Anda di halaman 1dari 5

PERAN KOMUNIKASI KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH

SAKIT MELALUI “HEALTH PUBLIC RELATIONS”

Nama Mahasiswa Ricky Revaldo


NPM 22711077

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bandar Lampung


Pembuka
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam membangun masyarakat yang sejahtera.
Menjaga kesehatan masyarakat melalui aktivitas dan interaksi. Bagi rumah sakit, merupakan
kewajiban untuk memberikan pelayanan medis yang bermutu tinggi kepada mereka yang
membutuhkan. Namun baru-baru ini, ada masalah dengan layanan rumah sakit saat ini. Menurut
laporan jurnal.
Masalah perawatan kesehatan rumah sakit yang seharusnya tidak terjadi. Rumah sakit adalah
perusahaan padat modal, padat teknologi, padat sumber daya manusia, dan padat peraturan, dan
tentu saja ada masalah pada saat bersamaan (Kholisoh, 2015). Meningkatkan pelayanan rumah
sakit melalui komunikasi kesehatan yang baik, pelayanan kesehatan akan memberikan
kenyamanan kepada pasien atau yang membutuhkan. Hal ini sangat penting dalam membangun
reputasi rumah sakit. Endrawati (2015) secara teoritis mendefinisikan komunikasi kesehatan
sebagai proses penyampaian informasi kesehatan untuk mendorong perubahan perilaku individu
dan kelompok untuk meningkatkan kesehatan. Juga (Endah, 2015) menyatakan bahwa salah satu
masalah utama dalam komunikasi kesehatan adalah dampaknya terhadap individu dan
masyarakat.
Menurut Schiavo (2007), tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan berbagi
informasi kesehatan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mendefinisikan
komunikasi kesehatan sebagai studi tentang penggunaan strategi komunikasi untuk
menginformasikan dan memengaruhi keputusan individu atau kelompok untuk meningkatkan
kesehatan. Menurut Healthy People 2010, istilah “influence” juga termasuk dalam pengertian
komunikasi kesehatan, yaitu seni dan teknologi yang digunakan untuk menginformasikan,
mempengaruhi dan mempengaruhi orang lain.

Peran komunikasi kesehatan dalam pelayanan RS Paramita, dkk melalui “Health Public
Relations”

Isi Tulisan
Idealnya, hubungan masyarakat (PR) harus memiliki peran manajemen dalam sebuah organisasi,
kata Gruning. Personil PR memiliki kemampuan teknis dan persyaratan etika, bertindak sebagai
fasilitator komunikasi, menjamin komunikasi dua arah yang simetris antara organisasi dan
publik, berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi organisasi, membangun
jembatan kepentingan antara organisasi dan publik, dan memberikan pendapat tentang strategi
organisasi Saat mengambil keputusan, berada dalam koalisi yang dominan (Prastya, 2016). Teori
komunikasi kesehatan sangat erat kaitannya dengan fungsi humas. Public relations (PR) adalah
fungsi manajerial yang membangun dan memelihara hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dan publik, sehingga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi (Cutlip,
2011). Selanjutnya (Cutlip, 2011) membagi sembilan fungsi PR sebagaimana diuraikan di bawah
ini.
1) Hubungan internal, bagain khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan saling bermanfaat antara manajemen dan karyawan tempat organisasi
mengantungkan kesuksesannya.
2) Publisitas, informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena
informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang
tidak bisa di kontrol, sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk
pemuatan informasi tersebut.
3) Advertising, informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas
identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Metode ini
terkontrol dalam menempatkan pesan media.
4) Press agentry,penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berikta untuk menarik perhatian
media massa dan mendapatkan perhatian publik.
5) Public Affairs, bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan
pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memegaruhi kebijakan publik.
6) Lobbying, merupakan bagian khusus dari PR yang berfungsi untk menjalin dan memelihara
hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undangundang
dan regulasi.
7) Manajemen isu, proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan
merespon isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik
mereka.
8) Hubungan investor, adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan
menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak
lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
9) Pengembangan, khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan
memeilihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan
dukungan sukarela.

Dari penjelasan komunikasi kesehatan dan kehumasan di atas, kehumasan kesehatan merupakan
upaya menjalankan fungsi kehumasan dalam bidang pelayanan kelembagaan seperti kesehatan
atau rumah sakit. Penelitian terkait humas kesehatan belum banyak dibahas dalam kajian
komunikasi khususnya di Indonesia, namun perkembangan teknologi dan dinamika masyarakat.
Perkembangan masa depan dalam pengetahuan baru dan ilmu komunikasi sangat mungkin
terjadi. Humas kesehatan sangat penting artinya bagi rumah sakit dan institusi kesehatan lainnya
untuk meningkatkan atau mempertahankan citra dan reputasi rumah sakit sebagai institusi
kesehatan. Menurut Thomas L. Harris (dalam Wahid, 2017) citra adalah suatu proses “nothing”
diupayakan menjadi “something” Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka,
dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra. Sedangkan reputasi
memiliki empat acuan (Table 1) dalam sebuah institusi seperti yang dikatakan Adrianto (dalam
Tamburian, 2015) yaitu;

COORPORATE
REPUTATION
CREDIBILITY
TRUSTWORTHINESS
RELIABILITY
RESPONSIBILITY

Table 1: Model Reputasi (Sumber: Ardianto, 2009)

Manajemen komunikasi kesehatan merupakan suatu organisasi atau lembaga penting yang
bergerak di bidang pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik kesehatan
lainnya.Departemen yang melakukan manajemen komunikasi semacam ini sebenarnya
menjalankan fungsi kehumasan. Selain itu, humas klinik rumah sakit pada dasarnya menjalankan
fungsi humas industri kesehatan yang tidak jauh berbeda dengan fungsi humas bidang lainnya.
Tujuan utamanya adalah menjaga hubungan jangka panjang dan menjaga reputasi rumah sakit.
Berikut adalah dokumentasi narasumber pada acara konsultasi “Peran Komunikasi Kesehatan
dalam Pelayanan Rumah Sakit melalui Humas Kesehatan”.

(Gambar 1. Penyuluhan Kesehatan Tim Dokter Dari Puskesmas Rangkayan Baru Jayapura)
Sumber: https://petik.or.id/2023/02/01/penyuluhan-kesehatan-tim-dokter-dari-puskesmas-rangkapan-jaya-
baru/

Salahsatu upaya Pesantren PeTIK dalam memberikan pendidikan untuk


meningkatkan pola hidup sehat di lingkungan pesantren ialah dengan
mendatangkan tim dokter dari puskesmas Rangkapan Jaya Baru untuk
memberikan penyuluhan dan memeriksa kesehatan Mahasantri di Pesantren
PeTIK.
Penutup
Kesimpulan yang diambil dari hasil kampanye PKM ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini terlihat
dari hasil survey angket peserta, interaksi yang baik antara narasumber dan peserta, serta respon
dari Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang langsung membuka kesempatan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut bekerjasama dengan Fikom Untar dan Kegiatan PKM Kabupaten
Pringsewu. (Berisi pernyataan yang merangkum, mempertegas dan memberikan solusi atau
menjadi tulisan yang menyimpulkan semua isi tulisan dari awal hingga akhir).

Daftar Pustaka
Kholisoh, Nur dan Yenita. (2015). Strategi Komunikasi Public Relations dan Citra
Positif Organisasi (Kasus Public Relations Rumah Sakit “X” di Jakarta. Jurnal
Ilmu Komunikasi. Vol 13, No:3 (2015), hal 196-209. Diakses di:
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/1459/1333
Endrawati, Endah. (2015). Penerapan Komunikasi Kesehatan Untuk Pencegahan
Penyakit Leptospirosis Pada Masyarakat Desa Sumberagung, Kecamatan
Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Komunikasi. Vol 7, No:1 (2015), hal 1-25.
Diakses di:
http://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/4/25
Schiavo, Renata. (2007). Health Communication: from Theory to Practice. US:
Jossey-Bass A Wiley Imprint. Prastya, N. (2017). Problem Struktural dalam
Praktek Peran Manajerial Public Relations: Kasus Indonesia. Jurnal Komunikasi,
8(2), 107-119. doi:http://dx.doi.org/10.24912/jk.v8i2.62

Anda mungkin juga menyukai