Anda di halaman 1dari 3

BENTUK BENTUK GANGGUAN KEDAULATAN NEGARA INDONESIA

YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI

Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 bahwa yang dimaksud ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

Ancaman militer dapat berbentuk antara lain:

1. Spionase yang dilakukan oleh bangsa lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.

2. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang
membahayakan keselamatan negara.

3. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau bekerja
sama dengan terorisme dalam negeri.

4. Pemberontakan bersenjata.

5. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa

6. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun
pesawat nonkomersial.

7. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainnya.

Menurut Departemen Pertahanan bahwa Tentara Nasional Indonesia meruapakan salah satu
kekuatan nasional negera (Instrumen of National Power), disiapkan untuk menghadapi ancaman
yang berbentuk kekuatan militer. Dalam tugasnya Tentara Nasional Indonesia melaksanakan
Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). OMP adalah operasi
militer dalam menghadapi kekuatan militer negara lawan, baik berupa invasi, agresi, maupun
infiltrasi. Sedangkan OMSP adalah operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka
perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan
bersenjata gerakan sparatis (Counter Insurgency), tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas
bantuan, tugas kemanusiaan, dan tugas perdamaian.

Ancaman terhadap bangsa dan negara dipandang dari sudut sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu
ancaman yang bersifat tradisional dan nontradisional. Ancaman tradisional adalah ancaman yang
berbentuk kekuatan militer negara lain yang berupa agresi atau invasi yang membahayakan
kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam menghadapi ancaman dan gangguan militer dari luar negeri, kekuatan negara disusun
dalam komponen utama Tentara Nasional Indonesia, didukung komponen cadangan, dan
komponen pendukung yaitu segenap sumber daya nasional yang dimiliki bangsa Indonesia.
Ancaman yang bersifat nontradisional dilakukan oleh aktor nonnegara yang berupa aksi teror,
perampokan dan pembajakan, penyelundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotik, dan obat-
obat terlarang, penagkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan.

Gangguan pertahanan Indonesia di era Modern


Ancaman bangsa Indonesia di masa yang akan datang datang diperkirakan berasal dari ancaman
nontradisional baik yang bersifat lintas negara maupun yang timbul dari dalam negeri itu sendiri.
Hal ini dipengaruhi oleh globalisasi yang berkembang pesat saat ini.

Implikasi terhadap globalisasi sangat mempengaruhi perubahan situasi keamanan dunia dengan
munculnya berbagai isu keamanan baru. Isu keamanan yang lalu lebih menonjol aspek geopolitik
dan geostrategi seperti pengembangan kekuatan militer dan senjata strategi, sekarang
berkembang isu keamanan baru seperti terorisme, perampokan dan pembajakan, penyelundupan
dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya.

Ancaman dan gangguan pertahanan Indonesia di era global ini menurut Departemen Pertahanan
(2003) diperkirakan berbentuk:

1. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu loncatan
ke negara lain.

2. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan perampokan, penangkapan ikan ilegal,
pencemaran, dan perusakan ekosistem.
3. Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun dapat
berkembang menjadi konflik antarsuku, agama, maupun ras/ keturunan dalam skala yang
luas.

4. Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi dan bahan
peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian uang, dan bentuk-bentuk kejahatan
terorganisir lainnya.

5. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran wilayah udara, dan
terorisme melalui sarana transportasi udara.

6. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perambahan hutan ilegal, pembuangan


limbah bahan beracun dan berbahaya.

7. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.

8. Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam negeri.

9. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.

10. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan agama serta ideologi di
luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan
kekuatankekuatan di luar negeri.

Menurut Departemen Pertahanan (2003) bahwa berbagai keragaman aspek kehidupan bangsa,
maka persatuan bangsa dan keutuhan kesatuan wilayah Indonesia merupakan geopolitik. bangsa
Indonesia. Geopolitik tersebut berkembang dalam dua dimensi pemikiran dasar yaitu
kewilayahan sebagai suatu realita dan kehidupan masyarakat sebagai fenomena hidup.

Perjuangan dalam rangka kepentingan nasional harus tetap didasarkan pada dua dimensi
pemikiran tersebut. Dengan demikian pertahanan negara berperan dan berfungsi untuk
mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dari setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai