Anda di halaman 1dari 9

Laporan Akhir Fisika Eksperimen II B

S-1
RESONANSI GAS

Nama : Trisa Apriani


NPM : 140310090037
Partner : Herlin Tarigan
NPM : 140310090029
Jadwal Praktikum : Jumat, 10.30 – 12.00 WIB
Asisten : Bu Mariah K

Laboratorium Fisika Menengah


Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
2012
LEMBAR PENGESAHAN
S-1
RESONANSI GAS

Nama : Trisa Apriani


NPM : 140310090037
Waktu Praktikum : Jumat, 10.30 – 12.00 WIB
Jurusan/Fakultas : FISIKA / MIPA

KOLOM NILAI

Lap. Awal Presentasi

Asisten

( Bu Mariah )
S -1
RESONANSI GAS

I. Tujuan
Menentukan perbandingan panas jenis Cp dan Cv gas (konstanta γ)

II. Intisari Percobaan


Pada praktikum kali ini yang berjudul Resonansi Gas memiliki tujuan
yakni untuk menentukan nilai perbandingan kapasitas panas pada tekanan tetap
Cp dan kapasitas panas pada volume tetap Cv suatu gas. Besar perbandingan
panas jenis Cp dan Cv suatu gas (γ ) ditentukan melalui proses resonansi elastis
gas. Prinsip dasar dari percobaan resonansi elastisitas gas adalah berdasarkan
Hukum Hooke.

III. Teori Dasar


Dalam thermodinamika, gas yang digunakan biasanya dianggap bersifat
sebagai gas ideal. Hal ini disebabkan karena tenaga ikat molekul-molekulnya
dapat diabakan. Pada kerapatan rendah, semua gas ideal memenuhi hukum gas
ideal sebagai berikut.
PV=nRT
Percobaan resonansi Elastis Gas ini merupakan percobaan yang dilakukan
berdasarkan hukum Hooke. Dalam keadaan tekanan tetap, gas memiliki harga
kapasitas panas. Kapasitas panas (heat capacity) merupakan banyaknya energi
kalor yang diperlukan untuk menaikan satu derajat satuan suhu pada suatu benda.
Kapasitas panas mempunyai harga tertentu hanya untuk proses tertentu. Dalam hal
sistem hidrostatik, hasil bagi dQ/dT memiliki harga yang unik bila tekanan dijaga
tetap. Dalam kondisi ini C disebut kapasitas panas pada tekanan tetap dan diberi
lambang Cp, dengan
 dQ 
Cp   
 dT  p
Demikian juga kapasitas panas pada volum tetap dan diberi lambang Cv
yakni
 dQ 
Cv   
 dT  v
Sedangkan kapasitas panas pada tekanan konstan adalah lebih besar
daripada kapasitas panas pada volume konstan sejumlah nR.
Cp = Cv + nR

Metoda Rüchardt
Metoda untuk mengukur  yang dikembangkan oleh Riichardt dalam
tahun 1929 menggunakan mekanika dasar. Gas ditempatkan dalam bejana besar
bervolume V. Pada bejana dipasang tabung gelas dengan berpenampang sama
berluas A. Kemudian lubang itu dimasukan bola logam bermasa m yang tepat
menutupi lubang tapi masih bisa bergerak bebas sehingga berlaku seperti piston.
Karena gas agak tertekan oleh bola baja yang ada dalam kedudukan
kesetimbangan, tekanan gas sedikit lebih besar daripada tekanan atmosfer Po. Jadi
dengan mengebaikan gesekan, didapat :
P = Po + mg/A

y y = posistif
y=o
y = negatif
kedudukan setimbang

Volum
setimbang = V
Tekanan
setimbang = P

P = Po + mg/A

Gambar Sistem Percobaan Riichardt


Jika bola dipindahkan sedikit ke bawah, kemudian ia dilepaskan, ia
bergetar dengan perioda T. Gesekan akan menyebabkan bola pada akhirnya
berhenti. Andaikan simpangan bola dari kedudukan setimbang pada setiap saat
adalah y, yang nilainya positif bila bola di atas kedudukan setimbang dan negatif
bila di bawahnya. Simpangan positif kecil akan menyebabkan pertambahan
volume yang sangat kecil dibandingkan dengan volum setimbang V, sehingga
dapat dinyatakan sebagai dV, dengan dV = yA.
Dengan cara yang sama , simpangan positif kecil menimbulkan penurunan
tekanan yang angat kecil dibandingkan dengan tekanan setimbang P, sehingga
dapat dinyatakan sebagai dP, dengan dP merupakan kuantitas yang negatif. Gaya
resultan F yang bereaksi pada bola sama dengan A dP jika mengabaikan gesekan,
atau dP = F/A. Perhatikan bahwa bila y positif, dP negatif, sehingga F menjadi
negatif, jadi F merupakan gaya pemulih.
Karena bola bergetar cukup cepat, perubahan P dan V berlangsung secara
adiabat. Karena perubahannya sangat kecil, keadaan yang dilaui gas dapat
dianggap mendekati keadaan setimbang. Jadi, bisa dianggap perubahan P dan V
menunjukan adiabat kuasi-statik hampiran, dan dapat dituliskan :
P V = tetap
P  V-1 dV + V dP = 0
Dengan menyulihkan dV dan dP, didapatkan
F = - P A2 y / A
Persamaan ini menunjukkan bahwa gaya pemulihnya berbanding lurus
dengan simpangan dan arahnya berlawanan, ini menyatakan hukum Hooke. Hal
ini merupakan persyaratan untuk gerak selaras sederhana, dengan perioda T
sebagai berikut:

m
T  2
F/y

mV
T  2
PA2

4 2 mV
Dimana  =
A2 PT 2

IV. Hipotesis
Dalam praktikum kali ini, kita akan mencari nilai γ yang diperoleh dari
metode buka-tutup dan metode tutup-tutup. Jika menggunakan metode buka –
4 mV
tutup digunakan persamaan γ  2
, dan jika menggunakan metode tutup-
Pr 4 T1

4 2 m  V 1.V 2 
tutup digunakan persamaan   2 2  
T A P  V1  V 2 
V. Kerangka Pemikiran
Kita dapat menentukan konstanta perbandingan panas jenis pada tekanan
tetap Cp dan panas jenis pada volume tetap Cv suatu gas (konstanta γ) yakni
dengan menggunakan frekuensi getaran piston dalam tabung yang diakibatkan
oleh adanya gerak pegas.

VI. Metode Eksperimen


A. Alat dan Bahan Percobaan
1. Tabung gelas berskala dilengkapi pemegang tabung, kran
pembuka/penutup tabung dan statif
2. Piston magnetik sebagai pemberi tekanan atau kompresi terhadap gas yang
digunakan dalam percobaan.
3. Kumparan dan pegangannya
4. Osilator RC sebagai alat pengatur frekuensi osilasi.
5. Amperemeter sebagai pengukur arus dan kabel-kabel penghubung untuk
menghubungkan antar komponen peralatan dalam rangkaian.
6. Pembersih tabung dan piston magnetik
7. Beberapa jenis gas yang akan diujicobakan dan peralatan untuk
memasukkan gas ke dalam tabung.

B. Prosedur Percobaan
1. Susunan Peralatan
Gambar 2. Susunan Peralatan Resonansi Gas Elastis
Keterangan :
(1) Tabung gelas berskala
(2) Piston magnetik
(3) Kumparan dan pemegangnya
(4) Keran pembuka/penutup tabung
(5) Pemegang tabung dan karet penutup tabung
(6) Amperemeter
(7) Osilator RC
(8) Tombol pengatur frekuensi

2. Persiapan
a) Membersihkan tabung gelas dan piston magnetik menggunakan peralatan
yang tersedia.
b) Membersihkan kran pembuka/penutup tabung dan mengolesi dengan
silikon gel sehingga mudah diputar.
c) Merangkai peralatan percobaan sesuai dengan gambar.
(Meminta asisten untuk memeriksa rangkaian terlebih dahulu)

3. Pengamatan dan Pengukuran


Tabung Vertikal
a) Memasukkan satu buah piston megnetik ke dalam tabung dengan hati-hati
(posisi kedua kran pembuka/penutup tabung dalam kondisi terbuka).
b) Memposisikan piston magnetik pada skala 70, menggunakan alat
pendorong, kemudian menutup kedua kran tersebut.
c) Meletakkan kumparan sedemikian hingga ujung bawah piston bersesuaian
dengan ujung atas kumparan.
d) Menghidupkan osilator RC, dan mengatur frekuensinya sehingga diperoleh
osilasi dengan amplitudo yang maksimum. Mencatat harga frekuensi
tersebut.
e) Melakukan langkah a, b, c, dan d untuk variasi posisi piston yang berbeda
(paling sedikit 6 variasi).
f) Melakukan paling tidak 3 kali percobaan untuk masing-masing volume.
g) Melakukan percobaan b sampai dengan f dengan jumlah piston yang
berbeda.

Tabung Horizontal
Melakukan tahapan-tahapan seperti pada tabung vertikal tetapi kali ini tabung
diletakkan secara horizontal.
Daftar Pustaka

[1]. Sears dan Zemansky.1962. Fisika Untuk Universitas: Mekanika, Panas dan
Bunyi. Bina Cipta, Jakarta
[2]. Tipler, Paul A.. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai