Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI METODE VOLUMETRIS UNTUK MENGHITUNG JUMLAH

CADANGAN COAL BED METHANE PADA LAPANGAN “MUTIARA”

LAPORAN PENELITIAN

Oleh :

Ashar Alfiansyah
1101037

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Aplikasi Metode
Volumetris Untuk Menghitung Jumlah Cadangan Coal Bed Methane Pada
Lapangan Mutiara”
Dengan tersususnnya proposal penelitian, saya mengucapkan terima
rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya
proposal penelitian ini.
Saya menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna seperti
yang diharapkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan
kritik yang konstruktif demi kesempurnaan laporan ini.

Balikpapan, 27 Mei 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 1

BAB II KERANGKA TEORI ............................................................... 1

BAB III METODOLOGI........................................................................ 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Coal Bed Methane (CBM) pada beberapa tahun terakhir ini menjadi
salah satu kandidat alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar fosil,
dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan
produksi dan belum di temukan atau belum dimulai eksploitasi lapangan gas
baru.
Gas alam yang berasal dari batubara telah diketahui pada
penambangan batubara dan merupakan ancaman keselamatan bagi pekerja
tambang dan karena beracun dan mematikan. Pada proses pemboran sumur-
sumur migas yang melewati lapisan batubara sering terjadi kick yang
mengindikasikan adanya intrusi gas ke lubang sumur atau loss circulation
yang mengindikasikan adanya rekahan. Hal ini mengindikasikan bahwa
lapisan batubara merupakan suatu reservoir.
Setelah mengetahui bahwa lapisan batubara ternyata merupakan
suatu reservoir, selanjutnya perlu dihitung seberapa banyak cadangan yang
tersedia. Jika lapangan tersebut belum pernah difungsikan untuk produksi
Coal Bed Methene, maka metode perhitungan jumlah cadangan yang
digunakan adalah metode volumetric.
Dengan mengetahui jumlah cadangannya, kita dapat mengetahui
potensi produksi dari lapangan tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana cara menghitung jumlah cadangan Coal Bed Methane
sehingga kita dapat mengetahui potensi produksi dari lapangan tersebut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah cadangan
Coal Bed Methane pada lapangan Mutiara dan mengetahui potensi
produksi dari lapangan tersebut.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penilitian ini adalah dapat mengetahui cara
perhitungan cadangan untuk Coal Bed Methane dan dapat mengetahui
potensi produksi dari lapangan tersebut.
BAB II
KERANGKA TEORI

Batubara merupakan batuan sedimen nonklastik yang terdiri dari lebih


dari 50% berat dan 70% volume material organik yang terdiri dari karbon,
hidrogen dan oksigen. Batuan sedimen nonklastik merupakan batuan sedimen
yang terbentuk oleh proses kimia, biologi atau biokimia pada permukaan bumi
tanpa mengalami proses erosi dan pengendapan seperti batuan sedimen klastik
dan selanjutnya mengalami proses penguburan, pengompakan dan diteruskan
dengan coalifikasi.
Coalifikasi merupakan proses transformasi material organik menjadi
bentuk material organik yang lain yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
Dari tumpukan material organik kemudian mengalami transformasi menjadi peat,
lignite, sub-bituminious, bituminious, antrachite dan graphite, yang umumnya
disebut tingkatan/rank batubara. Coalifikasi juga menghasilkan produk samping
berupa air dan gas.
Dari proses coalifikasi ini dapat diketahui bahwa semua batubara
mengandung gas seperti ditunjukkan pada Gambar 1 yang menyatakan hubungan
volume pembentukan gas sebagai fungsi dari rank batubara. Gambar 1 juga
menunjukkan bahwa rank bituminious mempunyai volume pembentukan gas yang
paling tinggi. Rank peat tidak dimasukkan dalam hubungan ini karena penguburan
dan terbentuknya peat masih dekat dengan permukaan, sehingga gas yang
dihasilkan langsung terbebaskan.
Gambar 1. Hubungan volume gas yang terbentuk sebagai fungsi rank batubara

Coal Bed Methane merupakan gas yang dihasilkan dan tersimpan pada
lapisan batubara, meskipun istilah metana sering digunakan oleh industri yang
pada kenyataannya merupakan campuran gas C1, C2, C3 dan gas pengotor seperti
1)
N2 dan CO2 . Bedanya dengan Coal Mine Methane, gas pada batubara ini
merupakan ancaman bahaya pada penambangan batubara. Oleh karena itu pada
penambangan batubara dibuat saluran ventilasi gas untuk membuang gas tersebut.
Meskipun merupakan produk samping pada coalifikasi namun dari sudut pandang
dunia perminyakan, gas inilah yang menjadi target utama diproduksikannya gas
dari reservoir CBM.
Lapisan batubara yang disebut reservoir CBM merupakan lapisan batubara
yang berada >500 m dibawah permukaan dan diproduksikan fluida reservoirnya
dengan membuat suatu sumur. Untuk lapisan batubara <500 m dibawah
permukaan, merupakan potensi untuk dikembangkan penambangan terbuka yang
diambil batubaranya langsung.
Terbentuk dan terakumulasinya minyak dan gas dibawah permukaan harus
memenuhi beberapa syarat yang merupakan unsur-unsur petroleum system yaitu
adanya batuan sumber (source rock), migrasi hidrokarbon sebagai fungsi jarak dan
waktu, batuan reservoir, perangkap reservoir dan batuan penutup (seal).
Petroleum system pada reservoir CBM sama dengan reservoir migas konvensional
namun karena lapisan batubara merupakan batuan sumber sekaligus sebagai
reservoir, sehingga tidak memerlukan migrasi serta perangkap reservoir.

Komponen reservoir migas konvensional yaitu:


 Batuan reservoir sebagai wadah yang diisi oleh minyak dan atau gas bumi.
Batuan reservoir merupakan batuan berpori dan permeabel.
 Isi dari reservoir yang terdiri atas minyak, gas dan air konat.
 Perangkap (trap) reservoir, merupakan suatu komponen pembentuk
reservoir dimana minyak dan gas bumi terjebak.
 Batuan penutup (seal) reservoir yang impermeabel untuk mencegah
hidrokarbon lolos kepermukaan.
 Kondisi reservoir yang direpresentasikan sebagai tekanan dan suhu
reservoir yang bersangkutan.

Komponen reservoir CBM terdiri atas batuan reservoir, isi dari reservoir
yang terdiri atas komponen utama yaitu gas alam sedangkan air sebagai
komponen ikutan, batuan penutup (seal) reservoir dan kondisi reservoir. Reservoir
CBM mempunyai porositas ganda. Gas tersimpan dalam dua kondisi, yaitu
mayoritas tersimpan pada kondisi terserap di pori mikro dan kondisi bebas pada
pori makro yang merupakan rekahan dan disebut sebagai cleat. Cleat terdiri atas
face cleat yang merupakan jalur rekahan bersifat menerus sepanjang pelapisan
dan butt cleat yang merupakan jalur rekahan bersifat tidak menerus. Uniknya,
face cleat dan butt cleat saling tegak lurus.
Untuk menghitung cadangan coal bed methane metode yang digunakan
metode volumetrics untuk perhitungan original gas in place (OGIP). Metode ini
digunakan untuk jenis lapangang reservoir yang belum pernah diproduksikan.
Persamaan perhitungan gas dengan metode volumetrics sebagai berikut :
OGIP = (Ga + Gf)
Ga = 1358,9 .A.h.c.Gc
Gf = 43560.A.h.c(1-Sw)/Bgi
Dimana :
Ga = gas yang tersimpan dalam matriks batubara dalam kondisi
teradsorbsi, SCF
Gf = gas yang tersimpan dalam cleat batubara dalam kondisi gas
bebas, SCF
A = luasan reservoir, acre
h = ketebalan bersih lapisan, ft
c = densitas batubara bebas abu, gr/cc
GC = kandungan gas, SCF/ton
cleat = porositas cleat, fraksi
Swcleat = saturasi air pada cleat, fraksi
Bgi = factor volume formasi gas (FVF) pada tekanan reservoir
awal, cuft/SCF
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang ingin digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung


jumlah cadangan Coal Bed Methene pada lapangan “Mutiara” dengan
menggunakan metode Volumetris berdasarkan data lapangan tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Tarek; McKinley, Paul D. : “Advanced Reservoir Engineering”, Elsevier


Scientific Publishing Company, Oxford,2005.
Ahmed, Tarek : “Reservoir Engineering Handbook”, Gulf Profesional Publishing,
Texas,2000.
Amyx, James W.; Bass, Daniel M, Jr; Whiting, Robert L.: “Petroleum Reservoir
Engineering : Physical Properties”, McGraw-Hill Book Company, New
York,1960.
Dake, L.P., “Fundamental of Reservoir Engineering”, Elsevier Scientific
Publishing Company, Amsterdam-Oxfor-New York, 1978.
Sugiarto. Edo Sayib : “Jurnal Tentang Minyak dan Gas Bumi : Coal Bed
Methane : Definisi dan evaluasi cadangan dengan metode volumetris”, Ikatan Ahli
Teknik Perminyakan Indonesia, Jakarta, November 2007.

Anda mungkin juga menyukai