Nim : 1161050247
Tanda tangan :
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650
Telp. (021) 95380533
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Undang-Undang
No.25 Tahun 2005 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonomi mengamanatkan agar dilakukan serangkaian untuk
meningkatan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Program Perbaikan
Gizi. Program pertama dikenal sebagai Perbaikan Gizi dilakukan melalui dua (2)
pendekatan, yaitu individu dan masyarakat. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
melibatkan masyarakat secara aktif untuk mengenal keadaan kesehatan dan gizi
melalui pemantauan pertumbuhan anak dengan kegiatan penimvangan bulanan.
Tabel 1
No RW RT
1 03 12
2 05 10
Jumlah 02 22
Diagram 1
Cakupan Wilayah
3. Kependudukan
Wilayah puskesmas kelurahan pondok ranggon II merupakan daerah yang
penduduknya cukup padat. Penyebaran penduduknya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2
Data Penduduk Menurut RW
Diagram 2
Data Penduduk Menurut RW
1. Puskesmas :1
2. Praktek dokter umum :1
3. Praktek dokter gigi :1
4. Praktek dokter spesialis : -
5. Bidan :1
6. BKIA :-
7. RB :-
8. Apotek :1
9. Klinik :1
10. Karang Balita / PAUD :2
Diagram 3
Sumber Dana Puskesmas Kelurahan Pondok Ranggon II Tahun 2016
Grafik 4
Jumlah Total Kunjungan Pasien Puskesmas
Kel. Pondok Ranggon II thn. 2017
Tabel 5
Jumlah Kunjungan Puskesmas Kel. Pdk Ranggon thn. 2017
Diagram 5
Jumlah Kunjungan Puskesmas Kel. Pdk Ranggon thn. 2017
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kunjungan BPJS lebih banyak daripada
pasien berbayar, hal ini dikarenakan pasien yang berkunjung ke puskesmas
kelurahan pondok ranggon lenih dari 3 ribu warga setelah memiliki kartu BPJS
agar warga memiliki kartu BPJS dari total 7 ribu warga kelurahan pondok
ranggon II
Diagram 7
10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kel. Pondok Ranggon II thn.2016
Struktur Organisasi
Document Control
Nadwah Finka Aufia
Farmasi
Rahayu Widya Gizi
Nadwah Finka
Kesling
v
Yoke Brilian
18 Pembinaan pengobatan √
tradisional
19 Kesehatan remaja √ Kekurangan
SDM
20 Dana sehat √ BPJS
PENUNJANG
1 Puskesmas pembantu √
2 Puskesmas keliling √
3 Bidan desa(2 bidan) √
Ranggon II
Upaya Perbaikan Gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu
gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaan atau
status gizi, terutama status gizi kurang atau status gizi buruk, serta
mempertahankan status gizi baik.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberikan manfaat bagi
bayi dari sisi aspek gizi (kolostrum yang mengandung Imunoglobulin A (Ig
A), Whei-Casein, Decohexocasein (DHA), dan Arachidonic (AA), dengan
komposisi sesuai. Aspek imunologik selain IgA, terdapat Laktoferin, Lysosim,
dan jenis leukosit yaitu Brochus-Associated Lymphocyte (BALT), Gut
Associated Lymphocyte Tissue (GALT), Mammary Associate Lymphocyte
Tissue (MALT). Serta aspek ppsikologis yaitu interaksi dan kasih saying
antara anak dan ibu, aspek kecerdasan, aspek neurologis (aktivitas menyerap
ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomi serta aspek
penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi / MAL).
Berdasarkan data pada tahun 2017, cakupan bayi yang diberikan ASI eksklusif
di wilayah puskesmas kelurahan Pondok Ranggon II sebanyak 68,32% dari
jumlah bayi.
b. Pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI pada anak umur 6-24 bulan, yaitu pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari,
dan pemberian PMT Pemulihan pada balita sesuai dengan tatalaksana gizi di
wilayah puskesmas kecamatan pondok ranggon II.
Berdasarkan data pada tahun 2017 cakupan bayi yang diberikan ASI eksklusif
di wilayah puskesmas kelurahan pondok ranggon II sebanyak 27%.
c. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita
Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak menjadi rentan terkena
penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernapasan atas, campak, dan diare.
Kekurangan vitamin pada ibu hamil juga berisiko meningkatkan kebutaan.
Pemberian vitamin A di wilayah puskesmas kelurahan Pondok Ranggon II
mengikuti jadwal yang telah pemerintah tetapkan, yaitu bulan Februari dan
Agustus. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita tahun 2017
sebesar 100%.
d. Pemantauan status gizi balita
Pengukuran status gizi dengan inikator berat badan menurut umur (BB/U)
merupakan salah satu indeks antropometri yang memberikan gambaran massa
tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak
seperti terkena penyakit infeksi, menurunnya nafsu kana atau menurunnya jumlah
makanan yan dikonsumsi. Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan / status gizi
balita dilakukan melalui penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan.
Cakupan jumlah balita dirimbang di puskesmas kelurahan pondok ranggon II
tahun 2017 sebesar 71,12% dari jumlah balita yang dilaporkan. Dari jumlah balita
ditimbang
e. Pemberian Tablet Fe
Tablet zat besi (Fe) adalah suatu tablet mineral yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Tablet ini sangat diperlukan oleh ibu
hamil. Sudah selayaknya seorang ibu hamil mendapatkan minimal 60 tablet Fe
selama kehamilan yang diberikan secara gratis. Tablet Fe sangat penting bagi ibu
karena dapat mencegah terjadinya anemia defisiensi besi, mencegah terjadinya
perdarahan saat persalinan, meningkatkan asupan nutrisi, sehingga menurunkan
angka kematian ibu.
Wanita hamil yang mendapatkan tablet Fe (90 tablet) pada tahun 2017 di wilayah
puskemas kecamatan Cipayung sebanyak 5.256 orang dari 5.401 wanita hami di
wilayah tersebut.
BAB II
EVALUASI PROGRAM
INPUT KETERANGAN
Kader-kader Posyandu :
Menggiatkan upaya perbaikan gizi di masyarakat
2. Money Keuangan program gizi di puskesmas kelurahan ini diatur oleh puskesmas kecamatan,
yaitu Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Sebagian besar diberikan dalam bentuk barang seperti susu formula, vitamin dan
biskuit MP-ASI
3. Material Sarana dan prasarana kegiatan UPG sudah sesuai dengan standar :
1. Alat
Dacin 25 kg, tempat penggantung, dan sarung timbang
Timbangan bayi, Timbangan injak
Alat ukur panjang badan/tinggi badan
Pita Lila, Pita LK (menggunakan meteran)
2. Bahan
KMS, KIA
Formulir Pencatatan dan Pelaporan
3. Obat
Kapsul Vitamin A 100.000 IU (kapsul biru)
Kapsul Vitamin A 200.000 IU (kapsul merah)
Tablet tambah darah 200 mg Ferosulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25
mg asam folat
Oralit
4. Prasarana
Meja dan kursi
Lokasi kegiatan
4. Method Cara-cara yang dilakukan dalam upaya perbaikan gizi mengikuti pedoman UPGK
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, antara lain :
1. Analisa situasi dan identifikasi masalah
2. Penyuluhan gizi dan kesehatan
3. Pemantauan pertumbuhan balita
4. Konseling gizi
5. Pemberian paket pertolongan gizi
6. Evaluasi
PROSES A.Kegiatan Dalam Gedung
1. Pemantauan pertumbuhan balita
Pemantauan pertumbuhan dilakukan terhadap balita usia 0-59 bulan, oleh
kader dan petugas kesehatan yang berkompeten
Pemantauan pertumbuhan dilakukan berkala setiap bulan
Hasil pemantauan tersebut didokumentasikan dan dilaporkan setiap bulan
secara berjenjang.
Penilaian status pertumbuhan berdasarkan pada kenaikan BB
Status pertumbuhan balita di evaluasi dan di umpan balik kepada
orangtua/pengasuh
Pada setiap pelaksana pemantauan, dilakukan PMT, penyuluhan
Setiap gangguan pertumbuhan ditindaklanjuti melalui konseling, PMT, dan
rujukan
2. Konseling Gizi
Konseling dilaksanakan oleh ahli gizi puskesmas terhadap individu yang
memiliki masalah gizi, poli PTM, lansia dengan penyakit DM, Hipertensi,
asam urat, dll
Konseling gizi pasien rujukan dari poli MTBs
Konseling gizi pada pasien rujukan dari Poli Kesehatan Ibu
balita KEP,
Kelompok Pendukung
(KP)-Ibu,
KEK
KEK
Pesantren
OUTPUT
a. Konseling gizi
kepada pasien yang dirujuk dari poli umum , poli MTBS, poli KIA, dan sesuai
penyakit/ mkasalah yang diderita. Berikut kunjungan poli gizi selama bulan Januari-
Desember 2017:
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Hipertensi 10 8 0 2 9 4 3 3 6 5 0 6
Diabetes 4 4 0 2 1 3 4 3 3 0 1 2
Kolestrol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Asam urat 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Anemia 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 1
Bumil
KEK 1 2 10 0 0
1 0 4 0 1 1 0
Bumil
Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jantung 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 17 12 6 4 12 24 8 7 11 5 1 9
b. SKDN
dipantau melalui Posyandu setiap bulannya, untuk data SKDN dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Bulan S K D N
Keterangan :
Keterangan :
Dari data di atas terlihat cakupan balita yang memiliki KMS tiap bulan bervariasi
tetapi hampir mencapai 100% setiap bulannya. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S)
setiap bulan masih rendah, namun hampir mendekati SPM yaitu di bulan Februari
sebesar 91,05%. Cakupan hasil penimbangan (N/D) tiap bulan masih rendah, jumlah
balita yang naik berat badannya masih rendah bila dibandingkan dengan target SPM
penyakit infeksi saluran pernapasan atas, campak, dan diare. Pemberian vitamin A di
diberikan pemerinyah yaitu yaitu bulan Februari dan Agustus. Data diambil dari
L P L+P
L P L+P S % S % S %
L P L+P
L P L+P S % S % S %
Cakupan pemberian vitain A pada tahun 2016 untuk balita usia 6-11 bulan adalah
100% dan untuk balita 12-59 bulan adalah sebesar 100% berdasarkan data yang
diperoleh didapatkan bahwa cakupan vitamin A di kelurahan Pondok Ranggon II
telah memenuhi target Nasional.
Selain pada bayi dan balita, vitamin A juga diberikan kepada ibu nifas yang
berfungsi untuk mempercepat proses pemulihan dan juga untuk meningatkan produksi
Ibu Nifas
181 S %
178 98.3
Cakupan vitamin A pada ibu nifas telah mencapai target nasional sebesar 95%
Tablet zat besi (Fe) adalah tablet yang sangat dibutuhkan untuk membentuk
sel darah merah (hemoglobin), dan sangat diperlukan oleh ibu hamil. Sudah
secara gratis. Tablet Fe penting untuk mencegah anemia defisiensi besi, mencegah
perdarahan pada saat persalinan, meningkatkan asupan nutrisi bagi janin. Hal tersebut
Jumlah Ibu yg
Bulan Sasaran
mendapat tablet %
Fe
Januari 0 0 -
Februari 50 50 100
Maret 72 72 100
April 68 65 95,6
Mei 0 0 -
Juni 32 32 100
Juli 20 20 100
Agustus 44 42 95.4
September 43 43 100
Oktober 35 35 100
November 61 59 96,7
Desember 0 0 -
Balita dengan berat badan dibawah garis KMS dikatakan sebagai balita Bawah
Garis Merah (BGM). Balita BGM perlu dilihat kembali dan diukur tinggi/ panjang
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehtan RI Nomor : 1995/ Menkes/ SK/ XII/ 2010
Jumlah
1 Januari 2 1 3
2 Februari 4 2 6
3 Maret 2 2 4
4 April 2 1 3
5 Mei 2 1 3
6 Juni 1 1 2
7 Juli 2 0 2
8 Agustus 1 4 5
9
Jumlah Kasus Sept 1 3Status Gizi Awal (Sebelum
4 PMT)
10 Okt 0 3 3
11 Nov 1 2 3
12 Des 0 2 2
Cipayung. Tabel tersebut menunjukkan perkembangan status gizi balita dengan KEP
yang telah mendapatkan PMT selama 90 hari oleh pihak puskesmas kelurahan pondok
ranggon II. Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka status gizi kurang dari 2
kasus menjadi 1 kasus. Keberhasilan ini dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor
2. Jumlah Ibu Hamil Resiko KEK dengan LiLA <23,5 cm yang telah
mendapatkan PMT
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
1 Januari 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Februari 0 0 1 0 1 0 0 2
3 Maret 0 0 0 0 0 0 0 0
4 April 0 1 0 0 1 0 0 2
5 Mei 0 1 0 0 1 1 0 3
6 Juni 0 1 0 0 0 0 0 1
7 Juli 0 0 0 1 0 2 0 3
8 Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0
9 September 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Oktober 1 0 1 0 0 1 0 2
11 November 0 0 0 0 0 0 0 0
12 desember 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel diatas menunjukkan penurunan jumlah ibu hamil resiko Kurang Energi Kronik (KEK)
setelah mendapatkan PMT oleh puskesmas yang dibantu oleh kader setiap Posyandu yang
membawahi beberapa RW. Program ini juga dibantu dengan program KP-Ibu (Kelompok
BAB III
PEMBAHASAN
PEMECAHAN MASALAH
1 Penemuan kasus BGM yang Permasalahan balita di Bawah Evaluasi setiap bulan
melampaui target Garis Merah (BGM) sudah seusai kegiatan
menjadi siklus berantai yang sulit antropometri berkala.
diputuskan. Mengikutsertakan tim
Gizi buruk = faktor internal puskesmas, kader, dan
(infeksi, gangguan penyerapan juga seluruh orang tua
makanan, dll) + faktor eksternal yang memiliki bayi +
(intake makanan dari keluarga). balita
Setelah melakukan evaluasi, Memaparkan secara
ditemukan bahwa faktor eksternal terbuka masalah gizi
yang menjadi masalah utama di posyandu tersebut
penyuluhan mengenai
malnutrisi, 1000
HPK. PMT
Penggiatan PMT
melalui home visit
dan memantau
perbaikan gizi oleh
kader
2 Ibu Hamil dengan Resiko Permasalahan ibu hamil dengan Puskesmas kelurahan
resiko KEK mengalami fluktuasi, pondok ranggon II
KEK yang dipengaruhi oleh sudah memiliki
ketidaktahuan ibu mengenai program yang baik
konsumsi pangan yang sesuai yaitu KP (kelompok
dengan kehamilan. Beberapa pendukung) Ibu,
kasus dimana ibu hamil sulit dengan sasaran ibu
makan karena rasa mual dan hamil, ibu menyusui,
muntah (hiperemsis gravidarum) ibu nifas, ibu yang
pada trimester pertama. mempunyai batita,
Ketidaktahuan keluarga terdekat suami siaga, ibu /
(suami, ibu) juga sangat mertua, dan keluarga.
berpengaruh terhadap kondisi Target dikumpulkan
KEK, misalnya menuruti di RW masing-masing
keinginan ibu hamil yang tidak untuk dilakukan
mau makan karena khawatir, atau pemantauan
menuruti “ngidam” ibu hamil kesehatan, serta
yang tidak baik untuk kondisi penyuluhan. Tetapi
kehamilan. program ini kurang
mendapatkan
perhatian masyarakat.
Sehingga perlu
dilakukan sounding /
pemberitaan yang
dibuat secara menarik
seperti penyebaran
brosur, pengumuman
melalui media sosial,
sehingga target
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari input, proses, dan output pada program
Upaya Perbaikan Gizi di Puskesmas Kelurahan Pondok Ranggon II, dapat disimpulkan
1. Tidak semua program berjalan dengan lancar. Hal ini diperngaruhi oleh beberapa faktor,
seperti kurangnya SDM dari bidang gizi, serta perilaku masyarakat yang sulit diubah
Gizi (selain SDM) sudah mmenuhi standar sesuai pedoman UPGK yang dikeluarkan
3. Para petugas program gizi di Puskesmas Kelurahan Pondok Ranggon II sejauh ini dapat
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Kelurahan Pondok Ranggon II perlu menambah sumber daya manusia
teritama di bidang gizi untuk menanggulangi permasalah gizi yang cukup rumit.
2. Perlu ditingkatkan pendekatan kepada para kader posyandu dan masyarakat terutama
ibu-ibu balita dan ibu hamil agar kesadaran akan status gizi dapat terwujud secara
optimal.
3. Perlunya peningkatan pembinaan kader oleh tenaga medis yang kompeten (dokter
umum, bidan, ahli gizi, kesehatan lingkungan, farmasi), sehingga bukan hanya memiliki
jumlah yang memadai, melainkan kualitas dan kinerja yang memadai. Sehingga dapat
membantu pihak puskesmas dalam mewujudkan upaya perbaikan gizi keluarga dan
masyarakat.