Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT ILMU FISIKA DAN PENERAPANNYA DI

BIDANG PETERNAKAN & PERIKANAN

Disusun oleh: kelompok 7


Annisa Solehah Septiarani
Fachrel Fachriza
Naufal Priambodo
Shalahudin
Pengertian ilmu fisika

Ilmu fisika adalah ilmu mengenai alam, yang mempelajari unsur-unsur dasar
pembentuk alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-akibatnya.

Hakikat ilmu fisika, yaitu:


1. Fisika sebagai produk
Dalam fisika, yang dimaksud sebagai produk adalah kumpulan pengetahuan
yang dapat berupa fakta, konsep prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

2. Fisika sebagai proses


Semua jenis produk tersebut dihasilkan setelah mempelajari gejala alam yang
melibatkan materi, energi, dan interaksinya melalui serangkaian proses. Proses
meliputi langkah-langkah pengamatan, perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis melalu eksperimen, analisis data, dan penarikan
kesimpulan.

3. Fisika sebagai sikap


Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, seperti rasa
ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja
sama, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Penerapan ilmu fisika di bidang peternakan dan perikanan


1) Mesin penetas telur
Mesin penetas telur memakai konsep perpindahan kalor, yaitu perpindahan
kalor secara konduksi dari thermostat yang ada dalam mesin ke telur. Cara
kerja mesin penetas telur sama halnya seperti induk ayam, yaitu sebagai
sumber panas pada telur. Dalam mesin penetas telur terjadi perubahan energi
listrik menjadi energi kalor (panas). Kemudian terjadi perpindahan panas dari
mesin penetaske telur.

2) Faktor fisika dalam budidaya ikan


Suhu: suhu sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu
mempengaruhi baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme
tersebut. Suhu optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan
yang berada pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang lebih baik.

Kecerahan: kecerahan penting bagi organisme perairan. Kecerahan merupakan


ukuran untuk mengetahui daya penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan.
Intensitas cahaya matahari merupakan faktor abiotik utama yang sangat
menentukan laju produktivitas primer perairan.
Kecepatan arus: Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak
garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada
pada organisme yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis
dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan
ikan selalu mengarah menuju arus.

Pengaruh cahaya: Jumlah cahaya yang tersedia dapat mempengaruhi waktu


kematangan ikan. Jumlah cahaya juga mempengaruhi daya hidup larva ikan
secara tidak langsung, hal ini diduga berkaitan dengan jumlah produksi organik
yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya.

Salinitas: Salinitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan


reproduksi pada beberapa ikan.

Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang tersusun dari langkah-langkah secara sistematis
untuk menyelesaikan masalah.
Langkah-langkah utama:
1. Melakukan pengamatan atau observasi
Dilakukan pengamatan untuk menemukan masalah melalui pengamatan
kuantitatif atau pengamatan kualitatif. Contohnya “Air sebagai zat cair
merupakan salah satu sumber pemanfaatan energi untuk pembangkit listrik yang
karateristiknya perlu diketahui agar tepat guna.”

2. Merumuskan masalah
Dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan mengenai masalah yang dibahas.
Contohnya “Bagaimana hubungan antara gaya gesek dengan kecepatan suatu
benda?”

3. Mengumpulkan data atau informasi


Data atau informasi bisa diperoleh dari literatur, buku, internet yang sesuai dan
mendukung teori dalam penelitian. Contohnya “Zat cair dapat menyerap kalor
secara spesifik bergantung dari jenis dan susunan partikelnnya”

4. Membuat Hipotesis
Dugaan atau jawaban sementara tentang masalah yang diselidiki. Contohnya
“Semakin kasar permukaan benda, semakin besar gaya geseknya.”

5. Eksperimen
Dirancang untuk menguji hipotesis dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.
 Variabel bebas
Variabel yang dapat diubah secara bebas oleh peneliti
 Variabel terikat
Variabel yang diteliti, perubahannya bergantung pada variabel bebas
 Variabel kontrol
Variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap
Contohnya “Percobaan dilakukan dengan menggunakan kalorimeter dan
stopwatch serta dilakukan lima kali pengulangan.”

6. Menganalisis Data
Setelah memperoleh data hasil percobaan, data tersebut dianalisis dengan
panduan teori-teori yang telah dikumpulkan sebelumnya.

7. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang menghubungkan hasil percobaan dengan
hipotesis, diperolehlah kesimpulan. Contohnya “Cepat rambat gelombang
berbanding terbalik dengan waktu tempuh gelombang”

Keselamatan Kerja di Laboratorium


→ Laboratorium: Menurut wikipedia, laboratorium adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut
secara terkendali.
→ Keselamatan kerja di laboratorium: Upaya preventif dan represif terhadap
kecelakaan yang merupakan akibat atas desain, sistem, proses serta kegiatan di
laboratorium.

1. Jenis-jenis kecelakaan yang terjadi di laboratorium


1) Terluka: disebabkan karena benda-benda tajam, seperti pecahan kaca.
2) Terkena radiasi: disebabkan sinar dari zat radioaktif, sinar X terkena ke tubuh
manusia.
3) Terkena zat korosif: disebabkan oleh berbagai jenis asam yang terkena tubuh
manusia.
4) Terbakar: Disebabkan tersentuh api, benda panas, atau bahan kimia tertentu.
5) Terkena racun: disebabkan menggunakan zat eracun secara ceroboh sehingga
masuk ke dalam tubuh.
6) Terkena kejutan listrik: disebabkan tersengat listrik bertegangan tinggi.

2. Alat-alat keselamatan kerja


a. Jas laboratorium
→Berfungsi melindungi badan dari percikan atau cipratan bahan kimia
berbahaya.
b. Sarung tangan tahan panas
→Berfungsi melindungi tangan dari ceceran larutan kimia yang dapat membuat
kulit gatal, iritasi, atau melepuh.
c. Sepatu safety
→Berfungsi melindungi kaki secara menyeluruh dari tumpahan bahan kimia
d. Kacamata pelindung
→Clear safety glasses
Berfungsi melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu.
→Clear safety goggles
Berfungsi melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi kimia
berbahaya
e. Pelindung telinga
→Berfungsi melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan tertentu.
f. Masker
→Masker gas
Berfungsi agar gas berbahaya tidak terhirup
→Masker kain
Digunakan nutuk praktikum yang tidak berbahaya
g. Pelindung muka
→Berfungsi melindungi wajah dari panas, api, dan percikan material panas.
h. Kain lap tahan panas dan tidak mudah terbakar
→Berfungsi membersihkan tumpahan bahan kimia yang mudah terbakar
i. P3K
→Berfungsi bila terjadi kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu
benda tajam.
j. Alat pemadam api ringan
→Berfungsi untuk memadamkan api ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja
atau sumber lain.

3. Aturan-aturan keselamatan kerja


a. Baca semua petunjuk kegiatan eksperimen berulang kali dengan cermat.
b. Selalu siapkan dan gunakan alat keselamatan kerja.
c. Jangan pernah melakukan kegiatan eksperimen tanpa seizin guru.
d. Jangan pernah menggunakan alat laboratorium tanpa seizin guru.
e. Jangan pernah makan di dalam laboratorium.
f. Cuci tangan sebelum dan sesudah bereksperimen.
g. Jaga tangan selalu kering untuk menghindari sengatan listrik akibat
persentuhan dengan sakelar, stop kontak, atau kawat listrik.
h. Jangan mencium bau gas langsung dari tabung, tetapi kipaskan dengan tangan
ke arah hidung sampai bau tercium.
i. Selalu berhati-hati menggunakan alat laboratorium, jangan sampai
menumpahkannya atau memecahkannya.
j. Bahan kimia yang ditimbang tidak boleh langsung diletakkan pada neraca,
tetapi dimasukkan terlebih dahulu ke dalam botol timbang atau gelas piala.
k. Jangan mengarahkan mulut tabung yang panas ke arah kita atau orang lain,
arahkanlah ke dinding atau tempat kosong.
l. Ketika bekerja di dekat nyala api, usahakan mengikat rambut agar tidak
tersambar.
m. Jangan memanaskan zat apapun dalam wadah tertutup.
n. Jangan mengembalikan zat sisa ke dalam botol stok, melainkan sediakan
tabung reaksi untuk mengumpulkan zat sisa.
o. Jangan pernah menuangkan zat-zat beracun ke dalam bak cuci atau tempat
sampah.
p. Selalu bersihkan area kerja dalam kegiatan eksperimen.
q. Selalu mengembalikan peralatan laboratorium ke tempat semula.
r. Padamkan semua pembakar sebelum meninggalkan area kerja.

4. Lambang-lambang bahaya
Lambang Sifat bahan Contoh
Mudah terbakar Bensin, kerosin, dan alkohol.
(F = flammable)
Hindarkan bahan ini dari
kontak dengan nyala api
atau panas.
Mudah meledak Campuran hidrogen dan
(E = explosive) oksigen, serta amonium nitrat.
Hindarkan bahan ini dari
benturan, tabrakan,
guncangan, api atau panas.
Oksidator Natrium peroksida dan kalium
(O = oxidizing) perklorat.
Hindarkan bahan ini dari
kontak dengan nyala api
atau panas.
Bahan beracun Raksa, arsen, klorin, timbel,
(T = toxic) dan metanol sianida.
Hindarkan bahan ini dari
kontak langsung dengan
tubuh, seperti jangan
sampai terhirup, tertelan,
atau terserap tubuh.
Bahan berbahaya Pridin, kloroform, fenol, dan
(H = harmful) uap bromin.
Hindarkan bahan ini dari
kontak langsung dengan
tubuh, karena dapat
mengiritasi kulit, mata,
hidung, dan tenggorokan.
Jangan menghirup uap
bahan ini.
Bahan radioakif Uranium, plutonium, dan
(R = radioactive) karbon radioaktif.
Bahan ini memancarkan
radiasi yang sangat
berbahaya. Bahan ini harus
disimpan dalam wadah
berbahan timbel.
Bahan berkarat Kalium hidroksida, asam sulfat,
(C = corrosive) asam klorida, dan kalium
Hindarkan bahan ini dari hidroksida.
kontak langsung dengan
tubuh, karena dapat
membunuh jaringan hidup,
seperti kulit dan mata.
Bahan Berbahaya bagi Tributil timah klorida,
Lingkungan Tetraklorometan, Petroleum
(Dengerous For the bensin.
Environment)
Hindari kontak atau
bercampur dengan
lingkungan yang dapat
membahayakan makhluk
hidup.

Daftar Pustaka
i. https://hamdikaputra95.blogspot.com/2017/10/makalah-mesin-tetas-
telur.html
ii. https://www.google.com/search?q=lambang+lambang+bahaya+di+laboratoriu
m+fisika&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjts6uhvN_j
AhWN_XMBHfCLBDkQ_AUIESgB&biw=1366&bih=576#imgrc=_
iii. http://citra1401.blogspot.com/2011/04/pengaruh-faktor-fisika-dalam-
budidaya.html
iv. Ruangguru
v. Buku fisika mandiri

Anda mungkin juga menyukai