 - -
Konsultan Kesehatan 0,37 - -
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Pengolahan Data Statistik, 2014
Penyuluhan kebersihan belum secara teratur dan rutin melaksanakan fungsinya di seluruh
wilayah KecamatanBilalang, dan Passi Barat, masih ditentukan oleh kondisi kebersihan
setempat, sehingga beragam penilaian masyarakat tentang penyuluhan kebersihan. Untuk
jaminan kesehatan, penyuluhan harus disertai dengan aksi nyata oleh setiap keluarga. Namun,
penyuluhan kesehatan ternyata sering dilakukan di Kecamatan Lolayan.
Tabel 72. Kondisi Air/Kolam Di Kecamatan Kecamatan Lolayan, Bilalang, dan Passi
Barat
Kondisi Air Kecamatan Kecamatan Kecamatan Passi
Kolam/Bak Lolayan(%) Bilalang (%) Barat (%)
Ada Jentik Nyamuk 23,44 - 41,13
Tidak ada Jentik 47,62 100,00 58,87
Tidak ada jawaban 28,94 - -
113 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Khusus untuk kegiatan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan serta pemantau jentik,
rutinitas perkunjungan ke wilayah binaan sering terkendala oleh tenaga, waktu dan biaya yang
teralokasi efektif untuk kegiatan tersebut.
Pada wilayah studi (Kecamatan Lolayan, Passi Barat, Bilalang dan Bolaang) terdapat dominasi
permukiman di sepanjang koridor jalan raya trans - kotamobagu. Selain itu, kegiatan lain yang
beroperasi di sekitar wilayah studi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lobong
yang beroperasi di Desa Lobong Kecamatan Passi Barat. Pada Desa Tanoyan Utara juga
beroperasi penambangan emas oleh PT AMS (Arafura Mandiri Sejahtera) .
Sementara itu, sebelah Utara adanya Aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT.
Inobonto Indah Perkasa (PT IIP),selain itu juga terdapat kegiatan pertambangan PT. J Resources
Bolaang Mongondo, yang secara kumulatif akan menimbulkan sifat dampak yang serupa
dengan dampak kegiatan PT. Anugerah Bolmong Indah, dengan sifat yang saling memperkuat
(sinergetik) terhadap berupa penurunan kualitas air, tanah, flora dan fauna darat.
Tabel 73. Kegiatan di Sekitar Rencana Lokasi Kegiatan
3.1. Besaran dan Sifat Penting Dampak untuk Setiap Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Pada bab ini dilakukan analisis prakiraan dampak penting yang akan menghasilkan informasi
mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH)
yang dikaji. Prakiraan dampak penting dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara
kondisi kualitas lingkungan awal pada saat belum ada kegiatan dengan kualitas lingkungan
setelah adanya kegiatanPengembangan Perkebunan Kelapa Sawit & Karet PT Anugerah
Bolmong Indah.
Sesuai dengan metode prakiraan dampak besar dan penting yang dipakai, maka untuk dapat
mengetahui besarnya dampak penting hipotesis, digunakan metode formal dan non-formal,
sedangkan untuk mengetahui tingkat pentingnya dampak, digunakan kriteria pada Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang izin ligkungan dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Untuk dapat
menentukan sifat, besaran dan tingkat kepentingan dampak dalam upaya melakukan analisis
prakiraan dampak besar dan penting, digunakan kriteria prakiraan dampak sebagai berikut:
Tabel 74. Penentuan Dampak Penting Perubahan Kepemilikan Lahan pada Tahap Pra
Konstruksi
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia yang Untuk pengadaan lahan yang dibebaskan adalah
P
Akan Terkena Dampak banyak
2. Luas Wilayah Luas persebaran dampak untuk pengadaan lahan 4
Persebaran Dampak kecamatan, yaitu Kecamatan Lolayan, Bilalang, Passi P
Barat, dan Bolaang.
3. Lama dan Intensitas Lamanya dampak berlangsung adalah sampai
P
Dampak Berlangsung berakhirnya tahap prakonstruksi bahkan bisa lebih.
4. Banyaknya Komponen Komponen lingkungan yang terkena dampak antara
Lingkungan Lain yang lain kepemilikan lahan, mata pencaharian, kepemilikan P
Terkena Dampak kepemilikan tanaman/pohon, dan pendapatan
117 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
5. Sifat Kumulatif Dampak Bisa bersifat kumulatif jika masyarakat merasa
dirugikan pada proses pengadaan lahan dalam hal P
ganti rugi
6. Berbalik atau Tidak Tidak berbalik karena kehilangan kepemilikan lahan,
P
berbalik Dampak tanaman/pohon ke pemilik sebelumnya
7. Kriteria Ilmu dan
Tidak diperlukan teknologi yang terbaru TP
Teknologi
PENTING DAMPAK Penting P
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
Tabel 75. Penentuan Dampak Penting Perubahan Persepsi MasyarakatPada Tahap Pra
Konstruksi
Faktor Penentu
No Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia
yang Akan Terkena Cukup Besar P
Dampak
118 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Faktor Penentu
No Keterangan Bobot
Dampak Penting
2. Luas Wilayah Luas persebaran dampak untuk perubahan
Persebaran Dampak persepsi masyarakat di 4 kecamatan, yaitu
P
Kecamatan Lolayan, Bilalang, Passi Barat, dan
Bolaang
3. Lama dan Intensitas Lamanya dampak berlangsung adalah sampai
Dampak Berlangsung berakhirnya tahap pra konstruksi bahkan bisa P
lebih.
4. Banyaknya
Komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen
antara lain kepemilikan lahan, mata pencaharian,
Lingkungan Lain P
kepemilikan kepemilikan tanaman/pohon, dan
yang Terkena
pendapatan
Dampak
5. Sifat Kumulatif Bisa bersifat kumulatif jika tidak dilakukan
P
Dampak diseminasi dan sosialisasi oleh perusahaan
6. Berbalik atau Tidak Berbalik apabila dilakukan tidak dilakukan sosialisasi,
berbalik Dampak CSR. Namun apabola dilakukan sosialisasi terus
menerus dan dilaksanakan janji perusahaan untuk TP/P
melaksanakan CSR, maka dampaknya adalah tidak
berbalik
7. Kriteria Ilmu dan
Tidak diperlukan teknologi yang terbaru TP
Teknologi
PENTING DAMPAK Penting P
Konsumsi Konsumsi
Alat Jumlah Jumlah
Kuantitas Satuan Bhn Bkr Bhn Bkr
Berat (lt/hari) (m3/hari)
(lt/Jam) (lt/unit)
Excavator 6 23.7 2400 118.5 711 0.711
Asphalt 2 26.43 2400 132.15 264.3 0.2643
Roller
truck 2 25.6 2400 128 256 0.256
Water 4 26.43 2400 132.15 528.6 0.5286
Dump
Truck 20 26.43 2400 132.15 2643 2.643
Jumlah
truck 5.0179
Sumber: Hasil Perhitungan, 2013
Faktor emisi untuk masing – masing parameter kualitas udara dari sumber pembakaran
bergerak (mobile combustion source) seperti disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel77. Faktor Emisi Bahan Bakar
Konsentrasi udara ambien masing-masing parameter kualitas udara secara teoritis yang
terjadi akibat adanya emisi debu dan gas oleh sumber pembakaran bahan bakar dihitung
berdasarkan rumus di bawah ini (Noel De Nevers, 1995).
Q.s
C …...……………………………………………………….(Formula 1)
u.z
dimana:
C = Konsentrasi ambien (µg /m3)
120 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Diasumsikan luas daerah sekitar jalan kerja yaitu berdasarkan panjang jalan kerja sepanjang
m dengan lebar m yaitu m2. Sedangkan panjang daerah tinjauan adalah m dengan adanya
permukiman/kegiatan lain di sekitar yang berpotensi menerima dampak.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Konsentrasi ambien parameter debu dan gas oleh sumber pembakaran bahan bakar pada
kegiatan konstruksi seperti berikut:
Tabel78. Prakiraan Peningkatan Kadar Kualitas Udara dari Mobilisasi Alat dan Bahan
Kadar kualitas udara ambien tersebut pada tabel di atas menunjukkan semua parameter
kualitas udara berada di bawah Nilai Ambang Batas atau Baku Mutu menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999. Kadar kualitas udara ambien tersebut
pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat dua parameter kualitas udara yaitu Debu dan
NO2 berada di atas Nilai Ambang Batas atau Baku Mutu menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999. Perubahan kualitas lingkungan khususnya
kualitas udara dapat dilihat pada tabel di atas dengan membandingkan rona lingkungan awal
dengan hasil prediksi (perhitungan). Sementara itu, sebagaimana telah dijelaskan di dalam
kerangka acuan, bahwa rona lingkungan di wilayah studi didominansi oleh permukiman
renggang, kebun campuran dan persawahan. Berkaitan dengan itu, variabilitas kualitas udara,
121 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
baik berdasarkan data sekunder PLTM Lobong kualitas udara tergolong baik karena di bawah
baku mutu.
Perubahan tersebut adalah: (i) debu dari 35 (µg/Nm3)menjadi 80,05(µg/Nm3); (ii) NO2 dari 32
(µg/Nm3) menjadi 366,88 (µg/Nm3); dan (iii) CO dari 360 (µg/Nm3) menjadi 1450,85
(µg/Nm3).Oleh karena itu besaran dampak yang terjadi dapat dikategorikan : besar (B).
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dampak penurunan kualitas udara dari rencana kegiatan
mobilisasi alat dan bahan pada tahap kontruksi dikategorikan sebagai dampak penting,
khususnya berdasarkan kriteria jumlah manusia yang terkena dampak, lama dan intensitas
dampak, komponen lain yang terkena dampak, dan sifat kumulatif dampak.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak penurunan
kualitas udara kegiatan mobilisasi alat dan bahan dikategorikan sebagai Negatif (-),Besar
dan Penting (P).
122 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Dampak peningkatan intensitas bising ini merupakan dampak primer dan dampak ini
dapat berlanjut pada dampak sekunder yaitu gangguan kenyamanan dan kesehatan
masyarakat. Peningkatan kebisingan dari beberapa sumber akibat mobilisasi peralatan
berat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Leq (h) i = LOE + 10 log (Ni/SiT) + 10 log (15/d) 1 +– 13...... (Formula 2)
dimana:
Leq (h) i = Kebisingan pada jarak (h) untuk jenis kendaraan (i) dalam dBA
LOE = Tingkat kebisingan untuk jenis kendaraan (i) dalam dBA
Ni = Jumlah kendaraan tipe (i) yang lewat pada waktu (T)
Si = Rata-rata kecepatan kendaraan tipe (i) dalam km/jam
T = Lama waktu pemaparan kendaraan yang lewat minimal dalam 1 jam
D = Jarak tegak lurus antara sumber bising dengan areal dampak yang ditinjau (m)
= Faktor yang berhubungan dengan tingkat penyerapan (absorbtion) penutup
tanah.
Tingkat kebisingan dan jumlah peralatan berat (asumsi) disajikan pada tabel di bawah ini.
dimana :
123 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
A = nilai absorbsi
f = 1.000 Hz (untuk batas ambang pendengaran manusia)
r = jarak terhadap pemukiman terdekat (50 m, 100 m, 150 m, 200 m dan 300 m)
Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi sampel didapatkan bahwa, di semua titik lokasi
pengukuran (sebagaimana dijelaskan pada Bab 2) masih berada pada baku mutu yang
diatur pada Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 untuk
kawasan perumahan dan pemukiman sebesar 55 dBA, terutama pada permukiman
penduduk yang memiliki radius hingga 150 meter dari tapak kegiatan. Sementara itu,
untuk lokasi industri batas baku mutu kebisingan 70 dBA. Berdasarkan hasil pengukuran
dilapangan pada lokasi industri hasil analisanya 55,4 dBA Besaran dampak pada tahap
konstruksi adalah dari 55,4 dBA menjadi 88 s/d 110 (lihat Tabel 96 di atas), dengan
demikian dampaknya besar (B).Sementara itu tingkat penting dampak terlihat dari Tabel
96 semuanya tinagkat kebisingan di atas baku mutu (55 dBA pemukiman), jadi
dampaknya penting.Penentuan penting dampak, secara terinci disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 81. Penentuan Dampak Penting Peningkatan Kebisingan pada Tahap
Konstruksi
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia
Penduduk di sekitar lokasi studi yang
yang Akan Terkena P
terlewati pengangkutan alat dan bahan
Dampak
2. Luas Wilayah Daerah sekitar lokasi kegiatan yang
Persebaran Dampak terlewati jalan akses pengakutan alat berat TP
dan material bahan bangunan.
3. Lama dan Intensitas Lama dampak selama tahap konstruksi
Dampak Berlangsung pada saat pengangkutan alat dan bahan
TP
akan berlangsung pada siang dan malam
hari Intensitas dampak kecil
4. Banyaknya Penduduk yang merasakan langsung dan
Komponen tidak langsung akibat kegiatan yaitu
Lingkungan Lain penduduk sekitar lokasi kegiatan dan yang P
yang Terkena terlewati jalan akses serta tumbuhan di
Dampak pinggir jalan akses.
5. Sifat Kumulatif Tidak bersifat kumulatif dari beberapa
Dampak kegiatan pada tahap konstruksi dan
kegiatan lain yang berlangsung di sekitar P
lokasi tapak proyek dan jalan angkut
material.
6. Berbalik atau Tidak Berbalik. TP
berbalik Dampak
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani TP
Teknologi dampak ini
PENTING DAMPAK Penting P
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
124 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak peningkatan kebisingan
rencana kegiatan mobilisasi alat dan bahan dikategorikan sebagai dampak Negatif (-),
Besar dan Penting (-B/P).
Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi terkait tanah adalah kegiatan pembukaan
dan pematangan lahan. Pembukaan lahan dilakukan dengan sistem pembukaan lahan
tanpa bakar (zero burning) serta melakukan konservasi lahan dan air. Pembukaan lahan
akan dilakukan secara bertahap, yakni 2.000 ha pertahun. Jika dirata-ratakan
perbulannya maka pembukaan lahannya kurang dari 200 ha perbulan.
Setelah lahan dibuka (200 ha/perbulan), maka sebulan kemudian lahan tersebut akan
ditanami tanaman kacangan yang berfungsi sebagai konservasi tanah, yakni mencegah
erosi serta dapat menjaga kelembaban tanah. Jadi selama tahapan pembukaan lahan,
lahan yang bena-benar terbuka dari vegertasi rona awal maksimal hanya sekitar 400 ha
perbulan (pembukaan lahan pada bulan ke-1 dan ke-2).
Berdasar perhitungan laju erosi rata-rata pada rona awal, didapati laju erosi sebesar 148
ha/ton/th (erosi sedang,lihat Tabel 8). Dengan penambahan lahan terbuka maka dalam
tahap kontruksi ini akan terjadi penambahan laju erosi. Namun penambahan laju erosi ini
tidak besar, karena maksimal lahan terbuka yang meningkatkan laju erosi hanya seluas
400 Ha perbulan.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak erosi tanah
kegiatan pembukaan dan pematangan lahan dikategorikan sebagai tidak dampak penting
khususnya berdasarkan jumlah manusia, luas wilayah, lamanya dampak, komponen lain
yang terkena dampak, dan sifat kumulatif dampak
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari
yang Akan Terkena TP
erosi tanah terdapat pada empat kecamatan
Dampak
2. Luas Wilayah
Berdampak lokal TP
Persebaran Dampak
3. Lama dan Intensitas Lama intensitas dampak berlangsung selama
Dampak pembukaan lahan pada tahap konstruksi TP
Berlangsung Intensitas dampak cukup kecil
4. Banyaknya
Komponen
Meliputi : peningkatan genangan air permukaan
Lingkungan Lain TP
dan sedimentasi.
yang Terkena
Dampak
5. Sifat Kumulatif Bersifat kumulatif dari kebun PT.Anugerah
TP
Dampak Bolmong Indah kegiatan lain disekitar
6. Berbalik atau Tidak Berbalik, dampak akan hilang dengan sendirinya TP
berbalik Dampak setelah tahap konstruksi berakhir
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani dampak ini TP
Teknologi
PENTING DAMPAK Tidak penting TP
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak erosi tanah
kegiatan pematangan lahan dikategorikan sebagai dampak negatif (-) Besar dan Tidak
Penting (-B/TP).
3.3.4. Banjir/Genangan
Pembukaan areal untuk Pengembangan Perkebunan kelapa sawit dan karet oleh PT
Anugerah Bolmong Indah ini dilakukan secara bertahap, yaitu 2.000 ha / tahun atau 200
ha/bulan. Pembukaan lahan ini dapat mengakibatkan peningkatan air larian (run off) yang
dapat mengakibatkan banjir. Namun pembukaan lahan, selain dilakukan bertahap
dilakukan juga upaya konservasi yang dapat mengurangi peningkatan air larian, dimana
setelah dibuka lahan akan ditutup dengan tanaman kacang-kacangan. Jadi selama tahapan
pembukaan lahan, lahan yang bena-benar terbuka dari vegertasi rona awal maksimal hanya
sekitar 400 ha perbulan (pembukaan lahan pada bulan ke-1 dan ke-2). Dengan demikian potensi
peningkatan air larian sangat kecil.
Dengan demikian karena pembukaan lahan yang dilakukan bertahap dan dilakukan
upaya konservasi tanah, maka potensi peningkatan air larian sangat kecil. sehingga
dampaknya kecil dan negatif.
126 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak banjir
kegiatan pematangan lahan dikategorikan sebagai dampak Negatif, Kecil dan tidak
penting (-K/TP).
Tabel 83. Penentuan Dampak Penting Terhadap Banjir dan Genangan pada Tahap
Konstruksi
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari
yang Akan Terkena P
banjir terdapat pada empat kecamatan
Dampak
2. Luas Wilayah
Berdampak lokal TP
Persebaran Dampak
3. Lama dan Intensitas Lama intensitas dampak berlangsung selama
Dampak pembukaan lahan pada tahap konstrksi TP
Berlangsung Intensitas dampak cukup kecil
4. Banyaknya
Komponen
Meliputi : peningkatan genangan air permukaan
Lingkungan Lain TP
dan sedimentasi.
yang Terkena
Dampak
5. Sifat Kumulatif Bersifat komulatif dari kebun PT. Anugerah
TP
Dampak Bolmong Indah dan kegiatan lain disekitar
6. Berbalik atau Tidak Berbalik, dampak akan hilang dengan sendirinya TP
berbalik Dampak setelah tahap konstruksi berakhir
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani dampak ini TP
Teknologi
PENTING DAMPAK Tidak penting TP
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
Besarnya tambahan pencemaran pada saluran up stream dan down stream di beberapa
sungai di wilayah studi. Sementara itu, tingkat pencemaran kualitas air pada badan air
sungai terdekat relatif sangat kecil, walaupun demikian base camp pada kegiatan
konstruksi akan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang memadai.
127 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Menurut peruntukannya air sungai terdekat termasuk golongan B yaitu air untuk bahan
baku air minum sesuai dengan Peraturan pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa sungai
digunakan sebagai tempat buangan dari sebagian permukiman di sekitar lokasi, terutama
yang permukiman yang bersebelahan dengan sungai.
Tabel 84. Penentuan Dampak Penting Penurunan Kualitas Air Permukaan pada Tahap
Konstruksi
kehidupan biota air erat hubungannya dengan perubahan dari kualitas air perairan yang
menjadi habitat biota tersebut. Faktor yang menyebabkan perubahan pada kualitas air
akan berinteraksi secara langsung dengan perubahan pada kehidupan biotanya.
Kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida akan menimbulkan dampak pada kualitas air
sungai meliputi eutrofikasi, bertambahnya zat padat yang tersuspensi, terjadi
pendangkalan, dan terlarutnya beberapa senyawa kimia (pestisida) yang bersifat racun
pada organisme sehingga dapat menurunkan kualitas dari air secara keseluruhan. Sungai
yang terdapat di lokasi pengembangan perkebunan yaitu sungai mongondow-
kumangaan.
Benthos
Benthos merupakan kelompok biota air yang hidup di dasar perairan. Kehadiran kelompok
ini dalam suatu perairan merupakan hal yang sangat penting dan menentukan untuk
menunjang produktivitas perairan karena pada umumnya hewan ini sebagai makanan
ikan.
Plankton
Kehadiran plankton dalam suatu perairan sangat penting karena kemampuannya untuk
melakukan fotosintesis sehingga memungkinkan tersedianya zat organik yang dibutuhkan
oleh biota lain seperti benthos dan ikan. Kelimpahan plankton dalam perairan merupakan
salah satu indikator tingginya produktivitas dari perairan tersebut. Dan sebaliknya
miskinnya plankton pada perairan menunjukan rendahnya produktifitas. Hal ini terjadi jika
kualitas perairan menurun yang disebabkan berbagai hal.
Dari kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida bahan baku yang dilakukan pada tahap
operasi akan menimbulkan dampak bagi kehidupan plankton seperti halnya juga pada
ikan dan benthos.
Kekeruhan sebagai akibat langsung dari kegiatan tersebut diatas berakibat langsung
terhadap kehidupan plankton. Hal ini disebabkan keruhnya perairan akan mengurangi
penetrasi cahaya ke dalam tubuh perairan sehingga lapisan yang dapat ditembus cahaya
relatif tipis.
Ikan
Ikan merupakan salah satu biota air yang hidup di sungai sekitar areal wilayah kajian.
Kelimpahan ini erat hubungannya dengan kualitas air dan ketersediaan unsur hara serta
makanan bagi ikan tersebut. Makanan ikan yang hidup pada suatu perairan bebas
diantaranya adalah sejenis benthos dan plankton. Sehingga dampak yang akan terjadi
pada ikan berhubungan dengan kelimpahan plankton dan benthos.
Penggunaan pupuk dan pestisida berdampak pada kehidupan ikan diantaranya
kemungkinan terjadinya terlarutnya zat padat tersuspensi yang jika intensitasnya cukup
tinggi dikhawatirkan akan menyebabkan pendangkalan pada sungai sehingga habitat ikan
akan menjadi berkurang dan menurunnya kualitas air serta kelimpahan plankton dan
benthos.
Pada kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida kekeruhan yang akan ditimbulkan dan
terlarutnya zat padat tersuspensi masih relatif kecil. Sehingga dampak yang akan
ditimbulkan bernilai negatif (-) kecil dan tetapi skalanya penting.
129 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida bahan baku akan menyebabkan tingkat
kekeruhan dan terlarutnya zat tersuspensi menjadi naik, terutama pada waktu musim
hujan karena hanyut dan larutnya sebagian material bahan baku yang sedang tertumpuk
dan tersiram air hujan. Jika hal ini terjadi maka dikawatirkan akan terjadi pendangkalan
pada sungai sehingga habitat ikan dan biota air lainya berkurang.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak gangguan
biota air kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida bahan baku dikategorikan sebagai
dampak negatif kecil dan tidak penting (-K/TP).
Pada tahap konstruksi sebagian besar komponen kegiatan dikerjakan secara swakelola
dengan melibatkan tenaga kerja dari masyarakat lokal setidaknya 60% dari total
kebutuhan pekerja. Pada tahap ini diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,
baik keperluan kebun maupun kebun kelapa sawit. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
1155, dengan jumlah pekerja tetap berjumlah 135, dan pekerja tidak tetap berjumlah
1020. secara terinci satuan tugas masing-masing tenaga kerja disajaikan pada tabel
berikut.
Tabel 86. Jumlah Tenaga Kerja Tahap Konstruksi Berdasarkan Jenis Tenaga Kerja
dan Jenis Kelamin
Pekerja Pekerja Tetap Pekerja Tidak
No Tetap
Per Satuan Tugas L P Jumlah L P Jumlah
A Kebun
GM 1 - 1 - - 0
Manager Kebun 2 - 2 - - 0
Kepala Tata Usaha 1 - 1 - - 0
AsistenKepala 2 - 2 - - 0
AsistenAgronomi 12 - 12 - - 0
Humas 1 - 1 - - 0
Personalia 1 - 1 - - 0
Asisten Civil & Engineering 1 - 1 - - 0
Asisten GIS 1 - 1 - - 0
Surveyor 2 - 2 - - 0
MandorKepala 12 - 12 - - 0
KraniAgronomi/Afdeling - 12 12 - - 0
Accounting 1 - 1 - - 0
KepalaGudang 1 - 1
KraniGudang - 1 1 - - 0
PembantuGudang (Store 2 - 2 - - 0
Helper)
Supervisi/Mandor 60 - 60 - - 0
Sekuriti 22 - 22 - - 0
Perawatan - - 0 504 216 720
Produksi - - 0 150 150 300
Jumlah 122 13 135 654 366 1020
Sumber : PT. Anungerah Bolmong Indah, 2014
Komitmen PT. Anugerah Bolmong Indah untuk tenaga kerja adalah memberdayakan
tenaga kerja lokal minimal 60 % dari jumlah yang diperlukan dengan syarat harus
memenuhi kualifikasi, keterampilan dan pendidikan yang sesuai dengan yang diinginkan
oleh perusahaan. Melalui program CSR nantinya, pembinaan masyarakat sekitar dalam
peningkatan keterampilan yang diperlukan perusahaan akan dilakukan supaya kualifikasi
tenaga kerja dapat memenuhi standarisasi tenaga kerja yang diperlukan.
131 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sehingga dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perekrutan tenaga kerja atau aktivitas
tenaga kerja pada tahap kegiatan konstruksi jumlahnya relatif sedikit dengan demikian
dampaknya positif kecil (+K).
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak dari
perekrutan tenaga kerja dikategorikan sebagai tidak dampak penting khususnya
berdasarkan jumlah manusia, komponen lain yang terkena dampak, dan sifat kumulatif
dampak.
Tabel 87. Penentuan Dampak Penting Terhadap Kesempatan Kerja & Pendapatan
pada Tahap Konstruksi
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia Diperkirakan terkena dampak langsung relatif
yang Akan Terkena kecil mengingat tenaga kerja yang akan direkrut
TP
Dampak berjumlah 1.155 orang dan hanya 60% dari
tenaga lokal.
2. Luas Wilayah
Bersifat lo'kal. TP
Persebaran Dampak
3. Lama dan Intensitas Lama dampak berlangsung selama pengerahan
Dampak tenaga kerja TP
Berlangsung Intensitas dampak tergolong kecil.
4. Banyaknya
Komponen Meliputi mata pencaharian, peningkatan
Lingkungan Lain pendapatan masyarakat, hingga perekonomian P
yang Terkena lokal (multiple effect)
Dampak
5. Sifat Kumulatif
Dampak bersifat kumulatif. P
Dampak
6. Berbalik atau Tidak Tidak berbalik. P
berbalik Dampak
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani dampak ini TP
Teknologi
8. PENTING DAMPAK Penting P
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak peningkatan
aktivitas ekonomi lokal kegiatan pengerahan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak
Positif, Kecil dan Penting (+K/P).
Anugerah Bolmong Indah, ataupun mengontrakkan rumahnya kepada tenaga kerja yang
tidak tinggal di barak / bedeng, atau kantor proyek, bidang jasa transportasi darat.
Dampak pada kesempatan berusaha ini juga bersifat positif, orang yang terlibat di
dalamnya mendapat manfaat. Dampak tidak langsung pada aspek sosial ekonomi lainnya
adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat
terjadi baik pada masyarakat bekerja di proyek, yang membuka usaha, dan lainnya.
Apabila diperhatikan peluang berusaha pada tahap konstruksi ini kelihatannya tidak
banyak yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dampak pada peluang berusaha bobotnya adalah positif kecil (+K).
Dengan mengacu pada 7 kriteria dampak penting dapat disimpulkan bahwa dampak
terhadap peluang berusaha adalah tidak penting, dengan alasan secara rinci disajikan
pada tabel di bawah ini,
sawit lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. Dengan demikian, dampak kegiatan operasi
berdampak besar pada perubahan pendapatan rumah tangga (+) B.
Berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dampak, dampak terbukanya peluang kerja
dan berusaha akibat kegiatan operasional perkebunan karet dan kelapa sawit PT
Anugerah Bolmong Indah dikategorikan sebagai dampak penting, khususnya
berdasarkan luas wilayah sebaran dampak, lama dan intensitas dampak, banyaknya
komponen lain terkena dampak.
Berdasarkan analisis atas besaran dampak serta tingkat kepentingan dampak, maka
dampak perubahan pendapatan rumah tangga akibat kegiatan operasi perkebunan
kelapa sawit dan karet PT Anugerah Bolmong Indah, dikategorikan sebagai dampak
positif besar dan penting (+B/P).
Perubahan persepsi masyarakat pada tahap konstruksi dapat muncul disebabkan oleh
adanya rencana kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi yang berdampak pada
komponen peluang kerja dan berusaha. Persepsi yang muncul dapat bersifat positif
maupun negatif, tergantung pada fenomena-fenomena apa yang terjadi pada kegiatan
dimaksud dan bagaimana masyarakat menilai fenomena-fenomena tersebut. Intinya
tergantung pada komitmen pemrakarsa terhadap kepedulian pada lingkungan,
masyarakat sekitar sesuai dengan yang mereka harapkan.
Informasi atau kenyataan positif yang mereka saksikan tentang kegiatan pengembangan
perkebunankaret dan kelapa sawit PT Anugerah Bolmong Indah cenderung akan
memunculkan persepsi positif dari masyarakat, terutama bila kesempatan kerja dan
berusaha ini dibuka seluas-luasnya pada masyarakat sekitar. Namun bila hal ini tidak
terwujudkan atau tidak mampu teroptimalkan, maka kecenderungan yang muncul adalah
persepsi negatif dan dapat berujung pada perubahan persepsi masyarakat. Namun
apabila hal ini tidak terjadi dan atau dapat diantisipasi semaksimal mungkin, maka
kecenderungan akan muncul dampak positif.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak perubahan
persepsi masyarakat terhadap kegiatan pengerahan tenaga kerja dikategorikan sebagai
dampak positif besar dan penting (+B/P), khususnya berdasarkan luas wilayah, lamanya
dampak berlangsung, komponen lain yang terkena dampak, dan sifat kumulatif dampak.
Tabel 90. Penentuan Dampak Penting Terhadap Persepsi Masyarakat pada Tahap
Konstruksi
Faktor Penentu Dampak
No. Keterangan Bobot
Penting
1. Jumlah Manusia yang Akan Diperkirakan terkena dampak
Terkena Dampak langsung relative kecil mengingat
di lokasi tapak kegiatan tidak TP
terlalu banyak kegiatan
masyarakat.
2. Luas Wilayah Persebaran
Bersifat lokal TP
Dampak
3. Lama dan Intensitas Dampak Lama dampak berlangsung
Berlangsung sepanjang hari pada tahap
P
mobilisasi Intensitas dampak
tergolong tinggi.
4. Banyaknya Komponen
Lingkungan Lain yang Terkena Tergolong banyak. P
Dampak
5. Sifat Kumulatif Dampak Dampak bersifat kumulatif P
6. Berbalik atau Tidak berbalik Berbalik. TP
Dampak
135 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak perubahan
persepsi masyarakat kegiatan pengerahan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak
positif besar dan penting (+B/P).
Gambar 33. Contoh Pencemaran Udara Saat Truk Pengangkutan TBS Melewati Jalan
Aspal di Permukiman Penduduk
Bila data tersebut dimasukkan pada persamaan Noel De Nevers (formula 1) diperoleh
angka distribusi akibat dari kegiatan Pekerjaan Mekanik. Sementara itu, sebagaimana
telah dijelaskan di dalam kerangka acuan, bahwa rona lingkungan di wilayah studi
didominansi oleh permukiman renggang, kebun campuran dan persawahan. Berkaitan
dengan itu, variabilitas kualitas udara, baik berdasarkan data sekunder (SLHD Kabupaten
Bolaang Mongondow, 2011) dan hasil perolehan data primer menyebutkan bahwa semua
parameter memenuhi baku mutu, menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999. apabila jalan yang dilewati adalah jalan aspal (seperti gambar di
atas), namun kalau jalan di pemukiman penduduk adalah jalan perkerasan atau jalan
tanah maka tingkat pencemaran udara dampaknya negatifkecil (-K), Apabila jalan yang
dilewati adalah jalan aspal (seperti gambar di atas), namun kalau jalan di permukiman
penduduk adalah jalan perkerasan atau jalan tanah, maka tingkat pencemaran udara
dampaknya negatif besar (-B), seperti terlihat pada gambar di bawah ini
Gambar 34. Contoh Pencemaran Udara Saat Truk Pembawa Tbsmelewati Jalan
Perkerasan Di Pemukiman Penduduk
137 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Hal ini berkaitan dengan jumlah manusia yang akan terkena dampak adalah pekerja dan
masyarakat yang beraktivitas di sekitar tapak proyek (radius 300 meter); lamanya dampak
berlangsung selama kegiatan operasional; intensitas dampak sedang bersumber dari
kendaraan angkut yang digunakan.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak penurunan
kualitas udara dari kegiatan pengangkutan TBSdikategorikan sebagai dampak Penting
(P) khususnya berdasarkan kriteria lamanya dampak berlangsung, komponen lain yang
terkena dampak, dan sifat kumulatif dampak.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak penurunan
kualitas udara kegiatan pengangkutan TBSdikategorikan sebagai dampak negatif kecil
dan penting (-K/P).
Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi sampel didapatkan bahwa, di semua titik lokasi
pengukuran (sebagaimana dijelaskan pada Bab 2) masih berada pada baku mutu yang
138 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
diatur pada Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 untuk
kawasan perumahan dan pemukiman sebesar 55 dBA, terutama pada permukiman
penduduk yang memiliki radius hingga 150 meter dari tapak kegiatan.
Peningkatan kebisingan dari sumber akibat kegiatan pengangkutan TBS dihitung dengan
menggunakan persamaan tingkat kebisingan (formula 2). Tingkat kebisingan dan jumlah
kendaraan pengangkutan TBS disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 93. Tingkat Kebisingan Dan Jumlah Peralatan Berat (Asumsi) Dari Kegiatan
Transportasi Tandan Buah Segar
No. Alat Berat Kuantitas Satuan Tingkat
Kebisingan
1 Buldozer 3 Unit 110
2 Excavator 3 Unit 88
3 Dump truck 10 Unit 110
4 Water Truck 2 Unit 88
Sumber : Cunnif. P.F.: Environmental Noise Pollution, John Willey and Son, New York,
1974.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak peningkatan
kebisingan kegiatan pengangkutan TBS dikategorikan sebagai dampak NegatifKecil dan
Penting (-K/P).
Penghitungan tingkat erosi dilakukan dengan persamaan Universal Soil Loss Equation
(USLE) menurut Wischmeier & Smith, 1960. Yang mengkaitkan faktor konservasi tanah
(C) dengan faktor-faktor erosi lainnya yaitu indeks erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah
(K), panjang lereng (L), faktor kemiringan lereng (S) dan faktor pengawetan tanah (P).
Berdasar perhitungan, laju erosi pada rona awal adalah sebesar 148,8 ton/tahun
sedangkan laju erosi saat sudah menjadi kebun sawit adalah sebesar 148,7 ton/tahun
(tabel hasil perhitungan terlampir). Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa laju erosi
setelah menjadi kebun sawit justru menurun ( dampak +).
Tabel 95. Penentuan Dampak Penting Peningkatan Laju Erosi pada Tahap Operasi
Berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dampak penting, dampak peningkatan run off
rencana kegiatan perkebunan oleh PT Anugerah Bolmong Indah dikategorikan sebagai
dampak positif kecil dan penting (+K/P).
Berdasarkan hasil penilaian kriteria dampak, dampak pemeliharaan tanaman pada tahap
operasi dikategorikan sebagai dampak penting.
Tabel 96. Penentuan Dampak Penting Gangguan Biota Perairan pada Tahap
Operasi
Faktor Penentu Dampak
No. Keterangan Bobot
Penting
1. Jumlah Manusia yang Akan diperkirakan terkena dampak langsung relatif
TP
Terkena Dampak kecil.
2. Luas Wilayah Persebaran
tergolong sempit, TP
Dampak
3. Lama dan Intensitas Dampak Lama dampak berlangsung sepanjang tahap
Berlangsung operasi terutama saat pemeliharaan kebun.
Intensitas dampak tergolong rendah, karena TP
makin lama lahan akan tertutup oleh kanopi
pohon sawit dan karet.
4. Banyaknya Komponen
tergolong sedikit komponen lingkungan yang
Lingkungan Lain yang Terkena TP
akan terkena dampak.
Dampak
5. Sifat Kumulatif Dampak Tidak kumulatif TP
6. Berbalik atau Tidak berbalik Berbalik. TP
Dampak
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi Teknologi saat ini dapat menangani dampak ini TP
141 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dampak penting, dampak penurunan kulaitas
air permukaan akibat penggunaan pupuk pabrik dan pestisida oleh PT Anugerah Bolmong
Indah dikategorikan sebagai dampak negatif besardan tidak penting (-B/TP).
Operasional kegiatan perkebunan karet dan kelapa sawit PT Anugerah Bolmong Indah
membutuhkan tenaga kerja sebesar 1155 jiwa. lni berarti akan memberikan kesempatan
kerja kepada penduduk lokal. Tingkat pengangguran di Kabupaten Bolaang Mongondow
pada tahun 2011 adalah 5% atau 1.178 jiwa. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
berpeluang besar untuk mengurangi tingkat pengangguran. Angka di atas belum
termasuk kesempatan berusaha yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dengan demikian, dampak kegiatan operasi berdampak besar pada kesempatan kerja (+)
B.
Berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dampak, dampak terbukanya peluang kerja
dan berusaha akibat kegiatan operasional perkebunan karet dan kelapa sawit PT
Anugerah Bolmong Indah dikategorikan sebagai dampak penting, khususnya
berdasarkan luas wilayah sebaran dampak, lama dan intensitas dampak, banyaknya
komponen lain terkena dampak.
142 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Faktor Penentu
No. Keterangan Bobot
Dampak Penting
1. Jumlah Manusia yang Banyak masyarakat yang bisa memanfaatkan
P
Akan Terkena Dampak peluang bekerja maupun berusaha
2. Luas Wilayah
Bersifat lokal pada empat kecamatan TP
Persebaran Dampak
3. Lama dan Intensitas Lama dampak berlangsung selama tahap
Dampak Berlangsung operasi bahkan lebih (akibat tingginya tingkat
P
persistensi bahan)Intensitas dampak
tergolong besar
4. Banyaknya Komponen
Lingkungan Lain yang Banyak P
Terkena Dampak
5. Sifat Kumulatif Dampak Dampak bersifat kumulatif. P
6. Berbalik atau Tidak Tidak Berbalik. P
berbalik Dampak
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani dampak TP
Teknologi ini
PENTING DAMPAK Penting P
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
Berdasarkan analisis atas besaran dampak serta tingkat kepentingan dampak, maka
dampak terbukanya kesempatan bekerja dan berusaha akibat kegiatan operasi
pembangunan sarana dan prasana di perkebunan karet dan kelapa sawit PT Anugerah
Bolmong Indah, dikategorikan sebagai dampak positif besar dan penting (+B/P).
Kegiatan penerimaan dan pengerahan tenaga kerja perkebunan ini akan menimbulkan
dampak primer berupa peluang kerja dan usaha baru. Dampak ini akan berlanjut
menimbulkan dampak positif bagi kehidupan ekonomi penduduk dan perkembangan
perekonomian daerah.
Tenaga kerja seluruhnya yang dibutuhkan dalam kegiatan perkebunan karet dan kelapa
sawit PT Anugerah Bolmong Indah tahap operasi terdiri dari berbagai tingkat pendidikan
dan keahlian. Besar-kecilnya peluang kerja penduduk lokal, akan berpengaruh terhadap
pengembangan usaha baru, seperti usaha warung, kios makan dan minuman,
penyewaan rumah dan kamar bagi pekerja. Semakin besar jumlah pekerja luar yang
terlibat di proyek, maka semakin besar pula peluang atau upaya penduduk lokal untuk
mengembangkan usaha tersebut. Tetapi, tidak semakin kecil terlibatnya pekerja luar di
143 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
proyek akan mengurangi peluang pengembangan usaha baru, khususnya warung dan
kios makanan dan minuman. Selama operasi kegiatan perkebunan ini terjadi perubahan
meningkatnya aktivitas perekonomian serta terbukanya kesempatan kerja, besaran
dampak yang terjadi tergolong positif besar (+B).
Berdasarkan analisis atas besaran dampak serta tingkat kepentingan dampak, maka
dampak terbukanya kesempatan bekerja dan berusaha akibat kegiatan kontruksi
pembangunan sarana dan prasana perkebunan kelapa sawit dan karet.
Kecamatan Telen dan Muara Wahau, KutaiTimur, Kalimantan Timur (ANTARA News,
Juni 2015).Dengan demikian, dampak kegiatan operasi berdampak besar pada
perubahan pendapatan rumah tangga (+) B.
Berdasarkan hasil penilaian dengan kriteria dampak, dampak terbukanya peluang kerja
dan berusaha akibat kegiatan operasional perkebunan karet dan kelapa sawit PT
Anugerah Bolmong Indah dikategorikan sebagai dampak penting, khususnya
berdasarkan luas wilayah sebaran dampak, lama dan intensitas dampak, banyaknya
komponen lain terkena dampak.karena terjadinya perubahan mendasar pada
kesejahteraan penduduk.
Tabel 99. Penentuan Bobot Dampak Perubahan Pendapatan Rumah Tangga pada
Tahap Operasi
Berdasarkan analisis atas besaran dampak serta tingkat kepentingan dampak, maka
dampak perubahan pendapatan rumah tangga akibat kegiatan operasi perkebunan
kelapa sawit dan karet PT Anugerah Bolmong Indah, dikategorikan sebagai dampak
positif besar dan penting (+B/P).
Tenaga kerja operasi perkebunan karet dan kelapa sawit PT Anugerah Bolmong Indah
sebanyak 135 orang tenaga kerja tetap dan 1.020 orang tenaga kerja tidak tetap yaitu
bagian perawatan kebun dan produksi. Angka di atas belum termasuk petani plasma yang
menjadi mitra perusahaan. Kegiatan perekrutan tenaga pada kerja operasi menimbulkan
145 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
dampak langsung pada kesempatan kerja serta kesempatan berusaha, dan dampak tidak
langsung pada persepsi masyarakat.
Perubahan persepsi masarakat ini akan tergambar dari seberapa jauh harapan dari
masyarakat yang terungkap pada waktu survai dilakukan terpenuhi dan kekhawatiran
penduduk tidak terjadi. PT Anugerah Bolmong Indah, dari awal pada kegiatan pembibitan
sudah melibatkan tenaga kerja lokal, yang meliputi tenaga kerja laki-laki, perempuan dan
anak-anak. Khusus tenaga kerja anak-anak dilibatkan tanpa mengganggu waktu sekolah
anak, karena pekerjaan yang diberikan dapat dilakukan di luar jam belajar.
Berdasarkan studi analogi pada perkebunan kelapa sawit dengan pola PIR di Sumatera,
secara umum masyarakat di sekitar perkebunan kehidupapannya lebih baik dibandingkan
sebelum ada perkebunan kelapa sawit. Baik masyarakat yang terlibat dalam Plasma,
maupun masyarakat yang non petani sawit yang ada di sekitar perkebunan mendapat
efek ganda atau multiplier effect dari kegiatan perkebunan.
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak perubahan
persepsi masyarakat kegiatan pengerahan tenaga kerja dikategorikan sebagai dampak
positif besar dan penting (+B/P).
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak gangguan
sanitasi lingkungan dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting (-B/P).
147 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Perubahan persepsi masarakat ini akan tergambar dari seberapa jauh harapan dari
masyarakat yang terungkap pada waktu survai dilakukan terpenuhi dan kekhawatiran
penduduk tidak terjadi. PT Anugerah Bolmong Indah, dari awal pada kegiatan pembibitan
sudah melibatkan tenaga kerja lokal, yang meliputi tenaga kerja laki-laki, perempuan dan
anak-anak. Khusus tenaga kerja anak-anak dilibatkan tanpa mengganggu waktu sekolah
anak, karena pekerjaan yang diberikan dapat dilakukan di luar jam belajar.
Bagi masyarakat yang terlibat di dalam Plasma, mereka akan diberikan pelatihan tentang
cara bercocok tanam yang tepat, akan dibangunkan kebunnya sesuai dengan SOP
perkebunan kelapa sawit, dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pada tahap pasca operasi dampak pada perubahan persepsi masyarakat adalah
negatif kecil (-K). Sedangkan tingkat penting dampak disajikan pada tabel berikut.
Tabel 102. Penentuan Dampak Penting Perubahan Persepsi Masyarakat pada Tahap
PascaOperasi
Faktor Penentu Dampak
No. Keterangan Bobot
Penting
1. Jumlah Manusia yang Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Akan Terkena Dampak terutama adalah pemilik kebun plasma dan TP
pekerja kebun inti di wilayah studi tidak banyak
2. Luas Wilayah
Berdampak lokal TP
Persebaran Dampak
3. Lama dan Intensitas Lama intensitas dampak berlangsung hingga
P
Dampak Berlangsung berlangsungnya peremajaan tanaman
4. Banyaknya Komponen
Lingkungan Lain yang Cukup banyak P
Terkena Dampak
5. Sifat Kumulatif Dampak Tidak bersifat komulatif dari kebun PT. Anugerah
TP
Bolmong Indah dan kegiatan lain di sekitar
6. Berbalik atau Tidak Berbalik, dampak akan hilang dengan sendirinya TP
berbalik Dampak
7. Kriteria Ilmu Dan Teknologi saat ini dapat menangani dampak ini TP
Teknologi
PENTING DAMPAK Penting P
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014)
148 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Berdasarkan hasil penilaian dengan tujuh kriteria dampak penting, dampak gangguan
sanitasi lingkungan dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting (-K/P).
149 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Dari hasil telaahan ini, penyusun dokumen Amdal dapat merumuskan arahan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih
detail/rinci dan operasional.
Hasil evaluasi dampak penting tersebut dijadikan sebagai landasan untuk membuat arahan
rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL). Secara
rinci dampak penting dapat berikut,
150 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
KOMPONEN KEGIATAN
KETERANGAN
KOMPONEN LINGKUNGAN A B C D
1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2
Pemeliharaan
2 Sanitasi Lingkungan
TBM
4.Pemeliharaan
Sumber : Brainstorming Tim ANDAL (2014) Tanaman
Menghasilkan
(TM)
5.Pemanenan
6.Pengangkutan
TBS
7.Pengelolaan
Kebun Inti dan
Plasma.
D.PASCA
OPERASI
1.Pemutusan
Hubungan Kerja
2.Pengembalian
Asset
152 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Sementara komponen lingkungan fisik alami, hayati, sosal, dan kesehatan masyrakat pada
dasarnya dapat dimitigasi oleh PT Anugerah Bolmong Indah melalui pendekatan pengelolaan
lingkungan meliputi pendekatan teknologi, sosial-ekonomi maupun institusional. Berdasarkan
telaahan terhadap dampak penting tersebut di atas, baik positif maupun negatif, maka
rencana Pengembangan Perkebunankelapa sawit dan karet PT Anugerah Bolmong Indah
memenuhi kelayakan lingkungan yang dipersyaratkan.
No Kriteria Keterangan
Yang diatur dalam peraturan Bolaang Mongondow, yakni:
perundang-undangan. “Mewujudkan Bolaang Mongondow Baru
sebagai lumbung pangan nasional yang
lestari, pertambangan yang berwawasan
lingkungan dan ekowisata”. Untuk
mengarahkan upaya pencapaian tujuan
penataan ruang tersebut, dirumuskan
kebijakan penataan ruang wilayah
kabupaten sebagai berikut:
(1) Peningkatan sumber daya manusia
untuk mengelola sumber daya alam
dan mengembangkan kegiatan
ekowisata dalam menunjang
pembangunan wilayah;
(2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi
melalui sektor pertanian, perkebunan,
perdagangan, jasa, transportasi,
pendidikan dan pariwisata;
(3) Pengembangan kawasan permukiman
yang berwawasan lingkungan dan
pengembangan kawasan permukiman
pada masing-masing pusat
pertumbuhan yang dilengkapi
prasarana-sarana penunjang;
(4) Pelestarian kawasan lindung dan
peningkatan konservasi kawasan
lindung dalam menjaga dan
melestarikan sumberdaya air untuk
keseimbangan ekologi wilayah serta
pengendalian kegiatan Budidaya yang
dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan dan tidak melampaui daya
dukung lingkungan;
(5) Pengelolaan ruang berbasis mitigasi
bencana dengan menyediakan ruang
dan jalur evakuasi bencana.
3 Kepentingan pertahanan keamanan. Model Perkebunan Inti Rakyat
(PIR)/Contract Farming yang
dikembangkan oleh pemerintah yang
pelaksanaannya melalui kerjasama
kemitraan didorong oleh beberapa
motivasi yang berlandaskan pertahanan
dan keamanan Negara dibidang ekonomi.
Masyarakat, swasta, pemerintah memiliki
motivasi masing-masing yang mengarah
pada pertahanan dan keamanan.
154 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
No Kriteria Keterangan
4 Prakiraan secara cermat mengenai Dampak penting bisa dikelola dengan
aspek biogenestik kimia, sosial, pendekatan teknologi, pendekatan sosial
ekonomi, budaya, tata ruang dan ekonomi dan pendekatan kelembagaan.
kesehatan masyarakat pada tahapan
pra konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasai usaha dan/atau
kegiatan.
5 Hasil evaluasi secara holistik terhadap Dampak penting negatif dan positif terjadi
seluruh dampak penting sebagai pada saat tahap pra kontruksi, kontruksi,
sebuah kesatuan yang saling terkait operasi dan pasca operasi. Dampak
dan saling mempengaruhi sehingga negatif bisa dikelola mengacu kepada
diketahui perimbangan dampak penting RKL dan juga SOP pengoperasian
yang bersifat positif dengan yang sehingga dampak positif dirasakan lebih
bersifat negatif. besar.
6 Kemampuan pemrakarsa dan/atau Pengelolaan yang dilakukan dapat
pihak terkait yang bertanggung jawab diimplementasikan karena sudah sesuai
dalam menanggulangi dampak penting dengan kemampuan pemrakarsa yaitu
negatif yang akan ditimbulkan dari dengan melakukan pendekatan teknologi
usaha dan/atau kegiatan yang sosial ekonomi dan kelembagaan.
direncanakan dengan pendekatan
teknologi, sesial dan kelembagaan.
7 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Hasil prakiraan dan evaluasi dampak
menggangu nilai-nilai sosial atau tidak menunjukkan adanya perubahan
pandangan masyarakat. nilai sosial.
8 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak Tidak ada entitas ekologi yang akan
akan mempengaruhi dan/atau terganggu. Secara teknis kegiatan ini
menggangu entitas ekologi yang berdampak kecil dan tidak memiliki nilai
merupakan : penting secara ekologis. Rencana
kegiatan memiliki nilai penting secara
Enititas dan/atau spesies kunci (key
species) ekonomi karena dapat membantu
Memiliki nilai penting secara ekologis perekonomian masyarakat sekitar,
(ecological importance) pemrakarsa dan pemerintah daerah.
Memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance)
Memiliki nilai penting ilmiah (scientific
importance)
No Kriteria Keterangan
10 Tidak dilampauinya daya dukung dan Daya dukung lingkungan untuk rencana
daya tampung lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan telah termasuk
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dalam perhitungan daya dukung untuk
dalam hal terdapat perhitungan daya kegiatan tidak akan melampaui daya
dukung dan daya tamping lingkungan dukung lingkungan yang sudah ada.
dimaksud.
Sumber : Tim ANDAL, 2014
Seperti terlihat pada diagram alir gambar bahwa kegiatan pengadaan lahan menimbulkan
dampak pada kepemilikan lahan dan persepsi masyarakat. Dampak pada kepemilikan lahan
adalah berupa pindahnya status dari tanah Negara menjadi tanah HGU perusahaan yang
jangka waktunya sesuai dengan SK Bupati. Dampak perubahan kepemilikan lahan adalah
dampak primer dari pengadaan lahan berupa kecil dan penting (K/P), perubahan kepemilikan
lahan akan berdampak pada persepsi masyarakat baik positif ataupun negatif. Namun,
persepsi masyarakat dapat juga sebagai dampak primer.
Dengan demikian, simpul pengolahan lingkungan yang tepat dan strategis adalah dengan
mengelola kegiatan pengadaan lahan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pengadaan Lahan
Kegiatan penerimaan tenaga kerja menimbulkan dampak primer pada kesempatan kerja, dan
menimbulkan dampak lanjutan (dampak sekunder) pada pendapatan masyarakat dan
selanjutnya berdampak tersier pada persepsi masyarakat. Simpul pengolaan lingkungan yang
strategis adalah dengan mengelola kegiatan penerimaan tenaga kerja artinya apabila
kegiatan pengolaan tenaga kerja dikelola maka akan terkelola baik kesempatan kerja,
pendapatan masyarakat, dan persepsi masyarakat (khusus dari aspek penerimaan tenaga
kerja).
Mobilisasi material menimbulkan dampak primer pada kebisingan, konsentrasi gas dan debu.
Peningkatan kebisingan, peningkatan gas dan debu akan berdampak lanjutan pada
kesehatan masyarakat dan selanjutanya pada persepsi masyarakat. Dengan demikian simpul
pengolahan yang strategis terhadap dampak lingkungan oleh kegiatan mobilisasi material
adalah pada kegiatan mobilsasi material tersebut, sehingga dampak primer, sekunder, dan
tersier akan terkelola secara otomatis.
Kegiatan pembukaan lahan akan menimbulkan dampak primer pada perubahan iklim mikro,
peningkatan aliran permukaan , serta peningkatan erosi dan sedimentasi. Perubahan iklim
mikro (peningkatan suhu udara) akan berdampak pada menurunya potensi air tanah akan
berdampak pada kesehatan masyarakat khususnya berkurangnya ketersediaan air bersih
untuk penduduk serta berdampak lanjutan pada persepsi masyarakat. Pembukaan lahan
akan menyebabkan pada peningkatan erosi dan sedimentasi yang akan berdampak pada
kualitas air permukaan dan kesuburan tanah (hanyutnya usur hara). Penurunan kualitas air
permukaan akan berdampak pada terganggu biota perairan dan akhirnya berdampak
kesehatan masyarakat selanjutnya pada persepsi masyarakat. Dampak dari kegiatan
pembukaan lahan juga berupa peningkatan aliran permukaan (run off) yang akan
menyebabkan banjir dan genangan pada daerah yang topografinya relatif datar sehingga
aliran gravitasi air terhambat. Peningkatan banjir dan genangan akan berdampak pada
penurunan kualitas air permukaan yang akan menganggu kehidupan bioata air, dan
menganggu kesehatan masyarakat dan berakhir pada persepsi negatif masyarakat. Dampak
banjir dan genangan menyebabkan penurunan kondisi sanitasi lingkungan yang akan
mempengaruhi pada kesehatan masyarakat serta pada persepsi negatif masyarakat.
Kegiatan pembukaan lahan juga berdampak pada mengurangi populasi kelapa di areal kebun,
dan selanjutanya menimbulkan dampak pada populasi fauna yang habitatnya adalah pohon
kelapa Sehingga simpul pengelolaan yang strategis dari kegiatan pembukaan lahan adalah
dengan melakukan pengolahan lahan antara lain dengan SOP/instruksi kerja pembukaan
lahan yang dibakukan oleh Dirjen Perkebunan, sehingga dijamin tidak akan
dilakukan pembukaan lahan dengan cara pembakaran/zero burning.
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana berdampak primer pada peningkatan debu
dan kebisingan, bertambahnya peluang berusaha, dan meningkatnya aksesibilitas, dan
dampak sekunder terhadap persepsi positif dan negatif pada masyarakat. Dengan demikian
simpul pengolahan yang strategis adalah pengolahan pada pembangunan sarana dan
prasarana sesuai dengan SOP perusahaan.
157 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
Kegiatan penataan areal kerja mencakup kegiatan penegasan kembali batas-batas kebun
sesuai dengan luasan dan tata letak lahan efektif kebun inti dan kebun plasma. Harus dijamin
bahwa pemilikan lahan kebun plasma bebas dari status sengketa dari petani lain. Penataan
lanjutannya adalah pemasangan patok batas blok kebun berupa patok. Kegiatan ini tidak
boleh dilakukan pada areal yang kepemilikan lahannya belum dikuasai agar tidak terjadi
konflik kepemilikan lahan. Cara pegelolaan simpul yang strategis penataan areal adalah
dengan menggunakan catatan-catatan pembebasan lahan, salinan-salinan perjanjian kerja,
dokumen-dokumen musyawarah dengan masyarakat.
Dari hasil telaah di atas perlu ditegaskan bahwa kualitas penanganan kegiatan (a) penerimaan
kerja, (b) mobilisasi material peralatan, (c) pembukaan lahan, (d) pembangunan sarana dan
prasarana, (e) penataan areal kerja/blocking area pada akhirnya akan mempengaruhi
persepsi masyarakat sekitar terhadap kegiatan konstruksi perkebunan yang dilaksanakan
oleh PT. Anugerah Bolmong Indah.
158 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
TAHAP KONSTRUKSI
PERSEPSI MASYARAKAT
Perlu dijelaskan bahwa PT. Anugerah Bolmong Indah tidak mengoperasikan pabrik
pengolahan sawit oleh karena itu kegiatan pengolahan tandan buah segar (TBS). Kegiatan
perekrutan tenaga kerja pada tahap operasi berdampak langsung pada persepsi masyarakat
tidak ada dampak sekunder dan ikutan lainya.
Kegiatan pembibitan tanaman menimbulkan dampak primer pada penurunan kualitas udara
dan penurunan kualitas air permukaan. Penurunan kualitas air permukaan akan menimbulkan
dampak lanjutan pada terganggunya kehidupan bioata perairan. Simpul pengolahan yang
strategis dari kegiatan pembibitan tanaman adalah sesuai dengan SOP.
Penurunan kualitas air permukaan pada kegiatan penanaman dan pemeliharaan TBM
terutama dari kegiatan pengendalian gulma, pemupukan, dan pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Penurunan kualitas air akan berdampak lanjutan pada gangguan bioata
perairan. Sehingga simpul pengelolaan yang strategis pada sumber dampak yaitu
penanaman dan pemeliharaan TBM sesuai dengan SOP.
pengelolaan yang strategis pada sumber dampak yaitu pemeliharaan TM sesuai dengan
SOP.
Kegiatan pemanenan menimbulkan dampak primer pada sanitasi lingkungan, karena adanya
tandan-tandan yang dibuang sembarangan yang akan mengganggu sanitasi lingkungan.
Simpul pengelolaan melakukan kegiatan pemanenan sesuai dengan SOP perkebunan kelapa
sawit.
Kegiatan mobilisasi hasil berdampak primer pada penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, dan kerusakan jalan. Dampak sekundernya adalah pada gangguan kesehatan
masyarakat. Sehingga simpul pengelolaan adalah dengan melakukan pengelolaan pada
sumbernya yaitu mobilsasi hasil sesuai dengan SOP.
Tahap Operasi
Perekrut Pembibitan Penanaman & Pemeliharaa Pemanenan Pengolahan Mobilisasi Pengoperasi Pengelolaan kebun
an TK Tanaman Pemeliharaan n TM TBS hasil an IPAL plasma & Comdev
an TBM
Persepsi
Masyara
Kesempatan
kat Kualitas
Erosi kerja
udara
Tanah Kebising
an
Kebising Pendapatan
Kualitas Kualitas air an perkapital
Sanitasi
Udara permukaan
Kualitas
air
Biota Aksesibilitas
perairan
Kualitas Pendidikan
Kualitas air air
permukaan
Kamtibmas
Pasca Operasi
Kepemilikan lahan
Kesempatan Kerja
Peluang berusaha
Pendapatan
rumah tangga
Kamtibmas
Persepsi
Masyarakat
Opsi 1 : secara hayati yaitu dengan menggunakan musuh alami atau predator. Beberapa
contoh musuh alami tersebut yaitu ulat, kumbang, tikus, dan babi hutan. Contoh ganguan
166 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet
PT. Anugerah Bolmong Indah
hama yaitu hama tikus dikendalikan dengan memelihara ular atau burung hantu . selain itu
juga dengan cara memasukan serangga yang bermanfaat untuk membunuh kelapa sawit.
Opsi 2 : secara mekanis yaitu hama babi dikendalikan dengan cara diburu melalui
organisasi PBB (Persatuan Buruh Babi), membuat jebakan (lubang perangkap, jaring).
Opsi 3 : alternatif terakhir yaitu menggunakan pestisida namun harus sesuai dengan
SOP, sesuai saran komisi pestisida nasional.
Opsi 1 : secara hayati yaitu dengan menanam tanaman penutup tanah, misalnya
clotalariayang tumbuh merambat dan cepat sehingga menghambat pertumbuhan
gulma, lebih ekonomis dan tidak merusak lingkungan.
Opsi 2 : secara mekanis yaitu melakukan pemotongan rumput atau gulma dengan
mesin pemotong rumput atau parang/sabit.
Opsi 3 : alternatif terakhir yaitu penggunaan pupuk buatan 100% dan mengacu pada
SOP pemupukan (baik jenis, kuantitas, dan waktu)
Pemantauan dilakukan baik pada dampak primer dan sekunder, serta harus dilakukan secara
rutin sesuai dengan karakteristik. Pemantauan lingkungan harus sesuai lokasi, waktu dan
frekuensi, dan instrument yang secara rinci disajikan pada RPL.
(i) Evaluasi kecenderungan kualitas lingkungan, mulai dari lingkungan awal pada tahap
pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.
(ii) Evaluasi tingkat kiritis, apabila dilakukan pemantauan secara teratur maka dengan
cepat dapat diketahui jika ada hal yang kritis terjadi dalam realisasi kegiatan
perkebunan.
(iii) Evaluasi penaatan.
pendapatan masyarakat. Selain itu, pemenuhan kewajiban perusahaan untuk membayar PBB
dan pajak-pajak lainya akan meningkatkan Pajak Asli Daerah (PAD).
Sementara komponen lingkungan fisik alami, hayati, sosal, dan kesehatan masyrakat pada
dasarnya dapat dimitigasi oleh PT. Anugerah Bolmong Indah melalui pendekatan pengelolaan
lingkungan meliputi pendekatan teknologi, sosial-ekonomi maupun institusional. Berdasarkan
telaahan terhadap dampak penting tersebut di atas, baik positif maupun negatif, maka
rencana Pengembangan Perkebunankelapa sawit dan karet PT Anugerah Bolmong Indah
memenuhi kelayakan lingkungan yang dipersyaratkan.