Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM DIFUSI DAN OSMOSIS

Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan pada Buah Apel (Malus


Domestica)

Disusun Oleh:

Siska Nita Kusuma Ningrum

(16030204038)

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prodi S1 Pendidikan Biologi
2018
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan buah apel?
2. Bagaimana konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang
potongan jaringan buah apel?
3. Bagaimana menghitung nilai potensial air jaringan buah apel?

B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan buah apel.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang potongan jaringan buah apel.
3. Menghitung nilai potensial air jaringan buah apel.

C. Hipotesis
1. Konsentrasi larutan sukrosa mempengaruhi perubahan panjang potongan jaringan
buah apel.
2. Sukrosa dengan konsentrasi tinggi tidak menyebabkan perubahan panjang potongan
jaringan buah apel.

D. Kajian Pustaka
Buah apel merupakan buah yang memiliki daging buah yang tebal. Daging buah
tersebut terbentuk dari lapisan mesokarp yang mengalami penebalan. Sebagian besar
kandungan dari daging buah apel merupakan air. Apel memiliki kadar gula yang cukup
tinggi, oleh sebab itu rasa buahnya manis. Bahkan, dalam satu buah apel kandungan
gulanya setara dengan empat sendok teh gula pasir dan bila dikonsumsi secara berlebihan
akan dapat merusak struktur gigi.

Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif.
Proses osmosis merupakan proses difusi yang sifatnya khusus, yang menunjukkan adanya
perpindahan air melalui selaput membrane yang bersifat permeable selektif
( permeabel deferensial). Terjadinya proses omosis sangat ditentukan oleh adanya
perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA).

Potensial air adalah jumlah air yang terkandung dalam suatu sel atau jaringan
tumbuhan. Suatu sel atau jaringan dikatakan memiliki potensial air tinggi jika memiliki
kadar air tinggi. Untuk mengetahui arah dan pergerakan air di dalam jaringan tumbuhan,
harus diketahui terlebih dahulu potensial-potensial air pada tiap sel. Air akan bergerak
dari tempat berpotensial tinggi ke tempat berpotensial lebih rendah hingga terjadi
keseimbangan diantara keduanya. Sel yang mendapatkan tambahan air akan naik
turgiditasnya, dan tekanan turgornya menjadi besar pula. Dengan demikian, maka
potensial air dalam sel juga akan naik. Jika tanaman mengalami kehilangan air cukup
tinggi, maka potensial sel dan jaringan akan turun dan memungkinkan tumbuhan
mengalami defisit air.

Adanya perbedaan potensial air mengakibatkan terjadinya transport cairan


sekaligus transport materi terlarut. Hal ini penting dalam proses penyerapan unsur hara
terlarut sebagai bahan utama pembentukan energi di dalam tubuh tumbuhan. Selain itu
perbedaan potensial juga berguna dalam proses penyebaran zat-zat hasil fotosintesis dan
metabolisme ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Didalam proses osmosis, disamping komponen potensial air, komponen lain yang
penting adalah potensial osmotik dan potensial tekanan, yang pada tumbuhan timbul
dalam bentuk tekanan turgor. Hubungan antara nilai potensial air (PA), potensial osmotik
(P") dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut:

PA=PO + PT

Potensial osmotic berbanding lurus dengan potensial air. Untuk mengetahui nilai
potensial osmotik cairan sel salah satunya dapat dilakukan menggunakan rumus tekanan
osmotic berikut:

TO sel = 22,4 . M . T
273
Dengan :
TO = Tekanan Osmotik
M = Konsentrsi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273+t° C)
Jika tekanan sel bernilai positif, mak nilai potensial osmotic bernilai negatif.

E. Variabel Penelitian
 Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa.
 Variabel Kontrol : Panjang potongan buah apel dan waktu perendaman.
 Variabel Respon : Perubahan panjang potongan buah apel.

F. Definisi Operasional Variabel


 Variabel Manipulasi : Variabel manipulasi yang digunakan pada praktikum ini
ialah konsentrasi larutan sukrosa yang berbeda-beda, yakni: 0 M ; 0,2 M ; 0, 4 M ;
0,6 M ; 0,8 M; dan 1 M. Konsentrasi dibuat berbeda-beda gara mengetahui
konsnetrasi mana yang sama dengan konsentrasi cairan pada buah apel.
 Variabel Kontrol : Variabel kontrol yang digunakan pada praktikum ini yakni
panjang potongan buah apel yang sama-sama sebesar 2cm dan waktu perendaman
yang sama selama 1,5 jam.
 Variabel Respon : Variabel respon pada praktikum ini yakni perubahan
panjang potongan buah apel.

G. Alat dan Bahan


1. Buah apel
2. Larutan sukrosa dengan molaritas 0 M ; 0,2 M ; 0, 4 M ; 0,6 M ; 0,8 M; dan 1 M.
3. cup dan tutup cup 6 buah
4. pisau/silet
5. Alat pengebor gabus
6. Penggaris
7. Gelas ukur

H. Rancangan Percobaan
1. Mengukur. Setiap cup diisi satu macam konsentrasi larutan sebanyak 25ml mulai
dari 0 M ; 0,2 M ; 0, 4 M ; 0,6 M ; 0,8 M; hingga 1 M dan diberi label.
2. Mengebor dan memotong. Buah apel dibor menggunakan alat pengebor gabus
lalu dipotong dengan pisau dengan ukuran 2cm setiap potongannya.
3. Merendam. Potongan buah tersebut direndam kedalam larutan sukrosa masing-
masing 4 potongan dengan waktu 1,5 jam.
4. Mengamati dan mengukur. Potongan yang telah direndam diangkat dan diukur
perubahan panjangnya dengan penggaris.
5. Menghitung. Hitung nilai rata-rata perubahan panjang potongan buah apel untuk
setiap konsentrasi larutan.

I. Langkah Kerja

Larutan sukrosa

dimasukkan kedalam 6 cup, masing-masing cup 25 ml dengan


konsentrasi yang berbeda-beda.

Buah apel

di bor menggunakan alat pengebor gabus

dipotong dengan pisau/silet masing-masing 2cm

dimasukkan kedalam cup berisi larutan, masing-masing cup 4


potongan buah
direndam selama 1,5 jam

diambil lalu di uku perubahan panjangnya

dihidung potensial airnya

J. Rancangan Tabel Pengamatan

Tabel hasil pengamatan.


Konsentrasi (M) Panjang awal (cm) Panjang akhir Selisih panjang
(cm) X2-X1 (cm)

0 2 2,3 0,2
2,1
2,3
2,1
Rata-rata= 1,2
0,2 2 2,1 0,15
2,2
2,1
2,2
Rata-rata= 2,15
0,4 2 2,1 0,075
2,05
2,05
2,1
Rata-rata= 2,075
0,6 2 2,05 0,05
2,05
2,05
2,05
Rata-rata= 2,05
0,8 2 2,05 0,0375
2,05
2,05
2
Rata-rata= 2,0375
1 2 2 0
2
2
2
Rata-rata= 2

Grafik selisih panjang potongan jaringan buah apel.

Selisih panjang (cm)


0.25

0.2

0.15

0.1 Selisih panjang (cm)

0.05

0
0 M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1 M

Potensial air (PA)


PA= PO + PT
PT = 0
PO = -TO
PA = PO

PO = -TO

= - 22,4 . M . T
273
= - 22,4 . 1 . (273+25)
273
= - 22,4 . 298
273
= - 24,451
PA = PO
PA = -24,451
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, konsentrasi 0M memiliki rata-rata panjang
2,2 cm dengan selisih panjang 0,2cm; konsentrasi 0,2M rata-rata panjang 2,15cm dengan
selisih 0,15cm; konsentrasi 0,4M rata-rata panjang 2,075cm dengan selisih 0,075cm;
konsentrasi 0,6M rata-rata panjang 2,05cm dengan selisih 0,05cm; konsentrasi 0,8M rata-
rata panjang 2,0375cm dengan selisih 0,0375cm; dan konsentrasi 1M memiliki rata-rata
panjang 2 dengan selisih 0cm. Semakin besar konsentrasinya, semakin tidak ada
perubahan panjang pada potongan buah apel. Dilihat dari grafiknya, semakin tinggi
konsentrasinya maka semakin kecil selisih panjangnya atau semakin kecil konsentrasinya
maka semakin besar selisih panjangnya. Perhitungan nilai Potensial Air (PA)
menghasilkan nilai -24,451 yang dihasilkan dari konsentrasi 1M.

Diskusi :

1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukroa yang tidak menyebabkan
pertambahan panjang potongan silinder buah apel dalam menentukan nilai potensial
air?
2. Mengapa nilai potensial air sel buah apel yang tidak berubah panjangnya sama
dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang pada buah apel tersebut?

Jawab :

1. Karena untuk mencari nilai potensial air harus diketahui konsentrasi yang sama antara
larutan sukrosa dengan jaringan buah apel. Pada konsentrasi 1M, memiliki selisih
panjang 0cm. Pada konsentrasi tersebut dianggap sama konsentrasinya dengan cairan
yang ada pada buah apel.

2. Karena pada potongan buah apel tersebut tidak terjadi perubahan panjang. Artinya,
pada potongan buah apel tersebut tidak terjadi difusi atau osmosis karena konsentrasi
yang sama antara larutan sukrosa dengan cairan yang ada pada buah apel tersebut,
sehingga tidak ada pergerakan air atau molekul lain yang bergerak dari luar kedalam
ataupun sebaliknya. Pada kondisi tersebut merupakan kondisi yang isotonic, yaitu
potensial air yang ada diluar sel dan didalam sel adalah sama. Nilai potensial air
berbanding lurus dengan nilai potensial osmotic.

L. Hasil Analisis Data


Berdasarakan hasil data yang diperoleh, konsentrasi larutan sukrosa
mempengaruhi perubahan panjang potongan jaringan buah apel. Pada konsentrasi rendah,
perubahan yang terjadi lebih banyak disbanding dengan konsentrasi tinggi. Pada
konsentrasi 0M mengahsilkan selisih panjang 0,2cm sedangkan pada konsentrasi 1M
tidak ada selisih panjang atau tidak mengalami perubahan panjang. Hal ini dikarenakan,
buah apel memiliki kadar gula yang cukup tinggi sehingga konsentrasinya sama dengan
konsentrasi larutan sukrosa 1M. Pada kondisi tersebut merupakan kondisi yang isotonic,
yaitu potensial air yang ada diluar sel dan didalam sel adalah sama. Pada konsnetrasi
tersebut, tidak ada pergerakan molekul yang berpindah dari luar sel menuju ke dalam sel
ataupun sebaliknya, sehingga tidak terjadi perubahan panjang. Hal ini menunjukkan,
pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap buah apel yakni semakin tinggi
konsentrasi larutan sukrosa maka semakin kecil juga perubahan panjangnya atau semakin
rendah konsentrasi larutan sukrosa maka semakin besar perubahan panjangnya. Nilai
potensial air sebesar -24,451 yang didapat dari konsentrasi larutan 1M, karena pada
konsentrasi tersebut dianggap sama dengan konsentrasinya dengan cairan yang ada pada
buah apel. Besar potensial air sama dengan besar potensial osmotic. Potensial osmotic
merupakan kebalikan dari nilai tekanan osmotic. Jika nilai tekanan osmotic positif, maka
nilai potensial osmotiknya negative.

M. Kesimpulan
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, konsentrasi larutan sukrosa dapat
mempengaruhi perubahan panjang potongan jaringan buah apel. Semakin tinggi
konsentrasinya, maka semakin kecil perubahan panjangnya, dan semakin kecil
konsentrasinya, maka semakin besar perubahan panjangnya. Konsentrasi larutan sukrosa
1M tidak menyebabkan perubahan panjang pada potongan jaringan buah apel sehingga
menghasilkan nilai potensial air sebesar -24,451.

N. Daftar Pustaka
Dwidjoseputo. 1990. Pengatar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rahayu, Yuni Sri. 2018. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa

Sasmita, Drajat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai