Anda di halaman 1dari 37

BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH


BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

HAKIKAT FISIKA
Hakikat Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energi
serta interaksi antara keduanya melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai
metode ilmiah.

1. Produk Ilmiah
Fakta Kejadian yang terjadi di alam
Konsep Abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan
fakta.

Rumus Pernyataan matematis dari fakta, konsep, prinsip, hukum,


dan teori.

Model Presentasi dari suatu ide, struktur, atau sistem dari


fenomena yang tidak dapat dilihat yang coba dijelaskan
oleh ilmuan.
Prinsip/Hukum Aturan dasar yang menyimpulkan pengamatan untuk
menjelaskan suatu pola kejadian alam.

Teori Fisika Penjelasan berdasar pada berbagai pengamatan yang


didukung oleh hasil-hasil eksperimen.

2. Sikap Ilmiah
Pengamatan Setelah ilmuan merumuskan masalah, ia harus membuat
Tajam pernyataan yang hati-hati dan melakukan pengukuran yang
akurat dengan bantuan-bantuan peralatan-peralatan ilmiah.
Objektif Ilmuan harus berpikir secara sistematik dan menganalisis
kejadian untuk membuat hipotesis dan menarik kesimpulan
yang akurat. Ilmuan tidak boleh langsung melompat ke
kesimpulan, tetapi membuat generalisasi berdasarkan pada
pengamatan yang dapat diuji kebenarannya (dapat
diulang).

Kemauan Ilmuan harus mempertahankan catatan akurat sehingga


Berbagi mereka dapat meneruskan informasi ke ilmuan lainnya.
Seringkali ilmuan memublikasikan penemuan mereka ke
ilmuan lainnya untuk menelaah dan melaksanakan
eksperimen yang serupa sebelum teori ilmiah disetujui.
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

Berpikiran Ilmuan harus memiliki pendapat yang fleksibel. Mereka


Terbuka harus mau mengubah pendapat dan memodifikasi hipotesis
yang telah dibuat jika hasil penelitian baru menunjukkan
bahwa pendapat tersebut perlu dikoreksi.

Rasa Ingin Tahu Ilmuan harus selalu ingin tahu dan secara kontinu
dan Penasaran menanyakan pertanyaan “mengapa?”. Dengan cara tersebut
mereka akan mengarah pada hipotesis baru.

3. Metode Ilmiah
Observasi
awal

Identifikasi
Simpulan
masalah

Rumusan
Eksperimen hipotesis
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

4. Perencanaan Penelitian Ilmiah


Contoh perencanaan penelitian ilmiah menentukan percepatan gravitasi
• Masalah Penelitian : Menentukan nilai percepatan gravitasi menggunakan
bandul sederhana
• Merumuskan tujuan penelitian : Bagaimana menentukan nilai percepatan
gravitasi menggunakan bandul sederhana
• Menetapkan bentuk penelitian : Eksperimen Murni
• Menetapkan variabel penelitian :
Ø Variabel bebas : Panjang tali
Ø Variabel terikat : Periode
Ø Variabel control : Massa bandul dan sudut simpangan
• Menyusun hipotesis : Makin panjang tali, maka periode semakin besar
dan nilai percepatan gravitasi semakin besar pula
• Menetapkan instrumen yang digunakan :
Ø Alat : statif, stopwatch, beban, tali, busur derajat
Ø Bahan : -
• Menentukan prosedur kerja dan mengumpulkan data :
Ø Langkah 1 : mengukur variabel kontrol
Ø Langkah 2 : mengukur periode ayunan untuk panjang tali yang
berbeda
Ø Langkah 3 : melakukan analisis data
• Menetapkan cara memperoleh data : Mencatat variabel-variabel
eksperimen dalam bentuk tabel
• Menetapkan cara menganalisis data :
&
Ø 𝑇 = 2𝜋%'
)*+ .&
Ø 𝑔=
-

5. Aturan keselamatan umum


a. Ikuti petunjuk eksperimen.
b. Jangan melakukan hal yang tidak diizinkan oleh guru.
c. Jangan menggunakan peralatan tanpa izin dari guru.
d. Usahakan untuk tidak menumpahkan bahan-bahan di laboratorium.
Tanyakan prosedur pembersihan pada guru jika tumpah.
e. Jangan makan di laboratorium.
f. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan eksperimen.
g. Setelah eksperimen: bersihkan daerah kerja, kembalikan semua peralatan
ke tempat semula, padamkan pembakar, dan periksa apakah saluran gas
ke pembakaran sudah terputus.
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

6. Aturan keselamatan kerja


a. Keselamatan Mata
• Gunakan kacamata pelindung.
• Bilas mata dengan air jika terjadi kontak mata dengan zat-zat kimia.
b. Terhadap Benda Panas
• Ikuti prosedur ketika menyalakan pembakar Bunsen.
• Gunakan jepitan/tang dan pemegang tabung uji/sarung tangan anti api.
• Selalu arahkan tabung uji/botol uji menjauhi diri sendiri dan teman
kerja.
c. Terhadap Benda Mudah Pecah
• Periksa alat mudah pecah sebelum digunakan.
• Jangan memaksakan penjepit ketika dipasang ke tabung kaca.
• Pastikan alat mudah pecah sudah kering sebelum dipanaskan.
• Gunakan sarung tangan anti panas ketika mengangkat alat mudah
pecah.
• Laporkan pada guru jika Anda memecahkan alat mudah pecah.
• Cuci alat mudah pecah setelah selesai digunakan, biarkan kering oleh
udara.
d. Terhadap Listrik
• Pastikan tangan dan bangku kering sebelum menggunakan alat-alat
listrik.
• Jangan gunakan kabel sambungan yang terlalu panjang untuk
menghubungkan peralatan listrik.
• Putus sumber daya ketika ingin mengubah/menyetel ulang rangkaian-
rangkaian listrik.
• Jangan menghubungkan terlalu banyak peralatan listrik ke sebuah stop
kontak listrik, karena stop kontak dapat mengalami beban berlebih dan
menyebabkan kebakaran.

7. Lambang Berbahaya
Bahan berkarat yang membunuh
jaringan hidup, menyebabkan
Beracun kebakaran
= Raksa, methanol, sianida = Asam sulfat, asam klorida, asam
dan klorin nitrat, natrium hidroksida, kalium
hidroksida
Mengiritasi kulit & mata
= Fenol, klorofom, dan uap Mudah terbakar
bromin = Bensin, kerosin, dan alkohol

Mudak Meledak jika


Radioaktif yang memancarkan
terkena api
radiasi berbahaya, simpan dalam
= Campuran hydrogen dan
wadah timbel
oksigen, dan ammonium
= Karbon radioaktif, uranium, dan
nitrat
plutonium
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

BESARAN DAN PENGUKURAN


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka. Misalnya: mengukur panjang sebuah meja, panjang disebut besaran
karena dapat diukur. Sedangkan Satuan merupakan sesuatu yang digunakan
untuk menyatakan ukuran besaran. Contoh: meter (m), kilogram (gr), sekon
(s), dan semacamnya.

1. Besaran
Besaran menurut satuannya dapat dibedakan menjadi:
◦ Besaran pokok: Digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain
◦ Besaran turunan: Dapat diturunkan dari besaran pokok.
Besaran menurut arahnya dapat dibedakan menjadi:
◦ Besaran scalar: hanya memiliki nilai saja
◦ Besaran vektor: memiliki nilai dan arah
A. Besaran Pokok

B. Besaran Turunan
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

2. Satuan
• Nilai suatu besaran dinyatakan dengan
Massa (emas) = 5 gram -> SATUAN
• Satuan panjang yang lain: Spidol, Jengkal, Kaki, …
Namun, satuan tersebut dianggap sebagai SATUAN TIDAK BAKU karena
seringkali menimnbulkan kekeliruan
Oleh karena itu, perlu dibuat Standar SATUAN BAKU yang disepakati secara
internasional
◦ Satuan Internasional (SI) ditetapkan oleh Internasional Buerau of
Weight and Measures (Biro Berat dan Ukuran Internasional) di
Sevres Perancis
• Sistem satuan yang digunakan ilmuwan diseluruh dunia disebut “The
Metric System”.
• Pada tahun 1971 ditetapkan 7 Besaran Dasar yang dikenal secara resmi
sebagai “International System” atau SI (Le Systéme Internasional
d’Unites).
• Dalam SI ada 7 besaran pokok berdimensi, terlampir di poin Besaran
Pokok
• Satuan internasional (SI) menurut penggunaannya dapat dikelompokkan
menjadi mks (meter, kilogram, sekon) dan satuan cgs (centimeter, gram,
sekon).
• Beberapa negara seperti US, Myanmar, dan Liberian menggunakan
standar pengukuran yang berbeda. Misalnya di US: lb dan oz sebagai
satuan massa, yard, mil, inch, sebagai satuan panjang

3. Notasi Ilmiah
a,… x 10n
◦ a = bilangan asli dari 1 sampai 9
◦ n = eksponen atau pangkat (bilangan bulat)
◦ a,… = bilangan penting
◦ 10n = orde

Contoh:
◦ 0,000 000 911 kg = 9,11 x 10-7 kg
◦ Dengan bilangan penting = 9,11 kg
dan orde = 10-7
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

4. Dimensi
Merupakan cara suatu besaran tersusun atas besaran-besaran pokoknya.
Manfaat dimensi :
1. Membuktikan kesetaraan dua besaran fisika.
2. Menentukan kebenaran dari suatu persamaan fisika.
3. Menurunkan rumus atau persamaan besaran fisika
4. Menentukan satuan dari besaran turunan berdasarkan anlisis dimensional.
Penulisan dimensi :
• Perkalian → tanda pangkat positif
• Pembagian → tanda pangkat negative

A. Dimensi untuk membuktikasn kesetaraan dua besaran


Usaha dan Energi
Usaha = 𝑊 = 𝐹. 𝑠
→ 𝐹 = 𝑚. 𝑎
6
= 𝑘𝑔. +
7
= [𝑀][𝐿][𝑇]<=
= [𝑀][𝐿][𝑇]<= [L]
= [𝑀][𝐿]= [𝑇]<=
Energi potensial = EP = m. g. h
6
= 𝑘𝑔. 7+ . 𝑚
= [𝑀 ][𝐿][𝑇]<= [L]
= [𝑀 ][𝐿]= [𝑇]<=
B. Besaran Turunan dan Dimensinya
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

5. Angka Penting
Angka Penting adalah angka-angka yang didapat dari hasil pengukuran.
Kegunaan angka penting adalah untuk menunjukkan tingkat ketelitian hasil
pengukuran. Semakin banyak angka penting, semakin teliti hasil pengukuran.

Angka Pasti/Eksak = angka yang terbaca pada


Angka alat ukur
Penting Angka Taksiran = angka yang terletak di angka
paling akhir

A. Aturan Angka Penting


1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
contoh: 3,2745617 m (8 AP)
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka
penting.
contoh: 10000,00002 cm (10 AP)
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang
ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting.
contoh: 4,200 kg (4AP)
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
bukan angka penting.
contoh: 0,0702 kg (3AP)
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki
angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar
jelas angka tersebut termasuk angka penting atau bukan.
contoh: 60000 = 6,00 x 104 (3AP)

B. Pembulatan Angka Penting


Pembulatan angka penting
● Aturan pembulatannya adalah jika angkanya:
• >5 dibulatkan ke atas
• <5 dibulatkan ke bawah
• = 5 Jika angka sebelumnya ganjil, dibulatkan ke atas
Jika angka sebelumnya genap, dibulatkan ke bawah
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

C. Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting


Hasil penjumlahan atau pengurangan dua angka penting atau lebih hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.

D. Operasi perkalian dan pembagian angka penting


Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
angka penting pada bilangan penting yg angka pentingnya paling sedikit dari
semua bilangan penting yg terlibat.

2,50 à ( 3 a.p )
2,5 à ( 2 a.p ) x

6,250 à 6,2 à ( 2 a.p )

196 à ( 3 a.p )
= 12,25 à 12 à ( 2 a.p )
16 à ( 2 a.p )

6. Pengukuran Panjang
X

Penggaris/Mistar Mikrometer sekrup


Ketelitiannya 0,1cm Ketelitian 0,01 mm
Ketidakpastian Ketidakpastian
pengukurannya 0,05 cm pengukurannya 0,005mm Jangka Sorong
Ketelitiannya 0,01 cm
Ketidakpastian
pengukurannya 0,005cm
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

A. Contoh menghitung Jangka Sorong


Berapakah hasil pengukuran menggunakan
jangka sorong tersebut?

• Pembacaan skala utama= 1,1 cm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada
skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala
vernier disebelah kanannya).
• Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama,
garis pada skala vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnya
merupakan garis antara 6 dan 7. Jadi, skala vernier yang terukur adalah
6,5 x 0,01 = 0,065 cm.
• Didapat, hasil pengukuran panjang baut adalah 1,1 cm + 0,065 cm =
1,165 cm
• Ketidakpastian pengukuran jangka sorong adalah 0,005cm. Maka hasil
dari pengukuran tersebut adalah 1,165±0,005 cm

B. Contoh menghitung Mikrometer Sekrup


Berapakah hasil pengukuran menggunakan
micrometer sekrup tersebut?

• Garis skala atas menunjukan angka 5 mm dan garis skala bagian bawah
menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama
pada mikrometer diatas menunjukan angka 5,5 mm.
• Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada
tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Skala nonius
menunjukan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala
noniusnya menunjukan 0,30 mm.
• Hasil pengukuran dari skala utama dengan skala nonius adalah 5,5 mm +
0,3 mm = 5,8 mm.
• Ketidakpastian Pengukuran jangka sorong adalah 0,005mm. Maka hasil
dari pengukuran tersebut adalah 5,8±0,005mm.
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

7. Pengukuran Massa

Neraca O’hauss tiga Neraca digital, tingkat


lengan, tingkat ketelitian ketelitian 0,001 gram
0,1 gram
A. Contoh Menghitung Neraca O’Hauss

Berapakah hasil pengukuran menggunakan


Neraca O’Hauss tersebut?

8. Stopwatch Analog
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

9. Cara menghitung ketidakpastian pengukuran

1
∆𝑥 = × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2
10. Kesalahan Pengukuran
Nilai ketidakpastian muncul karena adanya keterbatasan ketelitian pengukuran,
beberapa kesalahan dalam pengukuran diantaranya:
• Kesalahan umum (keteledoran): Disebabkan oleh keterbatasan
pengamat, seperti cara pemakaian alat yg salah.
• Kesalahan acak: disebabkan adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus pada
kondisi-kondisi pengukuran. Seperti ruangan yg bising.
• Kesalahan sistematis: disebabkan oleh alat yang digunakan. Beberapa
kesalahan sistematis diantaranya:
• Kesalahan kalibrasi
• Kesalahan titik nol
• Kesalahan komponen lain
• Kesalahan paralaks
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

Vektor
Vektor adalah simbol matematis yang memiliki besar dan arah. Dalam fisika,
contoh besaran vektor adalah kecepatan, perpindahan, gaya, dan momentum.

A.Penulisan dan Penggambaran Vektor

B. Catatan

C. Sudut Istimewa
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

D. Penguraian Komponen Vektor

Contoh soal penguraian komponen vector


1.

Pembahasan :

E. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Metode grafis


• Besar vektor resultan diukur dengan mistar dan arah diukur dengan busur
derajat.
• Metode grafis menentukan vektor resultan tanpa menggunakan rumus
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

1. Metode Poligon
i. Lukis salah satu vektor.
ii. Lukis vektor kedua dengan pangkal vektor kedua di ujung vektor
pertama, lanjutkan dengan vektor ketiga dan seterusnya jika lebih dari
dua vektor.
iii. Vektor resultan adalah vektor yang berarah dari pangkal vektor pertama
menuju ke ujung vektor terakhir.
Contoh Operasi Vektor Metode Poligon

a. B
A + + C =

R=A+B+C

b.
B
A + - C

R=A+B-C

2. Metode Jajargenjang
i. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berhimpit.
ii. Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor sebagai sisi-sisinya.
iii. Vektor resultan adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya sama
dengan titik pangkal kedua vektor.
Contoh Operasi Vektor Metode JajarGenjang

A B Kuning =
+ = R = A+B

A B
Kuning=
- = R=A-B
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

3. Metode Analitis
Contoh :
Jika diketahui komponen-komponennya
A = 2𝚤+ 3𝑗
B = 5𝚤+ 2𝑗

A+B=C
A + B = 2𝚤+ 3𝑗+5𝚤+ 2𝑗

C = 7𝚤+ 5𝑗
|C| = √7= + 5= = √74

A−B=D
A − B = (2𝚤+ 3𝑗)-(5𝚤+ 2𝑗)
D = -3𝚤+𝑗
|D| = √3= + 1= = √10
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

Contoh Soal:
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

GERAK LURUS
Gerak adalah Perubahan posisi suatu benda terhadap acuan tertentu. Lurus dapat
diartikan dengan Lintasan garis. Mekanika Gerak dibagi menjadi 3 yaitu
Kinematika (Pergerakan benda tanpa memperhatikan penyebab gerak),
Dinamika (Memperhatikan penyebab gerak dan gaya), dan Statika (Benda yang
diam)

1. Kinematika
w Titik acuan = posisi pengamat
w Misal: Budi sedang duduk di dalam kereta yang bergerak meninggalkan
stasiun. Di saat yang sama, Sani sedang duduk menunggu kereta lain
datang.
Dalam hal ini, jika Sani dijadikan acuan maka Budi dikatakan bergerak
terhadap stasiun karena posisi Budi setiap saat berubah terhadap stasiun.
Jika Budi dijadikan sebagai acuan, maka Budi dikatakan tidak bergerak
terhadap kereta karena posisi Budi setiap saat tidak berubah terhadap kereta
w Sehingga dapat dikatakan gerak bersifat relatif

2. Besaran Pada Gerak Lurus


a) Posisi = letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu
acuan tertentu.
w Posisi benda dapat terletak di kiri atau kanan titik acuan sehingga
digunakan tanda negatif dan positif untuk membedakannya.
w Positif untuk benda di kanan titik acuan, negatif untuk benda di kiri
titik acuan
w Titik acuan bisa ditempatkan selain di titik 0
w Posisi benda ditentukan oleh besar dan arah sehingga termasuk
besaran vektor
b) Jarak 4km
• Total panjang lintasan yang
ditempuh
3km • Besaran skalar, hanya
Jarak = 3+4km = 7 km memiliki nilai tanpa arah
• Jarak dilambangkan dengan s
atau 𝑥
c) Perpindahan
4 km
w Perubahan posisi dari titik awal ke
titik akhir
• Besaran vektor, memiliki nilai dan
3 km Orange = arah
Perpindahan • Dilambangkan dengan ∆𝑠 atau ∆𝑥
• Dari contoh gambar, perpindahan
dihitung dengan rumus phytagoras
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

d) Kelajuan
• Besaran skalar, nilainya selalu
positif
• Alat ukur kelajuan: speedometer
• Kelajuan rata-rata = Jarak / Waktu

e) Kecepatan

• Besaran vektor
• Tanda negatif pada kecepatan menandakan
arahnya berlawanan
• Alat ukur kecepatan: velocitometer
• Kecepatan rata-rata = Perpindahan / Waktu

3. Kecepatan Sesaat

atau

S= posisi / jarak
t = Waktu
Turunan fungsi:
Turunan dari fungsi y adalah y’ (y aksen)
Jika fungsi y = 𝑎𝑥𝑛 dengan y = fungsi persamaan
a = bilangan bulat
x = konstanta
n = bilangan pangkat
Maka turunannya adalah 𝑛𝑎𝑥𝑛−1
Contoh: y = 5𝑥2
maka y′ = 10𝑥1 = 10𝑥

4. GLB dan GLBB


Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan yang
tetap karena tidak adanya percepatan pada objek. Jadi, nilai percepatan pada
objek yang mengalami GLB adalah nol (a = 0). Gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap.
Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda
berubah, semakin lama semakin cepat.
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

5. Rumus GLB dan GLBB

Keterangan :
x= posisi akhir (m)
x0 = posisi awal (m)
v= kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
a = percepatan (𝑚/𝑠 = )

6. Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh suatu benda dari ketinggian tanpa kecepatan awal.
Contoh: buah jatuh dari pohon
• Gerak jatuh benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi
(g = 9,8 𝑚/𝑠 = = 10 𝑚/𝑠 = )
• Gerak jatuh bebas merupakan penerapan dari GLBB dipercepat

Rumus: Keterangan:
V max h = ketinggian (m)
1. 𝑡 =
g g = percepatan gravitasi
2. V max = √2𝑔ℎ t = waktu (s)
√=` V max = kecepatan maximum
3. t = '
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

7. Gerak Vertikal Ke Atas


Gerak benda dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal. Contoh : Ketika bola
dilemparkan ke atas.

+ - Rumus: Keterangan:
=ab h = ketinggian (m)
1. t naik-turun = '
g = percepatan gravitasi
cb+
2. h max = t = waktu (s)
='
V0 = kecepatan awal (m/s)

8. Gerak Vertikal Ke Bawah


Gerak benda dilemparkan ke bawah dengan kecepatan awal. Contoh : Ketika
bola dilemparkan ke bawah.
Rumus:
d efg < hb Keterangan:
t = ' h = ketinggian (m)
j
h = 𝑣0𝑡 + 𝑔𝑡 = g = percepatan gravitasi
= t = waktu (s)
v max = k𝑣0= + 2𝑔ℎ V0 = kecepatan awal (m/s)
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

GERAK PARABOLA
Gerak parabola atau gerak peluru merupakan gerak perpaduan antara GLB
(gerak lurusberaturan) dan GLBB (gerak lurus berubah beraturan). Pada gerak
parabola, bendadiberi kecepatan awal, lalu gerakan benda sepenuhnya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Komponen gerak parabola dapat diuraikan
dalam dua arah, yaitu arah vertikal (sumbu-y) yang merupakan GLBB karena
dipengaruhi percepatan gravitasi dan arah horizontal (sumbu-x) yang
merupakan GLB.

A. Persamaan Pada Keadaan Istimewa Dalam Gerak Parabola

Ø Waktu untuk mencapai titik B (tertinggi)


√2𝐻
𝑡 𝑎𝑏 =
𝑔

Ø Waktu selama di udara (AC)


BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

Gerak Melingkar
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH
BUATAN LINTAR ASTAGHFIRULLAH

Anda mungkin juga menyukai