JURNAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
2023 M / 1444 H
PERAN PUBLIC RELATIONS INTERNAL DALAM PENGENDALIAN
MUTU PERUSAHAAN (STUDI KASUS DI PT. JALAN TOL LINGKAR
LUAR JAKARTA)
Oleh:
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran yang dimainkan oleh fungsi
Public Relations Internal dalam pengendalian mutu perusahaan, dengan fokus
pada studi kasus di PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Perusahaan ini dipilih
karena pentingnya peran pengendalian mutu dalam industri jalan tol yang
memerlukan manajemen yang efektif untuk memastikan keberlanjutan operasional
dan kepuasan pelanggan. tentang sejauh mana peran public relations internal
dalam PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta dalam menjalankan proses pengendalian
mutu perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana PT. Jalan Tol
Lingkarluar Jakarta dalam menjalankan pengendalian mutu perusahaan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan berdasarkan
wawancara mendalam secara langsung dengan ketua manajemen representative
PT. jalan Tol Lingkarlua Jakarta, staff manajemen representative PT. jalan Tol
Lingkarlua Jakarta serta 2 orang informan yang merupakan perwakilan dari
devisi-devisi yang mengikuti proses pengendalian mutu PT. jalan Tol Lingkarluar
Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran public relations dalam
menjalankan pengendalian mutu perusahaan sudah cuku sesuai dan berjalan
sebagaimana mestinya, walaupun dalam eksekusinya masih ada kendala yang
dihadapi. Dapat dikatakan public relations internal PT. Jalan Tol Lingkarluar
Jakarta telah menjalankan tugasnya denga baik bersama dengan devisi-devisi
terkait. Sehingga perlahan-lahan kedepannya mungkin dapat ditingkatkan lagi rasa
kepedulian dalam menjaga citra perusahaan PT.Jalan Tol lingkarluar Jakarta serta
semakin responsif terhadap apa yang sedang diperlukan masyarakat khususnya
1
pengguna jalan tol PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta demi menciptakan ide-ide
baru.
Kata kunci: PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta, Peran Public Relations internal,
pengendalian mutu perusahaan
Latar Belakang
PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta adalah merupakan dari anak perusahaan
PT. Jasa Marga (persero) Tbk yang berdiri pada akhir tahun 2000 tepatnya pada
tanggal 22 desember tahun 2000 yang bergerak dibidang jasa Manajemen
Layanan Transaksi, Manajemen Layanan Lalu Lintas serta Manajemen Layanan
Pemeliharaan Jalan Tol. Berawal mulanya berdiri PT. Jalan Tol Lingkarluar
Jakarta dipercaya oleh PT. Jasa Marga (persero) Tbk, untuk mengoperasikan Jalan
Tol yang berada di Lingkar luar Jakarta atau bisa dikatakan jalan tol yang tidak
melintas didalam kota Jakarta melainkan diluar kota Jakarta tepatnya dipinggir
kota Jakarta. PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta dipercaya untuk mengoperasikan
Jalan Tol LingkarLuar Jakarta sepanjang 45 kilometer yang mengelilingi kota
Jakarta dari Ulujami- Pondok Pinang-TMII Junction- Cikunir- Cakung sampai
dengan Rorotan.
Sebagai bukti nyata komitmen PT. Jalan Tol Lingkarluar Jakarta untuk
meningkatkan mutu pelayanan terhadap publik yang menggunakan jasanya, PT.
Jalan Tol Lingkarluar Jakarta selalu berusaha untuk memberikan fasilitas-fasilitas
terbaik yang didapat dari kepuasan dan masukan serta saran dari masyarakat
pengguna jalan tol. Tentunya hal ini dapat menjadikan fasilitas yang diinginkan
oleh masyarakat pengguna jalan tol sesuai dengan kebutuhan di zaman sekarang
dimana semuanya diharapkan bisa lebih mudah, efektif dan efisien. Di era
globalisasi sekarang, masyarakat di hadapkan dengan adanya berbagai macam
fasilitas yang ada di berbagai perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang,
Sehingga banyak sekali perusahaan yang berkompetisi untuk menarik perhatian
masyarakat. Agar fasilitas yang disediakan dapat digunakan dengan maksimal
2
oleh masyarakat dan juga berbagai macam inovasi baru yang di rancang oleh
pihak perusahaan diharapkan bisa menjadi yang terbaik di mata masyarakat luas.
1. Informasi Internal:
3
Menyediakan informasi yang jelas dan akurat kepada karyawan mengenai
kebijakan perusahaan, perubahan organisasional, dan berbagai hal terkait
dengan lingkup pekerjaan mereka. Hal ini membantu menciptakan
pemahaman yang konsisten di antara semua anggota organisasi.
2. Partisipasi dan Keterlibatan Karyawan:
Mendorong partisipasi karyawan dalam berbagai inisiatif perusahaan,
seperti program kesejahteraan karyawan, pelatihan, atau kegiatan sosial. Ini
dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan karyawan terhadap
tujuan dan nilai perusahaan.
3. Resolusi Konflik:
Menyediakan saluran komunikasi yang terbuka untuk menangani konflik
atau masalah internal. Public Relations internal dapat berperan sebagai
mediator dan membantu membangun hubungan yang positif antara berbagai
pihak di dalam perusahaan.
4. Budaya Organisasi:
Membantu membentuk dan memelihara budaya organisasi yang positif.
Dengan menyampaikan nilai-nilai perusahaan dan mempromosikan norma-
norma perilaku yang diinginkan, Public Relations internal dapat memainkan
peran penting dalam membentuk identitas perusahaan.
5. Pengembangan Karyawan:
Memberikan informasi tentang peluang pengembangan karir, pelatihan,
dan perkembangan karyawan. Ini menciptakan lingkungan di mana karyawan
merasa didukung dalam pengembangan keterampilan dan potensi karir
mereka.
6. Komunikasi dua arah:
Mendorong komunikasi dua arah antara manajemen dan karyawan. Ini
menciptakan saluran untuk umpan balik karyawan yang dapat membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan meningkatkan kebijakan
atau proses yang ada.
7. Membangun Citra Positif:
4
Membantu membangun citra positif perusahaan di mata karyawan.
Dengan menyampaikan prestasi, pengakuan, dan keberhasilan perusahaan,
Public Relations internal dapat meningkatkan motivasi dan kebanggaan
karyawan terhadap tempat mereka bekerja.
Standard untuk menjaga mutu perusahaan bahkan juga menjadi syarat utama
agar produk tersebut diakui secara internasional. Oleh karena itu, apabila sebuah
perusahaan di Indonesia akan melakukan penjualan produk atau jasa yang
dihasilkan, maka sistem penjagaan mutu wajib untuk dilakukan oleh setiap
perusahaan. Bukan hanya sebagai syarat, namun juga sebagai langkah yang tepat
untuk meningkatkan dan menjaga mutu perusahaan tersebut. Bukan merupakan
sebuah hal yang mudah, namun menjadi wajib untuk perusahaan penuhi apabila
ingin menjaga mutu sebuah perusahaan. Jangan melupakan bahwa mutu dari mutu
perusahaan yang dihasilkan dapat menjadi dasar untuk kemajuan perusahaan yang
bersangkutan.
5
atau jasa yang di berikan setiap tahunnya akan terasa datar dan akan berdampak
kepada complain dari konsumen.
6
Kerangka Teori
7
5. Teori Budaya Organisasi:
Menjelaskan konsep budaya organisasi dan bagaimana nilai-nilai dan
norma-norma budaya dapat memengaruhi pengendalian mutu.
Meneliti peran Public Relations Internal dalam membentuk dan
memelihara budaya organisasi yang mendukung pengendalian mutu.
6. Teori Komunikasi Dua Arah:
Menyelidiki keefektifan komunikasi dua arah antara manajemen dan
karyawan.
Mempertimbangkan bagaimana komunikasi dua arah dapat
meningkatkan responsibilitas karyawan terhadap kebijakan mutu.
7. Teori Manajemen Hubungan dengan Karyawan:
Menjelaskan strategi manajemen hubungan dengan karyawan yang
mendukung pengendalian mutu.
Mempertimbangkan cara Public Relations Internal dapat membangun
hubungan yang positif antara manajemen dan karyawan.
8. Teori Citra Perusahaan:
Meneliti bagaimana citra perusahaan dapat dipengaruhi oleh
komunikasi internal dan eksternal.
Menjelaskan peran Public Relations Internal dalam membangun citra
positif perusahaan di mata karyawan.
PEMBAHASAN
8
kepentingan public, serta merancanakan dan melaksanakan program aksi dalam
rangka mendapatkan pemahaman public. Public relations adalah fungsi
manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi,
pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan
publicnya. PR melibatkan manajeman problem atau manajemen isu, PR
membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini
tentang opini public. Public relations mendefinisikan dan menekankan tanggung
jawab manajement untuk melayani kepentingan public, public relations membantu
manajement tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, dan public reations dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini
untuk mengantisipasi arah perubahan (trend), dan public relations menggunakan
riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.
9
peranan teknis (communicationtechnical role). Peranan manajerial dikenal dengan
peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3 (tiga) peranan,
yakni expert preciber communication, problem solving processfacilitator, dan
communication facilitator. Sehingga bila dijelaskan lebih jauh terdapat 4 (empat)
peranan, meliputi:
10
Peranan public relations sebagai problem solving process facilitator yang
menangani krisis dalam perusahaan merupakan peranan yang berkaitan dengan
pengembalian nama baik perusahaan setelah terjadinya krisis akibat penurunan
eksistensi perusahaan. Peranan PR diperlukan untuk mengembalikan agar krisis
tersebut dapat terpecahkan melalui kegiatan komunikasi. Sebagai komunication
fasilitator yang menjembatani perusahaan dengan publiknya, peran inilah yang
dibutuhkan untuk melakukan program pencitraan yang berhubungan dengan
public eksternal perusahaan yaitu masyarakat dan steakholder. Peranan PR
kemudian mengacu pada technician communicationyaitu melakukan kegiatan
komunikasi atas dasar kebijakan dari perusahaan.
6) Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic
communication).
11
Kemudian berdasarkan ciri khas kegiatan Public relations tersebut, menurut,
Cutlip & Center, and Canfield peran PR dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
b) Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang di wakilinya,
atau sebaliknya.
d) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
e) Menciptakan komunikasi secara timbal balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke pabliknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Untuk menjalankan peranan seorang Public relations, sebagai petugas PR
dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu:
12
Pemaparan peran Public relations secara keseluruhan membahas tentang
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membangun dan mempertahankan
citra sebuah perusahaan.
a. Fasilitas pelayanan,
b. Event atau program khusus,
c. Promosi.
a. Kebijakan institusi/perusahaan,
b. Kurangnya skill, Pendanaan.
13
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, pengaruh Public Relations Internal terhadap
komunikasi internal menjadi elemen kritis. Berikut adalah beberapa aspek yang
dapat dipertimbangkan:
14
sosialisasi untuk meningkatkan tingkat pemahaman karyawan terhadap
kebijakan dan prosedur mutu.
7. Fasilitasi Dialog dan Umpan Balik: Mendorong dialog dua arah antara
manajemen dan karyawan terkait isu-isu mutu. Public Relations Internal
dapat menciptakan saluran komunikasi yang terbuka untuk umpan balik dan
pertanyaan dari karyawan.
8. Penggunaan Teknologi Komunikasi: Memanfaatkan teknologi komunikasi
terkini untuk memfasilitasi komunikasi internal. Hal ini melibatkan
penggunaan platform digital, aplikasi, atau alat kolaborasi yang dapat
mempermudah pertukaran informasi.
PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, pengaruh Public Relations Internal
terhadap keterlibatan karyawan menjadi aspek yang krusial. Pentingnya
keterlibatan karyawan dalam konteks pengendalian mutu menyoroti peran
strategis Public Relations Internal dalam menciptakan budaya partisipatif dan
mendukung keberhasilan upaya pengendalian mutu di PT. Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta.
15
menyampaikan informasi terkini tentang pengendalian mutu dan pencapaian
perusahaan. Public Relations Internal dapat memainkan peran kunci dalam
menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa terlibat, terinformasi, dan
memiliki rasa kepemilikan terhadap pengendalian mutu di PT. Jalan Tol Lingkar
Luar Jakarta.
Konstribusi Penelitian
16
5. Rekomendasi untuk Perbaikan Proses Pengendalian Mutu: Berdasarkan
analisis hasil penelitian, perusahaan dapat menerima rekomendasi yang
dapat membantu mereka meningkatkan proses pengendalian mutu mereka,
termasuk aspek-aspek komunikasi dan keterlibatan karyawan.
6. Peningkatan Efektivitas Program Pelatihan: Jika penelitian menunjukkan
kebutuhan untuk peningkatan pemahaman karyawan terkait pengendalian
mutu, perusahaan dapat menyusun dan meningkatkan program pelatihan
yang lebih efektif dan relevan.
7. Perbaikan Sistem Pengukuran Kinerja Karyawan: Penelitian dapat
memberikan wawasan tentang cara memperbaiki sistem pengukuran kinerja
karyawan terkait dengan pencapaian tujuan pengendalian mutu. Ini
membantu perusahaan dalam menetapkan dan menilai KPI yang lebih
sesuai.
8. Pengembangan Budaya Organisasi yang Mendukung Mutu: Dengan
memahami bagaimana Public Relations Internal dapat membentuk dan
memelihara budaya organisasi, perusahaan dapat mengembangkan strategi
untuk memperkuat budaya yang mendukung pengendalian mutu.
9. Peningkatan Citra Perusahaan: Melalui pemahaman yang lebih baik tentang
peran Public Relations Internal dalam membangun citra perusahaan,
manajemen dapat merancang kampanye dan strategi yang lebih efektif
untuk meningkatkan citra perusahaan di mata karyawan dan masyarakat.
10. Landasan untuk Riset Lanjutan: Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk
penelitian lanjutan terkait dengan peran Public Relations Internal,
keterlibatan karyawan, dan pengendalian mutu di berbagai konteks industry.
17
relevan dengan peran Public Relations Internal dalam pengendalian mutu
perusahaan.
PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, peran komunikasi dapat menjadi faktor
kunci yang berkontribusi pada ketidakpuasan masyarakat. Eksplorasi peran
komunikasi dalam konteks ketidakpuasan dapat memberikan wawasan yang
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap pengendalian mutu. Dengan memahami dan memperbaiki aspek-aspek
komunikasi yang kurang efektif, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan dan
membangun citra positif di mata masyarakat.
18
Lingkar Luar Jakarta. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
memahami sentimen publik:
1. Analisis Media Sosial: Melakukan analisis media sosial untuk memantau dan
mengukur sentimen publik terkait dengan jalan tol Lingkar Luar Jakarta. Alat
analisis sentimen dapat membantu mengidentifikasi apakah umpan balik
bersifat positif, negatif, atau netral.
2. Survei dan Wawancara: Melakukan survei dan wawancara langsung dengan
masyarakat untuk menggali secara lebih mendalam tentang sentimen mereka
terhadap layanan dan pengendalian mutu. Ini dapat memberikan insight yang
lebih mendalam tentang berbagai pandangan masyarakat.
3. Monitoring Berita: Memantau liputan berita terkait dengan PT. Jalan Tol
Lingkar Luar Jakarta untuk menilai sentimen masyarakat yang tercermin
dalam berita. Hal ini termasuk evaluasi apakah berita tersebut bersifat positif,
negatif, atau netral.
4. Penggunaan Alat Analisis Sentimen: Menggunakan alat analisis sentimen
seperti Natural Language Processing (NLP) untuk mengolah dan
menganalisis teks dari sumber-sumber berita, media sosial, atau tanggapan
pengguna. Hal ini dapat memberikan gambaran kuantitatif terkait dengan
sentimen masyarakat.
5. Forum dan Kelompok Diskusi: Mengadakan forum atau kelompok diskusi
dengan masyarakat untuk mendengarkan secara langsung pendapat dan
perasaan mereka terkait pengendalian mutu di jalan tol Lingkar Luar Jakarta.
Ini memberikan platform bagi masyarakat untuk menyampaikan sentimen
mereka secara lebih rinci.
6. Survei Online: Menyelenggarakan survei online untuk mengukur sentimen
publik secara lebih luas. Pertanyaan dalam survei dapat dirancang untuk
mencakup berbagai aspek pengendalian mutu dan layanan jalan tol.
7. Analisis Tanggapan Pelanggan: Melakukan analisis terhadap tanggapan
pelanggan yang disampaikan melalui berbagai saluran, seperti formulir
19
umpan balik, surat keluhan, atau panggilan layanan pelanggan. Ini dapat
membantu mengidentifikasi pola sentimen secara spesifik.
8. Persepsi Terhadap Respons Perusahaan: Menilai bagaimana masyarakat
merespons tindakan atau respons perusahaan terhadap keluhan atau situasi
krisis terkait dengan pengendalian mutu. Persepsi ini dapat mempengaruhi
sentimen masyarakat.
9. Persepsi terhadap Keterlibatan Perusahaan: Memahami sejauh mana
masyarakat merasa bahwa perusahaan terlibat secara aktif dalam
meningkatkan pengendalian mutu. Keterlibatan perusahaan dapat
mempengaruhi sentimen masyarakat terhadap perusahaan.
10. Pemantauan Trend Sentimen: Memantau perubahan trend sentimen dari
waktu ke waktu untuk melihat apakah ada perbaikan atau perburukan dalam
persepsi masyarakat terkait pengendalian mutu.
KESIMPULAN
20
Perencanaan jadwal dibagi menjadi 3 bagian diantaranya dalam waktu satu
bulan, persemeseter dan tahunan. Disetiap bagian waktunya memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Perencanaan jadwal proses kegiatan pengendalian mutu juga dibuat
oleh disetiap devisinya. Perencanaan yang mempunyai fungsi yang sama dengan
devisi manajemen representative yaitu supaya memiliki target waktu untuk
mennyelesaikan proses pengendalian mutu perusahaan. Selain itu PT Jalan Tol
Lingkarluar Jakarta mendaftarkan perusahaan ke kompetisi tingkat nasional yang
bertujuan untuk mendapatkan penghargaan dan sertifikat dai kompetisi tersebut.
SARAN
21
Nasihat Penelitian tentang Peran Hubungan Masyarakat Internal dalam
Pengendalian Mutu Perusahaan (Studi Kasus di PT. Jalan Tol Lingkar Jakarta):
DAFTAR PUSTAKA
22
Morissan, 2008. Manajemen Public Relations, Strategi Menjadi Humas
Profesional. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.
Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public Relations : Teori dan Praktik. Jakarta
(ID): PT Raja Grafindo Persada.
Amelia, Rizka. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi , Volume 1 Nomor 2, 2013.
Cutlip, Scott M. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana, 2006.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2009.
Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. Public Relations. Jakarta: Kencana, 2003.
23
Onong, U.E. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
24