Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SRI ATHIYATIN

NIM : 155020301111022

Bisnis dapat diartikan sebagai kegiatan memproduksi dan menjual barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan bisnis terjadi karena keinginan untuk saling
memenuhi kebutuhan hidup masing-masing manusia, dan masing-masing pihak tentunya
memperoleh keuntungan dari proses tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa pada umumnya orang
berpendapat bahwa bisnis adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk
memaksimumkan keuntungan tersebut, maka tidak dapat dihindari sikap dan perilaku yang
menghalalkan segala cara yang sering tidak dibenarkan oleh norma moral.
Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi satu-satunya tujuan perusahaan, dengan sendirinya
akan timbul keadaan yang tidak etis. Karena jika keuntungan menjadi satu-satunya tujuan,
semuanya dikerahkan dan dimanfaatkan demi tercapainya tujuan itu, termasuk juga karyawan
yang bekerja dalam perusahaan. Akan tetapi, memperalat karyawan karena alasan apa saja berarti
tidak menghormati mereka sebagai manusia. Dengan itu dilanggar suatu prinsip etis yang paling
mendasar kita selalu harus menghormati martabat manusia. Immanuel Kant, filsuf Jerman abad
ke-18, menurutnya prinsip etis yang paling mendasar dapat dirumuskan sebagai berikut:
“hendaklah memperlakukan manusia selalu juga sebagai tujuan pada dirinya dan tidak pernah
sebagai sarana belaka”. Mereka tidak boleh dimanfaatkan semata-mata untuk mencapai tujuan.
Misalnya, mereka harus dipekerjakan dalam kondisi kerja yang aman dan sehat dan harus
diberikan gaji yang pantas.
Persepsi manfaat dari pencapaian keuntungan harus dirubah, karena bisnis bukan semata-mata
untuk memperoleh keuntungan materiil. Untuk itu prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam
kegiatan bisnis pada perusahaan-perusahaan bisnis, haruslah mengacu pada stakeholders
benefit. Stakeholders adalah semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan suatu perusahaan.
Pihak berkepentingan internal adalah “orang dalam” dari suatu perusahaan: orang atau instansi
yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham, manajer, dan
karyawan. Pihak berkepentingan eksternal adalah “orang luar” dari suatu perusahaan: orang atau
instansi yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen,
masyarakat, pemerintah, lingkungan hidup. Kita bisa mengatakan bahwa tujuan perusahaan adalah
manfaat semua stakeholders. Misalnya, tidak etis kalau dalam suatu keputusan bisnis hanya
kepentingan para pemegang saham dipertimbangkan. Bukan saja kepentingan para pemegang
saham harus dipertimbangkan tapi juga kepentingan semua pihak lain, khususnya para karyawan
dan masyarakat di sekitar pabrik.

Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-
nilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Dalam etika masih dijumpai
banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama
dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan. Berikut ini beberapa teori
etika:
1. Utilitarianisme
Kata utilitarianisme berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti
“bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik
buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”,
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
2. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.‘Mengapa
perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab :
‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua
dilarang yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting.
3. Virtue
Memandang sikap atau akhlak seseorang tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.Keutamaan bisa didefinisikan sebagai
berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral.
4. Religius
Beris nilai agama, nilai agama atau Norma Agama adalah peraturan hidup yang harus
diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan larangan dan ajaran-ajaran yang
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat
hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat.
Akuntansi menggunakan teori yang mana ? Jadi menurut saya akuntansi itu menggunakan teori
utilitarianisme. Sebagai contoh, seorang akuntan perusahaan “meminjam” uang perusahaan
selama beberapa bulan untuk didepositokan ke rekeningnya sebelum dikembalikan lagi ke
perusahaan. Akuntan memperoleh bunga dan tidak mengurangi jumlah uang milik perusahaan.
Dari sudut pandang utilitarisme, tindakan tersebut dianggap etis, dikarenakan konsekuensi manfaat
yang berupa bunga deposito dari tindakan tersebut tidak dirasakan oleh banyak pihak secara
keseluruhan, dengan kata lain tidak terjadi distribusi konsekuensi.
Apakah mungkin agama atau akhlak menjadi teori etika utama menurut saya bisa saja. Dalam
mengarungi kehidupan, termasuk dalam memenuhi kebuTuhan bidang ekonomi, manusia
dihadapkan pada persoalan bagaimana menyikapi diri dan orang lain agar terhindar dari prilaku
negatif sehingga tidak merugikan diri dan orang lain dalam beraktivitas. Untuk itu, manusia
dibekali dengan norma, aturan, dan nilai yang berasal dari Tuhan maupun hasil pemikiran manusia
yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan (term of reference) untuk bertindak dan memilih
prilaku yang baik atau yang buruk, benar atau salah, diperbolehkan atau dilarang dan sebagainya.
Norma dan nilai yang berkaitan dengan prilaku baik dan buruk serta benar dan salah merupakan
bahasan etika dan aturan yang terkait dengan perbuatan yang diperbolehkan dan dilarang dapat
ditemukan dalam bidang hukum. Etika mengkaji tentang apa yang baik atau buruk juga tentang
hak dan kewajiban moral. Sedangkan moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan
kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya)
Contoh praktek bisnis:
Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Dalam sebuah ayat Allah SWT
berfirman, "...Allah telah menghalalkan jual beli..." (QS 2:275). Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa Rasulullah pernah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang
(al-hadits). Ini artinya aktivitas dagang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Melalui jalan inilah,
pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah SWT terpancar daripadanya. Namun
perlu disadari bahwa jual beli yang dihalalkan oleh Allah SWT yaitu yang dilakukan sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam. Jadi, tidak boleh serampangan, seperti melakukan praktek monopoli,
menimbun barang, atau justru menggiatkan praktek riba.

Hukum asal muamalah itu adalah al-ibaahah (boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya. Ada perangkat atau
ketentuan tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang hendak melakukan aktifitas jual
beli. Diantara komponen tersebut adalah memperhatikan masalah akad. Yang membedakan ada
tidaknya unsur Riba dan Gharar (penipuan) dalam sebuah transaksi adalah terletak pada akadnya.
Sebagai contoh adalah akad murabahah di bank Syariah dan pinjaman bunga dalam bank
Konvensional. Secara hitungan matematis, boleh jadi keduanya sama. Tapi, jelas keduanya
berbeda.

Misalnya, seseorang membutuhkan sebuah barang dengan harga pokok Rp 1000. Jika ia pergi ke
bank Syariah dan setuju untuk mendapatkan pembiayaan dengan pola murabahah, dengan marjin
profit yang disepakatinya 10%, maka secara matematis, kewajiban orang tersebut adalah sebesar
Rp 1100.

Jika ia memilih bank konvensioanl, yang menawarkan pinjaman dengan bunga sebesar 10%, maka
kewajiban yang harus ia penuhi juga sebesar Rp 1100. Namun demikian, transaksi yang pertama
(murabahah) adalah halal, sedangkan yang kedua adalah haram. Perbedaannya adalah terletak pada
faktor akad.

Anda mungkin juga menyukai