Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan inti
materi praktikum “Cara Menentukan DTD Sel”. Penyelesaian laporan adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Mikrobiologi.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

tumbuhan, yang menyerap air dan zat hara yang diperlukan dari lingkungan melalui
proses difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa tersebut dapat berlangsung dengan
baik jika terdapat perbedaan tekanan potensial air yang sangat besar antara larutan di luar
sel tumbuhan dengan larutan di dalam sel tumbuhan tersebut.Tumbuhan mempunyai
membran plasma yang jika dimasukkan dalam larutan dengan konsentrasi tinggi akan
mengalami plasmolisis, yaitu tearlepasnya membran plasma dari dinding sel akibat
tekanan osmotik. Pada praktikum kali ini kita akan menghitung tekanan osmosis cairan
sel pada tanaman dengan metode plasmolisa. difusi adalah peristiwa mengalirnya atau
berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah.

Maksud dan Tujuan


Untuk mengetahui difusi yang terjadi dalam tubuh tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar (Agrica 2009). Sedangkan menurut Indradewa
(2009) Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke
tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi
keseimbangan dinamis.

Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas
berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih
lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya
dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan
contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O 2
sehingga konsentrasi O2meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi
O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO 2 di dalam jaringan
menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui
stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di
alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat dibanding dengan proses difusi
(Agrica, 2009).

Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica, 2009).

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang
permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi
rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting
sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis ( Salisbury,1995).

Membran sering dikatakan bersifat semi permeabel, yang artinya molekul air dapat
menembus membrane tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak
dapat menembus membran tersebut. Pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan pula
ikut ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalam dan bergerak menembus membrane
(Lakitan. B, 1993).

Fungsi membran pada dasarnya mengatur lalu lintas molekul air dan ion atau senyawa
yang terlarut dalam air untuk keluar masuk sel atau organel-organel sel. Walaupun membrane
bersifat semi fermeabel tetap saja molekul-molekul air leluasa untuk menembus membran di
banding dengan ion-ion atau senyawa lain.Membran sel merupakan pembatas antara bagian
dalam sel dengan lingkungan luarnya. Fungsinya antara lain melindungi isi sel, pengatur
keluar-masuknya molekul-molekul, dan juga reseptor rangsangan dari luar (Lakitan. B, 1993)

Menurut (Lakitan. B, 1993) Ada 4 teori yang menyatakan air lebih mudah menembus
membran dibanding dengan ion atau senyawa lainnya.
1. Membran tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan molekul air di banding
senyawa lain sehingga air lebih mudah menembus membran.
2. Adanya gelembung udara yang mengisi celah-celah membrane sehingga air akan lebih
mudah menembus membran.
3. Terdapatnya pori-pori yang sangat kecil yang hanya dapat dilalui oleh molekul air.
4. Air bergerak lebih cepat karena pergerakan menembus membran tersebut disebabkan oleh
difusi yang cepat pada bidang temu, antara air dalam pori membrane dengan cairan
sitoplasma, karena adanya perbedaan potensial air yang besar antara cairan sitoplasma
dengan air yang ada dalam pori membran.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Bahan dan Alat

Larutan sukrose dengan konsentrasi 0.2, 0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5, 0.55, 0.6 M, aquades,
kentang, gelas piala, gelas ukur, petridis, pinset, timbangan, cup plastik dan pisau.

Cara Kerja

1. Mengisi cup plastik masing-masing dengan 20 ml larutan sukrose sesuai dengan


konsentrasi
2. Membuat silinder kentang dengan diameter 1 cm, panjang 4 cm dan masukkan dalam
gelas piala tertutup
3. Mengiris kecil-kecil kentang tersebut dan cuci dengan cepat, hilangkan air yang
menempel, timbang, masukan dalam larutan sesuai konsentrasi dan tutup rapat
4. Membuat kontrolnya dengan aquades
5. Setelah 2 jam irisan kentang tersebut diambil, hilangkan larutan yang menempel
kemudian timbang
6. Catat data yang diperoleh, hitung DTD / T0 larutannya dan masukkan dalam tabel
DTD adalah sama dengan TO larutan sukrose yang tidak menyebabkan peruhahan berat pada
lempengan kentang tadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

TO Larutan = 22,4 x M x T / 273


M = kadar larutan
T = suhu absolut (273 + 27o)

Kadar L
arutan Berat Irisan berat setelah perubahan TO
No Sukrose Mula-mula direndam berat Larutan
1 0,2 2,81 2,71 0,10 4,92
2 0,25 2,91 2,75 0,16 6,15
3 0,3 2,58 2,32 0,26 7,38
4 0,35 2,8 2,29 0,51 8,62
5 0,4 2,65 2,1 0,55 9,85
6 0,45 2,74 2,28 0,46 11,08
7 0,5 2,61 2,05 0,56 12,31
8 0,55 2,67 1,9 0,77 13,54
9 0,6 2,81 2,1 0,71 14,77
10 Aquadest 2,59 3,03 -0,44 -

PEMBAHASAN

Irisan Kentang yang direndam dengan larutan sukrose 0,2; 0,25; 0,3 ; 0,35; 0,4; 0,45;
0,5; 0,55; dan 0,6 mengalami pengurangan berat. Sehingga selisih antara berat mula-mula dan
setelah direndam memiliki selisih. Selisih perubahan berat, menurut tabel diatas dari kadar
sukrosa 0,2 = 0,10 g; 0,25= 0,16 g; 0,3 = 0,26 g ; 0,35 = 0,51 g; 0,4 = 0,55 ; 0,45 = 0,46 g ;
0,5 = 0,56 g ; 0,55 = 0,77 g ; dan 0,6 = 0,71. Dari hasi ini, dari kadar sukrose 0,2 sampai 0,4
mengalami peningkatan, sedangkan pada kadar 0,45 mengalami penurunan setelah itu
mengalami peningkatan sampai kadar 0,6. Sedangkan untuk Teanan Osmosis larutan semakin
tinggi kadarnya, TO larutan semakin tinggi pula. Dapat dilihat dari hasil sebagai berikut :
sukrosa dengan kadar 0,2= 4,92 ; kadar 0,25 = 6,15; kadar 0,3 = 7,38 ; kadar 0,35 = 8,62
;kadar 0,4 = 9,85 ; kadar 0,45 = 11,08; kadar 0,5 = 12,31; kadar 0,55 = 13,54; dan kadar 0,6 =
14,77. Sedangkan pada kontrol / aquades tidak memiliki tekanan osmosis.
BAB V
KESIMPULAN

Dari Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Irisan kentang mengalami Defisit Tekanan Difusi sehingga mengalami penurunan
berat ketika direndam dengan larutan sukrose
2. Irisan mengalami peningkatan berat ketika direndam dengan aquadest
3. Semakin tinggi kadar sukrose, TO larutan semakin tinggi pula
4. Difusi
DAFTAR PUSTAKA

Agrica, Houlerr. 2009.BIOLOGI. Jakarta : PT Erlangga.

Lakitan, Benyamin. 1993.Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB:Bandung.

Indradewa. 2009.Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung : ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai