Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI THERMAL 1

Disusun oleh:
Nama : Rangga Pramugitha
NIM : 2117101011136
Kelas : THP A
Acara : Heat Exchanger “Water bath”

Asisten:
1. Moh. Rizkan Satori
2. Risa Herdina
3. Nawang Sih Kusuma Ningrum
4. Galuh Salsabila Yusviva
5. Oktarini Cahyaning Putri

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang disebabkan oleh


perbedaan suhu diantara dua tempat yang berbeda. Pada perpindahan kalor
terdapat proses pemasukan panas dan proses pengeluaran panas. Terdapat
berbagai macam perpindahan panas, yaitu konduktor, konveksi, dan radiasi.
Konduktor merupakan perpindahan panas melalui perantara zat padat yang tidak
mengalami perpindahan. Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran
yang zat perantaranya ikut berpindah. Radiasi merupakan perpindahan panas
melalui udara.
Untuk memindahkan panas dibutuhkan zat perantara. Zat perantara tersebut
dapat berupa zat cair maupun padat. Dalam industri pangan, untuk memindahkan
panas dibutuhkan alat penukar panas atau heat exchanger. Heat exchanger
merupakan suatu alat produksi yang digunakan dalam proses perpindahan panas
dari aliran fluida dingin ke aliran fluida panas atau sebaliknya. Jenis dan ukuran
heat exchanger sangat beragam, pemilihan heat exchanger disesuaikan dengan
kebutuhan. Setiap heat exchanger juga memiliki kelebihan dan kekurangan
masing- masing. Salah satu dari alat ini yaitu heat exchanger water bath. Water
bath merupakan alat yang berada di laboratorium yang terbuat dari wadah berisi
air panas. Alat ini berguna untuk memanaskan suatu larutan pada suhu yang
konstan selama periode waktu yang lama.
Untuk mengetahui karakteristik sebenarnya suatu alat penukar panas, perlu
dilakukan suatu uji coba peralatan dengan jalan memodelkan pada kondisi
operasional yang sebenarnya. Secara sederhana prinsip atau cara kerja water bath
adalah mengubah energi listrik menjadi energi panas. Energi panas tersebut
disalurkan ke air pada bak, yang kemudian akan digunakan untuk memanaskan
larutan utama.Proses pindah panas fluida hampir selalu digunakan dalam industri
pangan. Proses pemanasan tersebut memiliki tujuan untuk sterilisasi bahan,
memberikan rasa yang lebih segar, dan aroma yang khas (Firdamayanti, 2017).
Namun, temperatur yang digunakan harus diperhatikan karena jika melebihi
batas akan merusak kandungan pada bahan. Selain itu, beberapa bahan juga
membutuhkan suhu yang konstan dalam penyimpanannya, salah satunya
menggunakan alat water bath. Oleh karena itu, prinsip kerja dan pengoperasian
water bath serta suhu masuk dan keluar pada bahan harus diperhatikan.
1.2 Tujuan
1. Untuk menentukan besar kalor yang dilepas oleh fluida panas (air panas)
2. Untuk menentukan suhu fluida dingin yang masuk dari setiap sampel
pada water bath
3. Untuk menentukan overall heat transfer coefficient (U) dari setiap sampel
4. Memahami prinsip kerja dan mengoperasikan alat Heat Exchanger
(Water Bath)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Water Bath

Water bath merupakan salah satu alat laboratorium yang berisi air atau cairan
khusus sebagai media. Water bath berfungsi untuk menghasilkan serta
mempertahankan suhu air secara konstan dalam kondisi tertentu pada selang
waktu yang ditentukan. Water bath dapat digunakan pada suhu rendah, yaitu
30oC hingga 100oC.

Cara kerja water bath ialah dengan memanaskan air dengan heater hingga
suhu air naik sesuai dengan suhu yang ditentukan. Ketika waktu yang ditentukan
untuk memanaskan air telah tercapai maka heater akan berhenti (Anonim, 2014).
Prinsip kerja alat water bath ialah dengan memanfaatkan umpan balik dari suatu
sensor suhu dengan tujuan untuk menjaga kestabilan suhu. Setelah water bath
dihidupkan, heater akan bekerja untuk memanaskan air hingga suhu naik dan
mencapai suhu yang telah dipilih. Kemudian heater akan berhenti memanaskan
air, heater hanya sesekali bekerja untuk menjaga kestabilan suhu.
Agar Water bath dapat bekerja secara maksimal maka perlu adanya indikator
level air dan safety control. Indikator air berfungsi sebagai indikator dalam
menunjukkan level air yang berada di dalam Water bath. Hal tersebut bertujuan
agar heater dapat selalu terendam dalam air sehingga heater dapat bekerja secara
maksimal. Sedangkan safety control berfungsi sebagai kontrol suhu kedua setelah
rangkaian control. Safety control diatur di atas pengaturan rangkaian kontrol. Hal
ini bertujuan agar suhu yang berada di dalam Water bath tidak melebihi suhu
yang telah ditetapkan (microeguide.com, 2011).
2. 2 Bahan-bahan yang Digunakan
2.2 1 Susu

Susu merupakan cairan berwarna putih hasil dari sekresi oleh kelenjar
mammae pada hewan mamalia betina sebagai sumber gizi. Menurut
Sanam (2014) susu merupakan suatu sumber energi yang mengandung
banyak protein, mineral, serta bahan-bahan pembantu dalam proses
metabolisme, diantaranya vitamin dan mineral. Secara kimiawi, susu
yang normal memiliki komposisi air (87,20%), lemak (3,70%), protein
(3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%).

Susu merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi karena terkandung


berbagai zat gizi yang lengkap dan seimbang, seperti: protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Karena kandungan gizi yang tinggi, susu menjadi medium yang pas bagi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme sehingga
menyebabkan susu memiliki umur simpan yang singkat dan menjadi
cepat rusak apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Pasteurisasi
merupakan salah satu cara pengolahan susu agar dapat bertahan lebih
lama dalam kurun waktu tertentu (Chrisna, 2016).

Komposisi zat gizi dari susu sangat bervariasi akibat adanya pengaruh
dari beberapa faktor, seperti keturunan, jenis hewan, makanan yang
meiliputi komposisi pakan, iklim, waktu, lokasi, prosedur pemerahan,
umur sapi, serta komposisi utama dari susu yang berupa air, lemak,
protein, laktosa, dan abu (Muhasrasti, 2008).

2.2 2 Sari Buah (Jambu)

Sari buah merupakan suatu produk olahan yang dihasilkan dari buah-
buahan yang kaya akan kandungan gizi serta dengan rasa yang
menyegarkan. Minuman sari buah dapat diperoleh dari satu jenis buah
atau lebih dengan menggunakan bahan tambahan pangan lainnya yang
diizinkan. Proses pengolahan buah menjadi produk minuman sari buah
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan simpan dan diversifikasi dari
bahan pangan buah-buahan.

Berdasarkan SNI 3719:2014 minuman sari buah merupakan minuman


yang diperoleh dari hasil campuran antara air minum, sari buah atau
campuran dari sari buah yang tanpa fermentasi, bagian lain dari satu jenis
buah atau lebih, dengan atau tanpa penambahan gula, serta bahan
tambahan pangan lainnya.

Sari buah diperoleh dari hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang
sudah disaring. Pembuatan sari buah ditujukan untuk meningkatkan daya
simpan serta daya guna dari buah-buahan. Tiap-tiap jenis buah pada
dasarnya memiliki prinsip yang sama dalam pengolahannya meskipun
memiliki sedikit perbedaan. (Kemenristek RI, 2010). Sari buah
merupakan produk minuman yang dapat langsung dikonsumsi dalam
memenuhi kebutuhan serat, vitamin, dan lainnya (Yulita, 2013).
2.2 3 Air Mineral
Air mineral merupakan salah satu jenis air minum yang layak
untuk dikonsumsi. Air minum ini harus memiliki syarat kualitas agar
dapat langsung dimunum dan tidak membahayakan atau menyebabkan
penyakit. Syarat kualitas tersebut, yaitu meliputi persyaratan fisik, kimia,
dan biologis. Air mineral ini dapat berupa desalinasi pada air laut dan
telah memenuhi standart air minum. Air mineral merupakan pelarut yang
universal. Menurut Standar Industri Indnesia (SII) 2040- 90, air minum
dalam kemasan (AMDK) didefinisikan sebagai air yang telah diproses,
dikemas dan aman untuk diminum langsung.
2.2 4 Aquades

Aquadest merupakan air dari hasil ditilasi air murni. air murni yang
digunakan untuk ditilasi aquades menggunakan H2O, karena H2O
hamprr tidak mengandung mineral. Air Aquades ini tidak mengandung
mineral. Aquades memiliki kapasitas kalor yang cukup besar yaitu 1
kal/g°C sehingga menyebabkan banyak kalor yang diperlukan untuk
mengubah suhu dari sejumlah massa (Saniah, 2019).
2. 3 Prinsip Penukaran Panas (Overall Heat Transfer)
Panas merupakan sebuah energi yang dapat dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain. prinsip kerjannya overall heat exchanger adalah
pemindahan panas dari dua fluida pada temperature yang berbeda yang
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
berarti antara fuida panas dan fluida dingin tidak ada dinding pemisah,
dimana proses transfer panas terajdi memalui interfase atau penghubung
antara dua fluida, contohnya immiscible fuid exchangers. Sedangkan
secara tidak langsung berarti antar fluida panas dan fuida dingin terdapat
dinding pemisah, contohnya storage type exchanger.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3. 1 Alat dan Bahan
3. 1. 1 Alat
1. Water bath
2. Neraca digital
3. Thermometer
4. Beaker glass
5. Penggaris
3. 1. 2 Bahan
1. Air
2. Susu
3. Sari buah
4. Aquades
3. 2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Aquades Pengukuran luas
Susu, sari
permukaan beaker
buah, air
glass

Penimbangan
Penimbangan Pelabelan beaker
(100 ml) glass (3 kali
ulangan)
Pemanasan pada water bath
(80°C ; 30 menit)

Pengukuran Tln Aquades

Meletakkan sampel

Pemanasan pada water bath


(80°C ; 30 menit)

Pengamatan (Tout Aquades dan


Tout Sampel)

Fungsi Perlakuan:
Langkah pertama yang dilakukan adalah pengisian water bath dengan
aquades yang berperan sebagai fluida panas yang nantinya akan
mentransfer oanas kepada sampel. Pemanasan aquades dilakukan dengan
suhu 80°C selama 30 menit. Lalu dilakukan pengukuran luas permukaan
beaker glass dengan penggaris. Hal ini dilakukan karena ketika melakuakn
perhitungan diperlukan data luas permukaan heat transfer. Kemudian pada
setiap beaker glass dilakukan pelabelan sebanyak 3 kali ulangan. Lalu
dilakukan penimbangan sampel sebanyak 100 ml, dan diletakkan pada
beaker glass yang sudah diberi label tadi. Setelah semua samoel diletakkan
ke dalam beaker glass, dilakukan pengukuran suhu T in sampel dan
dicatat. Lalu sampel tersebut dimasukkan ke dalam water bath. Sebelum
meletakkan sampek dilakukan pengukuran T in aquades yang nantinya
juga dicatat dan akan masuk ke data pengamatan. Setelah sampel
dimasukkan, dilakukan pemanasan sampel dengan suhu 80°C selama 30
menit. Setelah dipanaskan, dilakukan pengukuran suhu T out aquades dan
sampel lalu dicatat.
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4. 1 Data Pengamatan
Tabel 1. Berat masing-masing bahan (Berat fluida dingin)
No Bahan Berat (gram)
1 Susu 1 98,84
2 Susu 2 92,2
3 Susu 3 91,52
4 Sari buah 1 99,10
5 Sari buah 2 96,82
6 Sari buah 3 99,34
7 Air 1 99,80
8 Air 2 91,15
9 Air 3 93,80

Tabel 2. Suhu masing-masing bahan setelah keluar dari waterbath


No Bahan Suhu keluar/Tcout (℃)
1 Susu 1 74
2 Susu 2 74
3 Susu 3 71
4 Sari buah 1 82
5 Sari buah 2 79
6 Sari buah 3 71
7 Air 1 80
8 Air 2 70
9 Air 3 79

Tabel 3. Suhu awal dan akhir air


Suhu Thin (℃) Thout (℃)
Air 84 75
4. 2 Hasil Perhitungan
A. Perhitungan kalor yang dilepas oleh fluida pans
Perhitungan kecepatan alir fluida panas (mh)
Diketahui : mh = 6 liter
  Cp = 4180 J/kg C 0

  Thin = 84℃
    Thout = 75℃
0,001 kg 1menit
mh =6l× × 
1l 60 detik
6 kg

1800 detik
= 0,0033 kg/s

Qh = mh × Cph × ∆Th
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × (84-75)℃
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × 9℃
= 124,146 J/s
124,146 J /s
Qh per sampel = 
9
= 13,794 J/s
B. Suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Tabel 4. Hasil perhitungan suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Suhu masuk/Tcin
Sampel Ulangan
(℃ )
1 9,53
2 4,5
Susu
3 1,47
Rata-rata 5
1 15,49
Sari Buah 2 9,96
3 4,72
Rata-rata 10,06
1 27,85
2 4
Air
3 15,67
Rata-rata 15,84

C. Menghitung overall heat transfer coefficient masing-masing bahan


Tabel 5. Hasil perhitungan nilai overall heat transfer coefficient masing-masing
bahan

Koefisien pindah panas/U


Sampel Ulangan
(w/m2℃)
1 16,28
2 22,48
Susu
3 29,50
Rata-rata 22,75
1 24,85
2 29,77
Sari Buah
3 19,35
Rata-rata 24,66
1 25,72
2 16,73
Air
3 30,24
Rata-rata 24,23
DATA ACC
 Data Pengamatan
Tabel 1. Berat masing-masing bahan (Berat fluida dingin)
No Bahan Berat (gram)
1 Susu 1 98,84
2 Susu 2 92,2
3 Susu 3 91,52
4 Sari buah 1 99,10
5 Sari buah 2 96,82
6 Sari buah 3 99,34
7 Air 1 99,80
8 Air 2 91,15
9 Air 3 93,80

Tabel 2. Suhu masing-masing bahan setelah keluar dari waterbath


No Bahan Suhu keluar/Tcout (℃)
1 Susu 1 74
2 Susu 2 74
3 Susu 3 71
4 Sari buah 1 82
5 Sari buah 2 79
6 Sari buah 3 71
7 Air 1 80
8 Air 2 70
9 Air 3 79

Tabel 3. Suhu awal dan akhir air


Suhu Thin (℃) Thout (℃)
Air 84 75

 Hasil Perhitungan
A. Perhitungan kalor yang dilepas oleh fluida pans
Perhitungan kecepatan alir fluida panas (mh)
Dketahui : mh = 6 liter
  Cp = 4180 J/kg C 0

  Thin = 84℃
    Thout = 75℃
0,001 kg 1menit
mh =6l× × 
1l 60 detik
6 kg

1800 detik
= 0,0033 kg/s

Qh = mh × Cph × ∆Th
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × (84-75)℃
= 0,0033 kg/s × 4180 J/kg℃ × 9℃
= 124,146 J/s
124,146 J /s
Qh per sampel = 
9
= 13,794 J/s
B. Suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Tabel 4. Hasil perhitungan suhu masing-masing bahan sebelum masuk waterbath
Suhu masuk/Tcin
Sampel Ulangan
(℃ )
1 9,53
2 4,5
Susu
3 1,47
Rata-rata 5
Sari Buah 1 15,49
2 9,96
3 4,72
Rata-rata 10,06
1 27,85
2 4
Air
3 15,67
Rata-rata 15,84

C. Menghitung overall heat transfer coefficient masing-masing bahan


Tabel 5. Hasil perhitungan nilai overall heat transfer coefficient masing-masing
bahan

Koefisien pindah panas/U


Sampel Ulangan
(w/m2℃)
1 16,28
2 22,48
Susu
3 29,50
Rata-rata 22,75
1 24,85
2 29,77
Sari Buah
3 19,35
Rata-rata 24,66
1 25,72
2 16,73
Air
3 30,24
Rata-rata 24,23
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Diketahui :
a. Cp Air = 4180 J/kgo
b. Cp Susu = 3890 J/kgoC
c. Cp Sari Buah = 3770 J/kgoC
Ditanya :
a. Kalor yang dilepas oleh fluida panas (air panas)
b. Suhu Fluida dingin yang masuk pada waterbath (suhu awal masing-masing
bahan)
c. Overall heat transfer coefficient masing-masing bahan
Sampel dan Perhitungan yang digunakan :
6
- mh = =0,0033 kg/ s
1800
- Qh = Mh . Cph . ΔTh
= 0,0033 . 4180 . (84-75)
= 0,0033 . 418 . 9
= 124,146 J/s
- Qh/9 = 124,146/9
Qh=Qc=Qe=13,794 J/s

1 Air (K.1)
0,0998
 mc = =0,000055 kg /s
1800
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 4180 . ΔTc
13,794
ΔTc =
0,2645
ΔTc = 52,15
Tcin = 80−52,15
¿ 27,85 ° C
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 9,7)
= 302,117 cm2
= 0,0302117 m2
= 0,030 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
4−47,1
= 4
ln
47,1
−43,1
=
−2,41
= 17,88
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,030. U . 17,88
U = 13,794/0,5364
= 25,72 J/m2soC
2 Air (K.2)
0,09115
 mc =
1800
= 0,00005 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,00005 . 4180 . ΔTc
13,794 = 0,209 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,209
ΔTc = 66oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66 = 70 – Tc in
Tc in = 70 – 66
= 4oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 9,5)
= 227,1 cm2
= 0,02271 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
14−75
= 14
ln
75
= 36,3oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,02271 . U . 36,3
13,794 = 0,824373 U
13,794
U =
0,824373
= 16,73 J/m2soC
3 Air (K.3)
0,09380
 mc =
1800
= 0,00005211 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,00005211 . 4180 . ΔTc
13,794 = 0,2178 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,2178
ΔTc = 63,33oC
ΔTc = Tc out – Tc in
63,33 = 79 – Tc in
Tc in = 79 – 63,46
= 15,67oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0342) + (2 × 3,14 × 0,034 × 0,091)
= 0,023 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
5−59,33
=
59,33
= 19,83oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,023 . U . 19,83
13,794 = 0,45609 U
13,794
U =
0,45609
= 30,24 J/m2soC

4 Susu (K.1)
0,0922
 mc =
1800
= 0,000051 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,21395 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,21395
ΔTc = 64,47oC
ΔTc = Tc out – Tc in
64,47 = 74 – Tc in
Tc in = 74 – 64,47
= 9,53oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 3,252) + (2 × 3,14 × 3,25 × 8,9)
= 285,789 cm2
= 0,0285789 m2
= 0,029 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
10−65,5
= 10
ln
65,5
= 29,21oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,029 . U . 29,21
13,794 = 0,84709 U
13,794
U =
0,84709
= 16,28 J/m2soC

5 Susu (K2)
0,0922
 mc =
1800
= 0,000051 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000051 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,19839 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,19839
ΔTc = 69,53oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,53 = 74 – Tc in
Tc in = 74 – 69,53
= 4,5oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9)
= 197,8 cm2
= 0,01978 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
10−70,5
= 10
ln
70,5
= 31,02oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,01978 . U . 31,02
13,794 = 0,6136U
13,794
U =
0,6136
= 22,4804 J/m2soC

6 Susu (K.3)
0,09152
 mc =
1800
= 0,000051 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000051 . 3890 . ΔTc
13,794 = 0,1984 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,1984
ΔTc = 69,53oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,53 = 71 – Tc in
Tc in = 71 – 69,53
= 1,47oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0292) + (2 × 3,14 × 0,029 × 0,099)
= 0,021 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
13−73,53
= 13
ln
73,35
= 34,988oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,021 . U . 34,988
13,794 = 0,46767 U
13,794
U =
0,46767
= 29,50 J/m2soC

7 Sari Buah (K.1)


0,0991
 mc =
1800
= 0,000055 kg/s.
 Qh = Qc = Qe
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000055 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,2074 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,2074
ΔTc = 66,5oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66,5 = 82 – Tc in
Tc in = 82 – 66,5
= 15,49oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9,5)
= 267,72 cm2
= 0,026772 m2
= 0,027 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
4−59,5
= 4
ln
59,5
= 20,56oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,027 . U . 20,56
13,794 = 0,55512 U
13,794
U =
0,55512
= 24,85 J/m2soC

8 Sari Buah (K.2)


0,09682
 mc =
1800
= 0,000053 kg/s.
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,000053 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,19981 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,19981
ΔTc = 69,04oC
ΔTc = Tc out – Tc in
69,04 = 79 – Tc in
Tc in = 79 – 69,04
= 9,96oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 32) + (2 × 3,14 × 3 × 9)
= 197,8 cm2
= 0,01978 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
5−65
= 5
ln
65
= 23,44oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,01978 . U . 23,44
13,794 = 0,4634 U
13,794
U =
0,4634
= 29,7669 J/m2soC

9 Sari Buah (K.3)


0,09934
 mc =
1800
= 0,0000552 kg/s.
 Qc = mc . Cpc . ΔTc
13,794 = 0,0000552 . 3770 . ΔTc
13,794 = 0,208104 ΔTc
13,794
ΔTc =
0,208104
ΔTc = 66,28oC
ΔTc = Tc out – Tc in
66,28 = 71 – Tc in
Tc in = 71 – 66,28
= 4,72oC
 A = (π × r2) + (2 × π × r × t)
= (3,14 × 0,0322) + (2 × 3,14 × 0,032 × 0,09)
= 0,021 m2
ΔT 1−ΔT 2
 ΔTm = ln ΔT 1
ΔT 2
13−70,28
= 13
ln
70,28
= 33,95oC
 Qe = A . U . ΔTm
13,794 = 0,021 . U . 33,95
13,794 = 0,71295U
13,794
U =
0,71295
= 19,35 J/m2soC

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar Keterangan
Pemanasan waterbath

Sampel dipanaskan di waterbath

Pengukuran suhu sampel

Pengukuran luas permukaan beaker


glass

Penimbangan beaker glass

Penimbangan sampel

Anda mungkin juga menyukai