PENDAHULUAN
shwetekusta,suitra, behak, dan beras. Kata vitiligo sendiri berasal dan bahasa latin,
yakni vitellus yang berarti anak sapi, disebabkan karena kulit penderita berwarna
putih seperti kulit anak sapi yang berbercak putih. Istilah vitiligo mulai
diperkenalkan oleh Celsus, ia adalah seorang dokter Romawi pada abad kedua2
mengenaisemua ras dan kedua jenis kelamin, Pernah dilaporkan bahwa vitiligo
yang terjadi padaperempuan lebih berat daripada laki-laki, tetapi perbedaan ini
masalah kosmetik. Penyakit jugadapat terjadi sejak lahir sampai usia lanjut dengan
Penyebab vitiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Namun, diduga
vitiligo mempunyai penyakit yang sama pada orangtua, saudara, atau anak mereka.
Pernah dilaporkan juga kasus vitiligo yang terjadi pada kembar identik 3,4.
1. Faktor mekanis
Pada 10-70% penderita vitiligo timbul lesi setelah trauma fisik, misalnya setelah
tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi.
1
2. Faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A
Pada 7-15% penderita vitiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atauUV
A dan ternyata 70% lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang terpajan.
3. Faktor emosi/psikis
4. Faktor hormonal
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Kata vitiligo berasal dari bahasa latin, vitellus, yang memiliki arti 'veal'
(pucat, merah jambu). Penyakit ini adalah penyakit yang depigmentasi terbatas
yang didapat, dan ditemukan pada semua ras (Hunter et al., 2002).
Kata vitiligo mungkin berasal dari bahasa Yunani, vitelius, yang berarti
bercak putih pada lembu (Habif, 2003). Vitiligo adalah kehilangan pigmen yang
makula putih yang dapat meluas dan dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang
2. EPIDEMIOLOGI
berapapun, tersering pada usia 10-40 tahun, dengan dominasi pada perempuan.
dari 200 orang. Di Eropa, sekitar 0,5% populasi menderita vitiligo. Di India,
3
Umumnya vitiligo muncul setelah kelahiran, dapat berkembang di masa
vitiligo dijumpai baik pada pria maupun wanita, tidak berbeda signifi kan dalam
hal tipe kulit atau ras tertentu. Pada 25% kasus, dimulai pada usia 14 tahun;
(APS2). Vitiligo juga terkait erat dengan berbagai penyakit autoimun organ
areata, dan penyakit Addison. Tiroiditis Hashimoto paling sering dijumpai pada
Penyebab dari vitiligo belum diketahui dengan pasti dan terdapat berbagai
Penyakit Kulit dan Kelamin (2011), vitiligo juga memiliki 2 bentuk yang
4
a. Fokal: satu atau lebih makula pada satu area, namun tidak
segmental,
b. Segmental: satu atau lebih makula pada satu area dengan distribusi
vitiligo masih belum diketahui. Perkembangan yang pesat telah terjadi pada 2
dekade yang lalu. Teori yang berkaitan dengan vitiligo adalah autoimun,
genetik sangat signifikan pada kasus vitiligo (Halder dan Taliaferro, 2008).
5
dengan adanya infeksi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Ada juga pengaruh genetik pada kejadian munculnya vitiligo yakni ditandai
dengan penetrasi yang tidak sempurna, berbagai tempat yang rentan, dan jenis
genetik yang beragam. Vitiligo yang diturunkan bisa melibatkan gen yang
Beberapa jenis HLA dengan vitiligo pada berbagai studi termasuk A2, DR4,
lain yang berkaitan dengan vitiligo, tetapi ada makna dari beberapa hubungan
ini yang masih diperdebatkan. Bukti yang paling meyakinkan pada patogenesis
6
Sebagai tambahan pada keterlibatan mekanisme imun humoral di
patogenesis vitiligo, terdapat bukti yang kuat dimana terdapat indikasi proses
imun selular. Kerusakan pada melanosit bisa secara langsung dimediasi oleh
CD8+ yang reaktif pada melanA/Mart-1 (melanoma antigen yang dikenali oleh
sel T ), glikoprotein 100, dan tirosinase telah dilaporkan pada pasien dengan
di lapisan melanoma dan pada pasien vitiligo memiliki struktural yang sama
4. GEJALA KLINIS
berdiameter 0,5-5 cm, dapat disertai gatal atau panas, namun keluhan terutama
generalisata (nonsegmental). Fokal; vitiligo terbatas pada satu atau dua area
tubuh. Segmental; hilangnya warna hanya pada satu sisi tubuh, bisa juga
mengenai minimal satu segmen atau lebih. Bersifat stabil dan unilateral.
Distribusinya sesuai dengan satu atau lebih dermatoma tubuh yang berdekatan
atau sesuai Blaschko’s lines. Sering dimulai di masa anak-anak. Onset cepat.
Sering terjadi pada wajah. Biasanya tidak disertai penyakit autoimun lainnya.
7
Generalisata (nonsegmental); terbanyak dijumpai, hilangnya pigmen tersebar
gesekan, dan cenderung mudah trauma, seperti di: jari-jari, persendian (siku,
lutut), aksila, pergelangan tangan, pusat, sekitar mata, hidung, telinga, mulut,
lipat paha, genitalia, dan anus. Dapat dimulai di masa anak, namun biasanya
keluarga atau personal. Sering kambuh lagi di tempat sama (in situ) setelah
pigmen di seluruh area permukaan tubuh. Presentasi klinis paling umum adalah
1. Localized, terbagi tiga: fokal (satu makula atau lebih dengan distribusi
sederhana), unilateral (satu makula atau lebih di salah satu bagian tubuh,
membran).
8
terbatas pada ekstrimitas distal dan wajah), mixed atau campuran
gesekan, seperti: punggung tangan, kaki, siku, lutut, tumit. Pada kasus
memudar menjadi agak putih atau keabu-abuan; warna retina berubah atau
hilang. Vitiligo juga dapat mengenai bagian tubuh yang menonjol dan
biasa yang dinamakan tipe confetti, ciri khasnya adalah memiliki beberapa
9
makula hipomelanotik, discrete, dan amat kecil (tiny). Peradangan pada
diri, cemas, stres, hingga depresi, ditambah beban psikologis akibat stigma
negatif dari sebagian orang yang meyakini takhayul bahwa vitiligo ini
Tengah).
diri.
5. PATOGENESIS
Penyebab vitiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Namun,
diduga ini adalah suatu penyakit herediter yang diturunkan secara poligenik
dari penderita vitiligo mempunyai penyakit yang sama pada orangtua, saudara,
atau anak mereka. Pernah dilaporkan juga kasus vitiligo yang terjadi pada
kembar identic.
seseorang2:
10
1. Faktor mekanis
misalnya setelah tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan
kimiawi.
matahari atau UVAdan ternyata 70% lesi pertama kali timbul pada bagian
4. Faktor hormonal
patofisiologi penyakit ini masih menjadi teka-teki. Sampai saat ini terdapat 3
1. Hipotesisautoimun
tersebut belum diketahui secara pasti. Teori ini juga berdasarkan adanya
11
autoimun. Autoantibodi organ spesifik untuk tiroid, sel parietal lambung,
dan jaringan adrenal lebih sering ditemukan pada serum pasien dengan
profil sel-T yang abnormal pada pasien vitiligo dengan penurunan sel T-
helper .
2. Hipotesisneurogenik
Didasarkan pada interaksi dari melanosit dan sel saraf. Hipotesis ini
melanin. Namun, studi baru pada penanda neuropeptida dan saraf pada
3. Hipotesisneurogenik
melanin yang beracun. Hipotesis ini berdasarkan temuan klinis dari vitiligo
yang memilik efek mematikan pada fungsi melanosit. Senyawa ini juga dapat
12
melanosit yang progresif oleh sel-T sitotoksi, lainnya ditentukan secara
6. FAKTOR RISIKO
secara pasti, namun beberapa pakar menduga kondisi ini dipicu oleh sejumlah
seperti:
Melanin yang menentukan warna kulit dan melindungi kulit dari efek buruk
sinar matahari.
7. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
anamnesis ditanyakan:
a. awitan penyakit
b. riwayat keluarga tentang timbulnya lesi dan uban yang timbul dini
13
d. kemungkinan faktor pencetus, misalnya stres, emosi, terbakar surya,
2. Pemeriksaan Fisik
lesi, tempat lesi pertama kali muncul (tangan, lengan, kaki, muka dan bibir),
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Diagnostik
lain.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan Histopatologi
14
Dengan pewarnaan hematoksilin eosin (HE) tampaknya normal
8. DIAGNOSIS BANDING
9. PENATALAKSANAAN
untuk menggunakan penutup muka agar bagian yang terkena vitiligo tidak
tampak, dan diberikan edukasi kepada pasien berupa penjelasan kepada pasien
dijelaskan bahwa prinsipnya adalah hanya menyamarkan lesi yang ada supaya
dari segi kosmetik pasien dapat lebih percaya diri. Edukasi yang tidak kalah
cara penggunaanya.
Farmakologi
ultraviolet gelombang panjang (ultraviolet A). Dosis psoralen adalah 0.6 mg/kg
15
berat badan dan 2 jam sebelum penyinaran selama 6 bulan sampai setahun.
Pengobatan dengan psoralen secara topikal yang dioleskan lima menit sebelum
Pada usia dibawah 18 tahun hanya diobati secara topikal saja dengan salep
dioleskan pada lesi. Setelah didiamkan 15 menit lalu dijemur selama 10 menit.
digabung dengan kapsul metoksalen (10 mg). Obat tersebut dimakan 2 kapsul
(20 mg) 2 jam sebelum dijemur, seminggu 3 kali. Bila lesi lokalisata, hanya
mengobati vitiligo yang lebih luas dari 50% permukaan kulit dan tidak berhasil
16
Depigmentasi dapat terjadi setelah 2-3 bulan dan sempurna setelah 1 tahun.
Kemungkinan akan timbul kembali pigmentasi yang normal pada daerah yang
terpajan sinar matahari dan pada penderita berkulit gelap sehingga harus
17
dicegah dengan tabir surya (Soepardiman, 2011). Cara lain ialah tindakan
pembedahan dengan tandur kulit, baik pada seluruh epidermis dan dermis,
maupun hanya kultur sel melanosit. Daerah ujung jari, bibir, siku, dan lutut
10. KOMPLIKASI
Gangguan pendengaran
11. PROGNOSIS
18
BAB III
KESIMPULAN
pasti. Namun, beberapa faktor diduga bisa menjadi pencetus untuk penyakit ini.
Begitu juga, telah banyak hipotesis yang diungkapkan oleh para peneliti untuk
Tidak adanya melanosit pada lapisan kulit, merupakan tanda khas penyakit ini.
Gambaran ruam vitiligo dapat berupa makula hipopigmentasi yang lokal sampai
universal. Daerah tangan, pergelangan tangan, lutut, leher dan daerah sekitar lubang
menegakkan diagnosis vitiligo.Terapi vitiligo sendiri sampai saat ini masih kurang
memuaskan. Tabir surya dan kosmetik covermask bisa menjadi pilihan terapi yang
murah dan mudah serta dapat digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan
terapi lainnya. Kortikosteroid topikal juga dapat menjadi terapi inisial untuk
terapi apabila terapi lain memang tidak berhasil. Khusus untuk vitiligo dengan luas
permukaanya lebih dari 50% dan pengobatan psoralen tidak berhasil, dapat dipilih
terapi depigmentasi agar seluruh kulit memiliki warna yang seragam. Prognosis
vitiligo masih meragukan dan bergantung pula pada kesabaran dan kepatuhan
19