Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Arsitektur Lanskap

Arsitektur lanskap atau seni taman adalah ilmu yang mempelajari tentang
seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah dan
perancangan konstruksi buatan manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini
termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi
lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan
regional, perencanaan ruang, dan perawatan sejarah. Arsitek lanskap dianggap
merupakan sebuah profesi yang setara dengan dokter dan pengacara, karena mereka
membutuhkan pengajaran khusus dan lisensi profesional, seperti yang dibutuhkan
oleh pekerja profesional lainnya.
Lanskap, sering diberi pengertian oleh ahli geografi dengan bentang alam
atau kenampakan di atas permukaan bumi termasuk komponen penyusun hasil
kegiatan dan pengaruh manusia. Pengertian ini memberikan suatu indikasi bahwa
cakupan dari bentang alam terdiri atas elemen fisik, elemen biotis dan elemen dari
hasil budidaya manusia. Bentang alam ini dapat ditetapkan berdasar batas-batas
yang diinginkan. Ini berarti bahwa lanskap dapat ditetapkan dalam dimensi skala
makro, meso dan dapat pula dalam dimensi mikro. Oleh karena itu sangat luasnya
pengertian lanskap, maka berikut ini pengertian lanskap yang telah dirangkum.
A. Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia dalam
jangka waktu tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu.
B. Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak dalam
tingkat yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada perubahan
yang tiba-tiba karena suatu bencana alam. Apabila terjadi perubahan yang
mendadak pasti akan terjadi proses pemulihan yang terjadi secara perlahan
hingga mencapai keseimbangan baru. Keseimbangan ini dapat ditandai dari
parameter fisik, kimia dan biologik. Meskipun dinamika lanskap ini terjadi
kadang-kadang tidak terduga, tetapi dalam waktu tertentu dapat diprediksi
seperti proses suksesi atau proses degradasi.
C. Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan daur materi,
aliran energi dan organisma.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


D. Lanskap sangat beraneka ragam (heterogeneous) dalam susunan horizontal dan
vertikal. Dalam aspek vertikal dapat diketemukan pada lapisan yang ada di
atmosfer, tegakan hutan dan lapisan tanah. Sementara susunan horizontal dapat
diketemukan batas-batas land from (bentuk lahan), land unit (unit lahan) dan
land use (penggunaan lahan).
Dalam skala makro, lanskap dapat ditetapkan mulai dari puncak gunung
hingga batas cakrawala di mana perairan laut sebagai batas, atau daratan dengan
batas garis pantai. Lanskap yang demikian ini adalah lanskap dalam perspektif
geomorfologi. Tetapi lanskap dapat pula, ditetapkan dalam skala meso yaitu suatu
kota atau pedesaan. Sementara dalam skala mikro, bentang alam dapat ditetapkan
dalam batas seuatu kawasan. Apabila diperhatikan, pada hakekatnya bentang alam
dalam skala makro merupakan permukaan bumi. Secara fisik, permukaan bumi ini
terdiri atas darat, udara dan laut. Ketiga komponen tersebut disebut fisiografi. Jadi
fisiografi adalah permukaan bumi yang terdiri atas darat, udara dan laut (Lobeck,
1939). Ketiga komponen permukaan bumi ini, dipelajari dalam ilmu yang berbeda.
Komponen daratan dipelajari dalam ilmu geomorfologi, udara dipelajari dalam
ilmu meteorologi, dan komponen laut dipelajari dalam ilmu oseanologi.

Pengertian Arsitektur Lanskap Menurut Para Ahli :

1. Menurut Garret Eckbo


Arsitektur Lanskap adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau
dibentuk oleh manusia (di luar bangunan, jalan dan utilitas) sampai ke alam
bebas yang dirancang terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia.

2. Menurut Hubbard dan Theodora Kimball


Arsitektur Lanskap merupakan suatu seni yang berfungsi untuk menciptakan
dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia, guna
mencapai kenyamanan dan kesehatan yang sangat penting bagi moralitas,
kesehatan dan kebahagiaan manusia.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


3. Menurut Norman T. Newtown
Arsitektur Lanskap merupakan seni dan pengetahuan yang mengatur
permukaan bumi dengan ruang-ruang serta segala sesuatu yang ada di atas
bumi untuk mencapai efisiensi, keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi
umat manusia.

4. Menurut Zain Rachman


Arsitektur Lanskap adalah seni perencanaan (planning) dan perancangan
(design) serta pengaturan daripada lahan penyusunan benda-benda alam
maupun benda-benda buatan manusia melalui penggunaan gabungan antara
ilmu pengetahuan dan budaya dengan memperhatikan keseimbangan antara
kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, sehingga pada akhirnya
tercipta penyajian lingkungan yang fungsional dan estetis sehingga dapat
memenuhi secara optimal kebutuhan jasmani dan rohani makhluk hidup di
sekitarnya. Ditekankan fungsional dan estetis karena merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu perencanaan dan
perancangan.

5. Menurut Hadi Susilo Arifin


Arsitektur Lanskap adalah seni dan ilmu dalam penataan dan pengubahan
pemandangan alam di atas suatu luasan lahan untuk memperoleh efek
keindahan dan fungsi kegunaan yang sesuai dengan yang diinginkan.

Sejarah Perkembangan Arsitektur Lanskap

Pada periode sebelum tahun 1800, sejarah arsitektur lanskap sebagian besar
berupa perencanaan dan penerapan desain kebun untuk rumah keluarga ningrat,
istana, properti kerajaan, bangunan ibadah dan religi, pusat pemerintahan. Contoh
pekerjaan arsitektur lanskap besar dalam sejarah adalah karya André Le Nôtre di
Vaux-le-Vicomte dan karya di Palace of Versailles untuk raja Louis XIV. Orang
pertama yang menuliskan pembuatan lanskap di atas kertas adalah Joseph Addison
pada tahun 1712. Istilah landscape architecture ditemukan oleh Gilbert Laing

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


Meason pada tahun 1828 dan mulai digunakan sebagai sebuah istilah dalam bidang
pekerjaan oleh Frederick Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia
bersama Calvert Vaux menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu
Olmsted menyebut dirinya sebagai Landscape Architect (sebelumnya dikenal
sebagai Rural Embellisher). Frederick Law Olmstead tahun 1858 merupakan orang
pertama yang mengadopsi Arsitek Lansekap sebagai title keprofesian, dan
Olmstead adalah orang yang mempunyai kemampuan sebagai seorang pengarang
buku, dan merupakan seorang pengikut dari Loudon yang menulis tentang sejarah
perancangan taman.
Awalnya penataan taman mempunyai sejarah yang panjang tetapi
diperlakukan sebagai sesuatu yang penting sebelum abad 17, Vitruvius dalam
ulasan hanya menyentuh subjek tetapi hanya sebagian kecil yaitu dengan
menempatkan hortikultura pada dinding pembatas kota. John evelyn menulis
tentang taman tetapi tidak mempublikasikan pekerjaan tersebut kepada public
selama hidupnya, Stephen Switzer pada tahun 1715 menulis dalam bukunya 1 Bab
tentang sejarah perkembangan taman. Walpole sangat bijaksana tetapi mengalami
salah arah dalam esai sejarah taman yang ditulisnya pada tahun 1770. Loudon
menambahkan illustrasi sejarah taman pada ensiklopedia taman pada tahun 1822.
Pada abad ke 20 barulah sejarah taman secara utuh memperlihatkan diri. Geddes
berkomentar :

“City improvers, like the gardeners from whom they develop, fall into
two broadly contrasted scholl, which are really, just as in gardening
itself, the formal and the naturalistic”
( Geddes, City development, Edinburgh 1904)

Itu membuktikan bahwa geddes melihat keterkaitan antara disain taman,


taman umum (Public Park) dan perencanaan kota ,hal ini tertulis dalam bukunya
“cities in evolution”, salah satu buku yang berpengaruh pada abad ke 20. Lewis
Mumford dan Christopher Tunnard mengikuti jejak pemikiran dari Geddes.
Norman T. Newton merupakan penulis pertama tentang sejarah taman secara

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


lengkap didalam bukunya “Design On The Land:The development of landscape
architecture” (Belknap Press 1971).
Kemudian pada tahun 1973 George B. Tobey, Profesor arsitektur lansekap
dari Universitas Ohio, mengikuti jejak Newton dengan menulis sejarah tentang
Arsitektur Lansekap .Dimulai dari 5.000.000.000 BC, melewati pembangunan dari
pertanian dan kota terhadap disain taman, Taman Publik (Parks) dan taman kota.
Geoffrey dan Susan Jellicoe didalam “landscape Of Man” ( Thames & Hudson
Press ) mempergunakan konsepsi yang sama mengenai arsitektur lansekap.
Geoffrey bertanggung jawab untuk tulisan dan denah rencana, sedangkan susan
pada pengumpulan foto dan riset illustrasi. Permasalahan yang berhubungan
dengan semua sejarah tentang seni perkembangan disain taman ini sudah tidak ada
lagi bukti-bukti keberadaannya, banyak hanya berdasarkan perkiraan yang menjadi
bahan dalam menyingkapi hal tersebut.
Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah biasa
terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen kawasan
konservasi hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-taman
lingkungan. Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya
tergantung luasan yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat
berupa luasan mikro, meso hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah
pekarangan rumah, lanskap meso contohnya taman-taman lingkungan, dan lanskap
makro contohnya adalah hutan kota dan taman nasional.
Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat
menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek cakupan
kawasannya. Contoh pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap:
 Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan
yang alami dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way, median jalan,
traffic island.
 Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area
terbangun.
 Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan
lanskap pertanian merupakan pemandangan dominan.
Periode Perkembangan Taman

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


1. Periode Primitif,
Pola tergantung alam terutama magic menggunakan batu atau kayu yang
memiliki aspek ritual bebentuk asli atau dipahat.

2. Periode Antik-Klasik,
Terjadi pada masa sebelum masehi. Taman pada periode ini ditandai dengan
pola simetris dan tertutup. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang dapat
dimakan atau dikonsumsi hasilnya serta untuk bahan baku obat (herbal) dan
aromaterapi (parfum). Contoh taman pada periode antik: Taman Babylonia,
Taman Mesir, Taman Persia dan Taman Periode Klasik (Taman Yunani dan
Taman Romawi).

3. Periode Medieval (abad 7-15),


Belangsung sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15. Berhubungan erat dengan
perkembangan agama Kristen (Umat Nasrani). Ciri periode ini adalah
Monastert Garden atau Cloister Garden dan memiliki seni bangunan model
Gothik. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik
dan tertutup sama halnya dengan pola taman periode antik atau klasik. Tanaman
yang digunakan adalah tanaman untuk obat (herbal) untuk konsumsi dengan
tanaman hias, seperti tanaman bunga untuk ritual (upacara) dan bersifat
simbolik. Contoh taman pada periode abad pertengahan: Taman Bunga
Madonna Lily merupakan Lambang Bunda Maria.

4. Periode Renaissance (abad 15-20),


Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15 sampai abad ke 20 masehi, terutama
di benua Eropa. Periode ini merupakan penghidupan kembali bentuk-bentuk
dan aspirasi klasik. Kata Renaissance jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia berarti Lahir Kembali. Taman pada periode ini ditandai dengan pola
taman berbentuk simetrik dan geometrik tetapi sudah agak terbuka elemen
utamanya, berupa air sebagai elemen bentuk kolam dan bentuk lain dengan
tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk hutan atau kelompok tanaman.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia, Taman Perancis dan
Taman Inggris.

5. Periode Modern (Natural/Romantic) (18-20),


Berawal di Inggris karena kesadaran manusia harus menyatu dengan alam
yang kemudian berkembang pesat di Amerika dan Australia.

6. Periode Modern (>20),


Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu
mempertimbangkan unsur manusia sebagai pengguna taman dan
disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam kategori taman
berskala manusia. Contoh taman pada periode Modern: Taman Rumah
Tinggal, Taman Kota, Taman Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak.

Sejarah Arsitektur Lanskap di Asia

Jepang (Asia Timur)


A. Taman batu Jepang atau taman Zen
Taman jenis ini tidak menggunakan air. Lanskap alam dilukiskan
dengan batu dan pasir yang melambangkan kolam dan aliran air. Orang yang
melihat diminta untuk berimajinasi bahwa hamparan pasir
berwarna putih dan kerikil adalah permukaan air. Jembatan dibangun untuk
memberi kesan ada aliran air di bawahnya. Pola-pola pada hamparan pasir ditata
dengan penggaruk bambu untuk melambangkan aliran air. Taman ini bersifat
abstrak, dan terutama berkembang di kuil-kuil Zen pada zaman
Muromachi sehingga juga dikenal sebagai taman Zen.
Meskipun demikian, taman batu sudah merupakan salah satu bagian dari
beberapa gaya taman Jepang dari zaman-zaman sebelumnya, misalnya di taman
gaya kaiyū dan taman gaya shinden-zukuri yang dibangun di rumah kediaman
resmi daimyo. Setelah meningkatnya kepopuleran taman batu pada zaman
Muromachi, taman batu Jepang diterima sebagai salah satu gaya taman Jepang.
Berbeda dari gaya dan model taman Jepang lainnya, taman batu Jepang sama sekali

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


tidak memerlukan air. Oleh karena itu, taman batu memungkinkan orang membuat
taman Jepang di tempat sulit air.

Menurut sejarah taman batu Jepang yang ditulis oleh Matsu Yoshikawa
dokumen tertua mengenai taman Jepang yang pertama adalah "pulau" yang
dibangun Soga no Umako di tepi Sungai Asuka pada masa pemerintahan Maharani
Suiko (sekitar 620). Berdasarkan ide tersebut, di rumah kediamannya, Pangeran
Kusakabe membangun taman untuk menggambarkan lanskap alam yang terdiri dari
pulau berukuran sedang, jembatan, kolam, dan pantai berbatu-batu.

B. Taman shinden-zukuri
Taman ini berasal dari Dinasti Tang yang kemudian diperkenalkan di
Jepang pada masa Heian. Taman dibangun dihalaman tengah kediaman bangsawan
yang dibangun dengan gaya arsitektural shinden-zukuri. Adapun taman yang
mewakili shinden-zukuri ini ialah shinesn-en dan taman daikkaui-ji di Kyoto.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


 Sejarah taman jepang
Dalam bahasa Jepang, istilah taman (teien) terdiri dari dua aksara kanji,
niwa dan sono. Istilah niwa mengacu kepada lahan berkerikil untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dan upacara keagamaan, dan sono mengacu kepada lahan
pertanian dan sawah berpengairan. Orang zaman Jōmon menamakan lahan tempat
mereka melakukan kegiatan, upacara keagamaan, dan mengumpulkan makanan
sebagai niwa. Benda-benda yang ada di lahan tersebut, seperti pohon, batu besar,
air terjun, dan kerikil di pantai sering kali dipercaya sebagai benda sakral yang
dihuni oleh arwah suci. Pasir, kerikil, atau batu dipakai untuk menandai tanah yang
dipercaya sebagai tempat sakral untuk berdoa. Batu-batu di laut dan gunung
dipercaya dihuni atau digunakan kami ketika turun dari langit (iwakura). Susunan
batu digunakan untuk menandai tempat suci (altar) yang disebut iwasaka.
Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang
Jepang sejak zaman Heian. Buku-buku klasik mengenai pertamanan hingga kini
masih dijadikan pedoman sewaktu membangun taman Jepang. Buku pertamanan
tertua di Jepang adalah Sakuteiki (Catatan Membuat Taman) yang ditulis pada
pertengahan zaman Heian. Pengarangnya diperkirakan bernama Tachibana no
Toshitsuna. Dalam Sakuteiki, prinsip-prinsip pertamanan dari Cina disesuaikan
dengan estetika dan kondisi alam di Jepang. Konsep-konsep dalam Sakuteiki antara
lain diterapkan di taman lumut Saihō-ji di Kyoto. Tidak seperti halnya buku
pertamanan dari zaman sesudahnya, Sakuteiki hanya berisi teks dan tidak
dilengkapi ilustrasi. Di antara buku pedoman pertamanan dari zaman yang lebih
modern terdapat buku yang diperkirakan ditulis tahun 1466, Sanzui Narabi ni
Nogata no Zu (Ilustrasi untuk Merancang Lanskap Gunung dan Air) dan Tsukiyama
Teizōden (Catatan Pembangunan Taman Bukit Buatan) terbitan tahun 1735.

 Elemen Dasar Taman Jepang


Elemen dasar pad ataman yang ada di Jepang adalah :
a. Air : Elemen dasar dalam taman Jepang adalah air, batu, dan tanaman. Selain
sebagai sumber kehidupan, air digunakan untuk menyucikan benda dari dunia
profan sebelum memasuki kawasan sakral. Air dialirkan dari sungai untuk
membuat kolam dan air terjun.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


b. Tanaman : Bertolak belakang dari batu yang melambangkan keabadian, pohon,
perdu, bambu, rumpun bambu, lumut, dan rumput adalah benda hidup yang
tumbuh seiring dengan musim sebelum menjadi tua dan mati. Bertolak
belakang dengan taman gaya Eropa yang berfokus pada warna-warni semak dan
bunga, taman di kuil Zen hanya berupa hamparan pasir. Taman rumah teh hanya
menggunakan tanaman berdaun hijau dan pohon maple yang daunnya menjadi
merah di musim gugur. Perbedaan antara lereng gunung, padang rumput, dan
lembah dinyatakan dalam pemakaian berbagai macam spesies pohon dan perdu
yang dipotong dan dipangkas hingga menyerupai berbagai bentuk. Pohon dan
perdu juga dipakai sebagai penghubung antardua lokasi pemandangan di dalam
taman. Bukit-bukit buatan dibangun dari gundukan tanah.
c. Batu : Batu-batu disusun untuk menyerupai bentuk-bentuk alam seperti
pegunungan, air terjun, dan pemandangan laut, dan dipilih berdasarkan bentuk,
ukuran, warna, dan tekstur. Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena
dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun.
Batu untuk taman berasal dari pegunungan, pinggir laut, atau pinggir sungai,
dan digolongkan menjadi tiga jenis: batuan sedimen, batuan beku, dan batuan
malihan. Batuan sedimen biasanya memiliki permukaan yang halus dan bulat
karena terkikis air. Batuan seperti ini dipasang di pinggir kolam dan sebagai
batu pijakan di jalan setapak. Batuan beku berasal dari gunung berapi dan
biasanya memiliki bentuk dan tekstur yang kasar. Batu seperti ini dipakai
sebagai batu pijakan atau sebagai elemen yang menonjol, misalnya diletakkan
untuk melambangkan puncak gunung. Batuan malihan adalah batu keras yang
biasanya dipasang di sekeliling air terjun atau aliran air. Batu potong dari batuan
sedimen juga populer untuk membangun jembatan, wadah batu berisi air, dan
lentera batu.
d. Pagar : Di taman rumah teh dan taman Jepang model kolam di tengah (shisen
kaiyū), pagar dan bangunan gerbang merupakan elemen penting dalam lanskap.
Pagar secara garis besar terdiri dari pagar hidup (ikigaki) dari tanaman perdu
yang dipangkas dan pagar buatan dari kayu atau bambu. Pagar hidup berfungsi
sebagai pembatas, penghalang pandangan, pelindung dari angin, api, dan debu,
serta penghambat suara. Pagar bambu tembus cahaya (sukashigaki) disusun dari

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


batang-batang bambu yang lebar-lebar jaraknya hingga pemandangan di balik
pagar masih terlihat. Sebaliknya, pagar pembatas (shaheigaki) dibangun dari
susunan bambu yang rapat dan membatasi pemandangan di baliknya.Di dalam
taman tidak digunakan dinding dari tanah yang dikeraskan, kayu, atau batu.
Dinding hanya dipakai sebagai dinding luar pembatas taman.
e. Lentera : Lentera (tōrō) berasal dari tradisi Cina untuk menyumbangkan lentera
ke kuil Buddha. Sejak zaman Heian, lentera juga disumbangkan ke kuil Shinto
untuk penerangan di malam hari dan sebagai hiasan. Lentera batu mulai
dijadikan dekorasi standar di taman rumah teh sejak zaman Muromachi.Setelah
menjadi mode di taman-taman rumah teh, lentera batu akhirnya dipasang di
berbagai taman Jepang karena keindahan dan kegunaannya.
f. Wadah Air : Wadah batu berisi air (tsukubai) adalah perlengkapan standar
taman rumah teh. Air dari tsukubai dipakai untuk mencuci tangan tamu sebelum
mengikuti upacara minum teh. Tradisi menyediakan wadah batu berisi air di
taman rumah teh berasal dari tradisi menyediakan wadah batu berisi air dalam
agama Buddha dan Shinto. Sebelum berdoa di kuil, orang berkumur dan
membersihkan diri dengan air dari wadah batu yang disebut chōzubachi. Wadah
batu yang diletakkan di tanah disebut tsukubai chōzubachi (disingkat tsukubai)
karena orang yang mengambil air harus berjongkok (tsukubau). Setelah banyak
dipasang di taman-taman, tsukubai akhirnya dijadikan perlengkapan standar di
taman-taman rumah teh.

Singapur (Asia Tenggara)


 Sejarah Arsitektur Pertamanan di Singapura
Dalam penataan kota Singapura, pemerintah Singapura secara serius,
profesional dan konsisten menerapkan pembangunan berkelanjutan, tanpa
penggusuran yang membabi buta. Pemerintah Singapura tahu betul bagaimana
mengelola dan memelihara Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kepentingan warga.
Melalui Urban Redevelopment Authority (URA), disusun Rencana Induk RTH
(The Parks and Waterbodies Plan) yang komposisinya adalah RTH 19%,
perkantoran 17%, infrastruktur 15%, perumahan 12%, dan lain-lain (lahan hijau
cadangan) 37%. Luas RTH yang dikelola adalah 9.053,7 ha, meliputi taman 1.763

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


ha, hutan kota 2.979 ha, jalur hijau 2.390 ha, lahan hijau cadangan 1.871 ha, taman
kompleks istana dan parlemen 42 ha, taman bangunan pemerintah 8,7 ha.
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan RTH merupakan kunci
keberhasilan pembangunan kota taman Singapura. Dalam laporan
tahunan NParks yang dibuat sangat menarik penuh foto, grafik, dan tabel yang
komunikatif, serta dapat diakses publik secara bebas, terbuka, serta gratis, kita
dapat mengetahui rencana program pembangunan RTH jangka panjang, menengah,
dan pendek, kekurangan, dan keberhasilan program yang dicapai per tahun,
komposisi dan luasan komponen RTH terkini, hingga laporan keuangan dengan
gamblang. Bahkan, sejak September 2002, para stakeholder RTH telah
membentuk The Park Watch yang bertujuan memberdayakan masyarakat dalam
pembangunan dan pengelolaan RTH secara bersama dan sederajat.
Ketersediaan ruang teduh mendorong sebagian besar warga kota rela
berjalan kaki dari rusun ke berbagai tempat tujuan dengan nyaman dan aman, dalam
lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar. Jalur pedestrian saling
menyambung tidak terputus. Sesudah ruang kota terbentuk kawasan teduh (shaded-
area) yang menyambung tak terputus, barulah pada dekade 80-an meningkat
pembuatan kawasan berwarna-warni (colorfull-area), seperti di sepanjang jalan
menuju Bandara Changi ke pusat kota. Kini, memasuki abad ke-21, Pemerintah
Singapura mengembangkan konsep lanskap vertikal (skyrise greenery) yang
dicanangkan langsung oleh Goh Chok Tong (2002), dengan mewajibkan
pembangunan taman gantung (roof garden) di atap-atap gedung-gedung
pemerintah, hotel, apartemen, hingga rusun. Teknik pemeliharaan pohon di
beberapa daerah diciptakan lorong pohon, di mana tajuk saling bertemu tetapi tak
menghalangi arus lalu lintas.

A. Marina Bay Sands


Dalam beberapa tahun terakhir, pemandangan kota Singapore telah
didominasi oleh Marina Bay Sands yang bisa langsung dikenali, sebuah proyek
arsitektur yang dikepalai oleh Moshe Safdie yang terinspirasi oleh setumpuk kartu.
Dengan tiga menara berbeda yang terhubung pada bagian atas pada ketinggian 200
meter oleh Skypark seluas 9.941 meter persegi, MBS dianggap sebagai salah satu

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


proyek pembangunan yang paling menantang di dunia. Infinity Pool (Kolam
Renang Tanpa Batas), dengan luas 1.296 meter persegi, merupakan kolam renang
luar ruangan terbesar pada ketinggian tersebut dan kunjungan ke Singapore tidaklah
lengkap tanpa berfoto di tepi kolam tersebut, dengan pemandangan kota sebagai
latar belakangnya.
Di depan pintu the shoppes marina bay sands terdapat Rain Oculus. Rain
oculus adalah sebuah ornamen bangunan Karya Ned Khan yang dapat menciptakan
gerakan pusaran air jika hujan turun diatasnya. Didepannya terbentang teras yang
luas disebut EVENT PLAZA. Event plaza adalah teater terbuka yang merupakan
area untuk konser, teater maupun opera. Tidak jauh dari marina Bay terdapat taman
Gardens by the Bay yang menawarkan pemandangan pantai yang luar biasa.
Destinasi holtikultura pemenang penghargaan ini, mencakup 101 hektar
lahan reklamasi, dan terdiri dari dua area utama - Bay South Garden dan Bay East
Garden. Bay South Garden adalah kebun raya terbesar di antara semuanya.
Terinspirasi oleh anggrek, desainnya mirip dengan bunga kebanggaan nasional,
Vanda 'Miss Joaquim'. Bay East Garden untuk suasana piknik yang sempurna
dengan rumput yang subur dan pohon palem tropis. Salah satu yang unik
di Gardens by the Bay adalah Cloud Forest. Dengan taman-taman di dalamnya,
gunung setinggi 35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun mengelilingi
air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.

B. Esplanade - Theatres on the Bay


Esplanade – Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura.
Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park.
Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal 12
Oktober 2002. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi
semua kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang
luas. Susunan programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan
seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia. Agar pusat seni tetap dingin di
suhu tropis, lebih dari 7.000 keping penahan matahari dari aluminium bersama
dengan rangka penutup berlapis glazur ganda dipasang pada rangka penopang baja
untuk membentuk penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup berbentuk duri itu
akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit masyarakat
lokal, Durian.
Konsep bangunan ini, ada yg mengatakan menyerupai sepasang mata facet
belalang dengan ide kelopak terbuka sebagai bukaan terhadap cahaya, bila
diperlukan. Bagian main entrance di luar bangunan, berupa plaza yang cukup luas
dengan pendukung berupa landscape & water feature dengan beberapa elemen
estetika. Kolam reflecting dengan konsep sama tinggi dengan plaza & air yang
tenang, membuat suasana menjadi nyaman. Terdapat lampu hias dengan special
lighting berbentuk bola yang diletakkan secara acak.

C. Hotel Raffles
Kembali ke tahun 1887, Raffles Hotel merupakan monumen sekaligus lembaga
dari sekian banyak yang ada seluruh dunia. Salah satu bangunan era kolonial yang
paling khas di Singapura, dibangun oleh pengusaha Armenia terkenal, Sarkies
bersaudara, dan dianggap sebagai tempat kelahiran koktail Singapore Sling yang
terkenal sedunia. Dirancang oleh arsitek Regent Alfred John Bidwell dari Swan dan
Maclaren, bangunan utama dari Raffles Hotel rampung pada 1899. Bangunan ini
bertahan dari perang dan dideklarasikan sebagai monumen nasional pada tahun
1987.

Indonesia (Asia Tenggara)


Di Indonesia sendiri, Arsitektur Lanskap dibutuhkan pertama kali pada saat
Asean Games tahun 1962. Kemudian berdirilah Akademi Arsitektur Pertamanan
DKI Jakarta yang bergabung dengan Fakultas Arsitektur Lanskap Universitas
Trisakti.

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088


DAFTAR PUSTAKA

Ekawati, Mulia Saputri, Nurul Fitri Ramadhani. 2017. Sejarah Munculnya


Arsitektur Taman. https://www.academia.edu/SEJARAH_MUNCULNYA_
ARSITEKTUR_TAMAN. 26 Mei 2018.

Maulizar, Affif. “Sejarah Arsitektur Lanskap”. 26 Mei 2018.


https://affifmaulizar.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-arsitektur-lansekap.html

Suardi, Muh Ilham. “Pengantar Arsitektur Lanskap”. 26 Mei 2018.


http://ilhamagronomi.blogspot.co.id/2012/02/pengantar-arsitektur-lanskap.html

NADYA HERDINI PUTRI 1504205088

Anda mungkin juga menyukai