Makalah Strategi Home Care
Makalah Strategi Home Care
Bab 2
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang
berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata
strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang jendral (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk
memenangkan peperangan.Kata strategi pertama kali digunakan dalam dunia kemiliteran di mana kata
tersebut konsep awalnya adalah bagaimana tentara menggunakan seni memimpin tentara dalam
perang untuk memenangkan sebuah peperangan. Martin-Anderson mengungkapkan bahwa strategi
adalah seni di mana melibatkan kemampuan intelegensia atau pikiran untuk membawa semua sumber
daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan
efisien.Strategi ialah rencana yang disatukan dan mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu.
Strategi dapat dikatakan menyeluruh karena meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi juga
terpadu karena semua bagian rencana serasi antara satu sama lain dan bersesuaian. J L Thompson
(1995) mendefinisikan strategi.3Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.Dengan demikian strategi merupakan
sebuah cara atau rencana yang digunakan organisasi atau kelompok untuk mencapai sebuah hasil akhir.
Strategi erat kaitannya dengan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Strategi
merupakan keputusan yang sangat menentukan karena dengan adanya strategi, suatu organisasi dapat
menjalankan visi misi menjadi terarah dan tepat sasaran.
2. Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran
pikiran. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain dan yang terlibat dalam komunikasi adalah manusiKomunikasi berasal dari bahasa
Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Secara terminologis
komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dan yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Komunikasi merupakan proses pembagian dan pertukaran ide, informasi, pengetahuan, sikap atau
perasaan di antara dua atau lebih orang yang mempunyai dan menggunakan tanda ada simbolsimbol
yang sama.Menurut Benard Berelson dan Garry A. Stainer dalam buku Human Behavior, komunikasi
adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan
lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau prosesn penyampaiannya
biasanya dinamakan komunikasi.Sedangkan definisi komunikasi menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1) Menurut Harold D. Lassswell, komunikasi adalah segala sesuatu harus dipertautkan dengan
komponen-komponennya yaitu “Who Says What In Wich Channel To Whom With What Effect” yang
didalamnya mencakup siapakah komunikatornya? Pesan apa yang disampaikan? Media apa yang
digunakan? Siapa komunikannya? Dan Efek apa yang ditimbulkan?.8
2) Sedangkan menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan
secara tegar asas-asas penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat dan sikap.
3) Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lembaga tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan.10Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk memberi tahu, mengubah sikap,
dan pendapat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media tertentu dan memimbulkan
efek atau umpan balik, dengan maksud dan tujuan tertentu.
b. Komponen-Komponen Komunikasi
Proses komunikasi dapat terjadi apabila seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan
maksud dan tujuan tertentu. Sehingga komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:
1) Komunikator
Komunikator adalah orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan ini dapat
berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi
sikap dan tingkah laku orang lain
2) Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator alam menciptakan pesan melalui pemilihan
simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa serta
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3) Pesan
Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang
mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Pesan merupakan unsur
yang sangat penting, komunikasi akan efektif apabila komunikan menginterpretasi makna pesan sesuai
keinginan komunikator.
4) Saluran atau media
Penggunaan saluran atau media dalam komunikasi interpersonal semata-mata dilakukan karena kondisi
yang tidak memungkinkan berkomunikasi secara tatap muka.
5) Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Penerima bersifat
aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses inerpretasi dan memberikan umpan balik. Sehingga
dapat dikatakan efektif apabila makna pesan dapat dipahami secara bersama.
6) Decoding
Penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah” berupa kata-kata dan simbol-
simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna.
7) Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap
pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. Pada hakikatnya respon merupakan
informasi bagi sumber sehingga ia dapat menilai efektivitas komunikasi untuk selanjutnya menyesuaikan
diri dengan situasi yang ada.
8) Gangguan (noise)
Noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan
apa saja yang mengganggu dan atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk
bersifat fisik dan psikis.
9) Konteks Komunikasi
Konteks komunikasi memiliki tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada
lingkungan kongkret dan nyata tempat terjadinya komunikasi. Konteks waktu menunjuk pada waktu
kapan komunikasi dilaksanakan.
c. Proses Komunikasi
Strategi dalam komunikasi adalah kemampuan untuk mengatur suatu cara terbaik agar apapun yang
menjadi tujuan seseorang dapat tercapai. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk
memilih pola pembicaraan terbaik agar maksud dan tujuan pembicaraan tercapai, dengan cara
menyusun struktur kerangka pembicaraan dalam pikiran sebelum pembicaraan berlangsung, dan
dengan menggunakan bahasa dan pemilihan kata yang tepat.
b. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi
Seperti yang telah dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa strategi komunikasi merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi. Maka tahapan yang digunakan
adalah perpaduan antara perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi. Dalam strategi ada
tiga tahap:
1) Formulasi Strategi (strategy formulation)
Penyusun strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang lebih banyak mendapatkan
keuntungan untuk perusahaan. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk,
pasar, sumber daya, dan teknologi tertentu untuk jangka waktu panjang. Strategi menentukan
keunggulan bersaing jangka panjang dan keputusan strategi memiliki konsekuensi multifungsi yang
besar dan berdampak panjang pada organisasi.
2) Memotivasi (Motivating)
Dalam menyebarkan informasi tidak semua khalayak belum tentu mengetahui informasi tersebut
sehingga informasi yang disebarkan diusahakan terdapat unsur memotivasi.
3) Mendidik (Educating)
Tujan strategi komunikasi selanjutnya adalah mendidik. Selain memotivasi, informasi yang disampaikan
kepada khalayak juga memuat unsur mendidik.
4) Menyebarkan Informasi (Informating)
Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran dan diusahakan
informasi yangdisebarluaskan merupakan informasi yang spesifik dan aktual.
5) Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decision Marketing)
Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis
sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Komunikasi
1) Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, sebaiknya perlu memahami komunikan yang akan menjadi sasaran
komunikasi terlebih dahulu. Faktor yang perlu diperhatikan dalam komunikan adalah faktor kerangka
referensi, keragka referensi seseorang terbentuk dari hasil pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma
hidup, status sosial dan lain sebagainya. Faktor yang kedua adalah situasi dan kondisi pada saat
komunikan akan menerima pesan yang disampaikan dan kondisi adalah state of personality komunikan
yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat menerima pesan.
2) Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi banyak bentuknya seperti media tulis atau cetak, visual, aural, dan audio-visual.
Untuk mencapai sasaran komunikasi, seorang komunikator dapat memilih media yang sesuai
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan
dipergunakan.
3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu, pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of
the message) dan lambang (syimbol). Isi pesan komunikasi bisa satu tetapi
lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam seperti bahasa, gambar, warna, kial (gesture), dan
sebagainya. Lambang yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa karena bahasa
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang kongkret dan yang abstrak, dan
lain sebagainya.
c. Robert M.Z. Lawang, sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua
persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan
sosial.Informasi yang disosialisasikan oleh sebuah organisasi, lembaga pemerintahan atau bahkan
individu pasti tujuannya untuk memberikan pengetahuan kepada target sosialisasinya sesuai dengan
tujuan yang telah di buat.
2. Layanan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan adalah perihal atau cara melayani kebutuhan
orang lain dengan memperoleh imbalan uang atau jasa.22 Layanan erat kaitannya dengan hal
pemberian kepuasan terhadap pelanggan, layanan dengan mutu yang baik dapat memberikan kepuasan
yang baik pula bagi pelanggannya sehingga pelanggan dapat lebih mudah merasa diperhatikan akan
keberadaannya oleh pihak perusahaan atau organisasi.Pelayanan kesehatan tidak hanya berfokus pada
pelayanan kesehatan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan saja tetapi secara bersamaan
turut menyelenggarakan pelayanan kesehatan lainnya seperti promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit. Serta pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
Pemenuhan hak-hak asasi pasien dalam upaya kesehatan mengacu Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Tahun 1945 yang mengatakan bahwa, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dikenal ada dua jenis hak asasi manusia di bidang kesehatan yaitu:
a. Hak atas pelayanan kesehatan, hak pasien sebagai anggota sosial masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Hak untuk menentukan dirinya sendiri, hak dasar individual yang dilindungi oleh hukum untuk
menyetujui atau tidak menyetujui apa yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan terhadap diri pasien
dalam upaya kesehatan.Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas
pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin
dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas.Sistem pelayanan
kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan dan orang-orang yang menggunakan
pelayanan tersebut di setiap wilayah, negara, dan organisasi yang melahirkan sumber daya dalam
bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi peningkatan mutu pelayanan untuk mencapai
pelayanan prima, yaitu:
a. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan, harapan pelanggan harus
diidentifikasi dan diprioritaskan dan membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.
b. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutna adalah mengidentifikasi dan
melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian
reward.
c. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidak
puasan pelanggan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat mengidentifikasi
masalah dan menguji pemecahan masalah.
d. Budaya yang mendukung perbaikan terus-menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk
memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu.
3. Rumah Sakit
Menurut Pasal 1 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 27Rumah sakit memiliki fungsi yaitu
sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun bagian mata rantai rujukan pelayanan kesehatan. Rumah
sakit telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni menjadi
suatu lembaga yang lebih mengarah dan lebih berorientasi kepada “bisnis”, terlebih para pemodal
diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit dibawah badan hukum yang bertujuan mencari
laba.28Rumah sakit yang diteliti oleh peneliti adalah rumah sakit swasta. Rumah sakit swasta harus
diakui keberadaannya dan peran sertanya dalam mewujudkan Indonesia sehat. Begitu pula dengan
kualitas dan sistem pelayanannya harus memenuhi standar serta pemenuhan tuntutan dan keinginan
konsumen atau pasien. Dalam rumah sakit swasta lebih memprioritaskan pasien dan peralatan
penunjang medis juga lebih canggih dan modern dari rumah sakit pemerintah. Dengan pelayanan dan
kelengkapan fasilitas masyarakat lebih cenderung memilih rumah sakit swasta.2mengarah dan lebih
berorientasi kepada “bisnis”, terlebih para pemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit
dibawah badan hukum yang bertujuan mencari laba.Rumah sakit yang diteliti oleh peneliti adalah rumah
sakit swasta. Rumah sakit swasta harus diakui keberadaannya dan peran sertanya dalam mewujudkan
Indonesia sehat. Begitu pula dengan kualitas dan sistem pelayanannya harus memenuhi standar serta
pemenuhan tuntutan dan keinginan konsumen atau pasien. Dalam rumah sakit swasta lebih
memprioritaskan pasien dan peralatan penunjang medis juga lebih canggih dan modern dari rumah sakit
pemerintah. Dengan pelayanan dan kelengkapan fasilitas masyarakat lebih cenderung memilih rumah
sakit swasta.
4. Home Care
Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang disediakan untuk individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan, mempertahankan, atau memaksimalkan level
kemandirian.
Menurut Departemen Kesehatan RI 2006, peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mempunyai masalah kesehatan.Sedangkan
menurut Warola (1980) mendefinisikan home care sebagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan
yang diorganisasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).Layanan home care di bidang keperawatan dalam home health
care, mencakup fungsi langsung dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik aktual dari perawatan,
semua yang membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Direct care juga mencakup tindakan
mengajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan
benar.Pelayanan home care yang dilakukan berfokus kepada bayi yang baru lahir. Bayi adalah makhluk
yang unik dan individu yang spesifik. Bila bayi berkembang maka akan membuat orangtua sensitif untuk
mengetahui keinginan dan apa yang normal baginya.
Dalam dunia kesehatan bayi baru lahir dapat disebut dengan periode neonatal, periode ini terhitung
sejak bayi baru lahir ke dunia hingga 4 minggu sesudah lahir. Pada periode neonatal, bayi dalam proses
adaptasi dengan dunia luar yang jauh berbeda dari keadaan di dalam rahim. Perubahan yang paling
besar dan paling dirasakan oleh bayi adalah suhu lingkungan. Di samping itu, bayi juga sudah dituntut
melakukan metabolisme dan melaksanakan segala sistem tubuhnya sendiri seperti bernapas, mencerna,
eliminasi, dan lain-lain.34Adapun kunjungan dilakukan pada enam hari setelah persalinan dengan
tujuan:
a. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
b. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tandatanda penyulit.
c. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
bagaimana cara menjaga bayi agar tetap hangat.
Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi.
Perkembangan yang terjadi pada masa bayi adalah perkembangan kognisi (tindakan atau proses untuk
mengetahui sesuatu) dan sosioemosional.Bayi baru lahir merupakan sasaran utama dan pertama
pemberian ASI (Air Susu Ibu). Sebab apabila dari awal tidak dikenalkan dengan ASI, maka proses
pemberian ASI selanjutnya dapat terhambat bahkan gagal, padahal banyak masalah yang seharusnya
tidak terjadi pada bayi apabila ia diberikan ASI seperti diare, kelebihan berat badan, berbagai penyakit
infeksi, dan lain-lain. ASI merupakan minuman paling cocok untuk bayi disamping mengandung zat
kekebalan terutama pada kolostrum.ASI eksklusif adalah makanan dan minuman terbaik dan paling ideal
untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupan tanpa diberikan tambahan makanan apapun.
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi, tidak menumbulkan alergi, mengandung berbagai zat yang
dibutuhkan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh, mengandung zat antibodi, mengurangi kejadian gigi
keropos atau pertumbuhan gigi kurang baik, memberikan keuntungan psikologis antara bayi dengan ibu.
Strategi komunikasi di bentuk dengan maksud dan tujuan suatu perusahaan guna mencapai target yang
diinginkan. Pada layanan home care Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda memiliki strategi
komunikasi guna mensosialisasikan layanan home care. Ada tiga tahapan strategi komunikasi yaitu
tahap formulasi, impelmentasi, dan evaluasi. Tahap formulasi adalah tahap penyusunan strategi yang
memuat siapa sasaran pasien home care, media apa yang digunakan untuk mensosialisasikan layanan
home care, dan peran komunikator dalam layanan home care. Selanjutnya tahap implementasi adalah
tahap aksi atau realisasi dari perencanaan yang sudah di bentuk dan dibutuhkan kerjasama antar pihak
guna tercapainya tujuan sosialisasi layanan home care dengan baik. Terakhir tahap evaluasi, tahap ini
adalah tolak ukur dari formulasi yang di bentuk sesuai atau tidak dengan tahap implementasi. Serta di
lihat dari berbagai macam sisi, apakah formulasi dan implementasi sesuai maka diterapkan dan
dipertahankan untuk kedepannya atau formulasi dan implementasi tidak sesuai maka diambil tindakan
koreksi untuk internal.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi yang digunakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda seperti dalam tahap formulasi
strategi menggunakan berbagai macam aspek guna mendukung program pelayanan jasa home care.
Formulasi yang digunakan berupa sumber daya manusia yang dilatih di bidang home care. Sosialisasi
yang digunakan lebih kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda, serta
memanfaatkan media pendukung berupa media sosial Instagram, website, dan sounding pelayanan
home care pada saat kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra
Ananda.
Implementasi yang dipalikasikan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda adalah melakukan
sosialisasi dan pengenalan home care kepada pasien rawat inap serta menjual jasa tenaga medis yang
sudah memiliki bekal keahlian melalui pelatihan-pelatihan yang sudah diberikan dan menjalankan media
pendukung berupa media sosial, website, dan sounding pada kegiatan seminar.
Evaluasi dari adanya jasa pelayanan home care mendapat respon positif dari pasien yang menggunakan
jasa home care karena mereka merasa terbantu dengan program home care yang diadakan oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda. Tetapi di sisi lain masih ditemukan ketidakmaksimalan, hal tersebut
bisa di lihat dari data pasein yang tidak stabil.
Saran
Setelah melakukan penelitian secara keseluruhan berkaitan dengan strategi komunikasi Rumah Sakit Ibu
danAnak Citra Ananda dalam mensosialisasikan pelayanan home care peneliti menganggap sudah cukup
baik. Tetapi peneliti mencoba memberikan saran:
1. Dalam mempromosikan jasa pelayanan home care lebih diperbanyak agar masyarakat banyak yang
mengetahui program home care seperti pemasangan iklan berupa pamflet, brosur, dan lain-lain.
2. Kurangnya koordinasi antara pihak manajemen dengan pihak karyawan membuat tahap formulasi
tidak tersusun dan tidak terencana dengan baik.
3. Penambahan jumlah tenaga medis guna menunjang pelayanan yang prima terkhusus pada layanan
home care.
4. Sosialisasi yang dilakukan harus lebih beranekaragam agar mudah di kenal oleh masyarakat seperti
membuat seminar, pamflet, banner yang khusus home care. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
David, Fred R. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan BersaingKonsep (Edisi 15). Jakarta:
Salemba Empat.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Erlangga.