Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM KESEHATAN

JIWA PUSKESMAS SIDOMULYO 2017


PENDAHULUAN

Sampai saat ini masyarakat kurang


memahami masalah kesehatan jiwa, bahkan sering mengingkari
kenyataan adanya

masalah tersebut . Tenaga kesehatan pun masih sangat terfokus


pada masalah fisik yang dikeluhkan oleh pasien,
sehinggakesehatan jiwa yang

melatarbelakanginya sering terabaikan.

Walaupun masalah kesehatan jiwa tidak


langsung menyebabkan kematian, namun akan menyebabkan
kerugian yang

besar baik moril maupun material, karena pasien menjadi tidak


produktif dan bahkan seringkali tergantung pada keluarga atau
masyarakat

sekitarnya. Oleh karena itu masalah kesehatan jiwa perlu dipahami,


dicegah, dikenali secara dini, ditangani dengan baik dan sesegera
mungkin.

Masalah kesehatan jiwa masyarakat akhir


akhir ini semakin meningkat, yang dapat terlihat dari banyaknya
tindak

kekerasan, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA, tawuran,


pengangguran, banyaknya demonstrasi yang mengarah
keanarkis, putus

sekolah, dan lain lain. Hal ini menyebabkan kerugian yang sangat
besar bagi pertumbuhan masyarakat tersebut, baik ditinjau dari
segi

ekonomi, moral maupun budaya bangsa

I. LATAR BELAKANG

Berdasar pada UU KESEHATAN menyatakan bahwa


sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial serta
produktif secara ekonomis.Jadi kesehatan jiwa merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.

Dengan terjadinya perubahan pesat dari


masyarakat agraris ke masyarakat industri beserta berbagai
dampaknya, maka

keadaan ini sangat rawan untuk terjadinya masalahkesehatan jiwa .


Masyarakat dituntut beradaptasi terhadap perubahan yang cepat
tersebut.

Dampak perubahan yang sangat cepat pada


kesehatan jiwa masyarakat antara lain dapat terlihat dengan adanya
putus

sekolah, tawuran antar pelajar, tawuran antar kampung, antar suku dan
golongan, tindak kekerasan dantindak kriminal, pengangguran,
gangguan

psikosomatis, depresi, cemas, serta masalah kesehatan jiwa lainnya.

Sampai saat ini masyarakat masih


mengutamakan pada keluhan fisik dan kurang memperhatikan
adanya keluhan mental

emosional yang melatarbelakangi keluhan fisik tersebut. Orang sering kali


menolak bila dirujuk untuk menjalani terapi dalam bidang kesehatan
jiwa,

sehingga penanganan masalah kesehatan jiwa terabaikan dan terapi menjadi


tidak ampuh. Akibatnya sering terjadi pemborosan, baik dalam
pemberian

obat maupun pemeriksaan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Salah satu penyebab dari keadaan diatas adalah


kurangnya pengertian masyarakat tentang kesehatan jiwa. Bila

mendengar kata kata kesehatan jiwa yang terpikir adalah gangguan jiwa berat,
yaitu orang dengan perilaku aneh, memalukan, atau menakutkan.

Kesehatn jiwa bukan sekedar terbebas dari


gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
semua orang.

Karena Kesehatan jiwa dalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya

dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Derajat kesehatan jiwa tidak ada batasan yang
tegas antara orang yang sehat jiwa dengan orang yang terganggua

jiwanya. Terdapat suatu kesinambungan yang antara sangat sehat, sehat,


cukup sehat,kurang sehat, sakit. Tidak semua orang selalu mempunyai ciri

jiwa yang sehat sepanjang hidupnya. Setiap orang dapat mengalami berbagai
derajat kesehatan jiwa. Derajat kesehatan jiwa [ seperti halnya kesehatan

fisik] dapat ditingkatkan dengan cara dibina kebiasaan, membina lingkungan


dan hubungan yang baik.

Prevalensi gangguan jiwa ringan untuk kota


Samarinda [2013 ] ialah 4,0 % dari populasi usia > 15 tahun,
sedangkan

prevalensi gangguanjiwa berat ialah 0,7 % dari populasi usia > 15 tahun.
Utilisasi ialah jumlah pasien yang gangguan jiwa ringan dan gangguan
jiwa berat

dibagi jumlah gangguan jiwa ringan diwilayah tertentu dikali 100%. Sedangkan
Umet Need ialah jumlah pasien gangguan jiwa yang belum
mendapatkan

perawatan atau pengobatan.

Fakta menunjukan bahwa kasus gangguan jiwa


tinggi dimasyarakat tetapi belum tertangani secara optimal, karena
stigma

masyarakat. Dalam rangka menuju Indonesia Bebas Pasung, maka program


kesehatan jiwa sangat penting untuk didukung pelaksanaannya
dilapangan.

Untuk mengatasi kesenjangan pelayanan perlu


adanya kebijakan kesehatan jiwa inovatif dan menjadi bagian sistem

kesehatan. Promosi kesehatan jiwa, intervensi di pelayanan kesehatan primer [


puskesmas] dan pemberdayaan masyarakat akan menjadi komponen

penting kebijakan kesehatan jiwa

II. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum : Meningkatkan derajatkesehatan jiwa dan kwalitas hidup masyarakat


Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan , pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan jiwa
2. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa
3. Terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara dini.

III. KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN

KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN

Pelayanan kesehatan pada Orang Dengan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa dalam
Gangguan Jiwa gedung :
- Anamnesa
- Diagnose
- Terapi
- Konseling
- Rujukan

Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa luar gedung


:
- DDTK di Posyandu Balita
- DDTK di TK/PAUD
- Deteksi Dini gangguan kesehatan jiwa pada
Lansia di posyandu Lansia
- Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa di
Posbindu
- Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa
pada peserta didik di sekolah [SD,SMP, dan
SMA]

Pertemuan Kader Kesehatan Jiwa Bimtek dan peningkatan pengetahuan pada kader
kesehatan jiwa

- Menjelaskan pengertian Deteksi Dini


Gangguan Kesehatan Jiwa
- Mengelompokan Keluarga sehat, keluarga
berisiko, dan keluarga dengan Gangguan
kesehatan Jiwa
- Mengajarkan cara penanganan terhadap
keluarga berisiko dan keluarga dengan
gangguan kesehatan jiwa
- Mengajarkan cara merujuk pasien dengan
Gangguan Kesehatan Jiwa

Penyuluhan Kesehatan di Masyarakat Penyuluhan di :


- Posyandu bayi dan Balita
- Posyandu Lansia
- Posbindu
- Sekolah [ TK/PAUD, SD, SMP,dan SMA]

Kunjungan Rumah [Home Visite] Kunjungan rumah pada pasien :


- Putus obat
- Pasung
- Dengan episode skizofrenia akut

Cara melakukan kegiatan

a. Perencanaan

i. Mengusulkan Rencana Usulan Kegiatan [RUK]

A. Analisa Masalah

- Identifikasi Masalah

Hasil Kegiatan Kesehatan Jiwa 2015


N Kegiatan Definisi Pembilang Penyebu Sasara Target Pencapai Cakupa Masalah
o operasion t n sasara an n
al n
Pelayan Persentas Jumlah Jumlah Kasus 10 % 2% 2% -Deteksi
1 an e kasus seluruh Dini
kesehat puskesma gangguanji kunjunga gangguan
an pada s dalam wa yang n Kesehata
ODGJ melakuka ditangani puskesm n jiwa
n puskesmas as dalam belum
pelayana dalam kurun dilakukan
n kurun waktu secara
kesehata waktu tertentu optimal
n pada tertentu
ODGJ -Kader
keswa
belum
terbentuk

-
Penyuluh
an
kesehata
n jiwa
jarang
dilakukan

-
Kunjunga
n rumah
tidak
pernah
dilakukan
- Prioritas Masalah

URUTAN PRIORITAS MASALAH [KRITERIA MATRIKS]

Mencari akar penyebab masalah

Menggunakan Fish bone atau problem tree

- Pemecahan Masalah

d. Cara Pemecahan Masalah

No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Keterangan


Masalah masalah pemecahan Masalah terpilih
masalah
1 Deteksi Dini -Petugas -Deteksi Dini -Deteksi Dini
Gangguan kesehatan gangguan gangguan
kesehatan belum optimal kesehatan jiwa kesehatan jiwa
Jiwa mendeteksi ditingkatkan baik ditingkatkan baik
dini gangguan dalam gedung dalam gedung
kesehatan maupun diluar maupun diluar
jiwa gedung gedung

2 Pertemuan -pertemuan -pertemuan -pertemuan


kader keswa kader keswa kader keswa kader keswa
belum dianggarkan dianggarkan
dianggarkan
3 Penyuluhan -penyuluhan -Penyuluhan -Penyuluhan
kesehatan hanya dalam dalam maupun dilakukan
jiwa gedung luar gedung didalam maupun
luar gedung
4 Kunjungan -Petugas -petugas keswa -petugas keswa
Rumah [ keswa masih [CMHN] bisa
Home visite] memegang 2 sebaiknya tidak didelegasikan ke
program memegang kader keswa
sekaligus program ganda
i. Menyusun RUK

[RUK 2017 , terlampir]

ii. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Kegiatan [RPK ]

[RPK 2017, terlampir]

IV. SASARAN

NO
KEGIATAN SASARAN

1 Deteksi dini gangguan kesehatan Sasaran dalam gedung :


Jiwa -Ruang Umum : 10 % dari seluruh kunjungan
perbulan
-Ruang Kes.Anak : 1 % dar seluruh kunjungan
R.Anak perbulan
-Ruang kesehatan Ibu : 10 % dari seluruh
kunjungan perbulan
-Ruang Lansia : 10 % dari seluruh kunjungan
perbulan
-Ruang TB/Kusta : 10 % dari seluruh
kunjungan perbulan
-Ruang VCT : 10 % dari seluruh kunjungan
perbulan

Sasaran luar gedung : gangguan jiwa ringan [


Gangguan mental emosional] = 4,0 % X
62.217 [Jumlah penduduk dewasa/> 15
tahun] = 2.489 orang
ODGJ Berat = 0,07 % X 62.217 = 123 ODGJ

2 Penyuluhan kesehatan jiwa Sasaran penyuluhan di posyandu bayi dan


dimasyarakat balita [48 posyandu]
Sasaran penyuluhan di posbindu [4 posbindu]
Sasaran penyuluhan di posyandu lansia [4
posyandu lansia]
Sasaran penyuluhan di sekolah [8 sekolah]

3 Pertemuan Kader Kesehatan Jiwa Sasaran :- kader Posyandu bayi dan Balita [5
X 48 posyandu]
- Kader Posyandu Lansia [5 X 6
Posyandu Lansia]
- Kader Posbindu
- Guru UKS [ 1 X 8 SLTP/SLTA]
- Guru UKS [ 1 X 10 SD]
- KKR/Dokter Kecil [3 x 18 sekolah]

4 Kunjungan Rumah [Home visite] Sasaran : Pasien ODGJ Berat di wilayah


Puskesmas Sidomulyo [ 0.07 x Jumlah
penduduk dewasa /usia >15 tahun] =123
ODGJ

V. JADWAL KEGIATAN

KEGIATAN
NO Kegiatan Urgensi Serius Growth Jumlah
1 Deteksi Dini TAHUN 2017
JANgangguan
FEB MAR APR 5 MEI JUNI 5 JULI AGT SEPT
5 OKT NOV
15 DES
Deteksi dini kesehatan jiwa
gangguan
kesehatan
2 XPertemuan
X X X X X X X X X X X
jiwa kader keswa 5 4 4 13

Pertemuan
3 Penyuluhan
kader Kesehatan 4 4 4 X 12
X X
keswa Jiwa
4 Kunjungan
Penyuluhan rumah [home 2 2 2 6
kesehatan
jiwa di X X X X X
masyarakat

Kunjungan
rumah
[home X X X X
visite]
visite]

VI. PERAN LINTAS TERKAIT


NO KEGIATAN IDENTIFIKASI LINTAS TERKAIT URAIAN PERAN LINTAS TERKAIT
1 Deteksi dini Peran lintas sektor
gangguan - Guru UKS - Berkoordinasi dalam kegiatan
kesehatan jiwa mendeteksi dini gangguan keswa
- KKR - Berkoordinasi dalam kegiatan
mendeteksi dini gagguan keswa
- Kader Posyandu bayi dan
balita - Berkoordinasi dalam kegiatan
mendeteksi dini gangguan keswa
- Kader Posyandu lansia - Berkoordinasi dalam kegiatan
mendeteksi dini gangguan keswa
- Kader Posbindu - Berkoordinasi dalam kegiatan
mendeteksi dini gangguan keswa

Peran lintas program


- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R. Umum mendeteksi dini gangguan keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R.Kes.Anak mendeteksi dini gangguan keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R. Kes. Ibu mendeteksi dini gangguan keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R. lansia mendeteksi dini ganggaun keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R. TB/ Kusta mendeteksi dini gamngguan keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- R.VCT mendeteksi dini gangguan keswa

Peran serta lintas sektor


2 Penyuluhan
Kesehatan jiwa di - Kader - Berkoordinasi mengumpilkan
masyarakat masyarakat dam kegiatan
Peran serta lintas program penyuluhan kesehatan jiwa di
- PJ. TB/ Kusta masyarakat

- Berkoordinasi dalam kegiatan


- PJ. Lansia penyuluhan kesehatan jiwa
dimasyarakat

- Berkoordinasi dalm kegiatan


- PJ. Kes. Ibu penyuluhan kesehatan jiwa pada
lansia

- PJ. UKS
- Berkoordinasi dalam kegiatan
penyuluhan kesehatan jiwa pada Ibu
- PJ. Kesehatan Anak hamil, nifas dan menyusui

- Berkoordinasi dalam penyuluhan


- PJ. VCT kesehatan jiwa disekolah khususnya
remaja

- Berkoordinasi dalam kegiatan


penyuluhan kesehatan jiwa pada
ibu di posyandu bayi dan balita

- Berkoordinasi dalam kegiatan


penyulihan keswa pada pasien
HIV/AIDS

3 Pertemuan Kader Peran serta lintas sector


kesehatan Jiwa
- Pokja 4 - Berkoordinasi dalam kegiatan
membentuk kader keswa
- Ketua RT
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- Kepala sekolah membentuk kader keswa

- Guru UKS - Berkoordinasi dalam kegiatan


membentuk kader keswa
Peran serta lintas program
- Berkoordinasi dalam kegiatan
- PJ. Promkes membentuk kader kesehatan
Remaja
- Pj. Gizi

- PJ. Kesehatan Lansia - Berkoordinasi dalam kegiatan


membimtek kader keswa

- Berkoordinasi dalam kegiatan


membimtek kader keswa

- Berkoordinasi dalam kegiatan


membimtek kader keswa
4 Kunjungan Rumah Peran serta lintas sector

- Ketua RT - Berkoordinasi dalam kegiatan


kunjungan rumah pasien/ klien
ODGJ
- Kader keswa
- Berkoordinasi dalam kegiatan
kunjungan rumah pasien ODGJ
Peran serta lintas program

- PJ. UKP
- Berkoordinasi dalam kegiatan
memantau, dan memberikan
asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

a. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


i. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa dilaksanakan
setelah pelaksanaan kegiatan
ii. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan kegiatan dalam buku monev
iii. Analisa terhadap hasil evaluasi pelaksaan kegiatan

lX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

a. Pencatatan

Pencatatan hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap pelaksanaan oleh tenaga pelaksana
program [kader keswa, petugas kesehatan ] pada format yang telah disediakan oleh Dinas Kesehata

b. Pelaporan

- Laporan kegiatan program harus diserahkan pada minggu ketiga setiap bulan kepada :
1. Penanggung Jawab UKM Pengembangan ; sebagai bahan evaluasi
2. Kepala Puskesmas ; diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda

c. Evaluasi kegiatan

- Evalusi kegiatan dilakukan 1 bulan sekali dan disampaikan pada minilokakarya bulanan dan
lintas sektor
- Evaluasi kegiatan secara menyeluruh dilakukan pada akhir tahun di minilokakarya puskesmas
dan lintas sektor sebagai bahan untuk menyusun RUK tahun berikutnya
- Evaluasi kegiatan menampilkan laporan pelaksanaan kegiatan program Kesehatan Jiwa selama
setahun , meliputi hasil pelaksanaan kegiatan, evaluasi pelaksanaan kegiatan selama setahun

Anda mungkin juga menyukai