kasus kekerasan
terhadap Anak
BAGI PETUGAS KESEHATAN
DA
BA
K
TI
A
H US
Pemerintah wajib menyediakan fasilitas
dan menyelenggarakan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak, agar
setiap anak memperoleh derajat kesehatan
yang optimal sejak dalam kandungan.
Pasal 44, UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 05
KATA PENGANTAR 08
BAB 1 PENDAHULUAN 15
Latar Belakang 15
Pengertian 18
Analisa Situasi 21
Bagan 2 48
Alur penanganan dan rujukan kasus Kekerasan terhadap Anak
di Rumah Sakit yang memiliki Pusat Krisis Terpadu (PKT) / Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT)
Bagan 3 50
Alur penanganan dan rujukan kasus Kekerasan terhadap Anak
di Rumah Sakit yang belum memiliki PKT / PPT
Bagan 4 52
Alur penanganan dan rujukan kasus Kekerasan terhadap
Anak di Rumah Sakit Bhayangkara
BAB 7 PENUTUP 65
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 69
08 Kata Pengantar Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 09
K
AD
TI
H US
petugas kesehatan tentang penatalaksanaan
korban dari aspek medis/mediko -Iegal
Kata Pengantar maupun psikososial.
Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha acuan bagi petugas kesehatan dalam menerima
dan merujuk kasus kekerasan terhadap anak
Esa atas rahmat NY A sehingga buku “Pedoman sesuai kondisi di lapangan.
Rujukan Kasus Kekerasan terhadap Anak Bagi
Pada kesempatan ini kami mengucapkan
Petugas Kesehatan” dapat tersusun dengan baik. terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
Akhir-akhir ini kasus kekerasan terhadap anak berpartisipasi dalam penyusunan buku ini dan
di masyarakat cenderung meningkat. Kasus kepada Perwakilan UNICEF di Indonesia atas
tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan keluarga, dukungan dan kerjasamanya.
tetapi juga di sekolah dan masyarakat dengan
pelaku adalah orang-orang yang seharusnya Masukan dan saran dari semua pihak sangat
memberikan perlindungan bagi anak. Hal tersebut kami harapkan demi penyempurnaan buku
terlihat dari pemberitaan melalui media massa dan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan terhadap
data yang ada di pusat-pusat pelayanan. Anak Bagi Petugas Kesehatan.
K
AD
TI
H US
kekerasan terhadap anak, difokuskan pada daerah-
daerah dengan potensi masalah besar dengan
sambutan membentuk dan memperkuat sistem perlindungan
anak baik dari aspek peraturan dan kebijakan,
menyediakan sarana dan pra sarana maupun
Anak merupakan harta yang tak ternilai bagi suatu membangun jaringan kerja yang melibatkan semua
keluarga, dan menjadi aset yang berharga bagi suatu unsur terkait termasuk LSM dan masyarakat.
bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi anak saat Petugas kesehatan di sarana kesehatan yang
ini akan menentukan masa depan bangsa dikemudian ada di masyarakat seringkali merupakan orang
hari, sehingga status kesehatan anak perlu dipelihara pertama yang dihadapkan dengan anak korban
dan ditingkatkan secara optimal. kekerasan. Tentu saja keberhasilan penangulangan
kasus kekerasan pada anak akan tergantung
Anak (0 – 18 tahun) berada dalam proses tumbuh pada kemampuan petugas kesehatan dalam
kembang, yang sangat dipengaruhi oleh tiga menemukan, dan merujuk kasus kekerasan
kebutuhan dasar yaitu asuh, asih dan asah. tersebut, serta ketersediaan sistem rujukannya.
Terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut akan Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih
berdampak positif terhadap kualitas hidup anak. kepada semua pihak yang sudah menyumbangkan
Tidak semua anak beruntung dan memperoleh pemikirannya dalam menyusun buku Pedoman
kebutuhan dasarnya secara layak, akan tetapi Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas
dewasa ini sebagian anak mengalami perlakuan Kesehatan, juga kepada Unicef selaku penyandang
yang tidak wajar yaitu tindak kekerasan dan dana. Semoga apa yang telah dihasilkan ini,
penelantaran, yang dilakukan oleh orang-orang akan meningkatkan upaya pencegahan dan
terdekat di lingkungannya seperti orang tua penanggulangan kekerasan terhadap anak dalam
atau guru, yang sebenarnya harus memberikan rangka mendukung pemerintah mewujudkan anak
perlindungan serta kasih sayang kepada mereka. Indonesia yang sehat dan berkualitas.
Angka kejadian kekerasan terhadap anak di
masyarakat bervariasi dan cenderung meningkat. Jakarta, April 2007
Hal ini dimungkinkan oleh karena terkait dengan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
faktor budaya, tekanan ekonomi dalam keluarga
serta masalah kemiskinan masyarakat pada Dr. Sri Astuti S. Suparmanto, MPH
12 Sambutan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 13
01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dampak globalisasi, perkembangan teknologi,
pengaruh negatif media massa mengakibatkan
terjadinya pergeseran nilai sosial budaya dimana
masyarakat terbiasa dengan pola hidup konsumtif
dan individual.
Di sisi lain kemiskinan yang belum teratasi,
rendahnya tingkat pendidikan orang tua, banyaknya
anak dalam keluarga serta bencana alam yang akhir
- akhir ini banyak terjadi di Indonesia merupakan
faktor pemicu terjadinya peningkatan tindakan
kekerasan terhadap anak baik fisik, mental, seksual
maupun penelantaran.
Menurut UU RI No 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Azasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999
No 165, Tambahan 3886), bahwa Hak anak
merupakan bagian dari hak asasi manusia (sipil,
politik, sosial, ekonomi, budaya) dan wajib dijamin,
dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan negara agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
16 Pendahuluan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 17
.
Konvensi Hak Anak PBB yang diratifikasi oleh Kebutuhan Dasar Anak
pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden
No. 36 tahun 1990, meliputi 4 (empat) prinsip
..
dasar yaitu : Fisik-Biologis (asuh)
meliputi nutrisi, perawatan kesehatan dasar (pemberian
..
Non diskriminasi
Kepentingan Terbaik bagi Anak ASI ini, ASI Eksklusif, Makanan pendamping ASI,
Hak Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang Immunisasi lengkap penimbangan teratur dan periodik,
.
Penghargaan Pendapat Anak kebersihan badan & lingkungan, pengobatan),sandang,
pangan, papan, olahraga, dan bermain/rekreasi.
Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak pada Pasal 1 Emosi dan kasih sayang (asih)
disebutkan bahwa “Anak adalah seseorang merupakan ikatan yang erat, serasi dan selaras antara
yang belum berusia 18 tahun termasuk ibu dan anak yang mutlak diperlukan pada tahun-tahun
anak yang masih dalam kandungan”. pertama kehidupan anak untuk menjamin tumbuh
kembang fisik, mental dan psikososial anak, meliputi:
Anak merupakan kelompok yang memerlukan menciptakan rasa aman dan nyaman, dilindungi,
perhatian dalam upaya pembinaan kesehatan
diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi contoh
masyarakat, karena mereka akan berperan sebagai
.
calon orang tua, tenaga kerja, bahkan pemimpin (bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh
bangsa di masa depan. kegembiraan, koreksi (bukan ancaman/hukuman).
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan Pemberian stimulasi (asah)
anak di Indonesia diperlukan upaya pembinaan
merupakan proses pembelajaran, pendidikan, dan
kesehatan anak yang komprehensif dan terarah
pada semua permasalahan kesehatan akibat pelatihan kepada anak. Hal ini harus dilakukan
penyakit maupun masalah lainnya. Kekerasan sedini mungkin, dan sangat penting pada 4 tahun
dan penelantaran anak mengakibatkan terjadinya pertama kehidupan. Stimulasi mental secara dini
gangguan proses pada tumbuh kembang anak. mengembangkan mental psikososial yaitu kecerdasan,
Keadaan ini jika tidak ditangani secara dini dengan budi luhur, moral dan etika, kepribadian, ketrampilan
baik, akan berdampak terhadap penurunan kualitas berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktivitas, dan lain-
sumber daya manusia. lain. Kebutuhan akan stimulasi mental dapat diberikan
baik secara formal, informal maupun non-formal.
18 Pendahuluan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 19
. .
perhatian atas kebutuhan kasih sayang, penolakan Dan Penelantaran Anak di Indonesia Tahun 2004 - 2006
atau kegagalan memberikan. perawatan psikologis,
kekerasan terhadap pasangan di hadapan anak dan
pembiaran penggunaan rokok, alkohol dan narkoba Fisik Psikis
oleh anak.
250 233 247
jUmLAH KASUS
500 450
Eksploitasi anak adalah penggunaan anak dalam
jUmLAH KASUS
200
400
pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntungan 150 140
300
orang lain, termasuk pekerja anak dan prostitusi. 100 200 176
80
Kegiatan ini merusak atau merugikan kesehatan 50 100
2006
2006
2005
2005
2004
2004
. .
spiritual, moral dan sosial - emosional anak. TAHUN TAHUN
jUmLAH KASUS
jUmLAH KASUS
secara vertikal maupun horizontal. 400
327
100
300 235 75
200 50
100 25 10 15
0 0
2006
2006
2005
2005
2004
2004
TAHUN TAHUN
Data Kasus Baru PKT RSCM Kasus-kasus kekerasan dan penelantaran anak
. .
Tahun 2004 - 2006 yang teridentifikasi di pusat-pusat rujukan dan
kepolisian merupakan fenomena gunung es,
Perkosaan anak perempuan Kekerasan Seksual lain belum menggambarkan jumlah seluruh kasus
(<18 tahun) anak perempuan (<18 tahun) yang ada di masyarakat karena tidak semua
kasus yang terjadi dilaporkan. Hal ini dapat dilihat
150
148 150 129
pada tabel tersebut di atas, dimana gambaran
125 120 125 data sangat bervariasi. Namun berdasarkan data
jUmLAH KASUS
jUmLAH KASUS
105
100 100
Pusdatin Komnas Perlindungan Anak, nampak
75 62 75 66
50 50 adanya kecenderungan peningkatan baik jumlah
25 25 maupun jenis kasus. Terbatasnya data kekerasan
0 0 terhadap anak antara lain disebabkan karena belum
. .
2006
2005
2004
2006
2005
2004
TAHUN TAHUN
tersedianya sarana pelayanan yang memadai
termasuk sistem pencatatan dan pelaporannya.
jUmLAH KASUS
20
2006
2005
2005
2004
2004
TAHUN TAHUN
Untuk itu diharapkan pemerintah, masyarakat
termasuk LSM dan unsur swasta, keluarga,
Sumber data: PKT RSCM serta unsur terkait lainnya perlu membangun
jaringan kerjasama penanganan kasus kekerasan
terhadap anak dalam mendukung upaya penemuan
dan penanganan kasus secara komprehensif.
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 25
02
DASAR HUKUM
.
tentang Hak Anak.
Pasal 28B ayat (2)
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan
.
diskriminasi.
Pasal 28H ayat (1)
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
26 Dasar Hukum Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 27
.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
.
tentang Kesehatan.
didukung oleh peran serta masyarakat.
Pasal 4
Pasal 44 ayat (3)
Setiap orang mempunyai hak yang sama
Upaya kesehatan yang komprehensif
dalam memperoleh derajat kesehatan
.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang optimal.”
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif,
Pasal 9 dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan
Pemerintah bertanggung jawab untuk kesehatan dasar maupun rujukan”.
.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.”
6. Undang-undang nomor 23 tahun 2004 -
.
Pasal 17 ayat (1) tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Kesehatan anak diselenggarakan
utk mewujudkan pertumbuhan dan Pasal 4
perkembangan anak”. Penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga bertujuan
4. Undang-undang nomor 39/1999 - tentang
.
a. mencegah segala bentuk kekerasan
Hak Azasi Manusia. dalam rumah tangga;
Pasal 62 b. melindungi korban kekerasan dalam
Setiap anak berhak untuk memperoleh rumah tangga;
pelayanan kesehatan dan jaminan sosial c. menindak pelaku kekerasan dalam
secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik rumah tangga;
dan mental spiritualnya.” d. melahirkan keutuhan rumah tangga yang
5. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 - harmonis dan sejahtera
.
tentang Perlindungan.
7. Keputusan Presiden no 87 tahun 2002
Anak Pasal 44 ayat (1) tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Pemerintah wajib menyediakan fasilitas Eksploitasi Seksual Komersial Anak (PESKA).
dan menyelenggarakan kesehatan yang
komprehensif bagi anak, agar setiap anak 8. Keputusan Presiden no 88 tahun 2002
memperoleh derajat kesehatan yang optimal tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
sejak dalam kandungan. Perdagangan Perempuan dan Anak.
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 29
03
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan jangkauan dan kualitas penanganan
korban kekerasan terhadap anak.
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan
petugas kesehatan dalam rujukan kasus
kekerasan terhadap anak.
2. Meningkatnya kemampuan petugas kesehatan
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan
kasus kekerasan terhadap anak.
3. Meningkatnya kerjasama lintas program
kesehatan dan sektor terkait serta masyarakat
dalam penemuan dan rujukan kasus
kekerasan terhadap anak.
4. Meningkatnya jumlah dan jenis kasus
kekerasan terhadap anak yang ditangani.
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 33
SASARAN
Sasaran Langsung
Petugas Kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit baik pemerintah maupun swasta.
.
Sasaran Tidak langsung
..
Pengambil keputusan di semua jenjang
administrasi
..
Polisi
Psikolog
..
Guru
Pekerja Sosial
..
Tokoh Agama
Tokoh Masyarakat
..
Keluarga korban
Korban kekerasan
..
Organisasi Profesi
Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Bantuan Hukum
Satuan Polisi Pamong Praja Instansi terkait lainnya
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 35
04
FAKTOR RISIKO DAN
DAMPAK KEKERASAN
TERHADAP ANAK
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya kekerasan terhadap anak meliputi :
1. Faktor anak
Anak dengan gangguan tumbuh kembang
akan rentan terhadap risiko kekerasan,
antara lain bisa terjadi pada :
a. Bayi prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dengan gangguan perkembangan.
b. Cacat fisik.
c. Gangguan perilaku atau gangguan mental
emosional.
3. Faktor masyarakat/sosial
a. Kemiskinan
b. Tingkat pengangguran yang tinggi
c. Tingkat kriminalitas yang tinggi
d. Dukungan masyarakat yang rendah
e. Pengaruh pergeseran budaya
f. Layanan sosial yang rendah
g. Kebiasaan yang salah di masyarakat dalam
pengasuhan anak
h. Tradisi di masyarakat memberikan hukuman
fisik bagi anak
I. Pengaruh negatif media massa
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 39
DAMPAK
Korban atau kasus anak yang mengalami kekerasan
dapat berdampak jangka pendek ataupun jangka panjang
1. Jangka Pendek
Dampak jangka pendek terutama
berhubungan dengan masalah fisik, antara
lain: lebam, lecet, luka bakar, patah tulang,
kerusakan organ, robekan selaput dara,
keracunan, gangguan susunan syaraf pusat.
Disamping itu seringkali terjadi gangguan emosi
atau perubahan perilaku seperti pendiam,
menangis, menyendiri.
2. Jangka Panjang
Dampak jangka panjang dapat terjadi pada
kekerasan fisik, seksual maupun emosional.
a. Kekerasan Fisik
kecacatan yang dapat mengganggu fungsi
tubuh anggota tubuh
b. Kekerasan Seksual
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS,
gangguan/kerusakan organ reproduksi
c. Kekerasan Emosional
tidak percaya diri, hiperaktif, sukar bergaul,
rasa malu dan bersalah, cemas, depresi,
psikosomatik, gangguan pengendalian diri,
suka mengompol, kepribadian ganda,
gangguan tidur/mimpi buruk, psikosis,
menggunakan NAPZA.
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 41
05
SISTEM DAN ALUR RUJUKAN
KASUS KEKERASAN
TERHADAP ANAK
Sistem perlindungan anak merupakan suatu sistem
yang kompleks melibatkan berbagai unsur, sehingga
perlu dibangun suatu jaringan kerja yang terdiri dari
unsur masyarakat, institusi pemerintah dan non
pemerintah terkait dalam pelayanan kesehatan,
pelayanan sosial, pelayanan hukum dan pendidikan.
Penyelenggaraan rujukan dalam penanganan
kasus kekerasan terhadap anak merupakan
proses kerjasama semua unsur terkait dalam
sistem jaringan tersebut.
Anak korban kekerasan pada umumnya datang
ke fasilitas kesehatan diantar oleh orang tua,
LSM atau Polisi, karena cidera fisik akibat berbagai
perlakuan kekerasan yang dialaminya.
Penanganan dan rujukan kasus kekerasan terhadap
anak perlu tindakan secara cepat dan tepat, oleh
karena itu dibutuhkan kesiapan, pemahaman dan
keterampilan tenaga kesehatan, baik dari aspek
medis/mediko-Iegal dan psikososial.
42 Sistem dan Alur Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 43
Tenaga kesehatan harus sensitif gender Sedangkan yang dapat ditangani di puskesmas
dan mampu memberikan konseling. adalah kasus kekerasan terhadap anak
Penanganan kasus kekerasan terhadap anak yang memiliki derajat ringan, antara lain:
di fasilitas kesehatan ditentukan oleh ketersediaan 1. Luka ringan
sarana dan kemampuan tenaga yang ada. 2. Cidera sederhana (Iuka bakar ringan, laserasi
Peran tenaga kesehatan dalam penanganan superfisialliebam)
kasus kekerasan terhadap anak adalah
3. Cidera ringan/lnfeksi pada organ/saluran reproduksi
menemukan kasus, menerima rujukan kasus,
4. Cidera ringan/lnfeksi pada anus
menangani kasus dan merujuk kasus.
5. Fraktur tertutup/terbuka ringan yang perlu
tindakan P3K
6. Trauma psikis ringan
PUSKESMAS 7. Malnutrisi
Bagan 1
Alur penanganan dan rujukan kasus Kekerasan terhadap Anak
di Puskesmas
Keterangan Bagan 1
Korban Kekerasan Mekanisme penanganan rujukan kasus kekerasan terhadap anak
Terhadap Anak di Puskesmas.
Diantar Rujukan Datang Korban datang sendiri ke Puskesmas atau diantar oleh Polisi/LSM/
Sendiri
keluarga, kemudian dilakukan registrasi, selanjutnya penanganan
kegawatdaruratan. Apabila kondisi korban tidak memungkinkan
untuk ditangani di puskesmas maka segera dirujuk ke Rumah Sakit.
PUSKESmAS
registrasi
Jika kondisi korban bisa ditangani di puskesmas,
Tindakan Kegawat daruratan maka langkah-Iangkah yang dilakukan adalah: anamnesa,
Pemeriksaan
pemeriksaan fisik dan psikososial, pemeriksaan penunjang
Anamnesis yang diperlukan, sehingga dapat ditegakkan diagnosa,
rujuk Pemeriksaan Fisik dan Psikososial
Pemeriksaan penunjang serta dilakukan tindakan medis dan konseling.
Diagnosa Pulang
Tindakan Jika kondisi korban telah membaik dapat dipulangkan dan
Medis dilakukan kunjungan rumah bila diperlukan. Namun jika kondisi
Konseling
korban memerlukan penanganan spesialistik atau penanganan
Pencatatan dan Pelaporan lebih lanjut maka korban dirujuk ke Rumah Sakit. Bagi korban yang
Kunjungan rumah (Perkesmas) memerlukan dukungan sosial seperti perlindungan keamanan dapat
rujukan dirujuk ke rumah perlindungan (Shelter).
Petugas kesehatan di Puskesmas perlu melakukan pencatatan
secara rinci dan lengkap sebagai rekam medis untuk pelaporan
rumah Sakit
rumah dan pembuatan visum et repertum jika diminta oleh Polisi.
IGd Perlindungan
PKT/PPT (Shelter)
ICU/ICCU
46 Sistem dan Alur Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 47
Bagan 2
ALUR RUJUKAN DI RUMAH SAKIT YANG MEMILIKI PKT/PPT
.
dilakukan registrasi dan triage untuk menentukan status korban.
INSTALASI GAWAT dArUrAT Apabila kondisi korban non kritis langsung dirujuk ke PKT/PPT
Registrasi untuk mendapatkan pelayanan medis/mediko-Iegal, psikososial,
Triage konseling, konsultasi spesialis, serta visum et repertum bila diminta
.
oleh Polisi. Selanjutnya pasien dapat dipulangkan/rawat jalan.
Apabila kondisi korban semi kritis atau kritis maka korban dikirim
Non Kritis Semi Kritis Kritis ke ruang ICU/HCU atau rawat inap untuk mendapat perawatan
yang diperlukan, selanjutnya kalau kondisi korban telah membaik
.
dapat dikirim ke PKT/PPT.
ICU/HCU Apabila kondisi korban tidak dapat ditangani di Rumah Sakit
PKT/PPT ruang rawat Inap tersebut maka dirujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
.
lebih lengkap.
Apabila pasien meninggal, dibawa ke ruang otopsi untuk
Pemeriksaan Psikososial pembuatan visum et repertum bila diperlukan.
Pemeriksaan fisik/mediko-legal
Konseling/Konsultasi Spesialis
meninggal
Pulang/rawat jalan rujuk (ruang otopsi)
50 Sistem dan Alur Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 51
Bagan 3
ALUR RUJUKAN DI RUMAH SAKIT YANG BELUM
MEMILIKI PKT/PPT
.
untuk menentukan status korban.
Apabila kondisi korban non kritis langsung ditangani di IGD untuk
IGd mendapatkan pelayanan medis, konsultasi spesialis, dan visum
Registrasi
et repertum bila diminta oleh Polisi. Selanjutnya pasien dapat
.
Triage
dipulangkan/rawat jalanlrujukan non medis.
Apabila kondisi korban semi kritis atau kritis
maka korban dikirim ke ruang ICU/HCU atau rawat inap untuk
Non Kritis Semi Kritis Kritis mendapat perawatan yang diperlukan, selanjutnya jika kondisi korban
.
telah membaik dapat dipulangkan/rawat jalan/rujukan non medis.
Apabila kondisi korban tidak dapat ditangani di Rumah Sakit
ICU/HCU
Pulang/ ruang rawat Inap tersebut maka dirujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
.
rawat jalan lebih lengkap.
Apabila pasien meninggal, dibawa ke ruang otopsi untuk
meninggal pembuatan visum et repertum bila diperlukan
rujuk (ruang otopsi)
rujukan
Non medis
52 Sistem dan Alur Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 53
Bagan 4
ALUR RUJUKAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
Keterangan Bagan 4
Mekanisme pelayanan KTA di Rumah Sakit Bhayangkara.
Datang sendiri
Korban datang
dengan/ Diantar (Orangtua,
Polisi, LSM, Guru,
Korban datang sendiri ke Rumah Sakit Bhayangkara atau diantar oleh
tanpa pengantar Pekerja Sosial, Kader) Polisi/LSM/keluarga, langsung ke IGO untuk dilakukan penanganan
Rujukan dari Posyandu, luka dan tindakan kedaruratan. Selanjutnya berdasarkan kondisi
Puskesmas, Klinik
Swasta, LSM, dll.
korban, dapat dikirim ke laboratorium forensik, PPT atau ke ICU/
rawat inap. Tatalaksana kasus di PPT meliputi pemeriksaan mediko-
Iegal, konsultasi spesialis, pelayanan hukum dan laboratorium
IGd (Triage) forensik. Selanjutnya korban dapat dipulangkan atau dikirim ke rumah
Penanganan luka dan kedaruratan
perlindungan (shelter) jika diperlukan.
06
SISTEM PENCATATAN
DAN PELAPORAN
Format 1
FORMAT PENCATATAN KTA UNTUK PUSKESMAS
ATAU RUMAH SAKIT
JUMLAH
...........................................
58 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 59
Format 2
FORMAT PENCATATAN KTA UNTUK KABUPATEN / KOTA
KECAMATAN/KABUPATEN/KOTA : Bulan :
PROVINSI : Tahun :
0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 di Pus dirujuk lain
BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN kesmas/ lain
RS
1 L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
...........................................
60 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 61
Format 3
FORMAT PENCATATAN KTA UNTUK PROPINSI
PROVINSI : Bulan :
Tahun :
0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 0 -11 1- 4 5-9 10 - 14 15 - 19 di Pus dirujuk lain
BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN BLN THN THN THN THN kesmas/ lain
RS
1 L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
...........................................
62 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 63
07
PENUTUP
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bagi Petugas Kesehatan 67
DAFTAR PUSTAKA
. Depkes RI. Panduan Penatalaksanaan Pelayanan
Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP)
.
Dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) Di RS Jakarta.
Jakarta: 2003.
Depkes RI. IDI dan UNICEF. Buku Pedoman Deteksi
Dini, Pelaporan Dan Rujukan Kasus Kekerasan Dan
.
Penelantaran Anak Bagi Tenaga Kesehatan – Panduan
Bagi Fasilitator. Jakarta: 2005.
Depkes RI. IDI dan UNICEF. Buku Pedoman Deteksi
Dini, Pelaporan Dan Rujukan Kasus Kekerasan Dan
.
Penelantaran Anak Bagi Tenaga Kesehatan – Bahan
Bacaan. Jakarta: 2005.
Depkes RI. Informasi Kesehatan Reproduksi, Pedoman
.
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap
Perempuan di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: 2007.
.
Ikatan Dokter Indonesia. Buku Pandangan Tatalaksana
Penganiayaan Dan Penatalaksanaan Anak. Jakarta: 2000.
.
Karen K. Krist-Ashman. Grafton H. Hull, Jr. Understanding
Generalist Practice. xix + 600 hal. Nelson Hall, Inc: 1993.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Buku Pedoman
.
Penanganan Pengaduan Dan Pelayanan Perlindungan
Anak. Jakarta: 2006.
.
PKG RSCM. Pedoman Tatalaksana Korban Kekerasan
Terhadap Perempuan Di PKG RSCM. Jakarta: 2001.
Pusat Krisis Terpadu (PKT) RSUPNCM. Buku Panduan
Penanganan Korban.
LAMPIRAN
DRAFT
KOP PUSKESMAS
IDENTITAS KORBAN
Nama :
Nama ayah / ibu :
Jenis kelamin :
Umur :
Agama :
Alamat :
Desa : RT : RW :
Kabupaten / Kota :
Pekerjaan :
Cara penemuan :
Diantar keluarga / teman
Datang sendiri
Diantar pamong / guru
Diantar petugas kemanan / Polsek
Lain - lain Keterangan :
Riwayat Kejadian :
...................................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................
KEADAAN SEKARANG ( Tanggal : ............... Jam : ............... Bulan : ............... Tahun : ...............)
Pemeriksaan :
I. Keadaan Umum
.
Kesadaran :
.
Status Gizi / Ciri Korban :
II. Tanda Vital
. Tensi :
. Nadi :
. Pernapasan : /Denyut Jantung :
. Suhu :
. Refleks pupil :
III. Lukisan kelainan-kelainan pada gambar tubuh dengan gambar di bawah ini :
1. Hematom
2. Ekskoriasi /Laserasi
3. Vulnus
NIP/NRPTT.
KOP PUSKESMAS
Nomor : ..............................................................................................................................
Nama : ..............................................................................................................................
Umur : ..............................................................................................................................
Agama : ..............................................................................................................................
Pendidikan : ..............................................................................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................................................................
Alamat : ..............................................................................................................................
............................................................ Telepon : ...............................................
Status Pernikahan : Belum kawin / kawin / hidup / hidup bersama / berpisah / cerai
Lama hubungan : ................................................................................ tahun
Jumlah anak : ................................................................................ orang
Jenis kasus : Penganiayaan / pemerkosaan / pencabulan / pelecehan seksual
Waktu kejadian : ....................................................................... (hari, tanggal, jam)
Bentuk perilaku : Dipukuli / ditampar / ditusuk / dibenturkan / lainnya
Menggunakan senjata : Ya / tidak Jika “Ya”, sebutkan : ...............................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Dengan hormat,
Nama :
Umur :
Alamat :
Masalah / Kasus :
Hasil pemeriksaan :
Pertolongan yang telah diberikan :
Bantuan lebih lanjut yang diharapkan :
Atas perhatian dan kerjasamanya yang baik, Kami ucapkan terima kasih.
( )
Catatan :
Lembar 1 untuk Rifka Annisa WCC (LSM)
Lembar 2 untuk Arsip