Pentingnya Pengelolaan Sampah Di Kota Kupang
Pentingnya Pengelolaan Sampah Di Kota Kupang
BAB I
PENDAHULUAN
o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Dapat dibagi lagi menjadi :
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. (id.wikipedia.org, 2010)
2.3 Dampak Buruk Sampah
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila
sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan
menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang
dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan
lain-lain) yang membawa kuman penyakit.
Lalat hidup dari sisa makanan dan berkembang biak ditempat sampah. Lalat dapat
menjadi pembawa utama dari kuman bakteri yang menyebabkan diare karena mudah hinggap di
makanan atau peralatan makan. Tikus diketahui dapat membawa penyakit seperti tipus,
leptosprirosis, salmonellosis, pes dan lain-lain. Sedangkan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan
lain-lain) dapat membawa berbagai bakteri yang menyebabkan penyakit disentri dan diare.
Nyamuk akan beranak-pinak di air yang tidak bergerak di sekitar sampah yang tercecer dan
dapat menyebabkan malaria bahkan demam berdarah.
Binatang yang besar akan senang membuang kotoran di tempat sampah, yang pada
gilirannya akan menyumbang pada jalur transmisi kuman yang mempengaruhi kesehatan
manusia dan lingkungannya.
Sampah yang dibuang di jalan dapat menghambat saluran air yang akhirnya membuat air
terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat berkubang bagi nyamuk penyebab malaria.
Sampah yang menyumbat saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air
dalam got yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah akan kembali masuk ke dalam rumah
sehingga semua kuman, kotoran dan bibit penyakit masuk lagi ke dalam rumah.
Tumpukan sampah sering menjadi tempat bermain anak atau menjadi tempat anak
membuang hajat. Kenyataan ini membuat anak terpapar dan rentan terhadap dampak dari
akumulasi kuman penyakit yang ada di sampah, sehingga anak mudah terkena penyakit yang
dibawa oleh sampah. Selain diare, anak dapat terkena tetanus yang dapat mengakibatkan
kematian hanya karena tergores oleh logam bekas di tempat sampah. (esp.or.id)
BAB III
PEMBAHASAN
Volume sampah yang dihasilkan Kota Kupang dapat dilihat dari tabel berikut :
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa masih banyak sampah yang tidak terangkut ke TPA
dalam tiga tahun terakhir berkisar pada angka 31%. Sampah yang tidak terangkut itu masih
menumpuk di sekitar sumber sampah yang dibuang pada lahan-lahan kosong, dibiarkan di TPS
ataupun dibakar oleh masyarakat sekitar.
Tabel 3 Sarana Dinas Kebersihan
Kota Kupang, 2007 – 2009
Salah satu penyebab sampah tidak dapat diangkut ke TPA adalah karena keterbatasan
sarana yang tersedia.
1. Dampak terhadap Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum, penyakit
demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
2. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Dampaknya akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
3. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
4. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan :
a. Manusia merupakan penghasil sampah terbesar di Kota Kupang
b. Sampah yang dihasilkan penduduk Kota Kupang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
c. Volume sampah yang dapat diangkut ke TPA oleh pemerintah hanya 30%.
d. Masyarakat belum memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pengelolaan sampah.
e. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat berakibat pada
peningkatan volume sampah yang dihasilkan.
4.2 Saran :
Pemerintah Kota Kupang perlu lebih serius menangani masalah sampah.
Pengelolaan sampah hendaknya sedekat mungkin dengan sumber sampah.
Pengelolaan sampah hendaknya memperhatikan lingkungan sekitar.
Pemerintah Kota Kupang perlu lebih giat melakukan sosialisasi metode 4R dan pemilahan
sampah.
Pemerintah Kota Kupang harus melakukan pengelolaan sampah berbasis pada masyarakat.