TINJAUAN PUSTAKA
Struktur molekul DNA pertama kali diungkapkan oleh James Watson dan Francis
Crick pada tahun 1953 berdasarkan atas foto difraksi sinar X yang dibuat oleh Rosalind
Franklin dan Maurice Wilkins. Watson dan Crick membuat model struktur DNA yang
disebut untai-ganda ‘double helix’ (Yuwono, 2010: 51). Deretan gula deoksiribosa dan
fosfat menyusun pita spiral dan merupakan tulang punggung (back-bone) dari molekul
DNA. Basa nitrogen berhubungan dengan gula berdasarkan model DNA dari Watson dan
Crick, maka satu spiral penuh (360o) mengandung sepuluh basa. Jarak satu basa dengan
basa lainnya adalah 3,4 Å (1 Å = 0,0001 mikron). Jadi, sebuah pita spiral dalam double
helix membuat satu spiral penuh setiap 34 Å. Lebar molekul DNA sepanjang double helix
adalah tetap, yaitu 20 Å (Suryo, 2011:31).
C. Replikasi DNA
Menurut Suryo (2011:38), ada beberapa hipotesa mengenai replikasi DNA, yaitu :
1. Semikonservatif. “Double helix” dari molukel DNA yang lama membuka dengan
perantaraan enzim, kemudian disamping tiap pita yang lama di bentuk pita DNA baru.
Cara ini sesuai dengan pendapat Watson dan Crick.
2. Konservatif. Molekul DNA yang lama tetap, artinya “Double helix” tidak membuka.
Di samping molekul DNA yang lama dibentuk molekul DNA baru.
3. Dispersif. Molekul DNA putus menjadi menjadi beberapa bagian dan untuk
potongan-potongan itu di bentuk DNA baru.
PENDAHULUAN
Asam nuklead adalah makromolekul biokimia yang kompleks dan tersusun atas rantai
nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah
DNA dan RNA. Asam nukleat merupakan biopolimer yang penyusunnya adalah nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu basa nitrogen heterosiklik (purin atau
pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat.
Deoxyribosa Nucleic Acide (DNA) merupakan materi yang memiliki struktur dan
fungsi yang akan membawa informasi genetik. Informasi tidak hanya mencakup bentuk,
tetepi juga pola perilaku jaringan-jaringan, sel-sel pada manusia bereaksi terhadap perubahan
kimiwi maupun fisik lingkungan sekitarnya sebagai jawaban atas perintah inti sel.
Replikasi bahan genetik dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali pertumbuhan
sel, meskipun sebenarnya pertumbuhan merupakan hasil gabungandari banyak proses yang
saling berkaitan satu sama lain. Sel memiliki mekanisme replikasi bahan genetik yang
dilengkapi bahan penyuntingan yang sangat akurat sehingga bahan genetik yang diturunkan
kepada sel anakan mempunyai komposisi yang sangat identik dengan komposisi bahan
genetik sel induknya. Replikasi bahan genetik diikuti dengan pembentukan sel-sel anakan
yang membawa duplikat bahan genetik hasil replikasi. Oleh karena itu kesalahan dalam
proses replikasi genetik dapat mengakibatkan perubahan sifat sel anakan.Mekanisme
replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak protein yang masing-masing
mempunyai peranan spesifik. Protein-protein yang terlibat dalam proses replikasi bahan
genetik dikode oleh gen-gen yang terdapat dalam bahan itu sendiri. Oleh karena itu terdapat
kaitan fungsional. Secara umum, replikasi merupakan proses pengkopian rangkaian molekul
bahan genetik (DNA)