Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman, manusia senantiasa berusaha untuk memperbaiki kualitas
hidupnya. Termasuk kualitas kesehatan yang merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia.
Pada saat ini kesehatan telah dianggappenting. Berbagai bentuk upaya dilakukan manusia untuk terus
hidup dan berkembang menjadi lebih baik. Menurut UU Kesehatan No. 23/1992 sehat adalah suatu
keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas
dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.Meningkatnya jumlah rumah sakit
baik pemerintah maupun swasta menjadi tantangan bagi pengelola rumah sakit karena menimbulkan
persaingan di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit yang memiliki pelayanan bagus dan citra
yang baik akan bertahan. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas dengan
harga bersaing guna tercapainya kepuasan konsumen dan akan berdampak pada munculnya
kepercayaan dari konsumen. Dengan tingkat kebutuhan dalam bidang kesehatan, guna terwujudnya
derajat kesehatan dalam setiap individu maka setiap institusi atau organisasi yang bergerak di bidang
kesehatan selalu melakukan peningkatan kualitas dan kelayakan pelayanan kesehatan yang merata
dan terjangkau pada seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang menjalankan fungsinya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda Ciputat merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki layanan home care di wilayah Tangerang Selatan. Mengingat jasa pelayanan home care
masih sangat minim di Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut sejalan dengan visi Rumah Sakit yang
ingin menjadi rumah sakit terdepan dalam pelayanan kesehatan dalam bidang ibu dan anak di
Indonesia khususnya di Tangerang Selatan dengan pelayanan berkualitas tinggi untuk semua lapisan
masyarakat. Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang disediakan untuk individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan, mempertahankan, atau
memaksimalkan level kemandirian.2Sejarah perkembangan home care di mulai pada awal abad ke-
19, tren konsep perawatan mulai dibalik yang tadinya dengan konsep pelembagaan kemudian
menjadi perawat yang mengunjungi rumah pasien untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Pada
akhir abad ke-19 sebagian besar perawat bekerja di rumah pasien dan bertugas untuk membantu ibu
baru dan mengobati orang dengan penyakit menular. Permintaan pada masa itu terus meningkat
sehingga pemiliki asuransi jiwa membuka jasa home care. Tercatat terdapat sekitar 1.413 sampai
1.909 perawat yang bekerja atas 566 asosiasi. Pada tahun 1930 perubahan pola penyakit menular
digantikan oleh penyakit kronis degeneratif penyebab kematian. Sehingga perawatan di rumah
sedang dicari dan pada saat itu pula jasa home care menjadi sedikit termarjinalkan. Selanjutnya pada
tahun 1982 National Home Care Association (Asosiasi Nasional Perawatan Rumah) didirikan untuk
memberikan perawatan berkualitas tinggi untuk pasien di rumah sakit dan di rumah. Selama 40 tahun
terakhir telah terjadi perubahan bertahap terhadap penggunaan jasa home
care, kecenderungan kondisi kerja seperti yang ada di perkotaan di mana suami dan istri bekerja dan
menempatkan pekerjaannya pada jam yang sama.3Program home care di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Citra Ananda lebih menitikberatkan pada pelayanan ibu baru melahirkan karena dalam praktiknya
bagi sebagian besar orang tua yang memiliki anak pertama masih minim pengetahuan akan
perawatan bayi yang baru lahir. Dengan adanya program home care diharapkan orang tua yang baru
pertama kali memiliki anak mendapat penyuluhan sekaligus praktik dengan tahapantahapan yang
benar dalam menangani bayi yang baru lahir. Memberikan kualitas pelayanan medik dan non medik
yang prima didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga muncul kepercayaan dari
konsumen untuk menggunakan jasa home care. Strategi komunikasi merupakan suatu langkah yang
telah direncanakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan program kegiatan, pesan, dan
media tertentu. Strategi komunikasi adalah suatu perpaduan dalam perencanaan komunikasi dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu strategi komunikasi diperlukan untuk
menunjukkan arah bagaimana suatu operasional dapat bekerja dengan baik dengan melakukan
pendekatan pada situasi dan kondisi.
Strategi-strategi yang digunakan haruslah tepat dalam mensosialisasikan pelayanan rumah sakit guna
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan di mata masyarakat luas. Salah satu sikap dasar
pelayanan ini akan banyak membantu untuk dapat memuaskan konsumen dan salah satunya dalam
program home care. Selain kualitas jasa yang dihasilkan harus maksimal, penyampaian dalam
mempromosikan jenis kegiatan pun dituntut tepat sasaran salah satunya melalui media interaksi
tatap muka seperti penyuluhan kepada komunitas ibu hamil. Sehingga menimbulkan rasa puas dalam
diri konsumen atas pelayanan yang diterima. Home care Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda
memiliki strategi komunikasi yang menarik jika ditelaah dari sisi interaksi antara tenaga medis dengan
pasien. Interaksi yang dilakukan berupa interaksi tatap muka, interaksi ini dapat dengan tepat
mengetahui keluhan pasien tanpa ada penghambat. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk melakukanpenelitian secara khusus. Mengingat masih minimnya penyedia jasa layanan
home care di Rumah Sakit wilayah Tangerang Selatan, maka peneliti tertarik mengambil judul
“Strategi Komunikasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak Citra Ananda Ciputat Dalam Mensosialisasikan
Layanan Home Care

Bab 2

LANDASAN TEORI

A. Strategi Komunikasi

1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang
berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata
strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang jendral (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk
memenangkan peperangan.Kata strategi pertama kali digunakan dalam dunia kemiliteran di mana kata
tersebut konsep awalnya adalah bagaimana tentara menggunakan seni memimpin tentara dalam
perang untuk memenangkan sebuah peperangan. Martin-Anderson mengungkapkan bahwa strategi
adalah seni di mana melibatkan kemampuan intelegensia atau pikiran untuk membawa semua sumber
daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan
efisien.Strategi ialah rencana yang disatukan dan mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu.
Strategi dapat dikatakan menyeluruh karena meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi juga
terpadu karena semua bagian rencana serasi antara satu sama lain dan bersesuaian. J L Thompson
(1995) mendefinisikan strategi.3Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.Dengan demikian strategi merupakan
sebuah cara atau rencana yang digunakan organisasi atau kelompok untuk mencapai sebuah hasil akhir.
Strategi erat kaitannya dengan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Strategi
merupakan keputusan yang sangat menentukan karena dengan adanya strategi, suatu organisasi dapat
menjalankan visi misi menjadi terarah dan tepat sasaran.

2. Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran
pikiran. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain dan yang terlibat dalam komunikasi adalah manusiKomunikasi berasal dari bahasa
Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Secara terminologis
komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dan yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

Komunikasi merupakan proses pembagian dan pertukaran ide, informasi, pengetahuan, sikap atau
perasaan di antara dua atau lebih orang yang mempunyai dan menggunakan tanda ada simbolsimbol
yang sama.Menurut Benard Berelson dan Garry A. Stainer dalam buku Human Behavior, komunikasi
adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan
lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau prosesn penyampaiannya
biasanya dinamakan komunikasi.Sedangkan definisi komunikasi menurut para ahli adalah sebagai
berikut:

1) Menurut Harold D. Lassswell, komunikasi adalah segala sesuatu harus dipertautkan dengan
komponen-komponennya yaitu “Who Says What In Wich Channel To Whom With What Effect” yang
didalamnya mencakup siapakah komunikatornya? Pesan apa yang disampaikan? Media apa yang
digunakan? Siapa komunikannya? Dan Efek apa yang ditimbulkan?.8

2) Sedangkan menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan
secara tegar asas-asas penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat dan sikap.

3) Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lembaga tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan.10Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk memberi tahu, mengubah sikap,
dan pendapat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media tertentu dan memimbulkan
efek atau umpan balik, dengan maksud dan tujuan tertentu.

b. Komponen-Komponen Komunikasi
Proses komunikasi dapat terjadi apabila seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan
maksud dan tujuan tertentu. Sehingga komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:
1) Komunikator
Komunikator adalah orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan ini dapat
berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi
sikap dan tingkah laku orang lain

2) Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator alam menciptakan pesan melalui pemilihan
simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa serta
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.

3) Pesan

Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang
mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Pesan merupakan unsur
yang sangat penting, komunikasi akan efektif apabila komunikan menginterpretasi makna pesan sesuai
keinginan komunikator.
4) Saluran atau media
Penggunaan saluran atau media dalam komunikasi interpersonal semata-mata dilakukan karena kondisi
yang tidak memungkinkan berkomunikasi secara tatap muka.

5) Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Penerima bersifat
aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses inerpretasi dan memberikan umpan balik. Sehingga
dapat dikatakan efektif apabila makna pesan dapat dipahami secara bersama.

6) Decoding
Penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah” berupa kata-kata dan simbol-
simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna.
7) Respon

Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap
pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. Pada hakikatnya respon merupakan
informasi bagi sumber sehingga ia dapat menilai efektivitas komunikasi untuk selanjutnya menyesuaikan
diri dengan situasi yang ada.
8) Gangguan (noise)
Noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan
apa saja yang mengganggu dan atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk
bersifat fisik dan psikis.
9) Konteks Komunikasi

Konteks komunikasi memiliki tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada
lingkungan kongkret dan nyata tempat terjadinya komunikasi. Konteks waktu menunjuk pada waktu
kapan komunikasi dilaksanakan.

c. Proses Komunikasi

1) Proses komunikasi secara primer


Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang atau simbol sebagai media, seperti bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain-lain, yang
dilakukan secara langsung, tanpa ada media lain atau yang kedua sebagai alat penyampai. Lambang
bahasa paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya bahasalah yang mampu
“menerjemahkan” pikiran seseorang yang abstrak sekalipun.12
2) Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Media kedua digunakan komunikator dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan
berada di tempat yang lebih jauh atau jumlahnya banyak. Medianya seperti surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain-lain.13
3. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen (management communication) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu, bergantung
kepada situasi dan kondisi.14
Strategi komunikasi dapat diartikan sebagai berikut:
1) Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan
tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.
2) Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu
pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi.
3) Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian
aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi.
Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4) Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai
tujuan komunikasi manajemen.

Strategi dalam komunikasi adalah kemampuan untuk mengatur suatu cara terbaik agar apapun yang
menjadi tujuan seseorang dapat tercapai. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk
memilih pola pembicaraan terbaik agar maksud dan tujuan pembicaraan tercapai, dengan cara
menyusun struktur kerangka pembicaraan dalam pikiran sebelum pembicaraan berlangsung, dan
dengan menggunakan bahasa dan pemilihan kata yang tepat.
b. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi
Seperti yang telah dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa strategi komunikasi merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi. Maka tahapan yang digunakan
adalah perpaduan antara perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi. Dalam strategi ada
tiga tahap:
1) Formulasi Strategi (strategy formulation)
Penyusun strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang lebih banyak mendapatkan
keuntungan untuk perusahaan. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk,
pasar, sumber daya, dan teknologi tertentu untuk jangka waktu panjang. Strategi menentukan
keunggulan bersaing jangka panjang dan keputusan strategi memiliki konsekuensi multifungsi yang
besar dan berdampak panjang pada organisasi.

2) Implementasi Strategi (strategy implementation)


Implementasi strategi sering kali disebut “tahapan aksi” dari manajemen strategi.
Mengimplementasikan strategi artinya memobilisasi tenaga medis perusahaan untuk mengubah strategi
yang diformulasikan ke dalam tindakan. Sering kali tahap ini paling sulit karena membutuhkan disiplin,
komitmen, pengorbanan personal. Kemampuan interpersonal sangat penting bagi keberhasilan
implementasi strategi. Setiap divisi harus memutuskan jawaban pertanyaan seperti “Apa yang harus kita
lakukan untuk mengimplementasikan bagian kita dalam strategi perusahaan? Dan seberapa baik kita
dapat melakukan pekerjaan dengan benar?” tantangan dari implementasi adalah menstimulasi tenaga
medis perusahaan untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias dalam mencapai tujuan yang sudah
di buat.
3) Evaluasi Strategi (strategi evaluation)
Evaluasi strategi sangat penting untuk kelangsungan organisasi. Evaluasi strategi memiliki tiga aktivitas
dasar yaitu memeriksa dasar strategi perusahaan, membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil
aktual, dan mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sesuai rencana. Tahap ini perlu
dilakukan guna mencari kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang harus dipertahankan
untuk jangka panjang perusahaan.
c. Tujuan Strategi Komunikasi
1) Memberitahu (Announcing)
Pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi,
informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh
informasi yang demikian penting.

2) Memotivasi (Motivating)
Dalam menyebarkan informasi tidak semua khalayak belum tentu mengetahui informasi tersebut
sehingga informasi yang disebarkan diusahakan terdapat unsur memotivasi.
3) Mendidik (Educating)
Tujan strategi komunikasi selanjutnya adalah mendidik. Selain memotivasi, informasi yang disampaikan
kepada khalayak juga memuat unsur mendidik.
4) Menyebarkan Informasi (Informating)
Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran dan diusahakan
informasi yangdisebarluaskan merupakan informasi yang spesifik dan aktual.
5) Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decision Marketing)
Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis
sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Komunikasi
1) Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, sebaiknya perlu memahami komunikan yang akan menjadi sasaran
komunikasi terlebih dahulu. Faktor yang perlu diperhatikan dalam komunikan adalah faktor kerangka
referensi, keragka referensi seseorang terbentuk dari hasil pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma
hidup, status sosial dan lain sebagainya. Faktor yang kedua adalah situasi dan kondisi pada saat
komunikan akan menerima pesan yang disampaikan dan kondisi adalah state of personality komunikan
yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat menerima pesan.
2) Pemilihan Media Komunikasi

Media komunikasi banyak bentuknya seperti media tulis atau cetak, visual, aural, dan audio-visual.
Untuk mencapai sasaran komunikasi, seorang komunikator dapat memilih media yang sesuai
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan
dipergunakan.
3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu, pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of
the message) dan lambang (syimbol). Isi pesan komunikasi bisa satu tetapi
lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam seperti bahasa, gambar, warna, kial (gesture), dan
sebagainya. Lambang yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa karena bahasa
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang kongkret dan yang abstrak, dan
lain sebagainya.

4) Peran Komunikator dalam Komunikasi


Faktor penting yang ada pada diri komunikator adalah daya tarik sumber (source attractiveness) dan
kredibilitas sumber (source credibility). Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi jika pihak
komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya atau komunikan merasa ada kesamaan
antara komunikator, sehingga komunikan bersedia taat pada pesan yang dilancarkan oleh komunikator.
Selanjutnya kredibilitas sumber atau kepercayaan komunikan pada komunikator, seorang komunikator
harus bersifat empatik dalam menghadapi komunikannya.

B. Sosialisasi Layanan Home Care


1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses dalam mana individu menerima kemudian menginternalisasikan menghayati
banyak nilai sosial, kepercayaan,pola-pola perilaku dari kebudayaan mereka. Proses sosialisasi
berlangsung secara interaktif dan resiprokal. Dengan proses tersebut, individu akan mengetahui dan
menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan suatu
masyarakat.

Sosialisasi menurut para ahli antara lain sebagai berikut:


a. Charlotte Buehler, sosialisasi adalah proses yang membantu individu untuk belajar dan menyesuaikan
diri tentang bagaimana cara hidup dan cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya. Akan tetapi, selama individu merasa memerlukan kelompoknya, ia bersedia untuk
mengadakan beberapa kompromi terhadap tuntutan kelompok.
b. Bruce J. Cohen, sosialisasi adalah proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam
masyarakatnya untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok.

c. Robert M.Z. Lawang, sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua
persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan
sosial.Informasi yang disosialisasikan oleh sebuah organisasi, lembaga pemerintahan atau bahkan
individu pasti tujuannya untuk memberikan pengetahuan kepada target sosialisasinya sesuai dengan
tujuan yang telah di buat.

2. Layanan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan adalah perihal atau cara melayani kebutuhan
orang lain dengan memperoleh imbalan uang atau jasa.22 Layanan erat kaitannya dengan hal
pemberian kepuasan terhadap pelanggan, layanan dengan mutu yang baik dapat memberikan kepuasan
yang baik pula bagi pelanggannya sehingga pelanggan dapat lebih mudah merasa diperhatikan akan
keberadaannya oleh pihak perusahaan atau organisasi.Pelayanan kesehatan tidak hanya berfokus pada
pelayanan kesehatan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan saja tetapi secara bersamaan
turut menyelenggarakan pelayanan kesehatan lainnya seperti promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit. Serta pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
Pemenuhan hak-hak asasi pasien dalam upaya kesehatan mengacu Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Tahun 1945 yang mengatakan bahwa, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dikenal ada dua jenis hak asasi manusia di bidang kesehatan yaitu:
a. Hak atas pelayanan kesehatan, hak pasien sebagai anggota sosial masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu.

b. Hak untuk menentukan dirinya sendiri, hak dasar individual yang dilindungi oleh hukum untuk
menyetujui atau tidak menyetujui apa yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan terhadap diri pasien
dalam upaya kesehatan.Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas
pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin
dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas.Sistem pelayanan
kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan dan orang-orang yang menggunakan
pelayanan tersebut di setiap wilayah, negara, dan organisasi yang melahirkan sumber daya dalam
bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi peningkatan mutu pelayanan untuk mencapai
pelayanan prima, yaitu:
a. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan, harapan pelanggan harus
diidentifikasi dan diprioritaskan dan membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.

b. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutna adalah mengidentifikasi dan
melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian
reward.
c. Proses perbaikan

Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidak
puasan pelanggan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat mengidentifikasi
masalah dan menguji pemecahan masalah.
d. Budaya yang mendukung perbaikan terus-menerus

Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk
memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu.
3. Rumah Sakit
Menurut Pasal 1 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 27Rumah sakit memiliki fungsi yaitu
sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun bagian mata rantai rujukan pelayanan kesehatan. Rumah
sakit telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni menjadi
suatu lembaga yang lebih mengarah dan lebih berorientasi kepada “bisnis”, terlebih para pemodal
diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit dibawah badan hukum yang bertujuan mencari
laba.28Rumah sakit yang diteliti oleh peneliti adalah rumah sakit swasta. Rumah sakit swasta harus
diakui keberadaannya dan peran sertanya dalam mewujudkan Indonesia sehat. Begitu pula dengan
kualitas dan sistem pelayanannya harus memenuhi standar serta pemenuhan tuntutan dan keinginan
konsumen atau pasien. Dalam rumah sakit swasta lebih memprioritaskan pasien dan peralatan
penunjang medis juga lebih canggih dan modern dari rumah sakit pemerintah. Dengan pelayanan dan
kelengkapan fasilitas masyarakat lebih cenderung memilih rumah sakit swasta.2mengarah dan lebih
berorientasi kepada “bisnis”, terlebih para pemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit
dibawah badan hukum yang bertujuan mencari laba.Rumah sakit yang diteliti oleh peneliti adalah rumah
sakit swasta. Rumah sakit swasta harus diakui keberadaannya dan peran sertanya dalam mewujudkan
Indonesia sehat. Begitu pula dengan kualitas dan sistem pelayanannya harus memenuhi standar serta
pemenuhan tuntutan dan keinginan konsumen atau pasien. Dalam rumah sakit swasta lebih
memprioritaskan pasien dan peralatan penunjang medis juga lebih canggih dan modern dari rumah sakit
pemerintah. Dengan pelayanan dan kelengkapan fasilitas masyarakat lebih cenderung memilih rumah
sakit swasta.

4. Home Care
Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang disediakan untuk individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan, mempertahankan, atau memaksimalkan level
kemandirian.
Menurut Departemen Kesehatan RI 2006, peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mempunyai masalah kesehatan.Sedangkan
menurut Warola (1980) mendefinisikan home care sebagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan
yang diorganisasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).Layanan home care di bidang keperawatan dalam home health
care, mencakup fungsi langsung dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik aktual dari perawatan,
semua yang membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Direct care juga mencakup tindakan
mengajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan
benar.Pelayanan home care yang dilakukan berfokus kepada bayi yang baru lahir. Bayi adalah makhluk
yang unik dan individu yang spesifik. Bila bayi berkembang maka akan membuat orangtua sensitif untuk
mengetahui keinginan dan apa yang normal baginya.
Dalam dunia kesehatan bayi baru lahir dapat disebut dengan periode neonatal, periode ini terhitung
sejak bayi baru lahir ke dunia hingga 4 minggu sesudah lahir. Pada periode neonatal, bayi dalam proses
adaptasi dengan dunia luar yang jauh berbeda dari keadaan di dalam rahim. Perubahan yang paling
besar dan paling dirasakan oleh bayi adalah suhu lingkungan. Di samping itu, bayi juga sudah dituntut
melakukan metabolisme dan melaksanakan segala sistem tubuhnya sendiri seperti bernapas, mencerna,
eliminasi, dan lain-lain.34Adapun kunjungan dilakukan pada enam hari setelah persalinan dengan
tujuan:
a. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
b. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tandatanda penyulit.
c. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
bagaimana cara menjaga bayi agar tetap hangat.
Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi.
Perkembangan yang terjadi pada masa bayi adalah perkembangan kognisi (tindakan atau proses untuk
mengetahui sesuatu) dan sosioemosional.Bayi baru lahir merupakan sasaran utama dan pertama
pemberian ASI (Air Susu Ibu). Sebab apabila dari awal tidak dikenalkan dengan ASI, maka proses
pemberian ASI selanjutnya dapat terhambat bahkan gagal, padahal banyak masalah yang seharusnya
tidak terjadi pada bayi apabila ia diberikan ASI seperti diare, kelebihan berat badan, berbagai penyakit
infeksi, dan lain-lain. ASI merupakan minuman paling cocok untuk bayi disamping mengandung zat
kekebalan terutama pada kolostrum.ASI eksklusif adalah makanan dan minuman terbaik dan paling ideal
untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupan tanpa diberikan tambahan makanan apapun.
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi, tidak menumbulkan alergi, mengandung berbagai zat yang
dibutuhkan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh, mengandung zat antibodi, mengurangi kejadian gigi
keropos atau pertumbuhan gigi kurang baik, memberikan keuntungan psikologis antara bayi dengan ibu.

C. Strategi Komunikasi Layanan Home Care

Strategi komunikasi di bentuk dengan maksud dan tujuan suatu perusahaan guna mencapai target yang
diinginkan. Pada layanan home care Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda memiliki strategi
komunikasi guna mensosialisasikan layanan home care. Ada tiga tahapan strategi komunikasi yaitu
tahap formulasi, impelmentasi, dan evaluasi. Tahap formulasi adalah tahap penyusunan strategi yang
memuat siapa sasaran pasien home care, media apa yang digunakan untuk mensosialisasikan layanan
home care, dan peran komunikator dalam layanan home care. Selanjutnya tahap implementasi adalah
tahap aksi atau realisasi dari perencanaan yang sudah di bentuk dan dibutuhkan kerjasama antar pihak
guna tercapainya tujuan sosialisasi layanan home care dengan baik. Terakhir tahap evaluasi, tahap ini
adalah tolak ukur dari formulasi yang di bentuk sesuai atau tidak dengan tahap implementasi. Serta di
lihat dari berbagai macam sisi, apakah formulasi dan implementasi sesuai maka diterapkan dan
dipertahankan untuk kedepannya atau formulasi dan implementasi tidak sesuai maka diambil tindakan
koreksi untuk internal.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi yang digunakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda seperti dalam tahap formulasi
strategi menggunakan berbagai macam aspek guna mendukung program pelayanan jasa home care.
Formulasi yang digunakan berupa sumber daya manusia yang dilatih di bidang home care. Sosialisasi
yang digunakan lebih kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda, serta
memanfaatkan media pendukung berupa media sosial Instagram, website, dan sounding pelayanan
home care pada saat kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra
Ananda.
Implementasi yang dipalikasikan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda adalah melakukan
sosialisasi dan pengenalan home care kepada pasien rawat inap serta menjual jasa tenaga medis yang
sudah memiliki bekal keahlian melalui pelatihan-pelatihan yang sudah diberikan dan menjalankan media
pendukung berupa media sosial, website, dan sounding pada kegiatan seminar.
Evaluasi dari adanya jasa pelayanan home care mendapat respon positif dari pasien yang menggunakan
jasa home care karena mereka merasa terbantu dengan program home care yang diadakan oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak Citra Ananda. Tetapi di sisi lain masih ditemukan ketidakmaksimalan, hal tersebut
bisa di lihat dari data pasein yang tidak stabil.

Saran

Setelah melakukan penelitian secara keseluruhan berkaitan dengan strategi komunikasi Rumah Sakit Ibu
danAnak Citra Ananda dalam mensosialisasikan pelayanan home care peneliti menganggap sudah cukup
baik. Tetapi peneliti mencoba memberikan saran:
1. Dalam mempromosikan jasa pelayanan home care lebih diperbanyak agar masyarakat banyak yang
mengetahui program home care seperti pemasangan iklan berupa pamflet, brosur, dan lain-lain.
2. Kurangnya koordinasi antara pihak manajemen dengan pihak karyawan membuat tahap formulasi
tidak tersusun dan tidak terencana dengan baik.
3. Penambahan jumlah tenaga medis guna menunjang pelayanan yang prima terkhusus pada layanan
home care.
4. Sosialisasi yang dilakukan harus lebih beranekaragam agar mudah di kenal oleh masyarakat seperti
membuat seminar, pamflet, banner yang khusus home care. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adrianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Cutlip, Scott M. et al. 2006. Effective Public Relations. Edisi Ke 9. Diterjemahkan

Oleh: Tri Wibowo. Jakarta: Prenadamedia Group.

David, Fred R. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan BersaingKonsep (Edisi 15). Jakarta:
Salemba Empat.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori

dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, Onong Uchjana. 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung:

Percetakan Offset Alumni.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Hanselin, James M. 2007. Sosiologi: Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta:

Erlangga.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai