DOSEN PEMBIMBING :
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas “Keperawatan Sebagai Suatu Profesi : Peran Perawat Profesional dan Standar Praktik
Keperawatan Profesional”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami mengharapkan
semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................5
1.3 Tujuan ................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
2.1 Pengertian Trend dan isu dalam pelayanan kesehatan.....…................6
2.2 Komunikasi dalam pelayanan kesehatan..............................................7
2.3 Pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan............................8
2.4 Faktor yang mempengaruhi komunikasi.............................................10
2.5 Peran perawat dalam menghadapi Trend dan isu................................10
2.6 Trend dan Isu dalam pelayanan kesehatan...........................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia
baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat (Potter dan Perry, 2005).
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah
pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila
memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan pada pasien dalam menerima
pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi
kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan (termasuk dokter) dengan
pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada
pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada komunikasi
karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien,
serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan (Muharamiatul, 2012).
Pelayanan kesehatan merupakan produk yang bersifat jasa. Saat ini, jasa kesehatan sebagai
pelayanan sosial telah berubah menjadi komoditi jasa yang di perdagangkan . Di kota-kota besar,
jasa kesehatan telah menjadi produk industri yang hampir tidak berbeda dengan produk barang
maupun jasa non kesehatan. Pada sektor non kesehatan, mekanisme pasar dapat menjadi sempurna
karena kedua belah pihak yang bertransaksi ( produsen dan konsumen ) mempunyai pengetahuan
yang relatif sama terhadap produk dan jasa yang di tawarkan. Namun, kondisi di atas tidak dapat
pada pasar jasa kesehatan. Kita mengenal yang di sebut market failure. Pasien berada pada posisi
lemah, tidak mempunyai cukup informasi dan pengetahuan tentang jasa kesehatan itu sendiri
(Potter dan Perry, 2005).
Trend praktik keperawatan meliputi berkembangnya berbagai tempat praktek dimana perawat
memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus-menerus meningkatkan otonomi dan
penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan kesehatan. Peran perawat meningkat dengan
meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi
perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikakan keperawatan sebagai
profesi, meliputi pendidikan, teori, pelayanan, otonomi dan kode etik. Aktivitas dari organisasi
professional keperawatan menggambarkan seluruh trend dalam pendidikan dan praktik
keperawatan. Akhirnya seluruh hal yang mempengaruhi keperawatan juga menggambarkan trend
dalam keperawatan kontemporer (Potter dan Perry, 2005)
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian trend dan issu dalam pelayanan kesehatan?
2. Apa saja komunikasi yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi komunikasi?
5. Bagaimana trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui trend dan issu dalam pelayanan keehatan.
2. Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan.
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi komunikasi.
5. Untuk mengetahui trend dan issu dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis. Atau sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya
atau buktinya (Muharamiatul, 2012).
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakitpenyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Potter
dan Perry, 2005).
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian yang
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan
tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didenifisikan untuk menggambarkan apa
yang sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini.
Pada saat sekarang dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian pelayanan kesehatan
yang menuntut peran perawat yang lebih sejajar untuk berkolaborasi dengan dokter. Pada
kenyataannya profesi keperawatan masih kurang berkembang dibandingkan dengan profesi
yang berdampingan erat dan sejalan yaitu profesi kedokteran. Kerjasama dan kolaborasi
dengan dokter perlu pengetahuan, kemauan dan keterampilan, maupun sikap yang
professional mulai dari komunikasi, cara kerjasama dengan pasien, maupun dengan mitra
kerjanya, sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan (Mundakir, 2006).
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan pada
pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah
dimensi kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan (termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini
berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja,
melainkan juga berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting
dan berguna bagi pasienserta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan (Muharamiatul,
2012).
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang
dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri
setiap manusia sebagai bagian dari sistem social (Muharamiatul, 2012)
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat
penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang
terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok.
Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok
sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi. Komunikasi di
lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal
utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang
mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim
keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan
adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar
ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan
komunikasi dengan menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal
(Mundakir, 2006).
2. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang
jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan
komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
Peran perawat dalam penerapan trend issue yaitu dapat melakukan perannya sebagai
pembari asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik. Pemberian asuhan
keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang berbasis
teknologi. Dengan adanya teknologi memberi pelayanan kesehatan. Dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi, asuhan keperawatan tersebut bisa diberikan hasil yang lebih baik.
Perawat juga dapat melakukan perannya sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lain
dengan memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih
meningkat. Berikut peran perawat dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan
teknologi informasi dalam bidang kesehatan :
Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi kesehatan yang ada di rumah sakit dalam
penerapan teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan saat ini telah banyak
dikembangkan. Dalam hal ini, berarti seorang perawat harus mampu menggunakan
teknologi tersebut dalam melakukan proses layanan keperawatan. Penggunaan teknologi
untuk perawat dapat diawali dengan penggunaan media pendokumentasian keperawatan
yang berbasis komputerisasi.
Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai teknologi untuk proses
laytanan yang diberikan.
1. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi untuk proses
pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien. Dengan menggunakan kemajuan
teknologi dan sistem informasi tersebut, perawat akan tetap mampu mengontrol dan
memberikan layanan keperawatan bagi pasien secara berkelanjutan atau kontinu,
walaupun pasien sudah telah meninggalkan rumah sakit.
2. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua klien tanpa
terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring yang menjadi prinsip dan
ciri dari keperawatan akan tetap tercurah untuk klien dimanapun dan kapanpun tenaga
keperawatan dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam
pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi
layanan tersebut tidak menghalangi pemberian pelayanan caring dari perawat.
3. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam
bidangnya. Tekonologi e-health atau telemedika yang telah dikuasai dan telah
diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti profesionalismenya dalam pemberian
layanan kesehatan bagi masyarakat.
4. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan kemajuan
teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telemedika dan e-health, perawat
dengan mudah memberikan pendidikan atau edukasi kesehatan sekaligus promosi
kesehatan pada klien guna sebagai alat informasi dalam pencegahan penyakit.
5. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau pasien. Dengan
menggunakan teknologi dan sistem informasi
seperti e-health dan telemedika, perawat akan menyediakan layanan komunikasi dan
informasi kepada klien atau pasien mengenai penyakitnya. Layanan komunikasi yang
disediakan perawat untuk pasien atau klien ini akan membantu pasien atau klien dalam
pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk berpartisipasi dalam
mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan dari pengobatan medis yang dilakukan
pasien atau klien.
6. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi informasi, karena
saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang terampil dalam mencari informasi
tentang penyakit dari berbagai literatur yang tersedia. Sehingga apabila perawat tidak
mampu dan tidak terampil dalam hal perkembangan dan kemajuan teknologi, maka
akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam menafsirkan berbagai bentuk
pertanyaan kesehatan dari para pasien atau konsumen. Sehingga dengan demikian,
konstribusi peran perawat terhadap perkembangan teknologi informasi dalam bidang
kesehatan akan terasa lebih nyata, aman, dan lebih efektif untuk meningkatkan
kualitas layanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat pada umumnya.
Dengan hal inilah pemberdayaan kesehatan bagi seluruh masyarakat akan terlaksana
dengan baik.
Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama
dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memendang
pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan
proses kolaborasi. Kendala sikologi keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya
menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsiyang dapat
menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul jika
hubungan kolaborasi dokter dengan perawat berlangsung baik. American Nurses
Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 Rumah Sakit melaporkan bahwa
hubungan dokter dengan perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga berlangsung
pada hasil yang dialami pasien. Terdapat hubungan kolerasi positif antara kualitas huungan
dokter perawat dengan kualitas hasil yang didapatkan pasien.
Hambatan kolaborasi dokter dengan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan
institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang
membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat
ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi
sosial masih mendkung dominasi dokter. Inti sesungghnya dari konflik perawat dan dokter terletak
pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara
keduanya.
Dari hasil observasi penulis di Rumah Sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dengan dokter. Perawat
bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis yang juga
didokumentasikan secara baik, sementara dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses
keperawatan tidak ada. Disamping itu hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat Rumah
Sakit Pemerintah dan swasta, mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat
merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan Rumah Sakit yang kurang
mendukung.
Isu-isu tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat
menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa
pelayang kesehatan, serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi
(Muharamiatul, 2012).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan
dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap
individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.Di harapkan agar semua perawat
mengerti dengan komunikasi, komponen dalam komunikasi, dan pentingnya komunikasi.
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep dan gambaran
umum tentang trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan diharapkan mahasiswa
mampu melihat kejadian yang terjadi dilapangan
DAFTAR PUSTAKA