Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Pengawasan Mutu Bahan Baku,
(2) Pengawasan Mutu Selama Proses, dan (3) Pengawasan Mutu Produk.
pembuatan produk yoghurt “Youjell” meliputi bahan baku utama, bahan baku
dahulu sebelum dilakukan proses produksi. Jika bahan baku memiliki kualitas
yang jelek, maka bahan tersebut tidak akan dipakai dan akan diganti dengan bahan
Bahan baku utama dari produk yoghurt “Youjell” yaitu susu sapi.
yaitu uji alkohol dan uji total solid dengan menggunakan alat lactoscan. Uji
alkohol dilakukan menggunakan alkohol 70% untuk menguji kualitas susu. Jika
setelah dilakukan uji alkohol susu tidak menggumpal, maka dapat dikatakan
lactoscan dilakukan untuk melihat kadar total solid yang terdapat didalam susu.
Susu yang dikatakan baik adalah susu yang memiliki total solid minimal 11%.
Salah satu contoh hasil pengujian kandungan susu yang sesuai standar di PT.
78
79
Kandungan Kadar
Fat 3,49 %
SNF (Solid Non Fat) 7,66 %
Density 1025,03 kg/m3
Protein 2,87 %
Water 8,46 %
Lactosa 3,97 %
Total Solid ( Fat + SNF ) 11,15 %
(Sumber: PT. Insan Muda Berdikari)
antara lain gula, jelly, air, dan essence. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan
yang diharapkan atau tidak, dan juga pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan
kadaluarsa. Jika tidak sesuai, maka bahan baku penunjang tersebut tidak akan
digunakan.
pengawasan agar kemasan yang diterima dari supplier dalam keadaan baik dan
diperhatikan penyimpanannya agar tetap dalam keadaan baik, tidak rusak dan
plastik besar untuk mencegah debu dan kotoran masuk kedalam pengemas yang
akan digunakan. Selain itu disimpan dengan tidak langsung menyentuh lantai atau
dengan kata lain disimpan diatas palet untuk mencegah kontaminasi. Perusahaan
juga selalu memastikan agar gudang penyimpanan selalu dikunci dan memasang
CCTV untuk dapat diawasi setiap saat. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-
80
hal yang tidak diinginkan. Penggunaan kemasan berdasarkan first in first out,
dimana kemasan yang diterima pertama kali akan digunakan pertama kali juga
akhir dengan mutu yang baik sesuai standar yang diharapkan. Berbagai
diantaranya:
7.2.1. Pemerahan
pembersihan ambing sapi. Sapi-sapi milik PT. Insan Muda Berdikari diberi pakan
yang telah diatur komposisinya sedemikian rupa agar air susu yang dihasilkan
memiliki kandungan nutrisi yang baik. Selain itu, pengawasan terhadap waktu
pemerahan dilakukan agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, sebab waktu
dihasilkan.
81
terlebih dahulu untuk membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh sapi.
Pembersihan juga dilakukan pada lingkungan kandang sapi tersebut, hal ini
bertujuan untuk mencegah kontaminasi terhadap susu yang telah diperah. Begitu
pun dengan alat pemerah yang digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu.
menggunakan kain yang dibasahi air hangat untuk menghilangkan kotoran dan
ditampung dalam milk can yang terbuat dari stainless stell dan segera
bahan baku. Untuk mencegah kerusakan mutu terhadap susu tersebut, maka susu
ditampung didalam cooling unit. Selain itu sebagai upaya pengawasan mutu juga
dilakukan pengontrolan suhu pendingin agar tetap stabil pada suhu sekitar 4 oC dan
7.2.3. Pasteurisasi
Jika suhu tidak sesuai dengan suhu pasteurisasi maka proses pasteurisasi tidak
pada bahan tidak akan tercapai. Suhu pasteurisasi yang ditetapkan PT. Insan Muda
Beridikari yaitu 800C. Suhu tersebut merupakan suhu optimum yang dibutuhkan
82
untuk membunuh bakteri patogen, jika suhu kurang dari itu tujuan pasteurisasi
tidak tercapai secara optimal, dan sebaliknya jika suhu lebih dari suhu tersebut
maka susu akan mengalami kerusakan dari segi nutrisi maupun organoleptik.
Selain itu selalu dipastikan bahwa agitator berputar dengan baik untuk
pecahnya susu.
mengawasi kondisi suhu dari susu yang telah dipasteurisasi agar mencapai suhu
sekitar 42oC – 45oC. Jika suhu penurunan tidak sesuai dengan yang ditentukan
maka proses fermentasi tidak akan berjalan sempurna. Tujuan penurunan suhu
hingga mencapai suhu 42oC – 45oC agar susu tersebut memiliki kondisi optimum
7.2.5. Inokulasi
Pengawasan mutu saat proses inokulasi kondisi susu terus diawasi agar
tetap berada pada suhu 42oC – 45oC. Hal ini dilakukan agar bakteri yang
proses pengadukan harus dilakukan dengan baik agar bakteri tercampur rata.
Sehingga proses pengadukan ini pun perlu dijaga dan diawasai agar produk akhir
yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Jika pengadukan
83
yang dilakukan tidak merata, maka dapat mengakibatkan produk memiliki mutu
yang tidak diharapkan bahkan bisa jadi yoghurt yang diharapkan tidak terbentuk.
7.2.6. Fermentasi
dilakukan adalah dengan menjaga suhu di dalam inkubator agar tetap berada
dalam kondisi optimum. Jika ada bagian produksi yang akan membuka inkubator
untuk memasukkan milk can, maka dihimbau agar tidak terlalu lama membuka
inkubator. Hal ini dilakukan agar suhu di dalam inkubator tidak berubah. Selain
itu, waktu inkubasi juga harus diawasi selama 7 jam. Jika terlalu lama, maka akan
membuat yoghurt menjadi lebih asam karena bakteri terus bekerja memecah
laktosa menjadi asam laktat. Dan sebaliknya jika waktu fermentasi kurang dari
7jam maka produk akhir yang dihasilkan kemungkinan akan lebih encer dan tidak
inkubator juga perlu dilakukan secara berkala, agar perusahaan dapat mengetahui
apakah mesin tersebut masih baik ataukah sudah tidak efektif bekerja.
7.2.7. Pendinginan II
storage perlu dilakukan dan diawasi agar berada pada suhu 2 oC – 4oC. Jika suhu
terlalu rendah maka bakteri akan mati. Namun sebaliknya jika suhu terlalu tinggi
maka kemungkinan bakteri akan tetap bekerja memecah laktosa menjadi asam
fermentasi atau dengan kata lain menjadikan bakteri dorman. Selain itu waktu
pendinginan harus diperhatikan dan diawasi agar tidak kurang dari prosedur yang
84
ditetapkan. Hal ini bertujuan agar produk akhir yang dihasilkan memenuhi standar
7.2.8. Pencampuran
bahan baku penunjang. Semua bahan harus dipastikan tercampur rata agar
secara visual. Dari segi warna produk akhir yang dihasilkan tidak boleh terlalu
mencolok dan tidak boleh terlalu lemah. Selain itu peralatan yang digunakan
7.2.9. Pengemasan
memastikan bahwa pengemas yang digunakan dalam keadaan bersih, aman, dan
tidak rusak. Pemberian kode produksi dan tanggal kadaluarsa produk pada
pengemas harus diawasi dan diperhatikan agar benar dan sesuai dengan ketentuan,
yakni produk memiliki tanggal kadaluarsa selama 28 hari dari hari diproduksinya.
lingkungan sekitar. Pengisian diawasi agar volume yoghurt yang dikemas sesuai
dan tidak kurang atau berlebih. Setelah yoghurt selesai diisikan kedalam botol
pengemas kemudian segera ditutup. Penutupan juga harus diawasi agar kemasan
tertutup dengan baik dan sempurna sehingga produk akhir terjamin mutunya.
produk akhir yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan oleh PT.
85
Insan Muda Berikari. Sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dengan baik
adalah dengan menyimpan produk pada suhu rendah, yaitu 2 - 4oC. Produk yang
storage harus selalu dipastikan dalam keadaan yang baik dan suhunya selalu
dikontrol agar tetap stabil pada suhu 2oC – 4oC. Jika suhu tidak sesuai maka mutu
menjadi hal penting yang harus dijaga untuk mencegah kerusakan tersebut.
pendingin untuk menjaga suhu dari produk selama proses distribusi. Tujuannya
serupa yaitu untuk mempertahankan kualitas atau mutu produk dan mencegah
kerusakan produk. Sehingga produk akhir memiliki mutu yang baik dan aman