Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PROBLEMATIKA MATEMATIKA

REVIEW JURNAL

YOHANA OKTAVIA MAJU


15B07020

PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
JUDUL JURNAL:

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA


PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGURANGAN BILANGAN
BULAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
INKUIRI DI KELAS VII/A SMP NEGERI 1 DARUL KAMAL ACEH
BESAR SEMESTER I TAHUN 2010/2011

PENULIS: ZUHRATUDDIN (Guru di SMP N 1 Darul Kamal Kabupaten


Aceh Besar)

NAMA JURNAL: Serambi PTK


Volume 1 No. 1 Juni 2014 ISSN: 2355-9535 halaman 13-20

I. Ringkasan Jurnal
A. Latar Belakang, Teori Dan Tujuan Penulisan
1. Latar Belakang dan Teori
Alasan penulis melakukan penelitian yaitu karena secara umum, mayoritas
siswa menolak dan menghindari pelajaran matematika. Siswa menganggap bahwa
matematika adalah pelajaran yang sangat sulit karena banyak menggunakan
rumus-rumus yang membingungkan hal ini terbukti dengan hasil ujian yang tidak
mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 65.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka Penulis menerapkan metode
pembelajaran kooperatif model inkuiri. Dalam jurnalnya, penulis memaparkan
beberapa kajian teori mengenai hasil belajar dan model inkuiri serta menjelaskan
alasan mengapa model pembelajaran diskusi menjadi salah satu upaya guru dalam
proses pembelajaran matematika. Dalam kajian teori, Penulis mengutip pendapat
Sudjana dan Nasution mengenai hasil belajar. Menurut Sudjana hasil belajar
adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran,
yakni berupa tes yang disusun secara terencana, baik tertulis, lisan maupun
perbuatan sedangkan menurut Nasution hakikat hasil belajar adalah suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi
juga membentuk kecakapan. Sedangkan kajian teori mengenai model inkuiri,
Penulis mengutipnya pendapat dua ahli. Pertama, Trowbridge (Putrayasa: 2001)
menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang
berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar
murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap,
dan pengetahuan berpikir rasional. Kedua, Roestiyah (1998) mengatakan bahwa
inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang
lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah,
merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu,
terbuka dan sebagainya.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan siswa tentang pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas VII/A SMP
Negeri 1 Darul Kamal semester 1 tahun 2009/2010.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini diadakan di kelas VII/B SMP Negeri 1 Darul Kamal Kabupaten
Aceh Besar. Penelitian dilaksanakan pada hari-hari efktif sesuai dengan jadwal
jam pelajaran Penulis. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas II SMP
Negeri 1 Darul Kamal sebanyak 15 siswa.. Peneliti berkolaborasi dengan guru
lain. Guru tersebut bertugas untuk mengamati aktivitas siswa dan guru. Data yang
dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan
pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi pengurangan bilangan bulat.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian tersebut yaitu berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus
II dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif learning model inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika, khususnya kompetensi pengurangan
bilangan bulat.

D. KESIMPULAN
Kesimpulan hasil penelitian tersebut antara lain:
 Penggunaan model pembelajaran inkuiri pada di kelas VII SMP Negeri 1
Darul Kamaldapat meningkatkan hasil belajar siswa.
 Penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Darul Kamal.

II. CATATAN REVIEW


A. JUDUL
 Judul jurnal yang diangkat penulis merupakan judul yang
baru dalam penelitian pendidikan matematika walaupun terdapat beberapa peneliti
yang sudah meneliti penggunaan model inkuiri untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Miatun dan
Jailani (2013) dengan judul “keefektifan model pembelajaran inkuiri ditinjau dari
prestasi belajar matematika dan karakter siswa”. Judul jurnal dikatakan baru
karena menerapkan model inkuiri dengan menggunkan metode koperatif.
 Karya ilmiah akan dibaca oleh semua orang atau
masyarakat umum. Sebaiknya, judul tersebut harus dirumuskan secara lugas agar
pembaca tidak memaknainya secara ambigu. Seperti dalam Pedoman Akreditasi
Terbitan Berkala Ilmiah (2014) “judul artikel dalam terbitan berkala ilmiah harus
mencerminkan inti dari isi tulisan, spesifik, dan efektif yang diukur dari kelugasan
penulisannya dan keinformatifannya. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Setiawati (2008: 66) yang meyatakan bahwa salah satu ciri kalimat efektif yaitu
kalimat jelas dan tidak ambiguitas. Reviewer berpendapat judul jurnal tersebut
mengandung makna ambigu: “…Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model
Inkuiri…”. Makna ambigu yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Penulis ingin menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Inkuiri.
b. Penulis ingin menerapkan model inkuiri dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif.

B. Abstrak
 Abstrak jurnal tersebut belum sesuai dengan judul jurnal. Ada beberapa
hal yang bertolak belakang dengan judul jurnal tersebut seperti model
pembelajaran yang digunakan, tahun akademik dan kelas pelaksanaan penelitian.
Pada judul tersebut, model pembelajaran yang diterapkan yaitu model
pembelajaran inkuiri sedangkan pada abstrak model yang diterapkan yaitu model
Number Head Together. Waktu penelitian yang dicantumkan dijudul yaitu
semester I tahun 2010/2011 sedangkan di abstrak penelitian dilaksanakan pada
semester I tahun 2009/2010. Yang ketiga; tempat pelaksanaan penelitian di judul
yaitu kelas VII/A sedangkan pada abstrak tempat penelitian ada 3 kelas dengan
penjelasan yang berbeda yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas VII/A tetapi penelitiannya diadakan di kelas VII/B dan
subjek penelitiannya diambil dari kelas II SMP.
 Isi abstrak jurnal tersebut sudah sesuai dengan hasil penelitian tetapi
subjek penelitiannya tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan di metode penelitian
yaitu banyak subjek peneliatian 15 siswa. Sedangkan pada abstrak dijelaskan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siklus I ke siklus II yaitu dari 20 siswa
yang mencapai nilai KKM 65 pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa p[ada
siklus II. Dari pernyataan tersebut terlihat jelas perbedaan banyak subjek yang
diteliti.
Menanggapi hal tersebut, reviewer berpendapat bahwa sebaiknya isi abstrak
tersebut harus sesuai dengan judul. Abstrak seharusnya merepresentasikan isi
jurnal. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dalam Pedoman Akreditasi Terbitan
Berkala Ilmiah (2014) yaitu abstrak menggambarkan esensi isi keseluruhan
tulisan.
C. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan dalam jurnal tersebut sudah bagus tetapi
kurang mencerminkan konsep penting dalam jurnal tersebut. Menurut Pedoman
Akreditasi Terbiatan Berkala Ilmiah (2014) “kata kunci yang dipilih mampu
mencerminkan konsep yang dikandung artikel terkait”. Menurut Reviewer,
Prestasi belajar merupakan salah satu konsep dalam jurnal tersebut tetapi tidak
dimasukkan menjadi kata kunci.
D. PENDAHULUAN
Dalam jurnal tersebut, Penulis menggambarkan masalah yang dihadapi
siswa secara umumPenulis jurnal tidak membahas secara detail masalah-masalah
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar di kelas yang dimaksud. Dengan kata
lain, masalah pembelajaran apa yang penulis temukan di dalam kelas tersebut.
Latar belakang penelitian jenis PTK harus memaparkan alasan mengapa penulis
mengadakan penelitian yang didasarkan pada hasil observasi atau hasil tes awal.
Selain itu, Penulis juga tidak memaparkan alasan mengapa metode tersebut
dijadikan solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran di dalam kelas tersebut.
Faiq (2012) menyatakan latar belakang masalah seharusnya mengandung 5 unsur
penting yang minimal tergambar dalam 5 paragraf yang saling menyatu dan
berhubungan satu sama lain membentuk pondasi PTK yaitu:
 Kondisi ideal di dalam kelas/ pembelajaran yang diharapkan oleh
guru atau peneliti
 Kondisi yang sedang terjadi di dalam kelas pembelajaran guru atau
peneliti
 Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal dan kondisi yang terjadi di
dalam kelas. Dengan kata lain akar permasalahan yang muncul atau
kesenjangan.
 Urgensi penyelesaian masalah. dengan kata lain dampak-dampak
negative jika permasalahn di kelas tersebut tidak diselesaikan
 Alternatif solusi/ pemecahan masalah berupa tindakan terbaik yang
diperkirakan dapat menyelesaikan masalah.
E. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dibuat Penulis sudah bagus yaitu dirumuskan dalam
kalimat tanya. Tetapi rumusan masalah tersebut tidak menyajikan metode yang
penulis angkat sebagaaimana yang tertera di judul jurnal. Pada Judulnya
menggunakan metode inkuiri tetpai rumusan masalahnya menggunakan metode
diskusi dan NHT. Menurut Suyanto dan Sukarnyana (Faiq: 2012), ada beberapa
petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan masalah PTK
antara lain:
 Masalah hendaknya dirumuskaan secara jelas dalam arti tidak mempunyai
makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya.
 Rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan
dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain.
 Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik artinya dengan
rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk
menjawab pertanyaan tersebut (operasional). Rumusan masalah yang
operasional itulah yang hendaknya disejalankan dengan “wujud jawaban”
yang bakal disajikan dan disimpulkan dalam laporan hasil penelitian.

F. TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan penelitian yang dibuat penulis belum sepenuhnya sesuai dengan
rumusan masalah. Seperti yang diungkapkan Nervia (2013) “dalam hal
merumuskan tujuan penelitian maka tentunya tujuan itu harus sejalan dan
konsisten dengan rumusan masalahnya”.
 Dalam jurnal tersebut, penulis merumuskan tujuan penelitian
menggunakan kalimat pertanyaan. Sebaiknya tujuan penelitian dirumuskan
dalam kalimat pernyataan, (Tiara: 2012).
 Tujuan penelitian jurnal tersebut tidak sesuai dengan judul yang diangkat.
Dalam tujuan penelitian pelaksanaan penelitian pada semester I tahun
ajaran 2009/2010 sedangkan dalam judul dilaksanakan pada semester I
2010/2011.
G. KAJIAN PUSTAKA
 Dalam kajian pustaka, penulis telah memaparkan sejumlah teori yang
berkaitan dengan hasil belajar dan model inkuiri. Terdapat dua kajian teori
mengenai hasil belajar. Reviewer berpendapat bahwa kajian teori tersebut
sudah dapat menggambarkankan definisi hasil belajar, di mana bukan
hanya menyangkut kognitif melainkan juga terbentuknya kecakapan dan
penghayatan dalam pribadi individu yang belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Thobroni & Mustofa (2012: 23) yang menyatakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran harus
meliputi berbagai aspek potensi kemanusian lainnya baik aspek kognitif,
aspek afektif maupun aspek psikomotorik dan ketiga aspek tersebut tidak
dilihat secara fragmentris atau terpisah tetapi secara komprehensif.
Walaupun demikian, Penulis tidak mencantukan variabel hasil belajar pada
judul. Sebaiknya, kajian teori yang dibahas harus sesuai dengan variabel-
variabel yang terkandung dalam judul.
 Penulis tidak menyajikan teori mengenai prestasi belajar. Padahal prestasi
belajar merupakan salah satu variabel dalam penelitian tersebut. Kajian
teori harus memaparkan variabel-variabel yang hendak diukur. Beberapa
pengertian prestasi belajar menurut para ahli (Ewin:2013) antara lain;
Nawawi menjelaskan tentang prestasi belajar yaitu tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai materi yang telah
disajikan; Surya (2004) mengemukakan prestasi belajar adalah seluruh
kecakapan hasil yang dicapai (Achivement) yang diperoleh melalui proses
belajar berdasarkan tes belajar.
 Dalam kajian teori penulis membahas hasil belajar bukan prestasi belajar.
Jika yang dimaksud dengan hasil belajar adalah prestasi belajar maka
hendaknya penulis konsisten dan tetap menggunakan prestasi belajar di
dalam kajian teorinya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Setiawati
(2008: 35) yang menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa, ejaan, dan tanda
baca dalam bahasa Indonesia keilmuan digunakan secara konsisten, sesuai
dengan kaidah yang diberlakukaan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya
terlihat jelas bahwa hasil belajar berbeda dengan prestasi belajar. Prestasi
belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan Hasil belajar
tidak hanya dilihat dari nilai atau skor saja melainkan mencakup penilaian
secara kualitatif (sikap dan tingkah laku).
 Kajian pustaka jurnal tersebut belum sepenuhnya menggambarkan isi
judul. Pada bagian judul, penulis mengatakan “ metode pembelajaran
kooperatif model inkuiri” tetapi dalam kajian teorinya penulis hanya
membahas mengenai model inkuiri dan model pembelajaran diskusi tetapi
Penulis tidak memaparkan teori mengenai pembelajaran kooperatif atau
hubungan antara metode pembelajaran kooperatif dan model inkuiri.
 Penulis tidak memaparkan langkah-langkah pembelajaran model inkuiri.
Prantalo (2012), menjelaskan tahapan pembelajaran yang diadaptasi dari
tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak.
Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut.

Tabel Tahapan Pembelajaran Inkuiri


Tahap Pembelajaran Inkuiri Fase Perilaku Guru
Guru membimbing siswa
1. Menyajikan pertanyaan atau mengidentifikasi masalah, dituliskan di
masalah papan tulis. Guru membimbing siswa
dalam kolompok
Guru membimbing siswa dalam
2. Membuat hipotesis menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan
Guru memberikan kesempatan pada
3. Merancang precobaan siswa untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan
langkah-langkah percobaan
Guru membimbing siswa mendapatkan
4. Melakukan percobaan untuk informasi melalui percobaan
memperoleh informasi

Guru memberikan kesempatan pada tiap


5. Mengumpulkan dan menganalisis kelompok untuk menyampaikan hasil
data pengolahan data yang terkumpul

6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam


membuat kesimpulan

H. METODE PENELITIAN
o Dalam jurnal tersebut, penulis mengunakan kata metodologi penelitian.
Reviewer berpendapat dalam sebuah karya tulis ilmiah yang dibahas pada
bagian ini ialah cara-cara seorang peneliti melakukan penelitian bukan
ilmu mengenai metode. Jadi, sebaiknya gunakan kata metode untuk
menggantikan kata metodologi. Muhadjir dalam Hudri (2011)
menyebutkan bahwa metodologi penelitian membahas konsep teoritik
berbagai metode baik kelebihan maupun kekurangannya dalam kajian
ilmiah, yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang terbaik
untuk digunakan.
o Berdasarkan pengamatan reviewer, ada beberapa hal yang tidak konsisten
dalam penulisan jurnal tersebut. Dari gambaran judul, dapat diketahui
penulis akan meneliti di kelas VII/A tetapi di metode penelitian, penulis
menjelaskan penelitian akan diadakan di kelas VII/B dan yang menjadi
subjek penelitian siswa kelas II SMP di sekolah yang sama. Menurut nn
bnnb nnreviewer, sebaiknya penulis mempertegas subjek penelitiannya.
o Menurut Reviewer, model pembelajaran yang dipilih penulis sudah
mampu mengatasi masalah yang ada yaitu rendahnya hasil belajar siswa
yang ditandai dengan tidak dipenuhinya KKM. Berdasarkan pembahasan
sebelumnya model inkuiri merupakan model yang sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Selain itu,
model inkuiri tidak hanya menekankan aspek kognitif saja tetapi juga
aspek afektif dan psikomotorik. Langkah-langkah dalam model inkuiri
memandu siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah, guru hanya
membimbing siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. Apalagi
model inkuiri tersebut dibantu dengan metode pembelajaran kooperatif di
mana siswa tidak bekerja sendiri melainkan bekerja dalam kelompok.
Kondisi-kondisi tersebut menurut reviewer dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Materi yang menjadi fokus peneliti ketika melakukan penelitian yaitu
pengurangan bilangan bulat. Tetapi, pada bagian perangkat penelitian
yaitu perencanaan, materi yang disiapkan adalah perpangkatan dan akar.
Sebaiknya materinya disesuaikan dengan judul supaya lebih konsisten.
 Pada bagian ini, penulis kurang memperhatikan penulisan banyaknya
siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar. Pernyataan yang ditulis
tidak seuai dengan data yang diperoleh. Pada bagian pengamatan
(Deskripsi hasil pelaksanaan siklus II), penulis menjelaskan “pada siklus I
siswa yang memperoleh nilai tuntas KKM 65 sebanyak 20 siswa dengan
persentase 62,5% meningkat menjadi 23 orang persentae 71,8%. Hal ini
tidak sesuai dengan data yang telah dipaparkan penulis pada bagian
metode penelitian yaitu jumlah subjek penelitian 15 orang. Pernyataan
tersebut juga tidak sesuai dengan data dalam tabel yang disajikan penulis.
Di samping itu, Pada tabel data mengenai aktivitas siswa antarsiklus,
persentase rata-rata siswa aktif pada siklus I dicantumkan sedangkan untuk
siklus II tidak dicantumkan.
 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis “pembelajaran
kooperatif learning model inkuiri meningkatkan hasil belajar matematika”.
Menurut reviewer, hal tersebut belum sesuai dengan kajian teori. Dalam
kajian teori, penulis tidak membahas dampak penggunaan model inkuiri.
Sebaiknya, penulis mencari referensi yang membahas kelebihhan-
kelebihan model ikuiri sehingga bisa mendukung hasil penelitian. Selain
kelebihannya, menurut reviewer kelemahan model pembelajaran inkuiri
juga harus disajikan dalam kajian teori. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
mengetahui kelemahan model inkuiri sehingga jika hasil penelitiannya
tidak meningkatkan hasil mebelajar maka terdapat landasan teori yang
mendukung hal tersebut. Prantalo (2012) menyatakan bahwa terdapat
beberapa keunggulan dan kelemahan model inkuiri. Keunggulan model
inkuiri antara lain:
- Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini
dianggap lebih bermakna.
- Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar
mereka.
- Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sedangkan kelemahan model inkuiri antara lain:
- Jika menggunakan model pembelajaran ini, maka akan sulit untuk
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini suli dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentuk
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
 Penelitian Jenis PTK terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Reviewer berpendapat bahwa pada
bagian pelaksanaan, langkah-langkah model inkuiri belum terlalu nampak.
Sebaiknya dalam merancang proses pembelajaran di kelas penulis harus
mengikuti langkah-langkah model inkuiri dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif.

J. KESIMPULAN
Kesimpulan yang disajikan dalam jurnal ini sudah sesuai dengan hasil penelitian
tetapi tidak sesuai dengan rumusan masalahnya. Oleh karena itu, sebaiknya
penulis mencermati kembali rumusan masalah yang ditulis dalam jurnal ini.

K. DAFTAR PUSTAKA
Beberapa referensi yang digunakan di dalam jurnal ini tidak termuat di
daftar pustakanya. Demikian sebaliknya, beberapa referensi di daftar pustaka tidak
digunakan di dalam kajian teori. Reviewer berpendapat bahwa sebaiknya
penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan referensi yang digunakan pada
kajian teori. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan orisinalitas karya tulis
sehingga pembaca tidak mengklaim bahwa karya tulis tersebut merupakan hasil
plagiat.
DAFTAR PUSTAKA

Ewin. 2013. Pengertian prestasi belajar menurut teori.


http://googleweblight.com/?lite_url=http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04
/pengertian-prestasi-belajar-atau-hasil.html?m%3D1&ei=P5X8xT4z&lc+en-
ID&s=1&m=738&ts=1450061332&sig=ALL1Aj5h1gD1uSpZcx800E-
eWyY4twAow. Diakses pada tanggal 20 Desember 2015.

Faiq, Muhammad. 2 Mei 2012. PTK dan Model Pembelajaraan.


http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/05/ptk-cara-menulis-
latar-belakang-masalah.html?m=1. Diakses pada tanggal 25 November
2015.

---------------------------. 11 Juni 2012. PTK dan Model Pembelajaran.


http://googleweblight.com/?lite_url=http://penelitiantindakankelas.blogspot.
com/2012/06/ptk-cara-menulis-rumusan-
masalah.html?m%3D1&ei=ChcFkzee&cl=enID&s=1&m=738&ts=1448578
323&sig=ALL1Aj7cQxzEIh0zhUd6GbXXAL62JCESQ. Diakses pada
tanggal 26 November 2015.

Hudri. 2011. Pengertian metode dan Metodologi penelitian dan perbedaannya.


http://expresisastra.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-metode-dan-
metodologi-penelitian-dan-perbedaannya.html?m=1. Diakses pada tanggal
25 November 2015.

Miatun, Asih., Jailani. 2013. E-Journal UNY IV volume II Juli-Agustus 2013.


Diakses pada tanggal 19 Desember 2015.

Nervia. Febuari 17 2013. Masalah dan Perumusan Masalah dalam Penelitian


kualitatif dan kuantitatif.
https://hidrosita.wordpress.com/2013/02/17/masalah-dan-perumusan-
masalah-dalam-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/. Diakses pada tanggal
25 November 2015.

Pedoman Akreditasi Terbitan Berkas Ilmiah. 2014.


http://simlitabmas.dikti.go.id/unduh-berkas/pedoman%20Akreditasi%20E-
Journal%202014.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2015.

Prantalo. 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pemebelajaran inkuiri (Inquiry)


terhadap hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SD Negeri Manggihan
kecamatan Getasan tahun pelajaran 2011/2012.
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/946/3/TI_292008225_BAB
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2015.

Setiawati, Edi. 2008. Bahasa Indonesia Keilmuan dalam Karya Tulis Ilmiah. Jawa
Timur: Surya Pena Gemilang.

Thobroni, Muh. & Mustofa, Arif. 2012. Belajar dan Pembelajaran:


Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Tiara. 6 Januari 2012. Pendahuluan, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan


penelitian. http://punya-tiara.blogspot.co.id/2012/01/pendahuluan-batasan-
masalah-rumusan.html?m=1. Diakses pada tanggal 25 November 2015.

.Wahyono, Budi.Pengertian hasil belajar dan perbedaan hasil belajar


denganPrestasi belajar.
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/04/pengertian-hasil-belajar-dan-
perbedaan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai