Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat Kesehatan
yang optimal bagi masyarakat diadakan upaya kesehatan mencakup upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat yang didukung oleh
sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan. Peningkatan derajat
kesehatan harus dilakukan untuk semua lapisan masyarakat. Lapisan atau
anggota masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus adalah masyarakat
yang digolongkan pada kelompok khusus. Kelompok khusus meliputi Ibu
hamil, anak-anak, dan lansia. Kelompok tersebut adalah kelompok-kelompok
yang dianggap rentan terhadap terjangkitnya penyakit karena ketidakmampuan
merawat dirinya atau karna sedang mengalami suatu kondisi yang tidak
memungkinkan.
Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan
fisik, mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan
bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri. Perawatan kelompok khusus adalah
suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap
masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti
dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh

1
tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses
keperawatan. Dilakukan melalui kelompok–kelompok yang terorganisir
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader
kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus
masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,
bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
(Nasrul EfFendy: 1998).
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria yang telah
disusun. Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah
kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan. Penilaian dilakukan sebagai
evaluasi terhadap keberhasilan pendidikan kesehatan yang dilakukan.
Penilaian dapat berupa sejauh mana pemahaman kelompok khusus tersebut,
apakah ada perubahan tingkah laku kesehatan setelah diberikan pendidikan
kesehatan tersebut, dan apakah mereka bisa menularkan kembali ke orang-
orang terdekat. Evaluasi akan menentukan bagaimana tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari pendidikan kesehatan pada kelompok khusus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kelompok khusus
b. Untuk mengetahui tujuan keperawatan kelompok khusus
c. Untuk mengetahui sasaran keperawatan kelompok khusus

C. Manfaat

Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan kepada mahasiswa


untuk mengetahui mengenai pendidikan kesehatan pada kelompok khusus
serta mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap pendidikan
kesehatan pada kelompok khusus.

2
D. Sitematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari cover, Bab I pendahuluan
(mencakup latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan), Bab II
tinjauan pustakaan, Bab III pembahasan (mencakup permasalahan di lapangan
dan rekomendasi), Bab IV penutup (mencakup kesimpulan dan saran) dan
yang terakhir adalah daftar pustaka.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan
fisik, mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan
bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri (Nasrul Effendy: 1998).
Menurut Nasrul Effendy (1998) Kerawatan kelompok khusus adalah
suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap
masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti
dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh
tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses
keperawatan.
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok-
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat,
melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan
dewasa ini kita kenal dengan sebutan Dasa Wisma, KPKIA (Kelompok
Persepuluhan Kesehatan Ibu dan Anak). Disamping itu lahan pembinaan
kelompok-kelompok khusus di masyarakat dapat dilakukan melalui Posyandu
terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita, dan kelompok- kelompok
lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

4
B. Tujuan Keperawatan Kelompok Khusus
Tujuan umum pendidikan kesehatan pada kelompok khusus menurut
Nasrul Effendy (1998) adalah untuk meningkatkan kemampuan dan derajat
kesehatan kelompok, serta untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self
care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain. Sementara tujuan khusus
dari pendidikan kesehatan pada kelompok khusus adalah sebagai berikut :
a Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus
sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
b Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka
hadapi.
c Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan.
d Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam pemeliharaan
kesehatan mereka sendiri.
e Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
f Meningkatkan produktivitas kelompok khusus.
g Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan

C. Sasaran Keperawatan Kelompok Khusus


a Pelayanan Kelompok Khusus di Institusi
1. Pelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang
menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok-kelompok
khusus tertentu:
a) Panti Wreda
b) Panti Asuhan
c) Pusat Rehabilitasi Anak cacat
d) Penitipan Balita
2. Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di
institusi adalah meliputi :
a) Penghuni panti
b) Petugas panti
c) Lingkungan panti

5
b Pelayanan Kelompok Khusus di masyarakat
Dilakukan melalui kelompok-kelompok yang terorganisir dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat. Klasifikasi akibat pertumbuhan
dan perkembangannya:
1. Kelompok ibu hamil
2. Kelompok ibu bersalin
3. Kelompok ibu nifas
4. Kelompok bayi dan anak balita
5. Kelompok anak usia sekolah
6. Kelompok usia lanjut
Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan diantaranya adalah :
1. Penderita penyakit menular
a) Kelompok penderita penyakit kusta
b) Kelompok penderita penyakit TBC
c) Kelompok penderita Aids
d) Kelompok penderita Penyakit kelamin (GO, Sypilis)
2. Penderita penyakit tidak menular
a) Kelompok Penderita Penyakit DM
b) Kelompok Penderita penyakit Jantung
c) Kelompok penderita penyakit stroke
3. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
a) Kelompok cacat fisik
b) Kelompok cacat mental
c) Kelompok cacat social
4. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit
a) Kelompok wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
c) Kelompok kelompok pekerja tertentu

6
c Prinsip Dasar Tindakan Keperawatan
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara
konsisten dan berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan
kelompok sebagai subjek maupun objek pelayanan.
5. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kelompok khusus.
6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,
lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang
mempunyai masalah yang sama ke arah perilaku sehat.

d Proses Pemenuhan Kebutuhan Keperawatan Kelompok Khusus


Proses pemenuhan kebutuhan kesehatan pada kelompok khusus
harus melalui empat tahap, meliputi persiapan, perencanaan,
penatalaksanaan, dan penilaian (evaluasi).
1. Tahap Persiapan
Sebelum perawat melakukan proses keperawatan pada kelompok
tertentu, perawat harus mengetahui otonomi klien/masyarakat, tidak
memaksakan dalam melakukan tindakan. Tahapan persiapan tersebut
diantaranya:
a. Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada di masyarakat
dan jumlah panti atau pusat-pusat rehabilitasi yang ada disuatu
wilayah binaan.
b. Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan
kelompok khusus yang ada di masyarakat.
c. Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di
panti/institusi melalui pengumpulan data.
d. Menganalisa data kelompok khusus di masayarakat dan di institusi.
e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan diinstitusi.

7
f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data,
perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan
kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti.
2. Tahap Perencanaan
Perawat melakukan perencanaan terhadap apa yang akan dilakukan
dalam kelompok tertentu, menjaga tidak menimbulkan cedera/bahaya
bagi masyarakat (nonmalefesiensi). Tahap perencanaan menyangkut:
a. Jadwal kegiatan
b. Jadwal kunjungan
c. Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, perawat menggenggam penuh prinsip
kejujuran, dan keadilan dalam memberikan sebuah tindakan
keperawatan kepada kelompok khusus. Perawat berkomitmen bahwa
tindakannya adalah penuh demi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Tapi terkadang, beberapa produk kesehatan yang
dipromosikan perawat atau petugas kesehatan ada yang bertentangan
dengan norma dan budaya masyarakat tertentu. Seperti permasalahan
KB. Tahap pelaksanaan itu diantaranya:
a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
b. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Imunisasi
e. Penemuan kasus dini
f. Rujukan bila dianggap perlu
g. Pencatatan dan pelaporan
4. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini perawat melakukan evaluasi sebagai prinsip
akuntabilitas yang dimilikinya. Perawat bertanggung jawab atas setiap
yang dilakukannya, agar tidak terjadinya kesalahan atau malefisiensi
terhadap kelompok tertentu. Penilaian terhadap hasil asuhan

8
keperawatan dan kesehatan dilakukan berdasarkan criteria yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan melalui:
a. Membandingkan hasil asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan

9
BAB III
PEMBAHASAN

Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dilakukan


dengan upaya kesehatan mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat
yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan harus dilakukan untuk semua lapisan masyarakat.
Lapisan atau anggota masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus adalah
masyarakat yang digolongkan pada kelompok khusus. Kelompok khusus meliputi
Ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Kelompok tersebut adalah kelompok-kelompok
yang dianggap rentan terhadap terjangkitnya penyakit karena ketidakmampuan
merawat dirinya atau karena sedang mengalami suatu kondisi yang tidak
memungkinkan.

1. Definisi Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Khusus Anak Usia


Sekolah

Usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan


yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas sebagai sumber daya
pembangunan bangsa. Hal tersebut yang melatarbelakangi terbentuknya UKS.
Dasar hukum pembentukan UKS undang – undang RI No 23 tahun 1992
tentang kesehatan sekolah. Pada BAB V pasal 45 ayat 1 dinyatakan bahwa:
kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.

10
2. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah Di Indonesia
a Keadaan malnutrisi
b Alkoholoisme.
c Narkoba.
d Seks bebas.
e Kecanduan rokok.
f Penyakit fisik dan mental.
Untuk mengatasi itu pemerintah mencanangkan program UKS.

3. Pengertian UKS
Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah,
yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan
sekolah adalah SD–SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD
mengingat SD merupakan dasar dari sekolah–sekolah lanjutan. (Endang,
1993). Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah. (Sumijatun, 2006). Wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah. (Dep.Kes, 2001).

4. Dasar Titik Tolak Mengapa UKS Perlu Dijalankan


Golongan masyarakat usia sekolah (6-18 th) merupakan bagian yang besar
dari penduduk Indonesia (+ 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut
adalah anak – anak sekolah. Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru
serta orang tua murid merupakan masyarakat yang paling peka (sensitive)
terhadap pengaruh modernisasi dan tersebar merata diseluruh Indonesia.
Anak–anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih
mudah dibina dan dibimbing.
Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif
diantara usaha–usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari
masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah:
 Presentasenya tinggi.
 Terorganisir sehingga lebih mudah dicapai.

11
 Peka terhadap pendidikan dan pembaharuan.
 Dapat menyebarkan modernisasi.

Masyarakat sehat yang akan datang adalah merupakan wujud dari sikap
kebiasaan hidup sehat serta keadaan kesehatan yang dimiliki anak–anak masa
kini. Pembinaan kesehatan anak–anak sekolah (jasmani, rohani dan social)
merupakan investasi bagi bangsa dan Negara.

5. Program Pembinaan Anak Usia Sekolah


1. Melalui sekolah: UKS
2. Di luar sekolah: dasa wisma, karang taruna, lembaga swadaya
masyarakat.

6. Sasaran UKS
Anak – anak usia sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.
Untuk sekolah dasar, diprioritaskan pada kelas I, III, VI. Alasannya adalah:
Kelas I: merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru
dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidak mengertian tentang
kesehatan.
Kelas III: untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu
dan langkah–langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program
pembinaan UKS.
Kelas VI: dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.

7. Sasaran Pembinaan
1. Peserta didik
2. Pembina UKS
3. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4. Lingkungan sekolah.

12
8. Ruang Lingkup
Kegiatan utama UKS dikenal dengan “TRIAS UKS” yang meliputi:
 pendidikan kesehatan.
 Pelayanan kesehatan.
 Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah.

9. Pendekatan
 Komunikasi informasi & motivasi (KIM)
 Pendekatan edukatif dalam rangkah alih kelola & alih teknologi

10. Pelaksana UKS


Yang terlibat dalam pelaksanaan UKS:
 Guru UKS
 Peserta didik (siswa)
 Petugas puskesmas dari puskesmas
 Masyarakat sekolah

11. Peran Perawat Sekolah


 Manajer.
 Konsultan.
 Pendidik.
 Pelaksana.

12. Fungsi Perawat Sekolah


 Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan
program kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif.
 Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam
memenuhi kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya.
 Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah
dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system
kesehatan masyarakat.
 Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Nasrul Effendy (1998) Kerawatan kelompok khusus adalah
suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap
masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal
dipanti dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, diberikan
oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui
proses keperawatan.

B. Saran
Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari makalah yang
kelompok buat ini, hendaknya pembaca memberikan kritik dan saran serta
melakukan pengkajian ulang (diskusi) terhadap penulisan sehingga
kelompok terhindar dari kekeliruan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (1990), Perawatan Kesehatan Masyarakat, Seri A :


Petunjuk Pelaksanaan Kelompok Di Puskesmas,Ditjen Binkesmas,Jakarta.

Departemen Kesehatan RI (1993), Perawatan Kesehatan Masyarakat II , Petunjuk


Pembinaan Kelompok Sosial/Khusus, Jakarta.

F.J Bennet (1987), Diagnosa Komunitas dan Program kesehatan, Yayasan


Essensia medika,Yogyakarta.

Freeman B Ruth (1961), Public Health Nursing Practice, WB.Sounders


Co.London.

Freeman B Ruth (1981),Community Health Nursing Practice, Second Edition,


WB,Saunders Co.London, Philadelphia, Sydney.

Kathelen Becman Blomquist et al (1979), Community Health Nursing Contiuning


Education review, Medical Examination Publishing Garden City, New York.

Munandar soelaeman (1989), Teori Daan Konsep Ilmu Sosial, PT Eresco, Jakarta.

Soerjono Soekanto (1986), Pengantar Sosiologi Kelompok, Penerbit Remaja


Karya CV, Bandung.

Solita sarwono (1993), Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta


Aplikasinya, gajah Mada University Press, Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai