Disusun Oleh:
(16030204038)
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan buah apel.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang potongan jaringan buah apel.
3. Menghitung nilai potensial air jaringan buah apel.
C. Hipotesis
1. Konsentrasi larutan sukrosa mempengaruhi perubahan panjang potongan jaringan
buah apel.
2. Sukrosa dengan konsentrasi tinggi tidak menyebabkan perubahan panjang potongan
jaringan buah apel.
D. Kajian Pustaka
Buah apel merupakan buah yang memiliki daging buah yang tebal. Daging buah
tersebut terbentuk dari lapisan mesokarp yang mengalami penebalan. Sebagian besar
kandungan dari daging buah apel merupakan air. Apel memiliki kadar gula yang cukup
tinggi, oleh sebab itu rasa buahnya manis. Bahkan, dalam satu buah apel kandungan
gulanya setara dengan empat sendok teh gula pasir dan bila dikonsumsi secara berlebihan
akan dapat merusak struktur gigi.
Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif.
Proses osmosis merupakan proses difusi yang sifatnya khusus, yang menunjukkan adanya
perpindahan air melalui selaput membrane yang bersifat permeable selektif
( permeabel deferensial). Terjadinya proses omosis sangat ditentukan oleh adanya
perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA).
Potensial air adalah jumlah air yang terkandung dalam suatu sel atau jaringan
tumbuhan. Suatu sel atau jaringan dikatakan memiliki potensial air tinggi jika memiliki
kadar air tinggi. Untuk mengetahui arah dan pergerakan air di dalam jaringan tumbuhan,
harus diketahui terlebih dahulu potensial-potensial air pada tiap sel. Air akan bergerak
dari tempat berpotensial tinggi ke tempat berpotensial lebih rendah hingga terjadi
keseimbangan diantara keduanya. Sel yang mendapatkan tambahan air akan naik
turgiditasnya, dan tekanan turgornya menjadi besar pula. Dengan demikian, maka
potensial air dalam sel juga akan naik. Jika tanaman mengalami kehilangan air cukup
tinggi, maka potensial sel dan jaringan akan turun dan memungkinkan tumbuhan
mengalami defisit air.
Didalam proses osmosis, disamping komponen potensial air, komponen lain yang
penting adalah potensial osmotik dan potensial tekanan, yang pada tumbuhan timbul
dalam bentuk tekanan turgor. Hubungan antara nilai potensial air (PA), potensial osmotik
(P") dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut:
PA=PO + PT
Potensial osmotic berbanding lurus dengan potensial air. Untuk mengetahui nilai
potensial osmotik cairan sel salah satunya dapat dilakukan menggunakan rumus tekanan
osmotic berikut:
TO sel = 22,4 . M . T
273
Dengan :
TO = Tekanan Osmotik
M = Konsentrsi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273+t° C)
Jika tekanan sel bernilai positif, mak nilai potensial osmotic bernilai negatif.
E. Variabel Penelitian
Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa.
Variabel Kontrol : Panjang potongan buah apel dan waktu perendaman.
Variabel Respon : Perubahan panjang potongan buah apel.
H. Rancangan Percobaan
1. Mengukur. Setiap cup diisi satu macam konsentrasi larutan sebanyak 25ml mulai
dari 0 M ; 0,2 M ; 0, 4 M ; 0,6 M ; 0,8 M; hingga 1 M dan diberi label.
2. Mengebor dan memotong. Buah apel dibor menggunakan alat pengebor gabus
lalu dipotong dengan pisau dengan ukuran 2cm setiap potongannya.
3. Merendam. Potongan buah tersebut direndam kedalam larutan sukrosa masing-
masing 4 potongan dengan waktu 1,5 jam.
4. Mengamati dan mengukur. Potongan yang telah direndam diangkat dan diukur
perubahan panjangnya dengan penggaris.
5. Menghitung. Hitung nilai rata-rata perubahan panjang potongan buah apel untuk
setiap konsentrasi larutan.
I. Langkah Kerja
Larutan sukrosa
Buah apel
0 2 2,3 0,2
2,1
2,3
2,1
Rata-rata= 1,2
0,2 2 2,1 0,15
2,2
2,1
2,2
Rata-rata= 2,15
0,4 2 2,1 0,075
2,05
2,05
2,1
Rata-rata= 2,075
0,6 2 2,05 0,05
2,05
2,05
2,05
Rata-rata= 2,05
0,8 2 2,05 0,0375
2,05
2,05
2
Rata-rata= 2,0375
1 2 2 0
2
2
2
Rata-rata= 2
0.2
0.15
0.05
0
0 M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1 M
PO = -TO
= - 22,4 . M . T
273
= - 22,4 . 1 . (273+25)
273
= - 22,4 . 298
273
= - 24,451
PA = PO
PA = -24,451
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, konsentrasi 0M memiliki rata-rata panjang
2,2 cm dengan selisih panjang 0,2cm; konsentrasi 0,2M rata-rata panjang 2,15cm dengan
selisih 0,15cm; konsentrasi 0,4M rata-rata panjang 2,075cm dengan selisih 0,075cm;
konsentrasi 0,6M rata-rata panjang 2,05cm dengan selisih 0,05cm; konsentrasi 0,8M rata-
rata panjang 2,0375cm dengan selisih 0,0375cm; dan konsentrasi 1M memiliki rata-rata
panjang 2 dengan selisih 0cm. Semakin besar konsentrasinya, semakin tidak ada
perubahan panjang pada potongan buah apel. Dilihat dari grafiknya, semakin tinggi
konsentrasinya maka semakin kecil selisih panjangnya atau semakin kecil konsentrasinya
maka semakin besar selisih panjangnya. Perhitungan nilai Potensial Air (PA)
menghasilkan nilai -24,451 yang dihasilkan dari konsentrasi 1M.
Diskusi :
1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukroa yang tidak menyebabkan
pertambahan panjang potongan silinder buah apel dalam menentukan nilai potensial
air?
2. Mengapa nilai potensial air sel buah apel yang tidak berubah panjangnya sama
dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang pada buah apel tersebut?
Jawab :
1. Karena untuk mencari nilai potensial air harus diketahui konsentrasi yang sama antara
larutan sukrosa dengan jaringan buah apel. Pada konsentrasi 1M, memiliki selisih
panjang 0cm. Pada konsentrasi tersebut dianggap sama konsentrasinya dengan cairan
yang ada pada buah apel.
2. Karena pada potongan buah apel tersebut tidak terjadi perubahan panjang. Artinya,
pada potongan buah apel tersebut tidak terjadi difusi atau osmosis karena konsentrasi
yang sama antara larutan sukrosa dengan cairan yang ada pada buah apel tersebut,
sehingga tidak ada pergerakan air atau molekul lain yang bergerak dari luar kedalam
ataupun sebaliknya. Pada kondisi tersebut merupakan kondisi yang isotonic, yaitu
potensial air yang ada diluar sel dan didalam sel adalah sama. Nilai potensial air
berbanding lurus dengan nilai potensial osmotic.
M. Kesimpulan
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, konsentrasi larutan sukrosa dapat
mempengaruhi perubahan panjang potongan jaringan buah apel. Semakin tinggi
konsentrasinya, maka semakin kecil perubahan panjangnya, dan semakin kecil
konsentrasinya, maka semakin besar perubahan panjangnya. Konsentrasi larutan sukrosa
1M tidak menyebabkan perubahan panjang pada potongan jaringan buah apel sehingga
menghasilkan nilai potensial air sebesar -24,451.
N. Daftar Pustaka
Dwidjoseputo. 1990. Pengatar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Yuni Sri. 2018. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa