PEMBALUTAN
I. DEFINISI
Pembalutan adalah tindakan pembebatan untuk tujuan imobilisasi atau memberikan tekanan.
II. TUJUAN
1. Pembalutan sebaiknya tidak dilakukan langsung pada luka tapi di atas dressing luka.
2. Balutan diberikan dengan kekencangan yang pas sehingga tidak berubah posisi tetapi
tidak mengganggu sirkulasi.
3. Selalu mulai dari distal kea rah proksimal.
4. Berikan lebih banyak balutan dengan kekencangan sedang daripada memberikan sedikit
balutan yang sangat kencang.
5. Setiap putaran balutan harus menutupi ½ lebar balutan sebelumnya untuk mencegah
balutan terpisah.
1. Balutan awal.
2. Mengikat balutan.
3. Balutan melingkar.
4. Balutan spiral.
5. Balutan oblik.
9. Balutan Velpeau.
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO. NO. REVISI: HALAMAN:
TETAP DOKUMEN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT: Ketua PSIK Universitas Jember
3 Maret 2011
1 PENGERTIAN Pembalutan adalah tindakan pembebatan untuk
tujuan imobilisasi atau memberikan tekanan.
4 KONTRAINDIKASI ---
5 PERSIAPAN ALAT 1. Mitela/ pembalut gulung.
2. Kasa steril.
3. Plester.
4. Gunting verband.
5. Sarung tangan bersih.
PEMBIDAIAN
I. DEFINISI
Bidai atau spalk adalah alat yang terbuat dari kayu atau bahan lain yang ringan dan kuat yang
digunakan imobilisasi fraktur.
II. TUJUAN
1. Bidai keras
Umumnya terbuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian
yang cidera. Bahan yang sering dipakai adalah: kayu, alumunium, karton, plastic atau
bahan lain yang kuat dan ringan. Contoh: bidai kayu
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan
dengan bentuk cidera. Bidai ini sangat bermanfaat pada keadaan yang mensyaratkan
pembidaian harus dialakukan pada posisi bagaiman bagian cidera ditemukan. Contoh:
bantal, selimut,karton, kawat.
3. Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya. Prinsipnya adalah menjaga
kelurusan bagian tulang yang patah, melawan kontraksi dan pemendekan otot.
4. Gendongan/ belat
5. Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang ada di lokasi. Bahan harus cukup kuat dan ringan
untuk menopang. Bidai improvisasi harus tetap mengikuti prinsip-prinsip umum
pembidaian. Contoh: kayu, majalah, koran, karton, dll.
1. Semua fraktur dibidai seperti saat ditemukan, jangan merubah posisi tulang.
2. Bidai harus melewati sendi bagian proksimal dan distal dari tulang yang fraktur.
3. Pemasangan bidai tidak boleh mengganggu sirkulasi.
4. Bidai harus dilapisi dengan sesuatu yang lunak (kasa) untuk mencegah cidera dan
ketidaknyamanan pada klien.
V. CONTOH
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO. NO. REVISI: HALAMAN:
TETAP DOKUMEN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT: Ketua PSIK Universitas Jember
3 Maret 2011
1 PENGERTIAN Pembidaian adalah tindakan untuk mencegah
pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian
tubuh yang cidera dengan menggunakan alat bantu
(bidai).
2 TUJUAN 1. Mencegah pergerakan/ pergeseran ujung tulang
yang patah.
2. Mencegah cidera pembuluh darah dan saraf.
3. Mencegah cidera jaringan lunak di sekitar luka.
4. Mengurangi risiko emboli.
5. Mengurangi nyeri.
6. Member istirahat pada anggota badan yang patah.
7. Mempercepat penyembuhan.
8. Mengurangi perdarahan.
3 INDIKASI 1. Sprain/ strain.
2. Dislokasi/ subluksasi.
3. Fraktur.
4 KONTRAINDIKASI ---
5 PERSIAPAN ALAT 1. Bidai.
2. Pengikat bidai (mitela, kain, kasa).
3. Bantalan lunak.
4. Kasa steril.
5. Gunting verband.
6. Sarung tangan bersih.
6 PERSIAPAN KLIEN Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada
klien.
7 CARA BEKERJA 1. Beri salam, panggil klien dengan namanya.
2. Perkenalkan diri perawat.
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Beri kesempatan klien bertanya.
5. Cuci tangan.
6. Pakai sarung tangan bersih.
7. Buka pakaian dan perhiasan di daerah
cidera(bisa digunting).
8. Kaji bagian tubuh yang akan dibidai (lokasi,
luka, nadi distal, CRT)
9. Jika ada luka terbuka hentikan perdarahan,
lakukan perawatan luka dan tutup dengan kasa
steril.
10. Jika ada fraktur terbuka jangan mencoba
memasukkan bagian tulang yang patah.
11. Ukur bidai pada bagian yang sehat.
12. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak.
13. Lapisi bagian yang kosong antara tubuh dan
bidai dengan bahan pelapis.
14. Bidai dengan jenis bidai yang sesuai.
15. Bidai harus meliputi 2 sendi dari tulang yang
patah.
16. Jika cidera terjadi pada sendi, bidai kedua
tulang yang mengapit sendi tersebut.
17. Kaji respon klien (nyeri, kesemutan).
18. Kaji denyut nadi distal, CRT dan warna kulit.
19. Rapikan peralatan.
20. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
21. Dokumentasikan.
8 EVALUASI 1. Kaji respon subjektif dan objektif klien.
2. Jika perlu rujuk ke sarana kesehatan yang lebih
lengkap.
9 HAL-HAL YANG PERLU Bandingkan kesimetrisan denyut nadi dan CRT.
DIPERHATIKAN