Anda di halaman 1dari 17

Peran Humas Pada Rumah 

Sakit
“Peran Humas Pada Rumah Sakit”
Dalam pelayanan Rumah Sakit 24 jam setiap hari non stop untuk semua pelayan darurat dan
non darurat dan instansi rawat jalan memberikan pelayanan spesialistik yang baik untuik
diperuntukkan baik pasien baru maupun pasien lama, baik umum peserta askes maupun
pasien terdapat jaminan pada perusahaan namun salah satu masalah yang sering timbul di
rumah sakit adalah akibat komunikasi yang kurang efektif baik antara dokter dan pasien.
Terkadang mengalami ketidak pengertian dalam menjelaskan atau menagani seorang pasien,
Sehingga terjadi kesalah fahaman. Pada saat seperti inilah peran humas pada rumah sakit
sangat penting untuk menciptakan peluang strategis dalam upaya mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien serta hak dan kewajiban dokter-dokter dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran yang baik sesuai amanah. Karena Public Relations memainkan peran utama
dalam membantu mengomunikasikan uang, waktu dan sumber daya lainya.
Jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dewasa ini sudah mengalami perubahan yang mendasar
dan merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai banyak unit bisnis strategis. Kegiatan
utama pelayanan rumah sakit adalah penyelenggaraan jasa pelayanan medik, yang mencakup
proses medik sampai menghasilkan income. Hal inilah yang nantinya akan dinilai oleh pasien
sebagai citra dari rumah sakit tersebut. Misalnya, Instalasi rawat inap, Instalansi
laboratorium, Instalasi gawat darurat, Rehabilitas medik, Radiologi, Gizi, dan Pemulasaran
jenazah. Peran rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk upaya pelayana kesehatan
yang bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang bersifat sosial namun diusahakan agar
bisa memperoleh surplus dengan cara pengelolahan yang secara benar dan profesional dalam
bekerja.
Peran humas pada rumah sakit diharapkan ikut mensosialisasikan, hal itu bertujuan
1. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban pasien serta hak lainya
2. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban Suster dan dokter-dokter lainya
3. Dapat mengaplikasikan kewajibannya dan memperhatikan hak pasien dalam pelaksanaan
praktik rumah sakit.
4. Untuk menciptakan peluang strategis dalam upaya mensosialisasikan program-program
yang di buat
Dengan demikian tidak terjadi masalah yang bisa menurunkan citra rumah sakit. Secara
umum jika membahas citra rumah sakit kadang membuat perbedaan mengenai hal itu citra
rumah sakit itu sendiri di mata masyarakat menemui banyak komentar. Beberapa Riset
membuktikan 78 responden itu menunjukkan, secara umum rumah sakit di Indonesia
dirasakan bersifat komersial dan tidak layak. Di sisi lain, Suasana, Kebersihan dan
Kenyamanan kurang diperhatikan, Ada dokter yang tidak memberi penjelasan yang cukup
kepada pasien berakibat pada pasien yang kurang puas dalam menagani, Ada juga dokter
yang terlalu banyak pasien sehingga dalam memeriksa pasien dengan cepat dan tidak akurat,
Perawat tidak memberikan layanan yang baik dengan memperlihatkan muka (judes, acuh,
cuek, sombong, tidak sopan), Antara dokter dinilai saling melindungi antara teman sepekerja
pada kasus yang dinilai merugikan pasien.
Beberapa contoh kasus lainya :
1. RS Siloam Gleaneagles (Tanggerang) dilaporkan ke polisi oleh Ade Irma Effendy (37),
Dr.Antonius, dokter ahli kandungan Rumah sakit, di laporkan terkait dengan dugaan mal
praktek yang dilakukan rumah sakit itu. Karena Pasien (Ade) mengalami keguguran setelah
ditangani dan diberi obat oleh pihak rumah sakit. Ade menduga, RS Siloam melakukan mal
praktek.
2. Kasus prita yang sama juga terkait tentang ada dugaan mal praktek namun pihak dari
Manajemen Humas RS OMNI, Jika dari awal Kasus ini tidak Diblow Up Maka Citra OMNI
Tidak Akan Terpuruk Seperti Ini dari Segi Bisnis Sangat Tidak Menguntungkan OMNI justru
balik melaporkan bukan memberikan klarifikasi yang benar.
Dalam hal ini Peran humas rumah sakit kurang baik dan tidak mendukung dalam layanan
masyarakat di anggap tidak peduli antar sesama. Sebaliknya, justru Citra rumah sakit di luar
negeri lebih baik. Seperti dalam memeberikan diagnosa dokter lebih akurat, suasana rumah
sakit nyaman, modern, bersih, indah, penataan ruang rapi dan tidak berkesan rumah sakit. Hal
ini Dokter dinilai lebih komunikatif, sedangkan perawat ramah dan sopan dalam melayani
pasien. Untuk itu dalam menangani perbaikan dan meningkatkan citra rumah sakit lebih
bagus lagi, peran humas disarankan melakukan fungsi strategi yang lebih mengedepankan
pelayanan dari fungsi rumah sakit yang sebenarnya, yaitu menilai sikap dan persepsi dari
setiap kelompok masyarakat terhadap rumah sakit untuk memahami aspirasi dan harapan
mereka selama mendapatkan pelayanan. Selanjutnya humas merencanakan dan melaksanakan
suatu program-program dan aksi komunikasi untuk mendapatkan pengertian, penerimaan,
minat dan dukungan dari seluruh kelompok masyarakat.
Kita harus tahu sebelumnya Humas adalah penghubung antara manajemen dan konsumennya.
Saling membutuhkan ketrampilan Humas untuk membina hubungan di antara keduanya.
Salah satunya adalah membuka jalan komunikasi. Adapun tugas seorang public relations
adalah dalam menciptakan hubungan yang baik dengan komunitas tentu saja dilakukan
dengan konsep komunikasi melalui berbagai jalur-jalur tertentu yang dinilai paling efektif.
Konsep komunikasi tersebut tentu saja memberikan titik tolak pada kegiatan-kegiatan (action
oriented) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini tentu praktisi humas,
sebagai pelaksanaanya yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu, maka keuntungan
yang di peroleh bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja tetapi juga pada lingkungan
sekitarnya yang ikut berdampak baik dalam khalayak umum.
Menghadapi khlayak umum terkadang juga gampang-gampang sulit masyarakat ketika terjadi
kasus-kasus sosial yang timbul akibat kurang lancarnya jalur komunikasi sehingga saling
memberi pengertian antara pihak yang terkait dan tidak memahami. Hal ini membutuhkan
dukungan kreatifitas dan kemampuan manajemen komunikasi yang baik namun seorang
public relations juga harus bisa mengatasi masalah dan mengerti setidaknya apa yang menjadi
khalayak umum inginkan ketika kerumah sakit menghadapi keluhan. Kalau kita sudah bisa
mengerti dan memberi sedikit perhatian terhadap pasien kita.
Dengan sendiri pasien itu akan datang lagi karena sudah percaya dengan pelayanan yang di
sediakan di rumah sakit sangat baik itu sebabnya. Humas rumah sakit harus mampu membuat
hubungan harmonis antara rumah sakit dengan pasien serta mencegah timbulnya rintangan
psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya. Petugas humas harus mampu mengubah
hal-hal yang berpotensi menjadi rintangan psikologis menjadi pengetahuan dan pengertian,
penerimaan dan ketertarikan. harus mampu menjalin komunikasi kepada semua pegawai di
instansinya agar tercapai iklim organisasi yang mendukung peningkatan kompetensi
organisasi.
Maka kesimpulan yaitu peran humas rumah sakit yang terpenting di mata pasien adalah
dalam upaya menyelesaikan dan menangani keluhan pasien. Dalam menindak lanjuti
kekecewaan yang di buat rumah sakit dan ketidak puasan atau keluhan pasien, sebaiknya
tidak dengan cara defensif, melainkan menunjukkan upaya dan berusaha memperbaiki
pelayanan. Kepuasan pasien terhadap respons yang diberikan rumah sakit akan sangat
menentukan persepsi pasien terhadap rumah sakit serta citra rumah sakit di mata masyarakat
akan menjadi baik. Semoga dengan adanya beberapa kasus di rumah sakit tidak menjadikan
momok menekutkan pada setiap orang untuk sekedar analisa kesehatan karena harapan untuk
masa depan adalah kesehatan yang lebih panjang patutlah kita juga harus berhati-hati dan
mawas diri.
Referensi :
http://www.jobcareervacancy.info/view/kasus-humas-rs
Public Relations profesi dan praktikum, penerbit salemba humanika
http://rosda.co.id/index.php?info=resensi&resensi=36&page1=3&perpage1=10
HUMAS, MEMBANGUN CITRA DENGAN KOMUNIKASI, FRAZIER MOORE, H.,
PHD.
http://ugm.academia.edu/AchmedSukendro/Books/134207/Basic Hospital Public Relations
Dasar-dasa Humas RumahSakit
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Oleh A.W. Widjaja, penerbit bumi aksara

Sumber : https://ezmyamy.wordpress.com/2011/06/09/peran-humas-pada-rumah-sakit/

PR Rumah Sakit Jangan Hanya Duduk di Pojokan


by Herning Banirestu - May 3, 2017

0
Shares

 Click to share on Facebook (Opens in new window)


 Click to share on Twitter (Opens in new window)
 Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
 Click to share on Google+ (Opens in new window)
 Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Peran public relation (PR) di masa sekarang bukan sekadar pemanis atau pelengkap saja. PR
harus menjadi bagian strategis perusahaan apapun industrinya, termasuk rumah sakit. Hal ini
diulas dalam talkshow dan gathering pelaku PR dan marketing communication rumah sakit
yang diadakan di Auditorium Soerjo, RS MMC Jalan Rasuna Said Jakarta hari ini
(03/05/2017).

Acara ini diselenggarakan berkat kerja sama Persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia) dengan LSPR dan MIX Marcomm-SWA Media Group. Kemal E. Gani, CEO
SWA Media Group, mengatakan kompetisi antar rumah sakit kini semakin ketat, bukan saja
antar pemain lokal tapi juga kini makin banyak rumah sakit dari luar negeri yang sudah mulai
serius masuk Indonesia. "Kompetisi ketat ini diperlukan tenaga PR rumah sakit sebagai garda
terdepan. PR sekarang perannya tidak konvensional seperti dulu, harus punya gebrakan,
karena membawa nama dan brand RS, tidak bisa hanya duduk di pojokan," tegasnya.

Andre Ikhsano, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi LSPR, mengamini pendapat yang
disampaikan CEO SWA Media Group itu. Kini, dengan tantangan yang dihadapi rumah sakit
sekarang, sangat penting mendorong PR agar dalam komunikasi posisi dokter dan pasien
berada satu level.
"Beberapa kajian terbaru menunjukan komunikasi yang bagus antara dokter dengan pasien
membantu percepatan kesembuhan pasien," tegasnya. Menurutnya, PR harus bisa membuat
keyakinan pasien pada rumah sakit bukan hanya sembuh, tapi meningkat ke level loyal. Dan
di era digital saat ini, PR rumah sakit juga harus menyadari kekuatan media ini.

"Memang tidak umum untuk rumah sakit, tapi eranya sudah berubah ke sana. Kita tinggal
perkuat human touch-nya agar benar-benar terasa karena layanan rumah sakit sangat
personal," imbuh Andre. Ia menekankan PR harus menjadi menjadi garda terdepan, menjadi
sentral dan motor komunikasi dengan stakeholder. Hal itu bisa dicapai jika didukung awak
PR yang memiliki kompetensi dan hal ini bisa diketahui jika mereka lulus uji kompetensi
kehumasan melalui sertifikasi profesi yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi).

Untuk itulah pada acara ini juga diadakan kick off Sertifikasi Humas Rumah Sakit dengan
MoU antara Persi dan LSP LSPR yang difasilitasi oleh SWA Media Group.

Ini mendorong perubahan paradigma PR terutama pada rumah sakit-rumah sakit di Indonesia.
Anjari Umarjianto dari PERSI, memandang PR di masa lalu sering menjadi tempat
"buangan" di karier rumah sakit. Ini terjadi pada 10 tahun lalu. Padahal, ketika terjadi krisis
PR perannya sangat penting menjaga nama rumah sakit. Sayangnya, rumah sakit justru
memajukan pihak legal untuk menghadapi ini, padahal masalah brand rumah sakit merupakan
isu strategis yang harus ditangani tenaga kompeten yang kuat mengelola komunikasi saat
krisis.

"Makanya PR harus punya kompetensi, yang artinya memiliki kemampuan kuat


berkomunikasi dan menyampaikan kampanye perusahaan. Untuk itu PR harus memiliki
kedudukan yang kuat dalam manajemen rumah sakit agar ketika terjadi krisis memiliki peran
dalam keputusan," paparnya. Ia mengatakan, tidak banyak rumah sakit yang menempatkan
PR di posisi strategis selevel direktur. Selebihnya masih di bawahnya. Artinya posisi PR
belum dianggap penting.

"Mayoritas PR di  rumah sakit lebih banyak di bawah bagian marketing. Padahal, PR harus
ada di kepala setiap direksi hingga tukang parkir dan security di rumah sakit," kata Anjari. PR
yang kompeten dan masuk dalam tataran strategis menurutnya harus punya tools dan aktivitas
yang terukur untuk meningkatkan merek rumah sakit.

Drg. Nailufar, MARS dari VP Marketing Grup Rumah Sakit Ramsay Sime Darby Indonesia,
mengakui di rumah sakit di mana dia bekerja tidak ada bagian humas. "Tugas marketing di
dalamnya juga apa yang dilakukan PR atau humas. Kami juga yang membuat rilis ke media
dan mengadakan media gathering dan berbagai kegiatan aktivasi rumah sakit, hingga
menghadapi komunikasi dengan pihak luar dan media jika terjadi kriris," ungkapnya.

Ia menuturkan,  jika terjadi krisis yang lebih serius biasanya pihaknya akan menunjuk
konsultan public relation untuk membantu rumah sakit mengelola komunikasi kririsnya.
"Tapi kalau sekadar komplain pasien biasanya yang meng-handle bagian customer service
yang ada di bawah departemen marketing juga," tuturnya. Pihaknya mempunyai target "zero
media" jika terjadi krisis serius, maksudnya departemennya harus bisa menjaga agar
komplain jangan sampai membesar hingga ter-blow up di berbagai media massa.
Maria Dewantini Dwianto, Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia Tbk,
yang menjadi salah satu pembicara salam talkshow ini mengungkapkan, 17 tahun lalu PR di
Unilever Indonesia juga tidak dianggap penting, dengan menempatkan PR ada di bawah
Human Resources Department.

"Dengan berjalannya waktu, kami menganggap penting peran PR dalam membantu


membangun imej brand produk dan korporat. Saat ini di bawah departemen saya ada 10
orang," ujarnya. Departemennya memiliki tiga rules yang disingkat dengan MAP yang
merupakan singkatan dari (Motivate, Advocate dan Protect).

Mia menjelaskan, peran Motivate sangat penting untuk perusahaan dengan 6.500 karyawan di
seluruh Indonesia. "Masing-masing karyawan adalah ambassador perusahaan. Orang lebih
percaya pada peers atau teman sekitarnya terutama yang dari dalam. Maka itu bagi kami
engage internal penting," imbuh wanita yang akrab disapa Mia ini.

Lalu peran Advocate, adalah tanggung jawab PR membangun reputasi dan konunimasi ke
luar baik itu masyarakat, pemerintah, konsumen, media dan LSM. Bisa melalui berbagai
upaya dan kegiatan, mulai dari konferensi pers hungga kampanye digital.

Peran Protect atau melindungi perusahaan dilakukan PR terutama saat krisis menempa.
"Kami membangun crisis management team jika ada krisis besar, yang dipimpin oleh selevel
direktur," tuturnya.

Dalam krisis, PR tidak bisa menghandle sendiri, pihak-pihak terkait dalam krisis harus masuk
dalam tim. Jika ada tuntutan hukum, barulah tim legal dimasukan dalam tim. Mia
menegaskan PR tidak bisa kerja sendiri saat krisis harus kerja bersama, tugas PR
mengomunikasikannya informasi sebenarnya. "Kami provide kontennya untuk
dikomunikasikan keluar, yang semua isi kontennya kami dapat dari pihak-pihak terkait yang
mendukung," katanya.

Sumber : https://swa.co.id/swa/trends/pr-rumah-sakit-jangan-hanya-duduk-di-pojokan

tugas dan tanggung jawab public relations rumah sakit terhadap masyarakat internal
dan eksternal
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PUBLIC RELATIONS RUMAH SAKIT TERHADAP
MASYARAKAT INTERNAL DAN EKSTERNAL
GALIH PERMANA – 13305115

NADIA ILAHI – 13305146

SARIF NURKARIM – 13305089

MANAJEMEN RUMAH SAKIT R32 – 13

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG 2013

TUGAS PUBLIC RELATIONS

Tugas Public Relations sehari-hari adalah sebagai berikut :


1.    Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara
lisan, tertulis, melalui tampilan visual kepada publik.

2.    Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum


(publik).

3.    Memperbaiki citra atau image organisasi.

4.    Tanggung jawab sosial, dimana Public Relations merupakan instrument untuk
bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung
jawab tersebut.

5.    Melaksanakan komunikasi persuasif yang timbal balik kepada publik.

Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya.


Berdasarkan jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua, yaitu
:

1.    Internal Public Relations

Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan


untuk publik internal organisasi / perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan
elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan
seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi
perusahaan dan sebagainya. Melalui kegiatan Internal Public Relations
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari
organisasi / perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak
yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik.
Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.

Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations


antara lain :

a.    Hubungan dengan karyawan (employee relations)


Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan
baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka
sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
dalam organisasi / perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani
komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program
employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu
karyawan merasa di hargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan .
Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas dan ingin
mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
b.    Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Seorang public relations juga harus mampu membina hubungan yang baik
dengan pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi
dalam organisasi / perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus
selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian
akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan.

2.    Eksternal Public Relations

Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal


oranisasi / perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar
perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti
masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain
sebagainya. Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan
kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu
maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara oraganisasi / perusahaan
dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas
perusahaan dimata publiknya.

Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public


Relations, yaitu :

a.    Hubungan dengan komunitas (community relations)


Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai
tanda terimakasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukan
bahwa perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka,
melainkan ikut peduli dan mau berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari
lingkungan yang merupakan milik bersama. Hubungan dengan komunitas ini
seringkali diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.
b.    Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan
loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu
sendiri.
c.    Hubungan dengan media massa dan pers (media and press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau
media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai
kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas
dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers,
perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-
pemberitaan negatif atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan
dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk
hubungan melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press
tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk
hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers,
dan jumpa pers (press gathering).
d.    Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan dalam
menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan aturan
pemerintah dan tidak melanggar hukum.
TUGAS PUBLIC RELLATIONS RUMAH SAKIT

1.    Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan,


dapat bergantung dari keberhasilan public relations menafsirkan target publik
untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu mereka juga membangun dan memelihara hubungan positif dengan
publik.

2.    Seorang public relations mengurus fungsi-fungsi organisasi seperti menghadapi


media, komunitas, dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah,
mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest group, sebagai
conflict mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka
bekerja dengan para investor. Seorang public relations tidak hanya berfungsi
untuk “mengatakan sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk
mengerti tingkah laku dan memperhatikan konsumen, karyawan, dan kelompok
lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya.

3.    Seorang public relations menyampaikan mengenai kebijakan, aktivitas dan


prestasi dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan
mengupayakan pihak manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap grup-grup
dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.

4.    Seorang public relations menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di
media, yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka.
Banyak laporan khusus radio atau televise, berita di koran dan artikel di
majalah, bermula dari meja seorang public relations.

5.    Public relations yang berurusan dengan publisitas individual, atau mereka yang
menangani public relations untuk organisasi kecil,kemungkinan akan berurusan
dengan semua aspek pekerjaan. Mereka akan menghubungi orang-orang,
merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material untuk
distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales promotion
untuk mendukung kegiatan marketing.

TANGGUNG JAWAB PUBLIC RELATIONS

1.    Bertanggung jawab atas komunikasi dengan pihak dan instansi terkait.

2.    Bertanggung jawab atas kegiatan penyelenggaraan bidang humas.


3.    Bertanggung jawab untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang
positif bagi organisasi atau perusahaan.

4.    Bertanggung jawab mengumpulkan informasi dari masyarakat dan


mengintepretasikan informasi tersebut serta melaporkan kepada perusahaan
jika, informasi tersebut memiliki pengaruh terhadap perusahaan.

5.    Bertanggung jawab untuk menjelaskan setiap tindakan perusahaan kepada


khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan.

6.    Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal
atau masyarakat dan konsumen. Salah satu tujuan dari public relations adalah
untuk membentuk dan meningkatkan citra positif terhadap masyarakat luas,
konsumen serta pihak-pihak lain yang bekerjasama dengan perusahaan tersebut
seperti investor, vendor, shareholder.

7.    Mengelola dan mengembangkan media komunikasi internal dan eksternal


perusahaan seperti majalah, bulletin, portal / intranet, situs perusahaan, laporan
pemegang saham dan lain-lain untuk membina citra dan komunikasi perusahaan
di mata karyawan dan stakeholder di luar perusahaan.

8.    Menanggapi permintaan informasi dari media lain atau menunjuk juru bicara
yang tepat atau sumber informasi.

9.    Memantau penerapan sistem dan prosedur komunikasi perusahaan, serta


melakukan perbaikan dan pengembangan yang diperlukan sesuai perkembangan
yang ada demi kepentingan perusahaan.

10. Melakukan kegiatan sosialisasi, dan kampanye-kampanye atas kebijakan-


kebijakan manajemen perusahaan sehingga tujuan komunikasi dapat
tersampaikan dengan baik.

11. Memelihara hubungan dengan wakil-wakil komunitas, konsumen kunci,


karyawan, dan kelompok kepentingan umum yang dianggap penting untuk
menjaga jalur komunikasi untuk tujuan citra positif perusahaan.

12. Melakukan pemantauan atas media massa atau informasi dan pemberitaan
perusahaan yang ada serta melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
memberikan informasi yang benar serta perbaikan citra perusahaan.

13. Melakukan koordinasi dengan manajer unit kerja lain, serta dengan biro iklan
untuk mengatur program kampanye promosi produk / jasa perusahaan.

14. Menyiapkan materi dan menyampaikan pidato yang bertujuan untuk public
relations.

Sumber : http://nadiailahi.blogspot.com/2015/02/tugas-dan-tanggung-jawab-public.html
Tugas-Tugas Inti Seorang PR Rumah Sakit
Posted by Ari Catur Priyambodo,Syarif Darussalam Yusuf,Ryan Chaidalana at 8:08 AM

Bagi sebagian orang, Public Relations Officer, Public Relations Specialist–yang biasa dikenal dengan
nama PR, cenderung disamakan dengan profesi Hubungan Masyarakat (Humas). Well, anggapan ini
memang tidak sepenuhnya keliru, walaupun tidak juga tepat sekali. Hal ini tergantung dari sudut
pandang dan opini publik yang sudah terlanjur menancap di masyarakat, bahwa humas pada
dasarnya “hanya” bertindak sebagai “tukang siar”, yang jalinan kerjanya biasanya erat berkaitan
dengan media massa. PR, pada kenyataannya, lingkup kerjanya tidak hanya terbatas pada menjalin
hubungan dengan media massa.

Berikut kami sajikan deskripsi kerja seorang PR, mudah-mudahan dapat memperbaiki anggapan-
anggapan kurang tepat mengenai profesi yang sebenarnya sangat kompleks ini.

“Public Relations itu sangat luas artinya,” ujar sumber CyberJob, Siska Widyawati, yang pernah
mengecap pengalaman 5 tahun sebagai seorang PR di sebuah agensi periklanan besar di Jakarta
Pusat. Di sana (Amerika-Red), hampir di setiap perusahaan memiliki seorang PR, karena mereka
sudah mengerti betul seluk beluk tugas seorang PR. Tapi di Indonesia, PR biasanya hanya dimaknai
sebagai tenaga marketing, atau sebagai juru siar.

Tugas-tugas inti seorang PR

“Public relations bukan hanya seorang juru siar,” ujar Siska. Berikut Siska memaparkan beberapa job
description PR yang disebutnya sebagai “nature of work“.

1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan, dapat bergantung
dari keberhasilan PR menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari
perusahaan yang bersangkutan. Seorang PR specialiast menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya
seorang penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan organisasi
lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan positif dengan publik.

2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan


konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka mengurus kampanye politik,
representasi para interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara
perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk
“mengatakan sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan
memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi
kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, seorang PR juga membangun dan memelihara hubungan
yang koperatif dengan wakil-wakil komunitas, konsumen, karyawan dan public interest group, juga
dengan perwalian dari media cetak dan broadcast.

3. Seorang PR menyampaikan informasi pada publik, interest group, pemegang saham, mengenai
kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan
mengupayakan pihak manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan
menaruh perhatian terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.
4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media, yang sekiranya dapat
menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak laporan khusus di radio atau televisi, berita
di koran dan artikel di majalah, bermula dari meja seorang PR.

5. Seorang PR juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk memelihara dan


mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan publik. Mereka mengatur speaking
engagement, pidato untuk kepentingan sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi
visual lain dalam meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga
bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk proyek-proyek yang
beragam.

6. Dalam pemerintahan, seorang PR–yang kemungkinan akan disebut sebagai “sekretaris pers”,
“information officer”, “public affair specialist” atau “communications specialist”, bertugas
menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan agen-agen pemerintah dan
pegawai-pegawai resminya.

7. PR yang berurusan dengan publisitas untuk individual, atau mereka yang menangani public
relations untuk organisasi kecil, kemungkinan akan berurusan dengan semua aspek pekerjaan.
Mereka akan menghubungi orang-orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan
material untuk distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales promotion untuk
mendukung kegiatan marketing.

Sumber : http://nighthospital.blogspot.com/2011/04/tugas-tugas-inti-seorang-pr-rumah-sakit.html

DEFINISI PUBLIC RELATIONS Salahsatu penentuan untuk definisi public relations secara
umum dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education, tahun 1975.
Sebanayk 65 ahli public relations berpartisipasi dalam studi tersebut,menganalisis 472
definisi yang berbeda, dan menyimpulkan definisi public relations dengan 88 kata-kata
berikut, “Public relations is a distinctive management function which helps establish and
maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation
between an organization and its publics; involve the management of problems or issues; helps
management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes
the responbility of management to serve the public interest; helps management to abreast of
and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends;
and uses research and sound and ethical communication techniques as it principal tools”. 

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan salah satu
fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan
publiknya. Public relations membantu sebuah perusahaan, oganisasi, badan atau institusi agar
publik mau bekerja sama dengan baik. Dari berbagai literatur public relations yang ada, biro
konsultan pertama dibentuk oleh Ivy Ledbetter Lee. 

Ia merintis perumusan prinsip-prinsip dasar untuk menciptakan suatu hubungan yang baik
dengan lembaga pers. Kumpulan prinsip pokok itu dimuat dalam pernyataannya yang
termasyhur pada 1906. Saat itu ia berjanji akan “menyediakan berbagai macam informasi
yang cepat serta akurat, khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan
menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat”. Pernyataan inilah yang kemudian menjadi salahsatu pedoman utama mengenai
fungsi public relations dan menobatkannya menjadi bapak public relations modern. 

Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga


(organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dakam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi.

Aktifitas public relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways
traffic communications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan
saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan
produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan public
relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari
masyarakat.

Jika menghadapi situasi yang genting (crutial) seperti timbul masalah, konflik, pertikaian
hingga terjadi suatu krisis, maka public relations wajib menjelaskan secara jujur dan terbuka
(open communication). Dikarenakan di satu pihal public relations bertindak sebagai perantara
(mediator) dan di lain pihak memiliki tanggung jawab sosial (social responbility) yang harus
memegang teguh baik etika maupun kejujuran.

Dalam penelitian yang diadakan oleh Internationa Public Relations Association (IPRA) pada
tahun 1981 diumumumkan fungsi public relations, yaitu:

Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia.

Membuat analisa trend masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.

Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan memberi
saran saran serta tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.

Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang
utuh.

Mencegah konflik dan salah pengertian.

Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.

Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum.

Meningkatkan itikad baik institusiterhadap anggota, pemasok, dan konsumen.

Memperbaiki hubungan industrial.

Menarik tenaga kerja yang baik agar menjadi anggota dan mengurangi keinginan anggota
untuk keluar dari institusi.

Memasyarakatkan produk atau layanan.


Mengusahakn perolehan laba yang maksimal.

Menciptakan jati diri institusi.

Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional.

Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.

Tujuan utama kegiatan public relations adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan
motivasi bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan guna meminimalkan
biaya pengeluaran proses transfer komunikasi.

Tujuan public relations dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Perfomance Objective

PR merupakan kegiatan komunikasi untuk mempresentasikan citra perusahaan kepada


publiknya, melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas
dan citra perusahaan dimata stakeholders.

Support of Customer Market Objective

Kegiatan PR dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehubungan


dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakann oleh perusahaan dengan menitikberatkan
pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, siakp dan persepsi konsumen
terhadap produk tayangan yang ditawarkan perusahaan.Hasil identifikasi tersebut kemudian
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi
pendekatan yang sesuai.

Dari sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang public relations, tujuan yang ingin
dicapai ialah komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

Komunikasi Internal (personel/anggota institusi)

Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin qmengenai institusi.

Menciptakan kesadaran anggota/personel mengenal peran institusi dalam masyarakat

Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.

Komunikasi Eksternal (masyarakat)

Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.

Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.

Motivasi untuk menyampaikan citra baik.

Suatu kekeliruan yang sangat besar, jika seorang Public Relations menduga bahwa persuasi
yang dilakukan melalui komunikasinya itu akan diterima oleh khalayak sasaran atau publik
secara tepat (sesuai) seperti yang diharapkan. Apa yang kadang kita katakan tidak selalu sama
dengan penerimaan mereka yang mendengarkannya. Demikia pula dengan hal yang kita
tuliskan, kadang-kadang sulit dipahami oleh pembacanya. Kata-kata, ide, isyarat, tanda-
tanda, dam lambang-lambang lainnya, yang kita nyatakan dengan tulisan, lisan, dan tulisan,
atau cara-cara lain, tidaklah selalu berarti sama bagi oranglain seperti halnya bagi kita.

Hal yang paling sukar dalam usaha persuasi melalui komunikasi itu adalah usaha agar
oranglain dapat menerima atau menanggapinya seperti cara kita berpikir. Persuasi yang
diartikan adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan
tingkah laku.

Public Relations harus melakukan perhitungan dalam melakukan persuasi:

Sugesti: penerimaan pesan atau isi komunikasi, apapun bentuknya, secara sugestif dapat
berhasil jika komunikan daya berpikirnya terhambat (inhibisi), kepastian batin lumpuh,
kepercayaan akan mitos, pengaruh otoritas akan mistos, pengaruh otoritas juga prestise,
pembawaan azali yang sudah adalm diri seseorang, dan mayoritas pendapat.

Penyampaian pesan yang menurut Wilbur Schramm dalam bukunya berjudul How
Communication Works (Onong, 1979: 19) menyatakan bahwa komunikasi akan memperoleh
hasil yang efektif apabila pesan itu disampaiakan dengan memenuhi 4 syarat: pesan harus
diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian, pesan harus menggunakan
lambang-lambang yang sesuai dengan luas lingkup pengalaman (field of experience) serta
bingkai referensi (frame of reference) si penerimanya (khalayak sasaran), pesan harus mampu
memunculkan kebutuhan pribadi dan menyampaikan saran-saran bagaimana memenuhi
kebutuhan itu, dan pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana si penerimanya berada.

Pengaruh pribadi

Kontak pribadi

Kredibilitas sumber

Opinion-leader

Hambatan terhadap jalannya komunikasi, seperti:

Kebisingan (non-factor) adalah hambatan berupa suara-suara yang mengganggu jalanya


komunikasi sehingga pesan komunikasnaya tidak bisa diterima sebagaimana mestinya.
Hambatan kebisingan juga bisa mengganggu siaran televisi atau radio, berupa fading
(gangguan cuaca).

Faktor semantik adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah yang menimbulkan
salah paham atau pengertian yang kemungkinan bisa mengakibatkan kesalahan-kesalahan
dan kegagalan fatal.

Interes (kepentingan) akan membuat seseorang atau orang banyak selektif dalam hal
penghayatan atau tanggapannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita
saja, melainkan juga daya tangkap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita, yang pada
dasarnya reaktif atas segala rangsangan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
kepentingan kita.

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan,
kebutuhan, dan kekurangannya yang setiap individu berbeda-beda. Public Relations kadang
tertipu oleh tanggapan komunikasi atau publiknya yang kelihatannya memperhatikan
(attentive), meskipun isi komunikasi tidak sesuai dengan motivasi mereka. Tanggapan semu
demikian tentunya dilakukan karena ada motivasi terpendam pada diri komunikan (khalayak
sasaran atau publik), misalnya ABS (asal bapak senang) atau lainnya.

Prasangka merupakan salahsatu hambatan berat terhadap berlangsungnya komunikasi, sebab


orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang
komunikator yang hendak berbicara. Dan emosi kita memaksa untuk menarik kesimpulan
tanpa menggunakan pikiran secara rasional. Prasangka tidak hanya bekerja terhadap ras,
melainkan juga bergerak terhadap agama, pendirian politik, atau terhadap suatu kelompok
tertentu.

sumber : 

Dasar-Dasar Public Relations. Penulis: Drs. SOLEH SOEMIRAT, M.S. DRS. ELVINARO
ARDIANTO, M.Si penerbit: PT REMAJA ROSDAKARYA. Tahun: 2007.

CRISIS PUBLIC RELATIONS. Penulis: Firsan Nova. Penerbit: PT. RAJAGRAFINDO.


Tahun: 2011

Sumber : https://www.kompasiana.com/anatasia/57f7a5f45fafbdef14d65536/public-relations-
definisi-fungsi-tugas-dan-tujuan?page=all

Anda mungkin juga menyukai