Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM KERJA

2014

Departemen Radiology
.
.
.
.
.
. DAFTAR ISI
.
.
. Hal
Pelayanan Radiologi
 Pendahuluan 4
 Tujuan 4
 Sasaran 5
 Ruang Lingkup Pelayanan 5
 Landasan Hukum 5
 Pelaksanaan 6
 Pembiayaan 6
 Perencanaan Target Pemeriksaan di Radiologi 2014 6
 Evaluasi Pelaksanaan
Pengendalian Mutu
 Pendahuluan 8
 Tujuan 8
 Sasaran 8
 Langkah – Langkah Pelaksanaan 9
 Pelaksanaan 10
 Pencacatan dan Pelaporan 10
 Evaluasi Pelaksanaan 10
Standar Sumber Daya Manusia
 Pendahuluan 11
 Tujuan 11
 Sasaran 11
 Metodologi 13
 Perencanaan Training 14
 Langkah-Langkah Kegiatan 14
 Pelaksanaan 14
 Pembiayaan 14
 Pencacatan dan Pelaporan 14
 Evaluasi Pelaksanaan 15
Keamanan dan Keselamatan Radiasi
 Pendahuluan 16
 Tujuan 16
 Ruang Lingkup 17
 Resiko Keamanan Radiasi dan Penanggulangan 17
Pelaksanaan Pengelolaan Peralatan Radiologi
 Pendahuluan 21
 Tujuan 22
 Langkah – Langkah Kegiatan 22
 Stock Maksimal,Minimal Obat Kontras dan Film 23
 Pelaksanaan Kalibrasi dan Perawatan Perlatan Radiologi 25

2
.
.
.
.
 Perbaikan Alat Medik . 25
 Perbaikan Alat Umum . 25
.
Lampiran I : Program Pelayanan 2014
.
Lampiran II: Rencana Biaya Radiologi
.

3
.
.
.
.
.
.
.
Pelayanan Radiology .
.
Pendahuluan

Pelayanan Radiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pelayanan Unit Kerja Radiologi merupakan
pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-ion sehingga penggunaan bahan
tersebut mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi
penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di lakukan oleh tenaga
yang tidak kompeten atau bukan radiographer dan spesialis radiologi, untuk itu setiap
pengguna, penguasa ataupun pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa menjamin
mutu pelayanannya yaitu harus tepat dan aman baik bagi pasien, pekerja maupun
lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Kini saatnya semua individu yang terkait dalam
pelayanan radiologi mulai memikirkan, membuat, menerapkan dan melaksanakan system
keselamatan pasien, sehingga pelayanan radiologi ( Radiodiagnostik) tidak hanya mampu
memberikan layanan dan hasil layanan yang bermutu tinggi tetapi juga memberikan
kepastian terwujudnya keselamatan pasien ( pasien safety ).

Tujuan

Tujuan Umum

Tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostik di seluruh Indonesia sesuai dengan


jenis dan kelas sarana pelayanan kesehatan.

4
.
.
.
.
Tujuan Khusus .
.
.
1. Sebagai acuan .bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
.
radiologi diagnostik.
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi.
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang arahannya
disesuaikan dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah dicapai dan proyeksi
kebutuhan pelayanan di masa depan.

Sasaran

Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik

Ruang Lingkup Pelayanan

Pelayanan radiologi diagnostik meliputi:

1. Pelayanan Radiodiagnostik

2. Pelayanan Imejing Diagnostik

3. Pelayanan Radiologi Intervensional

Landasan Hukum

1. KepMenKes RI No. 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan


Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

2. KepMenKes RI No. 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Radiologi

5
.
.
.
.
.
Pelaksanaan .
.
.
Penanggung Jawab. : Head of Dept.Radiology

Pelaksana : Radiographer

Pembiayaan

Perencanaan biaya program peningkatan pelayanan di bagian Radiologi 2014.

Perencanaan Target Pemeriksaan di Radiologi 2014

Berikut adalah perencanaan target setiap bulan di tahun 2014:

Pemeriksaan MRI DSCT Konvensional Mammografi Panoramic/Dental USG

Actual 263 308 1808 75 174 545

Budget 220 225 2200 75 280 730

Program Pelayanan

1. Comprehensive Children Center

2. Heart Center

3. Urologi Center

4. Infection Control

5. Peningkatan Quality Objective

6
.
.
.
.
6. Akreditasi .
.
.
7. .
Penurunan OPEX
.
8. Implementasi HIS/ RIS PACS

(Terlampir)

Evaluasi Pelaksanaan

Dilaksanakan setiap akhir tahun dan koordinasi dengan klinisi.

7
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pengendalian Mutu

Pendahuluan

Sesuai dengan falsafah Radiologi yaitu “ Menjadi Sarana Penyelenggara diagnostik


imejing bermutu yang dipilih karena dipercaya , diakui profesionalismenya di
dalam dan diluar negeri dengan pelayanan yang dilandasi iman kepada Tuhan “
serta tujuan departemen radiology yaitu “ Mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui diagnostik imejing berkualitas dengan memperhatikan
etika profesi dan kepuasan pelanggan serta peningkatan akademis ,
pengembangan wawasan dan penelitian dari staf” . Maka perlu dibuatnya
pengendalian mutu pelayanan Radiologi serta evaluasi terhadap mutu pelayanan
radiologi. Evaluasi pelayanan didapat dari pasien dan para dokter/ klinisi yang merujuk ke
pasien.

Tujuan

Tujuan pengendalian mutu dan evaluasi pelayanan Radiologi adalah :


1 Mewujudkan falsafah dan tujuan Departemen Radiologi secara keseluruhan.
2 Menyediakan media kepada seluruh staf untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu
pelayanan
3 Meningkatkan mutu pelayanan Departemen Radiologi melalui masukan baik dari pasien
ataupun dokter klinisi.

Sasaran

1. Pencapaian lama waktu tunggu hasil foto X-Ray :

8
.
.
.
.
 Ringan :.1 hingga 3 posisi adalah 15 menit
.
.
 Sedang :. diatas 4 posisi adalah 30 menit
.
 Berat : pemeriksaan dengan kontras media intravena, intraoral atau intraanal
adalah 50 menit

2. Pencapaian waktu tunggu hasil pasien CT Urography non kontras yang berkunjung
pada jam kerja dari jam 08:00 s/d 20:00 tidak lebih dari 30 menit

3. Pencapaian kecepatan hasil foto thorax – abdomen NICU tidak lebih dari 1 jam

4. Pencapaian kerusakan film CR karena human error dan mesin error tidak boleh
melebihi 2% dari jumlah pemakaian film CR dalam satu bulan

5. Pencapaian waktu tunggu hasil foto dari Emergency untuk pemeriksaan ringan tidak
lebih dari 30 menit, pemeriksaan CT Scan & MRI tidak lebih dari 90 menit dan
pemeriksaan USG tidak lebih dari 30 menit.

6. Pencapaian lama waktu tunggu hasi pemeriksaan CTA Cardiac dari OPD dan luar
rumah sakit kurang dari 2.5 jam.

Langkah – Langkah Pelaksanaan

Adapun program kontrol mutu untuk evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di
Departemen Radiologi
1. Metode Tes
Untuk sasaran mutu waktu tunggu foto atau hasil (Konvensional, CT Cardiac, CT Urography
Non Kontras, Pasien Emergency dan CITO NICU)
Pengumpulan data diambil melalui:
a. Pengumpulan jam foto dan jam hasil yang ada di formulir pemeriksaan
b. Jam foto diisi oleh Radiografer setelah selesai melakukan pencetakan film atau filming
c. Jam hasil foto diisi oleh petugas administrasi setelah expertise foto selesai diketik.

9
.
.
.
.
. data akan di rekap dan dihitung rata-rata jam hasil.
d. Melalui jumlah tersebut
.
.
e. Frekuensi 1 bulan sekali
.
Untuk sasaran mutu kerusakan film.
.
Pengumpulan data diambil melalui:
a. Menghitung jumlah film rusak yang telah dikumpulkan oleh radiografer
b. Mengelompokkan berdasarkan ukuran dan sumber percetakan (Konvensional,CT Scan dan
MRI)
c. Menghitung rata-rata film rusak dibandingkan dengan jumlah film terpakai
d. Frekuensi dilakukan selama 1 bulan sekali

2. Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing


3. Perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan
4. Pendokumentasian hasil dan langkah-langkah perbaikan

Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Dr. Nina ISH Supit, Sp.Rad

Pencatatan dan Pelaporan

Laporan dibuat dan akan diberikan ke bagian QR

Evaluasi Pelaksanaan

Evaluasi program kerja secara keseluruhan dengan membuat rekapitulasi dan laporan yang
dilakukan setiap 1 bulan pada akhir tahun 2014.

10
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Standar Sumber Daya Manusia

Pendahuluan

Meningkatnya persaingan Rumah Sakit dengan adanya pengembangan teknologi dalam


pelayanan Rumah Sakit mengakibatkan banyaknya kesempatan masyarakat untuk melakukan
pilihan dalam memperoleh pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi penyakit. Salah satu
penunjang untuk menjadi pilihan terpercaya pelayanan rumah sakit yaitu sumber daya
manusia yang berkualitas serta senantiasa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bagian Radiologi.

Maka radiologi salah satu pelayanan di rumah sakit berupaya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya melalui program pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Tujuan

Meningkatkan mutu pelayanan Radiologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk melalui


meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staff radiologi serta meningkatkan jenjang
pendidikan format staff radiologi.

Sasaran

Seluruh staff radiologi mendapatkan pendidikan formal dan atau informal.

Metodologi

Pendidikan Informal

11
.
.
.
.
 .
Inhouse Training yaitu pelatihan yang dilakukan di dalam Siloam
.
.
Hospitals Kebon Jeruk
.

.
Out House Training yaitu pelatihan yang dilakukan di luar Siloam
Hospitals Kebon Jeruk

Pendidikan Formal

 Pendidikan setingkat D3/D4 Radiologi

 Pendidikan setingkat S1 Fisika Medis

 Pendidikan setingkat S1 K3

 Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi

12
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Perencanaan Training

13
.
.
.
.
.
.
.
.
Langkah – Langkah Kegiatan
.
1. Inhouse Training sesuai dengan perencanaan program yang dibuat setahun sekali
(jadwal terlampir)

2. Outhouse Training sesuai dengan perencanaan program yang dibuat setahun sekali
(jadwal terlampir)

3. Pendidikan formal sesuai dengan program institusi pendidikan terkait.

Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Head of Dept.Radiology

Pelaksana : Staff Radiology

Pembiayaan

Dibebankan kepada Siloam Hospitals Kebon Jeruk

Pencatatan dan Pelaporan

1. Setiap peserta pendidikan formal dan informal dicatat dan difile di Radiologi

2. Formulir evaluasi training dan copy sertifikat diserahkan ke Training & Education Siloam
Hospitals Kebon Jeruk dan Radiologi

3. Laporan dan evaluasi pelaksanaan program dibuat setiap tahun dan diserahkan kepada
Unit Training & Education Siloam Hospitals Kebon Jeruk

14
.
.
.
.
.
Evaluasi Pelaksanaan .
.
.
Dilaksanakan setiap. akhir Tahun

15
Keamanan dan Keselamatan Radiasi

Pendahuluan

Alasan pembuatan program keamanan dan keselamatan radiasi adalah bahwa


Siloam Hospitals Kebon Jeruk mempunyai tugas untuk melayani masyarakat
dalam pembuatan citra radiologi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk mempunyai
peralatan dan sumber radiasi yang digunakan untuk melayani masyarakat dalam
pembuatan citra radiologi demi membantu dalam menegakkan diagnosa. agar
kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan maka diperlukan program proteksi dan
keselamatan radiasi, sehingga pasien, pekerja maupun lingkungan di sekitarnya
dapat dipantau dan dijamin keselamatannya.

Tujuan

Program keamanan dan keselamatan radiasi dibuat untuk menunjukkan


tanggung jawab manajemen untuk memberikan proteksi dan keselamatan
radiasi melalui penerapan struktur manajemen, kebijakan, prosedur, dan
susunan rencana organisasi yang sesuai dengan sifat dan besarnya potensi
bahaya radiasi bagi manusia sehingga resiko pemanfaatan radiasi pengion dapat
dikurangi serendah mungkin sedangkan manfaat yang diperoleh sebesar-
besarnya.

16
Ruang Lingkup

Program proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan di lingkungan Siloam


Hospitals Kebon Jeruk rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
Pemantauan daerah kerja, pemantauan perorangan, perawatan peralatan, dan
pemantauan kesehatan pekerja radiasi.

Resiko Keamanan Radiasi & Penanggulangan

Dalam setiap tindakan pekerjaan yang dilakukan di bagian radiologi yang


dilakukan oleh petugas radiasi selalu mempunyai potensi bahaya didalamnya
baik itu dari manusia, alat yang digunakan maupun tempat kerja.
Penggunaan APD yang tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk
mengendalikan resiko tersebut, bila pengendalian secara teknis dan
administratif belum dapat mengurangi dampak resiko yang ada.
Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi
Peralatan proteksi yang digunakan disesuaikan dengan potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh sumber radiasi tersebut, antara lain :
a. Monitor Perorangan (TLD)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomo 63
Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan
Radiasi Pengion pasal 10 Ayat (1) yang menjelaskan untuk mengetahui
besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan pemantauan
eksterna dan atau interna. Pemantauan eksterna dilakukan dengan
menggunakan dosimeter perorangan atau monitor perorangan. Monitor
perorangan digunakan untuk mengetahui besar dosis radiasi yang diterima
pekerja dalam suatu periode tertentu. Mengingat dengan PT-KJRAD-045
tentang Petunjuk Teknis Deteksi Jumlah Radiasi yang bertujuan dengan
mengikuti instruksi kerja pemeriksaan yang benar akan dapat mengurangi

17
bahaya radiasi sehingga terjamin kesehatan dan keselamatan untuk pasien
yang bertugas.TLD digunakan pada setiap kegiatan di medan radiasi.
setiap bulan (maksimal 3 bulan) TLD harus dikirim ke BATAN untuk
dievaluasi. Jumlah pemakai TLD sebanyak 36 Orang, diantaranya yaitu:
A. RADIOLOG (DOKTER)
1. dr. Syafei Basri, Sp.Rad
2. dr. Nina ISH Supit, Sp.Rad
3. dr. Patricia Jorizal, Sp.Rad
4. dr. Vera Nevyta Tarigan, Sp.Rad
5. dr. William, Sp.Rad
6. dr. Sahat Matondang, Sp.Rad
B. RADIOGRAFER
1. Rulyanti S
2. Rispanel Arya S,ST (Petugas Proteksi Radiasi)
3. Christine Pujowati (Petugas Proteksi Radiasi)
4. Eva Wulansari
5. Jazzy Rahmawati
6. Ibrohim Sandhy
7. Lamhot Sirait (Petugas Proteksi Radiasi)
8. Angga Ardiansyah, S.ST
9. Florentinus Hartomo
10. Ferdinandus
11. Puan Maharany, S.ST
12. R Gilang Gumilar, S.ST
13. Sigit Kamseno
14. Dwi Angraini

18
C. PERAWAT
1. Nuraini
D. ADMINISTRASI/POS
1. Madalih
2. Sodiq
3. Andriyani Putri Rahayu
E. CATHLAB/OT
1. Dr. M. Hanafy
2. Dr. Antono Sutandar
3. Dr. Yoga Y
4. Dr. Raja Adil Siregar
5. Rini Trimarwanti
6. Lya Yucita ARN
7. Marsaulina Haloho
8. Sopian Hadi
9. Irwan Tambunan
10. Dr. Henry Suhendra (Spesialis Orthopedi)
11. Dr. Marto Sugiono (Spesialis Urologi)
12. Dr. Aryani (Osteoporosis)
TOTAL : RADIOLOGI =24 Orang
CATHLAB = 12 Orang
b. Perlengkapan Proteksi Radiasi yang tersedia
Apron di Radiologi : 11 Buah
Apron di Cathlab : 12 Buah
Apron di OT : 13 Buah
Pelindung Thyroid di Radiologi : 4 Buah
Pelindung Thyroid di Cathlab : 5 Buah
Pelindung Thyroid di OT : 1 Buah

19
Shielding di Ruang Perawatan : 4 Buah
Sarung Tangan di Radiologi : 2 Buah
Kacamata Pb di Radiologi : 2 Buah
Gonad : 1 Buah
c. Penahan Radiasi
Penahan Radiasi Pb digunakan untuk melindungi pekerja dari sumber
radiasi eksterna pemancar radiasi sinar-X.
Jumlah tabir pb yang tersedia adalah 4 buah di ruang perawatan.
Lebar : 120 cm
Tinggi :180 cm
Tebal : ±3 cm
Pb : 2 mm
Untuk di ruang Mammography menggunakan kaca Pb ( bawaan alat )
Tebal : ±1 cm
Setara Pb: 2 mm
Tinggi : 180 cm
Lebar : 100 cm

d. Tanda Bahaya Radiasi


Tanda bahaya radiasi dipasang di tempat – tempat yang dianggap
perlu, yaitu pemasangan tanda radiasi dalam bentuk acrilyc yang di tempel
di setiap pintu pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan dilakukan maka
radiographer akan menutup seluruh pintu akses di ruangan dan lampu
merah di atas pintu pemeriksaan otomatis menyala saat pintu pemeriksaan
ditutup. Itu menandakan bahwa sedang ada pemeriksaan sebagai
peringatan bahwa akan ada radiasi di dalam ruangan. Penanggung jawab
pengukuran tingkat kebocoran sumber radiasi adalah masing – masing
Petugas Proteksi Radiasi yang tercantum dalam izin pemanfaatan sumber
radiasi.
20
Pelaksanaan Pengelolaan Peralatan Radiologi

Pendahuluan

Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak hanya ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat ditentukan
oleh kualitas sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan. Oleh sebab itu
kemampuan radiografer dalam mengelola khususnya memelihara sarana,
prasarana dan peralatan radiologi dalam batas kewenangannya sangat
menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan.
Hasil kualitas citra radiografi yang bagus sangat tergantung pada beberapa
faktor. Banyak faktor yang menentukan kualitas citra radiografi yang sesuai,
antara lain : faktor peralatan (unit x-ray, kaset, dan processing) dan faktor
teknik (SDM dan pasien). Penggunaan peralatan radiografi yang digunakan
berkali-kali selama kurun waktu yang lama dan jumlah permintaan foto yang
banyak, maka tidak menutup kemungkinan alat tersebut mengalami pergeseran
nilai standar yang telah ditentukan. Pergeseran tersebut seharusnya terdeteksi
sehingga dapat diatur kembali seperti semula sesuai dengan nilai standar.
Untuk menjamin agar peralatan radiologi tetap sesuai dengan standar
pelayanan, salah satu caranya adalah dengan adanya pelaksanaan pengelolaan
peralatan radiologi.

21
Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh fasilitas


pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan radiologi secara sistematik dan terarah.
2. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
kendali mutu peralatan radiologi.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan radiologi.
4. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

Langkah – Langkah Kegiatan

Proses pengadaan peralatan radiologi dapat dilakukan dengan:

1. Pembelian barang dengan Formulir Permohonan Persetujuan


Pembiayaan Proyek (FP4).Petugas radiologi yang berwenang dalam
pengadaan peralatan mengajukan dan mengirim Formulir Permintaan
Informasi Harga ke bagian logistik/ pembelian. Setelah Formulir
Informasi Permintaan Harga diisi dan ditandatangani oleh bagian
logistik kemudian memberikannya ke bagian radiologi. Selanjutnya
Petugas radiologi mengisi Formulir Permohonan Persetujuan
Pembiayaan Proyek (FP4). Form FP4 yang telah ditandatangani oleh
kepala departemen radiologi selanjutnya dikirim ke Manager Ancillary
Clinical Services untuk disetujui. Jika telah disetujui, petugas radiologi
mengirimkan form FP4 ke bagian keuangan.

22
2. Pembelian langsung

Petugas radiologi yang berwenang dalam pengadaan peralatan


mengisi Formulir Pembelian Barang kemudian ditandatangani oleh
petugas yang bersangkutan dan kepala departemen radiologi
selanjutnya form tersebut diberikan ke bagian logistik.

3. Pembelian barang yang terbudget

Petugas radiologi yang berwenang dalam pengadaan peralatan


mengajukan dan mengirim Formulir Permintaan Harga ke bagian
logistik/ pembelian. Setelah Formulir Permintaan Harga diisi dan
ditandatangani oleh bagian logistik kemudian bagian logistik
memberikannya ke bagian radiologi beserta Formulir Capital Project
Request. Formulir Capital Project Request yang telah diisi dan
ditandatangani oleh kepala departemen radiologi Selanjutnya
selanjutnya dikirim ke Manager Ancillary Clinical Services untuk
disetujui

Stock Maksimal, Minimal Obat Kontras dan Film

DAFTAR FILM RADIOLOGI

ISI / STOCK STOCK SUHU


NO NAMA BARANG SATUAN
BOX MIN MAX (MIN)
FILM CR FUJI 14 X
1 17 100 700 Lembar 5000 Lembar ≤25°C LEMBAR
FILM CR FUJI 11 X
2 14 150 450 Lembar 1500 Lembar ≤25°C LEMBAR
FILM CR FUJI 8 X
3 10 150 450 Lembar 1500 Lembar ≤25°C LEMBAR

23
DAFTAR OBAT KONTRAS

ISI / STOCK STOCK SUHU


NO NAMA BARANG SATUAN
BOX MIN MAX (MIN)
OMNIPAQUE 300 / 50
1 ML 10 5 20 ≤30°C VIAL
OMNIPAQUE 350 / 100
2 ML 10 5 30 ≤30°C AMPUL
3 OMNISCAN 10 ML 10 5 20 ≤30°C VIAL
4 ULTRAVIST 300 / 50 ML 10 5 20 ≤30°C BOTOL
ULTRAVIST 370 / 100
5 ML 10 5 30 ≤30°C AMPUL
6 GADOVIST 5 ML 10 5 20 ≤30°C FLES
7 IOMERON 400 / 100 10 5 30 ≤25°C FLES
8 MULTIHANCE 10 5 20 ≤30°C BOTOL
9 PRIMOVIST 10 ML 10 1 5 ≤30°C BOX
10 VISIPAQUE 10 5 10 ≤30°C BOTOL

24
Pelaksanaan Kalibrasi dan Perawatan Peralatan Radiologi

Pelaksanaan kalibrasi dilakukan setiap 1 tahun dari tanggal kalibrasi


sebelumnya.Melaksanakan kalibrasi dan perawatan peralatan radiologi, perlu
diketahui daftar alat medik yang ada di radiologi, yaitu : (Terlampir)

Perbaikan Alat Medik

a. Bila dijumpai kerusakan alat, Petugas Radiologi yang


bertugas :
b. Mengisi formulir perbaikan sarana. Formulir ditanda tangani
oleh petugas yang melapor dan SPV Radiographer atau HO
Dept.
c. Menyerahkan formulir tersebut kepada bagian rawat
sarana medis
d. Petugas dari distributor membuat laporan kerusakan yang
ditanda tangani oleh petugas yang bersangkutan dan analis
yang yang bertugas pada saat itu.
e. Surat tersebut diserahkan ke rawat sarana medis, fotokopi
surat disimpan di radiologi.

Perbaikan Alat Umum

a. Supervisor bersangkutan mengisi formulir perbaikan sarana


umum. Formulir ditanda tangani pelapor.
b. Menyerahkan formulir tersebut kepada bagian rawat sarana
umum.
c. Petugas rawat sarana memperbaiki alat yang rusak atau
menghubungi distributor alat bersangkutan.
25
d. Petugas rawat sarana membuat laporan kerusakan yang
ditanda tangani petugas yang bersangkutan dan petugas
radiologi yang bertugas pada saat itu.

26
Lembar Persetujuan

Jakarta, 18 Februari 2014


Siloam Hospitals Kebon Jeruk

Dibuat Oleh, Mengetahui,

Rispanel Arya, S.ST Dr. Nina ISH Supit, Sp.Rad


Petugas Proteksi Radiasi Head Of Dept. Radiology

Menyetujui,

Dr. Agus Tanjung, MHA


Assc. Dir. Medical Affairs

27

Anda mungkin juga menyukai