id
o.
ss.c
pk
r:
be
Pada bab ini, Anda akan diajak untuk memecahkan masalah yang ber-
hubungan dengan konsep Logika Matematika, di antaranya mendeskripsikan
pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka), mendeskripsikan ingkaran,
konjungsi, disjungsi, implikasi, biimpilkasi, dan ingkarannya, mendeskripsikan
invers, konvers, kontraposisi, menerapkan modus ponens, modus tollens,
prinsip silogisme dalam menarik kesimpulan
Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang A. Pernyataan dan
logis. Cara berpikir ini dapat berupa cara menentukan benar Kalimat Terbuka
tidaknya suatu pernyataan. Misalnya, pernyataan "Air sungai B. Pernyataan
bermuara di danau dan di laut" merupakan pernyataan yang Majemuk
benar karena tidak ada pertentangan di dalamnya. Bandingkan C. Invers, Konvers,
dengan pernyataan "Air adalah zat cair dan zat padat" yang dan Kontraposisi
merupakan pernyataan salah karena terkandung pertentangan D. Pernyataan
di dalamnya. Berkuantor
Di dalam logika matematika, Anda akan mempelajari E. Pernyataan
membuat suatu ingkaran dengan benar dari suatu pernyataan. Majemuk Bersusun
Misalnya pernyataan "Semua kasir adalah perempuan", F. Penarikan
ingkarannya adalah "Ada kasir bukan perempuan", bukan Kesimpulan
"Semua kasir bukan perempuan", karena dengan cukup seorang
kasir laki-laki akan mengingkari pernyataan pertama.
Selain itu, pada bab ini Anda juga akan mempelajari cara
penarikan kesimpulan yang sah (valid), lebih jauhnya pelajarilah
materi pada bab ini dengan baik.
Logika Matematika 1
Peta Konsep
Materi tentang Logika Matematika dapat digambarkan sebagai berikut.
Logika Matematika
Penarikan Pernyataan
Kesimpulan
Tunggal
contoh Tautologi Kontraposisi Kontingensi
p, q
mempunyai
Soal Pramateri
Kerjakan soal-soal berikut, sebelum Anda mempelajari bab ini.
1. Buatlah lima pernyataan yang bernilai 4. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan
benar. berikut.
2. Buatlah lima pernyataan yang bernilai a. Es batu terbuat dari air
salah. b. 500 = 5 10
3. Tentukan kebalikan dari kalimat berikut. 5. Tentukan himpunan penyelesaian dari soal-
a. Semua dokter adalah laki-laki. soal berikut.
b. 2 + 5 = 7 a. 2 + 3x = 4
b. p adalah bilangan prima genap
1. Pernyataan
Sebelum Anda mempelajari defi nisi pernyataan, perhatikanlah
beberapa contoh berikut.
• Manusia adalah makhluk hidup
• Air sungai mengalir dari hulu ke hilir
• Indonesia terletak di kutub utara
• 2 + 2 = 5
• 4,5 adalah bilangan asli
Kalimat pertama dan kedua merupakan kalimat yang
bernilai benar, sedangkan kalimat ketiga, keempat, dan kelima
bernilai salah.
Kalimat-kalimat dalam logika haruslah mengandung
nilai kebenaran, baik itu bernilai benar ataupun salah. Jadi,
pernyataan dapat didefi nisikan sebagai berikut.
Suatu pernyataan (atau proposisi) adalah suatu kalimat yang
bernilai benar saja atau salah saja. Dengan kata lain, tidak
sekaligus kedua-duanya.
Dalam logika, suatu penyataan disimbolkan dengan
huruf kecil, seperti p, q, r, s, dan sebagainya, misalnya pada
pernyataan-pernyataan berikut.
p : Tiga puluh sembilan adalah bilangan prima
q : 39 – 8 > 20
Dari pernyataan-pernyataan tersebut diketahui bahwa
pernyataan p bernilai salah, sedangkan pernyataan q bernilai
benar. Nilai kebenaran pernyataan p dinotasikan dengan (p)
( dibaca: Taw). Demikian pula untuk pernyataan q, nilai
kebenarannya dinotasikan dengan (q). Dengan demikian,
pernyataan tersebut dapat dinotasikan (p) = S (salah) dan (q) = B
(benar).
Contoh Soal 1.1
Logika Matematika 3
Jawab:
Jelajah a. (p) = S d. (s) = B
Matematika b. (q) = B e. (t) = S
c. (r) = S
Logika Matematika 5
Contoh Soal 1.2
B Pernyataan Majemuk
Pada bagian sebelumnya, pernyataan-pernyataan yang
Anda pelajari lebih banyak merupakan pernyataan-pernyataan
tunggal. Jika pernyataan-pernyataan tunggal ini digabungkan
menggunakan kata dan, atau, jika...maka..., atau ...jika dan
hanya jika... maka akan terbentuk suatu pernyataan majemuk.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
• Pontianak adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat.
• Pontianak dilalui garis khatulistiwa.
Kedua pernyataan tersebut adalah pernyataan tunggal. Kedua Sumber : www.gemari.or.id
pernyataan tunggal tersebut jika Anda gabung dengan kata
hubung "dan" akan menjadi kalimat majemuk, "Pontianak Gambar 1.3
adalah ibu kota provinsi Kalimatan Barat dan dilalui garis "Pontianak adalah ibu kota Provinsi
khatulistiwa". Kalimantan Barat dan dilalui garis
khatulistiwa" merupakan pernyataan
majemuk.
Logika Matematika 7
Terdapat empat bentuk pernyataan majemuk yang terbentuk
dari dua pernyataan, yaitu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan
biimplikasi.
1. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk
dari dua pernyataan yang dihubungkan dengan kata "dan".
Kata "dan" dilambangkan dengan "Ÿ". Jika p dan q pernyataan
tunggal maka konjungsi dari p dan q dinyatakan dengan
p Ÿq
Contoh Soal 1.3
Logika Matematika 9
Pertama, harus dicari terlebih dahulu himpunan penyelesaian
dari masing-masing persamaan. Himpunan penyelesaian dari
x2 + x – 6 = 0 adalah {–3, 2}.
Himpunan penyelesaian dari x2 = 4 adalah {–2, 2}.
Kemudian, substitusikan x = –3, x = –2, dan x = 2 pada x2 + x – 6 = 0
dan x2 = 4 diperoleh:
• untuk x = –3 : (–3)2 + (–3) – 6 = 9 – 3 – 6 = 0
(–3)2 = 9 ≠ 4
x = –3 tidak memenuhi persamaan x2 = 4. Jadi, x = –3 bukan
penyelesaian untuk x2 + x – 6 = 0 dan x2 = 4, x Œ R.
• Untuk x = –2 : (–2)2 + (–2) – 6 = 4 – 2 – 6 = –4 ≠ 0
(–2)2 = 4
x = –2 tidak memenuhi persamaan x2 + x – 6 = 0. Jadi, x = –2
bukan penyelesaian untuk x2 + x – 6 = 0 dan x2 = 4, x Œ R.
Notes • Untuk x = 2 : (2)2 + 2 – 6 = 4 + 2 – 6 = 0
22 = 4
Notasi ∫ dibaca ekuivalen.
x = 2 memenuhi persamaan x2 + x – 6 = 0 dan x2 = 4. Jadi
Dua pernyataan x = 2 penyelesaian untuk x2 + x – 6 = 0 dan x2 = 4, x Œ R.
disebut equivalen jika Jadi, kalimat x2 + x – 6 = 0 dan x2 = 4, x Œ R akan menjadi
nilai kebenaran kedua konjungsi yang benar jika x = 2.
pernyataan tersebut c. Dengan cara yang sama dengan (b), diperoleh kalimat x > 0
sama. Nilai kebenarannya dan x2 – 3x + 2 = 0, x Œ R akan menjadi konjungsi jika x = 1 atau
dapat ditunjukkan dengan
x = 2. Jadi, kalimat x > 0 dan x2 – 3x + 2 = 0, x Œ R mempunyai
membuat tabel nilai
kebenaran. himpunan penyelesaian {1, 2}.
–3 2 –2
1 2
Diketahui p(x) = x2 – x – 2 ≥ 0,
x q(x) = x2 – 4xx + 3 = 0, x Œ R.
Tentukan himpunan penyelesaian dari p(x ( ) Ÿ q(x
(x ( ) sehingga kalimat
(x
tersebut menjadi konjungsi yang benar. Kemudian, gambarkan diagram
Kata Kunci
Vennnya.
• konjungsi
Jawab: • disjungsi
Himpunan penyelesaian dari p(x) = x2 – x – 2 ≥ 0 adalah
x • implikasi
P = {xΩ
Ωx ≤ –1 atau
x x
x ≥ 2, x Œ R}. • biimplikasi
Himpunan penyelesaian dari q(x) = x2 – 4xx + 3 = 0 adalah
Q = {1, 3}.
Himpunan penyelesaian dari p(x) Ÿ q(x) adalah
P « Q = {xΩ Ωx ≤ –1 atau
x x
x ≥ 2, x Œ R} « {1, 3} = {3}
Diagram Vennnya:
S
P Q
3 1
2. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari
dua pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata "atau".
Kata atau dilambangkan dengan "⁄". Jika p dan q pernyataan
tunggal maka disjungsi dari p dan q dinyatakan dengan
p ⁄q
Logika Matematika 11
Perhatikan beberapa pernyataan disjungsi berikut.
1. Timor Leste terletak di Timur Tengah atau di Asia
Tenggara.
2. Air adalah zat cair atau padat.
3. Akar dari x2 = 2 adalah –2 atau 2.
4. Kas adalah jumlah uang yang tersedia di tangan atau uang
perusahaan yang disimpan di bank.
Seperti juga konjungsi, terdapat 4 kemungkinan komposisi
dari p dan q pada suatu disjungsi p ⁄ q, yaitu:
• p benar dan q benar
• p benar dan q salah
• p salah dan q benar
• p salah dan q salah
Disjungsi hanya bernilai salah jika kedua pernyataannya
bernilai salah. Selain dari itu, disjungsi bernilai benar. Perhatikan
tabel nilai kebenaran berikut.
p q p ⁄q
B B B
B S B
S B B
S S S
1. "Timor Leste terletak di Timur Tengah" adalah pernyataan
salah dan "Timor Leste terletak di Asia Tenggara" adalah
Sumber : upload.wikimedia.org
p ⁄ q ∫ q ⁄ p Hukum komutatif
Logika Matematika 13
c. Dengan cara yang sama dengan nomor 2, diperoleh himpunan
penyelesaian untuk x2 – 3x + 2 < 0 dan x2 + x = 0, x Œ R adalah
{xΩx = – 1 atau x = 0 = 1 atau 1 < x < 2, x Œ R}.
1 –2 –3
–1 0
B B B S
B S S B
S B S B
S S S B
Logika Matematika 15
Contoh Soal 1.10
B B S S S
B S S B B
S B B S B
S S B B B
B B B S
B S B S
S B B S
S S S B
B B S S S
B S S B S
S B B S S
S S B B B
4. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari
dua pernyataan yang dihubungkan dengan "jika … maka …."
Implikasi dilambangkan dengan "fi". Jika p dan q adalah
pernyataan, maka implikasi "jika p maka q" ditulis p fi q.
Implikasi merupakan pernyataan sebab akibat. Pada implikasi
p fi q, maka p disebut sebab atau alasan, dan q disebut akibat
atau kesimpulan.
Berikut adalah pernyataan-pernyataan implikasi.
1. Jika tanggal di kalender merah maka hari libur.
2. Jika harga naik maka permintaan turun.
1
3. Jika a > 0 maka > 0.
a
4. Jika 2 faktor dari 6 maka 6 bilangan genap.
Logika Matematika 17
Sama seperti konjungsi dan disjungsi, terdapat empat
kemungkinan komposisi nilai kebenaran dari pernyataan-
pernyataan pada suatu implikasi, yaitu sebagai berikut.
• jika p (alasan) benar maka q (kesimpulan) benar
• jika p (alasan) benar maka q (kesimpulan) salah
• jika p (alasan) salah maka q (kesimpulan) benar
• jika p (alasan) salah maka q (kesimpulan) salah
Implikasi hanya bernilai salah jika pernyataan yang
merupakan kesimpulannya bernilai salah. Perhatikan tabel nilai
kebenaran berikut.
p q
(alasan) (kesimpulan) (p fi q)
B B B
B S S
S B B
S S B
3 2 1
5. Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk
dari dua pernyataan yang dihubungkan dengan kata. Jika dan
hanya jika... Kata "Implikasi" dilambangkan dengan ¤. Jika p
dan q adalah pernyataan, maka biimplikasi "p jika dan hanya
jika q" dinyatakan dengan p ¤ q.
Misalkan:
1. Karyawan akan dapat bonus jika dan hanya jika ia tidak Sumber : www.kanwilpajakkhusus.
depkeu.go.id
pernah datang terlambat. Gambar 1.6
2. log b = c jika dan hanya jika 10c = b.
3. 2n bilangan genap jika dan hanya jika n bilangan bulat.
Karyawan akan dapat bonus jika
dan hanya jika ia tidak pernah
4. a + b = 0 jika dan hanya jika b = –a. datang terlambat.
Logika Matematika 19
Biimplikasi bernilai benar jika kedua pernyataan yang menyu-
sunnya benar atau kedua pernyataan yang menyusunnya salah.
Perhatikan tabel nilai kebenaran berikut.
p q p ¤q
B B B
B S S
S B S
S S B
Buktikan p ¤ q ∫ (p
( fi q) Ÿ (q fi p).
Jawab:
Buktikan dengan membuat tabel nilai kebenaran ((p fi q)Ÿ(q fi p),
kemudian Anda bandingkan hasilnya dengan tabel nilai kebenaran
p ¤ q.
p q p fiq qfip (p fi q) Ÿ (q fi p)
Soal Pilihan B B B B B
B S S B S
Tentukan nilai kebenaran S B B S S
dari biimplikasi-biimplikasi
berikut. S S B B B
3
a. 2 = 8 ¤ 8 = 2
3
b. x2 = 4 ¤ x = 2
c. x2 > 9 ¤ x < –3 atau Tampak nilai-nilai pada tabel nilai kebenaran (p fi q) Ÿ
x>3
(q fi p) sama dengan nilai-nilai pada tabel nilai kebenaran p ¤ q.
Dengan demikian, terbukti p ¤ q ∫ (p fi q) Ÿ (q fi p).
Contoh Soal 1.17
2 1 0
Logika Matematika 21
6. Ingkaran dari Implikasi dan Biimplikasi
B B B S
B S S B
S B B S
S S B S
B B S S
B S B B
S B S S
S S B S
atas menjadi p fi q.
Telah diketahui bahwa ~( ~(p fi q) ∫ p Ÿ ~q maka ingkaran dari
pernyataan "Jika harga naik maka permintaan turun" adalah "Harga
naik dan permintaan tidak turun".
Logika Matematika 23
Evaluasi Materi 1.2
C Invers, Konvers,
dan Kontraposisi
Perhatikan pernyataan implikasi berikut. "Jika Ira Kata Kunci
seorang penyanyi, maka ia seorang artis" Pada pernyataan ini,
p: "Ira seorang penyanyi" sebagai hipotesis dan q: "Ia seorang • invers
• konvers
artis" sebagai konklusi. Anda dapat membentuk beberapa • kontraposisi
pernyataan berhubungan dengan implikasi p fi q, seperti
q fi p : Jika Ira seorang artis, maka ia seorang penyanyi.
~p fi ~q : Jika Ira bukan seorang penyanyi, maka ia bukan
seorang artis.
~p fi ~p : Jika Ira bukan seorang artis, maka ia bukan
penyanyi.
Pernyataan q fi p disebut konvers, ~p fi ~q disebut invers,
dan ~q fi ~p disebut kontraposisi. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Diketahui
p: I adalah matriks identitas ordo 2
Ê a bˆ Ê a bˆ
q: Á ˜ I= Á
Ë c d¯ Ë c d ˜¯
Nyatakan pernyataan-pernyataan berikut dalam kalimat yang benar.
a. p fi q c. q fi p
b. ~q fi~p ~
~p d.. ~~p fi ~q
Jawab:
Ê a bˆ Ê a bˆ
a. Jika I adalah matriks identitas ordo 2 maka Á I =Á .
Ë c d ˜¯ Ë c d ˜¯
Logika Matematika 25
Ê a bˆ Ê a bˆ
b. Jika Á ˜ I ≠ Á maka I bukan matriks identitas ordo 2.
Ë c d¯ Ë c d ˜¯
Ê a bˆ Ê a bˆ
c. Jika Á I =Á maka I adalah matriks identitas ordo 2.
Ë c d ˜¯ Ë c d ˜¯
Ê a bˆ Ê a bˆ
d. Jika I bukan matriks identitas ordo 2 maka Á ˜ I ≠ Á .
Ë c d¯ Ë c d ˜¯
Tugas Siswa
Dengan menggunakan tabel kebenaran, buktikanlah ekuivalensi
berikut ini. Hasilnya diskusikan dengan teman-teman Anda.
1. ~(p fi q) ∫ ~ (~q fi ~p) ∫ p Ÿ ~q
2. ~(q fi p) ∫ ~ (~p fi ~q) ∫ q Ÿ ~p
Logika Matematika 27
D Pernyataan Berkuantor
Anda telah sedikit mempelajari di awal bab tentang
pernyataan-pernyataan berkuantor. Pada bagian ini, akan dibahas
lebih lanjut tentang pernyataan-pernyataan berkuantor.
Pernyataan berkuantor terdiri atas kuantor universal dan
kuantor eksistensial.
Kuantor universal dilambangkan dengan """ (dibaca:
untuk setiap) dan kuantor eksistensial dilambangkan dengan
"$" (dibaca: terdapat).
Jadi, " x ŒR, p(x) artinya untuk setiap x Œ R berlaku p(x)
dan $ x ŒR, p(x) artinya terdapat x sehingga p(x). Ingkaran dari
pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan berkuantor
eksistensial dan sebaliknya. Misalnya, " x, yŒR, x + y = y + x,
maka ingkarannya $ x, yŒR, x + y ≠ y + x. Sekarang, perhatikan
pernyataan berkuantor universal berikut.
"Semua bilangan bulat adalah bilangan real."
Jika Z adalah himpunan bilangan bulat dan R adalah himpunan
bilangan real maka pada pernyataan tersebut menyiratkan Z Ã R,
sehingga pernyataan tersebut dapat ditulis
"x ŒZ fix ŒR
Jika digambarkan dengan diagram Venn diperoleh
S
R
$ x, x Œ A dan x Œ B
Jika digambarkan dengan diagram Venn, diperoleh
S
A B
b. Ingkaran dari """ adalah "$" dan ingkaran dari "x Œ A" adalah
Gambar 1.8
"x Œ R".
c. Misalkan, Implikasi "Semua orang menyukai
Matematika" adalah "Ada beberapa
p : Ada nilai x sehingga x + 1 = 5 orang tidak menyukai Matematika".
~ : Untuk setiap nilai x berlaku x + 1 ≠ 5
~p x
q : Untuk setiap nilai x berlaku x2 > 0
~q : Ada nilai x sehingga x2 ≤ 0
Oleh karena ~(~(p Ÿ q) ∫ ~p~ ⁄ ~q, ingkaran dari pernyataan
berkuantor tersebut adalah
Untuk setiap nilai x berlaku x + 1 ≠ 5
x
~
~p
atau
Logika Matematika 29
Evaluasi Materi 1.4
E Pernyataan Majemuk
Bersusun
Anda telah mempelajari pernyataan majemuk yang
dibentuk dari dua pernyataan yang berbeda, yaitu p dan q, serta
ingkarannya. Pernyataan majemuk dapat juga disusun lebih dari
dua pernyataan yang berbeda, misalnya p, q, r, dan ingkarannya
atau p, q, r, s, dan ingkarannya. Bagaimanakah nilai kebenaran
dari pernyataan majemuk yang disusun dari tiga pernyataan atau
lebih? Perhatikan contoh berikut.
Logika Matematika 31
Pelajarilah contoh soal berikut agar Anda memahami
cara pembuatan tabel kebenaran untuk pernyataan majemuk
bersusun.
Contoh Soal 1.27
Tunjukkanlah bahwa p ⁄ (q Ÿ r) ∫ (p
( ⁄ q) Ÿ (p
( ⁄ r).
Jawab:
Anda gunakan tabel nilai kebenaran untuk menunjukkan bahwa
p ⁄ (q Ÿ r) ∫ (p
( ⁄ q) Ÿ (p
( ⁄ r).
p p ⁄q (q qŸr r)
B B B B B
B B B S S
B B S S B
B B S S S
S B B B B
S S B S S
S S S S B
S S S S S
1 3 1 2 1
(p ⁄ q) Ÿ (p ⁄ r)
B B B B B B B
B B B B B B S
B B S B B B B
B B S B B B S
S B B B S B B
S S B B S B S
S S S S S B B
S S S S S S S
1 2 1 3 1 2 1
Tunjukkan pernyataan [(
[(p fi q) Ÿ p] fi q adalah tautologi.
Jawab:
Anda tunjukkan bahwa [([(p fi q) Ÿ p] fi q adalah tautologi dengan
menggunakan tabel nilai kebenaran berikut.
Logika Matematika 33
p q p fiq (p fi q) Ÿ p [(p fi q) Ÿ p] fi q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
F Penarikan Kesimpulan
Salah satu metode penarikan kesimpulan pada logika yaitu
metode deduksi. Metode ini merupakan penarikan kesimpulan
yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
Metode deduksi selalu memuat tiga pernyataan. Dua pernyataan
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu metode penarikan kesimpulan
dengan aturan sebagai berikut. Misalkan p, q, dan r adalah suatu
pernyataan.
p fi q premis 1
q fi r premis 2
\ p fi r kesimpulan
\ dibaca "jadi"
Bentuk di atas dapat ditulis
[(p fi q) Ÿ (q fi r)] fi (p fi r)
Logika Matematika 35
Soal Pilihan Contoh Soal 1.29
2. Modus Ponens
Modus ponens adalah suatu metode penarikan kesimpulan
dengan aturan sebagai berikut. Misalkan p dan q adalah suatu
pernyataan.
p fiq premis 1
p premis 2
\q kesimpulan
[(p fi q)Ÿ p] fi q
Logika Matematika 37
Solusi Cerdas 3. Modus Tollens
Diketahui premis-premis: Modus tollens adalah metode penarikan kesimpulan dengan
P1 : Jika ia dermawan kaidah sebagai berikut. Misalkan p dan q adalah pernyataan
maka ia disenangi tunggal.
masyarakat p fiq premis 1
P2 : Ia tidak disenangi ~q premis 2
masyarakat
\~p kesimpulan
Kesimpulan yang sah
untuk dua premis di atas
Bentuk tersebut dapat ditulis sebagai berikut
adalah …. [(p fi q) Ÿ ~q] fi ~p
a. Ia tidak dermawan
b. Ia dermawan tetapi Argumen yang memenuhi modus tolles merupakan
tidak disenangi argumen yang sah, ini dapat ditunjukkan dengan tabel nilai
masyarakat
kebenaran untuk [(p fi q) Ÿ p] fi q sebagai berikut.
c. Ia tidak dermawan
dan tidak disenangi p q p fiq (p fi q) Ÿ p [(p fi q) Ÿ p] fi p
masyarakat B B B B B
d. Ia dermawan B B B B B
e. Ia tidak dermawan
B S S S B
tetapi tidak disenangi
masyarakat B S S S B
Jawab: S B B B B
Jika S B B S B
p : Ia dermawan
S S B S B
q : Ia disenangi
S S B S B
masyarakat
maka sesuai dengan Tampak [(p fi q) Ÿ ~q] fi ~p merupakan tautologi.
modus tollens
P1 : p fi q Contoh Soal 1.31
P2 : ~q
\~p Tariklah kesimpulan dari premis-premis berikut sehingga terbentuk
sehingga kesimpulan argumen yang sah.
adalah "Ia tidak 1. Jika bulan di atas laut maka laut pasang premis 1
dermawan ". Laut tidak pasang premis 2
2. Jika log x = y, x > 0 maka 10y = x premis 1
Jawaban: a
UAN SMK, 2003 102 ≠ 1.000 premis 2
3. Jika x > 0 maka ––xx < 0 premis 1
–xx ≥ 0
–x ≥ 0 premis 2
Jawab:
1. Misalkan p: bulan di atas laut dan q: laut pasang.
maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan menjadi
p fiq premis 1
~q premis 2
Agar menjadi argumen yang sah, maka kesimpulan yang ditarik
harus memenuhi aturan tollens, yaitu
p fiq premis 1
~q premis 2
\ ~p
~ kesimpulan
Logika Matematika 39
Ringkasan
Kaji Diri
Setelah mempelajari materi tentang Logika Matematika, tuliskan bagian mana saja yang belum
Anda pahami. Selain itu, tuliskan juga materi yang Anda senangi beserta alasannya. Bacakan tulisan
Anda di depan kelas.
1. Dari kalimat-kalimat di bawah ini yang d. Ibukota Jawa Tengah adalah Semarang
merupakan pernyataan adalah .… dan Surabaya.
a.. 22xx + y < 1 e. Presiden RI pertama adalah Soekarno
b. Benarkah 1 + 1 = 2 dan Soeharto.
c. Buku adalah gudang ilmu 5. Pernyataan berikut yang merupakan dis-
jungsi yang salah adalah ….
d. Lukisan ini indah sekali
a. Akar dari 25 adalah 5 atau –5
e. log 10 = x
2. Nilai-nilai x berikut menjadikan kalimat b. 4 adalah bilangan rasional atau real
terbuka x + 5 < 4 menjadi pernyataan yang c. 2(–3) sama dengan 6 atau -6
benar, kecuali …. 1 3
d. sama dengan 3 atau
a. x = –4 3 3
b. x = –2 Ê a11 a12 ˆ
e. adalah matriks berordo
c. x = –6 ÁË a
21 a22 ˜¯
d. x=0 2 ¥ 3 atau 3 ¥ 2
e. x = –5 6. Jika p benar dan q salah maka pernyataan
3. Ingkaran dari pernyataan "Semua penduduk berikut yang benar adalah ….
Indonesia makan nasi" adalah …. a.. ~(p Ÿ q)
~(
a. Semua penduduk Indonesia tidak ma- b.. ~(p ⁄ q)
~(
kan nasi. c.. ~p Ÿ q
~
b. Semua penduduk Indonesia makan sagu. d.. ~p ⁄ q
~
c. Ada penduduk Indonesia yang makan e.. ~(p Ÿ ~q)
~(
nasi.
7. Jika p salah dan q benar maka pernyataan
d. Ada penduduk Indonesia yang tidak berikut yang salah adalah ….
memakan nasi.
a. p fi ~q
e. Ada penduduk Indonesia yang makan
b. ~(q fi p)
sagu.
c.. ~p fi q
~
4. Pernyataan-pernyataan berikut yang merupa-
kan konjungsi yang benar adalah …. d. ~q fi p
a. 2 > 1 dan 1 > 3. e.. ~(p fi q)
~(
b. 4 adalah bilangan rasional dan bi- 8. Pernyataan "Jika x bilangan ganjil maka x
langan real. bilangan bulat" ekuivalen dengan ….
c. log 4 = 2 dan 2log 8 = 3.
2 a. Jika x bilangan bulat maka x bilangan
ganjil
Logika Matematika 41
b. Jika x bukan bilangan ganjil maka x d. Jika x bilangan genap maka x bukan
bukan bilangan bulat bilangan bulat.
c. Jika x bukan bilangan ganjil maka x e. Jika x bilangan bulat maka x bilangan
bilangan genap genap.
d. x bukan bilangan ganjil dan x bilangan 12. Pernyataan "Semua pelajar berseragam"
bulat ekuivalen dengan ….
e. x bukan bilangan ganjil atau x bilangan a. A pelajar jika dan hanya jika A ber
bulat. seragam.
9. Konvers dari pernyataan "Jika A bersuku b. A pelajar dan berseragam.
Sunda maka A orang Indonesia" adalah …. c. Jika A berseragam maka A pelajar.
a. Jika A orang Indonesia maka A ber- d. Jika A bukan pelajar maka A tidak ber
suku Sunda. seragam.
b. Jika A tidak bersuku Sunda maka A e. Jika A pelajar maka A berseragam.
bukan orang Indonesia.
13. Argumen-argumen berikut sah, kecuali ….
c. Jika A bukan orang Indonesia maka A
a. p fi q
tidak bersuku Sunda. p
d. Jika A bersuku Sunda maka A orang \q
Jawa Barat.
e. Jika A tidak bersuku Sunda maka A b. p fi q
~p
bersuku Jawa.
\~q
10. Jika p salah, q benar, dan r salah, pernyataan
berikut yang benar adalah …. c. ~p fi ~q
a. p ¤ q ~p
\~q
b. (q fi p) ¤ r
c. ~p ¤ (q Ÿ r) d. ~p fi ~q
d. q fi p p
\q
e. (p ⁄ q) ¤ r
11. Diketahui pernyataan berikut. q fi ~p
e.
Jika x bilangan genap maka x bilangan bulat. p
Jika x bilangan bulat maka x bilangan \~q
rasional. 14. Argumen-argumen berikut adalah tidak sah,
Kesimpulan dari pernyataan di atas agar kecuali ….
terbentuk argumen yang sah adalah …. a. p fi q
a. Jika x bilangan genap maka x bilangan q fir
rasional. \r
b. Jika x bukan bilangan genap maka x b. p fi q
bukan bilangan rasional. ~p
\~q
c. Jika x bilangan rasional maka x bilang
an genap. c. ~p fi ~q
~p
\~q
Logika Matematika 43
8. Tunjukkan dengan tabel kebenaran singkat 10. Jika A = {2, 3, 5}, tentukan nilai kebenaran
bahwa pernyataan dari:
[(p Ÿ q)fi r]¤[p fi(q fi r)] a. (" x Œ A), [(x + 3)2 = x2 + 9]
b. ($ x ŒA), (x2 – x = 20)
adalah tautologi.
9. Gambarkan diagram listrik dari pernyataan
berikut.
[{(p ⁄ q) Ÿ r} Ÿ {s Ÿ(t ⁄ ~q)}]Ÿ [(~p ⁄ ~q)]
Pilihan Karir
Dalam praktiknya, Pengacara atau Advokat dikenal juga dengan istilah Konsultan Hukum, yaitu
seseorang yang melakukan atau memberikan nasihat dan pembelaan mewakili orang lain. profesi ini
biasanya berhubungan dengan penyelesaian suatu kasus hukum.
Istilah pengacara berkonotasi dengan jasa profesi hukum yang berperan dalam suatu sengketa
yang dapat diselesaikan di luar atau di dalam sidang pengadilan. Dalam profesi hukum, dikenal istilah
berita acara yang terkait dengan pengaturan hukum acara dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata. Istilah pengacara dibedakan dengan istilah
Konsultan Hukum di mana kegiatannya lebih ke penyediaan jasa konsultasi hukum secara umum. Di
Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara, seorang sarjana yang berlatar belakang pendidikan
tinggi hukum harus mengikuti pendidikan khusus dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi pengacara.