Anda di halaman 1dari 25

Islam adalah agama yang memiliki konsep menyeluruh (syumuliyyah).

Hal ini berarti bahwa segala


hal dalam kehidupan seorang muslim memiliki kaitan dan aturan dalam agama Islam, termasuk di
dalamnya merencanakan, mendesain, dan memanajemen suatu taman. Hingga saat ini, telah
terdapat beragam studi mengenai taman Islam, tetapi pada umumnya pembahasan mengacu
pada taman yang berkembang pada periode kejayaan Islam, tidak bersumber dari hukum dasar
Islam. Oleh karena itu, studi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu menganalisis kedudukan hukum
dan batasan-batasan syariah dalam perencanaan, desain, dan manajemen taman Islam,
mengidentifikasi elemen dan karakter taman Islam berdasarkan kandungan Quran dan hadis,
serta menganalisis perbedaan antara konsep taman Islam yang berkembang saat ini dengan
konsep taman Islam berdasarkan kandungan Quran dan hadis. Pengumpulan data pada kajian
menggunakan metode studi literatur. Sumber data yang digunakan dalam kajian ini meliputi dua
literatur utama dalam agama Islam, yaitu Quran dan hadis, beserta literatur lainnya berupa buku,
jurnal, dan hasil penelitian yang terkait dengan topik bahasan. Selanjutnya, data yang telah
dikumpulkan dianalisis menggunakan metode analisis isi. Berdasarkan hasil studi literatur,
didapatkan bahwa hukum asal dari perencanaan, desain, dan manajemen taman dalam syariat
Islam adalah diperbolehkan selama tidak mengandung hal-hal yang diharamkan. Batasan utama
dari hal-hal yang diharamkan tersebut adalah hal-hal yang bersifat mempersekutukan Allah Swt.
dan tidak membawa manfaat bagi manusia dan alam. Terdapat tiga kategori mengenai hal-hal
yang diharamkan, yaitu elemen yang diharamkan (menggunakan patung dan bentukan yang
menyerupai makhluk hidup serta elemen dari emas dan perak), karakter yang diharamkan
(mencampuradukkan kebaikan dan keburukan serta berlebihan), dan aktivitas yang diharamkan
(mempersekutukan Allah Swt., menyimpang dari sunnatullah, merusak, mendekati zina, serta hal-
hal yang minim manfaat atau sia-sia). Kemudian, didapatkan penggambaran elemen lunak (air,
vegetasi, dan hewan), elemen keras (bangunan taman, pintu, dan elemen keras lainnya), elemen
desain (warna, suara, dan aroma), serta karakter fisik (indah, teduh, area yang luas, kemudahan
akses, dan area bersama (publik)), nonfisik (aman dan tenang serta rekreatif), dan pengunjung
(tipe, perasaan, pakaian, dan aktivitas) dari taman surga dalam Quran dan hadis sebagai
rekomendasi dalam perencanaan, desain, dan manajemen sebuah taman Islam. Pada bagian
akhir tesis, disusun perbandingan singkat antara konsep taman Islam yang berkembang saat ini
dengan konsep berdasarkan kandungan Quran dan hadis. Berdasarkan hasil perbandingan,
didapati bahwa konsep taman Islam yang berkembang saat ini belum sepenuhnya mengacu pada
sumber utama hukum Islam sehingga bersifat lebih terbatas, hanya terfokus pada bentukan-
bentukan fisik saja. Di sisi lain, hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan kandungan Quran
dan hadis, taman Islam tidak terfokus pada bentukan-bentukan secara fisik saja, tetapi lebih
terfokus pada aspek nilai dan fungsional taman yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Oleh karena itu, perlu ditekankan bahwa pada dasarnya perencanaan, desain, dan manajemen
taman Islam dapat bersifat lebih bebas dan disesuaikan dengan lokasi dan kebutuhan pengguna
taman tersebut.
URI
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74829
Ciri-ciri dan Konsep Taman Islam (Islamic Garden)
Posted by alim

» Artikel Pilihan, » Lanskap

» 27 April 2015

Ciri-ciri dan Konsep Taman Islam (Islamic Garden). Islam mempunyai pengaruh besar terhadap
pelbagia jenis ilmu termasuk juga di dalam ilmu perlandskapan. Taman Islam cukup terkenal di seluruh
dunia dan merupaka salah satu landskap yang terindah di dunia. Taman Islam berasal dari Arab kemudian
tersebar ke berbagai negara seperti Persia, Spanyol, dan India. Meskipun arkitek taman Islam muncul
bersamaan dengan bangkitnya pembuatan taman di Eropah,namun orang-orang Arab menambahkan ciri
khas tersendiri yang kemudian mempengaruhi gaya taman di Eropah.

Idea hebat landskap taman Islam berasal dari kepercayaan umat Islam dan impian mereka tentang syurga.
Pada beberapa ayat Al-Quran dijelaskan bahwa umat Islam yang beriman akan mendapatkan suatu
penghargaan pada saat hari kiamat. Di dalam Quran juga dikatakan bahwa orang-orang beriman akan
mendapatkan surga yang sangat indah dan megah yang dideskripsikan sebagai taman firdaus. Umat Islam
percaya bahwa taman firdaus memiliki air pancut dengan mata air yang mengalir, pohon buah, dan tempat-
tempat bersandar di bawah pohon teduh.

Lihat Quran Al Hijl 15- 45

Maksudnya, "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa adalah ditempatkan di dalam beberapa taman
Syurga, dengan matair-matair terpancar padanya."
Empat elemen terpenting dari taman Islam
1. Air,
2. Bayang-bayang,
3. Warna dan keharuman
4. Suara.

Keempat elemen tersebut dicerminkan ke dalam bentuk-bentuk air pancur, bunga-bungaan, dan pohon buah.
Taman Islam berbentuk taman yang tertutup, menutup diri dari landskap di kawasan sekitarnya (gurun pasir)
yang cenderung kasar dan kontras dengan keadaan taman di dalamnya.

Air merupakan elemen terpenting yang memiliki tiga fungsi, iaitu praktikal, agama dan nilai estetika. Air
memiliki fungsi praktikal kerana dianggap sebagia keperluan untuk hidup. Fungsi air sesuai dengan Al-
Quran yang menyatakan kewajiban berwuduk dengan air sebelum umat Islam beribadah. Sedangkan air
memiliki fungsi estetika kerana air di dalam kolam mampu melembutan struktur keras dinding serta
menambahkan dekorasi elegan dinding serta bangunan. Air juga mampu mengintegrasikan taman dengan
baik.

Taman Islam dibina melakui dekorasi pola geometri yang indah. Ini ditetapkan mengikut rancangan, harmoni
sebuah pola, indah geometrik teratur. Ini mendedahkan cita-cita keselarasan dan ketenteraman awam dalam
Islam.

Mari kita manafaatkan ilmu ini. Islam itu indah, Allah suka pada keindahan.

Kredit : Industri Binaan Malaysia


http://seripinanggazebo.blogspot.co.id/2015/04/ciri-ciri-dan-konsep-taman-islam.html
Saturday, October 27, 2012
TAMAN ISLAM: KEINDAHAN SURGA DI BUMI

Di postinganku terdahulu aku sempat membahas tentang gaya arsitektur Islam. Nah, kali ini
aku akan membahas elemen-elemen taman bergaya Islam. Konsep taman Islam ternyata
dimaksudkan untuk menggambarkan keindahan surga. Surga (jannah) dalam Al-Qur’an
digambarkan sebagai taman yang sangat indah. Hampir sama dengan Taman Eden
(Firdaus) yang digambarkan dalam Kitab Kejadian dalam agaman Yahudi dan Kristen.
Karena inilah, taman bergaya Islam tetap memiliki keunikan dibandingkan gaya-gaya yang
lain.

Taman adalah ungkapan ekspresi manusia dalam menggambarkan keahliannya bercocok


tanam. Dalam sebuah taman terdapat berbagai jenis tanaman dan bunga serta elemen-
elemen pelengkap lainnya, seperti air, bebatuan, bahkan bangunan.

Taman Islam adalah taman yang berakar dari iman dan kepercayaan dalam agama Islam.
Taman-taman Islam berkembang selama masa Dinasti-Dinasti Muslim sejak abad ke-7
hingga abad ke-16. Hingga kini keindahan peninggalan-peninggalan taman Islam tersebut
dapat kita nikmati mulai dari Iran, India, Maroko, hingga Spanyol (Granada, Cordoba, Seville
dan Toledo).

Berikut ini beberapa elemen-elemen dalam taman bergaya Islam.

1. Courtyard

Berbeda dengan taman Eropa yang terletak di lapangan terbuka, taman bergaya Islam
biasanya berada di dalam lingkungan tertutup (courtyard) dan dikelilingi dinding pembatas.
Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan surga, yang konon juga dikelilingi tembok dan
memiliki gerbang yang dijaga malaikat.
2. Tanaman Buah dan Bunga

Taman yang penuh dengan bunga warna-warni pasti sudah biasa. Namun keunikan taman
bergaya Islam adalah adanya pohon buah-buahan. Hal ini juga bertujuan menggambarkan
surga yang konon penuh dengan buah-buahan lezat yang mudah dipetik.

3. Keteduhan

Sebagian besar negara Muslim terletak di daerah gurun yang panas, seperti Semenanjung
Arab dan Afrika Utara. Oleh sebab itu, banyak ditanam pohon (terutama pohon palem yang
beradaptasi dengan lingkungan kering) sehingga suasana terasa teduh dan sejuk.

4. Air
Air adalah elemen utama dalam taman bergaya Islam. Dalam kitab suci agama Kristen
maupun Islam, taman Firdaus selalu digambarkan dialiri dengan empat sungai. Nah, dalam
taman bergaya islam sering dijumpai kolam yang menggambarkan aliran sungai tersebut.
Bahkan, seringkali, kolam-kolam tersebut sengaja dibuat untuk membagi taman menjadi
empat bagian sesuai penggambaran surga dalam kitab suci. Taman yang terbagi empat
tersebut (quadri-lateral) disebut “chahrbarg”.

Selain itu, air mancur juga sangat sering dijumpai dalam taman bergaya Islam.

5. Denah berbentuk rectangular (segiempat) yang simetris.

6. Banyak hiasan geometris

Jika taman Eropa umumnya menggunakan hiasan berupa patung atau bahkan tanaman
yang dipangkas membentuk binatang, hal itu pastilah dilarang dalam taman Islam. Oleh
sebab itu, taman Islam umumnya menggantinya dengan hiasan dan penataan yang bersifat
geometris.
7. Kursi Taman

Tujuan pembuatan taman Islam cukup berbeda dengan taman Eropa. Jika taman Eropa
lebih dimaksudkan sebagai tempat berjalan-jalan (karena itu terdapat jalur untuk berpijak
dari batuan), sedangkan taman Islam lebih dimaksudkan tempat untuk berkontemplasi dan
mencari inspirasi. Oleh sebab itu, taman Islam umumnya memiliki kursi.

8. Paviliun

Paviliun atau bangunan terpisah kadang ditemukan dalam taman yang luas sebagai tempat
berteduh dari sinar matahari.

Berikut ini contoh-contoh taman bergaya Islam yang masih lestari hingga saat ini.

1. Taman Shalimar (Lahore Pakistan)


Taman Shalimar diprakarasai pembuatannya oleh Sultan Shah Jahan (yang juga
membangun Taj Mahal) pada 1641.
2. Taman Taj Mahal (Agra, India)
3. Taman Generalife (Granada, Spanyol)

Generalife berasal dari bahasa Arab “Jannat al-Arif” yang berarti taman sang arsitek.
Taman ini masih berada dalam kompleks Alhambra, yaitu istana peninggalan Islam yang
sangat terkenal di Spanyol. Taman ini dbuat sejak awal abad ke-14 dan direnovasi pada
tahun 1931.
4. Taman Eram (Shiraz, Iran)
5. Taman Nishat Bagh (Srinagar, India)
6. Taman Golestan (Teheran, Iran)

7.Naghshe Jahan Square (Isfahan, Iran)


8. Taman Makam Humayun (India)

9. Taman Sezincote House (Gloucestershire, Inggris)

10. Taman Sari (Yogyakarta, Indonesia)


Nah, kata Wikipedia, Indonesia ternyata juga punya lho taman bergaya Islami, yaitu Taman
Sari di Yogyakarta. Sayang sekali, yang tersisa dari taman ini hanyalah pemandiannya.
Padahal dahulu konon taman ini menyerupai Kebun Raya Bogor lho, hanya sekarang sudah
hilang dan menjadi pemukiman penduduk
Keindahan Arsitektur Islam (1)
12:21:00 PM arsitektur, islam No comments

Pohon Kurma - Salah satu pohon yang ada di Surga seperti dijelaskan dalam al-Qur'an.

1. Seni Taman Islam


Konsep taman Islam ternyata dimaksudkan untuk menggambarkan keindahan surga.
Surga (jannah) dalam al-Qur’an digambarkan sebagai taman yang sangat indah.
Karena inilah, taman bergaya Islam tetap memiliki keunikan dibandingkan gaya-gaya
taman yang lain.

Taman adalah ungkapan ekspresi manusia dalam menggambarkan keahliannya


bercocok tanam. Dalam sebuah taman terdapat berbagai jenis tanaman dan bunga
serta elemen-elemen pelengkap lainnya, seperti air, bebatuan, bahkan bangunan.

al-Qur'an menjelaskan di Surga, ada sungai yang mengalir dibawahnya. Konsep air selalu ada dalam taman islam.
Taman Islam adalah taman yang berakar dari iman dan kepercayaan dalam agama
Islam. Taman-taman Islam berkembang selama masa Dinasti-Dinasti Islam sejak
abad ke-7 hingga abad ke-16. Hingga kini keindahan peninggalan-peninggalan taman
Islam tersebut dapat kita nikmati mulai dari Iran, India, Maroko, hingga Spanyol
(Granada, Cordoba, Seville dan Toledo).

Konsep simetris dan geometris - salah satu peninggalan adiluhung arsitektur Islam.

Islam mengajarkan bahwa semua taman yang ada di muka bumi ini hendaknya dibuat
berdasarkan konsep taman di surga seperti yang digambarkan dalam al-Quran.
Berikut adalah keunikan taman-taman islam.
 Ramah lingkungan.
 Pohon ditanam dengan selang-seling.
 Jenis pohon yang ditanam adalah apa yang disebut dalam al-Qur'an, Ara, Delima,
Kurma, dan Zaitun.
 Banyak unsur air atau kran-kran untuk berwudhu.
 Tetumbuhan yang ditanam agar tembus pandang atau jangan terlalu rapat.
***

Photo by
id.indonesia.travel
infobanyuwangi.com
https://adibaunillahfasya.wordpress.com
Taman Kota di Era
Keemasan Islam
November 1, 2012

Rate This

Sejak abad pertama hijrah, masyarakat


Islam sudah mulai menghadirkan taman dan kebun di lingkungannya.
Semrawut dan kumuh. Itulah gambaran suasana sebagian besar perkotaan yang dihuni
masyarakat Muslim, saat ini. Tak heran, jika masyarakat Muslim kerap dikritik lantaran
kurang begitu peduli terhadap alam dan lingkungan. Suasana perkotaan masyarakat
Muslim masa kini ternyata sungguh kontras bila dibandingkan 10 abad silam.
Ketika masa kekhalifahan dan era keemasannya, pemandangan kota-kota Islam begitu
mencengangkan. Begitu indah, tertib dan nyaman. Suasana kota-kota Islam di masa
kejayaan, tak bisa dibandingkan dengan kota-kota di Eropa masa kini, sekalipun. ‘’Kota-
kota Eropa saat ini tak menawarkan cita rasa yang lebih,’’ papar John William Draper
dalam History of the Conflict Between Religion and Science.
Menurut Draper, pada abad ke abad ke-10 M, jalan-jalan di kota masyarakat Muslim
Cordoba begitu halus dan mulus serta bertabur cahaya pada malam hari. Rumah-rumah
penduduknya pun begitu indah berhiaskan lukisan dinding dan permadani.
Rumahrumah penduduk Muslim di zaman itu terasa hangat di musim dingin, karena
sudah dilengkapi dengan tungku perapian.
Bila musim panas menjelang, suasana rumah terasa sejuk dengan aroma wewangian
yang berasal dari kebun bunga yang dihubungkan melalui pipa bawah tanah. Kontras
dengan Barat yang saat itu dikepung kekumuhan, kota-kota Islam dilengkapi dengan
beragam fasilitas publik yang lengkap dan di rumahrumah masyarakatnya juga memiliki
kamar mandi, perpustakaan, ruang makan, serta air mancur. ‘’Seluruh kota dan negeri
Muslim di Spanyol penuh dengan keramah-tamahan,’’ papar Draper. Kekaguman dan
kesan yang sama terhadap kota-kota Muslim di era keemasan juga dilontarkan David
Talbot Rice dalam Islamic Art, Thames and Hudson. ‘’Pada era supremasi Samara (836
M – 883 M), masyarakat Muslim begitu konsen pada seni. Salah satu yang paling
cerdas dan sejarah Islam,’’ ungkap Rice memuji. Bangunan rumah, masjid, istana dan
taman pada masa itu berdiri dengan megah dan indah.
‘’Masyarakat Muslim Arab suka sekali menghiasi lingkungannya,’’ imbuh Gustave Le
Bon dalam La Civilisation des Arabes. Menurut Le Bon, karakteristik seni masyarakat
Muslim Arab di era keemasan begitu imajinatif, cerdas, megah dan rimbun dalam
dekorasi. Selain itu, detail-detailnya begitu fantastis. Hal itu bisa dilihat dari taman-
taman yang dibangun pada masa itu.
Saat era kejayaan Islam, Malaga – kota pelabuhan di Andalusia, Spanyol – tampak
mempesona jika dilihat dari berbagai penjuru, sekalipun. Dari Velez hingga Fuengirola
yang berjarak lebih dari 40 mil (64,36 km), pantai Malaga menampakkan perkebunan
daun ara yang tak terputus. Begitu indah dan mempesona.
Peradaban Islam di era keemasan memang sangat memberi perhatian yang besar pada
tumbuhtumbuhan. Tak heran, jika Felipe Fern†ndez-Armesto, seorang guru besar
sejarah global environmental dari University of London mengatakan, peradaban Islam di
abad kejayaan begitu memperhatikan kehadiran taman. ‘’Pada dasarnya taman atau
kebun merupakan suatu seni yang mulia,’’ papar Armesto.
Bukan tanpa alasan, jika masyarakat dan penguasa Muslim di era kejayaan begitu suka
menghadirkan taman dan kebun di sekeliling lingkungan dan rumah. ‘’Pastilah ada
alasan yang jelas yang melandasi keberadaan taman yang tersebar di mana-mana
sebagai salah satu bentuk seni dalam dunia Muslim,’’ papar R Ettinghausen dalam
Introduction, in The Islamic Garden.
Salah satu alasan hadirnya taman dalam peradaban Islam adalah janji adanya surga di
hari akhir. Allah SWT kerap mengungkapkan dan menggambarkan surga dalam Alquran
dengan taman. ‘’Sesungguhnya orangorang yang bertakwa berada di dalam taman-
taman (surga) dan di mata air-mata air.’’ (QS Adz Dzaariyaat:15).
Firman Allah SWT dalam surat Al Waaqi’ah (hari kiamat) ayat 27-34 juga
menggambarkan surga sebagai sebuah taman dan kebun yang indah, rindang, dan
berbuah lebat. Deskripsi surga bak taman dan kebun itu memainkan peranan yang
penting dalam kosmografi dan keyakinan keagamaan umat Muslim.
Sejak abad pertama hijrah, masyarakat Islam sudah mulai menghadirkan taman dan
kebun di lingkungannya. Kehadiran taman terus menyebar dan meluas di dunia Islam
mulai dari Spanyol hingga India. Menurut MW Dols dalam Herbs, Middle Eastern;
Dictionary of Middle Ages, salah satu contoh taman Islami ada di Istana Singa kompleks
Masjid Alhambra.
AM Watson dalam tulisannya Agricultural Innovation in the Early Islamic World
mengungkapkan betapa banyaknya taman dan kebun yang dibangun di kotakota Islam
pada masa keemasannya. Ia mencontohkan, di Fustat – kota tua Kairo pada era Tulunid
terdapat ribuan taman pribadi.
Orang-orang di kota itu memiliki cita rasa dan selera yang tinggi terhadap taman dan
kebun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i Khusraw menjadi saksi betapa saat itu, di kota
Fustat, muncul taman dan kebun buah-buahan seperti jeruk, pisang, beragam bunga,
dan tanaman yang wangi. Taman dan kebun itu diairi oleh mesin irigasi.
Taman dan kebun juga bertebaran di Basra, Irak. Di Irak saat itu terdapat 40 ribu kebun
buahbuahan. Malah di Damaskus – pusat kekuasaan Dinasti Umayyah – terdapat 110
ribu kebun dan taman. Satu kebun di kota Samarra pada abad ke-9 M luasnya bisa
mencapai 432 acre (196,5 ha).
Tak heran, jika dua duta besar Kerajaan Bizantium yang tiba di Baghdad awal abad ke-
10 terpesona dengan indahnya taman dan kebun. Ettinghausen menambahkan,
penduduk Turki juga begitu menggemari bunga-bunga yang cantik. Tak heran, jika di
mana-mana tersebar taman. Pada abad ke-16, orang Turki sangat menyukai bunga.
Di kota-kota Muslim lainnya di Afrika Utara, pada era keemasan juga disemarakkan
dengan kehadiran taman-taman. Tunisia, Aljazajair, Marrakech dihiasi taman dan
kebun. Bahkan di Maroko, Sa’did Ahmad Al-Mansur secara khusus menghadirkan
konsep taman Alhambra di istana Badi of Marrakech. Di Aljazair malah terdapat 20 ribu
kebun dan taman. Begitulah kota-kota Islam era keemasan menampilkan pesonanya
melalui kebun dan taman.

Pesona Taman Abbasiyah


Seni hortikultura pada era kekhalifahan Abbasiyah banyak dipengaruhi Assyria dan
Persia. Namun, dalam seni taman atau kebun, Dinasti Abbasiyah memiliki kreasi baru
tersendiri. Seni taman Abbasiyah memadukan beragam elemen ke dalam bentuk yang
bersifat lebih Islami.
Menurut Prof Qasim Al-Samarrai dari Cambridge University, transformasi beragam
elemen seni taman ke dalam bentuk yang Islami didukung oleh perpaduan kekuatan
budaya Abbasiyah. Ketika Abbasiyah berkuasa, taman dan kebun begitu semarak
menghias kota, lingkungan permukiman warga, dan istana.
Sepanjang era kekhalifahan itu, ada dua taman yang begitu ekslusif yakni taman di
Baghdad dan Samarra – ibu kota kedua Dinasti Abbasiyah yanng berjarak 110 km dari
Baghdad. Samarra dibangun Khalifah Al-Mu’tasim pada 835 M. Meski tak banyak
literatur yang membahas desain arsitektur taman Abbasiyah, namun fakta menunjukkan
taman di era itu begitu indah.
Bukti-bukti itu bisa dilihat di istana Samarra dan dan Baghdad. Khalifah Al-Mu’tadid
meletakan fondasi istana raja di dekat Tigris. Setelah itu, dia membangun istana lainya,
yakni istana Thurayya. Kedua istana itu makin memikat mempesona karena dihiasi
dengan taman yang indah.
Seorang ahli geografi Al-Ya’qubi pada 889 M mencatat, Khalifah Al- Mu’tasim
mengubah tanah-tanah kosong menjadi taman dan kebun bagi kelas atas, Di setiap
taman dan kebun terdapat tempat peristirahan dan tempat untuk bermain pacuan kuda
dan permainan polo. Pembangunan taman dan kebun yang hijau itu ditopng dengan
pembangunan sarana irigasi yang sudah terbilang modern pada zamannya.

Perintis Kebun Raya


Umat Islam di era keemasan begitu menyukai dan menggemari tanaman. Tak heran,
bila kemudian di kota-kota Muslim, kala itu, tersebar begitu banyak taman dan kebun.
Menurut A Watson dalam Agricultural Innovation in the Early Islamic World, orang-orang
Muslim-lah yang merintis dan pertama kali membangun kebun raya (botanical garden).
Kecintaan Muslim di era kejayaan terhadap tanaman baik bunga maupun pohon buah-
buahan begitu tampak dari puisi-puisi zaman Abbasiyah. Rawdiya atau syair tentang
taman menjadi salah satu tema puisi yang utama di abad ke-8 M hingga ke-10 M.
Melalui puisi-puisi bertema taman, para penyair masa itu menggambarkan betapa sejuk
dan teduhnya kota waktu itu.
Selain itu, para penyair melalui puisi dan syairnya juga melukiskan semerbak aroma
wangi bunga dan gemericik irama air yang mengalir di taman dan kebun.
Genre sajak dan syair bertema taman dan kebun, papar Watson, pada abad ke- 11 M
mulai digandrungi umat Muslim di Andalusia, Spanyol. Hal itu membuktikan bahwa
masyarakat Muslim di era itu begitu menyukai taman dan kebun.
Para pemimpin dan masyakarat Muslim di era kejayaan menjadikan taman dan kebun
sebagai karya seni yang monumental. Dari ratusan ribu taman, Watson mencatat, di era
kekhalifahan terdapat beberapa taman atau kebun yang begitu spektakuler. Taman
yang begitu indah dan mempesona itu, tutur Watson, antara lain; taman Al-Mu’tasam di
Samarra; taman istana Amir Aghlabid di Tunisia,
Selain itu, taman era keemasaan Islam yang begitu elok dan memikat adalah Taman
Hafsid di Tunisia. Hafsid merupakan penguasa dari Dinasti Fatimiyah, Mesir. Watson
juga mengungkapkan, taman di istana raja yang berada di Fez dan Marakesh, Maroko
juga begitu bagus.
Sedangkan, kebun raya yang paling menakjubkan di era itu adalah kebun raya Abd Al-
Rahman – amir pertama Dinasti Umayyah di Spanyol. Tak cuma itu, masyarakat dunia
Muslim era keemasan juga memiliki taman Huertal del Rey di Toledo, taman raja Taifa
Spanyol, taman il-Khans dan Timurid di Tabriz, serta taman Mahmud Ghazna di Balkh.
Salah satu penguasa Muslim yang menaruh perhatian besar terhadap taman dan kebun
adalah Khumarawaih. Dia adalah seorang penguasa Tulunid di Mesir pada akhir abad
ke-9 M yang membangun sebuah taman istana dengan gaya Persia. Menurut Al-
Maqrizi, yang membuat taman istana yang dibangun Khumarawaih menjadi istimewa
adalah koleksi tanaman palemnya.
Penguasa era keemasan yang juga begitu cinta pada bunga-bungan adan aneka
tanaman adalah Abd Al-Rahman – Amir pertama Dinasti Umayyah di Spanyol. Di
tamannya terdapat koleksi tanaman-tanaman langka yang berasal dari berbagai
belahan dunia. Untuk mendapatkan tanaman dan bunga-bunga yang langka, dia
mengirimkan agennya ke Syiria dan wilayah timur untuk memperoleh benih dan
tanaman baru. Tak heran, jika pada abad ke-10 M, taman Istana Cordoba sudah tampak
seperti kebun raya.
Sumber : Menata Ruang Secara Islami
Dari hasil analisis sekunder yang telah dilakukan terhadap berbagai referensi,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep taman Islam pada dasarnya
adalah penciptaan suatu taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh
kelima indera dan mampu memberikan kemudahan orientasi terhadap kiblat
dengan tetap menjunjung nilai kepatutan.
Adapun karakteristik umum dari konsep taman Islam adalah taman yang dapat
dinikmati secara optimal oleh kelima panca indera dengan tetap memberikan
kemudahan orientasi terhadap kiblat dan menjunjung nilai kepatutan. Hasil
analisis sekunder yang telah dilaksanakan kemudian diimplementasikan di
dalam tapak. Adapun karaktristik khusus Taman Islam yang dimunculkan di
dalam tapak ini adalah;
1.

Elemen air dalam taman berupa 2 kolam dengan air terjun,

2.

Penataan pola perkerasan yang disesuaikan dengan arah mata angin untuk mempermudah
penentuan arah kiblat,

3.

Pemberian alternatif kepada pengguna melalui keragaman tanaman serta penerapan sirkulasi
terbuka,

4.

Unsur warna dan aroma dimunculkan melalui penggunaan vegetasi,

5.

Penambahan jumlah pohon peneduh,

6.

Penggunaan vegetasi produksi dalam tapak,

7.

Elemen-elemen taman yang dapat menimbulkan bahaya tidak digunakan di dalam tapak,

8.

Akses ke dalam tapak dimudahkan dan tidak dibatasi hanya pada satu kelompok saja

9.

Unsur kepatutan dimunculkan dengan menghindari elemen-elemen yang mengandung sifat


keberhalaan, serta penggunaan vegetasi yang memiliki sifat tembus pandang untuk mendukung
pengawasan terhadap sesama.

Anda mungkin juga menyukai