Anda di halaman 1dari 258

PROSIDING

Seminar Nasional TEKNOKA


(Teknologi, Kualitas dan Aplikasi)
ke - 2
2017

“INOVASI DAN PENDAYAGUNAAN


TEKNOLOGI UNTUK
INDONESIA BERKEMAJUAN”
PROSIDING
Seminar Nasional TEKNOKA
(Teknologi, Kualitas dan Aplikasi) ke - 2
ISSN Cetak 2502-8782 / ISSN Online 2580-6408

Reviewer (Penelaah)
1. Ir. Harry Ramza, MT., PhD, MIPM (Program Studi Teknik Elektro, FT-UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
2. Dr. Sugema, M.Kom (Program Studi Teknik Informatika, FT-UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
3. Dr. Dan Mugsidi, MT (Program Studi Teknik Mesin, FT - UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
4. Paramita Mirza, PhD (Max-Planck-Institut für Informatik,  (Saarbrücken, Germany).
5. Dr. Ir. Yohannes Dewanto (Program Studi Teknik Elektro, FT - Universitas Surya Darma, Jakarta -
Indonesia).
6. Dr. Herna Dewita (Program Studi Teknik Mesin, FT - Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia).
7. Joko Siswantoro, MS, PhD (Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surabaya, Surabaya -
Indonesia).
8. Dr. Eng. Hendra, MT (Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu, Bengkulu - Indonesia).

Ketua Editor
Ir. Harry Ramza, MT, PhD, MIPM

Editor Anggota
Arien Bianingrum, S.Sos
Drs Arjoni Amir, MT
Atiqah Meutia Hilda, S.Kom, M.Kom
Dwi Astuti Cahyasiwi, ST, MT
Estu Sinduningrum, SST, MT

Administrator
Herman Fauzi

Alamat
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jalan Tanah Merdeka No. 6, Kp Rambutan, Jakarta 13540
Telp : +62 21 8400941 / Faks : +62 21 8778 2739

Teknoka@2017

ii
Kata Sambutan
Ketua Pelaksana

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua,sehingga buku Prosiding
Seminar Nasional Teknologi “TEKNOKA 2” yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA tanggal 4 November 2017 dapat terwujud.
Buku prosiding ini memuat sejumlah artikel hasil penelitian Bapak/Ibu Dosen Fakultas Teknik UHAMKA,
dosen dari perguruan tinggi lain, hasil penelitian kolaboratif antara dosen dan mahasiswa, serta dari peneliti
lain. Untuk itu perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah memfasilitasi pelaksanaan seminar
ini.
2. Dekan beserta seluruh jajaran Pimpinan Fakultas Teknik UHAMKA, serta Panitia Seminar Nasional
Teknologi ini yang telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam menyukseskan kegiatan
seminar ini.
3. Bapak/Ibu Dosen, Peneliti dan Mahasiswa yang telah menyumbang artikelnya dalam seminar ini.

Semoga prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, untuk kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Mohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan baik
dalam penyelenggaraan seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini. Saran dan kritik yang
membangun sangata kami harapkan demi kesempurnaan prosiding ini.

Jakarta, November 2017


Ketua Panitia,

Mia Kamayani, S.T., M.T.

iii
Kata Sambutan
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia dari Allah SWT serta upaya dari seluruh Team Teknoka II, Proceeding
Teknoka II dalam rangka seminar Nasional Teknologi (Teknoka II) Fakultas Teknik UHAMKA dapat tersusun dan
terbit pada saat seminar Teknoka ini dilaksanakan.
Proceeding ini memuat Artikel dari Dosen, Peneliti dan Mahasiswa baik dari internal UHAMKA maupun dari
luar UHAMKA, yang mengikuti kegiatan Seminar Teknologi (Teknoka II) yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof.DR,HAMKA pada tanggal 4 November 2017, di Aula Ahmad Dahlan, Kampus
UHAMKA Jl.Tanah Merdeka, Jakarta Timur.
Pimpinan Fakultas Teknik UHAMKA menyampaikan Ucapan Terimakasih Kepada Pimpinan UHAMKA,
Seluruh Civitas AKademika Fakultas Teknik UHAMKA, Panitia Teknoka II, para sponsor dan semua pihak yang
telah mendukung terselenggaranya acara seminar nasional dan terbitnya buku Teknoka II ini.
Semoga Buku Proceeding Teknoka II ini dapat memberikan manfaat buat kita semua, Mohon maaf jika masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan buku Proceeding ini, semoga kedepan kami dapat memperbaikinya.

Jakarta, November 2017.


Dekan,

Dr. Sugema, M.Kom.

iv
DAFTAR ISI

TEKNIK INFORMATIKA
I - 1 Perancangan Knowledge Management System (KMS) Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas Negeri di Jakarta Selatan
Herlinda, Intan Mutia, Atikah
I - 9 Pengembangan Aplikasi Math Mobile Learning Bangun Datar Berbasis Android pada
Materi Segitiga dan Segiempat Pelajaran Matematika di Tingkat SMP
Wahyudin Wisudawan1*, Benny Hendriana1, Ishaq Nuriadin1, Harry Ramza2*
I - 15 Audit Aplikasi Zahir di PT Radisa Mahardi Rekatama Menggunakan Framework
COBIT 5
Ardi Gunawan, Johanes Fernandes Andry
I - 23 Pemanfaatan Open Source untuk Internal dan Eksternal DNS Di Perusahaan
Agni Isador Harsapranata
I - 30 Perancangan Enterprise Architecture Mengunakan Togaf Architecture Development
Method (Studi Kasus: Yakuza Gym Jakarta Barat)
Suryadi, Johanes Fernandes Andry
I - 37 Pengembangan Mobile Learning Aplikasi Castle Math Berbasis Sistem Operasi Android
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Tingkat SMP/MTs
Barqilatief Mujasir, Ishaq Nuriadin, & Benny Hendriana
I - 45 Audit Sistem Informasi pada Aplikasi Accurate Menggunakan Model Cobit
Framework 4.1 (Studi Kasus: Pt. Setia Jaya Teknologi)
Iskandar Budiman Sukmajaya1*, Johanes Fernandes Andry2
I - 55 Perbedaan Solusi Masalah Instalasi Jaringan Multi Tahap dalam Proses Koneksi
Menggunakan Algoritma Modifikasi Prim dan GNU Octave
Wamiliana, Warsono, Mas Dafri Maulana
I - 59 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan
Pada Pendugaan Area Kecil
Widiarti, Rifa Rahma Pertiwi, & Agus Sutrisno
I - 64 Pendugaan Parameter Model Produksi Constant Elasticity of Subtitutions (CES) Dengan
Metode Kuadrat Terkecil Nonlinear
Dian Kurniasari, Noferdis Setiawan, Warsono dan Yeftanus Antonio
I - 71 Perancangan Media Pembelajaran Virtualisasi Masjidil Harram Dengan Virtual Reality
Nurhadi Zakiyan, Estu Sinduningrum, & H. Irfan

v
I - 79 Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak Sistem Manajemen Pelaporan Kegiatan Berbasis
Web Peringatan Berbasis Email
Ritzkal1, Moh. Subchan2
I - 85 Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap
Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Mustarum Musaruddin, Ahmad Munawir, & Sahabuddin Hay
I - 92 Penjadwalan Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun Menggunakan Metode Forward Chaining
Yana Adharani1* , Popy Meilina2
I - 100 Pencarian Full Text pada Koleksi Skripsi Fakultas Teknik Uhamka Menggunakan Metode
Vector Spacemodel
Miftahul Ari Kusuma, Mia Kamayani, & Arry Avorizano
I - 107 Pembangunan Sistem Mobile Monitoring Keamanan Web Aplikasi Menggunakan
Suricata Dan Bot Telegram Channel
Dias Utomo, Muchammad Sholeh*, Arry Avorizano
I - 114 Implementasi Active Directory Singgle Domain pada Anak Perusahan Akita Jaya
Mobilindo Jakarta
Ahmad Rais Ruli
I - 120 Penerapan Logika Fuzzy pada Alat Pengering Lada Otomatis Berbasis Microcontroller
Dht 22
Aprianda*, Atiqah Meutia Hilda, Gunarwan Prayitno

TEKNIK ELEKTRO
E - 1 Pengaruh Bentuk Bluff Body Terhadap Tegangan Listrik yang Dihasilkan Piezoelektrik
dengan Sistem Kantilever
Adhes Gamayel
E - 6 Perancangan Kontroler untuk Turbin Angin Skala Kecil
Muhammad Rinaldy Robiansyah
E - 16 Desain dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram untuk Orang
Berkebutuhan Khusus
Ardhan Dwi Meirika Surachman, Mohammad Ramdhani, Ramdhan Nugraha
E - 24 Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa dengan Transformator Penggeser Fasa
I. M. Wiwit Kastawan
E - 31 Transfer Daya Nirkabel dengan Kopling Induksi
Supriyadi*, Edi Rakhman, Suyanto, Arif Rahman, Noor Cholis Basjaruddin
E - 38 Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban Untuk Prediksi Waktu
Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area
Arief Goeritno*, Wishnu Kurniawan Soekarna
E - 49 Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi
Gigabit Passive Optical Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat
Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun

vi
E - 58 Analisis Kelayakan Finansial Proyek PLTN SMR di Indonesia Dengan Pendekatan
Probabilistik: Studi kasus pengaruh penambahan jumlah variabel ketidakpastian
Nuryanti*, Suparman*, Elok S. Amitayani*

TEKNIK MESIN
M - 1 Analisis Sifat Mekanis Magnesium Melalui Uji Tarik
Uum Sumirat, Asari Djohar, Iwa Kuntadi, Sigit Supriatno
M - 4 Pengaruh Berat Bucket Terhadap Putaran dan Torsi pada Turbin Pelton
Ahmad Samil Mubarok*, M Yusuf Djeli, Dan Mugisidi
M - 10 Uji Eksperimental Pengaruh Fresnel pada Modul Surya10 W Peak dengan Posisi Sesuai
Pergerakan Arah Matahari
Muhidal Wasi*, Dan Mugisidi, Rifky
M - 18 Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Gelas Berlapis
Gugun Gundara
M - 23 Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk Pengembangan Industri
Logam
Muhammad Gunara
M - 29 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Korea Selatan: Pembelajaran Bagi
Indonesia
Tjipta Suhaemi
M - 39 Pengaruh Starter Ragi dalam Proses Pembentukan Biogas Limbah Buah
Delvis Agusman*, Rifky, Ario Kilat Buono
M - 47 Pengaruh Kekasaran Material Pada Laju Penguapan Air Laut Dalam Proses Desalinasi
Dengan Panas Matahari
Oktarina Heriyani1*, Dan Mugisidi2, Hamdi Faturahman2

vii
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perancangan Knowledge Management System (KMS)


Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas Negeri
di Jakarta Selatan

Herlinda, Intan Mutia, Atikah

Universitas Indraprasta PGRI


Jl. Nangka No. 58 C Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan
E-mail : herlindasaid72@gmail.com, as_syifaraa@yahoo.com, atikah_mardi@yahoo.com

Abstrak – Penelitian ini secara jangka panjang memberikan kontribusi untuk penerapan Knowledge
Management System (KMS) Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN). Secara
akademis dapat membantu untuk : 1) Menjadi pusat pengelolaan pengetahuan bagi lingkungan Sekolah
Menengah Atas Negeri, 2) Sebagai sarana menampung/menyimpan, mendiskusikan, memanfaatkan
pengetahuan sesuai regulasi institusi, 3) mengoptimalkan pemanfaatan teknologi sistem informasi
pada manajemen pengetahuan, demi efisiensi dan efektifitas pembelajaran kurikulum 2013 internal
Sekolah Menengah Atas Negeri, 4) Memudahkan guru mencari informasi ilmu pengetahuan terkait mata
pelajaran yang diampunya. Lokasi penelitian di Jakarta Selatan dengan subjek penelitian adalah Sekolah
Menengah Atas Negeri 34 Pondok Labu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis
studi kasus dengan kerangka kerja model Amrit Tiwana. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner, wawancara, dan observasi. Tahap analisis dan disain dengan pendekatan berorientasi
objek menggunakan UML. Hasil penelitian rancangan KMS berkualitas baik dengan fitur utama: input
data guru, mata pelajaran, forum diskusi, memuat dan mengunduh berkas, dan pencarian berkas.

Kata kunci: Knowledge Management System, Kurikulum 2013, Model Tiwana, SMAN, UML.

1 Pendahuluan SMA Negeri 34 merupakan instansi besar, dengan


banyak pengetahuan sebagai aset informasi yang harus
Perkembangan teknologi informasi semakin cepat dikelola agar dimanfaatkan maksimal.
dan merambah di semua bidang, termasuk di bidang Kurikulum 2013 (Kurtilas) adalah kurikulum yang kini
pendidikan. Dalam penyelenggaraan nya di sekolah, berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia, diterapkan
melibatkan guru dan siswa, melalui interaksi belajar menggantikan Kurikulum-2006 (KTSP). Kurtilas awalnya
mengajar. Pendidik harus paham materi pelajaran dan diterapkan di beberapa sekolah unggulan sebagai sekolah
model-model pembelajaran agar meningkatkan motivasi rintisan, dengan mengedepankan empat (4) aspek penilaian,
belajar siswa. Guru harus berupaya melakukan hal-hal [2] yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek
konstruktif, agar dapat meningkatkan kompetensi ke- sikap, dan perilaku. Adapun perubahan-perubahan yang
profesi-annya. Tersedianya sarana prasarana sekolah pun ada dalam kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya
berperan penting bagi proses pembelajaran [1]. antara lain adalah: 1) Perubahan Standar Kompetensi
Pendidikan formal diadakan di sekolah, yaitu lembaga Lulusan (SKL). Penyempurnaan SKL memperhatikan
yang dirancang untuk pengajaran di bawah pengawasan pengembangan nilai pengetahuan dan keterampilan secara
guru. Sekolah dipimpin Kepala Sekolah, dibantu oleh Wakil terpadu, dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada
Kepala Sekolah. Jumlah Wakil Kepala Sekolah di setiap setiap jenjang pendidikan rumusan empat (4) kompetensi inti
sekolah berbeda, tergantung kebutuhan. Sekolah Menengah (penghayatan dan pengamalan agama, sikap, ketrampilan,
Atas merupakan sekolah jenjang terakhir sebelum siswa dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan
menentukan minatnya ke jenjang perguruan tinggi, yang kompetensi dasar siswa; 2) Perubahan Standar Isi. Jika dulu
diselenggarakan pemerintah maupun swasta. pengembangan berfokus pada kompetensi, kini melalui

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I-1
I-2 Herlinda, I. Mutia & Atikah

pendekatan tematik integratif; 3) Perubahan Standar Jadi, KMS adalah metode pengelolaan pengetahuan
Proses, yaitu perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib yang meningkatkan kualitas SDM organisasi, dengan
membangun proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. mengoptimasi jalur komunikasi knowledge antar elemennya,
Siswa difasilitasi untuk mengamati, bertanya, mengolah, sehingga pengetahuan SDM meningkat. KMS merupakan
menyajikan, menyimpulkan dan mencipta; 4) Perubahan proses kompleks menggabungkan berbagai solusi menjadi
Standar Evaluasi. Penilaian otentik yang mengukur satu. Institusi harus komprehensif dalam mengumpul,
kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan, berdasarkan mengatur, menyebarkan, menganalisa pengetahuan untuk
hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya mengukur kebutuhan institusi kini dan di masa datang.
hasil kompetensi.
Dengan pergantian kurikulum maka ditemukan kendala
seperti kerancuan informasi tentang bahan ajar terkini dari
3 Metodologi Penelitian
suatu mata pelajaran, penyaluran informasi pengetahuan
yang kurang efisien dari guru senior kepada guru junior 1 Analyze the Existing Infrastructure
atau guru kordinator mata pelajaran kepada guru-guru di Phase 1
bawahnya, maupun sebaliknya. Belum ada wadah berupa Infrastructure
Evaluation
Align Knowledge Management and
sistem komputer, dimana perkembangan pengetahuan 2 Business Strategy
dicatat/disimpan, didiskusikan, dan dapat dimanfaatkan
perangkat sekolah terutama guru. Permasalahan ini, Design the Knowledge Management
3
mengindikasi manajemen pengetahuan pada SMA Negeri Infrastructure
masih kurang optimal.
Audit Existing Knowledge Assets and
4 Systems
1.1. Perumusan Masalah
Phase 2
Dari latar belakang itu, kami merumuskan masalah 5 Design the Knowledge Management Team KM System Analysis,
penelitian adalah: “bagaimana perancangan sistem dengan Design, and
Development
pendekatan KMS sesuai Kurikulum 2013 yang menjadi
Create the Knowledge Management
pusat pengelolaan pengetahuan bagi lembaga dan guru pada 6 Blueprint
SMA Negeri?”
Develop the Knowledge Management
7 System
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi Deploy, Using the Result-Driven
8
untuk memperkaya penerapan KMS sesuai Kurikulum 2013 Incremental Methodology
Phase 3
pada SMA Negeri yang dapat: Development
1. Menjadi pusat pengelolaan pengetahuan Kurikulum 9
Manage Change, Culture and Reward
Structures
2013,
2. Menjadikan Sistem sebagai sarana menampung,
Evaluate Performance, Measure ROI and Phase 4
mendiskusikan, memanfaatkan pengetahuan sesuai 10 Incrementally Refine the KMS Evaluation
regulasi lembaga,
3. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi sistem Gambar 1 Kerangka Kerja KM Tiwana
informasi pada manajemen pengetahuan,
4. Membantu guru mencari informasi, terutama yang
berkenaan dengan mata pelajaran yang diampu.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian kualitatif
jenis studi kasus, yang merupakan penelitian terapan dengan
cara eksplorasi mendalam terhadap program, kejadian,
2 Dasar Teori proses, aktifitas, terhadap satu atau lebih orang, yang terikat
1.1. Knowledge Management System waktu dan aktifitas, dimana data dikumpulkan secara rinci
Knowledge management adalah disiplin yang [5].
memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang Perancangan KMS ini menggunakan metodologi
dikelola. KMS memberikan informasi yang tepat kepada kerangka kerja Model Tiwana dan pemetaan organisasi
orang yang tepat pada saat yang tepat. Knowledge model Zack, analisis dan perancangan sistem UML [6].
management mengubah pengalaman dan informasi Dalam merancang, dikaji kebutuhan institusi, mencatat
menjadi hasil [3]. KM adalah sistem untuk menciptakan, semua aktifitas, membangun aplikasi, sesuai konteks
mendokumentasi, menggolongkan, dan menyebarkan perencanaan, dengan menggunakan Model Tiwana yang
pengetahuan, agar mudah digunakan sesuai tingkat otoritas terdiri atas empat (4) fase dengan sepuluh (10) langkah [7].
dan kompetensinya [4]. Seperti terlihat di gambar 1.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Herlinda, I. Mutia & Atikah I-3

4 Pembahasan Tabel 2 Use Case Update Data Account

Tahap analisis dan disain dengan pendekatan berorientasi Use Case Name Use Case Update Data Account
objek menggunakan UML: Brief Description menggambarkan bagaimana semua user
melakukan Update identitas
Actor Guru, tata usaha
Precondition Guru dan TU dapat melakukan Update
identitas.
Guru dapat me-Update Phone Number, Email
dan Foto Profile.
TU dapat me-Update Kode Guru, NIP, Nama,
Email, Kontak, Jenis Kelamin,Mata Pelajaran
Main Flow Masuk pada ‘system user’ TU dengan pilihan
menu Guru
Masuk pada ‘system user’ Guru dengan
pilihan menu Account
Postcondition Jika Guru masuk pada menu Account atau TU
masuk pada menu Guru, Maka klik “Update”

Tabel 3 Use Case Manage Data Account

Use Case Name Use Case Manages Data Account


Brief Description menggambarkan bagaimana user TU dapat
mengatur Data Account untuk ‘system user’ Guru
Actor Tata usaha
Precondition TU dapat me-Manages Data Account dengan
persyaratan :
Create, harus sesuai dengan identitas Guru
yang bersangkutan
Search, dapat mencari identitas (Account) Guru
Download, dapat unduh identitas (Account) Guru
Hapus, dapat menghapus identitas (Account) Guru.
Main Flow Sesuai pada system user TU
Pilih menu Guru
Dapat mengatur data Account Guru
Gambar 2 Diagram Use Case KMS Kurikulum 2013 SMA Negeri.
Postcondition TU dapat mencari, menghapus, membuat
dan mengunduh Data Account Guru, sesuai
Otoritas Actor Guru atau Otoritas lainnya
dalam suatu Organisasi.

Tabel 1 Use Case Login


Tabel 4 Use Case Forum Discussion
Use Case Name Use Case Login
Use Case Name Use Case Forum Discussion
Brief Description menggambarkan bagaimana user masuk ke
Brief Description menggambarkan bagaimana ‘user’ TU
dalam sistem
dan’user’ Guru dapat berinteraksi
Actor Guru, Tata Usaha
Actor Guru, Tata usaha
Precondition Guru dapat melakukan Login dengan
Precondition Semua ‘system user’ dapat berinteraksi
memasukkan data user name dan password
dengan mengakses menu pada ‘Forum’.
yang ditentukan TU
Memanggil Main Flow Sesuai pada system user TU atau system user Guru
Main Flow
Website KMS lewat web browser Pilih menu Forum
Menuju ke menu login Dapat berinteraksi antara system user Guru
Memasukkan username dan password dan system user TU
Klik tombol Login Postcondition Jika Guru, masuk pada laman Guru, klik menu
Jika Guru, masuk pada laman Guru ‘Forum’
Postcondition
Jika TU, masuk pada laman TU Jika TU, masuk pada laman TU, klik menu
‘Forum’

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I-4 Herlinda, I. Mutia & Atikah

Tabel 5 Use Case Manage Mata Pelajaran


Postcondition TU dapat membuat, Update dan menghapus
informasi Laporan Data Pengampu untuk
Use Case Name Use Case Manage Mata Pelajaran system user Guru, sesuai dengan Otoritas
Brief Description menggambarkan bagaimana user TU dapat guru-guru yang bersangkutan atau Otoritas
me-Manages Mata Pelajaran pada ‘system organisasi tersebut
user’ Guru
Actor Tata Usaha
Tabel 8 Use Case Download, Search Laporan Data Ampu
Precondition TU dapat me-Manages Mata Pelajaran dengan
persyaratan :
Use Case Name Use Case Download, Search Laporan Data
Create, harus sesuai Data Mata Pelajaran
Ampu
untuk Guru bersangkutan
Update, dapat merubah Data Mata Pelajaran Brief Description menggambarkan bagaimana user TU atau
Hapus, dapat menghapus Data Mata Pelajaran Guru dapat mengatur Laporan Data Ampu
Main Flow Sesuai pada system user TU Actor Tata Usaha, Guru
Pilih menu Mata Pelajaran
Precondition TU dan Guru dapat me-Manages Laporan
Dapat mengatur data Mata Pelajaran
Data Ampu dengan persyaratan:
Postcondition TU dapat menghapus, membuat dan Download, Dapat Unduh Laporan Data Ampu
mengupdate Mata Pelajaran pada Guru, sesuai yang sudah tersimpan, baik di system user
dengan Otoritas Actor Guru atau Otoritas Guru atau system user TU
lainnya dalam suatu Organisasi Search, Dapat mencari Laporan Data Ampu
yang telah disimpan di system user TU atau
system user Guru
Tabel 6 Use Case Data Files Main Flow Sesuai pada system user TU atau system user
Guru
Use Case Name Use Case Manage Data Files Pilih menu Ampu pada system user TU atau
Brief Description menggambarkan bagaimana user Guru dapat Pilih menu Laporan Data Ampu pada system
mengatur Data Files pada ‘system user’ user Guru
Dapat me-Manages Laporan Data Ampu
Actor Guru, TU
Postcondition System user TU atau Guru dapat mencari dan
Precondition User dapat me-Manages Data Files dengan Unduh informasi Laporan Data Ampu, sesuai
persyaratan : dengan informasi yang telah dibuat
Upload, Harus sesuai dengan kepentingan
pendidikan untuk menyimpan dan berbagi
data
Search, Dapat mencari data yang telah di Tabel 9 Use Case Manages Mata Pelajaran yang Diampu
Upload oleh user
Download, Dapat Unduh Data yang sudah Use Case Name Use Case Manages Mata Pelajaran yang
tersimpan di Data Files Diampu Tahun ini
Main Flow Sesuai pada system user Guru. Brief Description menggambarkan bagaimana user Guru atau
Pilih menu Data Files (Guru Kordinator) dapat mengatur mata
Dapat mengatur Data Files pelajaran yang diampu tahun ini
Postcondition Guru dapat Upload, mencari dan mengunduh Actor Guru
Data Files pada Guru, untuk berbagi data
Precondition Guru dapat mengatur mata pelajaran yang
diampu tahun ini dengan persyaratan:
Download, Guru atau (Guru Kordinator)
Tabel 7 Use Case Laporan Data Pengampu Dapat Unduh mata pelajaran yang diampu
tahun ini yang telah tersimpan di system user
Use Case Name Use Case Laporan data pengampu Guru, seperti File SAP, File Presentasi,
Brief Description Use case ini menggambarkan bagaimana Modul, File Pendukung
user TU dapat me-Manages Laporan Data Upload, (Guru Kordinator) Dapat Upload
Pengampu pada ‘system user’ TU data mata pelajaran yang diampu tahun ini
yang telah disimpan di system user Guru
Actor Tata Usaha seperti File SAP, File Presentasi, Modul, File
Precondition TU dapat mengatur Laporan Data Pengampu Pendukung
dengan persyaratan: Hapus, (Guru Kordinator) Dapat menghapus
Create, harus sesuai dengan informasi pada data mata pelajaran yang diampu tahun ini
guru yang bersangkutan yang telah disimpan di system user Guru
Update, dapat mengedit informasi yang telah seperti File SAP, File Presentasi, Modul, File
dibuat di system user TU Pendukung
Hapus, dapat menghapus informasi yang telah Main Flow Sesuai pada system user Guru
tersimpan Pilih menu Materi Ajar pada system user Guru
Main Flow Sesuai pada system user TU Dapat mengatur Data sesuai Otoritas actor
Pilih menu Ampu Guru yang dibagai menjadi dua kategori yaitu,
Dapat mengatur Laporan Data Pengampu Guru dan (Guru Kordinator)

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Herlinda, I. Mutia & Atikah I-5

Postcondition Jika Guru atau (Guru Kordinator), Dapat


mengatur fungsi Download pada mata
pelajaran yang diampu tahun ini. sedangkan,
Jika (Guru Kordinator), Dapat me-Manages
fungsi Upload dan Hapus pada mata pelajaran
yang diampu tahun ini

Tabel 10 Use Case Pencarian Induk

Use Case Name Use Case Pencarian Induk


Brief Description menggambarkan bagaimana ‘user’ TU dan
‘user’ Guru dapat mencari informasi yang ada
di website KMS
Actor Tata Usaha, Guru
Precondition TU atau Guru dapat mencari Gambar 4 Activity Diagram Search Data File
informasiPencarian Induk dengan persyaratan:
Setelah login di user TU, TUdapat
menggunakan Pencarian Induk untuk mencari
data yang ada pada menu system user TU
Setelah login di user Guru, Gurudapat
menggunakan Pencarian Induk untuk mencari
data yang ada pada menu system user Guru
Main Flow Sesuai system user Guru atau TU
Mesin pencarian berada pada Header website
Postcondition Guru atau TU,masuk sesuai pada system user
yang sudah ditentukan, dan ketik Informasi
yang ingin dicari pada Header website KMS,
dan cari Informasi yang diinginkan

4.1. Activity Diagram


Activity Diagram merupakan model analisis yang
menggambarkan proses aktivitas. Kegunaan [8]:
1. Memodelkan suatu proses atau operasi.
2. Menggambarkan sebuah fungsi sistem.
3. Dalam sebuah operasi spesifik, diagram ini Gambar 5 Activity Diagram Data File
menggambarkan logika sebuah proses atau operasi.

4.2. Desain Rancangan Antarmuka KMS


Berdasarkan hasil analisis proses KMS dan teknologi yang
akan didapatkan, maka langkah berikutnya adalah membuat
rancangan model KMS. Model KMS untuk guru terdiri atas
fungsi Input/Output, Forum Discussion, Upload/Download
Files, Search Files, yang mendukung proses-proses KMS
(Eksternalisasi, Internalisasi, Sosialisasi, dan Kombinasi)
[9]. Semua knowledge yang ada, baik berupa database pada
DBMS, dokumen/file, summary, dan data elektronik lainnya
disimpan dalam Knowledge Repositories. Tipe dokumen
dapat berbentuk pdf, doc, txt, dan lain-lain.
Gambar 3 Activity Diagram Forum

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I-6 Herlinda, I. Mutia & Atikah

Gambar 8 Laman KMS Login

Gambar 11 Laman KMS Data Account

Gambar 9 Laman KMS Forum Discussion


Gambar 12 Laman KMS Data Ampu

Gambar 10 Laman KMS Data File Gambar 13 Laman KMS Materi Ajar

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Herlinda, I. Mutia & Atikah I-7

karena saat dipasang pada jarak 50 mm, terjadi vorteks


tetapi tidak banyak mengenai sirip piezoelektrik, sehingga
impuls yang dihasilkan kecil dibanding dengan aliran udara
tanpa bluff body. Pada jarak 100 mm, sirip piezoelektrik
lebih banyak bertumbukan dengan vorteks dari bluff body
penampang lingkaran.

5 Simpulan dan Saran


5.1. Simpulan
Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan, maka
didapat simpulan sebagai berikut :
1. Dengan model analisis kerangka kerja Tiwana,
perancangan dan implementasi KMS dapat diterapkan
pada SMA Negeri 34 Jakarta.
Gambar 14 Laman KMS Materi Ajar 2. Model KMS ini dapat menjadi pusat pengelolaan
pengetahuan Kurikulum 2013, yang berfungsi sebagai
sarana menampung, mendiskusikan, memanfaatkan
pengetahuan guru sesuai regulasi sekolah,
3. Membantu guru mencari informasi, terutama yang
berkenaan dengan mata pelajaran yang diampu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi sistem
informasi pada manajemen pengetahuan.

5.2. Saran
1. Pelaksanaan penerapan sistem hendaknya mengacu
pada rencana implementasi sistem, sehingga dapat
beroperasi sesuai harapan.
2. Agar ruang lingkup penelitian selanjutnya terkait
prototipe KMS pada SMA Negeri lebih diperluas
sampai ke seluruh bagian di dalam lingkungan Sekolah,
agar semua karyawan mendapat kemudahan dalam
kegiatan sharing knowledge, yang pada akhirnya hal
ini akan meningkatkan kompetensi profesional seluruh
Gambar 15 Laman Admin Data Guru SDM di Sekolah.
3. Pengembangan fitur disesuaikan kebutuhan semua
pengguna di SMA Negeri 34.

4.3. Implementasi Pengujian


Perangkat lunak yang digunakan dalam mengembangkan Kepustakaan
sistem knowledge management system ini adalah sebagai
berikut. [1] Saud, Udin Syaefudin, Pengembangan Profesi Guru,
1. Sistem Operasi Windows 7 SP 1 Ultimate. Bandung, CV. Alfabeta (2008).
2. XAMPP untuk basis data server. [2] UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
3. Adobe Dreamweaver CS6 untuk penulisan kode desain http//: Akhmad Sudrajat. wordpress.com (2017)
HTML, CSS, PHP, Java, dan Javascript. [3] Honeycutt, J., Knowledge Management Strategies;
4. Google Chrome sebagai web browser. Strategi Manajemen Pengetahuan, Jakarta, PT. Elex
Media Komputindo (2005).
[4] Widayana, Lendy, Knowledge Management-
Hasil pengujian ditunjukkan dengan hasil Web Meningkatkan Daya Saing Bisnis, Malang, Bayu
Application. Web Application ini hanya bisa dibuka oleh Media Publishing (2005).
user yang terkoneksi dengan jaringan Local Area Network [5] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi
(LAN) saja. (Mixed Methods), Bandung, Alfabeta (2014).
Lingkaran memiliki nilai terendah saat dipasang pada [6] Paul, L Tobing, Knowledge Management, Konsep,
jarak 50 mm dan nilainya berada di atas aliran udara tanpa Arsitektur dan Implementasi, Yogyakarta : Graha Ilmu
bluff body saat dipasang pada jarak 100 mm. Hal ini terjadi (2007),

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I-8 Herlinda, I. Mutia & Atikah

[7] Tiwana, A., (1999), The Knowledge Management [9] McLeod, Raymond, and George P. Schell, (2009),
Toolkit: Practical Techniques for Building A Management Information System, 10th ed.
Knowledge Management System, Second Edition, New Dialihbahasakan oleh Yulianto, A, Akbar dan Afia, R,
Jersey: Prentice Hall, 1999. Fitriati, Jakarta: Salemba Empat.
[8] Dennis, Alan, at.al., (2009), Systems Analysis and
Design with UML – 3rd Edition, John Wiley & Sons,
Inc.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengembangan Aplikasi Math Mobile Learning Bangun Datar Berbasis


Android pada Materi Segitiga dan Segiempat Pelajaran Matematika
di Tingkat SMP

Wahyudin Wisudawan1*, Benny Hendriana1, Ishaq Nuriadin1, Harry Ramza2*

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


1)

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka


Jalan Tanah Merdeka Telp. (021) 8400341,8403683 Fax. (021) 8411531 Mobile. +62 857 7476 3733
2)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jalan Tanah Merdeka No. 6, Kp. Rambutan, Jakarta 13140
Telp : +62 21 8400941 Fax : +62 21 87782739 Mobile : +62 813 1251 7572
E-mail: hramza@uhamka.ac.id

Abstrak – Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi math mobile learning
berbasis Android untuk siswa Kelas VII SMP, serta mengetahui kualitas produk aplikasi mobile
learning yang telah dihasilkan sehingga layak digunakan dalam pembelajaran matematika. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang diadaptasi
dari model pengembangan ADDIE. Tahapannya ada 5 tahap yaitu: 1) Analysis (Analisis), 2) Design
(Perancangan), 3) Development (Pengembangan), 4) Implementation (Implementasi), dan 5) Evaluation
(Penilaian), namun hanya dilaksanakan hingga tahap ketiga, yaitu Development (Pengembangan).
Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang dikembangkan diujicoba kepada
publik sebanyak 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Math Mobile Learning
berbasis Android yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media dalam aspek kualitas
tampilan 83,3% dengan kategori baik, aspek tulisan sebesar 75% dengan kategori baik, dan aspek
rekayasa perangkat lunak sebesar 81,25% sehingga secara keseluruhan penilaian aplikasi sebesar
80,88% dengan kategori baik. Penilaian ahli materi dalam aspek materi sebesar 90,38% dan aspek
evaluasi sebesar 75% sehingga penilaian secara keseluruhan sebesar 88,3% dengan kategori sangat
baik. Uji coba publik diambil melalui perangkat google form, maka data hasil kualitas aplikasi yang
diperoleh dalam aspek kualitas tampilan sebesar 79,2% dengan kategori baik, aspek tulisan sebesar
82,87% dengan kategori baik, dan aspek rekayasa perangkat lunak sebesar 83% sehingga secara
keseluruhan penilaian 81,76% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil perolehan data menunjukkan
bahwa aplikasi Math Mobile Learning bangun datar berbasis Android materi segitiga dan segiempat
layak digunakan sebagai sumber belajar siswa kelas VII SMP.

Kata kunci: Math mobile learning, Segitiga dan segiempat, dan Android

1 Pendahuluan Salah satu bentuk perkembangan pengtahuan dan


teknologi yang begitu pesat adalah Smartphone. Smartphone
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi peserta didik merupakan perangkat telepon genggam handphone yang
untuk maju dan memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi. mampu digunakan untuk berkomunikasi dasar (mengirim
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era pesan singkat dan telepon), serta di dalamnya terdapat
globalisasi begitu pesat, segala bentuk inovasi dilakukan fungsi Personal Digital Assistant (PDA) dan dapat
demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pada bidang bekerja layaknya sebuah komputer. Smartphone hasil dari
pendidikan, teknologi dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perkembangan teknologi yang dimanfaatkan secara optimal
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman. dalam bidang ICT.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I-9
I - 10 W. Wisudawan, B. Hendriana, I. Nuriadin & H. Ramza

Bedasarkan penelitian Ahmad Fadhilah, menyatakan informasi akan menjelaskan tentang mudahnya mendapatkan
bahwa “terdapat hubungan positif yang signifikan antara informasi dalam kemajuan teknologi. aspek teknologi akan
penggunaan alat komunikasi handphone terhadap aktivitas menjelaskan perkembangan teknologi gadget.
belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak Pada aspek pendidikan, sistem pembelajaran yang
siswa mempergunakan alat komunikasi handphone maka dilakukan oleh guru yang kurang memanfaatkan media
semakin berdampak negatif terhadap aktivitas belajar siswa pembelajaran menyebabkan peserta didik mudah merasa
di SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.” [1] bosan dan kurang tertarik untuk memperhatikan pelajaran
Pada tahap pembelajaran merupakan salah satu tahap khususnya pelajaran matematika. Seharusnya guru memilih
yang menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan. dan menggunakan strategi, metode, dan media yang sesuai
Media pembelajaran memegang peran penting dalam proses agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Media
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran, dapat merupakan salah satu dari komponen pembelajaran yang
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. memiliki fungsi penting dalam proses pembelajaran.
Fungsi media dalam proses belajar-mengajar yaitu untuk Semakin berkembangnya dunia teknologi dan
meningkatkan rangsangan peserta didik dalam kegiatan pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan guru
belajar. dituntut untuk selalu membuat sebuah media pembelajaran
Deni Darmawan Menyatakan bahwa, di era global yang inovatif, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
dan di era digital maka orientasi berbagai inovasi akan menarik. Penggunaan media yang tepat mampu membuat
tertuju pada upaya layanan yang mudah diperoleh, mudah siswa belajar dengan mudah dan menyenangkan dalam
diakses, mudah memberikan pencerdasan dan pencerahan mengikuti pembelajaran. Di era globalisasi seperti ini secara
bahkan sangat murah. Demikian pula halnya dalam tidak langsung menuntut siswa untuk selalu mengikuti trend
dunia pendidikan, dimana para inovator berlomba untuk yang ada salah satunya yaitu memiliki smartphone, namun
menemukan berbagai model pembelajaran yang praktis dalam penggunaannya smartphone dikalangan siswa hanya
murah dan mudah serta demokratis dengan karakter digital dimanfaatkan untuk memutar musik dan mengakses video,
dan mobile [2]. Hal ini dapat diamati secara perlahan bermain games, serta mengakses berbagai macam media
contohnya perkembangan media pembelajaran yang bersifat sosial. Smartphone mampu dimanfaatkan menjadi sebuah
direct learning penggunaan proyektor dan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
power point atau pada pembelajaran yang bersifat indirect apabila diisi sebuah aplikasi dan konten-konten edukasi.
learning yang sudah mampu menjalankan pembelajaran Penggunaan perangkat mobile berupa smartphone dalam
tanpa harus bertatap muka secara langsung atau melalui media pembelajaran ini dinamakan mobile learning. Mobile
video, website, chating, dan lain-lain. learning memiliki karakteristik yang praktis dan dapat
Penggunaan perangkat mobile berupa smartphone dibawa kemanapun.
dalam media pembelajaran ini dinamakan mobile Pada aspek Informasi, informasi yang berkembang
learning. Mobile learning merupakan salah satu alternatif begitu cepat membawa dampak positif dan negatif bagi
pengembangan media pembelajaran. Mobile learning semua penerima informasi. Akibatnya mudahnya pengguna
memiliki karakteristik yang praktis dan dapat dibawa smartphone dalam menyebarkan informasi. Setiap orang
kemanapun. mampu mencari informasi dibelahan bumi manapun
Dilihat dari dampak dari handpone yang telah diteliti dengan berbagai konten yang positif dan negatif. Sehingga
dan perkembangan inovasi media pembelajaran Oleh karena hal ini erat dengan pertanyaan sudahkah manfaat informasi
itu peneliti memikirkan cara membuat media pembelajaran tersebut untuk diterima pada segala umur.
pada telepon seluler berbasis sistem operasi android. Informasi yang dikembangkan dalam aplikasi ini
Aplikasi mobile learning berbasis sistem operasi berupa ilmu pengetahuan yang telah dikemas dalam bentuk
android pada materi bangun datar yaitu segitiga dan aplikasi mobile learning. Berupa materi segiempat dan
segi empat tingkat SMP/MTs diberi nama Math Mobile segitiga dengan bahasan jenis bangun datar, mencar luas
Learning. Tujuan peneliti untuk mengetahui bagaimana dan keliling bangun datar, dan sifat-sifat bangun datar yang
cara mengembangkan mobile learning aplikasi Math diharapkan mampu bermanfaat bagi pengguna aplikasi di
Mobile Learning dan mengetahui kelayakan dari media segala umur, yaitu siswa, mahasiswa, guru, maupun orang
pembelajaran serta mengetahui kelebihan dan kekurangan tua.
aplikasi tersebut. Aspek teknologi, perkembangan teknologi yang
semakin cepat dan mudah berkembang menjadikan gadget
sebagai kebutuhan yang dianggap penting. Sehingga tingkat
kebutuhan masyarakat akan smartphone meningkat. Hal ini
2 Dasar Teori mengakibatkan persaingan di pasar penjualan gadget.
Dasar pemikiran pembuatan aplikasi dibagi menjadi tiga Berikut ini adalah data statistik mobile operating
aspek , yaitu aspek pendidikan, aspek informasi, dan aspek system market (pemasaran sistem operasi pada mobile)
teknologi. Pada bidang pendidikan akan menjelaskan terutama pada smartphone di Indonesia berdasarkan hasil
pentingnya aplikasi dalam bidang pendidikan. Aspek survei Statcounter Globalstats dari Juli 2016 hingga Juni

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
W. Wisudawan, B. Hendriana, I. Nuriadin & H. Ramza I - 11

2017 [3]. Dengan sistem operasi mobile android, iOS, nokia, Banyaknya perusahaan perangkat smartphone yang
blackberry, series 40, symbian, windows, dan lainnya. menggunakan sistem operasi android pasti perusahaan tahu
beberapa kelebihan dari sistem operasi tersebut. Sistem
operasi android memiliki kelebihan-kelebihan seperti user
friendly, open source dan ekonomis.
User friendly, bersifat open source, ekonomis,
dukungan dari berbagai aplikasi. User friendly diartikan
bahwa sistem operasi android sangat mudah digunakan
dan dioperasikan dari kalangan muda sampai tua hingga
kalangan disabilitas seperti tuna netra. Bersifat open
source karena android dikembangkan dari kernel Linux
maka siapapun boleh memodifikasi dan mengembangkan
sistem operasi android tanpa harus membayar. Ekonomis
artinya perangkat smartphone dengan menggunakan
sistem operasi android mudah sekali di beli masyarakat
Gambar 1 Survei Pemasaran Sistem Operasi pada Perangkat Mobile di baik kelas bawah sampai kelas atas dan tidak heran sistem
Indonesia operasi android terkenal di masyarakat. Dukungan dari
berbagai aplikasi artinya banyak aplikasi yang dapat
berjalan dengan baik dan menunjang kinerja di sistem
Dari hasil survei diketahui bahwa pemasaran sistem
operasi android.
operasi pada perangkat mobile di Indonesia dari yang
terbesar adalah sistem operasi android sebesar 84,%, sistem Media pembelajaran yang dikembangkan dalam
operasi lainnya 7,45%, sistem operasi iOS 3.1%, nokia penelitian ini berupa aplikasi Android mengenai
2,55%, series 40 1,04%, blackberry 1% dan selain itu di pembelajaran matematika di SMP yang didalamnya
bawah 1%. Artinya pengguna smartphone di Indonesia terdapat sebuah materi dan evaluasi pembelajaran.
paling besar menggunakan sistem operasi mobile android. Android merupakan salah satu sistem handphone yang
bersifat terbuka yang memungkinkan pengguna untuk
Android, Inc. inilah nama perusahaan yang dibangun
membuat berbagai fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan
pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick
penggunanya.
Sears dan Chris White di Palo Alto, California. Awal mula
pengembangan android adalah untuk sistem operasi canggih Aplikasi Math mobile learning ini dikemas dengan
pada perangkat kamera digital, namun pada saat itu pasar menarik sehingga diharapkan menjadi media pembelajaran
perangkat kamera digital tidak terlalu besar kemudian android yang praktis dan menyenangkan yang dapat diakses kapan
dialihkan menjadi sistem operasi pada perangkat telepon seluler saja dan dimana saja serta dapat meningkatkan keterterikan
untuk menyaingi sistem operasi symbian dan windows.[4] siswa dalam mempelajari matematika dan dapat dijadikan
sarana untuk belajar secara mandiri dan sebagai sumber
Android memiliki beberapa versi dalam pembaharuan
referensi siswa.
sistem operasi. Berikut adalah versi-versi android dan awal
rilis versi tersebut. Versi android yang dirilis dimulai dari
versi android cupcake.[5]
3 Metodologi Penelitian
Tabel 1 Versi-versi sistem operasi android
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah penilitian
VERSI NAMA TANGGAL RILIS dan pengembangan research and development (R&D).
Adapun tahapan penelitian seperti menemukan potensi dan
1.5 Cupcake 30 April 2009
masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi
1.6 Donut 15 September 2009 desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk,
2.0 - 2.1 Éclair 26 Oktober 2009 ujicoba pemakaian, revisi produk dan terakhir produksi
2.2 Froyo 20 Mei 2010
masal.[9]
Potensi dan masalah dilakukan peneliti untuk
2.3 – 2.3.7 Gingerbread 6 Desember 2010
mengutarakan masalah yang terjadi. Pengumpulan
3.1 Honeycomb 10 Mei 2011 informasi dilakukan peneliti untuk mencari solusi yang
4.0.3 – 4.0.4 Ice Cream Sandwich 16 Desember 2011 dapat mengatasi masalah. Desain produk dilakukan
4.1 Jelly Bean 9 Juli 2012
peneliti untuk membuat suatu produk. Desain produk
terdiri dari pembuatan flowchart, pembuatan storyboard,
4.4 Kitkat 31 Oktober 2013 pembuatan gambar dan tombol serta penyusunan materi
5.0 Lollipop 15 Oktober 2014 dan soal. Validasi desain dilakukan oleh ahli materi
6.0 Marshmallow 5 Oktober 2015
dan ahli media. Peneliti melakukan validasi desain saat
melakukan uji coba produk. Revisi desain dilakukan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 12 W. Wisudawan, B. Hendriana, I. Nuriadin & H. Ramza

peneliti setelah validasi desain perubahan berdasarkan Tabel 3 Rentang presentase dan kriteria kelayakan media
kritik dan saran ahli materi dan ahli media. Uji coba
produk peneliti membuat prototype dan dinilai oleh ahli Rentang Presentase Kriteria
materi dan ahli media. Revisi produk dilakukan setelah uji
coba produk peneliti melakukan perubahan pada produk 80% - 100% Sangat Baik
berdasarkan saran dari ahli materi dan ahli media. Uji
coba pemakaian peneliti menggunakan produk yang telah 66% - 79% Baik
di revisi dan di uji coba kepada sebagian pengguna. Revisi
produk kembali di lakukan setelah uji coba pemakaian bila 56% - 65% Cukup
produk mengalami kekurangan. Produksi massal produk
40% - 55% Kurang
siap digunakan oleh semua orang.
Sumber data yang digunakan untuk menentukan 30% - 39% Gagal
lembar validasi ahli materi, lembar validasi ahli media dan
lembar angket pengguna telepon seluler berbasis sistem
operasi android.
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket 4 Hasil dan Pembahasan
validasi ahli dan tanggapan pengguna. Proses pengumpulan
Produk yang akan di uji adalah produk aplikasi android
data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data
dengan format .apk yang kompatibel dengan sistem operasi
kuantitatif berupa data penilaian terhadap aplikasi yang di
android. Berikut adalah tampilan produk yang akan di uji
tinjau dari beberapa aspek dan data kualitatif berupa saran-
dan hasil dari ujicoba produk.
saran yang membangun.
Gambar 2 menunjukkan tampilan Sebelum melakukan
Untuk validasi dari ahli materi, ahli media dan
uji coba produk, berikut adalah tampilan produk yang akan
pengguna penilaian dilakukan dengan teknik deskriptif
diuji coba.
presentase dengan rumus:[6]

(1)

Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang di cari presentasinya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya
individu).
P = Angka Presentase

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan


skala Likert. Pemberian skor yang digunakan:[7]

Tabel 2 Kriteria penilaian angket


Gambar 2. Tampilan awal aplikasi dan ,menu utama
Skor untuk Pernyataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Baik (SB) 4 1
Baik (B) 3 2 Pada gambar 3. Menunjukkan tampilan sub menu
Tidak Baik (TB) 2 3 materi, yang akan mengantarkan user ke materi -materi
Sangat Tidak Baik (STB) 1 4 bangun datar dan sub menu hitung. Terdapat tiga sub menu
pada materi yaitu pendahuluan yang berisi pengetahuan
awal materi, segiempat yang berisi sifat, dan rumus-rumus
luas dan keliling segiempat. Dan Segitiga yang berisi sifat,
Hasil penilaian dalam bentuk (%) kemudian diberikan jenis, dan rumus segitiga dalam menentukan luas dan
rentang presentase dan kriteria sebagai berikut.[8] kelilingnya.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
W. Wisudawan, B. Hendriana, I. Nuriadin & H. Ramza I - 13

Hasil validasi dari ahli materi di dapat bahwa aplikasi


Math Mobile Learning mendapat penilaian 89,29%
dengan kategori sangat baik untuk aspek materi, 91,67%
dengan kategori sangat baik untuk aspek pembelajaran
dan 75% untuk aspek evaluasi dengan kategori baik. Total
keseluruhan penilaian adalah 91,67% untuk kategori sangat
baik. Berikut ini adalah hasil penilaian dari ahli media.

Gambar 3. Tampilan awal sub menu materi dan sub menu hitung luas

Gambar 6. Diagram hasil penilaian aplikasi dari validator media.

Aplikasi Math mobile learning ditinjau dari aspek


Tampilan dengan persentase sebesar 83,3% dengan kategori
baik, aspek tulisan dengan nilai persentase sebesar 75%
dengan kategori baik, dan aspek rekayasa produk dengan
Gambar 4. Hitung luas lingkaran. Tampilan awal salah satu menu konten hitung
nilai persentase 81,25% dengan kategori baik. Berikut
adalah beberapa tampilan hasil revisi dari ahli materi dan
Produk di ujicoba dan di validasi oleh ahli materi dan ahli media.
ahli media. Ahli materi adalah dosen matematika UHAMKA
bernama Samsul Maarif, M.Pd. dan ahli media adalah dosen
teknik informatika bernama Ir. Harry Ramza, MT., Ph.D.
mereka yang akan menjadi validator yang menguji aplikasi.
Berikut adalah hasil penilaian dari ahli materi.

Gambar 5. Diagram hasil penilaian aplikasi dari validator materi. Gambar 7. Tampilan konten hitung yang telah direvisi.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 14 W. Wisudawan, B. Hendriana, I. Nuriadin & H. Ramza

5 Simpulan
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media.
Rata-rata akhir penilaian dari ahli materi adalah 93,34%
untuk kategori sangat baik dan pernyataan validasi yang
diberikan ahli materi bahwa aplikasi layak digunakan. Rata-
rata akhir penilaian dari ahli media adalah 80,8% untuk
kategori baik dan pernyataan validasi yang diberikan ahli
materi bahwa aplikasi layak digunakan dengan perbaikan.
Artinya peneliti di luar penelitian harus melakukan
perbaikan terhadap aplikasi Math Mobile Learning.

Kepustakaan
[1] Fadhilah,Ahmad. Skripsi “Pengaruh Penggunaan Alat
Gambar 8. Tampilan fitur keluar aplikasi.
Komunikasi Handphone Terhadap Aktifitas Belajar
siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan”. Jakarta : UIN
Syarif Hidayatullah. (2010).
Cara mendapatkan penilaian aplikasi dari pengguna [2] Darmawan ,Deni. Mobile Learning. “Sebuah Aplikasi
telepon seluler berbasis sistem operasi android peneliti Teknologi Pembelajaran”, Jakarta : Rajawali Press.
menggunakan jasa google form dalam pembuatan angket (2016).
penilaian. Hasil penilaian dari pengguna di dapat bahwa [3] Globalstats, StatCounter. “Mobile Operating System
aplikasi Math Mobile Learning mendapat nilai rata-rata Market Share in Indonesia”. Diakses 05 Agustus 2017.
keseluruhannya adalah 81,69% dengan kategori baik. http://gs.statcounter.com/os-market-share/mobile/
Sebelum melakukan produk masal, peneliti membuat indonesia
sertifikat hak kekayaan intelektual. Setelah membuat [4] Irsyad, Hanif. Aplikasi Android dalam 5 Menit Edisi
sertifikat tersebut peneliti mengunggah aplikasi ke google Revisi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. (2016)
playstore. [5] Android, Developers. “Platform Versions”. Diakses 05
Agustus 2017. https://developer.android.com/about/
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi dan ahli dashboards/index.html#Platform
media. Rata-rata akhir penilaian dari ahli materi adalah [6] Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan.
93,34% untuk kategori sangat baik dan pernyataan validasi Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. (2017)
yang diberikan ahli materi bahwa aplikasi layak digunakan.
Rata-rata akhir penilaian dari ahli media adalah 80,8% untuk
kategori baik dan pernyataan validasi yang diberikan ahli
materi bahwa aplikasi layak digunakan dengan perbaikan.
Artinya peneliti di luar penelitian harus melakukan
perbaikan terhadap aplikasi Math Mobile Learning.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Audit Aplikasi Zahir di PT Radisa Mahardi Rekatama


Menggunakan Framework COBIT 5

Ardi Gunawan, Johanes Fernandes Andry

Sistem Informasi, Universitas Bunda Mulia


Jl. Lodan Raya Ancol No. 2, Jakarta 14430 Indonesia
E-mail: elnavaro@live.com 1, jandry@bundamulia.ac.id 2

Abstrak – Berdiri pada tahun 2009, PT. Radisa Mahardi Rekatama bergerak di bidang planning,
engineering, manufacturing, installing dan customizing. Dalam aktivitas harian mereka menggunakan
Aplikasi Office seperti Word dan Excel untuk pembukuan mereka. Namun mereka beralih ke Aplikasi
Zahir Project kerena mereka sering kehilangan data ketika terjadi mati listrik secara tiba-tiba. Tujuan
dari Audit ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penggunaan dan keefektifan dan efisiensi dari
Aplikasi Zahir Project dalam Perusahaan. Hal ini untuk mencari tahu apakah penggunaan Aplikasi
Zahir Project sudah tepat untuk Perusahaan ini atau belum. Manfaat untuk Perusahaan sendiri adalah
untuk menjadi evaluasi apakah mereka sudah tepat menggunakan Aplikasi Zahir Project di Perusahaan
mereka. COBIT merupakan salah satu framework yang sering digunakan oleh para auditor terutama
auditor sistem informasi. Ini karena COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komprehensif untuk
menciptakan tata kelola teknologi informasi pada suatu perusahaan. Hasil dari kajian yang dilakukan
adalah membuat pengukuran kinerja aplikasi customized yang berupa analisa, pemetaan level of
capability dan rekomendasi bagi perusahaan tersebut. Standar yang digunakan pada penelitian ini
adalah COBIT 5 yang berfokus pada domain Delivery-Support-and-Service (DSS).

Kata kunci: PT. Radisa Mahardi Rekatama, Audit, Cobit 5, Delivery-Support-and-Service (DSS).

(effectiveness), efisiensi (efficiency), data integrity, realibility,


1 Pendahuluan confidentiality, availability, dan security.
Banyaknya perusahaan Teknologi informasi yang berdiri, COBIT ialah acuan atau kerangka kerja untuk
makin banyak pula aplikasi-aplikasi yang beredar diluar pengukuran dan pengendalian TI. Kerangka kerja
sana. Aplikasi-aplikasi yang ditawarkan juga sangat COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap
bervariasi, mulai dari yang paling murah sampai yang dan menyeluruh sebagai framework audit TI, karena
paling mahal, dari yang paling buruk hingga yang paling dikembangkan berdasarkan aturan atau prosedur internal
baik, semua itu banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan perusahaan atau institusi, sehingga saat dilakukan
kecil hingga besar [1]. pengukuran akan sesuai dengan kondisi, aturan, prosedur
PT. Radisa Mahardi Rekatama adalah salah kerja dan norma yang ada di perusahaan tersebut. COBIT
satu dari banyak Perusahaan yang bergerak dibidang telah dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga
planning, engineering, manufacturing, installing dan profesional auditor yang tersebar hampir di seluruh dunia
customizing yang menggunakan Aplikasi Zahir Project [2].
untuk laporan keuangan mereka. Untuk selanjutnya,
kalimat PT. Radisa Mahardi Rekatama akan disingkat
menjadi RMR.
2 Dasar Teori
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan
gambaran mengenai kinerja, efektivitas serta efisiensi dari 2.1. Audit Sistem Informasi
Aplikasi Zahir Project di RMR yang sedang berjalan saat ini, Audit Teknologi informasi pada hakekatnya merupakan salah
dengan berbagai aspek yang diperhatikan seperti: efektivitas satu dari bentuk audit operasional, tetapi kini audit teknologi

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 15
I - 16 A. Gunawan & J. F. Andry

informasi sudah dikenal sebagai satu satuan jenis audit COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk segala
tersendiri yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan jenis ukuran perusahaan, baik itu sektor komersial, sektor
tata kelola TI. Sebagai suatu audit operasional terhadap nonprofit atau pada sektor pemerintahan atau publik.
manajemen sumber daya informasi, yaitu efektivitas, COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip kunci untuk tata
efisiensi, dan ekonomis tidaknya unit fungsional sistem kelola dan manajemen TI perusahaan. Kelima prinsip ini
informasi pada suatu organisasi. Dengan diperkenalkan memungkinkan perusahaan untuk membangun sebuah
COBIT, kini tujuan audit bukan hanya terbatas pada konsep kerangka tata kelola dan manajemen yang efektif, yang
klasik saja, melainkan kini menjadi: efektivitas, efisiensi, dapat mengoptimalkan investasi dan penggunaan TI untuk
kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada mendapatkan keuntungan bagi para stakeholder [6].
kebijakan/aturan dan keandalan sistem informasi. Dalam Secara teori, perusahaan dapat mengatur prosesnya
pelaksanaannya, jenis audit ini berkembang dalam beberapa sesuai keinginan, selama tujuan pengelolaan dan
variannya: pengelolaan dasar tercakup. Usaha kecil mungkin memiliki
1. Pemeriksaaan operasional (operational audit) terhadap lebih sedikit proses; Perusahaan yang lebih besar dan lebih
pengelolaan sistem informasinya, atau lebih tepatnya/ kompleks mungkin memiliki banyak proses, semuanya
tegasnya terhadap tata-kelola teknologi informasi (IT mencakup tujuan yang sama. Model referensi proses COBIT
governance), 5 adalah penerus model proses COBIT 4.1, dengan model
2. General information review, audit terhadap sistem proses TI Risiko dan Val IT terintegrasi juga. Gambar 1.
informasi secara umum pada suatu organisasi tertentu, Model Referensi Proses COBIT 5 menunjukkan rangkaian
3. Audit terhadap aplikasi tertentu yang sedang lengkap 37 proses tata kelola dan manajemen dalam COBIT.
dikembangkan (quality assurance pada tahap system COBIT 5 Process Reference Model menunjukkan rangkaian
development) [3]. lengkap 37 proses tata kelola dan manajemen dalam COBIT
5 [7], [9].
2.2. COBIT 5 Bahkan dalam COBIT 5 juga ada tujuan terkait TI
Control Objectives for Information and Related Technology tentang keamanan dan ada salah satu produk dari COBIT 5
(COBIT) adalah framework yang dibuat oleh Information yang khusus fokus pada keamanan informasi, yaitu COBIT
Systems Audit and Control Association (ISACA) untuk 5 for Information Security [8]. Hal itulah yang menjadi
manajemen TI dan tata kelola TI dan sekarang banyak pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan Audit Aplikasi
digunakan oleh bisnis. ISACA adalah pemimpin dunia yang Zahir menggunakan COBIT, terutama pada domain DSS01,
diakui dalam tata kelola, kontrol, keamanan dan kepastian DSS02, DSS04 dan juga pada Domain DSS05.
TI [4], [5].

Gambar 1 Model Referensi Proses dalam COBIT 5 [5], [6], [7], [8], [9].

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Gunawan & J. F. Andry I - 17

2.3. Capability Model Skala yang digunakan untuk menilai atribut proses
Model penilaian kapabilitas proses pada COBIT 5 yaitu [11]:
berdasarkan pada ISO/IEC 15504, standar mengenai N: not achieved (0 sampai dengan 15%) Terdapat sedikit
Software Engineering dan Process Assessment. atau tidak terdapat sama sekali bukti pencapaian atribut
Kapabilitas proses merupakan karakteristik dari terhadap proses yang dinilai.
kemampuan sebuah proses untuk mencapai tujuan bisnis P: partially achieved (>15% sampai dengan 50%) Terdapat
saat ini ataupun saat mendatang. Penilaian kapabilitas proses beberapa bukti pendekatan dan beberapa pencapaian atribut
dilakukan untuk mengidentifikasi level kapabilitas proses proses yang dinilai. Beberapa aspek pencapaian atribut
tertentu dan kemudian menentukan langkah selanjutnya mungkin tidak dapat diprediksi.
untuk melakukan peningkatan terhadap kapabilitas proses L: largely achieved (>50% sampai dengan 85%) Terdapat
tersebut. Setiap atribut mendefinisikan aspek tertentu dari bukti pendekatan sistematik dan pencapaian yang signifikan
kapabilitas proses. Kombinasi pencapai atribut proses terhadap atribut proses yang dinilai. Beberapa kelemahan
tersebut akan menentukan level kapabilitas proses [10]. terkait atribut ini mungkin terdapat di dalam proses yang
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Level kapabilitas dinilai.
proses yang digunakan di dalam penilaian proses terdiri dari F: fully achieved (>85% sampai dengan 100%) Terdapat
enam level yaitu: bukti lengkap dan pendekatan sistematik serta pencapaian
penuh terhadap atribut proses yang dinilai. Tidak terdapat
kelemahan terkait atribut yang terdapat di dalam proses
Tabel 1 Capability Level di dalam COBIT 5 [10]. yang dinilai.
Level Definisi Proses
0 Incomplete process
Proses tidak diimplementasi atau gagal mencapai tujuan 3 Metodologi Penelitian
proses. Terdapat sedikit atau tidak ada bukti pencapaian
tujuan proses secara sistematis Metodologi penelitian yang dilakukan dan tahapan-
1 Performed process tahapan penulis dalam mengambil ataupun memperoleh
Implementasi proses mencapai tujuannya. Atribut proses data dari sumber, mulai dari studi literatur, survei awal,
yang mencerminkan pencapaian level ini adalah PA1.1
dan wawancara ditujukan pada Gambar 2. Diagram Alir
process performance. PA 1.1 mengukur sampai sejauh
mana tujuan proses dicapai. Hasil pencapaian atribut ini Penelitian, Gambar 3 Diagram Alir Wawancara.
tercermin dari setiap proses menghasilkan keluaran yang
diharapkan.
2.1 Performance Management
Mengukur sampai sejauh mana pelaksanaan proses diatur. Start
2.2 Work Product Management
Mengukur sampai sejauh mana produk kerja diproduksi
Studi
oleh proses yang telah diatur dengan baik.
Literatur
3.1 Process Definition
Mengukur sejauh mana proses didefinisikan untuk
mendukung pelaksanaan proses. Survey
Awal
3.2 Process Deployment
Mengukur sejauh mana standar proses dilaksanakan secara
efektif. Pengambilan
Data Survey
4.1 Process Measurement
Mengukur sejauh mana hasil pengukuran digunakan
untuk menjamin pelaksanaan proses dapat mendukung Studi
pencapaian tujuan organisasi. Literatur
4.2 Process Control
Mengukur sejauh mana proses diatur secara kuantitatif Analisa
untuk menghasilkan sebuah proses yang stabil dan dapat Survey Awal
diprediksi sesuai dengan batasan yang didefinisikan.
5.1 Process Innovation
Pengukuran sejauh mana perubahan proses diidentifikasi Kesimpulan
dari pelaksanaan proses dan dari pendekatan inovasi
terhadap pelaksanaan proses.
5.2 Process Optimization Finish
Mengukur sejauh mana perubahan didefinisikan,
mengelola pelaksanaan proses secara efektif untuk
mendukung pencapaian tujuan peningkatan proses. Gambar 2 Diagram Alir Penelitian [1].

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 18 A. Gunawan & J. F. Andry

4.1.3. DSS01.03 Monitor IT infrastructure


Start
Memantau infrastruktur TI dan acara terkait. Simpan
informasi kronologis yang cukup dalam log operasi untuk
Design Pertanyaan
Wawancara memungkinkan rekonstruksi, peninjauan dan pemeriksaan
terhadap urutan waktu operasi dan aktivitas lain yang
mengelilingi atau mendukung operasi.
Analisa
T Perbaikan RMR sudah mempunyai log tentang keuangan keluar
Pertanyaan
masuk yang terjadi di dalam Perusahaan tetapi belum
di urutkan dari yang terpenting dan tidak terlalu penting.
Pengambilan
Semua masuk dalam 1 log di dalam aplikasi Zahir. Level
Data Wawancara Capability 2.2 yaitu Work Product Management.

Analisa 4.1.4. DSS01.04 Manage the environment


Hasil Wawancara
Mengelola pengoperasian layanan TI secara outsource
untuk menjaga perlindungan informasi perusahaan dan
Kesimpulan
keandalan pemberian layanan.
RMR sudah mengetahui ancaman yang mungkin
Finish terjadi di dalam ruang Server, namun Karena kondisi
lingkungan yang baik, sehingga perusahaan belum
Gambar 3 Diagram Alir Wawancara [1].
berpikir untuk melindungi Server ketika terjadi bencana
seperti banjir, gempa bumi, dsb. Namun perusahaan telah
mempunyai prosedur untuk para karyawan ketika terjadi
4 Hasil dan Pembahasan bencana alam, yaitu pertama menyelamatkan diri untuk para
karyawan lalu sebisa mungkin melindungi data yang bias
Pada bab ini, akan dibahas hasil Analisa dari Domain DSS diselamatkan didalam ruang Server. Level Capability 2.1
yang berfokus pada Domain DSS dan proses-proses nya. yaitu Performance Management.
RMR mengharapkan bahwa mereka mendapatkan hasil
process capability bernilai 3, yaitu Established Process.
4.1.5. DSS01.05 Manage facilities
Mengelola fasilitas, termasuk peralatan listrik dan
4.1. DSS01 Process Practices, Inputs/Outputs and Activities
komunikasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan persyaratan teknis dan bisnis, spesifikasi vendor, dan
prosedur operasional yang diperlukan untuk memberikan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja.
layanan TI internal dan outsource, termasuk pelaksanaan
RMR telah memiliki salah satu dari hal wajib untuk
prosedur operasi standar yang telah ditentukan sebelumnya
penangan ketika listrik padam, yaitu UPS yang mampu
dan kegiatan pemantauan yang diperlukan.
menahan daya hingga 2 jam ketika listrik padam. Hal ini
sudah lebih dari cukup ketika terjadi pemadaman listrik
4.1.1. DSS01.01 Manage Operations Karena dalam waktu tersebut perusahaan masih bisa
Menjaga dan melaksanakan prosedur operasional dan menggunakan alat TI dan masih memiliki banyak waktu
tugas operasional secara andal dan konsisten. untuk menyimpan data penting perusahaan.
Hasil audit didapatkan bahwa RMR telah mempunyai Selain itu didapat bahwa seluruh penanganan
prosedur tetap dan juga telah melaksanakan penggunaan kabel dari tiang listrik hingga kedalam gedung dikelola
Aplikasi Zahir sesuai dari prosedur yang telah ditetapkan. oleh PLN, sementara untuk pembagian listrik untuk
Level capability 3.1 yaitu Process Definition. penggunaan IT dan manufaktur sudah dilakukan oleh
pihak perusahaan sendiri. Level Capability 2.2 yaitu Work
4.1.2. DSS01.02 Manage outsourced IT services Product Management.
Mengelola pengoperasian layanan TI dari Outsource
untuk menjaga perlindungan informasi perusahaan dan
keandalan pemberian layanan. 4.2. DSS02 Manage Service Requests and Incidents
Pihak Aplikasi Zahir tidak memiliki ToS Agreement Memberikan respon yang tepat waktu dan efektif
didalam Aplikasi mereka yang mengikat Perusahaan, namun terhadap permintaan pengguna dan penyelesaian
pihak RMR masih dapat menghubungi pihak Zahir ketika semua jenis insiden. Kembalikan layanan normal;
ada error yang terjadi pada program Zahir tersebut. Pihak Merekam dan memenuhi permintaan pengguna; Dan
Zahir akan langsung menangani masalah pada RMR saat itu mencatat, menyelidiki, mendiagnosis, meningkatkan dan
juga. Level Capability 2.2 yaitu Work Product Management menyelesaikan insiden.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Gunawan & J. F. Andry I - 19

4.2.1. DSS02.01 Define incident and service request hal yang diinginkan pun itu terjadi, maka RMR sudah
classification schemes memiliki prosedur sendiri untuk memulihkan data mereka
Menentukan skema klasifikasi dan model permintaan ke masing-masing komputer Client. Level capability 3.2
dan permintaan. yaitu Process Deployment.
RMR telah mengetahui proses tentang insiden
keamanan ini, namun mereka belum memiliki prosedur 4.2.6. DSS02.06 Close service requests and incidents
seperti pencatatan apa saja yang akan dilakukan ketika terjadi Melakukan verifikasi penyelesaian insiden yang
bencana. Level Capability 1.1 yaitu Process Performance memuaskan dan / atau pemenuhan permintaan, dan tutup.
RMR akan melakukan verifikasi apakah masalah
4.2.2. DSS02.02 Record, classify and prioritise requests yang mereka hadapi sudah terselesaikan atau belum, jika
and incidents sudah maka mereka akan membuat laporan bahwa masalah
tersebut sudah selesai, namun jika belum maka mereka akan
Mengidentifikasi, mencatat dan mengklasifikasikan
meminta vendor terkait untuk melakukan crosscheck hingga
permintaan layanan dan insiden, dan menetapkan prioritas
masalah mereka terselesaikan. Level Capability 2.2 yaitu
sesuai dengan kekritisan dan kesepakatan layanan bisnis.
Work Product Management.
RMR telah mengetahui dan mengidentifikasikan
informasi di Perusahaan dan telah mengurutkan catatan
pada masing-masing topik, namun belum mengurutkan 4.2.7. DSS02.07 Track status and produce reports
dari hal yang terpending hingga tidak terlalu penting. Level Secara teratur melacak, menganalisa dan melaporkan
Capability 2.1 yaitu Performance Management. kejadian dan meminta pemenuhan tren untuk memberikan
informasi perbaikan terus-menerus.
4.2.3. DSS02.03 Verify, approve and fulfil service requests RMR sudah menerapkan pencatatan masalah TI yang
terjadi namun hanya sebatas informasi saja, belum sampai
Memilih prosedur permintaan yang sesuai dan
ke pembukuan dan mereka belum sampai ke integrase
verifikasi bahwa permintaan layanan memenuhi kriteria
data secara online. Level Capability 1.1 yaitu Process
permintaan yang ditentukan. Dapatkan persetujuan, jika
Performance
diperlukan, dan memenuhi permintaan. Dengan kekritisan
dan kesepakatan layanan bisnis.
RMR telah mengetahui proses ini namun mereka
belum menerapkan di dalam standar operasional mereka. 4.3. DSS03 Manage Problems
Level Capability 1.1 yaitu Process Performance. Mengidentifikasi masalah dan mengklasifikasikan masalah
dan akar permasalahannya dan memberikan resolusi tepat
waktu untuk mencegah kejadian berulang. Memberikan
4.2.4. DSS02.04 Investigate, diagnose and allocate
rekomendasi untuk perbaikan.
incidents
Mengidentifikasi dan mencatat gejala kejadian,
4.3.1. DSS03.01 Identify and classify problems
menentukan penyebab yang mungkin, dan mengalokasikan
untuk resolusi. Menentukan dan menerapkan kriteria dan prosedur
untuk melaporkan masalah yang teridentifikasi, termasuk
RMR telah mengetahui proses ini dan telah
klasifikasi masalah, kategorisasi dan prioritas.
meletakkan hal yang mungkin terkena bencana alam di
tempat yang aman, namun mereka belum memiliki standar RMR tidak terlalu berfokus kepada manajemen TI
untuk mencatat, dan menganalisa bencana alam yang di Perusahaan mereka karena RMR bergerak di bidang
kemungkinan bias terjadi secara tiba-tiba. Level Capability manufacturing produk yang tidak terlalu membutuhkan
1.1 yaitu Process Performance. infrastruktur TI yang besar, sehingga mereka tidak memiliki
standar ketika terjadi perubahan besar pada bidang TI di
dalam Perusahaan. Mereka akan menyerahkan tugas TI
4.2.5. DSS02.05 Resolve and recover from incidents kepada pihak yang bersangkutan untuk menangani masalah
Mendokumentasikan, menerapkan dan menguji solusi tersebut. Tetapi untuk masalah penentuan ahli TI untuk
dan solusi yang teridentifikasi dan melakukan tindakan hardware dan software yang bersifat simple di, RMR telah
pemulihan untuk memulihkan layanan terkait TI. menunjuk seorang ahli TI di Perusahaan untuk mengatur hal
RMR memiliki Server yang terpisah yang digunakan tersebut. Level Capability 1.1 yaitu Process Performance.
sebagai Master Backup ketika terjadi bencana dan hal-
hal yang tidak diinginkan. Ketika komputer Client yang
digunakan IT Manager maupun Manager terkena serangan 4.3.2. DSS03.02 Investigate and diagnose problems
virus, malware dan sebagainya ataupun ketika hardware Menyelidiki dan mendiagnosa masalah dengan
dari komputer tiba-tiba rusak, makan data RMR akan tetap menggunakan ahli manajemen subjek yang relevan untuk
aman karena tersimpan pada storage yang berbeda. Ketika menilai dan menganalisis akar permasalahan.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 20 A. Gunawan & J. F. Andry

RMR telah memiliki prosedur ketika terjadi masalah 4.4. DSS05 Manage Security Services
error pada program mereka yaitu menghubungi Developer Melindungi informasi perusahaan untuk menjaga tingkat
aplikasi Zahir untuk melakukan konsultasi langsung melalui risiko keamanan informasi yang dapat diterima oleh
telfon, namun RMR belum sampai memiliki catatan khusus perusahaan sesuai dengan kebijakan keamanan. Menetapkan
tentang masalah-masalah yang mereka hadapi untuk dan memelihara peran keamanan informasi dan hak akses
menjadi pedoman di kemudian hari. Level Capability 1.1 dan melakukan pemantauan keamanan.
yaitu Process Performance
4.4.1. DSS05.01 Protect against malware
4.3.3. DSS03.03 Raise known errors
Melaksanakan dan memelihara tindakan pencegahan,
Segera setelah akar penyebab masalah diidentifikasi, detektif dan perbaikan yang ada (terutama patch keamanan
buat catatan kesalahan yang diketahui dan solusi yang dan pengendalian virus terkini) di seluruh perusahaan untuk
sesuai, dan identifikasi solusi potensial. melindungi sistem informasi dan teknologi dari perangkat
RMR sampai saat ini belum memiliki kasus kesalahan lunak perusak (misal Virus, worm, spyware, spam).
di bidang Aplikasi Zahir yang sangat fatal hingga terjadi RMR sudah memiliki Anti-virus di dalam masing-
error yang membuat lumpuh Perusahaan, maka dari itu masing komputer Client. Perusahaan juga menetapkan
RMR belum sampai memiliki catatan dari kesalahan bahwa komputer Client hanya boleh digunakan untuk proses
apa dan solusi apa yang harus dilakukan ketika Aplikasi kerja, dan tidak boleh untuk hal lain seperti melakukan
terjadi error. Mereka akan langsung menghubungi pihak install aplikasi dari luar.
Developer ketika hal tersebut terjadi. Level Capability 0
RMR menerima order melalui telfon dan sms dan
yaitu Incomplete Process.
mereka juga memiliki alamat e-mail bernama support@
radisa-mr.com yang belum memiliki fitur auto-filter pesan
4.3.4. DSS03.04 Resolve and close problems spam sehingga seluruh pesan akan masuk tanpa dilakukan
Mengidentifikasi dan memulai solusi berkelanjutan filter terlebih dahulu.
yang menangani akar permasalahan, meningkatkan Namun untuk pemantauan secara teratur, pihak RMR
permintaan perubahan melalui proses manajemen perubahan belum sampai melakukan hal tersebut.
yang mapan jika diperlukan untuk menyelesaikan kesalahan. Ketika hal paling buruk seperti Harddisk komputer
Pastikan personil yang terkena dampak sadar akan tindakan Client rusak, terkena virus dan serangan lainnya, mereka
yang diambil dan rencana yang dikembangkan untuk sudah memiliki backup Server di ruangan yang berbeda
mencegah kejadian di masa depan. sehingga kehilangan data dapat diminimalisir. Level
RMR memiliki pengaturan jadwal ketika terjadi capability 3.1 yaitu Process Definition.
kerusakaan hal TI di dalam Perusahaan seperti sambungan
kabel yang putus, hardware atau software komputer
4.4.2. DSS05.02 Manage network and connectivity security
yang error, semua hal itu mereka jadwalkan untuk kapan
diperbaiki oleh teknisi terkait. Gunakan tindakan pengamanan dan prosedur
manajemen terkait untuk melindungi informasi dari semua
RMR juga akan memberikan laporan konfirmasi bahwa
metode konektivitas.
masalah yang mereka hadapi telah selesai, sehingga pihak
terkait mengetahui bahwa masalah yang mereka hadapi telah RMR membagi menjadi 2 bagian operasional
terselesaikan. Level capability 3.1 yaitu Process Definition. komputer mereka, yaitu Client dan Server. Masing-masing
tentu saja memiliki password yang dibutuhkan ketika ingin
melakukan penggunaannya.
4.3.5. DSS03.05 Perform proactive problem managements
RMR memiliki jalur sendiri dan tidak berhubungan
Mengumpulkan dan menganalisis data operasional dengan jalur lain yaitu dengan menggunakan Wireless
(terutama kejadian dan catatan perubahan) untuk yang di password untuk menghubungkan Client dan Server
mengidentifikasi kecenderungan yang muncul yang mereka.
mungkin mengindikasikan masalah. Log catatan masalah
Namun RMR belum melakukan proses enkripsi data
untuk mengaktifkan penilaian.
sehingga data yang keluar masuk adalah data asli yang
RMR belum mengetahui proses ini, mereka belum dapat dengan mudah dibaca oleh semua orang tanpa proses
memiliki log masalah dan mereka tidak melakukan penilaian lebih lanjut lagi.
terhadap masalah terkait dengan TI yang terjadi.
RMR belum pernah melakukan ujian penetrasi sistem
Mereka juga belum memikirkan jadwal teratur untuk mereka dan tidak memiliki jadwal pengujian sistem secara
mengadakan pertemuan antar manager dan pemilik RMR berkala untuk mengetahui seberapa kuat keamanan dari
untuk membahas masalah perubahan tata kelola TI. Level Server mereka. Level Capability 2.2 yaitu Work Product
Capability 0 yaitu Incomplete Process. Management.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Gunawan & J. F. Andry I - 21

4.4.3. DSS05.03 Manage endpoint security Untuk penggunaan biometric, RMR menggunakan
Memastikan titik akhir (misalnya, laptop, desktop, sidik jari hanya untuk sebatas melakukan absen harian.
server, dan perangkat seluler dan jaringan seluler atau Level Capability 1.1 yaitu Process Performance
perangkat lunak lainnya) dijamin pada tingkat yang sama
atau lebih besar dari persyaratan keamanan yang ditetapkan 4.4.6. DSS05.06 Manage sensitive documents and output
dari informasi yang diproses, disimpan atau dikirim. devices
Pihak RMR telah melakukan konfigurasi sistem Menetapkan pengamanan fisik, praktik akuntansi
operasi dengan aman yaitu menggunakan Windows Original dan pengelolaan persediaan yang tepat atas aset TI yang
pada perusahaan mereka. Namun mereka sama sekali tidak sensitif, seperti formulir khusus, instrumen yang dapat
melakukan proses enkripsi data masuk dan keluar dalam dinegosiasikan, printer tujuan khusus atau token keamanan.
Perusahaan.
Semua dokumen yang masuk harus diterima oleh
Pihak RMR juga belum mengetahui proses isi lebih manager dan melalui proses pengecekan terlebih dahulu,
lanjut namun beberapa proses sudah mereka ketahui. Level namun belum ada penetapan hak akses terhadap dokumen
Capability 1.1 yaitu Process Performance apa saja yang boleh dilihat oleh masing-masing manager.
RMR membuang sampah dokumen yang pernah
4.4.4. DSS05.04 Manage user identity and logical access dianggap penting dengan cara di rusak terlebih dahulu
Memastikan semua pengguna memiliki hak akses seperti perobekan kertas sehingga jika ada orang yang
informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka dan menemukan dokumen tersebut, maka orang tersebut akan
berkoordinasi dengan unit bisnis yang mengelola hak akses kesulitan untuk mengetahui informasi apa yang ada di
mereka sendiri dalam proses bisnis. dalam dokumen tersebut, namun RMR tidak menyediakan
Hanya manager dan ahli TI terkait yang boleh tempat terpisah untuk sampah pembuangan dokumen dan
menggunakan komputer di dalam ruangan TI, dan hanya menjadikan 1 dengan sampah lainnya. Level Capability 2.1
ahli TI yang boleh masuk keruangan Server sehingga yaitu Performance Management.
bencana oleh manusia sudah diminimalisir oleh RMR.
Namun untuk hak akses istimewa hanya ada password 4.4.7. DSS05.07 Monitor the infrastructure for security-
ketika login Windows tanpa ada akses eksklusif dengan related events
Username yang berbeda. Menggunakan alat deteksi intrusi, memantau
Pihak RMR juga belum memiliki jadwal untuk infrastruktur untuk akses yang tidak sah dan memastikan
manajemen rutin terkait dengan peninjauan akun istimewa. bahwa setiap peristiwa diintegrasikan dengan pemantauan
Level Capability 1.1 yaitu Process Performance kejadian dan pengelolaan kejadian secara umum.
RMR belum memiliki laporan kejadian terkait TI yang
4.4.5. DSS05.05 Manage physical access to IT assets terjadi di perusahaan, mereka juga belum mempunyai alat
Menentukan dan menerapkan prosedur untuk memberi, TI seperti Metal Detector namun mereka sudah mempunyai
membatasi dan mencabut akses terhadap bangunan, CCTV untuk bagian keamanan.
bangunan dan area sesuai kebutuhan bisnis, termasuk Karyawan di RMR dilatih untuk bisa secara terus
keadaan darurat. Akses ke bangunan, bangunan dan area mematuhi aturan dan standar prosedur yang berlaku dan
harus dibenarkan, disahkan, dicatat dan dipantau. Ini harus mereka juga dituntut untuk bisa bekerja dibawah tekanan
berlaku untuk semua orang yang memasuki tempat itu, agar proyek yang mereka kerjakan bisa selesai tepat waktu
termasuk staf, staf sementara, klien, vendor, pengunjung sesuai dengan permintaan Client. Level Capability 1.1 yaitu
atau pihak ketiga lainnya. Process Performance.
RMR berjalan dalam sebuah gedung yang memiliki Dari hasil diatas, maka didapatkan hasil rata-rata
ruangan Server, ruangan kantor/kerja dan ruangan untuk Domain DSS beserta proses-prosesnya seperti terlihat pada
proses manufacturing. Karena gedung hanya terdiri dari tabel 2.
tiga lantai dan tidak terlalu besar, makan akses untuk masuk
tidak terlalu ketat, pengunjung tidak memerlukan tanda Tabel 2 Summary Hasil Rata-rata.
pengenal dan tidak diharuskan menggunakan nametag
No. Sub Domain Current Expected
untuk masuk ke dalam.
Di RMR juga belum ada kartu tanda pengenal yang DSS01 Process Practices, Inputs/ 2.4 3
Outputs and Activities
sampai digunakan untuk proses authentification dan disini
belum ada pembatasan akses antar ruang, semua bekerja di DSS02 Manage Service Requests 1.7 3
dalam satu ruangan kantor, satu ruangan untuk manufacture and Incidents
dan satu ruangan untuk Server, namun untuk ruangan Server DSS03 Manage Problems 1.1 3
dijaga 24 jam 7 hari untuk memastikan tidak boleh ada orang
DSS05 Manage Security Services 1.7 3
yang tidak berwenang masuk ke dalam ruangna Server.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 22 A. Gunawan & J. F. Andry

5 Simpulan dan Saran Kepustakaan


5.1. Simpulan [1] Andry, J.F., Audit Tata Kelola TI Menggunakan
Dari pembahasan diatas, bias dikatakan bahwa Kerangka Kerja COBIT pada Domain DS dan ME di
RMR sudah menggunakan Aplikasi Zahir dan sudah Perusahaan Kreavi Informatika Solusindo, Seminar
mengimplementasikan standar pengoperasionalan IT di Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016,
Perusahaan mereka. Yogyakarta, 18-19 Maret 2016.
[2] Hidayat, A.E., Audit Control Capability Level Tata
Mereka juga sudah melakukan tindakan preventif
Kelola Sistem Informasi Menggunakan COBIT 5,
untuk penanggulangan bencana dengan menempatkan
Jurnal Informasi, Bandung, November 2015.
Server yang berbeda dengan ruang kerja mereka.
[3] Andry, J.F., Audit Sistem Informasi Sumber
RMR belum memiliki prosedur pencatatan akan Daya Manusia Pada Training Center di Jakarta
bencana yang kemungkinan dapat terjadi dan belum Menggunakan Framework COBIT 4.1, Jurnal Ilmiah
memiliki pembukuan tentang bencana apa saja yang pernah FIFO Vol. 8, No.1, Mei 2016.
terjadi di dalam Perusahaan. [4] Pasquini, A., COBIT 5 and the Process Capability
Model. Improvements Provided for IT Governance
5.2. Saran Process, Proceedings of FIKUSZ ’13 Symposium for
RMR harus secara rutin melakukan maintenance Server Young Researchers, pp. 67-76, 2013.
serta membuat backup data yang ada di Server, dan juga [5] Andry, J.F., Performance Measurement IT of Process
membuat persiapan untuk menanggulangi ketika terjadi Capability Model Based on COBIT: A Study Case,
bencana baik dari alam maupun dari manusia, hal ini untuk Jurnal Ilmiah DASI Vol.17 No. 3, Yogyakarta,
meminimalisir adanya kehilangan data ketika terjadi hal September 2016.
yang tidak diinginkan. [6] Putri, R.E., Teknik Informatika Program Studi Sistem
Komputer FTI Universitas Andalas, Jurnal CoreIT,
RMR juga harus membuat prosedur yang perlu
Vol.2, No.1, Juni 2016, Padang: Jl. Kampus Limau
dilakukan ketika terjadi bencana ataupun hal yang tidak
Manis. (2016).
diinginkan, dan melakukan pencatatan history error apa
[7] ISACA COBIT 5, 2012, Enabling Process Institute,
saja yang terjadi di dalam aplikasi Zahir sehingga ketika
www.itgi.org.
kedepan nya terjadi pergantian orang ataupun penambahan
[8] Ciptaningrum, D., Nugroho, E. & Adhipta, D., Audit
pekerja yang terkait dalam bidang TI di dalam Perusahaan,
Keamanan Sistem Informasi pada Kantor Pemerintah
maka orang tersebut bisa melihat hal apa yang harus ia
Kota Yogyakarta menggunakan COBIT 5, Seminar
lakukan ketika terjadi error pada aplikasi Zahir.
Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015,
Yogyakarta, 28 Maret 2015.
[9] Andry, J.F., Process Capability Model Based on
COBIT 5 Assessments (Case Study), Jatisi, Vol. 3 No. 1
September 2016, Palembang.
[10] ISO/IEC 15504-2, “Software Engineering Process
Assessment Part 2: Performing an assessment”, 2003.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pemanfaatan Open Source untuk Internal dan Eksternal DNS


Di Perusahaan

Agni Isador Harsapranata

AMIK BSI Bekasi, Jl. Cut Mutiah No. 88, Bekasi , Mobile 081510103848
Website:http://www.bsi.ac.id
E-mail: agniisador@gmail.com

Abstrak – Perkembangan teknologi internet saat ini sudah sedemikian pesatnya. Ini dapat dilihat dari
jumlah ketersediaan jaringan yang semakin luas. Dalam penggunaan internet, pengguna tidak akan
lepas dari service Domain Name System atau juga sering disingkat dengan DNS. Teknologi DNS saat ini
sangat menunjang dalam komunikasi data dari Client dan Server. Tanpa menggunakan DNS, komunikasi
data akan terhambat, bahkan akan mengalami gangguan, yang akan mengakibatkan kerugian disisi
pengguna dan penyedia service di server. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian mengenai
DNS menggunakan open source, disini penulis menggunakan Linux Centos sebagai sistem operasinya,
dan aplikasi BIND. Kedua aplikasi ini akan memberikan service DNS, yang mana service tersebut
memiliki dua sisi, yaitu sisi eksternal yang dapat diakses secara public yaitu dapat dilihat dari Internet
secara global, dan sisi internal, dimana hanya dapat dilihat oleh internal perusahaan. Service DNS
yang dilakukan oleh satu mesin ini sangat membantu administrator jaringan perusahaan dan pengguna
internal perusahaan, dikarenakan pengguna internal aplikasi di perusahaan tidak perlu menghafal
setiap IP Address server yang akan digunakan. Konfigurasi aplikasi ini bermanfaat dalam melakukan
administrasi server, dimana dalam perusahaan memiliki lebih dari satu server, bahkan berpuluh server
yang berbeda fungsi.

Kata kunci: DNS, Server, Bind

1 Pendahuluan 2 Dasar Teori


Melakukan pemanggilan aplikasi melalui ip address Disini penulis mencoba memberi penjelasn mengenai teori
bukanlah pekerjaan yang sulit, akan tetapi menjadi teori yang berhubungan dalam penelitian ini:
berbeda apabila jumlah service dan server yang tersedia
berjumlah puluhan dan bahkan ratusan. Tentu sebagai 2.1. Ip Address
pengguna sistem informasi akan mengalami kesulitan
Setiap computer yang terkoneksi ke Internet ataupun
dalam menghafal setiap alamat ip address penyedia
intranet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini supaya
service. Oleh karena itu disini penulis tertarik dalam
seragam diseluruh dunia maka pemberian alamat IP address
penelitian mengenai DNS Serve. Dimana dengan
diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet
memanfaatkan DNS, disisi pengguna tidak akan kesulitan
Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya
dalam menghafal alamat ip address penyedia sistem
memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host
informasi, DNS ini akan bekerja baik dari intranet dan
ID diatur oleh pemilik IP address tersebut. Ip address dibagi
internet. Disini penulis memanfaatkan teknologi open
menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network
source, baik dari sistem operasi, dan aplikasi yang
ID yang akan menetukan alamat dalam jaringan (network
dipergunakan. Open source walaupun didapatkan secara
address) sedangkan Host ID menentukan alamat dari
gratis, kemampuan yang dimiliki tidaklah kalah dengan
peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan
aplikasi close source.
antara satu mesin dengan mesin lainnya. Ibaratkan Network

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 23
I - 24 A. I. Harsapranata

ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID dan Sun Microsystems. Linux digunakan sebagai sistem
adalah nomor rumahnya. Dalam IP address dibagi menjadi operasi di berbagai macam jenis perangkat keras komputer,
beberapa kelas seperti di gambar 1. termasuk komputer desktop, superkomputer, dan sistem
benam seperti pembaca buku elektronik, sistem permainan
video (PlayStation 2, PlayStation 3 dan XBox), telepon
genggam dan router. Para pengamat teknologi informatika
beranggapan kesuksesan Linux dikarenakan Linux tidak
bergantung kepada vendor (vendor independence), biaya
operasional yang rendah, dan kompatibilitas yang tinggi
dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan
dan kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem
Gambar 1. Kelas IP Address
operasi lainnya seperti Microsoft Windows. Ciri-ciri ini
juga menjadi bukti atas keunggulan model pengembangan
perangkat lunak sumber terbuka (opensource software).
Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai seperti GNOME,KDE dan Xfce juga memilikipaket
dengan kelas C. aplikasi perkantoran (office suite) seperti OpenOffice.org,
Catatan : KOffice,Abiword.
- Alamat Network ID dan Hos ID tidak boleh semuanya Sistem operasi Unix dikembangkan dan
0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 : diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama
255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan
broadcast kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya dapat
- Alamat network, digunakan dalam routing untuk digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh
menunjukkan pengiriman paket remote network, institusi-institusi akademis dan pada pebisnis.
contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0.

Dari gambar 2 dapat diperhatikan kelas A menyediakan


jumlah network yang paling sedikit namun menyediakan
host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktet pertama
yang digunakan untuk alamat network bandingkan dengan
kelas B dan C.

Gambar 3. Logo Linux Tux

Logo Linux (Tux) seperti di lihat di gambar 3 dimulai


Gambar 2. Jumlah IP Host dan Network saat Linus Torvalds sedang berjalan-jalan di taman Perth.
Saat sedang berjalan itu lah Linus Torvalds di patok
oleh seekor Pinguin dan demam selama berhari-hari. Ia
2.2. Linux Operating System berpikir bahwa karakter pinguin cocok untuk menjadi logo
Linux adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi dari sistem operasi barunya itu. Maka diadakan sebuah
komputer bertipe Unix. Linux merupakan salah satu kompetisi untuk mendesain Logo Linux yang baru, dan
contoh hasil pengembangan perangkat lunak bebas dan kompetisi itu dimenangkan oleh Larry Ewing yang berhasil
sumber terbuka. Seperti perangkat lunak bebas dan sumber menggambarkan seekor pinguin yang sedang duduk.
terbuka lainnya pada umumnya, kode sumber Linux dapat Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan
dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel
bebas oleh siapa saja. Nama “Linux” berasal dari nama dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas
pembuatnya, yang diperkenalkan tahun 1991 oleh Linus perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman
Torvalds. Sistemnya, peralatan sistem dan pustakanya mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan
umumnya berasal dari sistem operasi GNU (General mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU. Kebanyakan
Public License), yang diumumkan tahun 1983 oleh Richard program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi
Stallman. Kontribusi GNU adalah dasar dari munculnya (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix
nama alternatif Linux. Linux telah lama dikenal untuk dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-
penggunaannya di server, dan didukung oleh perusahaan- an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device
perusahaan komputer ternama seperti Intel, Dell, Hewlett- driver, dan kernel masih belum selesai pada saat itu. Linus
Packard, IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat, Torvalds pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. I. Harsapranata I - 25

tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan Linux dapat dikendalikan oleh satu atau lebih
untuk menulis versinya sendiri. antarmuka baris perintah (command line interface atau CLI)
MINIX, sebuah sistem bertipe Unix yang ditujukan berbasis teks, antarmuka pengguna grafis (graphical user
untuk penggunaan akademis dirilis oleh Andrew S. interface atau GUI, yang umumnya merupakan konfigurasi
Tanenbaum pada tahun 1987. Kode sumber MINIX 1.0 bawaan untuk versi desktop).
tercantum dalam bukunya Operating Systems: Design Pada komputer meja, GNOME, KDE dan Xfce
and Implementation. Walaupun dapat secara mudah merupakan antarmuka pengguna yang paling populer,
didapatkan, modifikasi dan pendistribusian ulang walaupun terdapat sejumlah varian antarmuka pengguna.
tidak diperbolehkan pada saat itu. Hak cipta dari kode Antarmuka pengguna yang paling populer berjalan di atas
sumbernya termasuk ke dalam hak cipta dari bukunya X Window System (X), yang menyediakan transparansi
yang dipublikasikan oleh Prentice Hall. Sebagai jaringan yang memperolehkan sebuah aplikasi grafis
tambahan, disain versi 16-bit dari MINIX kemudian berjalan di atas satu mesin tetapi ditampilkan dan dikontrol
tidak secara baik diadaptasikan kepada versi 32-bit di mesin yang lain.
dari arsitektur Intel 386 yang murah dan populer yang GUI yang lain memiliki X window manager seperti
digunakan secara luas di komputer pribadi. FVWM, Enlightenment, Fluxbox, Icewm dan Window
Tahun 1991, Torvalds mulai bekerja untuk membuat Maker. Manajer jendela menyediakan kontrol untuk
versi non-komersial pengganti MINIX sewaktu ia belajar di penempatan dan penampilan dari jendela-jendela aplikasi
Universitas Helsinki. Hasil kerjaannya itu yang kemudian individual serta interaksi dengan sistem jendela X.
akan menjadi kernel Linux. Pada tahun 1992, Tanembaum Sebuah sistem Linux umumnya menyediakan
menulis sebuah artikel di Usenet, mengklaim bahwa Linux sebuah antarmuka baris perintah lewat sebuah shell, yang
sudah ketinggalan zaman. Dalam artikelnya, ia mengkritik merupakan cara tradisional untuk berinteraksi dengan
Linux sebagai sebuah sistem operasi dengan rancangan sebuah sistem Unix. Sebuah distro Linux yang dikhususkan
monolitik dan terlalu terpaku dengan arsitektur x86 sehingga untuk lingkungan server mungkin hanya memiliki CLI
tidak bersifat portable, di mana digambarkannya sebagai sebagai satu-satunya antarmuka. Sebuah sistem yang tidak
sebuah “kesalahan mendasar”. Tanenbaum menyarankan memiliki monitor hanya dapat dikontrol melalui baris
bahwa mereka yang menginginkan sebuah sistem operasi perintah lewat protokol seperti SSH atau telnet.
modern harus melihat kepada sebuah rancangan yang
Kebanyakan komponen tingkat rendah Linux,
berdasarkan kepada model mikrokernel. Tulisan tersebut
menggunakan CLI secara ekslusif. CLI cocok untuk
menekankan tanggung jawab Torvalds yang berujung
digunakan pada lingkungan otomasi tugas-tugas yang
kepada sebuah debat tentang rancangan kernel monolitik dan
repetitif atau tertunda, dan menyediakan komunikasi inter-
microkernel. Sekarang ini Linux telah digunakan di berbagai
proses yang sangat sederhana. Sebuah program emulator
domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah
terminal grafis sering digunakan untuk mengakses CLI
mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web
dari sebuah Linux desktop.Perbedaan utama antara Linux
dengan aplikasi LAMP-nya yang populer. Pengembangan
dan sistem operasi populer lainnya terletak pada kernel
kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara
Linux dan komponen-komponennya yang bebas dan
Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang
terbuka. Linux bukan satu-satunya sistem operasi dalam
mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu,
kategori tersebut, walaupun demikian Linux adalah
banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan
contoh terbaik dan terbanyak digunakan. Beberapa lisensi
komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan
perangkat lunak bebas dan sumber terbuka berdasarkan
dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-
prinsip-prinsip copyleft, sebuah konsep yang menganut
GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam
prinsip: karya yang dihasilkan dari bagian copyleft harus
bentuk distribusi Linux. Linux merupakan sistem operasi
juga merupakan copyleft. Lisensi perangkat lunak bebas
bertipe Unix modular. Linux memiliki banyak disain yang
yang paling umum, GNU GPL, adalah sebuah bentuk
berasal dari disain dasar Unix yang dikembangkan dalam
copyleft, dan digunakan oleh kernel Linux dan komponen-
kurun waktu 1970-an hingga 1980-an. Linux menggunakan
komponen dari proyek GNU.Sistem Linux berkaitan erat
sebuah kernel monolitik, kernel Linux yang menangani
dengan standar-standar POSIX, SUS, ISO dan ANSI. Akan
kontrol proses, jaringan, periferal dan pengaksesan sistem
tetapi, baru distribusi Linux-FT saja yang mendapatkan
berkas. Device driver telah terintegrasi ke dalam kernel.
sertifikasi POSIX.1.Proyek-proyek perangkat lunak bebas,
Banyak fungsi-fungsi tingkat tinggi di Linux ditangani oleh
walaupun dikembangkan dalam bentuk kolaborasi, sering
proyek-proyek terpisah yang berintegrasi dengan kernel.
dirilis secara terpisah. Akan tetapi, dikarenakan lisensi-
Userland GNU merupakan sebuah bagian penting dari sistem
lisensi perangkat lunak bebas secara eksplisit mengizinkan
Linux yang menyediakan shell dan peralatan-peralatan yang
distribusi ulang, terdapat proyek-proyek yang bertujuan
menangani banyak fungsi-fungsi dasar sistem operasi. Di
untuk mengumpulkan perangkat lunak-perangkat lunak
atas kernel, peralatan-peralatan ini membentuk sebuah
tersebut dan menjadikannya tersedia dalam waktu
sistem Linux lengkap dengan sebuah antarmuka pengguna
bersamaan dalam suatu bentuk yang dinamakan distribusi
grafis yang dapat digunakan, umumnya berjalan di atas X
Linux. Sebuah distribusi Linux, yang umum disebut dengan
Window System.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 26 A. I. Harsapranata

“distro”, adalah sebuah proyek yang bertujuan untuk tugas-tugas administratif. Model bisnis yang lain adalah
mengatur sebuah kumpulan perangkat lunak berbasis Linux dengan memberikan perangkat lunak secara gratis untuk
dan memfasilitasi instalasi dari sebuah sistem operasi Linux. penjualan perangkat keras. Dalam penelitian ini penulis
Distribusi-distribusi Linux ditangani oleh individu, tim, menggunakan Sistem Operasi Linux Centos.
organisasi sukarelawan dan entitas komersial. Distribusi CentOS (Community ENTerprise Operating System)
Linux memiliki perangkat lunak sistem dan aplikasi dalam adalah sebuah distribusi linux sebagai bentuk dari usaha
bentuk paket-paket dan perangkat lunak yang spesifik untuk menyediakan platform komputasi berkelas enterprise
dirancang untuk instalasi dan konfigurasi sistem. Perangkat yang memiliki kompatibilitas kode biner sepenuhnya
lunak tersebut juga bertanggung jawab dalam pemutakhiran dengan kode sumber yang menjadi induknya, Red Hat
paket. Sebuah Distribusi Linux bertanggung jawab atas Enterprise Linux (RHEL).
konfigurasi bawaan, sistem keamanan dan integrasi secara
Pada bulan Juni 2006, para pengembang utama distro
umum dari paket-paket perangkat lunak sistem Linux.
Tao Linux, kloning RHEL, mengumumkan bahwa mereka
Linux dikendalikan oleh pengembang dan komunitas
akan menghentikan proyek tersebut dan menggantinya
penggunanya. Beberapa vendor mengembangkan
menjadi CentOS development. Para pengguna Tao
dan mendanai distribusi mereka sendiri dengan dasar
linux kemudian bermigrasi menggunakan rilis CentOS
kesukarelaan. Debian merupakan contoh yang bagus. Yang
menggunakan “yum update”.
lain memiliki versi komunitas dari versi komersialnya
seperti yang Red Hat lakukan dengan Fedora. Di banyak Di bulan Juli 2009, baru diketahui bahwa pendiri
kota dan wilayah, asosiasi lokal yang dikenal dengan nama CentOS, Lance Davis, telah menghilang sejak 2008. Lance
Kelompok Pengguna Linux (Linux Users Group atau LUG) Davis telah menghentikan kontribusinya terhadap proyek
mempromosikan Linux dengan mengadakan pertemuan, tersebut, namun tetap memegang kewenangan atas registrasi
demonstrasi, pelatihan, dukungan teknis dan instalasi sistem domain CentOS dan akun PayPal. Pada bulan Agustus 2009,
operasi Linux secara gratis. Ada banyak juga komunitas Tim CentOS melaporkan telah berhasil menghubungi Davis
Internet yang menyediakan dukungan terhadap pengembang dan mengambil alih kewenangan atas domain centos.info
dan pengguna Linux. Banyak proyek distribusi dan perangkat dan centos.org.
lunak sumber terbuka yang memiliki ruang percakapan RHEL merupakan distribusi linux berbayar yang
IRC atau newsgroup. Forum daring merupakan bentuk lain menyediakan akses terhadap update atas perangkat lunak
untuk mendapatkan dukungan, contoh: LinuxQuestions.org dan beragam jenis dukungan teknis. Distribusi linux ini
dan forum Gentoo. Distribusi Linux memiliki milis dengan sebenarnya merupakan gabungan dari sejumlah peragkat
pembagian topik seperti penggunaan atau pengembangan. lunak yang didistribusikan dibawah Lisensi perangkat lunak
Ada beberapa situs web teknologi yang berfokuskan bebas dan kode sumber atas paket perangkat lunak ini dirilis
kepada Linux. Linux Weekly News adalah sebuah berita ke publik oleh Red Hat sebagai bagian dari kesepakatan
mingguan dari berita-berita yang berkaitan dengan Linux. dalam lisensi yang digunakan.
Sementara itu Linux Journal merupakan majalah Linux Para pengembang CentOS menggunakan kode sumber
daring yang dirilis setiap bulan. Slashdot adalah situs web dari Red Hat, dikompilasi dengan tujuan membuat sebuah
berita yang berhubungan dengan teknologi yang memiliki produk final yang sangat mirip dengan RHEL. Semua hal-
banyak berita tentang Linux dan perangkat lunak bebas. hal yang berkaitan dengan merek dagang ataupun logo
Groklaw memiliki berita mendalam tentang kemajuan Linux kemudian diubah disebabkan Red Hat tidak mengizinkan
dan memiliki banyak artikel yang berhubungan dengan mereka untuk mendistribusikan ulang logo tersebut.
kernel Linux serta hubungannya dengan GNU dalam proyek CentOS tersedia secara gratis, dukungan teknis
GNU. Majalah Linux cetakan umumnya memiliki cakram utamanya disediakan terhadap para pengguna melalui
sampul yang memuat perangkat lunak atau bahkan distribusi milis, forum berbasis web, ataupun chat. Proyek CentOS
Linux lengkap.Walaupun Linux secara umum tersedia tidak berafiliasi dengan Red Hat, sehingga proyek CentOS
secara gratis, beberapa perusahaan besar menjalani model berjalan tanpa mendapatkan bantuan apapun dari Red Hat.
bisnis yang terdiri dari penjualan, dukungan dan kontribusi Untuk penggalangan dana, CentOS berbasis donasi dari
terhadap Linux dan perangkat lunak bebas; ini termasuk para pengguna serta sponsor dari perusahaan-perusahaan
Dell, IBM, HP, Sun Microsystems, Novell, dan Red Hat. yang menggunakannya.
Lisensi perangkat lunak bebas di mana digunakan Linux
secara eksplisit mengakomodasi komersialisasi; hubungan
antara Linux dan vendor-vendor individual dapat dilihat 2.3. BIND (Berkeley Internet Name Domain)
sebagai suatu simbiosis. Satu model bisnis yang umum BIND (Berkeley Internet Name Domain) adalah server DNS
dari pemasok komersial yaitu dengan mengenakan biaya yang paling umum digunakan di Internet, khususnya pada
atas dukungan khususnya terhadap pengguna-pengguna sistem operasi bertipe Unix yang secara de facto merupakan
kalangan bisnis. Sejumlah perusahaan menawarkan versi standar. BIND awalnya dibuat oleh empat orang mahasiswa
bisnis dari distribusi Linux mereka, antara lain berupa di CSRG Universitas California Berkeley dan pertama kali
dukungan atas paket-paket tak bebas dan alat bantu untuk dirilis di dalam Berkeley Software Distribution. Berkeley
mengatur sejumlah besar instalasi atau untuk memudahkan Software Distribution (BSD) pertama kali dibangun dan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. I. Harsapranata I - 27

dikembangkan oleh Computer System Research Group dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang
(CSRG) di University of California at Berkeley (UCB), relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan
BSD pertama kali keluar pada akhir 1977 sebagai paket pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-
tambahan dan patch dari AT&T UNIX versi 6, yang mana kondisi tersebut dimanipulasi. Langkah langkah yang
waktu itu beroperasi pada mesin PDP-11 minicomputer. penulis lakukan adalah :
BSD dibuat, dikembangkan, dan digunakan secara - Pengumpulan Data
“Bebas” sebagai perlawanan terhadap lisensi UNIX yang Disini penulis melakukan pengumpulan data server
dimiliki oleh AT&T dan oleh karena itu BSD mempunyai dan data domain
lisensi tersendiri yang memungkinkan setiap orang bebas - Analisa dari Informasi yang terkumpul
melakukan pengembangan, dan menggunakan kode sumber Disini penulis melakukan pengelompokan IP Address
BSD. Pada tahun 1993, versi 4.4BSD dirilis sebagai sebuah pengguna DNS, penamaan Domain untuk dapat diakses
Sistem Operasi yang utuh. Paul Vixie kemudian meneruskan dari Internet, dan penamaan Domain untuk di akses
pengembangannya BIND pada tahun 1988 saat bekerja di dari Intranet
DEC. - Simulasi dan pengujian
Penulis melakukan Simulasi dan pengujian dari
2.4. Tinjauan Penelitian Sebelumnya konfigurasi dari Server DNS yang sudah di konfigurasi.
a. Sani Muhlison dan Kusnawi
Dari hasil uji coba didapat kesimpulan bahwa dengan
menggunakan DNS Server dan menggunakan metode RPZ 4 Hasil dan Pembahasan
(Response Policy Zone) dapat memblokir situs dengan
konten negatif yang ada pada TRUST+Positif. Dengan Penulis melakukkan pendataan pengumpula ip address
bantuan router mikrotik, client yang menggunakan DNS dengan skema jaringan seperti di gambar 4,
server yang mebebaskan dari proses filtering, akan dipaksa
untuk menggunakan DNS server filtering, dan metode RPZ
(Response Policy Zone) dapat membebaskan client dari
proses filtering sehingga beberapa client dapat terbebas dari
proses filtering.

b. Ahmad Fujianto dan Indra Waspada


Telah dibangun aplikasi sistem pengelolaan DNS
(SIPDNS) berbasis web dan terintegrasi dengan Billing
System dan PowerDNS. Hasil dari Sistem Informasi
Pengelolaan DNS dapat dijadikan alat bantu untuk
mengurangi permasalahan yang sering terjadi pada
layanan DNS, khususnya bagi pelanggan CV. Surya Putra
Perkasa dalam mengelola data DNS records mereka. Gambar 4. Skema Jaringan DNS
Untuk menghubungkan SIPDNS dengan centralized DNS
service dipilih PowerDNS sebagai DNS server karena
telah mendukung banyak backend zone seperti MySQL/ Berikut Network ID yang akan melakukan akses secara
MariaDB dan BIND. Sedangkan untuk menghubungkan intranet yaitu :
SIPDNS dengan Billing System telah ditambahkan kode - Cabang HO Daan Mogot Jakarta Barat dengan network
program untuk mengakses data pengguna yang ada di basis ID : 192.168.1.0/24
data Billing System karena kode dari Billing System dalam - Cabang Bandengan Jakarta Barat dengan network ID :
keadaan terenkripsi. 192.168.10.0/24
Dari kedua penelitian diatas, dapat dilihat bahwa untuk - Cabang Bogor dengan network ID : 192.168.11.0/24
penulis melakukan penelitian yang memiliki perbedaan, - Cabang Bali dengan network ID : 192.168.12.0/24
karena penulis melakukan penelitian mengenai penggunaan Kemudian setelah melakukan pengelompokan IP
DNS dari sisi Internet dan Intranet. Address yang melakukan akses intranet, penulis
melakukan pendataan domain yaitu :
- namacompany.com
Dimana untuk kedua domain tersebut untuk nameserver
3 Metodologi Penelitian penulis arahkan ke IP Address 114.199.108.85.
Metode penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan bentuk Dan berikut adalah konfigurasi BIND di file named.
penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi conf :

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 28 A. I. Harsapranata

options { Untuk Isi dari internet.namacompany.com


directory “/var/named”;
dump-file “/var/named/data/cache_dump.db”; ; namacompany.com
statistics-file “/var/named/data/named_stats. $TTL 86400
txt”; @ IN SOA ns.namacompany.com. mailadmin.
}; namacompany.com. (
2016082910;
acl internal { 7200;
127.0.0.0/8; 540;
192.168.1.0/24; 604800;
192.168.10.0/24; 3600 )
192.168.11.0/24; @ IN NS ns.namacompany.com.
192.168.12.0/24; @ IN NS ns2.namacompany.com.
}; @ IN NS ns3.namacompany.com.
view “internal-view” { @ IN MX 10 mail.namacompany.com.
match-clients {internal;}; @ IN MX 20 mail2.namacompany.com.
recursion yes; @ IN A 114.119.108.85
zone “namacompany.com” { www IN A 114.119.108.85
type master;
file “lan.namacompany.com”;
}; Dan setelah konfigurasi dilakukan di dilakukan
}; simpulasi didapat hasil sebagai :
- Bila dilakukan dari internal perusahaan :
view “external-view” { Saat melakukan test ping ke bali.namacompany.com:
match-clients {any;}; Pinging bali.namacompany.com [192.168.1.10] with
allow-query {any;}; 32 bytes of data:
match-destinations {any;}; Reply from 192.168.1.10: bytes=32 time=19ms
recursion no; TTL=126
Reply from 192.168.1.10: bytes=32 time=36ms
zone “namacompany.com” { TTL=126
type master; Reply from 192.168.1.10: bytes=32
file “internet.namacompany.com”; time=21msTTL=126
notify yes; Reply fro 192.168.1.10: bytes=32 time=17ms TTL=12
allow-update { none;};
}; Ping statistics for 192.168.1.10:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
}; Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 17ms, Maximum = 36ms, Average = 23ms
Untuk Isi dari lan.namacompany.com - Dan bila dari internet melakukan akses ke bali.
; namacompany.com namacompany.com dilakukan, maka dihasilkan
$TTL 86400 domain tidak ditemukan.
@ IN SOA ns1.namacompany.com. - Dan bila melakukan akses dari internet untuk ke www.
postmaster.namacompany.com. ( namacompany.com maka dihasilkan :
2015122101 ; Serial nslookup www.namacompany.com
3H ; Refresh
15M ; Retry Server: OpenWrt.lan
1W ; Expire Address: 192.168.0.1
1D); Negative Cache TTL
@ IN NS ns1.namacompany.com. Non-authoritative answer:
@ IN NS ns2.namacompany.com. Name: www.namacompany.com
@ IN MX 10 mail.namacompany.com. Address: 114.199.108.85
@ IN A 192.168.1.250
ns1 IN A 192.168.1.250
www IN A 192.168.1.250
bali IN A 192.168.1.10
bdg IN A 192.168.10.10
bogor IN A 192.168.1.12

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. I. Harsapranata I - 29

5 Simpulan [2] Ahmad Fujianto, Indra Waspada., RANCANG


BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
Dari hasil uji coba didapat kesimpulan bahwa dengan DNS SECARA TERPUSAT (Studi Kasus CV. Surya
menggunakan DNS Server di Linux Centos dengan Putra Perkasa), INFOKAM Nomor I Th. XII/MARET/
aplikasi BIND, dan konfigurasi Internet dan Intranet, 2017.
dapat melakukan resolve domain baik dari internet dan [3] IP Address., online, https://en.wikipedia.org/wiki/IP_
intranet. address, 30/09/2017.
Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini, [4] Domain Name System., online, https://en.wikipedia.
dapat dikembangkan sehingga DNS server tidak hanya org/wiki/Domain_Name_System, 30/09/2016
satu buah, tetapi terdapat beberapa DNS server yang saling [5] BIND., https://en.wikipedia.org/wiki/BIND,
menunkang satu dengan yang lain, sehingga apabila DNS 30/09/2017.
Server yang satu tidak berfungsi, akan digantikan oleh DNS [6] Centos., https://en.wikipedia.org/wiki/CentOS,
server yang lain. 30/09/2017.
[7] Open Source., https://en.wikipedia.org/wiki/Open-
source_software, 30/09/2017.
[8] Linux., https://en.wikipedia.org/wiki/Linux,
Kepustakaan 30/09/2017.
[1] Sani Muhlison, Kusnawi., ANALISA DAN
IMPLEMENTASI DNS SERVER SEBAGAI
FILTERING KONTEN NEGATIF MENGGUNAKAN
METODE RPZ (RESPONSE POLICY ZONE) DI PT.
TIME EXCELINDO, Jurnal Ilmiah DASI 2015.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perancangan Enterprise Architecture Mengunakan


Togaf Architecture Development Method
(Studi Kasus: Yakuza Gym Jakarta Barat)

Suryadi, Johanes Fernandes Andry

Sistem Informasi, Universitas Bunda Mulia


Jl. Lodan Raya Ancol No. 2, Jakarta 14430 Indonesia
email : 1) suryadi404@gmail.com, 2) jandry@bundamulia.ac.id

Abstrak – Yakuza Gym merupakan sebuah fitness center yang bergerak dalam bidang kebugaran dan
kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas manajemen dan pelayanan, maka perlu adanya sebuah sistem
informasi yang membantu dalam proses manajemen dan kinerja dari fitness center tersebut. Salah
satu faktor pendorong kebutuhan sistem informasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan fungsi
pelayanan yang dijalankan. Enterprise Architecture Planning (EAP) digunakan untuk menentukan
arsitektur untuk penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan rencana implementasi arsitektur
di sebuah perusahaan/organisasi. Penelitian ini menggunakan metodologi TOGAF ADM dimulai dari
preliminary phase, requirement management, architecture vision, business architecture, information
system architecture, technology architecture, opportunities and solution, hingga migration planning.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu suatu usulan model TOGAF yang disesuaikan dengan
proses dan kebutuhan bisnis dari fitness center dalam merancang Enterprise Architecture untuk
perencanaan strategis SI/TI.

Kata kunci: Yakuza Gym, Enterprise Architecture Planning, TOGAF ADM

1 Pendahuluan Ini juga merupakan aset di mana perusahaan mengandalkan


untuk mencapai tujuan bisnis [1], [2].
Yakuza Gym meupakan usaha uang bergerak pada
bidang olahraga yang didalamnya melayani setiap orang Organisasi di seluruh dunia harus selalu melakukan
yang datang untuk melakukan olahraga fitness dengan inovasi strategi agar tidak terlindas oleh pesaing. Selain itu,
menyediakan peralatan fitness secara manual dan modern. melakukan inovasi strategi bisa memperoleh keunggulan
Yakuza Gym juga melayani jasa konsultasi dalam melakukan kompetitif dibandingkan para pesaing [3], [4].
pembentukan tubuh yang diinginkan oleh member, selain Saat ini belum dirancang Enterprise Architecture (EA)
itu Yakuza Gym juga melayani penjualan dan pembelian yang sesuai dengan acuan yang baku dan menghasilkan
suplemen pendukung olahraga. blueprint yang selaras dengan kebutuhan bisnis perusahaan.
Saat ini ada kecenderungan meningkat (tren yang Acuan yang baku untuk perencanaan EA adalah Enterprise
berkembang) pada pelaksanaan pelatihan dan juga ada Architecture Framework (EAF) yang berkembang dan
peningkatan kebutuhan akan (pertumbuhan permintaan) sesuai dengan kebutuhan perusahaan [5].
pusat pelatihan pelanggan perusahaan. Teknologi informasi The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
(TI) memiliki dampak lebih dan lebih pada pendapatan adalah suatu framework untuk arsitektur perusahaan
perusahaan, membuat perbedaan pada fungsi evolusi yang memberikan pendekatan yang komprehensif untuk
mereka. Sistem Informasi (SI) menjadi investasi serius di perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan arsitektur
depan kelincahan pasar dunia dan perubahan eksponensial; informasi perusahaan [6].

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 30 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
Suryadi & J. F. Andry I - 31

Dalam studi kasus yang akan dibahas dalam penelitian


ini adalah bagaimana menggunakan TOGAF ADM
dalam merancang Enterprise Architecture (EA) sehingga
(didapatkan rancangan EA yang memenuhi kebutuhan
proses bisnis yang selaras dengan strategi SI/TI Yakuza
Gym).

2 Dasar Teori
2.1. Enterprise Architecture
Enterprise Architecture adalah arsitektur untuk merancang
sistem perusahaan. Arsitektur ini melibatkan pemodelan Gambar 1 Enterprise Architecture
proses bisnis dan karakteristik informasi [7], [8]. Enterprise
architecture frameworks seperti kerangka kerja Zachman
terdiri dari beberapa pandangan termasuk juga model 2.2. TOGAF ADM
proses dan organisasi. ARIS (Architecture of Integrated Technical open group architecture framework (TOGAF),
Information Systems), misalnya, terdiri dari lima pandangan yang merupakan kerangka kerja untuk pengembangan
yang secara simbolis disajikan dalam bentuk rumah, yang arsitektur perusahaan, diusulkan oleh The Open Group
disebut rumah ARIS, dengan tampilan organisasi sebagai (2009) dan berdasarkan prakarsa DOD AS [13].
atap, tampilan data, tampilan kontrol, dan tampilan fungsi Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing fase
sebagai tiga pilar, dan tampilan output sebagai dasar rumah pada TOGAF ADM menurut The Open Group (2009).
[9], [10].
Enterprise Architecture (EA) adalah penjelasan tentang 1. Preliminary Phase
bagaimana sebuah organisasi merancang sebuah sistem Tahapan persiapan (preliminary phase) merupakan tahap
untuk mendukung kebutuhan bisnis dan teknologi dalam awal persiapan perancangan enterprise architecture.
mewujudkan misi dan visi serta pencapaian hasil yang telah 2. Requirements Management
ditargetkan. EA mendahului munculnya dua hal: Requirements management adalah proses pengelolaan
1 Sistem kompleks ini, dimana organisasi harus kebutuhan arsitektur di seluruh fase TOGAF ADM.
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk 3. Phase A: Architecture Vision
merancang atau mengembangkan sistem yang
Phase architecture vision atau fase visi arsitektur adalah
dimiliki. mendefinisikan scope, vision dan memetakan strategi
2 Penyelarasan bisnis dengan teknologi, dimana keseluruhan.
jumlah organisasi yang mengalami kesulitan 4. Phase B: Business Architecture
menyelaraskan kebutuhan bisnis dengan teknologi.
Phase business architecture atau fase arsitektur bisnis berisi
EA memiliki tiga komponen utama, yaitu arsitektur
strategi bisnis, organisasi, dan informasi aktivitas utama
bisnis, arsitektur sistem informasi (terbagi menjadi
5. Phase C: Information Systems Architecture
data dan arsitektur aplikasi) dan arsitektur teknologi
[11], [12]. Information System Architecture. Mengembangkan
arsitektur sasaran untuk data dan aplikasi.
6. Phase D: Technology Architecture
Gambar mengenai Enterprise Architecture dapat Technology Architecture. Menciptakan sasaran keseluruhan
dilihat pada gambar 1. arsitektur yang akan diterapkan pada tahapan kedepan.
Penelitian ini dilanjutkan dengan meninjau konsep dan 7. Phase E: Opportunities and Solutions
studi yang terkait dengan teori integrasi dan penyelarasan. Opportunities and Solutions. Mengembangkan strategi
Sebuah studi kasus dari Australian Bureau of Statistics keseluruhan, menentukan apa yang akan dibeli, membangun
(ABS), di mana strategi bisnis dan IS / IT berhasil atau penggunaan ulang, dan bagaimana menerapkan
diselaraskan, digunakan untuk menunjukkan bagaimana arsitektur yang dideskripsikan di phase D.
arsitektur enterprise dapat berkontribusi secara positif 8. Phase F: Migration Planning
terhadap penyelarasan organisasi. Studi ini memiliki Fokus utama dari phase migration planning atau fase
pengaruh penting yang penting, dan berkontribusi pada rencana migrasi adalah penciptaan rencana implementasi
peningkatan pemahaman tentang mekanisme formal dan dan migrasi yang layak, bekerja sama dengan portofolio dan
aspek kesejajaran sosial. manajer proyek.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 32 Suryadi & J. F. Andry

9. Phase G: Implementation Governance dengan sistem (usecase). Usecase merupakan sebuah


Pada Phase implementation governance atau fase tata pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, menciptakan
kelola implementasi, proyek dilaksanakan sebagai program sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
rencana kerja dan diolah agar dapat mencapai arsitektur Aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang
yang diinginkan. berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-
10. Phase H: Architecture Change Management pekerjaan tertentu [17], [18]. Untuk lebih jelas mengenai
Pada phase architecture change management atau fase gambar simbol dan keterangan dari usecase dapat dilihat
manajemen perubahan arsitektur akan diuraikan penggerak pada gambar 4. Usecase Yakuza Gym.
perubahan dan bagaimana mengatur perubahan tersebut,
mulai dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan
kembali arsitektur. 3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
TOGAF memungkinkan arsitek dan pemangku
dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif pada
kepentingan perusahaan merancang, mengevaluasi, dan
studi kasus yang penulis temukan di Yakuza Gym Jembatan
membangun arsitektur perusahaan yang fleksibel bagi
Lima. Untuk memahami lebih dalam dan terpusat pada
organisasi. Versi awal TOGAF didasarkan pada Technical
proses bisnis yang sudah ada, maka metode yang digunakan
Architecture Framework for Information Management
adalah metode penelitian kualitatif. Penulis menggunakan
(TAFIM), yang dikembangkan oleh Department of Defense
metode kualitatif agar dapat mengidentifikasi secara
U.S. (DoD) [14].
penuh dan juga menyeluruh dengan proses tanya jawab
TOGAF berbasis pada Architectural Development (wawancara) pada beberapa responden. Lokasi yang
Method (ADM), sebanyak 9 fase yang ditunjukkan pada digunakan dalam studi kasus adalah Yakuza Gym Jembatan
Gambar 2, dimana fase-fase ini adalah: Preliminary Lima Jakarta
analysis, architecture vision, business architecture,
Jenis data yang penulis peroleh terdiri dari 2 jenis yaitu
information systems architectures, technology architecture,
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
opportunities and solutions, migration plan, implementation
jenis data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
of governance and architecture change management.
(tidak melalui media perantara) berupa pendapat atau opini
Semua komponen TOGAF ini menghasilkan kiriman dalam
subyek (orang) secara individual atau kelompok, yang
bentuk diagram, diagram alir, struktur, definisi dan artefak
dikumpulkan untuk menjawab perumusan masalah dalam
lainnya. [15], [16].
penelitian. Data primer yang penulis temukan berupa data
Untuk lebih jelas mengenai TOGAF dapat dilihat pada yang diperoleh secara langsung yang berupa pendapat atau
gambar 2. opini dari responden secara individual berdasarkan hasil
dari proses wawancara.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada secara langsung atau tanpa
perantara. Data ini digunakan untuk mendukung informasi
primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,
literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

4 Hasil dan Pembahasan


Proses bisnis Yakuza Gym yang terdapat pada gambar 3
yang digambarkan menggunakan rantai nilai (value chain)
merupakan proses bisnis yang ada untuk merumuskan daftar
dari proses – proses bisnis yang ada pada fungsi bisnis utama
dan pendukung Yakuza Gym. Untuk mendefinisikan fungsi
Gambar 2 TOGAF ADM dan layanan yang ada pada masing – masing fungsi bisnis
yang akan dimodelkan dalam bentuk proses bisnis. Untuk
pemodelan proses bisnis tersebut dapat menggunakan
2.3 Diagram Use Case
kerangka kerja yang sudah disediakan TOGAF ADM atau
Menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari dengan UML Diagram pada gambar 4. Pemodelan proses
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang bisnis bertujuan untuk memberikan gambaran jelas terhadap
diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah usecase keadaan proses bisnis Yakuza Gym yang sedang berjalan
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor (pelaku) saat ini.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Suryadi & J. F. Andry I - 33

Manajemen Sarana dan Prasarana


Bisnis arsitektur yang dibuat dapat di lihat pada gambar 3,
dimana pada gambar tersebut dijelaskan mengenai proses bisnis
Manajemen Kepagawaian (HRD)
yang dijalankan pada Yakuza Gym. Proses tersebut meliputi
Manajemen Keuangan proses registrasi member, pembayaran, latihan fitness, pengecekan
Manajemen Teknologi Informasi (TI) Margin
data anggota, data pembayaran, dan laporan bulanan.
Pada modul usecase ini merupakan gambaran secara
Alat Fitness
global dengan menggunakan TOGAF ADM yang meliputi
Input Operasional
Output
Pemasaran Layanan aspek : Arsitektur Aplikasi, Arsitektur Bisnis, Arsitektur
Penerimaan Kegiatan Media sosial, Penyediaan
member baru fitness
Member sehat
promo fasilitas fitness Teknologi, Arsitektur Data, dan Roadmap.
Kembali pada fungsinya, interaksi model berikut
Gambar 3 Value Chain Yakuza Gym menjelaskan mengenai integrasi aplikasi sistem informasi yang
terdapat pada Yakuza Gym. Masing–masing sistem informasi
yang dihubungkan dengan data yang dinyatakan pada gambar 3.
Pada tahapan sistem atau fungsi matriks yang terdapat
System pada gambar 5 bertujuan untuk mengidentifikasi keseluruhan
fungsi bisnis yang secara langsung dilakukan oleh aplikasi
registrasi
yang dibuat. Secara umum, pemetaan hubungan aplikasi
dengan fungsi bisnis adalah dengan cara pertama, penetapan
penggunaan aplikasi yang digunakan untuk fungsi bisnis.
cek data anggota
admin Pemetaan tersebut dilakukan dengan menentukan kebutuhan-
kebutuhan dari fungsi bisnis yang seharusnya dapat dipenuhi
member
bayar data pembayaran dengan meninjau lebih dalam mengenai peranan aplikasi
yang ada untuk mendukung fungsi bisnis tersebut. Kedua,
menentukan kebijakan penggunaan bagaimana proses
laporan bulanan
layanan yang ada dalam aplikasi yang mendukung proses
latihan fitness
bisnis. Ketiga menentukan peran aplikasi yang mendukung
fungsi bisnis dan mengindentifikasi kebutuhan perubahan
aplikasi kedepannya. Pada gambar 6 terdapat sistem aplikasi
cek laporan pembayaran, kehadiran dan kelas data, dimana pada kolom aplikasi terdapat 8 aplikasi
yang akan di implementasi yaitu sistem membership, sistem
inventori, sistem administrasi laporan, sistem website, sistem
cek laporan bulanan sales & marketing, sistem kepegawaian, sistem penggajian,
pengelola dan sistem keuangan. Pada kolom fungsi dan pendukung
terdapat 6 fungsi yaitu, fungsi membership, manajemen asset
& sarana prasarana, manajemen penjualan & pemasaran,
Gambar 4 Use Case Yakuza Gym manajemen SDM, dan manajemen keuangan.

Bayar gaji

Sistem Sistem
Penggajian Keuangan

Kinerja pegawai

kelola
bayar

Pembelian logistik

Sistem Sistem Sales & Sistem


Website Marketing Kepegawaian

Member baru

kelola

Kelola member baru

Sistem
Sistem Sistem
Administrasi
Inventori Membership
laporan

Pembelian stok barang

advertising

Jangka Jangka Jangka


Pendek Menengah Panjang

Gambar 5 Interaksi Model Perencanaan Enterprise

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 34 Suryadi & J. F. Andry

Fungsi Pendukung
manajemen
Manajemen aset &

pengelolaan laporan dan evaluasi sarana & prasarana


Membership penjualan & manajemen SDM manajemen keuangan
sarana prasarana
pemasaran

pengelolaan akuntansi hutang dan pembayaran


pelaksanaan monitoring dan evaluasi anggaran
pengelolaan & pengumpulan laporan waktu

pembinaan dan pengembangan personil


pengelolaan dan pelaksanaan rekuitmen
pengelolaan / pendaftaran membership

pengelolaan laporan dan evaluasi SDM

perencanaan dan persiapan anggaran


pengelolaan pemesanan barang/jasa

pengelolaan dan pelaksanaan resign


a
at

pengelolaan penerimaan keuangan

pengelolaan pembayaran gaji staff


pengelolaan tunjangan dan bonus
sD

menetapkan akuntansi keuangan


pengelolaan pelaporan keuangan

pengelolaan biaya pemeliharaan


ela

pengelolaan informasi member

pengelolaan informasi personil


pengelolaan penilaian iventaris

menetapkan alokasi anggaran


pengelolaan penerimaan aset
\K

pelaksanaan revisi anggaran


pengelolaan total inventaris

pengelolaan data penjualan


i

pengelolaan potongan gaji


as

pelaksanaan membership
pengelolaan membership
lik

pelaksanaan periklanan
pelaksanaan penjualan
Ap

pengesahan anggaran
pengelolaan promosi
pengelolaan website
pengelolaan vendor

penyusun anggaran
pengelolaan cuti

perhitungan gaji
Sistem Membership x x x x
Sistem Inventori x x x x x x x
Sistem Administrasi laporan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Sistem Website x x x x
Sistem Sales & Marketing x x x x x x x x
Sistem Kepegawaian x x x x x x x x
Sistem Penggajian x x x x
Sistem Keuangan x x x x x x x x x x x x x x

Gambar 6 Matriks Relasi Yakuza Gym

Tabel 1 GAP Analysis Arsitektur Bisnis

Arsitektur Bisnis Saat Ini Analisa Target Arsitektur Bisnis dan


Kebijakan Masa Depan
Kegiatan IT saat ini terbatas a. Melakukan upgrade kebijakan Pelaksanaan kegiatan IT bersifat
pada pemasangan CCTV dan perencanaan IT yang baik. integral di seluruh sektor
ISP (Internet Service Provider) perusahaan IT dengan strategi
karena kegiatan tersebut terwujud b. Melakukan update IT yang yang tepat dan jelas dan kegiatan
dari kepentingan unit – unit yang selama ini tidak berjalan tersebut harus berdasarkan visi misi
mengusulkan inisiatif. sesuai dengan keperluan yang dari pihak pengelola (Top Down).
dibutuhkan oleh perusahaan.
Kegiatan TI yang berada pada a. Upgrade kebijakan IT yang Membentuk sektor IT yang
perusahaan tidak memiliki jelas. merupakan bagian perwakilan
pimpinan IT untuk menjalankan pihak atasan yang bertugas
kegiatan tersebut sehingga pada b. Komunikasi IT diarahkan oleh memberikan arahan dan
saat terjadi kerusakan akan pimpinan unit IT. pengawasan dalam pengelolaan
mengalami kesulitan dalam kebijakan IT perusahaan sehingga
memperbaikinya. komunikasi lebih terarah.
Belum adanya prosedur kerja atau Merangkai kebijakan dan prosedur Melakukan perubahan dan
kebijakan terhadap kegiatan IT saat dalam pengelolaan IT. sinkronisasi terhadap sistem yang
ini. sudah ada.
Dalam menjalankan pelayanannya, Memperbaharui fasilitas IT dan Seluruh proses bisnis perusahaan
perusahaan belum menggunakan IT menerapkan fasilitas IT pada dapat seutuhnya didukung oleh IT
sebagai kebutuhan utama. prosespelayanan/bisnis. sebagai kebutuhan utama.
SDM pegawai yang kurang Pelatihan/bimbingan teknik IT bagi SDM sudah memiliki sertifikasi
memahami IT seluruh pegawai. dalam implementasi knowledge
management (KM) di seluruh bagian
perusahaan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Suryadi & J. F. Andry I - 35

4.1. GAP Analisis dan Arsitektur Bisnis KEPUSTAKAAN


Agar hasil pemodelan Arsitektur bisnis yang telah dibuat [1] Andry, J.F., Performance Measurement IT of
dapat memenuhi target yang ingin dicapai sebelum proses Process Capability Model Based On Cobit: A Study
implementasi penerapan TI baik secara menyeluruh ataupun Case. Jurnal Ilmiah DASI Vol.17 No.3, hlm 21-26,
secara terpisah, maka langkah awal yang dilakukan adalah September 2016.
melakukan analisis kesenjangan (GAP analysis) terhadap [2] Meriyem, C., Adil, S., Hicham, M., It Governance
proses bisnis dan kebijakan dalam pengelolaan TI di Yakuza Ontology Building Process: Example Of Developing
Gym yang berjalan saat ini kemudian membuat analisis Audit Ontology, International Journal Of Computer
solusi dan kebijakan yang menjadi target utama TI dimasa Techniques, Vol. 2, Issue 1, Pp. 134-141, 2015.
depan. [3] Friedman, & George., The Next 100 Years: A Forecast
Pada kolom arsitektur bisnis saat ini, di jelaskan For The 21st Century. Black Inc (P. 69). Black Inc,
mengenai kondisi arsitektur yang saat ini sedang berjalan 2010.
di Yakuza Gym. Pada kolom analisa, di jelaskan mengenai [4] Yudhistyra, W.I., & Nugroho, E., Lima Metode
kebutuhan proses bisnis masa depan yang dibutuhkan. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dan Teknologi
Pada kolom target arsitektur bisnis dan kebijakan masa Informasi Untuk Pengembangan E-Government, 2014.
depan adalah bagaimana target dan implementasi yang [5] Supriyana ,I., Model Arsitektur Bisnis, Sistem
dibutuhkan oleh Yakuza Gym sehingga meningkatkan Informasi Dan Teknologi Di Bakosurtanal Berbasis
kinerja, efektifitas, efisiensi proses bisnis pada Yakuza Gym. Togaf, 2010.
[6] Wartika dan Supriana, I., Analisis Perbandingan
Komponen Dan Karakteristik Enterprise Arsitektur
Framework. Bali: Konferensi Nasional Sistem Dan
5 Simpulan dan Saran Informatika (Kns&I) 11-064, 2014.
5.1 Simpulan [7] Schekkerman, J., Enterprise Architecture Validation :
Kesimpulan dari hasil dan pembasahan yang Achieving Business- Aligned And Validated Enterprise
telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Architectures. Institute For Enterprise Architecture
a. Proses bisnis Yakuza Gym dapat di ketahui aktifitas Developments, 2004.
pengelolaan datanya masih dilakukan secara manual [8] Delima, R., Business Architecture Development For
dan sederhana Integrated Agriculture Information System (Iais) Using
b. Adanya gap analysis (analisis kesenjangan) antara Togaf Framework, 2017.
kondisi arsitektur saat ini dengan target arsitektur yang [9] Scheer, A.-W., Aris – Business Process Modeling,
akan di kembangkan di masa depan. Springer, Berlin, 2000.
c. Pada saat implementasi arsitektur enterprise perlu [10] Ger, C.N., Verena Geist,V., A Layered Approach For
dilakukan evaluasi ulang untuk menyesuaikan dengan Actor Modelling In Business Processes, 2013.
perubahan sistem lama ke sistem baru. [11] Kustiyahningsih, Y., “Enterprise Architecture Planning
d. Enterprise Architecture pada Yakuza Gym dapat Method Using TOGAF ADM (Case Study: Hospital
dianalisa berdasarkan analisis TOGAF. Dr. Soegiri Lamongan), Proceedings Of The National
e. Dampak dari penerapan enterprise architecture Seminar On Management Of Technology Xviii, Its
terhadap proses bisnis Yakuza Gym adalah terciptanya Surabaya, 2013.
efektifitas dan efisiensi dalam proses bisnis Yakuza [12] Aswati, S., Fahmi, M.I., & Anwar, K., Enterprise
Gym. Application Architecture Framework Parking
Information System Using TOGAF ADM (Case Study:
Brayan Shopping Centre), 2016.
5.2 Saran
[13] The Open Group, The Open Group Architecture
Saran yang dapat diberikan sebagai berikut: Framework (Togaf), Version 9, Evaluation Copy,
a. Sistem yang akan dibangun, dibuat secara bertahap Document Number: G091, The Open Group, San
sesuai dengan kebutuhan utaman Yakuza Gym. Francisco, Ca, 2009.
b. Dalam melakukan implementasi perancangan sistem [14] Dube, M.R., & Dixit, S.K., Comprehensive
imformasi maka dibutuhkan dukungan dari seluruh Measurement Framework For Enterprise Architectures,
tingkatan dari Yakuza Gym agar keberhasilan 2011.
implementasi dapat mencapai target yang diinginkan. [15] Theopengroup., Togaf V9.1 -M1 Management
c. Aplikasi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan Overview. In ADM Basic Principles, 1-34. United
menggunakan software open source agar menghemat States Of America: The Open Group, 2011.
biaya yang dibutuhkan Yakuza Gym.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 36 Suryadi & J. F. Andry

[16] Menchaca, A.G.V., Lebrun, C.V., Benitez, E.O., [17] Andry, J.F., Aplikasi Penjualan Dan Pembelian,
Upaep, J.C.G., Garza, O.A., Martinez, O.M.P., & Inventory Studi Kasus PT XYZ, 2016.
Alvarado, S.R.C., Practical Application Of Enterprise [18] Dennis, Alan, Wixom., & B.H, Roberta M. Roth.,
Architecture, Study Case Of Sme Metalmechanic In System Analysis And Design, Fifth Edition., ISBN 978-
Mexico, 2013. 1-118-05762-9, John Wiley & Sons, Inc, 2012.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengembangan Mobile Learning Aplikasi Castle Math


Berbasis Sistem Operasi Android Pada Materi Bangun Ruang
Sisi Datar Tingkat SMP/MTs

Barqilatief Mujasir, Ishaq Nuriadin, & Benny Hendriana

FKIP UHAMKA Jl.Tanah Merdeka, Kp.Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur


Telp (021) 8400341, 8403683 Fax (021) 8411531,
Website www.fkip.uhamka.ac.id, E-mail: fkip@uhamka.ac.id, keguruan_uhamka@yahoo.co.id

Abstrak – Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan produk berupa aplikasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana cara mengembangkan aplikasi mobile berbasis sistem
operasi android pada materi bangun ruang sisi datar tingkat SMP/MTs dan mengetahui kelayakan
dari media pembelajaran tersebut. Aplikasi dapat di operasikan pada perangkat yang menggunakan
sistem operasi android. Aplikasi berupa mobile learning bangun ruang sisi datar untuk tingkat SMP/
MTs. Aplikasi dibuat peneliti dengan menggunakan software android studio. Aplikasi selanjutnya
di ujicoba kelayakannya. Metode penelitian ini menggunakan metode research and development
(R&D). Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi dan ahli media. Rata-rata akhir penilaian dari
ahli materi adalah 93,34% untuk kategori sangat baik dan pernyataan validasi yang diberikan ahli
materi bahwa aplikasi layak digunakan. Rata-rata akhir penilaian dari ahli media adalah 70,59%
untuk kategori baik dan pernyataan validasi yang diberikan ahli materi bahwa aplikasi layak
digunakan dengan perbaikan. Adapun hasil penilaian dari pengguna telepon seluler berbasis sistem
operasi android sebesar 86,60% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil bahwa aplikasi
layak digunakan dengan perbaikan.

Kata kunci: mobile learning, android, android studio

1 Pendahuluan dan ditampilkan sehingga siswa dapat melihat tampilan


Salah satu pendukung dalam pembelajaran adalah media. presentasi bersama-sama di kelas.
Pada proses pembelajaran seorang guru diharuskan memiliki Kelebihan menggunakan perangkat multimedia
keterampilan khusus dalam membuat media pembelajaran. proyektor adalah proyeksi yang dihasilkan multimedia
Media pembelajaran memiliki berbagai macam jenis seperti proyektor dapat menghasilkan gambar, animasi, teks,
media visual, audio dan audio visual. Terdapat bentuk lain video dan sebagainya.[1] Selain itu, proyektor dapat
dari media pembelajaran berupa video, fotografi, internet, menghasilkan variasi warna yang sangat baik, memiliki
komputer dan sebagainya. Media pembelajaran yang umum intensitas cahaya tinggi dan tembok dapat dijadikan bidang
digunakan guru di sekolah berbentuk powerpoint karena proyeksi. Proyeksi yang ditampilkan berbentuk visual
beberapa sekolah sudah memiliki fasilitas di tiap-tiap kelas sehingga presentasi menjadi menarik dan juga multimedia
berupa multimedia proyektor. proyektor memiliki port atau tempat untuk dihubungkan
Pada proses penggunaan fasilitas multimedia dengan berbagai perangkat seperti DVD player, komputer
proyektor, guru harus membuat file atau data yang ingin atau laptop, kamera dan perangkat lainnya.
dipresentasikan. Data tersebut biasa dibuat menggunakan Adapun kelemahan dari multimedia proyektor
aplikasi dan perangkat tertentu. Setelah data selesai dibuat adalah penggantian light bulb yang cukup mahal, mudah
dan siap dipresentasikan, kemudian perangkat dihubungkan panas, perubahan warna setelah 1000 jam pemakaian,
dengan kabel yang terhubung dengan multimedia proyektor membutuhkan media lain dalam pengoperasian.[2]

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 37
I - 38 B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana

Adapun kelemahan multimedia proyektor secara teknis Perangkat mobile yang disebutkan di atas seperti PDA
seperti ruangan yang terang dan ketersediaan perangkat phone, laptop, tablet/tab, smartphone, dan sebagainya yang
pendukung. Kelemahan penggunaan multimedia proyektor mudah di bawa kemanapun.
dapat menyebabkan siswa tidak fokus pada pembelajaran Perangkat mobile digunakan dalam pembelajaran
yang berlangsung, kemudian mereka melakukan kegiatan bahwa istilah mobile learning mengacu kepada penggunaan
lain seperti bercanda dengan temannya atau bermain dengan perangkat IT genggam dan bergerak seperti PDA,
telepon selulernya. telepon genggam, laptop dan tablet PC dalam pengajaran
Penggunaan telepon seluler dalam kehidupan saat dan pembelajaran.[4] Oleh karena itu mobile learning
ini sudah menjadi bagian dari kehidupan dan adapun merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
sebagian orang yang menjadikan telepon seluler itu media perangkat mobile yang mudah di bawa kemana saja
sebagai kebutuhan primer. Banyak pengguna telepon yang diinginkan.
seluler dikarenakan fasilitas dan fitur-fitur yang ada pada Sistem operasi yang digunakan pada perangkat
telepon seluler mudah digunakan oleh pengguna dan harga mobile antara lain windows, iOS, android dan sebagainya.
telepon seluler yang relatif murah. Untuk menjalankan Setiap pemilik perusahaan sistem operasi pada perangkat
fungsi pada telepon seluler dibutuhkan sistem operasi pada smartphone bersaing dalam pasar global. Masing-masing
perangkat tersebut. Ada berbagai macam sistem operasi pemilik perusahaan berusaha membuat produknya
pada perangkat telepon seluler seperti java, blackberry, laris dalam pasar global dengan memberikan produk
symbian, microsoft, iOS, android dan sebagainya. Telepon terbaiknya.
seluler yang mendominasi pasar Indonesia menggunakan
Berikut ini adalah data statistik mobile operating
sistem operasi android.
system market (pemasaran sistem operasi pada mobile)
Dilihat dari banyaknya pengguna dari yang dewasa terutama pada smartphone di Indonesia berdasarkan hasil
hingga anak-anak, mayoritas orang dewasa mereka survei Statcounter Globalstats dari Juli 2016 hingga Juni
menggunakan telepon seluler untuk membantu kebutuhan 2017.[5] Dengan sistem operasi mobile android, iOS, nokia,
dalam bekerja atau dalam kegiatan yang bermanfaat. Namun blackberry, series 40, symbian, windows, dan lainnya.
berbeda dengan anak-anak rata-rata mereka menggunakan
telepon seluler untuk bermain games atau digunakan untuk
kegiatan yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu peneliti
memikirkan cara membuat media pembelajaran pada
telepon seluler berbasis sistem operasi android.
Aplikasi mobile learning berbasis sistem operasi
android pada materi bangun ruang sisi datar tingkat SMP/
MTs diberi nama Castle Math. Tujuan peneliti untuk
mengetahui bagaimana cara mengembangkan mobile
learning aplikasi Castle Math dan mengetahui kelayakan
dari media pembelajaran serta mengetahui kelebihan dan
kekurangan aplikasi tersebut.

2 Dasar Teori
Perangkat komputer sekarang sudah berkembang dari
perangkat komputer yang analog atau yang biasa disebut PC
(personal computer) sampai ke perangkat komputer yang
sekarang berbentuk yang mudah dibawa seperti laptop.
Para ahli mulai menciptakan terobosan terbaru dengan
membuat perangkat tersebut semakin lebih mudah di bawa
kemanapun maka terciptalah komputer dengan ukuran yang
lebih kecil bernama PDA phone. Adapun pengembangan
perangkat telepon seluler dengan fitur-fitur yang canggih
yang kemudian dikenal dengan nama smartphone.
Perangkat yang mudah di bawa kemana saja kapanpun
yang diinginkan biasa di sebut dalam bahasa inggris dengan
nama mobile dan jika perangkat mobile tersebut digunakan
dalam proses pembelajaran maka bisa disebut mobile
learning. Pengertian mobile learning adalah pembelajaran Gambar 1 Survei Pemasaran Sistem Operasi pada Perangkat Mobile di
yang memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile.[3] Indonesia

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana I - 39

Dari hasil survei diketahui bahwa pemasaran sistem bahwa sistem operasi android sangat mudah digunakan
operasi pada perangkat mobile di Indonesia dari yang dan dioperasikan dari kalangan muda sampai tua hingga
terbesar adalah sistem operasi android sebesar 84,%, sistem kalangan disabilitas seperti tuna netra. Bersifat open
operasi lainnya 7,45%, sistem operasi iOS 3.1%, nokia source karena android dikembangkan dari kernel Linux
2,55%, series 40 1,04%, blackberry 1% dan selain itu di maka siapapun boleh memodifikasi dan mengembangkan
bawah 1%. Artinya pengguna smartphone di Indonesia sistem operasi android tanpa harus membayar. Ekonomis
paling besar menggunakan sistem operasi mobile android. artinya perangkat smartphone dengan menggunakan
Android, Inc. inilah nama perusahaan yang dibangun sistem operasi android mudah sekali di beli masyarakat
pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin, Rich Miner, baik kelas bawah sampai kelas atas dan tidak heran sistem
Nick Sears dan Chris White di Palo Alto, California. Awal operasi android terkenal di masyarakat. Dukungan dari
mula pengembangan android adalah untuk sistem operasi berbagai aplikasi artinya banyak aplikasi yang dapat
canggih pada perangkat kamera digital, namun pada saat itu berjalan dengan baik dan menunjang kinerja di sistem
pasar perangkat kamera digital tidak terlalu besar kemudian operasi android.
android dialihkan menjadi sistem operasi pada perangkat Android Studio merupakan software aplikasi untuk
telepon seluler untuk menyaingi sistem operasi symbian dan membangun aplikasi pada sistem operasi android.
windows.[6] Android Studio merupakan IDE (Integrated Development
Android memiliki beberapa versi dalam pembaharuan Environment) resmi dari android dan aplikasi ini dibangun
sistem operasi. Berikut adalah versi-versi android dan awal dengan tujuan untuk pengembangan aplikasi android
rilis versi tersebut. Versi android yang dirilis dimulai dari dengan kualitas tinggi untuk perangkat yang menggunakan
versi android cupcake.[7] sistem operasi android. Adapun fitur dari software aplikasi
android studio ini adalah meng-coding dan melakukan
iterasi dengan cepat, konfigurasi pembangunan tanpa
batas, meng-coding dengan percaya diri, membuat aplikasi
Tabel 1 Versi-versi sistem operasi android
yang kaya dan terkoneksi serta menghilangkan tugas yang
melelahkan.[8]
VERSI NAMA TANGGAL RILIS
Meng-coding dan melakukan iterasi dengan cepat.
1.5 Cupcake 30 April 2009
Android studio didasarkan IntelIij DEA memberikan
1.6 Donut 15 September 2009
kemungkinan penyelesaian tercepat dalam melakukan
pengkodean dan alur kerja yang berjalan. Fitur membuat
2.0 - 2.1 Éclair 26 Oktober 2009
kode dan mengulangi lebih cepat dari sebelumnya seperti
instant run, emulator yang cepat dan kaya serta code
2.2 Froyo 20 Mei 2010
editor yang cerdas. Instant run adalah fitur membuat dan
memperbaharui serta membangun ulang aplikasi sehingga
2.3 – 2.3.7 Gingerbread 6 Desember 2010
pada perangkat terlihat perubahannya. Emulator yang
cepat dan kaya fitur ini memungkinkan menjalankan
3.1 Honeycomb 10 Mei 2011
aplikasi pada perangkat yang berbeda seperti smartphone,
tablet, android wear dan android tv. Code editor yang
4.0.3 – 4.0.4 Ice Cream Sandwich 16 Desember 2011
cerdas fitur ini memberikan kemudahan pengguna dalam
menulis kode.
4.1 Jelly Bean 9 Juli 2012 Konfigurasi pembangunan tanpa batas. Struktur
pada Android Studio berbasis gradle. Struktur gradle
4.4 Kitkat 31 Oktober 2013 memudahkan kita membangun aplikasi atau APK yang
fleksibel pada semua jenis perangkat. Fitur konfigurasi
5.0 Lollipop 15 Oktober 2014 tanpa batas seperti sistem versi yang fleksibel,
dioptimalkan pada semua perangkat android dan
6.0 Marshmallow 5 Oktober 2015 didesain untuk tim. Sistem versi yang fleksibel fitur ini
memberikan otomatisasi versi, manajemen dependensi
dan konfigurasi yang dapat disesuaikan. Dioptimalkan
untuk semua perangkat android fitur ini memberikan
Banyaknya perusahaan perangkat smartphone yang modul yang terstruktur yang dapat membagi proyek
menggunakan sistem operasi android pasti perusahaan tahu menjadi unit-unit fungsi. Didesain untuk tim fitur ini
beberapa kelebihan dari sistem operasi tersebut. Sistem membuat sistem integrasi dengan alat bantu kontrol versi
operasi android memiliki kelebihan-kelebihan seperti user menjadi mudah.
friendly, open source dan ekonomis. Meng-coding dengan percaya diri. Untuk setiap
User friendly, bersifat open source, ekonomis, langkahnya Android Studio menginginkan pengguna
dukungan dari berbagai aplikasi. User friendly diartikan membuat kode yang terbaik. Hal ini di bantu fitur-fitur

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 40 B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana

seperti template kode dan aplikasi contoh, alat bantu dan tinjau dari beberapa aspek dan data kualitatif berupa saran-
kerangka pengujian dan lintelligence yang memeriksa dan saran yang membangun.
memperbaiki kode yang dibuat. Untuk validasi dari ahli materi, ahli media dan
Membuat aplikasi yang kaya dan terkoneksi. Android pengguna penilaian dilakukan dengan teknik deskriptif
studio menyadari bahwa kode yang ditulis dalam java tidak presentase dengan rumus:[10]
semua berjalan pada perangkat pengguna. Oleh karena itu
Android Studio dibantu dengan berintegrasi dengan firebase
dan cloud serta di dukung oleh C++ dan NDK. (1)
Materi dalam aplikasi yang akan di buat adalah materi
bangun ruang sisi datar yang dipelajari di SMP dan MTs. Keterangan :
Bangun ruang sisi datar mencangkup pembahasan materi P = Freskuensi yang sedang di cari presentasinya.
tentang kubus, balok, prisma dan limas. Dalam setiap f = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
pembahasan dijelaskan tentang sifat-sifat setiap bangun N = Angka Presentase
ruang, rumus-rumus dan contoh soal.

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan


skala Likert. Pemberian skor yang digunakan:[11]
3 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah penilitian Tabel 2 Kriteria penilaian angket
dan pengembangan research and development (R&D).
Adapun tahapan penelitian seperti menemukan potensi dan Skor untuk Pernyataan
masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi Alternatif Jawaban
Positif Negatif
desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk, ujicoba
pemakaian, revisi produk dan terakhir produksi masal.[9] Sangat Baik (SB) 4 1

Potensi dan masalah dilakukan peneliti untuk Baik (B) 3 2


mengutarakan masalah yang terjadi. Pengumpulan Tidak Baik (TB) 2 3
informasi dilakukan peneliti untuk mencari solusi yang
dapat mengatasi masalah. Desain produk dilakukan peneliti Sangat Tidak Baik (STB) 1 4
untuk membuat suatu produk. Desain produk terdiri dari
pembuatan flowchart, pembuatan storyboard, pembuatan
gambar dan tombol serta penyusunan materi dan soal. Hasil penilaian dalam bentuk (%) kemudian diberikan
Validasi desain dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. rentang presentase dan kriteria sebagai berikut.[12]
Peneliti melakukan validasi desain saat melakukan uji coba
produk. Revisi desain dilakukan peneliti setelah validasi Tabel 3 Rentang presentase dan kriteria kelayakan media
desain perubahan berdasarkan kritik dan saran ahli materi
dan ahli media. Uji coba produk peneliti membuat prototype Rentang Presentase Kriteria
dan dinilai oleh ahli materi dan ahli media. Revisi produk 80% - 100% Sangat Baik
dilakukan setelah uji coba produk peneliti melakukan
perubahan pada produk berdasarkan saran dari ahli materi 66% - 79% Baik
dan ahli media. Uji coba pemakaian peneliti menggunakan 56% - 65% Cukup
produk yang telah di revisi dan di uji coba kepada sebagian
40% - 55% Kurang
pengguna. Revisi produk kembali di lakukan setelah uji coba
pemakaian bila produk mengalami kekurangan. Produksi 30% - 39% Gagal
massal produk siap digunakan oleh semua orang.
Sumber data yang digunakan untuk menentukan
lembar validasi ahli materi, lembar validasi ahli media dan
lembar angket pengguna telepon seluler berbasis sistem 4 Hasil dan Pembahasan
operasi android. Produk yang akan di uji adalah produk aplikasi android
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan dengan format .apk yang kompatibel dengan sistem operasi
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket android. berikut adalah tampilan produk yang akan di uji
validasi ahli dan tanggapan pengguna. Proses pengumpulan dan hasil dari ujicoba produk.
data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data Sebelum melakukan ujicoba produk, berikut adalah
kuantitatif berupa data penilaian terhadap aplikasi yang di tampilan produk yang akan di uji coba.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana I - 41

Gambar 2 Tampilan awal aplikasi dan menu utama


Gambar 5 Tampilan quiz dan result

Produk di ujicoba dan di validasi oleh ahli materi dan


ahli media. Ahli materi adalah dosen matematika UHAMKA
bernama Samsul Maarif, M.Pd. dan ahli media adalah dosen
teknik informatika bernama Mia Kamayani, S.T., M.T.
mereka yang akan menjadi validator yang menguji aplikasi.
Berikut adalah hasil penilaian dari ahli materi.

Gambar 3 Tampilan pendahuluan dan menu materi

Gambar 6 Diagram batang penilaian kelayakan media oleh ahli materi

Hasil validasi dari ahli materi di dapat bahwa aplikasi


Castle Math mendapat penilaian 89,29% dengan kategori
sangat baik untuk aspek materi, 91,67% dengan kategori
sangat baik untuk aspek pembelajaran dan 75% untuk aspek
evaluasi dengan kategori baik. Total keseluruhan penilaian
adalah 91,67% untuk kategori sangat baik.
Gambar 4 Tampilan tentang dan isi materi Berikut adalah hasil penilaian dari ahli media.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 42 B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana

Gambar 9 Tampilan pendahuluan dan menu materi

Gambar 7 Diagram batang penilaian kelayakan media oleh ahli media

Hasil validasi dari ahli media di dapat bahwa aplikasi


Castle Math mendapat penilaian 58,34% dengan kategori
cukup untuk aspek materi, 58,34% dengan kategori cukup
untuk aspek pembelajaran dan 68,75% untuk aspek evaluasi
dengan kategori baik. Total penilaian adalah 63,24% untuk
kategori cukup.
Berikut adalah tampilan hasil revisi dari ahli materi
dan ahli media.

Gambar 10 Tampilan tentang dan isi materi

Gambar 8 Tampilan awal aplikasi dan menu utama

Gambar 11 Tampilan quiz dan result

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana I - 43

Produk di ujicoba dan di validasi oleh ahli materi dan Hasil validasi dari ahli media di dapat bahwa aplikasi
ahli media serta beberapa pengguna telepon seluler berbasis Castle Math mendapat penilaian 70,84% dengan kategori
sistem operasi android melalui website google form. Ahli baik untuk aspek materi, 66,67% dengan kategori baik
materi adalah dosen matematika UHAMKA bernama untuk aspek pembelajaran dan 71% untuk aspek evaluasi
Samsul Maarif, M.Pd. dan ahli media adalah dosen teknik dengan kategori baik. Total keseluruhan penilaian adalah
informatika bernama Mia Kamayani, S.T., M.T. mereka 70,59% untuk kategori baik.
yang akan menjadi validator yang menguji aplikasi. Berikut
adalah hasil penilaian dari ahli materi. Cara mendapatkan penilaian aplikasi dari pengguna
telepon seluler berbasis sistem operasi android peneliti
menggunakan jasa google form dalam pembuatan
angket penilaian. Hasil penilaian dari pengguna di dapat
bahwa aplikasi Castle Math mendapat nilai rata-rata
keseluruhannya adalah 86,60% dengan kategori sangat
baik.
Sebelum melakukan produk masal, peneliti membuat
sertifikat hak kekayaan intelektual yang saat ini sedang
diproses. Setelah membuat sertifikat tersebut peneliti
mengunggah aplikasi ke google playstore.
Aplikasi Castle Math merupakan aplikasi mobile
learning. Aplikasi ini berisi materi bangun ruang sisi
datar matematika. Aplikasi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan aplikasi Castle Math adalah media
pembelajaran yang disajikan dalam bentuk .apk yang
Gambar 12 Diagram batang penilaian kelayakan media oleh ahli materi cocok dengan smartphone berbasis sistem operasi
android. aplikasi Castle Math dapat mudah dioperasikan
dimana saja dan kapan saja. Aplikasi Castle Math
Hasil validasi dari ahli materi di dapat bahwa merupakan inovasi terbaru media pemebelajaran
aplikasi Castle Math mendapat penilaian 96,43% dengan matematika dengan memanfaatkan perangkat
kategori sangat baik untuk aspek materi, 100% dengan smartphone.
kategori sangat baik untuk aspek pembelajaran dan 87,5% Kekurangan aplikasi Castle Math adalah media
untuk aspek evaluasi dengan kategori sangat baik. Total pemebelajaran ini hanya bisa dioperasikan pada perangkat
keseluruhan penilaian adalah 93,34% untuk kategori sangat smartphone dengan sistem operasi android. Aplikasi tidak
baik. terhubung ke internet sehingga pembaharuan aplikasi harus
Berikut adalah hasil penilaian dari ahli media. mengunduh dan menginstal kembali aplikasi. Tampilan
visualisasi aplikasi yang belum maksimal.

5 Simpulan
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi dan ahli
media. Rata-rata akhir penilaian dari ahli materi adalah
93,34% untuk kategori sangat baik dan pernyataan
validasi yang diberikan ahli materi bahwa aplikasi layak
digunakan. Rata-rata akhir penilaian dari ahli media
adalah 70,59% untuk kategori baik dan pernyataan
validasi yang diberikan ahli materi bahwa aplikasi layak
digunakan dengan perbaikan. Artinya peneliti di luar
penelitian harus melakukan perbaikan terhadap aplikasi
Castle Math.
Gambar 13 Diagram batang penilaian kelayakan media oleh ahli media

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 44 B. Mujasir, I. Nuriadin, & B. Hendriana

Kepustakaan [6] Irsyad, Hanif. Aplikasi Android dalam 5 Menit Edisi


Revisi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. (2016)
[1] Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat
[7] Android, Developers. “Platform Versions”. Diakses 05
Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Agustus 2017. https://developer.android.com/about/
Yogyakarta: Penerbit Gava Media. (2016)
dashboards/index.html#Platform
[2] Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat
[8] Satyaputra, Alfa & Aritonang, Eva Maulina. Let’s
Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Build Your Android Apps with Android Studio. Jakarta:
Yogyakarta: Penerbit Gava Media. (2016)
PT Elex Media Komputindo. (2016)
[3] Majid, Abdul. Mobile Learning. Bandung: Universitas
[9] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Pendidikan Bandung. (2012)
dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. (2014)
[4] H, Muh Tamimuddin. 2014. Pengenalan Media
[10] Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan.
Pembelajaran Berbasis Mobile (Mobile Learning).
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. (2017)
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
[11] Arikonto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Matematika
Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara. (2013)
[5] Globalstats, StatCounter. “Mobile Operating System
[12] Sari, Dwi Ivayana. Evaluasi Pembelajaran. Bangkalan:
Market Share in Indonesia”. Diakses 05 Agustus 2017.
STKIP PGRI. (2015)
http://gs.statcounter.com/os-market-share/mobile/
indonesia

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Audit Sistem Informasi pada Aplikasi Accurate


Menggunakan Model Cobit Framework 4.1
(Studi Kasus: Pt. Setia Jaya Teknologi)

Iskandar Budiman Sukmajaya1*, Johanes Fernandes Andry2

Sistem Informasi, Universitas Bunda Mulia


Jl. Lodan Raya Ancol No. 2, Jakarta 14430 Indonesia
Email: daryuel@gmail.com1) , email: jandry@bundamulia.ac.id2)

Abstrak – PT. Setia Jaya Teknologi merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi.
Dalam aktivitas pembukuan mereka menggunakan aplikasi Accurate untuk proses Accounting.
Dalam penggunaanya untuk mempermudah proses pencatatan pembukuan perusahaan dan juga
untuk menghindari kehilangan data. Tujuan dari dilakukannya audit pada perusahaan ini adalah
mengidentifikasi tingkat efektivitas dan efisiensi dari aplikasi yang digunakan pada perusahaan, dan
meneliti apakah implementasi aplikasi sudah memenuhi visi misi perusahaan ini atau belum. Manfaat
dari audit ini adalah menjadi pedoman bagi perusahaan untuk mengevaluasi sistem kinerja dari
aplikasi. Perusahaan ini di audit berdasarkan framework COBIT. COBIT merupakan sebuah kerangka
best practice bagi pengelolaan teknologi informasi yang sudah digunakan oleh berbagai auditor.
Standar COBIT 4.1 dapat membantu auditor, user dan manajemen untuk menjembatani gap antara
risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis TI. Untuk mengukur aspek dukungan TI
terhadap kegiantan operasional bisnis fokus domain audit perusahaan ini berpusat pada Delivery and
Support (DS). Hasil dari audit yang dilakukan adalah analisa kinerja aplikasi apakah sudah sesuai
dengan tujuan bisnis dari perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk perusahaan.

Kata kunci: Accurate, Audit, COBIT 4.1, Delivery and Support, PT. Setia Jaya Teknologi

1 Pendahuluan sejenis lainnya. Dengan menggunakan peralatan komputer,


transaksi dan prosedur akuntansi yang rumit dapat
PT. Setia Jaya Teknologi adalah sebuah perusahaan yang diprogram dengan lebih mudah. Hanya dengan menginput
dikelola oleh swasta, yang bergerak dibidang distribusi tanggal, kode akun dan jumlah transaksi dapat secara
laptop, sekaligus retailer online dengan menggunakan jasa otomatis menghasilkan jurnal, posting buku besar, laporan
market place digital seperti Blibli, Tokopedia, Bukalapak, biaya produksi dan laporan keuangan [1]. Hal ini tentunya
dan Lazada sebagai bisnis sekunder. Perusahaan ini terus memberikan keuntungan bagi perusahaan dan sumber daya
mengalami peningkatan baik keuntungan atau profit manusia dan dapat diselesaikan secara praktis, cepat dan
maupun infrastruktur, perusahaan ini telah menerapkan akurat.
Sistem Informasi pada aspek kerjanya salah satunya Sebuah layanan Sistem Informasi dikatakan baik
adalah pembukuan mereka dengan menggunakan aplikasi dan layak apabila sudah memenuhi standard dan adanya
akuntansi yang berbasis desktop yang dikenal dengan nama tata kelola IT yang baik pula serta dilihat dari keefektifan
Accurate Accounting Software. penggunaan aplikasi dan dilihat dari kepuasan pengguna
Penggunaan teknologi informasi secara signifikan dari aplikasi. Dimaksudkan agar pelayanan yang diberikan
telah mempengaruhi praktik akuntansi dan keuangan, telah sudah memenuhi standard dan memberikan pelayanan
banyak pergantian olah data akuntansi manual ke sistem terbaik, dari paparan yang telah dijelaskan diatas maka
akuntansi yang menggunakan komputer, dengan software dirasa perlu untuk adanya penilaian dari aplikasi yang telah
akuntansi seperti Accurate Accounting dan program diimplementasikan guna mengetahui kepuasan pengguna

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 45
I - 46 I. B. Sukmajaya & J. F. Andry

atau user terhadap aplikasi yang digunakan untuk kegiatan Soft. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang diproduksi
penunjang bisnis sehari – hari [2]. di Indonesia sejak tahun 2000 dan telah dipercaya dapat
Untuk menetapkan tingkat kelayakan tata kelola IT membantu pembukuan perusahaan [6].
yang baik dan selaras dengan visi misi perusahaan, dengan
adanya implementasi aplikasi Accurate pada perusahaan 2.3. COBIT Framework
maka perlu diadakan sebuah proses evaluasi terhadap COBIT (Control Objective for Information and related
sistem, proses, organisasi dan produk yaitu auditing. Technology) merupakan suatu framework yang terdiri dari
Untuk membatasi pembahasan agar lebih terarah, penulis domain dan proses yang digunakan untuk mengatur aktivitas
hanya akan membahas proses auditing seputar Audit dan logical structure [5]. COBIT menyediakan langkah-
Sistem Informasi berdasarkan standar framework COBIT. langkah praktis terbaik yang dapat diambil dan lebih
Dengan menerapkan salah satu domain yaitu Delivery and difokuskan pada pengendalian (control), yang selanjutnya
Support (DS) diharapkan penelitian ini akan membantu dijelaskan dalam tahap dan framework proses. Manfaat dari
menemukan gap atau kesenjangan serta dapat menetapkan langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil tersebut
tingkat kematangan pada penerapan aplikasi Accurate antara lain:
Accounting dan mencari tahu keselarasan proses bisnisnya 1) Membantu mengoptimalkan investasi teknologi
terhadap investasi TI untuk menunjang kelangsungan bisnis informasi yang mungkin dapat dilakukan.
perusahaan. 2) Menjamin pengiriman service [7].

2 Dasar Teori Sebagai sebuah framework yang mengatur tata kelola


informasi, COBIT memiliki standar pengelolaan informasi
2.1. Audit Sistem Informasi yang terbagi menjadi 4 domain yaitu: PO (Plan & Organize),
Organisasi bisnis menjalani berbagai jenis audit AI (Acquire & Implement, DS (Delivery & Support), dan
untuk tujuan yang berbeda. Yang paling umum adalah ME (Monitoring & Evaluate). Selain itu secara keseluruhan
audit eksternal (keuangan), audit internal, dan audit framework COBIT ditunjukan pada gambar 1, melalui
kecurangan (fraud). Audit memainkan peran penting dalam gambar tersebut dapat dilihat model proses COBIT yang
mengembangkan dan meningkatkan ekonomi global dan terdiri dari 4 domain.
perusahaan bisnis [2], [3]. Audit TI berfokus pada aspek
berbasis komputer dari sistem informasi organisasi dan 2.3. Maturity Level
sistem modern menggunakan tingkat teknologi yang
signifikan [2], [4]. Ron Weber (1999) berpendapat bahwa Tingkat Kematangan (Maturity Level) merupakan
audit sistem informasi adalah proses mengumpulkan dan salah satu pengukuran yang dijadikan standar COBIT.
mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah sistem Pengukuran tingkat kematangan ini diatur untuk tingkat
komputer melindungi kelayakan, menjaga integritas data, manajemen dan memungkinkan para manajer mengetahui
memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif, bagaimana pengelolaan dan proses-proses TI di organisasi
dan menggunakan sumber daya secara effisien [2]. tersebut sehingga bisa diketahui pada tingkatan mana
pengelolaannya [8].
Audit Teknologi informasi pada hakekatnya
merupakan salah satu dari bentuk audit operasional, tetapi Adapun generic maturity model yang digunakan
kini audit teknologi informasi sudah dikenal sebagai satu adalah:
satuan jenis audit tersendiri yang tujuan utamanya lebih 0 – Non-existent – Tidak ada sama sekali proses yang
untuk meningkatkan tata kelola IT. Sebagai suatu audit terlihat. Perusahaan belum menyadari bahwa ada
operasional terhadap manajemen sumber daya informasi, masalah yang harus dikaji.
yaitu efektivitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya unit 1 – Initial/Ad Hoc – Ada bukti bahwa perusahaan telah
fungsional sistem informasi pada suatu organisasi [4]. menyadari ada masalah yang ada dan harus dikaji
namun belum ada standarisasi. Tetapi, ada pendekatan
Santoyo Gondodiyoto (2007) menjelaskan bahwa pada ad hoc yang cenderung diaplikasikan sesuai kasus.
hakekatnya, audit sistem informasi sebagai audit tersendiri Pendakatan manajemen secara umum tidak terstruktur.
dan bukan merupakan bagian dari audit laporan keuangan, 2 – Repeatable but Intuitive – Proses telah dikembangkan
perlu dilakukan untuk memeriksa tingkat kematangan atau pada tahap dimana prosedur yang mirip telah diikuti
kesiapan suatu organisasi dalam melakukan pengelolaan oleh bermacam-macam orang yang melaksanakan
teknologi informasi (IT governance) [5]. tugas ini. Tidak ada training atau komunikasi secara
formal tentang prosedur standard dan tanggung
2.2. Accurate Accounting jawabnya jatuh pada individu. Ada ketergantungan
Perangkat lunak aplikasi akunting Accurate dibuat yang tinggi pada individu dan sering terjadi error.
oleh PT. Cipta Piranti Sejahtera, lebih dikenal dengan nama 3 – Defined Process – Prosedur telah terstandarisasi dan
CPS Soft, yang berlokasi di Jakarta. Aplikasi Accurate terdokumentasi, dan komunikasi lewat training.
adalah aplikasi pertama yang dikembangkan oleh CPS Merupakan keharusan bahwa proses tersebut harus

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. B. Sukmajaya & J. F. Andry I - 47

diikuti. Tetapi, sedikit deviasi yang terjadi. Prosedur 1) Planning (Perencanaan)


tersebut tidak rumit tetapi formalisasi dari practice Perencanaan merupakan tahapan awal dalam prosedur
yang sekarang. penelitian yang kami lakukan. Karena pada tahap ini
4 – Managed and measurable – Manajemen memantau dan kami dapat menentukan ruang lingkup (scope), sebuah
mengukur kesesuaian dengan prosedur dan mengambil objek yang akan di audit, standar evaluasi dari hasil audit
tindakan dimana proses terlihat tidak berjalan serta komunikasi terhadap orang yang bersangkutan akan
efektif. Proses dikembangkan secara berkelanjutan organisasi/perusahaan yang akan diaudit dengan menganalisa
dan memberikan practice yang baik. Otomasi dan sebuah visi, misi, sasaran dan tujuan objek, dan kebijakan-
alat bantu digunakan dalam cara yang terbatas dan kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi. Pada
terpecah-pecah. tahap perancangan meliputi beberapa aktifitas utama yaitu
5 – Optimized – Proses telah dirancang sampai tingkat penetapan ruang lingkup dan tujuan audit, pengorganisasian
pelaksanaan yang baik, berdasarkan hasil dari tim audit, pemahaman mengenai operasi bisnis klien,
pengembangan berkelanjutan dan maturity modelling pengkajian ulang hasil audit sebelumnya, dan penyiapan
dengan perusahaan lain. IT digunakan dalam cara program audit.
terintegrasi untuk mengotomasikan alur kerja,
menyediakan alat bantu untuk meningkatkan
2) Field Work (Pemeriksaan Lapangan)
kualitas dan efektivitas, membuat perusahaan mudah
diadaptasi[8]. Pada tahap ini auditor bertujuan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-
pihak yang terkait yang menggunakan beberapa metode
yang dapat dilakukan seperti wawancara, kuesioner, dan
melakukan survey langsung ke tempat penelitian dilakukan.
Data yang di dapat nantinya akan sangat berguna dalam
membantu auditor melakukan analisa sebuah organisasi /
perusahaan yang di audit.

3) Reporting (Pelaporan)
Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat
data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan
perhitungan maturity level. Pada tahap ini yang akan
dilakukan auditor adalah memberikan informasi berupa
hasil-hasil dari audit. Perhitungan maturity level dilakukan
mengacu pada hasil wawancara, dan survey. Berdasarkan
hasil maturity level yang mencerminkan kinerja saat ini
(current maturity level) dan kinerja standard atau ideal yang
diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya dilakukan
analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa
Gambar 1 Framework COBIT (COBIT 4.1 Excerp, Executive Summary yang menyebabkan adanya gap tersebut. Dengan adanya
Framework, 2008) [4], [7], [8], [9], [10], [11]. pelaporan maka suatu masalah akan dapat terlihat lebih
jelas dimana letak kesalahannya.

3 Metodologi Penelitian 4) Follow-Up (Tindak Lanjut)


Setelah melakukan pelaporan atau reporting maka hal
Metodologi penelitian yang dilakukan serta tahapan-tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah memberikan laporan
penulis dalam memperoleh data dari sumber, mulai dari hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada
survei awal, wawancara, dan kuesioner ditunjukan dengan pihak manajemen objek yang diteliti, untuk selanjutnya
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian. wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen
Prosedur Penelitian merupakan suatu kegiatan yang objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya
harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Adapun menjadi acuan untuk perbaikan dimasa yang akan datang
tahapan dan prosedur penelitiannya sebagai berikut: [11].

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 48 I. B. Sukmajaya & J. F. Andry

Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari


domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
disajikan kedalam tabel berikut:

Tabel 1 DS1 Define and Manage Service Levels

Hasil evaluasi DS1 Dalam hal tingkat layanan, SLA yang ada pada
Define and Manage saat ini diperusahaan hanyalah persyaratan atau
Service Levels & kontrak dari dealer, online market place dan
proses-prosesnya supplier. Tidak ada persetujuan diatas hitam
putih, tidak ada portfolio katalog layanan, dan
peraturan yang dibuat oleh perusahaan hanya
peraturan internal untuk tiap unit organisasi
saja.

Rata-rata level saat


1.3
ini

Rekomendasi level 3.0

4.2 DS2 Manage Third-party Services


Proses ini merupakan kebutuhan untuk memastikan
bahwa layanan yang diberikan oleh pihak ketiga (pemasok,
vendor dan mitra) memenuhi persyaratan bisnis memerlukan
proses manajemen pihak ketiga yang efektif. Proses ini
dilakukan dengan mendefinisikan secara jelas peran,
tanggung jawab dan harapan dalam perjanjian pihak ketiga
serta mengkaji dan memantau kesepakatan efektif dan
kepatuhan tersebut. Manajemen layanan pihak ketiga yang
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian [11].
efektif meminimalkan risiko bisnis yang terkait dengan
pemasok non-performing. Domain ini terbagi menjadi 4
sub-domain antara lain:
4 Hasil dan Pembahasan 1) DS2.1 Identification of All Supplier Relationships.
2) DS2.2 Supplier Relationship Management.
Pada pembahasan ini, penulis akan menguraikan hasil 3) DS2.3 Supplier Risk Management.
analisa tingkat kematangan dari PT. Setia Jaya Teknologi, 4) DS2.4 Supplier Performance Monitoring.
yang disajikan kedalam bentuk tabel serta pengertian atas
tiap domain dan proses-prosesnya.
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
4.1 DS1 Define and Manage Service Levels disajikan kedalam tabel berikut:
Proses ini bertujuan untuk mengetahui sudahkah ada
komunikasi efektif antara manajemen TI dan pelanggan Tabel 2 DS2 Manage Third-party Services
bisnis mengenai pelayanan yang dibutuhkan telah
Hasil evaluasi DS2 Layanan dengan pihak ketiga pada PT. Setia
dimungkinkan dengan dokumentasi yang telah didefinisikan Manage Thired-party Jaya Teknologi adalah dealer atau toko,
dan kesepakatan pada pelayanan TI dan tingkat pelayanan. Services & proses- online market place, dan supplier. Perusahaan
Proses ini juga mencakup pemantauan dan pelaporan tepat prosesnya menyeleksi pihak ketiga tersebut terutama
waktu untuk stakeholders mengenai pemenuhan tingkat supplier dan dealer berdasarkan harga yang
mereka tawarkan untuk produknya. Business
layanan. Proses ini memungkinkan keselarasan antara Manager perusahaan ini sering mengadakan
layanan TI dan persyaratan bisnis terkait. Domain ini terbagi meeting dengan supplier dan dealer sehingga
menjadi 6 sub-domain antara lain: hubungan pihak ketiga dengan perusahaan
1) DS1.1 Service Level Management Framework. terjalin dengan baik. Lalu dokumentasi
perjanjian bisnis tidak ada hitam putihnya,
2) DS1.2 Definition of Services. lebih dominan dengan kepercayaan antar
3) DS1.3 Service Level Agreements. perusahaan.
4) DS1.4 Operating Level Agreements. Rata-rata level saat
2.5
5) DS1.5 Monitoring and Reporting of Service Level ini
Achievements. Rekomendasi level 4.0
6) DS1.6 Review of Service Level Agreements and Contracts.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. B. Sukmajaya & J. F. Andry I - 49

4.3 DS3 Manage Performance and Capacity Kebutuhan untuk menyediakan layanan TI
Proses ini merupakan kebutuhan untuk mengelola berkelanjutan memerlukan pengembangan, pemeliharaan
kinerja dan kapasitas sumber daya TI untuk meninjau dan pengujian rencana kesinambungan TI, memanfaatkan
secara berkala kinerja dan kapasitas sumber daya TI saat penyimpanan cadangan di luar kantor dan menyediakan
ini. Proses ini mencakup peramalan kebutuhan masa depan pelatihan rencana kontinuitas secara berkala. Proses
berdasarkan persyaratan beban kerja, penyimpanan dan pelayanan berkelanjutan yang efektif meminimalkan
kontinjensi. Proses ini memberikan kepastian bahwa sumber kemungkinan dan dampak dari gangguan layanan TI utama
informasi yang mendukung kebutuhan bisnis terus tersedia. terhadap fungsi dan proses bisnis utama. Domain ini terbagi
Domain ini terbagi menjadi 5 sub-domain antara lain:
menjadi 10 sub-domain antara lain:
1) DS3.1 Performance and Capacity Planning.
1) DS4.1 IT Continuity Framework.
2) DS3.2 Current Performance and Capacity.
3) DS3.3 Future Performance and Capacity. 2) DS4.2 IT Continuity Plans.
4) DS3.4 IT Resources Availability. 3) DS4.3 Critical IT Resources.
5) DS3.5 Monitoring and Reporting. 4) DS4.4 Maintenance of the IT Continuity Plan.
5) DS4.5 Testing of the IT Continuity Plan.
6) DS4.6 IT Continuity Plan Training.
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
7) DS4.7 Distribution of the IT Continuity Plan.
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
disajikan kedalam tabel berikut: 8) DS4.8 IT Services Recovery and Resumption.
9) DS4.9 Offsite Backup Storage.
10) DS4.10 Post-resumption Review.
Tabel 3 DS3 Manage Performance and Capacity
Hasil evaluasi DS3 Dalam mengatur performa dan kapasitas dari IT
Manage Performance resources yang ada di PT. Setia Jaya Teknologi
and Capacity & dilakukan dengan terencana dan rekomendasi dari
proses-prosesnya bagian IT. Performa TI pada perusahaan saat ini
4.5 DS5 Ensure Systems Security
sudah cukup baik, dengan aplikasi Accurate yang Kebutuhan untuk menjaga integritas informasi dan
jarang mengalami masalah maupun penyimpanan
data dan infrastruktur TI.
melindungi aset TI memerlukan proses manajemen keamanan.
Proses ini mencakup pembentukan dan pemeliharaan peran
Rata-rata level saat
3.2 keamanan TI dan tanggung jawab, kebijakan, standar,
ini
Rekomendasi level 4.0 dan prosedur. Manajemen keamanan juga mencakup
melakukan pemantauan keamanan dan pengujian berkala
dan menerapkan tindakan perbaikan untuk mengidentifikasi
4.4 DS4 Ensure Continuous Service kelemahan atau insiden keamanan. Manajemen keamanan
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari yang efektif melindungi semua aset TI untuk meminimalkan
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan dampak bisnis dari kerentanan dan insiden keamanan.
disajikan kedalam tabel berikut: Domain ini terbagi menjadi 11 sub-domain antara lain:
1) DS5.1 Management of IT Security.
Tabel 4 DS4 Ensure Continuous Service 2) DS5.2 IT Security Plan.
Hasil evaluasi DS4 Perusahaan ini memantau sumber daya TI utama 3) DS5.3 Identity Management.
Ensure Continuous mereka karena core bisnis mereka terletak pada 4) DS5.4 User Account Management.
Service & proses- aplikasi Accurate untuk memonitor keluar masuk 5) DS5.5 Security Testing, Surveillance and Monitoring.
prosesnya barang ke gudang dan penjualan-pembelian,
namun belum ada pelaporan reguler, hanya jika 6) DS5.6 Security Incident Definition.
menemui trouble saja, pemrosesan alternatif 7) DS5.7 Protection of Security Technology.
mereka adalah dengan pencatatan pada buku fisik
8) DS5.8 Cryptographic Key Management.
untuk stock barang. Situasi saat ini sudah tetap
mencerminkan persyaratan bisnisnya, jarang 9) DS5.9 Malicious Software Prevention, Detection and
terjadi perubahan prosedur dan tanggung jawab, Correction.
namun apabila ada pasti diadakan meeting.
Manajemen TI belum menetapkan prosedur
10) DS5.10 Network Security.
umum untuk pulihnya fungsi TI setelah bencana, 11) DS5.11 Exchange of Sensitive Data.
semua perencanaan tersebut hanya disusun per-
case tiap bencana yang terjadi, apabila ada.
Rata-rata level saat Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
1.6
ini domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
Rekomendasi level 3.0 disajikan kedalam tabel berikut:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 50 I. B. Sukmajaya & J. F. Andry

Tabel 5 DS5 Ensure Systems Security 4.7 DS7 Educate and Train Users
Hasil evaluasi DS5 Semua data penting perusahaan ini tersimpan Proses ini memastikan edukasi yang efektif untuk
Ensure Systems dan dikelola melalui aplikasi Accurate, semua pengguna sistem TI, termasuk yang ada di dalam
Security & proses- sehingga perushaan menetapkan askes login TI, memerlukan identifikasi kebutuhan pelatihan setiap
prosesnya sesuai dengan pemangku kepentingan dan
pengguna. Dengan adanya akses login untuk kelompok pengguna. Selain mengidentifikasi kebutuhan,
aplikasi Accurate tidak sembarang orang dapat proses ini mencakup penentuan dan pelaksanaan strategi
mengakses data perusahaan, penggunaan untuk pelatihan yang efektif dan mengukur hasilnya.
infrastruktur TI pun seperti printer, internet, Program pelatihan yang efektif meningkatkan penggunaan
dll dipantau langsung oleh pimpinan di ruang
kantor tersebut. Setiap pemilik akun memilik teknologi secara efektif dengan mengurangi kesalahan
level hak akses terhadap sistem perusahaan, pengguna, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan
tiap bagian pekerjaan diberi hak akses pada kepatuhan terhadap kontrol kunci, seperti tindakan
dokumen yang berkepentingan saja maupun pengamanan pengguna. Domain ini terbagi menjadi 3 sub-
hak untuk memodifikasinya. Business Manager
pada perusahaan ini memiliki hak akses domain antara lain:
untuk memantau aktivitas yang dilakukan 1) DS7.1 Identification of Education and Training Needs.
pengguna atau pekerjanya terhadap data 2) DS7.2 Delivery of Training and Education.
dari aplikasi Accurate. Untuk menghindari 3) DS7.3 Evaluation of Training Received.
serangan virus/malware setiap komputer
disiapkan dengan antivirus berbayar masing-
masing, dan karyawan tidak diperkenankan
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
untuk sembarang meng-install program pada
komputer perusahaan. domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
Rata-rata level saat
disajikan kedalam tabel berikut:
3.2
ini
Rekomendasi level 3.0 Tabel 7 DS7 Educate and Train Users
Hasil evaluasi DS7 Tidak ada pelatihan khusus reguler pada
Educate and Train perusahaan ini karena scope kerja perbagian
4.6 DS6 Identify and Allocate Costs Users & proses- yang tidak terlalu besar, maka tidak perlu
prosesnya pelatihan yang reguler. Hanya diadakan
Kebutuhan akan sistem pengalokasian biaya TI untuk pelatihan mengenai budaya kerja, prosedur
bisnis membutuhkan pengukuran akurat dari biaya TI dan kerja, dan penggunaan fasilitas TI pada saat
kesepakatan dengan pengguna bisnis pada alokasi yang karyawan pertama bekerja. Pengadaan training
untuk karyawan PT. Setia Jaya Teknologi
baik. Proses ini mencakup pembangunan dan pengoperasian merupakan pelatihan informal atau tidak
sistem untuk menangkap, mengalokasi, dan melaporkan resmi, semisal apabila ada perubahan supplier
biaya TI kepada pengguna layanan. Sistem alokasi yang sehingga prosedur baru untuk supplier spesifik
baik memungkinkan perusahaan membuat keputusan yang tersebut yang berbeda dikomunikasikan
dengan seluruh karyawan yang terkait. Karena
tepat terkait penggunaan layanan TI. Domain ini terbagi pelatihan yang bersifat informal dan karyawan
menjadi 4 sub-domain antara lain: yang diberi pelatihan dilatih oleh beberapa
1) DS6.1 Definition of Services. seniornya. Hasil pelatihan hanya dapat dilihat
2) DS6.2 IT Accounting. dari kinerja karyawan tersebut namun belum
dapat menjadi bahan evaluasi untuk pelatihan
3) DS6.3 Cost Modelling and Charging. dimasa mendatang karena kurangnya informasi
4) DS6.4 Cost Model Maintenance. kurikulum yang kongkrit.
Rata-rata level saat
1.6
ini
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
Rekomendasi level 3.0
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
disajikan kedalam tabel berikut:

4.8 DS8 Manage Service Desk and Incidents


Tabel 6 DS6 Identify and Allocate Costs
Respons tepat waktu dan efektif terhadap pertanyaan
Hasil evaluasi DS6 Pengalokasian dana dipegang penuh oleh
Identify and Allocate Business Manager pada perusahaan, dan selalu dan masalah pengguna TI memerlukan meja layanan dan
Costs & proses- mengkonsultasikannya kebagian IT setiap ada proses manajemen kejadian yang dirancang dengan baik dan
prosesnya tujuan mengalokasikan dana. Pengalokasian baik. Proses ini mencakup pengaturan fungsi meja layanan
dana yang dipegang oleh Business Manager dengan registrasi, peningkatan kejadian, analisis trend dan
selalu disesuaikan dengan keuangan
perusahaan dan dipikirkan dan dikonsultasikan akar penyebab, dan resolusi. Manfaat bisnis mencakup
kelayakannya. peningkatan produktivitas melalui penyelesaian cepat
Rata-rata level saat permintaan pengguna. Selain itu, bisnis dapat mengatasi
3.0
ini akar penyebab (seperti pelatihan pengguna yang buruk)
Rekomendasi level 3.0 melalui pelaporan yang efektif. Domain ini terbagi menjadi
5 sub-domain antara lain:

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. B. Sukmajaya & J. F. Andry I - 51

1) DS8.1 Service Desk. ini mencakup mengumpulkan informasi konfigurasi


2) DS8.2 Registration of Customer Queries. awal, membuat baseline, memverifikasi dan mengaudit
3) DS8.3 Incident Escalation. informasi konfigurasi, dan memperbarui konfigurasi
4) DS8.4 Incident Closure. repositori sesuai kebutuhan. Manajemen konfigurasi yang
5) DS8.5 Reporting and Trend Analysis. efektif memfasilitasi ketersediaan sistem yang lebih besar,
meminimalkan masalah produksi dan menyelesaikan
masalah dengan lebih cepat. Domain ini terbagi menjadi 3
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
sub-domain antara lain:
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
1) DS9.1 Configuration Repository and Baseline.
disajikan kedalam tabel berikut:
2) DS9.2 Identification and Maintenance of Configuration
Items.
Tabel 8 DS8 Manage Service Desk and Incidents 3) DS9.3 Configuration Integrity Review.
Hasil evaluasi DS8 PT. Setia Jaya Teknologi menyediakan layanan
Manage Service service desk untuk kendala-kendala yang
Desk and Incidents terjadi berkaitan dengan pemasok, dealer, atau 4.10 DS10 Manage Problem
& proses-prosesnya pelanggan dari online market seperti retur
karena kecacatan barang, atau keterlambatan Manajemen masalah yang efektif memerlukan
pengiriman/penerimaan. Kebanyakan, apabila identifikasi dan klasifikasi masalah, analisis akar penyebab
ada permasalahan bagian pelayanan pelanggan dan penyelesaian masalah. Proses manajemen masalah
mengkategorikan komplen dan meneruskannya
juga mencakup rumusan rekomendasi untuk perbaikan,
langsung kebagian yang dapat menuntaskan
masalahnya. Untuk penjualanan pada online pemeliharaan catatan masalah dan penelaahan status
market, ada pencatatan langkah-langkah tindakan korektif. Proses manajemen masalah yang efektif
resolusi untuk masalah umum berdasarkan memaksimalkan ketersediaan sistem, meningkatkan tingkat
dari masalah yang pernah teratasi. Namun
layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kenyamanan
untuk pemasok dan dealer kebanyakan
setiap karyawan telah mengingat metode dan kepuasan pelanggan. Domain ini terbagi menjadi 4 sub-
solvingnya sehingga apabila terjadi kembali, domain antara lain:
penanggulangan terbaik bisa segera dilakukan 1) DS10.1 Identification and Classification of Problems.
bersamaan.
2) DS10.2 Problem Tracking and Resolution
Rata-rata level saat 3) DS10.3 Problem Closure.
2.4
ini
4) DS10.4 Integration of Configuration, Incident, and
Rekomendasi level 3.0 Problem Management.

4.9 DS9 Manage the Configuration Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
disajikan kedalam tabel berikut:
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
disajikan kedalam tabel berikut:

Tabel 9 DS9 Manage the Configuration Tabel 10 DS10 Manage Problem

Hasil evaluasi Pemeliharaan inventori, software, dan Hasil evaluasi DS10 Masalah-masalah yang pernah terjadi
DS9 Manage the hardware, dll dikerjakan oleh individu dalam Manage Problem & dikategorikan berdasarkan dampak bahayanya
Configuration & perusahaan. Belum ada standar khusus atau proses-prosesnya terhadap bisnis dan diurutkan dengan prioritas
proses-prosesnya tertulis yang ditetapkan, sehingga konfigurasi untuk penuntasannya. Tergantung level
yang ditetapkan hanya berdasarkan pengalaman parahnya masalah yang terjadi, apabila fatal,
dan petunjuk manajer bisnis. Peninjauan maka akan dituntaskan lebih dahulu lalu
konfigurasi tidak dilakukan secara berkala, dilakukan pencarian akar penyebab masalah
hanya dilakukan apabila manajer bisnis disaat masalah sudah dipecahkan.
membutuhkan informasi atau pelaporan terkait. Rata-rata level saat
2.5
Rata-rata level saat ini
1.6
ini Rekomendasi level 3.0
Rekomendasi level 3.0

4.11 DS11 Manage Data


Memastikan integritas konfigurasi perangkat keras dan Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
perangkat lunak memerlukan penetapan dan pemeliharaan domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
repositori konfigurasi yang akurat dan lengkap. Proses disajikan kedalam tabel berikut:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 52 I. B. Sukmajaya & J. F. Andry

Tabel 11 DS11 Manage Data Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
Hasil evaluasi DS11 Data yang diinput berikut laporan yang
domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
Manage Data & dihasilkan oleh aplikasi Accurate selalu akurat disajikan kedalam tabel berikut:
proses-prosesnya dan tepat waktu, dan berperan sebagaimana
kebutuhan bisnis perlukan. Seluruh
penyimpanan data digital berikut database dari
aplikasi Accurate ditempatkan pada 1 komputer
Tabel 12 DS12 Manage the Physical Environment
server beserta back-up nya diarsip secara
terpusat. Akses untuk komputer server diberikan Hasil evaluasi DS12 Perusahaan ini terletak didalam mall
hanya untuk akun para pimpinan atau IT sebagai Manage the Physical Mangga Dua Square sehingga risiko
admin. Inventaris lainnya seperti printer dan Environment & terhadap bencana alam dan gangguan dari
komputer karyawan dijaga oleh masing-masing proses-prosesnya individu lain dapat dipercaya terminimalisir
pengguna berdasarkan kesadaran diri dan intuisi karena berada dalam naungan situs/gedung
individu dan saran dari IT. Perusahaan belum yang dibangun oleh Agung Podomoro
menerapakan prosedur untuk memastikan bahwa Group yang mana didalam nya terdapat juga
perangkat keras yang dibuang atau dipindahkan beberapa perusahaan lain serta hotel dan
dengan aman tanpa ada data yang mungkin lainnya. Aset fisik dipercaya terjaga dilokasi
tersisa atau berpontensi dicuri, karena belum kantor, seperti gudang-gudang milik
pernah ada pembuangan atau pemindahan perusahaan terletak dekat dan tidak jauh
perangkat hingga saat ini. Prosedur back-up dan dari lokasi kantor masing-masing dilengkapi
restorasi sistem, aplikasi, data dan dokumentasi dengan pengamanan 3 kunci berbeda.
sudah ditetapkan. Namun untuk restorasi data, Dengan fasilitas yang disediakan mall,
tidak ada pengujian untuk memastikan data gangguan seperti bencana alam, dll sudah
benar-benar dapat dipulihkan atau tidak. dijamin atas perlindungan dari pengelola
Rata-rata level saat mall. PT. Setia Jaya Teknologi hanya dapat
2.5 membatasi akses kedalam area kantor saja,
ini
tidak untuk bangunan.
Rekomendasi level 4.0
Rata-rata level saat
3.2
ini

Pengelolaan data yang efektif memerlukan identifikasi Rekomendasi level 3.0


kebutuhan data. Proses pengelolaan data juga mencakup
penetapan prosedur yang efektif untuk mengelola media
library, backup dan pemulihan data, dan pembuangan 4.13 DS13 Manage Operations
media yang tepat. Pengelolaan data yang efektif membantu
Pengolahan data yang lengkap dan akurat memerlukan
memastikan kualitas, ketepatan waktu dan ketersediaan data
pengelolaan prosedur pengolahan data yang efektif dan
bisnis. Domain ini terbagi menjadi 6 sub-domain antara lain:
1) DS11.1 Business Requirements for Data Management. perawatan perangkat keras yang rajin. Proses ini mencakup
2) DS11.2 Storage and Retention Arrangements. penentuan kebijakan dan prosedur operasi untuk pengelolaan
3) DS11.3 Media Library Management System. yang efektif untuk pemrosesan terjadwal, melindungi
4) DS11.4 Disposal. keluaran sensitif, memantau kinerja infrastruktur dan
5) DS11.5 Backup and Restoration. memastikan pemeliharaan perangkat keras yang preventif.
6) DS11.6 Security Requirements for Data Management. Manajemen operasi yang efektif membantu menjaga
integritas data dan mengurangi penundaan bisnis dan biaya
4.12 DS12 Manage the Physical Environment operasional TI. Domain ini terbagi menjadi 5 sub-domain
Perlindungan untuk peralatan komputer dan personil antara lain:
memerlukan fasilitas fisik yang dirancang dengan baik 1) DS13.1 Operations Procedures and Instructions.
dan dikelola dengan baik. Proses pengelolaan lingkungan 2) DS13.2 Job Scheduling.
fisik meliputi penentuan persyaratan lokasi fisik, pemilihan 3) DS13.3 IT Infrastructure Monitoring.
fasilitas yang tepat, dan perancangan proses yang efektif 4) DS13.4 Sensitive Documents and Output Devices.
untuk memantau faktor lingkungan dan mengelola akses 5) DS13.5 Preventive Maintenance for Hardware.
fisik. Pengelolaan lingkungan fisik yang efektif mengurangi
gangguan bisnis dari kerusakan peralatan komputer dan
personil. Domain ini terbagi menjadi 5 sub-domain antara lain: Hasil evaluasi maturity level pada perusahaan dari
1) DS12.1 Site Selection and Layout. domain ini yang dinilai dari setiap sub-domainnya akan
2) DS12.2 Physical Security Measures. disajikan kedalam tabel berikut:
3) DS12.3 Physical Access.
4) DS12.4 Protection Against Environmental Factors.
5) DS12.5 Physical Facilities Management.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. B. Sukmajaya & J. F. Andry I - 53

Tabel 13 DS13 Manage Operations 5 Simpulan dan Saran


Hasil evaluasi DS13 Manajemen operasi pada PT. Setia Jaya
Manage Operations Teknologi diatur oleh business manager,
Adapun kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan
& proses-prosesnya prosedur kerja dan kebijakan-kebijakan kepada perusahaan yang di audit yaitu:
yang akan diberlakukan nantinya dikelola
berdasarkan persyaratan yang ada.
Penjadwalan pekerjaan diatur oleh pimpinan
masing-masing unit atas ijin dari business 5.1. Kesimpulan
manager apabila ada penjadwalan baru.
Pemantauan infrastruktur TI belum ada Simpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah
prosedur tetap, pimpinan masing-masing unit dilakukan adalah sebagai berikut:
yang memastikan keadaan perangkat yang • Sebagai perusahaan yang menjadikan TI dalam hal
digunakan. Kronologis dari peninjauan tidak
ini berupa aplikasi Accurate sebagai penunjang
ada log nya karena hanya dilakukan karena
intuisi. Dokumen sensitif disimpan oleh utama bisnisnya, nilai yang didapat pada domain
masing-masing karyawan, sehingga untuk DS4 yaitu Ensure Continuous Service relatif kecil.
meminta dokumen fisik perlu ijin dari yang Kesinambungan TI untuk perusahaan yang menjadikan
bersangkutan. Output device seperti printer,
TI sebagai penunjang bisnisnya seharusnya setidaknya
mesin fotokopi dll digunakan bersama-
sama tidak ada pengkhususan. Perawatan mencapai level 3.
perangkat keras dipercayakan pada setiap • Tingkat kematangan (maturity level) dari setiap proses
penggunanya masing-masing yaitu karyawan dari domain Delivery and Support (DS) perusahaan
kantor, apabila hardware tersebut mengalami
pada saat ini rata-rata berada pada level 2.4, sedangkan
kendala, pengguna dapat melapor pada
bagian IT untuk perbaikan atau meminta rata-rata level diharapkan berada pada level 3.2.
bantuan. • Penilaian terendah yang didapat perusahaan terletak
Rata-rata level saat pada domain DS1, DS4, DS7, dan DS9 masih jauh dari
2.6
ini harapan, perlu kerja keras untuk memperbaikinya dan
Rekomendasi level 3.0 memerlukan beberapa pembaharuan.
• Dalam segi keamanan sistem (DS5), perusahaan sudah
melampaui ekspektasi dengan nilai rata-rata 3.2, hanya
disayangkan belum ada back-up yang disimpan secara
Berdasarkan data yang telah disajikan dengan
offsite.
tabel-tabel diatas, agar memudahkan pembaca dalam
• Pengarsipan pada perusahaan ini cukup baik dengan
membandingkan hasil perhitungan rata-rata Maturity Level,
tetap mencatat stock barang secara fisik untuk
maka penulis menyajikannya berupa diagram Clustered
memastikan tidak ada selisih stock.
Bar, yang disajikan dengan gambar 3.
5.2. Saran
Saran yang dapat auditor berikan berdasarkan
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
• Membuat dokumentasi yang baik untuk pelaporan
ketika ada dan sesudah menuntaskan masalah sehingga
memudahkan pencegahan potensi masalah baru yang
belum terjadi.
• Buatkan back-up offsite untuk meningkatkan lebih baik
lagi keamanan data perusahaan, dan lakukan back-up
offsite secara periodik (e.g setiap bulan).
• Tingkatkan maturity level dari domain DS4 dengan
melakukan banyak pengujian terhadap penyimpanan
dan pemulihan data, pelatihan karyawan terhadap
prosedur dan tanggung jawab mereka apabila terjadi
bencana.
• Perkuat bagian helpdesk untuk membuat kueri laporan
dari pelanggan untuk mempertahankan hubungan
bisnis.
• Evaluasi tata kelola TI disarankan untuk dilakukan
secara rutin setiap periode waktu tertentu agar tingkat
Gambar 3 Maturity Level Pada Domain DS kematangan yang diinginkan dapat tercapai.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 54 I. B. Sukmajaya & J. F. Andry

Kepustakaan [6] Gondodiyoto, Sanyoto., Audit Sistem Informasi +


Pendekatan COBIT, Jakarta: Mitra Wacana Media,
[1] Yuliana, H & Triand., Peranan Program Accurate
p.444. (2007).
Accounting Terhadap Efektivitas Pencatatan Laporan
[7] Surbakti, H., Managing Control Object For IT (COBIT)
Penjualan Kredit, Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan,
Sebagai Standar Framework Pada Proses Pengelolaan
Vol. 1, No.3, p.234. Bogor, 2013.
IT-Governance Dan Audit Sistem Informasi, Jurnal
[2] Juliandarini & Handayaningsih, S., Audit Sistem
Teknologi Informasi, Vol.7,No.19, Maret 2012.
Informasi Pada Digilib Universitas XYZ Menggunakan
[8] Rajasa, A., Predicting the Intention to Re-Use on
Kerangka Kerja COBIT 4.0, Jurnal Sarjana Teknik
Accounting Application Software, The International
Informatika, Vol. 1, No.1, p.277. Yogyakarta, 2013.
Journal Of Business & Management, Vol.3, No.8,
[3] Khaddash, H.A, Nawas, R.A, Ramadan, A., Factors
p.207, August 2015.
affecting the quality of Auditing: The Case of
[9] E.Maria & E.Haryani., Audit Model Development
Jordanian Commercial Bank, International Journal of
Of Academic Information System: Case Study On
Business and Social Science, Vol. 4, No. 11, p.12-24,
Academic Information System Of Satya Wacana.
2013.
Journal of Arts, Science & Commerce, Vol.2, Issue 2,
[4] Andry, J.F., Audit Tata Kelola TI Menggunakan
2011.
Kerangka Kerja COBIT Pada Domain DS dan ME Di
[10] IT Governance Institute., COBIT 4.1 Framework,
Perusahaan Kreavi Informatika Solusindo, Seminar
Control Objective, Management Guidelines, Maturity
Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016,
Models, Rolling Meadows, IL 60008 USA: ITGI.
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016.
(2007).
[5] Jelvino, Andry, J.F., Audit Sistem Informasi Absensi
[11] Andry, J.F., Audit Sistem Informasi Sumber
pada PT. Bank Central Asia Tbk Menggunakan COBIT
Daya Manusia Pada Training Center Di Jakarta
4.1, Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi,
Menggunakan Framework COBIT 4.1, Jurnal Ilmiah
Vol.3, No.2, Agustus 2017.
FIFO, Vol. 8, No.1, Mei 2016.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perbedaan Solusi Masalah Instalasi Jaringan Multi Tahap dalam Proses


Koneksi Menggunakan Algoritma Modifikasi Prim dan GNU Octave

Wamiliana, Warsono, Mas Dafri Maulana

Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandarlampung
Email: wamiliana.1963@fmipa.unila.ac.id

Abstrak – Desain jaringan merupakan salah satu bidang yang banyak terapannya dalam optimisasi
kombinatorik. Masalah Instalasi Jaringan Multi Tahap atau Multiperiod Degree Constrained Minimum
Spanning Tree (MPDCMST) merupakan salah satu masalah desain jaringan dimana akan ditentukan
biaya minimum untuk menghubungkan titik-titik yang dipertimbangkan pada tahap-tahap tertentu, dan
tidak melanggar syarat atau kendala yang diberikan . Kendala yang diberikan adalah interkoneksi
pada tiap titik tidak melebihi b, b= integer nonnegatif. Selain itu, ada skala prioritas titik-titik
yang harus terhubung pada tahap tahap tertentu. Pada penelitian ini akan didiskusikan proses
instalasi/koneksi tiap titik pada masing-masing tahap yang menggunakan Modifikasi Algoritma Prim
untuk menyelesaikannya. Ada dua algoritma (WWM1 dan WWM2) yang akan dibandingkan proses
instalasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma WWM2 memberikan solusi yang lebih
baik dari algoritma WWM1.

Kata kunci: instalasi jaringan multi tahap, Algoritma Prim, koneksi, tahap

1 Pendahuluan semua titik dari G, dan tree adalah graf yang terhubung dan
tidak memuat sirkuit. Untuk menyelesaikan MST terdapat
Optimisasi jaringan merupakan masalah yang sangat dua algoritma yang terkenal yaitu Algoritma Kruskal[1]
banyak terapannya dan sangat cepat berkembang saat ini. dan Algoritma Prim [2]. MST yang diberikan kendala pada
Dalam optimisasi jaringan, proses desain jaringan itu sendiri setiap titiknya disebut dengan Degree Constrained Minimum
memegang peranan yang penting. Sebagai contoh, jika suatu Spanning Tree (DCMST), dan DCMST yang ditambahkan
perusahaan ingin membangun suatu jaringan, katakanlah kendala periode pada waktu proses instalasi/koneksi titik-
jaringan air bersih di suatu kota, maka yang akan dilakukan titik pada jaringan disebut dengan MPDCMST.
adalah memetakan dulu topografi dari kota tersebut dan
menyatakan/merepresentasikan tempat-tempat yang
akan dihubungkan dengan noktah-noktah atau titik-titik
untuk dianalisis sebelum proses instalasi yang sebenarnya 2 Dasar Teori
dilakukan. Proses merepresentasikan tempat-tempat tersebut
menjadi titik-titik dan kemudian dianalisis merupakan salah DCMST merupakan masalah yang banyak muncul
satu bagian dari desain jaringan. pada proses desain jaringan dimana degree (derajat)
Masalah Instalasi Jaringan Multi Tahap atau yang atau banyaknya garis yang menempel pada suatu titik
dikenal juga dengan Multi Period Degree Constrained merepresentasikan jumlah link yang diperbolehkan pada
Minimum Spanning Tree (MPDCMST) merupakan masalah titik tersebut. Sebagai contoh, sewaktu mendesain jaringan
yang menggunakan Minimum Spanning Tree (MST) air bersih PDAM, maka kendala degree tersebut membatasi
sebagai backbone dari permasalahan. Diberikan suatu graf banyaknya pipa distribusi yang dapat dihubungkan pada
G(V,E) V={1,2,3,...n} adalah himpunan titik dan E adalah satu titik di pipa transmisi; untuk di jaringan transportasi
himpunan garis nyang menghubungkan titik-titik di V, kendala degree tersebut membatasi banyaknya jalan yang
dan tiap garisnya diberi bobot positif, maka MST adalah terhubung pada satu titik persimpangan, dan lain-lain.
suatu spanning tree T dari G yang bobotnya paling kecil Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan
(minimum). Spanning Tree T adalah tree yang memuat berhubungan dengan masalah DCMST ini, dan karena

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 55
I - 56 Wamiliana, Warsono, & M. D. Maulana

Wamiliana E-2
DCMST masuk dalam kategori kelas NP-Complete, 3 Metodologi Penelitian
maka pada umumnya para peneliti lebih tertarik untuk
Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan 3
mengembangkan metode heuristik karena walaupun Metodologi
Langkah-langkah Penelitian
dalam melakukan penelitian ini dapat
berhubungan dengan masalah DCMST ini, dan karena DCMST digambarkan dalam diagram alir berikut :
metode heuristik tidak menjamin nilai optimal dari suatu
masuk dalam kategori kelas NP-Complete, maka pada Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini dapat
solusi, tetapi umumnya solusi yang dihasilkan ‘nearly
umumnya para peneliti lebih tertarik untuk mengembangkan digambarkan dalam diagram alir berikut :
optimal’, atau bahkan optimal, dengan waktu proses yang
metode heuristik karena walaupun metode heuristik tidak
menjaminjauh nilailebih cepatdari
optimal dibandingkan
suatu solusi,dengan metode eksak.
tetapi umumnya Start
Beberapa metode heuristik yang
solusi yang dihasilkan ‘nearly optimal’, atau bahkan optimal, telah dikembangkan
untuk DCMST
dengan waktu proses yang ini antara
jauh lebihlain: cepat
Algoritma greedy yang
dibandingkan Penelusuran literatur
didasari dari algoritma Prim’s
dengan metode eksak. Beberapa metode heuristik yang telahdan Kruskal’s algorithm
untuk untuk
dikembangkan menyelesaikan
DCMST iniMST antaradengan melakukan
lain: Algoritma beberapa
greedy Pembangkitan Data
modifikasi
yang didasari pada algoritma
dari algoritma Prim’s tersebut [3], Algoritma
dan Kruskal’s algorithmGenetika
[4], Metode Iterative
untuk menyelesaikan MST dengan Refinement [5], Modified
melakukan beberapa Penalty
modifikasi [6], danalgoritma
pada Tabu Search [7-9].
tersebut [3], Algoritma Genetika [4], Membuat algoritma
untuk menentukan
Metode Iterative Jika Refinement [5], Modified
diberikan titik-titik (yang Penalty [6], dan kota/
dapat mewakili DCMST dan MPDCMST
Tabu Search [7-9].
terminal/stasiun/bandara, dan lain-lain), maka untuk menggunakanAlgoritma Prim
yang dimodifikasi
Jikamenghubungkan
diberikan titik-titik (yang dapat
semua titik-titik tersebutmewakili
diperlukan
kota/terminal/stasiun/bandara,
proses dan waktu untuk dan lain-lain), maka untukWaktu
menyelesaikannya.
menghubungkan
penyelesaian semuauntuk
titik-titik tersebut diperlukan
menghubungkan proses
titik-titik tersebut
Membuat source code
pemanggilan data dan
dan waktu untuk menyelesaikannya. Waktu penyelesaian
sangat tergantung kepada keperluan dan prioritas untuk representasi graf dalam
menghubungkan titik-titik tersebut sangat tergantung kepada bentuk matriks
keterhubungan titik-titik itu sendiri. Instalasi Jaringan
keperluan dan prioritas keterhubungan titik-titik itu sendiri.
Multi Tahap atau Multi Period Degree Constrained
Instalasi Jaringan Multi Tahap atau Multi Period Degree Membuat source code
Minimum Spanning Tree (MPDCMST) merupakan
Constrained Minimum Spanning Tree (MPDCMST) untuk menentukan DCMST
salah satu masalah jaringan yang
merupakan salah satu masalah jaringan yang sering dihadapi sering dihadapi dalam dan MPDCMST
kehidupan nyata, misalnya instalasi
dalam kehidupan nyata, misalnya instalasi jaringan listrik, jaringan listrik,
telekomunikasi,
telekomunikasi, komputer, komputer,
dan sebagainya.dan sebagainya.
Tetapi, proses Tetapi, Implementasi dengan
menggunakan data yang
tersebut memerlukan beberapa tahap agar seluruh titik dalam agar
proses tersebut memerlukan beberapa tahap dibangkitkan
jaringan seluruh
terhubung titik karena
dalam jaringan
beberapa terhubung karena lain
kendala, antara beberapa
kendala,
keterbatasan dana.antara lain proses
Sehingga, keterbatasan
instalasidana.
harus Sehingga,
dilakukanproses
instalasi harus dilakukan dalam
dalam beberapa tahap. Sebagai contoh, untuk membangun beberapa tahap. Sebagai Yap
contoh, untuk membangun suatu
suatu jaringan air bersih, prioritas untuk dihubungkan mungkinjaringan air bersih, Hasil implementasi bukan
diberikanprioritas untuk dihubungkan
kepada fasilitas-fasilitas publikmungkin diberikan
yang penting sepertikepada berupa tree ? Perbaiki source code
fasilitas-fasilitas
rumah sakit, puskesmas, dan publik yangSelain
lain-lain. penting seperti
itu, perlu jugarumah
diperhatikan
sakit,banyaknya
puskesmas, pipa-.pipa yang saling
dan lain-lain. bertemu
Selain itu, disatu
perlu juga
titik, baikdiperhatikan
pada pipa distribusi
banyaknya maupun pada pipa
pipa-.pipa yangtransmisi.
saling bertemu Tidak
Kawatra
disatupadatitik,tahun
baik 2002
pada pertama kali menginvestigasi
pipa distribusi maupun pada pipa
masalah transmisi.
ini dan menyelesaikannya menggunakan metode Tidak

hibrid relaksasi Lagrange dan branch exchange , menggunakan


Kawatra pada tahun 2002 pertama kali menginvestigasi Hasil implementasi sesuai Perbaiki Algoritma
asumsi 10 tahun planning horizon dan menyelesaikan problem dengan prediksi? ??
masalah ini dan menyelesaikannya menggunakan
dengan orde graf 40 sampai 100; akan tetapi, dari solusi yang
metode hibrid relaksasi Lagrange dan branch exchange
didapat sebagian tidak layak (infeasible) [10].
, menggunakan
Selanjutnya Wamiliana asumsi 10 tahun
dkk. pada planning horizon dan
2010 mengembangkan Ya
menyelesaikan problem
algoritma WADR1 dan WADR2 untuk menyelesaikandengan orde graf 40 sampai 100;
Record hasil implementasi
MPDCMST akandengan
tetapi, menggunakan
dari solusi yang didapat
hybrid sebagian
Modifikasi tidak layak
Kruskal
dan teknik (infeasible)
Depth First [10].Search dengan kedalaman node (k)
adalah 2 [11]. Tahun 2013 Wamiliana
Selanjutnya Wamiliana dkk. dkk.mengenalkan
pada 2010 Stop
metode WADR3
mengembangkan yang dikembangkan
algoritma WADR1 dari metode WADR1untuk
dan WADR2
dan WADR2 dengan k ≤ MPDCMST
menyelesaikan 3 [12]. Analisis komparative
dengan berbagaihybrid
menggunakan
metode Modifikasi
yang dikembangkan
Kruskal dan diberikan oleh Wamiliana
teknik Depth First Search dkk.
dengan Gambar 1. Diagram alir penelitian
pada tahun 2015 [13], dan pada [14] detail proses hybrid Gambar 1. Diagram alir penelitian
kedalaman node (k) adalah 2 [11]. Tahun 2013 Wamiliana
metode Kruskal dengan Teknik Depth First
dkk. mengenalkan metode WADR3 yang dikembangkan Search (DFS) Pada Penelitian ini dikembangkan dua algoritma yaitu
diberikan.dari metode WADR1 dan WADR2 dengan k ≤ 3 [12]. Algoritma WWM1 dan WWM2. Kedua algoritma ini
Pada Penelitian ini dikembangkan dua algoritma yaitu
dikembangkan dengan menggunakan Algoritma Prim yang
Analisis komparative berbagai metode yang dikembangkan Algoritma WWM1 dan WWM2. Kedua algoritma ini
dimodifikasi dan proses pengkodingan atau pembuatan source
diberikan oleh Wamiliana dkk. pada tahun 2015 [13], dan dikembangkan
code dilakukan dengandengan menggunakan
menggunakan Algoritma
program paket Primtidakyang
pada [14] detail proses hybrid metode Kruskal dengan dimodifikasi dan proses pengkodingan atau pembuatan
Teknik Depth First Search (DFS) diberikan. source code dilakukan dengan menggunakan program paket
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Wamiliana, Warsono, & M. D. Maulana I - 57

tidak berbayar GNU Octave. GNU Octave adalah suatu kardinalitas HVTk maka tentukan garis terpendek yang
software yang dapat dijalankan pada sistem operasi berbasis dapat dihubungkan ke T dengan syarat proses tersebut
GNU/Linux, macOS, ataupun windows, dan siapapun dapat tidak menyebabkan terjadinya sirkuit dan tidak melanggar
bebas untuk menggunakan, mengembangkan ataupun kendala degree. Proses tersebut dilakukan terus menerus
mendistribusikannya. sampai jumlah titik yang disambungkan ke jaringan sama
dengan selisih dari MAXVTk dengan kardinalitas HVTk
pada periode k, k=1. Untuk periode 2 dan 3 proses yang
dilakukan sama dengan proses di periode 1 dengan anggota
4 Hasil dan Pembahasan himpunan di HVTk yang berbeda.
Data yang digunakan
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Algoritma WWM2
yang diambil dari penelitian yang telah dilakukan pada [11]. Algoritma WWM2 secara prinsip mirip dengan
Data tersebut merupakan data yang dibangkitkan secara algoritma WWM1, yang membedakan kedua algoritma
acak dengan menggunakan distribusi uniform. tersebut adalah dalam proses instalasi titik-titik di HVTk.
Pada WWM1 proses dilakukan pada awal periode,
Penentuan HVTk dan MaxVTk sedangkan pada WWM2 proses dilakukan masih dalam
Untuk implementasi source code dalam menentukan periode tersebut akan tetapi proses instalasinya tidak harus
solusi MPDCMST diperlukan data tentang HVTk dan dilakukan diawal periode.
MAXVTk. HVTk adalah himpunan yang memuat semua Dari hasil implementasi terhadap 300 data didapat
titik yang harus sudah dinstal/dihubungkan ke jaringan grafik sebagai berikut:
sewaktu periode ke k selesai dilakukan, dan MAXVTk
adalah maksimum titik yang dapat dihubungkan/diinstal
ke jaringan pada periode ke k. Data tabel HVTk berikut
diambil dari [14]:
5 Simpulan
Dari hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan
Tabel 1. Elemen HVTk untuk setiap periode bahwa algoritma WWM2 lebih baik dari algoritma WWM1.
Hal ini berarti bahwa dalam proses instalasi, pada periode
n HVT1 HVT2 HVT3
ke k, sebaiknya titik-titik yang harus dihubungkan pada
10 2 3 4
periode tersebut tidak harus dihubungkan segera pada awal
20 2 3 4 periode tersebut dimulai, akan tetapi dapat dilakukan kapan
30 2,3 4,5 6,7 saja asal masih pada periode k tersebut.
40 2,3,4 5,6,7 8,9,10
50 2,3,4,5 6,7,8,9 10,11,12,13
60 2,3,4,5,6 7,8,9,10,11 12,13,14,15 Kepustakaan
70 2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13 14,15,16,17,18,19 [1] Kruskal, J.B. On the Shortest Spanning Tree of a Graph
80 2,3,4,5,6,7,8 9,10,11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22 and the Travelling Salesman Problem, Proc. Amer.
90 2,3,4,5,6,7,8 9,10,11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22
Math. Soc. , vol. 7 : p. 48-50, 1956.
[2] Prim, R.C. Shortest Connection Networks and Some
100 2,3,4,5,6,7,8,9 10,11,12,13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,23,24,25
Generalizations. Bell Syst. Tech Journal, vol.36 p:
1389-1401, 1957.
Untuk MaxVTk digunakan formula yang diambil dari [3] Narula,S.C., and Cesar A.Ho, “Degree-Constrained
[12] sebagai berikut: Minimum Spanning Tree”, Computer and Operation
Research. Vol. 7; pp. 239-249, 1980
Algoritma WWM1 [4] Zhou, G. and Mitsuo Gen,”A Note on Genetics
Algoritma WWM1 dimulai dengan memilih titik 1 Algorithms for Degree- Constrained Spanning Tree
sebagai root dan kemudian mencari titik dalam himpunan Problems”, Networks, Vol. 30: p.91 – 95, 1997.
HVTk yang memiliki bobot terkecil dengan V, dengan syarat [5] Deo N. and Nishit Kumar, Computation of Constrained
titik yang baru terhubung tidak melanggar kendala degree Spanning Trees: A Unified Approach. Network
dan tidak menyebabkan terbentuknya circuit. Kemudian Optimization ( Lecture Notes in Economics and
tambahkan titik terpilih ke V dan garis terpilih ke T. Proses Mathematical Systems, Editor : Panos M. Pardalos, et
ini dilakukan terus menerus sampai semua titik di HVTk al. ,Springer-Verlag, Berlin, Germany, pp. 194 – 220.,
telah tersambung/terinstal ke jaringan (T) dan dilanjutkan 1997.
dengan mengecek MaxVTk. Jika MaxVTk lebih besar dari

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 58 Wamiliana, Warsono, & M. D. Maulana

[6] Wamiliana, “ Solving the Degree Constrained Minimum [11] Wamiliana, Dwi Sakethi, and Restu Yuniarti,
Spanning Tree Using Tabu and Penalty Method”, Computational Aspect of WADR1 and WADR2
Jurnal Teknik Industri: p.1-9, 2004. Algorithms for The Multi Period Degree Constrained
[7] Caccetta L. and Wamiliana, Heuristics Algorithms Minimum Spanning Tree Problem, Proceeding
for the Degree Constrained Minimum Spanning Tree SNMAP, Bandar lampung 8 – 9 December 2010. p.
Problems, Proceeding of the International Congress 208 – 214
on Modelling and Simulation (MODSIM),Canberra, [12] Wamiliana, Amanto, and Mustofa Usman, Comparative
Editors: F. Ghassemi et.al; p. 2161-2166, 2001. Analysis for The Multi Period Degree Constrained
[8] Wamiliana and Caccetta, Tabu search Based Heuristics Minimum Spanning Tree Problem, Proceeding
for the Degree Constrained Minimum Spanning Tree The International Conference on Engineering and
Problem, Proceeding of South East Asia Mathematical Technology Development (ICETD), pp. 39 – 43,
Society, p. 133-140, 2003 2013.
[9] Wamiliana and L. Caccetta, The Modified CW1 [13] Wamiliana, Faiz A.M. Elfaki, Mustofa Usman, and M.
Algorithm for The Degree Restricted Minimum Azram, “Some Greedy Based Algorithms for Multi
Spanning Tree Problem, Proceeding of International Periods Degree Constrained Minimum Spanning Tree
Conference on Engineering and Technology Problem”, ARPN Journal of Engineering and Applied
Development, Bandarlampung 20-21 June. 2012; p. Sciences, 2015; Vol. 10 (21): pp.10147 – 10152, 2015.
36-39 [14] Wamiliana, Mustofa Usman, Dwi Sakethi, Restu
[10] Kawatra R. “A multi period degree constrained Yuniarti, and Ahmad Cucus, “The Hybrid of Depth First
Minimum Spanning Tree Problem”, European Journal Search Technique and Kruskal’s Algorithm for Solving
of Operational Research, Vol 143, pp. 53 – 63 , 2002. The Multiperiod Degree Constrained Minimum
Spanning Tree Problem”, The 4th International
Conference on Interactive Digital Media (ICIDM).
IEEE Explore, Dec 2015.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perbandingan Mean Squared Error (MSE)


Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan
Pada Pendugaan Area Kecil

Widiarti, Rifa Rahma Pertiwi, & Agus Sutrisno

Jurusan Matematika, FMIPA


Universitas Lampung, Jl. Soemarti Brojonegoro No.1 Rajabasa, Bandar Lampung 35141
E-mail: widiarti08@gmail.com

Abstrak – Metode Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) merupakan salah satu
metode pendugaan area kecil yang digunakan pada data kontinu dengan mensubtitusikan komponen
ragam yang tidak diketahui ke dalam penduga BLUP. Keakuratan penduga salah satunya dapat
diperoleh dengan cara mengukur Mean Squared Error (MSE). Beberapa metode telah dikembangkan
dalam pendugaan MSE EBLUP. Prasad dan Rao (1990) mengembangkan penduga bagi MSE dengan
menggunakan ekspansi deret Taylor. Jiang-Lahiri-Wan (2002) mengembangkan penduga bagi MSE
dengan menggunakan metode Jackknife. Dalam penelitian ini pendugaan MSE bagi EBLUP dilakukan
dengan kedua metode tersebut. Pendugaan MSE dilakukan secara empiris melalui data simulasi yang
berdistribusi Normal dengan bantuan software R 3.3.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode
pendugaan MSE EBLUP dengan metode Jiang-Lahiri-Wan relatif lebih baik karena menghasilkan nilai
yang lebih kecil dibanding MSE Prasad dan Rao dan besarnya nilai ragam pengaruh acak menyebabkan
nilai MSE yang dihasilkan semakin besar.

Kata kunci: Pendugaan Area Kecil; Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP); Mean
Squared Error (MSE)

1 Pendahuluan Small Area Estimation (SAE). Berbagai metode pendugaan


Suatu area disebut kecil apabila contoh yang diambil pada area kecil (small area estimation) telah dikembangkan
area tersebut tidak mencukupi untuk melakukan pendugaan khususnya menyangkut metode yang berbasis model
langsung dengan hasil yang akurat. Pendekatan klasik untuk (model-based estimator). Beberapa metode yang tergolong
menduga parameter area kecil didasarkan pada aplikasi dalam metode berbasis model adalah metode Empirical
model desain penarikan sampel (design-based) yang Bayes (EB), Hierarchical Bayes (HB), danEmpirical Best
dikenal sebagai pendugaan langsung (direct estimation). Linear Unbiased Prediction (EBLUP). Metode EB dan HB
Dalam konteks survei, penduga dikatakan langsung apabila digunakan untuk data biner atau cacahan sedangkan metode
pendugaan terhadap parameter populasi di suatu area EBLUP digunakan pada data kontinu.
hanya didasarkan pada data sampel yang diperoleh dari Metode EBLUP merupakan perluasan dari metode
area tersebut. Pendugaan langsung pada suatu area kecil BLUP. Pada metode BLUP diasumsikan komponen ragam
merupakan penduga tak bias tetapi memiliki ragam yang dari pengaruh acak diketahui. Namun dalam kenyataannya,
besar karena diperoleh dari ukuran sampel yang kecil [1]. komponen ragam sulit untuk diketahui sehingga diperlukan
Pendugaan tidak langsung (indirect estimation) pendugaan terhadap komponen ragam melalui data sampel.
merupakan salah satu upaya untuk menekan ragam yang Metode EBLUP mensubstitusikan komponen ragam yang
besar pada area kecil yaitu dengan memanfaatkan informasi tidak diketahui ke dalam penduga BLUP.
dari area sekitarnya yang berhubungan dengan parameter Keakuratan penduga dapat diperoleh dengan cara
yang diamati. Pendugaan tidak langsung tersebut dikenal mengukur mean squared error-nya. Semakin kecil mean
sebagai pendugaan area kecil atau lebih dikenal dengan squared error suatu penduga maka penduga semakin akurat.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 59
I - 60 Widiarti, R. R. Pertiwi, & A. Sutrisno

Beberapa metode telah dikembangkan dalam pendugaan Basic Unit Level (Type A) Model
MSE (. Prasad dan Rao (1990)[2] mengembangkan penduga Basic Unit Level Model atau model berbasis unit
bagi MSE ( dengan menggunakan ekspansi deret Taylor. merupakan suatu model dimana data pendukung yang
Jiang-Lahiri-Wan (2002) [3] mengembangkan penduga bagi tersedia bersesuaian secara individu dengan data respon,
MSE ( dengan menggunakan metode jackknife. Jackknife misal
merupakan suatu teknik resampling yang secara khusus
digunakan untuk menentukan ragam dan bias dugaan. Prinsip artinya untuk masing-masing
metode Jackknife adalah dengan cara menghilangkan satu anggota populasi j dalam masing-masing area kecil i, namun
buah data dan mengulanginya sebanyak jumlah yang ada. terkadang cukup dengan rata-rata populasi diketahui saja.
Pada penelitian ini penulis tertarik untuk membandingkan nilai Model yang digunakan pada penelitian ini adalah
dugaan MSE pada penduga EBLUP menggunakan metode model Fay-Herriot. Model ini diperkenalkan oleh Fay dan
yang dikembangkan Prasad dan Rao dengan metode yang Herriot (1979) [4] sebagai model dasar untuk menaksir
dikembangkan Jiang-Lahiri-Wan dengan mengikutsertakan pendapatan per kapita pada small area (dengan populasi
peubah penyerta. Dalam penelitian ini juga akan dikaji yang kurang dari 1.000 jiwa penduduk) di Amerika Serikat
apakah ada pengaruh besarnya ragam pengaruh acak atau menggunakan model dua level berikut :
ragam area terhadap besarnya MSE. Perbandingan dilakukan Level 1 :
secara empiris melalui data simulasi dengan bantuan software
Level 2 :
R 3.3.3 dengan sebaran data berdistribusi normal.
Model dua level diatas dapat dituliskan sebagai model
linear campuran :

2 Dasar Teori
, (4)
Model area kecil merupakan model dasar dalam pendugaan
area kecil. Dalam pendugaan area kecil terdapat dua jenis Model Fay-Herriot ini merupakan kasus model area
model dasar yang digunakan [1] yaitu : level seperti pada persamaan (3) dengan ,
dimana :
Basic Area Level (Type A) Model yi : nilai pendugaan langsung berdasarkan rancangan
Basic Area Level Model atau dapat disebut sebagai survei
model berbasis area merupakan model yang didasarkan xi : vektor variabel pendukung yang elemen-elemennya
pada ketersediaan data pendukung yang hanya ada untuk diketahui
level area tertentu, yaitu . Parameter small area yang ingin β : vektor parameter berukuran px1
diamati adalah . Parameter small area ini berhubungan vi : pengaruh acak area kecil dengan asumsi
linear dengan mengikuti model linear berikut : ei : sampling error yang tidak terobservasi dengan asumsi

(1)
Menurut Rao (2003) [1] penduga BLUP yang terbentuk
dengan sebagai pengaruh acak yang diasumsikan bagi adalah :
menyebar normal, sedangkan merupakan konstanta
positif yang diketahui dan adalah vektor koefisien regresi
(5)
berukuran . Kesimpulan mengenai dapat diketahui dengan
mengasumsikan bahwa model penduga langsung telah
tersedia, yaitu : dengan

, i = 1, 2, ..., m (2)
dapat diperoleh dengan metode generalized least square
sehingga diperoleh
dengan sampling error dan diketahui. Dari kombinasi
persamaan (2.1) dan (2.2) didapatkan model gabungan :

, i = 1, 2, ..., m (3)
dimana

dengan asumsi dan saling bebas. Rao (2003) [1] menyatakan


Penduga BLUP pada persamaan (2) masih bergantung
bahwa model tersebut merupakan bentuk khusus dari model
pada komponen ragam yang pada prakteknya tidak
linear campuran.
diketahui nilainya, sehingga harus ditaksir dari data. Dengan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Widiarti, R. R. Pertiwi, & A. Sutrisno I - 61

mensubstitusi ke pada persamaan (2) diperoleh penduga


EBLUP bagi sebagai berikut :

(6)
dengan
(10)


Dimana

dan

3 (7)

Dimana dan merupakan nilai dan saat A


disubstitusikan dengan nilai dugaannya A.
Menurut Wan (1999) [5] nilai  tersebut dapat diperoleh
dengan metode moment yaitu
Dimana
dan merupakan penduga dan setelah
menghapus data area ke-u.
(8) Sehingga pada ini, untuk
4 mendapatkan nilai harus dilakukan pendugaan
Dengan ulang terhadap dan untuk setiap area ke-u yang
dihapus sejumlah banyaknya area.

Dan 3 Metodologi Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
simulasi dengan bantuan software R 3.3.3 dan sebaran data
berdistribusi normal. Pada kajian ini penulis menetapkan
nilai dan serta banyaknya area m berdasarkan penelitian
sebelumnya dimana Jiang, Lahiri dan Wan (2002) [3] dalam
Mean Squared Error EBLUP Rao (2003) [1] menetapkan nilai dan banyaknya area m =
Prasad dan Rao (1990)[2] menggunakan ekspansi 30, 60 dan 90. Untuk melihat apakah ada pengaruh besarnya
deret Taylor untuk menduga mean squared error EBLUP ragam pengaruh acak atau ragam area terhadap perolehan
sehingga diperoleh sebagai berikut: hasil MSE digunakan tiga nilai A yang berbeda yaitu A = 1,
5 dan 10. Metode pendugaan MSE yang digunakan dalam
(9)
penelitian ini yaitu mean squared error Prasad dan Rao
Dengan (1990) [2] yang dikembangkan dengan aproksimasi deret
Taylor serta Jiang-Lahiri-Wan (2002) [3] dengan konsep
jackknife.

Simulasi pada software R


1. Membangkitkan peubah acak sebagai peubah penyerta
bagi variabel respon , digunakan empat peubah
penyerta sebagai berikut :

Sementara Jiang-Lahiri-Wan (2002) [3] menggunakan


konsep jackknife untuk mengoreksi bias dugaannya
sehingga diperoleh sebagai berikut:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 62 Widiarti, R. R. Pertiwi, & A. Sutrisno

Nilai tengah dan ragam masing masing variabel x 4 Hasil dan Pembahasan
tersebut diambil dari nilai tengah dan ragam variabel penyerta
yang memengaruhi pengeluaran per kapita setiap kecamatan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa untuk
di Kabupaten Brebes tahun 2013 dimana pada penelitian membandingkan nilai MSE Prasad dan Rao dengan MSE
sebelumnya Ningtyas et al (2015) [6] menggunakan data Jiang-Lahiri-Wan, penulis menggunakan data simulasi
jumlah kelahiran penduduk (x1), jumlah kematian penduduk yang dibangkitkan dengan software R dengan sebaran data
(x2), jumlah penduduk yang memiliki kendaraan roda 2 berdistribusi normal.
(x3) dan jumlah sarana kesehatan (puskesmas, poliklinik
Nilai MSE Prasad dan Rao, diperoleh dengan terlebih
kesehatan desa, balai pengobatan, rumah sakit khusus,
rumah bersalin dan rumah sakit umum) (x4). dahulu mencari nilai dugaan bagi ragam pengaruh acak (Â).
1. Masing masing dibangkitkan sejumlah banyaknya area Sementara MSE Jiang-Lahiri-Wan tergolong lebih rumit,
yaitu 30, 60 dan 90. karena setelah didapatkan nilai dugaan bagi ragam pengaruh
2. Membangkitkan data sebagai acak (Â) selanjutnya menghitung dan mensubstitusikan
sampling error dengan nya ke . Setelah itu dihitung nilai
3. Menetapkan nilai β, pada penelitian ini digunakan dan yaitu nilai  dan untuk setiap area ke-u yang
empat nilai β yaitu -0.000380 , 0.001278 , 0.000122 , dihapus untuk mendapatkan nilai . Hasil tersebut
-0.022920 yang diperoleh dari penelitian sebelumnya kemudian disubstitusikan ke persamaan (10) sehingga
oleh Ningtyas et al (2015) [6] menggunakan data diperoleh MSE Jiang-Lahiri-Wan.
pengeluaran per kapita setiap kecamatan di Kabupaten Setelah diperoleh nilai MSE untuk masing-masing
Brebes tahun 2013.
jumlah area (m= 30, 60, dan 90) dan ragam pengaruh acak
4. Membangkitkan data sejumlah
atau ragam area (A= 1, 5, dan 10) kemudian dihitung rata-
banyaknya area yaitu 30, 60 dan 90 juga untuk masing-
rata nilai MSE kedua metode tersebut. Hasil rata-rata MSE
masing nilai A=1, 5 dan 10.
tersaji pada Tabel 1 berikut :
5. Memperoleh data sebagai nilai pendugaan langsung
dimana
6. Menghitung nilai dugaan ragam pengaruh acak (Â) Tabel 1 Rata - rata Perolehan MSE Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan
7. Menghitung nilai dugaan mean squared error
Rata-Rata MSE
Prasad dan Rao (1990) [2] dengan
Area
mensubstitusikan hasil dugaan ragam pengaruh (m)
A=1 A=5 A=10
acak (Â) (langkah 6) ke persamaan (9). Kemudian PR JLW PR JLW PR JLW
menghitung rata-rata MSE Prasad dan Rao untuk setiap
30 0,9151977 0,7295627 4,871824 0,9872269 15,93285 0,9968345
area (m=30, 60 dan 90) dan ragam pengaruh acak yang
berbeda (A=1,5 dan 10). 60 0,6435772 0,5298622 2,564093 0,963263 7,076253 0,9903925
8. Menghitung nilai dugaan mean squared error Jiang- 90 0,6250407 0,5681524 2,348756 0,9713256 6,507008 0,9927885
Lahiri-Wan (2002) [3] dengan
persamaan (10) dengan langkah sebagai berikut :
a. Menghitung dengan persamaan (7)
b. Menghitung dengan Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa untuk masing-
mensubstitusikan hasil  dan pada langkah (6) masing jumlah area (m) dan ragam pengaruh acak (A), MSE
dan (8.a) ke persamaan (6) dengan metode Jiang-Lahiri-Wan menghasilkan nilai yang
c. Menghitung nilai dugaan ragam pengaruh acak lebih kecil dibandingkan Prasad-Rao. Selain itu terlihat
untuk setiap area ke-u yang dihapus ( pula bahwa semakin banyak jumlah area rata-rata nilai
d. Menghitung untuk setiap area ke-u yang dihapus MSE yang dihasilkan dari kedua metode tersebut pun relatif
( semakin kecil.
e. Menghitung dengan Rata-rata MSE yang diperoleh baik dengan metode
mensubsstitusikan hasil dan Prasad-Rao maupun Jiang-Lahiri-Wan untuk masing-
f. Mensubstitusikan hasil Â, , dan masing nilai ragam pengaruh acak atau ragam area (A)
ke persamaan (10) sehingga diperoleh menghasilkan nilai yang semakin besar. Ini menunjukkan
hasil dugaan mean squared error Jiang-Lahiri-Wan bahwa nilai ragam pengaruh acak atau ragam area
kemudian menghitung rata-rata berpengaruh terhadap perolehan MSE, dimana semakin
MSE untuk setiap area (m=30, 60 dan 90) dan ragam besar nilai ragam pengaruh acak maka semakin besar pula
pengaruh acak yang berbeda (A=1, 5 dan 10). nilai MSE yang dihasilkan.
9. Membandingkan hasil (7) dan (8)

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Widiarti, R. R. Pertiwi, & A. Sutrisno I - 63

5 Simpulan dan Saran [3] Jiang, J., Lahiri, P., and Wan, S. 2002. A Unified
Jackknife Method. Annals of Statistics. 30, 1782-1810.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan [4] Fay, R.E., and Herriot, R.A. 1979. Estimates of
bahwa metode pendugaan mean squared error EBLUP Income for Small Places: an Application of James-
dengan metode Jiang-Lahiri-Wan lebih baik karena Stein Procedure to Cencus Data. Journal of American
menghasilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan MSE Statistical Association. 74, 269-277.
Prasad dan Rao. Semakin besar jumlah area (m) maka nilai [5] Wan, S. M. 1999. Jackknife Methods in Small Area
MSE EBLUP dengan kedua metode relatif semakin kecil. Estimation and Related Problems. (Dissertation).
Sebaliknya, semakin besar nilai ragam area (A) maka nilai University of Nebraska. Lincoln.
MSE menjadi semakin besar. [6] Ningtyas, R., Rahmawati, R., dan Wilandari, Y.
2015. Penerapan Metode Empirical Best Linear
Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Model
Penduga Area Kecil Dalam Pendugaan Pengeluaran
Kepustakaan
Per Kapita Di Kabupaten Brebes. Jurnal Gaussian.
[1] Rao, J.N.K. 2003. Small Area Estimation. John Willey 4, 977-986.
and Sons, Inc., New York.
[2] Prasad, N.G.N., and Rao, J.N.K. 1990. The Estimation
of Mean Squared Errors of Small Area. Estimators.
Journal of the American Statistical Association. 85,
163-171.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pendugaan Parameter Model Produksi Constant


Elasticity of Subtitutions (CES) Dengan Metode Kuadrat
Terkecil Nonlinear

Dian Kurniasari, Noferdis Setiawan, Warsono dan Yeftanus Antonio

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
dian.kurniasari@fmipa.unila.ac.id

Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh nilai dugaan dari model produksi Constant
Elasticity Subtitutions (CES) secara intrinsik nonlinear. Model produksi CES didefinisikan dengan
. Metode kuadrat terkecil nonlinear digunakan untuk menduga
model produksi CES. Persamaan yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil nonlinear tidak dapat
diselesaikan secara analitik. Untuk menyelesaikan masalah tersebut digunakan metode iteratif Newton
Raphson. Model produksi CES yang diperoleh dari hasil studi dengan menggunakan data adalah
. Simulasi yang dilakukan dengan metode ini
menunjukan bias untuk masing-masing parameter adalah =-1.021, = -0.0054, = 0.0675 dan
= 0.0955. Hasil tersebut menunjukan metode kuadrat terkecil nonlinear cekup baik untuk menduga
parameter pada model produksi CES.

Kata kunci: model nonlinear, CES, newton Raphson, metode kuadrat terkecil nonlinear.

1 Pendahuluan Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menduga


parameter model nonlinear secara intrinsik nonlinear
Model nonlinear dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan menggunakan metode kuadrat terkecil nonlinear
model nonlinear pada variabel dan model nonlinear pada
(Nonlinear Least Square); (2) Mendapatkan nilai dugaan
parameter. Model nonlinear pada parameter dapat dibagi
bagi parameter model nonlinear secara intrinsik nonlinear
menjadi dua yaitu model nonlinear secara intrinsik linear
(intrinsically linear) dan nonlinear secara intrinsik nonliear dengan metode Newton Raphson.
(intrinsically nonlinear). Model nonlinear secara intrinsik Metode kuadrat terkecil nonlinear memperoleh
linear adalah model yang dapat ditransformasi kedalam penduga bagi parameter dengan meminimumkan jumlah
bentuk linier dengan menggunakan fungsi logaritma natural kuadrat dari galat sehingga diperoleh persamaan normal.
ln. Sedangkan model nonlinear secara intrinsik nonlinear Solusi dari persamaan normal tersebut menghasilkan
adalah model yang tidak dapat ditranformasi kedalam penduga bagi parameter. Persamaan normal kadangkala
bentuk linear. menghasilkan persamaan normal yang nonlinear.
Model nonlinear secara intrinsik nonliear
Pada kasus ini, pendugaan parameter model
(intrinsically nonlinear) banyak ditemukan pada model-
produksi CES dengan metode kuadrat terkecil nonlinear
model ekonomi salah satunya adalah model produksi
Constant Elasticity of Subtitutions (CES). Pada model menghasilkan persamaan yang tidak dapat diselesaikan
nonlinear secara intrinsik nonlinear tidak dapat diduga secara eksak sehingga dilakukan penyelesaian secara
secara langsung seperti pada persamaan linear atau numerik dengan metode Newton Raphson untuk
nonlinear secara intrinsik linear. Oleh karena itu, dalam mendapatkan nilai-nilai dugaan parameter model produksi
makalah ini dibahas tentang pendugaan parameter model CES. Untuk memverifikasi hasil pendugaan yang diperoleh,
produksi Constant Elasticity Of Subtitutions (CES) dengan maka dilakukan simulasi dengan membangkitkan data
metode kuadrat terkecil nonlinear. untuk variabel X1, X2, dan Y.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 64 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono & Y. Antonio I - 65

2 Dasar Teori 2.3 Pendugaan Parameter


2.1 Model Nonlinear Pendugaan parameter adalah proses untuk menduga
atau menaksir parameter populasi yang tidak diketahui
Model nonlinear merupakan bentuk hubungan antara
berdasarkan informasi dari sampel. Kriteria penduga yang
peubah penjelas yang tidak linear dalam parameter. Secara
baik adalah tak bias, ragam minimum, konsisten, statistik
umum model nonlinear ditulis sebagai D. Kurniasari, berikut:N. Setiawan, Warsono, & Y. Antonio I-2
cukup dan kelengkapan [3]. Berikut ini hanya akan dibahas
�� � ���� , � � �� ����� � � 1,2, � � � , D. �����������������1� 2.Setiawan, dua kriteria
Suatu penduga penduga dikatakan yang memiliki baik, yaituragam tak bias minimum dan ragam
Kurniasari, N.
D. Kurniasari, N. Warsono,
minimum Setiawan, karena & Y.dianggap
Warsono, Antonio & Y.sudah Antonio cukup melihat suatu I - 2 I-
dengan, apabila penduga tersebut memiliki ragam yang
penduga yang baik.
�� : peubah dengan, respon ke-�. �� � ���� ,�������������� kecil.2. Apabila Suatu2.penduga terdapat
Suatu lebih dari
dikatakan
penduga memiliki
dikatakan satu penduga, ragam minimum
� �, Θ � ���1,2, �� ����� � � ��, � �����������������1�
1,2, � � � , �����������������1�
1. Suatu statistik dikatakan penduga tak memiliki bias dariragam minimum
penduga yang
apabila efisien
penduga adalah
tersebut penduga
memiliki yang
ragam
��� � : fungsi nonlinear
dengan, dengan, parameter θ apabila apabila nilai penduga harapan tersebut penduga memilikisama yang ragam yan
�� : peubah��penjelas : peubahrespon �respon : peubah ke-� ke-�. respon ke-�. memiliki dengan ragam
kecil. parameter terkecil.
Apabila kecil. θ, terdapat
Apabila
sebaliknya lebih
terdapat jika darinilai lebih satu
harapan penduga,
dari satu penduga
� D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono,galat
Besarnya & Y. Antonio pendugaan dinyatakan sebagai bias Idan
-2
Θ : parameter ��� � : fungsi ���nonlinear
� : fungsi nonlinear statistik penduga tersebut yang
penduga tidak sama efisien yang dengan adalah
efisien parameter penduga
adalahθ makapenduga yang yan
�� ; galat ke-�� D. D. Kurniasari,
Kurniasari, N. N. Setiawan,
Setiawan, Warsono,
didefinisikan Warsono, oleh:& Y. Antonio
&penduga
memiliki Y. Antonio ragam
memiliki terkecil.ragam terkecil. I - I2 - 2
�� : peubah � penjelas
: peubah responpenjelas ke-� respon
�� � ����� , Θ� � �� ����� � � 1,2, � � � , �����������������1� 2. Suatu penduga dikatakan ke-� disebut θ yang berbias.
�� diasumsikan Θ : parameter saling bebas independen menyebar normal Besarnya Bias galat
Besarnya � � =pendugaan
� E(� � �memiliki
galat )–� �pendugaan
� [4]. dinyatakan
ragam minimum
sebagai
dinyatakan bias
sebagai dan bias da
dengan, �� Θ � :�parameter
� � , Θ � � � ����� � � 1,2, � � � , �����������������1� 2. 2.
apabila
Suatu Suatu penduga penduga dikatakan
tersebut
dikatakan memiliki
memiliki memiliki ragam ragam
ragam minimum
minimumyang
dengan nilai tengah 0 ��dan � �ragam ���� , � 2�
� � �� ����� � � 1,2, � � � , �����������������1�
. 2. didefinisikan
Suatu penduga oleh:
didefinisikan dikatakan oleh: memiliki ragam minimum
�� :dengan,
peubah � ; galat
�respon ke-�. ke-��
�� ; galat ke-�� D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono, kecil. apabila
Y. Apabila
& apabila
apabila Antonio pendugapenduga terdapat tersebut
tersebut lebih memiliki dari
memiliki saturagam ragam yang
penduga,
I - 2 yang kecil.
dengan, D. Kurniasari, 2.4
N.normal
Setiawan, Metode Pendugaan
Warsono, & Y.Kuadrat
penduga Antonio Bias tersebut Terkecil
� � dari
= E(� �Nonlinear
memiliki � � [4].
�–� penduga, � �ragam � � [4]. yangI - 2
� diasumsikan � diasumsikan saling bebas saling independen bebas menyebar
independen menyebar Apabila
normal terdapat lebih � Bias satu � )� �
= E(� ) – penduga

������ :�fungsipeubah
: peubah
� nonlinear
respon ke-�.
� penduga
kecil.
(Nonlinear kecil. yang
Apabila
Least
Apabila Square) efisien
terdapat terdapat adalah
lebih lebih dari penduga
dari satu satu yang
penduga,
penduga,
Model � �respon
nonlinear
�penjelas �nilai
�respon, Θtengah�ke-�.
dapat � ke-� �nilai dibagi
� ����� �� D.ragam Kurniasari,
menjadi .dua yaitu
� � ��,2�����������������1� N. Setiawan,
�� 2� .�model 2.Warsono, Suatu & Y.yang
penduga Antonio efisien
dikatakan adalah memiliki penduga ragam yangminimum memiliki I - 2 ragam
dengan�normal �dengan 0 dan
���tengah �1,2,� 0��dan ����� �ragam memiliki ragam terkecil.

� :���peubah
�nonlinear � : �fungsi
��� : fungsi
secara nonlinear
nonlinear
intrinsik �� � linear � , Θ(intrinsically � 1,2, linear) , �����������������1�
dan Misalkan penduga
2.model
penduga
2.4 Suatu nonlinear
Metode yang
penduga
2.4 yang
Pendugaan yang
Metode efisien efisiendidefinisikan
dikatakan Kuadrat
Pendugaan adalah adalahmemiliki dengan
Terkecil
Kuadrat penduga penduga bentuk:
ragam
Nonlinear
Terkecil yang
minimum
yang
Nonlinear
dengan, D.1,2, Kurniasari, N. Setiawan, apabilamemiliki
Besarnya
Warsono, terkecil.
penduga
galat
& memiliki
Y. Antonio pendugaan tersebut memiliki sebagai
dinyatakan ragam yang biasI - 2 dan
Θ :
� parameter
nonlinear : dengan,
peubah
� �� : peubah �
secara �penjelas
� � �
intrinsik
penjelas , Θ �
respon � � ke-�
�����
nonlinear
respon � �
ke-� � �
(intrinsically � , �����������������1� nonlinear). 2. Suatu penduga apabila ragam
dikatakan
(Nonlinear ragam terkecil.
penduga Least
(Nonlinear memiliki
terkecil. Square)tersebut Least ragam Square)memilikiminimum ragam yang
�� : peubah ; galat respon
ke-��
� Model nonlinear
ke-�. �
Model dapat

nonlinear dibagi dapat
D. menjadi dibagidua
Kurniasari, menjadiN.yaituSetiawan,kecil.
model
dua yaitu
didefinisikan
Besarnya Apabila
Besarnya
Warsono,model oleh:
galat & terdapat
galat Y.
� � pendugaan
Antonio
pendugaan ��� lebih
, � , dinyatakan
� � � dari
dinyatakan
, � � � satu sebagai penduga,
sebagai
����������������������������4� bias penduga,
bias dan
dan I - 2dengan bentuk:
dengan, �Model
� Θ : parameter
Θ :yang Model
: peubah
�parameter
�nonlinear secara nonlinear
responintrinsik
secara ke-�. dapat
linear dibagi
adalah menjadi model D. dua Kurniasari,
yaitulinear)
nonlinear N.
model dan apabila
Setiawan, penduga
Misalkan kecil.
Warsono,
BesarnyadangalatMisalkan model
& Apabila
tersebut
Y. pendugaan nonlinear
Antonio � terdapat
memiliki
modeldinyatakan
� yang
nonlinear yang
� lebih ragam
didefinisikan dari
sebagai yang satu
dengan
didefinisikan bias danI - bentuk:
2
��� ��yang: fungsi
diasumsikan �� � �saling
nonlinear ���nonlinear
, Θ�bebas � �intrinsik secara
�����independen
� � 1,2, linear
intrinsik
� � � menyebar (intrinsically
linear
, �����������������1� (intrinsically
normal 2. penduga Suatu linear)penduga
didefinisikan
didefinisikan yang oleh:dikatakan
Bias efisien
oleh: � � = E(�
� memiliki
adalah
� � ) – �� � [4]. ragam
penduga minimum yang
�� : peubah� �� ;�dapatgalatnonlinear
respon
; ���
galat ke-��
�ditransformasi
nonlinear:ke-�.
fungsi
ke-�� secara nonlinear
secara intrinsik�
menjadi linear
bentuk (intrinsically
linear sedangkan linear) dankecil.
nonlinear). Apabila
didefinisikan penduga oleh: yang
terdapat lebihefisien dari satu adalah penduga, penduga yang
�dengan,
� : peubah
� penjelas respon �nonlinear�ke-� �intrinsik
�ragam �nonlinearsecara
��, �� ��nonlinear
2 ��

� �nonlinear
intrinsik
� �����1,2,
��,����� ����� (intrinsically
nonlinear
� ��� � 1,2, � � (intrinsically
, �����������������1� apabila
memiliki
� , �����������������1� 2.nonlinear).
2.Suatu
penduga
ragam Suatu penduga
terkecil. tersebut
penduga
Bias �dikatakan
���dikatakan
=� memiliki
E(�
, ��� �E(�
�� ) �� –�memiliki
memiliki
��� [4].,��ragam ragam
�ragam yang minimum
minimum
��� � dengan
model nonlinear
nilai
yang
�� �diasumsikan
: fungsi :
nonlinear
� Model tengah
secara
peubah
diasumsikan secara
yang 0
saling �dan
intrinsik
penjelas
Model intrinsik
secara
saling bebas respon
yang bebas .
independen
intrinsik ke-�
secara yaitu
independen linear (intrinsically
intrinsik model menyebar
adalahmenyebaryang
linear nonlinear).
modeltidak
normal
adalahnormal
Misalkan
penduga
nonlinear
model

nonlinear

yang ��
memiliki �, � efisien � � ,�
� , � Bias
ragam ��adalah terkecil.
�= ),� �penduga
– ��� ��
, �
� ��,,�� �
[4].
��� �,�,�� � � yang
� , � � � , maka
��
����������������������������4�
�� � � ����������������������������4
Θ peubah
� : parameter dengan,
� respon� dengan,
ke-�. Besarnya kecil.
2.4
model Metode
pada apabila
Apabila
galat apabila
pendugaan
Pendugaan
persamaaan penduga
terdapat penduga dinyatakan
Kuadrat
(1)pendugaan lebih
dapat dituliskantersebut
tersebut

Terkecildari �
sebagai memiliki
memiliki
satu
Nonlinear penduga,
sebagai:sebagaibias ragam
ragamdan yang
yang dan
bisa
��� : peubah ditransformasi
dengan Model
Θ nilai
penjelas :
yang yang
tengah
parameter dapat
respon menjadi
yangsecara
0ke-� dan
ditransformasi
dapat bentuk
intrinsik
ragam linear
� D.
2linear
.
menjadi
ditransformasi [1].
2Kurniasari, adalah bentuk
menjadi N.
model Setiawan,
linear nonlinear
bentuk Warsono,
sedangkan memiliki
linear &
Besarnya
sedangkan Y.
ragam Antonio galat
terkecil. dinyatakan I - 2 bias
dengan nilai tengah 0 dan ragam � . didefinisikan
penduga oleh:
(Nonlinear
kecil. kecil.
yang Least
Apabila Apabila
Square)
efisien terdapatterdapat
adalah lebih penduga dari satu yang penduga,
�lebih dari satu penduga,
: peubah � :
respon peubah respon
ke-�. dibagimenjadi ke-�. 2.42.4 Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil
����; �galat
: fungsi
Θ� : parameter
�ke-��
Model
� � nonlinear
yang
�model
nonlinear
; galat dapat �
yang
ke-�� :model
dapat
ditransformasi
secara yang intrinsik secara menjadinonlinear
intrinsik bentukduayaitu yaitu
linear
nonlinear model
model sedangkan Besarnya
yaituyang model tidak galat
yang
2.4 Metode
didefinisikan
Misalkan
pendugaan
tidak
Metode
penduga Pendugaan� oleh:
�Misalkan
Pendugaan � �� ���,)���,
dinyatakan �Kuadrat
� ,���� � ,��
Kuadrat Terkecil
�sebagai �,, � �
,�Terkecil
�adalah �Nonlinear
� ,� �Nonlinear
bias ��
� �,,bentuk:
Nonlinear �
dan�� , ��� �(Non-
,yang
���� ��, � ,maka� � � , �� �� mak
���� :diasumsikan
peubah
2.2 ���
nonlinear Model :
penjelas
� saling
fungsi
Produksi

secara ���
� � �bebas
nonlinear
respon � �fungsi
intrinsik ,ke-�
Constan
Θ � �nonlinear
independen

linear Elasticity
����� � � menyebar
1,2,
(intrinsicallyof �Subtitutions
� � , normal
�����������������1�
linear) (CES) dan 2. Misalkan
memiliki
Suatu model
ragam
(Nonlinear
penduga
(NonlinearBias nonlinear �
terkecil.
Least = yang
yang
dikatakan
Least E(�
� yang
Square)
� Square)
efisien
�didefinisikan
–memiliki
efisien ����� [4].� adalahragam dengan � penduga
penduga
minimum
������������������������������������
� � yang�
�� ; galat ke-�� � Model model
Model
� bisa yang
nonlinear
ditransformasi
diasumsikan bisa secara
� dapat
ditransformasi
saling intrinsik
menjadi
� dibagi
bebas nonlinear
menjadi
bentuk
menjadi
independen linear dua yaitu
bentuk yaitu
[1].
menyebar model
linear model yang
didefinisikan
[1].normal oleh:
model memiliki pada �
modelpersamaaan
ragam Bias
pada terkecil. � (1)
persamaaan= E(�
dapat ) – (1)�
dituliskan [4].
dapat sebagai:
dituliskan sebagai:

�� :nonlinear
peubah penjelas dapat dibagike-�
respon menjadi dua yaitu model Misalkan linear
model
memiliki Least
nonlinear Square) yang

didefinisikan
� �
dengan bentuk:
: parameter
nonlinear
Θ dengan,
dengan nilaiFungsi
� : tengah
�nonlinear
nonlinear secara
peubah
tidak constant
bisa
secara intrinsik
dan
0penjelas elasticity
ragam
: ditransformasi
intrinsik respon �2 .linear
nonlinear of
0 danmenjadi
ke-� subtitution
(intrinsically 2 disingkat
�bentuk
(intrinsically nonlinear).
linear linear) dengan
[1]. dan Besarnya apabila galat
Misalkan pendugaan
pendugamodel
Bias �ragam =tersebut
nonlinear E(� �terkecil.
dinyatakan
�,)Terkecil
� memiliki
yang sebagairagam
didefinisikan bias dengan dan
yang bentuk:
�� diasumsikan
CES
Model
dengan
dikembangkan
yang
saling
secara
Θsecara
nilai bebas
parameter tengah
oleh
intrinsik
intrinsikindependen
Arrow, linear
linear
ragam
Chenery, adalah
(intrinsically
menyebar .
Minhan, model
normal
dannonlinear
linear)
Solow 2.4 dan Metode
didefinisikan
dengan Besarnya
Besarnya
Pendugaan
Misalkan
oleh:
asumsi galatmodel
���� ��
galat Kuadrat
�� ���
pendugaan

pendugaan
nonlinear
0, � �������–� ,�� �� �[4]. ,dinyatakan
�yang
dinyatakan� Nonlinear didefinisikan
dan
sebagai
���� ,����������������������������4�
sebagai ����0,
bias
dengan
bias
dan
� dan
� ������������������������������������
���;� galat
: peubah Θke-��
nonlinear : parameter
nonlinearrespon
2.2 secara ke-�.
Model
secara
; galatintrinsik
2.2 Produksi
intrinsikModel
ke-�� � . nonlinear
2 Constan
Produksi
nonlinear (intrinsically
Elasticity
Constan
(intrinsically of nonlinear).
Subtitutions
Elasticity nonlinear). of (CES)
Subtitutionskecil. 2.4Apabila
(CES) Metode
didefinisikan terdapat
Pendugaan
oleh: lebih Kuadrat
� � dari

���, satu
Terkecil
��� � � penduga,
Nonlinear
������������������������������������
���, �� �
dengan nilai tengah 0�� dan ragam (Nonlinear Least Square)
� ��=efisien
����� (1961)
yang
Model
diasumsikan
� Model dapat
�Model
: fungsi [2].
� ; nonlinear
galat
2.2 yang Elastisitas
ditransformasi
ke-��
saling
nonlinear
Model
yang secara
�Fungsi
dapat
bebas
secaraProduksi
subtitusi
dibagi
intrinsik
constant menjadi
independen
Fungsi
intrinsik Constan menjadiadalah
linear
elasticity
constant bentuk
linear dua
menyebar
adalah ukuranlinear
ofelasticity
Elasticity yaitu
subtitution
adalah model
ofmodel
bagaimana
sedangkan
model
normal
of dua nonlinear
disingkat
subtitution
Subtitutions 2.4
nonlinear
maka penduga
Metode
dengan
disingkat
bentuk:
didefinisikan
jumlah
Pendugaan
dengan Bias
kuadrat
yang
(Nonlinear oleh: � Kuadrat � �E(�
galat �� �Terkecil
���
Least
Bias )untuk
��� ��
� =
���,,�[4].
, �adalah
�–Square)
�� E(�
� ��model
��,Nonlinear
,� )�
� ��, ��
� –dengan
�nonlinear
�penduga � ����������������������������4� di atas
yang
� ����������������������������4�
� [4]. bentuk:
perusahaan
model yang Model
dengan
secara � diasumsikan
mudahnonlinear
intrinsik dapat
saling
mensubtitusikan
nonlinear dibagi
bebas
yaitu menjadi
independen
satu
model input yang
menyebar
dengan yaitu
tidak Misalkanmodel
normal
Misalkan model
didefinisikan � nonlinear

sebagai �� , � yang
, �
berikut:� � , � didefinisikan
� � , � � � �� � ,

� , � � � , � �� �� maka
nonlinear yang secara
dapat
CES intrinsik
ditransformasi
dikembangkan linear (intrinsically
2menjadi
oleh Arrow, bentuk Chenery,linear)
linear dan
sedangkan
Minhan, dan memiliki
(Nonlinear
Solow Misalkan
dan dengan ragam
Least model
asumsi
Square) terkecil.Bias nonlinear � = E(� yang ) – �
didefinisikan[4]. � , dan dengan bentuk:

, dan� �����0, ��
dengan nilai� diasumsikan
tengah 0 dan saling
ragam �bebas . menjadi independen . menyebar normal dengan ���� asumsi � 0, ���� ������ � 0,� ������ ����0, �
�yang � � � � �
�� :Model
peubah penjelas
dapat
nonlinear
nonlinear (CES) denganrespon CES
ditransformasi
secara
dapat nilai dikembangkan
ke-�
dibagi intrinsik
tengah menjadi
0 dan linearragamoleh
dua bentuk Arrow,
2
(intrinsically
�yaitu linear
model Chenery, sedangkan
linear) Minhan, dan Solow � � � ��
nonlinearinput
bisa model lainnya
ditransformasi
secara yang
(1961) untuk
intrinsik
secara [2]. menjaga
menjadi nonlinear
intrinsik
Elastisitas tingkat
bentuk nonlinear produksi
linear
(intrinsically
subtitusi [1].
yaitu pada
adalahnonlinear).
model level yang
ukuran yang 2.4
tidak
bagaimana
Misalkan Metode
model
Besarnya Misalkan pada
model Pendugaan
2.4
maka
galat persamaaan
�Metode
nonlinear � ��
jumlah Kuadrat
, �
Pendugaan
maka yang (1)
, � �
kuadrat dapat
� , �Terkecil
didefinisikan
jumlah �
Kuadratdituliskan
,
galat
� �� �� ,,���� ��kuadrat � Nonlinear

Terkecil
untuk ��
dengan
�galatsebagai:
, � ,
Nonlinear
model
��� ,bentuk: � � �
untuk , � ��
nonlinear
�model maka di atas
nonlinear di ata
(1961) [2]. Elastisitas subtitusi adalah ukuran Misalkan bagaimana �pendugaan ,dinyatakan �, Terkecil �sebagai �bias� , � � � , dan � �� maka
2
Θ : parameter
nonlinear dengan
model nonlinear
secara nilai
yang intrinsik
Fungsi tengah
secara
secara linear dan
0intrinsik
intrinsik ragam nonlinear � . ofyaitu
nonlinear
(intrinsically model
(intrinsically
linear) dan yang tidak
nonlinear). ������ ��� � ,, �
� � � � �
Model sama.
Modelyang
bisa Model secara
ditransformasi produksi
perusahaan
nonlinear intrinsik
dapat
constant
CES
menjadi
dengan
perusahaan dibagi didefinisikan
linear elasticity
bentuk
mudah adalah
dengan
menjadi linear sebagai
model
mensubtitusikan
mudah
dua [1]. subtitution
yaitu berikut
nonlinear
mensubtitusikan
model satu : disingkat
input (Nonlinear
dengan
didefinisikan
satu 2.4
model
input Metode
pada Least
(Nonlinear
persamaaan
didefinisikan
oleh:
dengan Square)
Pendugaan �Least ��(1)
sebagai
didefinisikan � , �Square)
�(1) Kuadrat
dapat
�berikut: ���� dituliskan
sebagai
����������������������������4�
, �dituliskan � � , �sebagai:
, �berikut: Nonlinear
��sebagai:
� ����������������������������4�
� ;
nonlinear galat bisake-�� ditransformasi
Model yang Model secara menjadinonlinear intrinsik bentuk dapat dibagi
linear
linear [1].
adalah menjadi
nonlinear). model dua yaitu
nonlinear model model pada persamaaan dapat
dapatsecara intrinsik nonlinear (intrinsically � � �
dengan CES Constan dikembangkan olehof Arrow, Chenery, Minhan,
Misalkan ���� � ��� yang� � ���� ��� bentuk: �����������������
danmodel nonlinear
Misalkan model
�yang nonlinear didefinisikan didefinisikan dengan dengan bentuk:
� 2.2 Model Produksi Elasticity Subtitutions (CES)
yang
nonlinear
Model
� diasumsikan
yang
ditransformasi
secara input
Model
yang
secara
lainnya
nonlinear
intrinsik
dapat
saling nonlinear
intrinsik input menjadi
untuk
linear
ditransformasi
bebas lainnya
secara dapat
linear
menjaga
independen
bentuk
untuk
intrinsik
(intrinsically
dibagi
adalah menjadi
linear
tingkat
menjaga
linear
menjadi
menyebar
model bentuk
sedangkan
produksi tingkat
(intrinsically
linear) duanormal
��nonlinear
dan
yaitu
linear pada
produksi level pada
linear)
model
sedangkan yang level (Nonlinear
yang � Bias � ��� Least
� ��= ,���� E(� , � ����,
Square) � �� ), �–��� � ��[4].

�����������������������������4�
������������������������������������
Fungsi dan Solow
constant (1961)
elasticity [2]. of Elastisitas
subtitution subtitusi
disingkat adalahdengan ukuran
Misalkan �
Misalkan � �� , �
model , � � � , �
nonlinear � , � yang � �� ,
didefinisikan � , � � � , � �� maka
model yang secara intrinsik nonlinear yaitu model yang tidak ��� , �� , � � �bentuk:
dengan
� � �
nonlinear 2.2 Model
secara sama. �Produksi
nonlinear
intrinsikModel sama. Constan
secara
produksi
��nonlinear Model� intrinsik Elasticity
CESproduksi nonlinear
didefinisikan
(intrinsically of
CES �Subtitutions (intrinsically
sebagai
�didefinisikan
nonlinear). (CES) nonlinear).
berikut
sebagai : berikut : � � � � ������, � �� , ���,
���
,, ���� � � � ������������������������������������

nonlinear secara intrinsik linear (intrinsically linear) dantidak Misalkan �,,��,� , � �� , maka
�� ��
yangdengan dapat 2.2
nilai modelModel
ditransformasi
tengah
bagaimana yang
�0 Produksi
�dan secara
perusahaan �Arrow,
menjadi
ragam Constan
intrinsik
�� 2�1
bentuk
.
dengan �Elasticity
nonlinear
� ��
linear
�mudah
of Subtitutions
�yaitu
�mensubtitusikan
sedangkan model
�����������������2� (CES)
yang satu Misalkan �
���� ��� � ���, �,�� ��� �dan�
������������������������������������
� ����������������������������4� � ���
bisa CES
Model yang yangdikembangkan
ditransformasi Fungsi
secara menjadi
Model
constant
intrinsik
�oleh bentuk

yang � secara
elasticity
linear linear Chenery, [1].
intrinsik
of subtitution
adalah model
�Minhan,
linear adalah
disingkat
nonlinear dan Solow
model
dengan model dengan
nonlinear pada asumsi
persamaaan � ����
� (1)
��� �dapat, 0,
� , � dituliskan
������
� � , �
���� � � ��� � sebagai:

����������������������������4�
��� ����
� �� ����0,
���� ��� ��� �� �����������������
���� ���� ����������������
model nonlinear bisa
secara Fungsi secara
ditransformasi
intrinsik constant intrinsik
nonlinear elasticity
menjadi nonlinear
yaitu of subtitution
bentuk model (intrinsically
linear yang disingkat
[1]. tidak nonlinear). dengan 2.4Nilai
Misalkan Metode �maka�
dugaan Pendugaan
model�� model , pada

kuadrat, � pada
� � , �Kuadrat
� �
persamaaan persamaaan

terkecil , � Terkecil
� (1)�
bagi �� dapat
(1) , �� Nonlinear
dapat, dituliskan

akan � � , ��dituliskan
��
dilambangkan sebagai:
maka �sebagai:
(1961)CES input
[2].
dikembangkan dengan
Elastisitas
yang dapatinput
oleh subtitusi lainnya
ditransformasi
Arrow, untuk
adalah
Chenery, menjaga
menjadi ukuran Minhan, bentuk tingkat
bagaimana linear produksi maka
sedangkan dengan jumlah �
asumsi kuadrat
� galat

� � ���untuk , � model
,�
� � � �
, � �
� nonlinear
� ,� dan � � di
����������������������������4� atas � � �� � �
��dan
�Solow ���� � 0, ����0,
yangditransformasi
dapatModel
CES ditransformasi
yang
dikembangkan secara menjadiintrinsik
oleh Arrow, bentuk linear �x2linear
Chenery, adalah sedangkan
Minhan,model

nonlinear
dan Solow
model
��� �pada
� �(Nonlinear
dengan
persamaaan Least�(1)
asumsi Square) ����
dapat �� �0,������� , ���������
� � ���� �� �
, dan ���
, �����0,
dimana Y=output, xdapat =input kapital, =input �tenaga � , �� ,dituliskan , sebagai:
bisa menjadi bentuk linear �� [1]. �� � kerja, �
Misalkan �berikut:
�� �������������������������������������
�� ��nilai maka
2.2 Model
perusahaan
Model padanonlinear
Produksi dengan model
level Constan yang
mudah 1yang � � dibagi
secara
sama. �
Elasticity ��
mensubtitusikan menjadi
intrinsik
Model� of� � � ���1
Subtitutions dua
nonlinear
produksi �
satu
� yaitu
� ��
CES
input
�yaitu
(CES)�1 model model

� �
dengan � �����������������2�
didefinisikan �� yang dengan
tidak
didefinisikan
� � .
� �����������������2� Nilai
sebagai � dugaan
� ���, �� ini adalah � , �� , � � �� � ��yang
model (1961)
yangyang
(1961) 2.2 [2].[2].
secara
dapat Model Elastisitas
intrinsik
ditransformasi
Elastisitas
Produksi nonlinear subtitusi�
subtitusi
Constan
� yaitu
menjadi � adalah model
� bentuk
adalah
Elasticity
� ukuran
� yang �
linear
ukuran
of
� bagaimana
tidak
Subtitutions

sedangkan

bagaimana Misalkan
�Misalkan
(CES) maka maka jumlah
�model
� �� , ��kuadrat
�nonlinear
jumlah , � �kuadrat
� , �yang� �galat , galat � untuk
didefinisikan� untuk �� ,model
�� ,model ��� � � ,�
dengan nonlinear
� �� makadi di
bentuk:
nonlinear atasatas
dengan
nonlinear
input
Fungsi θ
lainnya 1 >0,untuk
secara
sebagai
constant 0<θ
bisa
intrinsik
berikut <1,
2ditransformasi
menjaga
elasticity dan
: linear ofθtingkat 3 ≥-1
subtitutionmenjadi serta
(intrinsically
produksi bentuk �x1 ,pada
disingkat 2 � dengan
xlinear
linear) merupakan
level[1].dan yang meminimumkan model
Nilai pada ����.
dugaan persamaaan kuadrat (1)�dapat � ����,
terkecil dituliskan bagi
�������������������������������������
sebagai:
�� , �akan dilambangkan
bisa perusahaan
ditransformasi
model
perusahaan yang dengan
menjadisecara
dengan mudah
bentuk
intrinsik
mudah mensubtitusikan
linear nonlinear [1].
mensubtitusikan yaitu satu model
satu input yang
input dengan model
tidak
dengan didefinisikan
padaMisalkanpersamaaan
didefinisikan � sebagai
� Nilai
(1)
��
sebagai berikut:
dapat
, � dugaan
, �
berikut:� dituliskan
� , � � kuadrat
, � sebagai:
� terkecil
�� , � � bagi
� , � �� � makaakan dilambangka
2.2 Model
nonlinear
input Produksi
secara
bivariat.dimana Fungsi Constan
intrinsik
θoleh dinyatakanconstant Elasticity
nonlinear xelasticity
sebagai of Minhan,
(intrinsically of
Subtitutions
parameter subtitution (CES)
nonlinear).
efisiensi, disingkat θ22dengandengan �0, � ���,
� � ��� � ��� ������������������������������������ �
� �
sama. Model produksi 1 Y=output, dimana CES didefinisikan
Y=output, =input kapital,
x sebagai
=input xberikut=input
2kapital, : tenaga
x =input kerja,tenaga kerja, �
Untuk memperoleh nilai dugaan �
kuadrat terkecil � yaitu
CES dikembangkan Arrow, Chenery, dan Solow asumsi dengan ���� � . ������
Nilai � dugaan , dan ini ����0,
adalah �� �
nilai
input lainnya untuk menjaga �yang
1tingkat produksi pada level yang � � nilai
Model Fungsi bisa
input
yang ditransformasi
CES lainnya
constantsecaradikembangkan untuk
2.2elasticity Model
intrinsik menjadi
menjaga
Produksi oleh
oflinearsubtitutionbentuk
tingkat
Arrow,
Constan
adalah linear 1
produksi
Chenery,
Elasticity
disingkat
model [1]. nonlinear pada
Minhan,
of Subtitutions
dengan level danyang (CES)model
Solow pada persamaaan
dengan �asumsi�dengan ���
���� , ���(1)
����� ,����
����. dapat
�� �Nilai
, �0, ��
���, �
dituliskan
�����
������ �� dugaan sebagai:
����������������������������4�
� ��� � �� �
, ini dan adalah
������������������������������������
����������������� ����0, �
� � yan
(1961)
2.2 sebagai [2].
sama.
Model sama.
parameter
dengan
Elastisitas
Model
Produksi Model θ
produksi distribusi,
Constan >0,
subtitusi
dengan
produksi 0<θ
CES θ
Elasticity
CES
θ
<1,
adalah
>0, sebagai
didefinisikandan
1 didefinisikan
3 0<θ
of ukuran
θ <1, parameter
≥-1
Subtitutions dan
sebagai serta
bagaimana
sebagai θ �
3(CES)≥-1subtitusi,
x
berikut , x
berikutserta �
: maka
: �
merupakan
x dengan
, x jumlah
� merupakan kuadrat
mendiferensialkan
meminimumkan galat
meminimumkan
� � untuk
���, jumlah
����. �� model
� kuadrat
� �
�����.
nonlinear galat
������������������������������������ di
terhadap atas �.
CES dikembangkan (1961) [2].
oleh
1 Fungsi
Elastisitas
Arrow, constant
2
Chenery, elasticity
subtitusi 2 3
Minhan, of
adalah subtitution
�dan ukuran
Solow dengan
1 2
disingkat bagaimana dengan
1 2
asumsi maka jumlah
����berikut: � 0,persamaan kuadrat
������ galat � , �dan untuk model nonlinear
� di atas
yang
perusahaan
dan dapat
θ4 dengan ditransformasi
input mudah
sebagai parameter
bivariat. θmenjadi
mensubtitusikan
return tobentuk
scale. satu linear
���input
� sedangkandengan didefinisikan
Hasilnya sebagai
membentuk ���� ����
� normal
��� dengan
���� ����0,
���� bentuk: � � � �
����������������� � terkecil
Fungsi constant input
elasticity 1of �dinyatakan
bivariat. subtitution θ sebagai
dinyatakan parameter
sebagai efisiensi,
parameter θefisiensi,
2 dengan Untuk θasumsi memperoleh nilai dugaan �� kuadrat �����������������
terkecil yaitu � � yait
(1961)
model 2.2
[2].
yang Model
perusahaan
Elastisitas
secara � CES
�Produksi

intrinsik
dikembangkan
dengan
��
subtitusi � Constan
��
mudah
nonlinear � adalah �1oleh �Elasticity
1�Arrow,
yaitu ��disingkat
mensubtitusikan
ukuran model of
Chenery,
� �bagaimana
yang
dengan
Subtitutions Minhan,
satu
� �����������������2�
tidak input (CES)
dan
maka Solow
dengan
Misalkan jumlah �dengan
didefinisikan
kuadrat
� �� 2,asumsi
� Untuk
galat
, � � sebagai
� , ����
� untuk� ����
memperoleh
��, � 0,
berikut: ����,
model
� � ���
������ �� � �� ��nilai
nonlinear
, � ���� � ,,dugaan
� ���
dan
�, �������������������������������������
di
�� ����0,
atas
maka kuadrat � � ��
input lainnya
CES dikembangkan Berikut untuk
sebagai model menjaga
(1961)
oleh

parameterproduksi
sebagai
Arrow,

[2]. tingkat

Elastisitas CES
distribusi,
parameter
Chenery, produksi �
dinyatakan θ
subtitusi pada

distribusi,
Minhan, sebagai level
dalam
adalah � yang
parameter bentuk
ukuran
sebagai subtitusi,
dengan
bagaimana
parameter maka
asumsi maka
subtitusi,jumlah �
jumlah
denganberikut:

kuadrat
kuadrat
mendiferensialkan

galatgalat untuk
untuk�
,
jumlah

dan

model
model �
nonlinear
nonlinear
kuadrat galat � di di atas
atas
terhadap
�dan θ Solow ���� �
� dengan
0, ������� mendiferensialkan
� � ����0, � � galat �.
constant elasticity ���� oftingkat
�subtitution akan� jumlah kuadrat terhadap �
� �
perusahaan dengan Fungsi
input lainnya
mudah ���untuk ���menjaga
mensubtitusikan ��
satu 3 input ��produksi ��disingkat 3 padadengan
��dengan
� level model yangpada
didefinisikan
Nilai dugaansebagai
persamaaan kuadrat (1)terkecil dapat
���
dituliskan
bagi ���
�� sebagai:
bisa ditransformasi �menjadi
� �� bentuk �linear
�1 [1].
��� �� ������������������2� ��� , dilambangkan
��
sama.
(1961) Model
logaritma
[2]. produksi
natural:
Elastisitas
dan CES
perusahaan �dan subtitusididefinisikan
�oleh ��
�dengan �Arrow,
adalah sebagai
�1
�parameter
mudah return ukuran �to��berikut
mensubtitusikan ��
scale.bagaimana
�:� �����������������2�
satu input
maka dengan jumlah didefinisikan
didefinisikan
kuadrat
Hasilnya sebagai
sebagai
galat
membentuk untuk berikut:
berikut: model
persamaan nonlinear normal di
dengan atas bentuk: �
4 sebagai
CESY=output,dikembangkan
sama. θ
Model produksi θ�parametersebagai �CES Chenery,
didefinisikan return
Minhan,
� sebagai to scale.
dan berikutSolow : dengan asumsi Hasilnya
���� � membentuk
0, ������ ����, �persamaan
� dan normal
����0, dengan
� � bentuk:
input dimana
lainnya untuk menjaga x =input tingkat
4 kapital,produksi x =input
pada tenaga
level yang kerja, denganNilai � . Nilai

dugaan ����
kuadrat �dugaan� ��� �ini
����untuk ���� adalah ��� � nilai
����������������� yang
�dilambangkan
�kuadrat� � terkecil
���galat bagi akan dilambangkan
2 �
perusahaan dengan input
mudah
Berikut
1
lainnya mensubtitusikan
model untuk produksi menjaga 2 tingkat produksi pada level
satu
CES input dengan didefinisikan yang Nilai
maka dugaan
sebagai
jumlah � berikut:
kuadrat �,
terkecil � � bagi model � �akan � 0���������������
nonlinear di atas
sama.
2.2denganModel(1961)
Model
dimana θdimana
produksi
>0,
Produksi [2].
Y=output, 0<θsama.
Elastisitas
Y=output,
CES <1,
ConstanModel x dan

Berikut
didefinisikan
=input θ subtitusi
xElasticity
produksi=input ≥-1 model
kapital, CESserta
of adalah
kapital,
sebagai produksi
x � x
Subtitutions
=input
didefinisikan
� x, dinyatakan
berikutx ukuran
=input
� CES :sebagai
merupakan
tenaga(CES)tenaga dalam
bagaimana
dinyatakan
kerja,kerja,
berikut
bentuk dalam
meminimumkan
:
bentuk
� ����. � � ���, ����
�� � � ��� �� � � ����
������������������������������������� ���� �����������������
input lainnya dimana
perusahaan
1
untuk
logaritma Y=output,
menjaga
dengan
2
natural: 1 x
tingkat
mudah =input1 3 kapital,
produksi
mensubtitusikan 2
pada� x 1 =input
2 2
level
satu yangtenaga
input kerja,
dengan dengandengan
didefinisikan � . �� .Nilai Nilai
sebagai dugaan��� �
dugaan
berikut: ini ini � adalah �
adalah nilai nilai � � yang yang
�logaritma natural: �� � ����,
4
input Fungsi
dengan dengan
���constant
bivariat. θ�� ��θ��� θ1�
�� >0, ��
�0<θ
�elasticity
dinyatakan

�dan
1
<1,
�1
2���� of � 2dan
��
��1���
θsubtitution
sebagai ����
3 ��
≥-1
��1

serta
�1�disingkat
3parameter �

2
�x�12��,���
�berikut x(x
�����������������2� ��
�efisiensi, 3
1�dengan

,x�merupakan
)�merupakan
2� ������3�

θ2 Untuk
��1
���� � ��� ���� � ������ ��� ��� ���� � ����

�����������������
����, �
��� �����������������
� ��

1 >0, 10<θ 2�<1, ≥-1 serta �� memperoleh����. nilai dugaan kuadrat terkecil
sama. Model dengan produksi θ1 >0, CES 0<θ
1 <1,
�didefinisikan
� � dan
�� 3�tingkat
θ ≥-1 �
sebagai serta � x ,
22� x : �� �����������������2�
merupakan meminimumkan � �
� � � � �� 2
� � � 2�yaitu
CES input
dikembangkan inputlainnya bivariat. untuk
oleh 2�
θ
Arrow, menjaga dinyatakan
� �
Chenery, � 3 sebagaiproduksi
Minhan,� parameter
dan1 pada 2
Solow level

yang
��efisiensi,
Nilaidengan dugaan
meminimumkan
asumsi kuadrat ���� � ����.
terkecil 0, ������ bagi
� � � � �� �,

, � dan � � � �,
����0, � �� � ���� � � 0��������������
0���������������
� akan dilambangkan
3 � ��� � ����� �
sebagai
input input
sama. parameter
bivariat.
� bivariat.

Model � �� 1distribusi,
θproduksi
� θdinyatakan
��� 1
dinyatakan
� �1
CES
� � � �sebagai
θ�3didefinisikan
sebagai
��� �� ��
sebagai

��
� parameter
��parameter

� �����������������2�
� parameter
�1
� sebagai
� � �� subtitusi,
efisiensi,
��� �
efisiensi,
berikut � θ2 θdengan
persamaan
� �����������������2�
: Untuk mendiferensialkan
Nilai tersebut
memperoleh dugaan ���� disebut �nilai
kuadrat ��� jumlah persamaan
dugaan �
terkecil
���
kuadrat kuadrat normal
���bagi galat

�����������������
terkecil
� ��
terhadap
untuk
akan � model �
� ��.��yaitu
yaitu
dilambangkan
dimana Y=output, sebagai xparameter
1=input distribusi,
kapital, xscale. �2�sebagai
=input ��43 parameter ���3 subtitusi, Untuk memperoleh nilai � dugaan kuadrat terkecil � �
��1tenaga �12kerja,
(1961) [2]. Elastisitas � � �1subtitusi � � 4 � � ��3maka 2 jumlah kuadrat
� . 3 �membentuk galat ��1 untuk model ��1 nonlinear di atas
�adalah ukuran �2bagaimana
��
dansebagai sebagai
θsebagai dimanaparameter �� �distribusi,
parameter
Y=output, �distribusi,
��
return ��� �
x11=input θto
� 2�� ����
sebagai 1 2�
kapital, parameter����
xparameter
=input ��1 subtitusi, �subtitusi,
�2tenaga
� ��2dengan
1� � ������3�
Hasilnya
nonlinear
�2dugaan
kerja, dengan�
��dengan Nilai
������3�
[5].
mendiferensialkan dugaan
. persamaan
�berikut: ini jumlah
���� �adalah
normal kuadrat nilai
dengan
� ���� bentuk:
galat yang
����dilambangkan

�����������������
terhadap ��. �.
Dapat
perusahaan
dengan
4dilihat
>0,dan
θ1Berikut dengan
0<θ θ parameter
model
sebagai
<1, mudah dan produksi
��parameter
�θ mensubtitusikan
≥-1 CES 3θ

return
serta pada �
�� sebagai
x to ,

Persamaan
satu
x scale.
�� input
merupakan (3)
dengan tidak Nilaididefinisikan 2 denganNilai
kuadrat
sebagai
dugaan �
mendiferensialkan terkecil kuadrat
Nilai ��� bagi terkecil
dugaan ����
jumlah akan bagi ini
�kuadrat �
dilambangkanakan
adalah galat nilai
terhadap yang
dimana dan Y=output, � �
sebagai
θ4dengan �
model
32
x ��
dimana
θ �
parameter
>0,
=input produksi0<θ �
Y=output,
3
kapital,
�1 return
<1, �
CES �x
dan x
3
1to
�� 3
dinyatakan
=input scale.
=input
θ 1

≥-1� � 2 �����������������2�
kapital,
� 3 dalam
serta
tenaga x � =input
2kerja,
x bentuk
�1 , x2 � merupakan
meminimumkan
tenaga kerja,
Hasilnya ����.
membentuk
persamaan � persamaan
tersebut disebut normal persamaan dengan bentuk:
normal untuk model
inputdapat ditransformasi
dan
lainnyanatural: θ sebagai �
1
� �
kedalam
parameter return
bentuk �
2 �
to
linear. scale. �
dengan �
� . dengan
meminimumkan
Hasilnya Nilai membentuk� .
dugaan Nilai
persamaan ����. ini dugaan
persamaan tersebut
adalah ��� ini
normal adalah
disebut
nilai dengan � nilai
persamaan bentuk:
yang � yang
normal untuk mode
input bivariat.
logaritma Berikut θuntuk
1 dinyatakan
4 Berikut
denganmenjaga
model
1
�dan �modelθ� �>0,
produksi�� tingkat
2
sebagai
�produksi
��� produksi pada
�� serta
0<θ �
<1,
2CES
parameter
CES
�1
dan
3
�,θx�3dinyatakan
dinyatakan ��
≥-1
��level
efisiensi, � �� yang
serta �dalam xθ1 2, xbentuk
�dalam 2 � bentuk
�����������������2� Untuk
Nilai
merupakan2.5dugaan Metode
memperoleh Newton
kuadrat
meminimumkan
nonlinear

nilai Raphson
terkecil
[5]. dugaan bagi kuadrat � akan terkecil dilambangkan
� �� yaitu
dengan
sama. Model θ >0, input
0<θ
Berikut
produksi
Dapat bivariat.
<1,
2 dilihat model
CES θ1θ dinyatakan
≥-1
produksi
didefinisikan
model produksi CES � sebagai
x
sebagai
1CES
��
dinyatakan
2 pada
�parameter
merupakan
berikut dalam
Persamaan efisiensi,
: padaefisiensi,bentuk
meminimumkan
(3)Apabila θ
tidak Untuk ����. memperoleh nonlinear ����. � [5].
nilai dugaan ����, � �
kuadrat terkecil �
� yaitu
dimana
sebagai 1
Y=output,
parameter logaritma x1=input
distribusi,
input Dapat
natural:
bivariat.
1 3 dilihat
kapital,
θ3 θsebagai model
1 dinyatakan
x2=input parameter produksi tenaga
sebagai CES
subtitusi, kerja,
parameter Persamaan
dengan
2
. (3)
�Nilai
θmendiferensialkan
Nilai
2�
tidak
dalam
dugaan
dugaan
Nilai � dugaan ��kuadrat
proses
���jumlah
kuadrat � �ini �nilai
pendugaan
�,terkecil
terkecil �adalah
��
kuadrat
� 2
�bagi bagi galat parameter
nilai ��akan
terhadap
akan
θ�kuadrat �terkecil dilambangkan
yang didapat
0����������������.�� yaitu
dilambangkan
input2.3 logaritma
bivariat.
Pendugaan θ1natural:
sebagai
logaritma dapat parameter
natural:
dinyatakanParameter
ditransformasidapat sebagaidistribusi,
ditransformasi kedalam parameter θbentuk sebagai
kedalam efisiensi,
linear. parameter
bentuk θ2linear. subtitusi,
Untuk memperoleh
Untuk
dengan memperoleh
mendiferensialkan
nilai ���� dugaan � ��� kuadrat
dugaan
� jumlah
���� 2 ��
kuadrat
����, ���
terkecil ����,
�� �� ���� parameter
�����������������
� galat
yaitu terhadap �.
dengan
dan θdimana
θ4 sebagai 1 >0, 0<θ Y=output,
parameter <1, dan
2sebagai return�θx431=input
parameter ≥-1to scale. serta kapital,
distribusi, � x 3
, xθ x � =input
merupakan
sebagai tenaga
parameter kerja,
Hasilnya persamaan
subtitusi,
meminimumkan membentuk
dengan
dengan akhir
dengan
2.5 ����.�� .
Metode yang
persamaan
Nilai

mendiferensialkan
Nilai
2.5 � nonlinear
Newton
� dugaan
�dugaan
Metode
� normal
� � �
Raphson
�, � maka

jumlah

Newton dengan
��
ini
ini� �� � pendugaan
2 adalah
kuadrat
adalah�bentuk:
Raphson �
galatnilai
nilai
� θ� yang
terhadap
0��������������� yang
�.
sebagai parameter dan
Pendugaan
��model� �4danθ sebagai
distribusi,
�� parameter
�θ1 �sebagai parameter
θ 3adalah
���� sebagai
��
return
�1proses 3 1
parameter
�return to
�1untuk 23
� to

2
scale.
���2scale.�menduga ��
subtitusi,
�2bentuk 3
� ������3� ataudengan Hasilnya
mendiferensialkan
��1
membentuk � jumlah� � �
����kuadrat �
persamaan �, � galat �
normal
��dengan terhadap dengan � � �.0���������������
bentuk:
inputBerikut dengan
bivariat. θ�1θ� >0, produksi
dinyatakan 0<θ ��
� <1, CES
�sebagai
� dan�1
2dinyatakan
parameter θ ≥-1
parameter �� � dalam
serta efisiensi,
x , x
�����������������2� � θmerupakan Untuk didekati dengan
Hasilnya
meminimumkan
meminimumkan
memperoleh Apabila metode
membentuk
nilai dalam
����.
Apabila S(θ).numerik.
dugaan persamaan
proses kuadrat
dalamdengan Metode normal
pendugaan yang
terkecil
proses ��
� cukup � bentuk:
parameter
yaitu
pendugaan parameter
� banyak didapat didapa
�� ��populasi �model
��3 � � tidak
��� � �� � dinyatakan
4 4� � �
dan menaksir
θ4 sebagai parameter 1
Berikut
parameter �return 2 produksi
yang
to���� 4scale. 3 CESdiketahui
3 �CES
� 1 2
berdasarkan
��3��
�dalam
2 bentuk
Hasilnya membentuk � persamaan ��1 normal bentuk:
2 ���22�efisiensi, ������3�
3����
logaritma
sebagai natural:
input
parameter ��
2.3 � �� ��
Pendugaan
��distribusi,
bivariat. �
2.3
�θBerikut�� �
1dinyatakanθ �Parameter
Pendugaan
model sebagai ���� �sebagai
2produksi Parameter
�parameter � 1 ��1 �
parameter dinyatakan
�subtitusi, � 3dalam
� ������3� θ digunakan
persamaan
bentuk untuk
tersebut
persamaan menyelesaikan ��1
disebut
akhir yang persamaan system
nonlinear � persamaan
normal maka untukpendugaannonlinearmodel � parameter
1 dengan mendiferensialkan
Untuk Untuk memperoleh
kuadratmemperoleh persamaanjumlah� nilaibagi
� kuadrat
akhir
dugaan
2 nilai
����, yang � galat
kuadrat

dugaan terhadap
nonlinear terkecil
kuadrat maka�. pendugaan
� yaitu paramete
� terkecil
�parameter 2 tak Nilai dugaan terkecil � akan dilambangkan
Berikut logaritma
informasi dari sampel.
model logaritma
Pendugaan natural:
produksi 1 Kriteria 1
CES
natural:
33
Pendugaan penduga
�3 dinyatakan
2 1 yang baik adalah
adalah
parameter dalam
proses adalah bentuk
untuk proses menduga untuk
2
adalahatau
nonlinear
menduga metode
[5]. atau
� �Newton
� � � � �, �
Raphson.
� �� � Metode � �
����,Newton ����, � � untuk
0���������������
� ��Raphson
dandimanaθ sebagai
sebagai
Y=output, parameter
parameter x1=input returndistribusi, to
kapital, scale. θ sebagai
3x2=input parameter
tenaga kerja, Hasilnya
subtitusi, persamaan
membentuk
dengan didekati
�metode
persamaan tersebut
mendiferensialkandengan
persamaan
tersebut didekati disebut metode
disebut normal
dengan persamaan
�� jumlah numerik.
dengan
metode �2 ��
kuadrat normal
Metode
bentuk:
numerik. galat yang Metode
terhadapmodel
cukup yang banyak
�. cukup banya
Dapat dilihat model produksi CES pada Persamaan (3) tidak ��ini �persamaan
���, �normal untuk model
2
logaritmabias,
4 ragam
natural: menaksir minimum, parameter
� menaksir konsisten,
populasi
parameter statistik
yang
populasi tidak cukup
diketahui
yang tidak dan dengan
berdasarkan
diketahui adalah � . yaitu
berdasarkan

Nilai dengan�
untuk dugaan ��mendiferensialkan

menyelesaikan � �
������, ���
adalah
�, � �� �� �� � � system
persamaan jumlah
nilai � kuadrat
� � � 0���������������
yang
�nonlinear galat
0���������������
Berikut model produksi CES dinyatakan dalam bentuk nonlinear
Hasilnya [5].
digunakanmembentuk untuk
digunakan menyelesaikan
persamaan untuk menyelesaikan
normal dengan �� persamaansystem
bentuk: nonlinear
persamaan nonlinea
dapat
dengan danθditransformasi
�1 >0,θ4�� sebagai
0<θ <1, parameter
kedalam
dan θ3� bentuk ≥-1 return �4serta �to ��scale.
linear. � 3merupakan nonlinear [5]. ��
4 �� ��
kelengkapan
Dapat
�� dilihat
� informasi[3].
�12model � Berikut dari produksi
���� ini
sampel. hanya 3 �CES akan
�CES1 4pada x�dibahas,�xPersamaan
3�
3
� dua������3� kriteria
(3) tidak meminimumkan terhadap ���1
�θ.�Hasilnya
����. � �Raphson ����1 �,��1 ��membentuk
�� � 2 persamaan
� � 0��������������� � normal dengan

Dapat dilihat model produksi �1Kriteria penduga
�pada 2Persamaan 1yang baik
�θ2�(3) 3adalah
tidak
3 2.5secara tak iteratif.
Metode Newton
1�� 2��
Dapat dilihat informasi
model 2�produksi dari sampel.CES Kriteria
pada Persamaan
�� penduga ��
�(3) yang
��
tidak baik adalah �tak
2 � ������3�
2
logaritma
inputpenduga natural:
bivariat. Berikut
yang θ baik, ��model
dinyatakan
��yaitu � ���� � �
produksi
tak sebagai�
1��
1 bias �
dan����
CESparameter ����
2dinyatakan
ragam 1�
1 2 �minimum efisiensi, �� 1dalam �
�2�
karena 2�bentuk � ������3�
bentuk:adalah metode adalahNewton metode ����, Raphson.
��Newton �� � � Metode
Raphson. � Newton MetodeRaphson Newton Raphso
dapat dapat ditransformasi
bias,
ditransformasi
1 ragam 3
bias,
4 kedalam minimum,
kedalam
ragam bentuk
��3 �3bentuk �
minimum, linear.
konsisten, linear. 3 statistik
��konsisten, 2 cukup Untuk
statistik
persamaan Apabiladan memperoleh
cukup
Jika dalam
tersebut
�Metodedan
merupakan disebut nilai
proses dugaan
nilai
persamaan pendugaan
awal kuadratdari
normal terkecil
�parameter
atau untuk �0 persamaan �
merupakan
model yaitu
didapatpersamaan
dianggap
2.3 �� �
logaritma dapat

Pendugaan sudah�� � ditransformasi

natural:
1cukup
Parameter ����
melihat � kedalam
2θ 1 suatu � � 1 3bentuk
penduga� � �
2 yang� linear. � ������3�
baik. 2.5 2.5 Metode 0�
��1
adalah
persamaan
persamaan Newton
� � metode�
Newton adalah
tersebut
� tersebut
��
� Raphson
�, �
untuk

Raphson ��
metode
disebutdisebut
2 menyelesaikan
� untuk
persamaan persamaan � � menyelesaikan
0���������������
normal �normal untuk model nonlinear
untuk model nonlinea
sebagai parameter kelengkapan distribusi, 3 sebagai parameter 2akansubtitusi, dengan mendiferensialkan jumlah kuadrat ����,terhadap
galat � � parameter �.
34 [3]. Berikut
��kelengkapan [3].ini hanya
Berikut ini hanya dibahas akandua kriteria
dibahas
nonlinear persamaan
nilai dua
[5].
Apabila ke-1
Apabila
akhir
kriteria
dari
secara
nonlineardalam yang
�,
iteratif.
dalam[5]. � maka nonlinear
proses
secara �
proses
� dapat
iteratif.
� pendugaan
� � maka ��
dimisalkan
pendugaan
�, �� �� � 2pendugaan
� parameter �
parameter � � � � dan
didapatdidapat
0���������������
Dapat
dan1. θdilihat Suatu
Pendugaan
sebagai model statistik produksi
parameter dikatakan
return CES adalah ��
topada proses
3 scale. Persamaan
penduga untuk tak
�� 3(3)bias
menduga tidak dari
atau persamaan
Hasilnya nonlinear
tersebut
tidak membentuk ��1 disebut [5].
persamaan persamaan � normal normal dengan untuk
bentuk:
0
model 1
2.3
4�� 2.3 �Pendugaan
Dapat ��parameter
�penduga
Pendugaan Dapat
1 �yang
�dilihat Parameterdilihat
penduga ����
model baik,
Parameter 2�
model

yaitu
yang
produksi � produksi
tak

baik, 1 �bias
CESyaitu
� 2
CES�dan

pada tak pada
ragam
bias
� PersamaanPersamaan
������3� minimum
dan ragam (3) (3)didekati
karena
minimum
�tidakpersamaan
� � dengan
persamaan
karena
dengan akhir
Jikametode
nilai
akhir �yang awal numerik.
merupakan
yang nonlinear
Jika � � �
nonlinear 0. Metode
nilai
merupakanmaka makaawal yang ��
pendugaan dari
nilai
pendugaan
cukup
� � awal atau banyak
parameter

dari �merupakan
parameter atau �0 merupaka
dapatmenaksir
ditransformasi
parameter parameter kedalam �populasi
apabila bentuk 14 linear.
yang
nilai tidak ��diketahui
2
berdasarkan nonlinear ���
[5].
- harapan 1penduga
Berikut model dapat��produksi ditransformasi CES kedalam 3 bentuk linear. ��sama 0 0
Pendugaan parameter adalah kedinyatakanproses dalam
untuk �menduga�bentuk 3 atau 0
Dapat dilihat dianggap
dapat
model
Seminar ��ditransformasi
Pendugaan � produksi
Nasional sudah
dianggap
3parameter
�� 1 �
�TEKNOKA cukup
CES sudah
kedalam����melihat
adalah
pada cukup
2, � bentuk
Persamaan
Vol. suatu
proses 2,� melihat
2017 penduga
�linear.untuk
�(3) suatu
2tidak �2yang
menduga penduga baik.
2.5
� ������3� atau digunakan
yang
Metode baik.
Metode
didekati 2.5 untuk
Newton
dengan ini
Metode menyelesaikan
Raphson ��1
dapat
metode
Newton
Copyright diperluas
numerik.
Raphson © 2017 system Metode
FT-UHAMKA. untukpersamaan yang menyelesaikan
- cukup
All nonlinear
rightsbanyak reserved
informasi dari sampel. Kriteria penduga 2
yang baik persamaan tersebut
didekati
2.5nilai dengan
Metode disebut
ke-1 nilaimetode
dari
Newton persamaan
ke-1 �, numerik.
Raphsonmakadari normal �, Metode
dapat maka untuk yang
dimisalkan dapat model cukup � banyak
dimisalkan � �1 dan �0 � �1 da
nilaiadalah taktakApabila
1 �
logaritma
dapat dengan
menaksir natural:
menaksir
ditransformasi ISSN1. No.parameter
parameter
Suatu
2502-8782
parameter
kedalam 1. populasi
statistik �,�sebaliknya
Suatu
populasi
bentuk 3 yang dikatakan
statistik
yang
linear. tidak tidak jika
diketahuipenduga
dikatakan
diketahui harapan
berdasarkanpenduga
berdasarkan biasadalah
nonlinear dari
tak
persamaan
digunakanbias
[5]. metode
dalam Apabiladari
dengan
untuk Newton
proses dalam lebih
menyelesaikan Raphson.
pendugaan
proses dari Metode
pendugaan
����, satu
system parameter � �parameter.
� Newton
persamaan parameter didapat Raphson 0
didapat
Misal
nonlinear
bias, ragam minimum, digunakan
persamaan �
Apabila� � untuk
tersebut dengan
dalam
� � menyelesaikan
�disebutnilai
proses dengan awal persamaan �
nilaisystem
pendugaan� 0. awal persamaan
normal � � parameter
0. untuk nonlinear
model didapat
2.3 Pendugaan 2.3
Parameter Pendugaan
�konsisten, Parameter statistik cukup dan �2.5 Metode Newton �Raphson �Newton ���� �maka�� � pendugaan
2
Dapat dilihat
informasi
statistik
informasi model dari produksi
sampel.
tersebut
parameter
dari sampel. CES
Kriteria
tidak
parameter pada
sama
apabila
Kriteria penduga Persamaan
�dengan
penduga nilai
apabila yang harapan
yang (3)
baik
parameter
nilai baiktidak
adalah
penduga
harapan
adalah taktak
persamaan adalah
sama
�penduga
adalah �metode
�persamaan
�akhir �sama
,metode yang ���
untuk �nonlinear
� ��
akhir �,Raphson.
menyelesaikan
yang � nonlinear Metode persamaan
maka � pendugaan
� parameter
0���������������nonlinear parameter
dapatkelengkapan
Pendugaan
ditransformasi
bias,
Dapat
2.3
ragam
Pendugaan
[3].
parameter
dilihat Berikut
kedalam Pendugaan
minimum,
model � adalah
Parameter
ini hanya
bentuk
produksi parameter
proses linear.
konsisten, CESakan
untuk adalah
padadibahas
menduga
statistik proses
Persamaan dua untuk
atau
cukup kriteria menduga
(3) Apabila
dan
tidak secara
, �nonlinear
1atau ,dalam
2adalah persamaan
didekati
iteratif.
maka
�metode
[5].
Metode
proses
dengan
iterasinya
Newton
akhir ini
Metode
yang
pendugaan
metode
sebagai
Raphson.
dapat nonlinear
numerik.
berikut:
diperluas
��
iniparameter �Metode
dapat
Metode makaNewton yang Newton
untuk
diperluas
pendugaan
didapat
cukup
Raphson
Raphson
menyelesaikan
untuk
parameter
banyak menyelesaika
2.3 Pendugaan maka
bias, disebut
ragam dengan
Pendugaan
Parameter penduga
minimum,
4 parameter
dengan
parameter � yang
�� konsisten,
�,�ragam
3 parameter
adalah berbias.
sebaliknya prosesstatistik
� �, �� 3 jika
sebaliknya
untuk cukup nilai
menduga didekati
2.5 danatau
harapan
jika dengan
adalah
nilai
Metode adalah harapan
Newtonmetode
metode
persamaan ��1
metode Raphson numerik.
untuk untuk
dengan Metode
menyelesaikan
menyelesaikan
lebih yang dari cukup
persamaan persamaan
satu banyak nonlinear
parameter. nonlinear Misal
menaksirpenduga �� �
parameter
kelengkapan
dapat yang� ��
ditransformasi
menaksir
baik,�
populasi
[3].1 � yaitu
Berikut parameter
����tak
yang
kedalam ini
2 �
bias
tidak
1hanya
populasi
dan � diketahui
bentuk 1
akan � yang �
linear.
tidak

minimum
berdasarkan
dibahas
2 � ������3�
diketahui
duadua karenakriteriaberdasarkan
persamaan didekati
akhir
digunakanyang dengan persamaan
nonlinear
untuk metode
menyelesaikan maka dengan
numerik. pendugaan system lebih
Metode parameter
persamaan dari
yang satu
cukup
nonlinear parameter.
banyak Misa
Pendugaan kelengkapan
menaksir statistik
parameter informasi[3].
parameter Berikut
�3adalah tersebut
statistik
dari populasiini
proses
sampel. hanya
tidak yang
tersebut
untuk
Kriteria akan
sama tidak tidak
menduga
penduga
2
dibahas
diketahui
dengan samaatau
yang digunakan
kriteria
parameter
baik dengan adalah secara
berdasarkan
Apabila untuk
�Jika
parameter
tak2.5 dalam
secara iteratif.
Metode menyelesaikan
merupakan
�0iteratif. proses
� Newton nilai
pendugaan
Raphson system
awal dari persamaan
parameter � atau �nonlinear merupakan
didapat
dianggap
informasi penduga dari
Copyright sudah
sampel.
© 2017
yang cukup
baik,Kriteria
FT-UHAMKA. melihat
yaitu penduga
tak - suatu
All biasrights penduga
yang
dandanreserved
ragam baik yang adalah
minimum baik. tak karena didekati
persamaan dengan digunakan

adalah ,
tersebut �
metode , � �
metode � untuk
,
disebut �
numerik.
� , maka

Newton
Seminar
1 2 persamaan ,menyelesaikan
� � � iterasinya
Metode
, � Raphson.
Nasional maka yang
TEKNOKA
normalsebagaisystem
iterasinya
Metode cukup ke
untuk
0persamaan
berikut:
Newton
- sebagai
banyak
2, Vol.
model 2,Raphson
2017 nonlinear
berikut:
2.3 Pendugaan penduga informasi Parameter
yang baik,
dari sampel.yaitu tak bias
Kriteria �penduga ragam yangminimum baik adalah
karena
adalah nilaitakmetodeke-1Jika
1Newton
dari 2
�, Raphson.

maka dapat Metode

dimisalkan Newton �Raphson � dan
�1merupakan
menaksir
bias,1. ragam parameter
Suatuminimum,
bias,
populasi
maka
statistik
ragam
disebut yang
maka
dikatakan
konsisten,
minimum,
tidak
pendugadisebut diketahui
penduga
statistik
konsisten,
pendugayang berdasarkan
tak
cukup berbias. statistik
�bias yang dandari
cukup
persamaan
berbias.
digunakan
dan Apabilaakhir
untuk Jika
adalah
adalah �merupakan
�menyelesaikan
yang
0 dalam nonlinear
0 merupakan
metode
metode proses
Newton
untuk nilai maka
systemnilai awal
pendugaan
menyelesaikan pendugaan
awal
Raphson. persamaandari dari �Metode atau
�ISSN
persamaan atau 0�
parameter
parameter No.
nonlinear �merupakan
0 Newton 0 nonlinear
2502-8782 didapat
Raphson
� � ��� � ��� � ���
��� � � �
2� � ��� ��� ��� ��� ��� ��� �
Nilai dugaan kuadrat terkecil bagi � akan dilambangkan � � � ��� � � ��� � � ��� �
rja, �
dengan �. Nilai dugaan ini adalah nilai � yang �
kan ��� � � ��� ��� ��� ��� ��� ���
� �1��
meminimumkan ����. � �
θ2 Untuk memperoleh
I - 66 nilai dugaan kuadrat terkecil �
D. Kurniasari, �
� yaituN. Setiawan, Warsono �& Y. Antonio � � � �

usi, dengan mendiferensialkan jumlah kuadrat galat terhadap �. � � ��� �
� ��� � � ��� �
Hasilnya membentuk persamaan normal dengan bentuk: �
���� ��� ��� ��� ���� �
uk

� 3 Metodologi Penelitian
����, ��
���� � ���, �� ��2 � � � 0��������������� 3 Metodologi Penelitian
��� Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai pendugaan
3� ��1 Penelitian
parameter padaini dilakukan
model produksi untuk CES mendapatkan
(Constantnilai pendugaan
Elasticity of
parameter
Substitution) pada model
yaitu θ , θ ,produksi
θ , dan θ CES
dan (Constant
dengan Elasticity
menggunakan of
persamaan tersebut disebut persamaan normal untuk model 1 2 3 4
persamaan tersebut disebut persamaan normal untuk Substitution)
metode yaitu
Kuadrat ,
Terkecil
� 1 � 2 , � , dan
Nonlinear
3 � 4 dengan
(Nonlinearmenggunakan
Least
nonlinear [5].
dak model nonlinear [5]. metode
Square).Kuadrat
KemudianTerkecil Nonlinearsoftware
menggunakan (Nonlinear Least untuk
statistika Square).
Kemudian menggunakan software statistika untuk menduga Gambar 1 D
2.5 Metode Newton Raphson menduga parameter model nonlinear produksi CES.
parameter model nonlinear produksi CES.
Apabila dalam proses pendugaan parameter didapat Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:
2.5 Metode Newton Raphson Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:
persamaan akhir yang nonlinear maka pendugaan parameter 1. Mendefinisikan model produksi CES.
tau didekati dengan Apabilametodedalamnumerik.
proses Metode
pendugaanyang cukupparameter
banyakdidapat 1. Mendefinisikan model produksi CES. 4 Hasil
2. Menentukan jumlah kuadrat galat dari produksi CES.
kan digunakanpersamaan akhir yang nonlinear
untuk menyelesaikan maka pendugaan
system persamaan nonlinearparameter 2. Menentukan jumlah kuadrat galat dari produksi CES.
3. Menduga parameter θ1, θ2, θ3, dan θ4 model nonlinear 4.1. Penduga
tak adalah metode didekati denganRaphson.
Newton metode Metode
numerik.Newton MetodeRaphson yang cukup 3. Menduga parameter �� , �� , �� , dan �� model nonlinear
produksi
produksi CES
CES dengan
dengan menggunakan
menggunakanmetode metode Kuadrat
Kuadrat Terkecil
dan adalah metode banyak untuk
digunakan untuk menyelesaikan
menyelesaikan persamaansystem persamaan
nonlinear Terkecil
Terkecil Nonlinear
Nonlinear (Nonlinear
(Nonlinear Least
Least Square)
Square) yaitu
yaitu Fungsi produ
ria secara iteratif.
nonlinear adalah metode Newton Raphson. Metode Newton
ena (a) Meminimumkan jumlah
(a) Meminimumkan jumlah kuadratkuadrat galat galatdengan
dengan :
Jika Raphson adalahnilai
�0 merupakan metode
awal untuk
dari � menyelesaikan
atau �0 merupakan persamaan konsep diferensial untuk memperoleh persamaan
konsep diferensial untuk memperoleh persamaan
nilai ke-1nonlinear
dari �,secara
makaiteratif.
dapat dimisalkan �0 � �1 dan normal.
normal.
ari
� � ���� dengan nilai awal �
Jika θ0 merupakan � 0.nilai awal dari θ atau θ merupakan (b)
(b) Mengidentifikasi
Mengidentifikasi bentuk
bentuk persamaan
persamaannormal normal yangyang
ma Metode ini dari
dapatθ, maka
diperluas untuk menyelesaikan
0
Pendugaan
nilai ke-1 dapat dimisalkan θ0 = θ1 dan θ = θi+1 berbentuk nonlinear.
berbentuk nonlinear.
an persamaan dengan lebih dari satu parameter. Misal 4. Menyelesaikan Kuadrat Terk
dengan nilai awal i = 0. 4. Menyelesaikan persamaan
persamaanyang yangtidak
tidakdapat diselesai­
dapat kan
diselesaikan
� �1 , �2 , � � � , �� maka iterasinya sebagai berikut: secara eksak dengan Metode Newton Raphson yaitu: (���) dengan
Metode ini dapat diperluas untuk menyelesaikan eksak dengan Metode Newton Raphson yaitu:
terhadap
persamaan dengan lebih dari satu parameter. Misal θ1, θ2, ..., (a)
(a) Menentukan
Menentukannilai nilaiawal
awaluntuk untuki =� 0,
� dan menentukan
�, dan menentukan
disamadenga
θn maka iterasinya sebagai berikut:
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 kriteria
kriteria untuk
untuk kekonvergenan
kekonvergenan iterasi
iterasiyaitu ketika
yaitu ketika
ISSN No. 2502-8782 � ��� � � ���� �. Ju
D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono, & Y. Antonio ��� I-3
D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono, &(b) Menentukan
(b) Menentukan θ� yang
Y. Antonio yangdipilih
dipilihketika
ketikamemenuhi
I - memenuhi
3

��� � ∑��� �
D. Kurniasari, N.�Setiawan, � � Warsono,
� �� �� &
�� Y. Antonio ��� 5. Menggunakan I softwarekondisi
kondisi
-3 tersebut
tersebut yaitu
yaitu �
statistika � untuk� � � � ��
menduga ���� �
��� � D. Kurniasari, N.5.Setiawan,
���
I -dalam
3 Pendugaan
���� � �� � ���� �� ��� Warsono,
Menggunakan
parameter model&software
Algoritma Y. Antonio
dengan
dengan
nonlinear statistika
metode
metode
produksi untuk
Newton
CES. menduga
NewtonRaphson Raphsondalam diperoleh den
��
� ��Vektor �� gradient atau��� 5. Menggunakan ��software statistika parameter untuk bentuk menduga
model nonlinear
diagram alirproduksi
ditampilkan CES.oleh Gambar 1.
vector turunan
���� �pertama
�� �model��jumlah �� kuadratproduksi ���CES.5.5. Menggunakan
D. Kurniasari, Menggunakan
N. Setiawan, software statistika untuk I menduga
Warsono, & Y. Antonio -3
Vektor gradient parameter
atau pertama
vector turunan nonlinear software statistika untuk menduga
Vektor gradient
terhadap atau vector
parameter-parameter turunan
dilambangkan denganpertama
jumlah ���� jumlah
kuadrat parameter
Copyright model
© 2017 nonlinear- produksi
FT-UHAMKA. CES.
All rights reserved
unan yaitu: kuadrat
pertama jumlah terhadap parameter-parameter ���� �dilambangkan ��
� � �� �� ���parameter model nonlinear
5. Menggunakan produksi
software statistika CES.menduga
untuk
Vektorkuadrat
terhadap parameter-parameter �����
gradient atau dilambangkan
vector turunan pertamadengan jumlah kuadrat parameter model nonlinear produksi CES.
dilambangkan
yaitu: dengan
dengan
terhadap���� yaitu:
parameter-parameter ���
Vektor gradient �atau vector turunan
dilambangkan dengan ����
pertama jumlah kuadrat
yaitu: terhadap� ��� ��
parameter-parameter dilambangkan dengan ���� Input Data
���� �� �� � �
yaitu:
������ ������ ����
� � ����� � � �
��
� �� ��� � � ��� � � �� � ��� �
��� � ���� � � ��� � � � �
���
���� ������
Input

���� ������ ��� � �� � ����� �� � � ����


� �� � �����
� � � ��� � ���
��� ��� �� ��� � ��� � �� �� ���
�� �
� � ��� � ��� � �

�� �

� �����
�� ��� � � ������
Input Model

� � �� ������ � � �
���
� ��� �
������ �����
� ��� � �
Matriks Hessian atau� ��
matriks� turunan kedua dari jumlah
� ��Hessian
Matriks �� atau matriks turunan
kuadrat kedua
terhadap dari �
jumlah
masing-masing parameter dilambangkan Menentukan

Matriks terhadap
kuadrat HessianMatriks
atau matriks
masing-masing
Hessian turunan kedua
dengan ����
parameter yaitu:dari jumlah
dilambangkan
turunan kedua
kuadrat Matriks
dari
terhadap Hessian
jumlah atauatau
masing-masing
matriks
matriks
parameter
turunan
turunan kedua dari
kedua
� dilambangkan
dari jumlah
jumlah
dengan ���� yaitu: terhadap masing-masing �parameter
kuadrat �� � � �
dilambangkan
��� � � ���
ng parameter
dengan ���� kuadrat terhadap
dilambangkan
yaitu: masing-masing � parameter dilambangkan
� �
i=0

dengan H(θ) yaitu:


dengan ���� yaitu: ��
� � � �� �� � �� � �� � ��� �
� � ��� � ����� � �� �� � � � � ���
� � �� � � ��� �
� � � ��� � ���� ����� ����������� � � �� �
��� ��� � �1��
� ���� ��������� ������ � � �� � ����
� � ������� � ��� � �� ��� Apakah
Apakah

�� �� �� �� �� ��� �
�� � � �� � �
� �
�� � ���� � ��
�� � �
�����
������ ��� ����� �� �
� �� � ������� ��
� �
���� � �
� ��� �
� ��� � � ���� �?
��� Ya
Ya
���

��� �� � �� ��� ������� �


��� �� ���� � ��� � ��� �� ���� � ��� ���
� � � ��� � ?
� � �� �1��
��� ���� � Tidak
� ��� ��� ��� � ��� �� Tidak
� �����������
��� � �� � � ��
����� � �
�� �1�� � �1�� Apakah
� ��
�� � �� �� �1�� ���� ���3� ����� ��
��� Penelitian
���� ��� � Apakah
� ���
� �� � � Metodologi
� i=i+1 � � ��
i=i+1
��� �� ��� � � ��� Apakah
� �? Ya
�� ��� � ���� �Penelitian
� � ini�� � ��dilakukan
� �� Apakah � � �
Ya Ya � �� � � ��
� �� ��� ��� � ������
untuk mendapatkan
� nilai pendugaan ������ ��������� �� �?
� ���� �?
� ��parameter
��� ���

�� ���
� � ��� � �� �� �� ������
� pada �
model produksi CES (Constant Elasticity of �
���1�,��������� �� �?
��� � ��
Ya
� � �����
���� �� ��� �� � Tidak �1
Substitution) yaitu 2 , �3 , dan �4 dengan menggunakan
� � � ���� � � ���� �
� �
� �
� � � � ������� ��� � ��Kemudian
metode ��
� ��� menggunakan
Kuadrat
� �
Terkecil �
��software
� � statistika untuk menduga
Nonlinear (Nonlinear Least Square). Tidak Tidak
Gambar 1 Diagram alir pendugaan parameter model nonlinear dengan
��� �� Tidak CES. metode Newton Raphson
parameter model nonlinear produksi Gambar 1 Diagram alir pendugaan parameter model nonlinear dengan
3 Metodologi Penelitian Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah: i=i+1 metode Newton Raphson
3 Metodologi
3 Penelitian Penelitian
Metodologi 1. Mendefinisikan model produksi CES. 4 i=i+1
Hasil i=i+1
dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan 2. Menentukan nilaijumlah
pendugaan
i=i+1
kuadrat galat dari produksi CES.
parameter Penelitian
Penelitian pada
ini modelini
dilakukan dilakukan
untuk
produksi untuk
mendapatkan
CES mendapatkan
3. (Constant
Menduga nilai �nilai
pendugaan
Elasticity
parameter �pendugaan
� , �� ,of � , dan �� model nonlinear
4.1. Pendugaan Model Produksi CES dengan Metode Kuadrat
Terkecil Nonlinear.
parameter pada
�model produksi CES (Constant Elasticity of
produksi CES dengan menggunakan metode Kuadrat
mendapatkan
parameternilai
padapendugaan
model
yaitu �produksi
�©1 ,2017 CES (Constant Elasticity of �� � ���� �1
� �Constant���Elasticity
� ��1
Substitution) 2 ,FT-UHAMKA.
3 , dan �4- All dengan
Terkecil menggunakan
rightsNonlinear (Nonlinear Least Square) yaitu Fungsi produksi of Subtitution (CES) yaitu
CESmetode
(Constant
Substitution)Copyright
Substitution)
Elasticity
yaitu � , of
� yaitu
, � �
, ,
dan � ,
� � , dan
dengan � dengan
reserved
menggunakan menggunakan � :� � �� � � �
� �1 � �
Seminar
��� ��� ��
����TEKNOKA
Nasional � ke - 2, Vol. 2, 2017
Kuadrat Terkecil 1 Nonlinear
2 3 1 (Nonlinear
2 4 (a)
3 Least Square).
Meminimumkan
4 jumlah kuadrat galat dengan � ��� ISSN�� No. 2502-8782
dan �Kemudian metode Kuadrat Terkecil Nonlinear �� � (Nonlinear
konsep ����menduga
� Least
�1 Square).
� ���� � Gambar 1 Diagram alir pendugaan
diferensial untuk memperoleh persamaan
4 dengan
metode menggunakan
Kuadrat Terkecil Nonlinear
menggunakan (Nonlinear
software statistika Least
untuk Square). �� � �parameter
� �� ��� ���model
� �1nonlinear
� �� ���� �dengan
�� ��
� � �� (11)
Kemudian menggunakan statistika normal.
software untuk statistika untuk menduga Gambar 1 Diagram alir pendugaan
Raphsonmodel nonlinear dengan dengan
parameter model nonlinear
ear (Nonlinear
Kemudianmodelmenggunakan
Least Square). menduga Gambar 1 Diagram alirmetode Newton
pendugaan parameter
parameter nonlinear software
produksi CES.(b) Mengidentifikasi bentuk persamaan normal yang metode Newton Raphson
re statistika
parameter parameter
untuk
model menduga modelproduksi
nonlinear nonlinear
Gambar produksi
1 Diagram
CES. CES.
alir pendugaan
berbentuk nonlinear. parameter model nonlinear dengan metode Newton
Pendugaan Raphson
parameter dengan menggunakan metode
Adapun langkah-langkah
Adapun langkah-langkah
yang akan
4.
dilakukan
yang
Menyelesaikan
adalah:
akan dilakukan
metode Newton
persamaan yangadalah:
Raphson
tidak dapat diselesaikan
Kuadrat Terkecil yaitu meminimumkan jumlah kuadrat galat
ksi CES. Adapun langkah-langkah
1. Mendefinisikan model produksi yang akan dilakukan adalah: Newton
modelCES.
(���) dengan cara menurunkan jumlah kuadrat galat tersebut
1. Mendefinisikan secara
produksi eksak dengan
CES. nilaiMetode 4RaphsonHasil
yaitu: dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan
terhadap masing-masing parameter kemudian
ng akan
1. dilakukan
2. Menentukan adalah:
Mendefinisikan model
jumlah produksi
kuadrat galatCES.dari produksi CES.
(a) Menentukan awal untuk � 4
� �, dan Hasil dan Pembahasan
menentukan
��� � menggu
�� jumlah
��� � i=i+1 Tidak ��� �
�1 � �� ���� � � �� � � turunan
dugaan paramet
icity of (13) vektor
i=i+1
unakan �� � ���� � ��1 ���� � Dengan cara yang sama yaitu mendiferensialkan terhadap �2 , CES de
nilai pendugaan D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono & Y. Antonio I - 67
quare). �3 , dan �4 maka diperoleh persamaan normal untuk �2 , �3 ,
tant ElasticityGambar
of 1 Diagram alir pendugaan parameter model nonlinear dengan
enduga dan �4 pada persamaan (14), (15), dan (16) berikut ini:
an menggunakan �� Newton
metode � ��1 ���� �
� ����Raphson
ar Least Square).
alah:
untuk menduga
4 Gambar
Hasil1dan Diagram Pembahasan
alir pendugaan parameter model nonlinear dengan �
4 Hasil dan Pembahasan metode Newton Raphson
ES. 4.1. Pendugaan Model Produksi CES dengan Metode 2 � ����
akukan adalah:4.1. Pendugaan ModelTerkecil
Kuadrat Produksi CES dengan Metode Kuadrat
Nonlinear.
onlinear ���
Kuadrat 4 Nonlinear.
Terkecil
Fungsi Hasil danConstant
produksi Pembahasan Elasticity of Subtitution (CES)
roduksi CES. Fungsi produksi Constant Elasticity of Subtitution (CES)Metode
yaitu Kuadrat � ��� ��� ��� ���
u yaitu
4.1. :Pendugaan Model Produksi CES dengan
model
dengan : nonlinear
metode Kuadrat Terkecil Nonlinear. ��
samaan ��� ��� � �� ��
� � �� � � ��� � �
��
uare) yaitu Fungsi � � �produksi
� � �� �� Constant
� ��� �Elasticity
�1 � �� �� of��Subtitution
� � (CES) yaitu
(11) ��� �� �
� �1 � �� ���� � � �� � � �� ��� ��� �
��
galat dengan :
tl yang ��
roleh persamaanPendugaan parameter dengan menggunakan ��� metode
�� �
��

Pendugaan ��parameter
� � � �� �� � �1 � �� ���� �metode
� ��� menggunakan
dengan � � (11)
Kuadrat Terkecil yaitu meminimumkan jumlah kuadrat galat
esaikan Kuadrat Terkecil yaitu meminimumkan jumlah kuadrat ��� � �� �
an (���) dengan cara menurunkan jumlah kuadrat galat tersebut
tu: normal yang galatPendugaan
��� ��
() dengan parameter
cara menurunkan dengan menggunakan metode � �1 � � �� � �� � � �14�
parameterjumlahkemudian kuadrat galat � ��
terhadap masing-masing
entukan Kuadrat
tersebut nol. Terkecil yaitu meminimumkan
terhadap masing-masing parameter kemudian jumlah kuadrat galat
disamadengankan
dapat diselesaikan
ketika (�� dengan cara menurunkan jumlah
aphson yaitu:
�)
disamadengankan
Jumlah kuadrat nol.
untuk model (11) adalah:kuadrat galat tersebut
terhadap masing-masing parameter
� kemudian Sehingg
, dan menentukan � Jumlah kuadrat untuk model �� (11) �adalah:

menuhi disamadengankan ���nol.
� � ∑��� ��� � ��� ��� ��� � �1 � �� ���� � �� (12) :
rasi yaitu ��
� ��
ketika
�� � Jumlah kuadrat untuk model (11) adalah: 2 ∑���� ���� �
Pendugaan parameter-parameter model produksi ��CES�
dalam diperoleh dengan cara meminimumkan ��� jumlah kuadrat ��� seperti
ketika memenuhi ��� � ∑���� �� � � ��� ��� ��� � �1 � �� ���� � � �� (12)
� ��
�� ��� ��� �� ��
� � ���� � PendugaanSeminar parameter-parameter �� �� � � �1 � � �� � �� ���� ��� ��� � �
Nasional TEKNOKA kemodel produksi CES � � �� � ��
- 2, Vol. 2, 2017
Raphson dalam diperoleh dengan cara meminimumkan jumlah kuadrat seperti Untuk
ambar 1. Pendugaan parameter-parameter ISSN model No. produksi
2502-8782 CES �� ���
��� �� �� ��� ��� �� ��� ������ ���� �� ��� �
���
Newton
diperoleh dengan cara meminimumkan jumlah kuadrat �1 � �� ���� � � �
d Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
��
�� ��� ��� � ������ ���� � �
�� maka d
seperti pada Persamaan (12) yaitu dengan mendiferensialkan D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono,
ISSN No. 2502-8782 ���
& Y.��Antonio I - 4 peneliti
�� ����� ��� ������ ���� � �
jumlah kuadrat tersebut terhadap masing-masing parameter
D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono, & Y. Antonio ��� � � �1�� I - 4 Gugus
pada Persamaan
pada model produksi CES. (12) yaitu dengan mendiferensialkan jumlah Persamaan
��� (13), (14), (15), dan (16) tidak dapat (X ), da
2
kuadrat
pada Persamaan tersebut (12) terhadap masing-masing
yaitu dengan parameterjumlah
mendiferensialkan pada diselesaikan Persamaan secara(13), eksak, (14),untuk(15),itu diperlukan
dan (16) metode tidak iterasi
dapat Ni
model
kuadratproduksi tersebutCES. terhadap masing-masing parameter pada untuk mendapatkan
diselesaikan secara eksak, dugaan untukbagiituparameter
diperlukanθ1metode , θ2, dan θ3. yang ba
iterasi
Sehingga untuk mendapatkan nilai parameter
dugaan bagiθ ,parameter θ1,
model produksi CES. untuk� mendapatkan dugaan bagi 1 θ2, dan θ3. yaitu de
2 ∑���� ���� � , dan
θSehingga
2 2 � ��θ dapat menggunakan metode Newton
3 untuk mendapatkan nilai dugaan bagi parameter θ , terkecil Raphson.
� 1
θ2, danMetode Newton Raphson adalah salah satu metode diperole
2 ∑���� ���� � ��� θ3 dapat menggunakan metode Newton Raphson.
�� iteratifMetode
yang seringNewton digunakan
Raphson karenaadalah tingkatsalahkonvergensinya
satu metode berdasa
�� ��
��� ��� ��� � � �1 � �� ���� � ���� �� ����� ��� � �
�� paling
iteratif cepat
yang dibandingkan
sering
�� digunakan dengan �� metode lain. Metode ini
��karena
� tingkat konvergensinya
��� menggu
� ��� ��� � vektor
menggunakan

� �1gradien
� �� ���� atau� vektor
� � �� ��� � ��� �pertama
turunanlain. ��Metodedari

�� ��
��� ��� ��� � � �1 � �� ���� � ��� �� ����� ��� � �
�� paling cepat ��dibandingkan dengan metode ini
�� jumlah
menggunakan kuadrat vektor terhadap
gradienparameter-parameter
atau vektor turunan pertama (���) dari dan
��� � turunan kedua dari jumlah kuadrat terhadap parameter-
�1 � �� ���� � � �� � � jumlah kuadrat �� �� ��
��� terhadap ���θ� parameter-parameter
x�� � �1 � θ� �x�� � (�� dan
� � �)
��� �
��
parameternya
� �1 �kedua
turunan �� ��atau ��disebut matriks
�� dari �jumlah kuadrat terhadap ��
� Hessian (���). Berikut parameter- ini Iter
�1 � �� ���� � � �� � � (13) �
(13) vektor gradien dan matriks Hessian
parameternya atau disebut matriks Hessian (���). Berikut ini 1
� untuk model produksi 0

Dengan cara yang sama yaitu mendiferensialkan terhadap CES


� , vektor dengan parameter
� � gradien dan matriks � 1 , � , � ,
2 Hessian
� dan � .
untuk
4 �1�� produksi 2
model
Dengan cara yang sama yaitu mendiferensialkan(13) 2 ��� � 3
3 , danθ cara�, 4θ maka CES dengan parameter � , � , � , dan � .

Dengan
terhadap 2 3
dan diperoleh
, yang θsama
4
makayaitu persamaan
diperoleh normal untuk
mendiferensialkan
persamaan normal �2 , �32,
terhadap 1 2 � � 4 �
��
��� �
dan θ24, pada persamaan pada(14), (15), dan(14),
(16) berikut ini: �� tidak � �
�3 , �
untuk dan θ� , danmaka θ4 diperoleh persamaan
persamaan (15),
normal dan
untuk �2 , �3 , Copyright
(16) Persamaan © 2017(13),
FT-UHAMKA.
(14), (15), - All rights
dan reserved
(16) ��� dapat
3 4 ������
berikut
dan �ini: pada persamaan (14), (15), dan (16) berikut ini: diselesaikan secara eksak, untuk itu �
diperlukan � � metode
���� � ��� �
� ����� θ , θ , �1��
4
� iterasi untuk mendapatkan �� dugaan
� � bagi�parameter
�� � � ��� ��
���
� ��� � 1 2
2� � ���� dan θ3. Sehingga untuk mendapatkan ��� � �nilai
� dugaan � bagi �1��
parameter θ1, θ2, dan θ3 dapat menggunakan �� ����
������ Newton
2� ��� ��� �metode
� ����� �
Raphson. D. Kurniasari,� ��� � N. Setiawan, Warsono, &
� �
��� ��
� ��� ��� ��� � Metode Newton Raphson adalah salah ����� ���� metode
��satu
� ��� ��� ��� �
�� iteratif yang sering ����digunakan
� � �karena
�� ��� �
����tingkat
�� ���
��������konvergensinya
��� ��
� ���
��� 5. Menggun
�� ��� ��� paling cepat dibandingkan ��� ��� dengan metode lain. Metode ini paramete
�� �� ���� � ��� � ��� ��� ��� ��� ��� ��� �
� �1 � �� ���� � ���� �� ��
�� ���
�� � menggunakan vektor
� ���
� �gradien �atau � vektor �turunan �pertama

� � �� � � �� �
�� �� � �� Vektor gradient atau vector
������� turunan � ��pertama �� ��jumlah �� ��kuadrat
� �� �

�� �� ������� � ��� � � ��� ��� ��� ��� ��� ��� �����

� �1 � �� ���� � ��� �� ��
�� ��
��� ��� � terhadap dari jumlah kuadrat����
parameter-parameter terhadap parameter-parameter
��� dilambangkan��� ��� ���dengan ��� ��(� ���� )
� ��� ��
��
� �� ���
� � dari � �
�1��
�� yaitu:dan turunan ��
� ��� �� ���
kedua �� ��
� ��jumlah
� ��kuadrat
��� �terhadap
��� ��parameter-
��� ��
��� � �� � � ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���
parameternya�� �
atau�disebut
� ��� ���matriks
��� ��Hessian ��� �� ����Berikut
��(H()). � ini �1��
��� ��
�� � �� ���
� �1 � �� ���� � � �� ���� � �� � � �14� �� ��� � ��� � ��
� ����� �
� ����
� � vektor gradien dan ���matriks �� ��� Hessian �� ��� untuk � model � �
produksi
��
� �1 � �� ���� � � �� �� � � �14�
�� ��� ��� ��� ��
������� � �θ
�� �� � ����������
� ��� �� ��
CES dengan parameter � � �� θ1�,� θ2,��θ�3�,��
dan
��

��.� ��
�4 ��� � ��� �
������� ��� ����
������
��� ��� ��� ��� ��� �
Sehingga proses � � yang dilakukan
��iterasi � � ��� �adalah sebagai ��� berikut
:Sehingga proses iterasi yang �� � �
dilakukan adalah sebagai berikut
2 ∑���� ���� �
: � � �
����- �All��
θ��� � �θ� � �H
Seminar� Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. rights reserved
2∑
ISSN No.��� ���� �
2502-8782 �� g� �1��
�� �� �� � ��� � ��
��� ��� ��� � � �1 � �� ���� � ����� �� ���� ��� ��� � � θ��� � θ� � �H g� �1��
��
��� ��� ��� � � �� �1 � �� ���� ��� ��
� �� ��� �� �
���
� Untuk memudahkan melakukan iterasi dengan metode
�� � � ���
��� �� �� ��� ��� �� ��� ������ ���� �� ��� �
� �� Matriks Newton-Raphson.
Hessian atau matriks Untukturunan menduga keduaparameter dari jumlah Persamaan (11)
�1 � �� ���� � �� � � kuadrat Untuk memudahkan
terhadap masing-masing melakukan
parameter iterasi
dilambangkandengan metode
� ��
��� �
��
��� ������� ����
��
� ����� �� ����� maka digunakan
Newton-Raphson. segugus data. Data yang
Untuk menduga parameter Persamaan (11) digunakan dalam
��� �� �� ��� ��� � �����
�� �� ��� � dengan ���� yaitu:
4 4 17.6129 17.6129 0.8569 0.8569
4 0.4080 0.7968
17.6129
0.4080 0.7968
0.8569 4 0.4080
17.6129 2789.2 0.7968
2789.2 0.8569 2789.2 0.7968
0.4080
6sebesar 1.4273. Kita 2789.2juga dapatpercaya percayasebesar sebesar1.427
θ2, dan θMetode Newton Raphson
3 dapat menggunakan metode 5 5adalah
Newton salah
Raphson. satu
5 metode 0 15.0000 0.5000 sebesar 0.5000 1.4273.
14.3384 0.5000 Kita 0.7838 sebesar juga
23933.3 1.4273.
dapat
0.1361 Kita
0.8387 sebesar juga
sebesar dapat
1.4273
1807.8 959
17.2429
17.2429 0.8569
0.8569 0.3607 0.7968
17.2429
0.3607 0.7968
0.8569 55 17.2429
0.3607 2256.7 0.7968
2256.7
17.2429 0.8569
0.8569 0.3607
2256.7 0.7968
0.3607
7nilai 13.4165
0.7968
0.7511
2256.7
2256.7 0.0773 0.8605 Tabel 3 m
1462.8
iteratif
Metode yangNewton
sering digunakan
Raphson adalah karena tingkat
6 6 salah satu
14.3384
14.3384 konvergensinya
0.7838 metode
0.7838
6 0.1361
14.3384
0.1361 0.8387
0.7838
0.8387 661 18.1767
14.3384
0.1361 1807.8
1807.8
14.3384
0.8888
0.7838
0.8387
0.7838
0.5000
nilai
0.1361
1807.8
0.1361 dugaan
dugaan 0.6481
0.8387 �
0.83872 0.6713 � 2berada 15308.0
berada
nilai 1807.8 diantara
dugaan
diantara
1807.8-0.0925 2 0.8770 � 0.1195 nilai
0.1195
berada
nilai dan dugaan
dan
diantara
dugaan 0.69
0.691 �
2 14.7945 0.8569 8
0.8547 12.0346 0.7968 14965.4 masing 1233.6 param
paling
iteratif yang cepatseringdibandingkan
digunakan karena dengan 7 7 tingkat 13.4165
13.4165
metode lain. 0.7511
0.7511
konvergensinya 7
Metode 0.0773
13.4165
0.0773
ini 0.8605
0.7511
0.8605 77 13.4165
0.0773
13.4165 1462.8 0.8605
1462.8 0.7511
0.7511 0.0773
nilai1462.8
nilai
0.0773
9 kesalahan
11.5239
0.8605
kesalahan
0.8605 sebesar
sebesar nilai 1462.8 0.1374.
kesalahan
0.1374.
1462.8 UntukUntuk
sebesar nilai parameter
parameter
nilai kesalahan
0.1374.
kesalahan � U
� g
3 19.7927 0.8569 0.3933 0.7968 0.59391233.6 7907.8 -0.2353 0.8709 95% bagi 1083.4dug3 3
8 8 12.0346 12.0346 0.6713 0.6713
8 -0.0925 0.8770
12.0346
-0.0925 0.8770
0.6713 88 12.0346
-0.0925 1233.6 0.8770
1233.6
12.0346 0.6713
0.6713 -0.0925
1233.6 0.8770
-0.0925
diperoleh
0.8770
sebesar 1233.6
0.2882 dengan diperoleh
95% selang seb k
menggunakan
paling vektor gradien
cepat dibandingkan dengan atau 9vektor
9 metode
turunan
lain. 0.5939 pertama
Metode inidari 4 17.6129 0.8569 diperoleh 10
0.4080 11.2449 sebesar
0.7968 0.4859 diperoleh
0.2882 2789.2 -0.4389
D. sebesar
dengan Kurniasari, 95%
0.84780.2882
diperoleh
sebesar selang
N. dengaseb
999.9
Setiaw
1.427 kep
11.5239
11.5239 0.5939
9 -0.2353
11.5239
-0.2353 0.8709
0.5939
0.8709 99 11.5239
-0.2353 1083.4 0.8709
1083.4
11.5239 0.5939
0.5939 -0.2353
1083.4 0.8709
-0.2353 0.8709 1083.4
1083.4 D. Kurniasari, N. Setiawan
menggunakan
jumlah kuadrat vektor terhadap
gradien atau vektor
parameter-parameter
10
10 11.2449 turunan
11.2449 pertama (��
0.4859
0.4859 dari
�)
10 11.2449 dan
-0.4389
-0.4389 0.8478
0.4859
0.8478
5
10
10 11.2449
17.2429
11.2449
-0.4389 999.9
999.9 0.8478
0.8569
0.4859
0.4859
11
antara
0.3607
antara
-0.4389
-0.4389
11.1649
999.9 0.8478 -1.956
-1.956 0.7968
0.8478
0.4090
sampaisampai
antara 2256.7
999.9
999.9
-0.5856
0.00297.
-1.956
0.00297. 0.8297
Kita
sampai
Kita antara
antara percaya
percaya -1.956
0.00297. 980.3
-1.956 95% 9
6 14.3384 0.7838 12 11.2165
0.1361 0.8387 0.40561807.8 -0.5955 0.8272 nilai dugaan 980.0
turunan
jumlah kuadratkeduaterhadap
dari jumlah kuadrat
parameter-parameter
1111 11.1649 terhadap
11.1649 (�� parameter-
�)
0.4090
0.4090 11 dan -0.5856 0.8297
11.1649
-0.5856 0.8297
0.4090 11
11 11.1649
-0.5856
11.1649 980.34 0.8297
980.3 40.4090
0.4090 17.6129
17.6129 -0.5856
dugaan
dugaan
-0.5856
13
980.3 0.8569
0.8569
11.2135
0.8297
bagi
bagi0.8297
D. berada
berada
4�Kurniasari,
�0.4080 0.4080
0.4053 dugaan 980.3
pada
980.3
0.7968padabagi
0.7968
N.
-0.5963 0.7128
0.7128 �4 2789.2
Setiawan, berada
sampai dugaan
sampai
dugaan
2789.2
0.8272 pada
0.9416.
Warsono, bagi
0.9416.
0.712
bagi
980.0 ��9
&
I - 68 12 12 11.2165 D.
11.2165 Kurniasari,
0.4056
0.4056 12 N. Setiawan,
-0.5955
11.2165
-0.5955 Warsono
0.8272
0.4056
0.8272 12
7
12 11.2165 -0.5955&
13.4165
11.2165 Y.
980.0
980.0 Antonio0.7511
0.4056
0.8272
5
0.4056 17.2429
0.0773
-0.5955
-0.5955980.0 0.8569
0.8605
0.8272
0.8272
4
0.3607
1462.8
980.0
980.0 0.7968 2256.7 nilai kesalaha
turunan kedua dari
parameternya jumlah matriks
atau disebut kuadratHessian terhadap (���). parameter-
Berikut ini 5 0.6713 17.2429-0.0925 0.8569 0.8770 0.3607 1233.6 0.7968 2256.7
vektor gradien dan matriks
1313 11.2135
Hessian
Hessianuntuk
11.2135 0.4053
(���).model
0.4053
13 11.2135
Berikut
-0.5963 0.8272
-0.5963
produksi
ini
0.8272
0.4053 13
8
13 11.2135 12.0346
11.2135
-0.5963 980.0 0.8272
980.0
11.5239 6 0.8569
60.4053
0.4053 14.3384
14.3384 -0.5963
-0.5963980.0 0.7838
0.7838 0.8272
0.8272 0.1361 980.0
0.1361 980.0
0.8387 0.8387 1807.81807.8
4.1diperoleh SIMULAS sebs
(13) parameternya atau disebut matriks 49
510 17.2429
17.6129
7
0.5939
7 13.4165
0.8569
13.4165 4.1 4.1SIMULASI
0.4080
-0.2353
0.3607 Hasil
SIMULASI
0.7511
0.7511
0.7968
0.8709
pada
0.7968 0.0773 Tabel
0.0773 4.12789.2 SIMULASI
1083.4
1
0.8605
2256.7 menampilkan
0.8605 1462.8
95%
4.1
1462.8 bagi dugn
SIMULAS
banyaknya
antara -1.956
11.2449 0.4859 Selanjutnya -0.4389 0.8478 999.9 Selanjutnya
) �2 , vektor
dap CESgradien dan matriks
dengan parameter �1 , Hessian
�2 , �� , dan untuk �4 . model produksi 8 12.0346
8 0.7838 12.0346Selanjutnya 0.6713 -0.0925
0.6713 untukuntuk
-0.0925 Selanjutnya memverifikasi
0.8770 untuk
memverifikasi
0.8770 sebesar
1233.6
1233.6 hasilhasil
memverifik
Selanjutnya analn
1.4273
analisi
Hasil
Hasil padapada Tabel
Tabel 1 1
Hasil menampilkan
pada
menampilkan Tabel 611 1banyaknya
banyaknya
Hasil menampilkan
14.3384
Hasil
11.1649
pada
pada iterasi
iterasi
0.4090
Tabel
9Tabel 1yang
banyaknya
1
0.1361
-0.5856
menampilkan dilakukan
dilakukan
menampilkan
dilakukan iterasi
0.8387
0.8297banyaknya
0.5939 simulasi hingga
simulasi
banyaknya
1807.8
dilakukan
980.3
dengan
berhenti
dengan iterasi
iterasi atau
membangkitkan
simulasi
membangkitkan
konvergen
dugaan
dilakukan dengan bagida sim
m �d
CES dengan parameter � , � , � , dan � . ��� � 712 13.4165 9 0.7511
11.5239
11.5239 0.0773 0.5939 0.8605
-0.2353
-0.2353 0.8709
1462.8
0.8709 1083.4 dilakukan
1083.4
nilai dugaan sim d
��22, , �3 , 1 2 �
yang
4
yangdilakukan �
dilakukan � hingga
yang
hingga berhenti
dilakukan
berhenti atau
hingga
atauyang yang konvergen
konvergen
813 dilakukan
11.2165
berhenti
dilakukan 10
0.4056
dengan
atau
dengan
hingga
10hingga konvergen
11.2449
11.2449
-0.5955
menggunakan
berhenti
variabelatau
variabel dengan
0.4859
0.4859 atau
0.8272
X1, metode
konvergen
-0.4389
X1,konvergen
-0.4389
X2, X2, variabel
dan
980.0
Newton
dan
0.8478 dengan
0.8478
Y.Y. X1, Raphson.
Pembangkitan 999.9
variabel
X2, variabel
Pembangkitan 999.9 Baris
dankesalahan Y.dataX1,
dataite
Pem
����� � � 12.0346
11.2135 0.4053 berhenti
0.6713 -0.0925
-0.5963 0.8770
0.8272 1233.6
980.0 dengan nilai X1, a
�3 , �
menggunakan
menggunakan � � � metode
menggunakan NewtonRaphson. menggunakan
Raphson.
metode 9 Newton Barisiterasi metode
11
iterasi
Raphson. 11 11.1649
11.1649
ke- 0 berdasarkan
Newton
Baris merupakan 0.4090
0.4090Raphson.
iterasi ke- -0.5856
nilai
-0.5856 Baris awal 0.8297
iterasi
0.8297 yang ke- 980.3
dipilih.
980.3 4.1 SIMULAS
Proses
�� metode Newton Baris 12ke- berdasarkan nilai
nilai rata-rata
berdasarkan
rata-rata dan dannilai berdasarkan
simpangan
simpangan rata-rata bakubakn
dan
menggunakan 11.5239 0.5939
metode Newton-0.2353 Raphson. 0.8709 Baris 1083.4
iterasi ke-0 berdasarkan
� ������� � 120.4859 11.2165
11.2165 0.4056 -0.5955
0.4056 -0.5955 0.82720.8272 980.0 diperoleh
980.0Selanjutnya seb d
0��� 0merupakan
merupakan �� � � nilai nilai
0 merupakan
awalawalyang yang 0dipilih.
nilai
dipilih. merupakan
10 11.2449
awal11.1649 Proses
yang
Proses nilai iterasi
dipilih.
iterasi awal dilakukan
-0.4389
Proses yang
masing terus
dipilih.
0.8478
iterasi
variabel menerus
dari Proses
masing 999.9
data sampai
iterasi
pada
variabel buku dari memenuhi
masing
(Rasidin
data pada variab
&Bon B
bu
����� � �� merupakan
11 Hasil
nilai13
pada awal
13
Tabel
0.4090
yang
11.2135 1 masing
11.2135 dipilih.
menampilkan
-0.5856
variabel
0.4053
0.4053 Proses
0.8297
dari
iterasi
-0.5963
-0.5963banyaknya data 0.8272
980.3
pada
dilakukan
0.8272 buku
iterasi (Rasidin
masing
antara
980.0
980.0
dilakukan
&
variab
-1.956 si
dilakukan terus menerus kekonvergenan
mengikuti sampai
mengikuti memenuhi
distribusi yaitu
distribusi mengikuti apabila
normalnormal kriteria[2]. [2].
distribusi �
Data mengikuti
Data �normal
yang yang �dibdis
.�d
[2
�dilakukan terusdilakukan menerus sampai
terus 12memenuhi
menerus sampai kriteria memenuhi kriteria
�dilakukan ��� mengikuti � ��� �dis
������
�� ��������� � terus
��
menerus �1�� sampai yang memenuhi
terus menerus
dilakukan
11.2165 kriteria
sampai
hingga
0.4056 memenuhi
berhenti
-0.5955 kriteria
atau
0.8272 konvergenkekonvergenan
980.0 dengan dugaan
���
variabel
berukuran
bagi X1, 30 4
kekonvergenan yaitu�1�� apabila��� � tersebutberukuran
berukuran �
konvergen30 30 dan danberukuran
pada diulang
diulang iterasi30 sebanyak
sebanyak dan diulang
berukuran
ke-13iterasi 10 10 kali,
dan nilaS kalise
30
� �.� �.��� Proses

�� � kekonvergenan � � � � � yaitu kekonvergenanapabila yaitu
� yaitu
kekonvergenan
��� 13 �� �apabila
apabila
11.2135
���� ��� �
Proses
yaitu
0.4053Hasil �� apabila
-0.5963
pada
���Tabel � �.Tabel Proses
Proses
���
��� �1���
0.8272 tersebut
�� � ���
1menampilkan
�menampilkan ��� konvergen
980.0 �. Proses
���iterasi banyaknya iterasi
�� ����� � � menggunakan
��� ��� metode Hasil
��� pada
Newton diperoleh Raphson. ���
10setset Baris
data.
diperoleh Dengan
banyaknya
ke- menggunakan
10 menggunakan
set data. berdasarkan
diperoleh Dengan 10mass
nilai
tersebut �konvergen padakonvergen
iterasike-13 pada iterasi ke-13 dan diperoleh
iterasi
nilai pada ke-13 10
iterasi data.
digunakan
ke-13 Dengan
digunakan sebagai diperoleh
nilai nilai
dugaa10
tersebut � � konvergen
�� ��� �
� tersebutpada iterasi 0ke-13
tersebut pada dan
merupakan daniterasi
nilai
konvergennilai
yang yang ke-13
pada
nilai pada
dilakukanpada
dilakukan
awaldan
� =
nilai
iterasi
yang
=
hingga
hingga
15, 15,
pada
ke-13
dipilih.
�=0.6,
berhenti
berhenti
=0.6,
dan
� Proses
� = = =
nilai
atau
-0.315,-0.3
pada
ataukonvergen
konvergen
iterasi
dan
� dan
=0.6, �= =

4.1

0.5
masing
= =
0.5
SIMULAS
dengan
dengan
-0.315,
[2]. [2]. variab

dandipe
diper =0�
d
iterasi
iterasi � ke-13� ke-13
� � � digunakan digunakan
iterasi ke-13 sebagai
sebagai iterasi
digunakansebagai
nilai Hasil
nilai ke-13 pada
nilai
dugaan
sebagai
dugaan Tabel
digunakan
dugaan bagi
menggunakan bagi
nilaibagi �
1parameter
menampilkan
1sebagaiyaitu
1parameter
dugaan metode � 2bagi2nilai
yaitu
Newton �
banyaknya �3�Raphson.
dugaan
1 3= 11.2135,
�11.2135,
Raphson. iterasi
2bagi �
Baris 4 4� �
�iterasi =
Selanjutnya
= 0.4053,
3iterasi
1 15, �
ke- 22=0 v
dilakukan menggunakan
terus menerus metodesampai Newton memenuhi � kriteriaBaris � mengikuti
1
dugaan ke-bagi di
pbpp
���� � ���� �� � � yang
� � � dilakukan �hingga
�� � dugaanbagi
dugaan
berhenti bagi
atau
� � � parameter
parameter
konvergen dugaan model
model bagi
dengan
� produksi
parameter
produksi dugaan
dilakukan CES CES
model unt
untuk
bagi sim
parameteryaitu
parameter yaituparameter�����11.2135,
�11.2135, yaitu parameter ����=� = 0.4053,
=0.4053,
�11.2135,
�kekonvergenan 0.4053, 0 0merupakan
yaitu �merupakan
���=��
yaitu�== = 0.5963,
-0.4053,
��--0.5963,
�11.2135,
apabila nilai
masing nilai
dan dan�set
���awal�awal
� 4��=-=
=����
data,
=�yang0.8272
� yang
0.8272
0.4053, ���dipilih.
ditampilkan
dengan
dipilih.
dengan
� �. set �Proses= Proses
��data,
pada
nilai
Proses
-TabelTabel
berukuran
masingS�iterasi sebes
� set
iterasi dat30
� ��� � menggunakan metode Newtonmasing set
Raphson.
�data,�
Barismasing
ditampilkan iterasi pada ke- ditampilkan
masing4.4.
variabel
�� setpada
X1,dat m
0.5963,
0.5963, dan dan �
� �
�= = 0.8272
0.5963,
0.8272 dengan
dan
dengan �� = nilai
0.8272
nilai nilai
0.5963, S�
tersebut S� sebesar
dengan
� dansebesar
� �
sebesar dilakukan
S(
=nilai
dilakukan )
980.
0.8272=
980. S�980. Sehingga
terus
� terus
Sehingga
sebesar
dengan menerusdapat
menerus
nilai dapat
980. dibentuk
sampai
�sampai
dibentuk sebesar model
modelmemenuhi
memenuhi
980. produksi diperoleh
kriteria
kriteria CES 10

� ��� �
� ��� �
� ��� �
� � ��� � � ���� konvergen � �� 13 pada�� iterasi ke-13�� S� ��dan nilai pada
berdasarkan n
�������� ���� �Sehingga 0
Sehinggamerupakan dapat nilai
dibentuk
kekonvergenan awal yang
model yaitu dipilih.
:sebagai
produksi apabila Proses
CES iterasi
�sebagai =data 15, =0 m
�� �� �� Sehingga
���� ��Sehingga ���� ��� �dapat
� �� � ��dapat
�� dibentukmodel
�� ���dibentuk modelproduksi
dapat produksi
dibentuk
produksi
iterasi CES CES
model
CES
ke-13 sebagai
produksi
sebagai
kekonvergenan
sebagai
digunakan berikut
berikutCES :yaitu
sebagai
TabelTabel 4.apabila
4. nilai
Hasil Hasil analisis dugaan
���
analisis ����Tabel
dengan �4.�
dengan
��� �bagi
���� ���
menggunakan
Hasil
menggunakan .���1.Proses
� �masing
analisis Proses
Tabel
data
dengan
�4.
hasil
variab
hasil
Tabel 4.2ran
men HHr
dilakukan terus menerus sampai
���
b
��memenuhi kriteria

�������� ���������� ���������� �������������� � dugaan bagi S
berikut: : �berikut : tersebut konvergen pada iterasi ke-13 �dan nilai pada
SET �.����
: yaitu
� � � �
berikut berikut
parameter tersebut ���konvergen
�11.2135,�SET
SET pada
�= iterasi
���0.4053,
SET ke-13 �� = dan ��nilai
��-����.���� ���pada
SET
mengikuti disd�
�� � �
��.����
� ����� �������� kekonvergenan �.���� iterasi yaitu apabila �DATA
DATA
11.21��.41�
��� � � ���� DATA
����
� . �.���
Proses masingDATA
DATA � ��set da
�.����
S
���� ��� �� ��
����� � �����
���� ��� �� �� ���� ��� �� ��
� �1�� �.����
iterasi
� ke-13
ke-13 �.���� digunakan
digunakan ��� sebagai
�.����
sebagai
�.���� � nilai
nilai dugaandugaanberukuran bagi bagi 30�
0.5963, dan �= 0.8272 � Untuk dengan memperoleh
nilai informasi
� sebesar tentang
980. keragaman dar
� �
������ ���� ��
�11.21��.41�
11.21��.41� ��� � � �
��.����
��.����
��
� � 11.21��.41�
�.����.��� ��.����
��.����
��
� �tersebut
���
��.���� � �
���.����
11.21��.41�
� �.���
11.21��.41�
�.���� ��2�� ��2��
��.���� ��.����
��.���� �

�.����� �.���
�.��� 1�2��
��.����
��.���� S��� ��
� �.���� �2��
������� ��� �� � ���
�� � ��� �� �� konvergen parameter
� pada
yaituiterasi1 � ke-13
�����model
9.94419.9441 dan
�.����
nilai
10.3762
0.3762 pada
�����sebagai
-0.5689
9.9441
-0.5689
=0.4053,0.4053, 0.9198
1 1
0.9198
0.3762
�����persama
9.3
-0
9.9
� =- 10 -4. Hsd
� �
��� � � ���� �� ��Untuk Untuk

memperoleh
memperoleh
� �
������ �Untuk
�1��
informasi
informasi memperoleh tentang
tentang Sehingga
Untuk keragaman
informasi
keragaman
Untuk memperoleh
memperoleh parameter
dapat
daridari
tentang dibentuk
model informasi
model
keragaman
informasi yaitu
maka model dilakukan
tentang
dari
tentang � �11.2135,
�11.2135,
produksi
keragaman
keragaman analisis CES ragam
dari
dari =�model
model pada diperoleh
model =Tabel
� ��������� � ��
� �� � �� � ��
�� ���� �� � � �� iterasi ke-13 digunakan
0.5963, Hasil
dan � sebagai
dari analisis nilai ragam dugaan diperoleh bagi sebagai = 2
berikut:
15, 10
=0
��������� ���������� ���maka

�� maka
� ��
� ��dilakukan
��dilakukan
���� �� � �analisis
maka dilakukan
�� ����analisis ragampada
ragam pada maka
analisis
model model
berikut
maka dilakukan
ragam :persamaan
persamaan
dilakukan 0.5963,
pada analisis
analisis (20).
model
(20).� dan ���=� =0.8272

ragam
persamaan
ragam 2 2
pada0.8272
pada 10.4071
model
(20).
model

dengan
10.4071
dengan persamaan
persamaan
2
nilainilaiS�S�
0.4171
0.4171
� (20).
�� ��
-0.4996
10.4071
-0.4996
(20). �
� sebesar sebesar
� 1 SET
0.9199
0.4171
0.9199
2 980. 980.210.
� -0m 5
parameter Untuk yaitu memperoleh � �11.2135, informasi � tentang
= 0.4053, keragaman � = - dugaan bagi
� � ���
� ���� ��� � ��� ���� ��Hasil
�� Hasil
� ���dari
�� dari
� �� �� analisis
analisis
� ��������ragam
�� �Hasil
ragam diperoleh
dari analisis
diperoleh Hasilberikut:
sebagai
ragam
sebagai
Hasil dari
berikut:
diperoleh
dari analisis
analisis Sehingga
Sehingga ragam
sebagai
ragam � dapatdibentuk
diperoleh
dapat
berikut:
diperoleh 3 dibentuk
sebagai
3sebagai � modelmodel
berikut:
berikut:
10.2377
10.2377 �.���� produksi
produksi
30.4165
0.4165 � CES CES sebagai
-0.4979
10.2377
-0.4979 sebagai
DATA 3
30.9248
0.4165
0.9248 -09p
10
10.
dari
0.5963, � �model 11.21��.41� �maka
dan berikut�� = 0.8272 dilakukan
��.����
� �.���
dengan analisis � 2.ragam
��.����
nilai
Tabel ���
Analisis
S�
� pada

�.���� ragam model
sebesar �2��
dari 980.
model pada masing persamaan set dat
(20
������� ������ ������ �������
persamaan (20). berikut
Hasil

:dari analisis
: ragam Source 4 ragam diperoleh
10.3814 DF0.4166 sebagai
40.4166 Sum of Square 0.4166
-0.4963
10.3814
1
4 Mean Squ
40.9195 10
-01
9
Sehingga proses iterasi yang dilakukan adalah sebagai berikut Tabel
Tabel 2. 2. Analisis
Analisis ragam
ragam dari
Tabel
dari 2.model
model Untuk
Sehingga
Analisis
padapada ragam memperoleh
persamaan
persamaan dapat
Tabel
dari
Tabel 2.
(20)(20)
model
2. dibentuk
Analisis
pada
Analisis informasi
persamaan
ragam model
dari
dari
4model
tentang
(20)
model produksi
pada
pada
10.3814
keragaman
persamaan
persamaan CES dari
(20)
(20) model
sebagai -0.4963
�.�����.����
0.9195 10.
Model 4 ��.���� 198958 � 2 49739.610
Source
Source DF DF
Source SumSum of of Square
Square berikut:
makaDF Source dilakukan
Mean Mean
Sum �analisis
ofSquare
Square Square���11.21��.41� ragam
DF11.21��.41� MeanSumSquare pada
of ��.����
Square
��.���� model �� �.��� persamaan
�.���
Mean ��.����
Square ��(20).
�-0.4897
�.���� �2�� �2��
:
Sehingga proses iterasi proses
Sehingga yang dilakukan
iterasiModel yang adalahdilakukan sebagai berikut
adalah sebagai
198958 Hasil
berikut Source
Model : DF
44memperoleh
Sum
Error 5of 5�Square
198958 sebagai
� 10.3489 10.3489 Mean
21 �5 Square
0.4261
0.4261� 980.0
49739.6 keragaman dari
�.����
-0.4897
10.3489 0.92685Tabel
50.9268
0.4261 46.6647 10
4.10.
-0 H7
:
Model 4
4Model 198958 4Model dari analisis
49739.6
198958
49739.6 UntukUntuk ragam
memperoleh diperoleh
49739.6
198958
Uncorrected informasi
informasi Total berikut:tentang
tentang49739.6
25
�.���� keragaman
199938 dari SETmodel3model 10
berikut : Error 46.6647 21 980.0 6 6 ��.���� 10.273 46.6647 60.4104 10.273 -0.5121 DATA 6
60.9222
0.4104 106
Error
Error 21 21
Error 980.0
980.0 21Error
� 46.6647
980.0
� 11.21��.41�
Uncorrected maka
Totalmakadilakukan�25
21
��.����
dilakukan 46.6647
�980.0�.��� analisis
analisis
199938 � ragam
10.273
ragam ���.���� 46.6647
pada
0.4104
pada �2��
model
model
-0.5121
persamaan
persamaan
0.9222
(20).
4
(20). -0 10
10
Uncorrected
Uncorrected �H �� Total 25
Total 25
Uncorrected 199938
199938 Total 25Uncorrected 199938 Total 25 199938
θ��� � θ� � g� �1�� Untuk memperoleh TabelHasil 2.Hasil
Analisis informasi
dari dari ragamanalisis
analisis dari tentang
ragam
7model
ragam7
Berdasarkan keragaman
pada diperoleh
diperoleh
9.6506 persamaan
9.6506 hasil dari
sebagai (20) model
sebagai
70.3475
0.3475
analisis berikut:
berikut:
9.6506
-0.622
ragam -0.622 pada0.3475 17
70.9196
0.9196
Tabel 9.
2, 9.6 -0
d6
θ��� � θ� � �H �� g� �1�� maka Source dilakukan analisis DF ragam
informasi
Sumpada of Square model Mean Square (20).
persamaan 5 10
Berdasarkanhasil
Berdasarkan hasilanalisis
analisisragam
Berdasarkan ragam hasil
pada pada Berdasarkan
Tabel
analisis
Tabel
Berdasarkan
Model 2,diperoleh
ragam
2, hasil
diperoleh
pada
hasil analisis
Tabel
4 analisis 2,
198958 ragam8 bahwa
8 diperoleh
ragam pada
pada 10.1754
10.1754 derajat
Tabel
Tabel 49739.62, bebas
2,80.3989
0.3989 diperoleh
diperoleh dari -0.5252
10.1754
-0.5252 model0.3989 adalah
28
0.9196
0.9196 4.
10
-01
Untuk memudahkan melakukan iterasi dengan metode Hasil dari analisis ragam Tabeldiperoleh
Tabel 2. 2. Analisis
Analisis sebagai
ragamragam berikut:
dari dari model model pada pada persamaan
persamaan (20) (20) 8 10.
informasi bahwa
informasi bahwa derajat bebas dari model derajat
informasi bebas
bahwa dari informasi
model
derajat
informasi Error adalah
bebas
adalah bahwa
bahwadari 4.
4. Derajat derajat
Derajat
model
derajat 21
Source bebas 9dari
bebas
bebas
adalah 980.0 menyatakan
dari
4. model
Derajat
model banyaknya
adalah
adalah 46.6647 4. informasi
Derajat
4. Derajat yang 6bebas dig1
Newton-Raphson.
Untuk memudahkan Untuk
melakukanmendugaiterasi parameter dengan Persamaan metode(11) Uncorrected Total Source 25 untuk 199938 9DFDF 9.809 Sum
9.809 Sum of of Square
Square 90.3628
0.3628 Mean
-0.5973 Mean
-0.5973
9.809 Square Square 39
90.9201
0.3628
0.9201 10
-0 93
9.
bebasbebasmenyatakan
menyatakanbanyaknya banyaknya
bebas menyatakan informasi
informasi bebas
banyaknya
bebasyang yang menyatakan
bebasbebas
menyatakaninformasi digunakan
digunakan
Model banyaknya
Model yang
banyaknya bebas mendapatkan
informasi
digunakan
informasi 4
4 pada yang
yang 198958 jumlah
bebas
bebas
198958 kuadrat
digunakan
digunakan dengan
49739.649739.6 kata 7
lain te9
maka digunakan
Newton-Raphson. segugus
Untuk menduga data. parameter
Data yangPersamaan digunakan(11) dalam Tabel 2. Analisis ragam dari model persamaan (20)
Untuk memudahkan untukmelakukan
untuk mendapatkan
mendapatkan iterasiuntuk dengan
jumlah
jumlah metode
kuadratdengan
mendapatkan
kuadrat untuk
dengan
jumlah
untuk kata
Source mendapatkan
kata lainterdapat
kuadrat
lain
mendapatkan Error
terdapat
dengan
Error jumlah
jumlah
DF 4parameter
4 kata kuadrat
lain
kuadrat
Sum of
1021
10terdapat yang
dengan
21 10.0673
dengan
Square digunakan
10.0673
kata
4980.0980.0
kata Mean lain
lain 10
0.4269 untuk
0.4269
terdapat
terdapat
Square memperoleh
-0.4791
10.0673
4446.6647 0.4269
-0.4791
46.6647 104jumlah
10
0.9347
0.9347 -0k
10
10. 8
makapenelitian
digunakan ini didapat
segugusdari data.buku Data (Rasidin
yang digunakan& Bonar, 2006) dalam[2]. parameter Berdasarkanyang hasil
Uncorrected
Uncorrected
digunakan analisis Total
Total
untuk Jumlah ragam 25 25 pada
kuadrat
memperoleh Tabel
199938
199938 model
jumlah 2, diperoleh
diperoleh
kuadrat dengan 8mensubt 10
Newton-Raphson. Untuk parameter
menduga
parameter yangyang
parameterdigunakan
parameter
digunakan untuk
yang
Persamaan
untuk memperoleh
digunakan
memperolehparameter
Model jumlah
untuk
jumlah yang
Berdasarkan kuadrat
memperoleh
kuadrat
digunakan hasil
4 jumlah
untuk
analisis
198958 kuadrat
memperoleh
ragam pada jumlah
49739.6 Tabel kuadrat 2, 5 10
Gugus ini
penelitian datadidapat
terdiri dari
dari bukuinput(Rasidin
modal (X &1), input2006)
Bonar, tenaga[2]. kerja informasi
Jumlah
Error bahwa
kuadrat derajat 21 nilai
model bebas dari dengan
dugaan
diperoleh
980.0 model
yang
dengan adalah
didapat
mensubtitusikan
46.6647 4. dalam
ke DerajatpersamaanDari jumlah
(11) maka digunakan segugus Jumlah
Jumlah data. kuadrat
kuadrat
Data model
model
yang Jumlah diperoleh
kuadratdengan
diperoleh
digunakan dengan
model Jumlah
diperoleh mensubtitusikan
diperoleh
mensubtitusikan
kuadrat
informasi dengan
model bahwamensubtitusikan
diperoleh derajat
DariDarihasil bebas
hasilpendugaan mensubtitusikan
pendugaandari model
Daridiatas diatas
hasil kita kitatentukan
pendugaan tentukan9
Daridiatas has
nila
hasini 9
(X2),data
Gugus dan terdiri
tingkatdari produksi
input(Y). modal (X1), input tenaga kerja bebas
nilai menyatakan
Uncorrected
dugaan banyaknya
Total Berdasarkan
yang Berdasarkan
didapat 25
selisih
ke informasi
199938
dalam hasil
hasilantara analisis
persamaan yang
analisis bebas
ragam
pengamatan ragam
jumlah digunakan
padapada Tabel
ke-�,
kuadrat Tabel 2,
2,set
yaitu diperoleh�6data
diperoleh
� denga
10
dalam penelitian ini nilai
didapat nilaidugaan
dugaan
dari buku yangyang
(Rasidindidapat
nilai
didapat &keke
dugaan dalam
dalam
Bonar, persamaan
yangpersamaan
didapat
nilaiadalah kejumlah
dugaan 4. jumlah
dalamyang
Derajat kuadrat
persamaan
kuadrat
didapat
bebas ke jumlah
dalam
masing-masing
menyatakan
masing-masing kuadrat
persamaanbanyaknya jumlah
parameter
masing-masing
parameter informasi kuadrat
daridari 10 10 masing-masin
parameterset data
masing-masing � dari
dan dan
(X2), danNilai tingkat awal grid bertujuan
produksi (Y). untuk menentukan nilai awal untuk�mendapatkan informasi
informasi jumlah bahwa
bahwa kuadrat dengan
derajat
derajat �yaitu bebas bebas kata dari
�jumlah lain
dari model terdapat
model 4 4.
adalah
adalah
10
4.Derajat
Derajat 10
yang
Nilai 2006)
baik.awal [2].
gridGugus
Pemilihan dataawal
nilai
bertujuan untukselisih
terdiri
selisih ynag dari antara
antara
baik
menentukaninput pengamatan
modalnilai (X
selisih
pengamatan
menggunakan ), input
antara
1 grid
awal ke-�,
ke-�, selisih
yaitu
pengamatan
yaitu
selisih
yang ��antara
�bebasantaradengan
ke-�,
� dengan pengamatan
yaitu
nilai
pengamatan
digunakan nilai �tengahnya

untuk ke-�,
dengan
dijadikan
ke-�,
dijadikan mendapatkan � .sebagai
yaituJumlah
nilai
sebagai �� kuadrat
dengan
�dijadikannilai
dengan
nilai yang nilai
pendugaan
kuadrat sebagai
pendugaan nilai diperoleh dijadikan
bagi bagi
nilai
dijadikan sebesar
7
param
pendug
paramet seb
seb 19
9.
parameter Berdasarkan
� yang bebas hasil
digunakan
bebas menyatakananalisis
menyatakan �
untukJumlah ragam
memperoleh
banyaknya
banyaknya pada informasi
kuadrat Tabel jumlah
informasi

tengah 2, modeldiperoleh
kuadrat
yangyangbebasdi bebas
peroleh digunakan
digunakan dari perba
tenaga kerja (X ), dan tingkat
tengahnya produksi
tengahnya �
� .�
� . (Y).
Jumlah
Jumlah kuadrat
tengahnya
kuadrat � yang
.
yang
� Jumlah tengahnya
diperoleh
diperoleh kuadrat
dengan
tengahnya sebesar �

sebesar
yang
kata . Jumlah
lain 198958.
diperoleh
198958.
�.kuadrat
Jumlah terdapat kuadrat
kuadrat sebesar
4 yang
parameter
produksi
yang
produksi diperoleh
198958.
diperoleh
CES. yang
CES. sebesar
digunakan
Diperoleh
produksi
sebesar
Diperoleh 198958.
untuk
nilai
198958.
nilai CES. dugaan
dugaan Diperoleh produksi
untuk untuk
produksi � �
nilai
1=
� CES= dug
1 10.1 10
4CES.
yangyaitu
baik.dengan cara memilih
Pemilihan nilai awal nilai
ynag yang baik memiliki
menggunakan jumlah kuadrat grid informasi Jumlahbahwa untuk derajatmodel bebas
mendapatkan diperoleh dari model
jumlah dengan adalah
kuadrat mensubtitusikan4.
dengan Derajat kata lain 8
terdapat � 4has10
2
Jumlah untuk
kuadrat mendapatkan
tengah antara
model jumlah
jumlah
di peroleh kuadrat
kuadrat dari dengan
model
perbandingan kata
dengan lain terdapat
derajat Dari bebas �
terkecil.
yaitu dengan Berikut Nilai
cara iniawal
memilih nilaigrid
hasil iterasi
yang Jumlah
Jumlah
bertujuan
Newton
memiliki kuadrat
kuadrat untuk
jumlahRaphsontengah
tengahJumlah model
model
menentukan
kuadrat kuadrat
yang di di peroleh
tengah
peroleh
bebasmemperoleh
nilai Jumlah daridari
model
menyatakan
dugaan perbandingan
kuadratdi
perbandingan
jumlah
yang peroleh
parameterbanyaknya
didapat kuadrat
tengahyang dari
model perbandingan
0.3999,
0.3999,
ke informasi
dalam di peroleh
digunakan � �
�3�untuk
persamaan =3untuk
yang dari
=-0.5288,-0.5288,
0.3999,
bebas perbandingan
jumlah
memperoleh dan dan
digunakan � � �
=4�=jumlah
�3�jumlah
kuadrat 4-0.5288, 0.3999,
=0.9227.
0.9227.
0.3999, 9 dan
kuadrat Sehing �
Sehin �
�3�39==
antara jumlah parameter
kuadrat yang
dengan
model digunakan nilai
dengan kuadratderajat memperoleh
tengah bebas modelmodel, sebesar kuadrat
masing-masin
49739.6. Pa 4
diperoleh
terkecil. nilai
Berikut dengan
awaliniyang menggunakan
hasil baik.
iterasi antara
antara
Pemilihan jumlah
jumlah
nilai nilai
Newton awal kuadrat
kuadrat
Raphson antara
yangynag
awal model
jumlah
model
dipilih
yang dengan
kuadrat
dengan
baik untuk antara derajat
derajat modeljumlah
Jumlah
mendapatkan bebas
dengan
bebas model,
kuadrat
kuadrat model,derajat
jumlah
Jumlah model
model bebas
dibentuk
dibentuk
kuadrat
kuadrat dengan model,
model
diperoleh
dengan
model model derajat produksi
produksi
kata
diperoleh
� dengan bebas
dibentuk
lain CES model,
CES
model
men­
terdapat
dengan berdasarkan
berdasarkan
4 dibentuk
produksi
dibentuk
mensubtitusikan data
CES
data mod
has
mode ha
be
selisih nilai
dengan antara kuadrat Jumlah
pengamatan tengah kuadrat
model,model ke-�, model yaitu
diketahui
sebesar diperoleh � dengan
�derajat
49739.6. dengan
Pada nilai
bebasnya mensubtitusikan
galat dijadikan
21berikut
10dengan seb
berdasarkan
diperoleh denganjumlah
menggunakan menggunakan
grid kuadrat
yaitu dengan
dengan nilainilai
yang
dengan nilai
paling
awal
cara kuadrat
kuadrat yang
memilihdengan
kecil tengah
tengah dengan
dipilih
nilai model
nilai
model
yangkuadrat sebesar
sebesar tengah
dengan
parameter
subtitusikan
tengahnya
49739.6.
49739.6. model
nilai yang
� .
Pada
kuadrat
nilai
Pada
sebesar
digunakan
nilai
nilai
Jumlah
galat
galat
tengah
dugaan
dugaan
dugaan
49739.6.
kuadrat
model
untuk
yang
yang yang
yang
Pada
berdasarkan
berdasarkan sebesar
memperoleh
didapat
didapat
didapat
galat
diperoleh kedata
data
ke ke49739.6.
pada
dalam
dalam pada
berdasarkan
jumlah
dalam
sebesar Tabel Pada
Tabel
persamaan 1,galat
kuadrat
persamaan
persamaan198958.
1,sebagai
datasebagai
jumlah pada
jumlah berdasarkan
berikutTabel
berdasarkan kuadrat
kuadrat : 1,: 10 se
dad
model,
model, diketahui
diketahui model,derajat
derajat bebasnya
diketahui
bebasnya model,
derajat
model, 21 21 dengan �
diketahui
dengan
bebasnya
diketahui jumlah derajat
jumlah 21
derajat kuadratnya
dengan bebasnya
bebasnya jumlah sebesar 21
21 dengan980.
dengan Artinya,
jumlah
jumlah produksi
kesalahan CES
mode
berdasarkan memiliki
menggunakan jumlah jumlah
grid kuadrat
yaitu kuadrat
�1 = 15, yang �2 =paling
terkecil. �3 =kecil
0.5,Berikut 0.5ini dan dengan
hasil
�4 = iterasi
0.5. Jumlah kuadrat model diperoleh dengan mensubtitusikan � ��� � dengan
�� jumlah
kuadratnya Jumlah kuadrat
kuadrat
selisih
sebesar selisih
selisih tengah
antara
980. antara
antara model
didapat pengamatan
pengamatan
pengamatan
Artinya, di peroleh
sebesar kesalahan jumlah ke-i,
ke-�,ke-�,
dari yaituyaitugalat
perbandingan
yaitu
kuadrat
model �
yang dengan
yaitu 980.nilai
0.3999, nilai � 3m
� =
menggunakan Newton yaitu �1 =yang
gridRaphson �2kuadratnya
15, kuadratnya
= 0.5, �3 =sebesar
diperoleh sebesar
0.5
dengan dan �980.980.Artinya,
kuadratnya
4 = 0.5.
menggunakan Artinya,
sebesar kesalahan
nilai 980.
kesalahan
kuadratnya
dengan
antara dugaan Artinya,
nilai
jumlah
model
model
sebesar
yangtengahnya
tengahnya
kuadrat
yangyang
kesalahan
didapat 980.
� ke

model
� .
model
Artinya,
dalam
Jumlah
Jumlah
� �� dengan

yang
kesalahan
persamaan
kuadrat
kuadrat
1�.19��.39�
1�.19��.39� derajat yang
yang �
model
jumlah diperoleh
diperoleh
��.����
bebas
��.���� �
yang
kuadrat
model,

1�.19��.39�
� sebesar
�.���
�.��� ��.����
��.���� �
��.����
��
198958. Dari


�.����
�.����
� has
1�.19�
� �.�� d
didapat
didapat sebesar jumlah
didapat kuadrat
sebesar galat
jumlahdidapat
yaitu980. 980.
kuadrat sebesar tengahnya
jumlah
galatjumlah yaitu 980. � .
kuadrat Jumlah galat kuadrat
yaitu yang
980. diperoleh sebesar 198958.�
dibentuk � 1�.19�
�.����mod
�.����
iterasisebesar jumlah kuadrat galat yaitu
didapat sebesar kuadratke-�, galat yaitu 980. � � � � �
nilai awalTabel yang1. Hasil
dipilih prosesberdasarkan dengan jumlah
nilai kuadrat yang selisih
sebesarnilai
dengan antara
198958. kuadratpengamatan
Jumlah tengah model
kuadrat yaitu
sebesar
tengah � � didengan

49739.6.
3.model di Pada dari
peroleh nilai
galat
dari masing-masin
, ��� , ��� , dan ���dp
perbandingan
���berdasarkan
Jumlah kuadrat tengah Tabel model Selang peroleh
kepercayaan untuk perbandingan
paling Tabel awal �
kecil1.dengan
� = 15, �
Hasil proses � = 0.5,
menggunakan � � = 0.5
iterasi dengangrid dan � � = 0.5
nilai yaitu θ = 15, θ = tengahnya
model, � . Jumlah
diketahui
� antara kuadrat
derajat
jumlah yang
bebasnya
kuadrat
Parameter diperoleh model 21
Dugaan sebesar
dengan
dengan Std.198958.jumlah
derajat
Error dijadikan
� 2�� 2�model,
bebas
Approksimasi model,
Dengan 95%Cseb0
� Iter ��awal �� = 15, �� �� = 0.5, ���� = 0.5 dan��Tabel Tabel
�� = 0.5 3. 3.
Sum Selang
Selang
of Squares kepercayaan
Tabel
1kepercayaan 3.untuk
2 untuk ����
Selang Jumlah
,����kepercayaan
,��,���
�,��,��dan ��antara
Tabel
,Tabel
dan �� kuadrat
3. Selang
�untuk
�3. ���jumlah
Selang � , tengah
kepercayaan
, ��kepercayaan kuadrat
��� , dan Dengan
��Dengan
model
untuk
� untuk
model
��� �di
�� parameter
���,, �parameter�dengan
��, ���,peroleh
,� � , dan
dan �� �Dengan

��
distribusi
derajat
dari parameter
distribusi bebas � ��.3999.distribu
�.3999
Dengan
0.5, θ3 = 0.5 dan θ = 0.5. Jumlah
kuadratnya kuadrat
sebesar tengah 980. model�
Artinya, ditengah
peroleh
kesalahan11.2135dari 1.4273
perbandingan
model 8.2453 produksi CES.
14.181
Iter 0 �15.0000 ��0.50004 ��0.5000Parameter Parameter
��0.5000SumDugaan ofDugaan
23933.3Parameter
Squares Std.
Std. ErrorDugaan
Error Parameter
Approksimasi
perbandingan
Approksimasi
ParameterStd. Error 95%CI
95%CI dengan
dengan Dugaan
antara
Dugaan nilai
Approksimasi nilai
jumlahStd.
Std. kuadrat
kuadratError
�koefisien

95%CI
kuadrat
koefisien
Error tengah �1�model
Approksimasi
�Approksimasi
model
1 � �model
0.40532�� 2koefisien
dengan � sebesar
��sebesar
95%CI
95%CI derajat
�.���1.
�.���1.
0.1374 �1yang
49739.6.
49739.6.�Kombinasi
Kombinasi �0.1195 �Pada
Pada
koefisien
2 �koefisien
galatgalat
input
input
��.���1.
� 11mo
�0.691
1�.19� K� d�
m
1

18.1767 0.8888 0.5000 � � 0.6481 11.2135
11.2135
15308.0� 1.4273
1.4273 antara
11.2135 didapat
8.2453
8.2453 �� jumlah
sebesar
1.4273 14.1817kuadrat
model,
14.1817 jumlah
model,
11.2135
8.2453
11.2135 model
kuadrat
diketahui
1.4273
diketahui
1.4273

dengan
galat
14.1817 yaitu
derajat
8.2453
derajat
8.2453 derajat
980. bebasnya
bebasnya bebas
14.1817
14.1817 model,
21 21 dengan
dengan 0.3999,
dan jumlah
jumlah
tenaga �� ke =b
0 15.0000 0.5000 0.5000 �0.5000
� 23933.3
D. Kurniasari,

N. Setiawan, bebas ��
Warsono, model, & dengan
Y.
0.4053 Antonio nilai dan
0.1374
dan
kuadrat
Copyright
tenaga
tenaga tengah
0.1195
©0.1195 kerja kerja
2017 49739.6. ��
FT-UHAMKA.
dan
model �� ) )
tenaga
untuk
� �0.6911 untuk
sebesar
- All
menghasilkan
kerja
menghasilkan
I - 5
rights reserved
�� dan � ) untuk
tenaga produ
produk me
3ke
0.4053
0.4053 �� 0.1374 0.1374 0.40530.1195
0.1195
dengan ���� 0.1374 0.6911
0.6911
nilaiPada kuadrat 0.1195 0.1374 0.6911 dibentuk mod
galattengah model sebesar Pada galat
1 2 18.1767 14.7945 0.8888 0.8569 0.5000 �� 0.7968 15308.0
0.8547��0.6481 14965.4 kuadratnya
0.4053 sebesar 980. Artinya, 0.6911 kesalahan model yang
49739.6. kuadratnya model, sebesar diketahui 980. Artinya,
derajat bebasnya kesalahan 21 model yang
2 3 14.7945 19.7927 0.8569 0.8569 0.8547 0.3933
Tabel 1. Hasil Copyright 0.7968
proses
0.7968
Copyright ©©
iterasi 2017 14965.4
2017
dengan
7907.8
FT-UHAMKA.
Copyright-©All
FT-UHAMKA.
nilai -2017
All rightsmodel,
FT-UHAMKA.
rights Copyright
reserved
reserved
Copyright diketahui
©
-©All 2017
Tabel didapat
rights
didapat
2017 Selangderajat
FT-UHAMKA.
3.FT-UHAMKA.
reserved
-0.5963 sebesar
sebesarkepercayaan -bebasnya
All
jumlah
jumlah
- All
0.2882
rights
untuk
rights kuadrat ��21
reserved

kuadrat
reserved
-1.1956

, �� ,galat�dengan
� �galat
, dan � � jumlah
�yaitu
Seminar
Seminar
yaitu 0.0029980. 980.
Nasional
Nasional berdasarkan
TEKNOKA
TEKNOKA Dengan
Seminar keke Nas
- 2,da-
3 19.7927 0.8569 dengan � � jumlah Dugaan kuadratnya sebesar
Error 980. Artinya,95%CI kesalahan
�0.3933
awalSeminar �� = 0.7968
� = 15, Nasional 0.5, �TEKNOKA
� = 0.5 dan ke
7907.8
�� =- 2,0.5
Vol. 2, 2017 kuadratnyaParameter
�� sebesar0.8272 980.Std. Artinya,
0.0550 Approksimasi
kesalahan
0.7128 model 0.9416yang koefisien ISSN �1NoN
ISSN
model�� yang didapat 11.2135 sebesar 1.4273 jumlah kuadrat 8.2453 galat14.1817 yaitu� 980.
Iter �� Seminar �� Nasional�TEKNOKA� �ke
� ISSN Sum
- 2, Vol.No.2, of Squares
2502-8782
2017 didapat sebesar jumlah kuadrat
Tabel
Tabel 3. 3.galatSelang
Selang yaitu 980. untuk
kepercayaan
kepercayaan untuk ,��
��,� �
��� ,�� ,�dan
��,� � � , dan ���dan ��� tenaga k
0 15.0000 0.5000 0.5000 0.5000 23933.3 � � 0.4053
Parameter 0.1374 Dugaan Std. 0.1195 Std. Error 0.6911 Approksimasi 95%CI
� � 1�.19�
ISSN No. 2502-8782 Parameter
Tabel 3 menampilkan selang kepercayaan untuk masing- Dugaan Error Approksimasi 95%CI
1 18.1767 0.8888 0.5000 0.6481 15308.0 CopyrightTabel © 2017 FT-UHAMKA.
� - All
11.2135 rights
11.2135 reserved
1.4273 8.2453 14.1817 k
3.��Selang
� kepercayaan untuk 1.4273��� , ��� , ��� , dan8.2453 ��� 14.1817
2 14.7945 0.8569 0.8547 0.7968 14965.4 masing parameter. ���� Untuk parameter
0.40530.4053 Approksimasi
0.1374 1 , selang
�0.1374 0.1195 kepercayaan0.6911
0.1195 0.6911Dengan
3 19.7927 0.8569 0.3933 0.7968 7907.8 Parameter
95% bagi dugaannya
Dugaan Std. Error
antara 8.2453
-0.59638.2453 dan 0.288214.1817
95%CI
dengan galat0.0029
-1.1956 0.0029
d
�� ����
11.2135 1.4273 -0.5963 0.2882 -1.1956
14.1817 koefisien �1 �
4 17.6129 0.8569 0.4080 0.7968 2789.2
sebesar 1.4273. �Kita
�0.4053 juga dapat
0.82720.8272 percaya 0.05500.0550 sebesar 0.7128 95%
0.7128 bahwa 0.9416
0.9416
b
5 17.2429 0.8569 0.3607 0.7968 2256.7 � � � � 0.1374 0.1195 0.6911 dan tenaga kem
6 14.3384 0.7838 0.1361 0.8387 1807.8 nilai
�� dugaan -0.5963 �2 berada0.2882 diantara -1.1956 0.1195 dan 0.6911 0.0029 dengan
baja masing-m
7 13.4165 0.7511 0.0773 0.8605 1462.8 ��
nilai kesalahanTabel
0.8272Tabel3 30.0550
sebesar menampilkan
menampilkan
0.1374.
0.7128selangkepercayaan
Untuk selang parameterkepercayaan
0.9416
�3 galat yang untuk untukmasing- masing- d
8 12.0346 0.6713 -0.0925 0.8770 1233.6
model adalahp
diperoleh sebesar masingparameter.
masing parameter.
0.2882 dengan UntukUntuk 95% parameter
parameter selang �kepercayaan � , selang kepercayaan
1 , 1selang kepercayaan dengan meng
9 11.5239 0.5939 -0.2353 0.8709 1083.4 Tabel -1.956 3 menampilkan selang kepercayaan untuk95% masing-
10 11.2449 0.4859 -0.4389 0.8478 999.9 antara Tabel 3 menampilkan sampai 0.00297. selang Kitakepercayaan percaya untuk bahwa produksi rangk
11 11.1649 0.4090 -0.5856 0.8297 980.3 masing dugaan parameter.
bagi � Copyright Untuk
Copyright
berada © © parameter
2017
pada 2017 FT-UHAMKA.
FT-UHAMKA.
0.7128 �
sampai , selang
- -
All Allrights
0.9416. kepercayaan
rights reserved
reserved
masing-masing4 parameter. Untuk parameter , selang 1
12 11.2165 0.4056 -0.5955 0.8272 980.0
13 11.2135 0.4053 -0.5963 0.8272 980.0 kepercayaan 95% bagi dugaannya antara 8.2453 dan
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
4.1 SIMULASI
14.1817 dengan galat sebesar 1.4273. Kita juga dapat
Selanjutnya untuk memverifikasi hasil analisis diatas
Hasil pada Tabel 1 menampilkan banyaknya iterasi dilakukan simulasi dengan membangkitkan data untuk
yang dilakukan hingga berhenti atau konvergen dengan variabel X1, X2, dan Y. Pembangkitan data dilakukan
menggunakan
Copyright © 2017 metode FT-UHAMKA. Newton - All rightsRaphson.
reserved Baris iterasi ke- berdasarkan nilai Seminar rata-rata Nasional danTEKNOKA simpangan ke - 2,baku Vol. 2, 2017 masing-
ISSN No. 2502-8782
0 merupakan nilai awal yang dipilih. Proses iterasi masing variabel dari data pada buku (Rasidin & Bonar, 2006)
dilakukan terus menerus sampai memenuhi kriteria mengikuti distribusi normal [2]. Data yang dibangkitkan
kekonvergenan yaitu apabila ��� � ��� � � ���� �. Proses berukuran 30 dan diulang sebanyak 10 kali, sehingga
tersebut konvergen pada iterasi ke-13 dan nilai pada diperoleh 10 set data. Dengan menggunakan nilai awal yaitu
iterasi ke-13 digunakan sebagai nilai dugaan bagi �1 = 15, �2 =0.6, �3 = -0.3 dan �4 = 0.5 [2]. diperoleh nilai
7 13.4165 0.7511 0.0773 0.8605 146
8 12.0346 0.6713 -0.0925 0.8770 12
9 11.5239 0.5939 -0.2353 0.8709 10
10 11.2449 0.4859 -0.4389 0.8478 9
11 11.1649 0.4090 -0.5856 0.8297 9
12 11.2165 0.4056 -0.5955 0.8272 9
13 11.2135 0.4053 -0.5963 0.8272 9
D. Kurniasari, N. Setiawan, Warsono & Y. Antonio I - 69
Hasil pada Tabel 1 menampilkan banyak
yang dilakukan hingga berhenti atau konverg
niasari, N. Setiawan,percaya Warsono, sebesar& Y.95% Antonio bahwa nilai dugaan θ2 berada diantara I-5 mengindikasikan bahwa menggunakan
jika dengan menggandakanmetode Newton keduaRaphson. Baris
0.1195 dan 0.6911 dengan nilai kesalahan sebesar 0.1374. 0 merupakan
input akan meningkatkan produksi rangka baja sebesar nilai awal yang dipilih. Pros
dilakukan D. Kurniasari,
terus menerus N.sampai
Setiawan, Warsono
memenuh
2789.2N. Setiawan,95%
asari, Untuk
Warsono,bagi dugaannya
parameter
& Y. Antonio θ3 antara
galat yang 8.2453 dan 14.1817
diperoleh sebesar dengan 0.2882 Igalat
-5 82.72%.
2256.7 sebesar 1.4273. Kita juga dapat percaya sebesar 95% bahwa kekonvergenan yaitu apabila ��� � ��� � � ���
dengan 95% selang kepercayaan antara -1.956 sampai Elastisitas substitusi
1 1
Hal iniN. tidak
1807.8
2789.2 95% bagi dugaannya antara 8.2453 dan 14.1817 dengan galat Elastisitas tersebut � D.
� 2�122. Hal
Kurniasari,
konvergen pada iterasi ke-13 dan ini Setiawan, Wa
1462.8 nilai
0.00297. dugaan Kita�2percaya berada 95%diantarabahwa 0.1195
dugaan danbagi 0.6911θ4 berada dengan 1�� �1����2��� meto
2256.7 sebesar 1.4273. Kita juga dapat percaya sebesar 95% bahwa
1233.6
1807.8 nilai kesalahan
pada 0.7128 sampai 0.9416. sebesar 0.1374. Untuk parameter � 3 galat yang menunjukan
menunjukan bahwa iterasi 1ke-13
input-input
bahwa input-input mudah
mudah digunakan sebagai 2.
disubstitusikan.
1 disubstitusikan. nilai Dari
dugt
nilai dugaansebesar �2 berada diantara 0.1195 dan 0.6911 dengan Elastisitas parameter
substitusi efisiensi � � � 2�122.yang
� 1 ����11�213, Hal ini
1083.4
1462.8
999.9
diperoleh 0.2882 dengan 95% selang kepercayaan Koefisien
Koefisien dugaan
dugaan parameterparameter yaitu
1��efisiensi
�1����2��� =�11.2135,
11.213, ��� = 0.405
untukm
1233.6 nilai
antara kesalahan-1.956 sebesar sampai0.1374. 0.00297. Untuk Kita parameter
percaya�395% galat bahwayang mengindikasikan
yangmenunjukan presentase
bahwa0.5963,
mengindikasikan perubahan
input-input
presentase ���teknologi
dan perubahan =mudah (perubahan
disubstitusikan.
teknologi
980.3
1083.4 yang disebabkan bukan oleh modal dan D. D.0.8272D.
Kurniasari,
input tenaga
dengan
Kurniasari,
Kurniasari, kerja).
nilai S���
2.� seD
pada
N. Setiawan,
N.N.Setiawan,
Setiawan, Wars
Warso
980.0
999.9
diperoleh
4.1 SIMULASI
dugaan bagisebesar
� 4
0.2882
berada pada dengan
0.7128 95%
sampai selang
0.9416. kepercayaan Koefisien
(perubahan yangdugaan parameter
disebabkan
Sehinggabukan efisiensi
oleh
dapat modal
��
dibentuk
1 �dan input
11�213,
model yang
produksi CES
0.596 u
Artinya bahwa D. Kurniasari,
peningkatan N.perubahan
produksi Setiawan,
rangka Warsono,
baja & Y. Antonio
D. Kurniasari, N.
980.0
980.3 antara
Selanjutnya-1.956 untuk sampai memverifikasi
0.00297. Kita hasil percaya analisis 95% diatas bahwa mengindikasikan
tenaga kerja). Artinya presentase
Tabel
Tabel 1.bahwa
Tabel
1. 1.
Hasil
berikut
Hasil peningkatan
:
Hasil
proses
proses proses
iterasi
iterasi iterasi
dengan
dengan nilaidisebabkan
teknologi
produksi
dengan
nilai (perubahan
rangka
nilai D. �Kurn
980.
��� p
980.0 dugaan
4.1 bagi
SIMULASI � berada pada
dilakukan simulasi dengan membangkitkan data untuk 0.7128 sampai 0.9416. bajayang oleh perubahan teknologi sebesar 11.213%.
disebabkan disebabkan awaloleh
awal �bukan
awal
��perubahan
= �=15,15, ����=oleh
�= 15,
0.5, ��modal
��=
�=�0.5,
teknologi
0.5, =
0.50.5 dan=�
�sebesar
�dan dan 0.5
�� =input
dan
=0.50.5 ��tenaga
= 0.5 kerja).
11.213%. �produ
���
� nila0
4 Tabel 1. Hasil proses iterasi dengan nilai ��� 1. Hasil -0.5963 �.����
0.2882
Tabel 1. Hasil Tabel proses iterasi prosesdengan nilaidengan
iterasi
980.0
yaknya iterasi Selanjutnya untuk memverifikasi hasil analisis diatas Selanjutnya
IterIter Iter
Artinya ��
��bahwa ��akan ���� diperiksa
peningkatan ���� ���11.21��.41�
produksi ��kestabilan � �Sum
���rangka ��.����
�Sum
� baja parameter-
of ofSum
� Squares
Squares of
�.���
disebabkan
��.����
Squares
3. � �.����
Dari
variabel X1, X2, dan Y. Pembangkitan data dilakukan � awal � = 15, � = 0.5,
� Selanjutnya
0 0 15.0000
� = 0.5
0�yang15.0000
15.0000
dan akan
� � =
0.5000
0.5000
0.5 diperiksa
0.5000 0.5000
0.5000

awal kestabilan
�� = 15,
0.5000 0.5000
0.5000 awal �= �
�0.5000 ���0.5, parameter-
=23933.3
15,���
23933.3
=� = 0.5 0.5,
23933.3
0.8272

dan���= � =0.50.5dan �� = 09
0.0550
vergen dengan 4.1 SIMULASI
dilakukan
berdasarkan simulasi
nilai rata-rata dengandanmembangkitkansimpanganIterbakudata �masing-
� untuk��parameter oleh
parameter � perubahan
1 1 � 18.1767 1 yang
18.1767
�� diperoleh
18.1767
teknologi
diperolehSum
Iter
0.8888
0.8888
Untuk
0.8888
melalui
�0.5000
� Iter
melalui
memperoleh
sebesar
of Squares
0.50000.5000 � simulasi.
11.213%.
�0.6481
�simulasi.
0.6481

informasi
0.6481 ��15308.0 Nilai-nilai
�Nilai-nilai
15308.0
tentang
����
15308.0
keragaman
Sum �of Tabe
mode
� Squares Tab
Sump
aknya iterasi ke- Selanjutnya
variabel X1, untukX2, memverifikasi
dan Y. Pembangkitan hasil 0 analisis
data15.0000 diatas
dilakukan 0.5000 parameter pada
0.5000Selanjutnya 0.5000 Persamaan
0 akan maka
23933.3
15.0000 (20)
dilakukan
diperiksa dianggap
0.5000 analisis
kestabilan sebagai
0.5000 ragam nilai
pada
parameter-
0.5000 model23933.3 persa
aris iterasi masing variabel dari data pada buku (Rasidin & Bonar,0.8888parameter 2 2 2
14.7945
14.7945 14.7945
pada Persamaan 0.8569
0.8569 0.8569 00.8547
0.8547
(20)
15.0000
0.8547 0.7968
0.7968
dianggap
0.5000
0.7968Tabel 3 nilai
sebagai 14965.4
14965.4 0.5000
menampilkan
14965.4 0.5000
masing3. m2D
masing
rando
selang
rgen dengan dilakukan
berdasarkan simulasi
nilai dengan
rata-rata membangkitkan
dan simpangan 1 18.1767
data
baku untuk
masing- parameter 0.5000 sebenarnya,
parameter
3 3 3 0.6481
19.7927
19.7927 yang
19.7927 1 sedangkan
0.8569
0.8569
15308.0
Hasil18.1767
diperoleh
0.8569 dari
10.3933
0.3933 nilai-nilai
analisis
0.8888
18.1767
melalui
0.3933 0.7968
0.7968 ragam parameter
0.5000
0.8888
simulasi.
0.7968 diperoleh
7907.8
7907.8 pada
0.6481
0.5000 sebagai
Nilai-nilai
7907.8 berikut:
15308.0
0.6481
95%95% bag95
ba 1
Proses iterasi 2006) mengikuti distribusi normal [2]. 2 Data 14.7945yang0.8569parameter 0.8547 4sebenarnya, 0.7968 2 sedangkan
14965.4
14.7945 20.4080 nilai-nilai
0.8569
14.7945 masing
parameter
0.8547
0.8569 parameter.
pada
0.7968
0.8547 Untuk 14965.4
0.7968 dan
param 1m
ris iterasi ke- variabel
masing X1,
variabel X2, dari dan
data Y.pada Pembangkitan
buku (Rasidin data
& dilakukan
Bonar, 2006) persamaan 4 4
parameter (21)
17.6129
17.6129 sebagai
17.6129
pada 0.8569
0.8569 nilai
Persamaan 0.8569 0.4080dugaan 0.4080
(20) parameter
0.7968
0.7968 dianggap 0.7968 Persamaan
2789.2
2789.2 sebagai 2789.2 nilai sebesar
sebesar se
enuhi kriteria dibangkitkan berukuran 30 dan diulang sebanyak 10 kali, (20). 3 19.7927 0.8569 persamaan 0.3933
5 17.2429
5 untuk 17.2429
0.7968
5 (21)17.2429 sebagai 3
0.8569
0.8569
7907.8
19.7927
nilai
0.8569 dugaan
30.3607
0.3607 0.8569
19.7927
0.3607 parameter
0.7968
0.7968 95% 0.3933
0.8569
0.7968 bagi
Persamaan dugaannya
2256.7
2256.7 0.7968
0.3933
2256.7 antara
7907.8
0.7968 diben
8.24r
roses iterasi berdasarkanmengikuti distribusi nilai rata-rata normaldan[2].simpangan Data yang 4 baku masing-
dibangkitkan
17.6129 0.8569 0.4080 6 memeriksanya
parameter sebenarnya,
0.7968 4 2789.2dilakukan
sedangkan
17.6129
Tabel
40.136117.6129
perhitungan
2.
0.8569
Analisis
nilai-nilai ragam
0.4080
0.8569
bias
dari
parameter bagipada
model
0.7968
0.4080
pada persamaan
nilai
nilai
2789.2
0.7968 (21) ni
dug dd
��� � �. Proses masing sehingga diperoleh 10 set data. Dengan5 menggunakan (20). 6 6untuk
masing-masing 14.3384 14.3384
memeriksanya
14.3384
parameter 0.7838
0.7838 0.7838
dilakukan
dengan 0.1361
Source 0.1361
menggunakanperhitungan
0.8387
0.8387 sebesar
0.8387
DF rumus 1.4273.
bias
1807.8
1807.8 Sum 1807.8
bagi
berikutof Kita
Square juga dapat
Mean
nuhi kriteria berukuran variabel 30 dari dandata pada buku
diulang sebanyak (Rasidin 10&kali, Bonar,
17.2429 2006)
sehingga 0.8569 persamaan
0.3607 7 0.7968
7 7 13.4165 13.4165 (21)0.7511
13.4165 sebagai
5
0.7511
2256.7
17.2429
0.7511 nilai
50.0773
0.0773 dugaan
0.8569
17.2429
0.0773 0.8605
0.8605 parameter
0.3607
0.8569
0.8605 1462.8
1462.8 Persamaan
0.7968
0.3607
1462.8 0.7968 4.
2256.7
Bias ni
an nilai pada mengikuti nilai awal10 yaitu θ1 = normal
15, θ2 = 0.6, : masing-masing parameter Model
dengan menggunakan nilai 4 dugaan 198958
rumus �2 berada nilai
nilai
diantarad kes
4973 ke
diperoleh distribusi
set data. Dengan [2]. 3 = -0.3
θData
menggunakan yangdan nilai4 = awal
6 θdibangkitkan
14.3384 0.5 [2]. yaitu0.7838 0.1361 8 0.8387
(20).
8 8 12.0346 untuk
12.0346 6
memeriksanya
12.0346 0.6713
0.6713
1807.8
14.3384
0.6713 6 dilakukan
-0.0925
-0.0925 0.7838
14.3384
-0.0925 0.8770
0.8770 0.1361
0.7838
perhitungan
0.8770 1233.6 0.8387
0.1361
bias bagi
1233.6 1807.8
0.8387
21 1233.6
� �. Proses
�� 7 13.4165 0.7511berikut 0.0773 0.8605 7� 1462.8 Error 980.0 diperol
diperoleh 46.66
-1.02 diU(
dugaan bagi berukuran diperoleh 30 nilaidan dugaan bagi parameter model produksi : 13.4165 7 � 0.7511
13.4165 nilai kesalahan
0.0773
0.7511 0.8605
0.0773 sebesar 0.1374.
1462.8
0.8605
Bias � = 1233.6
E(� �8) – �12.0346 � .0.6713 25 (22)rumus
9 11.5239 0.5939 -0.2353 0.8709 1083.4
�1 = 15, �2 =0.6, �3 =diulang -0.3 dan sebanyak
�4 = 0.5 10 8 kali,
[2]. diperoleh
12.0346 sehingga nilai
0.6713 D.
9 9
masing-masing
Kurniasari,
11.5239
11.5239
-0.0925 10 0.8770 N.
0.5939
parameter
0.5939

Setiawan,
8
-0.2353
dengan
-0.2353
Uncorrected
Warsono,
12.0346 Total
&
0.8709
menggunakan
0.8709
Y. Antonio
-0.0925
1083.4
1083.4 1999380.8770 berikut antara
antara
1233.6 ini an
m-B
n nilai �pada
4053, �� = - diperoleh CES untuk 10 set masing-masing
data. Dengan set data, ditampilkan pada :10 10 11.2449 11.2449 11.2449 0.48590.4859
0.4859 -0.4389
-0.4389 -0.4389 0.8478
0.8478 diperoleh0.6713
0.8478 999.9 999.9 -0.0925
sebesar 999.9 0.2882 4. 0.8770 deng
dugaan bagi parameter modelmenggunakan
produksi D. CES 9 nilai
Kurniasari, untuk awalmasing-
11.5239
N.
yaitu
Setiawan, 0.5939 -0.2353 11 0.8709
Warsono, & Y. Antonio
11.1649 9 1083.4
11.5239
0.4090 9 0.5939
11.5239
-0.5856 -0.2353
0.5939980.3
0.8297 0.8709
-0.2353I -
980.3 5 1083.4
0.8709
dugaan baik
dugaan du
dugaan 11 11 11.1649
11.1649 0.4090
0.4090
I 10- I5parameter -0.5856
-0.5856 0.8297
0.8297 980.3 0.00297.b-
� sebesarbagi
D.Tabel
D.Kurniasari,
Kurniasari,
4.� =0.6, N.�N. Setiawan,
Setiawan, Warsono,
Warsono, &Tabel
Y. Y.
& Antonio
Antonio Bias dari0.8478 suatu - 5�11.2449 adalah �0.8272 antara
suatu -1.956
nilai (22) yang sampai0.8478
980. �masing 1 = 15, set 3 = -0.3 dan
2 data, ditampilkan pada = 0.5
�4Tabel 4.[2].101.diperoleh
11.2449
Hasil prosesnilai 0.4859
iterasi dengan12 -0.4389
nilai
12 11.2165 12
11.2165 11.2165 Bias
0.4056
0.4056 �999.9
0.4056=�Berdasarkan
�E(�-0.5955
10
-0.5955
� -0.5955 � ) – 0.8272
0.4859
11.2449 � � . -0.5963
hasil -0.4389
0.4859
0.8272 analisis (22)
0.2882
980.0
980.0 0.8478
ragam
-0.4389980.0 -1.1956 pada999.9 Tabel 2
053, ��� = - dugaan bagi parameter model produksi awal
CES
11
�� =untuk 11.1649
15, �� =masing- 0.4090
0.5, �� = 0.5menyatakan
dan �13 -0.5856
�= 130.511.2135
11.2135
0.8297
13 seberapa11.2135 11 jauh
0.4053
0.4053
980.3
11.1649
informasi
0.4053 � suatu
11
�-0.5963
-0.5963 bahwa0.4090
11.1649
-0.5963 0.8272
0.8272 dugaan
penduga0.8272
derajat -0.5856
0.4090bebas
0.8272 bagi0.0550
980.0
980.0 �0.8297
(statistik)
-0.5856
4dariberada
980.0 pada
0.8297
0.7128
model 980.3 0.71i
adalah
CES
1.el Hasil sebagai
proses iterasi dengan
1. Hasil proses iterasi dengan nilai nilai Tabel 1. Hasil proses iterasi
�� �� �
Iter
dengan nilai
-0.5963
-0.5963
12�� 11.2165 0.2882
�0.2882 -1.1956
0.4056 �
�-1.1956
� -0.5955 0.0029 -0.5963
0.0029 12 11.2165
0.8272 0.2882
980.012 11.2165 -1.1956
0.4056 -0.5955
0.4056
0.0029
0.8272
-0.5955 Kepusta
4.1
0.8272 4.1
980.0 SIM 4.b
SIM
� � Sum of Squares
menyimpang dari parameternya. Nilai ini merupakan selisih
=� sebesar
�15,
= 15, =980.
�� =��0.5, = masing
�� =��0.5
0.5, dandan
0.5 set
�� =�Tabel
�0.5
= 0.5data,awal
4. Hasil ditampilkan
� = 15,
analisis
� � =
dengan
� pada
0.5,
0
� =Tabel 4. �data
0.5
��menggunakan
� dan � = 0.5
���15.0000 0.8272
0.5000 hasil
130.8272 random
0.0550
11.2135

0.05500.4053
0.5000 0.7128
0.5000 0.7128
�-0.5963
Bias Bias
23933.3 0.9416
dari dari
0.8272
0.9416
0.8272suatu suatu bebas
13parameter
0.0550
980.0
11.2135 menyatakan
parameter
13 adalah
0.7128
0.4053
11.2135 adalah banyaknya
suatu -0.5963
0.4053 suatu0.9416
nilai informasi
nilai
0.8272 yang
yang
-0.5963 yang
0.8272 980.0 bebas
Selanju
Selanjutn Se
antara nilai harapan bagiuntuk 4.1jumlah SIMULASI
��Iter 1parameternya dengan penduganya.
��of Squares �� �� �� Sum of Squares Tabel
mendapatkan 3suatu
menampilkan selang
kuadrat kepercayaan
dengan [1]kataDra lai u
CES
������ �� sebagai
�� �� ��SET Sum Sum of Squares 1 18.1767 0.8888
��23933.3 0.5000
Sum Of 0.6481 menyatakan
menyatakan Hasil
Hasil
15308.0 Hasil
pada
pada
seberapa seberapa
pada
Tabel
Tabel Tabel
jauh jauh
1menampilkan 1 menampilkan
menampilkan
suatu penduga penduga
banyaknya
banyaknya banyaknya
(statistik) (statistik)
iterasi
iterasi iterasi dilakuk di
000
0.5000 �2��
0.5000
0.5000 0.5000 0
0.5000DATA 15.0000
23933.3
23933.3
��0.5000 ��0.5000 �0.5000
� Square Semakin dekat dengan nol dapat disimpulkan Selanjutnya semakin untuk
baik dilakuka
memverifi Kepu
���� 2 14.7945 0.8569 0.8547 0.7968 Tabel
menyimpang
yang 3 menampilkan
dilakukandari masing
selang
parameter
parameternya.
hingga parameter.
kepercayaan
yang
berhenti Nilai digunakan ini
atau Untuk
untuk
merupakan untuk
konvergen parameter
masing- memperoleh
selisih
dengan� , selang
jumlaTer
888
0.8888 0.5000
0.5000 0.6481 1 Tabel
18.1767 4.
15308.0
Hasil analisis
0.8888 dengan
0.5000 Tabel
menggunakan
Tabel 3 menampilkan
0.6481 data
3 menampilkanhasil
Hasil
15308.0 random selang
pada selang kepercayaan
Tabel 1yang
yang
kepercayaan 14965.4
menampilkan
menyimpang dilakukan
untuk
dilakukan untuk
dari masing- hingga
hingga
masing-
banyaknya
parameternya. Hasil berhenti
berhenti
pada iterasi
Nilai
Hasil Tabel atau
atau
ini
pada merupakankonvergen
konvergen
1Dan menampilkan
Tabel
dilakukan 1selisih dengan
dengan
nilaibanyaknya
menampilkan
simulasi variabe
1variabel
dengan bany va
itm
man
��� dari model 0.6481 2SET114.7945
15308.0
9.9441 0.37623 19.7927
-0.5689 0.8569
0.9198 Sum 0.3933
3.5271Of suatu
0.7968
masing penduga
antara 7907.8
nilai
parameter. untuk
harapan
Untuk menduga 95%
bagi Jumlah
parameter parameter.
bagi
parameternya dugaannya
kuadrat
� , selang model
dengan apabila
antara 8.2453
diperoleh
kepercayaanpenduganya. dan
dengan 14.1817 mens
[1] Gra
569
0.8569 0.8547
�2�� 0.8547 0.7968 0.7968
DATA 14965.4
14965.4�� 0.8569 �� 0.8547 masing
4masing � 0.7968
parameter.
17.6129 parameter.
yang
� 14965.4
0.8569UntukUntuk
dilakukan parameter
0.4080
Square parameterhingga �
0.7968 menggunakan
,
antara selang
menggunakan
� ,
1 berhenti menggunakan
selang
nilai2789.2kepercayaan
harapan metode
metode
kepercayaan
atau konvergen
yang bagi metode Newton
Newton
parameternya
dilakukan
yang Newton
dengan Raphson.
Raphson.
hingga
dilakukan dengan
1 Raphson. Baris
berhenti
hingga
variabel Baris
penduganya. Baris
X1, iterasi
iterasi
atau
berhenti iterasi
X2, ke- ke-
konvergen
atau
dan ke- berdasa
berdasar
konve
Y. debe
Pe
biasnya 1
0 dugaannya
dapat diartikan bahwa penduga yang kediperoleh
� �
ersamaan (20). 0.7968 nilaisebesardugaan 1.4273. yang Kita
didapat juga dapat
dalam percaya
persamaan sebesar ana
jum
0Semakin dekat dengan nol dapat disimpulkan semakin baik masing
��� 3
569
0.8569 0.3933
0.3933 0.7968 219.7927 7907.8
7907.8
10.4071 0.8569 0.4171 0.3933 -0.4996
95%595% bagi 0.7968 0.91997907.8 5.9521
bagi dugaannya
dugaannya antara
antara 8.2453
8.2453 dan95%dan
0Newton
Semakin bagi
14.1817
14.1817
0 2256.7
merupakan
merupakan dengan
dekat dengan
merupakan dengan galatantara
nilai
nilai galat nilai
awal
nol awal 8.2453
dapat awal
yang yang dan
disimpulkanyang 14.1817
dipilih.
dipilih. dipilih. dengan
Proses
Proses
semakin Proses
baik galat
iterasi
iterasi iterasi masing mv
ankut:dari0.4080 model 4 1 17.6129 9.94410.85690.3762 0.4080 17.2429
-0.5689 0.7968 0.9198menggunakan
0.85692789.23.5271 0.3607 metode 0.7968
adalah suatu penduga Raphson.
penduga tak bias.
untuk Baris
menggunakan iterasi
menggunakan
menduga ke-
metode parameter.
D. Newton
berdasarkan
metode
Kurniasari, Dan Raphson.
Newton
apabila
N. nilai
Setiawan, Baris
rata-rata
Raphson.
nilai [2] � iteras
Warsono dan
Ba
Site
569
0.8569 0.4080 0.7968 0.7968 2789.2
2789.2
sebesar
6sebesar 1.4273.
14.3384 1.4273. Kita Kita
0.7838 juga juga dapat
0.1361dapat percaya sebesar
percaya
0.8387 sebesar 1.4273.
sebesar1807.8 95% 95%Kitabahwa juga
bahwa nilai
dapat
selisih dugaan
percaya
antara � sebesar
D. berada
pengamatan D.
Kurniasari, 95% diantara
Kurniasari, bahwa
ke-�,N. 0.1195
N. yaitu
Setiawan,
Setiawan, dan
� Wars
mengik
mengiku de
m0.
W
rsamaan
569
0.8569 0.3607(20). 0.7968
0.3607 5
0.7968 317.2429 2256.7 10.2377
2256.7 0.8569 0.4165 0.3607 -0.4979 0.7968
D. 0
Kurniasari,merupakan
0.9248 2256.7N. Setiawan,
9.7973 nilai awal dilakukan
dilakukan
suatu
Warsono, dilakukan
penduga
yang
Berdasarkan
biasnya & Y.
0
terus
terus
untuk
dipilih.
Antonio
dapat 0 terus menerus
menerus
menduga
Proses
merupakan
perhitungan
diartikan 0menerusmerupakan sampai
sampai
parameter.
iterasi
nilai
diperoleh
bahwa
sampai 2
awal
penduga
memenuhi
memenuhi
Dan
masing
nilai bias-bias memenuhi
apabila
yang variabel
awal
yang kriteria
nilai
dipilih.
I -
yang
bagi 5darikriteria
kriteria
diperoleh data
Proses
dipilih. pada�
Apl itPb
6 2 14.3384 10.4071 0.7838 0.4171 7
nilai 13.4165
-0.4996
nilai
0.1361 dugaan
dugaan
0.8387 � 0.7511
0.9199
� beradaberada
1807.8 0.0773
5.9521
diantara
diantara
0.8605
0.1195nilai
0.1195 dugaan
dan dan
1462.8
0.6911 �
0.6911 berada
D.
dengan
dengan diantara
nilai
Kurniasari,
tengahnya �
0.1195
kesalahan N.
� . Setiawan,
Jumlah dan
sebesar � 0.6911
kuadrat 0.1374.
Warsono, dengan
yang Untuk
& Y.
diperoleh parameter
Antonio sebesa
beruku
berukura be
838
0.7838
ut: (20) 0.1361
0.1361 0.8387 0.8387 1807.8
1807.8 dilakukan terus menerus biasnya
kekonvergenan kekonvergenan
kekonvergenan 0
sampai dapat 2 diartikan
memenuhiyaitu
yaitu
dilakukan �yaitu
bahwa
apabila
apabila apabila
kriteria penduga
teruskuadrat ���
� ���� �
menerus ���
�yang
mengikuti
�� � ��� diperoleh
����

sampai � � . .
���
� Proses
Proses
distribusi � .
memenuhiProses
normal kri [2
1dilakukan 2 =terus menerus sampai memen
maan 2 0.6713 Tabel 1. Hasil proses
=-1.021, iterasi dengan -0.0054,nilai ��Eko
masing-masing parameter 3� =dengan
0.0675
8 12.0346 2 -0.0925 0.8770 1233.6 Tabel 1. Hasil proses iterasi dengan nilai
7 413.4165 10.3814 0.4166 -0.4963 0.91951462.8 11.1745 adalah penduga Tabel tak0.1374.
1.bias.�diperoleh
Hasil proses
Jumlah �sebesar
iterasi dengan
��� ���
tengah nilai
���
0.2882 �model � �
di 95%diperoleh
peroleh
� � [2]
selang
dari pe �
511 Square
0.7511 0.0773
0.0773 0.8605 0.8605 1462.8Tabel0.7511
1462.8 1. Hasil 0.0773
nilai
proses 9nilaikesalahan
iterasi 0.8605 nilai
kesalahan
dengan sebesar
sebesar 0.1374.
0.1374. Untuk Untuk nilai
parameter kesalahan
parameter
adalah penduga� � sebesar
galat
-0.5963 ��yang
galat
tak =bias.yang 0.2882 Untuk =-1.1956 parameter berukuran �0.5
0.0029 galat 30 yang dan diulang diperol dis�
Mean 3 12.0346 10.2377 0.4165 -0.4979
11.5239 0.9248
0.5939
��kekonvergenan
9.7973
-0.2353 yaitu0.8709
Tabeldan
��tersebut
tersebut
apabila tersebut
� 4 =proses 1083.4���awal
konvergen
konvergen
Berdasarkan
3 � konvergen
awal awal
� 15,
kekonvergenan
� � 0.0550 = pada
�15,
���� =
pada
= 0.5,
15, pada
� �. jumlah
� =
kekonvergenan
perhitungan
�iterasi
iterasi =
Proses
0.5,
� �0.5
0.5,=iterasi
dan
yaitu0.5
� ke-13
ke-13 =
� 1diperoleh �0.5
dan = �ke-13
0.5
dan
apabila dan
�yaitu = dan� 3� =
dan
nilai
nilai
0.5
apabila
�bias-bias
� nilai
pada
pada bagi pada �
� percaya �.�� PerPr
�0.0955.
3
713
0.6713 -0.0925
-0.0925 0.8770 8
0.8770 1233.6
1233.6
awal
0.6713
�� = 15, �0.4261
-0.0925
� = 0.5, �� =-0.4897
0.8770
0.5 dan =0.9268
0.5
1233.6 1. Hasil
diperoleh � sebesariterasi ���
0.8272 Untuk
dengan
0.2882

parameter
nilai


antara
antara

dengan
��
-1.956

95%�
0.7128

dan
kuadrat

sampai
selang � �
didapat

model
kepercayaan
0.9416 ���
0.00297. bias
��� �
dengan Kita�
-0.5963
��� ���
derajat
� 0.28

be �
49739.6
aan (20)-0.2353 9 4 511.5239 10.3489
1083.40.5939
diperoleh
diperoleh
10
-0.2353 11.2449 sebesar
0.8709 sebesar 0.2882
0.4859 0.2882
1083.4 dengan
-0.4389
7.7197 dengan 95%
awal0.8478
��Iterselang
��95% 15,Iter
iterasi
iterasi
= �selang
=Iter
iterasi
Berdasarkan kepercayaan
��� kepercayaan
�999.9
ke-13
ke-13
0.5, � �
=�ke-13
0.5 � ��� =�0.5
digunakan
digunakan
perhitungan
dan � �� �� �� �� ��diperoleh
�digunakan sebagai
sebagai
diperoleh sebagai nilai
Sum
��2Sum
nilai
bias-bias
of
nilai
Squares
Sum
of10
�dugaan
dugaan
ofset
Squares Squares
dugaan
bagi data.
bagi
bagi 0.8272bagi
[3] �1��=1 =0.055
���
Dengan 15,
Ho �15 m
939
0.5939
46.6647 -0.2353 0.8709 0.8709
Iter �� 1083.410.3814 �� 0.4166 �� 11 -0.4963 ��
11.1649 tersebut
0.9195
Sum of Squares
0.4090 konvergen
11.1745
-0.5856 pada
dengan
antara
0.8297 0 iterasi
�nilai
masing-masing
0 -1.956
15.0000 980.3
0�15.0000
�ke-13
negatif.
sampai
15.0000 tersebut
0.5000 0.5000dan
Artinya
parameter dengan
0.5000 nilai
dugaan
0.00297.
0.5000 ��
konvergen
nilai
tersebut nilaipada
dugaan
=-1.021,
Kita
1 0.5000 konvergen
kuadrat
bagi �0.5000
0.5000 �
pada

4 berada
percaya yang
=
0.5000tengah
23933.3
�didapat
iterasi
-0.0054, pada
pada
95% model �
� ke-13
0.7128
bahwa
23933.3 =dari0.0675
iterasi
sebesar dan
sampai ke-13 nilai
49739.6
0.941 dadu3
1
ean Square
859
0.4859 -0.4389
-0.4389 0.8478 10 11.2449 999.9 0.4859 antara
antara
-0.4389 -1.956
-1.956sampai
0.8478 sampai 999.9
Iter 0.00297.
0.00297.
�� Kita Kita��percaya percaya � 95% 95% bahwa
�bahwa Sum of0.5000
Squares �
2
= 15, 23933.3

3
=0.6, � = -0.3 dugaan
dugaan
Tabel dan
Tab
00.8478 6
15.0000 999.9
10.273
0.5000 0.4104
0.5000 -0.5121
0.5000 0.9222
iterasi0980.3
23933.3 ke-136.0664 digunakan hasil 1parameter
parameter
masing-masing parameter
sebagai
simulasi =�4yaitu
1�18.1767 yaitu
memilikinilai yaitu
parameter �
�pada� dugaan
�nilai �
�parameter
�11.2135, bagi
�11.2135,
=-1.021, �
�yang
��
�= ==dan �0.4053,
0.4053,
lebih
� =15308.0
-0.0054, 0.4053,
� 2kecil �
�dari �=� =bias
�nilai �
-�-�21 =masing
- deng Ma
��11.2135,
12 11.2165 0.4056 -0.5955 0.8272 1 18.1767 980.0 0.8888 �
iterasi ke-13
0.5000 digunakan
0.6481 �sebagai
15308.0 dugaan
9739.6 11 5 11.1649 10.3489 0.40900.4261 -0.5856-0.4897 0.82970.9268
� �berada pada 7.7197
15.0000
0.7128 Tabel
dugaan
0.5000
sampai dan 3�
bagi
0.5000 0.0955.
18.1767
menampilkan
berada
0.5000 0.8888 Untuk
� model,
0.8888
selangiterasi
parameter
0.5000
0.7128

23933.3 0.5000ke-13
diketahui
kepercayaan
sampai 0.6481�
� 1� digunakan
1 derajat
0.6481
0.9416. untuk � 2didapat
bebasnya
15308.0
masing- sebagai

3
nilai
masing mspd
090
0.4090 -0.5856
-0.5856 0.8297 10.8297 980.3980.3 dugaan
dugaan bagi bagi berada pada 0.7128 2 0.9416.
sampai 0.9416.
4
12 18.1767 0.8888 0.5000 13 0.6481
11.2135
0.82724 parameter 15308.0
40.4053 980.0 -0.5963 0.8272
� nilai 14.7945
2parameter 980.0
2 14.7945 14.7945
�� �0.8569
sebenarnya �
0.8569 0.85690.8547 atau
0.8547 � 0.85470.7968
disebut
0.7968 dugaan
0.7968 14965.4
dengan Tabelbagi
14965.4 14965.4 parameter
3sebesar
under menampilkan masingmodel[3]mas
masing pa
sel
Inte
6.6647
056
0.4056 -0.5955
-0.5955 0.8272 0.8272 7
2 13 614.7945
11.2165 980.0 9.6506
980.0 0.4056 0.3475
0.8569
-0.5955
0.8547 -0.622
0.7968 0.9196
14965.4 1 yaitu
18.1767
6.3172 �0.8888
masing
� = 3 0.5963,
0.5963,dengan
�11.2135,
0.0675 0.5963,
0.5000dan
parameter.
19.7927 dandan
nilai �� �dan
� = =
negatif.
=
0.6481
�Untuk
� =
0.8569 0.8272
0.8272
0.4053,

parameter
0.0955.
� = 0.8272
kuadratnya
Artinya
4.1 dengan
dengan
15308.0
parameter
parameter
0.3933 SIMULASI
yaitu
Untuk � � dengan
nilai
= � -
,nilai
sebesar
nilai�� dugaan
yaitu
parameter
0.7968 selang S� nilai
S�
�11.2135,
masing �� 980.
�� � yang
� �
S�
kepercayaan

7907.8 �set
sebesar
sebesar �
Artinya,
didapat
�11.2135,
dan
�� data, �� =980.
980. dari 980.
kesalahan
0.4053,
ditampilkan �� = 0.4
pad �m

bel 2, diperoleh 11.213510.273 0.40530.4104 -0.5963-0.5121 0.82720.9222 2980.06.0664 14.7945 estimation.
0.8569 3 0.8547 3 19.7927
19.7927 0.7968 4 0.8569
0.8569 14965.4 0.3933
0.3933 1 0.7968 � 0.7968 masing 7907.8 7907.8
parameter. � 95%
[4] �95%
Untuk bagi 95%bad
Usm
pa
053
0.4053 -0.5963
-0.5963 0.8272 30.8272 19.7927980.0 980.0
0.5963, � 4.1 hasil
4Sehingga
Sehingga
SIMULASI simulasi
Sehingga dapat
dapat memiliki
dapatdibentuk
dibentuk didapat nilai
dibentuk
Selanjutnya
model sebesar
model parameter
���0.4080 model jumlah
produksiuntuk
produksi yang
produksi kuadrat lebih
memverifikasi
CES CES galat
CES kecil
sebagai
sebagai yaitu
dari
sebagai 980.
hasil an
0.91963 dan �� = 0.8272 dengan nilai �� �0.8569 sebesar 980.
0.8569 0.3933 0.7968 7907.8
8 10.1754 0.39894.14.1SIMULASI
0.4080 Hasil
SIMULASI
-0.5252
pada0.9196 Tabel
2789.216.3172
10.4699
menampilkan
95% bagi
didapat dugaannya
bias
4 17.61294 17.6129 dengan
17.6129 S�antara
0.5963,
0.8569 nilai
0.8569 8.2453
dan
negatif.
0.4080
0.5963,
0.4080 dan
=0.7968
Artinyadan 14.1817
0.8272 ��nilai
0.7968
� = dengan
0.7968 dengan
dugaan
2789.2
0.8272 2789.2 galat
nilai
yang
dengan
2789.2 S��� � sebesar
nilai
sebesar S���
sebesar Tab�T8
1.4
sebe
Lin
5 banyaknya iterasi
19.7927 0.8569 0.3933 0.7968 7907.8 95% bagi dugaannya
alah 4. Derajat 4 717.6129 9.6506 0.8569 0.3475
Selanjutnya
0.7968
-0.622
Sehingga
untuk dapat
memverifikasi Selanjutnya
sebesar
dibentuk berikut
didapat
hasil nilai
berikut 17.2429
5model
1.4273.
dari parameter
:
5:17.2429
berikut
analisis untuk:
17.2429
Kita
produksi
hasil 0.8569 0.8569
juga
simulasi
diatas sebenarnya
memverifikasi
0.8569
CES dilakukan
0.3607
dapat 0.3607
percaya
sebagai
memiliki atau
0.36070.7968simulasi
hasil
0.7968 disebut
sebesar
nilai 0.7968
parameter 2256.7
analisis95%dengandengan
2256.7 bahwa diatas
2256.7
yang under antara
membangkitkan SET SET
el
ebas 2,1diperoleh
digunakan 5 Hasil 17.2429 pada Tabel
0.8569 yang
10.3607
Selanjutnya
menampilkandilakukan
0.7968 banyaknya untuk
hingga
4 memverifikasi
2256.7 berhenti 17.6129
iterasi
0.8569
atau
hasil
6konvergen
0.4080
6 14.3384
analisis
dengan Sehingga
0.7968
0.7838
diatas 0.1361 dapat
Sehingga
2789.2 dibentuk
0.8387dapat model
dibentuk
sebesar Tabel
1807.8 4. produksi
model
Hasil
1.4273. analisis
untukKita
CES
produksi
�nilaidengan
�juga �dugaa
nilai
[4] seb
Ban
me
,nila
da
duC
bel
Tabel menampilkan
1 menampilkan banyaknya
9banyaknya 9.809iterasi
iterasi 0.3628 -0.5973 0.9201 5 dengan 3.7675
17.2429 dilakukan
0.8569 estimation. 6 14.3384
0.3607 14.3384
simulasi 0.7968 0.7838
dengan0.7838variabel0.1361
2256.7 0.1361X1,0.8387
Tabel
membangkitkan 3.X2, 0.8387
Selang dan 1807.8
kepercayaan
data Y. 1807.8 Pembangkitan
untuk � � , �� , � �DAT
DATA da
dan
a lahlain 4.terdapat
Derajat4 yang 6 814.3384
dilakukan
10.1754 0.7838
hingga
0.3989 dilakukan
0.1361 dilakukan
menggunakan
berhenti
-0.52520.8387simulasi
atau
simulasi
berikut
0.9196
metode
konvergen
1807.8 :
6 Newton
dengan
10.4699
dengan Raphson. 5
nilai
membangkitkan 7 dugaan
lebih
membangkitkan
� 7 Simpulan
kecil
13.4165
Baris
�� � 7 �data
dari
13.4165
� �
berada
data
213.4165
iterasi
11.21��.41�
11.21��.41� dan
untuk
nilai
11.21��.41�
ke-
untuk
berikut
0.7511 0.7511 Saran
diantara
parameter
0.7511
��.����
��.���� : berikut
0.0773
��.����
0.0773
Parameter

berdasarkan�
0.1195
�.���
sebenarnya
�.��� :
0.0773
�0.8605 dan
��.����
0.8605
��.����
�.��� Dugaan
� � nilai� DATA
0.6911
0.8605SET

��.����

atau

nilai

�.����
�.����
1462.8
rata-rata
� dengan
�.����
disebut
dugaan
1462.8

Std. 1462.8
Error
�.���� �2��
�2�� �
dan � �2�� [5]
nilai
berada
Approksimasi
2simpangan � kesala
nilai No
dian
nila
ke95
1 1b
14.3384 0.7838 0.1361 0.8387 �1807.8 �.����
�.����
gga berhenti
hingga berhenti atau
7 konvergen
atau konvergen
10
13.4165 dengan
10.0673
0.7511dengan 0.4269variabel
0.0773 variabel-0.4791 X1,X1,
0.8605 X2, X2,
0.9347 dan
1462.8 dan Y.
8.6298Y.Pembangkitan variabel
Pembangkitan
nilai dengan
8kesalahan 8X1,
data
under
8 12.0346 data
12.0346 X2,
dilakukan
estimation.
sebesar
12.0346 0.6713 dan
dilakukan 0.1374.
0.6713
� Y.
��.���� -0.0925
0.6713 Pembangkitan
Untuk
-0.0925 -0.0925parameter
0.8770 0.8770 0.8770 data 1233.6
�keragaman galatdilakukan
1233.6 yang
1233.6

�.����

Non
bas digunakan
umlah kuadrat menggunakan 912.0346 9.809 metode 0.36280
Newton -0.5973
merupakanRaphson. 0.9201
nilai
Baris
� � 7 11.21��.41�
awal 13.4165
3.7675
iterasi yangke- 0.7511
dipilih.
��.���� Untuk
Untuk
Berdasarkan
berdasarkan � Untuk
Proses
�.��� memperoleh
memperoleh
0.0773 memperoleh
uraian
nilai 0.8605
iterasi
��.����
� � informasi
informasi
sebelumnya,
rata-rata
�informasi
1462.8
masing

dan �2�� tentang
tentang
variabel
kesimpulan
simpangan
11.2135
tentang
��.���� keragaman
keragaman
dari nilai
baku
3
data
1.4273
yang dari
padadari
kesalahan
masing- model
dapat
��.���� dari
model
buku
8.2453
sebesar diperoleh
model
�(Rasidin diperole
0.1374 dipe
� &
�2�
14
�.�
de
etode Newton
Newton
lain terdapat 4 9 10
Raphson.
Raphson.
8 Baris Baris iterasi
iterasi
0.6713 ke- ke- -0.0925
berdasarkan
berdasarkan0.8770 nilainilai1233.6
rata-rata
8 rata-rata
12.0346 dan dan simpangan
�diperoleh
0.6713
9
simpangan 9 11.5239
51011.2449 9 baku
-0.0925 baku
11.5239
sebesar 11.5239
Simpulan
� 0.5939
masing- �
masing-
0.2882
0.8770 0.5939 �
�.���� 11.21��.41�
-0.2353
0.5939
dan dengan
� �
-0.2353
Saran
1233.6 � 11.21��.41�
-0.2353
95% 0.8709 0.8709
� selang
0.40530.8709 � 1�
��.����
�.���
1083.4 1083.4
kepercayaan
0.1374 �
1083.4
�9.9441 �.��� � ��.����
�.����
0.1195
� 0.3762
antara
� 2
�.�
Ala2
-1.9
-0 0
mensubtitusikan 0 11.5239 10.0673
merupakan 0.5939
nilai awal-0.2353
dilakukan
yang 0.8709 terus
dipilih. Untuk 1083.4
menerus
Proses memperoleh sampai
iterasi maka
diambil
informasi maka
memenuhi
masing10 makadilakukan
dilakukan
adalah
tentang
variabel
10 11.2449 dilakukan
sebagai
kriteria
dari
11.2449 analisis
analisis
keragaman
0.4859
Untuk data
0.4859 analisis
berikut: ragam
ragam

mengikuti
dari
-0.4389
pada
memperoleh
0.4859 Untuk buku
-0.4389 ragam
model pada
pada
-0.43890.8478
(Rasidin
memperoleh pada
model
model
distribusi
informasi
0.8478 0.8478 & model
diperolehpersamaan
persamaan
normal
999.9
Bonar,
tentang
informasi 999.9persamaan
sebesar
2006)
999.9 [2]. (20).
(20).
keragaman
tentang Data (20).
0.2882
keragam[5]anta
antara
yang
dari de m
imlah
lai awal
jumlah awal
kuadratyangyang
kuadrat dipilih.
10dipilih. Proses
Proses iterasi
iterasi
0.4269
Dari hasil pendugaan diatas kita tentukan
11.2449 0.4859 masing
-0.4389
-0.4791
masing variabel
0.8478variabel 0.9347
dari dari data
9
999.9
8.6298
data pada
nilai11.2449pada
11.5239 buku
rata-rata buku (Rasidin
antara
0.5939 (Rasidin
Hasil
Hasil -1.956&
-0.2353
Hasil
dari
dari
&Bonar,Bonar,
sampai
dari
analisis
analisis
2006)
0.8709 2006)
analisis 0.00297.
ragam
ragam ragam
1083.4
Copyright
diperoleh
diperoleh Kita ©
diperoleh percaya
2017
sebagai
sebagai FT-UHAMKA.
sebagai 95%
berikut:
berikut: bahwa
berikut:- All rights [6]
reserved
dugaan Seb
maka dilakukan analisis �1. 11ragam
mengikuti 1111.1649
Pendugaan 11 11.1649
pada 11.1649
distribusi 0.4090
model
model maka 0.4090 -0.5856
0.4090
nonlinear
persamaan
normal dilakukan -0.5856
berukuran [2]. -0.5856
yaitu0.8297
(20).
Data
analisis30 0.8297
model 0.8297
dan
yang ragam antara2diulang
980.3
produksi 980.3
dibangkitkan
pada
10.4071
-1.956980.3
CESsebanyak
model sampai 0.4171
persamaan 10 0.002
dugaan 3bag
dug -0
3ka
menerus
menerus
ensubtitusikan sampai
sampaidilakukan
11 memenuhi Dari terus
memenuhi
11.1649
masing-masing
menerus
kriteria
hasil0.4090 kriteria
pendugaan
parameter
kekonvergenan
-0.5856 sampai
mengikuti
mengikuti
diatas
dari kita memenuhi
distribusi
10 tentukan
0.8297 yaitu
setdistribusi
data
10
nilai
980.3
dan
apabila
normal kriteria
normal
rata-rata
kemudian [2]. ���
[2]. 0.4859
Data
dugaan
��� 12�Berdasarkan
Data �
yang
bagi
12
-0.4389
���
yang
11.2165 � �.berada
1211.2165 Proses
�dibangkitkan
11.2165
uraian
0.8478
dibangkitkan
0.4056 pada0.4056
0.4056
maka
sebelumnya,
0.7128
-0.5955
999.9
-0.5955
dilakukan
sampai
-0.59550.8272 kesimpulan
0.9416.
0.8272
analisis
0.8272980.0
ragam
yang
980.0980.0
pada
dapat model pe
Reg
dengan nilai �set Hasil dari
11 analisis
11.1649 ragam 5 13
0.4090
berukuran Simpulan
dengan
diperoleh
diambil -0.5856 4
30 menggunakan
sebagai
adalah dan dan
0.8297berikut:
Hasil diulang
sebagai Saran
dari diperoleh
metode
Hasil 980.3
berikut: sebanyak
analisis dari 10
nonlinear
ragam set
analisis 10 data. dugaan
kuadrat
diperoleh kali,
ragam 3 Dengan bagi
terkecil
sehingga
sebagai
diperoleh
10.2377 menggunakan
� berada
4 berikut:
sebagai pada
0.4165berik nil0
4-0
itu
yaitu apabila
apabila��� kekonvergenan
�12
��� � 11.2165
�masing-masing
Dari
�� �
dijadikan ��� hasil
��� yaitu
�.� �0.4056parameter
.Proses
Proses
pendugaan apabila
berukuran
tersebut
-0.5955 berukuran
dari
diatas 0.8272
���
10
kita 30
konvergen �30
data
tentukandan
� dan
���
dan pada
980.0
nilai.diulang
diulang Proses
� �kemudian iterasi
rata-rata sebanyak ke-13
sebanyak
0.4056 13
10 dan10 kali,
11.2135
13 nilai
kali,
11.2135 sehingga
11.2135 pada
sehingga
0.4053 0.4053 -0.5963
0.4053 -0.5963 -0.59630.8272 0.8272 0.8272pada980.0 980.0 980.0(20) 4Au
umlah kuadrat 11.2135 �sebagai 0.4053 nilai pendugaan bagi parameter model [6]4.1
��� 12 11.2165 -0.5955 Tabel
Tabel 2.Tabel
2. Analisis
Analisis
0.8272 2. Analisis
ragam
ragam ragam
dari
980.0dari model daripada
model model
pada persamaan
persamaan persamaan
(20)(20) 4.1 SIMUL
4.1 SIM
besar 198958. ���
13 ��� -0.5963
diperoleh
diperoleh 0.827210 10set data.
set 980.0
data. Dengan
Dengan menggunakan diperoleh
menggunakan 1. 10 set
Pendugaan
nilai nilai awal data.
awal yaitumodel Dengan
yaitu � =
nonlinear 15,
menggunakan � =0.6,
yaitu �model =
nilai -0.3awal dan
produksi yaitu � =
CES 0.5 [2]. di
pada padaiterasi iterasitersebut
ke-13 dijadikan
masing-masing
dan konvergen
sebagai
nilai pada padaiterasi
nilai
parameter iterasi
pendugaan
dari 10ke-13
ke-13
bagi
set digunakan
data dan
parameter =nilai
� 1dan
13 sebagai
pada
model
kemudian
11.2135 � 2 =4.1
0.4053nilai
SIMULASI dugaan
Source
-0.5963 Source 0.8272 bagi DF DF 1 980.0 Sum ofof 2
Sum
Square of Square4Mean 3 Mean Mean
Square
10.3814 4
Square 0.4166 5 5-0
rien ke-13 dan nilai pada
dengan nilai produksi CES. Diperoleh nilai dugaan untuk � 10.1925, � Source DF Sum Square Square Selanjutny
perbandingan Tabel 2. Analisis � Berdasarkan
ragam
= 15,dari�model =0.6,
dengan uraian
pada = sebelumnya,
persamaan
menggunakan
� -0.3 (20) 2.
dugaan
Tabel
dan metode
� =kesimpulan
bagi
Analisis0.5
Tabel parameter
ragam
[2].
nonlinear
2. 4.1
Analisis yang
dari
diperoleh SIMULASI
model
model
kuadrat
ragam dapatpada produksi
nilai
dari persamaan
terkecil
model pada Selanju
CES (20)
persamSela u
unakan
igunakan sebagai
sebagai iterasi
produksi
dijadikan
nilai
nilai ke-13 � 3 =digunakan
CES.
sebagai
dugaan
dugaan Diperoleh
nilai
bagibagi � =

nilai
pendugaan
parameter =
1sebagai15,
1 dugaan15, � =0.6,

bagi
� 4 = 2yaitu =0.6,
nilai
untuk � =
parameter

Source =-0.3
3��3�11.2135,

dugaan -0.3 dan
10.1925, dan
bagi
model � =
� 4�
DF =0.5
1 0.5
�� = Hasil
4 Selanjutnya [2].
Model [2].
Model
Hasil
0.4053,
Sum diperoleh
2 diperoleh
Model
ofpada
untuk
Hasil pada
Square ��Tabel
pada
3 nilai nilai
4 4
1 menampilkan
memverifikasi
=Tabel Tabel
-21Mean 4 198958
1Square 198958
1980.0
menampilkan 4 198958
hasil
menampilkan DFbanyaknya analisis
banyaknya 49739.6
49739.6
banyaknya 49739.6
iterasi
diatas iterasi iterasidilakukan
esarbebas 198958. model, 0.3999,
Hasil pada � -0.5288,
Tabel� 1 menampilkan dan � 0.9227.
2
Sehingga dapat diambil adalah sebagai
� Source berikut:
masing Source set data, ditampilkan Sum
Selanjutnya
5 DF of Square Sum
10.3489
pada untuk
of Mean
Square
Tabel 0.4261
4.dilakuk
Square
memve dila M-0
�banyaknya iterasi
dugaan
dugaan bagi bagi parameter
parameter modelmodel �produksi dugaan Error
CES bagi
Error Error
untuk parameter
masing- modelmembangkitkan
21 21980.0produksi4 CES untuk
980.0 46.6647
46.6647 masing-
46.6647 6 6
��perbandingan
39.6. �
� �11.2135,
Pada
�11.2135,galat parameter
produksi
�� �
=
dibentuk
� =0.4053,
= CES.yaitu
0.4053,
model
0.3999, Diperoleh
�� �
=
� =
produksi
= - -nilai
0.5963,
�11.2135,
CES
-0.5288, dugaan dan ��untuk
berdasarkan
dan � =
= = �Model
0.4053,
data
0.9227. Hasil
= 10.1925,
0.8272
� hasil ��random
dengan

Sehingga pada
= � - =produksi
dilakukan
4yang
Tabel
nilai 1. yang
S� 1 CES
dilakukan
yang
menampilkan
198958

Pendugaan
Uncorrected
Uncorrected
untuk
simulasi
dilakukandilakukan
sebesar
Uncorrected Total
Total
masing-
hingga
980.
model
dengan
hingga
Model
Total 25 25 berhenti
hingga
banyaknya
49739.6 berhenti
25
nonlinear Model
199938 berhenti
199938 atau
iterasiatau
199938
yaitu konvergen
atau konvergen
model
data
konvergen
198958
dilakukan 4
produksi
untuk
dengan dengan
198958 dengan
simulasi 49739.6
variabel
variabe
dengan vari 49X
� � yang � dilakukan
� hingga �
� � berhenti masing
masing atau
setset �
konvergen
data,
4 �
data,
1
ditampilkan
ditampilkan
Error dengan pada pada
2
Tabel masing
Tabel
21
variabel
�� set
4. 4.menggunakan
980.0
X1, data, X2, ditampilkan
dan Error 46.6647
Y. pada
Pembangkitan Tabel 4. 21 Baris data 6 21dilakukan
980.0 10.273 0.4104
46.6647 7 746 -0
bebas dengan
engan
8272
0.8272 model,
jumlah
dengan 0.3999,
0.5963,
nilai S�dan
berdasarkan
nilaidapat
S��� ��� �

dibentuk �
=
�data
sebesar
� 3sebesar -0.5288,
� = model
0.8272
pada
980. 980. dan
Sehingga
dengan
Tabel
produksi �
� =
1, sebagai
4CES 0.9227.
dapat
nilai berikut
S�
berdasarkan yang
Sehingga
dibentuk
� sebesar
Uncorrected dilakukan
: datamodel dapat
980. produksi
hasil
Total
menggunakan
hingga
25 menggunakanberhenti
CES CES
199938 dengan metode
atau
sebagai metode metode
menggunakan Newton
konvergen Newton Error
Newton Raphson.
dengan
metode
Tabel Raphson. Raphson.
4. Hasil nonlinear Baris
variabel
analisis
iterasi
Baris iterasi
kuadrat X1, ke-
980.0
iterasi ke-
X2, dan ke-
berdasarka
databerd
berdasa Y.
menggunakan metode Newton Raphson. Baris
�� iterasi ke- berdasarkan nilai rata-rataUncorrected dan Total
Uncorrected
simpangan 25 Total baku 19993825dengan masing- menggunakan
199938 has
9.6.
n Pada
model
entuk model
dibentuk galat
yang
model dibentuk
Sehingga
random
produksi
produksi model
CESdapat
berdasarkan
CES produksi
dibentuk
sebagai
sebagai data CES
model
pada
berikut berdasarkan
:
Tabelproduksi
1, sebagai menggunakan
data
CES hasil
berikut random
sebagai : 0
metode merupakan
0 0
Newton
merupakanmerupakan
Berdasarkan
Berdasarkan
terkecil
Tabel 4.
nilai
Raphson.
Berdasarkan
tidak
Hasil nilaihasil
hasil
dapat
analisis
awal
nilaiBaris
awal
denganhasil yang
awal
analisis
analisis
diselesaikan
SET iterasi
yang
analisis
menggunakan
dipilih.
yang
ragam
ragam ke-
dipilih.
ragam
padapada
secara
data
Proses
dipilih.
Tabel pada
hasil
7 Proses
Tabel
berdasarkan
eksak Tabel
2,
random 2, iterasi
Proses9.6506
maka iterasi
2,
diperoleh
diperoleh iterasi
diperoleh
nilai masing
0.3475masing
rata-rata 8var
mas 8-
ngan jumlah 0 berikut merupakan nilai awal yang dipilih. Proses iterasi masing variabel dari data pada DATA buku (Rasidin
TabelTabel4. Hasil
4. Hasilanalisis
analisis dengan
dengan menggunakan
menggunakan data datahasil random
hasil random �� & Bonar, �� 2006)�� ��
berdasarkan data pada Tabel 1, sebagai berikut :
0�.����merupakan
�.����
dilakukan
nilai awal
dilakukan dilakukan
informasi informasiterus
yang terus
bahwa menerus
terus
dipilih.
bahwa menerus
derajat menerus
Proses
derajat sampai
2,bebas bebas
sampai sampai
iterasi
dari memenuhi
dari
model model
memenuhi memenuhi
adalah
masing kriteria
adalah4. kriteria
variabel kriteria
4.
Derajat mengikuti
Derajat
dari mengik
data men
� �: 1�.19��.39� informasi digunakan bahwa derajat
metode bebas
numerik dari yaitu model metode adalah 4.
Newton Derajat 9pad
�.����
��.���� SET
� SET ���.���� ��
�.��� Berdasarkan �� �21� hasil analisis
SET ragam Sum pada
Sum Of Of Tabel Berdasarkan diperolehBerdasarkanhasil analisis
�� hasil
8 ragam Sum
analisis Of
10.1754
pada ragam Tabel 0.3989
pada 2, dipeTab 9-0
model yang dilakukan�.���� terus menerus sampai memenuhi �kriteria ���mengikuti ����.���� distribusi normal [2]. ��Data yang dibangkitkan
��.���� ��.���� ���2�� �
� �DATA� 11.21��.41� �� ��.���� � � �.��� �kekonvergenan
� bebas bebas
DATA ��menyatakan
bebas
� menyatakan menyatakan
yaitu banyaknya
banyaknya banyaknya
apabila informasi
informasi ����
informasi yang yang
� yang
mengikuti
bebasbebas . bebas
Proses
digunakan
digunakan digunakan
distribusi berukuran
berukur
normal beru
dilakukan terus menerus kekonvergenansampai memenuhi yaitu 1apabila kriteria 9.9441 0.3762 Square .
-0.5689Proses 0.9198

DATA � �
informasi bahwa derajat kekonvergenan
bebas Raphson. dari model
SquareSquare yaitu
adalah
informasi apabila
4.
bahwa ���
Derajat derajat � �
��� � �
bebas ���
� � ��� �
�dari ���
� . Proses
model� adalah 4. De
kekonvergenan
� ��11.21��.41�

�.����
yaitu ��.����Untuk memperoleh
apabila� �.��� ��� ��.���� ��.����
� �� � ���� informasi
�.���� �2��tentang
. 0.3762
�0.3762Proses berukuran
keragaman 30dari danmodel diulanginformasi sebanyakbahwa ��� 10 ��� kali, derajat
��� 9 sehingga
� �bebas 9.809dari model
� 0.3628 10
diperoleh
diperole
ada10-0
dipe 1
1���.����
�, dan
��.����

� �� � �.��� � �.��� ��.����
��.����
� � � �� �.���� �.���� �2��
�1�.19��.39� �2�����.���� ���9.9441
1 1����.���� bebas kekonvergenan
�menyatakan yaitu
banyaknya 2. untuk
untuk
tersebut
tersebut untuk
apabila
1 Dari mendapatkan
mendapatkan
tersebutkonvergen
informasi mendapatkan
9.9441
konvergen
penelitian��� �bebas
konvergen
yang jumlahjumlah
pada
0.3762
�bebas
yang � pada jumlahkuadrat
kuadrat
iterasi
pada
digunakan
dilakukan
��� kuadrat
. menyatakan
-0.5689
iterasi Proses
iterasi dengan
dengan
ke-13 0.9198
ke-13
didapat dengan
kata
dan
ke-13 kata
berukuran
dan
nilai lain kata
lain
nilai
3.5271
dan nilai
dugaan lain
terdapat
terdapat
pada 30
nilai terdapat
pada 4dan4bebas
pada 4 digun
diulang
Dengan parameter maka� �.���
distribusi
dilakukan �
� 9.9441
�� �.����
�.3999.
analisis ragam �21�
sehingga -0.5689
pada
-0.5689
diperoleh
model
0.91980.9198
10
persamaan set 3.5271
3.5271
data. (20).
��� Dengan menyatakan
bebas �2�
menggunakan banyaknya
10.4071 nilai informasi
banyaknya0.4171
awal yaitu yang
informasi
-0.4996 yang
0.9199 be
hasi 95%CI tentang
nformasi
informasi Untuk
tersebut
tentang keragaman memperoleh
konvergen
keragaman dari dari informasi
model

pada iterasi
model tentang ke-13 keragaman
2 dan nilai dari pada model parameter
parameter parameteryangyang yang
digunakan
digunakan digunakan untuk
untuk untuk
memperoleh
memperoleh memperoleh diperoleh
jumlah
10 jumlah jumlah kuadrat
10
kuadrat
10.0673 set kuadrat �
data. =
0.4269� 15,
Denga
= � 15 �
=
-0
�1 digunakan � (20). untuk mendapatkan
tersebut konvergen jumlah
iterasi 2kuadrat
pada
iterasi �ke-13
untuk
iterasi iterasidengan
model
ke-13
10.4071 digunakan
ke-13 ke-13
untukkata
produksi
digunakan
0.4171 lain
digunakan
dan CES
mendapatkan
untukterdapat
sebagai
nilai dengan
�3 4sebagai
-0.4996 4jumlah
sebagai
pada
mendapatkan nilai
menggunakan
0.9199nilai dugaan
nilai
kuadrat
jumlah dugaan
5.9521 denganbagi
data
dugaan
kuadrat bagikatabagi
dengan 1lain terda
1 kata 1
isis14.1817
nalisis
dan ���ragamragam pada makakoefisien
iterasi
pada modelmodeldilakukan
ke-13
persamaan
persamaan �analisis
�2(20). Hasil
� �.���1.
ragam sebagai 2 Kombinasi
dari
pada 2 analisis
model
10.4071
nilai 10.4071 input0.4171
ragam
persamaan
dugaan model
diperoleh
0.4171 (20).
bagi -0.4996� ��1 = 15,
��sebagai
-0.4996 berikut:
0.91990.91992 =0.6,
Jumlah
Jumlah Jumlah kuadrat
kuadrat 3 =kuadrat
�5.9521
5.9521 -0.3
model model danmodeldiperoleh
diperoleh = 0.5
diperoleh [2].
10.2377
dengan
dengan diperoleh
dengan 0.4165
mensubtitusikan
= 15,
nilai -0.4979
mensubtitusikan
mensubtitusikan =0.6, dugaan
= 0.9248
dugaan
-0.3 dugba
� parameter
iterasi yang
ke-13 digunakandigunakan
parameter untuk memperoleh
sebagai
yaitu parameter
� nilai jumlah � yang
parameter
dugaan kuadrat digunakan �
yang
bagi =� �
untuk
digunakan
� memperoleh�

untuk �
jumlah
memperoleh
� Dar
kua Dd
ju
�0.4053, =kuadrat
�=�-=�kuadrat
iam
95%CI0.6911 Dengan
danberikut:
Hasil tenaga
dari analisis parameter
kerja ragam distribusi
��� )diperoleh
untuk 3menghasilkan
sebagai � �
2 berikut:�.3999.produksi sehingga
rangka dugaan 3 pada
parameter parameter
bagi tabel yaitu
parameter 1 yaitu
adalah
�yang ��
�11.2135,
model �ke =produksi
11.2135,
�11.2135,
�11.2135, � �CES � =�untuk�0.4053,
=persamaan =jumlah
0.4053,
1 0.4053, �jumlah
masing- 2 � �-=
3 -masing
ragam diperoleh
diperoleh sebagai
sebagai
parameter berikut:
yaitu � �
��.=sehingga � nilai
nilai nilai
dugaan
dugaan dugaan
10.2377 yang
yang �0.4165
didapat
didapat � didapat �ke dalam
-0.4979
dalam ke dalampersamaan
persamaan 0.9248 dugaan jumlah
9.7973 bagi �
kuadrat parameter masing mode set
mas m
2. 0.4053, = �� -(1 �model masing
masing-m
Dengan 10.2377 Jumlah 0.4165 �kuadrat -0.4979 0.9248
diperoleh 9.7973
dengan mensubtitusikan
�1 �parameter distribusi Tabel koefisien
3 10.2377 0.4165 -0.4979 0.9248 9.7973
�2�����11.2135,
4 10.3814 0.4166 -0.4963 0.9195
0.0029
14.1817 koefisien
baja masing-masing 39.99% Kombinasi
�.���1. dan 60.01%. input
parameter
Analisis Return model
ragam to yaitu
�dari model
scale �0.5963,
0.5963,
� masing
pada �selisih
�selisihset
persamaan dan
0.5963,
�11.2135,
-0.5963,data,
selisih dan ���dan
(20)
antara
antara =�
dan ��0.8272
ditampilkan
antara
pengamatan
=Jumlah
����0.8272
==0.8272
=�pengamatan 0.4053,
dengan
pada
0.8272
pengamatan
kuadrat
Jumlah
dengan Tabel
dengan
ke-�, nilai
dengan
ke-�,
model
���nilai
=kuadrat
4.
ke-�, S�
kuadrat-nilai
yaitu
yaitu ��S� ���diperoleh
yaitu
model
masing

Dari
�sebesar
S�
galat
hasil
sebesar
�dengan ���set
dengan
diperoleh
980.
sebesar
sebesar
dengan
� dengan
data,
pendugaan
980.
nilai
nilai
mensubtitu
980.dengan
nilai
ditampilkan
diata
dijadik
m
dijp
0.9416
0.6911 0.5963,
dan – θ )dan
tenaga. ��
Kombinasi =
kerja 0.8272 input
) untukmodel
dengan Source dan
nilai
darimenghasilkan
4 4 tenaga
S�
10.3814nilai

10.3814 dugaan
kerja
sebesar
DF
produksi (X
0.4166 ) yang
untuk
980.
Sum
2 rangka
0.4166 of didapat
Square
-0.4963
-0.4963 ke4
0.9195 dalam
Mean
0.9195 persamaan
10.3814
Square
11.1745
11.1745nilai4�0.4166 jumlah
dugaan nilai kuadrat
yang
dugaan
-0.4963 didapat yang
0.9195 ke ��
didapat
masing-masing � dalam

��
ke
11.1745 persamaan
dalam parameter dijadikan
jumlah
persamaan dari ku
is ragam
alisis ragam daridari
model pada
model model
pada 2 Tabel
persamaan adalah
persamaan �(20) 82.72%,
2. Analisis
(20) ���ragam yang modelmengindikasikan
pada persamaan
�� 0.5963, bahwa
(20) dan ��jika
= Sehingga
0.8272 Sehingga Sehingga
980.dengan dapat
dan dapat
� dibentuk
dapat
nilai
dari � dibentuk
S�
nilai dibentuk
� model
sebesar
dugaan 5
model produksi
model 10.3489
980.
tersebut produksi produksi
dapat CES 0.4261
CES sebagai
CES
dibentuk -0.4897
sebagai sebagai 0.9268
0.0029
Sehinggamenghasilkan dapat produksi
dibentuk rangka
model Model ofbaja masing-masing
selisih 4 antara 39.99%
198958 �
pengamatan tengahnya
tengahnya tengahnya
ke-�,
49739.6 � � .
�. yaitu Jumlah
Jumlah � . Jumlah

�0.4261 kuadrat
kuadrat
��
� dengan
kuadrat
yangyang nilaiyang
diperoleh
diperoleh diperoleh
dijadikan sebesar
sebesar sebesar198958.
198958.
sebagai 198958.
� �yaitu
nilai produksiTabel
produk
pendug � pr Ta
5 produksi CES sebagai
baja
Source
dengan masing-masing
menggandakan DF39.99% Sumdan
kedua 60.01%.
Square
5 input akan Return
Mean Square to980.0
meningkatkan scale selisih antara
selisih pengamatan
antara pengamatan ke-�, yaitu ke-�, � dengan �
DF0.9416
DF Sum
untuk
Sum
masing-
of Square
of Square Mean
dan : 60.01%.
Mean Square
Square
Return 4 to yang Error
scale model Total
10.3489
10.3489
adalah Sehingga
tengahnya
21 0.4261
82.72%,
0.4261 dapat
� .199938
yang
Jumlah
-0.4897 berikut
dibentuk
-0.4897 5 model
Tabel
berikut
0.9268 : 4.
model
berikut
0.9268
46.6647
Jumlah
Jumlah : 10.3489
Hasil
Jumlah : analisis
produsi
7.7197
kuadrat produksi
7.7197
kuadrat CES
kuadrat
dengan
tengah
tengah CES
seperti
tengah
model
model
-0.4897
menggunakan
6 pada
�198958. sebagai
model
di di persamaan
10.273
peroleh
0.9268
data
di
peroleh
hasil random
peroleh
dari dari (20).
0.4104 7.7197
dari
perbandingan
perbandingan
Tabel 4. -0.5121
perbandingan
Hasil analisis
SET
0.9222SET� S
dengan
0.3999
0.3999, 0.D
4 4 198958
198958 berikutModel
model
produksi adalah
49739.6
rangka
49739.6 82.72%,
baja sebesar 198958 mengindikasikan
82.72%.
Uncorrected
49739.6
25 bahwa � jika kuadrat SET yang diperoleh sebesar
tengahnya tengahnya
� . �Jumlah� � kuadrat
. Jumlah produksi yang
kuadrat
Sum CES.
diperoleh
Of yang Diperoleh sebesar
diperoleh nilai
DATA 1989
DATA sebdu
ng kepercayaan
21 21 980.0980.0 dengan Error 46.6647 46.6647
menggandakan
21 980.0
kedua 6 6
input 10.273
10.273
akan
berikut
46.6647
Jumlah 0.4104 : -0.5121
0.4104
kuadrat
meningkatkan -0.5121
tengah antara
DATA

6 0.9222
antara
0.9222
model
� � antara
jumlah
di
11.21��.41�
� � �
�� 6.0664
10.273
jumlah jumlah
peroleh
11.21��.41�
11.21��.41� kuadrat
kuadrat
6.0664 ��.������kuadrat
0.4104
dari
Jumlah
��.���� model
model
perbandingan
��.����
� �.���
� 7
kuadrat model
-0.5121
Jumlah �
�.���dengan
�dengan��.����
�.��� 9.6506
tengah
�derajat
dengan
0.9222
��.����
kuadrat
�.����
� ��.����
derajat
���.����
� model
0.3999,�
�.���� tengah
SET
derajat

�.����
6.0664bebas
�bebas
bebas
Square
0.3475 di�2��
�� peroleh
model�2��
= model,
model,-0.622
�2��
� di
-0.5288, model,
dari
peroleh dibentu
dibentuk
0.9196
perband
dan� daridi�
�.���� � � �.���� � � �.����
DATA 3 �.���� � 1 1��
untuk
25 25 masing- 199938 � Uncorrected Total ��.���� 25 � 199938 ��.���� ��.���� � �
199938 � 11.21��.41�
produksi rangka baja � sebesar �.���
82.72%.
7 �7 � antara jumlah
9.6506
9.6506 � �
�2��
0.3475 kuadrat
11.21��.41�
0.3475 -0.622 Untuk
-0.622
dengan
dengan
model 7 Untuk
10.9196
Untuk
��.���� dengan

0.9196
nilai
nilai
dengan
memperoleh
9.9441
memperoleh
9.6506
�.���
nilai
kuadrat
kuadrat
memperoleh
6.3172 derajat
��.����
6.3172
kuadrat
informasi
antara
0.3762 tengah
tengah�bebas
jumlah
informasi
0.3475

tengah
model
informasi model
tentang
-0.5689
antara model, model
kuadrat
tentang
-0.622 jumlah
�2�� sebesar
sebesar
keragaman
tentang
0.9198 sebesar
model
keragaman
0.9196 49739.6.
49739.6.
keragaman
kuadrat
dibentuk
49739.6.
dari
dengan
3.5271 Pada
dari
6.3172
model
model Pada
modeldari Pada
modelgalat
galat
derajat
denganmodel
produksi
galat berdasa
berdasar
bebas
derajat
CES be
mb
- 2,Berdasarkan hasildari keanalisis ragam pada Tabel 2,diketahui
diperoleh �.���� 8 10.1754 0.3989 -0.5252 0.9196
g kepercayaan Untuk memperoleh
Seminar Nasional TEKNOKA informasi ke tentang
Seminar Vol. 2,keragaman
Nasional TEKNOKA
2017 dengan - 2,model
nilai Vol. 2, 2017tengah
kuadrat maka

model,
model,
maka model model,
dilakukan
maka diketahui
sebesar
dilakukandilakukan

diketahui
Copyright
analisis
dengan
analisis derajat
derajat
49739.6. © 2017
ragam
nilai
analisis derajat
Pada
ragam
dengan bebasnya
bebasnya galat
FT-UHAMKA.
pada
kuadrat
ragam pada
nilai bebasnya
model
tengah
pada model
kuadrat21 -21
All dengan
persamaan
model 211persamaan
dengan
rights
model persamaan
tengah dengan
reserved
sebesar (20).
model
9.9441jumlah
jumlah
jumlah 49739.6.
(20). (20).
sebesar
0.3762
2 2
Pada
Berdasarkan hasil informasi
analisis ragam bahwa
pada TabelUntuk
derajat 2, memperoleh
bebas
diperoleh dari model informasi8adalah
20.9196 tentang
10.40714.
10.1754 Derajat keragaman
0.4171
0.3989 dari
-0.4996
-0.5252 model 0.9199 berdasarkan
0.9196 5.9521
10.4699 data pada Tabel49739 1, se
sil
hasil analisis
analisis ragam maka
ragam pada pada
ISSN Tabel
dilakukan
No.Tabel 2, 2,
2502-8782diperoleh
analisis
diperoleh ragam pada modelmodel,
8 8 10.1754
10.1754 ISSN
persamaan No.
0.3989
0.3989 2502-8782
(20).
diketahui -0.5252
-0.5252
derajat
Hasil kuadratnya
kuadratnya kuadratnya
0.9196
daribebasnya
analisis sebesar
10.4699
sebesar
10.4699
21
ragam sebesar
model, 980.
980.
dengan
diperoleh 980.Artinya,
Artinya,
diketahui 9 jumlah Artinya,
sebagai kesalahan
kesalahan
9.809
derajat berikut: kesalahan
bebasnya model
model
0.36282 model
yangyang
-0.5973
10.4071
21 yang
dengan 0.9201
0.4171
ajat bebas dari informasi
model
Hasil dariadalah bahwa
analisis derajat
4. ragam
Derajat bebasNasional
bebas
diperoleh menyatakan
dari model maka
banyaknya
adalah dilakukan
4.Vol. informasi
Derajat analisis Hasil
Copyright
yang Hasil
dari
ragam
bebas © dari
didapat
pada
2017 analisis
analisis
digunakan
sebesar
ragam
model
FT-UHAMKA. ragam
jumlah
diperoleh
model,
persamaan
- All diperoleh
rights
kuadrat
sebagai
diketahui
(20).
reserved
galat
sebagai berikut:
yaitu
berikut:
derajat
980.
bebasnya 21����ju
3 3de
1
derajat bebas dari model adalah 4. Derajat Seminar 9sebagai
9 berikut:
TEKNOKA
9.809kuadratnya
9.809
ke 0.3628
Hasil
- 2,
dari
0.3628
2, 2017
sebesar -0.5973
analisis 980.
ragam
-0.5973 didapat
didapat
30.9201
9Artinya,
diperoleh
0.9201 sebesar
sebesar
10.2377
9.809kesalahan
3.7675
sebagai
jumlah
jumlah 0.4165
0.3628
kuadratnya
3.7675 kuadrat
kuadrat
berikut:model -0.4979
kuadratnyasebesar
10 galat
galat
-0.5973 yang yaituyaitu
0.9248
10.06730.9201
980.
sebesar 980.980. Artinya, 9.7973
980.
0.4269 3.7675kesalahan
Artinya,-0.4791 model
kesalahan
0.9347
nyaknya
banyaknya informasi bebas
informasi yang menyatakan
yang bebas bebas banyaknya
digunakan
digunakan untuk mendapatkan
informasi yang jumlah
bebas
ISSN No. kuadrat
digunakan
2502-8782 dengan kata lain terdapat 4 � � 3
1�.19��.39� 10.2377 ��.���� 0.4165
4 � �.�
4
didapat0.4269 sebesar
untukjumlah kuadrat galat
Tabel 2.yaitu
Tabel Analisis
Tabel
2. 980.
didapat
2.
Analisis ragam
Analisis ragam dari
sebesarragam
didapat model
dari - jumlah
dari pada
sebesar
model model persamaan
padakuadrat pada
jumlah
persamaan (20)
galat
persamaan
kuadrat (20)yaitu (20)
galat980.�
yaitu 980.
numlahjumlah kuadrat
kuadrat untuk
dengan
dengan mendapatkan
kata kata
Tabel lainlain
2. terdapat jumlah
terdapat
Analisis 4 4parameter
ragam kuadrat
dari 10 10
model yang
dengan
pada digunakan
10.0673kata lain
10.0673
persamaan (20)terdapat
0.4269 4-0.4791 40.9347
memperoleh
-0.4791 100.9347
jumlah 10.3814
Copyright 10.0673
kuadrat
©
8.6298
Tabel
Tabel
2017
8.6298
3.Tabel
3.
0.4166
0.4269
FT-UHAMKA.
Selang
Selang 3.kepercayaan
Selang
-0.4963
kepercayaan
-0.4791 All
kepercayaan untuk
untuk
0.9195
rights 0.9347
�,reserved
of��Square
untuk� �,Mean
��,��
11.1745
������, Mean
��,�
8.6298
,��Square
,dan dan � Square
���Square
4, Mean��,�dan ���
10.3814 5 Den
0.4166 D
Tabel 2. AnalisisSource ragamSource Source
dari model pada DF DF
persamaan SumSum
DF of Square
(20) Sum
of Square �� � � 5
akan untuk
unakan untuk parameter
Source
memperoleh
memperoleh yang
jumlah
jumlah digunakan
kuadrat Sum Jumlah
kuadrat untuk memperoleh jumlah
DF of Square kuadrat Meanmodel Square diperoleh
kuadrat dengan Model
5 mensubtitusikan
Parameter
Parameter
Model Parameter
10.3489
Model �Dugaan
� 4 � Dugaan
Dugaan
0.4261 4 Std.
Std.
4198958
� Dari
Error
-0.4897
198958 Std.
Error hasil
Error
198958 pendugaan
Approksimasi
Approksimasi
0.9268 Approksimasi
49739.6 Dengan 95%CI
95%CI
7.7197
49739.6 diatas
49739.6 95%CI
parameterkita tentukan
koefisi
koefisien
distrib ko
SourceTabel 3. Selang kepercayaan DF Sum of Square
untuk �� , �� , �� , dan Mean � Square
�Tabel 3. Selang Tabel kepercayaan
3.8.2453
Selang untuk14.1817
5kepercayaan �� , ���untuk
�10.3489 , ��� , dan �� �
���0.4261
, ��
Model 4 nilai
198958 dugaan yang 49739.6 didapat ke dalam persamaan Error � jumlah
�Error ��
Error kuadrat
11.2135 21 11.2135
11.2135 21 1.4273 980.0
211.4273 980.0 1.4273
980.0 8.2453
8.2453 46.6647 46.6647 14.1817
14.1817
46.6647 6��, �6� ,
5 5 17.2429
17.2429 0.856912 12 11.2165
0.8569 0.3607
11.2165
0.3607
12 0.4056
0.7968
0.4056
50.7968
11.2165 -0.5955
0.4056
17.2429 2256.7
-0.5955
2256.7
-0.59550.8272
0.8569 0.3607 980.0
0.8272
0.8272 980.0
980.0
0.7968 2256.7
11 11.1649 0.7838
6 14.3384
6 14.3384
0.4090 0.1361
14.3384 0.7838
-0.5856 0.8387
13 13 11.2135
0.7838 0.1361
11.2135
0.1361
13
0.8297 1807.8980.3
0.4053
0.8387
0.4053
60.8387
11.2135 -0.5963
0.4053
14.3384 1807.8
-0.5963
1807.8
-0.59630.8272
0.7838 0.8272
0.8272
0.1361 dugaan
nilai dugaan
nilai
nilai
980.0
980.0 bagi
dugaan
dugaan
980.0
0.8387 �berada
�2��24berada
1807.8 pada
diantara
2 berada
0.7128
0.1195
diantara
diantara sampai
nilai0.1195
0.1195 dan0.9416.
dan
dugaan 0.6911
dan dengan
�2 0.6911
0.6911 dengan
dengan
berada diantara 0.1195 dan 0.6911 denga
1213.4165
11.2165 0.7511
7 7 13.4165
0.4056 0.0773
13.4165 0.7511
-0.5955 0.8605
0.7511 0.0773
0.8272 1462.8980.0
0.0773 70.8605
0.8605
13.4165 1462.8 1462.8 nilai kesalahan sebesar 4.1 SIMULASI
4.1 SIMULASI
4.1
0.1374. SIMULASI
Untuk parameter galat yang
1312.0346
11.2135 0.6713
0.4053-0.0925
-0.5963 0.8770
0.8272 1233.6980.0
0.7511 0.0773 nilai
nilai kesalahan
kesalahan
0.8605 sebesar
sebesar
1462.8 0.1374.
0.1374. Untuk
Untuk
nilai parameter
parameter
kesalahan 3 galat
galat
�3�sebesar
3 � yang Untuk parameter �3 galat yan
yang
0.1374.
8 8 12.0346
12.0346 0.6713
0.6713 -0.0925
-0.0925 80.8770
0.8770
12.0346 1233.6 1233.6
0.6713 -0.0925 4.1 SIMULASI
0.8770 Selanjutnya
1233.6Selanjutnya
Selanjutnya untuk
untuk memverifikasi
untuk memverifikasi
memverifikasi hasil
hasilanalisis
hasil analisisdiatas
analisis diatas
diatas
9 11.5239 0.5939 Hasil
Hasil pada
Hasil
-0.2353 padaTabel
pada
0.8709Tabel 1
Tabel menampilkan
11083.4
menampilkan
1 menampilkan diperoleh
diperoleh
banyaknya
banyaknya
banyaknya sebesar
diperoleh sebesar
iterasi
iterasi 0.2882
sebesar
iterasi 0.2882 dengan
0.2882dengan 95%
dengan 95% selang
95%
diperoleh kepercayaan
selang
selang
sebesar kepercayaan
kepercayaan
0.2882 dengan 95% selang kepercayaa
9 11.5239
11.5239 0.5939
0.5939 -0.2353
-0.2353 0.8709
90.870911.5239 1083.4
1083.40.5939 -0.2353 0.8709
Selanjutnya dilakukan
1083.4
untuk dilakukan
dilakukansimulasi
simulasi
memverifikasi simulasidengan
hasildengan
denganmembangkitkan
membangkitkan
analisis membangkitkan
diatas data
datauntuk
data untuk
untuk
010 11.2449 yang
0.4859 yangdilakukan
dilakukan
-0.4389 hingga
0.8478hingga berhenti
berhenti
999.9 atau antara
antara
konvergen
atau konvergen -1.956
antara-1.956
dengan sampai
-1.956
dengan sampai 0.00297.
sampai Kita
0.00297.
0.00297. antarapercaya
KitaKita -1.956 95%
percaya
percaya 95%
sampaibahwa
95% bahwabahwa Kita percaya
0.00297. 95% bahw
10
Hasil11.2449
11.2449pada Tabelyang
0.4859
0.4859 dilakukan
-0.4389
-0.4389
1 menampilkan0.8478
10 hingga
0.8478 berhenti
999.9
999.9
banyaknya
11.2449 0.4859 atau
iterasi konvergen
-0.4389 0.8478
dilakukan dengan 999.9
simulasivariabel
variabelX1,
variabel
dengan X1,X2,
X1, X2, dan
X2, dan
membangkitkan Y.
dan Y.Pembangkitan
Y.Pembangkitan
Pembangkitan
data padauntuk data dilakukan
data
datadilakukan
dilakukan
111 11.1649
1111.1649 0.4090
11.1649 0.4090 -0.5856
0.4090 -0.5856
menggunakan
menggunakan
0.8297
-0.5856 0.8297
11
metode 11.1649980.3
0.8297
metode Newton
Newton
980.3
980.3
0.4090
Raphson. dugaan
dugaan
-0.5856
Raphson. Baris
Baris bagi
dugaan bagi
0.8297
iterasi bagi

iterasi �berada
berada
� pada
berada
980.3
ke-ke-X2, pada0.7128
pada
0.7128 sampai
0.7128sampai
dugaan 0.9416.
sampai
bagi 0.9416.
0.9416.
� berada 0.7128 sampai 0.9416.
yang 12dilakukan
212 11.2165 0.4056
11.2165
11.2165 menggunakan
hingga berhenti
-0.5955
0.4056
0.4056 0.8272
-0.5955
-0.5955 metode
atau
0.8272
0.8272
12 11.2165 Newton
konvergen
980.0 980.0
980.0
0.4056 Raphson.
dengan Baris
-0.5955 variabel
0.8272iterasi
4
X1,4 ke-
4 berdasarkan
980.0berdasarkan
berdasarkan
dan nilai rata-rata
nilai
nilai
Y. Pembangkitan 4dandan
rata-rata
rata-rata
data dansimpangan
simpangan baku
simpangan
dilakukan bakumasing-
baku masing-
masing-
menggunakan
313 11.2135
1311.2135
11.2135 I0.4053
0- 70
0merupakan
metode
0.4053 0merupakan
0.4053 merupakan
Newton
-0.5963 nilainilai
Raphson.
0.8272
-0.5963
-0.5963 13 awal
nilai
0.8272
0.8272 awal
11.2135 yang
awal
Baris
980.0 yangD.dipilih.
yangKurniasari,
iterasi
980.0
980.0
0.4053 dipilih.
dipilih.
ke-
-0.5963 N.Proses
Proses Setiawan,
Proses iterasi
berdasarkan
0.8272 iterasi Warsono
iterasi
nilai masing
980.0masing&
masing
rata-rataY.variabel
Antonio
variabel dari
variabel
dan data
dari
dari
simpangan pada
data
data buku
pada buku
pada
baku (Rasidin
buku
masing- & Bonar,
(Rasidin
(Rasidin &&Bonar,2006)
Bonar,2006)
2006)
4.14.1SIMULASI
4.1 SIMULASI
SIMULASI 4.1 SIMULASI
0 merupakan nilai dilakukan awal terus
dilakukan
dilakukan yangterus menerus
terus menerus
dipilih. menerus sampai
Proses sampaisampai memenuhi
iterasi memenuhi
memenuhi
masing kriteria
kriteria
kriteria
variabel mengikuti
dari mengikuti
mengikuti
data pada distribusi
distribusi
buku distribusinormal
(Rasidin normal
normal[2].
&analisis[2].
Bonar, Data
[2]. Data
2006)yang
Data yang dibangkitkan
yang dibangkitkan
dibangkitkan
Selanjutnya
Selanjutnya
Selanjutnya untuk
untuk untuk memverifikasi
memverifikasi
memverifikasi hasil
hasil
Selanjutnya hasilanalisis
analisis
untuk diatas diatas
diatas
memverifikasi hasil analisis diata
Hasil pada
Hasil
Hasil
dilakukan pada pada
terus kekonvergenan
Tabel kekonvergenan
Tabel
Tabel 1 menampilkan
kekonvergenan
1 menampilkan
1 menampilkan
menerus sampai yaituyaitu
banyaknya
Hasil yaitu apabila
memenuhi apabila
apabila
banyaknya
banyaknya
pada iterasi
Tabel��� �
iterasi �
iterasi
kriteria
��� ��� �
� �
1 menampilkan
� .
mengikuti
���
�� ���
� ���� � Proses
. � .Proses
Proses
distribusi
banyaknya berukuran
berukuran
berukuran
normal
iterasi 30 30
[2]. dan
30 dan
Data diulang
dan diulang
yangdiulangsebanyak
sebanyak
sebanyak
dibangkitkan 10 10kali,
10 kali, sehingga
kali, sehingga
sehingga
��� ������dilakukan� � � simulasi
dilakukan
dilakukan simulasi
simulasi dengan dengan
dengan membangkitkan
membangkitkan
membangkitkan
dilakukan data
data
simulasi datauntuk untuk
untuk
dengan membangkitkan data untu
gng dilakukan hingga berhenti atau �konvergen berukuran 30X2, diperoleh
dan diperoleh
diulang 10
diperoleh set 10 data.
10sebanyak
setset data.Dengan
data. Dengan
10 Denganmenggunakan
kali, menggunakan
menggunakan
sehingga nilai awal
nilai
nilaiawalyaitu
awalyaitu
yaitu
yang dilakukan
dilakukan
kekonvergenan tersebut
hingga
3. tersebut
hingga
yaitu Dari konvergen
berhenti
apabila
tersebut konvergen
berhenti
penilitian atau
��� atau
konvergen
yang yang pada
��� �pada
konvergen
dilakukan �padaiterasi
konvergen
dilakukan
��� �dengan
iterasi
.dengan
�iterasi
hingga ke-13
Proses
didapat ke-13
dengan dan
ke-13
berhenti dan
nilai
variabel nilai
dan
atau nilai
dugaan
variabel
variabel X1, pada
nilai
X1, pada
konvergen
X2,
X1, pada
[2] dan
X2, dandengan
Sitepu,
dan K.
Y.Y.Pembangkitan
Y. Rasidin
Pembangkitan
Pembangkitan
variabel dan
X1,data Sinaga,
dataX2,dilakukan
data M. Y.Bonar.
dilakukan
dilakukan
dan 2006.
Pembangkitan data dilakuka
nggunakan metode iterasiNewton ke-13 Raphson.
digunakan Baris iterasi
sebagai ke- nilai diperoleh
dugaan databagi 10 set =�1� 15,
=Dengan
�1Aplikasi
data. 1= 15,
�15,=0.6,
�� =0.6,
=0.6,3= -0.3
=3 =-0.3
�Ekonometrika.
menggunakan �3� dan
-0.3 dan
nilai �dan =�4�
awal 0.5 [2].
=4yaitu
=0.5 diperoleh
[2].
[2].diperoleh
0.5studi nilai
diperoleh nilai
nilai
menggunakan
enggunakan
ersebut metode
konvergen iterasi
metode iterasi
untuk
pada ke-13
Newton
Newtonmodel ke-13
iterasi digunakan
Raphson.
Raphson.
produksi
menggunakan digunakan
ke-13 Baris
CES Baris
dan sebagai
iterasi
dengan
metode
nilaiiterasi
sebagai ke-
Newton
pada nilai
ke-
menggunakan nilai dugaan
dugaan
Raphson.
berdasarkan
berdasarkan
berdasarkan bagi
Baris
nilai bagi
nilai nilaiiterasi
rata-rata ke-
dan
rata-rata
rata-rata 2Model simpangan
dan2dan simpangan
2simpangan
berdasarkan baku
baku
nilai 4Program
masing-
baku masing-
masing-
rata-rata Ilmu
dan simpangan baku masing
=dipilih.
15, dugaan
dugaan bagi
dugaan bagiparameter
bagi �parameter
=parameter model model produksi
model produksi CES
produksi CESuntuk
CES untuk masing-
untuk masing-
masing-
merupakan
0merupakan
merupakan
terasi ke-13 nilai
nilai awal
nilai awal
parameter
parameter
digunakan yang
awal
parameter
hasil yang
yaitu
random dipilih.
yang
0yaitu
sebagai ��dipilih.
dipilih.
merupakan
yaitu
adalah � nilai ��Proses
���11.2135,
�ProsesProses
��11.2135, nilai
=dugaan iterasi
10.1925,
�11.2135, ��iterasi
iterasi
awal� =����=
bagi yang

�1masing
=masing
�0.4053,
masing
0.4053,
=0.3999, variabel
0.4053, variabel��2�=0.6,
�=
���variabel�-dari
�= daridata
Proses -dari
� =- masing
=iterasi
�Ekonomi
data
3 -0.3
pada
data
masing
pada
setset
masing
dan
buku
pada Pertanian
buku
data,
data,
set
(Rasidin
buku 0.5
(Rasidin
4 (Rasidin
masing
ditampilkan
data,
[2].
Sekolah
&&
variabel
ditampilkan
ditampilkan
diperoleh
Bonar,
&dari
Bonar,
padapada
2006)
Bonar,
Tabel
pada
2006)
data
Tabel
nilai
Pascasarjana
2006)
pada buku
4. 4. 4.
Tabel
Institut
(Rasidin & Bonar, 2006
dugaan
mengikuti bagi
distribusi parameternormal
Pertanianmodel[2].
Bogor.produksi
Data yang
Bogor. CES untuk
dibangkitkan masing-
kukan
dilakukan
lakukan
parameter terus
terus
yaitu menerus
terus ��menerus
menerus
0.5963,
0.5963,
=�0.5963,sampai
dan
-0.5288,
�11.2135,dan
�dan=
�dan �memenuhi
sampai
sampai
�dilakukan
����0.8272
= �� 0.8272
= ==memenuhi
�memenuhi
�40.8272 terus
dengandengan
0.4053,
0.9227. kriteria
dengan kriteria
menerus
nilai
dan �kriteria
�nilai
= S�-��
nilai
�dari �S�
nilai
S� �mengikuti
mengikuti
sampai
sebesar
�� sebesar
� sebesar
dugaan
��masing memenuhi
980.
set
distribusi
distribusi
980.
data,980.ditampilkan
normal
normal
kriteria
pada
[2].
[2].mengikuti
Data
Tabel
Data yang
4.10
yang
distribusi dibangkitkan
dibangkitkan normal [2]. Data yang dibangkitka
onvergenan
kekonvergenan
konvergenan yaitu
yaitu apabila
yaitu apabila
apabila � � �
kekonvergenan . .Proses.
Proses Proses berukuran
berukuran
berukuran � 30 30 dan
30dan
[3] diulang
dan diulang
diulang
Hoog, sebanyak
R.V. sebanyak
sebanyak
dan Allen
berukuran 10 T. kali,
10kali,
Craig.
30 sehingga
kali,
dan 1995.sehingga
sehingga Introduction
diulang sebanyak to 10 kali, sehingg
0.5963, dan ��� =Sehingga Sehingga
tersebut
0.8272 Sehingga dapat
dengan ���
dapat
dapat���
dapat
nilai
��� �
dibentuk
���
��� �
dibentuk
dibentuk � �
dibentuk
��� ���
S���model
� �
��� �
model� yaitu
���
model
� �
model
�� sebesar produksi
� produksi apabila
produksi
produksi
980. CES
CES CES
��� CES sebagai
���sebagai
seperti � ���� �. Proses
� sebagai Tabel 4. Hasil
Tabel
Tabel 4. analisis
4. Hasil dengan
analisis
Hasil analisis denganmenggunakan
dengan menggunakan datadata
menggunakan hasil
data random
hasil random
hasil random
ebut konvergen pada diperoleh
diperoleh
diperoleh 10 10 set 10
setdata.
set
data. Dengan
data. Dengan
Dengan
Mathematical menggunakan
menggunakan
menggunakan
diperoleh
Statistics. 10nilai
nilai
set
Fifthawal
nilai
awal
data. yaitu
awal
edition. yaitu
yaituPrinctice-Hall
Dengan menggunakan nilai awal yait
tersebut
rsebut
Sehingga konvergen
konvergen
dapat berikut pada
berikut
dibentuk :iterasi
pada
berikut iterasi
persamaan
:model ke-13
:iterasi ke-13
tersebut ke-13
(21)
produksi dan dandan
konvergen nilai
CES nilai pada
nilai pada
sebagai pada iterasi ke-13
= 15, Tabel =0.6,4.dan
Hasil nilai
=
SETSET
analisis
-0.3
pada
SET
dengan
dan menggunakan
��= 0.5
�� � [2].�data hasil
diperoleh random
��diperoleh�� �nilai �� �� ��
SumSumOf
SumOf Of
asi ke-13
iterasi digunakan Bias sebagai nilai dugaan bagi � � =� =
15, � 15,� =0.6,
� =0.6,
� � =� =
-0.3
DATADATA-0.3
Internasional
dan dan
� �Inc,
� ==�� =
New
0.5
15,0.5[2].
� [2].
�Jersey.�� diperoleh
=0.6, � = � nilai
�nilai
�-0.3 dan � = 0.5
Square [2].
Square diperoleh nil
: ke-13 digunakan sebagai nilai dugaan bagi
erasi ke-13 digunakan
4. bagisebagai nilai
masing-masing
iterasi ke-13 dugaanparameter
digunakan bagi sebagai berikut DATA Square
�sebagai nilai dugaan bagi
1 1
�.���� 1
�.����
�.���� 2 2 2 3 3 3 4 4 1 4 2 3 4
berikut � �� 11.21��.41�

� 11.21��.41�
� 11.21��.41� ��.������.����
��.����
� �.���
� ��.��� ��.����
�.��� ��.����
��.����
� � � � SET
dugaan

�.���� dugaan
dugaan
�.���� bagi
�.���� �2��
bagi parameter
bagi
�2���2�� parameter
parameter
�[4] model
Usman, produksi
�1� model
model produksi
produksi
Mustofadugaan
�9.9441 CES
danCES
bagi �untuk
CES
Warsono. untuk
untuk
parameter
Sum
masing-
Of
masing-
masing-
2009.modelTeori Model
produksi CES untuk masing
ameter
parameteryaitu yaitu�����Untuk�� �11.2135, ����.����
�=� =�=�0.4053,

= 0.4053, ��������=�=�11.2135,

=��-0.0675
-= keragaman
- masing DATA ��4 == 0.4053, ��� = - 1 1 9.9441
9.9441 0.37620.3762
0.3762 -0.5689
-0.5689
-0.5689
Square 0.9198
0.9198
0.9198 3.5271
3.5271
3.5271
� � � � �
rameter yaitu Untuk
�11.2135,
� ��11.2135,
memperoleh
Untuk
��.���� parameter
=memperoleh
-1.021,
memperoleh�� informasi�0.4053,

informasiyaitu
-0.0054,
�.����
informasi
� tentang
tentang
tentang

keragaman masing
�keragaman dan �dari
set
dari
masing set data,
model
set
data,
dari ditampilkan
data,
model
model ditampilkan
ditampilkan
Linear pada
pada
dan Tabel
pada Tabel
masing 4.4.set4.data,Sinar
Tabel
Aplikasinya. ditampilkanBaru pada Tabel
Algensindo. 4.
� � 11.21��.41�
����=� =�
��maka � �.��� � �.���� �2�� 1 9.9441 20.3762 -0.5689 0.9198 3.5271
963,
5963, dan
0.5963,dan� dan 0.8272
= maka
0.8272
0.8272 dengan
�0.0955. Hasil ini
dengandengan
dilakukan
maka dilakukan nilai� menunjukan
nilai
0.5963, nilai
S�analisis
analisis
dilakukan S�
analisis��dan �S��sebesar
ragam ��sebesar
��
ragam =sebesar
0.8272
pada
ragam 980.
metode
pada 980.
model
pada kuadrat
980.
dengan
model terkecil
nilai
persamaan
model persamaan
persamaan S�
(20). sebesar
�(20).
(20). 980.
Bandung.
2 2 10.4071 10.4071
10.4071 0.41710.4171
0.4171 -0.4996
-0.4996
-0.49960.9199 0.91995.9521
0.9199 5.9521
5.9521
Untuk memperoleh informasi tentang keragaman
�� �� dari model ��
ingga
Sehingga
ehingga dapat
dapat dibentuk
dapat Hasil nonlinear
dibentuk
dibentuk
Hasil model
dari
Hasil model cukup
analisis
dari
dari produksi
model
analisisragam
analisis baik
produksi
produksi
Sehingga ragamragam untuk
CES CES
dapat
diperoleh
diperolehmenduga
CES sebagai
diperoleh sebagai
dibentuk
sebagai sebagai
sebagai model
sebagaimodel
berikut:CES.
berikut: produksi
berikut: 2 Tabel 4.CES
10.4071 sebagai
30.4171 -0.4996 0.9199 5.9521
maka dilakukan analisis ragam pada model persamaan (20). Tabel
Tabel 4. 4.
HasilHasil [5] Novalina.
analisis
Hasil
analisis dengan
analisis 3dengan
dengan 2006.
menggunakan
10.2377
menggunakan
10.2377
3 menggunakan10.2377 Pendugaan
data
0.4165
data
Tabel hasil
4.data
0.4165 random
hasil -0.4979
hasil
0.4165
Hasil random Parameter
random
-0.4979
analisis-0.49790.9248
dengan 0.9248 Model
0.9248 9.7973
menggunakan 9.7973
9.7973
data hasil random
kut : :
berikut
rikut :
Hasil dari analisis ragam diperoleh berikut
sebagai : berikut: SETSET SET
3 ��10.2377
� � Nonlinier.
��40.4165
� 4� 4 Fakultas
� �
10.3814
SET
-0.4979�
10.3814
10.3814 Matematika
� 0.9248

0.41660.4166� �
0.4166
SumSum Of
dan Sum
Of
9.7973
-0.4963
-0.4963 �
Of
Ilmu
-0.4963 Pengetahuan
0.9195
0.9195�
0.9195 11.1745 �
11.1745
11.1745
Sum Of
Tabel 2. Analisis
Tabel 2. Analisis
Tabel 2. ragam
Analisis ragam
�.���� dari
ragam
�.���� model
dari
�.���� model
dari pada
model persamaan
pada pada DATA
DATA
persamaan DATA
(20)
persamaan (20) (20)

�.����
� � � � � �
DATA
� � � � Square
SquareSquare� � �
Square
� � ��.���� ��.���� ��.���� ��.���� Alam. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
� ���11.21��.41�
� 11.21��.41�
� 11.21��.41� Kepustakaan
��.����
��.����
� � Source
��.����
�Source

�Source�.���
�.��� ��.����
� �.���
� �� �
��.����
��.����
�DF�11.21��.41�
Tabel 2. Analisis ragam dari model pada persamaan (20) DF� SumSum
��.����
DF �.���� �2��
of �2��
SumSquare
� �2��
of Square
of Square � �.���
Mean 1 �Square
Mean1 4Square
Mean �9.9441
1 Square
9.944110.3814 �2��
9.94410.3762 50.4166
0.3762
0.3762 5 5 -0.5689-0.4963
10.3489-0.5689
-0.5689
10.3489 1
10.34890.91980.9195
0.9198
0.4261 0.9198
0.4261
0.4261 11.1745
3.5271
3.5271
-0.4897
9.9441 -0.4897 3.5271 0.9268
0.3762 0.9268
-0.4897 7.7197
0.9268 7.7197
-0.5689 0.9198
7.7197 3.5271
ukUntuk
ntuk memperoleh
memperoleh
memperoleh informasiinformasi
informasi
Model
Model tentang
Model tentang
Untukkeragaman
tentang keragaman
keragaman
4memperoleh
4 4 198958 daridari
198958 model
dari
198958model
informasimodeltentang 49739.649739.6 keragaman
49739.6 [6] Seber, modelG.A.F
dari 0.4261 dan Wild, C.J. 2003. Nonlinear
Source [1] DF
Draper, Sum N. ofDan
Square Smith, Mean
H. Square
1981. Analisis 2Regresi5 2 10.4071
10.3489 -0.4897 0.9268 7.7197
a dilakukan
maka
akaModel dilakukan analisis
dilakukan analisis Error
analisisError
ragamError
4 ragam ragampada
pada
198958 model
pada
makamodel 21 21 980.0
persamaan
model
dilakukan21
persamaan980.0980.0
persamaan (20).
analisis(20).
49739.6 (20). 46.664746.6647246.6647
ragam pada model persamaan (20). 10.4071 Regression.
10.40710.41716 0.4171
0.4171 6 6 -0.4996
10.273 Departement
-0.4996
-0.4996
10.273 20.9199
10.273 0.9199
0.4104 0.9199
0.4104
10.4071
0.4104 of statistics.
5.9521
-0.51215.9521
5.9521
-0.5121
0.4171
-0.5121 0.9222 University
0.92226.0664
0.9222
-0.4996 6.0664
0.9199
6.0664 5.9521
Uncorrected
Terapan
Uncorrected Total
edisi
Uncorrected kedua.
Total
Total 25 25Sumantri
25 199938 199938 B,
199938 penerjemah. Jakarta: Auckland, New Zealand.
ilHasil
asildari
dari
Error analisis
dari ragam
analisis
analisis ragam diperoleh
ragam
21 diperoleh
diperoleh sebagai
980.0 sebagai berikut:
sebagai berikut:
berikut:
Hasil dari analisis ragam diperoleh sebagai
46.6647 3 3 6 3 berikut:
10.237710.273
10.2377
10.2377 0.41650.4104
0.4165
0.4165 -0.5121
-0.4979
7 7 7 9.6506 -0.4979
-0.4979
9.6506 0.92480.9222
0.9248
3 0.3475
9.6506 0.9248 6.0664
9.7973
0.3475-0.622
0.3475
10.2377 9.7973
9.7973
-0.622
0.4165
-0.622 0.9196 0.91966.3172
0.9196
-0.4979 6.3172
0.9248
6.3172 9.7973
Uncorrected Total Gramedia,
25 199938terjemahan dari: Applied Regression
Berdasarkan
Berdasarkan hasilhasilanalisis
analisis ragamragam pada pada Tabel Tabel 42,4pada7 10.3814
diperoleh
2,42, 9.6506
diperoleh 0.4166
10.3814 0.4166
10.3814 0.3475
8 0.4166 -0.4963-0.622
-0.4963
-0.4963
8 8 10.1754 0.91950.9196
0.9195
4 0.3989 0.9195 6.3172
11.1745 11.1745
11.1745
-0.5252 0.9196 0.919610.4699
Tabel
Tabel2. 2.
Analisis
Tabel analysis.
ragam
2. Analisis
Analisis ragam dari
ragamBerdasarkan
darimodel
dari
model pada
model
pada hasil
persamaan
pada
persamaan
Tabel analisis
2. (20)
persamaan (20)
Analisis ragam
(20) ragam pada
dari Tabel
model diperoleh
persamaan (20)
10.1754
10.1754 0.3989
10.3814
0.3989 -0.5252
0.4166
-0.5252 0.9196
-0.4963 10.4699
0.9195
10.4699 11.1745
ource
Source informasi
DF informasi
DF informasi
DF Sum bahwa
Sum ofbahwa
Sum derajat
bahwa
Square
Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 2, diperoleh
Source of of derajat
Square
Square
Source bebas
derajat
Mean bebas
Mean dari
bebas
Square
Mean dari
Square DF model
dari
Square model adalah
model
Sum adalah
of adalah
Square
5 4.8 Derajat
4. Derajat
4. Derajat
10.1754
10.3489
5 5 10.3489 Mean Square
0.4261
10.3489 0.42610.3989
9 0.4261
9 9 -0.4897-0.5252
-0.4897
9.809 -0.4897
9.8099.8090.92680.9196
0.9268
5 0.3628 0.9268
10.3489
0.3628
0.3628 10.4699
7.7197
-0.59737.7197
7.7197 0.4261
-0.5973
-0.5973 0.9201 0.92013.7675
-0.4897
0.9201 0.9268
3.7675
3.7675 7.7197
Model Model bahwa bebas
Model
nformasi 4 4bebas
derajat 4menyatakan
bebas menyatakan
198958menyatakan
198958
bebas 198958
dari banyaknya
Model banyaknya
model 49739.6
banyaknya
adalahinformasi
informasi
49739.6
49739.6 informasi
4. yang
4 Derajat yang bebas
yang
198958 bebas digunakan
bebas digunakan
digunakan
49739.6
rror 2121 21 980.0 46.6647 9
6 6 6 10.273 9.809
10.27310.2730.4104 0.3628
10 10-0.5121
100.4104 -0.5973
-0.512160.9222 0.9201
0.9222 3.7675
6.0664 6.0664
bebas
Error
Error
menyatakan
ncorrected Total
untuk
25
untuk 980.0
mendapatkan
untuk
banyaknya
980.0 Error
mendapatkan
mendapatkan
informasi jumlahjumlah kuadrat
jumlah
yang
46.6647
46.6647
kuadrat
bebas
21dengan
dengan
kuadrat
digunakan
980.0
kata
dengan kata lain
kata lain terdapat
terdapat
lain terdapat 4 4 0.4104
446.6647 -0.5121
10.0673
10.0673
10.0673 0.9222
0.4269 10.273
0.4269
0.4269 6.0664
-0.4791 0.4104
-0.4791
-0.4791 0.9347 0.93478.6298
-0.5121
0.9347 0.9222
8.6298
8.6298 6.0664
Uncorrected
Uncorrected TotalTotal 25 25 199938 199938Uncorrected
199938 Total 25 199938
untuk mendapatkan parameter
parameter
parameter
jumlah yang yang
kuadrat digunakan
yang digunakan
digunakan
dengan untuk
kata untuk
lainmemperoleh
untuk memperoleh
memperoleh
terdapat 4 jumlah jumlah 7 kuadrat
7 jumlah107 kuadrat
kuadrat
10.0673
9.6506
9.65069.65060.3475 0.4269
0.3475-0.622
0.3475 -0.4791
-0.622-0.62270.9196 0.9347
0.91960.9196
9.6506 8.6298
6.3172 6.3172
6.3172 0.3475 -0.622 0.9196 6.3172
parameter yang Jumlah
digunakan Jumlah
Jumlahkuadrat
untuk kuadrat model
kuadrat
memperoleh model diperoleh
model diperoleh
jumlah diperoleh dengan
kuadrat dengan
dengan mensubtitusikan
mensubtitusikan
mensubtitusikan DariDari hasil
Dari hasil pendugaan
hasil pendugaan
pendugaan diatas
diataskita
diatas kitatentukan
kitatentukan
tentukannilai rata-rata
nilai
nilairata-rata
rata-rata
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan hasil
hasil
nilaianalisis
hasilanalisis
dugaan ragam
analisis ragam
yang pada
ragam pada Tabel
pada
Berdasarkan
didapat keTabel
Tabel 2,2,diperoleh
dalam 2,persamaan
hasil diperoleh
diperolehanalisis ragam
jumlah
8 8 pada 8 10.1754
kuadrat 2,0.3989
10.1754
10.1754
Tabel 0.3989
0.3989
diperoleh -0.5252 -0.5252
-0.5252 80.9196
0.91960.9196
10.175410.4699 10.4699
10.46990.3989 -0.5252 0.9196 10.4699
Jumlah kuadrat nilai
nilai
model dugaan
dugaan
diperoleh yang
yang didapat
dengandidapat ke dalam
ke dalam
mensubtitusikan persamaan
persamaan jumlah jumlah
Dari kuadrat
kuadrat
hasil masing-masing
masing-masing
pendugaan masing-masing
diatas parameter
parameter
kita parameter
tentukan daridari 10 10
dari
nilai set
10set
rata-ratadata
setdata dandan
data kemudian
dan kemudian
kemudian
rmasi
formasi bahwa
informasi bahwabahwaderajat
derajat bebas
derajat bebas dari
bebas dari model
dari
model
informasi adalah
model adalah
adalah
bahwa 4.derajat
4.Derajat
4. Derajat
Derajat bebas dari model adalah 4. Derajat
nilai dugaan yang selisih
selisih
didapat antara
selisihke antara pengamatan
antara
dalam pengamatan
pengamatan
persamaan ke-�,
jumlah ke-�, yaitu
ke-�, yaitu
kuadrat � � ��masing-masing
yaitu
� �� �9�dengan
dengan 9 9.809
9 dengan 9.809
nilai
nilai9.809
nilai 0.3628
dijadikan 0.3628
0.3628
dijadikan
parameterdijadikan-0.5973
sebagai
dari
-0.5973
-0.5973
sebagai
sebagai90.9201
10 nilai
0.9201
setnilai
0.9201
9.809
pendugaan
nilai
data
3.7675
pendugaan 3.7675
3.7675
pendugaan
dan
0.3628
bagi
kemudian bagi -0.5973
parameter
bagi parameter
parameter 0.9201
model model3.7675
model
as
bas menyatakan
bebas menyatakan
menyatakan banyaknyabanyaknya
banyaknya informasi bebasyang
informasi
informasi yang bebas
yang
menyatakanbebas digunakan
bebas digunakan
digunakan
banyaknya informasi yang bebas digunakan
tengahnya
tengahnya � � �Jumlah
. ke-�,
Jumlah
.� kuadrat �lain
kuadrat yang yang diperoleh
diperoleh sebesar
4 sebesar 10198958.
198958. � 1-0.4791
� 110.1925,
�=110.1925, � 2 =�� 2��=2 =8.6298
kelisih antara pengamatan
mendapatkan
untuk
tuk mendapatkan
mendapatkan jumlah
jumlah tengahnya
kuadrat
jumlah �kuadrat
kuadrat . Jumlah
�dengan yaitu
dengan
dengan
untuk kata
katakuadrat

mendapatkankata
� lain yang
dengan
terdapat
lain diperoleh
4nilai
terdapat
terdapat
jumlah 4kuadrat sebesar
dijadikan
10
dengan 10 198958.
sebagai
10.0673
kata lainproduksi
10.0673
10.0673 produksi CES.
produksi
nilai
0.4269 0.4269
0.4269
terdapat CES.
pendugaan
4-0.4791Diperoleh
CES. Diperoleh
-0.4791
-0.4791 Diperoleh
10 bagi
0.9347
0.9347nilai
0.9347
10.0673dugaan
nilai dugaan
nilai
parameter
8.6298 untuk
dugaan
8.6298
8.6298 0.4269 untuk
model untuk
� =� � = 10.1925,�
0.9347
engahnya
meter yang
parameter
rameter �
yang� . Jumlah
digunakan
yang Jumlah
digunakan
digunakan Jumlah
kuadrat
untuk
untuk kuadrat
Jumlahyangkuadrat tengah
kuadrat
diperoleh
memperoleh
untuk memperoleh
memperoleh
parameter tengah model
tengah model
sebesar
jumlah
jumlah
yang jumlah di
model peroleh
di
198958.
kuadrat peroleh
di
kuadrat
kuadrat
digunakan dari
peroleh dariperbandingan
dari
produksiperbandingan
perbandingan
CES.
untuk memperoleh jumlah kuadrat 3 3 3 0.3999,
0.3999,
Diperoleh 0.3999, �

nilai =� �
=
dugaan
� �-0.5288,
= -0.5288,
-0.5288,
untuk dan�
� dan
= �
dan
� �
= �
=
10.1925,

4 4 4 �0.9227.
= �
0.9227.
�0.9227.
= Sehingga
Sehingga
Sehingga dapat
dapatdapat
1 2
Jumlah
umlah Jumlah
Jumlah kuadrat
kuadrat
kuadrat antara
model
kuadrat antara
tengah
model jumlah
antara jumlah
model
diperoleh
model jumlahkuadrat
di
diperoleh
diperoleh kuadrat
kuadrat
peroleh
dengan
dengan
Jumlah model
dengan model
dari modeldengan
dengan
dengan
perbandingan
mensubtitusikan
mensubtitusikan
mensubtitusikan
kuadrat derajat
model diperoleh derajat
derajat bebas
0.3999, bebas model,
bebas
dengan model,
� model, dibentuk
dibentuk model
dibentuk model produksi
model
� produksi
produksiCES CES berdasarkan
CES berdasarkan
berdasarkan data datahasil
data random
hasil
hasil random
random
Dari Dari hasil
Dari
hasil3mensubtitusikan
=pendugaan
-0.5288,
pendugaan
�hasil pendugaan dan
diatas kita
�4kita
diatas
diatas = tentukan
0.9227.
kita tentukan
tentukan
Dari hasil Sehingga
nilai rata-rata
nilai
nilai dapat
rata-rata
rata-rata
pendugaan diatas kita tentukan nilai rata-ra
antara
dugaan
nilai
ai dugaan jumlah
yang
dugaan yang dengan
kuadrat
didapat
yang dengan
didapat
didapat nilai
dengan
kemodel
kedalam
ke
dalamkuadrat
nilai
nilaikuadrat
dengan
persamaan
dalam
nilai tengah
kuadrat tengah
derajat
persamaan
persamaan
dugaan model
tengah
jumlah model
jumlah
yang bebas sebesar
model
kuadrat
jumlah
didapat sebesar
model,ke49739.6.
sebesar
kuadrat
kuadrat 49739.6.
dalam 49739.6. PadaPada
persamaan
dibentuk galat
Padagalat
model galatberdasarkan
jumlah berdasarkan
berdasarkan
kuadrat
produksi CES data datapada
datapada Tabel
pada Tabel 1, sebagai
Tabel 1, sebagai
1, berikut
sebagai berikut : 10: :set data dan kemudia
berikut
masing-masing masing-masing
masing-masing parameter
parameter
parameter dari 10berdasarkan
daridari 10 set
10set data
set
masing-masing data data
dan
data dan hasil
kemudian
dan random
kemudian
kemudian
parameter dari
dengan
ih nilai
antara kuadratmodel,
pengamatan model,
model,
tengah diketahui
diketahui
model
ke-�, diketahui derajat
sebesar
yaitu derajat
� derajat
49739.6.
� �
���� dengan bebasnya
bebasnya
bebasnya
Pada nilai 21
galat 21 dengan
21 dengandengan
berdasarkan jumlah
jumlah
jumlah
� sebagai
datanilai
pada Tabel 1, sebagai berikut :
selisih
lisih antara
antara pengamatan
pengamatan ke-�, ke-�,yaitu
selisih yaitu
antara �dengan dengan
� pengamatan nilai nilaidijadikan
ke-�, dijadikan
dijadikan yaitu sebagai � dengan
sebagai
� nilai pendugaan
nilainilaipendugaan
pendugaan bagi
dijadikanbagi parameter
bagi parameter
parameter
sebagai model
model
nilai model
pendugaan bagi parameter mod
model, � .diketahui kuadratnya
kuadratnya
kuadratnya
derajat sebesar
sebesar
bebasnya sebesar 980. 980.
21 Artinya,
980. Artinya,
dengan Artinya, kesalahan
kesalahan
jumlah kesalahan model model yang
model yang yang �.�����.����
� � ��.����
ahnya
tengahnya
ngahnya � � � . Jumlah
�Jumlah
. Jumlah
� kuadrat
kuadrat yang
kuadrat yang diperoleh
yang diperoleh
diperoleh
tengahnya �
sebesar
sebesar
� . Jumlah198958.
sebesar 198958.
198958.
kuadrat produksi
yang produksiproduksi
diperoleh CES.
CES. Diperoleh
CES.
sebesar
Diperoleh nilai
Diperoleh
198958.
� �� nilaidugaan
nilai
dugaan
1�.19��.39�

� untuk
dugaan
produksi
1�.19��.39�
� 1�.19��.39� untuk
��.����
��
untuk �=
��.����
CES. =
��.����
� � �
10.1925,
� =
10.1925,
Diperoleh
�.���
� �.���
� �
10.1925,
��.����
�.���� ��
= =
��.�����
nilai

��.����
� =dugaan

�.�����
�.����
�.���� �21�
untuk �21�� 1 = 10.1925, �� 2
�21�

kuadratnya sebesardidapat
didapat
980. sebesar
didapat sebesar
Artinya, jumlah
sebesar jumlah kuadrat
jumlah
kesalahan kuadrat galat
kuadrat galat
model yaitu
galat yaitu980.
yaitu
yang 980. 980. 1
� � � 1�.���� 1 � � �2 2 2
umlah
Jumlah kuadrat
Jumlah kuadrat tengah
kuadrat tengah model
tengah model didiperoleh
model diJumlah
peroleh dari
peroleh dari perbandingan
dari
kuadrat perbandingan
perbandingan
tengah model 0.3999, di0.3999,
0.3999, peroleh �
� �
= �
dari
= perbandingan
-0.5288,
= dan
-0.5288,
-0.5288, dan �
dan
� �= = �0.9227.
= 0.9227.
0.9227. �
Sehingga
� Sehingga
Sehingga dapat
dapatdapat �
� � � 4 0.3999,
� ��3 = -0.5288, dan �4 = 0.9227. Sehingga dap
��.���� ��.����
didapat sebesar jumlah kuadrat galat yaitu 980. � � 1�.19��.39�
3 3 3 � �4�.��� 4� �.���� �21�
ra
tara jumlah
antara jumlah
jumlah kuadrat kuadrat
kuadrat model
modelmodeldengan
dengandengan
antara derajat
3.derajat
jumlah bebas
derajat bebas
kuadrat model,
bebas model,�model,
�model dengan
� ��dibentuk ���, ,dibentuk
���, ,dibentuk derajat
� ��model
�� model
model bebas
produksi
produksi model,
CES
produksi
Dengan
CES berdasarkan
CES
Dengan berdasarkan
parameter
berdasarkan
Dengan parameter
dibentuk datadata
model
parameter hasil
data
distribusi
hasil random
hasil
distribusi �random
random
produksi
distribusi� ��
CES��.3999.
berdasarkan sehingga
sehingga
data hasil rando
sehingga
Tabel 3.
Tabel Selang
Tabel3. Selangkepercayaan
Selangkepercayaan untuk
kepercayaan untuk � , �� ,�
untuk ���
dan ��dan
��,�dan �� 2� 2� �2 � �.3999.
�.3999.
gan
ngan nilai
dengan nilaikuadrat
nilai
kuadrat tengah
kuadrat tengah model
tengah
Parameter model
Parameter
Parameter sebesar
modeldengan
Dugaan
Dugaan49739.6.
sebesar
sebesar nilai
Dugaan 49739.6.
49739.6.
Std.kuadratPada
Error
Std. Pada
Error
Std. Errorgalat
Pada
tengahgalat galat
model
Approksimasi berdasarkan
Approksimasi
Approksimasi sebesar
berdasarkan
berdasarkan
95%CI 95%CI
95%CI49739.6.
data
data pada
data
padaPada
Tabel
pada galat
Tabel
koefisien 1,
Tabel
koefisien sebagai
1,

koefisien 1 1,
sebagai

� 1��� �berikut
sebagai berikut
berdasarkan

��
�2�22� ��� :
berikut
�.���1. :
data : pada
Kombinasi
�.���1.Kombinasi
�.���1. Tabel 1,
Kombinasiinput sebagai
input model berikut
inputmodel model
�� �: ��
Tabel 3. Selang kepercayaan untuk ��� , ��� , ��� , dan ��� Dengan parameter distribusi 12 � �.3999. sehingga ��� ����
el,
model,
odel, diketahui
diketahui
diketahui derajat
derajat�� �bebasnya
��derajat bebasnya
bebasnyamodel,
11.2135 21
11.2135 21
11.2135 dengan
21 dengan
diketahui
1.4273 dengan
1.4273
1.4273 jumlah
jumlah
derajat jumlah
8.24538.2453 bebasnya
8.2453 14.1817 21
14.1817
14.1817 dengan dan danjumlah
tenaga
tenaga kerja kerja ) untuk
) untuk menghasilkan
menghasilkan produksi
produksi rangka
rangka
Parameter Dugaan Std. Error
� Approksimasi 95%CI koefisien � 1 � � � � dan
�.���1.tenaga kerja
��
Kombinasi ��
� ��
� � )
inputuntuk modelmenghasilkan
�� � produksi rangka
dratnya
kuadratnya
adratnya
�� sebesar sebesar
sebesar 980.
11.2135 980. �Artinya,
�� �980.
1.4273
� Artinya,
�Artinya, kesalahan
0.4053
kesalahan
0.4053
kuadratnya 0.4053
8.2453 model
0.1374
kesalahan model
0.1374 model
0.1374
sebesar 14.1817 yang
0.1195
980.yang Artinya,0.6911
yang
0.1195
0.1195 0.6911
0.6911
kesalahan model
2
yang ��.���� �.�����.����
� ��.����
� �.����
pat ��sebesar
didapat
dapat jumlah
sebesar
sebesar jumlah kuadrat
jumlah
0.4053 kuadrat
Copyright
Copyright galat
kuadrat
© galat
Copyright
0.1374 2017 yaitu
galat
yaitu
©didapat 980.
yaitu
FT-UHAMKA.
2017
© 2017 980. 980.
sebesar
FT-UHAMKA.
FT-UHAMKA.
0.1195 jumlah
- All rights
- 0.6911
All kuadrat
reserved
rights
- All rightsreserved
�dan
galat
reserved ��� �tenaga
1�.19��.39�
yaitu
kerja��.����
� 1�.19��.39� ��
980. � � �� � �.���
1�.19��.39� ) �
��.���� untuk
��.����
�menghasilkan
�.��� �.���
� �� �
��.����
��.����
Seminar��Seminar
� �1�.19��.39�
��.���� produksi
�.�����.�����21�
Seminar Nasional �21�
Nasional
rangka
�21�
��.����
TEKNOKA
�Nasional �
TEKNOKA �.���
TEKNOKA ke -ke
��.���� ��.����
2, Vol.
� -ke 2,2,�
2,- Vol. 2017 2, 2017 �21�
2, 2017
Vol.
ISSN No.
ISSN 2502-8782
No.
ISSN 2502-8782
No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Tabel 3. 3.
Tabel Selang
Tabel kepercayaan
3. Selang
Selang untuk
kepercayaan
kepercayaan �� �
� ,��
untuk
untuk �
� ,� �


,��� �
, dan
��,�Tabel
� �
��, dan
� �
,�dan
���3. � Dengan
�Dengan
Dengan� parameter
� parameter
parameter

� �� kepercayaan untuk �� , �� , �� , dan ��
�Selang distribusi �
distribusi
distribusi � �
� ���

2 2�.3999.
2 Dengan �
�.3999.
ISSN sehingga
parameter
�.3999. sehingga
sehingga
No. 2502-8782 �
distribusi �2 � �.3999. sehingg
arameter
ParameterDugaan
Parameter Dugaan
Dugaan Std. Error
Std. Std. ErrorApproksimasi
Error Approksimasi
Approksimasi
Parameter 95%CI
95%CI
Dugaan koefisien
95%CI Std. Error
koefisien �1�1����12���295%CI
koefisien
Approksimasi ���
� � �.���1.
2�.���1.
� �.���1.Kombinasi
Kombinasi
Kombinasi
koefisien input
input�model
�1 input 2 � model
�model ��� � ����
��
�.���1. � � � Kombinasi input model ���
� �� �� 11.2135
11.2135 1.4273
11.2135 1.4273 8.2453
1.4273 � 8.2453
8.2453 14.1817
14.1817
11.213514.1817 1.4273 8.2453 14.1817
� dan
dantenaga
dan kerja
tenaga
tenaga kerja kerja
����
� )� untuk
)
�� )
untuk
� menghasilkan
untuk menghasilkan
menghasilkan
dan tenaga produksi
produksi
produksi
kerja ��rangka
�rangka
) rangka
untuk menghasilkan produksi rangk
� �� �� 0.4053 0.1374
0.4053
0.4053 0.1374 0.1195
0.1374 � 0.1195
0.1195
� 0.6911
0.69110.6911 0.1374
0.4053 0.1195 0.6911
opyright
Copyright©©2017
Copyright ©FT-UHAMKA.
2017 2017
FT-UHAMKA. - All
FT-UHAMKA. rights
- All reserved
- rights
All Copyright
rights reserved
reserved © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional
Seminar
Seminar TEKNOKA
Nasional
Nasional TEKNOKA
TEKNOKA ke ke
- 2,- ke
Vol.
2, 2,2,Vol.
-Vol. 2017
2, 2, 2017
2017
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 201
ISSN
ISSNNo.
ISSN 2502-8782
No. No. 2502-8782
2502-8782 ISSN No. 2502-878

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perancangan Media Pembelajaran Virtualisasi Masjidil Harram


Dengan Virtual Reality

Nurhadi Zakiyan, Estu Sinduningrum, & H. Irfan

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, Jakarta.
Jl.Tanah Merdeka No. 6 Kampung Rambutan, Jakarta Timur
E-mail : Zakiyanzet@gmail.com

Abstrak – Ibadah haji adalah ibadah ke 5 urutannya dalam rukun islam dan paling lama persiapannya
baik materi, fisik dan iman. Oleh karena itu para calon jamaah haji dibekali dengan pelatihan mengenai
tata cara beribadah serta pengenalan rute bagi yang memasuki masjidil haram. Masjidil Haram adalah
tempat suci bagi umat Islam, namun belum banyak umat islam yang mengetahui seperti apa bentuknya.
Dalam pelatihan haji (manasik haji) calon jamaah haji dilatih di dalam area simulasi dengan dekorasi
menyerupai miniatur masjidil haram. Oleh karena itu dengan aplikasi inilah calon jamaah haji diberikan
informasi tentang bentuk dan lokasi masjidil haram dengan virtualisasi masjidil harram. Virtualisasi
masjidil haram dibuat dengan teknik GYROSCOPE dan menggunakan teknologi VIRTUAL REALITY
(VR). Aplikasi ini akan membantu memberikan gambaran objek masjidil haram secara dua dimensi
(2D) dan tiga dimensi (3D). Aplikasi ini nantinya dapat menjadi media pembelajaran untuk mengetahui
letak, bentuk dan ukuran masjidil haram khususnya agar dapat membantu para calon jamaah haji dan
umat muslim mengetahui informasi lokasi dan bentuk bagi yang belum pernah mengunjungi masjidil
harram.

Kata kunci: Virtualisasi Masjidil Harram, Virtual Reality, 3D, 2D, Media Pembelajaran, Gyroscope

1 Pendahuluan Berdasarkan uraian di atas, munculah suatu ide /


gagasan untuk membuat sebuah aplikasi sebagai alat
Keberlangsungan kehidupan manusia pada saat ini
bantu media virtualisasi masjidil haram sebagai penunjang
sangat Pengembangan metode bimbingan manasik terdiri
visualisasi penyampaian dan penggambaran objek.
dari empat kategori yakni bimbingan manasik dengan
menggunakan ceramah. Selain itu DVD bimbingan Aplikasi ini berfungsi sebagai penyampaian informasi
manasik perjalanan ibadah haji. Ada juga program yang dibutuhkan mengenai visualisasi masjdil haram. Untuk
bimbingan manasik di televisi daerah. Serta penggunaan itulah tugas akhir diberikan judul “Perancangan Media
MP3 doa thawaf dan Sa’i. dengan kemajuan teknologi dan Pembelajaran Virtualisasi Masjidil Haram Dengan
informasi menjadikan metode manasik berkembang lebih Virtual Reality”.
praktis dan mudah dimengerti. Dengan metode visualisasi
yang dijalankan dengan smartphone ini akan sangat
membantu para calon jamaah haji untuk mendapatkan 2 Dasar Teori
informasi mengenai lokasi dari masjidil haram.
Sebuah teknologi virtualisasi sangat dibutuhkan untuk 2.1. Multimedia Pembelajran Interaktif
menyampaikan informasi yang dapat menggambarkan Wandah wibawanto (2017) Multimedia Pembelajaran
sebuah objek virtual ke dalam dunia nyata salah satunya Interaktif merupakan salah satu media yang dapat digunakan
adalah virtualisasi masjidil haram. untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 71
I - 72 N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan

didik dengan sangat efektif dan efisien. Keunggulan utama 2.5 Game Engine
media pembelajaran interaktif yaitu interaktivitas itu sendiri Game Engine adalah sebuah perangkat lunak yang dirancang
membuka berbagai peluang interaksi antara pengguna untuk membuat sebuah game. Sebuah game engine biasanya
dengan media. dibangun dengan mengenkapulasi beberapa fungi standar
yang umum digunakan dalam pembuatan sebuah game.
2.2 Virtual Reality Misalnya fungsi rendering, pemanggilan suara, network,
(Sherman dan Craig,VR 2015) mendefinisikan VR sebagai atau pembuatan partikel untuk special effect. Sebagian besar
berikut: Sebuah media yang terdiri dari simulasi komputer game egine umumnya berupa library atau sekumpulan
interaktif yang merasakan posisi dan tindakan peserta, fungsi – fungsi yang penggunaanya dipadukan dengan
memberikan umpan balik sintetis untuk satu atau lebih bahasa pemrograman [5]..
indera, memberikan perasaan tenggelam atau hadir dalam
simulasi. Perhatikan bahwa definisi menyatakan bahwa 2.6 Teknik Display Virtual Reality
pengalaman virtual reality memberikan rangsangan sintetis Sistem display VR merupakan sistem pencitraan visual 3d
untuk satu atau lebih dari indra pengguna. dan 2d yang menggunakan seperangkat optik, elektronik,
Sebuah sistem VR akan menggantikan setidaknya dan komponen mekanik untuk membentuk citra dalam
rangsangan visual, dengan rangsangan aural juga sering jalur optik antara mata pengamat dan objek fisik yang akan
disediakan. Dua istilah lain yang berhubungan dengan digabungkan dengan teknik VR.
realitas virtual dan satu sama lain adalah “telepresence” Ponsel VR yang di contohkan oleh Google Cardboard
dan “augmented reality” (AR). Telepresence mirip dengan adalah alat sederhana yang terdapat 2 slot lensa untuk
VR, dalam hal ini adalah sarana untuk menempatkan ponsel VR[4].
pengguna di lokasi lain di mana mereka tidak hadir secara
fisik. Perbedaan dari VR adalah bahwa lokasi ini sebenarnya
2.7 Cara Kerja Virtual Reality
adalah sebuah tempat yang nyata bahwa untuk satu atau
alasan lain terlalu berbahaya atau tidak nyaman bagi orang VR headset merupakan perangkat head mounted display
untuk mengunjungi secara pribadi. Seperti telepresence, dengan bentuk seperti google Cardboard. VR headset
augmented [4]. adalah alat menyatukan cara pandang kedua bola mata
yang berbeda. Lewat dua layar di dalamnya, VR headset
menghasilkan sensasi tiga dimensi. Seolah dunia dan objek
2.3 Gyroscope Sensor
virtual di game/video sungguh ada di hadapan siapapun yang
Salah satu fitur yang tersedia dalam beberapa smartphone memakai VR headset itu. Visualisasi 3D dari video ataupun
yang dapat melakukan eksplorasi adalah sensor. Terdapat game tersambung ke VR headset melalui kabel HDMI.
sekitar 13 sensor yang terdapat di smartphone Android. Dengan software VREAM, gambar tersebut diproyeksikan
Eksplorasi data-data sensor salah satunya dapat melalui lensa khusus menjadi gambar stereoskopik dengan
digunakan untuk mendeteksi pergerakan manusia. Sensor kelengkungan mirip penglihatan manusia. Lalu, otak kita
accelerometer akan mengambil data secara realtime secara otomatis akan terbiasa dengan visualisasi tersebut
dari smartphone berbasis Android, dimana sensor ini sehingga terasa nyata.
mengambil data percepatan linier dari smartphone berbasis
Android. 2.8 MDLC (Multimedia Development life Cycle)
Sensor gyroscope juga akan mengambil data – Metode yang digunakan dalam pengembangan multimedia
data secara realtime dari smartphone berbasis Android, Interaktif ini adalah Multimedia Development Life Cycle
namun data yang diambil adalah data kecepatan sudut, yang memiliki 6 tahap yaitu, concept, design, collecting
percepatan sudut, serta perubahan sudu dari pergerakan content material, assembly, testing dan distribution (Sutopo,
tubuh manusia. Dengan menggunakan kedua sensor 2003).
accelerometer dan sensor gyroscope dapat mendeteksi
aktivitas fisik user pada saat terjatuh dan dapat
membedakan dengan aktivitas fisik user yang menyerupai 1. Concept
aktivitas jatuh seperi duduk cepat melompat ke alas, Tahap concept (konsep) yaitu menentukan tujuan dan
berbaring, dan lain-lain [4]. siapa pengguna program (identifikasi audience), macam
aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi
2.4 Modeling object (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain-lain), dan spesifikasi
umum.
Google Sketchup 3D Sebuah perangkat lunak keluaran
google yang digunakan untuk melakukan modelling tiga
dimensi, animasi, hingga rendering. Google Sketchup 2. Design
3D dapat melakukan export hasil modelling yang dapat Design (perancangan) adalah membuat spesifikasi secara
diterima oleh Unreal Development Kit seperti .ASE, .FBX rinci mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan
dan .DAE kebutuhan material / bahan untuk program.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan I - 73

3. Material Collecting
Material Collecting (pengumpulan bahan) adalah tahap
pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang
dikerjakan. Bahan - bahan tersebut, antara lain gambar clip
art, foto, animasi, video, audio, dan lain-lain yang dapat
diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada
pihak lain sesuai dengan rancangannya

4. Assembly
Tahap assembly (pembuatan) adalah tahap pembuatan
semua objek atau bahan multimedia. Pembuatan aplikasi
berdasarkan storyboard, bagan alir (flowchart), dan struktur
navigasi yang berasal pada tahap design.

5. Testing
Tahap testing (pengujian) dilakukan setelah menyelesaikan
tahap pembuatan (assembly) dengan menjalankan aplikasi
/ program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak.
Tahap pertama pada tahap ini disebut juga sebagai tahap
pengujian alpha (alpha test) yang pengujiannya dilakukan
oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Setelah
lolos dari pengujian alpha, pengujian beta yang melibatkan Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
pengguna akhir akan dilakukan.

6. Distribution 3.1.1 Persiapan


Tahap ini aplikasi akan di simpan dalam suatu media a. Identifikasi Masalah
penyimpanan. Tahap ini juga dapat disebut tahap evaluasi Pada tahap ini dilakukan identifikasi, pada penelitian
untuk pengembangan produk yang sudah jadi supaya ini permasalahan yang terjadi adalah kurangnya
menjadi lebih baik. Hasil evaluasi ini dapat digunakan informasi tentang bentuk masjidil haram.
sebagai masukan untuk tahap concept pada produk b. Perumusan Masalah
selanjutnya. Setelah proses pengidentifikasian masalah, maka
dirumuskanlah masalah seperti yang di paparkan pada
sub bab 1.2.
c. Batasan Masalah
2.9 UML (Undified Modeling Language)
Batasan masalah merupakan proses setelah perumusan
UML (Unified Modeling Language) adalah Metodologi masalah dilakukan. Pada tahapan ini, masalah yang
kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object ada dibatasi seperti yang dipaparkan pada sub bab
Modeling Technique), serta OOSE (Object Oriented 1.3Dalam tahap pembuatan desain tampilan antarmuka
Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnya, media pembelajaran visualisasi masjidil haram dengan
merupakan metodologi yang paling sering digunakan virtual reality ini peneliti membuat rumusan masalah
saat ini untuk analisa dan perancangan sistem dengan dengan mengambil requirement dari data yang diambil
metodologi berorientasi objek mengadaptasi maraknya dari Saudi bin laden group.
penggunaan bahasa “pemrograman berorientasi objek”
(OOP). (Nugroho, 2009)
3.1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan agar mempermudah
dan memperkuat dalam melakukan penelitian. Ada dua
3 Metodologi Penelitian tahap dalam pengumpulaan data, yaitu :
3.1. Diagram Alur Penelitian a. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan
menggunakan media-media seperti buku, jurnal-jurnal
untuk merancang aplikasi media pembelajaran visualisasi
baik nasional maupun internasional, artikel - artikel di
masjidil haram dengan virtual reality.
internet yang berkaitan dengan penelitian.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 74 N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan

b. Wawancara 3.1.8 Menyebarluaskan


Pada tahap ini dilakukan penelitian dengan Jika semua proses pembuatan aplikasi ini telah
mewawancarai pihak penyelenggara haji dan umrah rampung dan lolos pada tahap pengujian, aplikasi ini
juga informasi yang di ambil dari kantor Kementrian akan disebarluaskan umum melalui jaringan internet dan
Agama Jl Ahmad Yani no. 9 kota tangerang dan khususnya di sebarluaskan kepada pelatihan manasik haji dan
pelatihan manasik Khasafa haji dan umroh travel masyarakat umum agar mendapatkan manfaat dari aplikasi.
agent.

3.1.3 Analisis 4 Analisis Perancangan


Pada tahap ini peneliti membuat desain tampilan Bab ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan
antarmuka media pembelajaran visualisasi masjidil haram antarmuka Media Pembelajaran Virtualisasi Masjidil
dengan virtual reality. Harram dengan Virtual Reality.

3.1.4 Desain 4.1 Analisis Masalah


a. Struktur Navigasi
Pembekalan dan pengetahuan mengenai lokasi tentang
Pembuatan desain struktur navigasi secara composite masjidil haram sangat penting untuk para calon jamaah haji
(campuran) dari aplikasi media pembelajaran dan juga pengetahuan bagi umat islam[2]. Pemanfaatan
visualisasi masjidil haram dengan virtual reality. map menjadi salah satu alternatif yang di pakai untuk
b. State Trantition Diagram membantu para jamaah untuk mengenali lokasi dan area
Tahap ini dirancang state trantition diagram (STD) sekitar masjidil haram, pengemasan teknologi ini di
aplikasi untuk mengetahui transisi keadaan yang rancang untuk memberikan informasi yang valid sesuai
terjadi pada aplikasi saat digunakan. keadaan masjidil haram dalam bentuk virtualisasi masjidil
c. Storyboard haram dalam sebuah aplikasi virtual reality yang berjalan
Pada tahap ini dibuat storyboard yang merupakan di perangkat android. aplikasi tersebut dapat dioptimalkan
naskah yang dituangkan dalam bentuk gambar atau dalam menyebar informasi obyek dalam bentuk 3 dimensi
sketsa. dan tampilan yang seakan akan menyerupai aslinya.

3.1.5 Pengumpulan Bahan 4.2 Analisis Kebutuhan Sistem


a. Materi Pelajaran Aplikasi Vitualisasi masjidil haram digunkan untuk
Pengumpulan materi – materi pelajaran yang terkait media interaktif terkait penginformasian obyek dan lokasi
dengan aplikasi ini. berdasarkan bentuk aslinya. Virtualisasi masjidil haram
b. Modelling 3D akan di operasikan melalui perangkat kacamata virtual yang
Pembuatan model 3 dimensi yang nantinya akan di berjalan di system Android.
tampilkan pada aplikasi ini. Dalam merancang aplikasi ini diperlukan batasan yang
jelas agar aplikasi yang dirancang tidak keluar dari rencana
3.1.6 Pembuatan dan konsep awal perancangan aplikasi. Beberapa kebutuhan
system yang akan didefiniskan antara lain :
Pada tahap ahapa ini peniliti merancang aplikasi media
a. Memvisualkan bentuk dan lokasi dari obyek ke dalam
visualisasi masjidil haram dengan virtual reality yang
bentuk 3 dimensi yang berbasis virtual reality.
beroperasi pada smartphone.
b. Memvisualkan lokasi dan arah yang sesuai dengan
obyek aslinya karena memakai skala 1:1.
3.1.7 Pengujian c. Memberikan informasi yang sesuai dalam bentuk
Setelah proses pembuatan selesai. Langkah berikutnya visualisasi
dilakukan tahap testing (pengujian aplikasi) dengan cara:
a. Testing Dalam merancang dibutuhkan perangkat keras dan
Pengujian akan dilakukan oleh orang-orang yang perangkat lunak untuk mendukung keberhasilan fungsi
terlibat pada tahap pembuatan aplikasi. aplikasi. Berikut ini adalah perangkat keras dan perangkat
b. Beta Testing lunak yang digunakan pada aplikasi ini.
Pengujian akan dilakukan oleh pengguna aplikasi yaitu 1. Spesifikasi perangkat keras
calon jamaah haji dan Masyarakat umum Non-haji Perangkat Keras yang di gunakan dalam proses
sebagai target dari penggunaan aplikasi ini. pembuatan aplikasi ini adalah sebuah unit komputer
dengan spesifikasi sebagai berikut:

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan I - 75

• Prosesor : AMD Athlon X2 (3.0 Ghz) Pemasangan Perangkat


• RAM : 4.00 GB Pengguna memasang perangkat device ke kacamata VR.
• HDD : 720 GB
• VGA : Radeon R7 2GB/128bit 4.5 Perancangan Flowchart
2. Spesifikasi perangkat lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam proses
Perancangan flowchart diperlukan untuk menggambarkan
pembuatan aplikasi ini sebagai berikut :
proses - proses pembuatan sehingga mudah dilihat
• Sistem Operasi Windows 10 x64
berdasarkan urutan langkah dari satu proses ke proses
• Java SE Development Kit (JDK)
lainnya. Berikut ini adalah gambar rancangan flowchart
• Android SDK Manager (revisi 24.0.2)
visualisasi masjidil haram.
• Android Developer Tools (ADT) Bundle Windows
x86_64
• Unity3D versi 5.3.4f1
3. Spesifikasi mobile device
Mobile device yang akan digunakan adalah ponsel
pintar SONY EXPERIA ZR dengan spesifikasi sebagai
berikut :
• OS : Android 5.0 (Lolypop)
• Processor : Qualcomm MSM28 Snapdragon 410
Quad Core 1.6GHz Cortex-A7
• RAM : 2.00 GB
• Memori : 32 GB
• Gyroscope : 8 Axis

4.3 Perancangan Sistem


Pada perancangan ini akan menjelaskan tentang perancangan
dari sistem dengan UML sebagai media untuk melakukan
perancangan antarmuka (interface).

4.4 Perancangan Use Case Diagram


Pada perancangan Use Case Diagram fungsional ini 4.6 Perancangan Activity Diagram
digunakan untuk memahami interaksi dan kegiatan antara Tujuan dibuatnya activity diagram pada media ini adalah
pengguna dan sistem. Use Case menggambarkan interaksi untuk menunjukan aktivitas dalam sebuah proses dalam
apa saja yang dilakukan oleh aktor/pengguna terhadap sistem. Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan oleh
sistem. Biasanya dibuat pada awal pengembangan system. pengguna.

4.7 Perancangan Antarmuka


a. Rancangan Tampilan Menu Utama
Perancangan halaman menu utama terdapat gambar
background, tombol mulai, tombol bantuan, serta
tombol profil. Apabila tombol mulai yang ditekan akan
muncul menu pilihan tampilan vitual.

Gambar 4.1 Use Case Diagram

Pada spesifikasi activity diagram ini menjelaskan


urutan kegiatan yang dilakukan sistem dan pengguna,
sebagai berikut : Gambar 4.6 Rancangan Menu Utama

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 76 N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan

b. Rancangan Tampilan Bantuan 5 Implementasi


Perancangan halaman Bantuan berisi tampilan dan
tombol OK yang disertai dengan gambar dan penjelasan Pada bab ini menjelaskan tentang hasil pengujian dan
isi bantuan. implementasi media pembelajaran visualisasi masjidil haram
dengan virtual reality yang telah dibuat untuk Kementerian
agama kota tangerang. Pengujian dilakukan untuk
memastikan apakah seluruh fungsi button dan 3d object
pada media dapat berjalan dengan baik dan mendeteksi jika
terjadi kesalahan pada script program sehingga aplikasi
dapat di implementasikan untuk kemudian dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang edukatif dan informatif.
Tahap implementasi dimulai dari mencoba hasil media
yang telah dibuat sampai terakhir yang dilakukan didalam
kantor kementrian agama kota tangerang.

5.1 Implementasi Sistem


Gambar 4.7 Rancangan Tampilan Pilihan Menu Bantuan
Implementasi antarmuka akan menampilkan hasil
implementasi program pada media berupa tampilan
b. Rancangan Tampilan Profil yang dibangun sesuai perancangannya. Sub bab ini akan
Perancangan halaman Profil berisi tampilan profil menampilkan antarmuka dari program yang telah dirancang
penulis. kedalam bentuk media pembelajaran berbasis mobile device.
Menggunakan bantuan operating system android version
kitkat berteknologi gyroscope agar aplikasi berjalan dengan
baik sebagaimana yang di jelaskan pada bab 2.

5.1.1 Antarmuka Halaman Utama


Untuk memulai menjalankan media pembelajaran
ini dapat dilakukan dengan cara menekan tombol yang
terletak dibagian samping. Berikut adalah tampilan menu
utama yang dapat dilihat pada gambar :

Gambar 4.8 Rancangan Tampilan profil

4.8 Pembuatan
Menu pembuka ini dibangun sebagai tampilan pembuka
saat media pertama kali dijalankan. Menu utama dibangun
sebagai pondasi/acuan dalam membangun isi pada Media
Pembelajaran Virtualisasi Masjidil Haram Dengan Virtual
Reality ini. Pada menu utama berisikan bagian - bagian
menu agar dapat dikontrol dari menu utama, yang berisikan Gambar 5.1 Tampilan Antarmuka Halaman Utama
(1) Mulai, (2) Bantuan (3) Profil. Tampilan menu utama
diperlihatkan berikut: 5.1.2 Antarmuka Halaman Akun Mulai
1. Bentuk visual 3 dimensi lokasi pintu King Fahd yang
di bandingkan dengan bentuk aslinya.

Gambar 4.8 Pembuatan Gambar 5.2 Tampilan Antarmuka mulai

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan I - 77

5.1.3 Antarmuka Menu Bantuan

Gambar 5.12 Tampilan Antarmuka Menu bantuan

5.3 Kuesioner
5.1.4 Antarmuka Menu Profil Setelah perancangan media selesai diimplementasikan
di kementrian agama kota tangerang maka peneliti
mengumpulkan data sebagai acuan dalam menghitung
tingkat keberhasilan media pembelajaran sebagai alat bantu
mengenal lokasi dan obyek 3 dimensi dari area masjidil haram
yang diisi oleh para jamaah haji dan masyarakat yang belum
berhaji, data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut :
Maka Hasil Perhitungan jawaban responden sebagai
berikut :
Pertanyaan Pertama
Gambar 5.13 Tampilan Antarmuka Profil
1) Responden yang menjawab baik (3) = 7 x 3 = 21
2) Responden yang menjawab  cukup (2) = 3 x 2 = 6
3) Responden yang menjawab kurang (1) = 0 x 1 = 0

5.2 Pengujian Sistem Total Skor = 15 + 4 + 0 = 27


Pengujian sistem dilakukan untuk memeriksa apakah
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui
komponen atau elemen-elemen didalam sistem telah
dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item
bekerja dan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Cara pengujiannya yakni dengan memainkan media apakah
semua button dan tampilan gambar apakah sudah berjalan Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden (Angka
lancar. Hasil dari pengujian terhadap media ini akan Tertinggi 3) “Perhatikan Bobot Nilai”
ditampilkan kedalam bentuk tabel. X = Skor terendah likert x jumlah responden (Angka
Terendah 1) “Perhatikan Bobot Nilai”
Jumlah skor tertinggi untuk item Baik ialah 3 x 10 =
30, sedangkan item Kurang ialah 1 x 10 = 10 . Jadi, jika
total skor responden di peroleh angka 27, maka penilaian
interpretasi responden terhadap media pembelajaran tersebut
adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan
rumus Index %.

Rumus Index %  =  Total Skor / Y x 100

Maka penyelesaian akhir dari contoh kasus :


= Total Skor / Y x 100
= 27/30 x 100
= 90% = 90% Kategori Baik

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa


responden mengatakan Visualisasi Masjidil haram dengan
Virtual reality sudah menarik dan mudah dimengerti oleh
masyarakat.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 78 N. Zakiyan, E. Sinduningrum, & H. Irfan

6 Simpulan Kepustakaan
Bab ini menjelaskan simpulan dari hasil pengimplementasian [1] Binanto Iwan, Multimedia digital dasar teori dan
sistem informasi berbasis web di SMPIT Tunas Harapan pengembangan, Yogyakarta, 2010, p. 3.
Ilahi. [2] Rahmanita Eza, dkk. Oktober 2012 Rancang Bangun
Aplikasi Multimedia Pembelajaran Interaktif
(E-Learning) Manasik Haji Menggunakan Pendekatan
6.1 Simpulan
LTSA (Jurnal). Madura: Universitas Trunojoyo.
Setelah selesai melakukan perancangan dan pembahasan [3] Wibawanto wandah, Desian dan Pemograman
yang telah diuraikan, maka dapat diambil simpulan sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif, Jember, 2017, p.
berikut : III.
1. Tercapainya pembuatan media pembelajaran visualisasi [4] Linowes Jonathan, Unity Virtual Reality Projects,
masjidil haram dengan virtual reality menciptakan Birmingham UK, August 2015, p. 2-15.
bentuk masjidil haram dalam keadaan maya menjadi [5] Roedavan Rickman, UNITY Tutorial Game Engine,
tampak nyata. Bandung, Januari 2016, p.2-3.
2. Implementasi dengan menerapkan tenknologi virtual [6] Saudi, bin laden Group dkk, Desember 2012. Mataf
reality dengan teknik Gyroscope dapat menyajikan Extension Presentation (literature). Saudi: Ministry of
visual 3D lokasi masjidil haram yang membantu para Higher Education.
pengguna berjalan sesuai arah yang di inginkan. [7] “Google Maps,” [Online]. Available: https://maps.
3. Media pembelajaran ini memberikan informasi bagi google.com/. [Accessed 5 Januari 2017].
pengguna, Maka dari hasil yang di dapat dari responden [8] n. adi, rekayasa perangkat lunak menggunakan UML
dan telah dihitung melalui metode kuantitatif hasilnya dan JAVA, Yogyakarta: ANDI,2009.
(BAIK) terhadap aplikasi ini.

6.2 Saran
Berdasarkan batasan masalah yang terdapat pada media
pembelajaran visualisasi masjidil haram dengan virtual
reality ini terdapat beberapa saran sebagai acuan untuk
mengambangkan aplikasi virtual reality ini selanjutnya yaitu:
1. Struktur bentuk 3D masjidil haram di buat menjadi
High - Polly.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak


Sistem Manajemen Pelaporan Kegiatan Berbasis Web
Peringatan Berbasis Email

Ritzkal1, Moh. Subchan2

1) Universitas Ibn Khaldun Jl. KH. Sholeh Iskandar KM.2, Kedung Badak, Tanah Sereal, Kota Bogor 16162 Jawa Barat
Telp. 0251-8380993 Fax 0251-8380993, 0817145016
Website: http://www.uika-bogor.ac.id E-mail: ritzkal@ft.uika-bogor.ac.id
2) ]STMIK Muhamadiyah Banten Jl. Syekh Nawawi Km. 4 No. 13 Matagara Tigaraksa Kab. Tanggerang
Telp. 021-22599028, 085888877388
Website: http://www.stmikmb.ac.id
E-mail: mohamad.subchan@stmikmbanten.ac.id2

Abstrak – Pentingnya kualitas perangkat lunak memang masih diperhadapkan pada banyaknya
standar kualitas yang ada. Para ahli rekayasa perangkat lunak tampaknya masih memerlukan sedikit
waktu untuk menetapkan sebuah standar tunggal yang dapat menggugurkan standar-standar kualitas
yang banyak ini. Di sisi lain, pencapaian kualitas perangkat lunak tidak bisa menunggu sampai standar
tunggal itu ditetapkan. Tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan nilai kualitas perangkat lunak
sistem manajemen pelaporan. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kuantitatif. Penelitian ini adalah
penerapan dari teori-teori mengenai kualitas perangkat lunak, dan dilakukan sebagai pembuktian
teori-teori tersebut. Secara skematik,Metode penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan kumpulan
data,komputasi numeric (metric) dan komputasi numeric (indikator). Hasil yang diperoleh berupa
pengumpulan data pada perangkat lunak, perhitungan komputasi numerik dan perhitungan indicator
kualitas ISO 9126 yang meliputi indkator kualitas fungsional, indicator kualitas reliabilitas, indicator
kualitas usabilitas, indicator kualitas effisiensi, indicator kualitas maintainabilitas, dan indicator
kualitas portabilitas. Berdasarkan hasil tersebut, maka ditarik kesimpulan sesuai tujuan penelitian
dengan hasil pengujian indikator kualitas ISO 9126 yang terdiri dari hasil 0.1435 fungsionalitas,
hasil 988 reliable, hasil 0.4429 usability, hasil 11.5316 person-month, 2.33 Pemeliharaan, hasil 5
portabilitas dan persentase pencapaian kualitas 83.3%.

Kata kunci: Iso 9126, Persentase pencapaian kualitas, indicator, perangkat lunak..

1 Pendahuluan kurun waktu tertentu, jumlah fungsi, jumlah baris kode,


kerumitan, dan ujicoba yang dilakukan untuk memastikan
Pencapaian kualitas perangkat lunak dapat dinilai melalui tingkat kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
pengukuran. Ada banyak atribut-atribut perangkat lunak pengembangan perangkat lunak. Pada akhirnya informasi-
yang dapat diukur. Jumlah atribut yang digunakan dalam informasi tersebut akan digunakan untuk mendukung fungsi-
pengukuran tergantung pada banyaknya informasi yang fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
ingin diperoleh melalui pengukuran. Contohnya, ketika pelaksanaan, dan pengendalian[1]. ISO 9126 merupakan
seorang manager proyek ingin memperoleh informasi sebuah standard international yang diterbitkan oleh ISO
mengenai tingkat keandalan dari perangkat lunak yang untuk evaluasi kualitas perangkat lunak dan merupakan
dikembangkan maka atribut-atribut yang diukur adalah pengembangan dari ISO 9001. Standar ini dibagi menjadi
seperti jumlah kesalahan yang mungkin terjadi dalam empat bagian yang masing-masing menjelaskan model

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 79
I - 80 Ritzkal & Moh. Subchan

kualitas yaitu, metrik eksternal, metrik internal, dan metrik 4 Hasil dan Pembahasan
kualitas yang digunakan. Ada enam ukuran kualitas yang
Hasil Pengamatan
ditetapkan oleh ISO 9126, yaitu fungsionalitas, kehandalan
(reliability), kebergunaan (usability), efisiensi, portabilitas, Berdasarkan hasil pengamatan, maka didapatkanlah data-
serta keterpeliharaan (maintainability)[2]. data seperti yang diperlihatkan oleh table 1.

Tabel 1 Hasil Pengamatan


2 Dasar Teori
Nama Data Item Jumlah
Pengukuran merupakan kegiatan untuk mengindikasikan
Inputan Pengguna Entry Data User 5
kuantitatif dari luasan, jumlah, dimensi, kapasitas, atau
Entry Data Unit
atribut sebuah proses atau produk. Pengukuran dikategorikan Kegiatan
menjadi dua cara yaitu pengukuran langsung (contohnya Entry Data Kegiatan
jumlah mahasiswa yang terdapat pada suatu perguruan Pengaturan Ganti
tinggi) dan pengukuran tidak langsung (contohnya kualitas Password
pendidikan pada suatu perguruan tinggi yang didapat dari Pengaturan Alamat
menghitung penolakan calon mahasiswa). Email
Output Pengguna Daftar Data User 11
Pengukuran langsung pada perangkat lunak adalah
Daftar Unit Kegiatan
mengenai biaya dan usaha yang dibutuhkan untuk
Daftar Data Kegiatan
sebuah produk perangkat lunak tersebut. Beberapa
Daftar Statistik
contoh pengukuran langsung perangkat lunak adalah Kegiatan UK &
seperti pengukuran jumlah baris kode, fungsi, kecepatan Bidang
eksekusi, ukuran memori, dokumentasi, jumlah masukan, Pesan Error Login
keluaran, dan cacat dalam satuan tertentu. Pengukuran Laporan Kegiatan
tidak langsung pada perangkat lunak contohnya adalah Laporan Kegiatan Pdf
pengukuran kualitas. Fungsionalitas, efisiensi, reliabilitas, List Unit Kerja
dan kemampuan pemeliharaan merupakan sebagian atribut List Bidang
kualitas perangkat lunak yang pengukurannya dilakukan List Tahun
secara tidak langsung. Pencarian Data
Kegiatan
Pengukuran terjadi ketika pengumpulan data mulai
Permintaan Menu Home 14
dilakukan. Ukuran kuantitatif dari tingkatan suatu atribut Pengguna
objek, sistem atau proses disebut dengan metrik. Untuk Menu Entry Kegiatan

dapat mengukur kualitas perangkat lunak, metrik-metrik Menu Pencarian

harus dikumpulkan untuk mendapatkan indikator. Indikator Menu Laporan


merupakan sebuah metrik atau kombinasi dari beberapa Menu Statistik
metrik yang menjadi sebuah informasi utuh terhadap Menu Pengaturan
suatu produk. Informasi yang didapatkan dari indikator- Menu Logout
indikator tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam Tombol Login
mengendalikan proses dan produk yang dibuat. Tombol Ubah Data
User
Tombol Hapus Data
User
3 Metodologi Penelitian Tombol Ubah Unit
Kerja
Metode penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan Tombol Hapus Unit
Kerja
kumpulan data,komputasi numeric (metric) dan komputasi
Tombol All Data
numeric (indikator). Hasil yang diperoleh berupa Kegiatan
pengumpulan data pada perangkat lunak, perhitungan
Lihat Grafig
komputasi numerik pada metric dan perhitungan komputasi
Interface Eksternal Tcp/IP 1
numeric dengan indicator kualitas ISO 9126 yang meliputi
File Data User 4
indkator kualitas fungsional, indicator kualitas reliabilitas,
Data Unit Kerja
indicator kualitas usabilitas, indicator kualitas effisiensi,
Data Kegiatan
indicator kualitas maintainabilitas, dan indicator kualitas
Data User
portabilitas.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Ritzkal & Moh. Subchan I - 81

Kegagalan Format Laporan 4 reliabilitas, usabilitas, efisiensi, pemeliharaan, dan


Kegiatan portabilitas
Format Laporan
Kegiatan Grafik
Fungsionalitas
Terjadinya
Keterlambatan Indikator fungsionalitas dapat ditarik dari function point.
Pengiriman Email Perhitungan function point membutuhkan data berupa input
Tombol Update Tidak pengguna, output pengguna, permintaan pengguna, file,
Berfungsi dan interface eksternal. Setiap data tersebut harus dinilai
Modul Program Saat Pengaturan Alamat 3 kompleksitasnya secara umum yaitu sederhana, sedang
Ini Email
atau kompleks. Dengan data dan penilaian tersebut, maka
Pengaturan Tahun perhitungan function pointnya adalah sebagai berikut.
Manajemen Akun
Modul Terganti Manajemen Akun 2
Pengaturan Tahun
Modul Terhapus 0
Bahasa PHP 5 1
Pemprograman

Perhitungan Komputasi Numeric


Perhitungan komputasi numeric pada metric merupakan
metric peangkat lunak berorientasi fungsi ditarik Gambar 2 Indicator Fungsionalitas
berdasarkan sebuah pengukuran fungsionalitas yang
disampaikan oleh aplikasi sebagai suatu nilai normalisasi.
Karena fungsionalitas tidak dapat diukur secara langsung, Faktor perubah kompleksitas
maka fungsionalitas harus ditarik secara tidak langsung dari Faktor peubah kompleksitas didapatkan dari penilaian
pengukuran langsung lainnya. Metrik berorientasi fungsi keempatbelas atribut yang terdapat pada perangkat
dibuat oleh Alan J. Albrecht (1979) yang disebut dengan lunak. Keempatbelas atribut tersebut digunakan sebagai
function point. Saat ini ada banyak variasi cara perhitungan faktor untuk menormalisasi perhitungan function point.
function point seteleh metode ini dikembangkan dan direvisi Perhitungan faktor peubah kompleksitas function point
oleh International Function Point User Group (IFPUG) adalah sebagai berikut
sejak tahun 1986. Namun pada penelitian ini penulis akan
memfokuskan penggunaan function point yang dibuat oleh
Albrecth. Function point ditarik dengan menggunakan
sebuah hubungan empiris berdasarkan pengukuran langsung
domain informasi perangkat lunak yang dapat dihitung serta
perkiraan kompleksitas perangkat lunak.

Gambar 1 Perhitungan Komputasi Numeric

Perhitungan indikator kualitas ISO 9126


Setelah data dikumpulkan maka langkah berikutnya adalah
Gambar 3 Faktor Perubah Kompleksitas
mencari indikator kualitas ISO 9126 yaitu fungsionalitas,

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 82 Ritzkal & Moh. Subchan

Function Point Reliabilitas dapat ditarik menggunakan rumus berikut.


Diketahui : Reliabilitas = 1 – ROCOF
Jumlah Total = 176 Reliabilitas= 1 – 0117
∑Fi = 30 Reliabilitas= 0,9889

Rumus untuk mencari function point adalah sebagai Dengan demikian maka reliabilitas perangkat lunak
berikut. manajemen pelaporan adalah sebesar 0,9889. Nilai 0,09889
FP = Jumlah Total x (0,65 + 0,01 ∑Fi) mengindikasikan bahwa dalam 1.000 kali pengoperasian,
FP = 176 x (0,65 + (0,01 x 30)) diperkirakan perangkat lunak aplikasi manajemen pelaporan
FP = 236,2 mampu bekerja dengan benar selama 988 kali. Dengan kata
FPMax = 1,35 x Jumlah Total lain dalam 1000 kali pengoperasian, aplikasi manajemen
FPMax = 1,35 x 176 pelaporan diperkirakan mengalami kegagalan fungsi
FPMax = 237.6 sebanyak 11 kali.

Dengan keterangan: Usability


FP = Function Point Indikator usabilitas perangkat lunak didapatkan dari
FPMax= Function Point Maksimum metrik speed of operation. Semakin speed of operation
Jumlah Total = Nilai Total domain informasi mendekati nilai 0 menandakan usabilitas semakin meningkat.
∑Fi = Jumlah harga penyesuaian kompleksitas Sebaliknya, semakin speed of operation mendekati nilai 1
maka usabilitas semakin menurun.
Diketahui: Function Point (FP) = 4,1
Berdasarkan function point dan function point
Inputan Pengguna = 5
maksimum, maka tingkat pencapaian fungsionalitas
Permintaan Pengguna = 14
perangkat lunak e-learning adalah sebagai berikut.
Diketahui:
FP = 34.1
FPMax= 237,6

Usabilitas = 4429
Jadi, nilai fungsionalitas perangkat lunak Manajemen
Pelaporan adalah sebesar 0,1435. Jadi tingkat usabilitas perangkat lunak Manajemen
Pelaporan adalah sebesar 0,4429. Nilai 0,4429
mengindikasikan bahwa pekerjaan yang seharusnya
Reliable
diselesaikan dalam 500 kali kerja, sekarang digantikan oleh
Indikator reliabilitas (keandalan) perangkat lunak sistem sebanyak 400 pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut
didapatkan dari metrik rate of failure occurrence (ROCOF). dapat diselesaikan hanya dengan 100 kali kerja. Atau lebih
Untuk menghitung ROCOF dibutuhkan variabel function jelasnya, pekerjaan yang seharusnya diselesaikan dalam
point (FP), dan jumlah kegagalan (Failure). waktu 40 jam (1 minggu kerja), akan selesai dalam waktu 4
Diketahui: FP = 34,1 jam (setengah hari kerja).

Failure = 4 Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan performa, sumber daya
yang diperlukan, dan penghematan yang diperoleh dari
penggunaan produk. Untuk mendapatkan indikator efisiensi
maka diperlukan beberapa variabel untuk menghitungnya.
Variabel-variabel tersebut adalah total manfaat, total biaya,
dan usaha yang diperlukan untuk membangun perangkat

lunak.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Ritzkal & Moh. Subchan I - 83

Metric Perkiraan Opera dan sebagainya. Sesuai dengan tinjauan pustaka


Diketahui: FP = 34.1 mengenai portabilitas, indikator portabilitas source code =1,
E= -13,39 + 0,0545 FP intermediate code= 0,66, dan runnable code=0,33. Karena
E= -13,39 + (0,0545 x 34.1) sifat portabilitas yang dimiliki oleh perangkat lunak aplikasi
E= 11,5316 person-month manajemen pelaporan adalah portabilitas source code, maka
indikator portabilitas = 1.
Pemeliharaan
Pada perangkat lunak, semakin banyak perubahan Generalisasi kualitas perangkat lunak
yang terjadi pada perangkat lunak menandakan bahwa Setelah mendapatkan keenam indikator kualitas ISO
pemeliharaan akan semakin sulit untuk dilakukan. Untuk 9126 yaitu fungsionalitas, reliabilitas, usabilitas, efisiensi,
pencarian nilai maintainabilitas, metrik yang digunakan pemeliharaan, dan portabilitas maka langkah terakhir adalah
adalah metrik Software Maturity Index (SMI). Semakin melakukan generalisasi. Generalisasi yang dimaksud adalah
SMI mendekati nilai 1 maka produk akan semakin stabil. penilaian secara keseluruhan dari pencapaian kualitas
Sebaliknya semakin SMI menjauhi nilai 1 maka produk akan perangkat lunak sistem manajemen pelaporan.
semakin tidak stabil. Variabel-variabel yang dibutuhkan
untuk mencari nilai SMI adalah jumlah modul saat ini Tabel 2 Hasil Kualitas
(MT), jumlah penambahan modul (Fa), jumlah modul yang
mengalami perubahan (Fc), dan jumlah modul yang sudah No Karakteristik Nilai
dihapus sejak perancangan awal (Fd).
1 Fungsionalitas 0,14
Diketahui:
2 Reliabilitas 0,98
MT = 3
Fa = 0 3 Usabilitas 0,44
Fc = 2
4 Efisiensi 0,11
Fd = 0
5 Maintainabilitas (Pemeliharaan) 2,33

6 Portabilitas 1

TOTAL
5
KUALITAS

Idealnya, nilai setiap indikator kualitas harus sama


dengan 1 sehingga mendapatkan nilai total kualitas= 6.
Dengan kata lain, kualitas perangkat lunak terbaik tercapai
ketika nilai total kualitas = 6. Kenyataannya perangkat lunak
aplikasi e-learning telah mencapai nilai kualitas sebesar
4.45. Jika pencapaian tersebut dikonversi ke dalam nilai
Indikator pemeliharaan sebesar 2,33 menandakan bahwa
persen maka kualitas perangkat lunak aplikasi e-learning
dari setiap 10 modul program, terdapat 3 modul yang diperkirakan
adalah sebagai berikut.
stabil sehingga tidak membutuhkan perubahan yang berarti pada
Diketahui: Kualitas Maksimum =6
waktu pemeliharaan dan 1 modul lainnya yang diperkirakan
Pencapaian Kualitas = 4,40
akan mengalami perubahan pada tahap pemeliharaan.

Portabilitas
Berdasarkan tinjauan pustaka, portabilitas perangkat
lunak dibagi menjadi tiga level yaitu portabilitas source Persentase Pencapaian Kualitas – 83,33%
code, intermediate code, dan runnable code. Setiap
bahasa pemrograman pasti memiliki salah satu dari sifat
portabilitas tersebut. Bahasa pemrograman yang digunakan Jadi, kualitas perangkat lunak aplikasi e-learning secara
untuk membangun aplikasi manajemen pelaporan adalah keseluruhan adalah sebesar 83,33% dengan pengorbanan
bahasa pemrograman PHP. Perangkat lunak yang dibagun awal sebesar Rp6.077.400,00. Dengan didapatkannya nilai
dengan bahasa pemrograman PHP saat ini masih merupakan kualitas sebesar 83,33%, maka pihak manajemen dapat
perangkat lunak yang portable secara source code. PHP menentukan untuk menggunakan perangkat lunak aplikasi
memiliki kode translator berupa mesin PHP yang terletak di manajemen pelaporan, atau mencari alternatif perangkat
web server Apache / IIS. Mesin PHP menerjemahkan kode- lunak sejenis yang kualitasnya mungkin dapat melebihi
kode program sehingga dapat dibaca oleh web browser client aplikasi manajemen pelaporan seandainya kualitas tersebut
seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla FireFox, Safari, dianggap kurang memuaskan.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 84 Ritzkal & Moh. Subchan

5 Simpulan Kepustakaan
Untuk menentukan kualitas produk perangkat lunak, [1] Ritzkal, Goeritno, A. & Purwanto, E.H, Pengukuran
maka diperlukan suatu pengukuran. Pengukuran kualitas Kualitas Perangkat Lunak Sistem E-Learning
melibatkan variabel, instrumen, dan standar. Dengan Menggunakan Metric Function Oriented, Seminar
pengukuran yang menggunakan instrumen berupa metrik, Nasional Teknologi dan Informatika (SNATIF)2017,
dan standar ISO 9126, perangkat lunak aplikasi manajemen Kudus 25 Juli 2017.
pelaporan mencapai kualitas sebesar 83,33%. Karakteristik [2[ Ritzkal, Implementasi Manajemen Pelaporan Kegiatan
kualitas tertinggi dari aplikasi manajemen pelaporan Berbasis Web Dilengkapi Sistem Peringatan Berbasis
dicapai oleh karakteristik reliabilitas dengan nilai 0,9888 E-Mail Dengan Menggunakan ISO 9126, Jurnal
dan karakteristik terendah dicapai oleh karakteristik Teknois, STIKOM BINANIAGA, p.85.(2011).
efisiensi dengan nilai 0,11. Sebagai pembuktian hipotesis, [3] Arfan, Aulia. 2010. Implementasi Pengukuran Kualitas
berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, maka pada Perangkat Lunak Menggunakan Metode Lines of
disimpulkan bahwa hasil pengukuran dari beberapa metrik Code (LOC) dan Function Point (FP). Departemen
berbanding lurus dengan kualitas perangkat lunak dan Ilmu Komputer. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
beberapa hasil pengukuran metrik lainnya berbanding [4] Hariyanto, Bambang, 2004. Rekayasa Sistem
terbalik dengan kualitas. Metrik-metrik yang berbanding Berorientasi Objek. Informatika, Bandung.
lurus dengan kualitas perangkat lunak adalah function point, [5] ISO/IEC 9126.1991. Information Technology-
Software Maturity Index (SMI), dan metrik portabilitas. Software Product Evaluation- Quality Characteristics
Sedangkan metrik-metrik lainnya yang digunakan dalam and Guidelines for Their Use. 1st ed. International
penelitian ini berbanding terbalik dengan pengukuran Organization for Standardization.
kualitas perangkat lunak sehingga untuk menormalkannya [6] Longstreet, David. Function Point Analysis
digunakan pengurangan terhadap bilangan 1. Training Course [pdf], http://www.softwaremetrics.
com/Function%20Point%20Training%20Booklet%20
Berdasarkan hasil penelitian maka aplikasi manajemen
New.pdf (5 Juli 2011).
pelaporan yang akan diterapkan dianggap cukup layak
[7] Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia
digunakan dengan pencapaian kualitas sebesar 83,33%.
Indonesia, Bogor.
Namun demikian, keputusan untuk menggunakan atau
[8] Pressman, Roger S. 2007. (terjemahan) Rekayasa
mencari alternatif pengganti perangkat lunak ini adalah
Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi
hak dari pihak manajemen. Pada akhirnya penelitian ini
(Buku 1). Ed.2. Andi, Yogyakarta.
sudah selesai dilaksanakan dengan pencapaian tujuan untuk
[9] Hutabarat, Bernaridho I. Portabilitas:Memahami
mengetahui tingkat pencapaian kualitas perangkat lunak
Makna yang Tepat tentang Portabilitas. PC
menggunakan metode metrik function-oriented dan standar
Media,ed.9, 2011.
kualitas ISO 9126.
[10] Simamarta, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak.
Andi, Yogyakarta.
[11] Sommerville, Ian. 2007. Software Engineering. 8th ed.
Pearson Education Limited, Harlow.
[12] Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D. and Dittman,
Kevin C. 2004. (terjemahan) Metode Desain dan
Analisis Sistem. Ed.6. Andi, Yogyakarta.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi


(Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan
pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Mustarum Musaruddin, Ahmad Munawir, & Sahabuddin Hay

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik


)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara
E-mail: mustarum@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan pembangkit
terdistribusi (Distributed Generation) terhadap magnitude arus gangguan hubung singkat pada
lokasi gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik. Dalam penelitian ini, sistem tenaga listrik dan
pembangkit terdistribusi dimodelkan kedalam aplikasi Alternative Transient Program (ATP). Simulasi
hubung singkat dilakukan dengan berbagai kondisi yaitu variasi jenis gangguan hubung singkat (dua
fasa, dua fasa ke tanah dan tiga fasa), variasi lokasi gangguan serta jumlah dan lokasi pemasangan
distributed generation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan distributed
generation dalam sistem distribusi tenaga listrik, maka arus gangguan akan meningkat dibandingkan
dengan arus gangguan sebelum adanya distributed generation pada sistem tenaga listrik, khususnya
ketika gangguannya terjadi didekat pembangkit terdistribusi. Jenis gangguan, Jumlah dan Lokasi
pemasangan pembangkit terdistribusi mempunyai pengaruh terhadap magnitude arus gangguan
hubung singkat.

Kata kunci: distributed generation, gangguan hubung singkat, alternative transient program

1 Pendahuluan Untuk mendukung manfaat pembangkit terdistribusi


dalam sistem pembangkit diperlukan perencanaan yang
Dalam beberapa tahun belakangan ini utilitas sistem tenaga baik, dimana terdapat faktor teknis seperti : Voltage Profile,
mengalami proses restrukturisasi diseluruh dunia yang Power Losses, Short_Circuit Currents, Relay Protection,
meliputi pertimbangan deregulasi, kemajuan teknologi dan Power Quality, Voltage Dips dan berbagai macam masalah
perhatian terhadap dampak lingkungan, kompetisi yang lainnya yang harus dianalisa sehingga keandalan dan
diperkirakan disisi pembangkitan yang memungkinkan realibilitas pelayanan kepada konsumen juga dapat terjaga
peningkatan interkoneksi dari unit-unit pembangkit ke dengan baik.
jaringan utilitas. Sumber pembangkitan ini disebut dengan Dengan adanya pembangkit terdistribusi ini maka
pembangkit terdistribusi (Distributed Generation, DG) kondisi sistem tenaga menjadi lebih rumit untuk dipahami.
yang didefinisikan sebagai plant yang dihubungkan secara Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk mengetahui
langsung ke jaringan distribusi dan tidak terpusat. pengaruh pemasangan pembangkit terdistribusi terhadap
Dalam hal manfaat bagi sistem pembangkit, pembangkit perubahan apapun didalam sistem. Secara konvensional,
terdistribusi dapat memberikan berbagai layanan untuk dianggap bahwa tenaga listrik pada sistem distribusi selalu
utilitas dan konsumen, termasuk sebagai pembangkit siaga, mengalir dari gardu induk ke ujung penyulang, baik dalam
pembangkit pendukung beban puncak, pembangkit untuk operasi maupun perencanaannya. Pengoperasian DG
beban dasar, pendukung penyediaan daya aktif, pendukung mengakibatkan aliran daya terbalik dan profil tegangan
penyediaan daya reaktif, pendukung tegangan, stabilitas yang kompleks pada sistem distribusi. Kesulitan yang
jaringan, cadangan berputar, dan dapat juga menurunkan muncul dalam sistem tergantung pada strategi penempatan
rugi daya pada jaringan. pembangkit terditribusi.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 85
I - 86 M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay

Sehubungan dengan berbagai keuntungan yang 8 0.85 0.95 0.372


ditawarkan oleh DG maka penelitian secara meluas
dibidang ini terus berkembang untuk memaksimalkan 9 1.90 0.70 0.362
keuntungannya dan menghindari situasi yang tidak 10 1.95 0.80 0.3716
diinginkan. Duloo et.al (2014) terfokus pada pengaruh
11 1.90 0.95 0.3808
yang berbeda dari DG pada system distribusi termasuk
pengoperasian dan pengontrolan, perubahan pada 12 1.75 0.85 0.3664
kapasitas hubung singkat, stabilitas dan performansi relay 13 0.90 0.80 0.36
[1]. Selain itu, Gomez et. al (2013) melakukan investigasi
perubahan pada arus gangguan untuk model power system 14 1.70 0.85 0.36
[2]. Deng et. al. (2012) melakukan analisa aspek proteksi 15 0.90 0.95 0.3872
dari feeder dengan DG terinterkoneksi [3]. Zayandehroodi
16 1.95 0.80 0.3724
et. al. (2011) melakukan analisa terhadap 4 bus untuk
perubahan arus gangguan dengan interkoneksi system 17 1.70 0.95 0.3804
terdistribusi [4].

HV Equivalent : 110 kV, 1500 MVA,


2 Pemodelan Sistem X/R = 10
Substation Transformers : 110/25 kV,
Dalam melakukan pemodelan sistem terdapat konfigurasi
20 MVA, 8%, Yd, X/R = 10
simulasi sistem dengan Software ATP. Parameter yang
Distribution Transformers : 25/0.4 kV,
digunakan pada simulasi adalah sebagai berikut :
1 MVA, 2 MVA, 3 MVA, 6%, Dy, X/R = 10
Lokasi Gangguan, gangguan dapat terjadi di titik DG Transformers : 25/6 kV, 1 MVA, 2 MVA, 3MVA,
manapun pada jaringan distribusi. Dengan panjang 8%, Yd, X/R = 10
penghantar dan kondisi beban sepanjang jaringan maka Line : Z1/2 = 0.61 + j 0.39 Ω/Km
lokasi gangguan berupa hubung singkat pada simulasi Z0 = 0.76 + j 1.56 Ω/Km
dilakukan pada jaringan tegangan menengah 25 kV. DG (Synchronous Generator)
Resistansi Gangguan tergantung pada lokasi gangguan.
Pada penelitian ini, resistansi gangguan dipilih dengan nilai
normal resistansi jaringan distribusi sekitar 10 ohm.
Tabel 2. Parameter DG.
Waktu Gangguan, sama dengan lokasi gangguan waktu
gangguan dapat terjadi kapan saja. Pada penelitian ini, Parameter Satuan
waktu simulasi Software ATP diasumsikan yaitu dimulai
Rated frequency (f) 50 Hz
dari 0 - 0.2 detik dengan gangguan hubung singkat dimulai
pada 0.05 - 0.2 detik. Rated voltage (V) 6.0 kV
Parameter komponen-komponen ATP Draw untuk
Beban dapat dilihat pada Tabel 1 dan Parameter DG dapat Number of poles 4
dilihat pada Tabel 2. Adapun pemodelan system pada ATP Armature resistance (Ra) 0.0041 pu
dapat dilihat pada Gambar1.
Armature leakage resistance (Xl) 0.1200 pu
Tabel 1. Parameter beban.
d- axis synchronous reactance (Xd) 1.7000 pu

Titik Beban S (MVA) V (kV) d-axis transient reactance (Xd’) 0.2383 pu


1 1.85 0.75 0.3778
d-axis sub-transient reactance (Xd”) 0.1847 pu
2 1.80 0.80 0.3796
d-axis open circuit transient time constant (Tdo’) 3.1949 s
3 0.90 0.90 0.384
d-axis open circuit sub-transient time constant
4 1.70 0.90 0.38 0.02872s
(Tdo”)
5 0.90 0.80 0.3772
Zero-sequence reactance (X0) 1.4000 pu
6 0.95 0.85 0.3768

7 1.80 0.80 0.3676

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Number of poles 4
n dapat terjadi di titik Armature resistance (Ra) 0.0041 pu
busi. Dengan panjang Armature leakage resistance (Xl) 0.1200 pu
epanjang jaringan maka d- axis synchronous reactance (Xd) 1.7000 pu
singkat pada simulasi d-axis transient reactance (Xd’) 0.2383 pu
gan menengah 25 kV. d-axis sub-transient reactance
gantung pada lokasi 0.1847 pu
(Xd”)
istansi gangguan dipilih d-axis open circuit transient time
3.1949 s M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay I - 87
ringan distribusi sekitar constant (Tdo’)
d-axis open circuit sub-transient
0.02872s
engan lokasi gangguan time constant (Tdo”)
pan saja. Pada penelitian Zero-sequence reactance (X0) 1.4000 pu
ATP diasumsikan yaitu • Hubung singkat dua fasa ke tanah.
gan gangguan hubung
700
etik.
onen ATP Draw untuk 525
dan Parameter DG dapat
emodelan system pada 350
.
175
eter beban.
𝐜𝐜 𝝋𝝋 V (kV) 0

.75 0.3778
-175
.80 0.3796
.90 0.384
.90 0.38 -350
.80 0.3772
.85 0.3768 -525
.80 0.3676
.95 0.372
-700
.70 0.362 0.00 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20
.80 0.3716 (f ile a.LLG.pl4; x-v ar t) c:X0121A-X0001A c:X0121B-X0001B c:X0121C-X0001C
.95 0.3808
.85 0.3664
.80 0.36
.85 0.36
.95 0.3872 Gambar 3. Arus pada gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah lokasi
.80 0.3724 A di 25 kV tanpa DG.
.95 0.3804

A,

0/25 kV, Nilai dari arus ketiga fasa itu adalah :


5/0.4 kV,
Ia = 600.1544 A ; Ib = 576.4498 A ;
%, Dy, X/R = 10 Gambar 1. Pemodelan sistem dengan ATP. Ic = 0.000303 A.
Gambar 1. Pemodelan sistem dengan ATP.
s reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

• Hubung singkat tiga fasa.


3 Hasil dan Pembahasan 700

525
Simulasi hubung singkat tanpa DG
350
Gambar 2 menunjukkan nilai dari magnitude arus hubung
singkat pada sistem distribusi yang pengukurannya ditinjau dari 175

lokasi gangguan A dimana di dalamnya belum terpasang DG. 0

-175

• Hubung singkat dua fasa. -350

600 -525

400
-700
0.00 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20
(f ile a.LLL.pl4; x-v ar t) c:X0121A-X0001A c:X0121B-X0001B c:X0121C-X0001C

200

0 Gambar 4. Arus pada gangguan hubung singkat tiga fasa lokasi A di 25


kV tanpa DG.
-200

-400

Nilai dari arus ketiga fasa itu adalah :


-600
0.00 0.04
(f ile a.LL.pl4; x-v ar t) c:X0120A-X0001A
0.08
c:X0120B-X0001B
0.12
c:X0120C-X0001C
0.16 0.20 Ia = 616.691 A ; Ib = 626.4725 A ;
Ic = 589.6016 A.
Gambar 2. Arus pada gangguan hubung singkat dua fasa lokasi A di 25
kV tanpa DG.
Gambar 5 menunjukkan nilai dari magnitude arus
Nilai dari arus ketiga fasa itu adalah : hubung singkat pada sistem distribusi yang pengukurannya
ditinjau di sisi 110 kV dimana didalamnya belum terpasang
Ia = 538.4695 A ; Ib = 525.7284 A ; DG.
Ic = 0.000202 A.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 88 M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay

• Hubung singkat dua fasa. Magnitude dari grafik arus itu adalah :
90
Ia = 87.98672 A ; Ib = 75.70299 A ;
60 Ic = 75.50236 A.

30
Gambar 8 menunjukkan peningkatan magnitude arus
0 gangguan hubung singkat pada lokasi a, b dan c dengan tiga
jenis gangguan hubung singkat yaitu hubung singkat dua
-30
fasa, dua fasa ke tanah dan tiga fasa dimana grafik simulasi
-60
dari peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat
dimulai dengan tanpa DG, satu DG dan dua DG yang
-90
0.00 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20
dipasang pada sistem distribusi.
(f ile a.LL.pl4; x-v ar t) c:X0094A-X0048A c:X0094B-X0048B c:X0094C-X0048C

Gambar 5. Arus pada gangguan hubung singkat dua fasa lokasi A di 110 Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat.
kV tanpa DG.
Grafik peningkatan magnitude arus gangguan hubung
M. Musaruddinsingkat pada lokasi A. E-4
Magnitude dari grafik arus itu adalah :
Ia = 82.10291 A ; Ib = 40.64901 A ; • ▪ Hubung singkat duadua
fasa (LL)
▪ IcHubung singkat
= 39.60443 A. dua fasa ke tanah. Hubung singkat fasa (LL)
100 M. Musaruddin E-4
• Hubung singkat dua fasa ke tanah. 1000
Hubung singkat dua fasa ke tanah. Hubung singkat dua fasa (LL)
Arus (Ampere)
62
▪ ▪ 800
100
100
600
24

62
400
1000
Arus (Ampere)

62
200
800
-14
6000
24
24
0 1 2
-52
400
-14
Fasa
200 a 538.4695 808.6854 859.0726
-14
Fasa0 b 525.7284 795.2921 849.0976
-90
0.00 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20 0 1 2
-52
-52x-v ar t) c:X0094A-X0048A
(f ile a.LLG.pl4; c:X0094B-X0048B c:X0094C-X0048C Fasa c 0.000202 0.000159 0.000154
Gambar 6. Arus pada gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah lokasi A di Fasa a 538.4695 808.6854 859.0726
110 kV tanpa DG. Jumlah DG
-90
-90
0.00 0.04 0.08 0.12 0.16 0.20
Fasa b 525.7284 795.2921 849.0976
0.00 (f ile a.LLG.pl4;0.04 0.08 0.12 0.16 0.20
Magnitude dari grafik arus itu adalah : Fasa cmagnitude
x-v ar t) c:X0094A-X0048A c:X0094B-X0048B c:X0094C-X0048C
(f ile a.LLG.pl4; x-v ar t) c:X0094A-X0048A c:X0094B-X0048B c:X0094C-X0048C
Gambar
Gambar8. 8.
Peningkatan
Peningkatan
0.000202arus
magnitude
0.000159
gangguan
arus gangguan
0.000154
hubung singkat
hubung dua
singkat fasa
dua
Gambar
Ia 6. Arus
=Gambar
91.40398 pada; gangguan
A pada
6. Arus Ib gangguanhubung
= 44.32013 singkat
A
hubung duadua
;singkat fasafasa
ke tanah lokasi
ke tanah A di
lokasi (LL) pada lokasi a. a.
110 kV tanpa DG.DG. fasa (LL) padaJumlah
lokasi DG
Ic = 43.59739 A. A di 110 kV tanpa
▪ Hubung singkat dua fasa ke tanah (LLG)
Magnitude dari grafik arus itu adalah : Gambar 8. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua fasa
Hubung
Ia = ▪91.40398 A ;singkat
Ib tiga fasa. ;
= 44.32013
Magnitude dari grafik arusAitu adalah : 1200 (LL) pada lokasi a.
Arus (Ampere)

90
Ic = 43.59739 A.
Ia = 91.40398 A ; Ib = 44.32013 A ; 1000
Hubung
• ▪ Hubung singkat
singkat
800 duadua fasa
fasa keke tanah
tanah (LLG)
(LLG)
60 Ic = 43.59739 A.
▪ Hubung singkat tiga fasa. 600
1200
400
Arus (Ampere)

90
30
1000
• Hubung singkat tiga fasa. 200
800
60
0
90
6000
0 1 2
30 400
-30
60 Fasa
200 a 600.1544 1024.382 1139.65
0
-60 Fasa0 b 576.4498 974.5302 1095.444
30
0 1 2
Fasa c 0.000303 0.000238 0.000231
-30
-90
0 Fasa a 600.1544 1024.382 1139.65
0.00 0.04
(f ile a.LLL.pl4; x-v ar t) c:X0094A-X0048A
0.08
c:X0094B-X0048B
0.12
c:X0094C-X0048C
0.16 0.20
Jumlah DG
Gambar
-60 7. Arus pada gangguan hubung singkat tiga fasa lokasi A di 110 kV Fasa b 576.4498 974.5302 1095.444
-30
tanpa DG Fasa c 0.000303 0.000238 0.000231hubung
-90 .
Grafik 4.17 Peningkatan magnitude arus gangguan
-60
0.00 0.04
Magnitude dari grafik arus itu adalah :
(f ile a.LLL.pl4; x-v ar t) c:X0094A-X0048A
0.08
c:X0094B-X0048B
0.12
c:X0094C-X0048C
0.16 0.20 singkat dua fasa ke tanahJumlah
(LLG) pada
DG lokasi a.
Gambar
Ia 7. Arus pada
= 87.98672 A ; Ibgangguan hubungA
= 75.70299 singkat
; tiga fasa lokasi A di 110 kV
-90

Ic = 75.50236 A.
0.00 0.04 tanpa DG 0.12
0.08 0.16 0.20 ▪ 4.17
Grafik Hubung singkat tiga
Peningkatan fasa (LLL)
magnitude arus gangguan hubung
.
(f ile a.LLL.pl4; x-v ar t) c:X0094A-X0048A c:X0094B-X0048B c:X0094C-X0048C
Grafik 4.17 Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua
Magnitude singkat1200
dua fasa ke tanah (LLG) pada
fasa ke tanah (LLG) pada lokasi a. lokasi a.
Gambar 7.dari
Arusgrafik arus ituhubung
pada gangguan adalahsingkat
: tiga fasa lokasi A di 110
Arus (Ampere)

Gambar 8 menunjukkan
Ia = 87.98672 peningkatan
A ; Ib = 75.70299kV tanpa ADG ; magnitude arus gangguan 1000
hubung singkat
Ic = 75.50236 A. pada lokasi a,. b dan c dengan tiga jenis ▪ Hubung singkat tiga fasa (LLL)
800
gangguan hubung singkat yaitu hubung singkat dua fasa, dua 600
1200
400
fasa ke 8tanah dan tigapeningkatan
fasa dimana grafik arussimulasi dari
Arus (Ampere)

Gambar menunjukkan
Copyright © magnitude
2017 FT-UHAMKA.
magnitude
- All rights hubung
gangguan
reserved singkat dimulai
1000
200 Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
peningkatan arus gangguan
hubung singkat pada lokasi a, b dan c dengan tiga jenis 8000 ISSN No. 2502-8782
dengan
gangguan tanpa DG, singkat
hubung satu DGyaitudan hubung
dua DGsingkat
yang dipasang
dua fasa,padadua 600 0 1 2
sistemkedistribusi.
fasa tanah dan tiga fasa dimana grafik simulasi dari 400
Fasa a 616.691 915.3342 957.9301
peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dimulai 200
Peningkatan Fasa0 b 626.4725 981.2521 1063.604
dengan tanpamagnitude
DG, satu DG arusdan gangguan
dua DG hubung singkat. pada
yang dipasang 0 1 2
Grafik peningkatan
sistem distribusi. magnitude arus gangguan hubung singkat Fasa c 589.6016 781.6116 807.43
0 1 2
Fasa a 600.1544 1024.382 1139.65

A
Fasa a 607.2191 972.6567 1094.566
Fasa b 576.4498 974.5302 1095.444
Fasa b 582.7944 922.0648 1053.272
Fasa c 0.000303 0.000238 0.000231
Fasa c 0.000303 0.000243 0.000233
0.20
Jumlah DG
lokasi A di 110 kV Jumlah DG
M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay I - 89
Grafik 4.17 Peningkatan magnitude arus gangguan hubung
Gambar 11. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua fasa
singkat dua fasa ke tanah (LLG) pada lokasi a. ke tanah (LLG) pada lokasi b. Gambar 14. P

• ▪ Hubung singkat
Hubung tiga
singkat fasa
tiga (LLL)
fasa (LLL) • ▪ Hubung singkat
Hubung tigatiga
singkat fasa (LLL)
fasa (LLL)
1200 ▪ Hu
1200
Arus (Ampere)

e arus gangguan 1000

Arus (Ampere)
1000
ngan tiga jenis 800 800
t dua fasa, dua 600 600
simulasi dari 400 400
singkat dimulai 200 200
0 • 0
dipasang pada 0 1 2 0 1 2
Fasa a 616.691 915.3342 957.9301 Fasa a 623.6968 890.0018 932.1347
singkat. Fasa b 626.4725 981.2521 1063.604 Fasa b 633.2584 938.482 1027.918
hubung singkat Fasa c 589.6016 781.6116 807.43 Fasa c 595.9091 769.8712 793.7837
Jumlah DG Jumlah DG

Gambar 9. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat tiga fasa Gambar 12. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat tiga fasa
Gambar 9. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat tiga Gambar 12. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat tiga
(LLL) pada lokasi a. (LLL) pada lokasi b.
fasa (LLL) pada lokasi a. fasa (LLL) pada lokasi b.
M. Musaruddin E-5
M. Musaruddin
M. Musaruddin Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved EE- 5- 5
Grafik peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat M. Musaruddin E-5
Grafik Grafik peningkatan
peningkatan magnitude
magnitude arus arus gangguan
gangguan hubung hubung
singkat Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat
pada lokasi
Grafik B.
peningkatan
Seminar
magnitude
Nasional TEKNOKA
arus gangguan hubung
ke - 2,
singkat Peningkatan
Vol. 2, 2017 magnitude arus gangguan hubung singkat pada
singkat pada lokasi B. pada Clokasi Cmagnitude
dapat pada
dilihat pada Gambar 13.
pada
Grafik
pada lokasiB.B.
peningkatan
lokasi magnitude arus gangguanISSN No. 2502-8782 lokasi
hubung Peningkatan
singkat Peningkatan dapatmagnitude
dilihat arus
Gambar
arus gangguan hubung
13. hubung
gangguan singkatpada
singkat pada
Hubung
pada lokasi B.
▪ singkat dua fasa (LL) lokasi C
Peningkatan
lokasi dapat dilihat
C dapat magnitude pada
dilihat padaarus Gambar
Gambar 13.
gangguan
13. hubung singkat pada
• ▪ ▪ Hubung
Hubung
Hubung singkat
singkat dua
singkatdua fasa
dua fasa
fasa (LL)
(LL)
(LL) • ▪ Hubung
lokasi dapatsingkat
CHubung singkat
dilihat dua
dua
pada fasa (LL)
fasa
Gambar (LL)
13.
1000
▪ Hubung singkat dua fasa (LL) ▪ Hubung singkat dua fasa (LL)
(Ampere)

1000
800
1000 ▪ Hubung singkat dua fasa (LL)
1000
▪ Hubung singkat dua fasa (LL)
(AMpere)
(Ampere)

1000
800 1000
(Ampere)

600
800 800
1000
(AMpere)
(Ampere)

1000
(AMpere)

800
600
400 800
600
800
600
(AMpere)

600
400
200 800
600
400
600
400
Arus

400
200
0 600
400
200
400
Arus
Arus

200
Arus

200 0 1 2 400
200
00 0
Arus

200
Arus

Arus

Fasa 0a 544.4172
0 0 782.8221
1 1 835.46
2 2 200 0 1 2
00
Arus

Fasa a 0
544.4172 1
782.8221 2
835.46 Fasa a 0
500.8465
0 1
846.2773
1 22
887.5891
Fasa ab 544.4172
531.3027 782.8221
766.656 824.543
835.46 0
Fasa a 544.4172 782.8221 835.46 Fasa a 0
500.8465 1
846.2773 2
887.5891
Fasab
Fasa c b531.3027
531.30270.000162
0.000202 766.656 0.000155
766.656 824.543
824.543 Fasa ba 500.8465
490.0884 846.2773
821.0605 887.5891
866.7794
Fasa
Fasab a 500.8465 846.2773 887.5891
Fasa
Fasac b
Fasa
531.3027
c0.000202
0.000202 766.656 0.000155
0.000162
Jumlah
0.000162
824.543
DG0.000155 Fasa c b490.0884
490.0884821.0605
0.000202 821.06050.000155
0.00016 866.7794
866.7794
Fasa c 0.000202Jumlah 0.000162 Fasa b 490.0884
Fasac c0.000202
0.000202 821.0605
0.00016 866.7794
0.000155
Jumlah DG DG0.000155 Fasa Jumlah
0.00016 DG0.000155
Jumlah hubung
Gambar 10. Peningkatan magnitude arus gangguan DG singkat dua fasa Fasa c 0.000202 0.00016
JumlahDG DG0.000155
(LL) padaarus
lokasi b.
Jumlah
Gambar 10. Peningkatan magnitude
Gambar
Gambar10. Peningkatan magnitude
10. Peningkatan
gangguan
arusarus
magnitude gangguan hubung
gangguan singkat
hubung dua dua
singkat fasa Gambar
hubung singkat dua fasa Gambar 13.13. Peningkatan
Peningkatan magnitude
magnitude arus Jumlah DG
arus gangguan
gangguan hubung
hubung singkat
singkat duadua
fasa
(LL) pada
Gambar 10. Peningkatan magnitude
(LL)(LL)
lokasi
arus
padapada
b.
gangguan
lokasi b. b. hubung singkat dua fasa Gambar 13. Peningkatanfasa (LL)
(LL)
magnitudepada
pada aruslokasi
lokasi c. c.
gangguan hubung singkat dua fasa
fasa lokasi Gambar 13. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua fasa
▪ Hubung singkat duapada
(LL) fasalokasi
ke tanah
b. (LLG) (LL) pada
Gambar 13. Peningkatan magnitude lokasi
arus c.
gangguan
(LL) pada lokasi c. hubung singkat dua fasa
Hubungsingkat
▪ ▪ Hubung singkatdua
duafasa
fasakeketanah
tanah(LLG)
(LLG) ▪ Hubung singkat (LL) duapada
fasalokasi
ke tanah
c. (LLG)
1200
• ▪ Hubung
Hubung singkat dua fasa ke tanah (LLG)
singkat dua fasa ke tanah (LLG) Hubung
• ▪ ▪Hubung singkat
singkat dua dua
fasa fasa
kekeketanah
tanahtanah (LLG)
(LLG)
(Ampere)

1000
1200
1200 Hubung 1400singkat dua fasa (LLG)
▪ Hubung singkat dua fasa ke tanah (LLG)
(Ampere)

(Ampere)

800
1000
1200 1200
1400
(Ampere)

1000 1400
1000
(Ampere)

600 1200
(Ampere)

800
1000 1400
(Ampere)

800 1200
800
400
600 1000
(Ampere)

800
600 1200
1000
600
200
400 800
1000
800
Arus

600
400 400
600
0
200 800
600
Arus

Arus

400
200 200
400
Arus

0 1 2 600
400
00
200 0
Arus

200
Arus

400
Arus

0 1 200
Fasa 0a 607.2191
0 972.6567
1 22
1094.566 00
0 1 2
Arus

200 0 1
Fasa
0
Fasaab a607.2191
607.2191972.6567
582.7944 922.0648
1
972.65671094.566 2
1094.566
1053.272 Fasa 0 a 555.1822
0 1060.646
1 22
1156.445
Fasab 0 1 2
Fasa
Fasacb ab582.7944
Fasa
607.2191 922.0648
582.7944
0.000303
972.6567 1053.272
1094.566
0.000243 1053.272
922.0648 0.000233 Fasa a a555.1822
555.1822988.1509
535.713 1060.6461087.933
1060.646 1156.445
1156.445
Fasa
Fasab a 555.1822 1060.646 1156.445
Fasa
Fasac cb0.000303
Fasa
582.7944
0.000303 922.0648 0.000233
0.000243
Jumlah
0.000243
1053.272
DG0.000233 Fasa c b0.000303
535.713 0.000239
535.713 988.15090.000233
988.1509 1087.933
1087.933
Fasa c 0.000303Jumlah 0.000243 Fasa b 535.713
Fasac c0.000303
0.000303 988.1509
0.000239 1087.933
0.000233
Jumlah DG DG0.000233 Fasa Jumlah
0.000239 DG0.000233
Gambar 11. Peningkatan magnitude arus Jumlah DG singkat dua fasa
gangguan hubung Fasa c 0.000303Jumlah 0.000239 DG0.000233
ke tanah (LLG) arus
padagangguan
lokasi b. hubung singkat dua fasa
Jumlah DG
Gambar 11. Peningkatan magnitude
Gambar 11. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua fasa Jumlah hubung
Gambar 14. Peningkatan magnitude arus gangguan DG singkat dua fasa
Gambar 11. Peningkatanke tanah (LLG)
magnitude pada lokasi b. ke tanah
Gambar 14. Peningkatan (LLG)arus
magnitude padagangguan
lokasi c. hubung singkat dua fasa
ke tanah (LLG) arus
padagangguan
lokasi b. hubung singkat dua fasa Gambar 14. Peningkatan magnitude arus gangguan hubung singkat dua fasa
Gambar
▪ Hubung11. Peningkatan
singkat tiga
ke tanah fasaarus
magnitude
(LLG) (LLL)
padagangguan
lokasi b. hubung singkat dua Gambar 14. ke
Peningkatan tanah (LLG)
magnitude pada
arus lokasi c.hubungsingkat
gangguan singkatdua
duafasa
fasa ke tanah (LLG) pada lokasi b. Gambar 14. Peningkatan magnitude
ke tanah (LLG)arus
padagangguan
lokasi c. hubung
▪ Hubung singkat tiga fasa (LLL)
▪ Hubung singkat tiga fasa (LLL) ▪ Hubung fasa singkat
ke tiga(LLG)
ketanah
tanah fasapada
(LLG) (LLL)
pada lokasic.c.
lokasi
1200
▪ Hubung singkat tiga fasa (LLL) Hubungsingkat
▪ ▪ Hubung singkattiga
tigafasa
fasa(LLL)
(LLL)
(Ampere)

1000
1200
1200
800 ▪ HubungCopyright
singkat©tiga
2017fasa (LLL) - All rights reserved
(Ampere)

1000
Seminar Nasional TEKNOKA
1200 ke - 2, Vol. 2, 2017 FT-UHAMKA.
(Ampere)

1000
600
ISSN No. 2502-8782
800
(Ampere)

1000
800
400600
800
600
200
400400
600
Arus

0
200
400
200 0 1 2
Arus

00
Arus

200 0 1 22
rus

Fasa 0 a 623.6968
0 890.0018
1 932.1347
I - 90 M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay

M. Musaruddin E-6
• Hubung singkat tiga fasa (LLL) Tanpa DG - 2 DG
1200 b 5.57 10.10 6.94
Lokasi Fasa Nilai Gangguan (%)
Arus (Ampere)

1000 c -3.13 -2.51 2.13


LL LLG LLL
800
600 a 59.54 89.89 55.33
Tanpa DG - 2 DG
400 A b 61.51 90.03 69.78
Lokasi Fasa Nilai Gangguan (%)
200 c -23.76 -23.76 36.95
0 LL LLG LLL
0 1 2 a 53.46 80.26 49.45
a 59.54 89.89 55.33
Fasa a 572.4931 968.7267 1003.701 B b 55.19 80.73 62.32
A b 61.51 90.03 69.78
Fasa b 583.3168 1005.329 1075.052 c -23.27 -23.10 33.21
c -23.76 -23.76 36.95
Fasa c 550.2037 827.4973 845.1204 a 77.22 108.30 75.32
a 53.46 80.26 49.45
Jumlah DG C b 76.86 103.08 84.30
B b 55.19 80.73 62.32
c -23.27 -23.10 53.60
Gambar
Gambar15.15.
Peningkatan magnitude
Peningkatan magnitudearus gangguan
arus gangguan hubung singkat
hubung tiga
singkat fasa
tiga c -23.27 -23.10 33.21
(LLL)
fasa pada
(LLL) lokasi
pada c. c.
lokasi
a 77.22 108.30 75.32
Tabel 3. Perbandingan magnitude arus hubung singkat (%) C
dengan lokasi dan jenis gangguan serta jumlah DG berbeda Simulasi pada bsaat sistem 76.86
tanpa103.08
DG, arus 84.30 gangguan
yang terpasang dalam sistem distribusi ditinjau dari lokasi yang terjadi hanya kontribusi
c dari power-23.10
-23.27 grid saja. Magnitude
53.60
gangguan pada sisi 25
Tabel 3. Perbandingan kV. arus hubung singkat (%) dengan lokasi
magnitude arus gangguannya ditentukan oleh impedansi antara power
dan jenis gangguan serta jumlah DG berbeda yang terpasang dalam grid Simulasi
dengan lokasi
pada saat terjadinya
sistem tanpagangguan.
DG, arus Impedansi
gangguanini yang
sistem distribusi ditinjau dari lokasi gangguan pada sisi 25 kV.
Tanpa DG - 1 DG meliputi
terjadi impedansi
hanya urutan
kontribusi positif,
dari powerurutan negatif
grid saja. dan urutan
Magnitude arus
nol dari powerditentukan
gangguannya grid, transformator gardu induk,
oleh impedansi antaradanpower
saluran.grid
Lokasi Fasa Nilai
TanpaGangguan (%)
DG - 1 DG denganPadalokasi terjadinya
penyulang A, arusgangguan.
gangguan Impedansi
yang paling ini meliputi
kecil
Lokasi Fasa LL Nilai Gangguan
LLG (%) LLL impedansi urutan positif, urutan negatif
dihasilkan oleh gangguan pada lokasi a (bus yang terjauh dan urutan nol dari
a 50.18
LL 70.69
LLG 48.43
LLL
power grid, grid
dari power transformator
sejauh 23gardu Km),induk, dan saluran.
sedangkan arus gangguan
Pada penyulang A, arus
yang paling besar dihasilkan oleh gangguan gangguan yang
padapaling
lokasi kecil
b
A ab 51.27
50.18 69.06
70.69 56.63
48.43 dihasilkan
(bus yang terdekat dengan power grid sejauh 22.5 Km).dari
oleh gangguan pada lokasi a (bus yang terjauh
A bc 51.27
-21.29 69.06
-21.45 56.63
32.57 power grid sejauh 23 Km), sedangkan arus gangguan yang
Pada penyulang B, lokasi c (bus yang terjauh dengan
paling besar dihasilkan oleh gangguan pada lokasi b (bus yang
ca -21.29
43.79 -21.45
60.18 32.57
42.70 power grid sejauh 26.5 Km) arus gangguannya lebih kecil
terdekat dengan power grid sejauh 22.5 Km). Pada penyulang
ab dibandingkan pada lokasi a dan b pada penyulang A.
B 43.79
44.30 60.18
58.21 42.70
48.20 B, lokasi c (bus yang terjauh dengan power grid sejauh 26.5
Semakin jauh bus tersebut dari power grid, maka impedansi
B bc 44.30
-19.80 58.21
-19.80 48.20
29.19 Km) arus gangguannya lebih kecil dibandingkan pada lokasi a
salurannya
dan akan semakin
b pada penyulang besar. Semakin
A. Semakin jauh bus besar
tersebut impedansi
dari power
ca -19.80
68.97 -19.80
91.04 29.19
69.21 salurannya maka arus gangguannya akan
grid, maka impedansi salurannya akan semakin besar. Semakin semakin kecil,
ab 68.97 91.04 69.21 begitu juga sebaliknya.
besar impedansi salurannya maka arus gangguannya akan
C 67.53 84.46 72.35
C bc 67.53 84.46 72.35 kecil,
semakin Pemasangan
begitu jugasebuah DG pada sistem distribusi
sebaliknya.
-20.79 -21.12 50.40
Pemasangan
mengakibatkan sebuah arus
perubahan DGgangguan.
pada Arus sistemgangguan
distribusi
c -20.79 -21.12 50.40
mengakibatkan
yang terjadi pada perubahan
suatu arusbus gangguan.
merupakanArus gangguan
kontribusi yang
dari
terjadi
power grid dan DG. Magnitude arus gangguannya,grid
pada suatu bus merupakan kontribusi dari power
1 DG - 2 DG
1 DG - 2 DG
dan DG. oleh
ditentukan Magnitude
impedansi arusantara
gangguannya, ditentukan
power grid dengan lokasioleh
Lokasi Fasa Nilai Gangguan (%) impedansi antara power grid dengan
terjadinya gangguan serta ditentukan oleh impedansi antara lokasi terjadinya
Lokasi Fasa Nilai Gangguan (%) gangguan serta ditentukan oleh gangguan.
impedansi antara DG dengan
LL LLG LLL DG dengan lokasi terjadinya Kontribusi DG
LL LLG LLL lokasi terjadinya gangguan. Kontribusi
terhadap arus gangguan lebih kecil dibandingkan dengan DG terhadap arus
a 6.23 11.25 4.65 gangguan lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi power
a 6.23 11.25 4.65 kontribusi power grid. Variasi lokasi pemasangan sebuah
A b 6.77 12.41 8.39 grid. Variasi
DG pada lokasi
salah pemasangan
satu sebuah DG
bus di penyulang A pada salah satu bus
mengakibatkan
A b 6.77 12.41 8.39 di penyulang A mengakibatkan perubahan magnitude arus
c -3.14 -2.94 3.30 perubahan magnitude arus gangguan. Semakin dekat lokasi
c -3.14 -2.94 3.30 gangguan. Semakin dekat lokasi pemasangan DG dengan
pemasangan DG dengan lokasi terjadinya gangguan maka
a 6.72 12.53 4.73 lokasi terjadinya gangguan maka arus gangguannya akan
a 6.72 12.53 4.73 arus gangguannya akan semakin besar. Hal ini disebabkan
semakin besar. Hal ini disebabkan semakin dekat dengan DG,
B b 7.55 14.23 9.53 semakin dekat dengan DG, maka impedansi salurannya
B b 7.55 14.23 9.53 maka impedansi salurannya akan semakin kecil sehingga
c -4.32 -4.12 3.11 akan semakin
kontribusi DGkecil sehingga
terhadap arus kontribusi
gangguan DG jugaterhadap arus
akan semakin
c -4.32 -4.12 3.11
gangguan
besar. juga akan semakin besar.
C a 4.88 9.03 3.61
a 4.88 9.03 3.61 Jumlah DG yang terpasang pada sistem juga
C b 5.57 10.10 6.94 berpengaruh terhadap magnitude arus gangguan. Hal ini
Copyright © 2017 FT-UHAMKA.
c --3.13
All rights reserved
-2.51 2.13 disebabkan karena arusSeminar gangguan yang
Nasional terjadikemerupakan
TEKNOKA - 2, Vol. 2, 2017
kontribusi dari 3 buah sumber yaitu dari power grid2502-8782
ISSN No. dan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Musaruddin, A. Munawir, & S. Hay I - 91

2 buah DG. Kedua DG yang dipasang pada sebuah bus Perubahan magnitude arus pada sistem distribusi
dalam sistem tersebut mempunyai kapasitas yang berbeda setelah mengalami gangguan yaitu terjadinya lonjakan
sehingga kontribusinya terhadap arus gangguan adalah magnitude arus yang besar dibandingkan dengan arus
bebeda. Impedansi urutan dari kedua DG adalah konstan normalnya selain terasa pada lokasi gangguannya juga
walaupun lokasi terjadi gangguannya berubah-ubah. Dengan perubahan magnitude arusnya juga terasa pada sisi 110 kV.
demikian, Impedansi saluranlah yang akan menentukan Tipe gangguan hubung singkat dari simulasi
kontribusi dari masing-masing DG. Pada saat DG dipasang menunjukkan perbedaan perubahan nilai arus yang
pada penyulang yang berbeda, juga mengakibatkan dirasakan dilokasi gangguan pada sistem distribusi maupun
kenaikan arus gangguan. Kontribusi masing-masing DG yang dirasakan dilokasi 110 kV, dikarenakan magnitude
terhadap arus gangguan menjadi tidak sama. Kontribusinya arus hubung singkat yang berbeda pada tiap tipe dan lokasi
juga ditentukan oleh besarnya impedansi antara DG tersebut gangguan.
dengan lokasi terjadinya gangguan. Semakin dekat DG
dengan lokasi terjadinya gangguan maka kontribusinya
akan semakin besar. Arus gangguannya akan semakin kecil
bila salah satu DG dipasang menjauhi lokasi terjadinya Kepustakaan
gangguan. Gangguan hubung singkat pada saluran distribusi [1]   Dulau, Lucian Ioan, Mihail Abrudean, and Dorin Bica.,
juga berpengaruh pada perubahan magnitude arus di sisi “Effects of Distributed Generation on Electric Power
transmisi baik sebelum maupun sesudah DG terpasang pada Systems.” Procedia Technology 12 (2014): pp. 681-
sistem. 686. 

[2]  Gomez, Juan C., Jorge Vaschetti, Carlos Coyos, and
C. Ibarlucea., “Distributed Generation: Impact on
4 Simpulan Protections and Power Quality.” Latin America
Transactions, IEEE (Revista IEEE America Latina) 11,
Pada saat sistem belum terpasang DG, arus gangguan hanya no. 1 (2013): 460-465. 

ditentukan oleh lokasi terjadinya gangguan saja. Semakin [3] Menghua Deng, Jun Qian, Zhenping Yan, Tao Yu,
dekat lokasi gangguan dengan power grid, maka arus Jiaqing Zhou, Junchao Zhang and Liyi Li., “A research
gangguannya akan semakin besar begitupun sebaliknya of feeder protection 10kV distribution networks
semakin jauh lokasi gangguan dengan power grid, maka including distributed generation.” In Electricity
arus gangguannya akan semakin kecil. Distribution (CICED), 2012 China International
Pemasangan DG pada sistem mengakibatkan kenaikan Conference on, pp. 1-4. IEEE, 2012.
arus gangguan khususnya ketika gangguannya terjadi di [4] Zayandehroodi, Hadi, Azah Mohamed, Hussain
dekat lokasi pemasangan DG. Shareef, and Marjan Mohammad jafari. “Impact of
distributed generations on power system protection
Jumlah DG yang terpasang pada sistem distribusi juga
performance.” International Journal of the Physical
berpengaruh terhadap magnitude arus gangguan, magnitude
Sciences 6, no. 16 (2011): pp. 3873-3881.
arus gangguan hubung singkat semakin besar ketika dua
http://wiki.aanval.com/wiki/snort_vs_suricata (di
DG terpasang dibandingkan dengan tanpa DG dan setelah
akses pada tanggal 30 agustus 2017).
terpasang satu DG.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Penjadwalan Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun


Menggunakan Metode Forward Chaining

Yana Adharani1* , Popy Meilina2

Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat.


Telp (021)4256024
E-mail: yana.adharani@ftumj.ac.id1) , popy.meilina@ftumj.ac.id

Abstrak – Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi seseorang atau sekelompok masyarakat dari
penyakit tertentu dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh hingga tercapai kadar protektif. Untuk
mencapai kadar protektif, imunisasi perlu dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tidak
dilakukannya imunisasi atau pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan terjadinya kecacatan, kematian, bahkan endemi di suatu wilayah. Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) merupakan organisasi profesi yang memiliki kompetensi dalam menentukan
penjadwalan imunisasi. Tahun 2017 IDAI telah mengeluarkan rekomendasi penjadwalan imunisasi
terbaru. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat aturan penjadwalan imunisasi untuk anak
usia 0 – 8 tahun tahun dengan menggunakan metode forward chaining berdasarkan standar yang
direkomendasikan IDAI tahun 2017. Dari hasil penelitian diperoleh 98 aturan penarikan kesimpulan
yang dapat digunakan sebagai landasan dalam pemberian informasi penjadwalan imunisasi beserta
jenis vaksin yang dianjurkan menurut standar Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2017.

Kata kunci: Imunisasi, Penjadwalan Imunisasi, Vaksin, Forward Chaining

1 Pendahuluan merupakan upaya untuk melindungi seseorang atau


TBC, polio, hepatitis, difteri, tetanus, campak, HiB, sekelompok masyarakat dari penyakit tertentu dengan
pneumokokus, radang otak dan cacar air merupakan cara meningkatkan kekebalan tubuh hingga tercapai kadar
beberapa penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan protektif. Kadar protektif merupakan kadar zat anti penyakit
kecacatan bahkan kematian. Pada tahun 1974 World yang dapat melindungi tubuh [3].
Health Organization (WHO) telah menetapkan Indonesia Meskipun pemerintah telah mencanangkan program
bebas dari penyakit cacar, disusul pada tanggal 27 Maret imunisasi wajib, akan tetapi masih banyak masyarakat yang
2014 Indonesia memperoleh sertifikat bebas polio [1]. tidak melakukan imunisasi sesuai jadwal, bahkan tidak
Keberhasilan dalam pencegahan penyakit polio dan cacar mengimunisasi anaknya karena kurangnya pengetahuan,
belum diikuti dengan keberhasilan untuk pencegahan padahal kadar protektif dapat terbentuk jika imunisasi
penyakit lainnya. Sebagai contoh pada tahun 2014 terdapat dilakukan sesuai jadwal. Sebagai contoh, data dari Dinas
Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Sumatera Barat dan Kesehatan Propinsi Sumatera Barat menunjukan bahwa
Aceh yang mengakibatkan kematian dua orang anak dan pada tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup tajam dalam
puluhan pasien dirawat di ruang isolasi [2]. Hal tersebut cakupan imunisasi, yaitu dari 93% ke 35% [1]. Hal tersebut
merupakan peringatan bagi pemerintah dan masyarakat sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan seseorang
untuk meningkatkan upaya dalam pencegahan penyebaran atau sekelompok masyarakat terjangkit penyakit berbahaya.
penyakit berbahaya khususnya di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merupakan salah
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk satu organisasi profesi yang memiliki kewenangan untuk
mencegah timbulnya penyakit berbahaya, salah satunya merekomendasikan penjadwalan imunisasi. Saat ini IDAI
yaitu melalui program imunisasi wajib. Imunisasi telah menerbitkan rekomendasi penjadwalan imunisasi

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 92 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
Y. Adharani & P. Meilina I - 93

terbaru tahun 2017. Oleh karena itu untuk mendukung


program pemerintah Indonesia dan WHO dalam memberantas
penyakit berbahaya, maka pada penelitian ini dibuat rules
penjadwalan imunisasi berdasarkan rekomendasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017 untuk anak
usia 0 – 18 tahun. Pembuatan rules penjadwalan imunisasi
rekomendasi IDAI 2017 menggunakan metode forward
chaining.
Forward Chaining merupakan teknik pengumpulan
informasi (fakta) untuk kemudian diambil kesimpulan.
Metode forward chaning disebut juga dengan data-driven
reasoning karena penalaran diawali dengan fakta untuk
selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan.

2 Dasar Teori
Gambar 1. Rancangan Imunisasi “WHO” [5]
Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi seseorang
atau sekelompok masyarakat dari penyakit tertentu
dengan cara membentuk zat antibodi hingga tercapai
kadar protektif. Kadar protektif merupakan kadar zat anti
penyakit yang dapat melindungi [3]. Untuk mencapai kadar
protektif, imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang
telah ditentukan, sehingga jika ada imunisasi yang belum
diberikan sesuai jadwal yang seharusnya atau tertunda,
maka harus secepatnya dilakukan kejar imunisasi [3].
Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar
dan jadwal imunisasi ulangan, ada yang cukup satu kali
imunisasi, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi,
dan ada yang perlu pengulangan pada umur tertentu [3].
Penjadwalan imunisasi dilakukan berdasarkan rekomendasi
WHO dan organisasi profesi yang diakui setelah melalui uji
klinis, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Imunisasi yang wajib diberikan merupakan imunisasi
yang telah menjadi komitmen global, artinya harus
diberikan oleh semua negara di dunia. Imunisasi yang
termasuk kedalam komitmen global adalah imunisasi polio,
tetanus, pertusis, campak, Hib, hepatitis B, dan rotavirus Gambar 2. Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Usia [5]
[4]. Sementara itu imunisasi BCG hanya dianjurkan bagi
negara endemis [4].

2.1. Jenis – Jenis Vaksin 2.2. Jadwal Imunisasi


Menurut WHO imunisasi dan jenis vaksin dapat
Imunisasi bertujuan untuk melindungi seseorang atau
dikelompokan berdasarkan usia seperti yang tertera pada
sekelompok masyarakat dari bahaya akibat penyakit
Gambar 1 dan Gambar 2 . Dari Gambar 2, menurut [3] bayi
baru lahir hingga usia 1 tahun wajib diberikan imunisasi tertentu. Dengan imunisasi diharapkan dapat terbentuk zat
dasar untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang antibodi dengan kadar protektif yang yang dapat melindungi
berbahaya diawal masa pertumbuhan. Imunisasi ulangan tubuh dari serangan penyakit.
diberikan saat anak berusia 1 – 4 tahun. Imunisasi ulangan Untuk mencapai kadar protektif, imunisasi harus
bertujuan untuk menambah masa kekebalan. Pada rentang diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal
usia 1 – 4 tahun juga dilakukan catch up imunisasi, yaitu imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan jadwal
melengkapi imunisasi yang belum lengkap. Selanjutnya imunisasi ulangan. Jadwal imunisasi tahun 2017 yang
catch up imunisasi diulang pada usia 5 – 12 tahun dan usia
dikeluarkan oleh IDAI dapat dilihat pada Gambar 3.
remaja 13 – 18 tahun.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 94 Y. Adharani & P. Meilina

kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12


bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
anak usia di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu
kali.
• Vaksin Rotavirus.Vaksin rotavirus monovalen
diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan pada usia
6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia
>15 minggu), dosis ke-2 diberikan dengan interval
minimal 4 minggu. Batas akhir pemberian pada usia
24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3
kali, dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis
pertama tidak diberikan pada usia >15 minggu), dosis
kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10
minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.
• Vaksin Influenza. Vaksin influenza diberikan pada
usia lebih dari 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk
imunisasi pertama kali (primary immunization) pada
anak usia kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan
interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6-36 bulan,
Gambar 3. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun Rekomendasi IDAI
[6]
dosis 0,25 mL. Untuk anak usia 36 bulan atau lebih,
dosis 0,5 mL.
• Vaksin Campak. Vaksin campak kedua (18 bulan)
Keterangan penjadwalan imunisasi diatas adalah tidak perlu diberikan apabila sudah mendapatkan
sebagai berikut [6]: MMR.
• Vaksin Hepatitis B (HB). HB pertama (monovalen) • Vaksin MMR/MR. Apabila sudah mendapatkan
paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/
dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal MR diberikan pada usia 15 bulan (minimal interval 6
30 menit sebelumnya. Jadwal pemberian vaksin HB bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan
monovalen adalah usia 0,1, dan 6 bulan. Bayi lahir vaksin campak, maka dapat diberikan vaksin MMR/
dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan MR.
imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas • Vaksin Varisela.Vaksin varisela diberikan setelah usia
yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah
DTPw, maka jadwal pemberian pada usia 2, 3, dan 4 dasar. Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun,
bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
maka jadwal pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan. • Vaksin Human Papiloma Virus (HPV) Vaksin HPV
• Vaksin Polio. Pemberian vaksin polio apabila lahir di rumah diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen
segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, diberikan tiga kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin
OPV-0 diberikan saat bayi dipulangkan. Selanjutnya, untuk HPV tetravalen dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila
polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian
atau IPV. Paling sedikit harus mendapat satu dosis vaksin cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons
IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3. antibodi setara dengan 3 dosis.
• Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan • Vaksin Japanese Encephalitis (JE). Vaksin JE
sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2 bulan. Apabila diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis
diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan atau turis yang akan bepergian ke daerah endemis
uji tuberkulin terlebih dahulu. tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang dapat
• Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling diberikan booster1-2 tahun berikutnya.
cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan vaksin • Vaksin Dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun
DTPw atau DTPa atau kombinasi dengan vaksin dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan.
lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval
mengikuti rekomendasi vaksin tersebut yaitu usia 2, 2.3. Metode Forward Chaining
4, dan 6 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun
diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DTP 6 dapat Forward Chaining merupakan teknik pengumpulan
diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster informasi (fakta) untuk kemudian diambil kesimpulan.
Td diberikan setiap 10 tahun. Karena penalaran diawali dari fakta baru ditarik kesimpulan,
• Vaksin Pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada maka metode forward chaning disebut juga dengan data-
usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval driven reasoning. Knowledge base pada metode forward
2 bulan dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan 1 chaining biasanya berbentuk IF-THEN rules seperti
dibawah ini [7].

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Y. Adharani & P. Meilina I - 95

left hand side (LHS)  right hand side (RHS) selanjutnya dibentuk knowledge base berupa pengkodean
dan pembentukan tabel keputusan seperti yang tertera pada
LHS merupakan kumpulan kondisi (fakta) yang harus tabel 1 dan 2.
dicocokkan dengan rules agar dapat dieksekusi. Data-data
tersebut disimpan dalam database of fact. Sementara itu
RHS adalah aksi yang harus dilakukan jika LHS sesuai Tabel 1. Pengkodean Vaksin
dengan rules yang tersedia. Adapun langkah-langkah dalam
metode forward chaining adalah sebagai berikut: No Kode Vaksin Nama Vaksin
1. Input fakta kedalam sistem. Fakta tersebut nantinya
1 hb1 Hepatitis B – 1
akan tersimpan di database of fact.
2. Pada inference engine akan dipilih rules di knowledge 2 hb2 Hepatitis B – 2
based yang memiliki LHS sesuai dengan fakta
sebenarnya yang terdapat pada database of fact 3 hb3 Hepatitis B – 3
3. Eksekusi Right Hand Side (RHS) 4 hb4 Hepatitis B – 4

5 Hbc catch-up Hepatitis B


Ulangi mulai dari langkah 2 hingga tidak ada lagi LHS
pada rules yang bersesuaian dengan fakta. 6 pl0 Polio – 0

7 pl1 Polio – 1

3 Metodologi Penelitian 8 pl2 Polio – 2

9 pl3 Polio – 3
Langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi kedalam
tiga tahap, yaitu pengumpulan data, pembentukan basis 10 pl4 Booster Polio
pengetahuan (knowledge base), dan pembuatan aturan
pengambilan kesimpulan (rules of inference). Pada 11 Plc catch-up polio
tahap pengumpulan data dilakukan pencarian informasi 12 Bcg BCG
penjadwalan imunisasi berdasarkan rekomendasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dari hasil pengumpulan 13 Bcgc catch-up BCG
data diperoleh jenis vaksin dan penjadwalan imunisasi
14 dtp1 DTP – 1
terbaru rekomendasi IDAI tahun 2017 untuk anak usia 0
– 18 tahun. Data diperoleh dari website resmi IDAI seperti 15 dtp2 DTP – 2
yang tertera pada gambar 3.
16 dtp3 DTP – 3
Pada tahap kedua dilakukan pembentukan Basis
Pengetahuan (Knowledge Base). Knowledge Base dibuat 17 dtp4 Booster DTP – 4
berdasarkan data yang diperoleh pada tahap pertama.
Pembentukan knowledge base terdiri dari pengkodean dan 18 dtp5 Booster DTP – 5
pembuatan tabel keputusan 19 dtp6 Booster TD/TDAP – 6
Tahap akhir yaitu pembuatan aturan penarikan
kesimpulan (Rules of Inferences). Aturan penarikan 20 dtp7 Booster TD – 7
kesimpulan menggunakan metode forward chaining berupa 21 Dtpc catch-up DTP
IF – THEN rules. Left hand side pada aturan penarikan
kesimpulan merupakan usia anak, sementara right hand side 22 hib1 Hib – 1
berupa jenis vaksin yang harus diberikan pada anak usia
23 hib2 Hib – 2
tertentu. Jika fakta yang berupa usia anak sesuai dengan left
hand side maka selanjutnya dilakukan eksekusi right hand 24 hib3 Hib – 3
side sehingga dapat diperoleh jenis vaksin apa yang sesuai
dengan usia anak. Proses tersebut akan terus dilakukan 25 hib4 Booster Hib
hingga tidak ada lagi left hand side yang bersesuaian dengan
26 Hibc catch-up Hib
fakta.
27 pcv1 PCV – 1

28 Pcv2 PCV – 2
4 Hasil dan Pembahasan
29 pcv3 PCV – 3
Berdasarkan data penjadwalan imunisasi rekomendasi IDAI
30 pcv4 Booster pcv
tahun 2017 seperti yang tertera pada gambar 3, maka tahapan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 96 Y. Adharani & P. Meilina

Tabel 2. Tabel Keputusan


No Kode Vaksin Nama Vaksin
USIA
31 pcvc catch-up PCV Imunisasi Bulan Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 15 18
hb1 √
32 rtv1 Rotavirus – 1 hb2 √
hb3 √
33 rtv2 Rotavirus – 2 Hb4 √
Hbc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pl0 √
34 rtv3 Rotavirus – 3 pl1 √
pl2 √
35 inf Influenza pl3 √
pl4 √
plc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
36 cmp1 Campak bcg √
bcgc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
37 cmp2 Booster campak – 2 dtp1 √
dtp2 √
dtp3 √
38 cmp3 Booster campak – 3 dtp4 √
dtp5 √
39 cmpc catch-up campak dtp6 √
dtp7 √
dtpc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
40 mmr1 MMR hib1 √
hib2 √
41 mmr2 Booster MMR hib3 √
hib4 √
hibc √ √ √ √ √ √ √
42 mmrc Catch up MMR pcv1 √

43 tf1 Tifoid – 1
Pcv2 √
44 tf2 Tifoid – 2 pcv3 √
pcv4 √
45 tf3 Tifoid – 3 pcvc √ √ √ √ √ √ √
rtv1 √
rtv2 √
46 tf4 Tifoid – 4
rtv3 √
inf √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
47 tf5 Tifoid – 5 cmp1 √
cmp2 √
48 tf6 Tifoid – 6 cmp3 √
cmpc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

49 Ha Hepatitis A

50 Var Varisela USIA


Imunisasi Bulan Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 15 18
51 hpv1 HPV – 1
mmr1 √
mmr2 √
52 hpv2 HPV – 2 mmrc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tf1 √
53 je1 Japanese Enchepalitis – 1 tf2 √
tf3 √
54 je2 Japanese Enchepalitis – 2 tf4 √
tf5 √
55 Jec Catch up Japanese Enchepalitis tf6 √
ha 2 kali, interval 6 – 12 bulan
var 1 kali
56 Dng1 Dengue – 1
hpv1 √
hpv2 √
57 Dng2 Dengue – 2 je1 √
je2 √
58 Dng3 Dengue – 3 jec √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 kali, interval
Dng
6 bulan

Setelah dilakukan pembuatan knowledge base, tahap


selanjutnya adalah pembuatan aturan penarikan kesimpulan
untuk pemberian informasi jadwal imunisasi beserta jenis
vaksin yang dianjurkan. Dari knowledge base diatas dapat
diperoleh 98 aturan. Aturan penarikan kesimpulan dapat
dilihat pada tabel 3.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Y. Adharani & P. Meilina I - 97

Tabel 3. Aturan Penarikan Kesimpulan


Rule IF THEN
Rule IF THEN
R40 [(24 bulan ≤ Usia < 60 bulan)] DAN (belum hibc
hib1 ATAU belum hib2 ATAU belum hib3 atau
R1 Usia = 0 bulan DAN belum hb1 hb1 belum hib4)
R2 0 bulan < Usia < 2 bulan DAN belum hb1 Hbc R41 Usia = 5 bulan DAN (belum pcv1 atau pcv2) pcvc

R3 0 ≤ Usia ≤ 1 DAN belum pl0 pl0 R42 Usia = 6 bulan DAN belum pcv3 pcv3

R4 0 ≤ Usia ≤ 2 DAN belum bcg Bcg R43 Usia = 6 bulan DAN belum rtv3 rtv3

R5 Usia = 2 bulan DAN belum hb2 hb2 R44 Usia = 6 bulan DAN belum cmp1 cmp1

R6 Usia = 2 bulan DAN belum pl1 pl1 R45 Usia = 6 bulan DAN belum inf1 Inf1

R7 Usia = 2 bulan DAN belum dtp1 dtp1 R46 Usia = 9 bulan DAN (belum pcv1 ATAU belum pcvc
pcv2 ATAU belum pcv3)
R8 Usia = 2 bulan DAN belum hib1 hib1 R47 Usia = 9 bulan DAN belum cmp1 cmp1

R9 Usia = 2 bulan DAN belum pcv1 pcv1 R48 (18 bulan ≤ Usia ≤ 60 bulan) DAN [(belum pcvc
pcv1) ATAU (belum pcv2) ATAU (belum pcv3)
R10 Usia = 2 bulan DAN belum rtv1 rtv1 ATAU (belum pcv4)]

R21 Usia = 3 bulan DAN belum hb3 hb3 R49 (12 bulan < Usia < 15 bulan) DAN belum pcv4 pcv4

R22 Usia = 3 bulan DAN belum pl2 pl2 R50 (12 bulan < Usia < 15 bulan) DAN belum cmp1 cmpc

R23 Usia = 3 bulan DAN belum dtp2 dtp2 R51 (24 bulan ≤ Usia ≤ 60 bulan) DAN (belum cmpc
cmp1 ATAU belum cmp2)
R24 Usia = 3 bulan DAN belum hib2 hib2 R52 (96 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN (belum cmpc
cmp1 ATAU belum cmp2 ATAU belum cmp3)
R25 (3 bulan ≤ Usia ≤ 60 bulan) DAN belum bcg Bcgc
R53 (12 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN belum var Var
R26 Usia = 3 bulan DAN belum pcv1 pcv1
R54 Usia = 12 bulan dan belum je1 je1
R27 Usia = 4 bulan DAN belum hb4 hb4
R55 (15 bulan ≤ Usia ≤ 18 bulan) DAN belum hib4 hib4
R28 Usia = 4 bulan DAN belum pl3 pl3
R56 (15 bulan ≤ Usia ≤ 18 bulan) DAN belum je1 Jec
R29 Usia = 4 bulan DAN belum dtp3 dtp3
R57 Usia = 15 bulan DAN belum mmr1 mmr1
R30 Usia = 4 bulan DAN belum hib3 hib3
R58 Usia = 18 bulan DAN belum pl4 pl4
R31 Usia = 4 bulan DAN belum pcv2 pcv2
R59 Usia = 18 bulan DAN belum dtp4 dtp4
R32 Usia = 4 bulan DAN belum rtv2 rtv2
R60 Usia = 18 bulan DAN belum cmp2 cmp2
R33 (5 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN (belum hbc
hb1 ATAU belum hb2 ATAU belum hb3 ATAU R61 (18 bulan ≤ Usia ≤ 36 bulan) DAN belum mmr1 mmrc
belum hb4)
R62 (72 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN (belum mmrc
R34 (5 bulan ≤ Usia ≤ 15 bulan) DAN (belum pl0 plc mmr1 atau belum mmr2)
ATAU belum pl1 ATAU belum pl2 ATAU
belum pl3) R63 (24 bulan ≤ Usia ≤ 36 bulan) dan belum je2 je2
R35 (24 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN (belum plc
R64 Usia = 60 bulan DAN belum dtp5 dtp5
pl0 ATAU belum pl1 ATAU belum pl2 ATAU
belum pl3 ATAU belum pl4)
R65 Usia = 60 bulan dan belum mmr2 mmr2
R36 (5 bulan ≤ Usia ≤ 15 bulan) DAN (belum dtp1 dtpc
ATAU belum dtp2 ATAU belum dtp3) R66 (60 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN (belum je1 Jec
R37 (24 bulan ≤ Usia ≤ 36 bulan) DAN (belum dtp1 dtpc ATAU belum je2)
ATAU belum dtp2 ATAU belum dtp3 ATAU R67 (72 bulan ≤ Usia ≤ 84 bulan) DAN belum cmp3 cmp3
dtp4)
R38 (72 bulan ≤ Usia ≤ 108 bulan) DAN (belum Dtpc R68 (108 bulan ≤ Usia ≤ 144 bulan) DAN belum dng1
dtp1 ATAU belum dtp2 ATAU belum dtp3 dng1
ATAU belum dtp4 ATAU belum dtp5) R69 120 bulan ≤ Usia ≤ 144 bulan DAN belum dtp6 dtp6
R39 [(5 bulan ≤ Usia ≤ 12 bulan)] DAN (belum hib1 hibc
ATAU belum hib2 ATAU belum hib3) R70 (108 bulan ≤ Usia ≤ 144 bulan) DAN jarak dng26
waktu 6 sampai 12 bulan dari dng1 DAN belum
dng2

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 98 Y. Adharani & P. Meilina

Rule IF THEN Untuk dapat menentukan jadwal imunisasi berdasarkan


aturan diatas, diperlukan fakta awal dari pengguna berupa
R71 (108 bulan ≤ Usia ≤ 144 bulan) DAN jarak dng3 usia anak. Usia anak akan dicocokkan dengan left hand side
waktu 6 sampai 12 bulan dari dng2 DAN belum
pada aturan penarikan kesimpulan. Jika terdapat left hand
dng3
side yang bersesuaian dengan usia anak maka akan diperoleh
R72 (108 bulan ≤ Usia ≤ 216 bulan) DAN belum hpv1
hpv1
informasi jadwal imunisasi anak berserta jenis vaksin yang
diperlukan. Hal tersebut akan dilakukan berulang-ulang
R73 (108 bulan < Usia < 216 bulan) DAN (jarak hpv2
waktu 6 sampai 12 bulan dari hpv1) DAN hingga tidak ada lagi left hand side yang bersesuaian dengan
belum hpv2 fakta.
R74 (108 bulan < Usia < 216 bulan) DAN (jarak hpv3 Dari hasil penelitian diatas terbukti bahwa metode
waktu 6 sampai 12 bulan dari hpv2) DAN forward chaining dapat digunakan untuk menentukan
belum hpv3
jadwal imunisasi anak berdasarkan rekomendasi Ikatan
R75 Usia = 216 bulan DAN belum dtp7 dtp7 Dokter Anak Indonesia tahun 2017. Aturan ini pada
R76 (24 bulan < Usia < 216 bulan) DAN belum ha1 ha1
penelitian selanjutnya akan digunakan sebagai landasan
dalam pemberian informasi penjadwalan imunisasi
R77 (24 bulan < Usia < 216 bulan) DAN sudah ha2 beserta jenis vaksin yang diperlukan untuk anak usia 0–
ha1 DAN (tanggal = tanggal ha1+ 6bulan) dan 18 tahun.
belum ha2
R78 Usia 24 bulan DAN belum tif1 tif1

R79 Usia 60 bulan DAN belum tif2 tif2


5 Simpulan
R80 Usia 96 bulan DAN belum tif3 tif3
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk
R81 Usia 132 bulan DAN belum tif4 tif4 meningkatkan kekebalan tubuh hingga tercapai kadar
protektif. Kadar protektif dapat tercapai jika imunisasi
R82 Usia 168 bulan DAN belum tif5 tif5 dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
R83 Usia 204 bulan DAN belum tif6 tif6 Berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan
metode forward chaining dapat dibuat 98 aturan
R84 Usia = 18 bulan DAN belum inf2 inf2 penarikan kesimpulan untuk penjadwalan imunisasi anak
usia 0 – 18 tahun beserta jenis vaksin yang dianjurkan
R85 Usia = 30 bulan DAN belum inf3 inf3
berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
R86 Usia = 42 bulan DAN belum inf4 inf4 tahun 2017.

R87 Usia = 54 bulan DAN belum inf5 inf5

R88 Usia = 66 bulan DAN belum inf6 inf6 Kepustakaan


R89 Usia = 78 bulan DAN belum inf7 inf7 [1] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, “Indonesia
Bebas Polio,” 01 April 2014. http://www.depkes.go.id/
R90 Usia = 90 bulan DAN belum inf8 inf8
article/print/2014430002/indonesia-bebas-polio.html.
R91 Usia = 102 bulan DAN belum inf9 inf9 [Diakses 2016].
[2] P. B. Yanuarso, “Menyoroti Kontroversi Seputar
R92 Usia = 114 bulan DAN belum inf10 inf10
Imunisasi,” Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
R93 Usia = 150 bulan DAN belum inf11 inf11 26 April 2015. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/
imunisasi/menyoroti-kontroversi-seputar-imunisasi.
R94 Usia = 162 bulan DAN belum inf12 inf12 [Diakses 2017].
[3] K. Rusmil, “Melengkapi/ Mengejar Imunisasi
R95 Usia = 174 bulan DAN belum inf13 inf13
(Bagian I),” Ikatan Dokter Anak Indonesia, 30 Mei
R96 Usia = 186 bulan DAN belum inf14 inf14 2015. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/
melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-i. [Diakses
R97 Usia = 198 bulan DAN belum inf15 inf15 2016].
R98 Usia = 210 bulan DAN belum inf16 inf16

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Y. Adharani & P. Meilina I - 99

[4] K. Rusmil, “Melengkapi/ Mengejar Imunisasi (Bagian [6] Ikatan Dokter Anak Indonesia, “Jadwal Imunisasi
II),” Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 30 Mei 2017,” 18 April 2017. http://www.idai.or.id/artikel/
2015. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/ klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017. [Diakses
melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii. [Diakses 2017].
2016]. [7] D. Merritt, in Building Expert Systems in Prolog,
[5] Ikatan Dokter Anak Indonesia, “Melengkapi/ Mengejar Lebanon , Amzi! inc., 2000.
Imunisasi (Bagian IV),” 30 Mei 2015.http://www.idai.
or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapimengejar-
imunisasi-bagian-iv. [Diakses 2016].

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pencarian Full Text pada Koleksi Skripsi


Fakultas Teknik Uhamka
Menggunakan Metode Vector Spacemodel

Miftahul Ari Kusuma, Mia Kamayani, & Arry Avorizano

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, Jakarta.
Jl.Tanah Merdeka No. 6 Kampung Rambutan, Jakarta Timur
E-mail : miftahulari25@gmail.com1, mia.kamayani@uhamka.ac.id2, arry.avorizano@uhamka.ac.id3

Abstrak – Memiliki banyak dokumen terkadang sangat merepotkan, terutama disaat ingin
mencari dokumen yang dibutuhkan dengan data yang tepat sesuai dengan keinginan. Banyaknya
kumpulan skripsi di fakultas teknik UHAMKA membuat mahasiswa kesulitan dalam mencari skripsi yang
relevan atau tepat sesuai dengan keinginan yang dicari, sebenarnya sudah ada mesin pencarian pada
Perpustakaan Fakultas Teknik UHAMKA tetapi hanya mencari berdasarkan judul, dan pengarangnya
saja. Maka, dibuatlah pengembangan mesin pencarian yaitu dengan membuat mesin pencarian fulltext,
agar mahasiswa dapat mencari skripsi sesuai yang dibutuhkan dari mesin pencarian. Salah satu metode
untuk membuat mesin pencarian adalah dengan metode vector space model (VSM). Vector Space
Model (VSM) adalah metode untuk melihat tingkat kedekatan atau kesamaan (similarity) term dengan
cara pembobotan term. Perancangan mesin pencarian full text ini menggunakan PHP dan ditampilkan
berupa halaman web. Pengujian relevansi mesin pencarian dilakukan dengan memasukan beberapa
query dan mesin pencarian akan menampilkan dokumen relevan, dan relevan itu diuji dengan cara
menghitung precision, recall dan f-measure dari masing-masing query yang ditampilkan di mesin
pencarian dengan nilai rata-rata precision 0.63, recall 0.92 dan f-measure 0.71.

Kata kunci: Full Text, Mesin Pencarian, Vector Space Model, Kumpulan Skripsi

1 Pendahuluan dan pengarangnya saja. Hal ini membuat mahasiswa masih


Memiliki banyak dokumen terkadang sangat merepotkan, kesulitan dalam mencari skripsi yang relevan atau sesuai
terutama disaat ingin mencari dokumen yang dibutuhkan dengan keinginan yang dicari dikarenakan mesin pencarian
dengan data yang tepat sesuai dengan keinginan. Banyaknya perpustakaan masih belum fulltext.
kumpulan skripsi di Fakultas Teknik UHAMKA membuat Maka, dibuatlah pengembangan mesin pencarian
mahasiswa kesulitan dalam mencari skripsi yang relevan dengan membuat mesin pencarian fulltext, agar mahasiswa
atau tepat sesuai dengan keinginan yang dicari, maka dari dapat mencari skripsi sesuai yang dibutuhkan dari mesin
itu, dokumen yang berbentuk fisik harus didigitalisasi pencarian. Mesin pencarian pun harus dapat menampilkan
agar dapat menghemat ruang dan tempat. Dokumen yang kumpulan skripsi yang relevan, diurutkan dari relevansi
digitalisasi pun masih ada masalah yaitu sulit untuk mencari yang tertinggi ke terendah. Metode dalam rancang bangun
dokumen sesuai yang diinginkan dari banyaknya kumpulan mesin pencarian ada beberapa metode yaitu vector space
dokumen yang ada, maka dari itu harus adanya mesin model, boolean model, statistic langue model.
pencarian untuk mencari dokumen. Mesin pencarian full text ini dibuat dengan metode
Perpustakaan Fakultas Teknik UHAMKA sebenarnya Vector Space Model (VSM) karena metode ini tidak terlalu
sudah mempunyai mesin pencarian, akan tetapi mesin sulit, banyaknya pengembangan mesin pencarian dengan
pencarian di perpustakaan masih mencari berdasarkan judul metode ini sehingga banyaknya refensi yang didapat dan

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 100 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano I - 101

nilai ketepatannya tinggi. VSM menggunakan konsep yang penting dalam struktur inverted file ada dua, yaitu: kata
terdapat pada aljabar linear yaitu ruang vector. Hasil dari (vocabulary) dan kemunculan (occurrences) [2].
dokumen yang dicari akan diurutkan dari relevansi tertinggi
ke relevansi terendah melalui kemiripan query yang diinput. 2.3. Stemming
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis mengajukan Proses Stemming digunakan untuk mengubah term yang
penelitian dan pembahasan dalam bentuk tugas akhir masih melekat dalam term tersebut awalan, sisipan,
dengan judul “Pencarian Full Text Pada Koleksi Skripsi dan akhiran. Proses stemming dilakukan dengan cara
Fakultas Teknik UHAMKA Menggunakan Metode Vector menghilangkan semua imbuhan (affixes) baik yang terdiri
Space Model”. dari awalan (prefixes), sisipan (infixes), akhiran (suffixes)
dan confixes (kombinasi dari awalan dan akhiran) pada kata
turunan. Stemming digunakan untuk mengganti bentuk dari
suatu kata menjadi kata dasar dari kata tersebut yang sesuai
2 Dasar Teori
dengan struktur morfologi bahasa Indonesia yang benar [2].
2.1. Information Retrieval
Information Retrieval (IR) adalah studi untuk membantu 2.4. Vector Space Model
pengguna menemukan informasi yang sesuai dengan Vector Space Model (VSM) mungkin model ini paling banyak
kebutuhan informasinya. Secara teknis, IR mempelajari orang yang mengetahui dan menggunakannya. Sebuah
akuisisi, organisasi, penyimpanan, pengambilan dan dokumen dalam model ruang vektor direpresentasikan
pendistribusian informasi. Secara historis, IR adalah sebagai bobot vektor, di mana setiap komponen bobot
tentang pengambilan dokumen, menegaskan bahwa dihitung berdasarkan beberapa variasi skema TF atau TF-
dokumen itu adalah sebagai unit dasar [9]. Tujuan IR adalah IDF [9].
untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan
Vector Space Model (VSM) adalah metode untuk
meretrieve semua dokumen yang relevan, dan pada waktu
melihat tingkat kedekatan atau kesamaan (smilarity) term
yang sama me-retrieve sesedikit dokumen yang tak relevan
dengan cara pembobotan term. Dokumen dipandang
[5]. Gambaran bagian-bagian yang terdapat pada suatu
sebagi sebuah vektor yang memiliki magnitude (jarak) dan
sistem IR digambarkan pada Gambar .1.
direction (arah). Pada Vector Space Model, sebuah istilah
direpresentasikan dengan sebuah dimensi dari ruang vektor.
Relevansi sebuah dokumen ke sebuah query didasarkan
pada similaritas diantara vektor dokumen dan vektor query
[1].

Gambar 1 Bagian-Bagian Information System Retrieval [3]

2.2. Preprocessing Text


Sebelum koleksi dokumen digunakan untuk retrieval,
beberapa tugas preprocessing biasanya dilakukan. Untuk Gambar 2. VSM dengan dua dokumen D1 dan D2, dan query Q1 [4].
dokumen teks tradisional (tidak ada tag HTML), tugasnya
adalah penghentian kata kunci (stopword removal),
Selain itu pada VSM, database dari semua dokumen
stemming, dan penanganan digit, tanda hubung, tanda baca,
direpresentasikan oleh matriks term document (atau
dan kasus huruf [9].
matriks term-frequency). Dimana setiap sel pada matriks
berkorespondensi dengan bobot yang diberikan dari suatu
2.3. Stopword Removal term dalam dokumen yang ditentukan. [5]. Bobot lokal
Proses stopword removal merupakan proses penghapusan suatu term i di dalam dokumen j (tfij) dapat didefinisikan
term yang tidak memiliki arti atau tidak relevan. Proses sebagai [4]
ini dilakukan pada saat proses tokenisasi. Proses Filtering
menggunakan daftar stopword yang digunakan merupakan
mekanisme untuk pengindeksan kata dari koleksi teks yang
digunakan untuk mempercepat proses pencarian. Elemen

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 102 M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano

Dimana fij adalah jumlah berapa kali term i muncul di


dalam dokumen j. Frekuensi tersebut dinormalisasi dengan
frekuensi dari most common term di dalam dokumen
tersebut. Bobot global dari suatu term i pada pendekatan
inverse document frequency (idfi) dapat didefinisikan
sebagai [4]. Keterangan (c) merupakan banyaknya dokumen
relevan yang terdapat pada data corpus. Sedangkan pada
(d) adalah jumlah dokumen yang tidak relevan yang tidak
ditemukan pada corpus dan sistem [7]. Dokumen yang
relevan merupakan dokumen yang benar dan yang sesuai
hasil pencarian.
Selain penilaian precision dan recall yang dilakukan
Dimana dfi adalah frekuensi dokumen dari term i dan pada mesin pencarian ini maka juga dilakukan penilaian
sama dengan jumlah dokumen yang mengandung term i. rata-rata F-Measure. F-Measure adalah harmonic mean
Log2 digunakan untuk memperkecil pengaruhnya relative atau nilai rata-rata dari precision dan recall [8]. Rumus
terhadap tfij. Bobot dari term i di dalam sistem IR (wij) F-Measure adalah sebagai berikut :
dihitung menggunakan ukuran tf-idf yangdidefinisikan
sebagai berikut [4]

3 Metodologi Penelitian
Bobot tertinggi diberikan kepada term yang muncul
sering kali dalam dokumen j tetapi jarang dalam dokumen Mulai dari tahapan pertama yaitu menggali topik penelitian,
lain. Salah satu ukuran kemiripan teks yang populer adalah kemudian tahapan kedua yaitu mengumpulkan data dari
cosine similarity. Ukuran ini menghitung nilai cosinus sudut berbagai jurnal dan buku, tahapan ketiga membuat daftar
antara dua vektor. Jika terdapat dua vektor dokumen dj dan stopword dan stemming, selanjtunya tahapan keempat
query q, serta t term diekstrak dari koleksi dokumen maka masuk tahapan perancangan mesin pencarian lalu masuk
nilai cosinus antara dj dan q didefinisikan sebagai [4] ke tahapan implementasi, terkahir, tahapan hitung relevansi
yaitu tahapan untuk menilai seberapa relevan hasil pencarian
dari mesin pencarian ini Adapun desain penelitian dapat
dilihat pada gambar 3

Mulai

2.5. Evaluasi Mesin Pencarian Menggali Topik


Pencarian Full Text Pada Koleksi
1
Recall dan precision mengukur kemampuan sistem dalam SkripsiFakultas Teknik UHAMKA
Menggunakan Metode Vector Space Model

menemukembalikan dokumen-dokumen yang relevan Identifikasi Masalah


Perumusan dan Analisa

dan menahan dokumen-dokumen yang tidak relevan.


Masalah Implementasi
- Ranking
- Keyword
Recall merupakan rasio jumlah dokumen relevan yang
ditemukembalikan terhadap jumlah seluruh dokumen Hitung Relevansi
Studi Literatur
relevan di dalam koleksi. Precision merupakan rasio jumlah - Precision
- Recall
dokumen relevan yang ditemukembalikan terhadap jumlah
seluruh dokumen yang ditemukembalikan [10].
Preprocessing
- Stopword Removal
- Stemming
Pembuatan Laporan

Perancangan
- Mesin Pencarian Selesai
- Antar Muka

1
Keterangan: (a) merupakan banyaknya dokumen
relevan yang ditemu kembalikan dan (b) adalah jumlah Gambar 3.1 : iagram Alur Metodologi
semua dokumen dari hasil pencarian. sedangkan pada rumus
recall yaitu sebagai berikut :

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano I - 103

4 Implementasi Rank Docid Sim


Pada implementasi ini akan menampilkan dokumen hasil
3 D11 0.0786736
pencarian dari 10 query yang berbeda. Untuk setiap query
dilakukan pencarian dokumen dengan mesin pencarian 4 D35 0.0403226
menggunakan metode vector space model. Tabel 1 menunjukan
5 D21 0.0330631
daftar query yang digunakan dalam implementasi ini.
6 D23 0.0271925
Tabel 1 Daftar Query
7 D34 0.0271925

Query ID Detail Query 8 D8 0.0217154


Q1 Aplikasi bisnis 9 D9 0.0167678
Q2 Aplikasi mobile 10 D37 0.00576032
Q3 Teori UML
11 D32 0.00558572
Q4 Penelitian di UHAMKA
12 D14 0.00513806
Q5 Sistem akademik
13 D36 0.00474719
Q6 Jaringan vpn

Q7 Aplikasi pembelajaran
Tabel 4 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ”teori UML”
Q8 Animasi

Q9 Jaringan Rank Docid Sim

Q10 Server 1 D7 0.0651898

2 D3 0.0457996

3 D12 0.0293397
Pada tabel 2 sampai 11 akan menunjukan dokumen
4 D1 0.0200344
hasil pencarian dengan 10 query diatas:
5 D36 0.0190512
Tabel 2 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ”aplikasi bisnis” 6 D5 0.0168543

7 D8 0.0165995
Rank Docid Sim
8 D9 0.0160219
1 D2 0.0487949
9 D15 0.0144844
2 D3 0.0326845
10 D37 0.0132097
3 D9 0.0160074
11 D40 0.0125516
4 D23 0.0129797 12 D11 0.011276
5 D38 0.00855016 13 D38 0.0102695

6 D34 0.00704329 14 D16 0.00967101

7 D11 0.00704116 15 D6 0.00954145

16 D27 0.0088778
8 D15 0.00602972
17 D34 0.00845957

18 D2 0.0048839
Tabel 3 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ”aplikasi mobile”
19 D21 0.00473882
Rank Docid Sim 20 D13 0.00431265

1 D7 0.113708 21 D39 0.00111638

2 D13 0.0827463

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 104 M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano

Tabel 5 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” penelitian di


UHAMKA” Rank Docid Sim

17 D10 0.00106517
Rank Docid Sim
18 D35 0.000989248
1 D23 0.167701
19 D37 0.000800811
2 D36 0.0878301
20 D9 0.000777032
3 D15 0.0701152

4 D5 0.0679893
Tabel 8 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” aplikasi
5 D22 0.0365621
pembelajaran”

Rank Docid Sim


Tabel 6 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” sistem
akademik” 1 D7 0.317405

Rank Docid Sim 2 D13 0.198315

1 D12 0.125813 3 D1 0.162578

2 D13 0.0154111 4 D20 0.146231

3 D11 0.0150571 5 D16 0.0418558

4 D5 0.0100736 6 D11 0.022876

7 D12 0.0158726

Tabel 7 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” jaringan vpn”

Rank Docid Sim Tabel 9 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” animasi”

1 D24 0.575608
Rank Docid Sim
2 D29 0.392728
1 D20 0.48587
3 D33 0.068316
2 D19 0.334483
4 D25 0.0409165
3 D16 0.0512522
5 D32 0.0380504
4 D22 0.0200139
6 D14 0.0335723
D12
5 0.0172764
7 D4 0.0288067
6 D38 0.0100785
8 D17 0.021112

9 D30 0.0205302

10 D23 0.0189018 Tabel 10 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” jaringan”

11 D28 0.0104288
Rank Docid Sim
12 D26 0.0100476 1 D33 0.303057
2 D25 0.18151
13 D21 0.00574563
3 D32 0.168796
14 D12 0.00284584
4 D24 0.151454
15 D40 0.00152183 5 D14 0.14893

16 D22 0.00109892

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano I - 105

6 D4 0.12779 jumlah dokumen yang ter-retrieve maupun dokumen non-


relevan dan dokumen non-relevan tidak ter-retrieve maka
7 D17 0.0936549
didapatkan penilaian precision dan recall serta nilai tengah
8 D30 0.091074
dari kedua evaluasi tersebut (f-measure) yaitu, pada tabel
9 D23 0.0838504 12 :
10 D29 0.0513756 Pada tabel 12 tersebut menunjukan hasil perhitungan
11 D28 0.0462631 precision dan recall berdasarkan keseluruhan isi dokumen
12 D26 0.0445722 terhadap 10 kriteria query tersebut. Hasil pada tabel tersebut
13 D21 0.0254883 dapat disimpulkan bahwa akan dihitung nilai precision dan
14 D12 0.0126244
recall pada setiap nilai recall standar yaitu,, 0, 0.1, 0.2, 0.3,
0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, dan 1.0. Adapun nilai precision
15 D40 0.006751
dan recall dan F-Measure adalah sebagai berikut :
16 D22 0.00487493 1. Nilai precision yang didapatkan pada query “aplikasi
17 D10 0.00472522 bisnis” yaitu,, 0.375 atau 37.5%, pada query “aplikasi
18 D35 0.00438841 mobile” yaitu,, 0.692 atau 69.2%, pada query “teori
19 D37 0.00355249 UML” yaitu., 1.0 atau 100%, pada query “penelitian
20 D9 0.003447
di uhamka” yaitu,, 1.0 atau 100%, pada query “sistem
akademik” yaitu,, 0.5 atau 50%, pada query “jaringan
vpn yaitu,, 0.1 atau 10%, pada query “aplikasi
pembelajaran” yaitu,, 0.714 atau 71.4%, pada query
Tabel 11 Hasil Pencarian Dokumen Menggunakan Query ” server” “animasi” yaitu,, 0.666 atau 66.6%, pada query
“jaringan” yaitu,, 0.6 atau 60%, pada query “server”
Rank Docid Sim yaitu,, 0.6135 atau 61.35%.
2. Sedangkan nilai recall yang didapatkan pada query
1 D14 0.212205
““aplikasi bisnis” yaitu,, 0.75 atau 75%, pada query
2 D4 0.0806588 “aplikasi mobile” yaitu,, 0.9 atau 90%, pada query
“teori UML” yaitu., 0.913 atau 91.3%, pada query
3 D12 0.0377818 “penelitian di uhamka” yaitu,, 0.8333 atau 83.33%,
4 D9 0.0320568 pada query “sistem akademik” yaitu,, 1.0 atau 100%,
pada query “jaringan vpn yaitu,, 1.0 atau 100%, pada
5 D6 0.0287554 query “aplikasi pembelajaran” yaitu,, 0.8333 atau
83.33%, pada query “animasi” yaitu,, 1.0 atau 100%,
pada query “jaringan” yaitu,, 1.0 atau 100%, pada
query “server” yaitu,, 1.0 atau 100%.
5 Hitung Relevansi 3. Pada nilai rata-rata (F-Measure) dari precesion dan
recall yaitu,, didapatkan pad query “aplikasi bisnis”
Hasil implementasi mesin dari pencarian dengan
yaitu,, 0.5357 atau 53.57%, pada query “aplikasi
memasukan 10 query sudah didapatkan proses selanjutnya
mobile” yaitu,, 0.7824 atau 78.24%, pada query
adalah pengujian relevansi, dengan cara menghitung
“teori UML” yaitu., 0.9545 atau 95.45%, pada query
precision dan recall dari masing-masing query. Adapun
“penelitian di uhamka” yaitu,, 0.9091 atau 90.91%, pada
rumus precision dan recall telah dijelaskan di Bab II
query “sistem akademik” yaitu,, 0.6666 atau 66.66%,
maka menghasilkan penilaian dari kedua tersebut yaitu,
pada query “jaringan vpn yaitu,, 0.1818 atau 18.18%,

Tabel 12 Hasil Perhitungan Precision dan Recall Berdasarkan Keseluruhan Isi Dokumen

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 106 M. A. Kusuma, M. Kamayani, & A. Avorizano

pada query “aplikasi pembelajaran” yaitu,, 0.7689 query yang diuji coba dan menampilkan dokumen
atau 76.89%, pada query “animasi” yaitu,, 0.7995 atau sudah terurut. Nilai relevansi dari mesin pencarian
79.95%, pada query “jaringan” yaitu,, 0.75 atau 75%, yang sudah cukup baik, berdasarkan nilai rata-rata
pada query “server” yaitu,, 0.7741 atau 77.41%. precision 0.63, recall 0.92 dan f-measure 0.71,
dengan hasil tersebut membuat mesin pencarian
dapat dijadikan alternatif mesin pencarian di
perpustakaan Fakultas Teknik UHAMKA.

6.2. Saran
1. Mesin pencarian full text ini terbilang masih
sederhana masih butuh tambahan fitur lagi
misalnya, fitur untuk mendownload dan untuk
membaca dokumen yang diinput.
Grafik 1 Hasil Perhitungan Relevansi Berdasarkan Keseluruhan Isi 2. Untuk penyimpanan dokumen lebih baik tidak
Dokumen disimpan di database mysql dikarenakan pada
proses indexing dan hitung bobot prosesnya
cukup lama. Hal ini membuat dokumen yang
Pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai recall terinput tidak bisa terlalu banyak.
(tingkat keberhasilan sistem menemukan informasi) lebih
tinggi daripda nilai precision (tingkat ketepatan informasi
yang ditemukan). Setelah didapatkan nilai precision dan Kepustakaan
recall pada setiap query tersebut, kemudian dicari nilai
maksimum precision dan recall. Seperti gambar di bawah [1] F. Amin, “Implementasi Search Engine (Mesin
Pencari) Menggunakan Metode Vector Space Model,”
Hasil grafik 1 diatas menjelaskan bahwa hasil dari nilai
1127-1627-1-PB, p. 14, 2011.
maksimum pada precision dan recall dengan query tersebut
[2] F. Amin, “Sistem Temu Kembali Informasi dengan
yaitu,, dengan tingkat ketepatan akurat dokumen yang
Pemeringkatan Metode Vector Space Model,” 1700-
dipanggil sistem “teori UML” dan “penelitian di UHAMKA”
1512-1-SM, p. 8, 2013.
ini dikarenakan satu kata kunci UML dan UHAMKA
[3] I. P. A. WARANU, “Implementasi Metode Generalized
menjadi ciri khas dari masing-masing dokumen yang ter-
Vector Space Model Pada Information Retrieval
retrive. Sedangkan untuk nilai maksimum recall atau tingkat
System,” makalah-stki-1204505042, p. 21, 2015.
keberhasilan sistem dalam menemukan informasi dari
[4] F. S. U. Giat Karyono1, “Temu Balik Informasi Pada
(information retrieval) adalah query “sistem akademik”,
Dokumen Teks Berbahasa,” 2012072020200380, p. 8, 2012.
“jaringan vpn”, “animasi”, “jaringan”, “server”, dalam 4
[5] A. A. Abdillah, “Implementasi Vector Space Model
query tersebut dokumen yang ter-retrive dari database tidak
Untuk Pencarian Dokumen,” p. 7.
ada yang miss atau terlewat. Dari kedua hasil tersebut dapat
[6] W. Hardi, “Mengukur Kinerja Search Engine: Sebuah
disimpulkan bahwa ketepatan dalam menemukan dokumen
Eksperimentasi Penilaian Precision And Recall Untuk
relevan yang dilakukan mesin pencarian ini yaitu,, tergantung
Informasi Ilmiah Bidang Ilmu Perpustakaan Dan
query yang diinput apakah query tersebut mewakili ciri khas
Informasi,” Search_engine_article, p. 7, 2006.
dari dokumen tersebut atau tidak, jika query yang diinput
[7] L. Noviandi, “Search Engine pada Dokumen RDF
itu tidak mewakili ciri khas dari suatu dokumen maka nilai
Tanaman Obat Menggunakan Sesame dan Lucene,”
ketepatannya akan menurun.
seminar_ekstensi, p. 7, 2015.
[8] D. T. F. Abidin, “Accuracy Measure Precision, Recall
& F-Measure,” 2015.
6 Simpulan dan Saran [9] B. Liu, Web Data Mining 2nd Edition Exploring
Hyperlinks Contents and Usage Data, 2012.
6.1. Simpulan [10] F. F. Paiki, “Evaluasi Penggunaan Similarity Thesaurus
1. Mesin pencarian full text ini selesai dirancang dan Terhadap Ekspansi Kueri Dalam Sistem Temu Kembali
diuji dengan baik berdasarakan pengujian dengan Informasi Berbahasa Indonesia,” Fridolin Paiki -
10 query berbeda yang diinput ke dalam mesin Paper Evaluasi Penggunaan Similarity Thesaurus
pencarian dan mesin pencarian menampilkan Terhadap Ekspansi Kueri, p. 10, 2012.
masing-masing hasil dari 10 query tersebut. [11] F. A. Pratama, “Aplikasi Vector Space Model dalam
2. Mesin pencarian full text ini mampu menampilkan Pencarian Arsip Karya Tulis Mahasiswa ITB,”
dokumen dengan relevan berdasarkan dari 10 Makalah-IF2123-2015-065, p. 6, 2016.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pembangunan Sistem Mobile Monitoring Keamanan Web


Aplikasi Menggunakan Suricata Dan Bot
Telegram Channel

Dias Utomo, Muchammad Sholeh*, Arry Avorizano

Pusat Studi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No. 6, Kp. Rambutan, Ps. Rebo, Jakarta Timur
Tlp. 021-8400941, 021-87782739, 87783818
E-mail : m.sholeh@uhamka.ac.id
*
Penulis Koresponden

Abstrak – Keamanan suatu informasi sangatlah penting, terlebih lagi pada suatu jaringan yang
terkoneksi dengan internet. Keamanan jaringan seringkali terganggu dengan adanya ancaman dari
dalam ataupun luar. Serangan tersebut dapat berupa serangan yang bermaksud merusak jaringan
ataupun mencuri informasi penting yang ada pada jaringan tersebut sehingga monitoring jaringan
sangat di perlukan yang mampu bekerja secara realtime. Menjadi suatu tuntutan bagi sistem administrator
dalam melakukan pengawasan secara terus menerus untuk keamanan jaringan yang menjadi titik
masalah penting. Penulis akan membahas tentang membangun sistem monitoring keamanan web
aplikasi pada PC server. Lalu lintas jaringan komputer di pantau dengan sebuah aplikasi pendeteksi
serangan yaitu Suricata, yakni aplikasi berbasis opensource yang mendeteksi aktifitas mencurigakan
ke dalam PC server. Sehingga bentuk ancaman atau serangan yang masuk akan dibuat batasan
berdasarkan klasifikasi pada Suricata. Peringatan bahaya dikirim berupa pesan sebagai informasi
adanya ancaman atau serangan dan di integrasikan pada aplikasi telegram yang terdapat pada
smartphone dalam berbentuk log alert kejadian yang berisikan waktu, port server, attacker port
dan jenis serangan. Dengan terapkannya sistem monitoring yang dilengkapi peringatan ancaman ini,
pengawasan terhadap ancaman yang menyusup ke jaringan lebih maksimal, karena terintegrasinya
antara sistem yang langsung terhubung dengan sistem administrator.

Kata kunci: Monitoring, opensource, Suricata, Aplikasi Telegram.

1 Pendahuluan
permasalahan tersebut diletakkanlah suatu sistem yaitu
Keamanan jaringan komputer merupakan suatu hal yang IDS (Intrusion Detection System) yang dapat mendeteksi
sangat penting dilakukan sebagai pencegah penyalahgunaan aktifitas yang mencurigakan didalam jaringan dengan cara
sumber daya jaringan yang tidak sah, mengantisipasi resiko mengautomatisasikan fungsi kerja dari seorang administrator.
ancaman baik secara langsung ataupun tidak langsung. Berawal dari munculnya perangkat lunak bekerja
Demi menjamin terjaganya suatu lalu lintas jaringan sebagai aplikasi untuk monitoring jaringan yang bebas
komputer maka perlu adanya suatu software jaringan yang digunakan dan di modifikasi sesuai kebutuhan. Saat ini telah
berfungsi sebagai pemantau aktifitas jaringan. muncul aplikasi baru perkembangan dari aplikasi berbasis
Pencegahan yang paling sering dilakukan terhadap IDS, dalam pengamatan penulis, Snort paling banyak
serangan jaringan adalah dengan menempatkan seorang digunakan karena merupakan standar bagi IDS di dunia,
administrator, namun masalah akan timbul ketika administrator namun alternatif lain yakni Suricata sebagai salah satu IDS
sedang tidak mengawasi jaringan, maka untuk mengatasi engine open source masih belum banyak digunakan.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved I - 107
I - 108 D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano

Aplikasi ini bekerja memberikan peringatan dini pada dimana hacker melakukan aktifitas terhadap
saat terjadi ancaman terhadap target atau terhadap host yang korban untuk mendapatkan data tersebut.
dilindungi oleh aplikasi tersebut. Peringatan dini dikirim 2. Pasive reconnaissance
melalui aplikasi Telegram messenger yang berupa chat di Reconnaissance yang tanpa berhubungan secara
kirim ke Smartphone. Sebagai referensi sebelumnya telah langsung dengan korban, anda tidak akan
di teliti pula : terdeteksi oleh korban.
1. “Sistem Monitoring Keamanan Jaringan Komputer
Dengan Pemanfaatan SMS Alert” oleh Nisa Aulia 2. 2. Monitoring
Rahman pada tahun 2015 berupa jurnal skripsi.
Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :
2. “Analisis Dan Implementasi Suricata, Snorby, Dan
Barnyard2 Pada VPS Ubuntu” oleh Alim Nuryanto Cassely dan Kumar
pada tahun 2015 berupa jurnal skripsi. Monitoring merupakan program yang terintegrasi,
bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan
arena itu merupakan bagian integral di manajemen
Dengan ini maka penulis mencoba membahas suatu
sehari-hari [7].
masalah dengan judul “Membangun Sistem Mobile
Calyton dan Petry
Monitoring Keamanan Web Aplikasi Menggunakan Suricata
Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat,
dan Bot Telegram Channel”.
mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi untuk membantu pengambilan keputusan
manajemen program/proyek [8].
2 Dasar Teori
2.3. Intrusion Detection System (IDS)
2. 1. Ancaman Jaringan Komputer
Intrusion Detected System merupakan sebuah sistem yang
Vulnerability adalah segala sesuatu yang berjalan pada melakukan pengawasan terhadap traffic jaringan dan
komputer yang dapat secara langsung atau tidak langsung pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan didalam sebuah
memicu kebocoran kerahasiaan, integritas, ketersediaan sistem jaringan. Jika ditemukan kegiatan-kegiatan yang
informasi atau layanan di manapun pada jaringan.[10] mencurigakan berhubungan dengan traffic jaringan maka
Secara umum tipe vulnerability meliputi hal-hal IDS akan memberikan peringatan kepada sistem atau
berikut Buffer Overflows, Kesalahan format string, Malicius administrator jaringan. Dalam banyak kasus IDS juga
Content, Web Application. merespon terhadap traffic yang tidak normal / anomali
pemblokiran seorang user atau alamat IP (Internet Protocol)
a. Scanning sumber dari usaha pengaksesan jaringan.[9]
Scanning merupakan tanda dimulainya serangan
hacker. Melalui scanning, hacker akan mencari berbagai 2.4. Suricata
kemungkinan yang bisa digunakan untuk mengambil alih Suricata merupakan Network IDS, IPS dan sebuah mesin
komputer korban. Melalui informasi yang diperoleh pada monitor keamanan jaringan dengan peforma tinggi. Suricata
tahapan scanning, hacker bisa mencari jalan masuk untuk adalah IDS opensource dan dimiliki oleh sebuah komunitas
menguasai komputer korban. Berbagai tool biasanya non-profit, yaitu Open Information Security Foundation (OISF).
digunakan oleh hacker dalam membantu proses pencarian Suricata di kembangkan oleh OISF dan vendor pendukungnya.
ini.11] Suricata engine merupakan open source next generation
intrusion detection and prevention engine. Suricata merupakan
b. Web Vulnerability Scanning engine yang memiliki kemampuan Multi-threaded.[14]
Vulnerability scanning merupakan scanning yang a. Alur Kerja Suricata
bertujuan menemukan kelemahan dari sebuah sistem.
Beberapa software vulnerability scanning yang banyak di
gunakan antara lain, Saint, Nessus, Nmap, Nikto, SQLmap,
Scrawlr (SQL Injection Scanner), WPScan, Wikto dan lain-
lain. [11]

c. Reconnaissance
Reconnaissance adalah tahap mengumpulkan data
dimana hacker akan mengumpulkan semua data sebanyak-
banyaknya mengenai target. Reconnaissance masih dibagi
lagi menjadi dua, yaitu : [11]
1. Active reconnaissance
Gambar 1. Alur Kerja Suricata
Reconnaissance yang dilakukan secara aktif,

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano I - 109

Packet acquisition: Membaca paket – paket yang masuk 4 Analisa dan Pembangunan Sistem
Decode : Men-Decode paket
4. 1. Analisa Sistem
Stream App Layer: Melakukan stream-tracking dan
reassembly 1x24 jam pengawasan jaringan menjadi keharusan bagi
Detect : Melakukan pencocokan Signatures dengan sistem administrator jaringan dalam pemantauan ancaman
database yang akan masuk. Namun ancaman jaringan komputer
Outputs : Memproses semua kejadian dan memberikan tidak dapat di ketahui kapan akan terjadinya, oleh sebab
peringatan. [14] itu perlu adanya sebuah sitem sebagai notifikasi ancaman
yang langsung terhubung pada sistem administrator.
2.5. Aplikasi Telegram Messenger Penelitian ini difokuskan kepada penerapan alert pada
Telegram adalah sebuah sistem perpesanan yang lintas aplikasi smartphone sebagai notifikasi dalam pemantauan
platform dan berpusat pada keamanan kerahasiaan pribadi keamanan web aplikasi. Sistem yang dibangun ini menggunakan
penggunanya, sedangkan bot adalah program komputer yang suricata sebagai pendeteksi aktivitas yang mencurigakan dalam
melakukan pekerjaan tertentu secara otomatis. Bot adalah sebuah server yang terdapat web di dalamnya. Bagaimana
sebuah mesin, dibuat memudahkan kehidupan keseharian kita pesan singkat yang masuk berisikan pemberitahuan bahwa
tanpa harus terpaku di depan komputer. Jika ingin membuat adanya ancaman yang ditujukan pada sistem administrator.
bot telegram, ia perlu komunikasi utama dengan peladen
(server) telegram dilakukan melalui protokol MTProto, 4. 1. 1. Kebutuhan Perangkat Keras
sebuah protokol biner buatan telegram sendiri.
Perancangan perangkat keras di sini hanya meliputi
Bot yang paling terkenal adalah telegram-bot buatan Smartphone dan PC Server yaitu :
Yugo Perez. Bot-telegram cli bekerja layaknya akun pribadi a. Spesifikasi minimum PC Server
dan manfaat bot ini diamini juga oleh telegram yang • Processor : Intel core i3
kemudian meluncurkan bot API (Application Progamming • RAM : 4 Giga Byte
Interface) agar orang banyak dapat membangun bot • Hard Disk : Minimal 80 Giga Byte
menggunakan bahasa pemrograman yang mereka kuasai b. Spesifikasi minimum smartphone
tanpa harus berhubungan dengan telegram-cli atau • Operating system : Android 4.1.2 versi Jellybean
MTProto.[19] • Processor : Dual-core 1.2 Ghz Cortex A5
• RAM : 512Mega Byte

4. 1. 2. Kebutuhan Perangkat Lunak


3 Metodologi
Untuk menerapkan skema yang akan dirancang
dibutuhkan beberapa perangkat lunak sebagian besar
MULAI 1
perangkat yang digunakan berbasis Open Source.
1) VirtualBox 5) Telegram
2) Ubuntu 17.04LTS 6) Java
IDENTIFIKASI MASALAH
3) Wordpress 7) Putty
UJI COBA SISTEM
TIDAK
4) Suricata 8) Filezilla
PERUMUSAN MASALAH
4.2. Topologi
Web Aplikasi
BERHASIL Internet

BATASAN MASALAH
YA
Attacker IDS/ IPS
Suricata

STUDI LITERATUR PEMBUATAN LAPORAN

API Telegram
Bot

ANALISA KEBUTUHAN Log Base


SELESAI Serangan
SISTEM
HARDWARE

SOFTWARE

KONFIGURASI SISTEM
Device M onitoring
Smartphone Sistem Administrator

1 Gambar 3. Topologi Sesudah Perancangan

Gambar 2. Metode Pembangunan Sistem

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 110 D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano

Setelah menganalisa bentuk dan karakteristik jaringan lalu instalasi aplikasi pendukung. Pada perancangan
sebelumnya maka penulis mulai merancang topologi sistem ini server menggunakan sistem operasi UBUNTU
jaringan dengan mengintegrasikan alert ke Telegram 17.04 LTS, Setelah UBUNTU 17.04 LTS sudah terinstall
Messenger, yang diharapkan dapat mempermudah sistem pada server maka dilanjutkan dengan instalasi wordpress,
administrator dalam memonitoring keamanan web aplikasi suricata dan telegram pada smartphone, konfigurasi sistem
pada saat tidak berada pada ruang monitoring. dimana dan pembuatan aplikasi transfer log pada telegram.
sistem administrator dapat melakukan monitoring dengan
dua acara yaitu:
1. Sistem administrator dapat memonitoring
ancaman secara langsung pada PC server saat 5 Hasil dan Pembahasan
berada di ruang monitoring. Pada bagian ini akan menjelaskan tentang uji sistem
2. Sistem administrator jaringan dapat mobile monitoring keamanan yang akan dilakukan oleh PC
memonitoring ancaman melalui smartphone Attacker, pengujian sistem deteksi dengan tools suricata, uji
pada saat administrator tidak berada di tempat serang pada sistem yang sudah di bangun di bagian Analisa
monitoring jaringan. dan Pembangunan Sistem.
4. 3. Alur Membangun Sistem
5.1. Pengujian Serangan Ke Server Web Vulnerability
Mulai Pengujian serangan terhadap Web Vulnerability PC
server yang di install suricata dilakukan dengan beberapa
tools untuk melakukan serangan pada web aplikasi yang
dilakukan oleh PC Attacker. Untuk memastikan bahwa
Installasi sistem monitoring yang di bangun berjalan.
PC Server
5.1.1 Aplikasi WPScan
Suricata WPScan merupakan tools vulnerability scanner untuk
Telegram Messenger CMS wordpress WPScan mampu mendeteksi kerentanan
umum serta daftar semua plugin dan themes yang digunakan
oleh sebuah website yang menggunakan CMS wordpress
yang sudah di bangun di PC server
Tidak
Berhasil

Ya

Konfigurasi
Telegram Messenger

Program Transfer Log


Suricata
Gambar 5. WPScan

Tidak
Berhasil

Ya

Selesai

Gambar 4. Alur Membangun Sistem

Sub bab ini menjelaskan tahapan-tahapan dalam


pembuatan sistem monitoring keamanan jaringan mulai dari
pemasangan sistem operasi yang digunakan pada PC server Gambar 6. Wordpress PC Server

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano I - 111

Pada gambar 6 wordpress pada PC server yang menjadi


target pengujian serangan web vulnerability.

Gambar 9. WPScan Notifikasi Telegram Messenger

Tampilan notifikasi yang masuk pada telegram saat


pengujian menggunakan WPScan. Notifikasi saat terjadinya
ancaman juga dapat masuk saat meggunakan Web telegram
messenger maupun aplikasi telegram messenger pada
smartphone.berikut tampilan pada web telegram.
Gambar 7. WPScan Scanning Wordpress

Masuk terminal WPScan dengan menjalankan perintah:


wpscan –u 192.168.137.8/scata/
wordpress/ --enumerate u

-u adalah URL target


--enumerate u adalah untuk scan username.

WPScan berhasil mendeteksi username admin pada


wordpress PC server dengan login menggunakan nama
dias. Dan suricata berhasil mendeteksi scanning attacker.
Log deteksi suricata dari hasil serangan WPScan.
Gambar 10 Tampilan Web Telegram Deteksi WPScan

5.1.2Menggunakan Nikto
Nikto adalah alat scanning aplikasi web yang mencari
kesalahan konfigurasi, direktori web diakses secara terbuka
dan sejumlah kerentanan aplikasi web. Dalam pengujian
Gambar 8 Log Suricata Deteksi WPScan kali ini tools nikto sudah terinstall di Kali Linux. Target
pengujian nikto terhadap web PC server dengan IP address
192.168.137.8.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 112 D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano

Lalu jalankan nikto dengan perintah –h untuk mencari Log deteksi serangan suricata sampai pada telegram
hostname pada target.

Gambar 13. Nikto Notifikasi Telegram Messenger


Gambar 11. Tampilan Scanning Nikto
Tampilan notifikasi pada web telegram dari hasil
deteksi suricata terhdap serangan menggunakan nikto web
scanning.
Dari hasil scanning dengan nikto, attacker
mendapatkan informasi hostname dan port yang digunakan
pada PC server, serta hostname menggunakan Apache versi
2.4.5 dan phpmyadmin
Pergerakan attacker scanning nikto terdeteksi oleh
suricata berhasil mengcapturenya.

Gambar 14. Tampilan Web Telegram Deteksi Nikto


Gambar 12. Log Suricata Deteksi Nikto

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Utomo, M. Sholeh, & A. Avorizano I - 113

Pengujian Web Vulnerability dari beberapa jenis tools [4]. Sofana, Iwan.2008.”Membangun Jaringan Komputer”.
yang di gunakan attacker seperti port scanning menggunakan Bandung : Informatika Banndung.
Nmap, web exploite menggunakan WPScan, web scanning [5]. Ariyus, Dony, 2007 “Intrusion Detection System”
menggunakan Nikto telah berjalan. Bot engine transfer Yogyakarta : Pernerbit Andi.
log yang sudah dibuat dan diaktifkan dan di jalankan pada [6]. Sukamanji, Anjik dan Rianto 2008. “ Jaringan
operating system ubuntu server. Bot engine bekerja susuai Komputer” Yogyakarta : Andi
perintah yang di input dalam program (Source Code) untuk [7]. Casley, J., and Kumar, 1989. The collection, analysis
mengolah dan menstransfer file fast.log suricata kepada bot and use of monitoring and evaluation data. A word
API telegram lalu mengirim file tersebut ke telegram user bank publication.
dalam bentuk tampilan chats berisi informasi deskripsi [8]. Clayton, Eric, Petry Francoise. 1983, Monitoring
kejadian ancaman yang sudah di deteksi dan capture oleh for agricultural and rural development project. The
suricata. Maka dari itu penulis dapat menarik kesimpulan macmillan. London.
yang akan di bahas pada bab selanjutnya serta saran untuk [9]. Scarfone Karen, Mell Peter, “Network Based IDPS” in
penelitian selanjutnya dari kekurangan sistem yang dibangun. Guide to Intrusion Detection and Prevention Systems
(IDPS), Special Publication 800-94, National Institute
of Standards and Technology, 2007
[10]. SAINT 2008, Integrated Network Vulnerability And
6 Simpulan Penetration Testing http://www.saintcorporation.com/
6. 1. Simpulan resources/SAINT_integrated_pen_testing.pdf
Menggunakan suricata dengan mengaktifakan rules serta [11]. S’to 2009, CEH : 100% Illegal, Jakarta : Jasakom.
mengkonfigurasi alamat host yang akan di lindungi, [12]. M. K. S. M. Alim Nuryanto, “ANALISIS DAN
monitoring terhadap PC sever dimana terdapat web aplikasi IMPLEMENTASI SURICATA, SNORBY, DAN
di dalamnya dapat berjalan. Suricata berhasil mendekteksi BARNYARD2,” 2015.
beberapa jenis ancaman yang di lakukan attacker. Dari [13]. Von Hagen, William. 2007 Ubuntu Linux Bible.
hasil uji coba sistem, telegram messenger dapat menerima Indiana: Wiley Publishing, Inc.
informasi serangan yang sudah di deteksi suricata sehingga [14]. OISF, 2015. “Suricata Documentation” Diakses dari
sistem berjalan sesuai perancangan. Dengan menerapkan http://redmine.openinfosecfoundation.org/projects/
sistem deteksi yang terintegrasi adanya notifikasi melalui suricata/wiki (tanggal 4 juni 2016).
aplikasi telegram messenger monitoring secara mobile dapat [15]. Wirawan, 2007, “Langkah mudah membangun
di lakukan menggunakan smartphone. jaringan”, andi : Yogyakarta.
[16]. Arzikin, Hasnul, 2011 “Kitab Suci Jaringan Komputer
Dan Koneksi Internet”, Yogyakarta :Mediakom.
6.2 Saran [17] http://sapacerita.blogspot.co.id/2016/01/kelebihan-
Dalam pengembangannya diharapkan dapat memanfaatkan dan-kekurangan-telegram.html (di akses pada tanggal
aplikasi yang lebih baru seperti pemanfaatan teknologi 28 juli 2016).
berbasis android. Diharapkan aplikasi ini dapat [18]. https://core.telegram.org/bots (di akses pada tanggal 6
dikembangkan dengan penanggulangan serangan pada juli 2017).
jaringan komputer secara langsung melalui metode yang [19]. https://rizaumi.github.io/2015/12/11/mengenal-bot-
sama atau metode yang lebih baik lagi. Pengembangan telegram
aplikasi dengan memiliki banyak fungsi bukan hanya [20]. Purnoma 2010. Membangun Virtual PC dengan
sebagai sistem monitoring. VirtualBox. Penerbit Andi:Yogyakarta.
[21]. Hollander Y. 2000, “Prevent Website Defacement”,
Internet Security Advisor Desember 2000:2.
[22]. M. Roesch “snort:Lightweight Intrusion Detection
Kepustakaan for Network”, 13th Annual Systems Administration
[1]. Sopandi, Dede.2010.”Instalasi dan Konfigurasi Conference, LISA:November 1999.
Jaringan Komputer”. Bandung: Informatika Bandung. [23]. Aanval, “Perbandingan Snort vs Suricata”, http://wiki.
[2]. Pratama, I Putu Agus Eka.2014. “Handbook Jaringan aanval.com/wiki/snort_vs_suricata (di akses pada
Komputer”. Bandung: Informatika. tanggal 30 agustus 2017).
[3]. Catur L., Azis & Herlambang, Moch. Linto.2008.
“Panduan lengkap mennguasai router masa depan
menggunakan mikrotik routerOS”. Yogyakarta : Andi
Publisher Yogyakarta.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Implementasi Active Directory Singgle Domain


pada Anak Perusahan Akita Jaya Mobilindo Jakarta

Ahmad Rais Ruli

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer


Bina Sarana Informatika (BSI)
Jalan Komplek BSD Sektor XIV-C11, Serpong – Tangerang
Jawa Barat, Indonesia

Abstrak – Di Era Globalisasi saat ini teknologi memudahkan dalam pengolahan data, salah satu
pengolahan data yang memudahkan Administrator dalam mengolah hak akses adalah direktori aktif,
dimana user dapat diatur dalam hak akses penggunaan data dengan implementasi Active Directory.
Administrator dapat memberikan hak akses penggunakan data baik lokal akses maupun akses lintas
lokasi. Akita Jaya Mobilindo adalah perusahan yang bergerak dibidang Otomotif dimana anak
perusahaannya terletak di JABODETABEK. Dengan alasan ini, pengolahan data akita jaya mobilindo
menggunakan sistem data terpusat dimana data tersebut dapat diakses oleh user disemua anak
perusahan akita jaya mobilindo. Oleh karena itu, implemnetasi single domain sangatlah tepat untuk
memberikan solusi yang dihadapi oleh administrator dengan direktori aktif memudahkan admin dalam
mengatur dan mengelolah akses yang akan diberikan kepada pengguna.

Kata kunci: direktori aktif, domain dan Windows Server.

Abstrak – In globalization of technology, it’s easy and faster to process the data. One of data
processing that allows and makes easy the administrator on the processing of access rights is Active
Directory. Users can be controlled on the access rights of data application with the implementation
of Active Directory. The administrator can give the access rights of local data application and local
exchange access. Akita Jaya Mobilindo is an automotive company where the subsidiaries locate in
JABODETABEK area. This reason, the processing data of this corporate uses the centralize of data
where it can be accessed by user in all the corporate branches, therefore, implementation of single
domain is the right choosen as a solution that is faced by administrator. Active directory makes easier
on the controlling and managing of data access that it will be provided to the users.

Kata kunci: active directory, domain and Windows Server

1 Pendahuluan
hadrware/software yang terhubung dengan jaringan. Pada
Jaringan yang terkomputerisasi yaitu sebuah kelompok jaringan komputer terdapat dua kategori jaringan komputer
komputer, printer, dan peralatan lainnya yang saling yaitu klien server dan peer to peer. Client-server adalah
terkoneksi. petukaran Informasi dan data bergerak melalui suatu bentuk arsitektur, dimana client adalah perangkat
kabel atau wireless memungkinkan pengguna jaringan yang menerima yang akan menampilkan dan menjalankan
komputer dapat bertukar data informasi, mencetakan aplikasi (software komputer) dan server adalah perangkat
pada printer yang sama, dan bersama sama menggunakan yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 114 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
A. R. Ruli I - 115

aplikasi, data, dan keamanannya. Server biasanya terhubung progress. Tahap akhir mengaktifkan layanan active
dengan client melalui kabel UTP dan sebuah kartu jaringan directory ditunjukan pada menu result sebagai informasi
(network card). Kartu jaringan ini biasanya berupa kartu bahwa instalasi telah selesai. Setelah tahap instalasi selasai,
PCI atau ISA. tahap berikutnya adalah konfigurasi active directory
Dalam teknologi informasi, client-server merujuk agar dapat digunakan sebagai data account. Konfigurasi
kepada cara mendistribusikan aplikasi ke pihak client yang dilakukan meliputi pembuatan organizational unit,
dan pihak server. Dalam model client-server, sebuah group dan user account. Pembuatan organizational unit
aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah (tetapi ditujukan agar memudahkan admin dalam pengelompokan
masih dalam sebuah kesatuan) yakni komponen client devisi yang akan dikelola. Pembuatan group dengan tipe
dan komponen server. Windows Server 2012R2 termasuk security ditujukan untuk mengatur perijinan account dalam
proses pengembangan dari windows server 2012 dan mengakses informasi. Pembuatan user account ditujukan
windows Server 2008R2 yaitu sistem operasi yang bergerak untuk mengelola informasi user berupa first name, last
dalam bidang jaringan komputer server. Windows server name, initials, full name, user logon name dan password
2012R2 berbasis web dan teknologi virtualisasi, sehingga
memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan yang
fleksibilitas dan infrastruktur pada komputer server.
Windows server 2012R2 mempunyai fitur diantaranya
directory aktif yang berperan penting dalam sistem operasi
dan dapat menciptakan sebuah keamanan akses security
yang dikelola infrastruktur yang canggih. Di Windows
Server 2012R2 mempunyai tools active directory users and
computers tersebut digunakan untuk membuat manajemen
user atau group. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat
manajemen akses untuk pengguna dan grup menggunakan
teknologi .NET berbasis active directory. Manfaat dari
implementasi Active Directory ini adalah pemanfaatan
manajemen pengguna dan grup untuk memudahkan
pekerjaan administrator mengelola pengguna dan grup,
pemberian hak akses setiap pengguna dan grup, tidak harus
melakukan pengaturan satu per satu pada komputer client. Gambar 1. Contoh Pembuatan Group

2 Dasar Teori
2. 1. Implementasi Sistem
2. 1. 1. Active Directory Domain Services
Active directory dibangun dengan melakukan
konfigurasi service yang ada dalam server manager. Agar
layanan active directory dapat digunakan diperlukan
menambahkan rule pada sistem. Penambahan rule
dilakukan dengan memilih menu add roles yang terletak
dibawah server manager.Selanjutnya akan ditampilkan
menu utama berupa tahapan untuk mengaktifkan layanan
active directory berupa server roles, active directory
domain services, confirmation, progress dan result. Tahapan
server roles adalah tahap untuk memilih layanan yang akan Gambar 2. Contoh Pembuatan User Active Directory
diaktifkan, pada tahap ini layanan active directory domamin
services akan diaktifkan. Selanjutnya adalah active directory
domain services dan confirmation. Menu active directory
domain services merupakan informasi dari layanan yang 2. 1. 2 Windows 2012
akan diaktifkan meliputi inroduction, things to note dan Windows Server 2012R2 Microsoft Windows Server
additional information. Menu confirmation menunjukan 2012 R2 Operating System Server memungkinkan server
informasi paket yang akan diaktifkan pada layanan active jaringan untuk menangani beragam peran - seperti print server,
directory domain services. domain controller, server web, dan server file - dan menjadi
Jika semua layanan telah dikonfirmasi maka proses platform untuk aplikasi server terpisah - seperti Microsoft
instalasi akan berjalan yang akan ditunjukan oleh menu exchange Server atau Microsoft SQL Server. Produk yang

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 116 A. R. Ruli

tersedia di Microsoft Windows Server 2012 R2 Windows saat diakses oleh client. Sesuai dengan subjek penelitian yang
Server 2012 R2 merupakan sistem operasi terbaru yang dirilis bertempat Akita Jaya Mobilindo, maka domain yang dibuat
oleh Microsoft setelah Windows Server 2008 dan Windows adalah akitajayamobilindo.co.id. Informasi forest funcional
Server 2012. Seperti halnya Windows Server 2012, Windows level ditentukan berdasarkan sistem operasi yang digunakan.
Server 2012 R2 hanya diproduksi dalam arsitektur 64-bit. Informasi domain controler adalah layanan dimana admin
Windows Server 2012 R2 terdiri dari 4 edisi, yaitu Windows melakukan pengaturan terhadap domain yang telah dibuat,
Server 2012R2 Foundation, Windows Server 2012 R2 pada tahap ini perlu melakukan ceklist layanan DNS server.
Essential, Windows Server 2012 R2 Standard dan Windows Informasi database and log file digunakan sebagai penentuan
Server 2012 R2 Datacenter. Perbedaan antara satu edisi dengan folder penyimpanan dari data yang akan dikelola. Informasi
edisi lainnya terletak pada lisensi, fitur dan harga. administrator password digunakan sebagai keamanan data
yang tersimpan di dalam sistem.

Gambar 3. Screen Windows 2012 Server

Kelebihan Windows Server 2012


1. Didasari komputasi melalui jaringan dan fitur cloud.
Windows server 2012 memiliki kelebihan dalam fitur
yang telah disebutkan tadi. Karena jarang sistem operasi Gambar 4. Ilustrasi Active Directory
lainnya yang mensupport teknologi ini. Seperti fitur
cloud dari Microsoft Azure yang dapat dihubungkan
ke Windows Server 2012.
2. Banyak Versi yang dapat disesuaikan kebutuhan
Dengan bertumbuhnya perusahaan dan bisinis,
diperlukan juga akan komputasi server yang sesuai
dengan budget dan kebutuhan suatu bisnis. Dengan
banyaknya versi membuat bisnis dapat memilih versi
Windows Server 2012 yang tepat bagi mereka, tanpa
perlu mengkonfigurasi suatu sistem operasi untuk
sesuai dengan kebutuhan mereka ( bisnis ). Gambar 5. Mengisi forest root domain, sebagai
domain root pada server

Kekurangan Windows Server 2012 1. Harga yang relatif


mahal. 2. Fitur baru yang masih jarang digunakan, sehingga
meningkatkan kemungkinan pemakaian yang lebih sulit.
(Tutang : 2014).

2. 2. Domain Name Services


Layanan DNS diaktifkan bertujuan menkonfersi alamat
IP server menjadi alamat berupa nama yang mudah untuk
dihafal. Tahap ini akan meminta sejumlah informasi yang
akan digunakan untuk sistem server berdasarkan domain yang
dibuat. Informasi yang harus diberikan meliputi forest root
domain, forest functional level, domain controler, database Gambar 6. Database and log file folder, sebagai lokasi folder
and log file dan administrator password.Informasi fores root pengelolaan data
domain dimaksudkan untuk memberikan nama alamat IP server

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. R. Ruli I - 117

3 Metodologi Penelitian
Desain atau rancangan penelitian dan metode yang
digunakan ditampilkan secara singkat dan representatif.

4 Hasil dan Pembahasan


Acitve directory terdiri dari basis data dan layanan direktori.
Basis data digunakan untuk menyimpan semua sumber daya
yang ada didalam suatu jaringan seperti halnya computer
yang telah tergabung kedalam domain, daftar akun pengguna
dan kelompok pengguna, folder yang dishare (Microsoft,
Microsoft, 2016). Layanan direktori yang dimiliki active Sumber: www.mcmcse.com
directory membuat basis data yang dimiliki active directory Gambar 8. Organisasi Unit
dapat diakses oleh pengguna aplikasi. Active directory
merupakan implementasi dari protocol LDAP(protocol
2. Domain, berisi objek yang dikumpulkan dan dikelola
lightweight directory active protocol). ADO(Active
kedalam database untuk dapat digunakan bersama atau
Directory Object), yang dapat berupa akun pengguna,
share, kebijakan keamanan, dan relasi antar domain.
komputer yang tergabung dalam jaringan/domain, printer,
aplikasi, folder, atau sumber daya yang lain. Setiap objek
memiliki atribut yang berbeda dan biasanya bersifat unik.
Sebagai contoh akun pengguna memiliki atribut nama
depan, tengah dan belakang, email, notelp. (Microsoft,
MSDN, 2016).

Sumber: technet.microsoft.com
Gambar 9. Domain

3. Domain Tree, kumpulan dari domain-domain yang


dikelompokkan dan membentuk struktur tree atau
pohon (Microsoft Corporation, 2003).

Gambar 7. Active Directory

Elemen Active Directory logical antara lain:


1. Organisasi Unit(OU) adalah sebuah jenis objek active
direktori yang dapat mengandung objek lain. Dengan
menggunakan OU maka administrator dapat mengatur
Active directori secara hirarki sehingga administrator
dapat mengatur akses pada setiap anak pohon didalam
OU. Didalam OU objek user, group, komputer
ditempatkan (Indiana, 2014).
Sumber: technet.microsoft.com
Gambar 10. Domain Tree

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 118 A. R. Ruli

4. Forests, suatu boundary atau batas didalam layanan 2. Sites, kumpulan komputer yang berada dalam
directory yang mencakup seluruh domain dan masih suatu group, komputer saling berkomunikasi.
dalam satu pohon atau tree, dan merupakan contoh Komunikasi komputer yang terjadi didalam group
lengkap dari active directory. Forest merupakan top- untuk meminimalisir latensi, sehingga menghemat
level dari active directory yang terdiri dari domain yang penggunaan bandwidth diantara domain controller(DC).
berisi object-object, yang dishare secara umum melalui Penggunaan site dapat diimplementasikan bila objek
structure logic, global catalog, directory schema dan perusahaan cukup besar dan letak anak cabang
directory configuration (Microsoft, Microsoft, 2016). berjauhan sehingga memiliki IP subnet yang berbeda.

Sumber: msdn.microsoft.com
Gambar 13. Sites
Sumber: technet.microsoft.com
Gambar 11. Forest 7. Subnet, subbagian dari IP didalam suatu jaringan,
dimana setiap subnet memiliki alamat IP yang unik
5. Site Object, object paling atas dari hirarki object (APNIC, 2016).
yang digunakan untuk mengelola dan melaksanakan
replikasi active directory.

Sedangkan komponen Active Directory secara fisik


antara lain:
1. Domain control(DC), berisi domain partisi data yang
direplikasi kedalam DC lain yang masih dalam satu
domain. Domain partisi data hanya menyimpan lokasi
object yang ada dalam domain, informasi yang akan
direplikasi disimpan dalam bentuk partisi(Active directory
partition). Active Domain Partition terbagi menjadi empat
partisi yaitu domain partition, configuration partition,
scheme partition dan application partition.

Sumber: cisco.com
Gambar 14. Subnet IP.

5. Simpulan
Hasil penelitian yang memasukkan 8 variabel ketidakpastian
(tahun 2015) maupun 11 variabel ketidakpastian (tahun
2016) sama‐sama menghasilkan nilai rata‐rata NPV yang
lebih besar dari nol maupun nilai rata‐rata NPV yang
lebih besar dari MARR, yang menunjukkan bahwa kedua
proyek layak dijalankan pada “most probable value” harga
Sumber: serverbrain.org jual listrik sebesar 15 cents USD/kWh.
Gambar 12. Partisi Aktive Direktori

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. R. Ruli I - 119

Probabilitas tertolaknya proyek adalah sebesar 20% [10] SRIDADI, B.,”Pemodelan dan Simulasi Sistem: Teori,
pada penelitian yang memasukkan 8 variabel ketidakpastian Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C”,
dan meningkat menjadi 25% pada penelitian dengan 11 Penerbit Informatika, 2009.
variabel ketidakpastian, yang menunjukkan tingkat resiko [11] BLANK & TARQUIN, “Engineering Economy”, 6th,
yang lebih besar pada penelitian dengan 11 variabel. Mc Graw Hill, Singapore, 2008
Berdasarkan diagram Tornado NPV maupun IRR yang [12] PERMATASARI, K.,”Analisis Kelayakan Proyek
diperoleh pada kedua penelitian, diketahui bahwa terdapat Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
3 (tiga) variabel utama yang paling berpengaruh terhadap oleh Pengembang Panas Bumi di Indonesia”, Skripsi,
kelayakan finansial proyek PLTN SMR yang memasukkan Jakarta: Program Studi Teknik Industri Universitas
8 variabel ketidakpastian, yaitu: 1) harga jual listrik, 2 ) Indonesia, 2010.
biaya investasi dan 3 ) tingkat inflasi. [13] MARTLAND, Carl D.,”Project Evaluation Choosing a
Sedangkan pada proyek PLTN SMR yang memasukkan Discount Rate”, http://ocw.mit.edu/courses/civil-and-
11 variabel ketidakpastian, 3 ( tiga) variabel utama yang environme ntal-engineering/1-011-projectEvaluation-
mempengaruhi kelayakan finansial proyek adalah: 1) harga sprin g-2011/lecture-notes/MIT1_011S11_lec06.pdf,
jual listrik, 2) waktu konstruksi dan 3) tingkat inflasi. Oleh diakses 26 Maret 2012
karena itu, dengan penambahan variabel ketidakpastian [14] PT PLN (Persero), PT LAPI ITB & JAPC,”Feasibility
dari 8 menjadi 11 ini dapatlah diketahui bahwa ada 4 Study for Bangka Nuclear Power Plant Project – Non
(empat) variabel-variabel yang krusial untuk dimonitor Site aspect”, 2013
sehingga meningkatkan probabilitas diterimanya proyek [15] ROTHWELL, G. & GANDA, F., “Electricity
PLTN SMR, yaitu: 1) harga jual listrik (cent USD/kWh), 2) Generating Portfolios with Small Modular Reactors”,
waktu konstruksi, 3) inflasi mata uang Rupiah dan 4) biaya Argonne National Laboratory, May 2014
investasi (Overnight Cost – OC). [16] BANK INDONESIA, “Foreign Exchange Rate in Year
2013”, http://www.bi.go.id/.Diakses 01 Juni 2014
[17] OECD,”Commercial Interest Reference Rate
(CIRRs)”, www.oecd.org/tad/xcred/cirrs.pdf. Diakses
Kepustakaan 01 Juni 2014
[1] “Rencana Usaha Penyediaan TenagaListrik (RUPTL) [18] “UU No 36 tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat
PT. PLN (Persero) Tahun 2016 ‐ 2025 ”, Kementerian Atas UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan”,
ESDM, Jakarta, 2016 Kementerian Hukum & HAM, 2008.
[2] PT. PLN (Persero), “Statistik PLN 2014”, Jakarta, [19] ”CPI Inflation Calculator”, http://data.bls.gov/cgi‐bin/
2014. cpicalc.pl. Diakses 03 Juli 2015.
[3] IEA/ NEA, “Current Status. Technical Feasibility and [20] “Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan
Economics of Small Nuclear Reactors”, OECD, Paris, Indonesia, 2005-2015”, http://www.bps.go.id/
Juni 2011 linkTabelStatis/view/id/907. Diakses 03 Juli 2015.
[4] LOCATELLI, G. & MANCINI, M.,”Small‐medium [21] ABDULLA, A. & AZEVEDO, I. L., “Developing a
Sized Nuclear, Coal and Gas power plant: A Range of Levelized Cost Estimates for Integral Light
Probabilistic Analysis of Their Performances and Water Small Modular Reactor”, www.andrew.cmu.
Influence of CO2 Cost”, Energy Policy, 38,6360‐6374, edu. Diakses Mei 2014
2010 [22] US DEPARTMENT OF ENERGY, “SMR Financing
[5] “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 79 and Economics, The Nuclear Option: Is Small Scale
Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional”, Nuclear Energy an Option for Alaska?”, December
Jakarta, 17 Oktober 2014 2010.
[6] RODE, at al,”Montecarlo Methods for Appraisal [23] ONO, K., “Generation IV International Forum
and Valuation: A Case Study of a Nuclear Power Economics Assessment Methodology and Application”,
Plant”, CEIC Working Paper 01‐01, Carnegie GIF-INPRO Interface Meeting, Vienna, March 1, 2013
Mellon Electricity Industry Center, Carnegie Mellon [24] KESDM,”Peraturan Menteri ESDM No. 3 Tahun
University, Pittsburgh, 2001 2015”, Jakarta, 2015
[7] Nuryanti, et al,”Analisis Kelayakan Finansial Proyek [25] LIBOR yearly, http://www.moneycafe.com/personal-
PLTN SMR di Indonesia dengan Mempertimbangkan finance/libor/ LIBOR Source: Fannie Mae, British
Variabel Ketidakpastian”, Jurnal Pengembangan Bankers’ Association
Energi Nuklir Volume 17, Nomor 2, Desember 2015 [26] https://www.iaea.org/PRIS/CountryStatistics/
[8] ROTHWELL, “The Economics of Future Nuclear [27] PLN Litbang & P2EN, “Study Ekonomi, Pendanaan
Power: An Update of The Economic Future of Nuclear dan Struktur Owner Dalam Rangka Rencana Persiapan
Power (2004), a Study Conducted at the University of Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia”, Jakarta,
Chicago”, Stanford University, 2011. 2006.
[9] SOEHARTO, I., “Studi Kelayakan Proyek”, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2002

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Penerapan Logika Fuzzy pada Alat Pengering Lada Otomatis


Berbasis Microcontroller Dht 22

Aprianda*, Atiqah Meutia Hilda, Gunarwan Prayitno

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Prof DR. HAMKA, Jakarta
Jl. Tanah Merdeka no.6 Pasar Rebo Jakarta Timur
Telp. +62-21-87782739, Fax. +62-21-87782739, Mobile +6285716494818
Email : apriandagendut@gmail.com, atiqahmeutiahilda@uhamka.ac.id

Abstrak – Seiring dengan berkembangnya teknologi , logika fuzzy mulai digunakan untuk kontrol
kecerdasan berbagai macam alat sehari–hari seperti mesin cuci, penanak nasi, penghangat ataupun
pendingin ruangan. Dalam hal ini penulis akan mencoba menerapkan konsep logika fuzzy pada alat
pengering lada otomatis. Dengan adanya alat pengering lada otomatis diharapkan bisa merubah cara
pengeringan lada yang digunakan petani lada Indonesia pada umumnya dan petani lada Belitung
khususnya. Dimana pada saat ini petani lada di Belitung masih menggunakan cara pengeringan
lada tradisional yaitu dengan dijemur di bawah sinar matahari, pengeringan tradisional dengan
sinar matahari ini sangat banyak sekali kekurangannya diantaranya memerlukan waktu yang lama
karena sinar matahari tidak konstan dan memerlukan tenaga manusia untuk menjaga lada pada saat
pengeringan untuk mengantisipasi hujan tiba–tiba. Dipilihnya logika fuzzy untuk mengontrol alat
pengering lada ini adalah karena dengan logika fuzzy dapat mengatur suhu optimal yang digunakan
untuk mengeringkan lada dengan kondisi kelembaban tertent. Dalam penggunaannya alat ini
menggunakan sebuah microcontroller Arduino, sensor kelembaban DHT22 dan juga alat pemanas.
Metode yang digunakan adalah Research & Development ( R & D ). Cara kerja alat ini adalah sensor
kelembaban membaca kelembaban dan suhu lada yang ada di wadah, jika kelembaban masih tinggi
maka mikrokontroller menyalakan alat pemanas sampai kelembaban lada sesuai dengan kelembaban
yang diinginkan dan suhu pada saat proses tidak melebihi batas maksimum. Dengan diterapkannya
logika fuzzy pada alat pengering lada otomatis ini petani tidak perlu lagi tergantung dengan sinar
matahari serta tidak perlu menjaga lada saat proses pengiringan, karena pengeringan lada bisa
dilakukan di dalam rumah sehingga bisa menghemat waktu , tenaga, dan juga kualitas lada lebih
terkontrol.

Kata kunci: Logika Fuzzy Mamdani, Pengering, Mikrokontroller, Lada

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


I - 120 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
I - 121

1 Pendahuluan Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak


beberapa abad yang lalu. Pada umumnya orang–orang
Lada merupakan salah satu jenis rempah yang sangat penting hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang mana sering
baik ditinjau dari peranannya sebagai salah satu penyumbang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Lada adalah salah satu
devisa negara maupun manfaat dan kegunaannya yang tidak tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak
daapat digantikan dengan jenis rempah lainnya. Indonesia para petani lebih memilih melakukan penyetekan untuk
merupakan salah satu produsen lada terbesar di dunia, dan mengembangkannya.
komoditas lada tersebut sebagain besar di ekspor dalam
Tanaman lada tumbuh dengan baik pada daerah
bentuk lada hitam dan lada putih serta dalam jumlah kecil
dengan ketinggian mulai dari 0-700m diatas permukaan
dengan bentuk sudah dilolah berupa lada bubuk dan minyak
laut (dpl). Penyebaran tanaman lada sangat luas berada di
lada.
wilayah tropika antara 20 derajat LU dan 20 derajat LS,
Di dunia pertanian, para petani lada yang ada di Indonesia dengan curah hujan dari 1000-3000mm per tahun, merata
umumnya dan Belitung khususnya, memiliki masalah pada sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan 110-170 hari
saat proses pengeringan lada. Tahap pengeringan lada bisa pertahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan per tahun.
dianggap tahap yang paling rawan, karena apabila lada tidak Kelembaban udara 63-98% selama musim hujan, dengan
segera dikeringkan akan menyebabkan kualitas lada menjadi suhu maksimum 35 derajat C dan suhu minimum 20 derajat
kurang baik. Pengeringan lada yang biasa dilakukan para C. Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama
petani lada ialah dengan cara tradisional yaitu dengan dijemur tanah berpasir dan gembur dengan unsur hara yang cukup,
di bawah sinar matahari. Penjemuran dengan sinar matahari drainase (air tanah) baik, dan tingkat keasaman tanah (pH)
seperti ini akan sulit dilakukan pada saat musim penghujan 5,0-6,5. [6]
tiba dan juga para petani lada harus menghabiskan waktunya
seharian untuk mengangkat lada tersebut apabila turun hujan
2.2. Logika Fuzzy
secara tiba–tiba, serta menjaga lada dari hama, debu dan
hewan–hewan liar yang sering berkeliaran. Logika Fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang
lama, sebab ilmu tentang logika fuzzy modern dan
Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan, maka
modelis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal
penulis dalam penelitian ini akan merancang sebuah sistem
sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah
pengeringan lada secara modern dengan menggunakan
sejak lama. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat
mikrokontoller, sensor, wadah pengering, alat pemanas.
untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang
Untuk kontrol pada saat proses pengeringan penulis
output. [1]
mencoba memasukkan konsep logika fuzzy ke dalam
alat pengering yang dimana logika fuzzy berfungsi untuk
mengatur suhu maksimal pada saat proses penegeringan 2.3. UML
berjalan. Cara kerja alat ini adalah mikrokontroller membaca Unified Modeling Languange adalah standar bahasa
kelembaban dan suhu pada saat proses pengeringan, pemodelan untuk pengembangan perangkat lunak dan
setelah itu mikrokontroller menyalakan alat pemanas sistem. Sebuah model adalah abstraksi dari hal yang
sampai kelembaban lada sesuai, apabila kelembaban lada sebenarnya. Ketika melakukan pemodelan, abstrak yang
belum sesuai tetapi suhu pada saat proses pengeringan dibuat akan jauh dari bagian yang tidak relevan atau
telah maksimal maka mikrokontroller mematikan alat mungkin berpotensi menjadi hal yang membingungkan.
pemanas sampai suhu kembali normal mikrokontroller baru Model adalah penyederhanaan dari sistem yang
menyalakan alat pemanas lagi, proses dilakukan secara sebenarnya, sehingga memungkinkan untum dapat
terus menerus sampai kelembaban lada sesuai dengan yang memahami, mengevaluasi, dan mencari celah dari sebuah
diinginkan. Dalam penelitian ini alat yang dibuat hanya desain dan sistem lebih cepat dari pada menelusuri sistem
untuk menguji apakah logika fuzzy bisa diaplikasikan yang sebenarnya. Bahasa pemodelan dapat berupa Pseudo-
pada alat pengering dan juga alat yang dibuat hanya berupa code, actual code, gambar, diagram, atau mungkin berupa
prototipe (skala kecil). tulisan berupa deskripsi panjang yang intinya apa saja
yang dapat membantu untuk mendeskripsikan sistem yang
akan dibuat.[12]

2 Dasar Teori
2.1. Lada 3 Metodologi Penelitian
Lada disebut juga Merica/Sahang yang mempunyai
Dalam metodologi penelitian terdapat beberapa tahapan
nama latin Piper Albi Linn adalah sebuah tanaman yang
penelitian yang dilakukan yang dapat dilihar pada
kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak
Gambar 1
lemak, juga pati. Lada bersifat pahit, hangat, dan antipiritek.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 122

a. Logika Fuzzy
Pada tahap ini penulis melakukan perancangan
logika fuzzy, mulai dari penentuan variabel
input, variabel output, proses fuzzy inference
sistem sampai didapatkannya hasil output yang
diinginkan.
b. Alat Pengering
Pada tahap ini penulis melakukan perancangan
alat pengering, yaitu perancangan hardware
(mikrokontroller, sensor, relay). Hal ini dilakukan
untuk memudahkan penulis dalam hasil pengujian
dan juga penulisan laporan

5. Pengujian
Setelah melakukan perancangan,tahap selanjutnya
adalah melakukan pengujian terhadap alat yang telah
dibuat, apabila alat yang dibuat belum sesuai dengan
Gambar 1 Alur Penelitian keinginan kembali ke proses perancangan. Dalam
tahapan pengujian ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
pengujian logika fuzzy dan juga pengujian alat.

Masing – masing terdiri dari : 6. Penulisan Laporan


1. Pra Penelitian. Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan hasil dari
Pada tahap ini penulis melakukan identifikasai masalah dan pengujian dari alat pengering. Tahap ini merupakan
dan studi literatur. Pertama penulis melakukan identifikasi tahap akhir dari penelitian penulis.
masalahh yang akan dipecahkan. Kedua penulis akan
melakukan studi literatur untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang berhubungan dengan masalah.
4 Perancangan
2. Pengumpulan Data
Proses perancangan ini dilakukan untuk mendesain
Pengumpulan data dilakukan dalam proses perancangan
kerangka sistem yang nanti akan dibuat, agar dapat
untuk memperkuat dan mempermudah penulis dalam
mengetahui jalannya sistem tersebut dengan baik.
melakukan sebuah implementasi. Adapun metode yang
Perancangan desain sistem pengeringan otomatis ini dibagi
digunakan penulis dalam pengumpulan data yakni :
menjadi dua tahapan, yaitu perancangan logika fuzzy dan
a. Studi Pustaka
perancangan alat. Perancangan logika fuzzy menggunakan
Metode ini adalah melakukan penelitian dengan
teknik berorientasi objek dengan metodologi UML(Unified
cara mencari referensi serta data yang digunakan
Modeling Language) dimana perancangan yang dilakukan
untuk mengumpulkan berbagai informasi.
meliputi empat view yaitu use case view, logical view,
b. Observasi
component view, dan development view.
Metode observasi penulis lakukan dengan
melakukan peninjauan langsung ke Belitung
untuk mendapatkan data–data yang berkaitan 4.1. Perancangan Logika Fuzzy
dengan pengeringan lada Perancangan logika fuzzy diperuntukkan
mendapatkan hasil output suhu maksimal yang nantinya
3. Analisis Kebutuhan akan digunakan untuk mengontrol alat pemanas yang
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan untuk digunakan untuk mengeringkan lada. Dalam perancangan
merancang sistem pengeringan dengan logika fuzzy ini penulis melakukan perancangan yang meliputi 4 view
yang mengacu pada perumusan masalah. yaitu :

4. Perancangan a. Use Case Diagram


Pada tahap ini penulis melakukan beberapa perancangan, Berikut Use Case Diagram sistem pengeringan lada.
hal ini dilakukan penulis untuk mempermudah dalam
hal pengujian dan juga pengimplementasian.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I - 123

Gambar 5 Activty Diagram Variabel Volum

Gambar 2 Use Case Diagram Sistem Pengeringan

b. Activity Diagram
Activity Diagram merupakan penjelasan lebih lanjut
dari use case diagram

Gambar 6 Activity Diagram Penentuan Rule

Gambar 3 Activity Diagram Pembuatan Variabel Suhu

Gambar 7 Activity Diagram Proses Pengeringan

c. Component Diagram
Pada Component Diagram ini penulis akan menjelaskan
Gambar 4 Activvity Doagram Variabel Kelembaban perancangan perangkat lunak (software) dari penelitan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 124

Gambar 8 Component Diagram

d. Deployment Diagram
Pada proses perancangan alat pengering penulis akan Gambar 10 Kurva Represntatif Variabel Kelembaban
menjelaskan rancangan alat dengan menggunakan
deployment view yang berupa deployment diagram Derajat Keanggotaan Variabel Kelembaban :
yang dijelaskan pada gambar dibawah ini

2. Pembuatan Variabel Volume


Pada variabel volume ini penulis memasukkan 3
himpunan fuzzy yaitu Sedikit, sedang, dan banyak seperti
Gambar 9 Deployment Diagram dijelaskan oleh Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Variabel Volum

5 Hasil dan Pembahasan Variabel Himpunan Semesta Domain

5.1 Fuzzy Inference System ( FIS ) Volum Sedikit 0-20 0–4


Sedang 3 - 15
Dalam penelitian ini aplikasi logika fuzzy melakukan
proses merubah input yang berupa kelembaban dan volume Banyak 10 – 20
sehingga mendapatkan output suhu maksimal. Dalam
metode ini, pada setiap aturan yang berbentuk fungsi Dari Tabel 5.2 Variabel Volum dibuatkan kurva
implikasi (“sebab-akibat”) anteseden yang berbentuk representatifnya yang ditunjukkan pada Gambar 11.
konjungsi(AND) mempunyai nilai keanggotaan minimum
(min). Jadi dalam tahapan–tahapan untuk proses FIS
Mamdani ini meliputi:

1. Fuzzyfikasi
A. Pembuatan Variabel Kelembaban
Pada variabel kelembaban ini penulis memasukkan
3 himpunan fuzzy yaitu kering, sedang, dan basah seperti
dijelaskan oleh tabel 5.1.

Tabel 5.1 Variabel Kelembaban Gambar 11 Kurva representatif Variabel Volum

Variabel Himpunan Semesta Domain


Kelembaban Kering 0-90 1-20
Derajat Keanggotaan variabel Volum:
Sedang 15-60
Basah 45-90

Dari Tabel 5.1 Variabel Input Kelembaban diatas


dapat dibuatkan kurva representatifnya yang ditunjukkan
pada Gambar 10.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I - 125

B. Rule Based
Setelah tahap fuzzyfikasi, maka dilakukan pembentukan
pengetahuan fuzzy berupa aturan/Rule. Aturan–aturan
dibentuk untuk menyatakan relasi antara input dan output.
3. Pembuatan Variabel Suhu Tiap aturan merupakan sutu fungsi implikasi, operator yang
Pada variabel suhu ini penulis memasukkan 3 digunakan untuk menghubungkan antara dua input adalah
himpunan fuzzy yaitu dingin, sedang, dan panas seperti operator AND, dan yang memetakan antara input-output
dijelaskan oleh Tabel 5.3. adalah IF-THEN. Dalam penelitian ini dibentuk beberapa
aturan yaitu :
Tabel 5.3 Variabel Suhu

Variabel Himpunan Semesta Domain


Suhu Dingin 10-65 10-25
Sedang 18-50
Panas 40-65

Dari Tabel 5.3 Variabel Output Suhu dibuatkan


kurva representatifnya yang ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 13 Rule Based Sistem Pengeringan

C. Mesin Inferensi
Setelah aturan dibentuk, maka dilakukan pada mesin
inferensi memproses aplikasi fungsi implikasi. Pada
penelitian ini fungsi implikasi yang digunakan adalah
MIN, yang berarti tingkat keanggotaan yang didapat
Gambar 12 Kurva Representatif Variabel Suhu
sebagai konsekuen dari proses ini adalah nilai minimum
dari variabel volum dan variabel kelembaban. Sehingga
didapatkan daerah fuzzy pada variabel suhu untuk masing–
Derajat Keanggotaan variabel Suhu : masing aturan. Dilakukan percobaan dengan membrikan
input Volum 1 liter dan kelembaban 80%, maka didapatkan
hasil dengan rincian seperti yang ditunjukkan pada Gambar
14.

Gambar 14 Mesin Inferensi Matlab

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I - 126

α predikat = µvolumSedikit ∩ µkelembabanBasah


=min (µvolumsedikit (1) ∩ µkelembabanbasah(80) )
= min ( 0,75 ; 0,78 )
= 0,75

Dengan demikian, fungsi keanggotaan untuk hasil


komposisi adalah :

Gambar 15 Proses Pengujian Pengeringan Lada

D. Defuzzyfikasi
Tahap selanjutnya adalah deffuzyfikasi yang merupakan
tahap merubah nilai tidak sebenarnya ( fuzzy) menjadi Berdasarkan pengujian mengeringkan lada dengan alat
nilai sebenarnya ( nilai tegas ). Berikut ini perhitungan yang dibuat dengan memasukkan lada 1 liter, pada tahap
deffuzyfikasi untuk contoh kasus pada tahap yang awal tingkat kekeringan lada 80 % RH, setelah itu proses
sebelumnya : pengeringan berjalan, tingkat kelembaban lada berangsur
– angsur turun hingga didapatkan kelembaban 17% sesuai
dengan standar kekeringan lada yaitu 15 – 17% [13].
Selain itu pada saat proses pengujian alat juga dilakukan
X= pengukuran suhu dengan menggunakan termometer air
raksa, dimana didapatkan hasil suhu yang diukur dengan
menggunakan alat lebih besar dibandingkan suhu yang
X= diukur dengan termometer dengan selisih 2-3 derajat
celcius. Selain itu wadah pengering yang digunakan juga
X = 56,52 kurang baik sehingga menyebabkan panas dari alat pemanas
kurang merata secara sempurna. Untuk kontrol alat pemanas
berhasil dengan baik dimana pada saat suhu mencapai batas
maksimum alat pemanas mati.
Dari proses-proses fuzzyfikasi hingga defuzzyfikasi
yang sudah dilakukan diatas dengan memberikan sampel
yang harus dihitung sehingga didapatkan output suhu, setelah
dilakukan penerapan logika fuzzy akhirnya diadapatkan 6 Simpulan
nilai suhu 56,52 derajat celcius. Hasilnya masih ada dirange
suhu panas walaupun akurasi perhitungannya kurang pas Dari semua bahasan yang telah penulis buat dalam penelitian
dengan perhitungan manual didapatkan hasil 56,52 derajat ini, dapat penulis simpulkan bahwa :
celcius sedangkan perhitungan dengan mesin inferensi 1. Konsep logika fuzzy dapat diaplikasikan dengan
fuzzy didapatkan hasil 56,4 derajat celcius dan berarti hasil baik pada alat pengering, dimana alat pengering bisa
yang didapat sudah sesuai dengan aturannya. menurunkan kekeringan lada hingga 17%.
2. Dengan menggunakan tools – tools yang ada pada
5.2. Kinerja Alat Pengering aplikasi Matlab perhitungan logika fuzzy menjadi
lebih mudah dan hasil yang didapatkan lebih baik.
Pada Sub bab ini penulis akan menjelaskan hasil dari 3. Keakuratan hasil pengukuran suhu dari sensor
kinerja alat dimana alat bekerja dengan cukup baik, tetapi kurang baik, terdapat selisih 2-3 derajat celcius dari
masih ada beberapa kekurangan, diantaranya keakuratan pengukuran suhu dengan menggunakan Termometer
sensor yang dipakai kurang baik. Air Raksa.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I - 127

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat [6] S.P. Feriadi. (2016, April) BPTP Kepulauan Bangka
keterbatasan dari alat yang dibuat dan peneliti mengusulkan Belitung. [Online]. http://babel.litbang.pertanian.go.id/
agar alat ini dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat di index.php/sdm-2/15-info-teknologi/441-lada-putih
aplikasikan ke bentuk nyata dengan kapasitas penampungan [7] Immersia Lab. (2014, Juni) Immersia-Labs.
wadah yang lebih besar. Serta mengganti sensor DHT 22 [Online]. http://www.immersa-lab.com/jenis-jenis-
dengan sensor yang memiliki keakuratan pengukuran lebih mikrokontroler.htm
baik seperti sensor AM2302. [8] Immersia Lab. (2014, July) Immersia-Labs.
[Online]. http://www.immersa-lab.com/pengenalan-
mikrokontroler.htm
[9] Zona Elektro. (2014, Oktober) Zona Elektro. [Online].
Kepustakaan http://zonaelektro.net/sensor/
[1] Hari Purnomo Sri Kusumadewi, Aplikasi Logika Fuzzy [10] Kelas Robot. (2014, November) Kelas Robot. [Online].
Untuk Pendukung Keputusan, 1st ed., Sri Kusumadewi, http://www.kelasrobot.com/2014/11/macam-macam-
Ed. Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2004. jenis-sensor-pada-robot.html
[2] ST. Moh. Ibnu Malik, Aneka Proyek Mikrokontroller [11] Bayu Tehnik. (2015) Best Air Dehumidifier. [Online].
PIC16F84/A. Jakarta, Indonesia: Elex Media http://www.bestairdehumd.com/new/apa-itu-
Komputindo, 2009. kelembaban/
[3] Sri Kusumadewi, Neuro-Fuzzy Integrasi Sistem [12] Prabowo Pudjo Widodo, Menggunakan UML, Unifiied
fuzzy dan jaringan syaraf. Yogyakarta: Graha Ilmu, Modelling Languange. Bandung, Indonesia: Penerbit
2006. Informatika, 2011. [13] Menteri Pertanian Republik
[4] Endra Pitowarno, Robotika Desai, Kontrol, Dan Indonesia,2012 Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
Kecerdasan Buatan, Pitowarno, Ed. Yogyakarta, 55/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Pedoman
Indonesia: Penerbit Andi, 2006. Penanganan Pascapanen Lada, Jakarta : Kementerian
[5] Thomas Sri Widodo, Sistem Neuro Fuzzy untuk Pertanian RI.
pengolahan Informasi, Pemodelan, dan Kendali.
Yogyakarta, Indonesia: Graha Ilmu, 2008.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengaruh Bentuk Bluff Body Terhadap Tegangan Listrik


yang Dihasilkan Piezoelektrik dengan Sistem Kantilever

Adhes Gamayel

Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta


Jl. Jatiwaringin Raya No.278 Pondok Gede, Telp. +62 21 8461155
E-mail : adhesgamayel22@gmail.com

Abstrak – Piezoelektrik adalah salah satu alat pemanen energi. Piezoelektrik dengan mekanisme
kantilever menghasilkan getaran dan defleksi secara berulang sehingga menimbulkan tegangan listrik.
Penelitian penambahan batang pada ujung piezoelektrik (galloping system) telah dilakukan dengan
membahas efek gaya drag dan lift terhadap tegangan listrik yang dihasilkan. Namun, Penelitian
mengenai bentuk penampang bluff body dengan jarak tertentu pada piezoelektrik sistem kantilever
belum ada. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengukur tegangan maksimal dan tegangan rata-
rata yang dihasilkan piezoelektrik dengan variasi: tanpa bluff body, bluff body penampang segitiga,
dan bluff body penampang lingkaran. Bluff body tersebut dipasang pada jarak 50 dan 100 mm dari
piezoelektrik. Penelitian dilakukan dalam terowongan angin mini dengan kecepatan angin 1,4 m/s ; 1,6
m/s ; dan 2 m/s. Hasil terbaik dari penelitian ini didapatkan oleh bluff body bentuk penampang segitiga
dengan tegangan listrik maksimal 0.34 mV dan tegangan listrik rata-rata 0.038 mV. Aliran udara saat
melewati penampang segitiga mengalami peningkatan kecepatan sehingga vorteks yang dihasilkan
memiliki kecepatan tinggi. Hal inilah yang mengakibatkan getaran tinggi pada piezoelektrik sehingga
tegangan listrik maksimal dan tegangan listrik rata-rata bernilai paling tinggi..

Kata kunci: piezoelektrik, bluff body, vorteks.

1 Pendahuluan (stress) tinggi pada batang [3]. Penambahan batang


silinder pada ujung piezoelektrik (galloping cantilever
Pemanenan energi (energy harvesting) adalah cara beam) dilakukan oleh Wang et al, 2014 [4] agar getaran
pengumpulan energi dari sumber energi yang telah yang dihasilkan lebih baik karena adanya gaya drag
dikonversikan menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan dan lift saat udara melewati silinder. Sirohi et al, 2011
kecil sehingga membutuhkan waktu agar dapat dipanen dan [5] meneliti galloping beam dengan bentuk penampang
dimanfaatkan secara maksimal. Sumber energi angin dapat seperti huruf D. Getaran terjadi akibat adanya gaya
dipanen secara nyata menggunakan turbin angin. Namun, aerodinamika saat udara melewati penampang huruf
desain kontruksi tinggi, lahan yang luas, dan kecepatan angin D. Gaya aerodinamika yang dihasilkan oleh sebuah
tinggi menjadi syarat agar turbin angin dapat beroperasi penghalang (bluff body) selain lift dan drag adalah
dengan baik. Turbin angin tidak bisa ditempatkan di daerah vortex. Bluff body dengan bentuk penampang lingkaran
perkotaan, di daerah dengan kecepatan angin rendah, dan di memiliki kerugian drag dan tekanan terkecil, namun
daerah yang padat penduduk. vortex yang besar ditimbulkan oleh penampang bersudut
Di lain hal, Piezoelektrik adalah alat pemanen [6]. Vorteks besar diharapkan mampu menggetarkan
energi yang dapat mengubah getaran menjadi energi piezoelektrik lebih baik, sehingga perlu dilakukan
listrik [1]. Pemasangan piezoelektrik dengan mekanisme penelitian mengenai pengaruh bluff body terhadap
kantilever menghasilkan getaran dan terjadi defleksi tegangan listrik yang dihasilkan oleh piezoelektrik.
secara berulang sehingga timbul tegangan listrik [2]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Sistem kantilever memiliki kemampuan beresonansi tegangan maksimal dan rata-rata yang dihasilkan oleh
pada frekuensi rendah dan menghasilkan tekanan piezoelektrik jika diberi penghalang pada jarak tertentu.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved E-1
E-2 A. Gamayel

2 Dasar Teori Gerak harmonik adalah gerak bolak balik benda


melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan
2.1. Piezoelektrik & Getaran
banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.
Piezoelektrik didefenisikan sebagai suatu material yang Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak
dapat menghasilkan tegangan listrik jika mendapatkan harmonik. Hal ini dapat diperagakan dengan sebuah massa
tekanan atau regangan. Saat terjadi tekanan atau regangan yang digantung pada sistem kantilever seperti terlihat pada
di permukaan material piezoelektrik, pergerakan elektron gambar 2. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diam
menjadi searah dan terpolarisasi. Hal ini menyebabkan dan dilepaskan, maka massa tersebut akan berosilasi naik
terjadinya muatan positif dan negatif pada permukaan turun.
material sehingga timbul tegangan listrik.
Berdasarkan skema pemanenan energi sistem pegas- 2.2. Bluff body
massa pada gambar 1, peredaman (b), massa (m) dan
Bluff body adalah suatu bangun geometri yang
konstanta pegas (k) memiliki hubungan dalam perubahan
berfungsi untuk memisahkan aliran yang teratur menjadi
gerakan sinusoidal. Getaran frekuensi natural diberikan
tidak teratur. Aliran fluida streamline yang melewati bluff
dengan persamaan sehingga persamaan body akan menimbulkan olakan dengan nilai vortisitas
sinusoidalnya adalah tinggi sehingga memungkinkan terjadinya vorteks pada
aliran tersebut. Vorteks adalah suatu fenomena yang terukur
pada streamline yang memiliki nilai rotasional acak yang
besar. Rotasi vorteks tersebut akan membuat pergerakan
Daya listrik maksimal dapat dihasilkan pada energi fluida yang terkena efeknya menjadi acak dan cenderung
kinetik tinggi, frekuensi resonansi rendah dan tingkat energi mengarah ke turbulen [8].
redam rendah. Properties getaran untuk sistem kantilever Berdasarkan gambar 3, jika vorteks pada aliran
sama dengan sistem pegas-massa sehingga didapatkan udara semakin besar, dapat digunakan sebagai penggerak
persamaan; [7] piezoelektrik sistem kantilever sehingga timbul getaran
secara terus menerus. Ilustrasi penggunaan bluff body
sebagai pemecah aliran udara dan diaplikasikan pada
piezoelektrik sistem kantilever dapat dilihat pada gambar 4.

3 Metodologi Penelitian
3.1. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
eksperimental sungguhan (true experimental research)
dengan mengukur tegangan listrik rata-rata dan tegangan
Gambar 1. Model pemanen energi sistem pegas-massa [7] listrik maksimal yang dihasilkan oleh piezoelektrik sistem
kantilever pada aliran udara tanpa bluff body, melewati
bluff body berbentuk segitiga dan lingkaran. Jarak antara
ρ,W, L, T, Y, I, secara berurutan adalah densitas massa, piezoelektrik dan bluff body yang digunakan dalam
lebar, panjang, ketebalan, modulus Young, momen inersia penelitian ini adalah 50 dan 100 mm.
dan kekakuan. Saat plat ditekuk akan terjadi regangan
dan tegangan. Pada kasus dimana regangan bernilai kecil,
beberapa material mengabaikan hukum Hooke sehingga
tegangan sebanding dengan regangan dimana konstanta
proporsionalitas menjadi modulus Young, .

Gambar 2. Gerak harmonis sederhana piezoelektrik sistem kantilever


Gambar 3. Fenomena vortex saat udara melewati penampang silinder [9]

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Gamayel E-3

Bluff body dan piezoelektrik ditempatkan dalam


terowongan angin berbahan akrilik dengan luas
penampang 120 x 120 mm. Di dalam terowongan angin,
fan menghembuskan aliran udara dengan kecepatan yaitu
1.4 ; 1.6 ; dan 2 m/s. Pengukuran tegangan listrik pada
piezoelektrik yang bergetar menggunakan mikrokontroler
dan sistem akuisisi data berbasis freeware yaitu PLX-DAQ
Gambar 4. Konsep bluff body sebagai pemecah aliran udara penggerak
kantilever
dengan pengambilan sebanyak 10 data tiap 1 detik dan
tercatat pada tabel excel. Skema penelitian dapat dilihat
A. Gamayel E-3
pada gambar 6.
3.2. Alat, Bahan dan Instalasi Penelitian
3.2.Diameter
Alat, Bahan
dan dan Instalasi
tinggi Penelitian
bluff body adalah 25 mm dipasang
Diameter
sejajar dan tinggi
berjarak (L) 50bluff
dan 100adalah
body mm 25 mm dipasang
dengan sejajar
piezoelektrik
berjarak PVDF
berbahan (L) 50 dantipe100 mm dengan buatan
LDT0-028K piezoelektrik berbahan
Measurement
PVDF tipe LDT0-028K buatan Measurement Specialties
Specialties dengan dimensi 9.8 x 5.2 mm, ketebalan 28 µm
dengan dimensi 9.8 x 5.2 mm, ketebalan 28 µm dan dilapisi
danoleh
dilapisi oleh polyester
polyester setebal 0.125setebal
mm0.125 mm sehingga
sehingga total
total dimensi
dimensi menjadi 25 x 15 mm. Piezoelektrik
menjadi 25 x 15 mm. Piezoelektrik dipasang sirip (fin)dipasang sirip
(fin) berdimensi
berdimensi 45 x4555 xmm
55dengan
mm dengan tujuan mendapatkan
tujuan mendapatkan lendutan
lendutan
maksimalmaksimal saat udara
saat udara menumbuk.
menumbuk. Detil dimensi
Detil dimensi bluff
bluff body,
piezoelektrik
body, dan sirip
piezoelektrik dapatdapat
dan sirip dilihatdilihat
pada gambar 5.
pada gambar 5.

Gambar 6. Skema instalasi penelitian

4 Temuan Gambar
dan Pembahasan
6. Skema instalasi penelitian

4.1 Hubungan bentuk bluff body dan tegangan


listrik maksimal
(a) (b) 4 Hasil
Tegangan listrikdan Pembahasan
maksimal dalam tulisan ini adalah tegangan
tertinggi yang dihasilkan oleh getaran piezoelektrik selama 60
4.1 Tegangan
detik. Hubungan bentuk bluff
maksimal body
sebesar dan
0.34 mVtegangan
didapatkan dari
listrik2 maksimal
aliran udara m/s yang melewati bluff body segitiga pada
jarak 100 mm. Hubungan bentuk bluff body dan tegangan
Tegangan listrik maksimal dalam tulisan ini adalah
listrik maksimal yang dihasilkan ditampilkan pada gambar 7.
tegangan tertinggi
Tegangan listrik yang dihasilkan
maksimal oleh getaran
dihasilkan pada piezoelektrik
aliran udara yang
melewati bluff body penampang segitiga di jarak 50 mm0.34
selama 60 detik. Tegangan maksimal sebesar dan mV
(c)
didapatkan dari aliran udara 2 m/s yang melewati
100 mm. Hal ini karena udara mengalami peningkatanbody bluff
segitiga saat
kecepatan pada mengalir
jarak 100dimm. Hubungan
sepanjang bentuksegitiga.
penampang bluff body
Gambar 5. (a) dimensi bluff body, (b) dimensi sirip dan piezoelektrik, Jarak
dan penampang
tegangan listriksegitiga dan dinding
maksimal terowongan
yang dihasilkan angin
ditampilkan
Gambar 5. (a) dimensi
(c) Jarak bluff body, (b)
penempatan dimensi sirip
piezoelektrik- dan
bluff piezoelektrik,
body semakin ke ujung 7. segitiga semakinlistrik
pendek, sehingga dihasilkan
luasan
(c) Jarak penempatan piezoelektrik- bluff body
pada gambar Tegangan maksimal
saluran udara semakin menyempit dan menyebabkan
Bluff body dan piezoelektrik ditempatkan dalam terowongan kecepatan udara meningkat. Saat udara telah melewati bluff
angin berbahan akrilik dengan luas penampang 120 x 120 body segitiga dengan kecepatan tinggi, ujung segitiga menjadi
mm. Di dalam terowongan angin, fan menghembuskan aliran penyebab terjadinya vorteks sehingga impuls yang terjadi
udara dengan
kecepatan yaitu 1.4 ;
1.6 ; dan 2 m/s.
Pengukuran tegangan
listrik pada
piezoelektrik yang
bergetar
menggunakan
mikrokontroler dan
sistem akuisisi data
berbasis freeware
yaitu PLX-DAQ
dengan pengambilan
sebanyak 10 data tiap
1 detik dan tercatat
pada tabel excel.
Skema penelitian
dapat dilihat pada
gambar 6. Gambar 7. Tegangan maksimal yang dihasilkan pada jarak (a) 50 mm, (b) 100 mm

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
E-4 A. Gamayel

pada aliran udara yang melewati bluff body penampang 4.2 Hubungan bentuk bluff body dan tegangan listrik
segitiga di jarak 50 mm dan 100 mm. Hal ini karena rata-rata
udara mengalami peningkatan kecepatan saat mengalir Tegangan listrik rata-rata yang dihasilkan piezoelektrik
di sepanjang penampang segitiga. Jarak penampang saat melewati bluff body penampang segitiga memiliki
segitiga dan dinding terowongan angin semakin ke ujung nilai tertinggi dibandingkan dengan bluff body penampang
segitiga semakin pendek, sehingga luasan saluran udara lingkaran dan tanpa bluff body (gambar 9). Untuk bluff body
semakin menyempit dan menyebabkan kecepatan udara penampang lingkaran memiliki nilai terendah saat dipasang
meningkat. Saat udara telah melewati bluff body segitiga pada jarak 50 mm dan nilainya berada di atas aliran udara
dengan kecepatan tinggi, ujung segitiga menjadi penyebab tanpa bluff body saat dipasang pada jarak 100 mm. Hal
terjadinya vorteks sehingga impuls yang terjadi pada ujung ini terjadi karena saat dipasang pada jarak 50 mm, terjadi
piezoelektrik menjadi besar. Ilustrasi peningkatan kecepatan vorteks tetapi tidak banyak mengenai sirip piezoelektrik,
dan terjadinya vorteks dapat dilihat pada gambar 8. Pada sehingga impuls yang dihasilkan kecil dibanding dengan
perlakuan tanpa bluff body, semakin tinggi kecepatan angin aliran udara tanpa bluff body. Pada jarak 100 mm, sirip
yang diberikan tidak memberikan dampak yang signifikan piezoelektrik lebih banyak bertumbukan dengan vorteks
terhadap tegangan listrik maksimal yang dihasilkan. dari bluff body penampang lingkaran.
Hal ini terjadi karena tidak timbul vorteks yang mampu
meningkatkan impuls pada piezoelektrik.

5 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas
adalah pemasangan bluff body menimbulkan vorteks pada
aliran udara sehingga mampu meningkatkan getaran dan
tegangan listrik pada piezoelektrik. Bluff body penampang
segitiga memiliki tegangang listrik maksimal dan tegangan
rata-rata paling tinggi karena kecepatan aliran dan vorteks
yang dihasilkan tinggi.

Gambar 8. Penyempitan aliran udara dan profil kecepatan (a) saat


menumbuk penampang, (b) tidak menumbuk, (c) olakan akibat pertemuan
antara (a) dan (b)

Gambar 9. Tegangan rata-rata yang dihasilkan pada jarak (a) 50 mm, (b) 100 mm

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Gamayel E-5

Penghargaan [4] Wang J, Ran J, Zhang Z. Energy Harvester Based on the


Synchronization Phenomenon of a Circular Cylinder.
Ucapan terima kasih diberikan kepada M. Ridwan Mathematical Problems in Engineering. 2014; 2014.
Nurmartha yang telah membantu dalam pengambilan data [5] Sirohi J, Mahadik R. Piezoelectric wind energy
penelitian ini harvester for low-power sensors. Journal of Intelligent
Material Systems and Structures. 2011; 22(18).
[6] Gandhi BK, Singh SN, Seshadri V, Singh J. Effect of
Bluff Body shape on vortex flow meter performance.
Kepustakaan
Indian Journal of Engineering & Materials Sciences.
[1] Kokkinopoulos A, Vokas G, Papageorgas P. Energy 2004 October; 11.
harvesting implementing embedded piezoelectric [7] Giuseppe GD, Centuori A, Malvasi A. An improved
generators – The potential for the Attiki Odos traffic PZT cantilever SPICE model for practical energy
grid. In The International Conference on Technologies harvesting circuits simulations and measurements.
and Materials for Renewable Energy, Environment Measurement. 2016 September.
and Sustainability, TMREES14; 2014. p. 1070 – [8] Gamayel A. Pengaruh Pemasangan Bluff Body
1085. Terhadap Karakteristik Pembakaran Biobriket. Jurnal
[2] Yulia E, Putra EP, Ekawati ,E, N. Polisi Tidur Ilmiah Semesta Teknika. 2014 Mei; 17(1): p. Vol. 17,
Piezoelektrik Sebagai Pembangkit Listrik dengan No. 1, 53-60.
Memanfaatkan Energi Mekanik Kendaraan Bermotor. [9] Bearman PW, Wadcock AJ. The interaction between a
Jurnal Otomasi, Kontrol, dan Instrumentasi. 2016; pair of circular cylinder normal to a stream. Journal of
8(1). Fluid Mechanics. 1973; 61.
[3] Kundu S, Nemade HB. Modeling and Simulation of
a Piezoelectric Vibration Energy Harvester. In 12th
International Conference on Vibration Problems,
ICOVP 2015; 2016. p. 568 – 575.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perancangan Kontroler
untuk Turbin Angin Skala Kecil

Muhammad Rinaldy Robiansyah

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, Bandung
E-mail : robianshah24@gmail.com

Abstrak – Di Indonesia, upaya pengadaan energi listrik di daerah teringgal sudah dilakukan melalui
penggunaan pembangkit listrik tenaga angin skala kecil. Pada sistem yang telah dibangun di beberapa
dearah ini, digunakan generator TSD-500 dengan spesifikasi daya keluaranya adalah 500 watt,
tegangan 180V AC tiga fasa, dan arus 3A. Sistem pembangkit listrik tenaga angin skala kecil terdiri dari
beberapa komponen antara lain: turbin angin, generator, kontroler, data logger, sistem penyimpanan
energi (baterai, pump storage), dan inverter. Energi keluaran generator TSD-500 berupa gelombang
tegangan listrik AC (Alternating Current) tiga fasa dan digunakan baterai sebagai sistem penyimpanan
energi listrik. Baterai bekerja pada tegangan listrik DC (Direct Current). Kontroler digunakan untuk
mengatur proses penyimpanan energi hasil konversi ke dalam baterai. Proses penyimpanan tersebut
meliputi: penyearahan tegangan AC tiga fasa menjadi tegangan DC, pemantauan besar energi listrik
keluaran generator, pemantauan besar arus dan tegangan keluaran kontroler, penyesuaian besar arus
dan tegangan proses pengisian baterai, serta upaya pengamanan sistem dari overvoltage. Perangkat
kontroler yang dirancang terdiri dari beberapa subsistem dan telah teruji melalui proses penyimpanan
energi listrik dari keluaran generator (tagangan sekitar 90V DC) ke dalam baterai dengan tegangan
dan arus sekitar 13V dan 2,5A.

Kata kunci: Generator, Buck Regulator, Three Phase Rectifier.

1 Pendahuluan listrik skala kecil adalah energi angin. Namun pada sistem
pembangkit listrik energi angin terdapat kendala utama
Keberlangsungan kehidupan manusia pada saat ini sangat yaitu torsi yang dihasilkan dari putaran bilah kincir angin
tergantung pada ketersediaan energi, dalam hal ini adalah cenderung kecil. Saat ini telah ditemukan sebuah teknologi
energi listrik. Energi listrik digunakan untuk menunjang generator pada turbin angin, yaitu coggingless technology
berbagai kegiatan manusia seperti transportasi, operasional (teknologi tanpa lendutan). Coggingless technology
industri, pengolahan pangan, panggung hiburan, dan lain memungkinkan generator untuk berputar tanpa adanya
sebagainya. Di seluruh dunia terdapat 7 milyar lebih cogging (lendutan) akibat adanya interaksi medan magnet
manusia, dan 70% hidup di negara berkembang, namun yang dihasilkan oleh permanent magnet dengan inti dari
perlu diketahui bahwa 30% lebih, dari 7 milyar manusia solenoids (kumparan) sehingga putaran generator lebih
ini masih belum menikmati kemajuan dunia yang bernama ringan dan generator bisa berputar di torsi yang sangat kecil.
peradaban elektrik ini. Oleh karena itu, untuk membantu Energi listrik maksimal yang dihasilkan dari generator skala
sebagian manusia yang masih belum merasakan adanya kecil ini adalah 500 watt, dengan tegangan line to netral 160
energi listrik ini dibutuhkan sebuah pembangkit listrik volt tiga fasa dan arus 3 ampere.
skala kecil. Karena yang tertinggal ini sudah jelas tidak Di Indonesia, terdapat sebuah pusat penelitian tentang
akan mampu membeli atau membangun pembangkit listrik pembangkit listrik tenaga angin skala kecil, yaitu PT.
dengan skala besar. Lentera Angin Nusantara. Pada sistem pembangkit listrik
Salah satu energi yang termasuk sumber energi tenaga angin skala kecil yang terdapat di PT. Lentera Angin
terbarukan dan berpotensi sebagai sumber pembangkit Nusantara, energi yang dihasilkan tidak didistribusikan ke

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


E-6 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
M. R. Robiansyah E-7

beban secara langsung, melainkan disimpan pada sistem tegangan keuluaran generator, oleh karena itu digunakan
penyimpanan energi dengan menggunakan baterai 24V. Buck Regulator yang akan mengatur level tergangan
Sistem penyimpanan yang berupa baterai ini bekerja pada keluaran kontroler. Selain untuk mengatur level tegangan
tegangan DC. Bentuk tegangan keluaran generator adalah keluaran kontroler, penggunaan Buck Regulator juga
AC tiga fasa sedangkan tegangan kerja baterai adalah DC ditujukan untuk mengatur besar arus yang masuk kedalam
sehingga pada sistem pembangkit listrik tenaga angin skala baterai, karena besar arus yang mengalir dipengaruhi oleh
kecil ini diperlukan sebuah kontroler yang berfungsi sebagai besar beda pontensial listrik antara kontroler dengan baterai.
pengatur proses penyimpanan energi listrik keluaran turbin. Pengaturan arus dan tegangan pada kontroler diaplikasikan
Proses-proses yang terdapat pada kontroler antara lain pada metode MPPT (Maximum Power Point Tracking)
adalah: pembacaan level tegangan keluaran generator, guna meningkatkan efisiensi transfer dayanya. Untuk
penyearahan gelombang AC tiga fasa, penyesuaian level switching pada buck regulator digunakan sinyal PWM
tegangan dari rectifier dan memaksimalkan energi listrik dengan frekuensi konstan. Untuk itu digunakan MCU
yang dapat diekstrak dari energi angin. Perancangan (Micro Controller Unit) untuk mengatur proses switching
kontroler untuk turbin angin skala kecil ini dimaksudkan pada buck regulator dan memonitoring tegangan keluaran
untuk membantu upaya pengadaan energi listrik di daerah kontroler, sehingga level teganganya tetap stabil pada level
tertinggal yang sudah dilakukan oleh PT. Lentera Angin arus yang berbeda-beda.
Nusantra dan sebagai generasi Indonesia, ini merupakan
salah satu usaha untuk mewujudkan Indonesia mampu 1.3. Pemilihan Konsep
swasembada teknologi.
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan tenaga
2 Dasar Teori angin. Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah
turbin angin dengan diameter kipas r adalah :
1.1. Deskripsi Kerja dan Konsep Solusi
Merujuk pada permasalahan yang ada, kerja dari kontroler
turbin angin ini adalah sebagai berikut:
Penyesuaian tegangan keluaran generator dengan
tegangan kerja baterai. Tegangan keluran generator adalah dengan ρ adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan
tegangan AC tiga fasa, sehingga perlu adanya penyesuaian v adalah kecepatan angin pada waktu tertentu. Umumnya
dengan tegangan kerja baterai yaitu tegangan DC. daya efektif yang dapat diambil oleh turbin angin hanya
Pengaturan level tegangan keluaran kontroler, Karena besar sebesar 20%-30% dari daya estimasi di atas.
tegangan keluaran generator yang fluktuatif (tergantung
kecepatan angin) sehingga perlu adanya regulais terhadap
teganganya untuk dapat disimpan kedalam baterai. Selain
itu, pada kontroler juga terdapat sistem pengaman guna
melindungi komponen dalam kontroler itu sendiri jika
terjadi overvoltage.
Jadi, KMS adalah metode pengelolaan pengetahuan
yang meningkatkan kualitas SDM organisasi, dengan
mengoptimasi jalur komunikasi knowledge antar elemennya,
sehingga pengetahuan SDM meningkat. KMS merupakan
proses kompleks menggabungkan berbagai solusi menjadi
satu. Institusi harus komprehensif dalam mengumpul,
mengatur, menyebarkan, menganalisa pengetahuan untuk
kebutuhan institusi kini dan di masa datang.

1.2. Pemilihan Konsep


Berdasarkan deskripsi kerja dan konsep solusi diatas,
adapun konsep yang akan dirancang adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Turbin angin[1].
Untuk menyesuaikan tegangan keluaran generator
dengan tegangan kerja baterai, diaplikasikan rangkaian
penyearah tiga fasa yang merubah tegangan AC tiga
fasa menjadi tagangan DC. Keluaran dari rectifier masih 1.4. Recitifier Tiga Fasa
memiliki ripple yang sangat tinggi sehingga diperlukan Rectifier atau AC to DC Converter berfungsi mengubah
adanya filter untuk mengurangi ripple tersebut. Tegangan tegangan AC menjadi tegangan DC. Komponen utama yang
DC hasil keluaran filter memeliki level tegangan yang digunakan pada proses rectifier yaitu dioda. Salah satu jenis
fluktuatif dan cenderung tinggi karena tergantung pada rectifier yaitu three phase bridge rectifier.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E-8 M. R. Robiansyah

Persamaan antara masukan dan keluaran pada buck


converter dapat dituliskan seperti:

= D (2)
dengan :
V0 = tegangan keluaran
VS = tegangan masukan
Gambar 2 Rangkaian Three Phase Bridge Rectifier[1]. D = duty cycle

1.5. Buck Converter Penentuan nilai induktor dan kapasitor bergantung


Buck Converter adalah rangkaian yang nilai tegangan pada frekuensi switching (Fsw) dan Iripple(ΔI) yang telah
keluaran lebih rendah daripada nilai tegangan masukan. ditentukan.
Rangkaian buck converter terdiri dari induktor, kapasitor Induktor:
dan komponen pensaklaran berupa MOSFET.
(3)

(4)

Dengan :
L = nilai induktansi
Vin = tegangan input
Gambar 3. Rangkaian Buck Converter[8] Vout = tegangan output

Prinsip kerja dari rangkaian buck converter terbagi atas Kapasitor output:
dua kondisi yaitu kondisi saklar on dan kondisi saklar off.
Ketika pada kondisi saklar on ,arus mengalir dari sumber (5)
menuju induktor sehingga terjadi proses penyimpanan
arus pada induktor. Pada waktu yang sama kapasitor akan
menyimpan energi dalam bentuk tegangan.
(6)
Dengan :
C = kapasitor
Vout = tegangan output
ΔI = Iripple
ΔV = tegangan ripple
Gambar 4 Rangkaian Buck Converter Kondisi Saklar On[8] ESR= Effective Series Resistance

Kondisi kedua adalah ketika kondisi saklar off seperti Kapasitor input:
pada Gambar 5 dan tidak ada sumber tegangan maka arus
yang disimpan pada induktor dikeluarkan menuju ke beban. (7)
Pada proses ini, induktor melakukan pengosongan energi
yang tersimpan ke seluruh rangkaian. Jika kondisi saklar
on lagi sebelum induktor habis sepenuhnya, tegangan pada
beban akan selalu lebih besar dari nol.[8]
1.6. Synchronous Buck Converter
Pada topologi synchronous buck converter, sebuah power
MOSFET menggantikan commutating diode output-stage
dari buck converter tradisional. Perbaikan ini mengurangi
tipikal drop dioda 0.5-V-sampai-1-V hingga sekitar 0.3 V
atau kurang, menghasilkan perbaikan efisiensi rangkaian
sekiatar 5% atau lebih besar.
Gambar 5 Rangkaian Buck Converter Kondisi Saklar Off[8]

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. R. Robiansyah E-9

Rangkaian dasar synchronous buck converter terdiri


dari sepasang MOSFET, sebuah filter output, and sebuah
kontroler yang menghasilkan fungsi synchronous switching.
Berikut ini merupakan gambar diagram skematik sederhana
dari sebuah synchronous buck converter.

Gambar 7 Konfigurasi pin ATmega328/P PDIP. [9]

Tabel 1. Spesifikasi ATmega328/P[9].

Gambar 6. Konfigurasi rangkaian synchronous buck converter.[13]

Pada synchronous buck converter yang ditunjukan


pada Gambar 6, kontroler ripple regulator mengendalikan
tegangan output. Jika tegangan output turun dibawah
level regulasi, kontroler menghidupkan MOSFET Q1
dan mematikan Q2; hal ini sekaligus mengisi inductor L1
dan menyuplai outuput beban. Ketika tegangan output 3 Perancangan Sistem
melebihi level regulasi, kontroler mematikan Q1 dan 1.1. Desain Sistem
menghidupkan Q2, dengan begitu menghasilkan sebuah Kontroler pada sistem pembangkit listrik tenaga angin
jalur pengganti melewati Q2 untuk menghantarkan arus digunakan sebagai pengatur proses penyimpanan energi listrik
pada inductor L1 ke beban; hal ini menjaga pengahntaran yang dihasilkan generator kedalam sistem penyimpanan
daya yang kontinu selama kondisi hidup dan mati pada energi (baterai, pump storage). Sistem kontroler turbin angin
Q1. Kontroler memastikan bahwa power MOSFETs Q1 terdiri dari beberapa bagian, antara lain:
dan Q2 tidak pernah hidup secara bersamaan, sebuah
kondisi yang akan sesaat menempatakan hubung singkat
pada sambungan daya input, menghasilkan efisiensi yang A. Rectifier tiga fasa
sangan rendah dan berpotensi kerusakan pada perangkat Penyearah Tiga Fasa digunakan untuk menyearahkan
switching[13]. gelombang tegangan output generator turbin angin yang
berupa gelombang tegangan AC tiga fasa menjadi tegangan
1.7. Atmel® ATmega328 DC.
Atmel® picoPower® ATmega328/P adalah sebuah
mikrokontroler low - power CMOS 8-bit berbasis B. Kontak relay
AVR® dengan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Relay kontak berfungsi sebagai penghubung antara
Computing) yang sudah ditingkatkan. Dengan mengeksekusi generator dengan system kontroler. Generator akan
instruksi secara kuat, ATmega328/P mencapai throughputs dihubungkan ke system jika kecepatan angin pada turbin
mendekati 1MIPS per MHZ. perbaikan sistem ini bertujuan angin lebih dari 3m/s dan jika dibawah itu maka generator
untuk mengoptimalkan perangkat dari segi konsumsi daya tidak dihubungkan dengan sistem. Tegangan keluaran
terhadap kecepatan[9]. generator ketika kecepatan angin 3 m/s adalah sekitar 30V,
tegangan ini disebut cut-in voltage.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 10 M. R. Robiansyah

C. Sensor tegangan tiga fasa G. Sensor tegangan


Subsistem ini digunakan untuk memantau tegangan Sensor tegangan digunakan untuk memantau teganan
keluaran generator turbin angin. Data hasil pantauan ini keluaran kontroler. Sinyal tegangan listrik dari sensor
digunakan untuk mengatur proses penghubungan sistem tegangan ini akan diubah menjadi sinyal digital pada
melalui kontak relay. mikrokontroler.

D. Buck regulator H. Sensor arus


Buck regulator berfingsi untuk menurunkan tegangan Sensor arus digunakan untuk memantau arus keluaran
keluaran generator berdasarkan sinyal pwm (pulse width kontroler yang disalurkan ke beban. Melalui subsistem ini,
modulation) sebelum disalurkan ke beban. Melalui subsistem besar arus keluaran kontroler diubah menjadi besar sinyal
ini sistem kontroler melakukan pengontrolan terhadap besar tegangan listrik yang akan diubah menjadi sinyal digital
tegangan dan arus keluaran yang akan disalurkan ke beban. oleh mikrokontroler.
Buck regulator yang dirangcang pada sistem kontroler ini
memliki spesifikasi sebagai berikut: I. Filter
Filter berfungsi untuk mengurangi tingkat ripple
Tabel 2 spesifikasi buck regulator hasil perancangan.
tegangan. Filter yang berfungsi untuk mengurangi ripple
tegangan adalah berupa rangkaian kapasitor dan resistor.
Tegangan input maksimum 200 V
Dalam sistem kontroler ini terdapat dua filter yang
Tegangan output maksimum 45 V terpasang pada masukan dan keluaran buck regulator. Filter
yang terpasang pada masukan buck regulator berfungsi
Arus output maksimum 20 A untuk mengurangi ripple tegangan keluaran generator yang
Frekuensi switching maksimum 25.641 kHz sudah disearahkan menjadi tegangan DC sebelum masuk ke
buck regulator. Filter yang terpasang pada keluaran buck
regulator berfungsi untuk mengurangi ripple tegangan
E. Driver MOSFET keluaran sistem kontroler yang akan disalurkan ke beban.
Driver MOSFET digunakan untuk menyesuaikan level
tegangan sinyal control dari mikrokontroler dengan level
1.2. Perancangan Perangkat Keras
tegangan yang dibutuhkan untuk switching (pensaklaran)
power MOSFET pada buck regulator. Pada perancangan ini, sistem perangkat kontroler dibagi
menjadi beberapa subsistem, hal ini dimaksudkan
agar mempermudah tracing dan perbaikan jika terjadi
F. MCU (Micro Controller Unit)
malfunction atau kerusakan. Adapun sub-sub sistem tersebut
Mikrokontroler pada sistem kontroler ini berperan adalah sebagai berikut:
sebagai pusat pemrosesan. Proses-proses seperti konversi
sinyal analog hasil pembacaan sensor menjadi sinyal digital,
A. Kontak relay dan pendeteksi tegangan generator
switching (pensaklaran) pada buck regulator, pemrosesan
sinyal-sinyak kontrol pada kontroler, serta pengamanan
sistem dilakukan pada subsistem ini. Karakter dari kontroler
juga tergantung pada algoritma program yang ditanamkan
pada mikrokontroler. Karenanya mikrokontroler memiliki
peran yang sangan penting dan juga bisa disebut sebagai
pusat koodinasi dari perangkat sistem kontroler.

Gambar 9 skematik subsistem kontak relay dan pendeteksi tegangan


Gambar 8 Diagram blok sistem kontroler turbin angin. keluaran generator.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. R. Robiansyah E - 11

Subsistem ini digunakan sebagai saklar pengubung Dari perhitungan switching time diatas, dilakukan
antara perangkat kontroler dengan generator turbin angin pengujian melalui simulator untuk melihat kinerja dari
melalui tiga buah relay kontak yang terpasang. Pensaklaran sistem yang telah dirancang. Simulasi dilakukan dengan
diatur berdasarkan hasil monitoring tegangan keluaran spesifikasi sebagai berikut:
generator. Proses monitoring dilakukan dengan cara
mengkonversi data analaog keluaran dari rectifier tiga fasa
dan voltage divider melalui mikrokontroler. Jika tegangan
keluaran generator telah melewati batas cut-in (30V) maka
sistem akan terhubung dengan generator, tetapi jika tegangan
keluaran generator terlalu besar dan melewati batas cut-off
(180V) maka kontak relay akan dibuka sehingga sistem
tidak terhubung dengan generator.

B. Rectifier tiga fasa dan RC input filter


Subsistem ini digunakan untuk menyearahkan tagangan
listrik tiga fasa keluaran generator menjadi tegangan DC.
Tegangan DC hasil penyearahan memiliki ripple yang
relatif tinggi sehingga diaplikasikan rangkaian filter RC
guna mengurangi tingkat ripple-nya.

Gambar 11 skematik perancangan buck regulator pada software SIMETRIX.


Gambar 10 skematik subsistem rectifier tiga fasa dan RC input filter.

Pada simulasi ini, digunakan sebuah resistor dengan


C. Buck regulator nilai resistansi 1.5 ohm sebagai beban sistem, dan didapat
Buck regulator digunakan untuk mengatur besar tegangan keluaran sebagai berikut:
tegangan dan arus keluaran kontroler. Efisiensi buck
regulator (dari segi rugi daya dan penggunaan ukuran
komponen penyusun) dipengaruhi oleh besar frekuensi
switching yang digunakan. Tingginya frekuensi yang
digunakan berbanding lurus dengan efisiensi sistem.
Namun besar kecepatan switching yang akan digunakan
dibatasi oleh kemampuan respon time dari tiap komponen
penyusunya. Besar frekuensi switching (pensaklaran) yang
digunakan pada buck regulator didapat dari perhitungan
switching time MOSFET dan MOSFET driver, lalu diambil
komponen dengan switching time paling lama. Switching
time merupakan waktu yang dibutuhkan perangkat untuk
transisi dari keadan OFF ke ON atau sebaliknya. Besar
switching time didapat dari penjumlahan durasi time delay
(waktu tunda) dan rise time/fall time.

Tabel 3 perbandingan switching time.

Komponen Maximum swtitching time

IRFP250 (power mosfet) 220 nS


Gambar 12 respon tegangan buck regulator
IR2101 (mosfet driver) 390 nS Pada gambar respon tegangan di atas, terlihat bahwa
rancangan skematik sistem telah bekerja dengan baik pada
simulasi.nilai.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 12 M. R. Robiansyah

Gambar 13 Skematik hasil perancangan buck regulator.

Nilai duty cycle (D), inductor continuous current Dari perhitungan di atas didapat nilai perancangan
mode (L) dan output capacitor (Cout) yang digunakan awal untuk nilai komponen synchronous buck converter
pada sychronus buck converter didapat melalui perhitungan pada perangkat kontroler. Nilai induktor sebesar 200 uH/
sebagai berikut: 20A dan kapasitor ouput sebesar 8800 uF/50 Volt.

D. Power supply
Subsistem ini berperan sebagai penyedia daya untuk
beberapa komponen seperti: relay kontak, sensor arus,
MCU (Micro Controller Unit),dan driver MOSFET. Power
supply yang telah dirancang mempunyai dua level tegangan
teregulasi yaitu 12V dan 5V. tegangan tersebut dihasilkan
Dengan nilai Vout = 24V, Vin = 180V, f = 25,8 kHz, melalui penggunaan dua buah regulator, untuk menghasilkan
∆I = 4,031 A, maka didapat nilai induktansi sebesar 200uH. tegangan 12v teregulasi digunakan regulator tegangan tipe
switching dengan kode LM2576 fix 12v, sedangkan untuk
menghasilkan tegangan 5V teregulasi digunakan regulator
tegangan tipe linear dengan kode LM7805.

Dari persamaan (10) didapat nilai kapasitansi dari E. Mikrokontroler


kapasitor output adalah sebesar 1,302 mF, tetapi pada Pada sistem kontroler yang telah dirancang, digunakan
perancangan ini digunakan kapasitor dengan kapasitansi mikrokontroler Atmel® picoPower® ATmega328/P dengan
sebesar 8,8 mF. Frekuensi clock mikrokontroler sebesar 16MHz.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. R. Robiansyah E - 13

1.3. Diagram Alir

Gambar 15 Pengukuran tegangan line-to-line keluaran generator.

Berikutnya dilakukan percobaan pada rangkainan


pendeteksi tegangan (voltage detector). Pecobaan dilakukan
dengan mengukur besar tegangan titik positif rangkaian
rectifier tiga fasa pada rangkaian pendeteksi tegangan dan
diukur terhadap ground.

Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan keluaran rectifier tiga fasa pada


Gambar 14. Desain diagram alir program. pendeteksi tegangan.

Pengukuran ke Tegangan keluaran pendeteksi tegangan (V)


4 Implementasi dan Pengujian 1 75,6
2 85,5
Implementasi dan pengujian dari sistem kontroler yang
sudah dibuat, dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 3 79,2
4 80,8

4.1. Pengujian terhadap kinerja dari subsistem relay kon-


tak dan pendeteksi tegangan generator Dari hasil pengujian terlihat bahwa subsistem subsistem
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses relay kontak dan pendeteksi tegangan generator mampu
pembacaan tegangan keluaran generator dan switching pada bekerja sesuai rancangan. Rangkaian pedeteksi tegangan
relay kontak dapat berjalan sesuai dengan yang dirancang. mampu mengkonversi tegangan AC tiga fasa keluaran
generator menjadi tegangan DC dan membagi teganganya
melalui voltage devider untuk dikonversi menjadi data
Alat-alat Pengujian: digital pada mikrokontroler.
• Subsistem relay kontak dan pendeteksi tegangan
generator.
• System minimum mikrokontroler Atmega 328 4.2. Pengujian terhadap kinerja dari subsistem rectifier
• Subsistem power supply tiga fasa dan RC input filter.
• Multimeter dan adaptor 19,3V Pengujian subsistem ini dilakukan untuk melihat bagaimana
• Generator TSD-500 dan kincinr angin. performa subsistem rectifier tiga fasa dan RC input filter,
apakah tegangan keluaran generator mampu dikonversi
menjadi tegangan DC.
Hasil dan analisis:
Pengujian subsistem relay kontak dan pendeteksi tegangan
generator dilakukan dengan memasangkan kabel keluaran Alat-alat Pengujian:
generator pada terminal input subsistem dan dilakukan • Subsistem relay kontak dan pendeteksi tegangan
pengukuran besar tegangan keluaran generator secara line generator.
to line. Dari hasil pengukuran tersebut, didapat tegangan • Subsistem rectifier tiga fasa dan input RC filter
sebesar 68,4V AC. • Subsistem power supply

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 14 M. R. Robiansyah

• Sistem minimum mikrokontroler Atmega328 Alat-alat Pengujian:


• Multimeter digital dan adaptor 19,3V • Perangkat kontroler turbin angin
• Generator TSD-500 dan kincinr angin. • Multimeter digital
• Generator TSD-500 dan kincinr angin.
• NS accelerate, Baterai 12V 100Ah.
Hasil dan analisis:
Percobaan dilakukan dengan mengukur besar tegangan
keluaran subsistem three phase rectifier and input RC Hasil dan analisis:
filter dengan menggunakan multimeter pada mode DC. Percobaan dilakukan dengan melakukan proses penyimpanan
energi listrik keluaran generator kedalam baterai. Karena
Tabel 5. Hasil pengukuran tegangan keluaran Subsistem rectifier tiga fasa
dan input RC filter. menggunakan baterai dengan kapasitas 12V 100Ah, maka
secara program besar arus dan besar tegangan keluaran
Pengukuran ke Tegangan keluaran (V) dibatasi masing-masing sebesar 13,5V dan 3A. Pembatasan
arus dan tegangan ini dilakukan dengan pengaturan besar
1 82,1
duty cycle gelombang PWM pada buck regulator.
2 85,1
Pada percobaan pertama dilakukan tanpa pemasangan
3 87 bebeban baterai, hal ini bertujuan untuk memastikan
4 88,7 bahwa tegangan keluaran kontroler sudah sesuai dengan
5 88,1
perancangan dan keseluruhan sistem dalam kondisi aman.
Pada percobaan ini didapat tegangan yang sesuai yaitu
6 90,4
sebesar 12.90V, tetapi pada Hi-side mosfet timbul panas
mosfet. Mosfet yang timbul panas ini adalah mosfet
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa tegangan keluaran yang terpasang dengan kondisi terminal source-nya tidak
susbsistem merupakan tegangan DC yang merupakan hasil tersambung dengan High side floating supply offset voltage
penyearahaan gelombang AC tiga fasa yang sudah dikurangi pada driver mosfet sehingga kemungkinan tegangan
ripple nya melalui rangkaian filter RC. Besar tegangan Vgs pada mosfet tersebut melebihi batas maksimumnya.
yang dihasilkan cenderung berubah-ubah mengikuti besar Setelah dibiarkan beberapa saat, Hi-side mosfet tersebut
tegangan keluaran generator. terbakar, sehingga pengujian selanjutnya hanya dilakukan
dengan hanya terdapat satu mosfet pada bagian Hi-side.
4.3. Pengujian sistem kontroler secara keseluruhan me- Dari pengujian tersebut didapat tegangan keluaran kontroler
lalui proses pengisian baterai. sekitar 13V, dan tidak timbul panas pada hi-side mosfet
seperti pengujian pertama.
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan memasangkan
beban baterai pada perangkat kontroler dan dilakukan
pengukuran terhadap keluaran kontroler. Data percobaan
dedapat melalui pengukuran besar tegangan dan arus pada
proses penyimpanan yang diukur melalui multimeter, dan
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6 Tegangan keluaran perangkat kontroler dengan kondisi tanpa


beban.

Pengukuran ke Tegangan keluaran (V)


Gambar 16 Perangkat baterai 12V 100Ah yang digunakan dalam 1 13,50
pengujian.
2 13,51

Pengujian ini dilakukan untuk melihat bagaimana 3 13,51


kinerja dari perangkat kontroler secara keseluruhan yang 4 13,49
disusun dari beberapa subsistem.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. R. Robiansyah E - 15

Pada percobaan yang sudah dilakukan, pada pengisian


baterai melalui perangkat kontroler memerlukan beberapa
saat setelah tegangan keluaran kontroler melebihi tegangan
baterai (±13V) sehingga terdapat arus yang masuk kedalam
baterai. Besar arus yang mengalir tergantung pada besar
tegangan keluaran kontroler dan sesuai batas yang terpasang
di program yaitu 3A dengan tegangan maksimal 13,5V.

5 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan Analisa yang sudah
dilakukan pada perancangan kontroler untuk turbin
angin skala kecil didapat beberapa kesimpulan, antara
lain; masing-masing subsistem mampu bekerja sesuai
dengan perancangan. Besar arus keluaran kontroler sangat
tergantung pada besar tegangan keluaran kontroler, seperti
ditunjukan pada table IV – 4.
Pada penggunaan driver mosfet tipe bootstrap
Gambar 17 pengujian perangkat kontroler dalam proses penyimpanan
energi hasil konversi kedalam baterai.
operation, setiap terminal source dari komponen hi-side
mosfet harus terhubung dengan terminal High side floating
supply offset voltage pada driver mosfet, hal ini untuk
mencegah kerusakan pada mosfet akibat tegangan gating
Tabel 7 besar tegangan dan arus pengisian baterai oleh perangkat yang terlalu besar. Besar arus keluaran kontroler dapat
kontroler.
diatur dengan pengaturan besar tegangan keluaran kontroler
melalui pengaturan besar duty cycle. Besar tegangan
Pengukuran ke Tegangan keluaran (V) Arus keluaran (A)
keluaran berbanding lurus dengan besar duty cycle yang
1 13,54 0 diaplikasikan. Kontroler hasil perancangan telah teruji
2 13,53 0 mampu beroperasi hingga tegangan masukan 100V AC tiga
fasa.
3 13,53 0

4 13,11 2,395

5 13,03 2.404 Kepustakaan


6 13.01 2,613 [1] Rashid, M.H., “ Power Electronics : Circuits, Devices,
7 13.01 2.597 and Applications, Fourth Edition”, Pearson, 2014.
Edinburgh Gate, Harlow.
8 13,02 2,601
[2] Rashid, M.H., “ Alternative Energy in Power
9 13,01 2,620 Electronics”, Elsevier, 2015. Waltham, MA.
10 12.98 2,365
[3] Robert L. Boylestad., dan Louis Nashelsky, “Electronic
Devices and Circuit Theory, Eleventh edition”,
11 12,91 2,199 Pearson, 2013. New Jersey.
12 12,85 2,152 [4] John J. Grainger, William D. Stevenson dan Gary
W. Chang, “Power System Analysis”, McGraw-Hill,
13 12,85 2,209
2016. New York.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Desain dan Implementasi Lengan Robot


Berbasis Electromyogram untuk Orang Berkebutuhan Khusus

Ardhan Dwi Meirika Surachman, Mohammad Ramdhani, Ramdhan Nugraha

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, Bandung
E-mail: meitrika.ardhan@gmail.com; mohamadramdhani@telkomuniversity.ac.id
ramdhan@telkomuniversity.ac.id

Abstrak – Electromyography merupakan teknik untuk merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh
otot rangka. EMG dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disebut electromyograph untuk
menghasilkan rekaman sinyal yang disebut electromyogram (EMG). Teknik ini, dapat dimanfaatkan
untuk membantu orang yang berkebutuhan khusus. Sehingga kualitas hidupnya dapat lebih baik. Pada
tugas akhir ini, dirancang alat bantu pergerakan tangan untuk membantu orang yang berkebutuhan
khusus pada bagian tangan khususnya, dengan memanfaatkan EMG. Sinyal otot tangan (biceps)
direkam oleh elektroda kemudian diamplifikasi dan difilter pada modul EMG. Hasil sinyal tersebut
menjadi masukan untuk mikrokontroler. Kemudian mikrokontroler menggerakkan motor servo sesuai
kondisi input yang diberikan. Ketika kondisi tangan fleksor (membengkok) dan berkontraksi, maka
lengan robot mengikuti gerakan mengangkat. Sedangkan ketika kondisi tangan ekstensor (meluruskan),
maka lengan robot juga bergerak lurus sesuai keadaan tangan. Dengan sistem yang telah dijelaskan
diatas, alat ini dapat bekerja sesuai masukan yang diberikan dan dapat memberikan keluaran berupa
gerakan lengan robot yang sesuai dengan tangan pengguna. Ditunjukkan dengan nilai penguatan rata-
rata yang dihasilkan oleh modul EMG sebesar 825 kali dan nilai keberhasilan alat ini sebesar 83,33 %
(ketika kondisi tangan fleksor) dan 76,67 % (ketika kondisi tangan ekstensor).

Kata kunci: Lengan Robot, Electromyogram, Amplifikasi, Filter, Mikrokontroler.

1 Pendahuluan aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. Perekaman


aktivitas listrik tersebut dilakukan dengan menggunakan
Robot adalah sistem atau alat yang dapat berprilaku atau instrumen yang disebut electromyograph untuk
meniru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan menghasilkan rekaman sinyal yang disebut electromyogram
dan mempermudah kerja atau aktifitas manusia [1]. Robot (EMG). EMG terjadi pada saat kontraksi otot. Dengan
dibuat untuk membantu meringankan pekerjaan atau mengukur EMG dapat diukur aktivitas otot. EMG dapat
aktivitas manusia. Sebagai contoh robot yang digunakan direkam secara intramuscular (di dalam otot) menggunakan
dalam bidang kedokteran, robot tersebut dapat membantu elektroda jarum. EMG juga dapat direkam di permukaan
dokter melakukan proses pembedahan pasien dan membantu kulit (non-invasive) menggunakan elektroda permukaan
orang penyandang cacat kaki atau tangan. [3]. Dengan berkembangnya dunia biomedis, EMG dapat
Jumlah penderita kelumpuhan berdasarkan hasil dimanfaatkan untuk membantu orang berkebutuhan khusus
pendataan jumlah penyandang cacat pada 9 provinsi pada bagian tangan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
sebanyak 299.203 jiwa dan 10,5% (31.327 jiwa) merupakan Dari data di atas, dibuat sebuah lengan robot (robotic
penyandang cacat berat yang mengalami hambatan dalam arm) untuk membantu pergerakan tangan orang berkebutuhan
kegiatan sehari-hari. Jumlah penyandang cacat laki-laki khusus dengan memanfaatkan EMG yang diintegrasikan
lebih banyak dari perempuan sebesar 57,96% [2]. dengan mikrokontroler sebagai pemroses dan motor servo
Electromyography merupakan teknik untuk merekam sebagai actuator.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


E - 16 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha E - 17

2 Dasar Teori
2. 1. Electromyogram (EMG)
Electromyogram adalah sinyal yang dihasilkan dari
pengukuran potensial dari kontraksi otot rangka yang
pada umumnya digunakan sebagai input kontroler.
Electromyograph merupakan metode yang digunakan
untuk merekam dan menganalisis sinyal myoelectric. Selain
untuk input kontroler, EMG juga dapat digunakan untuk
mengetahui kelainan otot, misalnya lengan buatan dan kaki
buatan [3].
Sinyal EMG yang dihasilkan oleh tubuh kita memiliki
amplitude yang sangat rendah dan muncul dengan durasi
yang singkat. Sinyal ini juga mengandung noise yang Gambar 1 Pemasangan Elektroda
disebabkan oleh elektroda surface, komponen elektronik,
dan radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh jala- 2. 4. Non-Inverting Amplifier
jala listrik. Karena itu, sinyal EMG harus masuk ke proses Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)
penguatan dan filter sebelum digunakan untuk input merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal
kontroler [4]. output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan
sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
2. 2. Karakteristik EMG dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena
Sinyal EMG didapat dari sinyal listrik hasil kontraksi otot penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal
yang dikendalikan oleh sistem otot saraf. Kontraksi otot baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain penguat
tersebut dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Sinyal tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat
EMG pada umumnya memiliki jangkauan frekuensi dari 0 – AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan
500 Hz dan memiliki rentang amplitude dari 0.1 – 5 mV [3]. sinyal masukkannya. Impedansi masukan dari rangkaian
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga
2. 3. Perekam Sinyal EMG sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. Di
bawah ini merupakan rumus dan gambar rangkaian penguat
Proses perekaman sinyal EMG umumnya dilakukan
non-inverting:
menggunakan bantuan elektroda. Ada dua tipe utama
elektroda yang ada dipasaran, yaitu non-invasive elektroda
surface dan invasive elektroda jarum yang dimasukkan ke
bawah kulit tubuh[5]. Elektroda yang sering digunakan
adalah elektroda jarum dan elektroda surface. Elektroda
jarum merupakan elektroda yang dimasukkan langsung ke
bawah kulit dengan menusuk kulit dengan sudut tertentu.
Masalah yang sering timbul adalah infeksi. Maka dari itu,
penggunaan elektroda jenis ini jarang sekali ditemui[3].
Sedangkan elektroda surface adalah elektroda yang
ditempelkan di atas permukaan kulit dan terbuat dari
material yang memiliki konduktifitas tinggi sehingga dapat
merekam sinyal EMG yang memiliki amplitude yang kecil.
Ada dua kategori utama elektroda ini, yaitu elektroda active
dan passive. Elektroda active adalah elektroda yang sudah Gambar 2. Rangkaian Non-Inverting Amplifier
memiliki pre-amplifier. Pre-amplifier ini berfungsi untuk
menguatkan sinyal EMG yang terekam sebelum masuk ke
proses selanjutnya. Sedangkan elektroda passive adalah
elektroda yang tidak memiliki pre-amplifier dan elektroda 2. 5. Sallen Key Low Pass Filter
ini reusable dan disposable. Material dasar pembentuk Rangkaian Sallen-Key merupakan rangkaian yang dirancang
elektroda surface ini terbuat dari silver-silver chloride untuk menyatakan bahwa sebuah rangkaian filter merupakan
(Ag-AgCl) [4]. Elektroda surface juga memiliki harga rangkaian orde ke-2. Pada rangkaian Sallen-Key untuk low
yang lebih terjangkau dibandingkan dengan elektroda yang pass filter hanya menggunakan 1 operational amplifier, 2
lain. Perekaman sinyal EMG pada tangan ditunjukkan oleh resistor dan 2 kapasitor. Di bawah ini merupakan rumus
gambar 1 di bawah ini. frekuensi cut off orde dua dan rangkaian Sallen-Key Low
Pass Filter:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 18 A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha

3. 2. 1. Simulasi Rangkaian High Pass Filter (HPF)


Simulasi rangkaian HPF menggunakan LTspice
dilakukan untuk mengetahui respon frekuensi yang
dihasilkan oleh rangkaian yang sudah dirancang. Di bawah
ini adalah hasil dari simulasi:

Gambar 3. Rangkaian Sallen Key Low Pass Filter


Gambar 5. Sinyal HPF Pada Simulasi

3 Perancangan Sistem
3. 1. Diagram Blok Sistem
Diagram blok dibawah ini menjelaskan keseluruhan sistem
yang telah dibuat. Berikut ini adalah fungsi dan fitur pada
setiap blok.

Gambar 4. Diagram Blok Sistem

Gambar 4 merupakan diagram blok sistem keseluruhan


alat yang telah dirancang. Sinyal EMG yang dihasilkan Gambar 6. Hasil Nilai Frekuensi Cut Off Pada Simulasi
oleh kontraksi otot bisep direkam oleh elektroda. Sinyal
EMG tersebut dikuatkan pada rangkaian pre-amplifier
untuk memperoleh beda tegangan pada setiap kontraksi.
Kemudian sinyal EMG diproses pada rangkaian filter untuk
diperoleh data yang diinginkan dan menghilangkan artefak Pada gambar 5 dan 6 menunjukkan kondisi sinyal dan
pada sinyal. Rangkaian filter ini terdiri dari filter HPF nilai yang dihasilkan oleh rangkaian HPF saat simulasi.
dengan frekuensi cut off 0,5 Hz, filter aktif LPF dengan Frekuensi cut off yang dihasilkan pada simulasi adalah
frekuensi cut off 40 Hz, dan Sallen-Key Low Pass Filter sebesar 491,08262 mHz. Nilai tersebut sudah bagus Karena
dengan frekuensi cut off 40 Hz. Setelah itu, hasil sinyal sudah mendekati frekuensi cut off yang diharapkan. Dengan
EMG tersebut dikuatkan kembali pada rangkaian amplifier hasil frekuensi cut off simulasi tersebut, HPF sudah dapat
agar dapat terbaca oleh ADC mikrokontroler. Input sinyal meredam sinyal yang berada di bawah frekuensi cut off dan
tersebut diproses pada mikrokontroler sehingga dapat meloloskan sinyal yang berada di atas frekuensi cut off. Ini
menggerakkan motor servo sesuai yang diinginkan. berarti menurut hasil simulasi dengan nilai komponen yang
telah ditentukan, HPF sudah dapat bekerja dengan baik.
3. 2. Simulasi Rangkaian Menggunakan LTspice
Sebelum merancang perangkat keras yang digunakan untuk 3. 2. 2. Simulasi Rangkaian Gabungan Low Pass Filter
pembuatan modul EMG, dilakukan simulasi rangkaian Aktif dan Sallen Key Low Pass Filter
menggunakan LTspice. Simulasi dilakukan pada frekuensi Simulasi rangkaian LPF menggunakan LTspice
cut off 0,5 Hz untuk HPF dan pada frekuensi cut off 40 dilakukan untuk mengetahui respon frekuensi yang
Hz untuk LPF. Di bawah ini merupakan hasil simulasi dihasilkan oleh rangkaian yang sudah dirancang. Di bawah
rangkaian: ini adalah hasil dari simulasi:

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha E - 19

Gambar 7. Sinyal LPF Pada Simulasi

Gambar 9. Rangkaian Pre-Amplifier

Pada gambar 9 menunjukkan rangkaian pre-amplifier


menggunakan IC AD 620 AN, memiliki harga yang
terjangkau dan cocok untuk menaikkan amplitude yang
rendah. IC AD 620 AN merupakan instrumentasi amplifier
yang memiliki akurasi tinggi. Pada rangkaian ini, IC AD
620 AN berfungsi untuk menaikkan amplitude sinyal EMG
yang sudah terekam oleh elektroda.
Gambar 8. Hasil Nilai Frekuensi Cut Off Pada Simulasi

Pada gambar 7 dan 8 menunjukkan kondisi sinyal dan


nilai yang dihasilkan oleh rangkaian LPF saat simulasi.
Frekuensi cut off yang dihasilkan pada simulasi adalah
sebesar 38,810717 Hz. Nilai tersebut sudah bagus karena
sudah mendekati frekuensi cut off yang diharapkan. Dengan
besar frekuensi cut off tersebut, LPF sudah dapat meredam
sinyal yang berada di atas frekuensi cut off dan meloloskan
sinyal yang berada di bawah frekuensi cut off. Ini berarti
menurut hasil simulasi dengan nilai komponen yang telah
ditentukan, LPF sudah dapat bekerja dengan baik.
Gambar 10. Rangkaian High Pass Filter
3. 3. Perancangan Sistem
Kondisi sinyal EMG yang dihasilkan oleh otot tangan
memiliki amplitude berkisar 0.1 - 5 mV dan memiliki Pada gambar 10 merupakan rangkaian filter HPF
frekuensi 0 – 500 Hz. Oleh Karena itu, dibutuhkan menggunakan komponen resistor dan kapasitor. Rangkaian
perancangan rangkaian elektronika agar sinyal tersebut filter HPF berfungsi untuk meredam sinyal di bawah
dapat diproses oleh mikrokontroler. Perancangan rangkaian frekuensi cut off dan meloloskan sinyal di atas frekuensi cut
elektronika meliputi rangkaian pre-amplifier, rangkaian off. Frekuensi cut off yang digunakan adalah sebesar 0,5 Hz.
filter HPF, rangkaian filter LPF, dan rangkaian amplifier. Di
bawah ini merupakan hasil perancangannya:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 20 A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha

Rumus 3 digunakan untuk menghitung nilai kapasitor Pada gambar 12 menunjukkan rangkaian amplifier yang
untuk frekuensi cut off 0,5 Hz. Resistor yang digunakan digunakan. Rangkaian tersebut terdiri dari Rin sebesar 1K
sebesar 33K Ω. Dan nilai kapasitor yang terpasang pada Ω, Rf sebesar 100K Ω dan IC OP 007. Rangkaian amplifier
rangkaian filter HPF sebesar 10µF untuk memenuhi ini berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal yang sudah
frekuensi cut off 0,5 Hz. disaring agar dapat terbaca oleh ADC mikrokontroler.

Dari rumus 6 dapat dihitung penguatan yang diinginkan.


Apabila nilai Rin = 1KΩ dan Rf = 100KΩ, maka penguatan
yang terjadi sebesar 101 kali.

3. 4. Cara Kerja Sistem


Tahapan ini diperlukan untuk menentukan pergerakan
Gambar 11. Rangkaian Low Pass Filter output yang diinginkan sesuai sinyal input yang diterima.
Mikrokontroler memproses sinyal input sehingga
menghasilkan output pergerakan yang diinginkan. Di bawah
Pada gambar 11 merupakan rangkaian LPF terdiri ini adalah flow chart sistem.
dari rangkaian aktif LPF dan rangkaian LPF Sallen-Key.
Rangkaian LPF berfungsi untuk meredam sinyal di atas
frekuensi cut off dan meloloskan sinya di bawah frekuensi
cut off. Frekuensi cut off yang dipakai pada rangkaian LPF ini
adalah sebesar 40 Hz. Rangkaian aktif LPF selain memiliki
fungsi untuk meredam noise, rangkaian tersebut juga
berfungsi sebagai gain sebesar Av(G) = 1, satu kali penguatan.
Sedangkan rangkaian LPF Sallen Key merupakan filter aktif
orde dua yang memiliki fungsi untuk menyaring kembali
dengan nilai desibel lebih tinggi dan juga menguatkan output.
Di bawah ini merupakan rumus frekuensi cut off rangkaian
LPF orde 1 dan rangkaian LPF orde 2 secara berurutan.

Dari rumus 4 dan 5 akan diperoleh nilai resistor dan


kapasitor yang digunakan untuk filter LPF. Nilai resisitor yang
diperoleh adalah sebesar 50K Ω dan nilai kapasitor adalah
sebesar 82 nF. Filter LPF ini juga menggunakan IC OP 007.

Gambar 13. Flow Chart Sistem

Ketika sistem dimulai, Pertama menginisialisasi


variabel yang digunakan. Kemudian mikrokontroler
mengecek ada atau tidak nilai ADC yang terbaca oleh
mikrokontroler tersebut. Jika ada nilai ADC yang terbaca
oleh mikrokontroler, maka dibandingkan dengan nilai
threshold. Apabila nilai tersebut melebihi nilai threshold
yang telah ditentukan, maka mikrokontroler menggerakkan
motor servo, selanjutnya nilai ADC terbaca ditampilkan
Gambar 12. Rangkaian Amplifier di LCD dan sistem selesai. Sedangkan untuk nilai ADC

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha E - 21

yang kurang dari threshold, maka sistem langsung berbalik disambungkan dengan osiloskop untuk mengetahui respon
membaca nilai ADC sampai nilai ADC tersebut melebihi frekuensi yang dihasilkan oleh HPF dan LPF. Frekuensi cut
nilai threshold yang telah ditentukan. off berada pada 0,5 Hz dan 40 Hz. Dibawah ini adalah grafik
hasil pengujian:

4 Implementasi dan Pengujian


4.1 Pengujian Rangkaian Amplifier
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
nilai penguatan yang dapat dihasilkan oleh modul EMG.
Pengujian dilakukan dengan cara menyambungkan tiga
input modul EMG ke function generator. Input V+ modul
EMG disambungkan dengan V+ function generator, input
V- dan Vreferensi disambungkan dengan V- function
generator. Sedangkan output dari rangkaian amplifier
modul EMG disambungkan ke osiloskop. Berikut adalah
grafik hasil pengujian:
Gambar 15. Grafik Hasil Pengujian Rangkaian HPF

Gambar 14 Grafik Hasil Pengujian Rangkaian Penguat


Gambar 16. Grafik Hasil Pengujian Rangkaian LPF

Pada gambar 14 menunjukkan grafik besar penguatan


yang dihasilkan oleh rangkaian amplifier. Percobaan ini Pada gambar 15 dan 16 menunjukkan hasil pengujian
dilakukan ketika kondisi tangan fleksor dan berkontraksi. rangkaian HPF dan LPF. Frekuensi cut off yang berada
Dari keluaran Vpp pada frekuensi 10 Hz diperoleh nilai pada 0,5 Hz, menyebabkan terjadi peredaman sinyal ketika
penguatan rata-rata yang dihasilkan oleh rangkaian input berada di bawah frekuensi cut off. Ini terbukti pada
amplifier sebesar 887 kali, pada frekuensi 20 Hz diperoleh percobaan dengan frekuensi 0,1 – 1 Hz, ketika frekuensi 0,1
nilai penguatan rata-rata yang dihasilkan oleh rangkaian - 0,4 Hz nilai tegangan keluaran mendekati 0 V. Sedangkan
amplifier sebesar 938 kali, pada frekuensi 30 Hz diperoleh ketika input berada diatas frekuensi cut off, sinyal input
nilai penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian amplifier berhasil diloloskan. Pada frekuensi 0,6 – 1 Hz cenderung
sebesar 919 kali, pada frekuensi 40 Hz diperoleh nilai mengalami kenaikan nilai tegangan keluaran. Dengan nilai
penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian amplifier sebesar tegangan keluaran tertinggi berada pada frekuensi 1 Hz
854 kali. Rata-rata penguatan keempat pengujian tersebut sebesar 5,5 V.
adalah 900 kali. Hasil ini kurang sesuai dengan penguatan Pengujian pada frekuensi 16 – 25 Hz. Ketika input
yang sudah dirancang sebesar 1000 kali. Perbedaan ini berada diatas frekuensi cut off 0,5 Hz dan dibawah frekuensi
terjadi dikarenakan oleh komponen yang ada di pasaran cut off 40 Hz, sinyal input berhasil diloloskan. Pada
kurang ideal. frekuensi 16 – 25 Hz, nilai tegangan keluaran cenderung
semakin turun sesuai pertambahan frekuensi. Tetapi tidak
4. 2. Pengujian Rangkaian HPF dan LPF mengalami penurunan yang sangat drastis atau mendekati
0 V. Dengan nilai tegangan keluaran terkecil berada pada
Pengujian ini dilakukan dengan cara menyambungkan input
frekuensi 25 Hz sebesar 4,41 V.
V+ modul EMG dengan V+ function generator. Sedangkan
input V- dan Vreferensi disambungkan dengan V- function Pengujian pada frekuensi 36 – 45 Hz. Ketika input
generator. Output dari rangkaian LPF modul EMG berada di bawah frekuensi cut off 40 Hz, sinyal input

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 22 A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha

berhasil diloloskan. Sedangkan sinyal input yang berada di Gambar 18 merupakan gambar noise yang terekam.
atas frekuensi cut off 40 Hz, sinyal tersebut akan diredam. Noise muncul ketika otot bisep dalam kondisi ekstensor.
Ini terbukti ketika frekuensi 41 – 45 Hz, nilai tegangan Penyebab munculnya noise tersebut karena karakteristik
keluaran cenderung semakin turun mendekati nila 0 V. jaringan, muscle crosstalk, noise eksternal, elektroda,
Pengujian ini tidak dilakukan untuk semua frekuensi amplifier dan EKG artifak sesuai yang sudah dijelaskan
yang ada pada filter. Hanya menggunakan sampel frekuensi dalam tinjauan pustaka. Noise yang terekam bernilai lebih
yang ada pada tabel percobaan di atas. Ini dikarenakan kecil dari nilai sinyal kontraksi otot bisep. Jadi noise
kondisi modul EMG memiliki ketahanan yang kurang ketika tersebut tidak akan mengganggu proses pengambilan
digunakan untuk proses pengukuran yang sangat lama. nilai ADC yang digunakan sebagai input pada program
Arduino.
4. 3. Pengujian Modul EMG Menggunakan Serial Plotter
Arduino.
Pengujian ini dilakukan dengan cara menyambungkan
output dan ground dari modul EMG ke ADC dan ground
Arduino. Input modul EMG diperoleh dari elektroda yang
dipasang pada tangan pengguna. Kemudian hasil sinyal
dilihat pada Serial Plotter Arduino. Dibawah ini adalah
gambar hasil pengujian:

Gambar 19. Noise akibat Saluran Listrik

Gambar 19 merupakan noise yang disebabkan oleh


saluran listrik. Noise ini muncul ketika merekam sinyal
kontraksi otot bisep menggunakan laptop yang sedang
disambungkan dengan saluran listrik melalui charger.
Gambar 17 Sinyal Hasil Kontraksi Otot Bisep pada Serial Plotter Besar nilai ADC yang ditimbulkan oleh noise akibat
saluran listrik adalah 1023 (nilai maksimal dari ADC
Gambar 17 merupakan gambar sinyal dari hasil Arduino). Dengan kondisi seperti itu, maka noise tersebut
kontraksi otot bisep. Sinyal tersebut berupa impuls dan sangat mengganggu proses perekaman sinyal kontraksi otot
muncul pada saat kondisi kontraksi saja. Besar nilai ADC bisep. Sehingga pada saat proses perekaman berlangsung,
sinyal impuls yang dihasilkan berkisar antara 300-600. Dan kondisi laptop harus tidak disambungkan dengan saluran
nilai tersebut akan menjadi threshold program pada Arduino. listrik.
Sedangkan ketika otot bisep sudah tidak mengalami
kontraksi atau otot bisep dalam kondisi ekstensor, maka 4.4 Pengujian Nilai ADC
sinyal yang terekam akan bernilai mendekati nol. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasang alat pada
otot bisep orang yang berbeda, sehingga dapat diketahui
nilai ADC yang dihasilkan oleh setiap orang dan dapat
diketahui faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya
nilai ADC. Pengujian ini dilakukan pada empat orang yang
berbeda, yaitu orang pertama dengan tinggi badan 164 cm
dan berat badan 60 kg, orang kedua dengan tinggi badan
175 cm dan berat badan 55 kg, orang ketiga dengan tinggi
badan 165 cm dan berat badan 65 kg, orang keempat dengan
tinggi badan 170 cm dan berat badan 55 kg. Hasil percobaan
tertera pada tabel berikut:

Gambar 18. Noise yang Terjadi Saat Tangan Ekstensor

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. D. M. Surachman, M. Ramdhani, & R. Nugraha E - 23

Tabel 1 Pengujian Nilai ADC 5 Simpulan dan Saran


Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah
dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penguatan yang dihasilkan oleh modul EMG sebesar
825 kali. hasil penguatan tersebut memang tidak sesuai
dengan penguatan yang telah dirancang. Tetapi dengan
penguatan sebesar 825 kali tersebut, sudah mampu
menguatkan nilai sinyal input otot tangan sebesar 0 –
5 mV. Sehingga dapat terbaca oleh ADC Arduino dan
dapat dijadikan input untuk mengolah program.
2. Proses filtering yang dihasilkan oleh modul EMG sudah
mampu meredam sinyal yang berada di bawah 0,5
Hz dan di atas 40 Hz. Dan sudah mampu meloloskan
sinyal yang berada di antara 0,5 dan 40 Hz. Dengan
hasil tersebut, modul EMG sudah dapat bekerja dengan
baik.
3. Perbedaan hasil simulasi rangkaian dengan percobaan
rangkaian yang sebenarnya terjadi dikarenakan nilai
komponen yang digunakan menyesuaikan komponen
yang ada dipasaran. Jadi tidak sesuai atau mendekati
nilai yang telah dihitung.
4. Tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh lengan
robot sebesar 83,33 % ketika kondisi tangan fleksor
dan 76,67 % ketika kondisi tangan ekstensor.

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai ADC setiap


orang berbeda-beda. Pengujian ini mengambil sampel Kepustakaan
empat orang untuk diukur nilai ADC saat kondisi tangan
fleksor dan otot bisep berkontraksi. Orang pertama dengan [1] S. Raden, Hustinawati, N. Rigathi Widya, K. Ary
berat badan 60 kg memperoleh rata-rata sebesar 400 dari Bima, P. Yogi, and S. Abdurachman, “Robotika”,
tiga puluh kali pengujian, Orang kedua dengan berat Jakarta: Universitas Gunadarma, 2010.
badan 55 kg memperoleh rata-rata sebesar 344 dari tiga [2] “Data Kementrian Sosial 2009”, 2009. [Online].
puluh kali pengujian, Orang ketiga dengan berat badan 65 Available: http://www.kemsos.go.id. [Accessed 5
kg memperoleh rata-rata sebesar 259 dari tiga puluh kali Februari 2017].
pengujian, dan sedangkan Orang keempat dengan berat [3] R. Ahmad, Instrumentasi Biomedis, Yogyakarta, Graha
badan 55 kg memperoleh rata-rata sebesar 347 dari tiga Ilmu, 2014.
puluh kali pengujian. Jadi besar nilai ADC yang terekam [4] S. Mrinal Jyoti and P. Richa, “Data Acquisition and
oleh Arduino dipengaruhi dari oleh kondisi berat badan dan Monitoring of EMG (Electromyogram) Signals”, ELK
bentuk otot bisep masing-masing individu. Asia Pasific Journals – Special Issue, ISBN: 978-81-
930411-4-7.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa


dengan Transformator Penggeser Fasa

I. M. Wiwit Kastawan

Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung


Jl. Gegerkalong Hilir, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia
E-mail: wiwit.kastawan@polban.ac.id

Abstrak – Tulisan ini membahas tentang harmonisa arus sumber yang dibangkitkan oleh konverter
ac/dc gelombang penuh tiga-fasa dan tiga buah konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan
filter kapasitor serta upaya reduksinya menggunakan transformator penggeser fasa. Konverter ac/
dc gelombang penuh tiga-fasa membangkitkan arus sumber non-sinusodial yang mengandung
harmonisa orde ganjil selain kelipatan tiga. Sementara itu, konverter ac/dc gelombang penuh satu-
fasa dengan filter kapasitor sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem beban tiga-fasa seimbang akan
membangkitkan arus sumber non-sinusoidal yang mengandung seluruh harmonisa orde ganjil yang
mengalir pada setiap penghantar fasa serta arus pada penghantar netral yang merupakan jumlah
dari seluruh komponen harmonisa kelipatan tiganya. Harmonisa arus sumber yang dibangkitkan oleh
konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa dapat direduksi dengan transformator tiga-fasa delta-delta
dan delta-wye. Simulasi dengan perangkat lunak PSIM menunjukkan bahwa penggunaan transformator
delta-delta dan delta-wye dapat mengeliminasi harmonisa arus sumber orde ke-5, ke-7, ke-17, ke-19,
dan seterusnya. Adapun reduksi harmonisa arus netral yang dibangkitkan oleh tiga buah konverter
ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan filter kapasitor dapat dilakukan dengan transformator tiga-
fasa zig-zag. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan transformator tiga-fasa zig-zag dapat
mengeliminasi harmonisa arus kelipatan tiga pada penghantar netral. Namun, hasil uji laboratorium
menunjukkan bahwa harmonisa arus sumber dan arus netral tidaklah tereliminasi melainkan tereduksi
secara signifikan saja. Hal ini terjadi karena ketidakidealan rasio belitan transformator tiga-fasa
sebagai akibat dari faktor pembagi √3.

Kata kunci: netral, arus sumber, harmonisa, konverter ac/dc, transformator penggeser fas

1 Pendahuluan besar. Proses konversi daya listrik ac ke dc terjadi melalui


Konverter ac/dc, lazim dikenal sebagai penyearah penyaklaran konverter. Namun patut dicermati bahwa
(rectifier), banyak digunakan pada berbagai peralatan proses penyaklaran ini akan mengakibatkan munculnya
listrik rumah tangga, komersial ataupun industri. Konverter arus sumber non-sinusoidal yang banyak mengandung
ac/dc digunakan pada unit SMPS (switch mode power harmonisa [1]. Kandungan harmonisa yang tinggi akan
supply) untuk catu daya komputer atau peralatan elektronik berdampak buruk terhadap jaringan daya listrik karena
lainnya, VSD (variable speed drive) untuk kendali putaran mengakibatkan turunnya faktor daya, bertambahnya arus
motor arus bolak-balik, balast elektronik untuk lampu beban, meningkatnya rugi-rugi atau menurunnya efisiensi
penerangan, battery charger unit, sistem eksitasi motor penyaluran daya listrik, meningkatnya arus netral pada
listrik dan generator, AVR (automatic voltage regulator) sistem suplai daya listrik tiga-fasa serta kegagalan fungsi
untuk generator dan lain-lain [3], [4]. Umumnya, struktur dari berbagai alat ukur dan alat-alat listrik lainnya yang
atau topologi konverter ac/dc yang digunakan adalah terhubung pada jaringan daya listrik tersebut [1], [5].
gelombang penuh satu-fasa untuk kapasitas daya kecil dan Memperhatikan berbagai dampak buruk harmonisa
gelombang penuh tiga-fasa untuk kapasitas daya yang lebih arus tersebut di atas maka upaya-upaya reduksi perlu

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


E - 24 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
I. M. W. Kastawan E - 25
I. M. W. Kastawan E - 25
I. M. W. Kastawan E - 25
sistem dilakukan.
tiga-fasa Upaya dapat reduksi
dilakukan untukdengan
harmonisa pemasangan
arus sumber
sistem tiga-fasa
transformator dapat zig-zag.
tiga-fasa dilakukanKedua denganupaya pemasangan
reduksipenuh
yang dibangkitkan oleh konverter ac/dc gelombang
transformator
harmonisa arus tiga-fasa
sumber zig-zag.
ini secara Kedua
prinsip upaya
berbasis reduksi
pada
tiga-fasa dapat dilakukan melalui penggunaan transformator
harmonisa
pergeseran arus dari
fasa sumberteganganini secara
tiga-fasa prinsip
yang berbasis
akan dikenakanpada
pergeseran tiga-fasa
fasa delta-delta
dari tegangan (∆-∆) dan delta-wye
tiga-fasa yang akan (∆-Y). Sementara
dikenakan
pada sisiitu,masukan konverter
upaya konverter
reduksi terhadapac/dc. Tegangan sumber
harmonisasumber akan
arus penghantar
pada sisi masukan
dipisahkan menjadi beberapa ac/dc. Tegangan
gelombang tegangan akan
dengan
dipisahkan netral yang dibangkitkan
menjadi beberapa oleh konverter
gelombang ac/dcdengan
gelombang
beda sudut penuh fasa tertentu
satu-fasa sesuai
dengan filter daritegangan
ordekapasitor harmonisa arus
beda
sumbersudut
yang fasa hendak tertentu orde dari harmonisa beban
sesuai[6],[7].
dieliminasi
sebagai arus per-
sumber yangfasa hendak
dari sebuah sistem [6],[7].
dieliminasi tiga-fasa dapat dilakukan dengan
pemasangan transformator tiga-fasa zig-zag. Kedua I. M. W. upayaKastawan E - 25
2 Landasan reduksi harmonisa
Teori arus sumber ini secara prinsip berbasis
2 sistem
Landasan
pada tiga-fasa Teori
pergeseran dapat fasadilakukan
dari tegangan dengan tiga-fasa yang akan
pemasangan
2.1. HARMONISA
dikenakan
transformator padaARUS
tiga-fasa sisi SUMBER
masukan
zig-zag. TIGA-FASA
konverter
Kedua ac/dc.
upaya YANG
Tegangan
reduksi
2.1. HARMONISA ARUS SUMBER TIGA-FASA YANG
DIBANGKITKAN
sumber
harmonisa arus akansumber OLEH
dipisahkan
ini BEBAN
secara KONVERTER
menjadi beberapa
prinsip AC/DC
berbasis gelombang
pada
DIBANGKITKAN OLEH BEBAN KONVERTER AC/DC
Konverter
pergeseran ac/dc
tegangan gelombang
fasa dengan bedapenuh
dari tegangan satu-fasa
tiga-fasa
sudut fasa yang akan
tertentu dengan filter
dikenakan
sesuai orde dari
Konverter
kapasitor
pada sisi ac/dc
sering
masukan gelombang
digunakan penuh
sebagai satu-fasa
beban per-fasa dengan
dari filter
sebuah
harmonisa aruskonverter
sumber ac/dc.
yang Tegangan
hendak sumber
dieliminasi akan
[6],[7].
kapasitor
sistem sering
tiga-fasa
dipisahkan digunakan
seperti beberapa
menjadi sebagai
ditunjukkan beban per-fasa
oleh Gambar
gelombang dari sebuah
1. Simulasi
tegangan dengan
sistem
beda tiga-fasa
terhadap rangkaian
sudut seperti
fasa ditunjukkan
konverter
tertentu oleh
orde Gambar
ini menghasilkan
sesuai 1. Simulasi
gelombang
dari harmonisa arus
terhadap
arus rangkaian
non-sinusoidal
sumber yang hendak konverter
yang ini menghasilkan
mengalir [6],[7].
dieliminasi gelombang
pada salah satu penghantar
arus
fasa, non-sinusoidal
2 fasa
yaitu Dasar R, yangTeori
sepertimengalir
ditunjukkanpada salah
oleh satu
Gambarpenghantar
2 (a).
fasa,
Gelombang arus yang sama namun berbeda fasa 1202 dan
yaitu fasa R, seperti ditunjukkan oleh Gambar (a).
2
Gelombang 2.1. arus
Landasan Harmonisa Teori
yang Arus Sumber
sama namun Tiga-Fasafasa
berbeda Yang Dibangkit-
120 dan
240 akan mengalir pada penghantar fasa S dan T. Gelombang
240 akan ini kan Oleh
mengalir pada Beban Konverter
penghantar fasaAC/DD
S dan T. Gelombang
arus fasa
2.1. HARMONISA mengandung ARUS harmonisa
SUMBER orde ganjil
TIGA-FASA ke-3, ke-5, YANG
arus fasa ini
Konverter
ke-7,… DIBANGKITKAN mengandung
seperti ditunjukkanac/dc harmonisa
gelombang
oleh orde
penuh
Gambar 2 ganjil
satu-fasa
(b). ke-3,
Lebih ke-5,
dengan
lanjut, filter
ke-7,… seperti
kapasitor ditunjukkan
sering OLEHoleh
digunakan BEBAN
Gambar
sebagai KONVERTER
2 (b).
beban Lebih
per-fasa AC/DC
lanjut,
dari sebuah
arus pada penghantar netral sebagai penjumlahan dari ketiga
Konverter
arus ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan filter
arus pada penghantar
fasasistem
ini tiga-fasa
tidak sama netral
seperti sebagai
dengan nol penjumlahan
ditunjukkan
namun oleh dari ketiga
Gambar
merupakan 1.arus
Simulasi
kapasitor
arus fasa ini
periodikterhadap sering
tidak
non-sinusoidal digunakan
sama
rangkaian dengansebagai
konverter
yang nol
memilikibeban
namun per-fasa
merupakan
ini menghasilkan dari
frekuensi tigagelombang sebuah
arus
kali
sistemarus
periodik
frekuensi tiga-fasa
arus fasaseperti
non-sinusoidal
non-sinusoidal ditunjukkan
yang
yangmemiliki
dan mengandung mengalir oleh Gambar
frekuensi
pada
harmonisa salahorde1.
tigaSimulasi
satu kali
penghantar
ganjil
terhadap
frekuensi
kelipatan fasa,
tigarangkaian
arus fasafasa
yaitu
(ke-3, dan konverter
ke-9,R,mengandung
seperti…)
ke-15, ini menghasilkan
harmonisa
ditunjukkan
seperti olehorde
ditunjukkangelombang
Gambarganjil
oleh2 (a).
arus non-sinusoidal
kelipatan tiga
Gambar Gelombang (ke-3,
2 (c) dan 2 (d). yang mengalir pada salah
arus yang sama namun berbeda fasa oleh
ke-9, ke-15, …) seperti satu
ditunjukkanpenghantar
120° dan
fasa, yaitu
Gambar 2 (c) akanfasa2 R,
dan (d).seperti ditunjukkan oleh Gambar 2 (a). Gambar 2. Arus
Gambar sumber
2. Arus dan netral
sumber yang yang
dan netral dibangkitkan oleh konverter
dibangkitkan oleh ac/
240° mengalir pada penghantar fasa S dan T.+ Gelombang Gambar
dckonverter
gelombang 2.penuh
ac/dc Arus sumberpenuh
satu-fasa
gelombang dan netral
dengan yang
filter
satu-fasa dibangkitkan
kapasitor
dengan sebagai
filter oleh
beban per-
kapasitor
Gelombang arus yang sama namun berbeda fasa 120 dan +
arus fasa ini mengandung harmonisa orde ganjil ke-3,Beban ke-5, konverter
sebagai ac/dc
fasa dari
beban gelombang
sebuah daripenuh
sistem
per-fasa satu-fasa
tiga-fasa
sebuah denganhasil
berdasarkan
sistem tiga-fasafilter kapasitor
simulasi.
berdasarkan
240 akan
ke-7,… mengalir
sepertipada penghantar
ditunjukkan olehfasa
GambarS dan2T. Gelombang
(b). -Lebih Bebanlanjut, sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem tiga-fasa berdasarkan
hasil simulasi.
arus fasa ini mengandung harmonisa orde ganjil ke-3, ke-5, hasil simulasi.
arus pada penghantar netral sebagai penjumlahan + dari ketiga
-

ke-7,… seperti ditunjukkan oleh Gambar 2 (b). Lebih + lanjut, Topologi Topologi lain yang banyak dijumpai dalam sistem daya
lain yang banyak dijumpai dalam sistem daya
arus fasa ini tidak sama dengan nol namun merupakan arus
arus pada penghantar netral sebagai penjumlahan dari ketiga Beban
listriklain
Topologi tiga-fasa adalah
banyak konverter
yang konverter dijumpai ac/dc
dalamgelombang
sistem penuh
periodik non-sinusoidal yang memiliki frekuensi tiga listrik
Bebankali tiga-fasa adalah ac/dc gelombang penuh dayatiga-
arus fasa ini tidak sama dengan nol namun merupakan arus
-
tiga-fasa
listrikseperti
fasa tiga-fasa seperti ditunjukkan
adalah konverter
ditunjukkan oleh Gambar oleh Gambar
ac/dc3gelombang
di bawah ini. 3 penuh tiga-ini.
di bawah
periodikfrekuensi arus fasa dan
non-sinusoidal yangmengandung harmonisa
memiliki frekuensi
+ orde ganjil
-
tiga kali fasa seperti ditunjukkan oleh Gambar 3 di bawah ini.
kelipatan
arus tigafasa(ke-3, ke-9, ke-15, …) seperti ditunjukkan oleh
+
frekuensi dan mengandung harmonisa orde ganjil Beban
Gambar
kelipatan 2
VR tigaVS(ke-3,
(c) dan 2 (d).
VT ke-9, ke-15, …) seperti ditunjukkan oleh - Beban
-
GambarV2R (c)Vdan 2VT(d).
~ ~ ~
S
Gambar 2. Arus sumber dan netral yang dibangkitkan oleh
iR
~ ~ ~ +
iR ac/dc gelombangRpenuh satu-fasa dengan filter kapasitor
konverter
Beban sebagai R sebuah sistem
vRN beban per-fasa dari S tiga-fasa berdasarkan
N vSN
vRN hasil S
simulasi. T
N -
v vTN
+
SN
vTN T
Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi Beban
Topologi lain yang banyak dijumpai dalam sistem daya
Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi - listrik tiga-fasa Nadalah konverter ac/dc gelombang penuh tiga-
+ fasa seperti ditunjukkan
N oleh Gambar 3 di bawah ini.
Beban Gambar 3. Konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa [1].
Gambar 1. Konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan Gambar 3. Konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa [1].
Gambar 1.
VS Konverter
Vkapasitor
filter R VT
sebagai ac/dc gelombang
beban per-fasa daripenuh satu-fasa
sebuah dengan
-
sistem tiga-fasa. Gambar 3. Konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa [1].
filter kapasitor sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem tiga-fasa.
Simulasi Simulasi
terhadap rangkaian
~ ~ ~ terhadap konverter
rangkaianini menghasilkan
konverter ini
Simulasi arus
gelombang terhadap
iR rangkaian konverter ini menghasilkan
periodik non-sinusoidal yang mengalir pada
menghasilkan gelombang Rarus periodik non-sinusoidal
gelombang
salah satu arusv periodik non-sinusoidal R, yang mengalir pada
yangpenghantar
mengalir
RN fasa,
pada yaitu satu
salah fasa penghantar
seperti
S ditunjukkan
fasa, yaitu fasa
N salah Gambar
oleh satu penghantar
4 (a). fasa,
vSN yaitu fasa
Gelombang arus sepertisama
R, yang ditunjukkan
T namun
oleh R, seperti4 ditunjukkan
Gambar vTNoleh Gambar 4 (a). Gelombang arus
berbedayang 120(a).
fasa sama danGelombang
namun 240
berbeda
aruspada
mengalir
fasa
yangpenghantar
120°
sama namun
dan 240° fasa
mengalir
berbeda fasa 120 dan 240 mengalir pada penghantar fasa
Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi pada penghantar fasa yang lain S dan T. Gelombang arus
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved fasa ini mengandung
N Seminarharmonisa orde ganjil
Nasional TEKNOKA selain
ke - 2, Vol. 2,kelipatan
2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved tiga yaitu ke-5,Seminar Nasionalke-13,
ke-7, ke-11, TEKNOKAdan keseterusnya
ISSN- No.
2, Vol. 2, 2017
seperti
2502-8782
Gambar 1. Konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan filter ISSN No. 2502-8782
Gambar 1. Konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan ditunjukkan oleh Gambar 4 (b).
Gambar 3. Konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa [1].
kapasitor sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem tiga-fasa.
filter kapasitor sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem tiga-fasa.
Simulasi terhadap rangkaian konverter ini menghasilkan
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782 gelombang arus periodik non-sinusoidal yang mengalir pada
salah satu penghantar fasa, yaitu fasa R, seperti ditunjukkan
oleh Gambar 4 (a). Gelombang arus yang sama namun
berbeda fasa 120 dan 240 mengalir pada penghantar fasa
I. M. W. Kastawan E - 26
I. M. W. Kastawan E - 26
yang lain S dan T. Gelombang arus fasa ini mengandung tiga-fasa zig-zag dapat mereduksi magnitudo arus netral
yang lain S dan
harmonisa Gelombang
orde T.ganjil arus fasatiga
selain kelipatan iniyaitu
mengandung
ke-5, ke-7, tiga-fasa
secara zig-zag dapat
signifikan hinggamereduksi
mendekatimagnitudo arusharmonisa
nol dan hanya netral
harmonisa E orde
- 26 ganjil selain kelipatan tiga yaitu ke-5, I. M.
ke-7, W.
secaraKastawan
signifikan hingga mendekati nol dan hanya harmonisa
I. M. W. Kastawan
ke-11, ke-13, dan seterusnya seperti ditunjukkan oleh Gambar ganjil orde ke-3 yang masih terlihat muncul dengan E - nilai
26
ke-11,
4 (b).ke-13, dan seterusnya seperti ditunjukkan oleh Gambar ganjil orde ke-3
mendekati yang ditunjukkan
nol seperti masih terlihat
olehmuncul
Gambardengan nilai
6 (a) dan (b).
4yang
(b). lain S dan T. Gelombang arus fasa ini mengandung mendekati tiga-fasa nol seperti
zig-zag ditunjukkan
dapat oleh Gambar 6 (a) dan (b).
mereduksi
3 magnitudo arus netral
3
harmonisa orde ganjil selain kelipatan tiga yaitu ke-5, ke-7, secara signifikan hingga mendekati 3nol dan hanya harmonisa +

ke-11, ke-13, dan seterusnya seperti ditunjukkan oleh Gambar ganjil orde ke-3 yang masih terlihat muncul dengan+ nilai Beban
4 (b). mendekati nol seperti ditunjukkan oleh Gambar 6 (a) dan (b). - Beban

3 -
+
+
+ Beban
- Beban
Beban
-
- +
+
+ Beban
- Beban
VR VS VT Beban
-
VR VS VT
~ ~ ~
-

~ ~ ~ +

Transformator tiga-fasa zig-zag Beban


N
NVS VT Transformator tiga-fasa zig-zag -
VR

~ ~Dengan~masing-masing blok diagram memiliki topologi


Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi
N Transformator tiga-fasa zig-zag
Gambar4.4.Arus
Gambar Arussumber
sumberyang
yangdibangkitkan
dibangkitkanoleh
olehkonverter
konverterac/dc
ac/dc Gambar 5. Penggunaan transformator tiga-fasa zig-zag untuk
gelombang
Gambargelombang
4. penuh
Arus sumber tiga-fasa
yang berdasarkan
dibangkitkan oleh hasil simulasi.
konverter ac/dc Gambar 5. Penggunaan transformator tiga-fasa zig-zag untuk
penuh tiga-fasa berdasarkan hasil simulasi. Gambar 5. Penggunaanreduksi harmonisa tiga-fasa
transformator arus netral .
zig-zag untuk reduksi
gelombang penuh tiga-fasa berdasarkan hasil simulasi. reduksiblok
Dengan masing-masing harmonisa
diagram netral.topologi
arus memiliki
harmonisa arus netral.
2.2. Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan
2.2. Reduksi 2.2. Harmonisa
Gambar
Reduksi4. ArusHarmonisaArusyangSumber
sumber dibangkitkan
Arus Tiga-Fasa
Sumber oleh konverter
Tiga-Fasa Denganac/dc
Dengan Gambar 5. Penggunaan transformator tiga-fasa zig-zag untuk
Transformator Penggeser Fasa
Transformator gelombang PenggeserPenggeser
Transformator penuh Fasa
tiga-fasa berdasarkan
Fasa hasil simulasi. reduksi harmonisa arus netral.
Harmonisa arus sumber dapat direduksi dengan berbagai cara.
Harmonisa arus sumber
Salah Harmonisa
satunya arusdapat
adalah sumber direduksi
dengan dengan
dapattransformator
direduksi berbagai
dengan cara.
berbagai
tiga-fasa
Salah
2.2. satunya
Reduksi
penggeser cara.fasa. adalah
Harmonisa
SalahPrinsipnya dengan
Arus
satunya adalah Sumbertransformator
adalahdengan Tiga-Fasa
transformator
membangkitkan tiga-fasa
Dengan tiga-fasa
sumber
penggeser
tiga-fasa fasa.
yang Prinsipnya
Transformator
penggeser Penggeser
fasa.
sudut adalah
Prinsipnya
fasa tegangannya membangkitkan
Fasa adalah membangkitkan
bergeser dengansumber sumber
nilai
tiga-fasa
Harmonisa yangarussudut
tertentutiga-fasa
terhadap sumber
yangfasadapat
sumber tegangannya
suduttiga-fasa
direduksi bergeser
semula.
fasa tegangannya dengan
denganPergeseran
berbagai
bergeser nilai
sudut
cara.dengan
tertentu
fasa ini
Salah terhadap sumber
mengakibatkan
satunya adalah tiga-fasa
harmonisa
dengan semula. arus Pergeseran
ordesemula.
tertentu sudut dari
nilai tertentu terhadap sumbertransformator
tiga-fasa tiga-fasa
Pergeseran
fasa ini mengakibatkan
penggeser fasa. harmonisa arus orde tertentusumber dari
sumbersudut fasaPrinsipnya
tiga-fasa yang
ini sudut adalah
mengakibatkan fasanya membangkitkan
tergeser arus
harmonisa berbeda orde180tertentu
sumber
tiga-fasa tiga-fasa
dengandari yang
harmonisa yang
sudutarus sudut
fasadari fasanya
tegangannya
sumber tergeser
bergeser
tiga-fasa berbeda
dengan
semula 180
nilai
sehingga
sumber tiga-fasa yang sudut fasanya tergeser berbeda
dengan
tertentu harmonisa
terhadap arus
sumber daritiga-fasa
sumber tiga-fasa semula sehingga
saling 180° meniadakan.
dengan Pergeseran
harmonisa arussemula. Pergeseran
sudutsumber
dari 60sudut
fasa tiga-fasa akan
semula
saling
fasa meniadakan.
ini sehingga
mengakibatkan Pergeseran sudut fasa 60 akan
mengakibatkan saling meniadakan. Pergeseran sudut fasadari
harmonisa
tereliminasinya arus
harmonisa ordearus tertentu
sumber ordeakan
60°
mengakibatkan
sumber tiga-fasa tereliminasinya
yangSementara
sudut harmonisa
fasanya arus berbeda
tergeser sumber orde 180
ganjil kelipatan
mengakibatkan tiga. tereliminasinya itu, pergeseran
harmonisa sudut fasa
arus sumber 30orde
ganjil
dengan kelipatan
harmonisa
akan mengakibatkan tiga. Sementara
arus dari sumberitu,
tereliminasinya pergeseran
tiga-fasa
harmonisa sudut
semula arusfasa
sehingga30
sumber
ganjil kelipatan tiga. Sementara itu, pergeseran sudut fasa
akan
saling
orde mengakibatkan
meniadakan.
ganjil tereliminasinya
ke-5 mengakibatkan
dan Pergeseran
ke-7. Untuk harmonisa
sudut fasaarus
mengeliminasi 60 sumber
akan arus
harmonisa Gambar 6. Arus netral setelah pemasangan transformator tiga-fasa
orde ganjil30°ke-5 akan dan ke-7. Untuk tereliminasinya
mengeliminasi harmonisa
harmonisa Gambar 6. Arus netral setelah pemasangan
mengakibatkan
arus orde ganjil tereliminasinya
ke-11 dan ke-13 harmonisa
diperlukan arus sumber
pergeseran orde
sudut zig-zag berdasarkan hasiltransformator
simulasi. tiga-fasa
arus orde sumber
ganjil ke-11 orde ganjil ke-5
dan ke-13 itu, dan ke-7.
diperlukan pergeseran Untuk mengeliminasi
sudut zig-zag berdasarkan hasil simulasi.
ganjil kelipatan
fasa 15 [2], [6].
harmonisa tiga.arus Sementara
orde ganjilpergeseran ke-11 dansudut ke-13 fasa 30
diperlukan
fasa 15
akanTelah [2], [6].
mengakibatkan
diuraikan tereliminasinya
sebelumnya harmonisa
bahwa arus
konverter sumberac/dc Telah diuraikan pula bahwa penggunaan konverter ac/dc
Telah pergeseran
diuraikan sudut fasa 15° [2],
sebelumnya bahwa [6]. konverter ac/dc Telah diuraikan
Gambar
gelombang 6. 6.
Arus
penuh pula
netral bahwa penggunaan
setelahakan
pemasangan konverter
transformator ac/dczig-zag
tiga-fasa
orde ganjil ke-5
gelombang penuh dansatu-fasa
ke-7. Untuk dengan mengeliminasi
filter kapasitor harmonisasebagai gelombangGambar Arustiga-fasa
netral setelah mengakibatkan
pemasangan transformator munculnya
tiga-fasa
gelombang Telah
penuhke-11 diuraikan
satu-fasa sebelumnya
dengan bahwa
filter listrik
kapasitor konverter
sebagai ac/ penuh
harmonisa arus sumbertiga-fasa akan
berdasarkan
orde mengakibatkan
hasil
ganjil selainsimulasi. munculnya
kelipatan tiga. Oleh
arus
bebanordeper-fasa
ganjil dari dan ke-13
sebuah sistem diperlukan
daya pergeseran
tiga-fasa sudut
akan harmonisa zig-zag berdasarkan hasil simulasi.
beban dc
per-fasa gelombang
dari sebuah penuh
sistem satu-fasa
daya dengan
listrik tiga-fasafilter kapasitor
akan arus sumber orde ganjil selain kelipatan tiga. Oleh
menghasilkan
fasa karenanya
15 [2], [6]. arus netral yang mengandung harmonisa orde karenanya penggunaan transformator tiga-fasa (-) penggunaan transformator tiga-fasa (-) dan (-
menghasilkan sebagai arus netral
beban yang
per-fasa mengandung
dari sebuah harmonisa
sistem orde
daya listrik Telah diuraikan pula bahwa penggunaan konverter dan (-
ganjil kelipatan tiga. Oleh karenanya transformator tiga-fasa
Telah diuraikan sebelumnya bahwa konverter ac/dc Y) yang menghasilkan pergeseran sudut fasa 30 akan Y) yang menghasilkan pergeseran sudut fasa 30 akanac/dc dapat
ganjil kelipatan
tiga-fasa tiga.
akan Oleh karenanya
menghasilkan transformator
arus netral yang tiga-fasa
mengandung gelombang penuh
mengeliminasi tiga-fasa
kandungan akan mengakibatkan
harmonisa arus sumber munculnyadapat
orde ke-5
gelombang penuh satu-fasa dengan filter
zig-zag yang memiliki pergeseran sudut fasa 60 dapat mengeliminasi kapasitor sebagai Telah diuraikan
kandungan pula bahwa
harmonisa arus penggunaan
sumber orde konverter
ke-5
zig-zag
beban yang
harmonisa
per-fasa
digunakan memiliki
dari orde
untuk sebuah pergeseran
ganjil
sistemkelipatan
mengeliminasi daya sudut fasatiga-fasa
tiga.
listrik
harmonisa 60
arusdapat
Oleh karenanya
akan
netral danharmonisa
dan ke-7 arus
yang sumber
merupakanorde ganjil
dua selain
orde kelipatan
harmonisa tiga. sumber
arus Oleh
digunakan untuk ke-7ac/dc
yang gelombang
merupakan penuh
dua7 orde tiga-fasa akanarus
dan harmonisa
mengakibatkan
sumber
menghasilkan
tersebut. Gambararus mengeliminasi
transformator 5 dantiga-fasa
netral yang mengandung
Gambar 6harmonisa
zig-zag menunjukkan arus
yang harmonisa
memiliki netral
pergeseran
penggunaan karenanya
orde paling paling penggunaan
dominan.
munculnya
dominan.
Gambartransformator
harmonisa
Gambar 7 danarus
tiga-fasa 8(-)
Gambar
sumber
Gambar 8 orde
dan (-
menunjukkan
ganjil
menunjukkan selain
tersebut.
ganjil Gambar
sudut fasa
kelipatan tiga-fasa
transformator 5 dan60° Gambar
tiga. Olehzig-zagdapat
karenanya6 menunjukkan
digunakan
untuktransformator untukpenggunaan
reduksi harmonisa mengeliminasi
tiga-fasa Y) penggunaan
yang
arus penggunaan transformator
menghasilkan tiga-fasa
pergeseran sudutdenganfasa hubungan
30 akan belitan
dapat
transformator kelipatan tiga.
transformator Oleh karenanya
tiga-fasa penggunaan
dengan hubungan transformator
belitan
zig-zag yangtiga-fasa
netral harmonisa
dan hasil
memiliki aruszig-zag
netral
simulasinya. untuk
pergeseran Jika reduksi
tersebut. kita
sudutGambar harmonisa
bandingkan
fasa 560 arus
Gambarmengeliminasi
dan dengan
dapat 6(-) dan (-Y)
(-) tiga-fasa
dan (-Y)
kandungan
(∆-∆)
untukharmonisa
untuk danreduksi
(∆-Y) yang
arus sumberarus
reduksi harmonisa
menghasilkan
harmonisa arus
ordesumber
ke-5
pergeseran
sumber
netral dan hasil
menunjukkan
gelombanguntuk
digunakan simulasinya.
arus netral penggunaan Jika
yang ditunjukkan
mengeliminasi kita bandingkan
transformator
harmonisa dengan
tiga-fasa
oleh Gambar
arus netral zig-zag
2 (c) dan ke-7
tersebut yang
dan merupakan
hasil simulasinya.dua orde harmonisa arus sumber
gelombang
dan (d)untuk
tersebut. arusreduksi
maka
Gambar netral
akan5 dan yang
harmonisa
terlihat
Gambar ditunjukkan
bahwa 6arus olehdan
netral
pemasangan
menunjukkan Gambar
hasil simulasinya.
transformator
penggunaan paling sudut
2 (c) tersebut dan
dominan.fasa
hasil 30° akan
simulasinya.
Gambar 7 dan dapatGambar
mengeliminasi
8 menunjukkan kandungan
dan (d) maka akan terlihat bahwa pemasangan transformator harmonisa arus sumber orde ke-5 dan
penggunaan transformator tiga-fasa dengan hubungan belitan ke-7 yang merupakan
Jika kita
transformator bandingkan
tiga-fasa zig-zag dengan
untuk gelombang
reduksi arus netral
harmonisa arus yang dua orde harmonisa arus sumber paling dominan. Gambar
netral dan hasil simulasinya. Jika kita bandingkan dengan (-) dan
ditunjukkan oleh Gambar 2 (c) dan (d) maka akan terlihat
7 dan
(-Y)
Gambar
untuk reduksi
8 menunjukkan
harmonisa
penggunaan
arus sumber
transformator
gelombang
Copyrightbahwa©arus
2017 pemasangan
netral
FT-UHAMKA. yang transformator
-ditunjukkan
All rights reserved tiga-fasa
oleh Gambar zig-zag
2 (c) dapattersebut dan hasil simulasinya. Seminar Nasionalbelitan
TEKNOKA(∆-∆) ke - 2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017akan FT-UHAMKA. tiga-fasa dengan hubungan dan
2, 2017(∆-Y)
dan (d) maka
mereduksi terlihat- bahwa
magnitudo All rights reserved
aruspemasangan
netral secaratransformator
signifikan hingga Seminar Nasional TEKNOKA keISSN
- 2, Vol.
No. 2502-8782
untuk reduksi harmonisa arus sumber ISSN tersebut dan hasil
No. 2502-8782
mendekati nol dan hanya harmonisa ganjil orde ke-3 yang
simulasinya.
masih terlihat muncul dengan nilai mendekati nol seperti
Copyrightditunjukkan
© 2017 FT-UHAMKA. oleh Gambar - All rights6 (a) dan (b).
reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. M. W. Kastawan E - 27

Transformator tiga-fasa
delta-delta ++
3 Pengujian
I. M. W. Kastawan Laboraturium dan Pembahasan
E - 27
I. M. W. Kastawan Untuk menelaah lebih lanjut upaya reduksi harmonisa E - 27
I. M. W. Kastawan arus sumber dengan transformator tiga-fasa ini E - maka
27
-- dilakukan langkah
bertujuaan untuk menelaahpengujian
harmonisalaboratorium.
arus sumber yang Uji
Transformator tiga-fasa
3 Pengujian Laboraturium dan Pembahasan
Beban laboratorium
delta-delta ++ dibangkitkan olehpertama
tiga buah bertujuaan
konverter untuk menelaah
ac/dc gelombang
Transformator tiga-fasa
++ 3 Pengujian Laboraturium dan Pembahasan
delta-delta ++
Untuk menelaah
harmonisa
penuh lebih
arus
satu-fasa lanjut filter
sumber
dengan upaya
yang reduksi yang
dibangkitkan
kapasitor harmonisa
oleh tiga
dipasang
Untuk
arus menelaah
sebagai
sumber
buah beban
dengan
konverter lebih lanjut
tiga-fasa
transformator
ac/dc upaya
serta
gelombang upaya reduksi
tiga-fasa
penuh harmonisa
reduksinya
satu-fasa dengan
ini makadengan
V
VRR V
VSS V
VTT -- arus transformator
dilakukan sumber
filter kapasitor tiga-fasa
dengan
langkah yang zig-zag. Blok
transformator
pengujian
dipasang sebagai diagram
tiga-fasa
laboratorium. inirangkaian
beban maka
Uji
tiga-fasa
~ ~ ~ -- -- pengujiannya
dilakukan
serta
Beban laboratorium upaya ditunjukkan
langkah
reduksinya
pertama oleh Gambar
pengujian
dengan
bertujuaan untuk9 (a)menelaah
laboratorium.
transformator dantiga-fasa
(b)
Ujidi
++ bawah
laboratorium
Bebanharmonisa ini.
zig-zag.arusBlokpertama
sumber bertujuaan
yang dibangkitkan
diagram untuk
rangkaian oleh menelaah
tiga
pengujiannya
Transformator tiga-fasa ++
delta-wye harmonisa
buah arus
konverter
ditunjukkan sumber
ac/dc
oleh Gambar yang
gelombang dibangkitkan
penuh
9 (a) satu-fasa
dan (b) oleh
di bawah tiga
dengan
ini.
V
VRR V
VSS V
VTT
buahkapasitor
filter konverter yang
ac/dc dipasang
gelombang penuh beban
sebagai satu-fasa dengan
tiga-fasa
~
V
V ~
V
Dengan
R
RV ~V
V
masing-masing
SS blok diagram
TT memiliki topologi
--
filterupaya
serta kapasitor yang dipasang
reduksinya sebagai beban tiga-fasa
dengan transformator tiga-fasa
~ ~ ~ --
serta upaya
zig-zag. reduksinya
Blok diagramdengan transformator
rangkaian tiga-fasa
pengujiannya
Transformator tiga-fasa
delta-wye
Transformator tiga-fasa
zig-zag.
ditunjukkan Blok
oleh diagram
Gambar 9 (a) rangkaian
dan (b) di pengujiannya
bawah ini.
delta-wye
Gambar 7. Penggunaan transformator tiga-fasa (-) dan (-Y)
ditunjukkan oleh Gambar 9 (a) dan (b) di bawah ini.
Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi
untuk reduksi harmonisa arus sumber.
Dengan masing-masing blok diagram memiliki topologi

Gambar 7. Penggunaan transformator tiga-fasa (∆-∆) dan (∆-Y) untuk


Gambar 7. Penggunaan
reduksitransformator tiga-fasa
harmonisa arus (-) dan (-Y)
sumber.
untuk reduksitransformator
Gambar 7. Penggunaan harmonisa arus sumber.
tiga-fasa (-) dan (-Y)
untuk reduksi harmonisa arus sumber.

Gambar 9. Blok diagram pengujian harmonisa arus sumber tiga-fasa yang


dibangkitkan oleh tiga buah konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa
dengan
dengan filterkapasitor
filter kapasitordan
dan upaya
upaya reduksinyadengan
reduksinya dengan transformator
transformator tiga-
tiga-fasa
zig-zag.
fasa zig-zag.

GambarPengujian ini pengujian


9. Blok diagram menghasilkan
harmonisagelombang arus sumber
arus sumber tiga-fasa yang ac,
Gambar 8. Arus sumber setelah pemasangan transformator tiga- dibangkitkan
Pengujian
olehdiagram
tiga ini konverter
menghasilkan gelombang arus sumber
gelombang
Gambar 9. Blok arusbuahpengujian ac/dc spektrum
netral harmonisa
dan gelombang penuh
arus sumber satu-fasa
harmonisa
tiga-fasa yangyang
denganac,
filtergelombang
kapasitor
dibangkitkan danbuah
oleholeh
tiga arus
upaya netralac/dc
reduksinya
konverter dan
dengan spektrum
transformator
gelombang penuh harmonisa
tiga-fasa
satu-fasa
fasa (-) dan (-Y) berdasarkan hasil simulasi. ditunjukkan Gambar 10. Dapat
zig-zag. dilihat bahwa dihasilkan
yang
dengan filterditunjukkan oleh
kapasitor dan upaya
tiga buah gelombang aruszig-zag. Gambar
reduksinya 10. Dapat dilihat
sumber ac non-sinusoidaltiga-fasa
dengan transformator bahwa
yaitu fasa
dihasilkan tiga buah gelombang arus sumber ac non-
Jika dibandingkan dengan arus sumber yang ditunjukkan R, S dan T dengan magnitudo sekitar 3,4 A dan beda fasa
Pengujian
sinusoidal ini yaitu
menghasilkan
fasa gelombang
T denganarus
R, Snon-sinusoidal
dan sumber sekitar
magnitudo ac,
oleh Gambar 4 (a) dan (b) maka akan jelas terlihat bahwa 120 serta arus netral dengan magnitudo
Gambar 8. Arus sumber
Gambar 8. Arustransformator setelah pemasangan
sumber setelah pemasangan transformator
transformator tiga- gelombang
Pengujian
3,4 A 5,2 arus
ini
danAbeda netral
menghasilkan
fasa dan
120° tiga spektrum
gelombang
sertakali arus harmonisa
arus sumber
netral non-sinusoidal yang ac,
pemasangaan tiga-fasa (-) dan tiga-fasa
(-Y) (∆-∆)
dapat sekitar dannetral
frekuensi frekuensi arus sumber ac
Gambar fasa
8. (-)
Arus dan (-Y)
dan sumber
(∆-Y) berdasarkan
setelah
berdasarkan hasilhasil
pemasangan simulasi.
transformator
simulasi. tiga- ditunjukkan
gelombang oleh
arus
denganditunjukkan Gambar
magnitudooleh 10. dan
sekitar Dapat5,2 A dilihat
spektrum dan bahwa
harmonisa
frekuensi dihasilkanyang
tiga kali
menghasilkanfasabentuk gelombang arus sumber yang lebih seperti Gambar 10 (a). Masing-masing arus
(-) dan (-Y) berdasarkan hasil simulasi. tiga buah
ditunjukkangelombang
frekuensi oleharus arus sumber
Gambar
sumber 10. ac non-sinusoidal
Dapat
ac seperti dilihat
ditunjukkanbahwaoleh yaitu fasa
dihasilkan
Gambar
mendekati sinusoidal murni, seperti ditunjukkan oleh Gambar sumber ac non-sinusoidal ini mengandung
Jika dibandingkan dengan arus sumber yang ditunjukkan R,tiga
S buah
dan Tgelombang
dengan magnitudo
arus sumber sekitar
ac 3,4 A danharmonisa
non-sinusoidal beda
yaitu fasa
fasaorde
8Gambar
olehJika(a),dibandingkan
dengan4 (a)kandungan
dandengan harmonisa
(b) maka akan yang
jelas lebih rendah.
terlihat bahwa Hal ini 10 (a).
ganjil Masing-masing
ke-3, ke-5, ke-7,… arus sumber
seperti ac non-sinusoidal
ditunjukkan oleh ini
spektrum
arus sumber yang ditunjukkan 120 R, S serta
dan Tarus dengan netralmagnitudo sekitar 3,4
non-sinusoidal A danmagnitudo
dengan beda fasa
dikonfirmasi oleh spektrum harmonisa pada Gambar 8 (b) mengandung
harmonisa Gambar harmonisa orde
10 non-sinusoidal
(b). ganjil ke-3, ke-5, ke-7,…
oleh Gambar
pemasangaan Jika 4dibandingkan
(a) dan (b)tiga-fasa
transformator maka arus
dengan akan
(-) jelas
sumberdanterlihat
(-Y)
yang bahwa sekitar
dapat
ditunjukkan 5,2
sertaA dan frekuensi tigaSementara
kali frekuensi itu, arus
arus non-sinusoidal
sumber ac
yang memperlihatkan
menghasilkan bentuk bahwa komponen
gelombang arus sumberharmonisa
yang arus
lebih yang120 seperti
yang
arus
ditunjukkan
mengalir
netral
pada oleh
kawat spektrum
penghantar
dengan
harmonisa
netral
magnitudo
Gambar
mengandung 10
pemasangaan
oleh Gambar transformator
4 (a) dan tiga-fasa
(b) maka(-) dan (-Y)
akan jelas terlihatdapat
bahwaseperti
sekitar ditunjukkan
5,2 A dan oleh Gambar
frekuensi tiga 10 (a).
kali Masing-masing
frekuensi arus sumber arusac
muncul
mendekati adalah
sinusoidal orde
murni, ganjil ke-11, ke-13,
seperti ditunjukkan ke-23,
oleh Gambarke-25,… (b). Sementara
harmonisa orde itu,
ganjil arus non-sinusoidal
kelipatan tiga yaitu yang
ke-3, mengalir
ke-9, pada
ke-15,…
menghasilkan
pemasangaan bentuk gelombang
transformator arus sumber
tiga-fasa (∆-∆) yang
danlebih (∆-Y)sumber
seperti ac non-sinusoidal
ditunjukkan oleh Gambarini mengandung harmonisa orde
10 (a). Masing-masing arus
(a),dengan
8mendekati
dengan orde ganjil ke-5,
kandungan
sinusoidal harmonisa
murni,
ke-7,yang
seperti
ke-17,
lebih
ditunjukkan
dapat menghasilkan bentuk gelombang arus sumber
ke-19,…
rendah.
oleh
tereliminasi
Hal
Gambar iniyangganjil
sumber
kawat
seperti
ke-3,
ac
penghantar
ditunjukkan
ke-5, ke-7,…
non-sinusoidal
netral
oleh mengandung
spektrum
seperti
ini ditunjukkan
mengandung
harmonisa
harmonisa olehGambar
harmonisa
orde ganjil
spektrum 10 (c).
orde
sepenuhnya.
dikonfirmasi oleh spektrum harmonisa Jika Gambar
kelipatan tiga10 ini
yaitu kita
ke-3, bandingkan
ke-9, ke-15,… dengansepertiGambar 2
ditunjukkan maka
8 (a), lebih
dengan kandungan
mendekati harmonisa
sinusoidal yangpada
murni, lebihGambar
seperti rendah.
ditunjukkan8 (b)
Hal ini
olehharmonisa
ganjil ke-3, Gambar
ke-5, 10 (b). Sementara
ke-7,… itu, arus non-sinusoidal
seperti ditunjukkan oleh spektrum
yang memperlihatkan bahwa dapat
oleh dinyatakan
spektrum bahwa
harmonisa hasil
Gambaruji laboratorium
10 (c). Jika adalah
mengandung ini
Gambar sesuai
10
dikonfirmasi
Gambar oleh dengankomponen
8 (a),spektrum kandunganharmonisa
harmonisa pada
harmonisa arus
Gambar yangyang
8 (b)lebihyang mengalir
harmonisa Gambar pada10kawat penghantaritu,netral
(b). Sementara arus non-sinusoidal
muncul adalah Hal
yang memperlihatkan ordeiniganjil
bahwa ke-11,
komponen ke-13, ke-23, ke-25,… dengan
kita hasil
bandingkan simulasi.
dengan Sementara
Gambar itu,
2 maka hasil uji
dapat laboratorium
dinyatakan
rendah. dikonfirmasi olehharmonisa
spektrum arus yang harmonisa
harmonisa yang mengalirorde ganjil
padakelipatan tiga yaitu ke-3,
kawat penghantar netralke-9, ke-15,…
mengandung
dengan
muncul orde ganjil
adalah ordeke-5, ke-7,ke-11,
ganjil ke-17,ke-13,
ke-19,… tereliminasi
ke-23, ke-25,… untuk
bahwa upaya
hasil ujireduksi
laboratorium harmonisaadalah arus
sesuai netral
dengan dengan
hasil
pada Gambar 8 (b) yang memperlihatkan bahwa komponenseperti ditunjukkan
harmonisa orde ganjil olehkelipatan
spektrum harmonisa
tiga yaitu ke-3, Gambar 10 (c).
ke-9, ke-15,…
sepenuhnya.
dengan orde ganjil transformator
simulasi. tiga-fasa
Sementara zig-zag
itu, hasil menghasilkan
uji laboratorium gelombang
untuk (c).arus
upaya
harmonisa aruske-5,
yang ke-7,
muncul ke-17,
adalahke-19,…
orde ganjiltereliminasi
ke-11, ke-Jika Gambar
seperti
netral
10 ini kita
ditunjukkan
dan spektrum
olehbandingkan
spektrum harmonisa
harmonisa
dengan Gambar
yang ditunjukkan
Gambar2 10
oleh
maka
Gambar
sepenuhnya.
13, ke-23, ke-25,… dengan orde ganjil ke-5, ke-7, ke-17,dapat reduksi harmonisa
dinyatakan
Jika Gambar 10 bahwa arus
ini kitahasil netral dengan
uji laboratorium
bandingkan transformator
dengan Gambar tiga-fasa
adalah 2sesuai maka
dengan11. Terlihat
zig-zag
hasil bahwa Sementara
menghasilkan
simulasi. pada kawatitu,
gelombang netral
arus
hasil sumber
netral
uji dan(antara
spektrum
laboratorium suplai
ke-19,… tereliminasi sepenuhnya. dapat dinyatakan bahwa hasil uji laboratorium adalah sesuai
untuk harmonisa
denganupaya yang ditunjukkan
reduksi Sementara
hasil simulasi. oleh
harmonisaitu,arus Gambar
hasil netral 11. Terlihat
dengan
uji laboratorium
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved untukbahwa
transformatorupayapada kawat
tiga-fasa
reduksi netral
zig-zag sumber
menghasilkan
harmonisa
Seminar Nasionalarus(antara
TEKNOKA suplai
gelombang
netral tiga-fasa
arus
ke - 2,dengan
Vol. 2, 2017
netral dan spektrum
sumber
transformator dan harmonisa
netral
tiga-fasa zig-zagyang
transfromator ditunjukkan
tiga-fasa zig-zag)
menghasilkan oleh
gelombang Gambar
mengalir
arus
ISSN No. 2502-8782
3 Pengujian Laboraturium dan Pembahasan11. Terlihat
netral bahwa2,5
dansebesar
arus spektrum pada kawatfrekuensi
harmonisa
A dengan netralditunjukkan
yang sumber
tiga-kali (antara
oleh suplai
Gambar
frekuensi arus
11. Terlihat
sumber ac. bahwa
Hasilpada kawat netralinisumber
uji laboratorium (antara suplai
sedikit berbeda dengan
Untuk menelaah lebih lanjut upaya reduksi harmonisa arus hasil simulasi pada Gambar 6 dimana arus netral sumber
Copyright © 2017dengan
sumber FT-UHAMKA. - All rights reserved
transformator tiga-fasa ini maka dilakukan Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
bernilai sangat kecil (dianggap sama dengan ISSN nol). Tidak
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
langkah pengujian laboratorium. Uji laboratorium pertama Seminar Nasional TEKNOKA ke No.
- 2, 2502-8782
Vol. 2, 2017
tereliminasinya arus netral sumber dalamISSN uji No.laboratorium
2502-8782

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
I.I.M.
M.W.
W. Kastawan
Kastawan EE- -28
28
I.I.M.M.W.W. Kastawan
Kastawan EE- -28
28
tiga-fasa
tiga-fasa sumber
sumber dan dan netral
netral transfromator
transfromator tiga-fasatiga-fasazig-zag)
zig-zag) (c)
(c)
mengalir arus I. M. W. Kastawan E - 28
mengalir
tiga-fasa arus sebesar
sumber sebesar
dan netral 2,5
netral AA dengan
dengan frekuensi
2,5transfromator
transfromator tiga-fasatiga-kali
frekuensi tiga-kali Gambar
tiga-fasa
E - 28 sumber dan tiga-fasa I.zig-zag)
zig-zag) Gambar10.
M. W. Kastawan 10.Arus
Arussumber
sumberdan dannetral (c)
netral(c)
yang
yangdibangkitkan
dibangkitkanoleh
olehkonverter
konverterac/dc
ac/dc
frekuensi
frekuensi arus
arussumber
mengalir arus
mengalir arus sebesarac.
sumber
sebesar ac. Hasil
2,5
2,5 AA uji
Hasil uji laboratorium
dengan
dengan laboratorium
frekuensi
frekuensi ini
ini sedikit
sedikit
tiga-kali
tiga-kali gelombang
gelombangpenuh
penuhsatu-fasa
satu-fasadengan
denganfilter
filterkapasitor
kapasitorsebagai
sebagaibeban
bebanper-fasa
per-fasa
tiga-fasa
berbeda
berbeda sumberhasil
dengan
dengan dansimulasi
hasil netral transfromator
simulasi pada
pada Gambar
Gambar tiga-fasa
66dimana
dimana zig-zag)
arus Gambar10.
arus Gambar dari
10.Arus
Arussumber
darisebuah
sumberdan
sebuahsistem
dannetral
sistemtiga-fasa (c)
netralyang
yangdibangkitkan
tiga-fasaberdasarkan
dibangkitkanoleh
berdasarkan hasil
hasiluji
olehkonverter
konverterac/dc
ujilaboratorium
laboratorium. . ac/dc
frekuensi
frekuensi arussumber
arus sumber ac. Hasil
ac. Hasil ujilaboratorium
uji laboratorium inisedikit
ini sedikit gelombangpenuh
gelombang penuhsatu-fasa
satu-fasadengan
denganfilter
filterkapasitor
kapasitorsebagai
sebagaibeban
bebanper-fasa
per-fasa
mengalir
netral arus
sumber sebesar
bernilai sangat2,5
sangat kecil A dengan frekuensi tiga-kali
netral
berbeda
berbeda sumber
dengan
dengan bernilai
hasilsimulasi
hasil simulasi pada(dianggap
kecil
pada Gambar66sama
(dianggap
Gambar sama
dimana
dimana dengan
dengan
arus
arus Gambar
dari10.
dari Arussistem
sebuah
sebuah sumber dan netral
sistemtiga-fasa
tiga-fasa yang dibangkitkan
berdasarkan
berdasarkan hasiluji
hasil oleh konverter
ujilaboratorium
laboratorium. . ac/dc
frekuensi
nol).
nol).
ini Tidak
Tidakarus
disebabkan sumber
tereliminasinya
tereliminasinya
oleh ac. Hasilarus
ketidakidealan arus uji laboratorium
netral
netral
dari sumber
sumber
transformator ini
dalam
dalam sedikit
uji
tiga-uji gelombang penuh satu-fasa dengan filter kapasitor sebagai beban per-fasa
netral sumber bernilai sangat kecil
netral sumber bernilai sangat kecil (dianggap sama dengan (dianggap sama dengan
berbeda dengan
laboratorium inihasil
ini simulasiRating
disebabkan pada Gambar 6 dimana arus
laboratorium
fasaTidak
nol).
nol). zig-zag yang
Tidak tereliminasinya disebabkan
digunakan.
tereliminasinya arusoleh
arus oleh
netral
netral ketidakidealan
ketidakidealan
tegangan sumber
sumber setiap dari
belitan
dalam
dalam dari
uji
uji dari sebuah sistem tiga-fasa berdasarkan hasil uji laboratorium.
netral sumber
transformator
transformator
fasanya sebesar bernilai
tiga-fasa
tiga-fasa sangat
zig-zag
zig-zag kecil
yang (dianggap
yang digunakan.sama
digunakan. dengan
Rating
Rating
laboratorium
laboratorium ini220/√3
ini disebabkan
disebabkan V (rms)oleh didekati
oleh dengan nilai 127
ketidakidealan
ketidakidealan dari
dari
nol).
teganganTidak
tegangan
V (rms). tereliminasinya
setiap
setiap
Namun belitan
belitan fasanya
fasanya
secarazig-zag umum arus sebesar
netral dinyatakan
sebesar
dapat sumber
220/3 dalam
220/3 VVbahwa
(rms)uji
(rms)
transformator
transformator tiga-fasa
tiga-fasa zig-zag yang digunakan.
yang digunakan. Rating
Rating
laboratorium
didekati
didekati dengan
dengan
transformator ini
nilai
nilai disebabkan
127
127 V V (rms).
(rms). oleh
Namun
Namun ketidakidealan
secara
secara umum
umum dari
dapat
dapat
tegangan
tegangan setiap tiga-fasa
setiap belitan fasanya
belitan zig-zag sebesar
fasanya dapat digunakan 220/3 VVuntuk (rms)
transformator
dinyatakan
dinyatakan bahwa
bahwatiga-fasa zig-zag sebesar
transformator
transformator yang
tiga-fasa
tiga-fasa
220/3
digunakan.
zig-zag
zig-zag
(rms)
Rating
dapat
dapat
reduksidengan
didekati
didekati harmonisa
dengan nilaiarus
nilai 127V
127 netral.
V(rms).
(rms).Namun
Namun secara
secara umumdapat
umum dapat
tegangan
digunakan
digunakan setiap
untuk
untuk belitanharmonisa
reduksi
reduksi fasanya arus
harmonisa sebesar
arus netral.
netral. 220/3 V (rms)
dinyatakan bahwa
dinyatakan bahwa transformator
transformator tiga-fasa tiga-fasa zig-zagzig-zag dapatdapat
didekati dengan nilai 127 V (rms). Namun secara umum dapat
digunakanuntuk
digunakan untukreduksi
reduksiharmonisa
harmonisaarus arusnetral.
netral.
dinyatakan bahwa Arus transformator
Arusfasa
fasaS S tiga-fasa zig-zag dapat
digunakan Arus
untuk
Arusfasa reduksi
fasaRR harmonisa
Arus
Arusfasa
fasaTT arus
Arus netral.
Arusnetral
netral
Arusfasa
Arus fasaS S
Arusfasa
Arus fasaRR Arusfasa
Arus fasaTT Arusnetral
Arus netral
Arus fasa S
Arus fasa R Arus fasa T Arus netral
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)

(a)
(a)
(a)
(a)
(a) (b)
(b)
Gambar
Gambar11.
11.Arus
Arusnetral
netralsetelah (b) transformator
(b)
setelahpemasangan
pemasangan
(b) transformatortiga-fasa
tiga-fasazig-zag
zig-zag
berdasarkan
berdasarkanhasil
hasiluji
ujilaboratorium
laboratorium. .
Gambar
Gambar 11.
Gambar11. Arus
11.Arus netral
Arusnetral setelah
netralsetelah (b) transformator
pemasangan
setelahpemasangan
pemasangan transformator tiga-fasa
transformatortiga-fasa zig-zag
tiga-fasazig-zag
zig-
berdasarkan
zagberdasarkan
berdasarkan hasil
hasil uji
uji
hasil laboratorium
laboratorium
uji ..
laboratorium.
Uji
Uji laboratorium
Gambar 11. Arus netral yang
laboratorium yang kedua
setelah kedua bertujuaan
pemasangan bertujuaan untuk
untuk
transformator menelaah
menelaah
tiga-fasa zig-zag
harmonisa
harmonisa arus
arus sumber
sumber yang
berdasarkan yang
hasil uji laboratorium. oleh
dibangkitkan
dibangkitkan oleh konverter
konverter
Uji laboratorium
Uji laboratorium yang yang kedua
kedua bertujuaan
bertujuaan untuk untuk menelaah
menelaah
ac/dc
ac/dc gelombang
Uji
harmonisa
harmonisa gelombang
laboratoriumpenuh
arus sumber
arus penuhyang
sumber tiga-fasa
tiga-fasa
yang
yang keduaserta
dibangkitkan
dibangkitkan upaya
sertabertujuaan
upaya olehreduksinya
oleh reduksinya
untuk
konverter
konverter
Uji laboratorium
dengan
dengan
menelaah transformator
transformator
harmonisa yang kedua
tiga-fasa
tiga-fasa
arus sumber bertujuaan
hubungan
hubungan
yang untuk(-)
belitan
belitan
dibangkitkan menelaah
(-)olehdan
dan
ac/dc gelombang
ac/dc gelombang penuh penuh tiga-fasa
tiga-fasa serta serta upaya
upaya reduksinya
reduksinya
harmonisa
(-Y).
(-Y). Blok
konverter Blok arus
ac/dc sumber
diagram
diagram
gelombang yangpenuh
rangkaian
rangkaian dibangkitkan
pengujiannya
pengujiannya
tiga-fasa oleh konverter
ditunjukkan
serta ditunjukkan
upaya
dengan transformator
dengan transformator tiga-fasa
tiga-fasa hubungan
hubungan belitan belitan (-) (-) dan dan
ac/dc
oleh
oleh gelombang
Gambar
Gambar
reduksinya 12
12 (a) penuh
dan (b).tiga-fasa
(b).
(a)transformator
danrangkaianHasil uji
Hasiltiga-fasa
uji serta
untuk
untuk upaya
beberapa
beberapa reduksinya
kondisi
kondisi
(-Y).
(-Y). Blokdengan
Blok diagram
diagram rangkaian hubungan
pengujiannya
pengujiannya belitan
ditunjukkan
ditunjukkan
dengan
pembebanan
pembebanan
(∆-∆) transformator
dan menghasilkan
menghasilkan
(∆-Y). tiga-fasa
tiga
tiga hubungan
buah
buah arusbelitan
arus sumber
sumber (-)
acac dan
non-
non-
(b)
(b) oleh
oleh Gambar
Gambar 12
12 (a)Blok
(a) dan(b).
dan diagram
(b). Hasil
Hasil rangkaian
ujiuntuk
uji untuk pengujiannya
beberapa
beberapa kondisi
kondisi
(-Y).
sinusoidal
sinusoidal Blok
ditunjukkan dengandiagram
dengan
oleh beda
Gambar rangkaian
beda fasa
fasa
12 120
120
(a) pengujiannya
dan
dan dan magnitudo
(b). magnitudo
Hasil ditunjukkan
berkisar
uji ac berkisar
untuk
(b) pembebanan
pembebanan menghasilkan
menghasilkan tiga
tiga buah
buah arus
arus sumber
sumber ac non-
non-
(b) oleh
antara
antaraGambar
0,4
beberapa0,4 – – 12A(a)
1,6
1,6
kondisi A dan (b).seperti
per-fasa
per-fasa
pembebanan Hasilmenghasilkan
seperti uji untuk beberapa
ditunjukkan
ditunjukkan oleh
oleh
tiga kondisi
Gambar
Gambar
buah
sinusoidal dengan
sinusoidal dengan beda beda fasa
fasa 120 120 dan dan magnitudo
magnitudo berkisar berkisar
(b) pembebanan
13
13 (a).
(a).
arus menghasilkan
Masing-masing
Masing-masing
sumber ac fasa
fasaarus
non-sinusoidal tigadengan
arus buah beda
sumber
sumber arus sumber
acacnon-sinusoidal
non-sinusoidal
fasa 120° acdannon-
ini
ini
antara
antara 0,4
0,4 ––1,61,6 A Aper-fasa
per-fasa seperti
seperti ditunjukkan
ditunjukkan oleh
oleh Gambar
Gambar
sinusoidal
memiliki
memiliki
magnitudo dengan
spektrum
spektrum beda
harmonisafasa
harmonisa
berkisar antara 120
yang
yang
0,4sumber dan
ditunjukkanmagnitudo
ditunjukkan
– 1,6 ac oleh
oleh
Aacnon-sinusoidal
per-fasa berkisar
Gambar
Gambar
sepertiini
13
13 (a).Masing-masing
(a). Masing-masing fasaarus
fasa arus sumber non-sinusoidal ini
antara
13
13 (b). 0,4
(b).Dapat
Dapat
ditunjukkan – oleh
1,6 AGambar
dilihat
dilihat per-fasa
bahwa
bahwa13 seperti
arus
arus
(a).sumberditunjukkan
sumber oleh
acacnon-sinusoidal
Masing-masing non-sinusoidal
fasa Gambar
arusiniini
memiliki
memiliki spektrum
spektrum harmonisa
harmonisa yang
yang ditunjukkan
ditunjukkan oleh
oleh Gambar
Gambar
13 (a).
mengandung
mengandung
sumber Masing-masing
harmonisa
harmonisa
ac non-sinusoidal fasa
orde
orde
ini arus
ganjil
ganjilsumber
memiliki selain
selain ac non-sinusoidal
kelipatan
kelipatan
spektrum tiga
tiga
harmonisaini yaituini
yaitu
13
13 (b).Dapat
(b). Dapat dilihatbahwa
dilihat bahwa arus
arus sumber
sumber acacnon-sinusoidal
non-sinusoidal ini
memiliki
ke-5, ke-7,spektrum harmonisa yang ditunjukkan oleh Gambar
yangke-7,
ke-5,
mengandung
mengandung ke-11,
ke-11,
ditunjukkan ke-13,
ke-13,
oleh
harmonisa
harmonisa dan
Gambar
orde
orde seterusnya.
danganjilseterusnya.
13 (b).
ganjil selain Jika
Dapat
selain Jika Gambar
Gambar
dilihat
kelipatan
kelipatan 13
bahwa
tiga
tiga 13 ini
ini
yaitu
yaitu
13
kita (b). Dapat dilihat bahwa arus sumber ac dapat
non-sinusoidal ini
arusbandingkan
kita
ke-5,
ke-5, bandingkan
ke-7,ke-11,
ke-7,
sumber ke-11, dengan
dengan Gambar
ke-13,dan
ke-13,
ac non-sinusoidal Gambar
dan ini4mengandung
4 maka
seterusnya.
seterusnya. maka Jika
Jika dapat
Gambar
Gambar dinyatakan
dinyatakan
harmonisa 1313iniini
mengandung
bahwa
bahwa hasil harmonisa
uji
hasilselain
ujidengan orde
laboratorium
laboratorium ganjil
adalah selain
adalah kelipatan
sesuai
sesuai dengan
dengan tiga yaitu
hasil
hasil
kita
kita bandingkan
ordebandingkan
ganjil dengan Gambar
Gambar
kelipatan tiga 4 maka
4yaitumaka dapat
dapat
ke-5, ke-7, dinyatakan
dinyatakan
ke-11,
ke-5,
simulasi.ke-7,
simulasi. ke-11,
Telaah
Telaah lebihke-13,
lebih jauh
jauhdan seterusnya.bahwa
menunjukkan
menunjukkan Jika
bahwa Gambar
arus
arus 13 ini
sumber
sumber
bahwa
bahwa
ke-13, hasilseterusnya.
hasil
dan uji laboratorium
uji laboratorium
JikaGambar
Gambar adalah
adalah 13 sesuai
sesuai
ini kita dengan hasil
dengan
bandingkan hasil
kita
ac
ac bandingkan
non-sinusoidal
non-sinusoidal dengan
ini
inimemiliki
memiliki nilai4total
nilai maka
total dapat
harmonic
harmonic dinyatakan
distortion
distortion
simulasi.
simulasi.
dengan Telaahlebih
Telaah
Gambar lebih
4 makajauh
jauh menunjukkan
menunjukkan
dapat dinyatakan bahwa
bahwa
bahwa arus
arus sumber
sumber
hasil uji
bahwa rata-rata
(THD) hasil uji sebesar
laboratorium
28,6%. adalah sesuaiterhadap
dengan arus hasil
ac(THD)
ac rata-rata
non-sinusoidal
non-sinusoidal
laboratorium
sebesar
inimemiliki
ini
adalah memiliki
sesuai
28,6%. nilaiPersentase
nilai
dengan
Persentase
total
total harmonic
hasilharmonic
terhadap
simulasi.
arus
distortion
distortion
Telaah
simulasi.
fundamental
fundamental Telaah
dari
dari lebih
harmonisajauh orde
harmonisa menunjukkan
orde ke-5,
ke-5, ke-7, bahwa
ke-7, ke-11
ke-11 arus
dan
dan sumber
ke-13
ke-13
(THD)
(THD)
lebih rata-rata
rata-rata
jauh sebesar 28,6%.
sebesar
menunjukkan 28,6%.
bahwa Persentase
Persentase terhadap
terhadap arus
arus
ac non-sinusoidal ini memiliki nilai arus
total sumber
harmonicacdistortion non-
fundamental
fundamental
sinusoidal dari
dari harmonisa
harmonisa
ini memiliki orde
orde ke-5,
ke-5, ke-7,
ke-7, ke-11
ke-11 dan
dan ke-13
ke-13
(THD) rata-rata sebesar nilai
28,6%. total harmonicterhadap
Persentase distortion arus
Copyright
Copyright©©2017
2017FT-UHAMKA.
FT-UHAMKA.- -All
Allrights
rightsreserved
reserved (THD) rata-rata Seminar
Seminar Nasional
NasionalTEKNOKA keke- -2,2,Vol.
TEKNOKAterhadap Vol.2,2,2017
2017
fundamental dari sebesar
harmonisa 28,6%.orde Persentase
ke-5, ke-7,ISSN ke-11 No. dan arus
ke-13
2502-8782
ISSN No. 2502-8782
Copyright©©2017
Copyright 2017FT-UHAMKA.
FT-UHAMKA.- -All
All
(c) rightsreserved
rights reserved fundamental dari harmonisa orde ke-5,
SeminarNasional
Seminar Nasional TEKNOKA
TEKNOKA ke-7, keke-ke-11 Vol.2,dan
-2,2,Vol. 2,2017
2017
ke-13 masing-masing mencapai kisaran 24%, ISSN 9,3%,
ISSN 8,1%
No.2502-8782
No. 2502-8782
Copyright © 2017
Gambar 10. FT-UHAMKA.
Arus sumber - Allyang
dan netral rights reserved oleh konverter ac/
dibangkitkan Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
dc gelombang penuh satu-fasa dengan filter kapasitor sebagai beban per-
dan 5,4%. Sementara itu,harmonisa orde ke-17,ke-19, dan
ISSN No. 2502-8782
fasa dari sebuah sistem tiga-fasa berdasarkan hasil uji laboratorium. seterusnya memiliki persentase sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
I. M. W. Kastawan E - 29
I. M. W. Kastawan E - 29
I. M. W. Kastawan E - 29
I. M. W. Kastawan E E- - 29
masing-masing mencapai kisaran 24%, 9,3%, 8,1% dan
masing-masing mencapai kisaran 24%, 9,3%, 8,1% dan
I. M. W.
5,4%.
I. 5,4%.
M. Kastawan
W. Kastawan Hasil Hasil uji laboratorium untuk upaya reduksi
uji laboratorium untuk upaya E29- 29
reduksi
Sementara itu,harmonisa orde ke-17,ke-19, dan seterusnya
masing-masing mencapai kisaran 24%, 9,3%, 8,1% dan 5,4%. harmonisaHasil melalui ujipenggunaan
laboratorium transformator
untuk upaya tiga-fasareduksi(-)
Sementara
memiliki
masing-masing itu,harmonisa
persentase
mencapaisangat orde
kecilke-17,ke-19,
kisaran sehingga
24%, 9,3%, dapatdan
8,1% seterusnya
diabaikan.
dan 5,4%. harmonisa
dan (-Y) melalui
Hasil uji penggunaan
menghasilkan laboratorium transformator
gelombang untuk arus upayatiga-fasareduksi
sumber ac(-) dan
Sementara
masing-masing itu,harmonisa
mencapai orde
kisaran ke-17,ke-19,
24%, 9,3%, dan
8,1% seterusnya
dan 5,4%. dan harmonisa melalui penggunaan transformator tiga-fasa (-)
memiliki
Sementara
memiliki
persentase sangatorde
itu,harmonisa
persentase sangat
kecil ke-17,ke-19,
kecil
sehingga
sehingga
dapatdan
dapat
diabaikan.
seterusnya
diabaikan. (-Y)Hasil
harmonisa
spektrum melalui
harmonisa
ujipenggunaan
menghasilkan laboratorium
yang gelombang untuk
transformator
ditunjukkan arusoleh upaya ac
sumber
tiga-fasa
Gambar
reduksi
(-)dan
14.
Sementara itu,harmonisa orde sehingga
ke-17,ke-19, dan (-Y)
bahwa dihasilkan menghasilkan
tiga buah gelombang
arus sumber arus
ac oleh
dengan sumber ac
beda fasa dan
memiliki persentase sangat kecil dapatdan seterusnya spektrum
diabaikan. harmonisa
Terlihat
dan (-Y)
spektrum bahwamelalui
harmonisa
menghasilkan
harmonisa
penggunaan
yanggelombang
dihasilkan yang tiga transformator
ditunjukkan
buah
ditunjukkan arus
arus sumber tiga-fasa
sumber
oleh
Gambar
ac
Gambar ac (-)
dengan14.
dan
14.
memiliki persentase sangat kecil sehingga dapat diabaikan. 120° (-Y)
dan
Terlihat danbahwa
memiliki bentuk gelombang
menghasilkan
dihasilkan gelombang yang
arus lebih mendekati
sumber aclebihdan
spektrum
beda fasa
Terlihat harmonisa
120
bahwa dan yangtiga
memiliki
dihasilkan tiga
buah arus
ditunjukkan
bentuk
buah
sumber
oleh
gelombang
arus sumber
ac
Gambar
yang
ac
dengan
dengan14.
sinusoidal.
spektrum Spektrumnya
harmonisa yang menunjukkan bahwa terjadi
beda
Terlihatfasabahwa
mendekati
beda fasa
120 dan memiliki
dihasilkan
sinusoidal.
120 dan memiliki tigaditunjukkan
bentuk
Spektrumnya buah arus
bentuk
oleh
gelombang
sumber
menunjukkan
gelombang
Gambar
yang
ac
yang
lebih
dengan
bahwa 14.
lebih
reduksi
Terlihat
mendekati sangat
bahwa signifikan
dihasilkan
sinusoidal. terhadap
tiga
Spektrumnya buahharmonisa
arus arus
sumber
menunjukkan orde
ac ke-5
dengan
bahwa
terjadi
beda
mendekatireduksi
fasa 120 sangat signifikan
dan memiliki
sinusoidal. terhadap
bentuk
Spektrumnya harmonisa
gelombang
menunjukkan yangarus orde
lebih
bahwa
dan ke-7
beda
terjadi fasa sehingga
reduksi 120 dan
sangat menurunkan
memiliki
signifikan nilai THD
bentuk
terhadap rata-ratayang
gelombang
harmonisa dengan
arus lebih
orde
ke-5
mendekati
terjadidan
reduksike-7 sehingga
sinusoidal.
sangat menurunkan
Spektrumnya
signifikan terhadap nilai
menunjukkan
harmonisaTHD rata-rata
bahwa
sangat
mendekati tajam dari 28,6%
sinusoidal. menjadi 8,1%. menunjukkan
Telaah lebih arus
dalam orde
ke-5
dengan
terjadi
ke-5
dan
reduksi
dan
ke-7
sangatke-7
sehingga
tajam
sangat dariSpektrumnya
signifikan
sehingga
menurunkan
28,6% menjadi
terhadap
menurunkan
nilai
8,1%.
harmonisa
nilai
THD
THD arus bahwa
rata-rata
Telaah lebih
orde
rata-rata
menunjukkan
terjadi
dengan
dalam
ke-5
dengandan ke-7bahwa
reduksi
sangat
menunjukkan
sangat
sangat
tajam
sehingga
tajam
harmonisa
signifikan
dari
bahwa
dari
28,6%
28,6%
orde
terhadap
menjadi
harmonisa
menurunkan ke-5orde
menjadi
dan ke-7
harmonisa
8,1%.
nilai
8,1%. ke-5
THD masing-
Telaaharus
dan
rata-rata
Telaah
orde
lebih
ke-7
lebih
masing
ke-5
dalam dan
masing-masing
dengan direduksi
sangat ke-7
menunjukkan signifikan
sehingga
bahwa
direduksi
tajam dari 28,6% dari
menurunkan
harmonisa
signifikan 24%
menjadi dan
nilai
orde
dari
8,1%. 9,3%THD
ke-5
24% menjadi
dan
dan
Telaah rata-rata
ke-7
9,3%
dalam
dengan menunjukkan
sangat tajam bahwa
dari 28,6% harmonisa
menjadi orde
8,1%. ke-5 danlebih
Telaah ke-7
lebih
5,7% dan
masing-masing
menjadi
dalam 2%. Meskipun
5,7%
menunjukkan direduksi
dan 2%.
bahwa tidak
Meskipun terlalu
signifikan
harmonisa signifikan,
dari
tidak orde 24%
terlalu
ke-5 harmonisa
dan
dan 9,3%
signifikan,
ke-7
masing-masing
dalam menunjukkan direduksi
bahwa signifikan
harmonisa dari 24% dan 9,3%
arus orde
menjadi
harmonisa
masing-masing
menjadi
5,7%ke-11
arus
5,7%
dan
orde
dan
dan2%. ke-13
ke-11
direduksi dan juga
Meskipun ke-13
signifikan
2%. Meskipun dariorde
tereduksi
tidak
juga
tidak
dari
terlalu
tereduksi
24% ke-5
terlalu
8,1% dandan
signifikan,
dari
dan ke-7
8,1%
9,3%
signifikan,
masing-masing
harmonisa
5,4%
dan
menjadi menjadi
5,4% arus
menjadi
5,7% direduksi
orde
3,3% ke-11
3,3%dan dan signifikan
2,2%.
dan ke-13
2,2%. Hasiljuga
Hasil dari
uji 24%
tereduksi
laboratorium
uji dan
dari
laboratorium 9,3%
8,1%
ini ini
harmonisa arusdan orde2%.ke-11 Meskipun
dan ke-13tidak terlalu signifikan,
juga tereduksi dari 8,1%
menjadi
dan 5,4%
sedikit
sedikit
harmonisa 5,7%
menjadi
berbeda
berbeda
arus dan3,3%
dengan
orde 2%.dan
dengan
ke-11 Meskipun
hasil
dan 2,2%.
hasil simulasi
simulasi
ke-13 tidak
Hasil
jugayanguji
yangterlalu
tereduksi signifikan,
laboratorium
ditunjukkan
ditunjukkandari 8,1% ini
oleh
dan 5,4% menjadi
harmonisa 3,3% dan 2,2%. Hasil uji laboratorium ini
sedikit
oleh5,4%
Gambar
dan
sedikit 8 arus
berbeda
Gambar
berbeda 8orde
dengan
dimana
menjadi 3,3%
dengan
ke-11
dimana hasil
harmonisa
dan
hasil
dan
2,2%. ke-13
simulasi
harmonisa
simulasiarus juga
yang
Hasilarus
ordetereduksi
uji
yang
ditunjukkan
orde
ke-5ke-5 daridan
dan
laboratorium
ditunjukkan
8,1%
oleh
ke-7
ini
oleh
dan
ke-75,4%
Gambar 8 menjadi
dimana
tereliminasi
tereliminasi 3,3% dansepenuhnya.
harmonisa
atau tereduksi 2,2%. arus Hasil
ordeuji
sepenuhnya. laboratorium
ke-5 dan
Kondisi ke-7
ini ini
sedikit
Gambar
sedikit 8 atau
berbeda
berbeda dimana tereduksi
dengan
dengan
hasil
harmonisa
hasil
simulasi
simulasiarus yang Kondisi
orde
yang
ditunjukkan
ke-5 ini
ditunjukkan danterjadi
oleh
ke-7
oleh
tereliminasi
terjadi terutama
terutama
Gambar atau
8karena
dimana tereduksi
karena
perbandingan
harmonisa sepenuhnya.
perbandingan arus tegangan
tegangan Kondisi
primer
orde ke-5 ini
primer
dandan terjadi
dan
sekunderke-7
tereliminasi
Gambar atau tereduksi
8transformator
dimana harmonisa sepenuhnya.
arus Kondisi ini terjadi
terutama
sekunderkarena
transformator
tereliminasi
terutama atau
karena
perbandingan
delta-wye
tereduksi delta-wye
perbandingan yang tegangan yang orde
bernilai
sepenuhnya.
tegangan
primer
bernilai
220
Kondisi
primer
ke-5
dan
220
V/127
daninidan
sekunder
V/127
Vterjadike-7
tidak
sekunder
tereliminasi
transformator
sama persis atau
samadengan tereduksi
delta-wye yang sepenuhnya.
perbandingan bernilai 220 Kondisi
V/127 ini
V terjadi
tidak
terutama
V tidak karena
transformator
terutama karena
perbandingan
persis
delta-wye
perbandingan yangtegangan
dengan bernilaibelitan
perbandingan
tegangan
primer
220 V/127
primer
yang
belitan
dan V
bernilai
dan sekunder
yang
V
sekundertidak
sama
bernilai
1/(1/3).persis
transformator dengan
1/(1/√3).delta-wye perbandingan
yang bernilai belitan
220 yang
V/127 bernilai
tidak
Gambar
Gambar 12.
12. Blok
Blok diagram
diagram pengujian
pengujian harmonisa
harmonisa arus
arus sumber
sumber yang
yang sama persis
transformator dengan
delta-wye perbandingan
yang bernilai belitan
220 V/127 yang bernilai
V tidak
Gambar 12.oleh
dibangkitkan
dibangkitkan Blok
oleh diagramac/dc
konverter
konverter pengujian
ac/dc harmonisa
gelombang
gelombang penuh
penuharus sumberdan
tiga-fasa
tiga-fasa yang
dan upaya
upaya 1/(1/3).
sama persis dengan perbandingan belitan yang bernilai
Gambar 12.
dibangkitkan Blok
oleh diagram
konverter pengujian
ac/dc harmonisa
gelombang penuh arus sumber
tiga-fasa dan yang
upaya
1/(1/3).
sama persis dengan perbandingan belitan yang bernilai
reduksinya
reduksinya
dibangkitkan menggunakan
menggunakan transformator
transformator tiga-fasa
tiga-fasa (-)
(∆-∆) dan (-Y).
dan dan
(∆-Y). 1/(1/3).
Gambar 12.oleh
Blokkonverter
diagram ac/dc gelombang
pengujian penuh
harmonisa tiga-fasa
arus sumber yangupaya
reduksinya
Gambar menggunakan
12. Blok diagramtransformator
pengujian tiga-fasa (-)
harmonisa arus dan (-Y).
sumber yang 1/(1/3).
dibangkitkan oleh
reduksinya konverter ac/dc
menggunakan gelombangtiga-fasa
transformator penuh tiga-fasa
(-) dandan upaya
(-Y).
dibangkitkan oleh konvertertransformator
reduksinya menggunakan ac/dc gelombang penuh(-)
tiga-fasa tiga-fasa dan upaya
dan (-Y).
reduksinya menggunakan transformator tiga-fasa (-) dan (-Y).

(a)
(a)
(a)
(a)
(a) (a)
(a) (a)
(a)
(a)
(a)

(b)
(b)
(b)
Gambar 14. Arus sumber setelah pemasangan transformator tiga-fasa (-)
(b) Gambar 14. Arus sumber
dan (-Y) setelah (b)hasil ujitransformator
(b)
pemasangan
berdasarkan laboratorium.tiga-fasa (-)
(b)
Gambar 14. Arus sumber setelah pemasangan transformator tiga-fasa (-)
(b) dan (-Y) berdasarkan hasil uji laboratorium.
(b) oleh konverter ac/dc gelombang
Gambar 13. Arus sumber yang dibangkitkan Gambar
Gambar14.
14.Arus
Arus
Gambar 14. ∆)
sumber
dan
Arus
(-Y)setelah
sumber setelahpemasangan
hasil ujitransformator
pemasangan
berdasarkan laboratorium.tiga-fasa
transformator tiga-fasa(-)
(∆-
Gambar 13. Arus sumber
penuh (b) hasil
yangberdasarkan
tiga-fasa dibangkitkan olehujikonverter ac/dc gelombang
laboratorium dansumber
dan (-Y) setelah pemasangan
(∆-Y)berdasarkan
berdasarkan hasiluji
hasil transformator
laboratorium. tiga-fasa (-)
ujilaboratorium.
(b) hasiloleh
Gambar 13. Arus sumber yang dibangkitkan
(b)
penuh tiga-fasa berdasarkan
konverter ac/dc gelombang
uji laboratorium
dan (-Y) berdasarkan hasil uji laboratorium.
Gambar 13. Arus sumber
penuh yangberdasarkan
tiga-fasa dibangkitkanhasil
olehuji
konverter ac/dc gelombang
laboratorium
Gambar 13. penuh
Gambar Arus
13. sumber
Arus yang
sumber
tiga-fasa dibangkitkan
hasiloleh
yang dibangkitkan
berdasarkan konverter ac/dc ac/dc
oleh konverter
uji laboratorium gelombang
penuhpenuh
gelombang tiga-fasa berdasarkan
tiga-fasa hasil uji
berdasarkan laboratorium
hasil uji laboratorium
4 Simpulan
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Penggunaan tranfsormator penggeser
Seminar fasa dapat
Nasional TEKNOKA
ISSN mereduksi
ke - 2, Vol. 2, 2017
No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved harmonisa arus netral Seminar
dan arusNasional
sumber TEKNOKA
ac yang ke - 2,No.
ISSN Vol. 2, 2017
2502-8782
dibangkitkan
Hasil
Copyright uji laboratorium
© 2017 FT-UHAMKA. - untuk upaya
All rights reduksi
harmonisa
reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke -
ISSN No. 2, Vol. 2, 2017
2502-8782
melalui penggunaan transformator tiga-fasa (∆-∆) dan (∆- oleh konverter ac/dc gelombang penuh satu-fasa dengan
ISSN No. 2502-8782
Y) menghasilkan gelombang arus sumber ac dan spektrum filter kapasitor sebagai beban per-fasa dari sebuah sistem
harmonisa yang ditunjukkan oleh Gambar 14. Terlihat tiga-fasa serta konverter ac/dc gelombang penuh tiga-fasa.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 30 I. M. W. Kastawan

Meskipun tidak mengeliminasi, transformator tiga-fasa zig- 3. D. Salomonsson, Low-Voltage DC Distribution


zag dapat secara signifikan mereduksi harmonisa arus netral System for Commercial Power Systems With Sensitive
lebih dari 50%. Penggunaan transformator tiga-fasa (∆-∆) Electronics Loads, IEEE Transactions on Power
dan (∆-Y) juga dapat mereduksi harmonisa arus sumber Delivery, Vol. 22, No. 3, July 2007.
ac secara sangat signifikan. THD arus sumber ac tereduksi 4. F. M. Wildan, E. A. Hakim, D. Suhardi, Sistem
lebih dari 70%. Komponen harmonisa arus yang tereduksi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa
sangat signifikan adalah orde ke-5 (tereduksi lebih dari 80%) Menggunakan Kontroler PID Berbasis Genetic
dan ke-7 (tereduksi lebih dari 75%). Namun, ketidakidealan Algorithm, Jurnal Kinetik, Vol.1, No.1, 2016
rasio tegangan/belitan transformator tiga-fasa sebagai 5. Mahesh A. Patel, Ankit R. Patel, Dhaval R. Vyas, Ketul
akibat faktor pembagi √3 yang tidak bulat mengakibatkan M. Patel, Use of PWM Techniques for Power Quality
tidak terjadinya eliminasi harmonisa arus netral dan arus Improvement, International Journal of Recent Trends
sumber ac. in Engineering, Vol. 1, No. 4, May 2009.
6. Transformer, Harmonic Currents and Phase Shifting,
Literature Code: HPS-TA2, Hammond Power
Solutions, 2014.
Kepustakaan 7. R. Omar, A. Ahmad, M. Sulaiman, Triplen Harmonics
1. M. H. Rashid, Power Electronics Handbook and Mitigation 3 Phase Four-Wire Electrical Distribution
Applications, Elsevier-BH, 2011. System Using Wye-Zig-Zag Transformers, Journal of
2. B. L. Theraja, A. K. Theraja, A Textbook of Electrical Emerging Trends in Engineering and Applied Sciences
Technology Volume I Basic Electrical Engineering, S. (JETEAS) 1 (1), 2010.
Chand and Company Ltd., 2005.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Transfer Daya Nirkabel dengan Kopling Induksi

Supriyadi*, Edi Rakhman, Suyanto, Arif Rahman, Noor Cholis Basjaruddin

Jurusan Teknik Elektro


Politeknik Negeri Bandung,
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung
*
E-mail: cs_ppm@yahoo.com

Abstrak – Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia saat ini. Pengiriman energi listrik komersial tegangan rendah 220 volt masih menggunakan
kabel listrik untuk menghantarkan listrik ke beban. Salah satu cara pengiriman atau transfer daya listrik
yang terus dikembangkan sampai saat ini adalah transfer daya listrik secara nirkabel. Transfer daya
listrik secara nirkabel memiliki kelebihan dibandingkan menggunakan kabel yaitu dapat meningkatkan
kenyamanan dalam penggunaan peralatan listrik. Pada penelitian ini dikembangkan sistem transfer
daya listrik secara nirkabel (wireless power transfer) dengan kopling induktif. Percobaan dilakukan
dengan mengubah jumlah lilitan dan diameter kawat email yang bertujuan untuk mencari daya
paling maksimum dan jarak paling jauh. Sumber listrik dihubungkan dengan rangkaian elektronika
yang dilengkapi dengan tembaga yang telah dibentuk sebagai kumparan primer untuk transmitter
dan kumparan sekunder untuk receiver yang kemudian disalurkan energi listriknya ke beban. Pada
rangkaian dengan kawat email yang berdiameter 0,5 mm, jumlah lilitan 26× putaran, dan frekuensi
yang digunakan 470KHz diperoleh efisiensi daya yang ditransfer pada jarak 1 cm sekitar 1,51%. Hasil
dari percobaan tersebut dapat menyalakan lampu LED 1 Watt.

Kata kunci: transfer daya nirkabel, kopling induksi, rangkaian transmitter, rangkaian receiver

1 Pendahuluan penghematan terhadap bahan bahan untuk pembuatan


Perkembangan teknologi dewasa ini telah mengalami kabel sebagai media penyaluran daya.
kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan kebutuhan Wireless power transfer (WPT) adalah cara
manusia yang semakin hari semakin meningkat maka mentransmisikan energi listrik tanpa menggunakan kabel.
diperlukannya suatu teknologi yang dapat mendukung Saat ini ada beberapa teknologi transfer daya nirkabel yaitu
kebutuhan manusia tersebut. Dalam kehidupan sehari- ada yang menggunakan medan listrik, magnet, dan medan
hari manusia sekarang tidak dapat lepas dari kebutuhan elektromagnetik. Transmisi daya nirkabel ini berguna untuk
akan peralatan listrik. Hampir di segala aspek manusia menyalakan perangkat listrik dimana kabel yang digunakan
membutuhkan daya listrik. tidak nyaman, berbahaya, atau tidak memungkinkan.
Pada umumnya transfer daya listrik yang kita Teknik transfer daya nirkabel terbagi dalam dua kategori
gunakan adalah menggunakan media perantara berupa yaitu non-radiatif dan radiatif. [1] Pada teknik medan dekat
kabel tembaga. Tembaga tersebut digunakan sebagai atau non-radiasi, daya dipindahkan oleh medan magnet
media transfer listrik karena bahannya yang terdiri atas menggunakan kopling induktif antara gulungan kawat, atau
banyak elektron yang bisa bergerak bebas. Pada saat medan listrik yang menggunakan kopling kapasitif antara
tembaga dihubungkan dengan sumber listrik aliran elektroda logam. [2]
elektron dapat bergerak dengan bebas pada bahan tersebut. Kopling induktif adalah teknologi nirkabel yang
Namun seiring dengan perkembangan teknologi saat ini paling banyak digunakan; Aplikasinya meliputi pengisian
telah dikembangkan transfer daya listrik nirkabel. Selain perangkat genggam seperti telepon dan sikat gigi elektrik,
meningkatkan kepraktisan hal ini juga dapat menjadi tag RFID, dan pengisi daya untuk peralatan medis implant

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved E - 31
E - 32 Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A. Rahman, & N. C. Basjaruddin

seperti alat pacu jantung buatan, ataupun kendaraan listrik. 2. 3. Prinsip Kerja Induksi Elektromagnetik
[1] dan [3] Dalam teknik medan jauh atau radiasi, atau juga Prinsip kerja induksi elektromagnetik adalah dengan
disebut power beam, daya dipindahkan oleh sinar radiasi bertambahnya garis gaya magnet akan menimbulkan GGL
elektromagnetik seperti gelombang mikro atau sinal laser. induksi pada ujung kawat dan terjadi beda potensial yang
Teknik ini bisa mentransfer energi jarak jauh akan tetapi diakibatkan oleh arus yang mengalir akibat garis gaya
harus diarahkan ke penerima. Usulan aplikasi untuk teknik magnet.
ini adalah satelit tenaga surya. dan pesawat tak berawak
Arah arus induksi yang mengalir dalam kawat dapat
nirkabel (drone). [4] dan [5].
ditentukan dengan cara memperhatikan arah medan magnet
Pengiriman daya listrik tanpa melewati suatu kabel yang ditimbulkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya beda
akan sangat membantu dalam penggunaan peralatan potensial pada ujung-ujung kawat lilitan. Pada saat medan
elektronik karena akan lebih efektif dan efisien, namun magnet keluar dari lilitan kawat, beda potensial yang terjadi
dalam sistem pengiriman daya nirkabel perlu juga akan berkurang hingga akhirnya hilang dikarenakan tidak
memperhatikan pemaparan medan elektromagnetik yang adanya medan magnet pada lilitan kawat.
berpotensi membahayakan makhluk hidup itu sendiri.
Pada penelitian ini dikembangkan rangkaian transfer 2. 4. Karakteristik Induksi Elektromagnetik
daya nirkabel dengan kopling induksi. Transfer daya
Besar kecilnya induksi elektromagnetik yang terjadi dapat
nirkabel dengan kopling induksi telah dikembangkan antara
diperhatikan dari penyimpangan jarum galvanometer.
lain pada [6], [7], dan [8].
Jika sudut penyimpangan jarum besar, maka arus yang
terinduksi juga besar. Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi besarnya induksi elektromagnetik yang
2 Dasar Teori terjadi pada lilitan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah lilitan
Pembahasan berikut merupakan dasar teori yang berkaitan b. Besarnya fluks magnetik
dengan prinsip tranfer daya secara nirkabel menggunakan c. Kekuatan medan magnetik
kopling induksi. Besarnya induksi yang dihasilkan sebanding dengan
ketiga faktor diatas. Semakin besar ketiga faktor tersebut,
2. 1. Definisi Transfer Daya Nirkabel maka hasil induksi elektromagnetik akan semakin besar.
Transfer daya nirkabel adalah suatu sistem yang dapat
mentransmisikan energi listrik dari sumber listrik menuju 2. 5. Fluks Magnetik
beban listrik tanpa menggunakan konduktor seperti kabel. Fluks magnetik adalah ukuran atau jumlah medan magnet
Transfer daya nirkabel mempunyai kegunaan dalam B yang melewati luas penampang tertentu. Fluks magnetik
kehidupan sehari-hari, yaitu : yang dihasilkan oleh medan magnet B pada permukaan
• Memberikan kemudahan dalam memberikan energi yang memiliki luas A adalah:
listrik kepada alat elektronik yang membutuhkan
sumber listrik.
• Pengisian daya secara otomatis untuk alat elektronik
yang menggunakan baterai saat alat tersebut masuk
dalam jangkauan sistem. Percobaan yang dilakukan oleh Faraday menunjukan
bahwa perubahan fluks magnet pada pada suatu permukaan
2. 2. Induksi Elektromagnetik tertutup oleh lintasan tertutup mengakibatkan adanya Gerak
Prinsip induksi elektromagnetik dibuktikan oleh Michael Gaya Listrik (GGL) induksi. Besarnya GGL induksi yang
Faraday, seorang ilmuwan yang tertarik setelah melihat terjadi adalah:
percobaan dari H.C Oersted yang menjelaskan bahwa arus
listrik dapat menghasilkan medan magnet. [9]
Percobaan Michael Faraday pada tahun 1831 dalam
membuktikan prinsip induksi elektromagnetik ini cukup
sederhana yaitu menggunakan 2 buah kabel yang digulung Hukum Lenz
pada kedua sisi cincin besi lalu kabel pada satu sisi dialiri Hukum Lenz menyatakan bahwa arah arus induksi yang
dengan arus listrik dan kabel pada sisi yang lain dihubungkan dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
dengan galvanometer. magnetik induksi yang menentang perubahan medan
Melalui percobaan ini Faraday menyimpulkan bahwa magnetik.
medan magnet pada kabel yang dialiri arus listrik dapat Arah arus induksi yang berada di kumparan
menghantarkan arus kepada kabel lainnya yang berada pada mengakibatkan kumparan memiliki arah medan magnet
jangkauan medan magnet kabel tersebut. yang berlawanan dengan medan magnet yang masuk ke

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A. Rahman, & N. C. Basjaruddin E - 33

dalam kumparan. Medan induksi ini akan menghasilkan akan menghasilkan medan magnet yang fluks magnetnya
GGL induksi pada kumparan dengan arah yang sesuai akan mempengaruhi lilitan 2. Jika i1 berubah, maka medan
dengan kaidah tangan kanan. magnet pada lilitan 1 juga akan berubah. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada lilitan 2. Ketika
Induktansi Diri timbul GGL induksi pada lilitan 2, maka arus akan mengalir
di lilitan 2 dan akan menghasilkan medan magnet yang akan
Berdasarkan hukun Bios-Savart, jika terdapat arus listrik
mempengaruhi lilitan 1. [6]
yang mengalir pada suatu penghantar akan menyebabkan
timbulnya medan magnet disekitar penghantar tersebut.
Besarnya medan magnet yang timbul disekitar
penghantar sebanding dengan besarnya arus listrik yang
mengalir seperti yang dijelaskan rumus berikut:
• Medang magnet pada kawat panjang

Gambar 1. Diagram Blok Transfer Daya Nirkabel Kopling Induktif

• Medan magnet pada kawat melingkar

Menurut Faraday, besarnya induktansi bersama adalah

• Medan magnet pada solenoida

Kopling Induksi
Dalam Kopling induktif (induksi elektromagnetik atau
inductive power transfer IPT), daya ditransfer antara
Dari persamaan (3) sampai dengan (5), dapat dilihat
gulungan kawat oleh medan magnet. Kumparan pengirim
bahwa B sebanding dengan I, dan karena dari persamaan (1)
dan penerima bersama membentuk seperti sebuah
diketahui bahwa B sebanding dengan ϕ, maka fluks magnet
transformator.
juga sebanding dengan I. Berdasarkan hal tersebut diperoleh
tetapan kesebandingan sebagai berikut : Arus bolak-balik (AC) melalui koil pengirim (L1)
menciptakan medan magnet yang berosilasi (B) berdasarkan
hukum Ampere. Medan magnet melewati koil penerima
(L2), dimana ia menginduksi tegangan EMF bolak balik
berdasarkan hukum induksi Faraday, yang menciptakan
Dimana L adalah tetapan kesebandingan antara arus AC pada rangkaian penerima. Arus bolak-balik yang
ϕ dengan I yang dinamakan induktansi diri dari suatu diinduksi dapat menggerakkan beban secara langsung,
sistem. Untuk mengetahui nilai L pada suatu lilitan dapat atau bisa juga diubah ke arus searah (DC) menggunakan
menggunakan persamaan berikut : rangkaian penyearah pada bagian rangkaian penerima
yang nantinya bisa dipakai oleh beban yang menggunakan
tegangan DC. Beberapa system seperti pengisian sikat
gigi listrik bekerja pada 50/60 Hz sehingga arus utama AC
langsung ke koil pengirim.
Kopling induktif adalah teknologi pengiriman daya
Dari persamaan (7) dapat diketahui bahwa L sebanding nirkabel tertua dan paling banyak digunakan serta hampir
dengan N. Karena pada hukum Faraday perubahan fluks satu-satunya digunakan pada produk komersial. Teknologi
listrik dapat menimbulkan GGL, maka dengan memasukkan ini umum digunakan dalam pengisian baterai secara nirkabel
(6) dan (7) kedalam persamaan (2) didapatkan : pada lingkungan basah seperti sikat gigi elektrik dan alat
cukur dengan tujuan untuk mengurangi risiko tersetrum
listrik. [10] Area aplikasi lainnya adalah pengisian ulang
perangkat prostetik biomedis yang ditanamkan ditubuh
manusia seperti alat pacu jantung dan pompa insulin,
Induktansi Bersama untuk menghindari adanya kabel yang melewati kulit. [8]
Teknologi kopling induktif juga digunakan untuk mengisi
Induktansi bersama terjadi apabila terdapat dua lilitan yang
kendaraan listrik seperti mobil, bus, dan kereta api. Lihat
saling berdekatan seperti Gambar 1. Arus i1 pada lilitan 1
Gambar 2. [11]

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
komponen induktor (L) dan menghasilkan medan magnet
yang akan ditransfer ke kumparan sekunder yang berupa
komponen yang sama yaitu induktor.
Setelah medan magnet ditangkap oleh kumparan sekunder
selanjutnya dari medan magnet itu berubah menjadi arus
bolak-balik sesuai hukum Faraday. Selanjutnya arus bolak-
E - 34 balik
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, tersebut &
A. Rahman, masuk
N. C.ke rangkaian penyearah agar arus nya
Basjaruddin
menjadi arus searah. hasil dari penyearahan tersebut
digunakan untuk memberikan catu daya kepada beban yang
akan digunakan yaitu lampu.
Perancangan Elektronik
Perancangan Elektronik G
Rangkaian elektronik yang harus dirancang terdiri atas
Rangkaian elektronik
rangkaian yang
full-bridge harus antena
inverter, dirancang terdiri
Tx dan Rx, atas
serta
rangkaian full-bridge
rangkaian penyearah.inverter, antena Tx dan Rx, serta
4 Hasil dan
rangkaianKomponen
penyearah. utama rangkaian penyearah adalah 4 buah
Komponen utama rangkaian penyearah adalah 4 buah dioda 4. 1. Pengujian pe
dioda FR204 sebagai penyearah dan regulator 7805 sebagai
FR204 sebagai penyearah dan regulator 7805 sebagai Pada pengujian in
peregulasi tegangan keluaran. Rangkaian penyearah yang
peregulasi tegangan keluaran. Rangkaian penyearah yang dan rangkaian pe
digunakan
digunakan padapada penelitian
penelitian dapat
dapat dilihat
dilihat padaGambar
pada Gambar4 4
dibawah : 0,5mm untuk peng
dibawah : kedua.

Tabel 1. Pengukur
Gambar 2 Prototype inductive electric car charging system di Tokyo Auto
Show 2011

Jarak Vunreg
(cm) r (Vo
1 5,8
3 Metodologi Penelitian Diagram Blok Gambar 4 Rangkaian Penyearah
Gambar 4 Rangkaian Penyearah 1,5 4,4
2 3,4
Sistem Untuk antena Tx dan Rx dibuat menggunakan kawat email. 2,5 2,8
Kawat email Untuktersebut
antena Txdililit
dan dengan
Rx dibuat menggunakan
menggunakandisain kawat 3 2,6
Sistem yang dikembangkan dapat digambarkan dalam 3,5 2,4
bentuk lilitan spiderweb coil. Disain
email. Kawat email tersebut dililit dengan ini digunakan untuk
menggunakan
diagram blok seperti dapat dilihat pada Gambar 3. 4 2
meminimalisir
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A.Rahman, &kerugian
disain bentuk N.lilitan yang diakibatkan
C. Basjaruddin
spiderweb olehini proximity
coil. Disain E - 34
digunakan 4,5 1,6
5 1,2
untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh
Tx
effect
Rx
dan skin
proximity effect.
effect Disain
dan skin acuan
effect. Disain spiderweb coil dapat
acuan spiderweb coil
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A.Rahman, & N. C. Basjaruddin E - 34
Power Supply
dilihat pada Gambar 5.
dapat dilihat pada Gambar 5.
AC/DC Beban

Pada ©Pada
rangkaian full-bridge reserveddigunakan 2 buah
inverter
DC / AC Inverter
(Input DC)
Copyright 2017 FT-UHAMKA.
Rectifier
- All rights
(Lampu)

Tx
effect
Rx
danMOSFET rangkaian
skin effect. full-bridge
Disain acuan inverter
spiderweb digunakan 2 buah
coil dapat
driver
driver MOSFET IR2110,
IR2110,4 buah
4 buah MOSFET
MOSFET IRFP250N,
IRFP250N, dan
dan
dilihat padaIC
osilator Gambar 5. Lihat Gambar 6.
555. [12]
osilator IC 555. [12] Lihat Gambar 6.
Power Supply AC/DC Beban

Pada rangkaian full-bridge inverter digunakan 2 buah


DC / AC Inverter
(Input DC) Rectifier (Lampu)
Osilator

driver MOSFET IR2110, 4 buah MOSFET IRFP250N, dan


Gambar 3 Blok
Gambar Diagram
3 Blok Sistem
Diagram Sistem osilator IC 555. [12] Lihat Gambar 6.
Osilator

Sistem ini terdiri dari power supply dengan keluaran 12V,


osilator, kumparan primer Gambar 3atau
Blokkumparan
Diagram Sistempengirim, kumparan
Sistem ini terdiri
sekunder atau kumparan penerima, dari power dansupply denganTransfer
penyearah. keluaran
12V,
Sistem iniosilator,
terdiri kumparan
dari power primer
supply atau
dengan
daya nirkabel ini bekerja menggunakan prinsip induksi kumparan
keluaran pengirim,
12V,
osilator, kumparan primer
kumparan
elektromagnetik. sekunder atau atau
Untuk kumparan pengirim,penerima,
kumparan
menghasilkan kumparan medan dan
sekunder atau
penyearah. kumparan
Transfer penerima,
daya dan
nirkabel penyearah.
ini
elektronmagnetik diperlukan 2 buah kumparan yang berfungsi bekerja Transfer
menggunakan
daya nirkabel
prinsip ini bekerja
induksi menggunakan Untuk
elektromagnetik. prinsipmenghasilkan
induksi
sebagai penghasil medan magnet yaitu kumparan primer dan Gambar 5 Acuan Spiderweb Coil
elektromagnetik.
medan Untuk diperlukan
elektronmagnetik menghasilkan
2 buah medanyang
kumparan
penangkap medan magnet yaitu kumparan sekunder. Medan Gambar 5 Acuan Spiderweb Coil
elektronmagnetik
berfungsi diperlukan 2 buahmedan
kumparan yangyaitu
berfungsi
magnet hanya sebagai
akan muncul penghasil magnet
apabila diberikan sumberkumparan
bolak-
sebagaiprimer
penghasil medan
dan penangkap magnet yaitu kumparan
medanrangkaian
magnet yaitu primer dan
kumparan Gambar 5 Acuan Spiderweb Coil
balik oleh karena itu diperlukan osilator yang
penangkap medan magnet yaitu kumparan sekunder. Medan
sekunder. Medan magnet hanya
bekerja sebagai pengubah arus searah yang dihasilkan olehakan muncul apabila
magnet hanya akan muncul apabila diberikan sumber bolak-
power diberikan
supply menjadisumberarus bolak-balik
bolak-balik. olehSetelah
karenaproses
itu diperlukan
itu arus
balik oleh karena itu diperlukan rangkaian osilator yang
bolak-balik diteruskan ke kumparan primer
bekerja sebagai pengubah arus searah yang dihasilkan oleh arus
rangkaian osilator yang bekerja sebagai yang
pengubah berupa
komponen induktor (L) dan menghasilkan
power supply menjadi arus bolak-balik. Setelah proses itu arus arus
searah yang dihasilkan oleh power medan
supply magnet
menjadi
yangbolak-balik.
akanditeruskan
bolak-balik ditransfer
Setelah keproses
ke kumparan
kumparan itu arussekunder yang
bolak-balik
primer yang berupa
diteruskan
berupa
komponen
ke yang
kumparan sama yaitu
primer induktor.
komponen induktor (L) dan menghasilkan medan magnet (L)
yang berupa komponen induktor
yangSetelah
akan medan magnet
dan menghasilkan
ditransfer ditangkap
ke medan
kumparan magnet oleh kumparan
yang
sekunder akan sekunderke
yang ditransfer
berupa
selanjutnya
kumparan dari medan
sekunder
komponen yang sama yaitu induktor. magnet
yang itu
berupa berubah
komponen menjadiyang arus
sama
bolak-balik
yaitu sesuai
induktor. hukum Faraday. Selanjutnya
Setelah medan magnet ditangkap oleh kumparan sekunder arus bolak-
balik tersebut
selanjutnya dari masuk
medan kemagnet
rangkaian penyearah
itu ditangkap
berubah agar arus
menjadi arusnya
menjadi Setelah
bolak-balik arus
sesuai
medan
searah.
hukum
magnet
hasil
Faraday. dari penyearahan
Selanjutnya
oleh kumparan
arus tersebut
bolak-
sekunder
digunakan untuk selanjutnya
memberikan daricatumedan magnet beban
daya kepada itu berubah
yang
balik tersebut
menjadi masuk
arus ke rangkaian
bolak-balik sesuaipenyearah
hukum agar arus
Faraday. nya
Selanjutnya
akan digunakan
menjadiarusarus yaitu lampu.
searah. tersebut
hasil dari penyearahan
bolak-balik masuk ke rangkaiantersebutpenyearah
digunakan untuk memberikan catu daya kepada beban yang
agar
Perancangan arus nya menjadi arus searah. hasil dari penyearahan Gambar 6 Rangkaian Full-bridge Inverter
akan digunakan Elektronik
yaitu lampu.
tersebut digunakan untuk memberikan
Rangkaian elektronik yang harus dirancang terdiri atas catu daya kepada
beban yang
rangkaian
Perancangan akan digunakan
full-bridge
Elektronik inverter, yaitu
antenalampu.
Tx dan Rx, serta Gambar 6 Rangkaian Full-bridge Inverter
4 Hasil dan Pembahasan
Gambar 6 Rangkaian Full-bridge Inverter
rangkaian penyearah.
Rangkaian elektronik yang harus dirancang terdiri atas
Komponen
rangkaian utama rangkaian
full-bridge inverter, penyearah
antena Txadalah dan 4Rx, buah dioda 4. 1. Pengujian pengaruh diameter kawat kumparan
serta
FR204 sebagai penyearah dan regulator 7805 sebagai 4 Hasil dan Pembahasan
rangkaian penyearah.
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Pada pengujian ini bagain penting
Seminar Nasionaldari rangkaian
TEKNOKA pengirim
ke - 2, Vol. 2, 2017
peregulasi
Komponen tegangan
utama rangkaian keluaran. Rangkaian
penyearah adalahpenyearah
4 buah dioda yang4. 1.dan
Pengujian
rangkaianpengaruh diameter
penerima berupakawat kumparan
kumparan ISSN No.
yang 2502-8782
berukuran
digunakan
FR204 sebagai padapenyearah
penelitian dan dapat dilihat 7805
regulator pada Gambar
sebagai 4Pada 0,5mm untuk ini
pengujian pengujian
bagain pertama
penting dan
dari0,75mm
rangkaian untuk pengujian
pengirim
dibawah :tegangan keluaran. Rangkaian penyearah yang dankedua.
peregulasi rangkaian penerima berupa kumparan yang berukuran
digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 0,5mm untuk pengujian pertama dan 0,75mm untuk pengujian
dibawah : kedua. Tabel 1. Pengukuran Transfer Daya dengan Diameter Kawat 0,5mm
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A. Rahman, & N. C. Basjaruddin E - 35

4 Hasil dan Pembahasan untuk diameter kawat 0,5 mm daya maksimum yang bisa
dihasilkan sebesar 44,1 mW. Untuk transfer daya lebih
4. 1. Pengujian pengaruh diameter kawat kumparan
optimal menggunakan diameter kawat 0,75 mm karena pada
Pada pengujian ini bagain penting dari rangkaian pengirim jarak 1 cm s.d. 2 cm kondisi lampu terang dan tegangan
dan rangkaian penerima berupa kumparan yang berukuran yang dihasilkan cukup besar apabila dibandingkan dengan
0,5mm untuk pengujian pertama dan 0,75mm untuk diameter kawat 0,5 mm.
pengujian kedua.
4. 2. Pengujian pengaruh frekuensi
Tabel 1. Pengukuran Transfer Daya dengan Diameter Kawat 0,5mm
Hasil percobaan dengan frekuensi berbeda-beda dapat
AWG 0,5mm dilihat pada Tabel 3.
Beban 100 ohm
Jarak Vunregulator Vregulator Daya Lampu
(cm) (Volt) (Volt) Tabel 3. Data Pengukuran tegangan terhadap Perubahan Frekuensi
1 5,8 2,1 44,1 mW Terang
Jarak 1 cm
1,5 4,4 1,8 32,4 mW Terang
AWG 0,75mm
2 3,4 1 10 mW Redup
Frekuensi Vunregulator Vregulator
2,5 2,8 0,07 49 uW Mati
(KHz) (Volt) (Volt)
3 2,6 0,01 1 uW Mati
470 6 5
3,5 2,4 0 0 Mati
480 6 5
4 2 0 0 Mati
490 5,6 4,7
4,5 1,6 0 0 Mati
500 5,5 4,6
5 1,2 0 0 Mati
510 5,4 4,5
520 5,5 4,6
530 5,4 4,5
Tabel 2. Pengukuran Transfer Daya dengan Diameter Kawat 0,75mm
540 5,3 4,4

AWG 0,75mm 550 5,4 4,5

Beban 100 ohm 560 5,5 4,6

Jarak Vunregula-tor Vregulator 570 5,5 4,6


Daya Lampu
(cm) (Volt) (Volt) 580 5,3 4,4
1 6,2 2,6 67,6 mW Terang 590 5,4 4,5
1,5 4,8 2 40,5 mW Terang 600 5,2 4,3
2 4 1,2 14,4 mW Terang
2,5 3,4 0,4 1,6 mW Redup
3 2,9 0,07 49 uW Mati
Terlihat pada Tabel 3 tegangan berbanding terbalik
3,5 2,4 0,01 1u Mati dengan perubahan frekuensi. Semakin besar frekuensi
4 2 0 0 Mati yang dihasilkan maka semakin kecil tegangan yang
4,5 1,5 0 0 Mati dihasilkan. Pada frekuensi 490KHz sudah mengalami
5 1,2 0 0 Mati penurunan nilai tegangan dan untuk pengujian frekuensi
berikutnya 500KHz hingga 600KHz terlihat hasil
tegangan yang didapatkan tidak terlalu berpengaruh
antara nilai tegangan yang lainnya. Tegangan terkecil
Berdasarkan dari pada Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa yang didapatkan sebesar 4,3V itu pada frekuensi 600KHz.
untuk diameter kawat 0,75 mm dan jarak 1 cm didapatkan Untuk pengaturan frekuensi dengan hasil tegangan
tegangan 2,6 volt pada titik Vregulator. sedangkan untuk maksimal itu didapatkan pada frekuensi 470KHz dan
diameter kawat 0,5 mm didapatkan tegangan 2,1 volt. 480KHz. Lihat Tabel 3.
Untuk kondisi lampu, diameter kawat 0,5 mm dan jarak 2
cm lampu sudah mulai meredup sedangkan untuk diameter 4. 3. Pengujian pengaruh jumlah lilitan kawat kumparan
kawat 0,75 mm lampu mulai meredup pada jarak 2,5 cm.
Hasil pengujian dengan jumlah lilitan berbeda dapat dilihat
Transfer daya maksimal yang dihasilkan sebesar 67,6 mW
pada Tabel 3 dan 4.
yaitu menggunakan diameter kawat 0,75 mm. sedangkan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 36 Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A. Rahman, & N. C. Basjaruddin

Tabel 3. Hasil Pengukuran Transfer Daya dengan jumlah lilitan 13x Tabel 5. Perhitungan Efisiensi Transfer

AWG 0,5mm Jarak Vinput Iinput Pinput Voutput R Poutput η


Jumlah Lilitan 13 × (cm) (V) (W) (V) (Ω) (mW)_ (Efisiensi)

Jarak Vunregulator Vregulator 1 12 0,4 4,8 2,7 100 72.9 1,52%


Daya Lampu
(cm) (Volt) (Volt) 1,5 12 0,4 4,8 2 100 40 0,83%
1 5,8 2,1 44,1 mW Terang 2 12 0,4 4,8 1,5 100 22.5 0,47%
1,5 4,4 1,8 32,4 mW Terang
2,5 12 0,4 4,8 0,4 100 1,6 0,03%
2 3,4 1 10 mW Redup
3 12 0,4 4,8 0,05 100 0,025 0,0005%
2,5 2,8 0,07 49 uW Mati
3,5 12 0,4 4,8 0 100 0 0.0%
3 2,6 0,01 1 uW Mati
4 12 0,4 4,8 0 100 0 0.0%
3,5 2,4 0 0 Mati
4 2 0 0 Mati 4,5 12 0,4 4,8 0 100 0 0.0%

4,5 1,6 0 0 Mati 5 12 0,4 4,8 0 100 0 0.0%


5 1,2 0 0 Mati

Tabel 4. Hasil Pengukuran Transfer Daya dengan jumlah lilitan 26x


5 Simpulan dan Saran
Dari hasil pengujian alat didapat kesimpulan sebagai berikut
AWG 0,5mm
1. Modul bekerja sesuai dengan tujuan yakni dapat
Jumlah Lilitan 26×
mentransfer daya dengan metode kopling induksi
Jarak Vunregulator Vregulator 2. Pengaruh diameter kawat (AWG) yang digunakan
Daya Lampu
(cm) (Volt) (volt)
berbanding lurus dengan besarnya daya yang dapat
1 7,3 2,7 72,9 mW Terang di transfer. Semakin besar diameter kawat yang
1,5 6,2 2 40 mW Terang digunakan maka semakin besar daya yang ditransfer.
2 4,7 1,5 22,5 mW Terang 3. Pengaruh banyaknya jumlah lilitan yang digunakan
2,5 3,4 0,4 1,6 mW Redup berbanding lurus dengan besarnya daya yang dapat
3 2,9 0,05 25 uW Mati ditransfer. Semakin banyak jumlah lilitan yang
3,5 2,5 0 0 Mati
digunakan maka semakin besar daya yang ditransfer.
4. Rangkaian akhir yang digunakan menggunakan kawat
4 2 0 0 Mati
email yang berdiameter 0,5mm, jumlah lilitan 26 ×,
4,5 1,6 0 0 Mati
frekuensi input sebesar 470KHz.
5 1,2 0 0 Mati 5. Efisiensi daya yang ditransfer pada jarak 1 cm
sekitar1,51%. Hasil dari percobaan tersebut dapat
menyalakan lampu LED 1 Watt.
Dari kedua hasil percobaan pada Tabel 4 dan 5
didapatkan hasil tegangan maksimal sebesar 2,7 V dan daya
yang didapatkan sebesar 72,9 mW dengan menggunakan Kepustakaan
jumlah lilitan 26× pada jarak 1 cm. Untuk percobaan [1] P. Marks, ”Wireless charging for electric vehicles hits the road,”
pertama (jumlah lilitan 13×) kondisi lampu pada saat 2 2014. [Online]. Available: https://www.newscientist.com/arti cle/
mg22129534.900-wireless-charging-for-electric-vehicles-hits-the-
cm sudah mulai meredup sedangkan pada percobaan kedua road/. [Diunduh 1 Juni 2017].
(jumlah lilitan 26×) kondisi lampu mulai meredup pada [2] A. Kumar, ”WiTricity : Wireless Power Transfer By Non-radiative
jarak 2,5 cm. Jadi semakin banyak jumlah lilitan maka Method,” International Journal of Engineering Trends and
semakin optimal transfer daya yang dihasilkan. Technology (IJETT), 2014.
Selanjutnya dengan menggunakan lilitan 26x [3] E. Wong, ”A Review on Technologies for Wireless Electricity,”
Hongkong, 2013.
diukur efisiensi rangkaian dalam mentransfer daya. Hasil
[4] S. F. Bush, Smart Grid: Communication-Enabled Intelligence for the
pengukuran dan perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Electric Power Grid, Wiley, 2014.
Tabel 5. [5] A. Gopinath, ”All About Transferring Power Wirelessly,” Electronics
For You E-zine (EFY Enterprises Pvt. Ltd.), pp. 52-56, 16 January
2015.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Supriyadi, E. Rakhman, Suyanto, A. Rahman, & N. C. Basjaruddin E - 37

[6] E. Sazonov och M. R.Neuman, Wearable Sensors: Fundamentals, [10] T. V.Wilson, ”How Wireless Power Works,” 1 Juni 2014. [Online].
Implementation and Applications, Elsevier, 2014. [Diunduh 11 Juni 2017].
[7] S. Davis, ”Wireless power minimizes interconnection problems,” [11] S. S.Valtchee, E. N. Baikova och L. R.Jorge, ”Electromagnetic Field
Power Electronics Technology (Penton Electronics Group), pp. 10- as the Wireless Transporter of Energy,” Facta Universitatis Ser.
14, 2011. Electrical Engineering, vol. 25, nr 3, pp. 171-181, 2012.
[8] R.Puers, Omnidirectional Inductive Powering for Biomedical [12] I. Darmawan, ”Pengembangan Inverter 12 VDC ke 220 VAC 50Hz
Implants, Springer Science & Business Media, 2008. dengan Penguat Akhir H-Bridge Mosfet,” Universitas Indonesia
[9] D. C. Giancoli, Physics: Principles with Applications (Fifth ed.), Departemen Teknik Elektro, Depok, 2012.
New Jersey, United States: Pearson/Prentice Hall, 1998.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban


Untuk Prediksi Waktu Kestabilan pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area

Arief Goeritno*, Wishnu Kurniawan Soekarna

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia
Jalan K.H. Sholeh Iskandar km.2, Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor 16164
Jalan Sidomulyo RT03/RW21, Cemani Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah 57552
Telepon/Faksimili: +622518380993; Mobilephone: +6281808630130
Email: arief.goeritno@ft.uika-bogor.ac.id; nuks1980@gmail.com

Abstrak – Telah dilakukan simulasi untuk prediksi waktu kestabilan pada sistem tenaga listrik dua
area, melalui penentuan sejumlah parameter dan pemberian nilai-nilai asumsi. Sejumlah parameter
meliputi pengaturan kecepatan, koefisien beban karena sensitivitas terhadap frekuensi, konstanta
inersia, tetapan waktu governor, tetapan waktu turbin, daya dasar bersama (common base)untuk
masing-masing area dengan nilai-nilai asumsi dipilih, dan perubahan beban (load change) dengan
nilai 187,5 MW, 180 MW, dan 160 MW. Nilai perubahan beban dan parameter disubstitusikan terhadap
sejumlah persamaan untuk perolehan hasil penghitungan dengan cara manual. Berdasarkan hasil
penghitungan, dibuat pemrograman berbantuan Simulink berupa algoritma bentuk grafis dengan dua
pilihan, tanpa area control error (ACE) atau dengan ACE. Sejumlah persamaan dan hasil algoritma
secara grafis berdasarkan Simulink, dibuat algoritma dan penuisan sintaks berbasis aplikasi MATLAB.
Pilihan algoritma dalam bentuk diagram alir (flowchart) dengan metode iterasi. Penentuan sintaks
didasarkan kepada penggunaan aplikasi MATLAB. Tampilan sebelum dilakukan perhitungan dengan
bantuan program dan simulasi berupa (1) hasil perhitungan, (2) simulasi berbantuan diagram blok
dalam Simulink tanpa ACE, dan (3) simulasi diagram blok dalam Simulink dengan ACE. Pengeksekusian
program untuk perolehan hasil simulasi berupa teks dan bentuk kurva. Penggunaan ACE (berupa
kompensator integral dan gain) berpengaruh terhadap kecepatan peniadaan nilai deviasi frekuensi
terhadap nilai frekuensi sistem untuk kedua area, yaitu sebesar tiga kali lebih cepat, jika dibandingkan
dengan tanpa penggunaan ACE. Pengontrol integral berfungsi sebagai penghasil respon (tanggapan)
sistem dengan kesalahan keadaan tunak sama dengan nol (error saat Steady State = 0).

Kata kunci: perubahan frekuensi akibat perubahan beban, prediksi sonal computer, automation,
future trends, smart systems

steady state merupakan sebuah fungsi dari kondisi operasi,


1 Pendahuluan sehingga dapat didefinisikan sebagai sebuah keterjagaan
Kondisi sistem tenaga listrik yang benar-benar mantap untuk kondisi sinkronisasi sesuai kemampuan sistem tenaga
sebenarnya tidak pernah ada, karena perubahan beban selalu listrik yang terjadi diantara mesin-mesin dalam sistem dan
terjadi setiap saat dalam sistem tenaga listrik. Perubahan saluran eksternal, apabila terjadi perubahan beban baik
beban bermakna penambahan atau pengurangan beban secara normal atau lambat [1,4,5].
[1]. Perubahan beban yang berakibat kepada perubahan Pengamatan secara langsung terhadap fenomena
frekuensi pada sistem tenaga listrik dikategorikan dalam perubahan beban, hanya dapat dilakukan pada pusat-pusat
stabilitas keadaan tunak (steady state) atau kestabilan pembangkitan atau pengendali beban [7]. Penggunaan
sinyal kecil (small signal stability) [2], sehingga dapat model matematis, penentuan algoritma, penyusunan sintaks,
dilakukan dengan pendekatan model linear [2-6]. Stabilitas dan penggunaan aplikasi komputer dapat digunakan untuk

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


E - 38 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
A. Goeritno, W. K. Soekarna2 E - 39

simulasi fenomena perubahan beban [4,5]. Aplikasi Matrix Excitation Automatic Voltage
System Regulator (AVR)
Laboratory atau lebih dikenal dengan MATLAB [8,9] dapat
digunakan untuk keperluan simulasi dengan pendekatan Gen. Field Voltage Sensor

model linear. Aplikasi berbasis MATLAB untuk simulasi Steam

fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan beban Turbine G


yang diimplementasikan terhadap sistem tenaga listrik 2
∆PV
area [5]. Sistem tenaga listrik dua area merupakan bentuk Valve Control
∆PG , ∆QG
∆Ptie
analogi multi area yang disederhanakan, karena keberadaan Mechanism

saluran ikat (tie line) sebagai penghubung antar area [5]. ∆PG Load Frequency Frequency
Control (LFC) Sensor
Berdasarkan latar belakang tersebut, dibuat algoritma,
struktur sintaks, dan pengeksekusian terhadap hasil Gambar 1. Diagram skematis pengontrolan frekuensi dan tegangan pada
generator sinkron
pembuatan program dengan bantuan Simulink [10] dan
aplikasi berbasis MATLAB [8,9] sesuai tujuan penelitian
yang meliputi: (1) memperoleh hasil penghitungan secara
manual berbantuan sejumlah persamaan; (2) memperoleh Berdasarkan Gambar 1 ditunjukkan, bahwa diagram
pemrograman yang meliputi (a) pemrograman berbantuan skema tersebut dikenal dengan nama bagian dari
Simulink untuk keberadaan fenomena secara grafik pada pengontrolan pembangkitan secara otomatis atau Automatic
perubahan frekuensi akibat perubahan beban tanpa dan Generation Control (AGC). Untuk struktur sistem dengan
dengan area control error (ACE), (b) pemrograman interkoneksi, AGC berperan sebagai pembagi beban antar
berbasis aplikasi MATLAB, melalui pembuatan algoritma sistem, pembangkit, dan generator, agar diperoleh capaian
dan susunan sintaks, dan (c) hasil perhitungan berdasarkan hasil yang ekonomis, ketepatan pengaturan pertukaran
program berbasis aplikasi MATLAB; (3) memperoleh jadwal daya pada hubungan jaringan, disamping untuk
perbandingan antara hasil penghitungan secara manual dan perawatan keseragaman frekuensi yang layak.
perhitungan dengan program berbasis aplikasi MATLAB;
Diagram blok sistem satu area dengan pengontrolan
dan (4) memperoleh hasil fenomena perubahan frekuensi
otomatis terhadap frekuensi beban [5,4], seperti ditunjukkan
akibat perubahan beban melalui dua pilihan (tanpa dan
pada Gambar 2.
dengan ACE) dengan simulasi kondisi perubahan beban.
∆PL (s )

∆Pref (s ) ∆Pg 1 ∆PV 1 ∆Pm 1 ∆Ω(s )

2 Dasar Teori 1+τ g s


governor
1+τT s
turbin
2 Hs + D
perubahan
momentum
2. 1. Pengontrolan Sistem Satu Area 1 dan beban

Sejumlah model digunakan sebagai permodelan matematis KI


R

untuk implementasi pengontrolan frekuensi maupun s


tegangan pada generator sinkron. Model-model pada Gambar 2.. Diagram blok sistem satu area dengan pengontrolan otomatis
pengontrolan frekuensi [5], meliputi model generator terhadap frekuensi beban
(generator model), model beban (load model), model
penggerak mula (prime mover model), dan model governor Berdarkan Gambar 2 ditunjukkan, bahwa fungsi alih
(governor model). Semua model yang ada dijadikan suatu sistem kontrol loop tertutup diperoleh persamaan [5], seperti
model pengontrolan terhadap frekuensi beban atau Load persamaan (1).
Frequency Control (LFC). Model-model pada pengontrolan
tegangan [5], meliputi model amplifier (amplifier model),
model eksiter (exciter model), model generator (generator
model), dan model sensor (sensor model). Semua model
yang ada dijadikan suatu model pengontrolan terhadap
(1)
tegangan atau Automatic Voltage Regulator (AVR).
Untuk penghitungan keluaran (output) dalam bentuk nilai
frekuensi dan tegangan akibat perubahan beban dapat
dilakukan melalui perhitungan analitik secara manual, Penyederhanaan terhadap diagram blok pada Gambar
sehingga perolehan hasil dapat dibandingkan terhadap
2, dengan masukan (input) hanya dari ∆PL , maka diperoleh
hasil penghitungan dengan bantuan komputer, melalui
diagram blok dengan struktur baru [5]. Diagram blok
penggunaan bahasa pemrograman.
ekivalen sistem satu area dengan pengontrolan otomatis
Diagram skematis pengontrolan frekuensi dan terhadap frekuensi beban [5], seperti ditunjukkan pada
tegangan pada generator sinkron [5], seperti ditunjukkan Gambar 3.
pada Gambar 1.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
sebuah reaktans ditunjukkan pada Gambar
ekivalen. Diagram 4. skematis G  PR
1  B da
G E1 rangkaian1 E2   2  L11  R12 
ekivalen sistem tenaga listrik dengan X1 dua area [5], seperti  1   1  Peru B1 
X12 X2   dengan:
D1     D2 
ditunjukkan pada Gambar 4.X1 X12 X2
 R1
dengan: dan  R2 = faktor 
deng
B B2
G E1 1 EG2  2 G B1 dan B21 = faktor penyimp
X1 G E1 X121 E2  2 Perubahan daya p
X2
dengan: Perubahan daya pada sal
dengan persamaan (
Gambar 4 Rangkaian ekivalen sistem dan Blistrik
B1tenaga = dengan
2dengan faktor penyimpangan
dua
persamaan area
(15).  fre
E - 40 A. Goeritno,
G E1 1W. K. Soekarna2 E2  2 G 1
Perubahan daya pada saluran  1 pen
  D2  R2P
Pasokan daya dari bus-1 ke dengan bus-2 persamaan
[5] didekati (15).denganPR 12  
Gambar 4 Rangkaian ekivalen sistem tenaga listrik dengan dua area P12    2  1
persamaan
Gambar 4 Rangkaian ekivalen sistem tenaga listrik dengan dua area (2).  1 
1 Diag
R11 
D
  D2  P L1D1 listri
− ∆PL (s )

1 A. Goeritno∆Ω dan (sW. ) K.PasokanSoekarna
daya dari bus-1 P12  ke
E 1 E 2
bus-2 sin [5] 12 didekati dengan
EP- 39 (6),  2
12  
R R1   R2 B2
[5], s
Gambar 4 Rangkaian ekivalen sistem tenaga listrik dengan X dua area (6),
1  1  B1 
2 Hs + D Pasokanpersamaan daya dari(2).bus-1 ke bus-2 12 [5] didekati dengan  Diagram
 D1   blok D2  peng
A. Goeritno dan W.reaktans
K.dengan:
Soekarna E -R39
Diagram blokR pengontrolan
 PL s  1 s  persamaan X12 =(2). saluran dari bus-1 ke bus-2, [ohm];
E1 E2
1
listrik dengan
2  dua a
E P12E dengan: sin bus-1 (6), listrik dengan dua area tidak
Pasokan daya dari bus-1
= beda 2kealiran
sudut
= bus-2
tegangan daya [5] 12didekati
dari dan bus-2,
bus-1 kedengan
(6), bus-2, [derajat
[MW]; listri]. [5], seperti ditunjukk
2 Hs  D P12  1= reaktans sinXP12 Diagram [5],
blok seperti ditunjukkan
pengontrolan pada
frekuen
 PL s  11 persamaan s(2).  Perhitungan
12 12 =
saluran aliran
X12X untuk12pengontrolan frekuensi sistem dengan dua
12 = reaktans saluran dari bus-1 ke bus-2,
daya
dari bus-1dari ke
bus-1 bus-2, ke [ohm];
bus-2, [MW];
[ohm];
A. Goeritno dan W.
E1W. K.
E2K.[5], Soekarna
= beda sudut tegangan listrik dengan
E - 39 dua area tidak dipengar
R(12+Hs τ gs )( D1 + τA.T sGoeritno) P dan area
dengan:
Soekarna
sin 12digunakan persmaan-persamaan
12 = beda sudut tegangan bus-1 dan bus-2,
(6), bus-1 danberikut: bus-2, [derajat listri].
[5], [derajat
seperti E ditunjukkan
- 39 pada Gambar
12
X dP listri].
1 A. Goeritno dengan:
dan W.PK.12 Perhitungan
Soekarna
= aliran
 P  daya 12 untuk
Copyright
dari bus-1
  pengontrolan
=
© 2017 P
ke FT-UHAMKA.
 
s bus-2,
frekuensi
[MW]; (7). sistem
- All rights dengan
reserved
E - 39 dua
Gambar 3. Diagram blok ekivalen sistem satu area dengan pengontrolan 12  12 12
 PL s  (1   terhadap
g s )(1
11  frekuensi
T s) A.  ss P12dan = aliran X12 = reaktans
area
12daya [5],
dariddigunakan
12
bus-1 saluran 120 dari
ke bus-2, bus-1
persmaan-persamaan
[MW]; ke bus-2, [ohm]; berikut:
 PL s  Rotomatis
1
bebanGoeritno
 W. XK. = reaktans
12Soekarna
Perhitungan
saluran
dP
dari
untuk
bus-1 ke bus-2, [ohm];
=pengontrolan (7).listri].
frekuensi
E - 39
sistem
2 Hs  D dengan: 12 ===reaktans
beda  sudut
P  tegangan 12 bus-1
  dan  12 [derajat
Ps bus-2,
 PL s  2 Hs 1  D P =  s 
aliran daya X
Copyright
dari
Deviasi 12bus-1
12
beda
dengan
daya ©ke sudut
2017 12
bus-2,
saluran
saluran tegangan
FT-UHAMKA.
dua dpenghubung
[MW]; area
dari
 bus-1 12 dan
ke
120 - All rights reserved
[5], digunakan
(tie-line)
bus-2,
bus-2, [derajat
[ohm]; listri].
persmaan-persamaan
diberikan:
Gambar 3. Diagram blok (1   gsistem
Rekivalen s )(1 satu   Tareas )masukan
12 Perhitungan
Copyright Perhitungan untuk pengontrolan
12 frekuensi sistem dengan dua
X©12 2017 FT-UHAMKA. untuk -pengontrolan
Alldari rights reserved frekuensi sistem dengan listri]. dua Semina
L s  pengontrolan otomatis
Perubahan merupakan == beda sudut tegangan bus-1 dan bus-2, [derajat
 Pdengan 2 Hs 1 Dsebuah
terhadap frekuensi beban s  denganarea reaktans
berikut:
12 [5], P12digunakan
saluran
 PS 1 persmaan-persamaan  2 
bus-1 ke bus-2, (8). [ohm];
berikut:
Hs11ekivalen area =[5],
Perhitungan beda
12 Deviasi
digunakan
untuk
sudut
daya dP12salurantegangan persmaan-persamaan
pengontrolan bus-1 dan
penghubung frekuensi bus-2, berikut:
(tie-line) sistem
[derajat dengan
(7).diberikan: listri]. dua
∆ P ( s ) =
∆PL 3. Diagram2blok
Gambar  D sistem satu Copyright area © 2017 FT-UHAMKA.
area [5], P - All
digunakan
12  rights dP12 reserved  12 == P
persmaan-persamaan P s  12
  = berikut:(7). (7). Seminar Nasional
Perubahan L dengan merupakan s [5].R(1
pengontrolan sebuah
Berdasarkan masukan
teorema nilai denganakhir, nilai Perhitungan P12P untuk
12dd 12PSpengontrolan
1212
00112 2  frekuensi
(8). dengan
sistem dua
otomatis terhadap frekuensi beban area s 12

 ggteorema
R(1diperoleh
s
1 )( 1
s )(1[5]
 
 melalui
s
T s)) Saat kondisi tunak,
dP12 kedua
12 persmaan-persamaan = Ps 12 bernilai frekuensi
(7). tunak
PL [5]. Berdasarkan
PL ( s)  steady-state dari Δω Tnilai akhir, persamaan nilai (2): area [5],
dengan Pdigunakan
12 
penyimpangan 12sama 12[5], yaitu: berikut:
Perubahan s merupakan sebuah
1 masukan denganDeviasi daya d 
dP12 0
= (7).
R ( 1   s )( 1   s ) Saat P
daya
Deviasi
kondisi saluran
saluran
12 daya
tunak, penghubungsaluran
12 kedua penghubung
Ps area (tie-line)
 12 (9), bernilai (tie-line)
diberikan: frekuensi diberikan: tunak
steady-state dari Δω3.3.diperoleh [5]ekivalen
melalui persamaan (2): Deviasi 1   122penghubung (tie-line) diberikan:
Gambar Diagram blok g sistem T satu area 12

Gambar P [5].
Diagram Berdasarkan
blok ekivalen teorema
sistem satu nilai
area akhir, nilai d 0
(8).
)  pengontrolanRotomatis
PL ( sdengan L
s ( 1   s )(
terhadap1   s )
frekuensi
1 beban dengan  P penyimpangan
 P 
12      
sama [5], yaitu:
(tie-line)(8).
dengan
 pengontrolan
lim s( sotomatis
g
terhadap
)  (ekivalen PL )sistem
T
frekuensi beban
(2). Deviasi daya P12
12 saluran PSS 11penghubung  22  diberikan:
(8).
steady-state ss  dari
Gambar 3. Diagram
Δω
blok
diperoleh [5] melalui
satu area
persamaan (2): dan         (9),
s  0 D  1 (2). Deviasi daya saluran  1
penghubung 2
(tie-line) (8).diberikan:
Perubahan Gambar dengan merupakan
pengontrolan
3. Diagram
otomatis
blok sebuah terhadap
ekivalen sistem masukan
frekuensi
R
satu
beban
area dengan  P 12  P S   1    2
Perubahan merupakan sebuah masukan 1 dengan Saat kondisi Pm1  P12tunak,  PL1  kedua D area bernilai
(10), frekuensi tunak
Untuk kondisi
dengan 
PL dimana ss Berdasarkan
[5].
pengontrolan lim sotomatis
nilai D =( s0)terhadap
 [5],( 
teorema Pfrekuensi
maka L ) nilai
persamaan akhir, (2)
beban Saat kondisi
nilai (2).dengan P12Saat  PStunak,
penyimpangan 1  sama
kondisi kedua
  2  1[5],
tunak, area bernilai
kedua area (8). frekuensi
bernilai frekuensi tunaktunak
 P (
Perubahans )   P [5].
L s merupakan Berdasarkan
s  0 sebuah teorema masukannilai
D  1 akhir, dengan nilai dan yaitu:
 P
berubah
L
( s ) 
menjadi s persamaan (3). R persamaan dengan
Saat kondisi penyimpangan tunak, Dkedua sama [5],
area [5],yaitu: bernilai(11). frekuensi tunak
L
steady-state Untuk
PL dari kondisi
Δω diperoleh dimana [5] melaluinilai D = 0 [5],
persamaan maka (2): dengan
Pm2  Ppenyimpangan
  
 P  12    P  
 2P sama   D yaitu:(9), (10),
Perubahan
 ( s) (2)
PL Untuk kondisi [5].
merupakan Berdasarkan
dimanass nilai (sebuah PD teorema
R= 0(3). [5], nilai
makaakhir,
masukan persamaan dengan nilai (2)dengan penyimpangan
(3),  m1tunak, 1 12sama 2 L1
[5], yaitu: 1 (9),frekuensi tunak
steady-state sdari Δω diperoleh [5] L )melalui persamaan (2): Saat kondisi

berubah
P
menjadi persamaan 1 ∆ω 1= ∆ω1kedua 2
= ∆ω 2 area bernilai (11). (9),
PLberubah
sehingga ( s) nilaiLmenjadi
steady-state  [5].
perubahan
dari Δω persamaan
Berdasarkan
limdiperoleh
sfrekuensi
( s )  [5](3). teorema
(seperti
melalui
 PL )persamaan 1nilai akhir,
persamaan (4).(2): nilai
(2). Perubahan
(2).(3), dengan
dan   
daya
 Pm
penyimpangan  21   P12
mekanis  sama D2[5], ditentukanyaitu: (9),
oleh percepatan
 ss
s ss  slim 0 s( s )  ( PL ) D  1 (3),
2

steady-state dariΔω s  0f  
diperoleh f 0ss[5]  (PL ) RD 1 1R
 melalui persamaan (2):(4),
dan dan
karakteristik  governor  1   [5], Dseperti ditunjukkan (9),
(10),
dengan
  lim s  ( s )  (   P ) R (2). persamaan P(12)
Perubahan m 1 dan P12
daya  PL12  (13).
persamaan mekanis 1 ditentukan (10), oleh percepatan
Untuk
maka sehingga
dapat kondisi nilai
ss
diperoleh perubahan
dimana 0 nilai
s nilai frekuensifrekuensi
D = 0kondisi [5],
L seperti
maka 11persamaan
baru persamaan
(5) melalui (4). (2) dan Pm1  P12  PL1  D1
Untuk kondisi
  dimana
 lim s nilai
 ( s D =( 0P
) [5],) Dmaka R persamaan (2)
(2). karakteristik governor [5], seperti
(12), (11). ditunjukkan dengan
berubah menjadi
persamaan ss persamaan
(5).sehingga (3).
nilai perubahanf  f 0   Lfrekuensi seperti persamaan (4),dan PPPm2 PP12PD2 D
   (10),
berubah
Untuk menjadi
kondisi persamaan
dimana s 0
nilai (3).
D = 0 [5], D  1 persamaan (2)
maka m
persamaan1Pmm12 R 12
P12 dan
(12) L1persamaan
D2 1
(13).
(11).
(10),
maka (4).dapat diperoleh f ssf 0 (
nilai fPL ) R kondisi R baru (5)(5). (3),
 (frekuensi melalui 1 (10),
berubah menjadidimana persamaan ss (3). PL ) R (3), PPm1  P
 P12  P 1  D1
LD (11).
Untuk
sehingga kondisi
persamaan (5).
nilai perubahan nilai
frekuensi

D = 0seperti
= ⋅
[5], maka
∆ ω persamaan persamaan (4). (2) Perubahan
(4),
 m2 daya
 P 12 mekanis 2 ditentukan(12), oleh percepatan
sehinggamenjadi
berubah nilai perubahanpersamaan frekuensi
ss 
f
(3). f
(P0 Lseperti )R persamaan (4). (3), danPerubahan Pm2 daya
m 1
P12 R1mekanis D2[5], ditentukan (11).
(11). oleh percepatan
2.2. Pengontrolan Sistem 
Duaf  ff
Area   f    f (4), (5). karakteristik governor seperti ditunjukkan dengan
sehingga nilai perubahan 
 f 
frekuensi f0
  0

0 Pseperti persamaan (4). (4),
(3), karakteristik
Perubahan daya governor
 mekanis [5], seperti
ditentukan ditunjukkan
oleh dengan
percepatan
ss  ( L )R persamaan (12)   dan persamaan (13). (13).
maka dapat
Sistem tenagamaka diperoleh
listrik dapat nilai
untuk frekuensi
diperoleh keterwakilan nilai kondisi duabaru
frekuensi area, (5) dapat
kondisi melalui baru (5) persamaanPm2 (12) dan persamaan (13).
maka dapat
sehingga nilai diperoleh
perubahan nilai frekuensi
ffrekuensi f 0  seperti kondisi baru (5)(4).
persamaan (4), karakteristik
melalui Perubahan Perubahandan dayaRgovernor
  mekanis [5], seperti
ditentukan ditunjukkan
(12), oleh oleh dengan
percepatan
persamaan
diasumsikan
2.2.melalui (5).dengan
Pengontrolan persamaan penggabungan
Sistem (5).Dua Area satu area dan Pm1(12)  2dan persamaan daya mekanis ditentukan
(12), percepatan
persamaan
maka dapat (5).
diperoleh nilai
 f frekuensi
f    kondisi baru (5) melalui (4), persamaan
karakteristik Pm  governor
R  [5], (13). seperti (13).
ditunjukkan dengan
diperhitungkan
Sistem tenaga nilai reaktans
listrikf untuk saluran transmisi  X dua
f 00  fketerwakilan  . Setiap
area, (5).dapat karakteristik
1 P m 2 R 
1 governor [5], seperti ditunjukkan dengan
persamaan (5). f  ff 0= f 0f ⋅ ∆f tie (5). (5). persamaan
Perubahan P  (12) 
[5] dan  R
1
dihitung persamaan
2 dengan (13). persamaan (12), (14).
maka dapat
diasumsikan diperoleh dengannilai
area direpresentasikan dengan sebuah sumber tegangan dan frekuensi
penggabungan kondisi baru
satu (5) melalui
area dan persamaan
 m 1  (12) dan persamaan (13).
f  f 0  fsaluran transmisi  X  . (5). R1 (12),
persamaan
sebuah
2.2. diperhitungkan(5). ekivalen.
reaktans
Pengontrolan nilai reaktans
Sistem Dua Diagram
Area skematis rangkaian Setiapdan dan Pm1  R  PL1  PL1
(14),
2.2. Pengontrolan Sistem Dua Area
tie
Perubahan
      [5] dihitung  dengan persamaan (14).
f dengan fdengan
 f sebuah (5).dan Pm 21     1 − ∆ω B1  B2 (13).
1
ekivalen
Sistem area2.2.sistem
tenaga tenaga
listrik listrik
direpresentasikan
Pengontrolan untukSistem 0keterwakilan
Dua Area dua area dua[5],
sumber area, seperti
tegangan dapat dan (13).
Sistem tenaga listrik untuk keterwakilan dua area, dapat Pm  2  DR12∆  P  =  D  (12), (14),
2.2. Pengontrolan
ditunjukkan
sebuah
diasumsikan pada Gambar
reaktans
denganSistem 4.Dua
ekivalen. AreaDiagram satu
penggabungan skematis area rangkaian dan dan R1   R2 m1R2 PRL112   PL1
diasumsikan
Sistem Sistem
tenaga dengan
tenaga
listrik untuk penggabungan
listrik untuk
keterwakilan satu
keterwakilan
duaarea area
area, Setiap dua
dapat dan area, Pm2    (13).
2.2. ekivalen
diperhitungkan
Pengontrolan sistem nilai tenaga
reaktans
Sistem Dua listrik
saluran
Area dengan transmisi dua X tie  ..[5], seperti dan 1   1  B1  B2
diperhitungkan
diasumsikan dapat diasumsikan nilai
dengan reaktans dengan
penggabungansaluran transmisi
penggabungan satu  satu Setiap
tie 
Xarea area
dan danPerubahan  [5] R2dihitung
 D1    dengan  D2  persamaan (13). (14).
Sistem ditunjukkan pada
tenaga listrik dengan
X Gambar 4.
untuk keterwakilan duategangan
area, dapat Perubahan Pm2  [5] R1 dihitung Rdengan  persamaan (14).
area direpresentasikan X
sebuah sumber X
dan dengan:
1 12 2
R   2
diperhitungkandiperhitungkan
area direpresentasikan
diasumsikan nilai
dengan reaktans
nilai
dengan saluran
reaktans
penggabungan sebuah transmisi
saluran sumber transmisi
satu tegangan
X tiearea .( XSetiap .dan
tie ) dan
Setiap 2 (14),
sebuah reaktans ekivalen. Diagram skematis rangkaian dan B2 = 
B1Perubahan faktor
 [5] penyimpangan
 PL1− ∆ω
dihitung dengan frekuensi.
persamaan
PL1 (14). (14),
sebuah
diperhitungkan
area G reaktans
area direpresentasikan
E
direpresentasikan  
nilai ekivalen.
reaktans Diagram
dengan
saluran Esebuah skematis

transmisi sumber
G
rangkaian
tegangan
. Setiap dan    ∆ P   =P    P (13).
ekivalen sistem tenagadengan
1 1 X 1
listrik sebuah X
dengan2 sumber dua2 areategangan
X  X[5],tie  sepertidan Perubahan dengan: daya   1 pada m2 
saluran  penghubung
 B1  B2 [5],
(14).dihitung
12 2 L 1 L1
1 R (14),
ekivalen
sebuah sistemreaktans
sebuah
reaktans tenaga
ekivalen. listrik
ekivalen. dengan Diagram dua area
skematis [5], rangkaianPerubahan 1 [5]
seperti  D1dihitung P 1  dengan 2 D2   Bpersamaan
1 B2
ditunjukkan
area direpresentasikan pada Gambar dengan4. Diagram sebuah sumber skematis tegangan rangkaian dan denganB1persamaan dan
   B 2R1= (15). D
faktor  Lpenyimpangan
1   R2  D2  
1  Pfrekuensi.
L1
ditunjukkan
ekivalen ekivalen
sistem padasistem
G Gambar
E 1 1tenaga
tenaga 4. listrik
listrik dengandengan dua E2areadua
 2 area [5],
G
[5],
seperti seperti 
 1R 1 1 P 1R2  B1  PB2 (14),
sebuah reaktans ekivalen. Diagram skematis rangkaian Perubahan
Perubahan daya  [5] padaL1 dihitung saluran
 dengan penghubung
L1 persamaan[5], (14).dihitung
     ∆ 1ω
ditunjukkan pada Gambar 4. D  D 2 
ditunjukkan
ekivalen sistem tenaga pada Gambar
X1 4.
listrikX12 dengan Xdua 2 area [5], seperti dengan: dengan  R11 R2  (15).
persamaan
 D 2

 R12
P L1
 BB2 1  B2 (15).
ditunjukkan pada Gambar
X1
4.
X12 X2
dengan: P12     D1     D2    PL1 
Gambar 4 Rangkaian ekivalen sistem tenaga listrik denganGdua area B1 dan R
B2= == faktor11 −penyimpangan
∆P 11L 1 R2   B1 
= −frekuensi.
∆2PL1
B
E1 X11 E2  2 B1 dan ∆ ω
B faktor  D   penyimpangan
   D D  
 P frekuensi. (15).
G
E1 1
X12 X 2
E2  2 G dengan: 2  1R1 1  
 RR 2 21 2   B1 + B2B2
2 L 1
G
X Perubahan 
 Pdaya + D pada
 +  saluran
+ D  penghubung
   P[5],
(14), dihitung
X1 1
X12 X 12 X2 X 2
dua area dengan BPerubahan
1 dan B
dengan: 2 =
 daya
 Rfaktor
12 1 pada
1  R2 saluran
penyimpangan
 (15).   1 
2
penghubung
frekuensi.
B1  B2 [5], dihitung
L1

Pasokan Gambar daya


G E41Rangkaian
dari 1bus-1ekivalen ke bus-2 sistem tenaga
[5] listrik
 2 Gdengan
E2 didekati dengan persamaan 1
 (15).  D1    D2 
dengan
Perubahan persamaan
persamaan (2). G G E1 1 G G Diagram
B1 dan B 2 =daya
blok faktor  1pada
pengontrolan Rpenyimpangan
1  saluran
  Rfrekuensi
2 penghubung
frekuensi.
untuk sistem [5], tenaga
dihitung
E1 ∠δ1 E2  2 E
2 ∠δ 2 dengan
listrik denganpersamaan
dengan:
dua
 1(15).
area
 D2   PL1
tidak dipengaruhi saluran penghubung(15).
PasokanE1daya E2 dari bus-1 ke bus-2(6), [5] didekati dengan Perubahan daya  R pada  D  saluran
 P penghubung
B [5], dihitung
(15).
P12    1R22
2 
 B22   PL1 
L1
P  sin  [5], seperti
Diagram ditunjukkan blok pada
pengontrolan  Gambar 5.
frekuensi  
untuk sistem
Gambar12
persamaan 4 Rangkaian
Gambar 4 RangkaianX12
12
(2). ekivalen sistem tenaga listrik dengan dua area
ekivalen sistem tenaga listrik dengan dua area
dengan persamaan
 P 12 
B1 dan
  1
 1 RBD
(15).
D   1 
  PL1 penyimpangan
2 =2faktor
1  D2  B1B B2
 B 1  B 2
  P L1frekuensi. (15). tenaga
E1 E2 listrik dengan
P12    R1 1D  R  dua
1
2 D1 area R
2 R2 padatidak
D 
2  
dipengaruhi
2
  PL1  saluran penghubung
Gambar P
4 
Rangkaian
12 ekivalensin sistem
12 tenaga listrik
(6), dua area
dengan [5], seperti Perubahan 1 1R daya
ditunjukkan  1 2 P L1  saluran
pada Gambar
B1 B  B2 penghubung
5. (15).dihitung
[5],
 
Pasokan Gambar
dengan: daya dari 4 Rangkaian
X bus-1ekivalen ke bus-2 sistem tenaga listrik dengan dua area
[5] didekati dengan dengan
P12  persamaan  D1    D2  
2
(15).  B 2B   PL1 
Pasokan
Gambardaya dari12ekivalen
bus-1 sistem ke bus-2 [5] dengandidekati dengan Diagram blok  Rpengontrolan
11   R12
persamaan
P12 = aliran daya 4 Rangkaian
(2). dari bus-1 ke bus-2, [MW]; tenaga listrik dua area
Diagram blok Rpengontrolan   D 
1
  D2frekuensi

frekuensi
1 2 untuk sistem tenaga
untuk sistem tenaga
persamaan
Pasokan (2). dari bus-1 ke bus-2 [5] didekati dengan listrik
daya dengan dua
 1 area   R2
tidak dipengaruhi
 saluran penghubung
dengan: Pasokan E1 E2 daya dari bus-1 ke bus-2 (6), [5] didekati dengan listrik dengan dua area tidak dipengaruhi saluran penghubung
persamaan  E1 E2 sin 12
P12 (2). (6), Diagram
[5], seperti blokditunjukkan pengontrolan pada frekuensi
Gambar 5. untuk sistem tenaga
PasokanP =
P daya
aliran

persamaan X dari
daya (2). bus-1
dari
sin  bus-1 ke ke bus-2
bus-2, [5]
[MW]; didekati dengan [5], seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Copyright 12
12 © 2017 FT-UHAMKA.
E XE 12 12
- All rights reserved listrik dengan dua area
Diagram blok pengontrolan frekuensi untuk sistem tenaga Seminar tidak dipengaruhi
Nasional TEKNOKA saluranke - 2, penghubung
Vol. 2, 2017
persamaan P12 (2).1 122 sin 12 (6), [5], seperti ditunjukkan pada Gambar 5. saluran ISSN No. 2502-8782
EX listrik dengan dua area tidak dipengaruhi penghubung
dengan: 1 12E2FT-UHAMKA. - All rights reserved (6),
dengan: P12  © 2017
Copyright sin 12 [5], seperti ditunjukkan pada SeminarGambar Nasional 5. TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
= aliran
P12 = aliran Copyrightdaya X© dari
12 2017 bus-1
FT-UHAMKA. ke bus-2, - All [MW];
rights reserved Seminar Nasional TEKNOKAISSN ke - 2,No.
Vol.2502-8782
2, 2017
P12
dengan: daya dari bus-1 ke bus-2, [MW]; ISSN No. 2502-8782
P12 = aliran daya dari bus-1 ke bus-2, [MW];
dengan:
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
12 = aliran daya dari bus-1 ke bus-2, [MW];
PCopyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke -No.
ISSN 2, Vol. 2, 2017
2502-8782
ISSN No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
A. Goeritno, W. K. Soekarna2 E - 41

A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 40


 1  3 Metodologi Penelitian
 + D2  ∆ PL1
∆P12 = −  2
R  =
B2
(− ∆ PL1 ) 3
Untuk Metodologi
perolehan Penelitian
tujuan penelitian, diperlukan sejumlah
 1  1  B1 + B2 (15).
 + D1   + D2  bahan
Untukdanperolehan
alat penelitian
tujuandengan sejumlah
penelitian, langkah-langkah
diperlukan sejumlah
 R1   R2 
pelaksanaan penelitian melalui metode penelitian.
bahan dan alat penelitian dengan sejumlah langkah-
A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 40
langkah pelaksanaan penelitian melalui metode
Diagram blok pengontrolan frekuensi untuk sistem 3.1. Bahan dan Alat Penelitian
3 penelitian.
Metodologi Penelitian
tenaga listrik dengan dua area tidak dipengaruhi saluran Bahan penelitian berupa analogi sistem tenaga listrik
penghubung [5], seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Untuk
dua perolehan
area dengan tujuan penelitian,
sejumlah asumsi,diperlukan
aplikasi sejumlah
MATLAB dan
bahan3.1.dan alat
Bahan penelitian
dan Alat dengan
Penelitian sejumlah
Simulink [7]. Nilai-nilai asumsi untuk sejumlah langkah-
parameter
langkah
pada pelaksanaan
Bahananalogi
penelitiansistem penelitian
berupa analogilistrik
tenaga melalui
sistem metode
tenagaarea,
dua listrikseperti
dua area
1 penelitian.
dengan sejumlah asumsi, aplikasi MATLAB dan Simulink [7].
ditunjukkan pada Tabel 1.
R1 Nilai-nilai asumsi untuk sejumlah parameter pada analogi
PL1 s 
sistem tenaga listrik dua area, seperti ditunjukkan pada Tabel
Pref 1 s  1
PV 1 1 Pm1 1 3.1.Tabel
Bahan
1.
1 Nilai-nilai
dan Alat asumsi untuk sejumlah parameter pada analogi sistem
Penelitian
tenaga listrik dua area Bahan Tabel
penelitian berupa analogi sistem tenaga listrikpada
duaanalogi
area sistem
1   g1s 1   T1s D1 s 
2 H 1 s  1 Nilai-nilai asumsi untuk sejumlah parameter
1 dengan sejumlah asumsi, aplikasitenaga MATLAB dan Simulink [7].
listrik dua area
perubahan
governor turbin
R1 momentum Parameter
Nilai-nilai asumsi untuk sejumlah parameter Area-1 pada analogi
Area-2
PL1 s  dan beban Parameter Area-1 Area-2
sistem tenaga listrik dua area, seperti ditunjukkan pada Tabel
Pref 1 s  1
PV 1
1 Pm1 1
Pengaturan kecepatan,
1. Pengaturan kecepatan, R R R 1
R = 0,05
= 0,05 R = 0,0625
R = 0,0625
2
P12 Ps 1 2
1   g1s 1   T1s D1 s 
2 H 1 s  Koefisien
Tabel beban,
1 Nilai-nilai karena
asumsi untuksensitif
sejumlah parameter padaDanalogi
= 0,6 sistem D2 = 0,9
Koefisien beban, karena
terhadap frekuensi,tenaga
sensitif
perubahans
D listrik dua area 1
governor turbin
momentum
terhadap frekuensi, D D1 = 0,6 D2 = 0,9
perubahan
dan beban Parameter
Konstanta inersia, H Area-1 =5
H1 Area-2 H2 = 4
momentum Konstanta
Pengaturan inersia,RH
kecepatan, R1 =H0,05
= 5 R2 = 0,0625= 4
governor turbin dan beban Tetapan waktu governor, 1  g 1 = 0,2 s. 2 g 2 = 0,3 s. g H
P12 Ps Koefisien beban, karena sensitif
1 1 1 D1 = 0,6 = 0,5 s.D2 = 0,9 = 0,6 s.
s Tetapan
terhadap waktu
frekuensi, D turbin,  T   T 2 s.
Pref 2 s  1   g 2 s P 1   T 2 s 2 H 2 s  D2 2 s 
Tetapan waktu governor, τ g τ g1 = 0,2T 1s. τ g 2 = 0,3
V2 Pm 2 Konstanta = 5
H1 1000 MVA H 2 = 4 1000
perubahan
Dayainersia, H
dasar bersama (common base)
governor turbin dan 
momentum
PL2beban
s Tetapan waktu governor,  g τ T
Tetapan waktu turbin, = 0,5
 g1τ=T 10,2 s. s.  g 2 =τ T0,3= s.0,6 s.
1 Alat penelitian berupa seperangkat laptop dengan aplikasi 2
1 1R 1 Dayawaktu
dasarturbin,
bersama
 T (common
2
2 H 2 s  D2  s 
Tetapan
untuk penghitungan  T1000
dan simulasi. 1 MVA  T 2 = 0,6 s.
= 0,5 s.
1  
Pref 2 s  5 Diagram
Gambar s 1   s base)
g2 P
blok Vpengendalian
2 T2  P
frekuensi
m2 dua area tidak dipengaruhi Daya dasar bersama (common base)
2
1000
1000 MVA
Gambar 5 Diagram blok pengendalian
saluran penghubungfrekuensi
PL2 s  dua area tidak 3.2 Metode Penelitian
1
dipengaruhi saluran penghubung Alat Metode
penelitian penelitian dibuat dalam
berupa seperangkat bentuk
laptop diagram
dengan alir dengan
aplikasi
Diagram blok pengontrolan R2 frekuensi untuk sistem tenaga Alat penelitian berupa seperangkat laptop dengan
untukcara iterasi. danDiagram
penghitungan simulasi. alir metode penelitian, seperti
listrik dengan dua area yang dipengaruhi saluran penghubung ditunjukkan
Gambar 5 Diagram blok pengendalian frekuensi dua area tidak dipengaruhi aplikasi untukpada
penghitungan
Gambar 7.dan simulasi.
Diagram 3.2 Metode Penelitian
[4,5], seperti blok pengontrolan frekuensi
saluran penghubung
ditunjukkan pada Gambar 6. untuk sistem
tenaga listrik dengan dua area yang dipengaruhi saluran Metode penelitian dibuat dalam bentuk diagram alir dengan
pengontrolan frekuensi untuk sistem tenaga cara3.2 iterasi. Metode Diagram
Penelitianalir metode penelitian, seperti mulai

Diagram blok B[4,5],


penghubung 1 seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
listrik dengan dua area yang dipengaruhi saluran penghubung ditunjukkan
Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban

Metode padapenelitian
Gambar 7. dibuat dalam bentuk diagram alir
Untuk Prediksi Waktu Kestabilan Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB,
melalui pembuatan algoritma dan susunan sintaks
pada Sistem Tenaga Listrik Dua Area

[4,5], seperti ditunjukkan pada Gambar 1 6.


R1 dengan cara iterasi. Diagram alir metode penelitian, seperti Memperoleh Hasil Penghitungan
Secara Manual Berbantuan Sejumlah Persamaan
mulai
belum
Apakah pemrograman berbasis aplikasi MATLAB,
sudah sesuai dan selesai?

PL1s 
perubahan
B1 P momentum dan ditunjukkan pada Gambar 7. (i) Nilai deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u. digunakan persamaan ya

V1
Simulasi Perubahan
(14); Frekuensi Akibat Perubahan Beban
beban
Pm1
(ii) Nilai
Untuk deviasi
Prediksi frekuensi
Waktu keadaan tunak diperoleh dengan persamaan (4);
Kestabilan Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB,
Perhitungan berdasarkan program berbasis aplikasi MATLAB
melalui pembuatan algoritma dan susunan sintaksasumsi untuk sejumlah parameter
pada (iii)
SistemNilaiTenaga
frekuensiListrik
kondisi Dua
baru digunakan
Area persamaan (5), dengan nilai-nilai

K I1 1 1 1 1
(iv) Nilai perubahan daya mekanis diperoleh persamaan (12) untuk area-1 dan
persamaan (13) untuk area-2;
(v) Perubahan beban pada area-1 digunakan persamaan (10) dan Perubahan
Memperoleh Hasil digunakan
beban pada area-2 Penghitungan
persamaan (11); dan

s 1   g1s 1R1  2 H 1  D1
s
Secara Manual Berbantuan
(vi) Perolehan Sejumlah daya
nilai perubahan Persamaan
pada saluran penghubung digunakan Apakah pemrograman berbasis aplikasi MATLAB,

sP s
ya
persamaan (15). mulai belum
Apakah perhitungan dengan nilai-nilai asumsi,
sudah sesuai dan selesai?
sudah sesuai dan selesai?
perubahan belum

T1
L1 momentum dan
PV 1
ya
(i) Nilai deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u. digunakan persamaan
(14); Simulasi Perubahan Frekuensi Akibat Perubahan Beban ya

governor turbin
Pm1 beban Penghitungan sesuai persamaan
persamaan terkait
(4); dan berurutan Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB,

ACE1 K
Untuk
(ii) Nilai deviasi frekuensi Prediksi
keadaan tunak Waktu
diperoleh Kestabilan
dengan Perhitungan berdasarkan program berbasis aplikasi MATLAB
(iii) Nilai frekuensi kondisi melaluiasumsi
pembuatan algoritma
sejumlah dan
Memperoleh susunan sintaks
padabaru digunakan
Sistem persamaan
Tenaga (5), Dua Area
Listrik dengan nilai-nilai untuk Perbandingan
parameter antara Hasil Perhitungan

1 1 1 Ps
(iv) Nilai perubahan daya mekanis diperoleh persamaan (12) untuk area-1 dan dengan Program Berbasis Aplikasi MATLAB

I1
persamaan (13) untuk area-2; dan Penghitungan Secara Manual
(v) Perubahan beban pada area-1 digunakan persamaan (10) dan Perubahan
beban pada area-2 digunakan persamaan (11);
Memperoleh danPenghitungan
Hasil

s 1   g1s 2 H1s  sD1


Apakah penghitungan secara manual,

1   T1s
(vi) Perolehan nilai perubahan
Secara ManualdayaBerbantuan
pada saluran penghubung
Sejumlah digunakan
Persamaan Apakah pemrograman berbasis aplikasi MATLAB, ya
belum sudah sesuai dan selesai? Apakah perhitungan dengan nilai-nilai asumsi,
persamaan (15). sudah sesuai dan selesai?
belum
belum sudah sesuai dan selesai?
Perbandingan antara hasil perhitungan dan penghitungan
(dipilih contoh: perubahan beban 187,5 MW)

ACE2
ya

governor turbin
ya ya
(i) Nilai deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u. digunakan persamaan
governor turbin (14); Penghitungan sesuai persamaan terkait dan berurutan

ACE1 Tampilkan
(ii) Nilai deviasi frekuensi keadaan tunak diperoleh hasil
dengan persamaan
penghitungan
(4); Memperoleh Perbandingan
Perhitungan antara
berdasarkan Hasilberbasis
program
Perbandingan
Perhitungan
antara aplikasi MATLAB dengan program
hasil perhitungan

Ps
(iii) Nilai frekuensi kondisi baru digunakan persamaan (5), dengan Program Berbasisasumsi
dengan nilai-nilai Aplikasi MATLAB
untuk sejumlah
berbasis aplikasi MATLABparameter
dan penghitungan secara manual

KI 2 1 1 1
(iv) Nilai perubahan daya mekanis diperoleh persamaan (12) untuk area-1 dan dan Penghitungan Secara Manual
persamaan (13) untuk area-2;
(v) Perubahan beban
Apakahpada area-1 digunakan
penghitungan persamaan (10) dan Perubahan
secara manual,

s
beban
belumpada area-2 digunakan persamaan
sudah sesuai (11); dan
dan selesai?
Memperoleh Pemrograman yang meliputi:

s 1  s 1  T 2s 2 H 2 s  D2
(vi) Perolehan nilai perubahan daya Perbandingan antara hasil perhitungan dan penghitungan
(a) pada saluran penghubung
Pemrograman digunakan
berbantuan Simulink, Apakah
belum
(dipilih contoh: perhitungan
perubahan dengan
beban MW) asumsi,
187,5nilai-nilai
ya

governorg 2
persamaan (15).

ACE2
(b) Pemrograman
ya berbasis aplikasi MATLAB, belum sudah sesuaiApakah proses perbandingan perhitungan dan
dan selesai?

turbin
Pm 2
(c) Hasil perhitungan berdasarkan program penghitungan, sudah sesuai dan selesai?
berbasis aplikasi MATLAB, dan
perubahan Tampilkan hasil ya

PV 2
(d) Hasil perbandingan antara hasil penghitungan Perbandingan antara hasil perhitungan dengan program
Penghitunganpenghitungan
sesuai persamaan terkait dan berurutan berbasis aplikasi MATLAB dan penghitungan secara manual ya
secara manual dan perhitungan dengan program

KI 2 1 1 1momentum dan berbasis aplikasi MATLAB; Memperoleh Perbandingan antara Hasil Perhitungan

PL2 s 2 H s  D
dengan Program Berbasis Aplikasi MATLAB

1 beban Memperoleh Pemrograman yang meliputi:


dan Penghitungan Secara Manual

s 1   g 2s 1  T 2s 2 2
(a) Pemrograman berbantuan Simulink,
(b) Pemrograman Apakah penghitungan
(a) pemrograman secara Simulink
berbasisberbantuan
sudah
aplikasi
sesuai dan
MATLAB,
belum
manual, untuk keberadaan fenomena secara
selesai? akibat perubahan beban tanpa dan dengan
Apakah proses perbandingan perhitungan dan Memperoleh Hasil Fenomena Perubahan Frekuensi akibat Perubahan Beban
melalui Simulasi terhadap dengan Dua Pilihan (tanpa dan dengan ACE)

R2 Pm 2
belum grafik pada
(c) Hasil perhitungan perubahan
berdasarkanfrekuensi
program penghitungan, sudah sesuai dan selesai?
area control error (ACE); Perbandingan antara hasil perhitungan dan penghitungan dengan Nilai-nilai Asumsi
berbasis aplikasi MATLAB, dan
perubahan
(dipilih contoh: perubahan beban 187,5 MW)
(b) pemrograman berbasis aplikasi MATLAB, melalui pembauatan algoritma
PV 2
(d) Hasil perbandingan antara hasil
ya penghitungan
dan susunan sintaks; ya
secara manual dan perhitungan dengan program
momentum dan (c) hasil perhitungan berdasarkan program berbasis aplikasi MATLAB dengan
berbasis aplikasi MATLAB;

PL2 s 
Tampilkan asumsi
nilai-nilai hasil untuk sejumlah parameter, dan

1 beban (1) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) tanpa pemberian ACE;
Perbandingan antara hasil perhitungan dengan program
penghitungan
(d) hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan program berbasis

B2
aplikasi MATLABdan penghitungan secara manual; berbasis aplikasi MATLAB dan penghitungan secara (2) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) dengan pemberian ACE;
manual
(a) pemrograman berbantuan Simulink untuk keberadaan fenomena secara Memperoleh Hasil Fenomena Perubahan Frekuensi akibat Perubahan Beban
grafik pada perubahan frekuensi akibat perubahan beban tanpa dan dengan melalui Simulasi terhadap dengan Dua Pilihan (tanpa dan dengan ACE)

ACE  AreaRControl
2 Error area control
Memperoleh error (ACE); yang meliputi:
Pemrograman Pemrograman dengan Simulink
(b) pemrograman berbasis aplikasi MATLAB, melalui pembauatan algoritma
(tanpa dan dengan)
(a) Pemrograman berbantuan
dan susunan sintaks;
area control error
Simulink, belum
dengan Nilai-nilai Asumsi
Perbandingan antara hasil perhitungan dengan program
berbasis aplikasi MATLAB dan penghitungan secara manual
(b)berdasarkan
Pemrograman berbasis Apakah proses perbandingan perhitungan dan
berbasisaplikasi MATLAB,

Gambar 6 Diagram blok pengontrolan frekuensi untuk sistem tenaga listrik


(c) hasil perhitungan program aplikasi MATLAB dengan penghitungan, sudah sesuai dan selesai?
(c) Hasil
nilai-nilai perhitungan
asumsi untuk sejumlah berdasarkan
parameter, danprogram
(1) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) tanpa pemberian ACE;
berbasis
(d) hasil perbandingan antara hasil aplikasi
perhitunganMATLAB, dan berbasis
dengan program

B2
(2) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) dengan pemberian ACE;
aplikasi MATLABdan penghitungan
(d) Hasil perbandingan antara secara manual;
hasil penghitungan

dengan dua area yang dipengaruhi saluran penghubung


ya ya belum
secara manual dan perhitungan dengan program
belum selesai Apakah hasil fenomena perubahan frekuensi,
Apakah pemrograman dengan Simulink,
sudah sesuai dan selesai?

ACE  Area Control Error


berbasis aplikasi MATLAB;
sudah sesuai?
Pemrograman dengan Simulink Perbandingan antara hasil perhitungan dengan program
(tanpa dan dengan) area control error berbasis aplikasi MATLAB dan penghitungan secara manual

Gambar 6 Diagram blok pengontrolan frekuensi untuk sistem tenaga listrik (a) pemrograman berbantuan Simulink untuk keberadaan yafenomena secara Memperoleh Hasil Fenomena Perubahan Frekuensi akibat Perubahan Beban
grafik pada perubahan frekuensi akibat perubahan beban tanpa dan dengan melalui Simulasi terhadap dengan Dua Pilihan (tanpa dan dengan ACE)
area control error (ACE); dengan Nilai-nilai Asumsi

Gambar 6dengan
Diagram
dua blok
area pengontrolan frekuensi
yang dipengaruhi saluran untuk sistem tenaga
penghubung Gambar 7 Diagram alir metode penelitian
(b)belum
pemrograman berbasis aplikasi MATLAB, melalui pembauatan algoritma ya belum
Apakah pemrograman dengan Simulink,
dan susunan sintaks; selesai Apakah hasil fenomena perubahan frekuensi,
sudah sesuai? sudah sesuai dan selesai?
(c) hasil perhitungan berdasarkan program berbasis aplikasi MATLAB dengan

listrik dengan dua area yang dipengaruhi saluran penghubung


nilai-nilai asumsi untuk sejumlah parameter, dan
(1) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) tanpa pemberian ACE;
(d) hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan program berbasis (2) Asumsi 3 kondisi perubahan beban (187,5 mW, 180 MW, dan 160 MW) dengan pemberian ACE;
ya
aplikasi MATLABdan penghitungan secara manual;

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar


Gambar 7 Diagram
Pemrograman dengan Simulink Nasional
alir metode TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
penelitian Perbandingan antara hasil perhitungan dengan program

ISSN No. 2502-8782


(tanpa dan dengan) area control error berbasis aplikasi MATLAB dan penghitungan secara manual

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved belum Apakah pemrograman dengan Simulink,
sudah sesuai?
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 selesai
ya Apakah hasil fenomena perubahan frekuensi,
sudah sesuai dan selesai?
belum

ya
ISSN No. 2502-8782

Gambar 7 Diagram alir metode penelitian

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 42 A. Goeritno, W. K. Soekarna2

A. Goeritno
A. Goeritnodan
danW.
W. K.
K. Soekarna
Soekarna EE --41
41
4 Hasil dan Pembahasan #pertama
A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 41
A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 41
44 Penghitungan
1.1. Hasil dan
Hasil dandengan
Pembahasan
Pembahasan A. Goeritno dan W. K. Soekarna
Cara Manual Berbantuan  1 11
  +DD
 
D2∆ PLPP
E - 41
44.1. Sejumlah
Hasil dan Pembahasan
Persamaan 
R 
 R 1 22 
 D2  PL1
1LL11
Penghitungan
4 Penghitungan dengan
Hasil dandengan CaraManual
Pembahasan Manual Berbantuan
Berbantuan −  R
2
4.1. Cara ∆P12PP1212= 2 2
1
4
Penggunaan Hasil
4.1. Sejumlah
Penghitungan
Sejumlah dan
terhadap Pembahasan
sejumlah
dengan
Persamaan
Persamaan Carapersamaan yang diketahui,
Manual Berbantuan   1 R2 
P12  1 1+
D112 1 PL1 
RD D1 1+D D D 2 P D R1  2D
P12  R1RR111 2 1RR2R 2  L1
2
4.1. Sejumlah
maka Penghitungan
perubahan Persamaanbebandengan pada Cara area-1 Manual dalam Berbantuan
p.u., diperoleh
1
2
Penggunaan4.1. terhadap
Penghitungan
Penggunaan terhadap sejumlah persamaan yang diketahui, sejumlah
dengan Cara persamaan Manual yang
Berbantuan diketahui, P12 1  1   1  D
 D 2 22

makaSejumlah
Penggunaan
maka perubahan
perubahan
Sejumlah
Persamaan
terhadap beban
beban
Persamaan pada area-1
sejumlah
pada area-1 persamaan dalam yang
dalam p.u., diperoleh
p.u., diketahui,
diperoleh 
 R1 D11 00R,1875
R   DR
 D12 
,21875
 

 D2   1 00..99
 1 
Penggunaan terhadap
load change sejumlah 187 187 ,5 persamaan yang diketahui,   1 
1 R  0,1875
  2
1   
1
yaituPenggunaan
maka
yaitu perubahan load change
P 1  load terhadap beban
change =pada 187,5,area-1
5= 0,1875 dalam Nilai
p.u.,
Nilai deviasi
diperoleh
diketahui,   1  00.1.660,1875
deviasi   R112  0 .9 00,,0625 0625 
maka ∆perubahan
yaitu
P
P L1LL1=
loadbeban
common change basepada  sejumlah
1000
187 ,5  0,1875
area-1 0,1875 persamaan
dalam
..
Nilai p.u., yangdiperoleh
deviasi  0,0625  0.9   0,0625 1  0.9
yaitu common
common base
base 1000
1000 Nilai deviasi  
 0 ,105 
  1
0,1875
0,0625   
  1  0 .9 
yaitu 
makaPL1 perubahan  load change beban  187 pada area-1
,5  0digunakan,1875 dalam p.u., diperoleh
. . 0,05 1  0.6  1  0.9  0,0625
frekuensi keadaan tunak dalam p.u. Nilaipersamaan
persamaan deviasi   0.9 atau

frekuensi keadaan common tunakbase dalam 1000 p.u. digunakan 00,,005  10   ,,9900,,0845
P 0 ,1875 . 0 , 05 0 ,0625
frekuensi 
yaitu keadaan
L1  tunak
load change 
dalam 
p.u.
187 5 digunakan persamaan
Nilai deviasi    005
 6 16
. 16 1 0.9  pp.u
0845 .u ..
 atau
atau  0 , 84,5 MW
0625
84,5 MW atau

(14).
(14). P common
L1  base 1000   0,1875 .
 0,05  0.60,0625
   0.9  atau 84,5 MW atau

frekuensi
(14). keadaan tunak dalam
common base 1000 p.u. digunakan persamaan #kedua
persamaan #kedua
   0 ,005
 0 , 
05  16 , 9 
    0 0
, ,
0625 0845 p .u .

frekuensi keadaan
(14).
11frekuensi 
 PPL 1 tunak dalam p.u. digunakan
 dalam p.u. 00,1875
,1875   0,005  16,9   0,0845 p.u. atau 84,5 MW atau
(14). keadaan
L1

 11  D  PL111  D   11  0,6


tunak  digunakan persamaan
 11  0,9
 0,1875
#kedua
PP12 11  D
#kedua
   011,005 16,9   0,0845
D200,,005  
005 1p.u. 00,,99
1 atau 84,5  MW atau
 1 (14).   R1 2   0 , 1
0625 
 R  D11 PL1R  D22  0,05 0,6   0,1875
 00,0625 ,0625  0 ,9  12
#kedua
P12   1 R12  D2   0,005  0,0625
  
 1 R111   12   0,05 1 1  1  0,9
2
R110,1875 D1  R12PL 1 D2  1  0,6   01,1875  0,9
 
1200P 00516 R162 ,9 1
 P    1   R 
 D     0 , 005  0
atau84,5

 , 0625
84,5  0
1MW , 9
,,005 12,9  2
 0,1875
,1875 0,05  0,6    0,0625  0,9   00,,0845 0845 p.u. atau  MW 
 1 0 ,1875
 20  0R,16  1116
D    R  2 0D 1 2  0,005 0,005 1
,005   1  12     D2   p.u0.,005  0, 0625  0,9 
20  0, 0
6 
,187516  00,19,92 37
 D R
   037, 
,5 2 
1875
,5 D   
 0,05
 0 ,60 ,
0625
 
  0,0625
 0 , 9  
atau
atau   0 ,005    16 , 9
 2R   0 , 0845 p . u . atau 84,5
 0 , MW
0625 

Nilai  60,1875
deviasi
R1
 frekuensi
  R02,1875  0,005
 keadaan tunak diperoleh dengan

  0,005  16,9   0,0845 p.u. atau 84,5 MW
#ketiga
20
NilaiNilai  0 ,  16  0 ,9 37 , 5 dengan #ketiga  0,005  16,9   0,0845 p.u. atau 84,5 MW
atau
20 deviasi  0frekuensi keadaan tunakdiperoleh diperoleh
    0 ,005
0,6deviasi frekuensi keadaan
,1875  0,1875tunak dengan
persamaan
Nilai deviasi (4),
 16yaitu: 0,9
frekuensi 37 ,5  0,005 atau
persamaan
persamaan 20 (4),(4),
 0,6yaitu:  16  0,9 keadaan
yaitu: 37,5 tunak diperoleh dengan #ketiga atau
Nilai deviasi frekuensi keadaan tunak hertz. diperoleh dengan #ketiga
persamaan
 11(4),
ff11Nilai ff0011yaitu:
deviasi ((0frekuensi
0,,005
005))((60 60))keadaan
00,,33 hertz. tunak diperoleh dengan #ketiga  11  0,9
persamaan
 f 1    1  (4),
f 1 yaitu:
 (  0 , 005 )  ( 60 )   0 , 3 hertz. hertz. B  0,0625 1  0,9 
Untuk
Untuk nilai
persamaan
nilai frekuensi
(4), yaitu: baru digunakan
0frekuensi baru digunakan persamaan
persamaan (5), (5), P12  B2 2
 PPL1 0,0625  0,9   0,1875 
 f 1
sehingga:   1  f 1  (  0 , 005 )  ( 60 )   0 , 3 hertz.
hertz.  P 
persamaan (5), P1212  BB11B2BB22   PLL11    11 00,,60625 1   101,9    0,1875 
9   0,1875 
Untukf 1nilai ff 11 ff00 f01ff1(10baru
1frekuensi ,60
005)00,(digunakan
,360
3) 59 59,,707,3hertz. hertz.
0
sehingga: 60       1  0,
Untuk 16.9B 16.90,06,0625   0,0625 1  0,09,9    0,1875 
Untuk
sehingga:
NilaiUntuk
nilai
perubahan fnilai
1nilai frekuensi
frekuensi
fdaya
dayafrekuensi 1 baru
fmekanis
mekanis 60 diperoleh digunakan
0digunakan
,3  59
diperoleh
baru ,7dengan
digunakan
persamaan
hertz.
dengan
persamaan
penggunaan
(5), (5), 
persamaan P12  B1 2 B2 B
(5), 2  P0L,1875 1  
0,105 ,6
00,1875
,00625
Nilai perubahan 0
sehingga: f 1  f 0  f 1  60  0,3  59,7 hertz.
sehingga: penggunaan 20,616121.916,B92  B 0,1875L10,05
 B
P  B    
P 
0 ,05116
37  0  
.,950,6    0,0625 , 06251  0,9   0,1875 
persamaan
Nilai perubahan
sehingga:
persamaan (12) untuk (12) untuk
daya
f 1  f 0area-1 area-1
mekanis
 f 1dan dan penggunaan
diperoleh
 60penggunaan dengan
 0,3  59,7persamaan (13) persamaan
penggunaan
hertz. (13)  16 . 9 16  . 9 1   0 , 1875  10,9  0,9 
Nilai area-2,
untuk perubahan
area-2, sehingga: daya area-1 mekanis diperoleh dengan penggunaan (13) 20
20
0,4507,16
6  1616 ,9 .90,1875
1 2
0,1875 0
16 , 05
037  ,5 16.9p0.,u
,0845  0 , 60 ,0625

. atau
1875  0,-84,5  MW.
persamaan
untuk Nilai
Nilai perubahan (12)
sehingga:
perubahan untuk dayamekanis
daya dan
mekanis penggunaan diperoleh
diperoleh persamaan
dengan dengan penggunaan ,6 .916,9  0,1875
  0,1875  37.9,05,05 0,1875 atau0,1875 0625 MW.
persamaan
untuk (12)
 persamaan untuk
00,,005005 area-1 dan penggunaan
ataupenggunaan persamaan
100penggunaan MW (13)
dan (13)20 0 ,
Nilai4507
6 20  
,,69 MW
84,5 0 ,1875
16,9 adalah nilai   0 ,0845
37,5 aliran p . u .
37,5 daya dari area-2 ke area- -84,5
penggunaan
 area-2,
PPm1 persamaan sehingga:
(12)
sehingga: (12)
untuk puntuk
00,1,1parea-1.u.u.. atau
area-1
dan 100
dan MW persamaan dan 0,,4507
 sebesar 16
80 0MW ,1875dan  terdapat0,0845 ppenambahan .u. atau -84,5pada MW. area-2
untuk area-2, 1 Nilai 84,5 MW adalah nilai aliran
 R   00 ,,05
005 atau 100 MW dan  0Nilai 
,450784,5 0 , 4507 
0,1875  0 , 1875 
0,0845  0 ,0845 p.udaya . ataup.udari . -84,5
atau area-2MW.keMW.
-84,5 area-
m1
persamaan  R1 (13)
Pm1 untuk 1
area-2,
 0,05
untuk
0 sehingga:
, 005
area-2,
 0,1 p.usehingga: .  MW adalah   nilai aliran daya dari area-2 ke area-
Pm1  R      00 , ,
05005  0 , 1 p .u . atau 100 MW dan sebesar
1 sebesar 4,5 80 MW MW yang dan diperoleh
terdapat dari
penambahan hasil reduksi pada daya
area-2di
 P  1  
  00,,05 005  0, 005 0 , 080 p . u . atau atau
atau 100 80
80 MW MW.
MW. dan
1 sebesar Nilai 80 84,5 MW MW dan adalah terdapat nilai penambahan
aliran daya dari pada area-2 ke area-
area-2
P R
Pmm22  m1 1   0,005  0,080 p.u.
    0 ,1 p .u . atau 100 MW dan area-2
sebesar
Nilai pada4,5
84,5 MW saat
MW terjadi
yang
adalah penurunan
diperoleh
nilai aliran dari nilai
daya hasil frekuensi.
dari reduksi
area-2 daya
ke Dapatdiarea-2
1 sebesar 80yang MWdiperoleh dan aliran terdapat penambahan pada
Pm 2  RR22 R1 00,,0625 06250,05
0,005  0,080 p.u. atau 80 MW. dilakukan Nilai
sebesar
area-2 pada
84,5
4,5cara MWMW
saat yang adalah
terjadi sama nilai untukpenambahan
penurunan daridaya
untuk hasil
nilai
dari area-2
reduksi
kondisi
frekuensi.
ke
dayaarea-
perubahan
Dapatdi
Pm 2  R2 kedua
Perbandingan 0,0625
kedua ,005
 0nilai
nilai 0,080 inip.(100 .
u(100 MW ataudan 8080 MW) area-1
MW. 1area-2 sebesarsebesar 80 804,5 MW MW MW dan
danyang terdapat
terdapat diperoleh penambahan dari hasil pada pada area-
reduksi area-2daya di
PerbandinganPm 2R2 − ∆ω0,0625 − 0,005  0,080 p.u. ini MW dan atau 80 MW)
80 MW. daya
dilakukan beban pada cara saat
sebesar yang terjadi
180 MW
sama penurunan
dan
untuk 160 untuk W. nilai frekuensi.
kondisi Dapat
perubahan
didasarkan
Perbandingan
didasarkan∆Pm 2 =kepada kepadaRkedua
2 −
pilihan
pilihan nilai
0,0625 nilai
nilai = ini ,asumsi
0asumsi
080 (100 untuk
. MW
p.uuntuk atau
konstanta
danMW.
konstanta
80 MW) 2sebesar
inersia
80inersia sebesar
dilakukan
daya
area-2
beban
4,54,5cara MW
padayang
MW
sebesar
yang
saat sama
yang
180
diperoleh
terjadiuntuk
diperoleh
MW dan 160
dari
penurunan
dariuntuk hasil
W.frekuensi.
reduksi
nilai
hasilkondisi reduksi daya
frekuensi.daya diDapat
perubahan
(Perbandingan
). kedua 0 ,0625nilai ini (100 MW dan 80 MW) di area-2
area-2
daya dilakukan
pada
pada
beban saat
saat
sebesar cara
terjadi
terjadi
180 yang penurunan
MW sama
penurunan
dan 160 untuk
nilai nilai
W. untuk kondisi
frekuensi. Dapat perubahan
Dapat
(didasarkan
H
H ). Perbandingan kepada
R 2 pilihan
kedua nilai nilai asumsi ini untuk konstanta
(100 MW dan inersia
80 MW) 4.2 Pemrograman
(didasarkan
Berdasarkan
H ).Berdasarkan kepada pilihan
hasil nilai asumsi
penghitungan untuk konstanta
tersebut, maka nilai nilaiinersia dilakukan
daya dilakukan daya beban
cara yang sebesar sama 180
untuk
cara yang sama untuk untuk kondisi perubahan MW untuk dan 160
kondisi W. perubahan
didasarkan kepada hasil penghitungan
pilihan nilai asumsi tersebut, maka
untuk konstanta daya 4.2
inersia Pemrograman
( H ).Perbandingan
generatorBerdasarkan pada area-1
kedua
hasil sebesar
nilai
penghitungan ini 100(100 MWMW
tersebut, dan
danmaka pada
80 MW)
nilai area-2
daya 4.2.1
daya
daya
4.2 bebanPemrograman
beban
Pemrograman sebesar
sebesar180 180 berbantuan
MW MWdan dan160 Simulink
160W. W.
generator ( H ). pada area-1 sebesar 100 MW dan pada area-2
sebesar
didasarkan
generatorBerdasarkan
80 MW
kepada
pada hasil
dengan
area-1 pilihan penghitungan
nilai
sebesar nilai frekuensi
asumsi
100 tersebut,
MW kondisi
untuk dan maka baru nilai
konstanta
pada daya
sebesar
area-2 4.2.1 4.2
Pemrograman Pemrograman Pemrograman berbantuan berbantuan Simulink Simulink merupakan pembuatan
sebesar 80Berdasarkan MW dengan hasil nilai frekuensi kondisi
penghitungan tersebut, barumaka sebesar
nilai daya 4.2.1 Pemrograman berbantuan Simulink
generator
59,7 hertz.
sebesar hertz. pada
( H80).Total Total
MWpada area-1
pergantian
dengan sebesar
nilai daya 100
frekuensigenerator MW dan
sebesar pada 180 area-2 algoritma
Pemrograman
4.2
MW. 4.2 Pemrograman Pemrograman secara grafis.
berbantuan Untuk Simulink simulasi perubahanpembuatan
merupakan frekuensi
inersia
59,7
sebesar generator
80 MW
pergantian
dengan area-1 nilai
dayasebesar generator
frekuensi 100kondisi
kondisi
sebesar
MW baru
dan
baru
180 sebesar
MW.
pada
sebesar area-2
akibat
algoritma
4.2.1 Pemrograman
Pemrograman perubahan
secara berbantuan
grafis.beban
berbantuan
Untuk Simulink
dibuat simulasi untuk
Simulink
merupakan sejumlah
perubahan pembuatan
kondisi
frekuensi
SaatBerdasarkan
59,7 perubahan
hertz. Total beban
pergantian sebesar
daya 187,5 sebesar MW, terdapat
Saat
59,7
perubahan
sebesar
hertz. 80 MW
Total
hasilbeban
pergantian
penghitungan
dengan sebesar
dayanilaigenerator
generator
187,5
tersebut,
frekuensi MW,
sebesar
maka180
kondisi nilai
180 baru MW.
terdapat
MW.
4.2.1
sebesar
4.2.1
algoritma
perubahan
akibat
Pemrograman
Pemrograman
Pemrograman secara
perubahan beban, grafis.
yaitu
berbantuan
berbantuan
berbantuan
beban Untuk
pada dibuat
Simulinkperubahan
Simulink
Simulink
nilai simulasi 187,5
untuk MW,
merupakan
sejumlah180
pembuatan
frekuensi
MW,kondisidan
kekurangan
Saat
kekurangan perubahan daya
daya sebesar
sebesarbeban 7,5
7,5 MW.
sebesar
MW. Kekurangan
187,5
Kekurangan MW, daya
daya dengan
terdapat
dengan Pemrogramanalgoritma secara
berbantuan grafis. Untuk
Simulink simulasi
merupakan perubahan pembuatan frekuensi
daya
Saat generator
59,7 hertz. pada
perubahan Total bebanarea-1
pergantian sebesar
sebesar daya100 generator
187,5 MWMW, dan
sebesar pada 180 MW.
terdapat akibat
160 Pemrograman
perubahanMW. perubahan
Diagram
beban, beban
berbantuan
blok
yaitu dibuat
pengontrolan
pada nilai untuk
Simulink
187,5 dibuat MW, sejumlah
merupakan
tanpa
180 kondisi
pemberian
MW, dan
nilai
kekurangan
nilai frekuensi
frekuensi daya tersebut,
sebesar daya
7,5
dayaMW. generator Kekurangan alami penurunan.
daya dengan
area-2 Saat
kekurangan sebesar daya80tersebut,
perubahan MW
sebesar beban
dengan 7,5 nilai
MW.
generator
sebesar frekuensi
Kekurangan
alami
187,5 kondisi penurunan.
MW,
daya baru
dengan
algoritma
terdapatperubahan
area
pembuatan
160
akibatsecara
MW.control Diagram
perubahan
beban,
error
algoritma grafis.
yaitu
dan
blok
bebannilai
Untuk
pada
dengan
secara
pengontrolan
dibuat
simulasi
pemberian
grafis. 187,5 untuk
perubahan
MW,
Untuk
dibuat area
sejumlah
180
tanpacontrol
simulasi frekuensi
MW,
pemberian
kondisi
dan
error.
Penggunaan
nilai
Penggunaan frekuensi persamaan
persamaan tersebut, (10)
(10) daya dan
dan (11),
generator
(11), maka
maka perubahan
alami
perubahan penurunan.beban
beban akibat perubahan
perubahan beban, beban yaitu pada
dibuat nilai
untuk 187,5 MW,
sejumlah 180 MW,
kondisi dan
nilai kekurangan
sebesar
pada
Penggunaan
pada
59,7 hertz.tersebut,
frekuensi
area-1
area-1
daya
Totalsebesar
sebesar (10)
persamaan
sebesar
pergantian
1daya
D Ddan =
7,5
=(generator
(
MW.
daya generator
00,,005
(11), 005 maka
Kekurangan
)(alami (00 ,66))alami
perubahan
sebesar
=
daya dengan
penurunan.
= 0beban
0,,003
160 MW.
Area
003 perubahan
area Control
control
160
Diagram
MW.frekuensi Errordan
error Diagram
blokberupa
akibatpengontrolan
dengan
blok
kompensator
perubahan
pemberian
pengontrolan
dibuat bentuk
beban
area tanpa
dibuat control pemberian
integral
dibuat
tanpa
dan
error.
pemberian
180 nilai
MW. Saatpersamaanfrekuensi
perubahan (10) tersebut,1
beban 1 daya )
generator
1 sebesar 187,5 MW, terdapat , penurunan. perubahan
area control beban, error yaitu
dan pada
dengan nilai pemberian187,5 MW, area 180
control MW, dan
error.
Penggunaan dan = (11), maka (0perubahan penguatan (gain). Pembuatan pemrograman dengan algoritma
pada
p.u. area-1
atau
Penggunaan -3daya sebesar
MW 7,5
dan perubahan
persamaan 1 MW.
perubahan D 1 (Kekurangan
(10)  0,005
beban
dan (11), )pada maka ,area-2,
6
area-2, = sebesar
) perubahan 0beban
sebesar
,003beban Area
untuk
160
Control
sejumlah
area
MW. control
Diagram
Error
kondisierror
blok
berupa perubahan
dan kompensator
dengan
pengontrolan
beban,
pemberian
dibuat
bentuk yaitu
tanpa area integral
pada
control
pemberian
danerror.
padaatau
p.u.
kekurangan area-1 -3 MW
= MW sebesar dan
sebesar   1  D = = ( beban
 0 ,005 pada
)  ( 0 daya
, 6
atau) dengan
=  0 ,003 Area
grafis
penguatan
nilai Control
187,5
Area
berdasarkan
(gain).
MW,
Control
Error180 Error
berupa
PembuatanGambar
MW, dan
berupa
kompensator
5
pemrograman
160 dan MW.
kompensator
Gambar bentuk
dengan
Diagram bentuk
integral
6. Diagram
algoritma
blok dan
integral dan
p.u.
 
nilai11atau
pada
 D D2-3
frekuensi ((tersebut,
=area-1 00,,005
005dan
sebesar))perubahan
(00,,99
(daya 1 D0beban
))=generator
1 0,,0045
=0045alami
1 ( 0
p.u.)atau
pada
p.u.
,005 area-2,

penurunan.6-4,5
(0,-4,5 =MW,
) sebesar
MW, area
 0,003penguatan
skematis
grafis
pengontrolan
control error Pembuatan
(gain).
algoritma
berdasarkan dibuat
dan secara
tanpa
dengan
Gambar grafis
pemberian
pemberian
pemrograman
5 berbantuan
dan areaGambar
areadengancontrol
Simulink
control 6.
error.
algoritma
untuk
Diagram
error
p.u. atau 2
-3 = MW( dan perubahan =  0(11), beban
,–7,5
0045 pada
p.u.pada area-2,
atau sebesar
-4,5 MW, Area penguatan
Control (gain).
Error berupa Pembuatan kompensator pemrograman bentuk dengan
integral algoritma
dan
maka
 1p.u.
Penggunaan
maka  total
totalD2atau -30,005
perubahan
persamaan
perubahan MW)beban beban
dan ((10)
0,9perubahan
)sebesar
dan
sebesar –7,5 beban makaMW.
MW. Perbandingan
area-2,
perubahan
Perbandingan sebesargrafis
simulasi
skematis berdasarkan
fenomena Gambar
perubahan 5 frekuensi
dan Gambar akibat 6. perubahan
Diagram
 1  nilai
kedua
maka D2 = ini
total (0,(3
perubahan 005MW )  (0dan
beban ,9) =4,5
sebesar
 0,MW) 0045
–7,5
p.u.
didasarkan
MW.
atau -4,5kepada
Perbandingan
MW, dan
penguatan
skematis grafisalgoritma
dengan pemberian
berdasarkan
(gain).
algoritma
secara
Pembuatan
secara
areaGambar grafis
control
grafispemrograman
berbantuan
5error.
berbantuan dan Area Simulink
Gambar
dengan Control
Simulink 6.untuk
algoritma Diagram
untuk
keduapada
beban nilai
 ini2 =(3(sebesar
1  area-1
D MW 0,005dan ) ∆ω (04,5,9×) D=MW)
1 = (−00,0045 ,didasarkan
005 ) p.u.
× ( 0,atau
6 ) -4,5 MW,
kepada
= tanpaberupa
simulasi
Error pemberian fenomena
kompensator areaperubahan control bentuk error,
frekuensi
integral seperti ditunjukkan
akibat
dan penguatan perubahanpada
maka
pilihan nilaitotal perubahan
nilai asumsi asumsi beban
untukdan sebesar
koefisiensi –7,5 beban, MW. Perbandingan
karena sensitif kepada grafis
sensitif simulasi skematis
berdasarkan algoritma Gambar secara grafis
5 frekuensi
dan Gambar berbantuan Diagramuntuk
Simulink
6. perubahan
kedua
pilihan maka totalini (3 MW
perubahan untuk beban 4,5sebesar
koefisiensi 1
MW) beban, didasarkan
–7,5 karena
MW. Perbandingan Gambar
tanpa
(gain). pemberian8.fenomena
Pembuatan area perubahan
pemrograman control error,
dengan seperti akibat
ditunjukkan
algoritma grafis pada
kedua
terhadap p.u.
nilai atau
frekuensi ini -3
(3 MWMW dan dan perubahan
4,5 MW) beban didasarkan pada area-
kepada skematis simulasi algoritma fenomena perubahan
area control error, seperti ditunjukkanuntuk
secara grafis berbantuan frekuensi akibat
Simulink perubahan
0,003 nilai
−pilihan
terhadap kedua frekuensi asumsi
nilai ((DDuntuk
ini ).).
(3 MW koefisiensi
dan 4,5 beban,
MW) karena
didasarkan sensitif kepadatanpa pemberian
Gambar
berdasarkan 8. Gambar 5perubahan dan Gambar 6. Diagram
pada
pilihan
Penggunaan
2,terhadap
sebesar
Penggunaan nilai
frekuensi asumsi persamaan
(
persamaan D untuk
).
= ( − 0
koefisiensi
, (15)
(15)
005 ) × ( untuk
untuk
0 , 9
beban,
) = karena
perolehan
perolehan
− 0 , 0045 sensitif
p.u. nilai
nilai simulasi
Gambar tanpa 8. pemberian
fenomena area control frekuensierror, akibatskematis
seperti ditunjukkan
perubahan pada
terhadap pilihan ∆ω
frekuensi nilai
1× D asumsi
(2D total
).saluran untuk koefisiensi beban, karena sensitif algoritma Gambar secara8.grafis berbantuan Simulink untuk simulasi
perubahan
Penggunaan
perubahan
atau -4,5
terhadap MW, dayamaka
daya frekuensi
pada
persamaan
pada saluran
( D
penghubung,
(15)
penghubung,
).perubahan untuk
bebandengan dengan
perolehan
sebesarsejumlah –7,5nilai tanpa pemberian area control error, seperti ditunjukkan pada
sejumlah
Penggunaan
penghitungan:
perubahan daya pada persamaan saluran (15) untuk perolehan nilai fenomena
Gambar 8. perubahan frekuensi akibat perubahan tanpa
penghitungan:
MW. Perbandingan
Penggunaan kedua persamaan nilaipenghubung,ini (15) (3 MW untuk dengan
dan 4,5 sejumlah nilai
MW)
perolehan
perubahan
#pertama
penghitungan: daya pada saluran penghubung, dengan sejumlah pemberian area control error, seperti ditunjukkan pada
#pertama
didasarkan perubahan kepada daya pilihanpada nilai saluran asumsi penghubung, untuk koefisiensi dengan sejumlah
penghitungan:
#pertama Gambar 8.
beban,penghitungan:
karena sensitif terhadap frekuensi ( D ).
#pertama
#pertama
Penggunaan persamaan (15) untuk perolehan nilai
perubahan daya pada saluran penghubung, dengan sejumlah
penghitungan:
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ISSN
ISSN No.
ke -No. 2502-8782
2502-8782
2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKAISSN
ke - No.
2, Vol. 2, 2017
2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA
ISSN No. ke2502-8782
- 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Goeritno, W. K. Soekarna2 E - 43

A. Goeritno dan W. K. Soekarna E - 42

4.2.2 Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB


Pemrograman berbantuan aplikasi selalu diawali dengan
pembuatanPemrograman
algoritma danberbantuan aplikasi sintaks.
diikuti penyusunan selalu Untuk
diawali
dengan
A. Goeritno danpemrograman
W. K. Soekarnapembuatan algoritma dan diikuti
berbasis MATLAB, pembuatan algoritma dapat penyusunan
E - 42
sintaks.secara
dilakukan Untuk pemrograman
bersama-sama berbasis MATLAB, pembuatan
saat pembuatan sintaks.
algoritma
Susunan sintaksdapatuntukdilakukan
simulasisecara bersama-sama
fenomena perubahan saat
Pemrograman
pembuatan berbantuan
sintaks. aplikasisintaks
Susunan selalu untuk
diawali dengan
simulasi
frekuensi akibat perubahan beban di sistem tenaga listrik dua
pembuatan algoritma dan diikuti penyusunan sintaks. Untuk
area, fenomena perubahansusunan
seperti ditunjukkan frekuensi akibat perubahan beban di
beikut.
%DATApemrograman
PADA AREA SATU% berbasis MATLAB, pembuatan algoritma dapat
sistem tenaga listrik dua area, seperti ditunjukkan susunan
dilakukan secara bersama-sama saat D1=
R1=input('masukkan pengaturan kec., R1= ')
pembuatan sintaks.
beikut.
D1=input('masukkan koef.beban.krn.sens.thdp.frek., ')
Susunan sintaks
H1=input('masukkan untuk H1=simulasi
konst. inersia, ') fenomena perubahan
TG1=input('masukkan tetapan waktu governor, TG1= ')
frekuensi akibat
TT1=input('masukkan perubahan
tetapan bebanTT1=
waktu turbin, di sistem
') tenaga listrik dua
%DATA %DATA PADA
DUA% AREA SATU%
area, seperti
PADA AREA
ditunjukkan susunan beikut.
R1=input(‘masukkan pengaturan kec., R1= ‘)
R2=input('masukkan pengaturan kec., R2= ')
%DATA PADA AREAkoef.beban.krn.sens.thdp.frek.,
D2=input('masukkan SATU% D2= ')
D1=input(‘masukkan
R1=input('masukkan
H2=input('masukkan konst.
koef.beban.krn.sens.thdp.
pengaturan
inersia, kec.,
H2= ')R1= ')
frek., D1= tetapan
TG2=input('masukkan ‘) koef.beban.krn.sens.thdp.frek.,
D1=input('masukkan waktu governor, TG2= ') D1= ')
H1=input('masukkan
H1=input(‘masukkan
TT2=input('masukkan konst.
tetapan inersia,
konst.
waktu H1=
turbin, ') ')
inersia,
TT2= H1= ‘)
TG1=input('masukkan
%DATA TG1=input(‘masukkan
TETAP% tetapan waktu governor, TG1= ')
TT1=input('masukkan tetapan waktu governor, TG1=
F0 =60 %frekuensi tetapan
standar waktu turbin, TT1= ')
‘) PADA%base
%DATA
BP =1000 AREA MVA
DUA%
TT1=input(‘masukkan
R2=input('masukkan
LC1=187.5 pengaturan
%load change 1 tetapan
kec., R2=waktu
') turbin, TT1= ‘)
D2=input('masukkan koef.beban.krn.sens.thdp.frek., D2= ')
%DATA
LC2=180 PADA AREA
%load change
H2=input('masukkan DUA%
2
konst. inersia, H2= ')
LC3=160 %load change 3
R2=input(‘masukkan
TG2=input('masukkan tetapan pengaturan
waktu kec.,
governor, TG2=
MENU1=menu('PENGONTROLAN FREKUENSI DI STL 2 AREA DENGAN LOAD R2=
') ‘)
D2=input(‘masukkan
TT2=input('masukkan
CHANGE',... tetapankoef.beban.krn.sens.thdp.
waktu turbin, TT2= ')
Gambar 8 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink %DATA TETAP%
frek., D2=%frekuensi
‘)'(1)HASIL PERHITUNGAN BERBASIS APLIKASI
Gambar 8 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink F0 =60 standar
untuk simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan tanpa MATLAB',...
H2=input(‘masukkan
BP =1000 %base MVA konst. inersia, H2= ‘)
untuk simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan tanpa '(2)SIMULASI BERBASIS SIMULINK TANPA ACE',...
pemberian area control TG2=input(‘masukkan change 1tetapan
BERBASISwaktu governor,
DGN ACE') TG2=
error error
LC1=187.5 %load
'(3)SIMULASI SIMULINK
pemberian area control LC2=180 %load change 2
‘)
LC3=160
if MENU1==1 %load change 3
TT2=input(‘masukkan
MENU1=menu('PENGONTROLAN tetapan
FREKUENSI waktu turbin, TT2= ‘)
%perubahan beban pada area 1 dalam p.u.%DI STL 2 AREA DENGAN LOAD
Berdasarkan Gambar 8 ditunjukkan, bahwa dibuat diagram %DATA TETAP%
CHANGE',...
deltaPL1=LC1/BP
sejenis untuk sejumlah nilai asumsi untuk perubahan beban F0 frekuensi
Gambar 8 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink %deviasi =60 keadaan%frekuensi
'(1)HASIL
tunak standar BERBASIS APLIKASI
dalamPERHITUNGAN
p.u.%
MATLAB',...
Berdasarkan
sebagai nilai Gambar
asumsi, yaitu 187,58 MW,ditunjukkan,
180 MW,bahwa dibuat
dan 160
BP =1000 %base
tunak%
MVA
deltaOmega1=-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))
untuk simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan tanpa %deviasi frekuensi keadaan'(2)SIMULASI BERBASIS SIMULINK TANPA ACE',...
LC1=187.5 %load changeBERBASIS
1
MW. diagram sejenis untuk sejumlah nilai
pemberian area control error asumsi untuk deltafrekuensi1=deltaOmega1*F0
LC2=180
'(3)SIMULASI
%load change 2
SIMULINK DGN ACE')

Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan180%nilai


perubahan beban sebagai nilai asumsi, yaitu 187,5 MW, if MENU1==1 kondisi baru%
LC3=160
freuensi %load change 3
%perubahan beban pada area 1 dalam p.u.%
Berdasarkan
MW, 160 Gambar
dan simulasi 8 ditunjukkan, bahwa dibuat diagramF1=F0+deltafrekuensi1
MW.fenomena MENU1=menu(‘PENGONTROLAN FREKUENSI DI STL 2 AREA
Simulink untuk perubahan frekuensi akibat deltaPL1=LC1/BP
DENGAN LOAD CHANGE’,...
sejenis untuk sejumlah nilai asumsi untuk perubahan beban%perubahan %deviasi frekuensi
daya mekanis keadaan
area-1% tunak dalam p.u.%
perubahan Diagram
dengan skematis
pemberianalgoritma secara grafis
area control error, berbantuan
seperti ‘(1)HASIL PERHITUNGAN
deltaOmega1=-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))
sebagai nilai asumsi, yaitu 187,5 MW, 180 MW, dan 160deltaPm1=-deltaOmega1/R1
%deviasi frekuensi keadaan tunak%
ditunjukkan padauntuk
Simulink Gambar 8.
simulasi fenomena perubahan frekuensideltaPm11=deltaPm1*1000
BERBASIS APLIKASI MATLAB’,...
deltafrekuensi1=deltaOmega1*F0
MW. %perubahan daya mekanis area-2%
‘(2)SIMULASI BERBASIS
akibat perubahan dengan pemberian area control error,deltaPm2=-deltaOmega1/R2
Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuandeltaPm21=deltaPm2*1000
SIMULINK
%nilai TANPA
freuensi ACE’,...
kondisi baru%
seperti ditunjukkan
Simulink untuk simulasipada Gambar perubahan
fenomena 8. frekuensi akibat
F1=F0+deltafrekuensi1
‘(3)SIMULASI BERBASIS SIMULINK
%pada area-1 dihasilkan ..... MW dan area-2 ..... MW, dan%
DGN ACE’)
%perubahan daya mekanis area-1%
perubahan dengan pemberian area control error, seperti
%frekuensi kondisi baru sbsr ..... hertz. Total
sbsr deltaPm1=-deltaOmega1/R1
..... MW,%
dari 2 generator,

ditunjukkan pada Gambar 8. deltaPm11=deltaPm1*1000


if MENU1==1
%sedangkan seharusnya ..... MW, maka kekurangan
%perubahan daya mekanis area-2%
sbsr ..... MW,%
%karena pada area beban
%perubahan alamipada
beban drop tegangan%
area 1 dalam p.u.%
deltaPm2=-deltaOmega1/R2
%perubahan beban pada area-1%
deltaPL1=LC1/BP
deltaPm21=deltaPm2*1000
Jt1=deltaOmega1*D1
%deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u.%
Jt11=Jt1*1000
%pada area-1 dihasilkan
area-2%..... MW dan area-2 ..... MW, dan%
deltaOmega1=-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))
%perubahan beban pada
%frekuensi kondisi baru sbsr ..... hertz. Total dari 2 generator,
Jt2=deltaOmega1*D2
%deviasi
sbsr frekuensi keadaan tunak%
..... MW,%
Jt21=Jt2*1000
deltafrekuensi1=deltaOmega1*F0
%daya%sedangkan
pd jaringan seharusnya ..... MW, maka kekurangan sbsr ..... MW,%
penghubung%
%karena pada area beban alami drop tegangan%
deltaP121=(-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))*((1/R2)+D2))
%perubahan beban
deltaP12=deltaP121*1000 pada area-1%
%nilai freuensi kondisi baru%
Jt1=deltaOmega1*D1
%atau%
F1=F0+deltafrekuensi1
Jt11=Jt1*1000
delta.P121=deltaOmega1*((1/R2)+D2)
%perubahan beban pada area-2%
delta.P12=delta.P121*1000
Jt2=deltaOmega1*D2
%atau% %perubahan daya mekanis area-1%
Jt21=Jt2*1000
B1=((1/R1)+D1)
deltaPm1=-deltaOmega1/R1
%daya pd jaringan penghubung%
B2=((1/R2)+D2)
deltaPm11=deltaPm1*1000
deltaP121=(-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))*((1/R2)+D2))
delta_P121=((B2/(B1+B2))*(-deltaPL1))
deltaP12=deltaP121*1000
%perubahan daya mekanis area-2%
delta_P12=delta_P121*1000
Gambar 9 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink %maka%atau%
aliran dari area-2 ke area-1 sbsr ..... MW,%
deltaPm2=-deltaOmega1/R2
delta.P121=deltaOmega1*((1/R2)+D2)
%dgn ..... MW dari penambahan pd area-2,%
untuk simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan dengan deltaPm21=deltaPm2*1000
%dan delta.P12=delta.P121*1000
..... MW reduksi di area-2, krn jatuh frekuensi%
else %atau%
if MENU1==2
pemberian area control error B1=((1/R1)+D1)
open ('AGSD1.mdl')
%pada area-1 dihasilkan ..... MW dan area-2 .....
B2=((1/R2)+D2)
pause
MW, dan%
delta_P121=((B2/(B1+B2))*(-deltaPL1))
sim ('AGSD1')
Berdasarkan Gambar 9 ditunjukkan, bahwa dibuat diagram %frekuensi
if MENU1==3 kondisi baru sbsr ..... hertz. Total
delta_P12=delta_P121*1000
else
Gambar 9 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink
sejenis untuk sejumlah nilai asumsi untuk perubahan beban %makaopen
dari aliran dari area-2 ke area-1 sbsr ..... MW,%
2 ('AGSD2.mdl')
generator, sbsr ..... MW,%
%dgn pause
..... MW dari penambahan pd area-2,%
Gambar 9 Diagram skematis algoritma secara grafis berbantuan Simulink
untuk simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan dengan %sedangkan seharusnya ..... MW, frekuensi%
maka kekurangan
sebagai nilai asumsi, yaitu 187,5 MW, 180 MW, dan 160
untuk simulasi fenomena perubahan
%dan ..... MW
sim ('AGSD2')reduksi di area-2, krn jatuh
pemberian area frekuensi akibat perubahan dengan
control error sbsr
end if .....
else MENU1==2MW,%
MW. pemberian area control error end open ('AGSD1.mdl')
%karena pada area beban alami drop tegangan%
pause
end %perubahan
sim beban pada area-1%
('AGSD1')
Berdasarkan Gambar 9 ditunjukkan, bahwa dibuat diagram pause
Jt1=deltaOmega1*D1
else if MENU1==3
4.2.2sejenis
Pemrograman berbasisnilai
untuk sejumlah aplikasi MATLAB
Berdasarkan Gambar asumsi untuk perubahan
9 ditunjukkan, beban
bahwa dibuat open
Jt11=Jt1*1000
pause
('AGSD2.mdl')

sebagai nilai asumsi, yaitu 187,5 MW,


Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved180 MW, dan 160 %perubahan beban padaNasional
Seminar area-2%TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
diagram sejenis untuk sejumlah nilai asumsi untuk sim ('AGSD2')
Jt2=deltaOmega1*D2
MW.
end ISSN No. 2502-8782
perubahan beban sebagai nilai asumsi, yaitu 187,5 MW, 180 Jt21=Jt2*1000
end
end
MW, dan 160 MW. %daya pd jaringan penghubung%
pause
deltaP121=(-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/
4.2.2 Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 ISSN
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All No.reserved
rights 2502-8782
ISSN No. 2502-8782
E - 44 A. Goeritno, W. K. Soekarna2

R2)+D2))*((1/R2)+D2)) B1=((1/R1)+D1)
deltaP12=deltaP121*1000 B2=((1/R2)+D2)
%atau% delta_P121=((B2/(B1+B2))*(-deltaPL1))
delta.P121=deltaOmega1*((1/R2)+D2) delta_P12=delta_P121*1000
delta.P12=delta.P121*1000
%atau% %maka aliran dari area 2 ke area 1 81.12 MW.%
B1=((1/R1)+D1) %dimana 76.8 MW adalah increased generation pada
B2=((1/R2)+D2) area 2,%
delta_P121=((B2/(B1+B2))*(-deltaPL1)) %dan 4.32 MW adalah reduksi di area 2 karena daya
delta_P12=delta_P121*1000 due terhadap jatuh frekuensi%
%maka aliran dari area-2 ke area-1 sbsr ..... else if MENU2==2
MW,% open (‘AGSD3.mdl’)
%dgn ..... MW dari penambahan pd area-2,% pause
%dan ..... MW reduksi di area-2, krn jatuh sim (‘AGSD3’)
frekuensi% else if MENU2==3
else if MENU1==2 open (‘AGSD4.mdl’)
open (‘AGSD1.mdl’) pause
pause sim (‘AGSD4’)
sim (‘AGSD1’) end
else if MENU1==3 end
open (‘AGSD2.mdl’) end
pause pause
sim (‘AGSD2’) MENU3=menu(‘”PENGONTROLAN FREKUENSI DI STL 2 AREA
end DENGAN LOAD CHANGE”’,...
end ‘(1)HASIL PERHITUNGAN
end BERBASIS APLIKASI MATLAB’,...
pause ‘(2)SIMULASI BERBASIS
MENU2=menu(‘”PENGONTROLAN FREKUENSI DI STL 2 AREA SIMULINK TANPA ACE’,...
DENGAN LOAD CHANGE”’,... ‘(3)SIMULASI BERBASIS SIMULINK
‘(1)HASIL PERHITUNGAN DGN ACE’)
BERBASIS APLIKASI MATLAB’,...
‘(2)SIMULASI BERBASIS if MENU3==1
SIMULINK TANPA ACE’,... %perubahan beban pada area 1 dalam p.u.%
‘(3)SIMULASI BERBASIS SIMULINK deltaPL1=LC3/BP
DGN ACE’)
%deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u.%
if MENU2==1 deltaOmega1=-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2))
%perubahan beban pada area-1 dalam p.u.%
deltaPL1=LC2/BP %deviasi fekuensi keadaan tunak%
deltafrekuensi1=deltaOmega1*F0
%deviasi frekuensi keadaan tunak dalam p.u.% %nilai freuensi kondisi baru%
deltaOmega1=-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/R2)+D2)) F1=F0+deltafrekuensi1

%deviasi frekuensi keadaan tunak% %perubahan daya mekanis area-1%


deltafrekuensi1=deltaOmega1*F0 deltaPm1=-deltaOmega1/R1
deltaPm11=deltaPm1*1000
%nilai frekuensi kondisi baru% %perubahan daya mekanis area-2%
F1=F0+deltafrekuensi1 deltaPm2=-deltaOmega1/R2
deltaPm21=deltaPm2*1000
%perubahan daya mekanis area-1%
deltaPm1=-deltaOmega1/R1 %pada area-1 dihasilkan ..... MW dan area-2 .....
deltaPm11=deltaPm1*1000 MW, dan%
%perubahan daya mekanis area-2% %frekuensi kondisi baru sbsr ..... hertz. Total
deltaPm2=-deltaOmega1/R2 dari 2 generator, sbsr ..... MW,%
deltaPm21=deltaPm2*1000 %sedangkan seharusnya ..... MW, maka kekurangan
sbsr ..... MW,%
%pada area-1 dihasilkan ..... MW dan area-2 ..... %karena pada area beban alami drop tegangan%
MW, dan%
%frekuensi kondisi baru sbsr ..... hertz. Total %perubahan beban pada area-1%
dari 2 generator, sbsr ..... MW,% Jt1=deltaOmega1*D1
%sedangkan seharusnya ..... MW, maka kekurangan Jt11=Jt1*1000
sbsr ..... MW,% %Perubahan beban pada area 2%
%karena pada area beban alami drop tegangan% Jt2=deltaOmega1*D2
Jt21=Jt2*1000
%perubahan beban pada area-1% %Jaringan ikat daya%
Jt1=deltaOmega1*D1 deltaP121=(-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/
Jt11=Jt1*1000 R2)+D2))*((1/R2)+D2))
%Perubahan beban pada area 2% deltaP12=deltaP121*1000
Jt2=deltaOmega1*D2 %atau%
Jt21=Jt2*1000 delta.P121=deltaOmega1*((1/R2)+D2)
%Jarinngan ikat daya% delta.P12=delta.P121*1000
deltaP121=(-deltaPL1/(((1/R1)+D1)+((1/ %atau%
R2)+D2))*((1/R2)+D2)) B1=((1/R1)+D1)
deltaP12=deltaP121*1000 B2=((1/R2)+D2)
%atau% delta_P121=((B2/(B1+B2))*(-deltaPL1))
delta.P121=deltaOmega1*((1/R2)+D2) delta_P12=delta_P121*1000
delta.P12=delta.P121*1000
%atau% %maka aliran daya dari area-2 ke area-1 sbsr

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Goeritno, W. K. Soekarna2 E - 45

..... MW.% R2 =
%dengan ..... MW dari penambahan pada area-2,%
%dan ..... MW dari reduksi di area-2 karena 0.0625
dayadue terhadap jatuh frekuensi%
masukkan koef.beban.krn.sens.thdp.frek., D2= 0.9
else if MENU3==2
open (‘AGSD5.mdl’) D2 =
pause
sim (‘AGSD5’)
0.9000
else if MENU3==3
open (‘AGSD6.mdl’)
pause masukkan konst. inersia, H2= 4
sim (‘AGSD6’)
end H2 =
end
end 4
MENU4=menu(‘”Apakah keluar dari program
MATLAB?”’,... masukkan tetapan waktu governor, TG2= 0.3
‘(1) YA’,...
‘(2) TIDAK’) TG2 =
if MENU4==1 0.3000
quit
else if MENU4==2
masukkan tetapan waktu turbin, TT2= 0.6
close_system (‘AGSD1’);
close_system (‘AGSD2’);
close_system (‘AGSD3’); TT2 =
close_system (‘AGSD4’);
close_system (‘AGSD5’); 0.6000
close_system (‘AGSD6’);
end F0 =
end
60

Struktur sintaks tersebut, dieksekusi pada aplikasi BP =


MATLAB, sehingga tertampilkan pada Command Window
1000
aplikasi untuk dilakukan substitusi sejumlah nilai-nilai
asumsi untuk sejumlah parameter seperti ditunjukkan pada LC1 =
Tabel 1. Tampilan setelah dilakukan substitusi diperoleh
187.5000
informasi, yaitu
LC2 =
masukkan pengaturan kec., R1= 0.05
180
R1 =
LC3 =
0.0500
160.
masukkan koef.beban.krn.sens.thdp.frek., D1= 0.6

D1 =
Selain hal tersebut, juga ditampilkan bentuk dashboard.
Tampilan bentuk dashboard, seperti ditunjukkan pada
0.6000 Gambar 10.
masukkan konst. inersia, H1= 5

H1 =

masukkan tetapan waktu governor, TG1= 0.2

TG1 =

0.2000
Gambar 10 Tampilan bentuk dashboard
masukkan tetapan waktu turbin, TT1= 0.5

TT1 =
Berdasarkan Gambar 10 ditunjukkan, bahwa untuk
0.5000 perhitungan berbantuan program berbasis aplikasi
MATLAB, maka dipilih (1) HASIL PERHITUNGAN
masukkan pengaturan kec., R2= 0.0625 BERBASIS APLIKASI MATLAB.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 46 A. Goeritno, W. K. Soekarna2

4.2.3 Perhitungan berbantuan program berbasis aplikasi P121: -0.0845

MATLAB P12: -84.5000


Pilihan terhadap (1) HASIL PERHITUNGAN
B1 =
BERBASIS APLIKASI MATLAB, diperoleh
20.6000
MENU1 =
B2 =
1
16.9000
deltaPL1 =
delta_P121 =
0.1875
-0.0845
deltaOmega1 =
delta_P12 =
-0.0050
-84.5000
deltafrekuensi1 =

-0.2500
1.3. Perbandingan antara Hasil Perhitungan dengan
F1 = Berbasis Aplikasi MATLAB dan Hasil Penghitungan
dengan Cara Manual
49.7500
Hasil perhitungan berbantuan aplikasi MATLAB
deltaPm1 = dibandingkan terhadap hasil penghitungan secara manual
0.1000
untuk kondisi tiga asumsi nilai perubahan beban sebesar
187,5 MW, 180 MW, dan 160 MW. Tertampilkan pada
deltaPm11 = makalah ini diwakili oleh perubahan beban dengan nilai
asumsi sebesar 187,5 MW. Hasil diperoleh ditunjukkan,
100.0000
bahwa terdapat kesamaan (tidak terdapat perbedaan) antara
deltaPm2 = kedua penghitungan, sehingga pembuatan program berbasis
aplikasi MATLAB telah memenuhi secara algoritma dan
0.0800
sintaks, sehingga dalam hal nilai daya generator pada
deltaPm21 = area-1 sebesar 100 MW dan pada area-2 sebesar 80 MW
dengan nilai frekuensi kondisi baru sebesar 59,7 hertz, total
80 pergantian daya generator sebesar 180 MW. Saat perubahan
Jt1 =
beban sebesar 187,5 MW, terdapat kekurangan daya
sebesar 7,5 MW yang dialami generator, sehingga terdapat
-0.0030 penurunan frekuensi sebesar 0,3 hertz dan terjadi penurunan
daya pada area-1 sebesar 3 MW dan di area-2 sebesar 4,5
Jt11 =
MW.
-3 Perolehan nilai perubahan daya pada saluran
Jt2 =
penghubung sebasar 84,5 MW, adalah nilai aliran daya dari
area-2 ke area-1 sebesar 80 MW dan terdapat penambahan
-0.0045 pada area-2 sebesar 4,5 MW yang diperoleh dari hasil
reduksi daya di area-2 pada saat terjadi penurunan nilai
Jt21 =
frekuensi.
-4.5000

deltaP121 =
1.4. Simulasi Fenomena Perubahan Frekuensi Akibat
Perubahan Beban
-0.0845 Simulasi fenomena perubahan frekuensi akibat perubahan
deltaP12 = beban dilakukan berbantuan Simulink. Simulasi didasarkan
kepada diagram skematis pada Gambar 8 dan Gambar 9
-84.5000 untuk tiga kondisi/besar nilai perubahan beban. Tampilan
perubahan nilai deviasi frekuensi terhadap perubahan waktu
delta =
hasil simulasi perubahan frekuensi akibat perubahan beban
P121: -0.0845 berbantuan Simulink tanpa area control error, seperti
ditunjukkan pada Gambar 11.
delta =

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. Goeritno, W. K. Soekarna2 E - 47

Tampilan perubahan nilai deviasi frekuensi terhadap


perubahan waktu hasil simulasi perubahan frekuensi akibat
perubahan beban berbantuan Simulink dengan area control
error, seperti ditunjukkan pada Gambar 12.

(a) Perubahan beban 187,5 MVA

(a) Perubahan beban 187,5 MVA

(b) Perubahan beban 180 MVA

(b) Perubahan beban 180 MVA

(c) Perubahan beban 160 MVA

Gambar 11 Tampilan perubahan nilai deviasi frekuensi terhadap (c) Perubahan beban 160 MVA
perubahan waktu hasil simulasi perubahan frekuensi akibat perubahan
beban berbantuan Simulink Gambar 12 Tampilan perubahan nilai deviasi frekuensi terhadap
tanpa area control error perubahan waktu hasil simulasi perubahan frekuensi akibat perubahan
beban berbantuan Simulink
dengan area control error

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 48 A. Goeritno, W. K. Soekarna2

Berdasarkan Gambar 11 dan Gambar 12 ditunjukkan, (4) Hasil simulasi perubahan frekuensi akibat perubahan
bahwa penerapan ACE berpengaruh terhadap kecepatan beban ditunjukkan, bahwa penggunaan ACE (berupa
peniadaan nilai deviasi frekuensi terhadap nilai frekuensi kompensator integral dan gain) berpengaruh terhadap
sistem untuk kedua area. kecepatan peniadaan nilai deviasi frekuensi terhadap
Perubahan beban sesungguhnya dapat berpengaruh nilai frekuensi sistem untuk kedua area, yaitu sebesar
terhadap kedua mekanisme pengontrolan, baik frekuensi tiga kali lebih cepat, jika dibandingkan dengan tanpa
maupun tegangan. Berkenaan dengan simulasi ini hanya penggunaan ACE. Pengontrol integral berfungsi
terhadap perubahan daya real, maka nilai perubahan sebagai penghasil respon (tanggapan) sistem dengan
tegangan tidak dianggap berpengaruh dalam perhitungan kesalahan keadaan tunak sama dengan nol (error saat
manual maupun perhitungan dengan berbasis aplikasi Steady State = 0).
komputer.

Kepustakaan
5 Simpulan [1] Elgerd, O.I., “Chapter 3 The Electric Energy System –
Operational Considerations,” in Electric Energy System
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka ditarik simpulan
Theory: An Introduction, New Delhi: Tata McGraw-
sesuai tujuan penelitian.
Hill Publishing Company Ltd., pp. 44-64. (1971).
(1) Penghitungan secara manual simulasi fenomena
[2] Xu, Z., Shao, W., Zhou C., “Power System Small Signal
perubahan frekuensi akibat perubahan beban dilakukan
Stability Analysis Based on Test Signal,” in 14th PSCC,
dengan penggunaan sejumlah persamaan, parameter,
Sevilla, pp. 1-8, 24-28 June 2002.
niali asumsi. Hasil simulasi dengan nilai asumsi
[3] Mondal, D., Chakrabarti, A., Sengupta, A., “Chapter 1
perubahan beban sebesar 187,5 MW ditunjukkan,
Concepts of Smal Signal Stability,” in Power System
bahwa perubahan beban tersebut dipasok dari mesin
Small Sgnal Stability Analysis and Control, First
area-1 sebesar 100 MW dan dari mesin area-2 sebesar
Edition. London: Academic Press, pp. 1-12. (2014).
80 MW. Perbandingan kedua nilai ini (100 MW dan
[4] Wood, A.J. and Wollengerg, B.F., “Chapter 9 Control
80 MW) didasarkan kepada pilihan nilai asumsi untuk
of Generation,” in Power Generation, Operation, and
konstanta inersia ( H ). Kekurangan 7,5 MW diatasi
Control, Second Edition, New York, NY: John Wiley &
dengan pengurangan beban pada area-1 sebesar 3
Sons, Inc., pp. 328-360. (1996).
MW dan area-2 sebesar 4,5 MW dengan kondisi nilai
[5] Saadat, H., “Chapter 12 Power System Control,”
frekuensi sebesar 59,7 hertz, dari sebelumnya sebesar
in Power System Analysis. New York, NY: WCB/
60 hertz. Perbandingan kedua nilai ini (3 MW dan 4,5
McGraw-Hill, pp. 527-580. (1999).
MW) didasarkan kepada pilihan nilai asumsi untuk
[6] Chompoobutrgool, Y., “Concepts for Power System
koefisiensi beban, karena sensitif terhadap frekuensi
Small Signal Stability Analysis and Feedback Control
(D).
Design Considering Synchrophasor Measurements,”
(2) Pemrograman berbantuan Simulink berupa algoritma
MS Thesis, KTH School of Electrical Engineering,
secara grafis dengan kondisi tanpa ACE dan dengan
Stockholm, 2012.
ACE yang dibuat masing-masing untuk untuk
[7] Bevrani, H., Watanabe, M., Mitan, Y., “Chapter 1 An
perubahan beban 187,5 MW, 180 MW, dan 160 MW.
Introduction on Power System Monitoring,” in Power
Pemrograman berbasis aplikasi MATLAB dibuat
System Monitoring and Control, 1st Edition. Hoboken,
dengan sejumlah tahapan. Tahapan setelah eksekusi
NJ: John Wiley & Sons, Inc., pp. 1-4. (2014).
program, muncul permintaan substitusi sejumlah nilai
[8] Dukkipati, R.V., Analysis and Design of Control Systems
asumsi, sehingga tertampilkan semacam ”dashboard”
Using MATLAB, 1st Edition. New Delhi: New Age
berupa pilihan (i) perhitungan berbantuan program, (ii)
International, pp. 125-241. (2006).
pilihan tampilan kurva perubahan frekuensi dengan
[9] Moysis, L., Tsiaousis, M., Charalampidis, N.,
sistem tanpa ACE, dan (iii) pilihan tampilan kurva
Eliadou, M., Kafetzis, I., An Introduction to Control
perubahan frekuensi dengan sistem diberi ACE. Pilihan
Theory Applications with Matlab, pp. 25-38. (2015).
terhadap perhitungan berbantuan program dihasilkan
[Online]. Available: https://www.researchgate.net/
seperti hasil penghitungan secara manual. Hal itu
publication/281374146_An_Introduction_to_Control_
berarti, bahwa struktur program telah sesuai dan dapat
Theory_Applications_with_Matlab
digunakan untuk simulasi pengontrolan frekuensi pada
[10] Omari, S., Blosch, M., MATLAB Control Systems
sistem tenaga listrik dua area.
Toolbox Compendium, Zürich: ETH (Eidgenössische
(3) Hasil simulasi dengan program berbantuan apikasi
Technische Hochschule, Swiss Federal Institute of
MATLAB tidak terdapat perbedaan jika dibandingkan
Technology) Zürich, pp. 55-74. (October 26, 2007).
terhadap penghitungan secara manual, dengan hasil
tertampilkan untuk nilai asumsi perubahan beban
187,5 MW.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH)


Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical
Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat

Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun

Pusat Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No. 6, Kp. Rambutan, Ps. Rebo, Jakarta Timur
Tlp. 021-8400941, 021-87782739, 87783818
E-mail : Fahmipahlawan1821@gmail.com; dwi.cahyasiwi@uhamka.ac.id;
knfayakun@gmail.com
*
Penulis Koresponden

Abstrak – Pada penelitian ini penulis merancang jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON
di Perumahan Graha Permai Ciputat, dimana lokasi tersebut dipilih karena adanya kebutuhan untuk
melakukan modernisasi jaringan. Metode yang digunakan pada perancangan ini dengan survey lapangan
dan pengambilan data pada provider yang bersangkutan, dan menggunakan software bantu berupa
google earth, AutoCAD, dan optisystem. Hasil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan manual
didapatkan Power Link Budget sebesar –24,8342 dBm di downstream dan –25,2854 dBm di upstream,
sedangkan pada simulasi sebesar –18,864 dBm di downstream dan –19,316 dBm di upstream. Parameter
Rise Time Budget hanya didapatkan dari perhitungan manual sebesar 0,25102 ns di downstream dan
upstream. Sedangkan dari hasil simulasi nilai Bit Error Rate yang diperoleh adalah 1,25847 x 10-67
pada downstream dan 1,07355 x 10-111 pada upstream. Dari perhitungan manual dan simulasi dapat
disimpulkan bahwa perancangan jaringan FTTH tersebut layak untuk diimplementasikan karena nilai
– nilai parameternya masih berada pada batas maksimal standar kelayakan jaringan FTTH.

Kata kunci: FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget, BER.

1 Pendahuluan Optical Network (GPON) sebagai standar perangkat dalam


jaringan FTTH.
Perumahan Graha Permai Ciputat termasuk kawasan Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai
perumahan yang membutuhkan akses internet dengan perancangan jaringan FTTH menggunakan teknologi
kecepatan tinggi dan berkualitas. Jaringan yang ada pada GPON di Perumahan Graha Permai Ciputat. Lokasi
saat ini yaitu jaringan akses tembaga, dinilai memiliki tersebut dipilih untuk dilakukan modernisasi jaringan
keterbatasan dalam kapasitas bandwidth yang besar dengan untuk meningkatkan kapasitas bandwidth dengan
kecepatan yang tinggi sehingga sulit untuk memenuhi memperhatikan parameter-parameter kelayakan jaringan
kebutuhan layanan yang tidak hanya berupa suara melainkan akses yang baik seperti power link budjet, rise time budjet
data dan video (triple play services). serta analisis bit error rate. Metode yang digunakan pada
Untuk mengatasi persoalan tersebut fiber optik perancangan ini dengan survey lapangan dan pengambilan
merupakan salah satu media transmisi yang memiliki data pada provider yang bersangkutan untuk mengetahui
kapasitas bandwidth yang besar. Salah satu yang sedang jenis perangkat, jumlah perangkat dan kapasitas
berkembang di Indonesia yaitu menggunakan jaringan perangkat yang akan digunakan. Dalam perancangan
Fiber To The Home (FTTH). Dimana teknologi yang ini menggunakan software bantu berupa google earth,
digunakan dalam FTTH dikenal dengan Gigabit Passive AutoCAD, dan OptiSys.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved E - 49
E - 50 F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun

2 Dasar Teori
2. 1. Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel
yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan
lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat
lain. [4].

2.1.1. Struktur Serat Optik


Serat optik secara umum terdiri atas 3 bagian, yaitu pertama
Gambar 2. Blok sistem komunikasi optik
bagian inti/ Core. Kedua, bagian Cladding. Bagian terakhir
adalah Coating, bagian ini berfungsi sebagai pelindung
yang terbuat dati plastik. Struktur dasar serat optik dapat
dilihat pada Gambar 1. 2. 1. 3. Konsep Dasar FTTH
Fiber To The Home (FTTH) merupakan suatu
arsitektur JARLOKAF yang memungkinkan penarikan
kabel optik sangat dekat dengan pelanggan. Perkembangan
teknologi ini mulai terjadi ketika keinginan masyarakat akan
layanan akses yang berkualitas. Peningkatan akan layanan
Triple Play menjadi pemicu utama teknologi ini semakin
berkembang. Jarak maksimum antara sentral dengan
pelanggan berkisar 20 km. Arstektur ini menggunakan
panjang gelombang 1490 nm untuk downstream dan sinyal
optik dengan panjang gelombang 1310 nm untuk upstream
digunakan untuk mengirim data dan suara. Perkembangan
FTTH yang begitu pesat dikarenakan FTTH memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya :
a. Menyediakan range yang lebar untuk layanan hiburan
b. Menawarkan layanan suara, video, dan data
c. Merupakan jaringan yang dapat mendukung
pengembangan dan peningkatan jaringan masa depan

Gambar1. Struktur Dasar Serat Optik [4] 2. 2. Gigabit Passive Optical Network (GPON)
2. 2. 1 Konsep Dasar Passive Optical Network (PON)
PON merupakan arsitektur jaringan akses broadband
Serat optik terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu Single Mode, berbasis serat optik yang menggunakan perangkat pasif
Multimode Step Index, dan Multimode Graded Index. optik, sehingga dapat digunakan pada konfigurasi point-to
multipoint. Secara umum arsitektur jaringan PON dapat
dilihat pada gambar 3 berikut.
2. 1. 2. Dasar Jaringan Lokal Akses Fiber Optik
Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) atau Optical
Access Network adalah sekumpulan jaringan akses yang
menggunakan secara bersama suatu antarmuka jaringan
dan diimplementasikan menggunakan serat optik. Pada
dasarnya Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) terdiri dari
suatu perangkat yang dapat mengubah sinyal informasi
elektrik menjadi sinyal cahaya, sebuah serat optik yang
membawa sinyal cahaya, dan perangkat penerima yang
dapat mengubah sinyal cahaya yang telah dikirimkan
menjadi sinyal listrik agar dapat dibaca perangkat user,
seperti ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 3. Arsitektur PON

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
2. 3. 2. Peramalan Demand 3. 1. Diagram
Peramalan demand bandwidth untuk masa depan
merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi
pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data
yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau
(historicalK.data).
F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, FayakunDalam peramalan demand dibutuhkan E data
- 51
pelanggan pengguna bandwidth selama beberapa tahun
terakhir. Terdapat beberapa bentuk trend untuk
menganalisa suatu data. Sebagai contoh dalam metode
Dengan teknologi serat optik beberapa layanan hanya peramalan 2. 4. Parameter terdapatKelayakan
empat bentuk Hasilumum
Perancangantrend data tersebut
menggunakan satu saluran kabel, seperti misalnya telepon, yaitu 2. 4.model
1. Power linear,
Linkmodel
Budgetkuadratik, model eksponensial,
data, dan video. Salah satu teknologi Wavelength Division dan model kurva S.
Power Link Budget dapat diartikan secara sederhana
Multiplexer (WDM) memungkinkan terjadinya beberapa
2. sebagai
4. Parameter batasan daya terima
Kelayakan yang
Hasil diperbolehkan pada suatu
Perancangan
layanan yang menggunakan satu jalur kabel. link optik dengan memperhatikan faktor total redaman pada
2. 4. 1. Power Link Budget
optik Link
linkPower yang Budget
diizinkan antara sumbersecara
dapat diartikan cahaya dan foto
sederhana
2. 2. 2. Sejarah GPON detektor,
sebagai batasan yangdaya didapatkan
terima yang daridiperbolehkan
redaman kabel, padaredaman suatu
GPON merupakan evolusi dari teknologi PON. Ada konektor,
link optik redaman
dengan penyambungan,
memperhatikan dan
faktor margin
total sistem.
redaman pada
pun tahapan-tahapan evolusinya adalah sebagai berikut : link optik
Untuk perumusan link power budget yang terdirifoto
yang diizinkan antara sumber cahaya dan dari
1. ITU-T G.983 detektor,
redamanyang total,didapatkan
daya yangdari redaman
diterima kabel, redaman
penerima, dan nilai
konektor,
margin sistem redaman penyambungan,
dapat dan margin(1),
dilihat pada persamaan sistem.
(2), (3).
ITU-T G.983 merupakan teknologi PON berbasis
Untuk perumusan link power budget yang terdiri dari
ATM, mendukung suara dan data, efesiensi 70% dan
redaman total, daya yang diterima penerima, dan nilai
memiliki bandwidth 622 Mbps, diadopsi dari standar ITU margin sistem dapat dilihat pada persamaan (1), (2), (3).
tahun 1999. 𝛼𝛼𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 𝐿𝐿. 𝛼𝛼𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 + 𝑁𝑁𝑁𝑁. 𝛼𝛼𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 + 𝑁𝑁𝑁𝑁. 𝛼𝛼𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 +
2. ITU-T G.984 (1)
𝑆𝑆𝑆𝑆
ITU-T G.984 merupakan standar yang dikeluarkan
oleh ITU-T untuk teknologi GPON (Gigabit Passive 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑥𝑥 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑥𝑥 – 𝛼𝛼𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 – 𝑆𝑆𝑆𝑆 (2)
Optical Network). GPON merupakan evolusi dari standar 𝑀𝑀 = (𝑃𝑃𝑡𝑡 – 𝑃𝑃𝑟𝑟 )– 𝛼𝛼𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 – 𝑆𝑆𝑆𝑆 (3)
BPON. Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar,
peningkatan dalam pengamanan dan pilihan 2 layer
protokol (ATM, GEM, Ethernet). Standar teknologi ini
memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan, tetapi
F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi
2. 4. 2. Rise & K.TimeFayakunBudget E-3
untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk downstream dan Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
1,244 untuk upstream. Rise time budget merupakan metode untuk menentukan
memiliki bandwidth 622 Mbps, diadopsi dari standar ITU batasan 2. 4. 2. Rise Timesuatu
dispersi Budget link serat optik. Metode ini sangat
tahun 1999. berguna Rise time
untuk budget merupakan
menganalisa sistem transmisi metode digital. untuk
2.2.3.ITU-T
PrinsipG.984
Dasar GPON menentukan batasan dispersi suatu link serat optik. Metode
Tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisa apakah
Prisip
ITU-Tkerja dari merupakan
G.984 GPON yaitustandar ketika yang
data atau sinyal
dikeluarkan ini sangat
unjuk kerja berguna
jaringanuntuk secaramenganalisa
keseluruhansistem telah transmisi
tercapai
dikirimkan
oleh ITU-T dari untuk
OLT, maka ada bagian
teknologi GPON yang (Gigabit
bernama splitter
Passive digital. Tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisa
dan mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan.
yang
Opticalberfungsi
Network).untukGPONmemungkinkan
merupakan serat optik
evolusi daritunggal
standar apakah unjuk kerja jaringan secara keseluruhan telah
Umumnya degradasi total waktu transisi dari link digital
BPON.
dapat Teknologi
mengirim ini mendukung
ke berbagai ONT. Untuk kecepatan yang akan
ONT sendiri besar, tercapai dan mampu memenuhi kapasitas kanal yang
tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit NRZ (Non-
peningkatan data
memberikan dalam
– data pengamanan
dan sinyal yang dan diinginkan
pilihan 2 oleh layer diinginkan. Umumnya degradasi total waktu transisi dari
protokol (ATM, GEM, Ethernet). Standar teknologi ini retum-to-zero) link digital tidak atau 35 persen
melebihi 70 dari
persen satu periode
dari bit untuk
satu periode bit
user.
data RZ (return-to-zero).
memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan, tetapi NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu periode Satu periode bit didefinisikan
untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk downstream dan sebagai bit untuk resiprokal
data RZ dari(return-to-zero).
data rate. Menghitung Rise Time
Satu periode bit
2.1,244
3. 1. untuk
Komponen – komponen
upstream. GPON Budget:
didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate. Menghitung
Komponen – komponen dalam teknologi GPON antara Rise Time Budget:
2. 3.: Prinsip Dasar GPON
lain
Prisip Line
kerja Termination
dari GPON (OLT) yaitu ketika data atau sinyal 𝑇𝑇 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
1. Optical
dikirimkan
2. dari OLT, maka
Optical Distribution Network ada bagian yang bernama
(ODN) = √(𝑇𝑇𝑇𝑇𝑥𝑥 2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑙𝑙2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑙𝑙2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑥𝑥 2
splitter
3. yangNetwork
Optical berfungsi untuk memungkinkan
Termination (ONT) serat optik
tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT (4)
sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang 2. 4. 3. Bit Error Rate
2. 3. 2. Peramalan Demand
diinginkan oleh user. Bit error rate merupakan laju kesalahan bit yang terjadi
Peramalan demand bandwidth untuk masa depan dalam mentransmisikan sinyal digital. Sensitivitas
2. 3. 1. Komponen
perkiraan– tentang
komponen GPON 2. 4. 3. Bit Error
merupakan sesuatu yang akan terjadi pada merupakan daya Rateoptik minimum dari sinyal yang datang
Komponen – komponen dalam
waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data yang teknologi GPON
antara lain : pada Bitbit error
error rate
rate yang dibutuhkan.
merupakan BER untuk
laju kesalahan bit sistemyang
ada pada waktu sekarang dan waktu lampau (historical komunikasi
terjadi dalamoptik sebesar 10-9. sinyal digital. Sensitivitas
mentransmisikan
data). Dalam peramalan
1. Optical demand(OLT)
Line Termination dibutuhkan data pelanggan merupakan daya optik minimum dari sinyal yang datang
2. Optical
pengguna Distribution
bandwidth Network
selama (ODN) tahun terakhir.
beberapa pada bit error rate yang dibutuhkan. BER untuk sistem
3. Optical
Terdapat Network
beberapa Termination
bentuk trend untuk (ONT)menganalisa suatu III. Perancangan Jaringan
komunikasi optik sebesar 10-9.
data. Sebagai
2. 3. 2. Peramalancontoh
Demanddalam metode peramalan terdapat 3. 1. Diagram Alir
empat Peramalan
bentuk umum trend data tersebut yaitu
demand bandwidth untuk masa depan model linear,
Mulai
model kuadratik,
merupakan model eksponensial,
perkiraan tentang sesuatu danyang
modelakan
kurvaterjadi
S.
pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data
yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau Penentuan Lokasi
Perancangan
(historical data). Dalam peramalan demand dibutuhkan data
pelanggan pengguna bandwidth selama beberapa tahun
terakhir. Terdapat beberapa bentuk trend untuk Pengumpulan Data
menganalisa
Seminar suatu data.
Nasional TEKNOKA Sebagai
ke - 2, contoh dalam metode
Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
peramalan
ISSN terdapat empat bentuk umum trend data tersebut
No. 2502-8782
yaitu model linear, model kuadratik, model eksponensial, Peramalan Demand
dan model kurva S.
2. 4. Parameter Kelayakan Hasil Perancangan
Perancangan Jaringan
2. 4. 1. Power Link Budget
ian yang bernama = √(𝑇𝑇𝑇𝑇𝑥𝑥 2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑙𝑙2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑙𝑙2 + 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑥𝑥 2
gkinkan serat optik
ONT. Untuk ONT (4)
a dan sinyal yang 2. 4. 3. Bit Error Rate
Bit error rate merupakan laju kesalahan bit yang terjadi
dalam mentransmisikan sinyal digital. Sensitivitas
merupakan daya optik minimum dari sinyal yang datang
E - 52
teknologi GPON F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun
pada bit error rate yang dibutuhkan. BER untuk sistem
komunikasi optik sebesar 10-9.

N)
T) 3 III.
Perancangan Jaringan
Perancangan Jaringan 3. 3. Pengumpulan Data Perancangan
3. 1. 3.
Diagram AlirAlir
1. Diagram
Perumahan Graha Permai Ciputat merupakan hunian lama
untuk masa depan
yang berada di jalan Ki Hajar Dewantoro Ciputat. Dalam
Mulai
yang akan terjadi pengumpulan data perancangan ini dilakukan perhitungan
dasarkan pada data jumlah bangunan yang ada, perumahan Graha Permai
an waktu lampau Penentuan Lokasi memiliki 180 unit rumah. Akses jalan dalam perumahan
Perancangan
and dibutuhkan data juga cukup lebar. Pembagian perumahan ini berdasarkan
ma beberapa tahun BLOK, dimana terdapat 17 Blok didalamnya yaitu BLOK
uk trend untuk Pengumpulan Data A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A12, B1,
toh dalam metode
trend data tersebut B2, B3, B4, dan B5.
model eksponensial, Peramalan Demand
3. 4. Perancangan Jaringan
angan Perencanaan FTTH dimulai dari survey lokasi dimana perlu
Perancangan Jaringan
diperhatikan perangkat-perangkat penting seperti keadaan
n secara sederhana sekitar lokasi apakah ada ODC eksisting terdekat, tiang
bolehkan pada suatu Analisis Hasil eksisting, atau jika sudah tidak ada kemungkinan kapasitas
total redaman pada Perancangan dan
tersisa disekitar ODC eksisting maka perlu melakukan survey
er cahaya dan foto Simulasi
jalur feeder menuju STO yang paling efektif. Berdasarkan
TIDAK

an kabel, redaman
margin sistem. pada letak Perumahan Graha Permai Ciputat perancangan
get yang terdiri dari akan mempertimbangkan penarikan Core kabel feeder
enerima, dan nilai existing yang berada pada jalur Perumahan Graha Permai
aan (1), (2), (3). Apakah Hasil Perancangan
dan Simulasi Sudah layak? Ciputat dengan memperhatikan posisi STO terdekat. Wilayah
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 + 𝑁𝑁𝑁𝑁. 𝛼𝛼𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 + Perumahan Graha Permai Ciputat masuk dalam cakupan STO
𝑆𝑆𝑆𝑆 (1)
ciputat. Dari STO ini terdapat jalur kabel feeder existing yang
𝑡𝑡𝑡𝑡 – 𝑆𝑆𝑆𝑆 (2) YA menuju area perumahan tersebut. Dengan menggunakan jalur
yang ada akan ditarik beberapa core kabel feeder ke ODC.
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 – 𝑆𝑆𝑆𝑆 (3) Selesai
Jalur dari STO ciputat sampai dengan perumahan Graha
Gambar 4. Diagram Alir Perancangan
Gambar 4. Diagram Alir Perancangan permai dapat dilhat pada Gambar 6.

3. 2. Lokasi Perancangan
rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Lokasi perancangan untuk penelitian ISSN ini adalah
No. 2502-8782
perumahan Graha Permai Ciputat yang berada di Jalan Ki
Hajar Dewantoro, Tangerang Selatan. Lokasi Perancangan
ini berada di 6o17’44.25”S dan 106o44’12.20”T. Perumahan
Graha Permai Ciputat termasuk cakupan STO Telkom
Ciputat. Dari STO ini rute kabel yang diarahkan menuju
lokasi pelanggan akan didistribusikan menggunakan kabel
feeder menuju ke Optical Distribution Cabinet (ODC).
Lokasi tersebut dipilih untuk dilakukan modernisasi jaringan
untuk meningkatkan kapasitas bandwidth. Pada perancangan
ini cakupan lokasi dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. Jalur dari STO Ciputat ke Perumahan Graha Permai Ciputat

Jarak dari STO Ciputat sampai ke perumahan Graha


Permai Ciputat sekitar 5.60 Kilometer dengan jalur feeder
existing yang berada pada Jalan Raya Ki Hajar Dewantara.
Jalur ini merupakan bagian dari jalur duct milik STO Ciputat
yang mengarah ke Perumahan Graha Permai Ciputat.

3. 5. Penetuan Lokasi Perangkat


3. 5. 1. Letak OLT
Jarak antara STO Ciputat dengan perumahan Graha
Permai Ciputat sekitar 5,60 kilometer. Ditinjau dari rute
kabel yang telah ada dan yang akan ditanam, rute kabel
termasuk rute yang mudah dan tidak terlalu banyak
Gambar 5. Cakupan Lokasi Perancangan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun E - 53

bending, yang dapat menyebabkan tambahan redaman.


Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka OLT dapat
diletakkan di dalam STO, yaitu STO Ciputat. Peletakkan
OLT di dalam STO ini bertujuan untuk memudahkan
maintenance. OLT yang digunakan dalam perancangan ini
merupakan OLT eksisting, hal ini bertujuan untuk efisiensi
biaya perancangan dan kapasitas dari OLT tersebut cukup
untuk melayani kapasitas core yang dibutuhkan dalam
perancangan ini.

3. 5. 2. Letak ODC
Pada perancangan ini akan menggunakan 1 ODC baru Gambar 8. Persebaran ODP
sebagai ODC utama dengan kapasitas 144 core. ODC
tersebut diberi nama ODC-CPA-FAX sesuai dengan slot
pelabelan yang masih tersedia. Jalur kabel Feeder Existing 3. 5. 4. Letak ONT
yang ditarik dari STO merupakan kabel duct berisi 288 Peletakan perangkat ONT (Optical Network Terminal)
core. Dari kapasitas 288 core yang tersedia akan ditarik berada di dalam rumah pelanggan. ONT diletakkan ditempat
24 core kedalam ODC-CPA-FAX. ODC diletakan didepan yang dekat dengan catuan listrik. Berdasarkan tata letak
perumahan Graha Permai Ciputat. Posisi ODC-CPA-FAX dan jarak didapatkan jumlah perangkat yang digunakan
pada peta perancangan dapat dilihat pada Gambar 7. dalam perancangan ini. Perangkat disesuaikan dengan
rekomendasi dari PT. Telkom.

4 Analisis Perancangan
Jaringan dan Simulasi
4. 1. Perhitungan Kelayakan Perancangan Jaringan
Setelah dilakukan perancangan jaringan akses FTTH
menggunakan GPON, untuk mengetahui kelayakan jaringan
itu maka akan di perhitungkan menggunakan parameter
power link budget dan rise time budget. Perhitungan akan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu downstream dan upstream,
serta akan dihitung berdasarkan jarak dari STO ke ODP
yang letaknya paling jauh dan paling dekat. Jarak terjauh
Gambar 7. Letak ODC FAX yaitu 6,444 Km dengan jalur dari STO Ciputat ke ODC-
CPA-FAX kemudian ke ODP-FAX-09 sampai pada ONT.
Untuk jarak terdekatnya yaitu 5,861 Km dengan jalur
3. 5. 3. Letak ODP dari STO Ciputat ke ODC-CPA-FAX kemudian ke ODP-
FAX-08 sampai pada ONT.
Letak ODP disesuaikan dengan letak tiang yang
telah ditentukan. Penempatan tiang baru menyesuaikan
dengan kepadatan rumah yang terdapat disuatu blok yang 4. 1. 1. Perhitungan Power Link Budget
menjadi acuan dalam penentuan jalur distribusi. ODP akan Berikut adalah spesifikasi perangkat yang digunakan pada
menampung splitter dimana pada ODP menggunakan perhitungan:
splitter 1 : 8. Kapasitas ODP berbeda - beda tergantung • Daya keluaran sumber optik (OLT/ONT) :
dengan banyaknya Homepasses yang dapat dilayani. ODP 3 dBm / 0,5 dBm
yang didalamnya terdapat passive splitter 1 : 8 selanjutnya • Sensitivitas detektor (OLT/ONT) :
fiber optik tersebut akan disalurkan ke rumah – rumah -28 dBm / -29 dBm
pelanggan (ONT) yang berjumlah maksimal 8 lokasi • Redaman serat optik G.652 D (1310/1490) :
rumah. Sedangkan denah persebaran ODP dapat dilihat (0,35/0,28) dB/Km
pada Gambar 8. • Redaman serat optik G.657 D (1310/1490) :
(0,35/0,28) dB/Km
• Redaman penyambungan (splicing) :
0,1 dB/splice (8 buah)
• Redaman konektor :
0,2 dB (8 buah)

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 54 F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun

• Insertion loss Passive Splitter 1 : 4 : 4. 1. 4. Perhitungan Rise Time Budget


7,25 dB Berikut adalah spesifikasi perangkat yang digunakan
• Insertion loss Passive Splitter 1 : 8 : pada perhitungan:
10,38 dB • Panjang gelombang (downstream) : 1490 nm
• Panjang gelombang (upstream) : 1310 nm
4. 1. 2. Perhitungan Power Link Budget untuk Downstream • Lebar spektral (Δσ) (OLT/ONT) : 1 nm / 1 nm
1490 nm • Rise time sumber cahaya (Ttx/Trx) (OLT/ONT) :
150 ps / 200 ps
Untuk jarak ODP terjauh:
• Dispersi material (Dm) : 3,5 ps/
α total = L.α serat + NC.α connector + NS.α spliccer
nm.Km
+ SP 1:4 + SP 1:8
• Pengkodean : NRZ
α total = (6,444 x 0,28) + (8 x 0,2) + (8 x 0,1) + 7,25 • Serat Optik : Single mode
+ 10,38
4. 1. 5. Perhitungan Rise Time Budget untuk Downstream
α total = 21,83432 dB Bit Rate downstream (Br) = 2,488 Gbps dengan format
NRZ, sehingga:
Perhitungan nilai daya terima (Prx) yang didapatkan
adalah
Prx = Ptx – α total – SM

Prx = 3 – 21,83432 – 6 Dispersi untuk jarak ODP terjauh:


Ttx = 150 ps = 0,15 ns
Prx = –24,83432 dBm Trx = 200 ps = 0,2 ns
Tintermodal = 0 (serat optik single mode)
Untuk margin dayanya:
M = (Ptx – Pr(sensitivitas)) – α total – SM Tintramodal = Δσ x L x Dm
= 1 nm x 6,444 Km x 3,5 ps/nm.Km
M = (3 – (-29)) – 21,83432 – 6
= 22,554 ps = 0,022554 ns
M = 4,16568 dB
Sehingga besar rise time (T total) untuk serat optik
single mode adalah:
4.1. 3. Perhitungan Power Link Budget untuk Upstream
1310 nm
Untuk jarak ODP terjauh:
α total = L.α serat + NC.α connector + NS.α spliccer
+ SP 1:4 + SP 1:8 = 0,25102 ns

α total = (6,444 x 0,35) + (8 x 0,2) + (8 x 0,1) + 7,25 4. 1. 6. Perhitungan Rise Time Budget untuk Upstream
+ 10,38
Bit Rate upstream (Br) = 1,244 Gbps dengan format
α total = 22,2854 dB NRZ, sehingga:

Perhitungan nilai daya terima (Prx) yang didapatkan


adalah
Prx = Ptx – α total – SM Dispersi untuk jarak ODP terjauh:
Prx = 3 – 22,2854 – 6 Ttx = 150 ps = 0,15 ns
Trx = 200 ps = 0,2 ns
Prx = –25,2854 dBm Tintermodal = 0 (serat optik single mode)
Tintramodal = Δσ x L x Dm
Untuk margin dayanya:
M = (Ptx – Pr(sensitivitas)) – α total – SM = 1 nm x 6,444 Km x 3,5 ps/nm.Km
= 22,554 ps
M = (3 – (-28)) – 22,2854 – 6 = 0,022554 ns
M = 2,7146 dB

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun E - 55

Sehingga besar rise time (T total) untuk serat optik pada Gambar 10, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai
single mode adalah: BER standard transmisi serat optik yaitu 10-9.

= 0,25102 ns

4. 2. Simulasi Perancangan
Simulasi ini dibuat dengan menggunakan software
OptiSystem. Software ini digunakan untuk simulasi
perancangan dengan spesifikasi analisis yang diperhatikan
diantaranya perhitungan power link budget, perhitungan
jumlah sambungan dan konektor serta denah perancangan
pada google earth maupun autocad. Seluruh elemen
perangkat yang digunakan dalam simulasi disesuaikan
dengan spesifikasi perangkat asli untuk mendapatkan hasil
yang mendekati real. Simulasi yang dibuat adalah link
downstream dan upstream untuk jarak terjauh. Elemen Gambar 10. Eye Diagram Downstream
perangkat yang digunakan pada simulasi adalah sebagai
berikut: Untuk daya yang terukur di penerima pada Optical Power
• OLT sebagai transmitter (Tx) . Meter (OPM) adalah sebesar –18,864 dBm dapat dilihat
• ONT sebagai receiver (Rx). pada Gambar 11.
• Fiber optik sebagai serat optic single mode G.652.D
dan G.657.
• Konektor dengan rata – rata satu konektor memiliki
redaman sebesar 0,2 dB.
• Sambungan dengan kisaran redaman tiap sambungan
sebesar 0,1 dB.
• Passive splitter 1:4 dengan redaman sebesar 7,25 dB
dan passive splitter 1:8 dengan redaman sebesar 10,38 Gambar 11. Daya Terima Receiver (PRx) Downstream
dB.
4.2.2 Konfigurasi Simulasi Upstream
4.2.1 Konfigurasi Simulasi Downstream
Konfigurasi upstream dapat dilihat pada Gambar 12.
Konfigurasi downstream dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 12. Konfigurasi Upstream

Gambar 9. Konfigurasi Downstream


Berdasarkan hasil simulasi perancangan tersebut
didapatkan nilai BER adalah 1,07355 x 10-111 seperti terlihat
pada Gambar 13, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai
Berdasarkan hasil simulasi perancangan tersebut
BER standard transmisi serat optik yaitu 10-9.
didapatkan nilai BER adalah 1,25847 x 10-67 seperti terlihat

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 56 F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun

5 Simpulan
Dari hasil perhitungan Power Link Budget jaringan FTTH
yang dirancang memenuhi kelayakan standard ITU – T
dan PT. Telkom, dengan konfigurasi downstream pada
jarak terjauh dihasilkan nilai redaman total (α total) sebesar
21,83432 dB, nilai daya terima (Prx) sebesar –24,83432
dBm, dan nilai margin daya sebesar 4,16568 dB. Sedangkan
untuk konfigurasi upstream pada jarak terjauh dihasilkan
nilai redaman total (α total) sebesar 22,2854 dB, nilai daya
terima (Prx) sebesar –25,2854 dBm, dan nilai margin daya
sebesar 2,7146 dB. Nilai tersebut memenuhi standard ITU
– T dan PT. Telkom yaitu nilai maksimum redaman total
(α total) sebesar 28 dB dengan daya terima receiver (Prx)
Gambar 13. Eye Diagram Upstream maksimal –27 dBm dan nilai margin daya berada diatas 0
dB.
Untuk daya yang terukur di penerima pada Optical Berdasarkan hasil perhitungan bahwa jaringan FTTH
Power Meter (OPM) adalah sebesar –19,316 dBm dapat yang dibangun memenuhi kelayakan rise time budget,
dilihat pada Gambar 14. didapatkan nilai rise time total (T total) sebesar 0,25102
ns untuk jarak terjauh di dowstream dan upstream. Nilai
tersebut masih dibawah batasan maksimum rise time dari
bit rate sinyal NRZ downstream sebesar 0,28135 ns dan
upstream sebesar 0,5627 ns.
Hasil simulasi perancangan jaringan FTTH pada
software OptiSystem didapatkan nilai BER untuk
performansi sistem jaringan yang dirancang dan dihasilkan
Gambar 14. Daya Terima Receiver (PRx) Upstream nilai daya terima receiver (Prx). Nilai BER yang dihasilkan
pada simulasi sebesar 1,25847 x 10-67 pada konfigurasi
4. 3. Analisis Hasil Perancangan downstream dan 1,07355 x 10-111 pada konfigurasi upstream,
dimana nilai tersebut lebih kecil dari standard BER transmisi
Dari hasil perhitungan manual didapatkan nilai power
serat optik yaitu 10-9. Hal ini menunjukan jaringan FTTH
link budget dan rise time budget, sedangkan pada simulasi
yang dirancang memenuhi kelayakan kualitas performansi
di OptiSystem dihasilkan nilai daya terima pada receiver
sistem transmisi serat optik. Sedangkan nilai daya terima
(Prx) dan nilai Bit Error Rate pada sistem jaringan akses
receiver (Prx) dihasilkan pada simulasi sebesar –18,864
FTTH yang dirancang.
dBm di downstream dan –19,316 dBm di upstream. Hasil
Berdasarkan perhitungan manual didapatkan power simulasi ini memenuhi kelayakan standard ITU – T dan
link budget pada receiver (Prx) sebesar –24,8342 dBm di PT.Telkom yaitu –27 dBm.
downstream dan –25,2854 dBm di upstream, sedangkan
pada simulasi di OptiSystem nilai power pada receiver
(Prx) didapatkan sebesar –18,864 dBm di downstream dan
–19,316 dBm di upstream. Hasil dari perhitungan manual Kepustakaan
dan simulasi menunjukan nilai yang dihasilkan berada [1] M. I. Muhammad, “Perancangan Jaringan Fiber
diatas standard yaitu -27 dBm. Untuk parameter rise time To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi
budget hanya didapatkan dari perhitungan manual sebesar Gigabit Passive Optical Network (GPON) Di Central
0,25102 ns di downstream dan upstream, dimana nilai yang Karawaci,” Universitas Telkom, Bandung, 2015.
dihasilkan berada diatas standard RTB yaitu 0,28135 ns pada [2] R. Muhammad, “Perancangan Jaringan Akses Fiber To
downstream dan 0,5627 pada upstream. Sedangkan pada The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit
parameter bit error rate hanya didapatkan dari perhitungan Passive Opical Network (GPON) Di Perumahan
simulasi sebesar 1,25847 x 10-67 di downstream dan 1,07355 Setraduta Bandung,” Institut Teknologi Telkom,
x 10-111 di upstream, dimana nilai yang dihasilkan lebih Bandung, 2013.
kecil dari standard BER yaitu 10-9. Dari perhitungan manual [3] I. G. D. Prastiwi, “Perancangan Jaringan Akses Fiber
dan simulasi di OptiSystem tidak memiliki perbedaan To The Home (FTTH) Dengan Teknologi Gigabit
yang terlalu besar dan masih berada pada batas maksimal Passive Optical Network (GPON) Di Private Vilage
kelayakan peracangan jaringan FTTH. Hal ini membuktikan Cikoneng,” Universitas Telkom, Bandung, 2015.
perancangan jaringan FTTH tersebut layak dan mendekati
perhitungan ideal.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
F. Pahlawan, D. A. Cahyasiwi, K. Fayakun E - 57

[4] O. M. Sari, “Perancangan dan Simulasi Jaringan Fiber [10] Telkom Indonesia, Perancangan Design: Jaringan
To The Home (FTTH) Menggunakan Gigabit Passive FTTH GPON, 2013.
Optical Network (GPON) HUAWEI Dengan Fiber [11] K. Aditya, “ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN
Termination Management (FTM) Untuk Perumahan BUKU PELAJARAN JENIS LKS PADA CV.
Pesona Ciwastra Village Bandung,” Universitas HARAPAN BARU KARANGANYAR,” Tugas Akhir
Telkom, Bandung, 2015. Universitas Sebelas Maret, 2011.
[5] K. Gerd, Optical Fiber Communication, 3rd Ed, [12] ZTE Coorporation, ZXA10 C300: Optical Access
McGraw Hill, Boston, 2000. Covergence Equipment - Product Description, 2011.
[6] H. Jim, Fiber Optic Technician’s Manual, 2nd Ed, [13] ITU-T Recommendation G.652, Characteristics of a
2007. single mode optical fibre and cable, 2009.
[7] Telkom Akses, Materi: Overview Fiber To The Home, [14] ITU-T Recommendation G.657, Characteristics of a bending
loss insensitive single mode optical fibre and cable for the access
2015 network, 2009.
[8] Telkom Indonesia, Materi Desain FTTH: Perancangan [15] ZTE Coorporation, ZXA10 F660: Optical Access Covergence
GPON, 2012. Equipment - Product Description, 2011.
[9] ITU-T Recommendation G.984.2, Gigabit - Capable .
Passive Optical Network (G-PON) : Physical Media
Dependent (PMD) Layer Spesefication, 2003.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Analisis Kelayakan Finansial Proyek PLTN SMR


di Indonesia Dengan Pendekatan Probabilistik: Studi kasus
pengaruh penambahan jumlah variabel ketidakpastian

Nuryanti*, Suparman*, Elok S. Amitayani*

Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
Telp /Fax: +62 21 5204243, E-mail : nuryanti@batan.go.id
*
Penulis Koresponden

Abstrak – PLTN SMR merupakan salah satu alternatif teknologi pembangkitan yang dapat
diusulkan di wilayah Luar Jawa Bali (LJB), terkait dengan karakteristik jaringan kelistrikannya serta
untuk mengemban amanat PP No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Pada proyek
PLTN (tak terkecuali PLTN SMR) dimungkinkan terjadinya ketidakpastian, sehingga diperlukan
analisis kelayakan finansial proyek yang mempertimbangkan kemungkinan terjadinya ketidakpastian
yaitu dengan pendekatan probabilistik. Telah dilakukan dua penelitian untuk menganalisis kelayakan
finansial proyek PLTN SMR di Indonesia dengan pendekatan probabilistik yaitu pada tahun 2015
dan 2016. Penelitian tahun 2015 memasukkan 8 variabel ketidakpastian, yaitu: biaya investasi, hrga
Uranium alam (U3O8), biaya pengkayaan Uranium, faktor kapasitas, tingkat inflasi Rupiah, nilai tukar,
harga jual listrik dan LIBOR (London Interbank Offered Rate). Penelitian Tahun 2016 memasukkan 11
variabel ketidakpastian yaitu 8 variabel pada penelitian 2015 dan 3 variabel tambahan yaitu: waktu
konstruksi, CIRR (Commercial Interest Reference Rate) dan O&M Cost. Makalah ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh penambahan 3 variabel ketidakpastian pada penelitian tahun 2016 tersebut
terhadap kelayakan finansial proyek PLTN SMR yang dibandingkan dengan hasil penelitian tahun
2015. K e d u a p e n e l i t i a n dilakukan dengan teknik Monte Carlo dan indikator kelayakan yang
digunakan adalah NPV (Nett Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua proyek layak dijalankan ditunjukkan dengan nilai rata‐rata NPV kedua
proyek yangbernilai positif (US$ 135.324.004 pada penelitian tahun 2015 dan US$ 174.715.344 pada
penelitian tahun 2016) dan rata‐rata IRR proyek yang lebih besar dari MARR (10,65% pada penelitian
tahun 2015 dan 10,67% pada penelitian tahun 2016), dimana MARR ditetapkan 10%. Pada penelitian
dengan 8 variabel ketidakpastian (tahun 2015), tiga variabel yang paling berpengaruh terhadap proyek
adalah: harga jual listrik, biaya investasi dan tingkat inflasi. Sedangkan pada penelitian dengan 11
variabel ketidakpastian(tahun 2016), tiga variabel yang paling berpengaruh terhadap proyek adalah:
harga jual listrik, waktu konstruksi dan tingkat inflasi, sedangkan variabel biaya investasi bergeser
ke peringkat ke-4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel waktu konstruksi lebih berpengaruh
terhadap kelayakan finansial proyek dibanding biaya investasi.

Kata kunci: financial feasibility, SMR NPP, uncertainties, NPV, IRR.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


E - 58 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani E - 59

1 Pendahuluan dengan mempertimbangkan terjadinya sejumlah variabel


ketidakpastian[7]. Variabel-variabel ketidakpastian yang
Sistem kelistrikan Luar Jawa Bali (LJB) ditandai dengan dimasukkan dalam penelitian tersebut mengacu pada
sistem transmisinya yang belum seluruhnya terinterkoneksi. Rothwell (2011) ditambah dengan beberapa variabel yang
Sistem kelistrikan Kalimantan Timur misalnya, dari terkait dengan parameter finansial[8]. Sehingga total ada 8
6 sistem yang ada (Mahakam, Petung,Tanah Grogot, variabel ketidakpastian yang dimasukkan pada penelitian
Melak, Sangatta dan Berau), sistem Mahakam lah satu- tersebut, yaitu: 1) biaya investasi, 2) harga Uranium alam,
satunya sistem yang lain masih merupakan sistem yang 3) harga pengayaan Uranium, 4) faktor kapasitas, 5)
terisolasi[1]. Wilayah LJB juga merupakan daerah masuk tingkat inflasi Rupiah, 6) nilai tukar (exchange rate), 7)
kategori masih mengalami krisis penyediaan energi listrik, harga jual listrik dan 8) LIBOR (London Interbank Offered
sehingga menjadi penting untuk dilakukan penambahan Rate). Indikator kelayakan finansial yang digunakan
pembangkit baru sebagai respon terhadap permintaan energi dalam penelitian tersebut adalah Nilai Kini Bersih (Nett
listrik yang terus meningkat. Sistem kelistrikan yang ada di Present Value – NPV) dan Tingkat Pengembalian Internal
wilayah ini umumnya merupakan sistem berukuran kecil. (Internal Rate of Return – IRR) [9]. Hasil dari penelitian
Sebagai contoh, pada tahun 2015 sistem pembangkitan tersebut berupa suatu fungsi distribusi NPV dan IRR dengan
Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) memiliki total kapasitas masing-masing memiliki nilai-nilai minimum, maksimum,
terpasang sebesar 2.620,6 MW. Pada tahun yang sama, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Selain itu penelitian
sistem interkoneksi Jawa Bali memiliki total kapasitas tersebut juga menghasilkan probabilitas tertolaknya proyek
terpasang sebesar 27.579 MW[2]. yang tercermin pada probabilitas terjadinya NPV negatif
Kapasitas terpasang pembangkit baru yang diijinkan (NPV<0) dan probabilitas IRR < MARR (Minimum
adalah sekitar 10% dari total kapasitas terpasang sistem. Attractive Rate of Return).
Untuk wilayah Sumbagut ini, berarti pembangkit yang Pada tahun 2016 telah dilakukan penelitian lanjutan
diusulkan berkapasitas sekitar 200 MW. Dengan kata terhadap penelitian yang sebelumnya, yaitu dengan
lain pembangkit berukuran kecil atau sedang merupakan menambahkan tiga variabel ketidakpastian sehingga
pilihan yang cocok untuk dikembangkan di wilayah LJB. jumlah variabel ketidakpastian yang disimulasikan dalam
Untuk pilihan teknologi nuklir, PLTN SMR (Small Medium penelitian tahun 2016 ini menjadi 11 variabel. Tiga variabel
Reactor) merupakan jenis teknologi yang cocok untuk yang ditambahkan tersebut adalah: , 1) waktu konstruksi, 2)
dikembangkan di wilayah LJB, terkait dengan karakteristik Commercial Interest Reference Rate (CIRRs) sebagai tingkat
jaringan kelistrikannya yang masih kecil (small grid) dan bunga Export Credit Agency (ECA), dan 3) Operation &
belum seluruhnya terinterkoneksi[3,4]. Selain itu, PLTN Maintenance (O&M) Cost, dimana O&M Cost terdiri atas
SMR ini diusulkan guna mengemban amanat PP No 79 variable cost dan routine maintenance cost.
tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang
Makalah ini akan membandingkan hasil penelitian
mentargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)
kelayakan finansial proyek PLTN SMR dengan memasukkan
yang terus meningkat dalam bauran energi nasional, yaitu
11 variabel ketidakpastian dengan hasil penelitian
dari sebesar 5% pada tahun 2015 menjadi sebesar 25% pada
sebelumnya (dimana dimasukkan 8 variabel ketidakpastian).
tahun 2025 dan ditargetkan meningkat lagi menjadi sebesar
Dengan penelitian lanjutan ini dapat diketahui pengaruh
31% pada tahun 2050[5]. Hal ini mengingat adanya dominasi
penambahan jumlah variabel ketidakpastian terhadap
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) pada sistem
kelayakan finansial proyek PLTN SMR.
kelistrikan LJB selama ini. Data tahun 2014 menunjukkan
bahwa dari 4.640 unit pembangkit yang ada di wilayah Hasil penelitian lanjutan ini diharapkan dapat
LJB, sejumlah 4.368 unit (sekitar 94,14%) merupakan jenis menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan dalam
PLTD, padahal minyak bumi sebagai bahan bakar PLTD mengambil keputusan investasi pada proyek PLTN SMR di
merupakan jenis energi yang tidak dapat diperbarui[2]. wilayah LJB.
Bagi negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia, masalah finansial menjadi tantangan terbesar
dalam program pembangunan PLTN, mengingat sifat 2 Dasar Teori
proyek PLTN sebagai proyek padat modal dan padat
2.1. Teknik Simulasi Montecarlo
teknologi serta rentan terhadap terjadinya sejumlah variabel
ketidakpastian. Biaya investasi, fluktuasi harga bahan Pada dasarnya simulasi merupakan sebuah metode
bakar serta waktu konstruksi merupakan beberapa contoh analitik yang bertujuan untuk membuat tiruan dari sebuah
variabel ketidakpastian tersebut. Oleh karena itu menjadi sistem yang mempunyai sifat acak[3]. Simulasi Monte
penting untuk dilakukan analisis kelayakan finansial yang Carlo didahului dengan pengembangan sebuah model
mampu mengakomodasi kemungkinan terjadinya variabel‐ deterministik yang memetakan suatu himpunan variabel
variabel ketidakpastian tersebut, yaitu dengan pendekatan masukan ke suatu himpunan variabel keluaran dengan
probabilistik [6]. beberapa persamaan. Skema tentang model deterministik
dapat dilihat pada Gambar 1[10].
Nuryanti, et all (2015) telah melakukan penelitian
kelayakan finansial pada proyek PLTN SMR di Indonesia

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Tingkat Bunga Bank Komersial
15 % 5,7
(LIBOR + 5%)
16 Tingkat Pajak % 25
17 Tingkat Inflasi US$ % 1,5
18 Tingkat Inflasi Rp % 7,9
19 Eskalasi harga Jual Listrik % per tahun 2
E - 60 20 Eskalasi Harga bahan bakar
Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani % per tahun 0,5
1,5% (U
21 Eskalasi Biaya O&M % per tahun
7,9% (I

arus kas proyek


dinyatakan dalam

3 METODOLO
3. 1. Parameter T
Sebelum dilakuk
Catatan: dahulu didefinis
dari PLTN yang
x1, …, xn: variabel-variabel ketidakpastian sebagai masukan Tabel 1.
(input)
3. 2. Porsi Penda
y1, …., yn : variabel-variabel keluaran
Catatan:
Proyek PLTN SM
porsi pinjaman
Gambar 1 Model deterministik parametrik[7] 5 Komposisi porsi
: Fungsi distribusi variabel-variabel
ketidakpastian Tabel 2
Dalam Simulasi Monte Carlo, model deterministik 6
No Jenis Ban
yang telah dikembangkan dievaluasi secara berulang 1 Bank X (E
: Fungsi distribusi variabel-variabel
dengan menggunakan himpunan bilangan acak sebagai keluaran 2 Bank Y (E
masukan. Metode ini sering digunakan bila model bersifat 3 Bank Z (E
kompleks, nonlinear atau melibatkan banyak parameter tak GambarGambar
2. Skematis perambatan
2. Skematis ketidakpastian[10]
perambatan ketidakpastian[10] 4 Bank A’ (B
tentu (uncertain) yang saling berhubungan. Perambatan
ketidakpastian (uncertainty propagation) merupakan Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
prinsip dasar di belakang simulasi Monte Carlo[10]. Skema
dari prinsip perambatan ketidakpastian dapat dilihat pada
Gambar 2.

Tabel 1 Parameter tekno-ekonomi PLTN SMR yang dikaji

No Parameter Unit Nilai Referensi


1 Kapasitas Pembangkit MW 2 x 100
2 Kapasitas Faktor % 93 JAPC(2013)[11]
3 Produksi energi listrik tahunan MWh 1.629.360
MWd per metric ton
4 Burn Up 40.000 Rothwell (2014)[12]
U235
5 Pemakaian sendiri % 5,5
6 Tahun Dasar   2013
7 Waktu Konstruksi Tahun 5
8 Umur Pembangkit Tahun 40
9 Nilai tukar Rp/ US$ 10.504 www.bi.go.id[13]
10 Harga Jual Listrik Cents US$/kWh 12
11 Tingkat Diskonto (discount rate) % 10
12 Rasio Pinjaman terhadap Equity   70% : 30%
13 Porsi Pinjaman  
Bank X (ECA 1) % 30
Bank Y (ECA 2) % 30
Bank Z (ECA 3) % 20
Bank A’ (Bank Komersial) % 20
14 CIRR untuk ECA % 3,27 CIRR OECD[14]
Tingkat Bunga Bank Komersial (LIBOR
15 % 5,7
+ 5%)
16 Tingkat Pajak % 25 UU No 36 th 2008[15]
17 Tingkat Inflasi US$ % 1,5 http://data.bls.gov/[16]
18 Tingkat Inflasi Rp % 7,9 www.bps.go.id[17]
19 Eskalasi harga Jual Listrik % per tahun 2
20 Eskalasi Harga bahan bakar % per tahun 0,5
1,5% (US$) 7,9%
21 Eskalasi Biaya O&M % per tahun
(IDR)

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani E - 61

2. 2. Indikator Kelayakan 4 Hasil dan Pembahasan


Indikator kelayakan proyek yang digunakan dalam analisis
Analisis kelayakan finansial proyek PLTN SMR 2 x 100
ini adalah NPV dan IRR. Metode NPV menghitung
MWe dengan pendekatan probabilistik pada dua penelitian
selisih antara nilai kini dari investasi dengan nilai kini
sebelumnya (2016 dan 2015) dilakukan dengan teknik
dari penerimaan kas bersih yang akan terjadi selama umur
simulasi Monte Carlo. Simulasi dilakukan menggunakan
proyek, sedangkan IRR merupakan tingkat kemampuan
paket program @Risk, dengan 1000 kali iterasi.
arus kas proyek dalam mengembalikan investasi, yang
dinyatakan dalam prosentase[11,12,13]. Tabel 5 menunjukkan statistik hasil simulasi variabel
ketidakpastian terhadap indikator kelayakan finansial pada
penelitian dengan 8 variabel ketidakpastian, sedangkan
Tabel 6 merupakan hasil pada penelitian dengan 11 variabel
3 Metodologi Penelitian ketidakpastian.
3. 1. Parameter Tekno-ekonomi PLTN yang Dikaji Berdasar Tabel 5 dan Tabel 6 diketahui bahwa nilai
Sebelum dilakukan analisis kelayakan finansial, terlebih rata-rata NPV yang diperoleh pada kedua penelitian
dahulu didefinisikan beberapa parameter tekno-ekonomi bernilai positif, masing-masing sebesar US$ 135.324.004
dari PLTN yang dikaji sebagaimana dapat dilihat pada Tabel (pada penelitian dengan 8 variabel ketidakpastian) dan
1. US$ 174.715.344 (pada penelitian dengan 11 Variabel
ketidakpastian). Sedangkan untuk nilai IRR proyek maupun
IRR Equity, diketahui bahwa kedua penelitian menghasilkan
3. 2. Porsi Pendanaan
nilai rata-rata IRR proyek maupun IRR Equity yang lebih
Proyek PLTN SMR ini diasumsikan didanai dengan 70% besar dari MARR. Dimana pada penelitian dengan 8 variabel
porsi pinjaman dan 30% porsi modal sendiri (equity). ketidakpastian diperoleh nilai IRR proyek = 10,65% dan
Komposisi porsi pinjaman ditunjukkan pada Tabel 2. IRR Equity = 14,29%, sedangkan pada penelitian dengan
11 variabel ketidakpastian diperoleh nilai IRR proyek =
10,67% dan IRR Equity = 12,26%. Berdasar nilai rata-
Tabel 2 Porsi pinjaman pada pendanaan proyek
rata NPV, IRR proyek dan IRR Equity hasil simulasi pada
No Jenis Bank Porsi Tingkat Bunga kedua tabel diketahui bahwa proyek PLTN SMR dinilai
1 Bank X (ECA-1) 30% 3,27% layak dijalankan pada “most probable value” harga jual
listrik sebesar 15 cent US$/kWh, karena nilai rata-rata NPV
2 Bank Y (ECA-2) 30% 3,27%
bernilai positif (NPV>0) dan nilai rata-rata baik IRR proyek
3 Bank Z (ECA-3) 20% 3,27% maupun IRR Equity lebih besar dari MARR.
4 Bank A’ (Bank Komersial) 20% 5,70% Standar deviasi menunjukkan dispersi dari suatu
variabel. Oleh karena itu, secara statistik nilai variabel
sering dinyatakan dengan rata-rata ± standar deviasi.
Jika dinyatakan secara statistik, nilai indikator kelayakan
3. 3. Pendefinisian Variabel Ketidakpastian finansial pada Tabel 6 (penelitian dengan 8 variabel) akan
Dalam penelitian sebelumnya (tahun 2015) telah menjadi: NPV = US$ 135,324,004 ± US$ 186.420.080,
disimulasikan 8 variabel ketidakpastian yang mana IRR proyek = 10,65% ± 0,89% dan IRR Equity = 14,29% ±
mengakomodasi variabel yang telah diidentifikasi 1,84%. Sedangkan nilai indikator kelayakan finansial pada
Rothwell (2011) ditambah dengan beberapa variabel yang Tabel 7 (penelitian dengan 11 variabel) akan menjadi
berhubungan dengan parameter finansial yaitu: LIBOR = NPV = US$ 174,715,344 ± US$ 259.089.749, IRR
(London Inter Bank). proyek = 10,67% ± 1,02% dan IRR Equity = 12,26% ±
Offered Rate), nilai tukar, harga jual listrik dan 2,17%. Tanda “±” mengindikasikan bahwa nilai variabel
tingkat inflasi Rupiah [7]. 8 variabel ketidakpastian tersebut berada dalam interval rata-rata ± standar deviasi.
yang disimulasikan pada penelitian tahun 2015 tersebut Nilai indikator kelayakan yang menunjukkan interval rata-
dinyatakan pada Tabel 3. rata ± standar deviasi tersebut diistilahkan dengan “Risk
Adjusted”, sehingga disebut dengan risk adjusted NPV dan
Dalam penelitian lanjutan (tahun 2016) ditambahkan
risk adjusted IRR.
lagi 3 variabel ketidakpastian yang disimulasi yaitu:
waktu konstruksi, CIRR dan O&M Cost. Pendefinisian Nilai standar deviasi yang lebih besar pada penelitian
ketiga variabel ketidakpastian tersebut dinyatakan pada dengan 11 variabel ketidakpastian dibandingkan pada
Tabel 4. penelitian dengan 8 variabel ketidakpastian menunjukkan
potensi resiko yang lebih besar pada proyek yang
mempertimbangkan 11 variabel ketidakpastian. Tingkat

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 62 Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani

Tabel 3 Pendefinisian variabel-variabel ketidakpastian pada penelitian tahun 2015(8 variabel ketidakpastian)

No Variabel Ketidakpastian Jenis Distribusi Keterangan

1 Biaya investasi (US$/kWe) Triangular Pengepasan Distribusi dari data


historis[18,19,20 ]
minimum = 5.690; most likely = 6.360; maksimum =
7.057

2 Spot Price Uranium alam (U3O8) Pearson5 Pengepasan Distribusi dari data historis[21]
(US$/kg)
= 1,7211;
β = 54,365

3 Spot Price Pengkayaan (SWU) Logistic Pengepasan Distribusi dari data historis[21]

= 137,99; β = 10,496

4 Faktor kapasitas (%) Triangular Pengepasan Distribusi dari data historis[21]


minimum = 88,65%; most likely = 92,59%;
maximum = 99,19%

5 Tingkat inflasi Rupiah (%) Normal Pengepasan Distribusi dari data historis[17]

Rata-rata = 7,937%
Standar deviasi = 3,86%

6 Nilai tukar (Rupiah/US$) Lognorm (792,51) Pengepasan Distribusi dari data historis[13]

= 1.733,3;
σ = 792,51

7 Harga Jual listrik (Cents US$/kWh) Triangular

Minimum = 12 [11,22]
Most Likely = 15
Maksimum = 18

8 LIBOR (%) Triangular

Minimum = 0,578% Pengepasan Distribusi dari data historis[23]


Most Likely = 2,54%
Maksimum = 6,468%

Tabel 4 Pendefinisian variabel-variabel ketidakpastian pada penelitian tahun 2016 (ditambah 3 variabel ketidakpastian)

No Variabel Ketidakpastian Jenis Distribusi Keterangan

1 Waktu konstruksi (tahun) Triangular Pengepasan Distribusi


dari data historis[26]
Minimum = 5
Most Likely = 8
Maksimum = 10

2 CIRR Triangular Pengepasan Distribusi


dari data historis[14]
Minimum = 2,75%
Most Likely = 3,28%
Maksimum = 5,47%

3a Variable O&M Cost Logistic Pengepasan Distribusi


(US$/MWh) dari data historis[8,27]
α = 0,6315
β = 0,024

b Routine O&M Cost Triangular Pengepasan Distribusi


(US$/kWe) dari data historis[8,27]
Minimum = 47,20
Most Likely = 47,20
Maksimum = 67,38

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani E - 63

Tabel 5. Hasil Simulasi 8 Variabel Ketidakpastian Terhadap Indikator Kelayakan Finansial


(Penelitian Tahun 2015)

Statistik Indikator Kelayakan Finansial

NPV (US$) IRR Proyek (%) IRR Equity (%)

Minimum ‐862.805.725 5,45 5,49

Maksimum 641.594.310 13,02 19,96

Rata‐rata 135.324.004 10,65 14,29

Standar deviasi 186.420.081 0,89 1,84

Tabel 6. Hasil Simulasi 11 Variabel Ketidakpastian Terhadap Indikator Kelayakan Finansial


(Penelitian Tahun 2015)

Statistik Indikator Kelayakan Finansial

NPV (US$) IRR Proyek (%) IRR Equity (%)

Minimum ‐1.000.000.000 7,11 6,18

Maksimum 889.126.805 13,91 19,94

Rata‐rata 174.715.344 10,67 12,26

Standar deviasi 259.089.749 1,02 2,17

atau potensi resiko ini tentu sangat bergantung pada Gambar 3 dan Gambar 4 masing-masing
pengelolaan atau manajemen resiko yang diterapkan dalam menunjukkan diagram Tornado dari NPV dan IRR proyek
proyek. Pada penelitian dengan 8 variabel ketidakpastian PLTN SMR pada penelitian yang memasukkan 8 variabel
diperoleh bahwa NPV akan berada pada interval -US$ ketidakpastian. Sedangkan Gambar 5 dan Gambar 6
51.096.076 − US$ 321.744.084, IRR proyek pada interval masing-masing menunjukkan diagram Tornado dari
9,76% − 11,54% dan IRR Equity pada interval 12,45% − NPV dan IRR proyek pada penelitian yang memasukkan
16,13%. Hasil ini menunjukkan bahwa jika variabel-variabel 11 variabel ketidakpastian. Diagram Tornado memuat
ketidakpastian tersebut dimonitor dengan baik, maka koefisien regresi masing-masing variabel ketidakpastian
proyek akan mampu mencapai angka NPV sebesar dan pada dasarnya menyatakan seberapa kuat hubungan
US$ 321.744.084, namun jika tidak termonitor dengan baik antara variabel ketidakpastian terhadap kelayakan finansial
maka bukan tidak mungkin nilai NPV akan turun hingga proyek. Dengan diagram ini dapat diidentifikasi variabel
mencapai angka -US$ 51.096.076 dimana proyek menjadi mana.
tidak layak. Sedangkan pada penelitian dengan 11 variabel
ketidakpastian diperoleh hasil bahwa NPV akan berada
pada interval -US$ 84.374.404 − US$ 433.805.092, IRR
proyek pada interval 9,65% − 11,69% dan IRR Equity 5 Simpulan
pada interval 10,09% − 14,43%. Analog dengan analisis Hasil penelitian yang memasukkan 8 variabel
sebelumnya hasil ini menunjukkan bahwa jika variabel- ketidakpastian (tahun 2015) maupun 11 variabel
variabel ketidakpastian tersebut dimonitor dengan baik, ketidakpastian (tahun 2016) sama‐sama menghasilkan
maka proyek akan mampu mencapai angka NPV nilai rata‐rata NPV yang lebih besar dari nol maupun
sebesar US$ 433.805.092, namun jika tidak termonitor nilai rata‐rata NPV yang lebih besar dari MARR, yang
dengan baik maka bukan tidak mungkin nilai NPV akan menunjukkan bahwa kedua proyek layak dijalankan pada
turun hingga mencapai angka -US$ 84.374.404 dimana “most probable value” harga jual listrik sebesar 15 cents
proyek menjadi tidak layak. USD/kWh.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
E - 64 Nuryanti, Suparman & E. S. Amitayani

Probabilitas tertolaknya proyek adalah sebesar [8] ROTHWELL, “The Economics of Future Nuclear
20% pada penelitian yang memasukkan 8 variabel Power: An Update of The Economic Future of Nuclear
ketidakpastian dan meningkat menjadi 25% pada Power (2004), a Study Conducted at the University of
penelitian dengan 11 variabel ketidakpastian, yang Chicago”, Stanford University, 2011.
menunjukkan tingkat resiko yang lebih besar pada [9] SOEHARTO, I., “Studi Kelayakan Proyek”, Penerbit
penelitian dengan 11 variabel. Berdasarkan diagram Erlangga, Jakarta, 2002
Tornado NPV maupun IRR yang diperoleh pada kedua [10] SRIDADI, B.,”Pemodelan dan Simulasi Sistem:
penelitian, diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) variabel Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa
utama yang paling berpengaruh terhadap kelayakan C”, Penerbit Informatika, 2009.
finansial proyek PLTN SMR yang memasukkan 8 [11] BLANK & TARQUIN, “Engineering Economy”, 6th,
variabel ketidakpastian, yaitu: 1) harga jual listrik, 2) Mc Graw Hill, Singapore, 2008
biaya investasi dan 3) tingkat inflasi. [12] PERMATASARI, K.,”Analisis Kelayakan Proyek
Sedangkan pada proyek PLTN SMR yang Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
memasukkan 11 variabel ketidakpastian, 3 (tiga) variabel oleh Pengembang Panas Bumi di Indonesia”, Skripsi,
utama yang mempengaruhi kelayakan finansial proyek Jakarta: Program Studi Teknik Industri Universitas
adalah: 1) harga jual listrik, 2) waktu konstruksi dan Indonesia, 2010.
3) tingkat inflasi. Oleh karena itu, dengan penambahan [13] MARTLAND, Carl D.,”Project Evaluation
variabel ketidakpastian dari 8 menjadi 11 ini dapatlah Choosing a Discount Rate”, http://ocw.mit.edu/
diketahui bahwa ada 4 (empat) variabel-variabel courses/civil-and-environme ntal-engineering/1-
yang krusial untuk dimonitor sehingga meningkatkan 011-projectEvaluation-sprin g-2011/lecture-notes/
probabilitas diterimanya proyek PLTN SMR, yaitu: 1) MIT1_011S11_lec06.pdf, diakses 26 Maret 2012
harga jual listrik (cent USD/kWh), 2) waktu konstruksi, [14] PT PLN (Persero), PT LAPI ITB & JAPC,”Feasibility
3) inflasi mata uang Rupiah dan 4) biaya investasi Study for Bangka Nuclear Power Plant Project – Non
(Overnight Cost – OC). Site aspect”, 2013
[15] ROTHWELL, G. & GANDA, F., “Electricity
Generating Portfolios with Small Modular Reactors”,
Argonne National Laboratory, May 2014
Kepustakaan [16] BANK INDONESIA, “Foreign Exchange Rate in
[1] “Rencana Usaha Penyediaan TenagaListrik (RUPTL) Year 2013”, http://www.bi.go.id/.Diakses 01 Juni
PT. PLN (Persero) Tahun 2016 ‐ 2025 ”, Kementerian 2014
ESDM, Jakarta, 2016 [17] OECD,”Commercial Interest Reference Rate
[2] PT. PLN (Persero), “Statistik PLN 2014”, Jakarta, (CIRRs)”, www.oecd.org/tad/xcred/cirrs.pdf. Diakses
2014. 01 Juni 2014
[3] IEA/ NEA, “Current Status. Technical Feasibility [18] “UU No 36 tahun 2008 Tentang Perubahan
and Economics of Small Nuclear Reactors”, OECD, Keempat Atas UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Paris, Juni 2011 Penghasilan”, Kementerian Hukum & HAM, 2008.
[4] LOCATELLI, G. & MANCINI, M.,”Small‐medium [19] ”CPI Inflation Calculator”, http://data.bls.gov/cgi‐
Sized Nuclear, Coal and Gas power plant: A bin/cpicalc.pl. Diakses 03 Juli 2015.
Probabilistic Analysis of Their Performances and [20] “Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan
Influence of CO2 Cost”, Energy Policy, 38,6360‐6374, Indonesia, 2005-2015”, http://www.bps.go.id/
2010 linkTabelStatis/view/id/907. Diakses 03 Juli 2015.
[5] “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 79 [21] ABDULLA, A. & AZEVEDO, I. L., “Developing a
Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional”, Range of Levelized Cost Estimates for Integral Light
Jakarta, 17 Oktober 2014 Water Small Modular Reactor”, www.andrew.cmu.
[6] RODE, at al,”Montecarlo Methods for Appraisal edu. Diakses Mei 2014
and Valuation: A Case Study of a Nuclear Power [22] US DEPARTMENT OF ENERGY, “SMR Financing
Plant”, CEIC Working Paper 01‐01, Carnegie and Economics, The Nuclear Option: Is Small Scale
Mellon Electricity Industry Center, Carnegie Mellon Nuclear Energy an Option for Alaska?”, December
University, Pittsburgh, 2001 2010.
[7] Nuryanti, et al,”Analisis Kelayakan Finansial Proyek [23] ONO, K., “Generation IV International Forum
PLTN SMR di Indonesia dengan Mempertimbangkan Economics Assessment Methodology and
Variabel Ketidakpastian”, Jurnal Pengembangan Application”, GIF-INPRO Interface Meeting, Vienna,
Energi Nuklir Volume 17, Nomor 2, Desember 2015 March 1, 2013

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
E - 65

[24]
KESDM,”Peraturan Menteri ESDM No. 3 Tahun [26] _ _ _ _ _ _ _ , h t t p s : / / w w w . i a e a . o r g / P R I S /
2015”, Jakarta, 2015 CountryStatistics/
[25] _______, LIBOR yearly, http://www.moneycafe. [27] PLN Litbang & P2EN, “Study Ekonomi, Pendanaan
com/personal-finance/libor/ LIBOR Source: Fannie dan Struktur Owner Dalam Rangka Rencana Persiapan
Mae, British Bankers’ Association Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia”, Jakarta,
2006.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Analisis Sifat Mekanis Magnesium Melalui Uji Tarik

Uum Sumirat, Asari Djohar, Iwa Kuntadi, Sigit Supriatno

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudi No. 227 Gegerkalong Sukasari
Kota Bandung, Jawa Barat 40153

Abstrack – Bone implant plates are only used temporarily during the healing process of a fractured
bone. Once the healing process is complete, the implants need to be surgically removed. By using
biodegradable material there will be no need for an implant removal surgery, because the implant
plate will be degraded and destroyed naturally in the body. This biodegradable implant would need to
bestrong enough to handle the body’s weight and movement to be able to replace the bone physiologic
function until the fractured bone is completely healed. A possible biodegradable material that could be
degraded and destroyed naturally in the body is magnesium. However, magnesium has its limitation,
its ability to resist corrosive properties is faster than a fractured bone healing process. Therefore, the
plastic deformation process is done by suppressing the platewith 1%, 2%, and 3% degradation. It will
increase the magnesium’s ability to resist the dynamic force and improve its mechanical properties,
so that the biodegradable implant plate can perform its function as a substitute for the fractured bone
until the healing process is completed and degraded naturally only afterwards. The corrosive body fluid
environment and recurring loads retained by the implant plate during the bone fixation process leads
to fatigue of the implant plate.The crack rate testing of deformed magnesium alloys after immersion
process in the physiological fluid DMEM can provide useful information on magnesium mechanical
strength enhancement and subsequently whether it is feasible to be used as biodegradable bone implant
plate.

Keywords: magnesium, deformed, crack rate, biomaterial

Abstrak – Plat implan tulang hanya digunakan sementara selama proses penyembuhan patah tulang
sampai tersambungnya kembali tulang yang patah. Setelah itu harus dilakukan operasi pengambilan
kembali plat implan tersebut. Dengan menggunakan biodegradable material maka tidak perlu dilakukan
operasi kembali karena plat implant dapat terdegradasi dan hancur di dalamtubuh. Sebagai pengganti
fungsi tulang yang patah selama proses fiksasi, maka plat implan harus mampu menahan beban sampai
tersambungnya kembali tulang yang patah. Salah satu material yang mempunyai kemampuan dapat
terdegradasi dan hancur dalam tubuh adalah magnesium akan tetapi magnesium memiliki sifat tahan
korosi yang lebih cepat dibandingkan dengan proses penyambungan tulang yang patah, oleh karena itu
proses deformasi plastis dengan cara ditekan dengan degradasi 1%, 2%, dan 3% akan meningkatkan
kemampuan magnesium dalam menahan gaya dinamis dan meningkatkan sifat mekanisnya, sehingga
biodegradable plat implan ini dapat bertahan dan melakukan fungsinya sebagai pengganti tulang yang
patah sampai proses penyembuhan berlangsung sempurna. Lingkungan cairan tubuh yang bersifat
korosif dan adanya beban berulang yang ditahan oleh plat implan selama proses fiksasi mengakibatkan
terjadinya kelelahan plat implant. Pengujian laju rambat retak pada magnesium paduan terdeformasi
setelah melalui proses perendaman dalam cairan fisiologis DMEM dapat memberikan informasi
mengenai peningkatan kekuatan mekanis magnesium sehingga akan menjawab kelayakan magnesium
terdeformasi sebagai biodegradable material.

Kata kunci: Magnesium, Terdeformasi, Rambat retak, Biomaterial

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved M-1
M-2 U. Sumirat, A. Djohar, I. Kuntadi, S. Supriatno

1 Pendahuluan Dua buah specimen dilakukan uji tarik menggunakan


Universal Testing Machine dengan base length 99mm dan
Magnesium beserta paduannya berpotensi sebagai material kecepatan beban sebesar 5kg/s.
yang dapat digunakan sebagai konstruksi ringan mesin
automotif dan industri karena sifat mekanisnya yang
memiliki kepadatan yang rendah, kekuatan spesifik yang
tinggi, tahan penyok, dan daya redam terhadap gelombang 3 Hasil dan Diskusi
elektromagnetik.5). Selain itu, magnesium memiliki sifat
biodegradable sehinga menjadi perhatian para peneliti
sebagai material plat implan dalam tubuh4). Namun,
magnesium murni akan mengalami degradasi yang tidak
menguntungkan di bawah lingkungan fisiologis yang
menyebabkan kekuatannya menurun.
Melalui proses ECAP (Equal Channel Angular Pressing),
laju biodegradasi magnesium dalam lingkungan rendaman
cairan fisiologis DMEM, dapat diperbaiki4). Kekuatan puncak
(Ultimate Tensile Strength/UTS), kekerasan vickers, dan
kekuatan bendingnya pun membaik 2 3).
Karena, plat implan akan menggantikan fungsi tulang
sementara yang mengalami beban dinamis berulang, maka
perlu dilakukan uji sifat mekanis secara dinamis pula
melalui uji kelelahan dan analisa rambat retak. Sebagai
langkah awal, analisa sifat mekanis secara statis perlu Gbr 2. Specimen 1
dilakukan kembali sebagai kontrol.

2 Prosedur Eksperimen
Material magnesium yang digunakan adalah magnesium
murni komersial dengan tingkat kemurnian 99.9%. Untuk
proses uji tarik, material dipotong dan dibubut menjadi
specimen sesuai dengan ASTM E8/E8M (Metode Test
Standard untuk Uji Tarik Material Metal). Specimen
berbentuk silinder berdiameter 12,5mm, diameter pemegang
20mm dengan panjang reduced section 100mm dan panjang
pemegang masing masing 20mm. Permukaan specimen
adalah murni hasil bubut dan tidak dilakukan pengerjaan
permukaan.

Gbr 3. Specimen 2

Gbr1. Specimen pada Universal Testing Machine.


Gbr 4. Patahan Specimen 2

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
U. Sumirat, A. Djohar, I. Kuntadi, S. Supriatno M-3

Specimen pertama mencapai tegangan fraktur tidak 4 Simpulan


sampai benar benar putus (Gambar 2). Didapat data sebagai
berikut : Magnesium murni yang dibubut tanpa perlakuan deformasi
plastis telah dilakukan uji tarik dan didapat bahwa
magnesium mempunyai tegangan luluh sebesar 4,30 kg/
Gaya puncak 765 kg mm2 s.d. 4,99 kg/mm2 dan tegangan ultimate sebesar 6,04
Tegangan puncak 6,04 kg/mm2 kg/mm2 s.d. 6,14 kg/mm2.
Gaya elastik 544 kg
Tegangan Elastik 4,30 kg/mm2
Kepustakaan
1. ASTM E8/E8M
Sedangkan specimen kedua mencapai tegangan fraktur 2. Syaflida, Rahmi. 2012. Tesis: Analisis Sifat Mekanis
sampai putus (Gambar 3 dan 4). Didapat data sebagai Magnesium Setelah Proses Equal Channel Angular
berikut: Pressing (ECAP) Melalui Uji Tarik dan Uji Kekerasan
Dalam Cairan Fisiologis (in-Vitro). Jakarta: FKG-UI.
3. Cahyono, Novianto Agung. 2014. Tesis: Analisis Sifat
Gaya puncak 778 kg
Mekanis Magnesium Equal Channel Angular Pressing
Tegangan puncak 6,14 kg/mm2 (ECAP) Sebagai Bahan Plate pada Fraktur Mandibula
Gaya elastik 633 kg Melalui Uji Bending dan Uji Keuletan dalam Cairan
Tegangan Elastik 4,99 kg/mm2 Fisiologis Dulbecco’s Moodified Eagle Medium
(DMEM). Jakarta: FKG-UI.
4. Badeges, Arfan. 2012. Tesis: Analisis Proses
Biodegradasi Magnesium yang Telah Melalui Proses
Equal Channel Angular Pressing (ECAP) dalam Cairan
Fisiologis (In Vitro). Jakarta: FKG-UI.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengaruh Berat Bucket Terhadap Putaran dan Torsi


pada Turbin Pelton

Ahmad Samil Mubarok*, M Yusuf Djeli, D. Mugisidi

Program Studi Teknik Mesin, Faculty of Engineering (Universitas Muhammadiyah Prof DR. HAMKA,
Jl. Tanah Merdeka No.6, Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Telp.021-87782739, Fax. 021-840091

Abstrak – Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui nilai perbandingan bucket turbin pelton
dengan variasi bucket turbin berbahan resin murni dan bucket berbahan resin campuran serbuk kuningan
dengan perbandingan jumlah nosel 7 mm, 10,5 mm, dan 14 mm untuk mengetahui nilai optimum putaran
turbin dan nilai optimum torsi bucket resin murni dan bucket resin campuran kuningan. Perancangan
diawali dengan membuat turbin pelton yang terdiri dari bucket, runner, dan poros. Parameter yang
diukur dalam pengujian turbin pelton adalah debit aliran, tekanan air, putaran (rpm), dan torsi poros
turbin. Hasil penelitian terhadap masing-masing bucket antara bucket resin murni dan bucket resin
campuran kuningan pada debit 0,00031 m3/s menunjukkan bahwa turbin dengan bucket dengan bahan
resin murni menghasilkan putaran terbesar 80 rpm. Sedangkan nilai torsi terbesar yaitu bucket resin
campuran serbuk kuningan pada debit 0,00029 m3/s menghasilkan torsi terbesar 0,59 N.m.

Kata kunci: Turbin pelton, bucket resin murni, bucket resin campuran kuningan.

1 Pendahuluan murni dan bucket menggunakan resin campuran serbuk


kuningan sebagai hasil perbandingan berat terhadap kinerja
Energi air adalah energi yang telah dimanfaatkan secara putaran dan nilai torsi yang optimum. Dalam menentukan
luas dan digunakan sebagai pembangkit listrik. Potensi air berapa banyak bucket yang dipakai maka harus mengetahui
sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia diameter pitch sebagai acuan untuk mendapatkan berapa
energi listrik tenaga air maupun mikrohidro. Energi kinetik bucket yang dihasilkan dan diameter nosel yang dipakai
aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial (miroslav nechleba, 1957). Sehingga perancangan bucket
gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau runner dapat diterangkan alasan pengaruh perbandingan
kincir. Salah satu turbin yang memanfaatkan energi kinetik berat dan perbandingan variasi diameter jet nosel akan
aliran air yaitu turbin pelton atau turbin implus dimana turbin berpengaruh terhadap kinerja putaran yang dihasilkan
ini menggunakan head melalui pancaran air dari nosel dan turbin pelton dengan perbandingan berat bucket berbahan
meneruskan tenaga menjadi energi mekanik berupa putaran resin murni dan resin campuran serbuk kuningan terhadap
roda turbin yang tersambung dengan poros dan diteruskan variasi diameter nosel ukuran 7 mm, 10,5 mm, dan 14 mm
altenator untuk menghasilkan tenaga listrik. serta mengetahui torsi optimum antara perbandingan berat
Belakangan ini terdapat turbin pelton dengan beberapa bucket berbahan resin murni dan bucket berbahan resin
model modifikasi untuk kinerja yang lebih baiktetapi tidak campuran serbuk kuningan dengan variasi diameter nosel
mengetahui faktor lain dari turbin yaitu mempertahankan dengan ukuran 7 mm, 10,5 mm, dan 14 mm.
kecepatan putar untuk menolak perubahan keadaan
geraknya untuk mendapatkan kinerja putaran dan nilai torsi
yang optimum. Berat bucket sebagai ukuran kelembaman
terhadap kinerja pada turbin pelton. 2 Dasar Teori
Hal itulah yang mendasari diperlakukannya pembuktian 2. 1. Turbin Pelton (Turbin Implus)
perancanganbucket runner menggunakan dua material yang
Menurut Miroslav Nechleba, Dr. Techn., M. E., (1957),
berbeda dengan perbandingan bucket menggunakan resin
turbin pelton merupakan turbin implus yang terdiri dari

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


M-4 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
A. S. Mubarok, M. Y. Djeli, & D. Mugisidi M-5

nozzle, dimana air muncul dan memasuki nosel [6]. Runner


yang terpasang bucket sebagai jet mengenai bucket ditransfer
energi jet ke bucket runner. Guna untuk mencapai efsiensi
posisi bucket dengan jet air yang mengenai turbin. Menurut
Dwi Irawan,turbin Pelton adalah turbin impuls yang dipakai
untuk tinggi air jatuh yang besar [2]. Aliran fluida kerja
dalam pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi air jatuh
(h) melalui nosel. Tekanan air diubah menjadi kecepatan,
pancaran air dalam akan mengenai bagian tengah-tengah
sudu dan sesuai dengan perimbangan tempatnya air pancar
akan belok dan ada kemungkinan membaliknya air bisa
diarahkan tegak lurus. Untuk itu penampang ember dan
sudu-sudunya harus ditinjau, agar mendapatkan pemindahan
gaya yang sebaik-baiknya. Turbin Pelton adalah turbin
dengan kecepatan spesifik yang relatif rendah dan dengan
menggunakan tinggi air jatuh yang sangat besar serta Gambar 2 Skema turbin pelton
kapasitas air yang kecil dibandingkan dengan turbin jenis Sumber: Fluid Mechanics and Thermodynamics of Turbomachinery
yang lain.

2. 3. Parameter Perancangan BucketRunner Turbin Pelton


2. 3. 1. Kecepatan Aliran Fluida (Debit)

V
Q= (1)
t

2. 3. 2. Head yang Dihasilkan Pompa


Menurut Jayan Sentanuhady dan Davin Sanchorehan
[11], perancangan yang dilakukan harus mengetahui
parameter utama yaitu variabel kontrol dari turbin pelton
yaitu gross head (Hg). Pemilihan nilai head ini didasarkan
pada standar Voith untuk turbin pelton.
Oleh karena itu harus mengetahui nilai head total
yaitu kurang dari 6% (Hg). Nilai net head dapat di tentukan
dengan persamaan sebagai berikut:

H n = H g − H tl (2)
Gambar 1 Turbin pelton
Sumber: Muhammad Nauval Fauzi, Mahaputra, dan Sony Harbintoro,
2016 2. 3. 3. Daya Turbin
Daya yang dibangkitkan oleh turbin dapat ditentukan
dengan menggunakan prinsip implus momentum. Pada saat
2. 2. Skema Pembangkit Listrik Turbin Pelton air mengenai sudu, maka sudu mulai bergerak, sudu yang
Menurut Dixon.S. L. (1998), tata letak turbin pelton bergerak ini selanjutnya posisinya digantikan oleh sudu
pembangkit listrik tenaga air adalah skema yang ditunjukan berikutnya sehingga seolah-olah selalu berada ditempat
pada Gambar 2 air yang dikirim melalui waduk dengan yang sama, sehingga besarnya daya dapat dihitung.
kecepatan konstan pada ketinggian ZR (diatas permukaan Daya turbin dapat ditentukan oleh besarnya debit air,
laut) dan mengalir melalui pipa ke pintu air, dari pintu air gaya gravitasi bumi, dan net head untuk mendapatkan daya
melewati nosel, menggunakan nosel agar mendapatkan yang dihasilkan turbin pelton. Daya yang dihasilkan sebagai
kecepatan tinggi fluida [1]. Dalam mengurangi efek parameter dari spesifikasi pompa yang dipakai untuk
buruk dari besarnya aliran air dari waduk oleh karena itu perancangan turbin pelton. Daya turbin air dapat ditentukan
menggunakan tangki penyimpanan air dekat pintu. Tinggi dengan persamaan sebagai berikut:
air nosel kepermukaan Zn, besarnya head yaitu HG = ZR-ZN.
P = ρ . g . H n .Q (3)

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M-6 A. S. Mubarok, M. Y. Djeli, & D. Mugisidi

2. 3. 4. Diameter pitch 3 Implementasi dan Pengujian


Diameter pitch yaitu perhitungan untuk menentukan Tabel 1. Data keseluruhan hasil pengujian rata-rata bucket resin
diameter runner dengan mengetahui banyaknya bucket murni
dan diameter nosel dari masing-masing diameter tersebut
harus diketahui kecepatan keluaran air untuk menentukan Diameter Debit Preassure Putaran 1 Putaran 2 Torsi
diameter runner dan diameter nosel. Nosel (m3/s) Gauge (rpm) (rpm) (N.m)
(kg/cm2)
7 mm 0,00029 0,6 84 72 0,38
 D
Harga perbandingan jet  m =  0,00030 0,7 92 78 0,32
 d 0,00031 0,8 93 80 0,31
10,5 mm 0,00029 0,2 48 36 0,47
0,00030 0,2 48 38 0,46
yaitu perbandingan antara diameter piringan dengan
0,00031 0,2 52 48 0,45
diameter nosel [4].
14 mm 0,00029 0,2 24 12 0,56
Menurut Miroslav Nechleba, Dr. Techn., M. E.
0,00030 0,2 29 16 0,55
[6], perancangan bucketrunner dapat diketahui dengan
0,00031 0,2 35 21 0,54
mengetahui jarak sela antara bucket satu dengan bucket
lainnya dengan jarak sela 0,7 sampai 0,8 dengan menentukan
diameter runner banyaknya bucket yang terpasang dan
diameter nosel yaitu menggunakan tabel sebagai berikut: Tabel 2. Data keseluruhan hasil pengujian rata-rata bucket resin campuran
serbuk kuningan

Diameter Debit Preassure Putaran 1 Putaran 2 Torsi


Tabel 2.1 Jet ratio dan jumlah bucket Nosel (m3/s) Gauge (rpm) (rpm) (N.m)
A. S. Mubarok(kg/cm2
) E-
Jet ratio 6 8 10 15 20 25
7 mm 0,00029 0,6 54 46 0,42
No. Of 17 to 21 18 to 22 19 to 24 22 to 27 24 to 30 26 to 33 A. S. Mubarok
Jet ratio 6 8 10 15 20 250,00030 0,7
3.1 Pengaruh 90
Diameter 73 terhadap
Nosel 0,32 Putaran (rpm)
bucket
No. Of 17 to 18 to 19 to 22 to 24 to 0,00031
26 to 0,8 92 78 0,30
Jet ratio 6 8 10 15 10,5 mm 20 25 A. S. Tabel
0,00029
Mubarok
3.1
0,2 Pengaruh
3.3 Putaran
24 Diameter
yang dihasilkan
12 Nosel
turbin terhadap
0,48 Putaran
pelton (Bucket (rpm)
resin murni)
bucket 21 22 24 27 30 33
No. Of 17 to 18 to 19 to 22 to 24 to 0,00030 26 to Diameter 0,2
Nosel
43
Debit
30 0,47
Putaran
Perhitungan yang didapat
bucket
Jetnantinya
ratio
21
dapat
6
22
ditentukan
8
24
10
27
15
30
20
33
25 Tabel
3.1 3.3 Putaran(m
Pengaruh yang
/s) dihasilkan
Diameter
3 turbinterhadap
Nosel pelton (Bucket resin m(
Putaran
(rpm)
0,00031 0,2 48 32 0,46(kg/cm2)
dengan tabel diatas Perhitungan
untuk menentukan yang
No. Of didapat
berapa
17 to nantinya
bucket
18 to dapat
yang 19 to ditentukan
22 to dengan
24 to Diameter
26 to 7 mm Nosel
0,00029
Debit
0,6 72
Puta
tabel diatas
dihasilkan dan diameter nosel untuk
yang menentukan
didapat. berapa bucket yang14 mmdihasilkan0,00029 0,2 18 3.3 Putaran
Tabel
0,00030
6(myang
3
/s) 0,59
dihasilkan turbin2pelton (Bucket
0,7(kg/cm ) 78 (rpm
r
dan Perhitungan
diameter
bucket
nosel yang21
yang didapat 22
didapat. nantinya24dapat ditentukan27 30
dengan33 0,2
0,00030 Diameter
19 Nosel
0,0003112 Debit
0,56 0,8 80
Untuk menentukan kecepatan keluaran air dari nosel 7 mm 0,00029 0,6 72
tabel diatas
Menurut Miroslav untukNechleba,
menentukan Dr.berapa
Techn., bucket
M. E., yang(1957),
dihasilkan
0,00031 10,5
0,2 mm 21 0,00029 0,00030(m0,54
18
3
/s) 0,2 0,7 2 36 78
dan diameter pitch dapat diketahui
Perhitungan dengan persamaan
yangdidapat.
didapat nantinya dapat ditentukan (kg/cm )
untukdanmenentukan
diameter nosel yang
kecepatan keluaran air dari nosel dan dengan 0,00030 0,00031 0,2 0,8 38 80
sebagai berikut [6]: tabel
7 mm 0,00029 0,6
diameter pitch diatas
Menurut Miroslav
dapat untuk
diketahuimenentukan
Nechleba, dengan Dr.berapa
Techn.,
persamaan bucket yang
M. sebagai
E., dihasilkan 10,5 mm
(1957), 0,00031 0,00029 0,00030
0,2 0,2
0,7
48 36
untukdan diameter nosel
menentukan yang didapat.
kecepatan keluaran air dari nosel dan 14 mm 0,00029 0,00030 0,2 0,2 0,8 12 38
berikut: 0,00030
0,00031
0,2 0,2 16 48
diameterMenurut pitch dapat Miroslav diketahui
Nechleba,dengan Dr.3.1persamaan
Techn.,
Pengaruh M.sebagai
E., (1957),Nosel terhadap
Diameter 10,5 mmPutaran 0,00031
(rpm)
0,00029 0,2
U
1 berikut: 0.45 2. g. H
untuk menentukan n …….........................................
kecepatan (4) keluaran air dari (2.4)nosel dan 14 mm 0,00031 0,00029
0,00030
0,00030
0,2 0,2
0,2
0,2
21 12
16
diameter pitch dapat diketahui dengan 0,00031 0,2
Tabelpersamaan sebagai
601 .U
U 0.45 2. g. H
berikut:
3.3 Putaran yang
n ……......................................... (2.4)
dihasilkan turbin
Tabel 3.4 pelton
Putaran
14
yang
mm
(Bucket resin turbin
dihasilkan
0,00031 murni)pelton (Bucket
0,00029
serbuk 0,00030
kuningan)
0,2 0,2 resin campur 21
1 0,2
D ..................................................................... (2.5) Debit Tabel 3.4 PutaranDebit
yang dihasilkan turbin pelton (Bucket resin ca
. N601.U U 0.45 2. g. H Diameter Nosel
n ……......................................... (2.4)
Diameter
(m3/s)
NoselPreassure Gauge
(kg/cm2) 3
(m /s)
Putaran
0,00031
(rpm)
serbuk kuningan)
0,2Putaran
(rpm)
1
D (5)
.....................................................................
7 mm (2.5) 0,00029 DiameterTabel
Nosel3.4
0,6 Putaran Debit (kg/cm2)
yang dihasilkan
72 Putar
turbin pelton (Bucket
Menurut Sebin . N60Sabu, .U 1 Tom Alphonse Antony, Nikhil Jacob
7 mm 0,00029
(m 3
/s)
0,6
serbuk kuningan)
46
George, dan 0,00030 0,70,00030 78 0,7(kg/cm2) 73 (rpm
DAshwin Chandy Alex, (2014), untuk menentukan
..................................................................... (2.5) Diameter Nosel0,00031 Debit 0,8 78 46
Menurut Sebin
Menurut
diamneter
Sabu, Tom jet nosel . N dapat
Sebin
Alphonse
Sabu, diambil
Tom Alphonse
Antony, Nikhil melaluiAntony, diameter Nikhil
pitchJacob 0,00031 10,5 mm
7 mm 0,8
0,00029
0,00029 80
(m3/s) 0,2 0,7
0,6
0,00030 2 12 73
George,
dengan persamaan dan Ashwin Chandy Alex, (2014), untuk 10,5 menentukan
Chandysebagai Alex, berikut: mm 0,00029 0,20,00030 36 0,2 (kg/cm )
Jacob George, dan Ashwin (2014), untuk 0,00031 0,8 0,6 30 78
diamneter Menurutjet nosel Sebindapat Sabu,diambil
Tom Alphonse melalui Antony,
diameterNikhil pitchJacob 7 mm 0,00029
menentukan diamneter jetDnosel
Drundengan dapat diambil melalui
...................................................................... (2.6)
0,00030 10,5 mm 0,20,00031 0,00029 38 0,2 0,2
0,00030 0,7
32 12
persamaan
George, sebagaiChandy
dan Ashwin berikut:Alex, (2014), untuk menentukan14 mm 0,00029 0,00030 0,2 0,2 6 30
10
diameter pitch dengan persamaandiamneter sebagai jet berikut
nosel [9]: dapat diambil melalui diameter pitch
0,00031 0,2
0,00030
48
0,00031
0,2 0,2
0,8
12 32
D 0,00031
Drundengan persamaan ......................................................................
sebagai berikut: 14 mm (2.6) 0,00029 14 mm10,5 mm 0,20,00031 0,00029
0,00029
12 0,2 0,2 0,2 18 6
0,00030 0,2
10 0,00030 0,2 0,00030 16 0,2 12
3. Implementasi D dan Pengujian 0,00031 0,2
Drun (6)
...................................................................... (2.6)
0,00031 14 mm 0,2
0,00031 0,00029
21
0,2 0,2 18
10
Tabel 3.1 Data keseluruhan hasil pengujian rata-rata bucket resin murni
Pada tabel 3.3 dan tabel 3.4dapat0,00030 dilihat seluruh
0,2 data ha
3.
Diameter
Implementasi
Debit
dan PengujianPutaran Putaran Torsi perhitungan. Dari hasil perhitungan 0,00031dapat di jelaskan 0,2 pa
Nosel Tabel 3.1 3
(m Data
/s) keseluruhan hasil pengujian 1 2 bucket
rata-rata (N.m)
resin murniGambar Pada3.1.tabel 3.3 dan tabel 3.4dapat dilihat seluruh dat
3. Implementasi
Diameter Debit(kg/cm ) dan
2
Pengujian
(rpm) Putaran(rpm) Putaran Torsi perhitungan. Dari hasil perhitungan dapat di jelaska
(m3/s)
Nosel
Tabel 3.1 Data0,6
keseluruhan
1 2 (N.m)
hasil pengujian rata-rata bucket resin murni
Pada
Gambar 3.1.tabel 3.3 dan tabel 3.4dapat dilihat seluru
7 mm
0,00029 (kg/cm2) 84 (rpm) 72 (rpm) 0,38
Diameter Debit Putaran Putaran Torsi perhitungan. Dari hasil perhitungan dapat di je
0,00030 0,7 92 78 0,32
Nosel
0,00031 (m3/s)
0,00029 0,8 0,6 93 2 84 1
80 2 (N.m) Gambar 3.1.
72 0,31 0,38 Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. 7- All
mmrights reserved
10,5 mm 0,00029 48 ) 92 (rpm)
(kg/cm (rpm)
0,00030 0,2 0,7 36 78 0,47 0,32 ISSN No. 2502-8782
0,00030
0,00031 0,2 0,8 48 93 38 80 0,46 0,31
7 mm 0,00029 0,6 84 72 0,38
10,5 mm 0,00031
0,00029 0,2 52 48 48 0,45 0,47
0,00030 0,2 0,7 92 36 78 0,32
14 mm 0,00029
0,00030 0,2 24 12 0,56
0,00031 0,2 0,8 48 93 38 80 0,46 0,31
0,00030
0,00031 0,2 29 52 16 0,55 0,45
10,5 mm 0,00029 0,2 0,2 48 48 36 0,47
14 mm0,000310,00029 0,2
0,00030 0,2 0,2
35 24 21
48 12
0,54 0,56
38 0,46
A. S. Mubarok, M. Y. Djeli, & D. Mugisidi M-7

Tabel 3.4 Putaran yang dihasilkan turbin pelton (Bucket resin campuran 3.2 Pengaruh Diameter Nosel terhadap Torsi
serbuk kuningan)
Menentukan nilai perbandingan berat bucket resin
Diameter Nosel Debit Preassure Gauge Putaran murni dan bucket resin campuran serbuk kuningan untuk
(m3/s) (kg/cm2) (rpm) menentukan nilai torsi optimum sebagai tenaga untuk
7 mm 0,00029 0,6 46 menggerakkan altenator. Oleh karena itu turbin pelton salah
0,00030 0,7 73
satu pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga air,
listrik yang dihasilkan turbin terhubung dengan altenator
0,00031 0,8 78
yang berputar membutuhkan nilai torsi optimum.
10,5 mm 0,00029 0,2 12
Nilai torsi dapat diketahui sebagai berikut:
0,00030 0,2 30
0,00031 0,2 32 T =F ×r
14 mm 0,00029 0,2 6
0,00030 0,2 12 Dimana:
0,00031 0,2 18 T : Torsi (N.m)
F : Gaya (Kg)
r : Jarak (m)

Pada tabel 3.3 dan tabel 3.4dapat dilihat seluruh data Pernyataan tersebut hasil pengujian torsi di lapangan
hasil perhitungan. Dari hasil perhitungan dapat di jelaskan dapat diketahui dengan tabel sebagai berikut:
pada Gambar 3.1.
Tabel 3.5 Hasil pengujian torsi (Bucket resin murni)

Diameter Debit Preassure Gauge Putaran (rpm) Torsi


Nosel (m3/s) (kg/cm2) N.m
7 mm 0,00029 0,6 72 0,38
0,00030 0,7 78 0,32
0,00031 0,8 80 0,31
10,5 mm 0,00029 0,2 36 0,47
0,00030 0,2 38 0,46
0,00031 0,2 48 0,45
14 mm 0,00029 0,2 12 0,56
0,00030 0,2 16 0,55
0,00031 0,2 21 0,54

Tabel 3.6 Hasil pengujian torsi (Bucket resin campuran serbuk kuningan)

Gambar 4.1Hasil perbandingan putaran turbin bucket murni dengan Diameter Nosel Debit Preassure Putaran (rpm) Torsi
bucket resin campuran serbuk kuningan (m3/s) Gauge N.m
(kg/cm2)
7 mm 0,00029 0,6 46 0,42
0,00030 0,7 73 0,32
Pada Gambar 3.1 bahwa perbedaan perbandingan
putaran yang dihasilkan bucket resin murni lebih tinggi di 0,00031 0,8 78 0,30
bandingkan hasil putaran bucket resin campuran kuningan. 10,5 mm 0,00029 0,2 12 0,48
Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan berat bucket 0,00030 0,2 30 0,47
berpengaruh terhadap putaran yang dihasilkan karena 0,00031 0,2 32 0,46
beban yang lebih ringan terhadap tumbukan yang diberikan 14 mm 0,00029 0,2 6 0,59
nosel terhadap bucket resin. Nilai rata-rata berat bucket 0,00030 0,2 12 0,56
resin murni di angka 13,6 gram sedangkan nilai rata-rata
0,00031 0,2 18 0,54
bucket resin campuran serbuk kuningan di angka 21,1 gram.
Sehingga seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 grafik
perbandingan berat bucket terhadap putaran menghasilkan Pada tabel 3.5 dan 3.6 maka dapat di simpulkan nilai
putaran optimum yang tertinggi yaitu bucket dengan bahan yang dihasilkan dari masing-masing bucket, yaitu antara
resin murni karena berat bucket lebih ringan di bandingkan bucket resin murni dan bucket resin campuran kuningan
bucket serbuk kuningan. pada Gambar 3.2 sebagai berikut:

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M-8 A. S. Mubarok, M. Y. Djeli, & D. Mugisidi

tertinggi pada bucket resin campuran serbuk kuningan


dengan debit 0,00029m3/s dengan nilai torsi 0,59 N.m
dibandingkan dengan nilai tertinggi resin murni yaitu
dengan debit 0,00029m3/s dengan nilai torsi 0,56 N.m. dari
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh berat
dan besarnya diameter nosel berpengaruh terhadap besarnya
nilai torsi yang didapat.

4 Simpulan dan Saran


Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan pada
pendahuluan, simpulan yang didapat dari perancangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Putaran yang dihasilkan oleh turbin pelton bucket resin
murni dengan putaran tertinggi adalah untuk nosel 7
mm = 80 rpm, untuk bucket resin campuran kuningan
Gambar 4.2 Hasil perbandingan torsi bucket resin murni dan bucket resin
putaran tertinggi yaitu nosel 7 mm = 78 rpm. Semakin
campuran serbuk kuningan. berat bucket turbin pelton yang di pakai maka akan
semakin kecil putaran yang dihasilkan. Putaran turbin
pelton yang menurun disebabkan karena pengaruh
Pada Gambar 3.2 menunjukkan grafik hubungan antara berat bucket terhadap putaran yang dihasilkan.
debit dengan torsi. Terdapat enam grafik yang membedakan 2. Torsi yang dihasilkan oleh turbin pelton bucket resin
nosel 7 mm, 10,5 mm, dan 14 mm dengan perbandingan murni dengan nilai torsi tertinggi adalah untuk nosel
debit air 0,0029 m3/s, 0,0003 m3/s, dan 0,00031 m3/sterhadap 14 mm = 0,56 N.m, untuk bucket resin campuran
berat bucket nilai torsi. Nilai torsi didapat oleh poros yang kuningan nilai torsi tertinggi yaitu nosel 14 mm = 0,59
berputar searah jarum jam artinya dimana energi yang N.m. Semakin kecil putaran dan berat bucket yang
dihasilkan poros karena gerakannya disebut energi kinetik. digunakan maka akan semakin besar nilai torsi yang
Bahwa kerja yang dilakukan oleh gaya (F) sama dengan didapat. Bahwa nilai torsi besar pengaruh terhadap
perubahan energi kinetik. Hal tersebut dapat dijelaskan berat bucket turbin dengan kecilnya putaran yang
bahwa poros yang berputar dikenakan beban maka dihasilkan.
akan mengalami perubahan putaran, perubahan tersebut
dikarenakan adanya beban yang di pakai untuk mengambil
nilai torsi. Dimana nilai torsi yaitu nilai gaya dikali dengan Saran
nilai jari-jari dari turbin pelton. Dari pernyataan tersebut Dalam perancangan ini hanya digunakan bucket dengan
dapat diketahui dari keenam grafik, pada Gambar 3.2 variasi 2 sampel bucket. Maka dari itu peneliti menyarankan
memiliki kecenderungan yang sama yaitu debit air menurun agar untuk perancangan selanjutnya menggunakan sampel
putaran turbin pun menurun dengan nilai torsi meningkat. bucket dengan variasi lebih dari 2 sampel dan mengetahui
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa masing-masing daya yang dihasilkan.
debit air berpengaruh terhadap putaran turbin, terlihat pada
grafik semakin kecil debit maka putaran menurun sehingga
torsi lebih besar.
Hasil dari perbandingan berat bucketdapat diketahui Kepustakaan
pada Gambar 3.2 dimana bucket resin campuran serbuk 1. Dixon.S. L. (1998). Fluid Mechanics and
kuningan cenderung lebih besar nilai torsinya dibandingkan Thermodynamics of Turbomachinery. United States of
nilai torsi yang diperoleh bucket resin murni. Hal tersebut America: Butterworth-Heinemann.
dapat diketahui karena pengaruh perbandingan berat 2. Irawan Dwi. Prototype Turbin Pelton Sebagai Energi
yaitu dimana nilai rata-rata berat bucket resin murni 13,6 Alternatif Mikrohidro di Lampung. Jurusan Teknik
gram dan rata-rata berat bucket resin campuran kuningan Mesin Universitas Muhammadiyah Metro. Vol. 3 No.1
di angka 21,1 gram dan nilai dari momen inersia berat 3. Kamal Samsul &Prajitno. (2013). Evaluasi Unjuk
bucket sebagai ukuran kelembaman terhadap kinerja turbin, Kerja Turbin Air Pelton Terbuat Dari Kayu Dan Bambu
sehingga nilai bucket resin kuningan diangka 0,012 kg.m2 Sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan Untuk
sedangkan bucket rersin murni diangka 0,0095 kg.m2. Hal Pedesaan. Jurnal Manusia Dan Lingkungan. Jurusan
itulah yang mendasari pada Gambar 3.2 bahwa bucket resin Teknik Mesin Dan Industri, Fakultas Teknik UGM.
serbuk kuningan lebih besar nilai torsinya dibandingkan Yogyakarta.
bucket resin campuran serbuk kuningan. Dimana nilai torsi 4. Mahajan Pushpendra, Anurag Nema, &Anantharam.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
A. S. Mubarok, M. Y. Djeli, & D. Mugisidi M-9

Design and Analysis of Pelton Turbine for Organic George, &Ashwin Chandy Alex. (2014). Design and
Rankine Cycle aplication.International Engineering Modelling of a Pelton Wheel Bucket. International
Research Journal. Page No 514-519. Journal of Engineering Research & Technology
5. Meeran Faiz Ahmed, Muhammad Arslan, Ali (IJERT). Vol. 3 Issue 3, March-2014.
Raza Mansha, &Aamir Sajjad. (2015).Design and 10. Sari Sri Purnomo & Rendi Yusuf. Pengaruh Jarak
Optimization of Pelton Wheel Turbine for Tube-Well. Dan Ukuran Nozzle Pada Putaran Sudu Terhadap
Journal of Multidisciplinary Sciences and Engineering. Daya Listrik Turbin Pelton. Teknik Mesin Universitas
6. Miroslav nechleba. (1957). Hydraulic TurbinesTheir Gunadarma.
Design and Equipment. Slovak Technical University in 11. Sentanuhadi Jayan &Davin Sanchorehan. Analysis and
Bratislava. London: Artia-Prague. Numerical Simulation for Low Head Pelton Turbine.
7. Nasir Bilal Abdullah. (2013). Design of High Efficiency Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada.
Pelton Turbine for Microhydropower Plant. Hawijah 12. Sularso, Suga Kiyokatsu. (1991). Dasar Perencanaan
Technical Institute, Kirkuk, Iraq. dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya
8. Poea Steward Ceri, G.D Soplanit, &Jotje Soplanit. Paramita.
(2013). Perencanaan Turbin Air Mikro Hidro Jenis 13. Titherington D, Rimmer JG. (1984). Mekanika
Pelton Untuk Pembangkit Listrik Di Desa Kali Terapan. Jakarta: Erlangga.
Kecamatan Pineleng Dengan Head 12 Meter. Teknik 14. Young Hugh D, Roger A, Freedman, T.R Sandin, &A LewisFord.
(2002). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Mesin, Universitas Sam Ratulangi. Manado.
9. Sabu Sebin, Tom Alphonse Antony, Nikhil Jacob

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Uji Eksperimental Pengaruh Fresnel


pada Modul Surya10 W Peak dengan Posisi Sesuai
Pergerakan Arah Matahari

Muhidal Wasi*, D. Mugisidi, Rifky

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta.
Jl. Tanah Merdeka no.6 Pasar Rebo Jakarta Timur
Telp. +62-21-87782739, Fax. +62-21-87782739, Mobile +6285716494818

Abstrak – Sistem sel surya merupakan teknologi yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi
listrik. Radiasi matahari yang terpancar terbagi dan menyebar sehingga tidak terfokusknan, serta tidak
terserap sepenuhnya. Oleh karena itu dibutuhkan metode untuk meningkatkna daya keluaran sel surya.
Penggunaan dan pengaturan posisi lensa Fresnel yang tegak lurus dari matahari untuk tiap penyinaran
matahari yang akan diserap oleh panel surya, sehingga dapat peningkatan pada arus dan tegangan
yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lensa Fresnel yang digunakan
terhadap penyerapan cahaya pada panel surya (solar cell) dan peningkatan nilai pada tegangan serta
arus yang dihasilkan. Untuk melakukan uji experimental research (penelitian percobaan) dari pancaran
radiasi matahari dengan perhitungan intensitas radiasi (W/m2) yang sebagai input (masukan) akan
menghasilkan output (keluaran) berupa arus hungungan singkat (Isc), dan tegangan (Voc). Jika ditinjau
dari tegangan dan arus yang diperoleh, panel surya dengan Fresnel mengalami peningkatan tegangan
sebesar 124,6% dan arusnya sebesar 109,8% yang dihasilkan.

Kata kunci:Panel surya, Fresnel, Irradiasi, Arus, Tegangan

1 Pendahuluan panel surya dalam memfokuskan intensitas radiasi, maka


di butuhkan lensa Fresnel agar lebih terfokuskan dan
Salah satu upaya untuk menemukan energi alternatif dikonversikan manjadi energi listrik dengan efesien dan
dalam mengurangi kelangkaan energi dari bahan bakar optimal oleh sel surya.
fosil adalah memanfaatkan energi matahari. Pemanfaatan
energi matahari dapat dilakukan dengan bantuan panel
surya. Panel surya adalah teknologi fotovoltaik yang
mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi sumber 2 Dasar Teori
energi listrik dengan menggunakan divais semikonduktor. 2.1. Energi Radiasi Surya
Harga sel surya relatif mahal dikarenakan membutuhkan
Matahari merupakan kendali cuaca dan iklim yang
teknologi yang canggih dan sukar dalam pengolahan pasir
sangat penting sebagai sumber energi utama di bumi
silika menjadi silikon. Saat ini penggunaan sel surya yang
yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari
dikembangkan kurang optimal dengan tidak terfokuskannya
diradiasikan ke segala arah, sebagian hilang ke alam semesta
intensitas radiasi pada sel surya.
dan hanya sebagian kecil saja yang diterima di bumi. Energi
Pada proses sel surya diperlukan fokus intensitas matahari ini dijalarkan kepermukaan dan diradiasikan ke
cahaya matahari yang diterima, karena intensitas dalam ruang angkasa. Dalam perjalarannya ke permukaan,
mempengaruhi sel surya untuk menghasilkan energi 30% energi matahari direfleksikan dan disebar kembali ke
listrik yang optimal. Untuk mengatasi keterbatasan pada angkasa, memberikan bumi dan atmosfer albedo sekitar

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


M - 10 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky M - 11

30%, sementara itu sebanyakl 19% diabsorbsi oleh atmosfer voltaic dapat diartiakan listrik-cahaya. Suatu alat yanng
dan awan serta 51% diabsorbsi oleh permukaan [5]. dapat mengubah energi sinar matahari secara langsung
Energi surya (radiasi surya) yang tersedia di luar menjadi energi listrik adalah sel surya fotovoltaik [4]. Pada
atmosfer bumi seperti yang di ungkapkan oleh konstanta asasnya sel tersebut merupakan suatu diode semikonduktor
surya 1353 W/m2 dikurangi intensitasnya oleh penyerapan yang bekerja menurut suatu proses khusus yang dinamakan
dan pemantulan atmosfer sebelum mencapai permukaan proses tidak seimbang (non equlibrium procces) dan
bumi. Ozon di atmosfer menyerap radiasi dengan panjang berlandaskan efek fotovoltaik. Secara umum, dalam proses
gelombang pendek (ultraviolet), karbondioksida dan uap air ini sel surya dapat menghasilkan tegangan antara 0,5 dan
menyerap sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang 1 volt, tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor
lebih panjang (inframerah). Selain pengurangan radiasi yang dipakai.
bumi yang langsung atau sorotan oleh penyerapan tersebut, Sel surya menghasilkan arus, dan arus ini beragam
masih ada radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul tergantung pada tegangan sel surya. Karakteristik tegangan-
gas, debu, dan uap air dalam atmosfer sebelum mencapai arus biasanya menunjukan hubungan tersebut. Ketika
bumi sebagai radiasi sebaran [10]. tegangan sel surya sama dengan nol atau digambarkan
sebagai “sel surya hubung pendek”, arus rangkaian pendek”
atau Isc (short circuit current), yang sebanding dengan
irradiansi terhadap sel surya dapat diukur. Nilai Isc naik
dengan meningkatnya temperatur, meskipun temperatur
standar yang tercatat untuk arus rangkaian pendek adalah
25o C. Jika arus sel surya sama dengan nol, sel surya tersebut
digambarkan sebagai “rangkaian terbuka”. Tegangan sel
surya kemudian menjadi “tegangan rangkaian terbuka”,
Voc (open circuit voltage). Ketergantungan Voc terhadap
iradiasi bersifat logaritmis, dan penurunan yang lebih cepat
disertai dengan peningkatan kecepatan melebihi kecepatan
kenaikan Isc. Oleh karena itu, daya maksimum sel surya dan
efisiensi sel surya menurun dengan peningkatan temperatur
pada kebanyakan sel surya, peningkatan temperatur dari 25o
Gambar 1. Matahari sebagai sumber energi C mengakibatkan penurunan daya sekitar 10%.

Radiasi adalah proses perpindahan panas dengan


bantuan radiasi gelombang elektromagnetik. Jika sebuah
objek dipanaskan, molekul-molekulnya bervibrasi dan
akan memancakan gelombang elektromagnetik [1]. Energi
radiasi surya merupakan fusi termonuklir pada inti matahari
membebaskan energi dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi tinggi. Gelombang
elektromagnetik yang merupakan kombinasi dari gelombang
elektrik arus dan bolak-balik berkecepatan tinggi dengan
gelombang medan magnetik yang menumbuhkan partikel-
partikel energi dalam bentuk foton [12].

2.2. Sel surya Gambar 2 Tipikal Struktur Sel surya

Sel surya memiliki banyak aplikasi, terutama cocok


untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, 2.3. Energi dan Daya
seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi,
kalkulator genggam, pompa air dan lain-lainnya. Sel surya Sistem tenaga listrik terdapat perbedaan yang sangat
(dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di signifikan antara daya atau kekuatan (power) dan energi.
atap gedung dimana dapat dihubungan dengan inverter ke Daya listrik merupakan perkalian tegangan dan arusnya
grid listrik dalam sebuah pengaturan net meterin. Listrik sedangkan energinya adalah daya dikalikan waktu. Ketika
tenaga surya diperoleh dengan melalui sistem photo-voltaic. muatan melewati elemen rangkaian maka medan listrik
Photo-voltaic terdiri dari photo dan voltaic. Photo berasal bekerja pada muatan tersebut. Total usaha yang bekerja
dari kata Yunani phos yang berarti cahaya. Sedangkan voltaic pada muatan q yang melewati rangkaian elemen sebanding
diambil dari nama Alessandro Volta (1745 – 1827), seorang dengan produk q dan beda potensial V. Jika arus adalah I
pelopor dalam pengkajian mengenai listrik. Sehingga photo- dan selang waktu dt, maka jumlah muatan yang mengalir

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 12 M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky

adalah dQ = I dt. Usaha yang bekerja pada muatan ini adalah hanya akan dapat diterangkan dengan baik jika menganggap
(Young And Freeedman, 1996). cahaya adalah sebuah gerak gelombang. Percobaan Thomas
Young dapat mengukur panjang gelombang cahaya
sedangkan percobaan Fresnel menunjukkan gerak lurus
dw = VdQ = Vidt (1)
cahaya di samping dapat menjelaskan fenomena disfraksi
= P = VI (2) cahaya. Cahaya sebagai gelombang dengan sifat-sifat dapat
berinterferensi, terdisfraksi dapat diukur lajunya dalam
percobaan Foucoult dengan laju 3 x 108 m/det. James
Dimana : Clerk Maxwell (ilmuan Scotlandia, 1873) menyatakan
V = tegangan (volt) bahwa berdasarkan teori gelombang cahaya (cahaya
I = arus listrik (ampere) sebuah fenomena gelombang, bukan teori butiran) dari
P = Daya (Watt) Young dan Fresnel menduga Cahaya adalah sebuah gerak
gelombang[1].
2. 4. Energi Cahaya dan hubungan dengan Fresnel Radiasi panas matahari pada prinsipnya dapat
difokuskan dengan dua cara yaitu pemantulan (reflection)
Kenyataan bahwa cahaya membawa energi telah jelas dan pembiasan (refraction) dengan menggunakan cermin
bagi orang yang pernah memfokuskan sinar matahari pada atau lensa. Cermin ini dapat berupa bidang (heliostats atau
sepotong kertas dan membakar lubang dikertas tersebut. parabola), sedangkan lensa dapat berupa lensa cembung
Christian Huygens (1629-16-95), yang se-zaman dengan atau lensa Fresnel. Konsentrator digunakan untuk
Newton, mengusulkan sebuah teori gelombang dari meningkatkan efektifitas penangkapan energi surya untuk
cahaya yang memiliki banyak keuntungan. Saat ini yang keperluan yang spesifik. Fenomena pembiasan dalam
masih berguna adalah teknik yang dikembangkan untuk lensa terjadi di permukaan, sedangkan ketebalan bahan
meramalkan posisi berikutnya dari sebuah muka gelombang tidak berpengaruh dalam refraksi.
jika posisi sebelumnya diketahui. Teknik ini yang dikenal
dengan prinsip Huygens yang mengatakan bahwa, setiap
titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber 2.5. Lensa Fresnel
gelombang-gelombang kecil yang menyebar maju dengan Fresnel yaitu lensa bias (reflective lens) dan cermin
laju yang sama dengan laju gelombang itu sendiri. Muka pantul (reflective mirrors). Lensa fresnel bias sebagian
gelombang yang baru merupakan sampul dari semua besar digunakan dalam aplikasi fotovoltaik sedangkan
gelombang-gelombang kecil tersebut yaitu tangen (garis cermin reflektik banyak diaplikasikan dalam solar thermal
singgung) dari semua gelombang tersebut (Giancoli, 2001). power. Desain optikal lensa fresnel lebih fleksibel dan
Lensa Fresnel atau kaca pembesar terdiri dari sebuah lensa menghasilkan kerapatan fluks yang seragam pada absorber.
cembung yang membentuk sebuah bayangan maya, tegak, Fresnel juga diklasifikasi menjadi imaging lens (3D-lens)
dan diperbesar untuk sebuah benda yang berjarak lebih dan non imaging lens (2D-lens) perbedaan dari kedua tipe
kecil dari pada jarak fokus lensa. ini adalah bentuk bidang fokusnya. Lensa imaging berupa
fokus titik (focal point) sedangkan tipe non-imaging berupa
garis (line/linear focus) di sepanjang sumbu dari reflektor
cylindrical parabolic.

Gambar 3 Lensa Fresnel memfokuskan cahaya

Cahaya adalah kumpulan dari butiran-butiran


(corpuscles) yang mengalir. Butiran-butiran ini di pancarkan
oleh sumber cahaya seperti matahari, api lilin dan lain-lain
serta memancar keluar dari sumber tersebut mengikuti Gambar 4 (a). 3D-Fresnel lens, (b). 2D-Fresnel lens
lintasan lurus. Cahaya (aliran butiran) ini dapat menembus
bahan bening (misalnya prisma) dan dapat dipantulkan oleh
suatu permukaan kusam. Jika aliran ini mengenai mata 2.6. Perhitungan daya masukan dan daya keluaran
maka timbul kesan penglihatan. Eksperimen interferensi
Sebelum mengetahui bebrapa nilai daya sesaat yang
cahaya Thomas Young dan Agustin Fresnel (1825) serta
dihasilkan terlebih dahulu harus mengetahui daya yang di
pengukuran kecepatan cahaya oleh Leon Foucoult (1850),
terima (daya input), dimana daya tersebut adalah perkalian
menunjukan keberadaan fenomena optik tidak cukup hanya
antara intensitas radiasi matahari yang diterima dengan luas
dengan teori butiran Fenomena interferensi dan disfraksi
area photovoltaic (PV) module dengan persamaan (2.3):

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky M - 13

Pin = Ir x A (3) Pin= J.A (8)

di mana: Dengan:
Pin = Daya input akibat irradiance matahari Pin= Daya yang diterima akibat irradiance matahari
Ir = Intensitas radiasi matahari (watt/m2) (watt)
A = Luas area permukaan sel surya (m2) J = Intensitas cahaya (W/m2)
A = Luas area permukaan sel surya (m2)
Sedangkan untuk besarnya daya pada sel surya (Pout)
yaitu perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus Faktor pengisian dihitung menggunakan persamaan
hubungan singkat (Isc), dan Fill Factor (FF) yang dihasilkan
oleh sel photovoltaic dapat dihitung dengan rumus berikut:
FF = (9)

Pout = Voc x Isc x FF (4)

di mana: 3 Metodologi Penelitian


Pout = daya yang dibangkitkan (watt)
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli
Voc = tegangan rangkaian terbuka (volt)
2017 di halaman terbuka/atap rumah denan lokasi di Serang,
Isc = arus hubungan singkat pada sel surya (ampere) Banten. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
FF = Fill Factor adalah:
1. Lensa Fresnel,
2. Panel Surya,
FF = Voc – In (Voc + 0.72) / Voc + 1 (5)
3. Stopwacth.
4. Light Meter,
Menentukan nilai daya keluaran (output) 5. Multimeter dan
6. Termometer
P = V . I (6)
Dengan:
P = Daya keluaran (watt)
V = Tegangan keluaran (volt)
I = Arus (ampere)

Menentukan nilai rata-rata


Prata-rata = (7)

Dengan:
Prata-rata = Daya rata-rata (watt)
P1 = Daya pada titik pengujian ke satu
P2 = Daya pada titik pengujian ke dua
Pn= Daya pada titik pengujian ke n Gambar 5 Peralatan yang digunakan

Menurut Amalia dan Satwiko S. (2009), intensitas


cahaya menentukan besarnya arus dan tegangan sel surya, Kemudian berikut adalah alur kegiatan penelitian ini
dihitung menggunakan persamaan: yang dijelaskan dengan flowchart pada gambar 6 ini.
Intensitas terhadap daya keluaran

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 14 M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky

Tabel 1 Nilai rata-rata pengukuran pada lensa Fresnel


Di bawah Fresnel Di atas Fresnel
Jam
Lux suhu ( C ) Lux suhu ( C )
10.00 116550 43,0 64250 38,0
10.10 69550 38,5 55500 34,5
10.20 105550 41,0 49300 36,0
10.30 72600 40,5 34800 35,5
10.40 48050 39,0 56050 34,0
10.50 70600 37,5 43050 33,0
11.00 132400 38,0 67650 37,0
11.10 120350 38,0 60300 36,0
11.20 112250 40,0 68800 36,0
11.30 124950 40,0 66250 37,0
11.40 119100 42,0 66800 41,0
11.50 122750 43,0 63400 38,0
12.00 66100 37,5 45700 37,5
12.10 55550 34,5 40650 33,0
12.20 30400 36,0 24700 34,5
12.30 30200 33,5 21400 33,0
12.40 30450 32,5 25700 32,5
12.50 36400 33,5 26700 32,0
13.00 41700 33,5 31600 33,0
13.10 53150 33,0 36600 33,0
13.20 55650 34,0 38250 33,5
Gambar 6 Flowchart 13.30 51950 33,0 36200 33,0
13.40 53700 34,5 35350 34,0
13.50 50700 33,5 35200 33,5
14.00 42600 34,5 32900 34,0
4 Temuan dan Pembahasan 14.10 49250 34,0 34850 33,0
4.1. Temuan Penelitian 14.20 64700 33,5 42600 33,5
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini 14.30 57100 34,5 38450 34,0
adalah dengan mengukur intensitas cahaya matahari, 14.40 70050 35,5 46150 35,5
tegangan dan arus yang keluar dari sel surya didapatkan
14.50 70600 35,0 41450 35,5
data seperti pada tabel dibawah ini:
15.00 59400 32,0 37700 32,0

Tabel 1 Nilai rata-rata pengukuran pada lensa Fresnel


Pada data tabulasi di atas dihasilkan bentuk grafik dari
Di bawah Fresnel Di atas Fresnel
Jam hasil pengujian intensitas radiasi matahari dengan pengaruh
Lux suhu ( C ) Lux suhu ( C ) Fresnel di bawah ini.
08.30 74050 39,0 48100 37,5
08.40 91100 40,5 50700 38,0
08.50 119700 42,0 56400 39,5
09.00 68000 39,0 32350 38,0
09.10 76650 39,0 35000 38,0
09.20 69350 35,5 39750 33,0
09.30 31305 35,5 47300 34,0
09.40 59650 35,5 37050 34,0
09.50 96450 41,5 50400 35,0 Gambar 7 Grafik Intemsitas terhadap pengujian Fresnel

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky M - 15

Dari grafik di atas tampak intensitas cahaya matahari Tabel 2 Pengukuran hari pertama untuk sel surya dengan Fresnel dan
cenderung meningkat dari pukul 08:30 WIB sampai 12:20 tanpa Fresnel
WIB sedikit mengalami fluktuasi tapi cenderung maningkat Sel Surya tanpa Fresnel Sel Surya dengan Fresnel
karena pada rentang jam tersebut posisi matahari menuju waktu
volt mA C Lux Volt mA C Lux
tegak lurus dimana posisi tegak lurus menghasilkan
13:40 6,35 0,74 34 61000 7,98 0,78 35 93500
intensitas tertinggi. Adapun dari pukul 12:20 WIB sampai
15:00 WIB cenderung grafik menurun, dimana pada rentang 13:50 6,27 0,70 35 60800 8,04 0,80 35 90700
jam tersebut posisi matahari menjauhi posisi tegak lurus 14:00 6,46 0,73 37 55800 7,85 0,76 38 73600
sehingga intensitas pun menurun. Hal ini berkaitan dari hasil 14:10 6,42 0,72 35 61000 7,83 0,75 37 88900
teori pada cuaca yang bagus di siang hari, pancaran dapat 14:20 6,37 0,69 34 61500 7,78 0,71 34 94200
mencapai 1000 W/m2 di permukaan bumi. Insolation terbesar 14:30 6,30 0,70 35 60300 7,67 0,67 36 85300
terjadi sebagian hari yang berawan dan cerah. Sebagai hasil 14:40 6,00 0,63 35 56400 7,60 0,65 35 86800
dari pancaran matahari yang memantul melewati awan,
14:50 5,89 0,61 35 54000 7,30 0,61 34 79200
maka insolation dapat mencapai hingga 1400 W/m2 untuk
jangka pendek (Eflita Yohana, Darmanto.2012). 15:00 5,87 0,59 33 53200 7,28 0,61 33 80800

Tabel 2 Pengukuran hari pertama untuk sel surya dengan Fresnel dan
tanpa Fresnel Tabel 3 Pengukuran hari kedua untuk sel surya dengan Fresnel dan
tanpa Fresnel
Sel Surya tanpa Fresnel Sel Surya dengan Fresnel
waktu Sel Surya tanpa Fresnel Sel Surya dengan Fresnel
volt mA C Lux Volt mA C Lux waktu
08:30 7,05 0,75 36 52000 8,15 0,84 40 60900 volt mA C Lux Volt mA C Lux
08:40 6,30 0,73 37 52600 7,81 0,74 41 88400 08:30 6,24 0,58 29 38500 7,73 0,67 30 46700
08:50 6,45 0,76 35 56000 7,97 0,75 42 96300 08:40 6,34 0,60 33 44600 8,15 0,65 33 72300
09:00 6,51 0,77 38 60400 8,33 0,87 40 110500 08:50 5,91 0,53 31 42800 7,14 0,58 32 61000
09:10 6,60 0,79 38 61300 8,40 0,88 40 116900 09:00 5,60 0,50 35 44200 6,86 0,54 36 53700
09:20 6,72 0,82 38 61900 8,49 0,93 42 111300
09:10 5,79 0,53 35 47100 7,15 0,56 34 64500
09:30 6,40 0,74 35 62000 8,50 0,93 37 11610
09:20 6,05 0,62 33 46500 7,49 0,65 37 79200
09:40 5,18 0,52 34 41200 6,70 0,56 36 66500
09:30 5,84 0,50 31 54400 6,92 0,58 34 85300
09:50 6,14 0,68 37 49400 8,05 0,78 49 86400
09:40 6,31 0,60 36 66600 7,42 0,69 36 120300
10:00 6,27 0,68 38 64500 8,10 0,81 47 100500
10:10 6,32 0,71 34 54000 8,10 0,80 41 42800 09:50 6,02 0,63 35 56700 7,74 0,71 32 102200

10:20 5,08 0,48 32 32300 6,10 0,49 41 97900 10:00 5,80 0,61 36 55400 7,28 0,65 41 90500
10:30 6,14 0,66 35 44700 7,93 0,76 44 97900 10:10 4,75 0,41 32 26700 6,03 0,41 35 34700
10:40 6,01 0,62 33 62500 8,03 0,77 42 10500 10:20 5,97 0,65 35 62200 7,40 0,70 38 91500
10:50 4,90 0,45 30 25900 6,13 0,64 39 31000 10:30 4,90 0,39 33 34300 6,00 0,45 36 43200
11:00 6,23 0,65 37 72200 8,04 0,79 38 113600
10:40 5,13 0,42 32 38500 6,45 0,47 36 47200
11:10 5,84 0,43 36 55100 6,97 0,60 38 90400
10:50 5,38 0,44 32 42000 6,79 0,49 36 58600
11:20 6,64 0,70 37 79300 7,93 0,75 44 122500
11:00 5,42 0,53 33 45500 7,10 0,58 33 70500
11:30 6,77 0,72 38 71000 7,62 0,69 43 115000
11:10 5,25 0,51 32 44000 6,87 0,56 34 67200
11:40 6,20 0,70 41 70500 7,64 0,73 42 107400
11:50 6,18 0,67 36 67000 7,64 0,69 38 108500 11:20 5,34 0,47 34 46000 6,85 0,49 38 75300

12:00 6,29 0,69 40 62000 7,66 0,71 39 97000 11:30 5,05 0,46 32 38500 6,25 0,48 35 49500
12:10 6,39 0,74 33 68400 7,62 0,70 35 95700 11:40 4,72 0,39 34 23600 6,33 0,42 36 38000
12:20 5,68 0,64 36 41700 6,96 0,68 38 51600 11:50 4,65 0,38 35 26900 6,21 0,40 35 36400
12:30 5,53 0,57 34 34800 6,70 0,63 34 50800 12:00 4,47 0,35 33 19100 5,73 0,38 33 19800
12:40 5,63 0,61 34 44000 6,79 0,65 34 52100 12:10 4,14 0,32 31 16200 5,42 0,32 31 15500
12:50 5,48 0,56 32 38700 6,55 0,59 34 47700
12:20 4,67 0,37 34 24600 6,03 0,39 33 28300
13:00 6,30 0,70 35 56300 8,05 0,79 36 74300
12:30 4,89 0,40 33 33000 6,90 0,48 32 49200
13:10 6,49 0,75 36 63400 8,34 0,80 36 94700
12:40 5,30 0,48 33 40500 7,39 0,58 39 66300
13:20 6,37 0,73 37 64200 8,02 0,79 37 96900
12:50 5,62 0,52 35 47300 7,91 0,65 35 91600
13:30 6,14 0,68 34 60400 7,72 0,72 34 88800
13:00 7,85 0,42 34 32700 6,76 0,53 36 63000

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 16 M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky

Tabel 3 Pengukuran hari kedua untuk sel surya dengan Fresnel dan Tampak perubahan dari setiap pengujian baik untuk
tanpa Fresnel sel surya dengan Fresnel dan tanpa Fresnel dengan luas
Sel Surya tanpa Fresnel Sel Surya dengan Fresnel masing-masing sesuai cakupan fresnel. Nilai volt dan
waktu ampere dari pola grafik Gambar 8 dan pola grafik Gambar
volt mA C Lux Volt mA C Lux 9 yang cenderung meningkat dari rentang intensitas radiasi
13:10 5,88 0,52 33 62000 8,20 0,74 40 119300 matahari di kisaran 20000 Lux sampai 60000 Lux untuk sel
13:20 5,43 0,50 34 44300 7,96 0,65 37 71200 surya tanpa Fresnel dan rentang 20000 Lux sampai 120000
Lux untuk sel surya dengan Fresnel tersebut. Pola grafik
13:30 5,59 0,49 34 50900 8,04 0,62 40 107200
Gambar 8 tentang tegangan dengan pola grafik Gambar 9
13:40 6,00 0,62 32 43700 6,79 0,50 37 53300 tentang Arus keluaran sel surya dengan intensitas cahaya
13:50 6,20 0,52 36 59800 7,17 0,67 41 74400 matahari mengalami peningkatan drastis dari sel surya
14:00 6,52 0,58 36 58300 7,84 0,73 40 95300 menggunakan Fresnel dengan sel surya tanpa Fresnel.
14:10 7,12 0,67 37 63700 8,19 0,85 43 100800 Perbandingan sel surya menggunakan Fresnel
memperoleh nilai arus dan tegangan cendenrung meningkat,
14:20 5,42 0,42 35 26500 6,27 0,52 36 35800
dibanding dengan sel surya tanpa Fresnel dimana grafik
14:30 5,47 0,51 33 27300 6,49 0,40 38 38500 yang menggambarkan selalu meningkat naik. Hal ini
14:40 5,91 0,63 34 43300 6,91 0,48 35 65700 dikarenakan fokus intensitas radiasi matahari yang di terima
14:50 6,35 0,60 35 51200 7,78 0,74 39 88600
sel surya dengan Fresnel lebih baik di bandingkan dengan
tidak menggunakan Fresnel sehingga arus dan tegangan
15:00 6,65 0,80 38 56400 7,68 0,63 41 101400
yang diperoleh dapat optimal.

Dari table diatas diambil rata-rata hasil uji selama dua


hari dapat dilihat dengan grafik yang di hasilkan dari data 5 Simpulan dan Saran
tabulasi di atas. 5.1. Simpulan
Berdasarkan Pengujian ang dilakukan, kesimpulan
yang didapat dari penelitian ini adalah
1. Intensitas radiasi matahari yang sampai pada
permukaan panel surya dengan pengukuran pada luasan
panel surya yang berpengaruh pada nilai tegangan dan
arus terlihat berbeda dan semakin kecil jika luasan sel
surya kecil. Akan tetapi dengan menggunakan Fresnel,
intensitas radiasi matahari yang difokuskan pada
luasan yang sama pada sel surya 10 W mengalami
peningkatan pada nilai tegangan rata-rata antara yang
menggunakan Fresnel sebesar 7,04 V sedangkan nilai
Gambar 8 Grafik Intensitas Radiasi dengan tegangan yang di dapat rata-rata arus dengan Fresnel sebesar 0,56 A.
2. Perubahan intensitas matahari mempengaruhi tegangan
dan arus yang dihasilkan sehingga terjadi kenaikan
dan penurunan pada perubahan tersebut. Begitu pun
dengan luasan permukaan sel surya dan cahaya yang
di fokuskan berdampak pada kerja sel surya. Fresnel
dengan memfokuskan intensitas radiasi pada sel surya
terjadi peningkatan antara arus dan tegangan dengan
mengguanakan lensa Fresnel yakni sebesar 124.6 %
untuk tegangan dan sebesar 109,8 % untuk arus yang
dihasilkan.

5.2 Saran
Dalam penelitian ini lensa Fresnel sangat membantu
meningkatkan arus dan tegangan yang di hasilkan oleh sel
surya dari intensitas radiasi yang diterima. Hanya saja perlu
Gambar 9 Grafik Intensitas Radiasi dengan Arus yang didapat disesuikan jarak yang tepat antara Fresnel dengan luas sel
surya atau lensa Fresnel yang luasnya lebih besar dari sel
surya, serta material tambahan untuk penyangga yang baik
untuk Fresnel.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Wasi, D. Mugisidi, & Rifky M - 17

Kepustakaan [7] Sulasno, 2009, “Teknik konversi Energi Listrik dan


Sistem Pengaturan”. Yogyakarta. Garaha Ilmu,
[1] Arkundato Artoto, Rohman Lutfi. 2007. Buku Materi
[8] Sutarno, 2013, “ Sumber Daya Energi”, Yogyakarta.
Pokok “Optika”. Jakarta. Universitas Terbuka
Graha Ilmu
[2] Amalia, satwiko S, (2009), Optimalisasi Output Modul
[9] Pudjanarsa, Astu dan Djati Nursuhud, 2012. Mesin
Surya Polikristal Silikon dengan Cermin Datar Sebagai
Konversi Energi, Yogyakarta, Andi Offset.
Reflektor pada Sudut 60o, Jurnal Teknik Mesin
[10] Ted j, jansen.(1995), Teknologi rekayasa surya, Jakarta,
[3] Kadiman kusmayanto. 2006. “Buku Putih Indonesia
Paradnya Paramita.
2005-2025”. Jakarta. Kemenristek.
[11] Vetri Nurliyanti, Marlina Pandin, dan Bono Pranoto,
[4] Kadir Abdul. 1995. “Energi Sumber Daya, Inovasi,
2012. “Pembuatan Peta Potensi Energi Surya”. Jurnal
Tenaga Listrik, Dan Potensi Ekonomi”. Jakarta.
material dan Energi vol.10, No. 4, Pusat Penelitian dan
UIPress,
Pengambangan Teknologi Ketenaga Listrikan, Energi
[5] Muhammad Adhijaya, M. Fadli Azis. Dkk. Jurnal.
Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi.
“Inovasi Peningkatan Efisiensi Panel Surya Berbasis
[12] Young and Freedman. 2012. “Sear and Zemansky’s
Fresnel Solar Concentrator Dan Solar Tracker”.
University Physics: With Modern Physics”. 13th
Institute Teknologi Surabaya.
edition. Addison Weasley. Boston.
[6] Surindra, M denny. Jurnal. “Analisis Karakteristik
Model Photovoltaic Untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Skala Laboratorium”. Semarang. Teknik Polines.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis


Komposit Serat Gelas Berlapis

Gugun Gundara

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Hp. 081353637381


E-mail: gugun@umtas.ac.id

Abstrak – Komposit serat merupakan jenis komposit yang paling banyak digunakan dalam aplikasi
teknik. Dalam penelitian ini komposit dibuat dengan menggunakan serat E-glass. Metode proses
produksi yang dipakai adalah dengan sistem hand lay up. Orientasi serat yang dipakai yaitu 00, 900,
00, yang kemudian dilakukan pengujian tarik dan pengujian lengkung, berdasarkan variasi fraksi
volume 5,2%, 11,0%, 15,4% untuk setiap lamina komposit. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahuai
kekuatan mekanis komposit serat E-glass kontinyu. Dari hasil pengujian tarik diperoleh bahwa kuat
tarik komposit serat E-glass kontinyu mengalami kenaikan dengan semakin naiknya fraksi volume
serat. Besarnya kuat tarik untuk vf= 5,2% adalah σ = 57 MPa, untuk vf = 11,0% adalah σ = 59 MPa,
dan vf = 15,4% σ = 98 MPa. Kemudian untuk hasil pengujian lengkung diperoleh nilai kekuatanya naik
pula dengan semakin besanya fraksi volume serat. Untuk vf= 5,2% adalah σ = 182 MPa, untuk vf =
11,0% adalah σ = 274 MPa, dan vf = 15,4% σ = 290 MPa.

Kata kunci: E-glass, hand lay up, Komposit, serat

Abstract – Fiber composite is a kind of composite which many used in technique application. In
this research composite created by E-glass fiber. The method of process production used hand lay up
system. The orientation of fiber used 00, 900, 00, then doing pull trial and cruve trial, based on variation
of volume fraction 5,2 %, 11,0 %,15,4 % for every lamina composite. This research doing to know
the power of mechanism composite E-glass fiber. Based on the pull trial we can get the power of pull
composite E-glass fiber increasing with more increas fiber volume fraction. The power pull for vf=
5,2% is σ = 57 MPa, for vf = 11,0% is σ = 59 MPa, and vf = 15,4% σ = 98 MPa. Then, for result of cruve
trial get increase power value with more and more big fiber volume fraction. For vf= 5,2% is σ = 182
MPa, for vf = 11,0% is σ = 274 MPa, and vf = 15,4% σ = 290 MPa.

Keywords : E- glass, hand lay up, composite, fiber.

1 Pendahuluan material hasil penggabungan ini diharapkan dapat saling


memperbaiki kelemahan sifat-sifat material penyusunnya,
Dewasa ini perkembangan dunia pengetahuan bahan teknik dalam hal ini yang diperbaiki antara lain:
semakin berkembang pesat seiring dengan tuntutan terhadap a. Kekuatan
kualitas sifat material. b. Kekakuan
Berbagai macam bahan telah digunakan dan juga c. Ketahanan korosi
penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk mendapatkan d. Ketahanan pemakaian
bahan yang tepat guna, salah satunya bahan komposit e. Ketahanan gesek
polimer. Kemampuannya yang mudah dibentuk sesuai f. Insulasi panas
kebutuhan, baik dalam segi kekuatan maupun keunggulan g. Konduktivitas panas
sifat-sifat yang lain, mendorong penggunaan bahan komposit h. Umur lelah
polimer sebagai bahan alternatif atau bahan pengganti i. Insulasi akustik
material logam konvensional pada berbagai produk yang j. Pengaruh terhadap temperatur
dihasilkan oleh industri khususnya industri manufaktur. Sifat

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


M - 18 Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved
G. Gundara M - 19

Dilihat dari segi aplikasinya, bila dibandingkan dengan secara makroskopis menjadi suatu bahan yang berguna
bahan lainnya, misalnya logam, maka bahan komposit (Jones, 1975) [2], karena bahan komposit merupakan
memiliki efisiensi yang lebih baik. Hal ini dikarenakan bahan gabungan secara makro, maka bahan komposit
komposit memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang
oleh bahan material lainnya, yang juga tidak terlepas dari tersusun dari campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-
adanya beberapa sifat kelemahan yang terdapat didalam unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk
bahan komposit. dan atau komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat
Keuntungan bahan komposit (Soewaryo, 1991) [1] : dipisahkan (Schwartz, 1984) [3]. Bahan komposit secara
a. Jauh lebih ringan pada kekuatan yang hampir sama. umum terdiri dari penguat dan matrik.
b. Ketahanan api hingga kondisi yang sangat ekstrim. Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai
c. Lebih mudah dibentuk. bagian atau fraksi volume terbesar (dominan). Matrik,
d. Memiliki jenis beranekaragam. umumnya lebih ulet tetapi mempunyai kekuatan dan
e. Lebih tahan terhadap korosi kekakuan yang lebih rendah.
f. Aplikasi kelistrikan, misalnya sebagai sekring tegangan Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :
tinggi berdasar sifat isolasi eksentrisnya yang baik. • Mentransfer tegangan ke serat.
• Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
Kerugianya: • Melindungi serat.
a. Karena sifatnya sangat peka terhadap pengaruh • Memisahkan serat.
lingkungan (suhu, sinar, tekanan, kelembaban, debu, • Melepas ikatan.
dan sebagainya), maka dalam bentuk bahan mentah • Tetap stabil setelah proses manufaktur.
material ini harus disimpan pada kondisi tertentu dan
terkontrol. Material komposit terbentuk dari beberapa unsur.
b. Dalam kondisi bahan mentah mudah terbakar. Komponen ini dapat berupa unsur organik anorganik ataupn
c. Dengan polimerisasi yang sama, akan dapat metalik dalam bentuk serat, serpihan, partikel dan lapisan.
menghasilkan komposit dengan mutu dan sifat-sifat
mekanik yang berlainan terhadap hasil akhir.
d. Kesalahan dan kekeliruan dalam proses pembuatan
harus ditekan sekecil mungkin karena akan sulit untuk
diperbaiki lagi.

Komposit serat merupakan komposit yang paling sering


digunakan untuk struktur, mulai dari kontruksi dengan
ferformans rendah sampai dengan struktur berkekuatan
tinggi. Keuntungan yang diberikan dari bahan ini adalah
ringan, elastisitas yang baik, tahan korosi, kuat dan lain-
lain. Pada dasarnya bahan komposit serat itu sendiri terdiri
dari dua bagian, yaitu fiber dan matriks.
Kualitas material komposit dipengaruhi oleh orientasi
Gambar 2.1. Klasifikasi komposit menurut penyusunnya (Gibson, 1994)
serat, panjang dan ukuran serat, komposisi serat, sifat [3].
mekanik serat yang digunakan serta kekuatan antara serat
dan matriks.
Penelitian ini hanya meneliti sifat-sifat fisik dan mekanis
komposit serat E-glass berlapis yang terdiri dari kekuatan 2.2 Polimer
tarik dan lengkung dengan metode tiga titik, dimana komposit Polimer yaitu bahan dengan berat molekul (Mr)
maupun pembuatannya tidak mendapat perlakuan khusus. lebih besar dari 10.000. keunggulan bahan polimer yaitu
Spesimen uji berupa resin tanpa penguatan dan komposit kemampuan cetaknya baik. Pada temperatur rendah bahan
berlapis sesuai standard JIS dengan penguat berupa serat dapat dicetak dengan penyuntikan, penekanan, ekstruksi,
E-glass kontinyu dengan orientasi serat 00, 900, 00. dan seterusnya, produk ringan dan kuat, banyak polimer
bersifat isolasi listrik, polimer dapat bersifat konduktor.
baik sekali ketahannya terhadap air dan zat kimia, produk
dengan sifat yang berbeda dapat dibuat tergantung cara,
2 Dasar Teori pembuatannya, umumnya bahan polimer lebih murah
2.1. Komposit harganya. Bahan polimer biasa digunakan sebagai matrik
pada komposit polimer. Adapun polimer yang sering dipakai
Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau
antara lain :
lebih bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 20 G. Gundara

• Thermoplastic Dengan cara yang hampir sama dilakukan pengukuran


Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang densitas resin dengan metode ASTM D792-86, maka
kali (recycle) dengan menggunakan panas. Thermoplastic diperoleh hasil densitas resin solid ρr=1,307±0,0004 gr/cm2.
merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila Harga aktual komposisi komposit dilakukan dengan
didinginkan. Thermoplastic meleleh pada suhu tertentu, cara mengetahui densitas serat (ρs) dan massa serat (ms)
melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat pada perhitungan teoritis, dan massa komposit yang telah
dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali jadi (mk), kemudian dilakukan perhitungan fraksi volume
mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu serat aktual (vf) dengan menggunakan persamaan :
Polyamide (PI), Polysulfone (PS), Poluetheretherketone Komposit dengan vf = 5 %
(PEEK), Polypropylene (PP), Polyethylene (PE) dll.

• Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu
(irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka
bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang
tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian
sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis
melamin. Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam
proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis
plastik yang bersifat termoplastik. Contoh dari thermoset
yaitu epoksi, polyester, plenol, resin amino, resin furan dll.
Benda uji yang digunakan menggunakan standard JIS
2.3 Serat Gelas K 7054 tipe A dengan jumlah tidak kurang dari lima buah,
Serat gelas mempunyai karakteristik yang berbeda antara hal ini ditujukan untuk menghasilkan perolehan data yang
satu dengan yang lain. Pada penggunaannya, serat gelas lebih valid.
disesuaikan dengan sifat atau karakteristik yang dimilikinya.
Serat gelas terbuat dari silica,alumina,lime,magnesia
dan lainlain. Keunggulan serat glass terletak pada ratio
(perbandingan) harga dan performance yaitu biaya produksi
rendah, proses produksi sangat sederhana , Serat gelas banyak Gambar benda uji tarik
digunakan di industri-industri otomotif seperti pada panelpanel
body kendaraan. Bahkan sepeda motor sekarang seluruh body
terbuat dari komposit yang berpenguat serat gelas. Komposit
Tabel Dimensi benda uji
glass-epoxy dan glass-polyester diaplikasikan juga pada
lambung kapal dan bagian-bagian pesawat terbang.
Bagian benda uji (mm)
Tujuan dibuatnya komposit yaitu memperbaiki sifat Panjang total 250
mekanik atau sifat spesifik tertentu, mempermudah desain
Panjang ukur 50
yang sulit pada manufaktur, keleluasaan dalam bentuk
Panjang bagian parallel 80
atau desain yang dapat menghemat biaya produksi, dan
menjadikan bahan lebih ringan. Jarak antar grip 170
Panjang bagiab grip 40
Komposit yang diproduksi oleh suatu instansi atau
pabrik biasanya dapat diprediksi sifat mekanik dari bahan Lebar kedua ujung 50
komposit berdasarkan bahan matrik dan bahan penguatnya Lebar bagian parallel 30
(Callister, 2007) [4]. Ketebalan 5
Radius of shoulder roundness 60

3 Metodologi Penelitian
Terdapat dua macam metode pengujian flexural,
Pengukuran densitas serat menggunakan metode ASTM D
yakni metode A (tiga titik) dan metode B (empat titik).
3800-79, serat yang diplih dan dibentuk untuk dilakukan
Untuk metode “three point flexure” yang dipilih dalam
penimbangan massanya di udara dan didalam minyak tanah.
penelitian ini, tabel berikut memberikan besarnya
Dari hasil perhitungan didapat densitas serat E-glass ρsg =
dimensi benda uji.
2,25±0,051 gr/cm2.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
G. Gundara M - 21

Tabel dimensi benda uji Fancy Paper Strip metode A (satuan mm)

Tinggi Lebar Panjang (minimal) L


(H) (h)
1<h≤4 15±0.5 16h+20
1<h≤4 15±0.5 16h+40
1<h≤4 30±0.5 16h+80
1<h≤4 50±0.5 16h+140
1<h≤4 80±0.5 16h+200

Gambar Grafik Hubungan Tegangan-Regangan

4 Hasil dan Pembahasan


Uji Trik Serat Tunggal
Dari hasil uji tarik serat tunggal diperoleh data bahwa
tegangan tarik maksimum E-glass adalah 3,447 MPa,
dengan diameter serat 3,8-13µm (M.M.Schwartz, 1984) [2].

Uji Tarik Resin dan Komposit


Pengujian tarik dilakukan sesuai standard JIS Handbook
for Plastic [5], dengan mengambil tipe A. Melalui pengujian
ini dipelajari beberapa aspek sebagai berikut :
1. Pola kurva tegangan-regangan yang dihasilkan.
2. Perbandingan kemampuan spesimen dalam mengatasi Gambar Grafik Hubungan Tegangan Tarik dan Fraksi volume Serat
beban tarikan antara komposit serat E-glass dengan
variasi fraksi volume serat. Sebagai akibat dari resin/
polimer yang memiliki perilaku respon viscoelastic
maka hubungan antara tegangan dan regangan sangat Analisis hasil pengujian secara makroskopis dalam
bergantung pada laju pembebanan atau peregangannya, komposit terdapat beberapa catatan struktural yang biasa
serta bergantung pada suhu, kelembaban, dan lain-lain. dijumpai, antara lain:
1. Daerah kaya matriks (kekurangan serat)
Daerah kaya resin atau sebaliknya miskin serat yang
Dari data hasil pengujian tarik yang telah dilakukan, terjadi mengakibatkan penguatannya menjadi tidak
maka diperoleh data-data sebagai berikut : rata. Apabila daerah miskin serat tersebut mengalami
kegagalan awal maka hal ini akan menginisiasi
Tabel Harga pengujian Tarik Komposit
kegagalan berikutnya yang lebih besar. Dalam hal
ini kemungkinan ketidakmerataan serat sangat besar
Fraksi Volume σ maks Regangan
No
serat (%) (MPa) ε (%) terjadi karena komposit yang dibuat sangat sederhana
dan dalam satu cetakan menghasilkan lebih dari satu
1 0 51 3,1
specimen.
2 5,2 57 3,2
2. Orientasi serat.
3 11,0 59 3,7 3. Voids
4 15,4 98 5,6 Kandungan void pada komposit sangat berdampak
pada kekuatan komposit untuk menahan beban dari
luar. Hal ini void akan membentuk cacat yang dapat
Tabel Harga pengujian Lengkung Komposit mengurangi kesolidan ikatan antara matriks dengan
resin, menurunkan kekuatan geser interlaminar serta
No
Fraksi Volume σ maks
E (GPa)
menginisiasi terjadinya retakan lebih lanjut. Void
serat (%) (MPa) terjadi akibat adanya udara yang terjebak, fleksibilitas
1 0 104 1,789 serat kurang sehingga pengaplikasian resin yang
2 5,2 182 4,557 dilakukan secara manual menjadi sulit menyusup
3 11,0 274 7,890 kesemua bagian serat.
4 15,4 290 8,215 4. Retak mikro (yang bisa berasal dari ketidakcocokan
termal antara komponenya, tegangan-tegangan curing,
atau penyerapan moisture selama pengolahan).

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 22 G. Gundara

5. Daerah yang mengalami debonding. 1. Perlu memperhatikan lingkungan sekitar dimana


Bonding antara serat dan matrik sangat tergantung proses pembuatannya tidak membahayakan kesehatan
pada jenis serat dan matrik itu sendiri. Pada matrik dan keselamatan pekerja, serta limbah produksinya
berpenguat serat E-glass ini ditemukan adanya bebas dari pencemaran lingkungan.
bonding yang kurang kuat dengan matriksnya, apabila 2. Proses pembuatan komposit merupakan factor yang
bondingn antara serat dan matriksnya lemah, maka paling penting untuk mendapatkan komposit yang
serat-seratnya tidak dapat mendukung resin untuk lebih baik.
menanggung beban dari luar. 3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya
6. Daerah yang mengalami delaminasi. setiap satu cetakan untuk satu specimen, sehungga
Selain itu juga ada cacat yang ditimbulkan karena jumlah serat yang ada pada komposit cenderung sama.
masuknya partikel asing atau curing yang tidak sempurna. 4. Pemerataan letak serat dan pengerolan sangat
diperlukan untuk menghindari patahan uang kurang
baik.
5 Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa Kepustakaan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Besaran kuat tarik dan kuat lengkung semakin naik [1] Schwartz, M.M., 1984 “Composite Materials
dengan bertambahnya fraksi volume serat. Hal ini Handbook”, Mc Graw-Hill Inc, New York
sesuai dengan teori dan referensi yang ada, bahwa [2] Jones, Robert M., Mechanics of Composite Materials,
kekuatan tarik dan lengkung akan berbanding lurus Scripta Book Company, Washington, D.C., 1975.
dengan fraksi volume serat. [3] Gibson, Ronald F., Principle of Composite Material
2. Penataan serat yang kurang merata akan menimbulkan Mechanics, Mc. Graw-Hill Book Co., Singapore, 1994.
patahan, daerah yang kurang serat akan mengakibatkan [4] Callister, Jr. William. D, 2007, Material Scince and
patahan terlebih dahulu. Engineering An Introduction. United State of America.
3. Orientasi sudut serat 00 sangat dominan dibandingkan Quebeecor Versailles.
dengan orientasi sudut serat 900, baik pada specimen [5] JIS Handbook fos Plastics, Japanesse Standard
uji tarik maupun specimen uji lengkung. Hal ini Association, Japan, 1991.
diakibatkan serat yang menahan beban yaitu orientasi [6] Daniel, Iscaac M., and Ishai, Ori, 1994, Engineering
sudut serat 00, sedangkan arah serat yang tegak lurus Mechanics of Composite Materials, Oxford University
beban mengalami debonding. Press.
[7] Holloway, L. :Polymers and Polmet Composite in
Saran Construction, Thomas Telford Ltd., London, 1990.
Semakin berkembangnya teknologi maka hasilnya
dituntut untuk semakin murah dan berkinerja tinggi, namun
hal ini janganlah melupakan dampak negative pula. Dalam
kaitan topik penelitian ini dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut:

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M - 23

Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif


Untuk Pengembangan Industri Logam

Muhammad Gunara

Pusat Studi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No. 6, Kp. Rambutan, Ps. Rebo, Jakarta Timur
Tlp. 021-8400941, 021-87782739, 87783818
E-mail : muhammad.gunara@gmail.com

Abstrak – Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaanya cukup melimpah
di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, potensi tambang batubara
sebesar 161 miliar ton di Indonesia, 53 persen berada di Pulau Sumatera dan hanya 47 persen berada
di Pulau Kalimantan. Dewasa ini, pemanfaatan sumber energi batubara juga semakin meningkat seiring
menurunnya produksi minyak bumi. Batubara adalah sumber energi terpenting, banyak dimanfaatkan
untuk pembangkitan listrik, dan juga berfungsi sebagai sumber energi pokok untuk industry peleburan
logam, semen dan lainnya (metalurgi, tekstil, kertas pulp). Namun demikian, batubara juga memiliki
karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang banyak menimbulkan polusi akibat tingginya
kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih
sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak
industri di dunia yang mulai mengalihkan fokus energi mereka ke batubara. Pada saat ini, pemakaian
batubara yang terbanyak adalah pembangkit tenaga listrik, pabrik semen, industri lainnya (metalurgi,
tekstil, kertas pulp), dan industri kecil. Hampir separuh konsumsi batubara domestik dipergunakan
sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Pemanfaatan batubara juga akan semakin dominan dengan
adanya kebijakan energi nasional, dimana porsi batubara dalam energy-mix diharapkan meningkat dari
saat ini mencapai 18% menjadi 33% pada tahun 2025. Hal ini mengakibatkan ketergantungan akan
sumber energi batubara juga akan semakin meningkat. Batubara yang tersedia didalam negeri dapat
dipergunakan sebagai sumber daya energi dan sebagai bahan reduktor di dalam industri logam. Oleh
karena itu, perlu dilakukan program pemasyarakatan dan pembudayaan pemanfaatan batubara sebagai
alternatif sumber energi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan proses
pembuatan kokas, karena merupakan salah satu bahan komoditi penting yang banyak dibutuhkan untuk
mendukung pengembangan industri logam. Dengan melihat ketersediaan cadangan batu bara dalam
negeri yang potensial serta kebutuhan industri metalurgi yang cukup besar, maka pengembangan industri
peleburan logam khususnya bijih besi dengan memanfaatkan batu bara layak untuk dilaksanakan.

Kata kunci: Batu bara, Energi, Industri logam.

1 Pendahuluan masalah, seperti ketersediaan sumber energi sebagai bahan


Salah satu mineral tambang yang belum dapat dimanfaatkan bakar, di lain pihak harga BBM yang berfluktuasi dan
secara maksimal adalah bijih besi, padahal negeri kita ini cenderung semakin tinggi, menuntut industri yang selama
tak kurang melimpahnya sumber daya alam yang dapat ini berbahan bakar minyak untuk mencari alternative
dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai industri. Namun pengganti bahan bakar.
rupanya kita belum mampu memanfaatkan sumber daya Permasalahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan
alam, khususnya pada kawasan industri peleburan logam sumber daya alam yang cukup melimpah yaitu, batu bara
sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Industri sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan sumber
peleburan logam di Indonesia sering menghadapi beberapa energi dalam pengolahan bijih besi. Data penelitian

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 24 M. Gunara

menunjukkan bahwa cadangan batubara di Indonesia jauh Tabel 1. Rencana Produksi Batubara (2015-2019)
lebih besar daripada cadangan minyak bumi dan gas alam.
Diperkirakan bahwa cadangan minyak bumi dan gas alam
kemungkinan dapat habis dalam kurung waktu sekitar 20-30
tahun, sementara cadangan batubara masih mampu bertahan
hingga kurung waktu hingga 150 tahun. Indonesia merupakan
salah satu negara produsen batu bara. Sebagaimana laporan
dari Badan Geologi Kementerian ESDM yang dikeluarkan
pada 2013 lalu disebutkan, Indonesia memiliki cadangan
batu bara 31 milyar ton, di mana 64 persennya merupakan Penggunaan batubara sebagai sunber energi juga
batu bara dengan kadar kalori sedang (5.100 sampai 6.100 merupakan salah salah satu capaian sasaran bauran (energy
kal/gr), dan 30 persenya terdiri dari batu bara kalori rendah mix) energi nasional yang dicanangkan pemerintah, hal ini
(di bawah 5.100 kal/gr), sisanya sebanyak 1 persen berkalori dikarenakan:
tinggi yakni 6.100 sampai 7.100 kal/gr dan kalori sangat a. Sumber daya batubara cukup melimpah.
tinggi di atas 7.100 kal/gr. Dari potensi tambang batubara b. Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau
sebesar 161 miliar ton di indonesia, 53 persen berada di pulau dikonversi menjadi gas (gasifikasi) dan cair.
sumatera dan hanya 47 persen berada di pulau kalimantan. c. Harga batubara kompetitif dibandingkan dengan energi
namun saat ini 92 persen eksplorasi dan eksploitasi batubara lain.
terdapat di wilayah kalimantan, sedangkan di sumatera d. Teknologi pemanfaatan batubara yang ramah
hanya 8 persen, badan geologi, kementerian esdm mencatat lingkungan telah berkembang pesat, yang dikenal
potensi sumber daya batu bara sebesar 161 miliar ton, sebagai Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal
sebanyak 120 miliar ton berupa tambang terbuka, sedangkan Technology).
41 miliar ton lain berada di dalam tanah. dari jumlah itu,
total cadangan batu bara yang bisa segera dieksploitasi
mencapai 28 miliar ton. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis
batubara saat ini, adalah dengan mengolah batubara menjadi
Cadangan batubara ini sebagian besar tersebar di
produk kokas. Kokas merupakan salah satu bahan komoditi
beberapa lokasi utama, yaitu sumatera barat, riau, sumatera
penting yang banyak dibutuhkan pada industri metalurgi
selatan serta kalimantan timur dan selatan, dan beberapa
dan hingga saat ini sebagian besar masih di impor. Karena
lokasi lainnya. Sedangkan potensi cadangan batubara
itu, batubara sebagai mineral tambang dapat diharapkan
yang belum tereksplorasi masih cukup besar (Data Ditjen
sebagai sumber energi alternatif bagi industri dalam negeri
Minerba ESDM, 2013).
khususnya industri logam, guna mengurangi ketergantungan
terhadap impor, yang tentunya dapat menghemat devisa.

Gambar 1. Peta Penyebaran Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara


(2013)
Gambar 2. Salah satu area tambang batubara di kawasan Sumatera Selatan
yang memiliki deposit batubara.
Selain itu, pihak Kementeriann ESDM tengah
mendorong penggunaan batu bara di dalam negeri dengan
meningkatkan Domsetik Market Obligation (DMO) rata-
rata sebesar 8% per tahun. Dengan perkiraan produksi
2 Potensi Cadangan Bijih Besi Di Indonesia
batubara 2015 hingga 2019 yang meningkat 1% per tahun, Potensi bahan baku untuk mineral besi di Indonesia masih
maka ekspor 2015-2019 direncanakan semakin berkurang sangat mencukupi, dengan jumlahnya yang banyak dan
dengan tingkat pengurangan 1,5%/tahun (Tabel 1). tersebar diberbagai wilayah tanah air. Gambar di bawah ini
memperlihatkan sebaran tersebut (Gambar 3).

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 25

industri pengolahan logam khususnya yang berskala kecil.


Pabrik pengolahan logam yang berskala kecil, misalnya
kapasitas 25-100 ton per-hari perlu dibangun diberbagai
daerah terutama dikawasan tambang bijih besi yang
potensinya tersebar di Indonesia.
Beberapa cadangan bijih besi tidak ditemukan dalam
jumlah besar disuatu kawasan, tetapi tersebar dibanyak
dalam jumlah cadangan yang kecil-kecil. Karena itu, pabrik
pengolahannyapun tidak perlu dalam skala besar seperti
yang ada di PT. Krakatau Steel, Cilegon. Karena itu, jika
tambangnya kecil-kecil dan tersebar akan meningkatkan
tambahan biaya transportasi dari tambang. Pengolahan
bijih besi akan mengalami kendala dalam hal ketersediaan
sumber energi bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini,
Gambar 3. Sebaran wilayah potensi bijih besi di Indonesia
bahan bakar batubara kokas dapat dijadikan alternatifnya.
Pengolahan bijih besi sendiri membutuhkan teknologi yang
tepat berdasarkan kokas batu bara yang jenis batubaranya
Beberapa wilayah yang memiliki potensi bijih besi adalah batubara anthrasit. Ada beberapa jenis batubara
tersebut diantaranya terdapat di Banten, Jawa Timur, anthrasit di Indonesia, namun jumlahnya sangat kecil, dan
Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan. Potensi bijih sebagian besar batubara yang ada memiliki kadar yang lebih
besi di Banten terdapat di Kota Serang dengan perkiraan rendah dibandingkan batubara anthrasit.
sumber daya 100.000 ton. Sementara di Jawa Timur potensi Oleh karena itu, teknologi pengolahannyapun
bijih besi terdapat di Kabupaten Tulungagung, Blitar dan disesuaikan dengan ketersediaan batu bara, apakah itu pasir
Jember. Sumatera Barat memiliki potensi biji besi cukup besi atau bijih besi jenis laterit. Penguasaan teknologi akan
besar, diperkirakan mencapai 345,77 juta ton dengan areal memberikan peluang penghematan biaya operasi. Dapat
seluas 4.1232 ha terletak di Kabupaten Pasaman, Kabupaten dibayangkan berapa besar penghematan biaya transportasi
Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Solok, yang dapat dilakukan bila proses pengolahannya dilakukan
Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Dharmasraya. di area tambang. Yang penting adalah adanya usaha
Sedangkan potensi bijih besi di Kalimantan Selatan penggunaan potensi bahan baku lokal, bahkan kemungkinan
terletak pada empat daerah, yaitu Tanah Laut, Tanah pembangunan industri pengolahan bijih besi diwilayah
Bumbu, Kota Baru, dan Balangan. Dengan cadangan tambang yang memiliki sumber bahan baku bijih besi dan
terbesar dimiliki oleh Tanah Bumbu dengan indikasi batubara. Setiap ton besi kasar (pig iron) membutuhkan 1.6-
sebesar 100.000.000 ton, memiliki komposisi Fe sampai 2 ton bijih besi dan 0.7-1 ton kokas. Sementara kokasnya
47%. Cadangan bijih besi Indonesia didominasi oleh pasir sendiri membutuhkan batubara 2-3 kali berat kokas yang
besi dan bijih besi laterit, hanya memiliki sedikit bijih dibutuhkan.
yang memenuhi persyaratan konvensional. Persyaratan itu Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan penelitian
meliputi kadar besi (Fe) yang relatif tinggi (di atas 60%) dan pengolahan batubara untuk dapat dimanfaatkan sebagai
dan kadar pengotor yang relatif rendah. Industri peleburan sumber energi bagi industri pengolahan bijih besi terutama
logam dengan teknologi tanur tiup, misalnya mensyaratkan dikawasan tambang lokal. Alangkah besarnya penghematan
kadar TiO2 maksimum 1%, sedangkan bijih besi jenis laterit yang dapat dilakukan, bila kita mampu mengolah bijih besi
memiliki kandungan besi yang rendah, kadang-kadang di di kawasan tambang, dan produk logamnya dapat diangkut
bawah 50%, kadungan unsur nikel dan chromium yang ke daerah lain untuk kebutuhan industri. Berdasarkan data
tinggi. statistik, kebutuhan Indonesia akan besi saat ini dapat
mencapai sekitar 7 ton pertahun dan diperkirakan pada tahun
2020 akan terus meningkat menjadi lebih dari 15 juta ton
3 Kebutuhan Batubara Untuk Industri Pen- pertahun. Oleh karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan
batubara semaksimal mungkin sebagai sumber energi
golahan logam
alternatif untuk pengembangan industri logam dalam negeri.
Potensi batubara akan menjadi semakin menarik untuk
kawasan yang sekaligus memiliki endapan mineral bijih besi
yang berdampingan dengan daerah yang memiliki cukup
4 Batubara Sebagai Sumber Energi Industri
batubara. Beberapa daerah yang memiliki keadaan seperti
ini dapat ditemukan di Kalimantan Selatan dan Sumatera Pengolahan logam
Barat. Meskipun belum ditemukan cadangan bijih besi Salah satu sumber energi alternatif untuk memenuhi
dalam jumlah yang besar, ketersediaan batubara ini cukup kebutuhan industri pengolahan logam adalah batu bara.
untuk menjadi pemicu daya saing dalam pengembangan Dapur peleburan logam yang membutuhkan batubara

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 26 M. Gunara

sebagai sumber energi utama misalnya pada jenis tanur dengan cukup memuaskan dan bahkan sudah dipatenkan
tiup, demikian juga dapur-dapur pengecoran seperti (UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI). Proses
kupola, tukik dan dapur lainnya, memakai batubara sebagai reduksi pellet bijih besi dilaksanakan pada temperatur 950-
bahan bakar dalam proses metalurgi. Sebagai bahan baku 1100oC dalam rotary kiln menggunakan pulverized burner
utama untuk pembuatan besi melalui proses tanur tiup yang berbahan bakar batubara lokal.
umumnya memakai kokas atau arang kayu. Arang kayu
sudah jarang digunakan, karena isu masalah lingkungan.
Kokas dapat dibuat dengan mudah kalau menggunakan 5 Pengolahan Logam Berbahan
jenis batubara yang cocok untuk dibuat kokas. Batubara
Bakar Batubara
kokas (coking coal) sebagai penghasil kokas metalurgi saat
ini sudah dipakai untuk pengolahan logam melalui tanur Berdasarkan data potensi cadangan batubara domestic yang
tiup konvensional (blast furnace), Kokas ini digunakan cukup tersedia, beberapa jenis dapur pengolahan logam
untuk menghasilkan besi kasar (pig iron) dalam tanur, berbahan baku batubara, dapat diterapkan di Indonesia,
dimana reaksi kimia berlangsung pada temperatur tinggi. antara lain:
Kokas dalam tanur ini merupakan sumber bahan bakar
dalam tanur. Kalau tidak ada batubara kokas, maka kokas
5. 2. Tanur Tiup Mini
dapat dibuat dengan batubara thermal melalui dua tahap
proses. Batubara mula-mula dikarbonisasi, dengan bahan Tanur jenis ini menggunakan prinsip dasar dari
pengikat (binder) dibuat jadi briket, kemudian dipanaskan tanur tiup. Tanur ini cocok untuk kawasan tambang lokal,
kembali untuk mendapatkan bentuk stabil. Demikian juga karena memiliki beberapa keunggulan antara lain tidak
batubara uap (steam coal) yang cukup melimpah saat ini diperlukan kokas dengan persyaratan tinggi dan tidak
sudah diproduksi dan mayoritas produksinya hanya untuk menuntut persyaratan bijih besi yang sangat ketat, dan
keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri, terutama sudah barang tertentu dapat digunakan untuk mengolah
untuk pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan batubara uap bijih besi dalam kapasitas kecil. Sistem pengolahan bijih
ini untuk industri logam, belum dimanfaatkan secara baik, besi pada dapur ini sebenarnya mengadopsi teknologi dari
karena masih perlu pemilihan teknologi yang sesuai. Selain tanur tiup konvensional. Untuk jenis bijih besi lokal, tanur
tanur tiup konvensional, ada beberapa jenis dapur yang sudah tiup masih dapat digunakan. Tetapi untuk kadar besi yang
menggunakan batubara sebagai sumber energinya, yaitu rendah dan kandungan pengotor yang masih tinggi, dapat
pada proses reduksi langsung untuk pembuatan besi spons meningkatkan pemakaian batubara kokas. Tanur jenis ini
(direct reduction), proses peleburan langsung (smelting) dan sudah diterapkan di UPT, Balai Pengolahan Mineral LIPI di
tanur tiup mini. Proses reduksi langsung yang menggunakan Lampung. Disamping potensi aplikasinya, tanur tiup mini
batubara kini sudah diterapkan di beberapa negara seperti juga telah mengadopsi teknologi yang digunakan di tanur
India dan Selandia baru. Beberapa variasi dari jenis dapur tiup konvensional seperti pemanfaatan kembali gas buang,
ini dapat dioperasikan dengan menggunakan sumber energi sistim pemanasan udara dan pemasukan batubara halus
dari batubara biasa dan bukan batubara kokas. Jenis tanur pada bagian lubang pemasukan udara (tuyere). Karena
tiup sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia yang persyaratan kokas tidak seberat seperti pada tanur tiup
memiliki tambang bijih besi yang tersebar di beberapa konvensional, maka pengembangan kokasnya tidak akan
tempat dengan jumlah deposit yang terbatas. Tanur tiup mini, menghadapi banyak kesulitan. Dengan gabungan teknologi
meskipun dengan nama generik tanur tiup, jenis dapur ini tanur tiup dan pembuatan kokas, jenis dapur ini sangat cocok
tidak membutuhkan kokas dengan persyaratan sebagaimana untuk digunakan pengolahan bijih besi lokal secara lengkap.
pada persyaratan tanur tiup konvensional. Karena dapat Proses pembuatan besi mentah dengan menggunakan tanur
menggunakan jenis kokas kualitas rendah, yang diproses tiup dapat digambarkan diagram dalam Gambar 1, berikut
dari batubara uap yang sedikit memiliki sifat coking. ini:
Batubara jenis ini dapat diperoleh dibeberapa tempat yang
tersebar di Indonesia. Untuk kawasan tambang lokal, tanur
tiup sangat sesuai, karena memilik keunggulan-keunggulan
dibandingkan dengan jenis dapur lainnya, antara lain:
hanya membutuhkan persyaratan kokas ringan, tidak perlu
menggunakan bahan bakar dari kokas batubara (coking
coal), demikian juga jenis dapur ini tidak memerlukan
persyaratan bijih besi yang terlalu ketat. Pengolahan bijih
besi yang menggunakan jenis tanur tiup mini juga telah
berkembang dengan pesat antara lain dengan mengadopsi
teknologi dari tanur tiup konvensional.
Demikian pula, proses reduksi pellet bijih besi dalam
tungku diam dan tungku putar (rotary kiln) untuk mengolah
bijih besi menjadi besi spons (sponge iron) telah dilakukan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 27

Gambar 4. Proses pengolahan logam dengan tanur tiup yang


memanfaatkan batubara (kokas) sebagai bahan bakar.

Pada tanur tiup, pemanasan udara dilakukan di dalam


sebuah stove yang dipanaskan dengan menggunakan
hasil pembakaran gas buang dari tanur. Dengan efisiensi
pemanfaatan panas ini, menyebabkan proses tanur tiup terus Gambar 5. Skematika pengolahan bijih besi menjadi besi spons melalui
berkembang sebagai proses pengolahan bijih besi berbahan tanur Rotary Kiln.
bakar kokas.

5. 3. Rotary Kiln 5. 4. Tanur Tecnored


Jenis dapur ini terbuat dari baja berbentuk silnder Proses kerjanya mirip dengan dapur kupola, hanya
horizontal, bagian dalamnya dilapisi dengan refractory saja memiliki dua lapis lubang pemasukan udara (tuyere).
brick, dan kemiringannya dapat diatur. Lubang tuyer pada lapis bawah membakar batubara atau
Pada pembuatan besi spons (sponge iron), batu bara kokas menghasilkan gas CO dan H2, sedangkan lapisan
mempunyai 3 fungsi, yaitu: atasnya membakar CO dan H2 menjadi gas CO2 dan air.
- Sebagai sumber panas untuk memanaskan umpan yang Pembakaran di bagian lapisan atas ini menghasilkan panas
masuk ke rotary kiln tiga kali lebih banyak daripada pembakaran pada bagian
- Sebagai bahan reduktor untuk mereduksi bijih besi bawahnya. Hasil pembakaran di lapisan atas ini digunakan
menjadi besi spons. untuk memasok panas untuk proses reduksi bijih besi yang
- Sebagai protector untuk menjaga agar besi spons yang mengandung pereduksi batu bara. Karena besi yang dilebur
dihasilkan tidak teroksidasi kembali. sudah tereduksi, maka kebutuhan bahan bakar untuk proses
tanur ini relatif rendah (low cust fuel). Karena itu, kecepatan
produksi dan efisiensi energi jenis dapur ini sangat tinggi.
Rotary kiln memiliki kelebihan dibandingkan dengan Proses ini cukup menarik karena bentuknya yang sederhana,
jenis dapur lainnya, karena prosesnya dapat memanfaatkan menggunakan bahan bakar kokas kuslitsd rendah, bahkan
potensi sumber daya lokal yaitu tambang bijih besi rakyat. dapat digunakan batubara mentah sebagai sumber energinya.
Selain itu, dapat memanfaatkan batubara lokal dan bahan Untuk pengolahan bijih besi dikawasan tambang lokal yang
bakar lainnya berbasis biomassa. Salah satu contoh tanur memiliki cadangan bijih besi yang tersebar dengan sumber
rotary kiln dengan sumber energi batu bara, digambarkan energi dari batubara, teknologi tanur Tecnored ini mungkin
secara skematik seperti dibawah ini (Gambar 2): Teknologi dapat menjadi satu pilihan. Proses Tecnored ini dapat dilihat
ini layak dikembangkan oleh industri penghasil besi spons pada gambar 5 di bawah ini:
dikawasan tambang lokal yang sekaligus memiliki endapan
bijih besi dan batubara.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 28 M. Gunara

6 Simpulan dan Saran


Dari uraian diatas, beberapa kesimpulan dan saran yang
dapat diambil, antara lain; Pengembangan industri logam
dikawasan tambang lokal, hendaknya tidak lagi bergantung
pada bahan bakar minyak, namun dapat beralih ke batubara
sebagai alternatif sumber energinya. Selain merupakan bahan
baku sebagai sumber energi panas, batubara merupakan
bahan reduktor dalam industri logam, dan dapat digunakan
sebagai substitusi kokas dalam tanur pengolahan bijih besi.
Untuk memenuhi kebutuhan besi mentah dalam negeri,
diperlukan industri peleburan yang mampu mengolah bijih
besi berskala kecil, misalnya dengan pendirian tanur tiup
berbahan bakar kokas. Untuk memenuhi kebutuhan batubara
berkualitas, perlu dikembangkan industri pengolahan
batubara dan kokas.

Kepustakaan
1. Data Statistik Peta Penyebaran Sumber Daya dan
Cadangan Batu Bara, Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara, ESDM, 2013
2. Sarangi A, Sponge Iron Production in Rotary Kiln,
Eastern Economic Edition, PHI Learning Private
Limited, New Delhi2011.
3. Rotary Kiln Process of Making Sponge Iron, Chapter
2. Newagepublishers. http://www.newagepublishers.
com/samplechapter.pdf.
4. K.Ramu, C.Ramesh, A.Rajasekaran: ‘Coal Injection
in Rotary Kiln’, 2011
5. José Henrique Noldin Júnior: ‘Tecnored process -
Gambar 6. Skematika pengolahan bijih besi melalui proses tanur
high potential in using different kinds of solid fuels’,
Tecnored.
Materials Reserarch. Vol.8, No.4 São Carlos, 2005.
6. Buletin Sumber Daya Geologi, Vol.8, nomor 2, 2011.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


di Korea Selatan: Pembelajaran Bagi Indonesia

Tjipta Suhaemi

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jalan Tanah Merdeka No.6, Kp Rambutan, Jakarta Timur
Telp. +62 21-8400941, +62 21-87782739, Fax No: +62 21 87783818
E-mail : tjipta@

Abstrak – Dewasa ini penggunaan energi nuklir di dunia telah mencapai 441 buah dengan kapasitas
382.9 GWe, porsi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di dunia mencapai 11% dari total energi
keseluruhan. Untuk Asia saja telah beroperasi 109 buah PLTN di 5 negara, yaitu Jepang, Korea Selatan,
China, India, dan Pakistan. Dalam makalah ini pembahasan ditikberatkan pada pengembangan PLTN
di Korea Selatan. Korea Selatan termasuk negara yang sangat berhasil dalam melaksanakan program
pengembangan energi nuklir dengan pembangunan PLTN. Korea Selatan melaksanakan program nuklir
secara ambisius sejalan dengan kebijakan industrialisasi nasional, dan mempunyai komitmen yang
kuat terhadap pengembangan nuklir sebagai bagian integral dari kebijakan negara untuk mengurangi
pengaruh eksternal dan mulai terbatasnya energi fosil. Untuk merealisasikan bertambahnya permintaan
kebutuhan energi dan listrik serta perlunya mendukung pembangunan sosial ekonomi, Indonesia perlu
belajar dari pengembangan PLTN di Korea Selatan. Dari pembahasan dapat diketahui pembelajaran
untuk mencukupkan kebutuhan energi di Indonesia melalui pembangunan PLTN. Diperlukan kebijakan
nasional energi yang tegas berwibawa dan didukung oleh semua pihak, pembagian tanggung jawab
dan wewenang dari instansi yang terakait dalam pembangunan PLTN, pemilihan jenis PLTN, program
transfer teknologi, dan standardisasi PLTN.

Kata kunci: kemampuan, pengembangan, PLTN, pembelajaran, standardisasi.

Abstrak – Worlwide, nowadays there were 441 nuclear power reactors in operation, totalling 389.2
GWe of generating capacity. Nuclear power supplied about 11% of the world’s electricity. Out of
441 opeational NPP’s in the world, there are 109 NPP’s operating in five countries of the region i.e
Japan, South Korea, China, Taiwan, India, and Pakistan. In this paper the discussion is focused on
the development of NPP in South Korea. The South Korea has carried out a very ambitious nuclear
power programme in paralel with the nation’s industrialization policy, and has maintained a strong
commitment to nuclear power development as an integral part of the national policy aimed at reducing
external vulnerability and insuring against global fossil fuel shortage. For realizing the increasing
electricity and energy demand and necessity to support sosial-economic development, Indonesia should
follow the South Korea nuclear development. It is known how to conduct development of nuclear
capabilities for Indonesia. Indonesia should established the energy policies, selection of nuclear power
plant, transfers technology programme and standardization of NPP.

Key Words: ability, development, PLTN, education, standardization.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved M - 29
M - 30 T. Suhaemi

1 Pendahuluan Listrik per kapita pada tahun 1999 sebesar 5.107 kWh
meningkat 35 kali dibandingkan dengan tahun1968 saat
Dewasa ini penggunaan energi nuklir di dunia yang dimulai keputusan pemerintah untuk membangun PLTN pertama.
sejak tahun 1955 terus meningkat dan pada awal tahun [5,6]
2016 mencapai 441 buah dengan kapasitas 382,9 GWe.
Dilihat dari jenis pembangkit listrik, pada tahun 2015
Sumbangan dari energi nuklir adalah sebanyak 11 %
produksi listrik sebesar 549 TWh berasal dari batubara
dari total produksi listrik dunia. Diperkirakam kapasitas
sebesar 236 TWh, 165 TWh dari PLTN (31%), 118 TWh dari
PLTN dalam 15 tahun ke depan akan menjadi 150 GW(e)
gas, 16,5 TWh dari minyak, 6 TWh dari PLTA, dan 3,8 TWh
skenario rendah dan 300 GW(e) skenario tinggi Ada 10
dari tenaga angin dan solar. Sedagkan kapasitas pembangkit
buah PLTN yang masuk ke grid, yaitu 8 buah di China,
listrik yang terpasang adalah 28.55 GWe PLTU, 30.4 GWe
masing-masing satu di Rusia (Beloyarsk-4) dan Korea
PLTG, 21.7 GWe PLTN, 4.1 GWe PLTD, 14.0 dan PLTA
Selatan (Shin-Wolsong). PLTN yang sudah memasuki
dan pembangkit energi terbarukan lainnya. Kapasitas dari
masa konstruksi ada 8 buah, yaitu 6 buah di China, 1 di
nuklir 22% menghasilkan suplai daya sebesar 31%.
Pakistan (K-2) dan sebuah di United Arab Emirates
(Barakah-4). Sebanyak 16 negara yang menggantungkan Korea Selatan termasuk negara yang sangat berhasil
seperempat kebutuhan listriknya dari energi nuklir. Perancis dalam melaksanakan program pengembangan energi
dan Lithuania tigaperempatnya. Belgia,Bulgaria, Slovakia, nuklir dengan pembangunan PLTN. Di samping itu pula
Korea Selatan, Swedia, Swiss, Slovenia, dan Ukraina lebih pengembangan kemampuan industri nuklir semakin
dari sepertiganya. Jepang, Jerman, dan Finlandia lebih dari berkembang maju dan berambisi menjadi salah satu dari
seperempatSejak 2005 sudah 68 buah PLTN yang memasuki 5 negara industri nuklir pada tahun 2035. Negara ini
masa konstruksi, 45 buah diantaranya terletak di Asia. Dari mencanangkan pula pada tahun 2035 sebanyak 60% dari
45 buah tersebut yang telah masuk ke grid berjumlah 39 energi listriknya berasal dari energi nuklir. Korea Selatan
buah.[1-4,] pertama kali dikenalkan pada PLTN tahun 1978, dan dewasa
ini sudah mencapai 24 buah PLTN dengan kapasitas total
Pada dekade terakhir ini pengembangan PLTN
22,5 GWe atau 31% dari total energi listrik. Kesuksesan
mengalami stagnasi di dunia barat, sedikit meningkat di
Korea dipicu oleh adanya organisasi proyek nuklir yang
Eropa Timur, dan meningkat tajam di Asia Timur dan
efektif, pendekatan teknologi secara bertahap langkah
Selatan. Banyak negara yang telah membangun maupun
demi langkah, partisipasi nasional dalam mendukung
yang berkeinginan membangun PLTN. Di beberapa negara,
pembangunan dan pengembangan energi nuklir. Sejak
PLTN merupakan sumber listrik yang sangat penting.
pembangunan PLTN pertama Kori unit 1 pada tahun 1978,
Berbeda dengan negara-negara di Amerika Utara dan Eropa
energi nuklir telah menjadi energi yang penting bagi Korea.
Barat yang pertumbuhan pembangunan PLTNnya melambat,
Meskipun perkembangan industri nuklir Amerika Serikat
namun di Asia terutama Asia Timur dan Asia Selatan terus
dan Eropa menurun, pemerintah Korea malah meningkatkan
merencanakan dan membangun PLTN untuk memenuhi
kegiatan energi nuklir sebagai tantangan meningkatnya
kebutuhan listrik yang terus meningkat. Diperkirakan pula
permintaan energi, pencarian lokasi, dan tapak, dan
prospek pengembangan PLTN kelihatannya akan terlihat
mendukung pengembangan teknologbi komersial.
juga di Afrika, Eropa Timur dan Amerika Latin.
Dalam penggunaan PLTN untuk pembangkit listrik
Negara-negara Asia adalah negara yang sedang
ini, sebenarnya Indonesia sudah ketinggalan jauh dari
berkembang, serta ditandai dengan padatnya penduduk
negara lain. Korea Selatan yang pada tahun 1960-an dalam
dan konsumsi energi per kapita, konsumsi listrik per
hal penguasaan iptek nuklir sejajar dengan Indonesia,
kapita maupun pendapatan per kapita (gross domestic
pada tahun 1978 telah membangun PLTN PLTN berjenis
product, GDP) yang relatif rendah. Beberapa negara di
PWR buatan Westinghouse. Berikutnya adalah PLTN jenis
Asia yang sudah membangun PLTN adalah Jepang, Korea
CANDU Wolsung-1 yang didesain tahun 1973, konstruksi
Selatan, India, Pakistan, China, dan terakhir di United Arab
tahun 1977, dan dioperasikan pada tahun 1983. Malahan
Emirates.. Korea Selatan termasuk negara nomor enam
sekarang sudah mempunyai kemampuan mendesain sendiri
terbanyak di dunia menggunakan PLTN dan kini termasuk
PLTN dan sudah pula memasok/mengekspor PLTN ke UAE.
negara pemasok PLTN ke negara lain. Korea Selatan
termasuk negara yang miskin dalam sumber daya alam, Dewasa ini bila dibandingkan antara Korea Selatan
hanya mempunyai deposit batubara jenis anthrasit yang dan Indonesia dalam konsumsi energi per kapita, konsumsi
terbatas. listrik per kapita, serta gross domestic product berbeda.
Konsumsi listrik per kapita di Korea Selatan pada tahun
Kebutuhan listrik Korea Selatan juga meningkat
2013 sebesar 9700 kWh, tahun 2002 6172 kWh meningkat
dengan pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
dari 860 kWh pada tahun 1980, sedangkan Indonesia baru
juga meroket. Pada tahun 2015 total produksi listrik yang
mencapai 500 kWh 4,5] Lebih dari 3½ dekade, Korea selatan
dibangkitkan sebesar 549 TWh dengan kapasitas terpasang
telah menikmati kenaikan GDP sebesar 8.6% per tahun,
98,8 GWe, pada tahun 2000 sebanyak 239 TWh dengan
pada tahun 2015 GDP 11.479 US $. Indonesia tahun 2016
kapasitas terpasang 46.978 MWe, dibandingkan dengan
baru US $3603, tahun 2002 US $698, dan 1980 $511.
35,.5 GWh dan kapasitas terpasang 6.916 MWe pada tahun
[7-9,15]
1978 saat pengoperasian pertama PLTN di Korea Sealatan.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
T. Suhaemi M - 31

Indonesia sejak lama telah berencana membangun Korea Selatan pada tahun 1978 membangun PLTN berjenis
PLTN. Berbagai studi kelayakan telah dilakukan, namun PWR buatan Westinghouse. Berikutnya adalah PLTN
proses introduksi PLTN berjalan alot. Begitu pula Indonesia jenis CANDU Wolsung-1 yang didesain tahun 1973,
bukan lagi negara yang mengekspor minyak, tetapi telah konstruksi tahun 1977, dan dioperasikan pada tahun 1983.
menjadi pengimpor minyak, sebab kebutuhan dalam negeri Pembangunan kedua PLTN tersebut dilakukan secara
telah melebihi produktivitas minyak. Untuk mendukung kontrak putar kunci (turn-key contract). Pembangunan
program enerrgi dan mengingat sumber daya migas PLTN berikutnya mulai dilakukan peningkatan partisipasi
yang terbatas dan kondisi sumber energi Indonesia yang nasional industri Korea Sealatan secara bertahap. Korea
ada dewasa ini, salah satu pilihan yang patut dipikirkan melaksnakan program nuklir secara ambisius dan paralel
untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia dengan kebijakan industrialisasi nasional, dan menjaga
adalah memanfaatkan energi nuklir. Namun untuk komitmen yang kuat terhadap pengembangan energi nuklir
mengimplementasikan program pembangunan PLTN di sebagai bagian integral dari kebijakan energi nasional
Indonesia ternyata banyak kendala dan permasalahan yang dengan tujuan mengurangi pengaruh eksternal dan
dihadapi . Olehkarenanya pengalaman pengembangan PLTN menjamin ketahanan energi terhadap merosotnya bahan
di Korea Selatan diharapkan dapat menjadi pembelajaran bakar fosil dunia.
berharga bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan Dewasa ini 24 buah PLTN yang sudah dibangun
dan ketahanan energi dalam mencapai kesejahteraan di Korea Selatan dan 4 buah lagi yang sedang dalam
masyarakat Indonesia. pembangunan, dan 2 buah lagi yang sedang dalam
pembicaraan. PLTN yang sedang dibangun untuk Kori
adalah 2 unit PWR 1000 dan 2 unit PWR 1400. Untuk
lokasi Wolsong dibangun PHWR dengan daya 1000 MWe
2 Tata Kerja
sebanyak 2 unit. PLTN yang sedang/akan dibangun adalah
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan didesain dan direncanakan oleh pihak Korea sendiriPada
melakukan penelusuran pustaka, pengumpulan data gambar 1 dapat dilihat lokasi PLTN di Korea Selatan. [5,11]
sekunder, dan melakukan analisis perbandingan terhadap
pengembangan program energi. Selanjutnya kajian
tersebut dapat menjadi pembelajaran dalam pengembangan
kemampuan energi Indonesia termasuk pengembanghsn
energi nuklir.

3 Hasil dan Pembahasan


Aktivitas nuklir di Korea Selatan dimulai pada tahun 1957
ketika Korea Selatan menjadi anggota IAEA. Pada tahun
1959 dibentuk Office of Atomic Energy dan Atomic Energy
Research Imstitute (AERI) sebagai instansi pemerintah
yang diberi wewenang untuk merencanakan penggunaan
energi nuklir. Tahun berikutnya diterbitkan the Atomic
Energy Law. Menyusul pada tahun 1961 dibentuk Korea
Electric Power Corporation (KEPCO) sebagai badan
tunggal penyedia energi listrik. Pada tahun 1962 dibentuk
Korea Heavy Industries and Construction Co, Ltd (KHC).
Pada tahun 1973 dibentuk Korea Atomic Energy Research
Institute yang menggabungkan AERI, Radiological
Research Institute (RRI) dan Radiation Reserach Institute
in Agriculture (RRIA). Selanjutnya pada tahun 1975
dibentuk Korea Power Engineering Co, Inc (KOPEC), dan
Korea Nuclear Fuel Company, Ltd (KNFC) pada tahun
1962. KHC sekarang menjadi Dosan Heavy Industries
Company.[10] Gambar 1. Lokasi PLTN Korea selatan
Kebijakan Energi Korea Selatan dipengaruhi oleh
pertimbangan keamanan suplai energi dan perlunya Korea Selatan mempunyai lokasi daerah pembangkit
mengurangi ketergantungan kepada impor. Kebijakan yang terbatas, hanya ada 4 lokasi, namun pada setiap lokasi
tersebut dilanjutkan dengan keputusan pengembangan terdapat empat buah pembangkit malah ada yang lebih
PLTN sebagai unsur utama produksi pembangkitan listrik. banyak. Lihat Tabel 2.a dan Gambar 2. Dapat dikatakan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 32 T. Suhaemi

bahwa produksi energi nuklir Korea dari setiap lokasi 3. 1. Kronologi program PLTN Korea Selatan
dengan pembangkit multiple membuat perawatan lebih Ditinjau dari sisi kemampuan teknologi (technological
efisien dan biaya yang lebh sedikit.. Pada tahun 2013,atas self-reliance), pembangunan PLTN di Korea Selatan dapat
permintaan para nelayan, Korea Hydro and Nuclear Power dikategorikan kedalam 3 generasi, yaitu ketergantungan
(KHNP) mengganti nama Yonggwang menjadi reaktor total dan imitasi, persiapan kemandirian (self-reliance
Hanbit, dan Ulchin menjadi Hanul. Pada tahun 2014 telah preparation), dan promosi kemandirian (self-reliance
ditandatangani konstruksi 2 buah reaktor APR-1400 sebagai promotion).
di Hanul sebagai Shin Hanul-3 and -4;construction akan
Untuk generasi pertama yang dimulai akhir tahun 1960-
dimulai tahun 2017 dan 2 unit lagi yang belum diberi nama
an hingga awal 1970-an, terdapat tiga unit PLTN, Kori 1 & 2
di Yeongdeok County. Gambar 2 menunjukkan
Wolsong 1 yang dibangun melalui kontrak putar kunci (turn-
key project) dengan vendor asing sebagai kontraktor utama.
Periode ini dikarakterisasikan dengan ketergantungan total
dan peniruan teknologi. Disebabkan kurangnya pengalaman
domestik dalam industri nuklir, Korea Electric Power
Corporation (KEPCO) suatu perusahaan listrik Korea,
mempercdayakan keseluruhan pembangunan pembangkit
pada suplair luar negeri, memberikan tanggung jawab
penuh untuk managemen proyek dari mulai desain dan
konstruksi hingga start-up PLTN. Adapun industri domestik
terbatas sebagai subkontrak hanya untuk bangunan sipil
dan arsitektur. Sasaran utama kemandirian dalam periode
ini adalah untuk mengidentifikasi item-item yang tersedia
bagi lokal (persis seperti yang diinstruksikan) dari suplair
luar negeri. PLTN pertama, Kori-1 adalah jenis PWR
Gambar 2. Lokasi PLTN Shin-Kori
dengan daya 587 Mwe dipasok oleh Westinghouse dan
dikomisioning tahun 1978 sesudah 7 tahun konstruksi.
Pada generasi kedua dari akhir 1970-an hingga 1980-an,
Dalam pembangunan PLTN di Korea dapat dibagi dibangun 6 unit PLTN yaitu Kori 3 & 4, YGN (Yonggwang)
kedalam 4 fase program, yaitu : 1 & 2, dan UCN (Ulchin) 1 & 2. Unit PLTN ini dibangun
[1] Fase pertama Periode kontrak putar kunci (turn-key) melalui kontrak basis komponen diberikan kepada kontraktor
dengan kontraktor luar negeri. Dalam hal ini contohnya utama asing. Pada waktu itu, KEPCO memimpin proyek
adalah PLTN Kori unit 2, 3, dan Wolsong unit 1. konstruksi dengan bantuan perusahaan arsitek/rekayasa
[2] Fase kedua: Tanggung jawab pembangunan pada asing. KEPCO mendapatkan peralatan BOP (balance of
Korea sedangkan kontrak peralatan dengan pihak luar plant) dan kontraktor Korea menangani konstruksi lokasi,
negeri, seperti Kori unit 3, 4, Yonggwang unit 1, 2, dan sedanhkan industri domestik mengembangkan peran suplai
Ulchin unit 1, 2. peralatan dan rekayasanya. Selama periode ini, partisipasi
[3] Fase ketiga : Sebagian peralatan dibuat oleh kontraktor domestik meningkat, dan berbagai sarana dan wahana
domestik, misalnya Yonggwang unit 3,4. kemandirian teknologi terbuka. Gambar 3 menunjukkan
[4] Fase keempat : Seluruhnya produk nasional. view point PLTN indi lokasi Ulchin.

Fase pertama dibangun dengan basis putar kunci


dimana pihak pemilik (owner) Korea tidak terlibat di
dalam pelaksanaan pembangunan proyek dan kegiatan
pembangunan, dan pengadaan peralatan diserahkan
sepenuhnya dan menjadi tanggung jawab kontraktor
utama. Fase kedua PLTN dibangun dengan tanggungjawab
di pihak Korea. Pada fase ketiga usaha dilakukan untuk
memaksimalkan partisipasi industri lokal, yang akan
menghasilkan biaya modal yang lebih rendah, waktu
pembangunan yang lebih singkat.
Dalam pembahasan pembangunan PLTN Korea
Selatan, ada beberapa aspek yang dibahas yaitu aspek
kemampuan teknologi, dan upaya yang dilakukan untuk
mencapai kemandirian dalam energi nuklir di Korea
Selatan. Gambar 3. View point PLTN Ulchin 1-6

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
T. Suhaemi M - 33

Pada generasi ketiga dari akhir 1980-an hingga akhir 23 Shin Wolsong 2 OPR-1000 1000 2015
1990-an, KEPCO memimpin proyek basis komponen seperti
sebelumnya, tetapi managemen proyek konstruksi adalah 24 Shin Kori 3 APR-1400 1400 2015
internal. KEPCO mengambil tanggung jawab keseluruhan 25 Shin Kori 4 APR-1400 1400 2016
dengan memberikan kontrak utama pada perusahaan Korea,
sedangkan suplair asing bertindak sebagai subkontraktor. 26 Shin Hanul 1 APR-1400 1400 2016
Pada periode ini, PLTN YGN 3 & 4 merupakan proyek
27 Shin Hanul 2 APR-1400 1400 2017
pertama dari jenis ini, dimulai bersamaan dengan kontrak
transfer tekologi untuk meningkatkan kemandirian dan 28 Shin Kori 5 APR-1400 1400 2018
paralel dengan kontratuksi PLTN. Untuk proyek UCN 3 (rencana)
& 4, perusahaan/badan Korea mengambil tanggung jawab 29 Shin Kori 6 APR-1400 1400 2019
keseluruhan proyek sedangkan suplair asing merupakan (rencana)
konsultan utama.eroperasi dan yang akan dibangun dapat 30 Shin Hanul 3 APR-1400 1400 2022
(rencana)
dilihat pada Tabel 1.
31 Shin Hanul 4 APR-1400 1400 2022
(rencana)
Tabel 1. PLTN di Korea Selatan
32 Unnamed 1 Unknown unknown Unknown
(Yeongdeok
Kapasitas, Mulai
No PLTN Tipe county)
MWe operasi
33 Unnamed 2 Unknown unknown Unknown
1 Kori-1 PWR 587 1978
(Yeongdeok
2 Kori-2 PWR 650 1983 county)
3 Kori-3 PWR 950 1985
4 Kori-4 PWR 950 1986
5 Hanul-1 (Ulchin-1) PWR 950 1988 3. 2. Faktorkunci kemandirian teknologi
6 Hanul-2 (Ulchin-2) PWR 950 1989 Ada tiga faktor kunci tercapainya kemandirian Korea
Selatan dalam teknologi, yaitu komitmen pemerintah yang
7 Hanul-3 (Ulchin-3) KSNP 1000 1998
kuat, transfer teknologi dan standardisasi PLTN, dan
8 Hanul-4 (Ulchin-4) KSNP 1000 1999 pembagian tanggung jawab yang jelas. Kebijakan energi
nuklir nasional dilaksanakan dengan mempertimbangkan
9 Hanul-5 (Ulchin-5) KSNP 1000 2004 tercapainya kemandirian jangka panjang dalam desain,
10 Hanul-6 (Ulchin-6) KSNP 1000 2005 bahan bakar, manufaktur, konstruksi dan pengoperasian
PLTN. Untuk melaksanakana kebijakan tersebut dipilih
11 Wolsong-1 CANDU 679 1983 transfer teknologi dan standirdisasi PLTN sebagai wahana
12 Wolsong-2 CANDU 700 1997 (kendaraan) utama untuk kemandirian. Pada tahun 1985
12 Wolsong-3 CANDU 700 1998 instansi/perusahaan Korea masing-masing diberi cakupan
13 Wolsong-4 CANDU 700 1999 dan tanggungjawab yang jelas oleh pemerintah Korea seperti
14 Hanbit-1 PWR 950 1986
terlihat pada Tabel 2, dan terkait dengannya dilaksanakan
(Yeonggwang-1) standidrisasi PLTN. Untuk transfer teknologi yang efektif,
mekanisme implementasinya dilakukan joint-design dengan
15 Hanbit-2 PWR 950 1987 meminta mitra (counterpart) luar negeri.
(Yeonggwang-2)

16 Hanbit-3 System 80 1000 1995 Tabel 2. Pembagian Tanggungjawab [5]


(Yeonggwang-3)
No Badan (Entity) Tanggungjawab
17 Hanbit-4 System 80 1000 1996
(Yeonggwang-4) 1 Korea Institute of Pengawasan dan lisensi
Nuclear Safety (KINS)
18 Hanbit-5 KSNP 1000 2002 2 Korea Atomic Energy Desain NSSS, desain bahan bakar
(Yeonggwang-5) Research Institute dan yang berhubungan dengan R
(KAERI) &D
19 Hanbit-6 KSNP 1000 2002
(Yeonggwang-6) 3 Korea Electric Power Distribusi dan transmisi
Corporation (KEPCO)
20 Shin Kori 1 OPR-1000 1000 2011
4 Korea Hydro & Nuclear Managemen energi nuklir dan
Power Co Ltd – hydro
21 Shin Kori 2 OPR-1000 1000 2011 (KHNP)

22 Shin Wolsong 1 OPR-1000 1000 2012 5 Korea Power Desain PLTN (Arsitektur dan
Enginering Co, Institute rekayasa) dan pengembangan
(KOPEC) teknologi desain

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 34 T. Suhaemi

No Badan (Entity) Tanggungjawab 3. 3. Transfer Teknologi


6 Korea Heavy Industries Desain & manufaktur komponen PLTN unit YGN 4 & 5 adalah proyek PLTN yang
& Construction, Co, Ltd dan pengembangan teknologi diimplementasikan oleh kontraktor utama lokal. Unit ini
(HANJUNG) manufaktur merupakan titik awal dalam sejarah nuklir Korea sebab
7 KEPCO Nuclear Fuel Manufaktur bahan bahan bakar ditingkatkannya keterlibatan domestik yang ditandai oleh
(KEPCO NF) dan pengembangan teknologi
transfer teknologi. KEPCO sebagai pemilik, menentukan
bahan bakar
KOPEC sebagai kontraktor utama untuk arsitek/rekayasa,
8 KEPCO EC Rekayasa
HANJUNG untuk suplai sistem catu uap nuklir, KNFC
9 KEPCO KPS Perawatan/Maintenance untuk manufaktur bahan bakar nuklir, dan HECC untuk
10 Universitas R & D teknologi kunci konstruksi. Untuk balance of plant adalah tanggungjawab
KEPCO sebagai pemilik. Masing-masing KAERI ditunjuk
sebagai subkontarktor kepada HANJUNG dan KNFC untuk
desain NSSS dan teras awal. Badan-badan/perusahaan
Strategi untuk mencapai kemandirian dalam bidang
Korea ini melakukan subkontrak dengan perusahaan asing
PLTN didukung dengan 4 aspek, yaitu pelaksanaan proyek
seperti Sargent & Lundy (S & L), General Electric (GE) dan
yang aktual, transfer teknologi, stadirdisasi pembangkit
ASEA Brown Boveri –Combustion Engineering (ABB-CE)
daya, pengembangan kemampuan secara gradual melalui
untuk rekayasa dan peralatan dan teknologi yang terkait.
R & D.
Ada berbagai metode transfer teknologi seperti transfer
Proyek YGN 3 & 4 dipilih sebagai basis awal untuk
dokumen teknik, code komputer, dan informasi yang terkait
kemandirian. Pada wlaktu itu tawaran lebih terbuka
dengan paten, pelatihan dan konsultasi. Selain itu, badan-
dan pembeli lebih diperhatikan, pemerintah Korea
badan/instansi Korea menambahkan lebih metode untuk
memasukkan transfer teknologi sebagai salah satu kondisi
mengamankan kemandirian yaitu : joint design, partisipasi
kontrak. Transfer teknologi dan proyek aktual dilakukan
program pengembangan dan litbang bersama dengan pihak
secara paralel. Proyek ini merupakan titik awal (turning
lain.
point) dalam sejarah nuklir Korea, sebab transfer formal
dari teknologi nuklir yang dikembangkan oleh negara Dokumen yang ditransfer adalah dokumen generik,
maju dibuat mungkin untuk pertama kali di Korea. mencakup manual yang berkaitan dengan lisensi, dokumen
Untuk itu KEPCO menominasikan perusahaan domestik dan prosedur jaminan kualitas, dan dokumen referensi
sebagai kontraktor utama, sedangkan subkontraktor asing mencakup dokumen desain, catatan perhitungn, manual,
menjamin proyek. Pelatihan yang terencana baik dan gambar, spesifikasi, dan prosdur. Instalasi, verifikasi dan
desain bersama (joint design) diadopsi sebagai mekanisme validasi adalah tugas besar dalam transfer code komputer,
implementasi. Cakupan transfer teknologi mencakup mencakup program sumber (source program), manual dan
transfer informasi teknologi, lisensi paten, pelatihan di dokumen vrifikasi QA. Selama dilakukan transfer, konsultasi
kelas dan on job training (OJT), serta partisipasi R &D tetap dilakukan.. Perjanjian transfer teknologi selama 10
dan konsultasi. tahun dibuat tahun 1987 dengan ABB-CE dan diperbaharui
dan diperluas untuk 10 tahun berikutnya dalam persetujuan
Standardisasi pembangkit daya dimulai dengan YGN
kerjasama teknologi pada 15 Mei 1997.
3&4 sebagai pembangkit referensi dan dokumen persyaratan
utility standar Korea (Korean Standard Utility Requrement
Documents (K-SRED) dan Korean Standard Safety 3. 4. Desain dan rekayasa NSSS.
Analysis Report (K-SSAR) merupakan luaran standardisasi Transfer teknologi untuk desain NSSS
utama. Tujuan dan sasaran standardisasi adalah untuk diimplementasikan melalui 4 fase. Fase pertama adalah
mengembangkan konsep, mengidentifikasi item untuk periode kemandirian untuk teknologi bahan bakar
meningkatkan desain lebih baik. Standardisasi berarti nuklir. Selama periode ini, KAERI secara independen
mengkonstruksi pembangkit sesuai dengan spesifikasi yang mengembangkan teknologi bahan bakar PHWR, dan
sama dengan spesifikasi standar, hal ini bermanfaat ditinjau mengimpor teknologi bahan bakar PWR dari Siemens-
dari pertimbangan ekonomi dari pekerjaan yang berulang. KWU melalui transfer teknologi dan joint-desain.
Namun teknologi baru harus diadaptasi unuk meningkatkan Pada fase kedua, YGN 3 & 4 dilakukan transfer
keselamatan dan kinerja. UCN 3 & 4 adalah pembangkit teknologi dan joint-design dengan ASEA Boveri –
standardisasi pertama yang diikuti dan direplikasi oleh Combustion Engineering (ABB-CE). Dalam periode ini,
YGN 5 & 6 dan UCN 5 & 6, meskipun peningkatan gradual desain sistem didukung melalui review teknik, pengulangan
melalui R & D tetap dilakukan. Dewasa ini, Korea sedang desain, desain mock-up dan joint R & D. KAERI mencapai
mengembangkan reaktor generasi mendatang dengan kemandirian teknologi melalui partisipasi dalam joint-
kapasitas yang lebih tinggi berbasis teknologi yang dicapai design NSSS bersamaan dengan implementasi kontrak
melalui kemandirian dalam implementasi standar 1000 transfer teknologi. Agar rlanjutan R & D dan fitur desain
MWe.[12,13] ak transfer teknologi. Agar transfer teknologi terlaksana
dengan sukses, konsep joint-design diperkenalkan dengan

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
T. Suhaemi M - 35

pelatihan di kelas secara efektif, on job training (OJT) dan Untuk melokalisasi teknologi impor selama fase
transfer dokumen desain dan code komputer. kedua, proyek YGN 3 & 4 juga merupakan wahana/sarana
Pada fase ketiga, KAERI menyiapkan sendiri untuk kemandirian bagi KOPEC. KOPEC menandatangani
pekerjaan desain NSSS dengan konsultasi teknik dari ABB- kontrak transfer teknologi dengan S/L dan informasi teknik,
CE. YGN 3 & 4 merupakan proyek pertama dari periode yang mencakup dokumen dan program komputer ditransfer.
dan menajdi pembangkit referensi yang mengacu Korean Untuk rekayasa arsitektur dari YGN 3 & 4, S/L adalah
Standard Nuclear Power Plant (KSNP). Kemudian proyek desain final. Untuk menambah kemampuan teknik, KOPEC
standardisasi diluncurkan, dan K-SRED dan K-SSAR menggunakan konsultasi untuk transfer teknologi. Selama
adalah luaran utama, diaplikasikan keberlanjutan R & D periode ini, sekitar 13 juta halaman dokumen teknik dan
dan fitur desain yang meningkat. 300 code komputer telah ditransfer sedamgkan 650 orang
telah mendapat pelatihan, yaitu 550 orang pelatihan di kelas
Pada fase keempat, proyek YGN 5 & 6 dan UCN 5 & 6
dan 100 orang pelatihan OJT.
dilakukan secara independen oleh Badan/Perusahaan Korea,
sedangkan konsultasi dengan ABB-CE mulai berkurang Selama fase ini, KOPEC mencoba mengonsolidasikan
banyak. Pengembangan reaktor generasi sng telah dimulai kemandirian melalui penggunaan dan peningkatan teknologi
dengan baik. yang ditransfer. Proyek untuk Korean Standard Nuclear
Power Plants seperti UCN 3 & 4, YGN 5 & 6 dilaksanakan
Reaktor PHWR-CANDU dipertimbangkan sebagai
dengan peningkatan desain secara gradual.
tipe reaktor komplementer di Korea. Berdasar pengalaman
desain PWR, suatu strategi yang agresif diletakkan dalam
upaya pencapaian kemandirian dalam teknologi PHWR, 3. 6. Standardisasi PLTN
agar secara sukses membawa tentang transfer teknologi, Standardisasi PLTN berarti pembangkit yang dibangun
konsep joint design yang diadopsi bersamaan dengan OJT merujuk kepada spesifikasi standar pembangkit yang sama
yang efektif, begitu pula transfer dokumen desain dan code dan tidak membangun dan mengembangkan PLTN jenis
komputer melalui kontrak transfer teknologi antara KAERI lainnya. Namun, teknologi baru harus diadopsi untuk
dan AECL. Untuk pengamanan suplai bahan bakar, Korea meningkatkan keselamatan dan kinerja.
Selatan mempunyai kebijakan untuk menggunakan bahan Standardisasi PLTN di Korea diimplementasikan
bakar bekas dari PWR unuk digunakan di PLTN PHWR. kedalam 4 fase. Pada fase pertama dari bulan April 1983 s/d
Gambar 4 menunjukkan perbandingan antara bundel bahan Juli 1985 dikembangkan konsep standardisasi pendahuluan
bakar PHWR dan PWR. diformulasikan selama fase pertama. Untuk fase kedua
dari September 1985 hingga Agustus 1987, standardisasi
dikembangkan dengan mereview pengalaman konstruksi
dan operasi, pengembangan teknologi maju, dan identifikasi
item-item untuk pengembangan desain. Untuk fase ketiga
dari Februari 1989 hingga April 1991. Pada fase ini
dikarenakan proyek YGN 3 & 4 dilakukan dengan transfer
teknologi, proyek YGN 3 & 4 digunkana sebagai referensi
PLTN standar Korea (KSNP). Pada KSNP dikembangkan
referensi YGN 3 & 4 dan memasukkan fitur desain maju
yang terseleksi. Pada fase keempat dari April 1991 sampai
2006 meupakan peiode konstruksi standar Korea dengan
UCN 3 & 4 merupakan pembangkit yang dipilih. Pada
Gambar 4. Perbandungan bundel bahan bakar PHWR dan PWR [14]
periode ini akan dbangun beberapa unit yang mencakup
YGN 5 & 6 dan UCN 5 & 6. Meskipun PLTN dengan desain
3. 5. Rekayasa Arsitektur KSNP akan dibangun berulang, desain akan ditingkatkan
Teknologi program kemandirian untuk Architec and secara gradual dan reaktor generasi masa depan dengan
Engineering (A/E) ada dalam 3 fase, yaitu impor, lokalisasi, kapasitas yang lebih tinggi sedang dikembangkan juga.
dan konsolidasi kemandirian. Selama fase pertama, Untuk desain PLTN standar Korea ada empat
teknologi yang terkait diimpor dari perusahaan yang telah faktor utama yang dipertimbangkan, yaitu: peningkatan
berpengalaman dalam proyek PLTN. Bechtel menyiapkan keselamatan, peningkatan kinerja, penggunaan teknologi
pelayanan rekayasa dalam proyek rekayasa untuk Kori terbukti, dan kecelakaan parah.
3 & 4 dan YGN 1 & 2. Perusahaan Perancis seperti EdF,
Kemandirian teknologi skala tinggi tercapai melalui
Framatome dan Alsthom menyediakan pelayanan untuk
konstruksi Yonggwang (YGN) unit 3 & 4 dalam berbagai
UCN 1 & 2, dan perusahaan Kanada seperti AECL dan
lapangan industri nuklir. Dewasa ini Korea mencapai
CANATOM menyediakan pelayanan untuk Wolsong 2, 3
kedewasaan dalam teknologi PLTN dan teknologi bahan
& 4. KOPEC berpartisipasi sebagai subkontraktor dengan
bakar PLTN. Dewasa ini keseluruhan bahan bakar, sistem
kontraktor A/E utama dari luar dalam desain dan rekayasa.
suplai uap nuklir, turbin, generator, bangunan sipil dan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 36 T. Suhaemi

listrik, sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan Korea Selatan elemen kendali) mengandung UO2 Uranium dioxide dengan
sendiri. KHC (HANJUNG) berfungsi untuk membuat dan pengkayaan 2,.6 w/o) yang dapat memproduksi rapat daya
menyuplai mesin dan peralatan konstruksi industri berat, volumetrik sebesar 100.9 W/cm3. Sampai dengan 30%
antara lain sebagai penyuplai utama untuk bagian sistem dari teras dapat juga dimuat dengan bahan bakar campuran
suplai uap nuklir (NSSS), turbin, dan generator untuk dengam Mixed Oxide dengan sedikit modifikasi minor.
Yonggwang unit 3, 4 dan Ulchin unit 3, 4, begitu pula Teras didesain untuk siklus pengoperasian 18 bulan dengan
turbin dan generator untuk Wolsong 2, 3, 4. Perusahaan burnup sampai 60,000 MWD/MTU, dengan margin termal
konstruksi domestik lainnya yang mengembangkan bidang sebesar 10% Untuk perangkat kendali, sebanyak 76 buah
rekayasa sipil, arsitektur, mekanik dan listrik. HDEC telah batang pelet Boron carbide digunakan sebagai batang
melaksanakan konstruksi sipil 7 unit PLTN, yaitu Kori unit kendali kekuatan 17 buah battang Inconel-625 digunakan
1-4, Yonggwang unit 1 &2, dan Wolsong 1. untuk kendali kekuatan tidak penuh. Gambar 5 menunjukkan
bejana reaktor dengan perangkat bahan bakar dan perangkat
3. 7. PLTN jenis APR-1400 kendali dan Gambar 6 adalah skema diagaram APR-1400.
Dewasa ini APR 1400 dipakai sebagai model PLTN
buatan Korea Selatan untuk diekspor. Dalam desain
APR 1400 telah ditingkatkan kemampuan keselamatan
dan peningkatan kapasitas dayanya, dan memperhatikan
performance, waktu konstruksi, ekonomi.. APR 1400
didesain menggunakan teknologi model PLTN terdahulu
yang sudah terbukti (proven technology). PLTN ini didesain
dengan mengadopsi fitur desain maju didasarkan atas
self-echnologies sebagaimana juga mengadopsi teknologi
System 80+ yang disertifikasi oleh Nuclear Regulatory
Commission. Korea Selatan mengembangkan APR1400
untuk memenuhi dokumen persyaratan pengguna Korea,
KURD (Korean Utility Requirement Document ). Umur
hidup APR 1400 bisa bertambah menjadi 60 tahun., yang 20
tahun lebih lama dibandingkan OPR-1000.
Reaktor jenis APR-1400 merupakan evolusi dari reaktor .Gambar 5. Bejana Reaktor
PWR (Advanced Light Water Reactor) yang didasarkan
pada desain reaktor terdahulu yaitu desain OPR-1000.
OPR-1000 merupakan reaktor Korea yang dikembangkan
sebagai bagian integral dari program standardisasi yang
dimulai tahun 1984. Di tangan Korea, reaktor APR-1400
ini menghasilkan daya listrik nominal gross 1455 MW
dengan kapasitas daya termal sebesar 3983 MW (4000 MW
nominal).
Desain dikembangkan untuk memenuhi 43 buah
persyaratan desain, dengan pengembangan utama adalah
pda peningkatan kapasitas, penambahan umur reaktor, dan
peningkatan keselamatan. Pengembangan juga difokuskan
pada sasaran ekonomi dan persyaratan lisensi. Peningkatan
tersebut berupa: [15]
a. Peningkatan daya listrik 1400 ME (meningkat 40%)
b. Umur reaktor : 60 tahun (meningkat 50%)
c. Basis Desain Seismik (Seismic Design Basis: 0.3g
(menignkat 50%)
d. Basis Frekuensi Kerusakan Teras (Core Damage
Gambar 6. Diagram Skema APR-1400
Frequency): kurang dari 10−5/tahun (10x berkurang)
e. Perangkat bahan bakar : 241 buah (bertambah 36%)

3.8. Pembelajaran untuk meningkatkan kebutuhan listrik


Teras reaktor APR-1400 berisikan 241 buah perangkat
di Indonesia
bahan bakar, 93 buah perangkat kendali, dan 61 buah
perangkat instrumentasi di dalam teras. Setiap perangkat Indonesia sebagai anggota IAEA telah sejak lama
bahan bakar mempunyai 236 buah yang tersusun dalam membangun kerjasama dngan negara lain dalam melakukan
susunan 16 x 16 (beberapa diambil untuk tempat lokasi penelitian dan pemanfaatan teknologi nuklir maupun

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
T. Suhaemi M - 37

transfer teknologi nuklir. Selain dari IAEA, Indonesia menjadi masalah. Yang penting untuk pembangunan PLTN
juga membangun kerjasama dengan Amerika Serikat, ke-2 dan ke-3 dan seterusnya partisipasi nasional dalam
Kanada, Jerman, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Rusia. pembangunan semakin meningkat, dan diharapkan pada
Begitu pula dengan bahan bakar uranium cadangannya suatu saat Indonesia tidak lagi tergantung dari negara luar.
di dunia melimpah, dan akses pengembangan bahan
bakar tidak terlalu sulit. Berdasarkan hal di atas dan
berbagai kajian tentang perencanaan energi masa depan,
disimpulkan bahwa PLTN merupakan salah satu opsi dalam 4 Simpulan
mengantisipasi permintaan energi masa depan yang bersih Kemandirian dalam teknologi PLTN di Republik Korea
dan berkelanjutan. Keputusan untuk segera membangun dapat dicapai melalui kebijakan yang dikembangkan
PLTN di Indonesia seharusnya segera dilaksanakan, agar dengan baik dan program yang telah ditetapkan benar-benar
krisis energi di Indonesia dapat teratasi. diimplementasikan. Dari pengalamn Korea dapat diketahui
Dari pengalaman pembangunan PLTN di Korea Selatan faktor kunci untu kemandirian teknoliogi adalah :
terlihat industri nasional ikut berkembang. Pembangunan 1. Pengembangan rencana nasional jangka panjang untuk
PLTN pertama dilakukan dengan sistem proyek turn-key, mencapai kemandirian teknologi PLTN
dewasa ini mereka sudah dapat membangun PLTN dengan 2. Dalam kontrak pembangkit nuklir dilakukan pula
kemampuan sendiri. Bagi Indonesia pembangunan PLTN bersamaan dengan program transfer teknologi, dan
bisa menjadi pemicu pengembangan industri nasional, 3. Pengembangan rencana standardiasasi PLTN.
asalkan keputusan untuk membangun PLTN pertama di
Indonesia direncanakan dengan baik. Kesalahan dalam Konsideran pertama yang harus dilakukan adalah
pemilihan jenis PLTN yang akan dibangun tentu tidak akan pengembangan rencana jangka panjang untuk kemandirian
memberikan banyak manfaat bagi peningkatan kesejahteraan teknologi. sangat penting untuk menyusun suatu master
masyarakat, karena selalu akan tergantung terus dengan plan yang menyatukan semua industri nuklir yang terkait
pihak pemasok PLTN. Selain itu tantangan yang dihadapi dengan proyek termasuk utility. Master plan harus
bagaimana menyiasati negara industri/vendor agar bersedia mencakup jenis kontrak, workshop, transfer teknologi
mentransfer teknologi nuklirnya ke Indoensia.[16] yang mempertimbangkan peningkatan kemampuan SDM,
Dari bahasan terlihat bahwa kesuksesan pelaksanaan kemampuan kinerja pekerjaan, dan fasilitas yang tersedia
program PLTN di Korea Selatan adalah dipicu oleh dari industri nuklir yang terkait.
komitmen bersama dari semua pihak untuk menyukseskan Konsideran kedua harus menjadi refleksi orientasi
program PLTN. Mereka menyadari betapa pentingnya kebijakan ke arah kemandirian teknologi dari tingkat
sumber energi bagi pembangunan negara. Program awal kontrak. Ini berarti bahwa undangan penawaran atau
untuk mencapai kemandirian telah dirancang sejak awal spesifikasi penawaran (bid specification) berisi permintaan
melalui program alih teknologi dan joint design. Pelajaran kepada vendor untuk juga menyerahkan program transfer
yang dapat dipetik bagi Indonesia adalah diperlukannya teknologi yang rinci. Harus dipertimbangkan metode/cara
komitmen nasonal terhadap pentingnya pembangunan PLTN untuk mendapatkan lisensi dari teknologi yang terkait
bagi Indonesia. Harus diupayakan sinergi antara instansi melalui kontrak transfer teknologi.
yang terkait dengan pembangunan PLTN. Patut disadari
bahwa pengembangan bidang nuklir merupakan program Teknologi nuklir mencakup jangkau yang luas, sehingga
jangka panjang dan berkelanjutan, sehingga pembangunan sangat sulit untuk mencapai kemandirian teknologi dalam
PLTN harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dengan semua bidang teknologi nuklir dalam waktu yang pendek.
melibatkan semua instansi yang tekait. Perlu dibangun Oleh karenanya penting untuk menyusun prioritas bidang-
kebersamaan antar organisasi dan instansi baik pemerintah bidang teknologi nuklir tertentu yang harus dikembangkan.
maupun swasta, untuk bersama-sama mendiskusikan Direkomendasikan bahwa negara sedang berkembang
pembangunan negara pada umumnya dan pembangunan sebaiknya melakukan joint work, pelatihan dan teknik serta
PLTN pada khususnya, secara arif, terbuka, serta melihat code komputer melalui persetujuan transfer teknologi. Untuk
wawasan masa depan demi untuk tercapainya kesejahteraan meningkatkan kemampuan teknologi dariindustri domestik
masyarakat dan negara. Semua pihak perlu bergandeng yang tumbuh melalui transfer teknologi dan joint work,
tangan, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing dalam harus diikuti dengan kajian sendiri (pengulangan desain dan
melaksankan rencana mencukupkan energi bagi keperluan desain mock up) dan R & D. Dengan pemilihan satu jenis
masyarakat dan industri. PLTN, dapat ditetapkan standardisasi PLTN sehingga lebih
mudah memfasilitasi kemandirian dalam teknologi PLTN.
Perencanaan dan tahapan pembangunan PLTN perlu Pembangunan PLTN dapat memacu perkembangan industri
direncanakan dan disiapkan secara matang dan sungguh- nasional, karena berbagai macam industri dan partisipasi
sungguh, dan memerlukan pula kehendak politik yang domestik dapat terlibat dalam pembangunan PLTN.
kuat dan didukung oleh semua lapisan masyarakat. Pembangunan PLTN di Korea Selatan dapat dijadikan
Pembangunan PLTN pertama apakah secara turn key contoh dalam pengembangan program pembangunan PLTN
project ataupun build operation and transfer (BOT) tidak di di Indonesia.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 38 T. Suhaemi

Kepustakaan 8. AVAILABLE: hhtp://localhost/D;/PDFNPP/Indonesia.


htm /04/14/2008.
1. Anonymous, Nuclear Technology Review 2008,
9. Aonymous,Korea, (1994)
IAEA, Vienna, (2008).
10. http://www://www.world-nuclear.org/information/
2. Anonymous, Nuclear Technology Review 2007, IAEA,
library/country-profiles/countries-g-n/indonesia
Vienna, (2007) “Public Acceptance and Participation
11. Anonymous, 1996 Nuclear Annual Review, Korea
in Decision Making”
Electric Power Corporation, Seoul,(1998).
3. Anonymous, Nuclear Technology Review 20016,
12. Anonymous, Nuclear Power Plant, Doosan Heavy
IAEA, Vienna, (2007) “Public Acceptance and
Industries & Construction, Seoul.
Participation in Decision Making”.
13. Anonymous,S, KOPEC, Korea Power Engineering
4. Anonymus, Nuclear Power Resctor in the World2016,
Company, Inc, Seoul, (2004).
IAEA, Vienna, (2017).
14. Shalaby, B.A., CANDU Technology for
5. AVAILABLE : hhhtp://www.kntc.re.kr. “Republic of
Generation III+ and IV Reactors, WIN
Korea”
Global Conference, Waterloo, Ont, June (2006).
6. Se Young Jan, The Development of South Korea’s
15. h t t p : / / r e p o s i t o r y . u k s w . e d u /
Nuclear Energy Industry in a Resource and Capital
bitstream/123456789/1400/2/xTi_Daftar/pdf.
Scarce Environment, Pierre Du Bois Conference 2014h
16. h t t p : / / j u r n a l . s t t n - b a t a n . a c . i d / w p - c o n t e n t /
A4.
uploads/2010/03/A-15_ok.pdf.
7. AVAILABLE: hhhtp://wwwpub.iaea.org/MTCD/
publication/PDF/cnpp20 04/CNPP-Webpage/
countryprofiles/Korea/.04/11/2008. “Indonesia”

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengaruh Starter Ragi dalam Proses


Pembentukan Biogas Limbah Buah

Delvis Agusman*, Rifky, Ario Kilat Buono

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta
Jl. Tanah Merdeka no. 6 Pasar Rebo Jakarta Timur
Telp. +62-21-87782739, Fax. +62-2187782739, Mobile +6281282310755, +6289606764063
E-mail: delvis.agusman@uhamka.ac.id
*
Penulis Koresponden

Abstrak – Pemanfaatan limbah buah-buahan sebagai bahanbaku yang menggunakan ragi dan tidak
menggunakan ragi dengan kapasitas 15 kg dan proses fermentasi selama 21 hari dilakukan 5 tahap
pengujian dan 2 tahap pengujian menggunakan gas analyzer untuk mengetahui hasil proses fermentasi.
Selama 5 tahap pengujian hanya 2 tahap pengujian saja yang menggunakan manometer U untuk melihat
tekanan dari proses fermentasi dengan melihat ketinggian air. Pengujian pertama gas analyzer yang
menggunakan ragi hasil dari karbon di oksida (CO2) 65,7 % dan gas metan (CH4) 7,2 %, sedangkan
pada pengujian kedua yang tidak menggunakan ragi hasil dari karbon dioksida (CO2) 76,3 % dan gas
metan (CH4) 9,9 %. Kandungan karbon dioksida (CO2) yang terlalu tinggi tidak mengakibatkan gas
buang yang dihasilkan dari proses fermentasi buah-buahan tidak dapat melakukan proses pembakaran.

Kata kunci: Biogas, CO2, Limbah buah-buahan.

1 Pendahuluan 2 Dasar Teori


Energi alternatif yang bepeluang untuk dikembangkan, 2.1 Biogas
adalah energi biogas. Teknologi biogas merupakan salah Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh
satu teknik tepat guna untuk mengolah limbah untuk bakteri metaogenik yang terjadi pada material-material
menghasilkan energi yang memanfaatkan mikroorganisme yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik.
yang tersedia di alam untuk merombak dan mengolah
berbagai limbah organik yang ditempatkan pada ruang Tabel 1 Komposisi gas terdapat dalam biogas
kedap udara (Sri Wahyuni, 2013). Kandungan metana dalam
biogas merupakan komponen yang dapat menjadi bahan Jenis Gas Jumlah (%)
bakar alternatif sebagai sumber energi pengganti bahan Metana (CH4) 50,0 - 70,0
bakar fosil. Sedangkan, komponen-komponen lain seperti Nitrogen (N2) 0 - 0,3
CO2 dan N2 merupakan zat pengotor (impurities) yang Karbon Dioksida (CO2) 25,0 - 45,0
memiliki sifat yang merugikan. Kompleksitas kandungan
Hidrogen (H2) 1,0 - 5,0
biogas, membuat penggunaan bahan bakar alternatif ini
Oksigen (O2) 0,1 - 0,5
sebagai pengganti bakar fosil pada mesin-mesin konversi
energi masih memerlukan kajian yang lebih mendalam. Hidrogen Sulfida (H2S) 0 - 3,0
Terutama, bagaimana pengaruh zat-zat pengotor terutama
CO2 terhadap karateristik pembakaran biogas. Biogas juga dapat digunakan dalam berbagai
Penelitian ini untuk mengetahui jumlah gas-gas yang keperluan seperti memasak, penerangan, pompa air, boiler
dihasilkan dari biogas dengan bahanbaku limbah buah- dan sebagainya. Penggunaan gas metana untuk berbagai
buahan yang difermentasi dengan dan tanpa menambahkan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 1.
ragi sebagai pemercepat proses.

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved M - 39
M - 40 D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono

(C6H10O5) N(C6H12O6)

Gambar 3. Reaksi fermentasi biogas

2.3.2 Pengasaman (Asidifikasi)


Senyawa-senyawa yang terbentuk pada tahap hidrolisisi
akan dijadikan sumber energi bagi mikroorganisme untuk
Gambar 1. Penggunaan biogas untuk berbagai aplikasi tahap selanjutnya, yaitu pengasaman atau asidifikasi. Pada
(Sumber: Riska Pratiwi, 2011) tahap ini, bakteri akan menghasilkan senyawa-senyawa
asam oraganik seperti asam asetat, asam propionate, asam
butirat, dan asam laktat beserta produk sampingan berupa
2. 2 Sifat Fisik Biogas alkohol, CO2, hidrogen, dan zat ammonia
Biogas adalah hasil fermentasi secara anaerobik.
Fermentasi anaerob merupakan proses perombakan 2.3.3 Metanogenesis
suatu bahan menjadi bahan lain dengan bantuan Bakteri metnogen seperti methanococus,
mikroorganisme tertentu dalam keadaan tidak methanosarcina, dan methano bactherium akan mengubah
berhubungan langsung dengan udara bebas (anaerob). produk lanjutan dari tahap pengasaman menjadi gas metan,
Bahan utama dari gas bio ini adalah metan (CH4) yang karbiondioksida, dan air yang merupakan komponen
mencakup 60% - 70%, dengan sisa berupa CO2, H 2S dan penyusun biogas. Berikut reaksi perombakan yang dapat
gas lain (N2, H 2). pada tahap metanogenesis.

2.3 Proses Pembentukan Biogas 2.4 Bahan Baku Biogas


Biogas secara karakteristik fisik merupakan gas. Buah memiliki kadar air tinggi dan menawarkan
Karena itu, proses pembentukannya membutuhkan bermacam-macam rasa, aroma warna dan tekstur. Buah
ruangan dalam kondisi kedap atau tertutup agar stabil. biasanya rendah kalori (kecuali alpukat) dan adalah sumber
Pada prinsipnya biogas terbentuk melalui beberapa proses serat dan vitamin yang sangat baik. Keberadaan selulosa,
yang berlangsung dalam ruang tanpa oksigen (anaerob). pektin dan beberapa asam organik. Kandungan kimia
Proses yang berlangsung secara anaerob dalam tempat didalam buah antara lain:
tertutup ini juga memberikan keuntungan secara ekologi 1. Buah segar mengandung 75% - 95% air.
karena tidak menimbulkan bau yang menyebar kemana- 2. Secara umum, buah memiliki pH 2,5 - 4,5.
mana. 3. Asam di dalam buah: asam sitrat, asam asetat, asam
tartrat.
4. Buah memiliki karbohidrat (terutama serat) yang tinggi
dengan rentang berkisar antara 2% - 40% tergantung
Bahan Mikroorganisme CH4 + CO2 jenis dan kematangan.
Organik Anaerob +H2 + NH3 5. Persentase karbohidrat terbesar adalah serat yang tidak
tercerna dan membantu pengeluaran feses.
6. Protein dalam buah relatif kecil sekitar atau kurang
Gambar 2. Mekanisme pembentukan biogas secara umum dari 1%
7. Lemak juga sedikit kecuali alpukat dan olive (zaitun)
2.3.1 Hidrolisis yang mengandung sampai 20% minyak.
Hidrolisis merupakan tahap awal dari proses
fermentasi. Tahap ini merupakan penguraian bahan 2.5 Parameter Proses Pembuatan Biogas
organik dengan senyawa kompleks yang memiliki sifat Berikut faktor dalam (digester) dan faktor luar yang
mudah larut seperti lemak, protein, dan karbohidrat dapat mempengaruhi pembuatan biogas.
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang
dihasilkan dari proses hidrolisis di antaranya senyawa 2.5.1 Jenis bahan organik (substrat)
asam organik, glukosa, etanol, CO2 dan senyawa
Jenis bahan organik yang digunakan dapat berpengaruh
Hidrokarbon lainnya.
terhadap lama waktu fermentasi oleh bakteri. Pasalnya,

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono M - 41

masing-masing jenis bahan organik memiliki total padatan membentuk miselium dan pada tahap tertentu dalam siklus
yang berbeda, sehingga proses pembusukan material padatan kehidupannya berbentuk sel-sel tunggal yang bereproduksi
pun akan berbeda. Secara umum, urutan kandungan bahan dengan buah (budding) atau pemecahan (fission). Sebagian
organik berdasarkan lamanya waktu penguraian yaitu gula, besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces
protein, lemak, hemiselulosa, dan lignin. Bahan organik Cerevisiae. Ragi merupakan suatu bahan yang produksi gas
berupa limbah pertanian yang banyak mengandung selulosa karbondioksida (CO2).
dan lignin biasanya lebih lama diuraikan dibandingkan
dengan limbah kotoran ternak. Karena itu, bahan organik 2.7 Massa Jenis
berupa kotoran ternak harus dicampur dengan rumput
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap
kering atau limbah pertanian agar proses fermentasi dapat
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
berlangsung optimal.
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
2.5.2 Derajat kemasaman (pH) massa dibagi dengan total volumenya. Satuan SI massa
Derajat kemasaman pada saat proses fermentasi jenis adalah (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
akan mengalami penurunan menjadi 6 atau lebih rendah Secara matematis ditulis:
akibat terbentuknya asam organik. Padahal, kehidupan
mikroorganisme selama proses fermentasi akan efektif
dengan pH 6,5 - 7,5.

2.8 Tekanan Hidrostatis


2.5.3 Imbangan Carbon/Nitrogen
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat
Aktivitas mikroorganisme yang berperan selama
akibat pengarug grafmitasi bumi. Berat fluida menimbulkan
proses fermentasi sangat bergantung pada imbangan C/N.
tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan
Mikroorganisme perombak dapat beraktivitas secara
dengannya. Pada dasarnya fluida selalu memberikan tekanan
optimum jika imbangan C/N sebesar 25 - 30. Imbangan
pada setiap bidang yang bersentuhan dengannya. Besarnya
C/N tinggi pada bahan organik akan menyebabkan produksi
tekanan bergabtung pada besarnya gaya dan luas bidang
metan yang redah.
tempat gaya bekerja. Secara sistematis tekanan dirumuskan
sebagai berikut.
2.5.4 Suhu
Aktivitas bakeri penghasil biogas juga sangat
dipengaruhi oleh suhu di dalam alat penghasil biogas.
Perubahan suhu yang mendadak dalam alat penghasil biogas Karena dalam keadaan statik, air hanya melakukan
dapat mengakibatkan penurunan produksi gas secara cepat. gaya berat sebagai akibat gaya grafitasi bumi, maka
Suhu ideal untuk produksi biogas adalah 32oC - 37oC. Suhu
diatas 37oC dapat menyebabkan alat penghasil biogas rentan
mengalami kerusakan, sedangkan suhu dibawah 32oC akan Berdasarkan persamaan massa jenis diperoleh
menghambat proses fermentasi.

2.5.5 Pengadukan Maka :


Pengadukan bertujuan untuk membuat bahan baku
pembuatan biogas bersifat homogen. Pengadukan dilakukan
sebelum dimasukkan di dalam digester dan setelah di dalam Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis di atas,
digester. diketahui bahwa tekanan hidrostatis bergantung pada massa
jenis zat cair, ketianggian atau ke dalaman zat cair, serta
2.5.6 Starter percepatan grafitasi bumi.
Proses penguraian dipercepat dengan menambahkan
starter berupa bakteri mikroorganisme perombak. Starter 2.9 Tipe Digester Biogas
yang digunakan dapat berupa starter alami, semi buatan dan Terdapat empat jenis digester yang biasa digunakan
buatan. dilihat dari sisi kontruksinya, yaitu fixed dome, floaeting
drum, tipe ballon, dan tipe fiberglass (Sri Wahyuni, 2013).
2.6 Ragi
Ragi adalah suatu macam tumbuh- tumbuhan bersel 2.9.1 Fixed Dome
satu yang tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi Digester fixed dome mewakili konstruksi reaktor
(yeast) merupakan fungi yang tidak mempunyai kemampuan yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 42 D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono

meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Bangunan digester 3 Metodologi Penelitian


fixed dome biasanya terletak di bawah tanah, sehingga dapat
terhindar dari kerusakan fisik. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan
Februari 2016 sampai dengan bulan Juli 2016 di
Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

4 Temuan dan Pembahasan


4.1 Temuan Penelitian
Penelitian ini menggunakan limbah buah-buahan
dengan penambahan ragi sebagai starter sebagai bahan baku
pembentukan gas yang di hasilkan dari digester selama
proses fermentasi 21 hari. Dengan mengamati tekanan yang
Gambar 4. Digester Fixed Dome (Sumber TBW)
dihasilkan dan melihat hasil dari pengujian limbah buah-
buahan yang menggunakan starter dan tanpa starter.
2.9.2 Floating Drum
Pada floating drum terdapat bagian pada kontruksi 4.2 Tekanan Gas
reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan Tekanan gas pada penelitian ini hanya indikator untuk
kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor mengetahui gas yang dihasilkan pada digester selama proses
tersebut menjadi tanda telah dimulainya produksi gas di fermentasi selama 21 hari ada atau tidak. Pada pengujian
dalam reaktor biogas. pertama dan pengujian kedua, pengukuran tekanannya
menggunakan regulator gas yang terdapat pressure gauge,
tetapi tekanan yang dihasilkan tidak ada perubahan dan
masih menunjukkan angka 0 pada regulator gas.

Gambar 8. Pengujian 1 menunjukkan angka 0 pada regulator gas


(tanggal 18-23 Maret 2016)
Gambar 5. Digester tipe floating drum (sasse 1984)

2.9.3 Tipe Balon


Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak
digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan
bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan
perubahan tempat biogas.

Gambar 9. Pengujian 2 menunjukkan angka 0 pada regulator gas


(tanggal 28 maret 2016 - 10 April 2016)

Pengujian ketiga dan keempat megukur tekanan gas


diukur dengan menggunakan manometer U yang telah diisi
dengan air yang dihubungkan pada selang plastik. Besarnya
tekanan gas diketahui dengan melihat besarnya kenaikan air
Gambar 6. Digester type balon pada manometer.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono M - 43

Tekanan pada hari kelima menunjukan penurunan


tekanan setinggi 2 cm pada manometer U, dapat dilihat pada
Gambar 4.7

Gambar 14 Penurunan tekanan setinggi


Gambar 10 Pengujian 3 menunjukkan kenaikan air 2cm pada manometer U (24 Mei 2016)
setinggi 2cm pada manometer U (26 April 2016)

Pengujian keempat dilakukan sama seperti pengujian 4.3 Hasil Pengukuran Tekanan Gas dan Kecepatan Debit
ketiga, dengan melihat ketinggian air pada manometer U Gas
dengan memasukkan raw material sebesar 15 kg. Tekanan Pengukuran tekanan gas dilakukan selama 21 hari
yang dihasilkan pada pengujian keempat pada hari pertama dengan melakukan pengujian sebanyak kali. Pengujian yang
dan hari kedua memiliki ketinggian yang melewati batas menggunakan ragi dan tidak menggunakan ragi pengukuran
manometerU. tekanan menggunakan manometer air sederhana dengan
melihat ketinggian air yang di tunjukkan pada manometer
tersebut. Tekanan yang dihasilkan dari manometer U dengan
melihat ketinggian air dengan satuan (cm) dikonversikan
menjadi satuan tekanan (Psi).
Dik: ρ = 1000 Kg/m3
h = 2 cm = 0,02 m
g = 9,8 m/s2
Gambar 11 Pengujian 4 menunjukkan kenaikkan
Penyelesaian: P = ρ h g = 1000 . 0,02. 9,8
air pada manometer U (21-22 Mei 2016) = 196 N/m2

Tekanan pada hari ketiga mengalami penurunan Hasil yang sudah di dapat dikonversikan menjadi (Psi)
tekanan yang ditunjukkan pada manometer U setinggi yaitu menjadi 0,028 Psi dan hasil jumlah tekanan biogas
2cm, sedangkan hari keempat mengalami kenaikan tekanan yang tanpa ragi dan dengan menggunakan ragi.
setinggi 5 cm.
Tabel 2. Pengukuran Tekanan

Pengujian Pengujian Tidak


menggunakan menggunakan  
HARI ragi ragi
cm Psi cm Psi %
1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
3 2,0 0,028 0 0 0
Gambar 12 Penurunan tekanan setinggi 2cm pada manometer U
4 2,0 0,028 0 0 0
(23 Mei 2016)
5 2,5 0,035 1,0 0,014 0,4
6 2,5 0,035 1,0 0,014 0,4
7 2,8 0,039 1,0 0,014 0,36
8 3,5 0,049 1,0 0,014 0,29
9 3,5 0,049 2,0 0,028 0,57
10 4,0 0,056 2,0 0,028 0,50
11 4,0 0,056 2,5 0,035 0,63
12 4,0 0,056 2,5 0,035 0,63
Gambar 13 kenaikan tekanan sampai 5 cm pada manometer U
(24 Mei 2016)

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 44 D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono

Pengujian Pengujian Tidak Laju kecepatan debit gas dari hasil pembentukan
menggunakan menggunakan   biogas selama 21 hari yang menggunakan ragi dan tanpa
HARI ragi ragi ragi dijelaskan pada perhitungan sebagai berikut:
cm Psi cm Psi % Pada perhitungan debit gas diketahui jari pada digester
13 4,5 0,063 3,0 0,042 0,67 (r) 5,38 cm dan tinggi (t) pada digester 49 cm. volume
14 4,5 0,063 3,0 0,042 0,67 limbah buah ¾ dari digester, sedangkan ruang tersedia
15 4,5 0,063 3,5 0,049 0,78 untuk volume ruang tekanan adalah ¼ dari digester.
16 4,5 0,063 3,5 0,049 0,78
17 5,0 0,071 4,0 0,056 0,79 t = 49 . ¼ = 12,25 cm
18 5,0 0,071 4,0 0,056 0,79
Luas alas digester = πr2
19 5,0 0,071 4,0 0,056 0,79 = 3,14 . 5,38
20 5,0 0,071 4,0 0,056 0,79 = 90,88 cm2
21 5,0 0,071 4,0 0,056 0,79
Volume digester = Luas alas . tinggi
∑   10,62 = 90,88 . 12,25
Rata- = 1113,28 cm3
Rata   0,62 = 62%

Tekanan awal menggunakan ragi adalah P1 = 0,028 Psi


Perhitungan jumlah tekanan yang dihasilkan didapat dan tekanan akhir P2 = 0,071 Psi, sedangkan yang tanpa ragi
dengan menghitung seluruh jumlah tekanan biogas yang P1 = 0,014 dan P2 = 0,056
menggunakan ragi dan tanpa ragi. Jumlah yang didapat dari
keseluruhan tekanan adalah 62 %.
Kecepatan debit gas yang menggunakan ragi.

= 1,5 x 10-3 m3/s

Kecepatan debit gas yang tanpa ragi.

= 2 x 10-3 m3/s

Gambar 15 Grafik pengukuran tekanan Pada perhitungan diatas V2 merupakan volume


digester yang sudah tedapat tekanan gas yang dihasilkan
Pengujian yang dilakukan Pegujian dengan selama proses fermentasi. V2 di dapat dengan menghitung
menggunakan ragi sebagai starter dilakukan sampai 21 tekanan dan volume awal digester. Dari hasil yang di dapat
hari, pada pengujian ini gas mulai terlihat pada hari ketiga debit gas yang tanpa ragi lebih tinggi dibandingkan yang
tekanan sebesar 0,028 Psi dan tekanan tertinggi yang menggunakan ragi.
dihasilkan pada pengujian dengan ragi mencapai 0,071 Psi,
tekanan yang dihasilkan naik secara kontinyu sampai hari
ke 21 hari. Pengujian yang tanpa ragi, pada pengujian ini 4.4 Pengujian Komposisi dengan Gas Analyzer
gas yang dihasilkan pada pengujian ini terlihat pada hari
Prosedur pengujian ini adalah dengan cara memasang
kelima tekanan mencapai 0,014 Psi, tekanan yang tertinggi
selang dari Gas Analyzer yang dihubungkan ke output
pada pengujian tanpa ragi adalah 0,056 psi, pengujian yang
(saluran keluar gas) dari digester.
dilakukan mengalami kenaikan setiap harinya. Tekanan
biogas yang menggunakan ragi lebih tinggi 62 % dari pada
tekanan biogas tanpa ragi.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono M - 45

Pada Gambar 4.11 dapat dilihat perbandingan jumlah


hasil komposisi biogas yang menggunakan ragi dan tanpa
ragi. Jumlah komposisi biogas yang menggunakan ragi
memiliki jumlah gas metan (CH4) 7,2 % dan karbon dioksida
(CO2) 65,7 %, sedangkan yang tanpa ragi gas metan (CH4)
9,9 % dan karbon dioksida (C02) 76,3 %. Perbandingan
jumlah komposisi biogas yang menggunakan ragi dan
tanpa ragi memiliki perbandingan yang signifikan. Pada
pengujian ini proses anaerob terlihat pada biogas yang
tidak menggunakan ragi dengan hasil oksiges (O2) yaitu
0,4 %.
Hal ini dapat diketahui starter yang digunakan
sangan berpengaruh pada jumlah produksi biogas yang
Gambar 16 Pengujian Menggunakan Gas Analyzer dihasilkan. Starter yang digunakan mengandung bakteri
saccharomyces cerevisiae yang merupakan genus khamir
4.4.1 Hasil Komposisi Biogas Dengan Ragi atau ragi  yang mengubah glukosa menjadi alkohol dan
CO2, sehingga kandungan karbon dioksida lebih tinggi
Tabel 3. Hasil komposisi biogas dengan ragi dibandingkan gas metan yang dihasilkan selama proses
fermentasi.
Jenis Gas Jumlah (%)
Gas metana (CH4) 7,2
Karbon dioksida (C02) 65,7 5 Kesimpulan
Oksigen (O2) 6,3 5.1 Simpulan
Balance (Nitrogen dan Hidrogen) 20,8 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan:
1. Tekanan biogas yang menggunakan ragi lebih tinggi
62 % dari pada tekanan biogas tanpa ragi, akibat
4.4.2 Hasil Komposisi Biogas Tanpa Ragi produksi CO2 yang meningkat dan kecepatan debit gas
yang menggunakan ragi 1,5 x 10-3 m3/s dan kecepatan
Tabel 4. Hasil komposisi biogas tanpa ragi debit gas yang tidak menggunakan ragi 2 x 10-3 m3/s
maka kecepatan debit gas yang tidak menggunakan
Jenis Gas Jumlah (%) ragi lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan
Gas metana (CH4) 9,9 ragi.
Karbon dioksida (C02) 76,3 2. Hasil dari proses fermentasi biogas selama 21 hari
yang menggunakan starter jumlah gas metan (CH4)
Oksigen (O2) 0,4
7,2 % dan karbon dioksida (CO2) 65,7 %, sedangkan
Balance (Nitrogen dan Hidrogen) 13,4 yang tidak menggunakan starter jumlah gas metan
(CH4) 9,9 % dan karbon dioksida (CO2) 76,3 %,
sehingga gas yang dihasilkan mengakibatkan tidak
dapat terbakar.

5.2 Saran
Penelitian pengaruh ragi dalam proses pembentukan
biogas dengan limbah buah dengan memperpanjang waktu
fermentasi sehingga menghasilkan gas metan yang lebih
banyak yang mampu melakukan proses pembakaran.
Selanjutnya dimanfaatkan juga tekanan biogas hasil
fermentasi dengan menggunakan ragi yang 62 % lebih
besar dibandingkan tanpa ragi.

Gambar 17. Hasil Jumlah Komposisi Biogas

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 46 D. Agusman, Rifky, & A. K. Buono

Kepustakaan [8]. Yuliani, Cici, Nugrahini, Panca, 2014,”Pengolahan


Sampah Organik (Buah - Buahan) Pasar Tugu Menjadi
[1]. Wahyuni, SE, MP, Sri, 2013. Panduan Praktis BIOGAS,
Biogas Dengan Menggunakan Starter Kotoran Sapi
Bogor. Penerbit: Penebar Swadaya.
Dan Pengaruh Penambahan Urea Secara Anaerobik
[2]. Wahyuni, SE, MP, Sri, 2013. Biogas Energi Alternatif
Pada Reaktor Batch”, Bandar Lampung, Jurnal Teknik
Pengganti BBM, Gas, dan Listrik, Bogor. Penerbit:
Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Lampung.
Agro Media.
[9]. Wawang Armansyah, http://www.rumuskimia.
[3]. Handoyo M.Eng, Dr. Ir, dkk, 2014. Panduan Praktis
net/2015/12/rumus-kimia-metana.html#(17 September
Membuat Biogas Portable Skala Rumah Tangga dan
2016)
Industri, Bandar Lampung. Penerbit: ANDI
[10]. Elizabeth Wina, 1999, ”Pemanfaatan Ragi (Yeast)
[4]. Bayuseno, Athanasius P, 2009, “Penerapan Dan
Sebagai Pakan Imbuhan Untuk Meningkatkan
Pengujian Model Teknologi Anaerob Digester
Produktivitas Ternak Ruminansia”, Balai Penelitian
Untuk Pengolahan Sampah Buah-Buahan Dari
Ternak, Bogor
Pasar Tradisional”, Semarang, Program Magister
[11]. Karlina Simbolon, 2008, “Pengaruh Presentase Ragi
Teknik Mesin, Program Pasca Sarjana, Universitas
Tape Dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Tape Ubi
Diponegoro.
jalar”, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas
[5]. Judoamidjojo, R. Muljono, Sa’id, E. Gumbira, Hartoto,
Pertanian, Universitas Sumatra Utara.
Liesbetini, 1989, Biokonversi, Departemen Pendidikan
[12]. h ttp://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Bab2/2012-2-00812HM%20Bab2001.pdf, Landasan
Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institiut
Teori Ragi (08 November 2016)
Pertanian Bogor.
[13]. Darimiyya Hidayati, dkk, 2013, “Pola Pertumbuhan
[6]. Yenni, Dewilda, Yommi, Mutia sari, Serly, 2012,”Uji
Ragi Tape Pada Fermentasi Kulit Singkong”,
Pembentukan Dari Substrat Sampah Sayur Dan Buah
Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo
Dengan Ko-Substrat Limbah Isi Rumen Sapi”, Jurnal
Madura.
Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan,
[14]. https://iksan35.wordpress.com/fisika-xi2/fluida/fluida-
Universitas Andalas
zat-alir/ (09November 2016)
[7]. Nur Sasongko, Mega, 2014,”Pengaruh Prosentase CO2
[15]. Ellis Kartika, 2009, “Alat Ukur Massa Jenis Zat
Terhadap Karakteristik Pembakaran Difusi Biogas”,
Cair Dengan Menggunakan Metode Mohr”, Skripsi,
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya.
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Pengaruh Kekasaran Material Pada Laju Penguapan


Air Laut Dalam Proses Desalinasi Dengan Panas Matahari

Oktarina Heriyani1*, D. Mugisidi2, Hamdi Faturahman2

1. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jl. Tanah Merdeka no 6. Ciracas, Kp Rambutan, Jakarta 13830
Telp. +62 21- 8400941Fax. +62 21-87782739, Mobile 0816610785

2. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jl. Tanah Merdeka no 6. Ciracas, Kp Rambutan, Jakarta 13830
Telp. +62 21- 8400941Fax. +62 21-87782739, Mobile 0816610785
*
Penulis Koresponden: oktarina@uhamka.ac.id; dan.mugisidi@uhamka.ac.id

Abstrak – Pemanfaatan energi panas matahari pada proses desalinasi sangat cocok di Indonesia
untuk menghasilkan air tawar dengan biaya produksi rendah. Untuk mempercepat proses penguapan,
bahan yang sesuai dibutuhkan sebagai penampung air laut. Salah satunya, material penampung tersebut
harus dapat mengalirkan panas ke air laut untuk mempercepat proses penguapan. Oleh karena itu,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kekasaran permukaan material pada
laju penguapan air laut dalam proses desalinasi dengan panas matahari. Penelitian ini menggunakan
material stainless dengan variasi 5 tingkat kekasaran, yaitu 0,11 µm; 0,15 µm; 0,5 µm; 3,64 µm; dan
4,65 µm. Penguapan yang terbanyak pada tingkat kekasaran 4,65 µm. Peningkatan kekasaran material
akan menyebabkan luas permukaan material tersebut bertambah sehingga meningkatkan laju aliran
panas dari material penampung ke air laut di dalam penampung. Dengan demikian, dalam proses
desalinasi dengan menggunakan panas matahari, kekasaran permukaan material mempengaruhi
jumlah air yang menguap. Semakin kasar luas permukaan material maka volume air yang diuapkan
juga akan lebih besar.

Kata kunci: Air, kekasaran, laut, penguapan, permukaan, desalinasi.

1 Pendahuluan digunakan. Proses desalinasi menjadi lebih murah dengan


Air adalah kebutuhan utama dalam kehidupan. Manusia, memanfaatkan energi matahari, meski produksinya tidak
tumbuhan, dan hewan tidak akan bertahan hidup tanpa tinggi. Metode pemanasan langsung dengan panas matahari
air. Seiring dengan pertumbuhan populasi di dunia, adalah cara yang paling tepat untuk menghasilkan air tawar
konsumsi air semakin meningkat. Penambahan populasi hingga 200 m3/hari (Garcia-Rodriguez 2002).
manusia sebanyak 15% akan mengurangi sumber air dan Material penampung air laut memberikan pengaruh
meningkatkan kekurangan air sebesar 40% (Schewe et pada proses penguapan sehingga banyak peneliti melakukan
al., 2014), sedangkan jumlah air tawar di permukaan bumi penelitian untuk melihat pengaruh kekasaran material
hanya tersedia 2,8%, sisanya adalah air laut sebesar 97,2% terhadap proses perpindahan panas. Yuanyuan He dkk
(Belessiotis, Kalogirou, dan Delyannis 2016). Karena menemukan bahwa distribusi koefisien perpindahan panas
itu, air laut merupakan sumber potensial air untuk diubah lokal terutama bergantung pada kekasaran permukaan
menjadi air tawar. Berbagai metode dan penelitian telah fraktur, diikuti oleh aperture, dan laju alir (Yuanyuan He,
dilakukan untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Bing Bair, etc 2016). Menurut W. Buzzard bahwa tingkat
Desalinasi adalah salah satu metode yang paling banyak kekasaran permukaan menunjukkan kemampuan yang luar

Manuscript received 20 September 2017, revised 13 Oktober 2017


Copyright © 2015 FT - UHAMKA. - All rights reserved M - 47
M - 48 O. Heriyani, D.Mugisidi, & H. Faturahman

biasa untuk menghasilkan peningkatan tingkat perpindahan penyimpangan, dan kekasarannya. Nilai ini disebut dengan
panas (W. Buzzard, Z. Ren, etc 2016). Kekasaran permukaan kekasaran rata-rata. Dalam bentuk persamaan:
secara signifikan mempengaruhi perilaku quenching.
Semakin tinggi kekasaran permukaan, semakin rendah
waktu pendinginan selama spray cooling (Deendarlianto,
etc 2016). Kekasaran material mempengaruhi O. Heriyani, D. Mugsidi & H. Faturahman
perpindahan 2
panas yang terjadi pada material atau perpindahan panas ke
air sehingga
material kekasaran perpindahan
mempengaruhi menjadi faktor pendukung
panas dalam y =
yang terjadi dideviasi
mana: vertikal dari permukaan nominalnya
O. Heriyani, D. Mugsidi & H. Faturahman 2
penguapan
pada material air atau
laut. Oleh karena itu,
perpindahan penelitian
panas ke air ini sehingga
dilakukan Ra(dikonversi
= aritmatikakeberartinilai absolut), m (in); m
nilai kekasaran, dan (in);
kekasaran menjadi faktor
untuk mengetahui pengaruh pendukung
kekasaran dalam penguapan
material air Lm y= =jarak
terhadap ditetapkan
deviasi vertikallebih dimana penyimpangan
dari permukaan nominalnya (dikonversi
material
laut.
laju Oleh mempengaruhi
penguapankarenaairitu, perpindahan
lautpenelitian
dalam ini panas
proses dilakukanyangdengan
desalinasi terjadi
untuk y = permukaan
deviasi vertikal diukur dari permukaan nominalnya
ke nilai absolut), m (in); dan
pada
panas material
mengetahui atau perpindahan
pengaruh
matahari. kekasaran materialpanas keterhadap air sehingga
laju (dikonversi ke nilai absolut), m (in); dan
Lm= jarak ditetapkan lebih dimana penyimpangan
kekasaran air
penguapan menjadi
laut dalamfaktor proses
pendukung dalamdengan
desalinasi penguapan panasair Lm = jarak ditetapkan lebih dimana penyimpangan
permukaan diukur
laut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
matahari. permukaan diukur
mengetahui pengaruh kekasaran material terhadap laju
2 DasarairTeori
penguapan laut dalam proses desalinasi dengan panas
II.matahari.
Landasan Teori
Menurut Gaitonde V. N (2012), kekasaran (roughness) adalah
Menurut Gaitonde V. N (2012), kekasaran (roughness)
ukuran tekstur pada sebuah permukaan yang ditentukan oleh
adalah
II. ukuran tekstur
Landasan Teori pada sebuah permukaan yang
deviasi vertikal pemukaan sebenarnya dari bentuk idealnya.
ditentukan oleh deviasi vertikal pemukaan sebenarnya dari
Jika nilai deviasinya
Menurut GaitondeJika V.besar maka
Nnilai
(2012), permukaannya
kekasaran kasar, jika
(roughness)
bentuk idealnya. deviasinya besar maka
deviasinya
adalah kecil
ukuran berarti
tekstur permukaannya
pada
permukaannya kasar, jika deviasinya kecil berarti sebuah halus.
permukaan Kekasaranyang
dianggap
ditentukan sama
oleh dengan
deviasi frekuensi
vertikal tinggi,
pemukaan
permukaannya halus. Kekasaran dianggap sama dengan panjang gelombang
sebenarnya dari Gambar 2. Metode AA
yang
bentuk pendek pada
idealnya. permukaan
Jika nilai yang diukur.
deviasinya
frekuensi tinggi, panjang gelombang yang pendek pada Permukaan
besar maka (Sumber: fundamentals of modern manufacturing, mikell-p-groover)
yang kasaryang
permukaannya
permukaan biasanya kasar,
diukur.lebihPermukaan
cepat
jika rusak dan memiliki
deviasinya
yang gesekan
kecilbiasanya
kasar berarti
permukaannya halus. Kekasaran dianggap sama dengan Gambaryang
2.2.Metode
Metode AA banyak digunakan
lebih cepat rusak dan memiliki gesekan yang besar Metode AA adalah metode
yang besar dibandingkan dengan permukaan yang halus. Gambar paling
AA
frekuensi
Kekasaran tinggi,
dibandingkan sering
dengan panjang
dijadikan gelombang
permukaan sebagai yang
halus. pendek
yangprediktor yang baik
Kekasaran pada untuk(Sumber:
(Sumber:
kekasaran
fundamentals
fundamentals permukaan
of modern pada saatmikell-p-groover)
manufacturing,
of modern manufacturing, ini, seperti
mikell-p-groover)
permukaan
kinerjayang
pada dijadikan
sering komponendiukur.prediktor
sebagai Permukaan
mekanik, sejakyang
yang kasar
pada biasanya
ketidakaturan
baik pada ditunjukkan pada gambar 2 diatas. Alternative, kadang-
kinerja
lebih cepat
permukaan rusak
dapat menjadidan ketidakaturan
memiliki
pusat terjadinyagesekan yangkorosi.
retakpermukaan
atau Metodedigunakan
besar kadang AA adalahdimetode Amerikayang palingadalah
Serikat, banyak digunakan
root-mean-
komponen mekanik, sejak pada
dibandingkan
Pada menjadi
proses pusatdengan
manufaktur, permukaan
menurunkan yang halus. Kekasaran untuk
square kekasaran
(RMS) Rata-rata, permukaan
yang pada
merupakan saat
akar ini,
kuadrat seperti
dari
dapat terjadinya retak ataunilai korosi.kekasaran
Pada Metode AA adalah metode yang paling banyak
sering dijadikan sebagai prediktor yang baik pada kinerja ditunjukkan
rata-rata dari pada
simpangangambarkuadrat
2 diatas. lebih Alternative,
dari ukur kadang-
yang
proses manufaktur,
kekasaran permukaan menurunkan nilai kekasaran
dapat didefinisikan sebagai kekasaran
rata-rata digunakan untuk kekasaran permukaan pada saat ini, seperti
komponen mekanik, sejak ketidakaturan pada permukaan kadang digunakan di Amerika Serikat, adalah root-mean-
permukaan
dari vertikal dapat didefinisikan
penyimpangan dari sebagai
permukaan rata-rata
nominalnyadari panjangnya.
ditunjukkan RMS padanilai kekasaran
gambar permukaan
2 diatas. Alternative,akan hampir
kadang-
dapat menjadi pusat terjadinya retak atau korosi. Pada square
selalu (RMS)
lebih besar Rata-rata,
dari nilai yang
AA merupakan
karena akar
penyimpangan kuadrat yangdari
vertikal
selamapenyimpangan
jangka permukaan dari yang
permukaan nominalnya selama
ditentukan. kadang digunakan di Amerika Serikat, adalah root-mean-
prosespermukaan
manufaktur, menurunkan nilai kekasaran kekasaran lebih rata-rata
besar dari simpangan
akanRata-rata,
mencari yangkuadrat
dengan lebih dari
lebih jelas dalam ukur yang
jangka yang ditentukan. square (RMS) merupakan
Kekasaran
permukaan dapat mengacu pada kecilnya
didefinisikan penyimpangan
sebagai penyimpangan panjangnya.
rata-rata dari perhitungan RMS.RMS nilai kekasaran permukaan akar akan kuadrat
hampir
Kekasaran
secara aritmetik mengacu
dengan pada
jarak darikecilnya
permukaan nominalnya dari rata-rata dari simpangan kuadrat lebih dari ukur yangyang
vertikal penyimpangan dari permukaan nominalnya selama selalu lebih besar dari nilai AA karena
Root-mean-square adalah parameter root-mean- penyimpangan
secara aritmetik dengan jarak dari permukaan nominalnya panjangnya. RMS nilai kekasaran permukaan akan hampir
yang ditentukan
jangka permukaan oleh karakteristik material dan proses yang lebih besar
yang akan mencari dengan dengan nilai lebih Rjelas dalam
yang ditentukan olehyang ditentukan.
karakteristik material dan proses yang square selalu lebihRMS.
berhubungan
besar dari nilai AA karena penyimpangan
a dengan
terbentuk di permukaan.
Kekasaran mengacu pada kecilnya penyimpangan perhitungan
persamaannya sebagai berikut.
terbentuk di permukaan. yang lebih besar akan mencari
secara aritmetik dengan jarak dari permukaan nominalnya Root-mean-square adalahdenganparameter lebih jelas dalam
root-mean-
yang ditentukan oleh karakteristik material dan proses yang perhitungan
square yang RMS. berhubungan dengan nilai R a dengan
persamaannya sebagai
Root-mean-square 1 berikut.
adalah parameter root-mean-square
2
terbentuk di permukaan. 𝑅𝑅𝑅𝑅 = √ ∫[(𝑦𝑦(𝑥𝑥) − 𝑦𝑦𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 )] 𝑑𝑑𝑑𝑑 (2)
yang berhubungan 𝐿𝐿𝐿𝐿 dengan nilai Ra dengan persamaannya
sebagai berikut. 1 2
Kekasaran permukaan 𝑅𝑅𝑅𝑅 = √ mengalami ∫[(𝑦𝑦(𝑥𝑥) − )] 𝑑𝑑𝑑𝑑sama dari
𝑦𝑦𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎yang
jenis (2)
𝐿𝐿𝐿𝐿
defisiensi setiap ukuran tunggal yang digunakan untuk
mengukur atribut fisik yang kompleks, menurut
Kekasaran Serope
Kalpakjian, permukaan & R. mengalami
Schmid, Steven, jenis yang 2009. sama Sebagai dari
defisiensikegagalan
contoh, setiap ukuran untuktunggal yang digunakan letak
memperhitungkan untuk
mengukur pola;
permukaan atribut
denganfisik yang kekasaran
demikian, kompleks, menurut
permukaan
Gambar 1. Lebar dan Tinggi Kekasaran Kalpakjian,
dapat Kekasaran
bervariasi Seropesecara& R.
permukaan Schmid,
signifikan, Steven,
mengalami
tergantung jenis2009.yang
pada Sebagai
sama
arah
Gambar 1. Lebar dan Tinggi Kekasaran
(Sumber: fundamentals of modern manufacturing, contoh,
dariyang
mana kegagalan
defisiensi
diukur. untuk memperhitungkan
setiap ukuran tunggal yang digunakan untuk letak
(Sumber: fundamentalsmikell-p-groover)
of modern manufacturing, mikell-p-groover) permukaan
mengukur pola; dengan
atributKekasaran demikian,
fisik yang kompleks, kekasaran permukaan
menurut Kalpakjian,
Mengukur Permukaan. Biasanya,
Gambar 1. Lebar dan Tinggi Kekasaran dapat
Seropebervariasi
instrumen &yang secara
disebut signifikan,
R. Schmid, Steven, tergantung
2009.
profilometers Sebagai pada
permukaannya arah
contoh,
Kekasaran (Sumber:
permukaan menurut
fundamentals P. Groover,
of modern Mikell, 2010 digunakan
manufacturing, mana yang
kegagalanuntuk diukur.
untuk memperhitungkan
mengukur dan kekasarannya letak permukaan pola;
untuk
dapat Kekasaran
didefinisikan mikell-p-groover)
sebagai rata-rata dari vertikal
permukaan menurut P. Groover, Mikell, merekam
denganMengukur
permukaannya.
demikian, Kekasaran
kekasaranSebuah Permukaan.
profilometer
permukaan dapat yang Biasanya,
bervariasidi
penyimpangan dari permukaan
2010 dapat didefinisikan nominalnya
sebagai rata-rataselama
dari jangka instrumen
vertikal miliki material, yang
seperti disebut
terlihat profilometers
pada gambar 3 permukaannya
berikut ini.
Kekasaranyang permukaan menurut P. Groover, Mikell, secara signifikan, tergantung pada arah mana yang diukur.
2010 digunakan
permukaan
penyimpangan dari ditentukan.
permukaan Aritmatika
nominalnya rata selama
(AA) secara
jangka untuk mengukur dan kekasarannya untuk
dapat
umum didefinisikan
digunakan, sebagai rata-rata dari vertikal Mengukur Kekasaran Permukaan. Biasanya, instrumen
permukaan yang berdasarkan pada nilai-nilai
ditentukan. Aritmatika rata absolut
(AA) secaradari merekam permukaannya. Sebuah profilometer yang di
penyimpangan
penyimpangan, dari
dan permukaan
kekasarannya. nominalnya
Nilai ini selama
disebut jangka
dengan yang
miliki disebut
material, profilometers
seperti permukaannya
terlihat pada gambar digunakan
3 berikut untuk
ini.
umum digunakan, berdasarkan pada nilai-nilai absolut dari
permukaan yang ditentukan.
kekasaran rata-rata. Dalam bentuk persamaan: Aritmatika rata (AA) secara mengukur dan kekasarannya untuk merekam permukaannya.
umum digunakan, berdasarkan pada nilai-nilai absolut dari
penyimpangan, dan kekasarannya.
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights
𝐿𝐿𝐿𝐿 [𝑦𝑦]Nilai ini disebut dengan
reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
kekasaran rata-rata. Dalam ∫
𝑅𝑅𝑅𝑅 = bentuk persamaan:
𝑑𝑑𝑑𝑑 (1) ISSN No. 2502-8782
0 𝐿𝐿𝐿𝐿
𝐿𝐿𝐿𝐿 [𝑦𝑦]
di mana: 𝑅𝑅𝑅𝑅 = ∫ 𝑑𝑑𝑑𝑑 (1)
Ra = aritmatika berarti nilai kekasaran,
0 𝐿𝐿𝐿𝐿m (in);
O. Heriyani, D.Mugisidi, & H. Faturahman M - 49
O. Heriyani, D. Mugsidi & H. Faturahman 3

Sebuah profilometer yang di miliki material, seperti terlihat


pada gambar 3 berikut ini. O. Heriyani, D. Mugsidi & H. Faturahman 3

Turning

Gambar3.3.Profilometers
Gambar Profilometers(Sumber:
(Sumber: Kalpakjian,
Kalpakjian,Serope
Serope&&R.R.Schmid,
Schmid,
Steven.Manufacturing
Steven. Manufacturing Engineering
Engineering and
andTechnology).
Technology).
Turning
Stylus yang bergerak sepanjang garis lurus di atas
Gambar 3. Profilometers
permukaan. Jarak bahwa(Sumber:stylus
Kalpakjian, Serope & disebut
perjalanan R. Schmid,cutoff,
Stylus
Steven. yang bergerak
Manufacturing sepanjang
Engineering
yang umumnya berkisar dari 0,08 hingga 25 mm. garis
and Technology). lurusSebuah
di atas
permukaan.
cutoff 0,8 mm Jarak khasbahwauntukstylus
aplikasi perjalanan disebut besar.
teknik sebagian cutoff,
Stylus
yang
Aturanyang
umumnya
praktisbergerak
berkisar
adalah sepanjang
bahwa 0,08garis
daricutoff hingga
harus lurus
25 mm.
cukup di atas
besar Sebuah
untuk
permukaan.
cutoff 0,8 Jarak
memasukkan mm khas 10bahwasampaistylus
untuk 15perjalanan
aplikasi teknik
penyimpangan disebut
sebagiancutoff,
kekasaranbesar.
yang umumnya serta berkisar dariwaviness
0,08 hingga 25 mm. Sebuah
Aturan praktis adalah bahwa cutoff harus cukupDalam
permukaan, semua permukaannya. besar
cutoff 0,8 mm khas untuk aplikasi teknik sebagian besar.
rangka
untuk untuk mengetahui
memasukkan 10 sampai kekasaran
15 permukaan,
penyimpangan jejak
kekasaran
Aturan praktis adalah bahwa cutoff harus cukup besar untuk
profilometer dicatat
permukaan, yang terbesar skala vertikal (dalam
Contoh memasukkan
hitungan 10serta
lipatan sampai semua
terbesar
waviness
15daripenyimpangan
skala
permukaannya.
horisontal);kekasaran
besarnya
Dalam rangka
permukaan, untuk
semua mengetahui
serta dinamakan waviness kekasaran permukaan,
permukaannya. Dalam
skala tersebut gain pada perekaman instrumen.
jejak profilometer
rangka untuk mengetahui dicatatkekasaran
yang terbesar permukaan, skala jejakvertikal
Dengan demikian, profil direkam terdistorsi secara
profilometer
(dalam dicatat
hitungan yang
lipatan terbesar
terbesar
signifikan, dan permukaan tampaknya jauh lebih kasar skala
dari vertikal
skala (dalam
horisontal);
Contoh hitungan lipatan terbesar dari skala horisontal);
besarnya
daripada skalayang tersebut dinamakan
sebenarnya. gain padabesarnya
Instrumen perekaman
perekaman
skala tersebut
instrumen.
mengkompensasi dinamakan
Dengan untuk gain
demikian, pada perekaman
profil direkam
setiap waviness instrumen.
permukaannya; terdistorsi
itu
Dengan
secara demikian, dan
hanya signifikan,
menunjukkan profil direkam
permukaan
kekasaran permukaan. terdistorsi jauh
tampaknya secaralebih
signifikan, dan permukaan tampaknya jauh secara
lebih langsung
kasar
kasar Kekasaran
daripada yang permukaan dapat diamati
sebenarnya. Instrumen perekaman
daripada yang
melalui optik atau sebenarnya.
scanning Instrumen perekaman
mikroskop. Fotoitu
electron permukaannya;
mengkompensasi
mengkompensasi untuk
untuk setiap
setiap waviness
waviness permukaannya; itu
stereoscopic
hanyamenunjukkan
menunjukkan akan sangat berguna
kekasaran permukaan. dimensi dilihat
untuk tiga
Lapping hanya kekasaran permukaan.
dari permukaan dan juga dapat digunakan untuk mengukur
Kekasaran
Kekasaran
kekasaran permukaan
permukaan
permukaan. dapat
dapat diamati
diamati secara langsung
secara langsung
melalui optik
melaluiKarenaoptikatau sifat permukaan dapat bervariasi Foto
atau scanning
scanning electron
electron mikroskop.
mikroskop. Foto
secara
stereoscopic
stereoscopic akan
akan sangat
sangat berguna
berguna untuk tiga
untuk
signifikan dengan arah di mana jejak profilometer diambil, dimensi
tiga dimensidilihatdilihat
Lapping dari
daripermukaan
permukaan
sering kebutuhandandan jugajuga
yang dapat
dapat
untuk digunakan
digunakan
mengukur untuk mengukur
untuk
profil mengukur
digunakan
kekasaran
permukaan permukaan.
tiga dimensi. Dalam kasus yang paling
kekasaran permukaan.
Karena sifat
sederhana, ini permukaan
bisa dilakukan dapat denganbervariasiprofilometer
secara
Karena
signifikan dengan sifat
arah permukaan
di mana jejak dapat bervariasi
profilometer diambil, secara
permukaannya yang memiliki kemampuan mengindeks
signifikan
sering kebutuhan dengan yang arah
untuk di mana
mengukur
jarak pendek antara jejak. Sejumlah alternatif lain telah jejak
profil profilometer
digunakan
permukaan
diambil, tiga dua
sering
dikembangkan, dimensi.
kebutuhan Dalam
di antaranya, yangyaitu kasus
untuk yang palingprofil
mengukur
Optical-interference
Finish Grinding sederhana,
digunakan ini bisa dilakukan
permukaan tiga dimensi.dengan Dalam profilometer
kasus yang
microscopes dan mikroskop atomic-force.
permukaannya yang
paling Optical-interference memiliki
sederhana, ini bisamicroscopes kemampuan
dilakukan dengan mengindeks
profilometer
ini memberi cahaya
jarak pendekreflektif
antara jejak. Sejumlah alternatif lainpinggiran
telah
permukaannya
terhadap yangpermukaan
memiliki dan kemampuan
merekam mengindeks
dikembangkan,
interferensi dua didihasilkan
yang antaranya, yaitu Optical-interference
dari benda dan gelombang
Finish Grinding jarak pendek
microscopes dan antara
mikroskop jejak. Sejumlah
atomic-force. alternatif lain telah
yang dipantulkan.
dikembangkan, dua di Teknik
antaranya, ini memungkinkan
yaitu Optical-interference untuk
7 Optical-interference
pengukuran langsung microscopes
dari kemiringan ini memberi
permukaan cahayaarea
microscopes
terhadap dan mikroskop atomic-force.
benda. reflektif
Sebagai jarak permukaan
vertikaldan antaramerekam
sampel pinggiran
dan sasaran
interferensi yang dihasilkan dari
interferensi akan berubah, pola sisi jugaini
Optical-interference microscopes benda dan gelombang
memberi
berubah cahaya
sehingga
yang dipantulkan.
terhadap
memungkinkan reflektif Teknik
untuk permukaan ini memungkinkan
ketinggian dan
permukaanmerekam untuk
pinggiran
pengukuran.
7 pengukuran langsung dari kemiringan permukaan area
interferensi yang dihasilkan
Atomic-force microscopes dari benda
(AFMS) dan gelombang
digunakan yang
untuk
benda. Sebagai
mengukur permukaan jarak vertikal antara sampel dan sasaran
dipantulkan. Teknik inisangat halus dan untuk
memungkinkan bahkanpengukuran
memiliki
interferensi
kemampuan akanatom berubah, yangpola sisi juga berubah
membedakan sehingga
daribenda.
atom halus
Rough grinding langsung
memungkinkan dariuntuk
kemiringan
ketinggian permukaan
permukaan area
pengukuran. Sebagai
permukaan.
jarak vertikal antaraPada prinsipnya,
sampel dan sebuah
sasaran AFM
interferensihanyalah
Atomic-force microscopes (AFMS) digunakan untukakan
profilometer
berubah, pola permukaanyang
sisi juga berubah sangat halus memungkinkan
dengan laser
mengukur permukaan sangat halus sehingga
dan bahkan memiliki
yang digunakan untuk mengukur posisi probe. Profil
Rough grinding untuk ketinggian
kemampuan atom permukaan
yang membedakan pengukuran. dari atom halus
permukaan dapat diukur dengan akurasi tinggi dan dengan
permukaan. Pada
Atomic-force prinsipnya,
microscopes sebuah
(AFMS) AFM hanyalah
digunakan untuk
resolusi vertikal pada skala atom, dan daerah scan dapat
profilometer permukaanyang sangat
mengukur permukaan sangat halus dan bahkan memiliki halus dengan laser
yang digunakan untuk mengukur posisi probe. Profil
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved kemampuan atom yang membedakan dari
ke - 2,atom halus
permukaan dapat diukurSeminar dengan Nasional TEKNOKA
akurasi tinggiISSN Vol. 2, 2017
danNo.dengan
permukaan. Pada prinsipnya,
resolusi vertikal pada skala atom, dan daerah scan dapat sebuah AFM hanyalah
2502-8782

Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 ISSN -No.
Copyright © 2017 FT-UHAMKA. All2502-8782
rights reserved
ISSN No. 2502-8782
M - 50 O. Heriyani, D.Mugisidi, & H. Faturahman

profilometer permukaanyang sangat halus dengan laser yang Pada gambar 4 terdapat lima serial data yang diambil
digunakan untuk mengukur posisi probe. Profil permukaan pada empat hari berbeda. Perbedaan tingkat penguapan
dapat diukur dengan akurasi tinggi dan dengan resolusi pada hari yang berbeda disebabkan oleh temperatur
vertikal pada skala atom, dan daerah scan dapat pada urutan lingkungan atau cerah tidaknya matahari pada hari itu. Lima
100/µm persegi, meskipun daerah yang lebih kecil yang wadah dengan kekasaran yang berbeda di uji pada waktu
lebih umum. sama pukul 10.00 sampai 14.00 WIB sehingga hasilnya
Kekasaran Permukaan dalam Teknik O. Heriyani, Praktik.
D.D. dapat dibandingkan. Kelima data memiliki kecenderungan4
Mugsidi
O. Heriyani, Mugsidi&&H.H.Faturahman Faturahman 4
Persyaratan untuk permukaan-kekasaran permukaan yang sama, bahwa penguapan semakin meningkat dengan
perancangan dalam100/µm
aplikasi teknik umumdaerahberubah sebesar semakin meningkatnya kekasaran.
pada urutan
pada urutan 100/µm persegi,
persegi, meskipun
meskipun daerahyangyang bahwa penguapan
lebih bahwa
lebih penguapan semakin semakin meningkat meningkat dengan dengan
hingga dua lipat,
kecil lebih
kecil yang contohnya
yang lebih
umum. umum. semakin Pada meningkatnya
Gambar 5 Rata-rata data penguapan pada setiap
kekasaran.
semakin meningkatnya kekasaran.
a. bearing
Kekasaran balls 0.025µm
Kekasaran Permukaandalam
Permukaan dalamTeknik Praktik. kekasaran
Teknik Praktik. Padamenunjukkan
Gambar 55 Rata-rata bahwa semakin data kasar permukaan
b. Persyaratan
crank shaft untuk
bearings permukaan-kekasaran
0.32µm permukaan material
Pada Gambar
penampung
Rata-rata
akan meningkatkan
datapenguapan
penguapan
laju penguapan
padapada
Persyaratan untuk permukaan-kekasaran permukaan setiap setiapkekasarankekasaran menunjukkan
menunjukkan bahwa bahwa semakin
semakin kasarkasar
c. perancangan
brake
perancangan drums
dalam dalam
1.6 µm aplikasi
aplikasi teknik
teknik umum umum berubah
berubah sebesar air laut. Pengaruh kekasaran terhadap pengupan mengikuti
sebesar permukaan material
permukaan material penampung
penampung akan akanmeningkatkan
meningkatkan
d. hingga duafaces
clutch-disk lipat, 3.2
contohnya
µm persamaan
hingga dua lipat, contohnya laju penguapan air laut. Pengaruh kekasaran terhadap
a.
a. bearing balls 0.025µm
bearing balls 0.025µm laju penguapan air laut. Pengaruh kekasaran terhadap
Karena banyak material
b. crank shaft bearings 0.32µm dan proses variabel yang pengupan mengikuti persamaan
b. kisaran
crank shaft bearings 0.32µm pengupan mengikuti persamaan
terlibat, c. brake kekasaran
drums permukaan
1.6 µm diproduksi bahkan Y= 2,2 X + 17,02.
dalamc. proses
brake drums 1.6faces
manufaktur
d. clutch-disk µm yang 3.2 µmsama dapat menjadi Y= 2,2 X + 17,02.
d. clutch-disk faces 3.2 µm
signifikan. Y= 2,2 X + 17,02.
Peningkatan kekasaran akan menyebabkan luas
Karena banyak material dan proses variabel yang terlibat, Peningkatan kekasaran akan menyebabkan
Karenakisaran
banyakkekasaran
material permukaan
dan proses diproduksi
variabel yang bahkan terlibat,
dalam
permukaan material bertambah. Penambahan luas luas
permukaan
permukaan Peningkatan akan kekasaran
material bertambah.
meningkatkan akan laju menyebabkan
Penambahan
aliran panas luasluas
dari
kisaranproses
kekasaran
manufaktur permukaan
yang samadiproduksi
dapat menjadi bahkan dalam
signifikan.
permukaan
permukaan
penampung material
akan
terhadap airbertambah.
meningkatkan laut. Lajulaju Penambahan
aliran
penguapan panas luas
dari
tersebut
proses
3 manufaktur yang
Metodologi sama dapat menjadi signifikan.
Penelitian. permukaan
penampung
mengikuti akan meningkatkan
terhadap
persamaan Lajulaju
air laut. 1969):
(Cooper, aliran panas
penguapan tersebut dari
III. Metodologi Penelitian. mengikuti persamaan
penampung terhadap air (Cooper,
laut. Laju 1969): penguapan tersebut
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat pan
III. Metodologi
Langkah
dari bahan pertama
stainsless
Penelitian.
yang dilakukan
dengan variasi adalah
5 tingkatmembuat pan dari mengikuti persamaan (Cooper, 1969): 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑤𝑤
kekasaran,
yaitu
Langkahbahan stainsless
0,11pertama
µm; 0,15 yang dengan
µm; variasi
0,5 µm; adalah
dilakukan 5 tingkat
3,64 µm; kekasaran,
dan 4,65
membuat panµm. yaitu (𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 + 𝑄𝑄𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 + 𝑄𝑄𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 )𝐴𝐴𝑤𝑤 + 𝑄𝑄𝑏𝑏 𝐴𝐴𝑤𝑤 + 2𝑄𝑄𝑠𝑠𝑠𝑠 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠 + 𝐶𝐶𝑤𝑤 𝐴𝐴𝑤𝑤 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝐼𝐼𝐼𝐼𝑤𝑤 𝐴𝐴𝑤𝑤 (1)
dari
bahan 0,11 µm; 0,15 µm; 0,5 µm; 3,64 µm; dan 4,65 µm. (𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 + 𝑄𝑄𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 + 𝑄𝑄𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 )𝐴𝐴𝑤𝑤 + 𝑄𝑄𝑏𝑏 𝐴𝐴𝑤𝑤 + 2𝑄𝑄𝑠𝑠𝑠𝑠 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠 + 𝐶𝐶𝑤𝑤 𝐴𝐴𝑤𝑤 𝑑𝑑𝑇𝑇 = 𝐼𝐼𝐼𝐼𝑤𝑤 𝐴𝐴𝑤𝑤 (1)
𝑤𝑤
Kemudian,stainsless dengan pengujian
di lakukan variasi 5 tingkat kekasaran,
kekasaran. Pengujianyaitu 𝑑𝑑𝑑𝑑
Kemudian, di lakukan pengujian kekasaran. Pengujian
0,11 µm; sebanyak
dilakukan 0,15 µm; 30,5 kali µm; 3,64setiap
untuk µm; pan.dan 4,65
Langkah µm.
dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap pan. Langkah Di mana
Kemudian,
berikutnya, di
pan lakukan
dengan 5 pengujian
tingkat kekasaran.
kekasaran akan
berikutnya, pan dengan 5 tingkat kekasaran akan diisi 250 Pengujian
diisi 250
dilakukan
mL airmLlaut,sebanyak
air kemudian 3 dijemur
laut, kemudian kali dijemur
untuk setiap
di bawah
di bawah pan.
sinar matahari Di𝐴𝐴mana
Langkah
matahari
sinar 2
berikutnya, 𝑤𝑤 , 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠 Luas air, dan sisi. [𝑚𝑚 ]
selama lebihpan
selama dengan
kurang
lebih 5 5jam.
kurang tingkat kekasaran
Setelah
5 jam. 5 jam,
Setelah akan diisi
akanakan
5 jam, 250
dilihat
dilihat
mL airseberapa
laut, kemudian dijemur 𝑎𝑎 Absorptivitas air
seberapa besar besar penguapan
penguapan air diair bawah
lautnya.
lautnya. sinar
Ini Ini matahari
dilakukan 𝐴𝐴𝑤𝑤𝑤𝑤, 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠 Luas air, dan sisi. [𝑚𝑚 2 ]−2 −1
dilakukan
selama lebih
sebanyak kurang 5 jam. Setelah 5 jam, akan dilihat 𝐶𝐶 Kapasitas panas air, [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚 . 𝐾𝐾 ]
sebanyak 3 kali3pengujian.
kali pengujian. 𝑤𝑤
Absorptivitas
seberapa besar penguapan air lautnya. Ini dilakukan
𝑎𝑎𝑤𝑤
𝐼𝐼 Radiasi matahari air per jam, [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚 −2 . ℎ −1 ]
sebanyak 3 kali pengujian. 𝐶𝐶 𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 , 𝑄𝑄𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 , 𝑄𝑄𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 Aliranair, [panas
𝑤𝑤 Kapasitas panas 𝐽𝐽. 𝑚𝑚 −2 . antara𝐾𝐾 −1 ] air di
IV. Hasil dan Pembahasan 𝐼𝐼 Radiasi matahariradiasi,
penampung per jam, [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚 dan
konveksi
−2
. ℎ −1penguapan,
]
4 Hasil hasil penelitian didapat data sebagai 𝑄𝑄𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 , 𝑄𝑄berurutan.
dan Pembahasan 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 , 𝑄𝑄𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒[Aliran
𝐽𝐽. 𝑚𝑚 . ℎ panas antara air di
−2 −1
Berdasarkan ]
IV. Hasil
berikut. dan Pembahasan 𝑄𝑄𝑠𝑠𝑠𝑠 , 𝑄𝑄penampung
𝑏𝑏 Panas yangradiasi,
hilang konveksi
dari dinding dan dan penguapan,
dasar
Berdasarkan hasil penelitian didapat data sebagai berikut. penampung,
berurutan. [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚 −2 −1 [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚−2 . ℎ−1 ]
berurutan.
. ℎ ]
Berdasarkan 35 hasil 1 penelitian 2 4 didapat
5 data sebagai
berikut. 𝑄𝑄𝑇𝑇𝑠𝑠𝑠𝑠𝑤𝑤 , 𝑄𝑄𝑏𝑏 Temperatur
Panas yang air, hilang
[ 𝐾𝐾] dari dinding dan dasar
30 𝑡𝑡 Rentang waktu, [ℎ]
penampung, berurutan. [ 𝐽𝐽. 𝑚𝑚−2 . ℎ−1 ]
35 1 2 4 5
Temperatur air, [ 𝐾𝐾]
Penguapan [ml]

𝑇𝑇𝑤𝑤
30
25 𝑡𝑡 Rentang
35 waktu, [ℎ]
30
Penguapan [ml]

20 y = 2.2091x + 17.016
Penguapan [ml]

25 3525
15 3020
20 y = 2.2091x + 17.016
15
Penguapan [ml]

25
10
10
15 0.11 0.15 0.5 3.64 4.65 20
5
Kekasaran [mm] 15
10 0
Gambar 4. Pengaruh kekasaran terhadap 10 0 1 2 3 4 5
0.11 0.15 0.5 3.64 4.65
penguapan air laut pada tiap percobaan. Kekasaran [mm]
5
Kekasaran [mm]
Gambar 5. Rata-rata pengaruh kekasaran terhadap
Pada gambar 4 terdapat lima serial data yang diambil 0
Gambar 5. Rata-rata pengaruh kekasaran
penguapan terhadap penguapan air laut
air laut
Gambar 4. Pengaruh kekasaran terhadap 0 1 2 3 4 5
pada
Gambar empatkekasaran
4. Pengaruh
penguapan hari
air berbeda.
terhadap
laut pada
penguapanPerbedaan tingkat
air laut pada tiap
tiap percobaan.
penguapan pada hari yang berbeda disebabkan oleh Penambahan kekasaran Kekasaran
percobaan. [mm]
permukaan akan memperluas
temperatur lingkungan atau cerah tidaknya matahari permukaan Gambar 5. Rata-rata pengaruh kekasaran
sehingga meningkatkan kalor yang terhadap
dapat
Pada pada
gambar 4 terdapat lima serial data yang diambil
hari itu. Lima wadah dengan kekasaran yang dialirkan oleh material penguapan air laut
pada berbeda
empat di hari sesuai dengan persamaan
uji padaberbeda.
-waktu
Perbedaan
All rightssama pukul 10.00 tingkat
sampai IawAw..
penguapan
Copyright
pada hari
© 2017 FT-UHAMKA.
yang berbeda disebabkan
reserved
14.00 WIB sehingga hasilnya dapat dibandingkan. oleh Penambahan kekasaranSeminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
permukaan akan ISSNmemperluas
No. 2502-8782
temperatur
Kelimalingkungan
data memilikiatau kecenderungan
cerah tidaknya yang mataharisama, permukaan sehingga meningkatkan kalor yang dapat
pada hari itu. Lima wadah dengan kekasaran yang dialirkan oleh material sesuai dengan persamaan
berbeda di ujiCopyright
pada ©waktu sama pukul 10.00 sampai
2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved IawAw.. Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
14.00 WIB sehingga hasilnya dapat dibandingkan. ISSN No. 2502-8782
O. Heriyani, D.Mugisidi, & H. Faturahman M - 51

Penambahan kekasaran permukaan akan memperluas [4]. Yuanyuan He, Bing Bai, Shaobin Hu Xiaochun Li.
permukaan sehingga meningkatkan kalor yang dapat 2016. Effects of surface roughness on the heat transfer
dialirkan oleh material sesuai dengan persamaan IawAw. characteristics of water flow through a single granite
fracture. Computers and Geothenics, volume 80. pages
312 – 321. Elsevier.
[5]. W. Buzzard, Z. Ren, P. Ligrani, C. Nakamata, and
5 Simpulan S. Ueguchi. 2016. Influences of Target Surface
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Roughness on Impingement Jet Array Heat Transfer:
semakin kasar luas penguapan suatu material maka Part 1 — Effects of Roughness Pattern, Roughness
penguapan akan semakin besar. Artinya, peningkatan Height, and Reynolds Number. Paper No. GT2016-
kekasaran material akan menyebabkan luas permukaan 56354, pp. V05AT13A003; 14 pages, doi:10.1115/
material tersebut bertambah sehingga meningkatkan laju GT2016-56354.
aliran panas dari pan ke air laut di dalam pan. [6]. Deendarlianto, Yasuyuki Takata, Masamichi Kohno,
Sumitomo Hidaka, Takaaki Wakui, Akmal Irfan Majid,
Hadiyan Yusuf Kuntoro, Indarto, Adhika Widyaparaga.
2016. The effects of the surface roughness on the
Kepustakaan dynamic behavior of the successive micrometric
droplets impacting onto inclined hot surfaces.
[1]. Schewe, Jacob, Jens Heinke, Dieter Gerten, Ingjerd
International Journal of Heat and Mass Transfer.
Haddeland, and Nigel W. Arnell. 2014. “Multimodel
Volume 101, October 2016, Pages 1217-1226. Elsevier.
Assessment of Water Scarcity under Climate Change.”
[7]. GaitondeV. N, 2012. Application of Particle Swarm
P. vol: 111 (9) pp: 3245-50 in Proceedings of the
Optimization for Achieving Desired Surface Roughness
National Academy of Sciences of the United States
in Tungsten-Copper Alloy Machining. India.
of America. Retrieved (www.pubmedcentral.nih.gov/
[8]. P. Groover, Mikell. 2010. Fundamentals Of Modern
articlerender.fcgi?artid=PMC3948304).
Manufacturing, Materials, Proesses, and Systems.
[2]. Belessiotis, Vassilis, Soteris Kalogirou, and Emmy.
United States of America.
Delyannis. 2016. Thermal Solar Desalinisation -
[9]. Kalpakjian, Serope & R. Schmid, Steven. 2009.
Methods and Systems. 1St ed. edited by M. Convey.
Manufacturing Engineering and Technology.
ELSEVIER.
[10]. Cooper, P.I., 1969a. The absorption of radiation in
[3]. Garcia-Rodriguez, L. 2002. “Seawater Desalination
solar stills. Solar Energy. 12, 333 346.
Driven by Renewable Energies: A Review.”
Desalination.

Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017 Copyright © 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved
ISSN No. 2502-8782
DIDUKUNG OLEH :
BELI APA AJA
BAYAR APA AJA
BUKA AJA
PROSIDING
Seminar Nasional TEKNOKA
(Teknologi, Kualitas dan Aplikasi) ke - 2
ISSN Cetak 2502-8782 / ISSN Online 2580-6408

Reviewer (Penelaah)
1. Ir. Harry Ramza, MT., PhD, MIPM (Program Studi Teknik Elektro, FT-UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
2. Dr. Sugema, M.Kom (Program Studi Teknik Informatika, FT-UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
3. Dr. Dan Mugsidi, MT (Program Studi Teknik Mesin, FT - UHAMKA, Jakarta - Indonesia).
4. Paramita Mirza, PhD (Max-Planck-Institut für Informatik, (Saarbrücken, Germany).
5. Dr. Ir. Yohannes Dewanto (Program Studi Teknik Elektro, FT - Universitas Surya Darma, Jakarta -
Indonesia).
6. Dr. Herna Dewita (Program Studi Teknik Mesin, FT - Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia).
7. Joko Siswantoro, MS, PhD (Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surabaya, Surabaya -
Indonesia).
8. Dr. Eng. Hendra, MT (Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu, Bengkulu - Indonesia).

Ketua Editor
Ir. Harry Ramza, MT, PhD, MIPM

Editor Anggota
Arien Bianingrum, S.Sos
Drs Arjoni Amir, MT
Atiqah Meutia Hilda, S.Kom, M.Kom
Dwi Astuti Cahyasiwi, ST, MT
Estu Sinduningrum, SST, MT

Administrator
Herman Fauzi

Alamat
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jalan Tanah Merdeka No. 6, Kp Rambutan, Jakarta 13540
Telp : +62 21 8400941 / Faks : +62 21 8778 2739

Teknoka@2017

Anda mungkin juga menyukai