Ilmu fisika adalah ilmu mengenai alam, yang mempelajari unsur-unsur dasar
pembentuk alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-akibatnya.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang tersusun dari langkah-langkah secara sistematis
untuk menyelesaikan masalah.
Langkah-langkah utama:
1. Melakukan pengamatan atau observasi
Dilakukan pengamatan untuk menemukan masalah melalui pengamatan
kuantitatif atau pengamatan kualitatif. Contohnya “Air sebagai zat cair
merupakan salah satu sumber pemanfaatan energi untuk pembangkit listrik yang
karateristiknya perlu diketahui agar tepat guna.”
2. Merumuskan masalah
Dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan mengenai masalah yang dibahas.
Contohnya “Bagaimana hubungan antara gaya gesek dengan kecepatan suatu
benda?”
4. Membuat Hipotesis
Dugaan atau jawaban sementara tentang masalah yang diselidiki. Contohnya
“Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya geseknya.”
5. Eksperimen
Dirancang untuk menguji hipotesis dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.
Variabel bebas
Variabel yang dapat diubah secara bebas oleh peneliti
Variabel terikat
Variabel yang diteliti, perubahannya bergantung pada variabel bebas
Variabel kontrol
Variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap
Contohnya “Percobaan dilakukan dengan menggunakan kalorimeter dan
stopwatch serta dilakukan lima kali pengulangan.”
6. Menganalisis Data
Setelah memperoleh data hasil percobaan, data tersebut dianalisis dengan
panduan teori-teori yang telah dikumpulkan sebelumnya.
7. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang menghubungkan hasil percobaan dengan
hipotesis, diperolehlah kesimpulan. Contohnya “Cepat rambat gelombang
berbanding terbalik dengan waktu tempuh gelombang”
4. Lambang-lambang bahaya
Lambang Sifat bahan Contoh
Mudah terbakar Bensin, kerosin, dan alkohol.
(F = flammable)
Hindarkan bahan ini dari
kontak dengan nyala api
atau panas.
Mudah meledak Campuran hidrogen dan
(E = explosive) oksigen, serta amonium nitrat.
Hindarkan bahan ini dari
benturan, tabrakan,
guncangan, api atau panas.
Oksidator Natrium peroksida dan kalium
(O = oxidizing) perklorat.
Hindarkan bahan ini dari
kontak dengan nyala api
atau panas.
Bahan beracun Raksa, arsen, klorin, timbel,
(T = toxic) dan metanol sianida.
Hindarkan bahan ini dari
kontak langsung dengan
tubuh, seperti jangan
sampai terhirup, tertelan,
atau terserap tubuh.
Bahan berbahaya Pridin, kloroform, fenol, dan
(H = harmful) uap bromin.
Hindarkan bahan ini dari
kontak langsung dengan
tubuh, karena dapat
mengiritasi kulit, mata,
hidung, dan tenggorokan.
Jangan menghirup uap
bahan ini.
Bahan radioakif Uranium, plutonium, dan
(R = radioactive) karbon radioaktif.
Bahan ini memancarkan
radiasi yang sangat
berbahaya. Bahan ini harus
disimpan dalam wadah
berbahan timbel.
Bahan berkarat Kalium hidroksida, asam sulfat,
(C = corrosive) asam klorida, dan kalium
Hindarkan bahan ini dari hidroksida.
kontak langsung dengan
tubuh, karena dapat
membunuh jaringan hidup,
seperti kulit dan mata.
Bahan Berbahaya bagi Tributil timah klorida,
Lingkungan Tetraklorometan, Petroleum
(Dengerous For the bensin.
Environment)
Hindari kontak atau
bercampur dengan
lingkungan yang dapat
membahayakan makhluk
hidup.
Daftar Pustaka
i. https://hamdikaputra95.blogspot.com/2017/10/makalah-mesin-tetas-
telur.html
ii. https://www.google.com/search?q=lambang+lambang+bahaya+di+laboratoriu
m+fisika&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjts6uhvN_j
AhWN_XMBHfCLBDkQ_AUIESgB&biw=1366&bih=576#imgrc=_
iii. http://citra1401.blogspot.com/2011/04/pengaruh-faktor-fisika-dalam-
budidaya.html
iv. Ruangguru
v. Buku fisika mandiri