Anda di halaman 1dari 67

RADIOFARMASI

MUSTIKA FURI, M.SI, Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


Profil Mata Kuliah
• Nama Matakuliah : Radiofarmasi
• SKS : 1 SKS (50 Menit)

• Status MK : Wajib
• Pengampu MK :
– Mustika Furi, M.Si, Apt
– Haiyul Fadhli, M.Si, Apt
Deskripsi Mata Kuliah
 secara keseluruhan MK memberikan makna tentang:
 pengenalan prinsip keradioaktipan;
 keradioaktipan alam dan buatan;
 peluruhan radioaktip, cara-cara deteksi dan pengukuran radiasi;
 cara-cara analisis yang digunakan;
 penggunaan radioisotop di bidang farmasi;
 penggunaan radioisotop untuk diagnosis;
 penggunaan radioisotop untuk terapi;
 penggunaan radioisotop untuk penelitian;
 syarat sediaan radiofarmasi, teknik penyediaan;
 pemeriksaan sediaan radiofarmasi;
 penyimpanan radiofarmasi.
Tujuan Perkuliahan

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat:

Memahami prinsip keradioaktipan, klasifikasi radioaktif,


peluruhan radioaktif dan cara-cara deteksi dan
pengukuran radiasi

Memahami penggunaan radioisotop dibidang farmasi,


diagnosis, terapi dan penelitian

Memahami tehnik penyediaan, pemeriksaan dan


penyimpanan sediaan radiofarmasi
POKOK BAHASAN
pengenalan prinsip keradioaktipan;
keradioaktipan alam dan buatan;
peluruhan radioaktip,
cara-cara deteksi dan pengukuran radiasi;
cara-cara analisis yang digunakan;
penggunaan radioisotop di bidang farmasi;
penggunaan radioisotop untuk diagnosis;
penggunaan radioisotop untuk terapi;
penggunaan radioisotop untuk penelitian;
syarat sediaan radiofarmasi,
teknik penyediaan; pemeriksaan sediaan radiofarmasi;
penyimpanan radiofarmasi.
SISTEM PENILAIAN

Penilain UTS UTS

• Kehadiran 5%
• Tugas 10%
• Diskusi 35% (Nilai Mandiri)
• Kuis 10%
• Ujian 40%
Kontrak dan Tata Tertib Perkuliahan

• Kehadiran kuliah mahasiswa 75 %


1

• Dilarang keluar-masuk ruang kuliah tanpa izin terlebih dahulu dan batas keterlambatan waktu
2 15 menit

• Berpakaian Rapi dan Sopan serta aktiv selama kegiatan perkuliahan berlangsung
3

• Duduk dengan teratur dan alat komunikasi dalam keadaan mode silent
4

• Mahasiswa harus mempersiapkan (Membaca bahan kuliah) terlebih dahulu sesuai dengan
5 bahan kuliah yang akan diajarkan

6 • Tidak makan dan minum selama perkuliahan berlangsung / senior duduk di depan
• Mahasiswa
– Wajib hadir tepat waktu; keterlambatan dikenakan sanksi sesuai
dengan kesepakatan bersama.
– Wajib hadir minimal 75% jumlah pertemuan yang dilaksanakan
dengan dosen.
– Kehadiran kurang dari 75% sebagaimana ketentuan nomor 2,
mahasiswa tidak berhak mengikuti ujian akhir semester.
– Ijin, diperhitungkan sebagai tidak hadir kecuali tugas dari lembaga;
sakit berat dapat dipertimbangkan.
– Wajib mengisi Daftar Hadir dengan tanda tangan mahasiswa atau
dosen mengisi dengan contreng.
– Wajib memenuhi semua tugas dan kewajiban yang diagendakan oleh
dosen.
– Dapat mengajukan keberatan atas penilaian dosen.
– Dapat menghubungi dosen untuk urusan perkuliahan dalam batas-
batas kewajaran dan kesopanan.
– Siap menerima sanksi akademik dan/atau administratif dari dosen atas
sikap dan/atau tindakannya yang indisipliner.
– Wajib memakai sepatu, berpakaian seragam sesuai peraturan, rapi
dan sopan.
• Dosen
– Wajib hadir tepat waktu.
– Jika dosen bersangkutan Terlambat atau tidak hadir maka perkuliahan dapat
berjalan secara mandiri berdasarkan persetujuaan dari dosen bersangkutan
dengan persyaratan bahan kuliah dan tugas perkuliahan sudah di berikan
terlebih dahulu kecuali ada kesepakatan lain antara dosen dan mahasiswa.
– Mengisi Daftar Hadir dan Berita Acara Perkuliahan.
– Melaksanakan UTS setelah 7 (tujuh) pertemuan perkuliahan.
– Mengevaluasi/mengoreksi dan mengumumkan hasil UTS dan secara
transparan.
– Menanggapi secara positif keberatan mahasiswa atas penilaian dosen.
– Siap dan terbuka untuk dihubungi mahasiswa dalam batas-batas kewajaran
dan kesopanan, terkait dengan perkuliahan.
– Berhak memberikan sanksi akademik, dan/atau administratif kepada
mahasiswa yang bersikap dan/atau bertindak indisipliner dalam batas-batas
kewajaran.
 Radiofarmasi adalah senyawa radio aktif yang
digunakan untuk diagnosa atau pengobatan
terhadap penyakit manusia dan untuk
kepentingan analisis
 Untuk mengenal radiofarmasi harus diketahui
tentang radio aktif dan radio isotop, sehingga
didefinisikan bahwa radio isotop adalah senyawa
atau unsur yang dapat memancar kan partikel
atau radiasi elektromagnetik dari inti melalui
peluruhan radioaktif.
 Dikenal juga dengan radionuklida, karena
memang spesifik memancarkan proton atau
elektron dari dalam inti suatu elemen atau unsur.
Kimia inti?
 Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti
atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta
reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan
radio nuklida dan transmutasi inti
 Radiokimia: mempelajari zat radioaktif dan
penggunaannya dengan teknik2 kimia.
 Kimia radiasi: bidang kimia yang mempelajari efek
radiasi radioaktif terhadap materi.
Radioaktif Alam dan Buatan
Radioaktifitas Alam

Pada tahun 1896, Becquerel menemukan kristal uranium mengemisikan sinar yang
sama dengan sinar-X, yang mempunyai daya tembus tinggi, dapat menghitamkan plat
fotografi dan menyebabkan konduktivitas listrik pada gas.

Penemuan Becquerel diikuti oleh identifikasi 2 zat radioaktif lainnya, polonium dan
radium oleh Piere dan Marie Currie pada tahun 1898.

Unsur berat seperti uranium atau thorium, dan unsur deret peluruhan tak stabil
mengemisikan radiasi secara alami. Uranium dan plutonium, sudah ada sejak awal
periode geologi, dan mempunyai kecepatan peluruhan yang sangat lambat.

Semua nuklida atau atom yang ada di alam dengan nomor atom lebih besar dari 82
bersifat radioaktif.
5 Kelompok nuklida berdasar kestabilan dan
proses pembentukannya di alam
• Nuklida stabil  secara alamiah tidak mengalami
perubahan A maupun Z, misal: 1H1, 6C12, 7N14
• Radionuklida alam primer radionuklida yang
terbentuk secara alamiah dan bersifat radioaktif.
Disebut primer karena waktu paruh panjang sehingga
masih bisa ditemukan sampai sekarang. Contoh: 92U238
dengan waktu paruh=4,5x109 th
• Radionuklida alam sekunder radiaktif dan dapat
ditemukan dialam. Waktu paruh pendek, tidak dapat
ditemukan di alam, tetapi dapat dibentuk secara
kontinu oleh radionuklida alam primer, misal 90Th234
dengan waktu paruh 24 hari.
• Radionuklida alam terinduksi  Misal 6C14
yang dibentuk karena interaksi sinar kosmik
dan nuklida 7N14 di atmosfir.
• Radionuklida buatan  merupakan
radionuklida yang terbentuk tidak secara
alamiah, tetapi hasil sintesis.
Radioaktifitas Buatan

Percobaan transmutasi inti nuklir buatan


dilakukan pertama kali oleh Rutherford
(1919).
Mendeleyev, 1925, renium (Re) ditemukan
sebagai elemen radioaktif buatan pertama
Pada tahun 1937, Emilio Seguel melakukan
penelitian menggunaksn siklotron dengan
merubah unsur molibnum menjadi unsur
radioaktif tecnesium
INTI ATOM
Bagian Atom :

Elektron Proton Netron

Jumlah proton (Z) sama dengan jumlah elektron


Jumlah netron (N)
Jumlah Nukleon A = Z + N, sehingga dapat ditulis

atau
TERMINOLOGI
ATOM
Penggolongan Nuklida
• Isotop kelompok nuklida dengan Z sama
– Contoh: 82Pb204, 82Pb206, 82Pb207,82Pb208
• Isobar  kelompok nuklida dengan A sama
– Contoh: 6C14, 7N14, 8O14
• Isoton  kelompok nuklida dengan N sama
– Contoh: 1H3, 2He4
• Isomer inti  nuklida dengan A dan Z sama
tetapi berbeda dalam tingkat energinya
– Contoh: Co60m, Co60
TERMINOLOGI
Kestabilan inti
Faktor penentu kestabilan:
• Angka banding jumlah netron terhadap proton
(n/p) yang terkandung dalam inti. Inti yang
paling stabil adalah inti yang mempunyai
nomor atom sampai 20, memiliki n/p=1
(kestabilan diagonal)
• Pasangan nukleon yang ditunjukkan oleh
hukum genap-ganjil
• Energi pengikat inti pernukleon.
Angka Banding n/p
• Apabila nuklida-nuklida stabil dihubungkan
maka akan diperoleh pita kestabilan inti.
• Unsur-unsur sampai dengan nomor atom 20
pita kestabilan inti membentuk sudut 45o
dengan sumbu N dan Z (n/p=1).
• Suatu inti dikatakan bersifat radioaktif karena
ia mengalami peluruhan spontan disertai
pemancaran radiasi.
Hukum Genap Ganjil
• Dari jumlah nuklida stabil di alam, jika dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton (Z) dan jumlah netron (N)
penyusunnya maka akan diperoleh data sbb:
Jenis nuklida Jumlah nuklida stabil
Z genap, N genap 165
Z genap, N ganjil 55
Z ganjil, N genap 50
Z ganjil, N ganjil 4

• Data diatas menunjukkan urutan kestabilan relatif


adalah Z genap, N genap > Z genap, N ganjil> Z ganjil, N
ganjil > Z ganjil, N ganjil.
• Inti yang stabil menghendaki jumlah proton dan netron
genap
Stabilitas RA
1. Kapan suatu isotop stabil, dan mengapa ada yang tidak stabil?
Radioakti isotope    Akirnya dapat jadi Isotop yang stabil
“RULES”
A. Semua inti yang > 84 protons tidak stabil,(nukleus terlalu besar, terlalu banyak
proton)
B. Sangat Stabil: Atom dengan jumlah elektron 2, 8, 20, 50, 82 or 126
C. Isotop den gan Proton=Neutron lebih stabil

Belt of stability
80
unstable

# of neutrons

0 unstable

33 # of protons
• inti ringan (kira-kira sampai dengan Z = 20)
sangat stabil, jika intinya mengandung jumlah
proton dan netron yang sama (N = Z atau N/Z =
1). Sebagai contoh inti helium yang
mengandung 2 proton dan 2 netron adalah
sangat stabil.
• Inti berat lebih stabil jika jumlah netron kira-kira
sama dengan 1,6 kali jumlah proton (N = 1,6 Z
atau N/Z = 1,6)
• inti-inti yang mengandung lebih dari 83 proton
(Z > 83) tidak memiliki inti yang stabil.
Isotop dari atom karbon
Jml proton Jml.neutron Total (A+Z) Katagori

6 3 9 Sangat tak stabil


6 4 10 Tak stabil
6 5 11 Tak stabil
6 6 12 Stabil
6 7 13 Stabil
6 8 14 Tak stabil
6 9 15 Tak stabil
6 10 16 Tak stabil
6 11 17 Sangat tak stabil
Ramalkan kestabilan inti atom yang ada
dibawah ini:
a. 15P31
b. 43TC 98
c. 90Th234
d. 6C14
e. 36Kr 92
SINAR RADIASI
• Pada tahun 1903, Ernest Rutherford
mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan
atas dua jenis berdasarkan muatannya.
1. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar
alfa, dan
2. yang bermuatan negatif diberi nama sinar
beta.
3. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis
sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar gamma.
Jenis – Jenis Sinar Radiasi
1. Partikel Alfa
yang membentuk radiasi alfa adalah partikel-partikel zat
yang terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. Jadi partikel
alfa sama dengan inti Helium yang kehilangan 2
elektron.
Didalam udara radiasi alfa terdapat dalam rentang ± 5 cm
tetapi di dalam jaringan kurang dari 100 µm (tidak
dapat menembus kulit). Sinar alfa dapat dihentikan oleh
selembar kertas biasa
Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan
dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami
ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2
elektron dan berubah menjadi atom helium (α 24)
2. Partikel Beta
Radiasi yang berasal dari partikel elektron
Dibagi 2: NEGATRON dan POSITRON
Partikel beta mempunyai rentang lebih dari 3 m
di dalam udara dan ± 1 mm di dalam
jaringan (dapat menembus kulit)
Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa
1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga
dinyatakan dengan notasi 0-1e
3. Radiasi Gamma
Radiasi yang berupa gelombang
elektromagnetika,
berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa
Sinar gamma diradiasikan sebagai foton atau
kuantum energi . Sinar gamma bersifat
penetrasi paling besar yaitu dapat dengan
mudah menembus jaringan lebih dari 30 cm.
Pembeda sinar radio aktif
Plat bermutan
 Gambar pancaran RA 



Plat bermutan
Saluran panjang
Logam Pb
41
Dibuat dalam sistem tertutup dan hampa
Sifat-Sifat Radioisotop
1. radioisotop memancarkan radiasi dimanapun
dia berada dan mudah dideteksi.
2. laju peluruhan tiap satuan waktu
(radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah
atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan baik temperatur,
tekanan, pH dan sebagainya.
3. intensitas radiasi ini tidak bergantung pada
bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya
4. radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang
sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia
yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-
isotop lain dari unsur yang sama
5. radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi
gamma, memiliki daya tembus yang besar.
Lempengan logam setebal beberapa sentimeter
pun dapat ditembus oleh radiasi gamma,
utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini
mempermudah dalam pendeteksian.
PELURUHAN RADIOAKTIF
• Peluruhan radioaktif adalah peristiwa spontan
emisi beberapa partikel dan radiasi
elektromagnetik dari suatu inti atom tidak stabil
menuju inti yang stabil
• Pada proses peluruhan inti berlaku Hukum
Kekekalan Energi, Momentum, Massa, dan
Muatan

• Pada proses peluruhan terjadi proses pelepasan


energi (eksoergik)
Jenis-Jenis Peluruhan

peluruhan alfa

peluruhan beta
(β –, β + atau
Peluruhan
positron, atau
gamma
penangkapan
elektron)
Peluruhan
radioaktif
digolongkan
dalam tiga jenis
peluruhan
 adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan
mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya
rendah
 Partikel a diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti
uranium atau radium dalam suatu proses yang disebut
dengan peluruhan alpha
 Setelah partikel alpha diradiasikan , massa inti atom
akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena kehilangan 4
partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena
hilangnya 2 proton
 Pada peluruhan-a berlaku
1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A)
berukuran 4
 2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z)
berkurang 2
 Pelepasan alfa = pelepasan helium
238 U
92  23490Th + 42He,
Thorium yang dihasilkan massa turun 4, dan dengan
nomer atom turun 2 unit. Sinar mudah diukur karena
massa dan muatan besar.
 Sifat yang lain sinar alfa ini sulit menetrasi kedalam
material karena masa dan muatannya. Sehingga
pancarannya tak terus menerus,atau dapat dihalangi
Identifikasi sinar alfa dapat dengan mengukur lamanya
atau panjanggya penetrasi kedalam sebuah meterial
terutama dalam udara.
Sinar alfa tak efektif untuk menghasilkan radio isotop
yang lain, karena daya penetrasi rendah.
Nuklida yang memiliki nomor atom di atas 83 akan
memancarkan partikel alfa.
Peluruhan Beta
• Emisi beta (β-) adalah emisi elektron
berkecepatan tinggi dari inti tidak stabil. Emisi
beta sama dengan perubahan neutron menjadi
proton. Persamaannya:
n1 → p1 + e0
0 1 -1
Nuklida di atas pita kestabilan akan memancarkan
partikel beta.
• Contoh: 146 C memiliki Z = 6 proton dan N = 8
netron, akan menjadi stabil dengan
memancarkan sinar beta: 146C  147N+ e-
• Emisi positron (β+) adalah emisi sejenis elektron
yang bermuatan positif. Emisi positron setara
dengan perubahan proton menjadi neutron.
• 1p1 → 0 n1 + 1 e0
• Emisi positron terjadi pada nuklida yang berada
di bawah pita kestabilan.
• Contoh : inti 116 C akan stabil dengan
memancarkan beta positif (positron)
11 C
6  115B+ e-
Peluruhan Penangkapan elektron
• Penangkapan elektron ( electron capture)
adalah peluruhan inti dengan menangkap
elektron dari orbital yang terdekat ke inti,
yaitu kulit K. Dalam hal ini, proton diubah
menjadi neutron.
• 1 p1 + -1e0 → 0 n1
Peluruhan gamma
• Emisi gamma (ϒ) dihasilkan dari nuklida yang
tereksitasi setelah menjalani peluruhan.
Peluruhan radioaktif menghasilkan nuklida
pada keadaan tereksitasi yang tidak stabil.
Untuk mencapai keadaan stabil dilakukan
dengan cara mengemisikan energi dalam
bentuk radiasi gamma. Contohnya:
• 43Tc99m → 43Tc99 + 0γ0
Jenis Peluruhan Radioaktif

Tabel Jenis Peluruhan


Jenis peluruhan Radiasi Perubahan Setara Perubahan Inti

No. Atom No. Massa

4
Emisi alfa (α) 2He - –2 –4

0 1 1 0
Emisi beta (β) -1e 0n à 1p + -1e +1 0

0 1 0
Emisi positron (β+) 1e 1p1 à 0n + 1e –1 0

0 1
Penangkapan elektron Sirnar-X 1 p1 + -1e à 0n –1 0

0
Emisi gamma (ϒ) 0ϒ - 0 0
Gunakan pita kestabilan untuk meramalkan peluruhan
radioaktif dan tuliskan persamaan transmutasi intinya:

• a. 19K40 • a. 15P28
b. 21Se40 b. 43TC 99m
• c. 27Co60m • c. 90Th234
• d. 2411Na
• d. 6C14
• e. 84Po210
e. 36Kr 97
AKTIVITAS RADIASI
• Aktivitas Radiasi zat radioaktif menyatakan banyaknya inti
atom yang meluruh per satuan waktu
• Aktivitas tidak berhubungan dengan jenis radiasi dan energi
radiasi, namun hanya berhubungan dengan jumlah
peluruhan per satuan waktu tertentu.
• Waktu Paro
• Setiap zat radioaktif juga memiliki waktu paro (t1/2), yaitu
waktu yang diperlukan zat radioaktif untuk meluruh
sehingga tinggal setengah dari jumlah semula. Semakin
pendek waktu paro zat radioaktif, maka semakin cepat zat
tersebut meluruh sehingga kemampuannya memancarkan
radiasi berkurang dengan cepat.
t1/2 = 0,693/
• Jumlah nuklida radioaktif yang meluruh selalu
berkurang dengan perubahan waktu
• Contoh:
 Radium-226 mempunyai umur paro 1630 tahun. Ini
artinya setengah sampel Radium akan meluruh pada
akhir tahun ke 1630. 1630 tahun berikutnya setengah
dari sisanya telah meluruh dan menyisakan seperempat
sampel Radium tadi.
Satuan keradioaktifan dan dosis radiasi
 Keaktifan suatu zat radioaktif adalah jumlah peluruhan
(disintegrasi) per satuan waktu.
 Satuan keaktifan suatu zat radioakt9if adalah Curie (Ci),
semula didasarkan pada laju disintegrasi 1 gram radium,
tetapi sekarang didefinisikan sebagai 3,7 x 1010 disintegrasi
S-1.
 Satuan keaktifan dalam SI adalah becquerel (Bq) yang
didefiniskan sebagai 1 disintegrasi S-1.
1 Bq = 1 disintegrasi/S
 Keaktifan jenis adalah keaktifan per gram cuplikan zat
radioaktif.
 Satu rad adalah jumlah energi radiasi yang diserap 100
erg per gram bahan.
 Dalam SI satuan dosis adalah Gray (Gy) yang
didefinisikan sebagai 1 JKg-1.
1 Gy = 100 rad.
Soal Latihan?
• Tentukan waktu paro zat radioaktif yang
memiliki konstanta peluruhan 0,01/hari?
• Waktu paruh dari Au-198 adalah 3 hari,
tentukan tetapan peluruhnya?
• Berapa waktu hidup rata-rata inti radioisotop
dengan konstanta peluruhan 0,25/jam
Radioaktivitas
Ao
2,303 log  kt
A
0,693
k  t 1 2  waktu  paruh
t 12
A = aktivitas nuklida radioaktif pada saat t
Ao = aktivitas nuklida radioaktif mula-mula
t = waktu
Contoh :
1. Suatu zat radioaktif X mempunyai
waktu paruh 2 tahun. Jika zat
radioaktif X tersebut mula-mula 20
gram, berapa massa zat radioaktif X
yang tertinggal setelah 6 tahun?
Jawab : Cara 1 k 
0,693
t 12
0,693 1
k  0,3465.th log Ao  kt
2th A 2,303
Ao 0,3465th1.6th
log   0,9027
A 2,303
Ao
 anti log 0,9027  8
A
Ao 20
  2,5 gram
A 8
Jawab: Cara 2
t
A N  1  t 12
  
Ao No  2 
6 th
A 1 2 th
 
20 2
3
1
A     20 gram  2,5 gram
2
Contoh Soal
1. Waktu paruh peluruhan unsur radioaktif Bi-210 adalah
5,0 hari.Hitunglah:
a. tetapan peluruhan (dalam s-1),
b. waktu yang diperlukan agar 0,016 mg Bi-210 meluruh
menjadi 0,001 mg!

2. Hitung berapa persen cuplikan Co-60 yang tinggal


setelah 3 tahun, jika diketahui waktu paruh Co-60 5,26
tahun!
3. 10 gram zat radioaktif dengan waktu paruh 10 hari
disimpan dalam wadah terisolasi. Berapakah sisa sampel
zat radioaktif tersebut yang belum meluruh setelah 1
bulan ( 1 bulan = 30 hari dan massa benda sebanding
dengan jumlah partikel)
Reaksi Fisi
 Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menghasilkan
netron
 Setiap reaksi pembelahan inti selalu dihasilkan energi
sekitar 200 Mev.
 Netron yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menembak inti lain sehingga terjadi pembelahan inti
secara berantai.
 Energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram 235U
ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada
pembakaran 500ton batubara.
Reaksi Fusi
 Reaksi penggabungan dua atau beberapa inti ringan
menjadi satu inti yang lebih berat.
 Reaksi fusi menghasilkan energi yang sangat besar.
 Reaksi ini memiliki energi pengaktifan, terutama untuk
mengatasi gaya tolak menolak kedua inti yang akan
bergabung.
 Reaksi hanya mungkin terjadi pada suhu sangat tinggi,
sekitar 100 juta derajat.
 Pada suhu tersebut tidak terdapat atom melainkan
plasma dari inti dan elektron.
Reaksi Fusi
 Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar.
 Energi yang dihasilkan cukup untuk menyebabkan
terjadinya reaksi fusi berantai yang dapat menimbulkan
ledakan termonuklir.
 Energi fusi dari 1 kg hidrogen setara dengan energi
pembakaran 20ribu ton batubara.
 Keuntungan reaksi fusi dibandingkan reaksi fisi:
 Energi yang dihasilkan lebih tinggi
 Relatif lebih “bersih”, karena hasil reaksi fusi adalah nuklida-
nuklida stabil.
Aplikasi Reaksi Inti dan Keradioaktifan
 Reaksi inti (fusi dan fisi) sebagai penghasil energi listrik.
 Penentuan umur (dating) batuan atau fosil.
 Dalam bidang kimia:
 Analisis pengenceran isotop
 Analisis pengaktifan netron  sebagai perunut dalam
menentukan mekanisme reaksi kimia.
 Dalam bidang kedokteran, radioisotop digunakan
sebagai perunut dalam terapi kanker.
 Dalam bidang pertanian, radioisotop digunakan sebagai
perunut dan juga untuk memperoleh bibit unggul
(pemuliaan tanaman).

Anda mungkin juga menyukai