Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI THERMAL 1

Disusun oleh:
Nama : Icha Fahriza Putri
NIM : 211710101124
Kelas : THP A
Acara : Heat Exchanger Water Bath

Asisten:
1. Moh. Rizkan Satori
2. Risa Herdina
3. Nawang Sih Kusuma Ningrum
4. Galuh Salsabila Yusviva
5. Oktarini Cahyaning Putri

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Heat exchanger adalah sebuah perangkat transfer panas yang berfungsi
untuk mentransfer enegi panas internal antara dua atau lebih fluida yang tersedia
pada temperatur yang berbeda dengan menjaga agar kedua fluida tidak
bercampur (Thulukkanam, 2013). Heat exchanger memiliki komponen utama
yaitu shell, tube, baffle, head, tubesheet, dan nozzle. Pertukaran yang terjadi
biasanya melalui tiga proses yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Terdapat
dua jenis input fluida dalam kerja heat exchanger yaitu fluida panas yang
mempunyai suhu yang lebih tinggi dan fluida dingin yang mempunyai suhu
yang lebih kecil. Perbedaan suhu fluida yang masuk ini tentu dapat
mempengaruhi kalor yang dilepas yang terjadi. Selain itu juga berpengaruh
pada efisiensi daripada alat penukar panas yang digunakan. Efektivitas alat
penukar panas ini dipengaruhi oleh beberapa variable antara lain ialah
pemilihan bahan dari alat tukar panas, isolator yang digunakan dan kecepatan
dari fluida yang masuk ke dalam alat penukar panas.
Water bath merupakan peralatan laboratorium yang berisi air atau cairan
khusus yang bisa mempertahankan suhu pada kondisi tertentu selama selang
waktu yang ditentukan. Fungsi dari water bath adalah untuk menciptakan suhu
yang konstan, menginkubasi pada analisis mikrobiologi, melebur basis,
menguapkan ekstrak untuk mereaksikan zat diatas suhu ruangan dan aktifitas
enzim. Water bath bekerja dengan cara memanaskan air dengan heater sampai
suhu naik dan sesuai dengan suhu yang kita pilih. Heater tersebut akan berhenti
memansakan air bila waktu yang telah ditentukan tercapai.
Adanya indikator level air dan safety circuit pada water bath untuk
memaksimalkan kinerja alat tersebut. Indicator level air berfungsi
menunjukkan level air di dalam waterbath yang bertujuan agar heater selalu
terendam dalam air supaya heater dapat bekerja secara maksimal. Sedangkan
safety control berfungsi sebagai kontrol suhu kedua setelah rangkaian kontrol,
safety control biasanya disetting tepat diatas settingan rangkaian kontrol, hal
tersebut bertujuan agar suhu di dalam waterbath tidak melebihi suhu yang telah
ditetapkan (Maulidia, 2016). Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu susu, sari buah, dan air. Penggunaan tiga sampel yang berbeda ditujukan
untuk mengetahui pengaruh sampel saat terjadi pertukaran panas dengan water
bath.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja heat exchanger “Water Bath”
2. Mengetahui pengaruh perbedaan jenis sampel pada nilai Q dan U yang
dihasilkan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Water Bath


Water bath merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk inkubasi
pada analisis mikrobiologi, dan pemanasan untuk mempercepat kelarutan sampel.
Fungsi utama Water Bath adalah untuk membuat suhu yang konstan dengan waktu
yang sudah ditentukan. Water bath ialah salah satu jenis heat exchanger.
Penggunaan daya listrik yang rendah memuat water bath sangat ekonomis dan
efisien. Alat ini menggunakan pemanas pada air yang dipanaskan dengan api, listrik
atau uap air. Water bath bekerja dengan cara memanaskan air dengan heater sampai
suhu naik dan sesuai dengan suhu yang kita pilih. Heater tersebut akan berhenti
memansakan air bila waktu yang telah ditentukan tercapai (Maulidia, 2016).

2.2 Bahan-Bahan yang Digunakan

2.2.1 Susu

Susu ialah salah satu sumber energi mengandung zat bergizi tinggi dari hasil
pemerahan hewan sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Susu menganddung
komponen penting seperti protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-
enzim. Susu memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, komposisi untuk semua
kondisi dan jenis sapi perah adalah 87,1% kadar air, 3,9% lemak, 3,4% protein,
4,8% laktosa, 0,72% abu dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak seperti
vitamin A, D, E dan K. Susu memiliki berbagai zat gizi, dimana setiap kilogram
susu sapi antara lain 610 kal energi (Hidayati, 2014). Susu mudah rusak dan rentan
oleh mikroorganisme, sehingga membutuhkan pengolahan yang tepat agar tidak
mudah rusak. Pengolahan susu bertujuan untuk diversifikasi pangan, meningkatkan
nilai nutrisi dan umur simpan dari bahan asal. Produk olahan susu ini termasuk
dalam kategori makanan (kesehatan therapeutic food) karena dapat menetralisir
kelainan pencernaan akibat konsumsi laktosa (lactose intolerance) dan mencegah
penumpukan kolesterol dalam darah.
2.2.2 Sari Buah Jambu

Sari buah merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang sudah
disaring. Sari buah jambu diperoleh sari memeras buah, baik disaring maupun tidak,
serta tidak mengalami fermentasi dan dimaksudkan untuk minuman segar yang
langsung dapat diminum. Pembuatan sari buah ditujukan untuk meningkatkan
ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Kenampakan sari buah jambu
keruh aikbat menggunakan ekstraksi dengan teknik menhancurkan daging buah
bercampur air lalu disaring menggunakan penyaringan.

2.2.3 Air Mineral

Menurut Vindi Musli (2016), Air mineral merupakan air minum dalam
kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan
mineral. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. Air minum supaya tidak menyebabkan penyakit, harus
memenuhi syarat kualitas, yaitu meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis.
Persyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, temperatur, dan kekeruhan. Kekeruhan
air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang terkandung
di dalam air, seperti lumpur dan bahan yang berasal dari hasil pembuangan.

2.2.4 Aquades

Aquades adalah pelarut universal yang sering digunakan untuk melarutkan


bahan kimia menjadi larutan kimia. Untuk memperolehnya perlu adanya proses 2
pengolahan lebih lanjut dikarenakan air masih mengandung kesadahan dan zat lain.
Maka dari itu dilakukan sebuah proses untuk menghilangkan kesadahan tersebut
misalnya dengan proses filter. Aquades diperoleh dengan cara penyulingan
(destilasi), tujuan destilasi untuk memperoleh cairan murni dari cairan yang telah
tercemari zat terlarut (Khotimah, 2017).

2.3 Prinsip Penukaran Panas (Overall Heat Transfer)

Prinsip kerja heat exchanger yaitu memindahkan panas dari dua fluida pada
temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung (Ikhsan, 2012). Perpindahan panas secara langsung terjadi ketika
dua fluida dengan suhu berbeda bertukar panas melalui kontan langsung dan
umumya kapasitas energi yang dipertukarkan relative kecil. Sedangkan
perpindahan panas secara tidak langsung terjadi ketika dua fluida dengan suhu
berbeda bertukar panas melalui media perantara seperti pipa, plat, atau peralatan
jenis lainnya. Bahan yang digunakan sebagai pemisah biasanya memiliki
konduktivitas thermal yang tinggi.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Water Bath
2. Beaker glass
3. Neraca digital
4. Penggaris
5. Thermometer

3.1.2 Bahan

1. Air
2. Susu
3. Sari Buah
4. Aquades

3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

Pengukuran luas
Aquades Susu, sari permukaan beaker glass
buah, air

Penimbangan
Pelabelan beaker glass
Penimbangan (100ml)
(3 kali ulangan)

Pemanasan pada water


bath (80oC ; 30 menit)

Pengukuran TIn aquades

Meletakkan sampel

Pemanasan pada water


bath (80oC ; 30 menit)

Pengamatan (TOut aquades


dan TOut sampel)
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa perlakuan. Yang pertama berupa
penimbangan aquades sebagai fluida panas untuk water bath, dilanjutkan yang
kedua berupa pemanasan pada water bath. Fungsi dari perlakuan pemanasan ini
adalah untuk mengubah aquades sebagai fluida panas water bath. Setelah itu, suhu
aquades di dalam water bath diukur menggunakan thermometer, fungsi dari
perlakuan ini adalah untuk mendapatkan T in dari aquades. Berikutnya peletakkan
sampel, sampel terdiri dari susu, sari buah, dan air. Sampel dilakukan penimbangan
sebanyak 100 mL. Pengukuran luas permukaan beaker glass sebagai wadah sampel
dilakukan untuk mendapatkan nilai A untuk perhitungan. Setelah itu, sampel yang
telah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass. Sampel terdiri dari 3 bahan
yang berbeda dan dimasukka ke dalam beaker glass yang berbeda dan dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali, sehingga pada beaker glass diberi label sampel dan
ulangan. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam water bath dan dipanaskan
selama 30 menit pada suhu 80℃. Setelah pemanasan dilakukan pengamatan
terhadap suhu aquades dan suhu sampel sehingga didapatkan T out dari aquades
sebagai fluida panas dan sampel sebagai fluida dingin.
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 1. Berat masing-masing bahan (Berat fluida dingin)
No Bahan Berat (gram)
1 Susu 1 98,84
2 Susu 2 92,2
3 Susu 3 91,52
4 Sari buah 1 99,10
5 Sari buah 2 96,82
6 Sari buah 3 99,34
7 Air 1 99,80
8 Air 2 91,15
9 Air 3 93,80

Tabel 2. Suhu masing-masing bahan setelah keluar dari waterbath


No Bahan Suhu keluar/Tcout (℃)
1 Susu 1 74
2 Susu 2 74
3 Susu 3 71
4 Sari buah 1 82
5 Sari buah 2 79
6 Sari buah 3 71
7 Air 1 80
8 Air 2 70
9 Air 3 79

Tabel 3. Suhu awal dan akhir air


Suhu Thin (℃) Thout (℃)
Air 84 75
4.2 Hasil Perhitungan
A. Perhitungan kalor yang dilepas oleh fluida pans
Perhitungan kecepatan alir fluida panas (mh)
Dketahui : mh = 6 liter
Cp = 4180 J/kg C
0

Thin = 84℃
Thout = 75℃

0,001 𝑘𝑔 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
mh =6l× × 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1𝑙
6 𝑘𝑔
= 1800 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,0033 kg/s

Qh = mh × Cph × ∆Th
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × (84-75)℃
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × 9℃
= 124,146 J/s
124,146 𝐽/𝑠
Qh per sampel = 9

= 13,794 J/s
B. Suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Tabel 4. Hasil perhitungan suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Suhu masuk/Tcin
Sampel Ulangan
(℃)
1 9,53
2 4,5
Susu
3 1,47
Rata-rata 5
1 15,49
2 9,96
Sari Buah
3 4,72
Rata-rata 10,06
1 27,85
2 4
Air
3 15,67
Rata-rata 15,84

C. Menghitung overall heat transfer coefficient masing-masing bahan


Tabel 5. Hasil perhitungan nilai overall heat transfer coefficient masing-masing
bahan
Koefisien pindah panas/U
Sampel Ulangan
(w/m2℃)
1 16,28
2 22,48
Susu
3 29,50
Rata-rata 22,75
1 24,85
2 29,77
Sari Buah
3 19,35
Rata-rata 24,66
1 25,72
2 16,73
Air
3 30,24
Rata-rata 24,23
DATA ACC

Data Pengamatan
Tabel 1. Berat masing-masing bahan (Berat fluida dingin)
No Bahan Berat (gram)
1 Susu 1 98,84
2 Susu 2 92,2
3 Susu 3 91,52
4 Sari buah 1 99,10
5 Sari buah 2 96,82
6 Sari buah 3 99,34
7 Air 1 99,80
8 Air 2 91,15
9 Air 3 93,80

Tabel 2. Suhu masing-masing bahan setelah keluar dari waterbath


No Bahan Suhu keluar/Tcout (℃)
1 Susu 1 74
2 Susu 2 74
3 Susu 3 71
4 Sari buah 1 82
5 Sari buah 2 79
6 Sari buah 3 71
7 Air 1 80
8 Air 2 70
9 Air 3 79
Tabel 3. Suhu awal dan akhir air
Suhu Thin (℃) Thout (℃)
Air 84 75

Hasil Perhitungan

D. Perhitungan kalor yang dilepas oleh fluida pans


Perhitungan kecepatan alir fluida panas (mh)
Dketahui : mh = 6 liter
Cp = 4180 J/kg C
0

Thin = 84℃
Thout = 75℃

0,001 𝑘𝑔 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
mh =6l× × 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1𝑙
6 𝑘𝑔
=
1800 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,0033 kg/s

Qh = mh × Cph × ∆Th
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × (84-75)℃
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × 9℃
= 124,146 J/s

124,146 𝐽/𝑠
Qh per sampel =
9

= 13,794 J/s
E. Suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Tabel 4. Hasil perhitungan suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Suhu masuk/Tcin
Sampel Ulangan
(℃)
1 9,53
2 4,5
Susu
3 1,47
Rata-rata 5
1 15,49
2 9,96
Sari Buah
3 4,72
Rata-rata 10,06
1 27,85
2 4
Air
3 15,67
Rata-rata 15,84

F. Menghitung overall heat transfer coefficient masing-masing bahan


Tabel 5. Hasil perhitungan nilai overall heat transfer coefficient masing-masing
bahan
Koefisien pindah panas/U
Sampel Ulangan
(w/m2℃)
1 16,28
2 22,48
Susu
3 29,50
Rata-rata 22,75
1 24,85
2 29,77
Sari Buah
3 19,35
Rata-rata 24,66
1 25,72
2 16,73
Air
3 30,24
Rata-rata 24,23
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Data Perhitungan

Diketahui :

a. Cp Air = 4180 J/kgo


b. Cp Susu = 3890 J/kgoC
c. Cp Sari Buah = 3770 J/kgoC

Ditanya :

a. Kalor yang dilepas oleh fluida panas (air panas)


b. Suhu Fluida dingin yang masuk pada waterbath (suhu awal masing-masing
bahan)
c. Overall heat transfer coefficient masing-masing bahan

Sampel dan Perhitungan yang digunakan :


6
- mh = 1800 = 0,0033 𝑘𝑔/𝑠
- Qh = Mh . Cph . ΔTh
= 0,0033 . 4180 . (84-75)
= 0,0033 . 418 . 9
= 124,146 J/s
- Qh/9 = 124,146/9
Qh=Qc=Qe=13,794 J/s

1 Air (K.1)
0,0998
→ mc = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟓𝟓 𝒌𝒈/𝒔
1800
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 4180 . ΔTc
13,794
ΔTc = 0,2645
ΔTc = 52,15
Tcin = 80 − 52,15
= 𝟐𝟕, 𝟖𝟓°𝑪
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 9,7)
= 302,117 cm2
= 0,0302117 m2
= 0,030 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
4−47,1
= 4
ln
47,1
−43,1
= −2,41
= 𝟏𝟕, 𝟖𝟖
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,030. U . 17,88
U = 13,794/0,5364
= 25,72 J/m2soC
2 Air (K.2)
0,09115
→ mc = 1800
= 0,00005 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,00005 . 4180 . ΔTc
13,794 = 0,209 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,209
ΔTc = 66oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66 = 70 – Tc in
Tc in = 70 – 66
= 4oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 9,5)
= 227,1 cm2
= 0,02271 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
14 − 75
= 14
ln
75
= 36,3oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,02271 . U . 36,3
13,794 = 0,824373 U
13,794
U = 0,824373
= 16,73 J/m2soC
3 Air (K.3)
0,09380
→ mc = 1800
= 0,00005211 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,00005211 . 4180 . ΔTc
13,794 = 0,2178 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,2178
ΔTc = 63,33oC
ΔTc = Tc out – Tc in
63,33 = 79 – Tc in
Tc in = 79 – 63,46
= 15,67oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0342) + (2 × 3,14 × 0,034 × 0,091)
= 0,023 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
5−59,33
= 59,33
= 19,83oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,023 . U . 19,83
13,794 = 0,45609 U
13,794
U = 0,45609
= 30,24 J/m2soC

4 Susu (K.1)
0,0922
→ mc = 1800
= 0,000051 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,21395 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,21395
ΔTc = 64,47oC
ΔTc = Tc out – Tc in
64,47 = 74 – Tc in
Tc in = 74 – 64,47
= 9,53oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 8,9)
= 285,789 cm2
= 0,0285789 m2
= 0,029 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
10−65,5
= 10
ln
65,5

= 29,21oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,029 . U . 29,21
13,794 = 0,84709 U
13,794
U = 0,84709
= 16,28 J/m2soC

5 Susu (K2)
0,0922
→ mc = 1800
= 0,000051 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000051 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,19839 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,19839
ΔTc = 69,53oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,53 = 74 – Tc in
Tc in = 74 – 69,53
= 4,5oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9)
= 197,8 cm2
= 0,01978 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
10−70,5
= 10
ln
70,5

= 31,02oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,01978 . U . 31,02
13,794 = 0,6136U
13,794
U = 0,6136
= 22,4804 J/m2soC

6 Susu (K.3)
0,09152
→ mc = 1800
= 0,000051 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000051 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,1984 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,1984
ΔTc = 69,53oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,53 = 71 – Tc in
Tc in = 71 – 69,53
= 1,47oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0292) + (2 × 3,14 × 0,029 × 0,099)
= 0,021 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
13−73,53
= 13
ln
73,35

= 34,988oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,021 . U . 34,988
13,794 = 0,46767 U
13,794
U = 0,46767
= 29,50 J/m2soC

7 Sari Buah (K.1)


0,0991
→ mc = 1800
= 0,000055 kg/s.
→ Qh = Qc = Qe
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,2074 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,2074
ΔTc = 66,5oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66,5 = 82 – Tc in
Tc in = 82 – 66,5
= 15,49oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9,5)
= 267,72 cm2
= 0,026772 m2
= 0,027 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
4−59,5
= 4
ln
59,5

= 20,56oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,027 . U . 20,56
13,794 = 0,55512 U
13,794
U = 0,55512
= 24,85 J/m2soC

8 Sari Buah (K.2)


0,09682
→ mc = 1800
= 0,000053 kg/s.
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000053 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,19981 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,19981
ΔTc = 69,04oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,04 = 79 – Tc in
Tc in = 79 – 69,04
= 9,96oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9)
= 197,8 cm2
= 0,01978 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
5−65
= 5
ln
65
= 23,44oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,01978 . U . 23,44
13,794 = 0,4634 U
13,794
U = 0,4634
= 29,7669 J/m2soC

9 Sari Buah (K.3)


0,09934
→ mc = 1800
= 0,0000552 kg/s.
→ Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,0000552 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,208104 ΔTc
13,794
ΔTc = 0,208104
ΔTc = 66,28oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66,28 = 71 – Tc in
Tc in = 71 – 66,28
= 4,72oC
→ A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0322) + (2 × 3,14 × 0,032 × 0,09)
= 0,021 m2
𝚫𝐓𝟏− 𝚫𝐓𝟐
→ ΔTm = 𝚫𝐓𝟏
𝐥𝐧
𝚫𝐓𝟐
13−70,28
= 13
ln
70,28

= 33,95oC
→ Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,021 . U . 33,95
13,794 = 0,71295U
13,794
U = 0,71295
= 19,35 J/m2soC
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 2. Penuangan Gambar 3. Penimbangan


Gambar 1. Pengukuran

Gambar 4. Pemasukan Gambar 5. Sampel Gambar 6. Pengukuran


sampel dalam water bath suhu

Anda mungkin juga menyukai