Abstrack
Hospitality, is a part of the Marketing Public relations (MPR). Service strategy which chosen
by a company, can determine keluasaan consumers of the company. This study intends to find
out how to service the installation Outpatient Hospital Dr. Soetomo. Hospital Dr. Soetomo, a
Type A hospital owned by the government in East Java. Is a referral hospital in eastern
Indonesia and is the second largest government hospital seindonesia. IRJ Hospital Dr.
Soetomo himself has attained ISO 9001: 2008 as a testament to the quality of service. The
study was conducted using descriptive qualitative method. Data obtained through interviews,
observation, and documentary. From the survey results revealed that the service provided
IRJ Hospital Dr. Soetomo are compliant with the ten determinants of service quality. Yet
according to the Hospital Minimum Service Standards, there is one indicator of the unmet
customer satisfaction rate reached 77.20% (IKM 2009).
Key Words:
Hospitality, Hospital, Marketing Public relations
Abstrak
Pelayanan, merupakan bagian dari kegiatan Marketing Public Relation (MPR). Strategi
pelayanan yang dipilih oleh sebuah perusahaan dapat menentukan keluasaan konsumen dari
perusahaan tersebut. Penelitian ini bermaksud mengetahui bagaimana pelayanan bagian
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Soetomo. RSUD Dr. Soetomo, merupakan rumah
sakit tipe A milik pemerintah di Jawa Timur. Rumah sakit ini menjadi rujukan di Indonesia
Timur dan merupakan rumah sakit pemerintah terbesar kedua seindonesia. IRJ RSUD Dr.
Soetomo sendiri telah memeroleh sertifikasi ISO 9001: 2008 sebagai bukti kualitas
pelayanan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumenter. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa pelayanan yang diberikan IRJ RSUD Dr. Soetomo telah sesuai dengan sepuluh faktor
penentu kualitas layanan jasa. Meski demikian berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, ada satu indikator yang belum terpenuhi yaitu kepuasan pelanggan baru
mencapai angka 77,20% (IKM tahun 2009).
Kata Kunci:
Pelayanan, Kepuasan, Public relations
1
Sri Puri Surjandari adalah peneliti pada institusi Dinas Kominfo Kota Surabaya. Penulis dapat dihubungi
melalui email: stikosa_aws@yahoo.com.
Pendahuluan
Public relations merupakan suatu fungsi strategis dalam manajemen yang melakukan
komunikasi untuk memeroleh pemahaman dan penerimaan dari publik (Kasali, 1994:7).
Sebagai fungsi manajemen, Public relations memampukan organisasi untuk mencapai
hubungan yang efektif dengan berbagai khalayaknya melalui pengertian sikap, nilai, dan
opini khalayak (Wells, 1995:619). Public relations sebagai fungsi manajemen dijalankan oleh
perusahaan, pemerintah, asosiasi profesi dan niaga, organisasi nirlaba, lembaga swadaya
masyarakat, industri pariwisata, dunia pendidikan, politisi, klub olahraga dan berbagai
organisasi lainnya (Iriantara, 2004:45).
Menurut Cutlip dan Centre, proses public relations mencakup (1) pendefinisian
masalah (2) perencanaan program (3) aksi dan komunikasi (4) evaluasi program (Kasali,
1994:82-85). Jadi public relations harus mengetahui rumusan permasalahan lebih dahulu,
kemudian merencanakian program yang akan dilaksanakan yang salah satunya dengan
membuat strategi-strategi public relations, melaksanakan dan mengomunikasikan strategi
tersebut, dan yang terakhir mengevaluasi program yang telah dilaksanakan untuk mengetahui
kesesuaian antara perencanaan program dan aksi komunikasi yang telah dilaksanakan.
Strategi public relation berperan penting bagi perusahaan. Sebab, semua tindakan
yang akan dilakukan perusahaan berawal dari perencanaan yang berisi strategi-strategi yang
akan dilakukan. Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus, sedangkan strategi komunikasi merupakan sesuatu yang patut dikerjakan
demi kelancaran komunikasi. Dengan melakukan strategi yang tepat, maka tujuan yang ingin
dicapai perusahaan akan terwujud, karena strategi menyangkut hal-hal yang berkait dengan
mampu atau tidaknya perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari
dalam maupun dari luar (Kasali, 1994:59).
Salah satu strategi publik relation yang dapat dilakukan adalah berkait dengan
pelayanan (hospitality). Di mana pelayanan merupakan bagian dari kegiatan marketing public
relation (MPR). Pelayanan merupakan hal yang cukup penting bagi perusahaan. setiap
perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan terbaik baik pelanggannya. Strategi yang
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dapat menentukan apakah sebuah perusahaan
disukai atau tidak. Pelayanan menjadi hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk
diaplikasikan. Hal ini berkait dengan berbagai jenis keinginan dari sekian banyak pelanggan.
Oleh karena itu perusahaan mesti berupaya keras untuk “mengambil hati” pelanggan melalui
pelayanan yang diberikan.
Setelah institusi memberikan pelayanan kepada pelanggan, tindak lanjutnya tidak
hanya berhenti pada aksi dan komunikasi, melainkan sampai tahap akhir yakni evaluasi.
Evaluasi diperlukan untuk melihat tingkat “kesenjangan” maupun kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan program dengan aksi dan komunikasi. Evaluasi akan
membandingkan kinerja ideal yang diinginkan dengan kinerja aktual organiasi sehingga dapat
diperoleh umpan balik pada manajemen untuk melakukan langkah-langkah korektif yang
diperlukan.
Dalam penelitian, subjek yang dipilih adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr
Soetomo. Sebagai sebuah institusi yang “menjual” jasa, peran pelayanan dari pihak rumah
sakit sangatlah penting. Subjek dipilih dengan pertimbangan merupakan rumah sakit
pemerintah terbesar kedua seindonesia setelah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
di Jakarta dan menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Indonesia Timur dengan rata-rata
kunjungan pasien rawat jalan 1500 hingga 3000 pasien per hari. Bagian Gawat Darurat
hingga 300 hingga 350 per hari. Jumlah tempat rawat inap 1505 buah dengan Bed
Occupation Rate (BOR) rata-rata 20% per hari. Dengan jumlah pasien yang begitu banyak,
maka rumah sakit ini tentu membutuhkan perencanaan strategi pelayanan yang maksimal
sehingga dapat memeroleh citra positif di mata konsumen.
Visi RSUD Dr Soetomo adalah “Menjadi rumah sakit yang terkemuka dalam
pelayanan, pendidikan, dan penelitian di kawasan AsiaTenggara. Dari visi tersebut jelas
terlihat bahwa pelayanan merupakan salah satu hal yang harus terus menerus ditingkatkan
agar tujuan menjadi rumah sakit terkemuka dapat tercapai. Agar lebih terarah, penelitian
difokuskan pada divisi Instalasi Rawat jalan RSUD Dr Soetomo. IRJ Dr Soetomo telah
mendapat pengakuan sertifikasi ISO 9001:2000 pada tahun 2007. IRJ juga menjadi pintu
masuk pasien untuk berobat sebelum ke Instalasi Rawat Inap.
Perumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang yang telah dikemukakan, maka rumusan permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelayanan Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUD Dr
Soetomo dalam perspektif public relations?”.
Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihak RSUD Dr
Soetomo terkait program pelayanan yang telah dilakukan di Instalasi Rawat Jalan.
Kajian Pustaka
Public relations: Definisi, Ciri, dan Fungsi
The International Public relations Association (IPRA) mendefinisikan public
relations sebagai fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan
jalur, bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan
atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik,
mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efekitif,
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama (Ruslan,
2002:17-18). Sedangkan DeFleur dan Dennis (1988:298) menyebutkan bahwa public relation
merupakan proses komunikasi, di mana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk
menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan
tertentu (Iriantara, 2004:43).
Berfungsi atau tidaknya public relations dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari
ada/tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri-cirinya. Secara eksplisit ciri-ciri tersebut antara
lain:
public relations adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung
dua arah secara timbal balik;
public relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi;
publik yang menjadi sasaran kegiatan public relations adalah publik eksternal dan
publik internal;
operasionalisasi public relations adalah membina hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang
timbul dari pihak organisasi maupun dari publik (Uchjana, 2002:23-24).
Ketiga aspek ini harus dipenuhi dan tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain.
Kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari aspek-aspek tersebut yaitu sistem
pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, strategi, dan pelanggan. Model
kesatuan dari aspek-aspek ini disebut segitiga jasa, di mana tiap sisi segitiga mewakili setiap
aspek. Kegagalan satu sisi akan merobohkan segitiga. Karena itu, pembahasan industri jasa
harus meliputi institusi, karyawan, serta customer (Saleh, 2010:101).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, mengingat sasaran penelitian yang
terbatas. dengan keterbatasan tersebut digali sebanyak mungkin data. Sehingga meski terbatas
data yang diperoleh cukup mendalam (Bungin, 2001:29). Tahap penelitian terbagi tiga yaitu
tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah informan dari pihak rumah sakit. Penggalian data
dilakukan dengan wawancara. Adapun informan penelitian adalah Kepala IRJ RSUD Dr
Soetomo, Dr. Roestiniadi, DS, SpTHT (K), kemudian Customer service IRJ, Winka
Gurning, dan pasien IRJ. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi di lingkungan
IRJ RSUD Dr Soetomo selama bulan November hingga Desember 2010.
Pembahasan
Instalasi Rawat Jalan (IRJ), merupakan salah satu instalasi yang ada di RSUD Dr
Soetomo. Instalasi ini khusus menangani pasien yang berobat jalan. Di IRJ terdapat 25 Unit
Rawat Jalan yang terbagi menajdi 108 poliklinik. Rata-rata kunjungan pasien per hari
mencapai 1500-3000 pasien. Berbagai strategi dan teknik dilakukan IRJ untuk meningkatkan
pelayanan kepada pasien. Beberapa program yang dicatat oleh peneliti seperti: Layanan
Sepenuh Hati (LSH), SASETA, penanganan komplain, pengelolaan SDM, petunjuk-petunjuk
komunikasi, penggunaan sistem informasi, Customer Relationship Management, hingga
dibentuknya divisi Customer service.
IRJ memiliki koordinator pelayanan yang bertanggungjawab kepada Kepala IRJ.
Namun program-program pelayanannya disusun bersama antara Kepala IRJ, Dokter, tenaga
keperawatan, dan staf/karyawan. Program pelayanan disusun berdasarkan dua pilar yaitu (1)
Service of Excellent: pelayanan prima yang diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada
customer ; dan (2) Service of Champion: pelayanan maksimal/juara kepada pasien yang
diharapkan membuat customer akan bersikap loyal kepada rumah sakit. Service of Champion
inilah yang diejawantahkan melalui program Layanan Sepenuh Hati (LSH).
Program LSH merupakan program pelayanan utama di RSUD Dr Soetomo. Awalnya,
program ini merupakan program pelayanan di IRJ. Namun kemudian menjadi program
pelayanan utama di seluruh instalasi RSUD Dr Soetomo. Program ini diberlakukan di IRJ
sejak tahun 2006. Ada tiga konsep dasar dari program LSH: (1) Keyakinan: yakni keyakinan
IRJ untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pasien; (2) Hati: melayani dengan
sepenuh dan setulus hati kepada pasien; (3) Mental “pelayan”: kemampuan melayani dengan
menjadikan customer sebagai “majikan”, terutama saat menghadapi komplain.
Untuk mendukung program LSH pihak IRJ melakukan pengembangan SDM melalui
berbagai training dan workshop. Aplikasi program LSH diwujudkan antara lain melalui
program Salam Senyun Tanya (SASETA). Program ini dicanangkan pada tanggal 2 Juni
2006. Untuk melatih staf dan karyawan terkait program SASETA tersebut, IRJ memiliki
laboratorium SASETA di lantai 4 gedung utama RSUD Dr Soetomo. Ruangan ini berisi
cermin di sepanjang dinding, yang difungsikan untuk berlatih melakukan salam, senyum, dan
tanya yang baik. Senyum yang baik dilatihkan dengan metode menggigit jari telunjuk, bibir
diarahkan 2 cm ke arah kanan dan kiri, dengan posisi bibir “monyong” (ke muka). Pihak IRJ
juga menjadikian SASETA sebagai ajang kompetisi antar karyawan dan staf dengan juri dari
pihak eksternal IRJ. Diharapkan hal ini akan meningkatkan motivasi untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien.
Beberapa strategi pelayanan yang telah diterapkan IRJ meliputi:
1) penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001:2008;
2) optimalisasi program komputerisasi (billing system dan paperless);
3) meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, termasuk kualitas tenaga perawat;
4) meningkatkan kegiatan Customer Relationship;
5) optimalisasi penanganan komplain.
Program Customer Relationship Management telah dilakukan pihak IRJ sejak tahun 2003.
Kegiatannya meliputi: (1) Gathering dengan pasien minimal 2 kali setahun, maksimal 5 kali
setahun. Gathering ini diperuntukkan bagi pasien Jamkesmas; (2) Family gathering dengan
pasien poliklinik Metadon; (3) Kegiatan bersama ibu-ibu PKK Sumber Waras; (4) IRJ Tour:
mengundang masyarakat untuk tour di poliklik-poliklinik yang ada di IRJ; (4)
Penyelenggaraan berbagai kegiatan sosial: bazar, kerja bakti, dan lomba.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti diperoleh
kesimpulan bahwa dari standar 10 faktor penentu kualitas layanan jasa versi Zeithami, Berry,
dan Parasuraman, pelayanan IRJ RSUD Dr Soetomo telah sesuai. Sedangkan dilihat dari
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPMRS) indikator yang belum terpenuhi adalah
dari aspek kepuasan pelanggan. IKM IRJ RSUD Dr Soetomo baru mencapai angka 77,20%
dari standar 90% yang telah ditetapkan. Angka ini diperoleh dari hasil survai terakhir pada
tahun 2009.
Saran
Sebagai rekomendasi peneliti bagi pihak IRJ, peneliti melihat perlunya keberadaan
Morning Report secara continue. Hal ini dapat menjadi sarana untuk membangun komunikasi
yang lebih baik dalam organisasi. Morning report juga dapat menjadi kegiatan evaluasi
kinerja staf dan ajang untuk membahas komplain dari pasien yang belum dapat terselesaikan.
Yang kedua, menambah staf untuk customer service agar kinerjanya lebih efektif
mengingatnya banyaknya jumlah komplain yang masuk. Berikutnya adalah menyediakan
papan pengumuman di setiap lantai. Sebab, selama ini papan pengumuman hanya ada satu
sehingga distribusi informasi dapat lebih merata tanpa harus membuat pengunjung repot
berpindah.