Anda di halaman 1dari 9

Peran Tenaga Kesehatan

&

Peran Tenaga Kesehatan Di Masa Pandemi

OLEH

B- Complex 2018

KELAS/SEMESTER: B/VII

PRODI: S1-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2021
Peran tenaga kesehatan dibagi menjadi beberapa, yaitu :

1. Peran sebagai advocator

Sebagai seorang tenaga kesehatan berperan sebagai advocator

dalam sosialisasi atau promosi kesehatan sangat diperlukan,

sebagai advocator seorang tenaga kesehatan harus mampu

melakukan pendekatan dan pelatihan kepada tokoh masyarakat

setempat,baik tokoh masyarakat formal maupun informal,

membantu pasien dalam memahami informasi yang

didapatkan,membantu pasien dalam keputusan terkait tindakan

medis yang dilakukan serta memfasilitasi pasien dan keluarga serta

masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal.

(Alimul,2007)

2. Peran sebagai educator

Peran sebagai educator harus dimiliki oleh seluruh tenaga

kesehatan. Tenaga kesehatan sebgai pendidik harus mampu

mendidik dan mengajarkan individu, keluarga,kelompok dan

masyrakat, serta tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan

tanggungjawabnya. Tenaga kesehatan sebagai pendidik berupaya

untuk memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada

klien dengan evaluasi yang dapat meningkatkan pembelajaran.

(wong,2009)

3. Peran sebagai motivator


Sebagai seorang tenaga kesehatan peran sebagai motivator tidak

kalah penting dari peran lainnya. Seorang tenaga kesehatan harus

mampu memberikan motivasi,arahan,bimbingan dan meningkatkan

kesadaran pihak yang dimotivasi seperti ; dukun,kader

kesehatan,dan masyarakat untuk tumbuh kembang kearah

pencapaian tujuan yang di inginkan. ( Mubarak,2012)

4. Peran sebagai fasilitator

Peran seorang fasilitator juga harus dimiliki setiap tenaga

kesehatan dalam promosi kesehatan, sebagai seorang fasilitator

harus memberikan bimbingan teknik dan memberdayakan pihak

yang sedang di dampingi untuk tumbuh kembang ke arah

pencapaian tujuan yang di inginkan. Keberhasilan pelaku

memberdayakan dalam memfasilitasi proses pemberdayaan juga

dapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat.

Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal penting yakni

optimalisasi fasilitasi,waktu yang disediakan,dan optimalisasi

partispasi masyarakat. (Novita dan fransiska,2011)


Opini :

Berdasarkan peran tenaga kesehatan yang telah di jelaskan di atas kami

beropini :

Pertama : peran sebagai advocator disebut juga peran pembuat

keputusan secara klinis,dimana tenaga kesehatan memberikan solusi

kepada masyarakat ,keluarga atau klien mengenai masalah yang hadapi.

Contohnya : Pada masa pandemi pastinya masyarakat di hampiri

dengan rasa cemas dan khawatir sebagai tenaga kesehatan harus

mensosialisasikan masyarakat agar dapat beraktivitas seperti biasanya

atau mengisi kegiatan sehari- hari dengan hobby di rumah agar

masyarakat tidak dihampiri dengan rasa cemas dan khawatir yang

berlebihan.

Kedua : peran sebagai educator disini tenaga kesehatan harus

memberikan informasi yang akurat bagi masyarakat terkait informasi

kesehatan disini tenaga kesehatan juga sebagai pemandu untuk

menuntun masyarakat dalam tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

educator di perlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit.

Contohnya : Contohnya dalam melakukan penyuluhan tentang

Covid-19 tenaga kesehatan harus memberikan penjelasan tentangan apa

itu covid-19,bagaimana penularannya dan bagaimana cara mencegah

Covid-19.
Ketiga : sebagai motivator disini tenaga kesehatan harus mengenal

masalah yang sedang terjadi dimasyarakat dari masalah tersebut tenaga

kesehatan harus bersama masyarakat serta memberikan dukungan dan

dorongan dalam mengendalikan masalah kesehatan dan penyakit

tersebut.

Contohnya : Tenaga kesehatan harus menyadarkan masyarakat

agar menjaga imunitas tubu selama masa pandemi agar tidak mudah

tepapar Covid-19

Keempat : sebagai fasilitator disini tenaga kesehatan harus

menentukan komunitas atau kelompok sasaran agar di fasilitasi untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal,disini tenaga kesehatan

membuat sebuah kegiatan yang disebut dengan promosi kesehatan

sehingga menambah wawasan masyarakat terkait masalah – masalah

kesehatan yang terjadi di komunitas tersebut.

Contohnya : Tenaga kesehatan membagikan informasi masyarakat

tentang cara memakai masker yang benar,mencuci tangan 6 langkah

serta 3M.
Peran Nakes Di Masa Pandemi

Peran tenaga kesehatan dalam masa covid-19 yaitu melakukan

koordinasi lintas program di Puskesmas/ Fasilitas kesehatan dalam

menentukan langkah-langkah menghadapi pandemic covid-19, melakukan

analisis data dan mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko yang

memerlukan tindak lanjut, melakukan koordinasi kader, RT/RW/Kepala

Desa/Kelurahan dan tokoh masyarakat setempat terkait sasaran

kelompok berisiko dan modifikasi pelayanan sesuai kondisi wilayah, serta

melakukan sosialisasi terintegrasi dengan lintas program lain kepada

masyarakat tentang pencegahan penyebaran covid-19 (Kemenkes, 2020).

Dalam hal ini, langkah-langkah dalam menyikapi pandemi ini

berdampak langsung dalam hal pengembangan kompetensi SDM. Selain

itu, yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi covid-19 ini adalah

dokter dan perawat serta semua SDM yang ada di Rumah Sakit maupun

pelayanan kesehatan beresiko terpapar virus tersebut. Dokter dan

Perawat merupakan garda terdepan yang berhubungan/kontak langsung

dalam menangani pasien. Pada kasus ini, rumah sakit memerlukan upaya

pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).

Strategi pencegahan kecelakaan kerja dan kontrol infeksi yang diterapkan

oleh tenaga kesehatan adalah dengan lebih menekankan alat pelindung

diri (APD) (Apriluana et al., 2016).


APD yang harus digunakan dalam mengatasi wabah ini antara lain

masker N95, gaun, sarung tangan, pelindung mata, apron, dan sepatu

boots. Kenyataannya, APD yang digunakan terkadang tidak sesuai. Masih

terdapatnya rumah sakit /pelayanan kesehatan yang minim dengan APD

bagi tenaga kesehatan. Selain APD, jumlah tenaga kesehatan yang terkait

juga masih minim, bukan hanya dalam menangani kasus pandemi covid-

19, sebelumnya tenaga kesehatan di Indonesia juga masih kuran dan

penyebarannya tidak merata. SDM yang diharapkan adalah SDM yang

kompeten, professional dan berdaya saing, karena dalam kasus ini tidak

sedikit tenaga medis yang meninggal akibat wabah pandemi covid-19

(Kemenkes, 2020).

Pengendaliaan wabah covid-19 di Indonesia bukan hanya dilihat

dari rumah sakit yang memadai serta SDM yang berkualitas, tetapi yang

harus diperhatikan untuk menghadapi covid-19 ini yaitu sistem kesehatan

mulai dari pemberian layanan kesehatan, tenaga kerja, sistem informasi,

akses ke obat-obatan, pembiayaan layanan kesehatan, tenaga kerja, dan

tata kelola layanan kesehatan.

Opini

Berdasarkan peran tenaga kesehatan dimasa pandemi covid-19 diatas

kami beropini :

Tenaga kesehatan berperan dalam memberikan edukasi kepada

masyarakat sekitar mengenai covid-19 dan kelompok yang berisiko


terpapar covid-19 seperti balita, ibu hamil dan lansia, agar mereka tidak

mendapat informasi yang salah dan mengurangi stigma negatif terkait

covid-19. Tenaga kesehatan adalah kelompok yang paling

memprihatinkan karena tekanan yang mereka dapatkan sebagai garda

terdepan untuk menyembuhkan pasien dan memutuskan mata rantai

covid-19 sangatlah berisiko untuk tertular. Selain dari itu tekanan yang

mereka dapatkan bukan hanya karena berisiko tetapi juga muncul dari

stigma-stigma masyarakat yang tidak percaya terhadap adanya covid-19.

Maka dari itu, sudah sepatutnya masyarakat lebih menghargai para

tenaga kesehatan yang sudah berjuang mati-matian dengan tidak

menyebarkan stigma tak berdasar yang hanya akan memberikan tekanan

psikis bagi tenaga kesehatan.


Daftar pustaka :

Alimul Hidayat Aziz. 2007 . Pengantar Konsep Dasar keperawatan Edisi

2. Jakarta : Salemba Medika

Wong, L. Donna 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Novita dan Fransiska. 2011. Promosi Kesehatan dalam pelayanan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Putri, Ririn Noviyanti. "Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-

19." Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 20.2 (2020): 705-709.

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan

Pengendalian Coronavirus Disease. Direktorat Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, 1-136.

Apriluana, Gladys, Khairiyati, Laily, Setyaningrum, Ratna. (2016).

Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap

dan Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan perilaku Penggunaan

APD Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat

Indonesia. 3(3), 1-7

Anda mungkin juga menyukai