Anda di halaman 1dari 13

Analisa Proses Pengentalan Susu Evaporasi Pada Berbagai

Perlakuan Suhu Dengan Menggunakan Evaporator Vakum Tipe


Water Jet.

JURNAL

Oleh :
SYAMSUL HUDA
0211020059

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008
Analisa Proses Pengentalan Susu Evaporasi Pada Berbagai Perlakuan Suhu
Dengan Menggunakan Evaporator Vakum Tipe Water Jet.

Oleh :
Syamsul Huda

Abstrak

Susu kental merupakan susu yang diolah melalui proses penguapan hampa.
Prosesnya dilakukan dengan pemanasan terlebih dahulu untuk menjaga kestabilan
selama proses pengentalan dan penyimpanan. Pemanasan ini penting karena dapat
menghancurkan bakteri patogen, sehingga susu kental yang dihasilkan akan steril dan
aman bagi konsumen. Mesin evaporator vakum merupakan mesin yang beroperasi pada
tekanan vakum atau tekanan di bawah 1 atm, tujuan dari kondisi operasi ini adalah agar
proses penguapan dapat berlangsung pada kondisi suhu rendah, sehingga kerusakan
yang disebabkan oleh suhu dapat dikurangi.
Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui pengaruh perbedaan suhu pengolahan
terhadap laju penguapan susu evaporasi dan perubahan sifat fisik susu evaporasi,
mengetahui kebutuhan energi mesin penguap vakum pada proses pengentalan susu
evaporasi, mengetahui effisiensi dari mesin penguap vakum tipe water jet dengan sistem
double jacket. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
atau percobaan dengan menggunakan faktor perlakuan suhu yang terdiri dari 3 level
perlakuan masing-masing 50, 55, 60°C. Pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali
ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan antara lain nilai kadar air susu evaporasi yang
dihasilkan berkisar antara 55,35 % - 64,89 % bb. Kadar air tertinggi diperoleh pada
perlakuan dengan suhu 50°C sebesar 67,81 % dan rerata kadar air terendah adalah pada
suhu 60°C yaitu sebesar 58,06 %. Rerata berat jenis tertinggi dicapai pada perlakuan
suhu 60°C yaitu 1,09 dan yang terendah dicapai pada perlakuan 50 °C yaitu 1,07. Rerata
viskositas terbesar didapatkan pada suhu 60 °C yaitu sebesar 36 cP. Sedangkan
viskositas terendah didapatkan pada suhu 50°C yaitu sebesar 12 cP. Rerata rendemen
yang terrendah didapatkan pada suhu 60 °C yaitu sebesar 22,3 % dan rerata rendemen
yang paling tinggi didapatkan pada suhu 50°C yaitu sebesar 36,91 %. Laju penguapan
yang didapatkan dari penelitian ini nilai tertinggi didapatkan pada perlakuan suhu 60°C
dan yang terendah adalah pada perlakuan suhu 50°C. Jumlah energi total yang terkecil
didapatkan pada perlakun suhu 60 °C yaitu sebesar 10269,595 kJ dan nilai terbesar
didapatkan pada suhu 50 °C yaitu sebesar 16384,484 kJ. Nilai effisiensi terendah
terdapat pada suhu 50 °C sebesar 23,26 % sedangkan nilai tertinggi terletak pada suhu
60 °C sebesar 31,62 %.

Kata kunci : Susu Evaporasi, Suhu, Evaporator Vakum, water jet

1
Coagulation Process Analysisof Evaporation Milk at Various Treatment of
Temperature by using Vacuum Evaporator type Water Jet

by :
Syamsul Huda

Abstract

Heavy cream is milk that processed through evaporation process of vacuum


condition. The process is done with warm-up beforehand to take care of stability during
coagulation process and storage. Warm-up is important because can break pathogenic
bacteria, so that heavy cream yielded to be sterile safe and for consumer. Evaporator
vacuum machine is machine that operated under vacuum condition (1 atm). The porpose
from this condition is evaporation process happened on reduced temperature, so
deterioration of food cause by temperature could be reduced.
The aims of this research are : To know the effect of different temperature on
rate of milk evaporation and physic change evaporated milk, to know the energy
required by vacuum evaporator machine, to know the efficiency vacuum evaporation
machine type water jet with double jacket system. Method applied in this research is
method experiment or attempt by using treatment factor of temperature consisted of 3
level, each treatment 50, 55, 60°C. At each treatment is done 3 times restating.
Result of research shows that evaporation milk water content value yielded
ranges from 55,35 % - 64,89 % wb. Highest water content average obtained at treatment
with temperature 50°C is 67,81 % wb and low water content average is at temperature
60°C that is 58,06 % wb. Highest specific gravity average reached at treatment of
temperature 60°C that is 1,09 and low reached at treatment 50 ° C that is 1,07. The
biggest viscosity average got at temperature 60 ° C that is 36 cP. While low viscosity got
at temperature 50°C that is 12 cP. Lowest rendement average got at temperature 60 ° C
that is 22,3 % and highest rendement average got at temperature 50°C that is 36,91 %.
Rate evaporation got from this research highest value got at treatment of temperature
60°C and lowest is at treatment of temperature 50°C. The smallest total energies got at
treatment temperature 60°C that is 10269,595 kJ and the biggest value got at
temperature 50°C that is 16384,484 kJ. Low efficiency value there is at temperature 50 °
C 23,26 % while highest value lay in temperature 60 ° C 31,62 %.

Keyword : Evaporation Milk, Temperature, Vacuum Evaporator, Water Jet

2
PENDAHULUAN Tabel l. Kompisisi Gizi Rata-rata Air
Susu merupakan sumber gizi Susu*
terbaik bagi mamalia yang baru
dilahirkan. Susu disebut sebagai KANDUNGAN SATUAN JUMLAH
makanan yang hampir sempurna karena Air % 88
kandungan zat gizinya yang lengkap. Lemak % 88
3.5
Selain air, susu mengandung protein, Protein % 3.2
karbohidrat, lemak, mineral, enzim- Laktosa % 4.3
enzim, gas serta vitamin A, C dan D Ca (mg/100 gr ) 143
dalam jumlah memadai. (Astawan, P (mg/100 gr ) 60
2006). Susu kental merupakan susu 60
Fe (mg/1.00 gr ) 1.7
yang diolah melalui proses penguapan
Vitamin A (N) 130
hampa. Prosesnya dilakukan dengan
pemanasan terlebih dahulu untuk Vitamin B (mg/100 g r) 0.03
menjaga kestabilan selama proses Vitamin C (mg/100 g r) 1
pengentalan dan penyimpanan. * Sumber : Judkins and Keener, 1996
Pemanasan ini sangat penting karena Susu kental merupakan susu
dapat menghancurkan bakteri patogen, yang diolah melalui proses penguapan
sehingga susu kental yang dihasilkan hampa. Prosesnya dilakukan dengan
akan steril dan aman bagi konsumen pemanasan terlebih dahulu untuk
(Shiddieqy, 2006). Mesin evaporator menjaga kestabilan selama proses
vakum merupakan mesin yang pengentalan dan penyimpanan.
beroperasi pada tekanan vakum atau Pemanasan ini penting karena dapat
tekanan di bawah 1 atm, tujuan dari menghancurkan bakteri patogen,
kondisi operasi ini adalah agar proses sehingga susu kental yang dihasilkan
penguapan dapat berlangsung pada akan steril dan aman bagi konsumen.
kondisi suhu rendah, sehingga Penguapan susu dilakukan pada ruang
kerusakan yang disebabkan oleh suhu hampa dengan suhu 77°C. Pada suhu
dapat dikurangi. 49°C, fase cair dari produk yang
Tujuan penelitian ini adalah : dikentalkan menjadi jenuh dengan
Mengetahui pengaruh perbedaan suhu laktosa, dan pada waktu susu kental itu
pengolahan terhadap laju penguapan didinginkan terjadi larutan jenuh dan
susu evaporasi dan perubahan sifat fisik kristalisasi (Buckle, et al. 1987).
susu evaporasi, mengetahui kebutuhan Evaporasi adalah pemindahan
energi mesin penguap vakum pada sebagian air dari bahan pangan cair
proses pengentalan susu evaporasi, dengan mendidihkan uap air. Hal ini
mengetahui effisiensi dari mesin meningkatkan kepadatan bahan pangan
penguap vakum tipe water jet dengan dan juga mengawetkan dengan
sistem double jacket. berkurangnya water activity. Selama
Susu merupakan salah satu evaporasi berlangsung, panas sensibel
bahan makanan yang banyak dipindahkan dari uap panas ke bahan
mengandung zat gizi, diantaranya pangan untuk mencapai suhu titik didih.
protein dengan kandungan yang tinggi, Panas laten penguapan kemudian di
karbohidrat, lemak, vitamin, dan suplai dengan uap panas, untuk
beberapa mineral. Warna susu yang membentuk gelembung-gelembung uap.
normal bervariasi dari putih keabu- Laju penguapan ditentukan oleh laju
abuan sampai kuning kecoklatan pindah panas ke dalam bahan dan laju
tergantung dari jumlah lemak dan bahan pindah massa uap dari bahan
padat bukan lemak (Lampert, 1970). (Fellow,2000).
Evaporasi mengacu pada
penguapan larutan melalui titik
didihnya sehingga penguapan hanya
sampai pada titik didih pelarut dan zat

3
yang terlarut. Pada penguapan susu Keunggulan dari teknologi
segar suhu yang tinggi dapat water jet adalah : tidak menggunakan
menyebabkan perubahan sifat yang seal, oli bantalan serta elemen gerak
merugikan, seperti hilangnya flavor, lainnya. Kemampuan menghisap
warna, rasa maupun nilai nutrisinya. tekanan stagnasi minimum yang
Menurut Toledo (1981) ditimbulkan mencapai 10 kPa absolut,
besarnya laju penguapan dinyatakan tekanan ini dipengaruhi oleh debit dan
dengan persamaan di bawah ini : suhu air, head tekanan dan rancangan
mw jet itu sendiri (Lastriyanto, 1999).
W= Alat penguap vakum (vacuum
t
evaporator) digunakan untuk
Dimana mw adalah massa uapan air
menguapkan bahan-bahan yang peka
(kg) dan t adalah waktu (jam)
terhadap suhu tinggi seperti santan atau
Menurut Suyitno (1988)
susu. Alat ini dipakai bila
evaporator adalah alat yang digunakan
menginginkan penguapan secara tepat
untuk operasi pemekatan larutan yang
dan tekanan pada bahan tetap
dapat mengalami kerusakan oleh
dipertahankan lebih rendah dari 1
pengaruh suhu tinggi dengan jalan
atmosfer. Kevakuman ini menyebabkan
menguapkan sebagian cairan yang ada.
perbedaan suhu antara uap dan bahan
Proses penguapan dengan evaporator
akan meningkat sehingga bahan pelarut
vakum digunakan pada tekanan rendah
pada bahan dapat mendidih dengan
atau vakum agar titik didihnya rendah.
suhu relatif lebih rendah, sehingga akan
Cairan akan mendidih jika tekanan dari
meminimalkan kerusakan akibat
cairan mencapai tekanan sebesar
pemanasan (Fellow,1995). Pada
tekanan disekelilingnya. Kondisi vakum
penguap vakum, proses penguapan akan
diperlukan untuk mendidihkan cairan
dilakukan pada ruang tertutup dengan
pada suhu lebih rendah dan diperoleh
kondisi tekanan yang rendah sehingga
dengan cara mekanis yaitu hisapan uap
suhu penguapan menjadi rendah pula.
(Steam Jet Ejector), pompa vakum
Untuk itu diperlukan pula pemvakuman
biasanya dikombinasikan dengan
dari Water Jet. Agar beban pompa
kondensor bagi penguap air yang keluar
vakum dapat dikurangi, uap air yang
dari evaporator.
dibebaskan dari penguapan diembunkan
Teknologi jet air sudah umum
dengan kondensor pendingin air
digunakan untuk menghisap air pada
(Lastriyanto,1998).
sumur dalam, pada penggorengan
vakum, prinsip tersebut digunakan
METODE PENELITIAN
untuk menghisap gas/udara. Efek
Penelitian ini dilaksanakan pada
kevakuman pada water jet ditimbulkan
bulan Desember 2007 sampai dengan
oleh efek dari perubahan energi tekan
Januari 2008 bertempat di Laboratorium
fluida menjadi kecepatan melalui
Teknik Prosesing Hasil Pertanian
sebuah nozzle yang diteruskan ke dalam
Jurusan Teknik Pertanian Universitas
saluran konvergen divergen
Brawijaya Malang.
(Lastriyanto,1999).
Alat yang digunakan antara lain
adalah : Mesin penguap vakum tipe
water jet, Penampung kondensat, Gelas
ukur, Termokontrol,Termometer air
raksa Timbangan digital, Stopwatch,
Viscometer, Kulkas, kWh meter,
Moisture Tester.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : Susu segar yang
Gambar 1. Skema pompa vakum diambil dari Koperasi Unit Desa Dau,
sistem water jet Air, LPG.

4
Metode yang digunakan dalam teruapkan lebih banyak. Fellow, (1995)
penelitian ini adalah metode menyatakan bahwa pemanasan pada
eksperimental dengan menggunakan bahan pangan menyebabkan penurunan
faktor perlakuan suhu yang terdiri dari 3 kadar air bahan pangan sebagai akibat
level perlakuan masing-masing 50, 55, dari terjadinya proses penguapan
60°C. Pada masing-masing perlakuan selama pemanasan berlangsung.
dilakukan 3 kali ulangan. Data hasil
penelitian dianalisa secara matematis 2. Berat Jenis
dan disajikan dalam bentuk grafik Berat jenis susu evaporasi susu
kemudian. Analisa yang dilakukan yang dihasilkan dari penilitian ini
meliputi analisa sifat fisik susu hasil berkisar antara 1.07-1.10, sedangkan
evaporasi dan analisa teknik yang rerata berat jenis bahan baku susu segar
terdiri dari laju penguapan dan adalah antara 1.01-1.02. Dari hasil
effisiensi energi. penelitian, rerata berat jenis tertinggi
Penelitian ini dilaksanakan dicapai pada perlakuan suhu 60°C yaitu
dalam dua tahap yaitu Penelitian 1.09 dan yang terendah dicapai pada
Pendahuluan dan Penelitian Lanjutan. perlakuan 50 °C yaitu 1.07. Berat jenis
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk akan meningkat dengan bertambahnya
melakukan percobaan dalam suhu karena kadar air menurun dengan
menentukan tahapan proses, suhu yang semakin meningkatnya suhu
digunakan dan untuk mengetahui penguapan. Hal ini dikarenakan selama
kinerja keseluruhan alat. Dari penelitian proses evaporasi jumlah padatan pada
pendahuluan kemudian digunakan bahan akan meningkat seiring dengan
untuk penelitian lanjutan. Penelitian berkurangnya jumlah air bahan. Dengan
lanjutan dilakukan untuk mempelajari meningkatnya jumlah padatan ini, maka
pengaruh perlakuan penggunaan suhu densitas bahan akan semakin meningkat
operasi terhadap hasil dari susu sehingga berat jenis bahan akan
evaporasi, rendemen dan perubahan bertambah. Berat jenis adalah rasio dari
kadar air susu dan laju evaporasi susu densitas suatu bahan terhadap densitas
serta kebutuhan energi evaporator standar (aquadest) pada suhu dan
vakum. tekanan yang standar (pada suhu 25 °C
dan tekanan atmosfer).
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Wijaya dkk, (1997). Berat
jenis ditentukan oleh berat molekul dan
1. Kadar Air komponen-komponen penyusun bahan
Nilai kadar air susu evaporasi yang baku atau produk. Semakin tinggi berat
dihasilkan akibat perlakuan suhu molekul dan komponen penyusunnya
evaporasi berkisar antara 55.35 % - maka akan semakin tinggi pula berat
64.89 % bb. Sedangkan nilai rerata jenisnya.
kadar air awal bahan baku susu segar
sebesar 88.52 % - 89.34 %). Rerata 3. Viskositas
kadar air tertinggi diperoleh pada Viskositas adalah merupakan
perlakuan dengan suhu 50°C sebesar parameter penting pada proses
67.81 % dan rerata kadar air terendah evaporasi, viskositas akan meningkat
adalah pada suhu 60°C yaitu sebesar proporsional dengan kandungan bahan
58.06 %. Menurut Buckle, (1987) kadar kering (Walstra, et al, 1999). Dengan
air susu evaporasi adalah 74.5 %. menurunnya kadar air susu evaporasi
Kadar air cenderung menurun mengakibatkan viskositas susu
dengan bertambahnya suhu perlakuan, evaporasi semakin tinggi.
karena selama proses penguapan suhu Viskositas yang dihasilkan dalam
yang lebih tinggi akan mempengaruhi penelitian ini memiliki kisaran antara
kecepatan evaporasi sehingga 12-36 cP, sedangkan rerata viskositas
kandungan air yang terdapat pada susu bahan baku susu segar adalah sebesar

5
6.3 cP. Rerata viskositas terbesar 5. Laju Penguapan
didapatkan pada suhu 60 °C yaitu Laju penguapan yang didapatkan
sebesar 28.6 cP. Sedangkan viskositas dari penelitian ini nilai tertinggi
terendah didapatkan pada suhu 50°C didapatkan pada perlakuan suhu 60°C
yaitu sebesar 13.3 cP. Peningkatan dan yang terendah adalah pada
viskositas susu evaporasi disebabkan perlakuan suhu 50°C, atau dapat
karena pengurangan kadar air oleh dikatakan pada perlakuan 60°C lebih
penguapan pada susu segar sehingga cepat menguapkan bahan dibandingkan
susu segar semakin pekat dan daya pada perlakuan 50°C. Hal ini
perlawanan atau geseran semakin besar disebabkan karena kandungan air pada
yang akan merubah viskositas bahan suatu bahan akan cepat menguap
menjadi kental. dengan bertambahnya suhu. Dengan
Viskositas akan meningkat dengan pemakaian suhu yang lebih tinggi maka
bertambahnya suhu penguapan karena akan meningkatkan kecepatan
kadar air menurun dengan penguapannya.
meningkatnya suhu penguapan.
Meningkatnya viskositas disebabkan
karena adanya penguapan kandungan 0,9

Laju Penguapan (kg/jam)


air pada susu selama proses (terjadinya 0,8
0,7 50°C
proses pengentalan). Pengentalan 55°C
0,6
adalah proses dimana terjadi kenaikan 0,5
60°C

viskositas suatu cairan, viskositas 0,4

adalah ukuran sifat cair dari zat cair. 0,3

0,2
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu (menit)

28 28,6
Gambar 3. Grafik hubungan antara
Viskositas (cP)

25
rerata Laju Penguapan dengan Waktu
22 pada masing-masing Suhu Perlakuan
19
17,11
16 Laju penguapan air bahan
13 13,3 merupakan jumlah air yang dapat
10 diuapkan secara simultan oleh mesin
50 55 60 penguap vakum dalam satu satuan
Suhu ( C) waktu. Laju penguapan akan
Gambar 2. Grafik Hubungan Rerata menunjukkan kemampuan mesin untuk
Viskositas Susu Evaporasi Terhadap menguapkan air dengan menggunakan
Suhu Penguapan. energi panas yang berasal dari energi
4. Rendemen panas LPG dan laju penguapan
Rerata rendemen yang paling ditentukan baik oleh laju perpindahan
rendah didapatkan pada suhu 60 °C panas ke dalam bahan dan laju pidah
yaitu sebesar 22.3 % dan rerata massa uap air dari bahan pangan.
rendemen yang paling tinggi didapatkan Sedangkan menurut Wirakartakusumah,
pada suhu 50°C yaitu sebesar 36.91 %. (1989) penguapan terjadi pada titik
Hal ini dikarenakan semakin tinggi didih cairan. Apabila perbedaan suhu
suhu penguapan maka akan antara medium pemanas dengan cairan
meningkatkan laju penguapan sehingga yang dipanaskan kecil, maka kecepatan
prosentase bahan yang tertinggal pindah panas akan menurun sehingga
menjadi lebih sedikit, sebaliknya waktu yang diperlukan untuk mencapai
apabila suhu semakin rendah maka laju titik didih cairan menjadi lebih lama,
penguapan akan turun sehingga yang menyebabkan penguapan (pindah
prosentase bahan yang tertinggal akan massa) berlangsung lebih lama jika
menjadi lebih besar. dibandingkan dengan perbedaan suhu

6
yang lebih besar pada tekanan yang dalam berupa stainless stell dan lapisan
sama. luar berupa pipa tembaga diantara dua
lapisan tersebut terdapat media
6. Suhu Bahan pendingin berupa air. Sehingga uap
Pada mesin penguap vakum ini panas akan kembali menjadi air yang
suhu yang digunakan selama proses bersuhu 26°C-31°C.Proses pendinginan
penguapan dapat dikendalikan dengan ini ditujukan untuk mengurangi beban
pengatur panas yang terletak di dalam pompa selama proses penguapan,
kontrol panel, dimana cara kerja dari apabila uap panas langsung dihisap
alat tersebut adalah, dengan mengatur tanpa didinginkan maka akan
besar kecilnya suplai gas yang mengakibatkan pompa vakum cepat
digunakan. Suhu dikendalikan dengan rusak. Peristiwa yang terjadi didalam
mengatur aliran bahan bakar sistem kondensor adalah proses kondensasi,
bypass melalui solenoid yang dimana uap panas dirubah wujudnya
dioperasikan secara otomatis oleh suhu menjadi air. Dimana pada penelitian ini
kontroller elektris dengan sensor kondensat yang dihasilkan dijadikan
Termokopel (Lastriyanto, 1998). ukuran kapan proses penguapan akan
Pada penelitian ini proses selesai dilaksanakan.
penguapan susu menggunakan cara Kondensor yang digunakan pada
Batch Evaporator, dengan penelitian ini terdiri dari : unit
menggunakan sistem Double Jacket, pendingin uap panas dan penampung
dimana pada ruang penguapan susu kondensat. Pendingin uap panas terdiri
segar yang dimasukkan tidak dari media pendingin yaitu air yang
bersentuhan langsung dengan media disirkulasikan oleh pompa dan pipa
pemanas, akan tetapi melalui perantara tembaga sebagai tempat saluran uap air
fluida yaitu berupa air. Hal ini ditujukan panas. Pemilihan bahan tembaga adalah
agar susu tidak mengalami over heat untuk mendapatkan koefisien pindah
atau terlalu panas yang akan panas konduksi yang relatif besar.
menyebabkan penurunan kualitas pada Dengan demikian proses pertukaran
produk jadi dan juga untuk meratakan antara uap panas dengan media air
panas ke seluruh permukaan bahan. pendingin bisa berlangsung dengan baik
Pada penelitian ini semakin rendah (Dwi Argo dkk, 2002).
suhu yang digunakan maka akan Dari hail penelitian semakin lama
semakin lama waktu yang digunakan. proses maka suhu kondensat akan
Pada suhu 50 °C rerata waktu yang mengalami kenaikan. Hal ini
diperlukan adalah 203 menit, suhu 55°C berhubungan dengan beban kondensasi
adalah 176 menit dan pada suhu 60°C yang ditanggung oleh air kondensasi
adalah 123 menit Besarnya suhu juga yang bersirkulasi. Dengan
sangat dipengaruhi oleh besarnya bertambahnya waktu proses yang
tekanan, dimana pada peneltitian ini diikuti oleh kenaikan suhu kondensat,
tekanan yang digunakan adalah tekanan maka akan berakibat pada penurunan
vakum, semakin tinggi tekanan maka densitas dan kelembaban air pendingin,
titik didih air semakin tinggi sebaliknya sehingga akan menurunkan effisiensi
semakin rendah tekanan maka titik dari mesin penguap vakum.
didih air akan semakin rendah.
8. Tekanan
7. Suhu Kondensat Tekanan yang diperoleh pada
Pada saat proses penguapan, uap penelitian ini relatif konstan yaitu
panas dihisap dan didinginkan melalui berkisar antara 6.33 kPa-8 kPa Absolut
kondensor, dimana di dalam kondensor (70-71.5 cmHg). Selama penguapan
uap panas akan didinginkan dengan terjadi perubahan tekanan yang
mekanisme kondensor tipe konsentrik disebabkan oleh perubahan suhu.
yang terdapat dua lapisan, lapisan Sehingga dapat disimpulkan bahwa

7
perubahan tekanan merupakan fungsi berjalan lebih lambat, sehingga energi
dari kenaikan suhu. Tekanan dari suatu yang dibutuhkan akan lebih besar.
sistem adalah gaya yang dihasilkan oleh
sistem tersebut pada satuan luas dari
1300
batas-batasnya.
1200
Unit yang digunakan untuk

Energi Total (kJ/kg)


1100
membangkitkan tekanan vakum adalah 50°C
1000 55°C
berasal dari unit ejektor yang berupa 60°C
900
saluran konvergen divergen.
800
Pemanfaatan ejektor sebagai komponen
700
pembangkit ruang vakum sangat cocok
600
untuk mesin penguap vakum, karena 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210
sistem pemvakuman dengan ejektor Waktu (menit)

tersebut tidak memerlukan elemen Gambar 4. Grafik Hubungan antara


penggerak seperti pada pompa vakum Rerata Energi Total dengan Waktu pada
mekanis. Berdasarkan penelitian masing-masing perlakuan
sebelumnya debit aliran udara dan uap
air yang terhisap oleh efek dari ejektor Output energi yang berupa Energi
mempunyai hubungan yang signifikan Penguapan diperoleh dengan
pada kombinasi jumlah ejektor dan mengalikan jumlah uapan air bahan
suhu (Dwi Argo dkk. 2002). pada setiap proses penguapan per
satuan waktu dengan Entalphi fase uap
9. Energi (Hfg) pada suhu proses. Dimana
Energi yang diperlukan untuk paremeter yang digunakan untuk
menguapkan bahan pada penelitian ini mengitung entalphi adalah tekanan.
adalah berasal dari energi panas kompor Entalphi fase uap (Hfg) pada masing-
LPG dan energi mekanis yang berasal masing tekanan adalah tekanan 8 kPa
dari pompa air yang merupakan energi Absolut 2403.3 kJ/kg dan tekanan 6.33
listrik, kebutuhan energi panas dan kPa Absolut 2413.7 kJ/kg.
mekanis dihitung dengan cara
mengukur konsumsi gas persatuan
waktu dan menghitung jumlah putaran 400

pada kWh meter. Berdasarkan Gambar


En ergi Pen g u apan (kJ)

350

4 dapat dilihat bahwa semakin rendah 300


50°C
55°C
suhu penguapan maka jumlah energi 250 60°C
yang dibutuhkan akan meningkat. Hal 200
ini dikarenakan dengan semakin
150
rendahnya suhu maka waktu yang
100
diperlukan untuk proses penguapan 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210
akan semakin lama. Waktu (menit)

Pada penelitian ini waktu yang Gambar 5. Grafik Hubungan antara


dibutuhkan untuk proses evaporasi pada rerata Energi Penguapan dengan Waktu
masing-masing perlakuan adalah pada masing-masing perlakuan
berbeda karena paremeter yang
digunakan adalah jumlah kondensat Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat
yang dikeluarkan dari bahan. Jumlah bahwa semakin tinggi suhu penguapan
energi yang dibutuhkan berkaitan erat maka energi penguapan akan semakin
dengan suhu penguapan, karena suhu besar, ini disebabkan karena dengan
sangat berperan penting dalam proses bertambahnya suhu maka jumlah uapan
pindah panas dan massa pada saat air yang dilkeluarkan dari bahan juga
penguapan, dimana semakin rendah akan meningkat. Pada saat proses
suhu maka proses penguapan akan penguapan dikenal ada dua jenis panas

8
yang pertama adalah panas sensibel kaitannya dengan waktu yang
yaitu panas yang dipindahkan dari digunakan untuk melakukan proses.
medium pemanas ke bahan pangan, Dimana semakin lama waktu maka nilai
panas ini digunakan untuk menaikkan effisiensinya akan semakin kecil karena
suhu bahan sampai pada titik didihnya. jumlah energi yang dibutuhkan akan
Panas sensibel merupakan jumlah kalor semakin besar. Salah satu faktor yang
yang diperlukan untuk menaikkan suhu menentukan besar kecilnya effisiensi
air menjadi suhu penguapannya.Yang adalah keadaan bahan yang diproses
kedua adalah panas laten yaitu panas dalam hal ini adalah kadar air, dimana
yang timbul setelah bahan mencapi titik semakin tinggi nilai kadar air maka
didihnya sehingga tekanan uap akan jumlah energi untuk menguapkan bahan
meningkat dan akan membentuk persatuan waktu akan semakin besar
gelembung cairan. sehingga akan menurunkan effisiensi.
Data penelitian selengkapnya dapat
10. Effisiensi Mesin Penguap Vakum diilihat pada lampiran.
Pada penelitian ini effisiensi dibagi
menjadi dua macam yaitu effisiensi KESIMPULAN
energi panas yang didapatkan dengan
membandingkan antara energi uapan air Nilai laju penguapan tertinggi pada
yang diperoleh dengan energi panas penelitian ini didapatkan pada suhu
yang berasal dari LPG, yang kedua 60°C dan menghasilkan nilai kadar
adalah effisiensi energi total yang air 58 % bb, sedangkan laju
didapatkan dengan membandingkan penguapan terendah didapatkan
energi uapan yang diperoleh dengan pada suhu 50 °C menghasilkan
energi total (energi panas dan mekanis) kadar air 67.81 % bb. Dapat
yang diperlukan. dinyatakan bahwa dengan
bertambahnya suhu penguapan
maka akan meningkatkan laju
34 penguapan diikuti oleh perubahan
32
nilai kadar air.
Effisiensi Total (% )

31,62
Rerata viskositas terendah
30
didapatkan pada suhu 50 °C yaitu
28 13.3 cP dan nilai tertinggi
26 didapatkan pada suhu 60°C yaitu
24,51 28.6 cP. Maka dapat dikatakan
24
23,26 bahwa semakin tinggi suhu
22 penguapan akan diikuti oleh
50 55 60 perubahan viskositas susu
Suhu (°C)
evaporasi.
Gambar 6. Grafik nilai rerata Effisiensi Nilai rerata berat jenis tertinggi
Energi Total pada masing-masing adalah 1.09 pada suhu 60°C,
perlakuan. sedangkan rerata berat jenis
terendah adalah 1.07 pada suhu 50
Berdasarkan Gambar 6 dapat °C. Dapat dikatakan bahwa
dilihat bahwa nilai effisiensi terendah peningkatan suhu penguapan akan
terdapat pada suhu 50 °C sebesar 23.26 diikuti peningkatan berat jenis.
% sedangkan nilai tertinggi terletak Dimana peningkatan nilai berat
pada suhu 60 °C sebesar 31.62 %. jenis menunjukkan peningkatan
Dimana waktu rata-rata yang jumlah padatan terlarut dalam susu
dibutuhkan pada masing-masing suhu evaporasi.
adalah T 50°C selama 203 menit dan Nilai rerata rendemen tertinggi
T 60°C selama 123 menit, besarnya diperoleh pada suhu 60°C sebesar
nilai efisiensi suatu mesin sangat erat

9
32 % dan nilai rerata rendemen Science Typesed Etching. Pty.
terendah adalah pada suhu 50°C Ltd Brishbane. Australia
sebesar 25.5 %. Dari nilai tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa Dwi Argo, B. Sudarminto. Lastriyanto
peningkatan suhu penguapan akan A. 2002. Rekayasa Mesin
mempengaruhi nilai rendemen Penggoreng Hampa Semi
suatu produk. Hubungan antara Kontinyu dan Penerapannya
peningkatan suhu penguapan dan Pada Industri Keripik Buah.
rendemen adalah berbanding Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik Volume
terbalik. 14 April 2002. Universitas
Rerata nilai energi total pada Brawijaya. Malang
masing-masing suhu adalah suhu 50
°C sebesar 44736.8 kJ, suhu 55°C Earle, R. L. 1982. Unit Operatioin in
sebesar 43871.1 kJ, dan suhu 60 °C Food Processing. Ellis Howard
sebesar 33546.9 kJ. Dari nilai Limited, England
tersebut dapat kita lihat bahwa
peningkatan suhu penguapan Fellow, P. J.1995. Food Processing
cenderung diikuti oleh penurunan Technology. Ellis Howard
kebutuhan total energi untuk Limited. England
menguapkan bahan.
Nilai effisiensi energi total tertinggi Lampert, L. M., 1970. Modern Dairy
pada penelitian ini adalah pada suhu Product. Chemical Publishing
60 °C sebesar 31.26 %, sedangkan Company, Inc. New York.
effisiensi terendah adalah pada suhu
50 °C sebesar 23.25 %. Dari nilai Lastriyanto, A. 1999. Peralatan Pasca
tersebut dapat dikatakan bahwa Panen dan Industri Pengolahan
mesin penguap vakum pada Hortikultura (Kajian Khusus :
penelitian ini sudah cukup baik Peralatan Industri Pengolahan
apabila digunakan untuk proses Hortikultura dengan Tekanan
pengolahan untuk jenis bahan yang Rendah Berbasis Teknologi Jet
lain. Air/Water Jet). Makalah
Seminar Nasional Pengembangan
SARAN Usaha Agroindustri Peluang dan
Tantangan. BPPT. Jakarta
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk jenis komoditi yang Shiddieqy M. Ikhsan. 2006.
lain, terutama bahan makanan yang Teknologi Pengolahan Susu.
sensitif terhadap suhu pengolahan http://www.pikiran- rakyat.com/
Perlu dilakukan analisa terhadap
kandungan susu evaporasi. Suyitno. 1998. Satuan Operasi. PAU
Pangan dan Gizi Universitas
Gajahmada. Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Toledo, R.T. 1981. Fundamental of
Astawan Made, Prof Dr Ir MS. 2006. Food Process Engineering. AVI
Proses UHT: Upaya Publishing Co. New York
Penyelamatan Gizi Pada
Susu. WASPADA Online
http://groups.google.co.id/ Walstra, P. and Jones. R. 1983. Dairy
Chemistry and Physics. John
Buckle, K. A; R. A. Edward G H. Fleet Wiley and Sons. New York
and M Wootan. 1987. Food

10
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan 2. Grafik
dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta
Winarno, F. G. S. Fardiaz, D. 1980.
69
Pengantar Teknologi Pangan. 67,81
67
PT Gramedia. Jakarta.

Kadar Air (%bb)


65
63,752
LAMPIRAN 63
61

1. Sifat fisik susu Evaporasi 59


58,006
A. Data penurunan kadar air (%bb) 57
55
No Suhu Ulangan Rerata 50 55 60
1 2 3 Suhu Penguapan ( C)
( C)

1 50 68,212 69,89 65,35 67,81 Gambar 7. Grafik Hubungan Antara


2 55 66,706 64,04 60,51 63,752 Rerata Kadar Air dengan Suhu
3 60 60,637 55,35 58,032 58,006 Penguapan
Berat jenis
B. Data viskositas susu evaporasi (cP)
1,095
1,09
No Suhu Ulangan Rerata
Berat Jenis

1,085
1 2 3 1,08
( C) 1,075
1,07
1 50 16 12 12 13,3 1,065
2 55 12 17,33 22 17,11 1,06
3 60 20 36 30 28,6 50 55 60
Suhu ( C)
C. Data berat jenis susu evaporasi
Gambar 8. Grafik Hubungan antara
No Suhu Ulangan Rerata Rerata Berat Jenis dengan Perubahan
1 2 3 Kadar Air Susu Evaporasi akibat
( C) perlakuan suhu penguapan.
1 50 1,08 1,07 1,08 1,07
2 55 1,08 1,08 1,10 1,08 34
3 60 1,08 1,09 1,10 1,09 33 32,9
32
Rendemen (%)

31
30
29
28 28,4
] 27
26
25,5
25
50 55 60
Suhu ( C)

Gambar 9. Grafik Hubungan antara


rerata Prosentase Rendemen dengan
Suhu Perlakuan

11
62
65
63,61
60

Effisiensi Panas (%)


Suhu Bahan (°C) 58 60
50°C
56 55°C
55
60°C
54
50 50,43
52

50 46,64
45
48
0 30 60 90 120 150 180 210
40
Waktu( menit)
50 55 60
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Suhu (°C)
rerata Suhu Bahan dengan Waktu pada
masing-masing perlakuan Gambar 13. Grafik nilai rerata
Effisiensi Energi Panas pada masing-
masing perlakuan.
31

30 Gambar. 14 Gambar Mesin Penguap


Suhu K ondensat (°C )

29
Vakum Tipe Water Jet
50°C
55°C
28
60°C
27

26

25
10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210

Waktu (menit)

Gambar 11. Grafik Hubungan antara


rerata Suhu kondensat dengan waktu
pada masing-masing Perlakuan.

8,0
7,8
7,6
Tekanan Absolut (kP a)

7,4 50°C
7,2 55°C
7,0 60°C
6,8
6,6
6,4
6,2
6,0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu (menit)

Gambar 12. Grafik hubungan antara


rerata Tekanan Absolut dengan Waktu
pada masing-masing perlakuan.

12

Anda mungkin juga menyukai