Anda di halaman 1dari 19

Pendahuluan

Reseptor adalah bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan
dan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris.
Impuls sensoris inilah yang dikirimkan ke Sistem Syaraf Pusat. Stimulasi pada suatu reseptor
merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan dari lingkungan eksternal dan internal
tubuh terhadap Sistem Syaraf Pusat. Selanjutnya, Sistem Syaraf Pusat akan mengolahnya dan
memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga kelestarian hidup tetap
terjamin dan terpelihara kelangsungannya. Stimulus, merupakan suatu bentuk energi yang
banyak ragamnya di alam ini. Bentuk-bentuk energi tersebut adalah energi mekanis-tekanan,
energi thermis-derajad suhu, energi khemis-bau,rasa, kadar O2 dan kadar CO2, energi
cahaya-gelombang cahaya, energi suara-gelombang suara. Masing-masing reseptor
disesuaikan untuk memberikan respons pada suatu bentuk energi tertentu. Bentuk energi
khusus yang memberikan respons reseptor paling peka disebut rangsangan adekwat. Reseptor
seringkali berada di dalam suatu wadah yang terbuat dari sel-sel non syaraf, membentuk
suatu organ sensorik (mata,telinga dan lain-lain).

Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai
limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan selular. Sel T mampu membedakan
jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan
setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi
menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berkembangbiak dengan cepat untuk
melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi
tertentu dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang
dipelajari pada sistem kekebalan tiruan.

Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel T
dan peptida MHC pada permukaan sel sehingga menimbulkan antarmuka antara sel T dan sel
target yang diikat lebih lanjut oleh molekul co-receptor dan co-binding. Ikatan polivalen yang
terjadi memungkinkan pengiriman sinyal antar kedua sel. Sebuah fragmen peptida kecil yang
melambangkan seluruh isi selular, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka sebagai MHC
untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing dengan lintasan pengenalan antigen.
Aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang berlainan seperti produksi antibodi,

1
aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam seketika. Dengan demikian respon
kekebalan tiruan terhadap berbagai macam penyakit diterapkan.

Sel T memiliki prekursor berupa sel punca hematopoietik yang bermigrasi dari
sumsum tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami rekombinasi
VDJ pada rantai-beta pencerapnya, guna membentuk protein TCR yang disebut pre-TCR,
pencerap spesial pada permukaan sel yang disebut pencerap sel T (bahasa Inggris: T cell
receptor, TCR). "T" pada kata sel T adalah singkatan dari kata timus yang merupakan organ
penting tempat sel T tumbuh dan menjadi matang. Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan
diketahui mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Tujuan

1. Mengetahui tentang reseptor hormone insulin pada sel target.


2. Mengetahui fungsi dari reseptor sel target.
3. Mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus yang di sebabkan karena perubahan
reseptor hormone insulin pada sel target.

Kegunaan

Kegunaan penyusunan makalah ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang


mata kuliah Dasar Biologi Sel 2 bagi seluruh mahasiswa kedokteran. Pengetahuan biologi sel
yang dipelajari dan diperdalam dalam makalah ini salah satunya yaitu mengenai reseptor sel
target, replikasi DNA, Mutasi Gen, Translasi RNa, Transkripsi DNA, Asam Amino dan
Ikatan Kovalen

2
 Diabetes mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,
dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.
Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu
dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula
dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis
yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)


2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak
sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang
dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak
yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

3
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami
berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing
manis.

Tipe Penyakit Diabetes Mellitus


1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan
hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini
disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas.
Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian
therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga,
diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita
yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang
berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2


Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal
ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi
terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap
insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin,
diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar
gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan,
dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon
penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk
diberikan. 1

4
 Transkripsi DNA

Transkripsi adalah pencetakan RNA messenger oleh DNA, sedangkan translasi


adalah penerjemahan kode oleh tRNA berupa urutan yang di kehendaki. Ketika transkripsi
berlangsung, salah satu rantai DNA bertindak sebagai template ( acuan ) pada pembuatan
rantai RNA yang merupakan pasangannya. Semua gen di rekam pada molekul RNA yang
memiliki panjang kurang lebih sama dengan DNA template. Sebagai contoh, urutan gen
DNA ATGSSTGGA akan di rekam pada RNA dengan urutan UASGGASSU. Proses
transkripsi hampir sama dengan replikasi DNA, tetapi terjadinya sintesisRNA dua kali lebih
cepat dari pada sintesis DNA. Seperti halnya pada replikasi DNA, RNA akan disintesis mulai
dari ujung 5’ ke ujung 3’ sehingga rantai RNA komplementer ( yang merupakan pasangan
DNA template ) di bentuk secara antiperarel terhadap rantai DNA enzim yang berperan
dalam transkripsi adalah RNA polimerase.

Transkripsi terjadi dalam tiga tahap, yakni inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada
tahap inisiasi, RNA polimerase menempel pada promoter, yakni urutan bisa nitrogen khusus
pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang di gunakan
pada proses perekaman gen hanya satu buah, di namakan rantai sense. Sementara rantai
lainnya merupakan rantai noncoding atau antisense ( tidak di gunakan dalam transkripsi ).
Hal ini di kenali dengan adanya promoter pada rantai sense. Umumnya, rantai promoter
memiliki urutan gen TATAAT dan TTGASA dan rantai antisense mengandung
komplimenternya ( ATATTA dan AASTGT ) yang tidak akan dikenali oleh RNA
polimerase.

Tahap elongasi di tunjukan oleh aktifitas RNA polimeraseyang bergerak sepanjang


rantai DNA sehingga di hasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan basa
nitrogen pertama sebagai hasil perekam. Setelah hasil perekaman basa nitrogen berjumlah
tiga puluh buah, suatu senyawa kimia akan berinteraksi dengan ujung 5’ RNA. Senyawa
kimia tersebut berfungsi sebagai pentup yang akan memberikan sinyal inisiasi tahan translasi
dan berfungsi mencegah terjadinya degradasi RNA. Ketika memasuki tahap terminasi, proses
perekaman ( transkripsi ) berhenti dan molekul RNA yang baru akan terpisah dari DNA
template. Segera setelah molekul RNA terpisah, sebanyak 100-200 molekul asam adenilat

5
berikatan pada ujung 3’ RNA. Penambahan senyawa kimia tersebut menghasilkan urutan
nukleotida adenin dalam jumlah yang banyak pada ujung 3’ RNA. Akhirnya di hasilakan
produk transkripsi yang lengkap di namakan messenger RNA ( mRNA). 2

Inisiasi transkripsi di kontrol oleh protein yang berinteraksi dengan DNA dan dengan
sesamanya. Elemen kontrol DNA berlipatan dan mengikat faktor transkripsispesifik mengatur
pembentukan kompleks inisiasi transkripsi pada suatu promotor eukariotik. Tetapi interaksi
protein-protein sama dengan pengikatan DNA-protein dalam mengatur gen eukariotik.
Pembengkokan DNA memungkinkan faktor transkripsi yang terikat pada elemen-elemen
kontrol yang letaknya jauh dari promoter dapat berhubungan dengan protein pada promoter.
Tidak seperti gen pada prokariotik, gen eukariotik yang di kontrol secara terkordinasi
masing-masing memiliki sebuah promoter dan elemen-elemen kontrol ; urutan pengatur yang
sama juga di miliki oleh semua gen di dalam ssatu kelompok, memungkinkan pengenalan
faktor transkripsi yang sama. 3

Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses, transkripsi dan translisi. DNA
mengalami transkripsi untuk menghasilkan asam ribonuklet ( RNA ). Di hasilkan tiga bentuk
utama RNA dari transkripsi DNA dan kemudian ketiganya berpartisipasi dalam proses
translasi ( sintesis protein ). RNA messenger ( mRNA ) membawa informasi genetik dari inti
ke sitoplasma, tempat translasi berlangsung pada ribosom, struktur yang mengandung
kompleks protein-RNA ribosomal ( rRNA ). RNA transfer ( tRNA ) membawa asam amino
ke ribosom, tempat asam amino tersebut di satukan dalam ikatan peptida untuk membentuk
protein. Selama translasi, urutan basa pada mRNA di baca tiga-tiga ( setiap set yang terdiri
dari tiga basa terdapat sebuah kodon ). Urutan kodon pada mRNA menentukan urutan asam
amino pada protein.

Protein ikut serta menentukan struktur sel, dan berfungsi sebagai enzim, yang
menentukan reaksi yang berlangsung di dalam sel. Karena itu, dengan menghasilkan protein,
gen menentukan penampakan dan perilaku sel dan, akibatnya, menentukan penampakan dan
perilaku organisme. Pengaturan ekspresi gen pada sel eukariotik hanya memungkinkan
ekskresi sebagian kecil genom dalam suatu waktu, sehingga sel dapat menjalani
perkembangan dan diferensi. Penelitian dalam bidang biologi telah menghasilkan sejumlah
teknik baru yang secara kolektif di kenal sebagai teknologi DNA rekombinan, bioteknologi,
atau rekayasa genetik. Walaupun teknik ini baru mulai di terapkan pada ilmu kedokteran,

6
namun sejumlah penyakit genetik sekarang telah dapat di diteksi, yang dahulu dapat di
diagnosa hanya apabila telah berkembang sempurna atau, pada stadium yang lebih awal, oleh
metode yang relatif tidak dapat di percaya. Sekrang diagnosa penyait ini dapat ditegakan
dengan tingkat kelepatan yang tinggi bahkan sebelum kelahiran, dan pembawa penyakit ini
juga dapat diidentifikasi.

Dengan adanya perkembangan baru dalam bidang terapi gen, penyakit yang telah
berabad-abad dianggap tidak memiliki harapan sekarang mungkin dapat di sembuhkan.
Walaupun sebagian besar terapi penyakit ini saat ini masih bersifat eksperimental, dalam
abad ke-21, dokter sebaiknya menggunakan teknik rekayasa genetik secara rutin, tidak saja
untuk mendiagnosa tetapi juga untuk mengobati penderita. 4

Transkripsi DNA merupakan sintesi mRNA yang susunan basanya komplemen


dengan runutan basa yang terdapat pada DNA ( gen ). Runtunan basa itu akan menentukan
susunan asam amino yang akan menjadi produk akhir dari ekspresi gen yaitu protein.
Transkripsi itu terjadi di dalam inti sel membentuk RNA yang merupakan komplemen dari
bagian ekson ( bagian yang di perlukan dalam translasi ) dan intron ( bagian yang tidak di
perlukan dalam translasi ). Setelah RNA akan di ikuti dengan pematangan RNA untuk
membuang bagian RNA yang berasal dari intron, menghasilkan mRNA yang membawa
pesan berupa kode gentik ( kodon ) dan di transfer ke sitoplasma. 5

 Mutasi gen

DNA merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pewarisan sifat. Adanya
perubahan-perubahan pada tatanan pasangan basa DNA dapat menyebabkan adanya
perubahan fenotipe pada organisme. Apabila perubahan ini tidak menjadi perubahan yang
tampak pada individu tersebut, perubahan tatanan potensi untuk terespresikan pada generasi
selanjutnya. Hal ini akan menjadi salah satu sumber variasi gen yang mendorong lahirnya
keanekaragaman hayati.

7
Mutasi merupakan perubahan jumlah materi genetik sebuah sel. Mutasi berhubungan
dengan perubahan perangkat hereditas dimulai dari pasangan nukleotida pembentuk gen
hingga DNA yang terkondensasi ( kromosom ).
Peristiwa terjadinya mutasi di sebut mutagenesis. Organisme yang mengalami mutasi
sehingga menghasilkan fenotif baru di sebut muatan. Adapun faktor yang menyebabkan
mutasi di sebut dengan mutagen.

Berdasarkan faktor keturunan ( gen ) dan kromosom, mutasi di bedakan menjadi dua
macam. Jika mutasi terjadi pada susunan basa nitrogen maka mutasi yang terjadi di sebut
dengan mutasi gen atau mutasi titik. Adapun mutasi yang terjadi pada susunan atau bentuk
kromosom di namakan dengan mutasi kromosom atau aberasi kromosom.

Mutasi gen di sebut juga mutasi titik. Muatsi ini terjadi karena perubahan nukleotida
pada DNA. Sebuah protein yang disintesis tubuh berasal dari pembacaan tiga pasangan basa (
triplet ). Masing-masing triplet merupakan kodon yang di bawa dari bagian sense rantai
DNA. Triplet merupakan suatu bacaan yang dimengerti oleh tubuh sehingga di hasilkan asam
amino. Mutasi gen dapat menjadi dua, yaitu pengganti basa, insersi, dan delesi pasangan
basa.
 Pengganti pasangan basa
Pengganti pasangan basa merupakan pengganti satu nukleotida dengan nukleotida
yang lainnya. Pengganti basa ini dapat memunculkan organisme mutan. Pada
umumnya, mutasi membahayakan organisme yang mengalaminya.
 Perubahan struktur fisik
Perubahan struktur fisik kromoso dapat terjadi pada lokasi atau jumlah gen dalam
kromosom. Perubahan yang terjadi pada jumlah gen dalam kromosom di kelompokan
menjadi delesi dan duplikasi, sedangkan perubahan lokasi gen pada kromosom dapat
terjadi melalui translokasi dan inversi.
1) Delesi kromosom
Delesi merupakan peristiwa hilangnya suatu segmen kromosom karena patah. Mutasi
yang tejadi menyebabkan sebagian segmen dari kromosom hilang pada saat pembelahan sel.
Dengan demikian, kromosom akan kehilangan beberapa gen yang mungkin akan tampak atau
tidak, bergantung pada kepentingan gen dalam sel.

8
Contohnya delesi pada manusia adalah sindrom cri-du-chat. Sindrom ini terjadi
karena kromosom nomor 5 terjadi delesi. Penderita sindrom ini meninggal pada waktu lahir
atau pada masa kanak-kanak.

Delesi dapat terbagi menjadi dua, yaitu delesi terminal dan delesi interkalar. Delesi
terminal merupakan delesi atau patahan kromosom di suatu tempat dekat ujung kromosom.
Adapun delesi interkalar terjadi jika kromosom patah di dua tempat.
2) Duplikasi kromosom
Duplikasi terjadi karena terdapat bagian kromosom yang di ulangi dan identik pada
bagian lain segmen tersebut. Duplikasi dapat terjadi akibat pindah silang. Suatu segmen
kromosom berpindah ke bagian lain kromosom komolognya. Pada kejadian ini terjadi delesi
pada kromosom yang kehilangan segmennya. Contohnya adalah duplikasi pada kromosom
Drosophilia melanogaster yang menyebabkan mutasi mata berbentuk batang ( bar ).
3) Translokasi kromosom
Translokasi merupan mutasi yang di sebabkan oleh pemindahan fragmen kromosom
dari satu kromosom ke kromosom lainnya. Keseimbangan gen masih tetap terjaga dalam arti
tidak akan ada gen yang hilang atau bertambah. Namun, perubahan fenotipe dapat terjadi
sesuai dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan gen itu terekspresi.
4) Inversi kromosom
Inversi merupakan perubahan arah dari segmen kromosom. Hal ini dapat terjadi
apabila sebuah kromosom yang telah mengalami kerusakan, kemuadian bergabung kembali
ke tempat asalnya hanya dalam arah yang berlawanan. Hal ini dapat terjadi pada kromosom
homolog. Inversi terbagi menjadi dua, yakni inversi paresentris dan inversi parisentris.
Inversi parasentris terjadi apabila sentromer terletak di sebelah luar lengan kromosom yang
mengalami inversi. Adapun inversi parisentris merupakan inversi yang terjadi pada dua
lengan kromosom yang berbeda.
5) Katenasi kromosom
Katenasi kromosom merupakan mutasi kromosom yang terjadi apabila suatu
kromosom homolog yang ujung-ujungnya saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran.
6

9
 Ikatan kovalen

Segala sesuatu di alam ini selalu membentuk suatu kesabilan. Begitu pula halnya
dengan senyawa kimia. Senyawa kimia tersusun atas molekul atau atom. Ataom-atom akan
saling bergabung membentuk suatu ikatan kimia untuk mencapai kesetabilan. Beberapa
molekul terdiri atas atom-atom yang berbeda seperti garam ( NaCl ). Ada juga molekul yang
terdiri atas atom-atom yang sama seperti gas hydrogen ( H2 ). Garam dapur marupakan
contoh senyawa kimia yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa
yang memiki rumus kimia NaCl ini terdiri atas unsure natrium ( Na ) dan klorin (Cl ). Unsure
Na bersifat reaktif, reaksinya dengan air dapat menimbulkan ledakan. Adapun unsure klorin
bersifat toksik. Akan tetapi ketika kedua unsure ini bergabung ( berikatan ) maka diperoleh
senyawa baru yang dapat digunakan sebagai bumbu makanan. 7
Bila dua atom atau lebih berikatan, electron-elektronnya berinteraksi dan membentuk
susunan electron baru di seputar ini yang memiliki energy potensial total yang lebih rendah
dari pada atom terisional. Penguraian energy ini menstabilkan susunan itu relative terhadap
atom terisolasi tersebut melalui pembentukan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk melalui
penggunaan electron bersama atau pengalihan electron diantara atom. Proses ini membawa
kita pada dua konsep mengenai dua model ikatan kimia. Bila electron bersama digunakan
diantara dua atom, ikatan diantara keduanya disebut ikatan kovalen. Bila electron berpindah
dari satu atom ke atom yang lain, ikatan yang dihasilkan disebut ikatan ionic.

Pada ikatan kovalen dan ikatan ionic, hanya electron valensi yang memegang peranan
penting. Hal ini sebagai akibat adanya kecendrungan suatu atom mempunyai konfigurasi
electron seperti gas mulia ( di kenal sebagai aturan octet ). Ikatan ionic dan kovalen
merupakan ikatan intramolekul yang mengikat atom-atom didalam molekul. Sedangkan
ikatan yang bertanggung jawab menyatukan molekul-molekul dinamakan sebagai ikatan
intramolekul. Ikatan intramolekul menyebabkan molekul saling menarik dengan molekul
tetangganya. Ikatan ini menentukan sifat-sifat fisik sebuah zat seperti titik leleh, titik didih,
dan kelarutannya. Semakin kuat ikatan intramolekul suatu senyawa maka titik leleh dan titik
didihnya semakin tinggi. Ikatan intramolekul dan intermolekul disebut bersama sebagai
ikatan kimia.
Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, Kristal, dan gas-gas diatomic untuk tetap
bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat. Kekuatan ikatan-ikatan

10
kimia tersebut sangatlah bervariasi. Pada umumnya ikatan intramolekul lebih kuat dari pada
ikatan intermolecular.

Ikatan ionic terjadi bila unsure logam berikatan dengan unsure nonlogam. Hal ini
terjadi karena antara unsure logam dan unsure nonlogam memiliki perbedaan
elektronegativitas yang besar, yaitu lebih besar dari 2. Logam mempunyai kecendrungan
menangkap electron. Jika atom logam melepaskan satu atau dua electron, maka akan menjadi
ion dengan muatan +1 dan +2 seperti Na+ dan Cl2+. Sebaliknya jika atom nonlogam
menangkap 1 atau lebih electron akan membentuk ion bermuatan -1 dan -2 seperti Cl- dan S2-.
Menurut hokum Coulomb, kekuatan ikatan ionic tergantung pada muatan dan ukuran kedua
ion. Ikatan ionic akan semakin kuat apabila muatan ion semakin besar dan ukurannya
semakin kecil.

Ikatan kovalen terjadi bila unsure nonlogam saing berikatan. Unsure-unsur nonlogam
mempunyai energy ionisasi yang tinggi sehingga sangat sulit dalam melepaskan electron.
Akibatnya bila unsure-unsur nonlogam saling berikatan, tidak akan terjadi transfer electron
sau arah seperti pada ikatan ionic. Namun, yag terjadi adalah saling member dan menerima
electron dan kemudian electron-elektro tersebut digunakan secara bersama.

Sruktur Lewis digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom-atom dalam molekul


saling berikatan dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen pada dasarnya adalah pasangan
electron yang digunakan bersama oleh dua atom. Pada struktur Lewis, ikatan ini digambarkan
sebagai pasangan titik yang terletak diantara kedua atom. Ikatan kovalen dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kovalen polar dan kovalen nonpolar. Kovalen polar terbentuk karena
ketidakseragaman distribusi electron pada ikatan. Atom yang lebih elektronegatif akan
menarik electron ikatan lebih mendekatinya sehingga akan terbentuk dwikutub ( dipole ).

Ada lima jenis interaksi yang termasuk ikatan intermolekul, yaitu interaksi ion-dipol,
interaksi dipol-dipol, ikatan hydrogen, interakti dipol-dipol terimbas dan gaya disperse
London. Interaksi ion dipol mejelaskan ikatan yang terjadi antara ion dengan molekul polar.
Kation akan tertarik pada bagian negative dari molekul polar, sebaliknya aanion akan tertarik
pada bagian positif. Interaksi ini menjelaskan mengapa senyawa ionic dalam larut dalam air
yang bersifat polar. Interaksi dipol-dipol terjadi pada senyawa kovalen polar dimana bagian
yang mempunyai muaan persial berlawanan saling tarik-menarik. Ikatan hydrogen

11
merupakan interaksi dipol-dipol yang special karena memiliki kekuatan ikatan besar. Ikatan
ini terjadi bila suatu molekul mempunyai atom H yang terikat pada atom N, O, atau F. ikatan
hydrogen ini yang menyebabkan titik didih H2O, NH3 dan HF jauh lebih tinggi daripada
senyaa hydria segolongannya. 8
Ikatan kimia dapat di bagi menjadi dua yaitu ikatan intrapartikel dan ikatan ikatan
interpartikel. Ikatan intrapartikel sendiri di bagi menjadi 3 bagian yaitu ikatan ion, ikatan
kovalen, dan ikatan hydrogen. Sedangkan ikatan interpartikel di bagi menjadi 2 bagian juga
yaitu ikatan Van der Walls dan ikatan logam. Ikatan kimia antara atom pusat dan gugus
koordinasi adalah ikatan kovalen koordinasi,yang berfungsi :
1. Sebagai donor pasangan electron gugus koordinasi
2. Sebagai akseptor pasangan electron atom pusat.

Ikatan intrapartikel ada 3 macam ;


1. Ikatan ion/ikatan elektrovalen, yang merupakan ikatan yang terjadi antara atom logam
dan atom bukan loam atau antara atom yang melepaskan electron dan menangkap
electron.
2. Ikatan koordinasi, ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan electron
sepihak.
3. Ikatan kovalen, yang merupakan ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama
sepasang electron atau lebih sehingga memenuhi konfigurasi gas mulia.

Jenis ikatan kovalen :


Berdasarkan jumlah pasangan electron yang digunakan bersama :
1. Ikatan kovalen tunggal, H2, HCl
2. Ikatan kovalen rangkap, O2, CO2
3. Ikatan kovalen ganda tiga, N2, C2H2
Berdasarkan beda keelektronegatifan antara dua jenis atom dalam molekul :
1. Ikatan kovalen nonpolar dengan
- Atom-atom jenis : H2, O2, N2
- Bentuk molekul simetris : CH4, BF3, BeCl2
2. Ikatan kovalen polar dengan
- Atom-atom tak sejenis : HCl, HBr
- Bentuk molekulnya tidak simetris : H2O, NH3

12
Prinsip dasar terbentuknya ikatan kimia :
1. Teori Oktet Lewis : semua atom berusaha mempunyai susunan electron stabil seperti
milik gas mulia.
2. Teori ikatan valensi : pembentukan ikatan dalam suatu molekul, di tentukan oleh
electron valensi.
3. Teori orbital molekul : dalam satu molekul, electron tidak lagi bergerak dalam orbital
atom, melainkan bergerak dengan orbital molekul yang mengelilingi inti atom
penyusun molekul itu.9

 Asam amino

Asam amino adalah asam alkonoat yang sebuah atom H atau lebih dari gugus
alkalinya di ganti dengan gugus amino ( -NH2 ).
Dialam terdapat sekitar 300 jenis asa amino. Naun ternyata hanya dua puluh asam amino
yang secara alami merupakan bahan pembangun protein. Asam amino pembangun atau
penyusun protein adalah alfa asam amino, yaitu asam yang gugus aminonya terikat pada atom
karbon alfa.
Beberapa asam amino yang bukan merupakan satuan pembentukan protein, baik yang
terdapat dalam keadaan bebas atau yang terikat pada sel jaringan, mempunyai peranan
penting dalam proses metabolisme.

Ada dua struktur kimia asam amino, yaitu struktur yang tidak bermuatan atau sreuktur
ion pada pH fisiologis. Gugus karboksil bersifat sebagai donor proton; gugus amino bersifat
sebagai akseptor protein; dan gugus R yang di kenal sebagai rantai samping atau rantai
cabang mempunyai sifat khas.
Dengan pengecualian glisin ( karena R = H ), struktur kimia semua asam amino penyusun
protein mengandung atom karbon asimetris sehingga bersifat aktif optis. Oleh karena itu,
asam amino dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi menuju ke suatu arah atau
kebalikannya.

13
Semua asam amino yang berasal dari hidrolisis protein mempunyai konfigurasi L,
yang berarti gugus-gugus di sekeliling atom karbon alfa mempunyai konfigurasi yang sama
seperti konfigurasi L-gliseraldehida. Apabila gugus karboksil di tulis di atas, untuk
konfigurasi L, gugus amino harus di tulis di kiri, sedangkan untuk konfigurasi D, gugus
amino harus di tulis di kanan.
Bentuk konfigurasi D atau L jarang di cantumkan di awal nama asam amino. Apabila tidak
ada tanda apa-apa asam amino yang di maksud adalah konfigurasi L. 10

Protein tersusun atas asam-asam amino yang terhubung membentuk sekuens liner
melalui ikatan peptide antara gugus amino dari salah satu asam amino dengan gugus
karboksil dari asam amino sebelumnya. Semua asam amino yang di temukan di dalam protein
merupakan asam amino alfa. Kecuali propilin.

Asam amino adalah senyawa amfoterik; dalam hal ini, asam amino mengandung
gugus asam maupun gugus basa. Oleh karena itu, asam amino mampu membawa muatan
listrik netto, yang bergantung pada sifat larutannya.

Asam amino yang di sintesis dari zat antara pada glikosisi menghasilkan piruvat
apabila mengalami penguraian. Asam amino yang di bentuk dari zat antara lain siklus ATK
di ubah kembali menjadi zat antara tersebut selama degrasinya. Sebagian asam amino
esensial ( asam amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh ) memiliki karbon yang di
ubah menjadi piruvat atau zat antara dalam siklus ATK. Sebagian asam amino esensial
dengan karbon yang menghasilkan badan keton. 11

 Translasi RNA

Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses, transkripsi dan translisi.
DNA mengalami transkripsi untuk menghasilkan asam ribonukleat ( RNA ). Dihasilkan tiga
bentuk utama RNA dari transkripsi DNA dan kemudian ketiganya berpartisipasi dalam
proses translasi ( sintesis protein ). RNA messenger (mRNA ) membawa informasi genetic

14
dari inti ke sitoplasma, tempat translasi berlangsung pada ribosom, struktur yang
mengandung kompleks protein RNA ribosomal (rRNA). RNA transfer ( tRNA ) membawa
asam amino ke ribosom, tempat asam amino tersebut di satukan dalam ikatan peptide untuk
membentuk protein. Selama translasi, urutan basa pada mRNA di baca tiga-tiga ( setiap set
terdiri dari tiga basa terdapat dua kodon ).
Urutan kodon pada mRNA menentukan urutan asam amino pada protein. 12

Proses translasi berlangsung melalui tiga tahapan utama, yaitu ( 1 ) inisiasi, ( 2 )


pemanjangan poli-asam, dan ( 3 ) pengakhiran translasi. Sebelum inisiasi translasi di lakukan,
di perlukan molekul tRNA ( aminoasil tRNA ) yang berfungsi membawa asam amino
spesifik. Oleh karena itu ada sekitar 20 macan tRNA yang masing-masing membawa asam
amino spesifik, karena di alam ada sekitar 20 asam amino yang menyusun protein alami.
Masing-masing amino di ikatkan pada tRNA yang spesifik melalui proses yang di sebut
sebagai tRNA charging ( penambahan berupa asam amino ).

Semua tRNA mempunyai 3 basa yang sama pada ujung 3’ yaitu CCA dan
penambahan muatan asam amino di lakukan pada residu adenosin ( A ). Asam amino di
ikatkan pada tRNA melalui ikatan ester antara gugus karboksilnya dan gugus hidroksilnya2’
atau 3’ yang ada pada adenosit paling ujing. Reaksi pengikatan tersebut di lakukan oleh
enzim aminoasil tRNA sintetase melalui dua tahapan reaksi. Reaksi pertama adalah aktivitas
asam amino dengan menggunakan ATP sebagai sumber energy dan menghasilkan aminoasil-
AMP. Selanjutnya energy pada aminoasil-AMP ( yang berupa AMP ) di gunakan untuk
memindahkan gugus asam amino ke tRNA sehingga di hasilkan aminoasil tRNA.

Translasi di mulai ketika mRNA dan tRNA insiator berikatan dengan ribosom subunit
kecil. Molekul tRNA inisiator merupakan molekul yang membawa asam amino pertama dan
merupakan komplemen kodon AUG ( kodon start ). Biasanya membawa asam amino
metionin. Antikodon pada tRNA inisiator adalah UAC. Setelah itu, ribosom subunit besar
berikatan dengan ribosom subunit kecil. Fase inisiasi ini sempurna setelah terbentuknya
ribosom yang fungsional.

Engolasi terjadi setelah tRNA kedua berikatan dengan kodon selanjutnya setelah
kodon start. Misalnya kodon lain setelah kodon start adalah GUC, maka akan berikatan
dengan antikodon tRNA CAG yang membawa asam amino valin. Kedua asam amino,

15
metionin dan valin, akan berikatan dengan bantuan enzim peptide transferase. Setelah
metonoin, di lepaskan dari ribosom. Kemudian, ribosom bergerak pada molekul mRNA
sepanjang satu kodon. Penggerakan ini membuat tRNA valin bergerak ke tempat yang di
tinggalkan tRNA metionin. Molekul tRNA ketiga, kemudian berikatan dengan kodon mRNA
ketiga dan membawa asam amino lainnya. Proses elongasi ini terus mengikat asam amino
sehingga terbentuk rantai peliptida. 13

Translasi terhenti ketika ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop tidak
berikatanb dengan tRNA =, namun ia berikatan dengan protein khusus yang di sebut relase-
factors ( faktor pelepas ). Faktor pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan
antara asam amino teakhir pada rantai polipeptida baru dan tRNAnya.
Pada proses sintesis protein, satu macam gen umumnya hanya mengatur satu sintesis
polipeptida. Polipettida yang terbentuk terlebih dahulu di modifikasi untuk menjadi protein
yang fungsional. Misalnya, bebrapa polipeptida harus di satukan untuk membentuk satu
protein yang memiliki fungsi tertentu. 14

 Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi
DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA.
Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus sel,
sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase
yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA.
Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai
polimerase (PCR).

16
Pada tahun 1958 Matthew Meselson dan Franklin Stahl berhasil menunjukan secara
empiris bahwa replikasi DNA berlangsung dengan mekanisme secara semikonservatif. Untuk
mengetahui mekanisme replikasi DNA dengan menggunakan bakteri Esherichia coli.
Replikasi molekul DNA di mulai pada tempat-tempat khusus yang di sebut pangkal replikasi.
Kromosom bakteri, yang berbentuk melingkar mempunyai satu pangkal, yaitu satu bagian
DNA yang mempunyai urutan nukleotida yang spesifik. Protein yang memulai replikasi DNA
mengenali urutan ini dan menempel pada DNA, memisahkan kedua untaian dan membuka
sebuah gelembung replikasi.

Replikasi DNA kemudian berjalan dalam dua arah samapai seluruh molekul tersebut
di salin. Berbeda dengan kromosom bakteri, setiap kromosom eukariotik mempunyai ratusan
atau ribuan pangkal replikasi. Gelembung-gelembung replikasi terbentuk dan akhirnya
menyatu, sehingga mempercepat penyalinan molekul DNA yang sangat panjang ini. Seperti
pada bakteri, replikasi DNA berjalan dalam dua arah dari setiap pangkal. Di setiap ujung
gelembung replikasi terdapat cabang replikasi, suatu dareah berbentuk Y di mana untai-untai
DNA baru mulai memanjang.

Pemanjangan DNA baru pada cabang replikasi dikatalisis oleh enzim-enzim yang di
sebut DNA polymerase. Saat nukleotida-nukleotida berjejer dengan basa-basa komplementer
sepanjang untaian pada cetakan DNA nukleotida-nukleotida ini di tambahkan oleh
polymerase, satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai DNA yang baru. Laju
pemanjangan kurang lebih 500 nukleotida per detik pada bakteri dan 50 per detik pada sel-sel
manusia.

Nukleotida-nukleotida yang menjadi substrat untuk untai DNA polymerase


sebenarnya adalah nukleotida trifosfat, yaitu nukleotida-nukleotida dengan tiga gugus fosfat.
Helikase adalah sejenis enzim yang berfungsi membuka heliks ganda di cabang replikasi,
memisahkan kedua untai lama. Molekul-molekul dari protein pengikat untai tunggal
kemudian berjajar di sepanjang untai-untai lama yang tidak berpasangan, menjaga agar untai-
untai ini tetap terpisah selama mereka bertindak sebagai cetakan untuk sintesis untai-untai
komplementer baru. 15

17
 Fungsi reseptor sel target

Sel target mempunyai dua fungsi utama, yaitu


1. Regulasi sitem imun.
2. Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.

Masing-masing sel target mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+, dan
CD3’ yang membedakan dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi
sel B, killer cell, dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD8+ membunuh sel
yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.

Sel target mempunyai fungsi kemampuan mensekresi sitokinin ( bahan kimia yang
mampu membunuh sel ) seperti inferferon. Sitokin dapat mengikat sel target dan
mengakktivasi protein inflamasi. Sel target juga membantu perkembanganm sel,
mengaktivasi fagositosis, dan menghancurkan sel target. Interleukin adalah sitokin yang
bertugas sebagai messenger antarsel darah putih. Rekombinan interleukin, akhir-akhir ini
sedang di pelajari dalam percobaan klinis terutama bagi pasien dengan infeksi HIV.

Secara imunologis, sel target yang terdiri atas T-hepler, di sebut limfosit CD4’, akan
mengalami perubahan secara kuantitas maupun kualitas. HIV menyerang CD4+, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung sampul HIV yang mempunyai efek toksin
akan menghambat fungsi sel target. Secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang di
sebut sampul gp 120 dan anti p24 berinteraksi dengan CD4+ yang kemuadian menghambat
aktivitas sel yang mempresentasikan antigen ( APC ). Setelah HIV melekat melalui reseptor
CD4+ dan co-reseptor bagian sampul tersebut melakiukan fusi dengan membrane sel dan
bagian intinya masuk ke dalam sel membrane. Pada bagian ini terdapat enzim reverse
transcriptase yang terdiri atas DNA polymerase dan ribonuklease. Pada inti yang
mengandung RNA, enzim DNA polymerase menyusun kopi DNA dari RNA tersebut. Enzim
ribonuklase memusnahkan RNA asli. Enzim polymerase kemudian membentuk kopi DNA
kedua dari DNA pertama yang tersusun sebagai cetakan. 16

18
 Kesimpulan

Hipotesis tentang penyakit diabetes mellitus pada wanita gemuk di sebabkan karena
perubahan fungsi reseptor hormone insulin pada sel target dapat di terima.
Karena Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,
dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormone insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.

19

Anda mungkin juga menyukai