Anda di halaman 1dari 7

Menurut Potter dan Perry (2007) macam-macam peran tenaga kesehatan

dibagi menjadi beberapa, yaitu :

1) Sebagai komunikator Komunikator adalah orang yang memberikan

informasi kepada orang yang menerimanya. Menurut Mundakir

(2006) komunikatormerupakan orang ataupun kelompok yang

menyampaikan pesan atau stimulus kepada orang atau pihak lain

dan diharapkan pihak lain yang menerima pesan (komunikan)

tersebut memberikan respons terhadap pesan yang diberikan.

Proses dari interaksi antara komunikator ke komunikan disebut juga

dengan komunikasi. Selama proses komunikasi, tenaga kesehatan

secara fisik dan psikologis harus hadir secara utuh, karna tidak

cukup hanya dengan mengetahui teknik komunikasi dan isi

komunikasi saja tetapi juga sangat penting untuk mengetahui sikap,

perhatian, dan penampilan dalam berkomunikasi.

2) Sebagai motivator Motivator adalah orang yang memberikan

motivasi kepada orang lain. Sementara motivasi diartikan sebagai

dorongan untuk bertindak agar mencapai suatu tujuan tertentu dan

hasil dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku

yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Syaifudin (2006)


motivasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu,

sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk

melakukan sesuatu.Peran tenaga kesehatan sebagai motivator

tidak kalah penting dari peran lainnya. Seorang tenaga kesehatan

harus mampu memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan dalam

meningkatkan kesadaran pihak yang dimotivasi agar tumbuh ke

arah pencapaian tujuan yang diinginkan (Mubarak, 2012). Tenaga

kesehatan dalam melakukan tugasnya sebagai motivator memiliki

ciri-ciri yang perlu diketahui, yaitu melakukan pendampingan,

menyadarkan, dan mendorong kelompok untuk mengenali masalah

yang dihadapi, dan dapat mengembangkan potensinya untuk

memecahkan masalah tersebut (Novita, 2011).

3) Sebagai fasilitator Fasilitator adalah orang atau badan yang

memberikan kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang

lain yang membutuhkan. Tenaga kesehatan juga harus membantu

klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal agar sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

4) Sebagai konselor Konselor adalah orang yang memberikan

bantuan kepada orang lain dalam membuat keputusan atau

memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-

fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes

RI, 2006).
Opini :

Berdasarkan peran tenaga kesehatan yang di tulis pad buku Potter & Perry 2007

kami beropini

Pertama peran sebagai komunikasi disini tenaga kesehatan harus

memberikan informasi yang akurat bagi masyarakat terkait informasi kesehatan

disini tenaga kesehatan juga sebagai pemandu untuk menuntun masyarakat

dalam tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Komunikasi di perlukan untuk

mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan dan penyakit.

Kedua sebagai motivator disini tenaga kesehatan harus mengenal

masalah yang sedang terjadi dimasyarakat dari masalah tersebut tenaga

kesehatan harus bersama masyarakat serta memberikan dukungan dan

dorongan dalam mengendalikan masalah kesehatan dan penyakit tersebut.

Ketiga sebagai fasilitator disini tenaga kesehatan harus menentukan

komunitas atau kelompok sasaran agar di fasilitasi untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal,disini tenaga kesehatan membuat sebuah kegiatan yang

disebut dengan promosi kesehatan sehingga menambah wawasan masyarakat

terkait masalah – masalah kesehatan yang terjadi di komunitas tersebut.

Keempat sebagai konselor


Peran tenaga kesehatan dalam masa covid-19 yaitu melakukan

koordinasi lintas program di Puskesmas/ Fasilitas kesehatan dalam menentukan

langkah-langkah menghadapi pandemic covid-19, melakukan analisis data dan

mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko yang memerlukan tindak lanjut,

melakukan koordinasi kader, RT/RW/Kepala Desa/Kelurahan dan tokoh

masyarakat setempat terkait sasaran kelompok berisiko dan modifikasi

pelayanan sesuai kondisi wilayah, serta melakukan sosialisasi terintegrasi

dengan lintas program lain kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran

covid-19 (Kemenkes, 2020).

Dalam hal ini, langkah-langkah dalam menyikapi pandemi ini berdampak

langsung dalam hal pengembangan kompetensi SDM. Selain itu, yang menjadi

garda terdepan dalam menghadapi covid-19 ini adalah dokter dan perawat serta

semua SDM yang ada di Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan beresiko

terpapar virus tersebut. Dokter dan Perawat merupakan garda terdepan yang

berhubungan/kontak langsung dalam menangani pasien. Pada kasus ini, rumah

sakit memerlukan upaya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit (K3RS). Strategi pencegahan kecelakaan kerja dan kontrol infeksi yang

diterapkan oleh tenaga kesehatan adalah dengan lebih menekankan alat

pelindung diri (APD) (Apriluana et al., 2016).

APD yang harus digunakan dalam mengatasi wabah ini antara lain

masker N95, gaun, sarung tangan, pelindung mata, apron, dan sepatu boots.

Kenyataannya, APD yang digunakan terkadang tidak sesuai. Masih terdapatnya

rumah sakit /pelayanan kesehatan yang minim dengan APD bagi tenaga

kesehatan. Selain APD, jumlah tenaga kesehatan yang terkait juga masih minim,

bukan hanya dalam menangani kasus pandemi covid-19, sebelumnya tenaga


kesehatan di Indonesia juga masih kuran dan penyebarannya tidak merata. SDM

yang diharapkan adalah SDM yang kompeten, professional dan berdaya saing,

karena dalam kasus ini tidak sedikit tenaga medis yang meninggal akibat wabah

pandemi covid-19 (Kemenkes, 2020).

Pengendaliaan wabah covid-19 di Indonesia bukan hanya dilihat dari

rumah sakit yang memadai serta SDM yang berkualitas, tetapi yang harus

diperhatikan untuk menghadapi covid-19 ini yaitu sistem kesehatan mulai dari

pemberian layanan kesehatan, tenaga kerja, sistem informasi, akses ke obat-

obatan, pembiayaan layanan kesehatan, tenaga kerja, dan tata kelola layanan

kesehatan.

Opini kami mengenai peran nakes dimasa pandemi covid-19 yaitu :

Tenaga kesehatan berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat

sekitar mengenai covid-19 dan kelompok yang berisiko terpapar covid-19 seperti

balita, ibu hamil dan lansia, agar mereka tidak mendapat informasi yang salah

dan mengurangi stigma negatif terkait covid-19. Tenaga kesehatan adalah

kelompok yang paling memprihatinkan karena tekanan yang mereka dapatkan

sebagai garda terdepan untuk menyembuhkan pasien dan memutuskan mata

rantai covid-19 sangatlah berisiko untuk tertular. Selain dari itu tekanan yang

mereka dapatkan bukan hanya karena berisiko tetapi juga muncul dari stigma-

stigma masyarakat yang tidak percaya terhadap adanya covid-19.maka dari itu

,sudah sepatutnya masyarakat lebih menghargai para tenaga kesehatan yang

sudah berjuang mati-matian dengan tidak menyebarkan stigma tak berdasar

yang hanya akan memberikan tekanan psikis bagi tenaga kesehatan.


Putri, Ririn Noviyanti. "Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19." Jurnal Ilmiah

Universitas Batanghari Jambi 20.2 (2020): 705-709.

Anda mungkin juga menyukai