BAB I
PENDAHULUAN
Daya saing suatu negara ditentukan oleh dua belas pilar, diantaranya
adalah kesehatan. Baik berdiri sendiri, kesehatan dapat dipengaruhi pilar-pilar
lainnya. Gambaran kesehatan yang ingin dicapai adalah sesuai dengan
rumusan Indonesia Sehat 2015. Oleh karena itu, pemerintah telah berupaya
menyelenggarakan pembangunan kesehatan sesuai dengan UU No.36 tahun
2009 dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat
untuk hidup.
Strategi utama dalam mendukung tercapainya Indonesia Sehat 2015
adalah dengan pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi. Pembangunan
dalam bidang kesehatan merupakan salah satu bagian dari visi misi
Pemerintah Kota Medan tahun 2011. Misi tersebut adalah melaksanakan
pembangunan kesehatan dan mempermudah akses masyarakat terhadap
kesehatan dan informasi kesehatan.
Dalam rangka penjabaran visi misi Pemerintah Kota Medan, Dinas
Kesehatan Kota Medan mencanangkan suatu visi ”Medan Sehat Harapan
Kita Bersama” dengan misi Menggerakkan pembangunan kota berwawasan
kesehatan,mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, dan
memelihara dan meningkatkan profesionalisme layanan kesehatan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui program dan kegiatan yang berlangsung di Dinas
Kesehatan Kota Medan serta untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia.
1.3. Manfaat
Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai program dan situasi
kesehatan masyarakat di Kota Medan dalam peningkatan partisipasi
mendukung strategi pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan dalam
program pembangunan kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu :
1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang
sehat.
2. Terciptanya sarana pendidikan,pariwisata dan sarana umum yang
sehat
3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melalukan usaha kesehatan
yang paripurna
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan
5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah
diakses oleh masyarakat
7. Terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehata
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan
terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
4. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah,
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian
Balita 25 per 1.000 KH Upaya penanggulangan penyakit tidak
menular telah lebih berkembang sejalan dengan meningkatnya
penduduk usia lanjut dan perubahan pola hidup masyarakat
5. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan
penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit
bersumber air dan penyakit menular lainnya
6. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit
tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong
kesehatan dan kesejahteraan menta Penyediaan air minum dan sarana
sanitasi dasar sudah makin meningkat.
7. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat,
termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan
Penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendasar telah
berkembang mendukung upaya pembangunan kesehatan.
8. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera
akibat kecelakaan lalu lintas Pembiayaan kesehatan bersumber dari
pemerintah lebih meningkat lagi dengan sustainabilitas pemenuhan
pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan bagi seluruh
masyarakat rentan dan keluarga miskin.
9. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk Keluarga Berencana (KB), informasi
dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional
10. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan
akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan
berkualitas bagi semua orang.
BAB III
Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang bisa disingkat DKK
Medan terletak dijalan Rotan No.1 Komplek Petisah Medan. Dinas ini
membawahi 39 Puskesmas induk (13 Puskesmas Rawat inap dan 26
Puskesmas Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu). Yang terletak
di 21 Kecamatan sekota Medan.
Berikut ini akan dijelaskan visi, misi dan fungsi Dinas Kesehatan Kota
Medan :
1. Puskesmas Tuntungan
2. Puskesmas Simalingkar
3. Puskesmas Kedai Durian
4. Puskesmas Medan Johor
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
21 Agustus 2017 s/d 4 Agustus 2017 16
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
5. Puskesmas Amplas
6. Puskesmas Bromo
7. Puskesmas Tegal Sari
8. Puskesmas Desa Binjai
9. Puskesmas Medan Denai
10. Puskesmas M. A. Selatan
11. Puskesmas Sukaramai
12. Puskesmas Kota Matsum
13. Puskesmas Teladan
14. Puskesmas Pasar Merah
15. Puskesmas Simpang Limun
16. Puskesmas Kampung Baru
17. Puskesmas Polonia
18. Puskesmas Padang Bulan
19. Puskesmas P. B. Selayang
20. Puskesmas Sunggal
21. Puskesmas Desa Lalang
22. Puskesmas Helvetia
23. Puskesmas Petisah
24. Puskesmas Darussalam
25. Puskesmas Rantang
26. Puskesmas Glugur Kota
27. Puskesmas P. Brayan Kota
28. Puskesmas Sei Agul
29. Puskesmas Glugur Darat
30. Puskesmas Sentosa Baru
31. Puskesmas Sering
32. Puskesmas Mandala
33. Puskesmas Medan Deli
34. Puskesmas Titi Papan
35. Puskesmas Pekan Labuhan
PUSKESMAS UNGGULAN
1. Puskesmas Glugur Darat : Akupuntur
2. Puskesmas Sering : Klinik Diabetes
3. Puskesmas Darusalam : Klinik Lansia
4. Puskesmas P.Bulan : Klinik IMS
5. Puskesmas Teladan : EKG
Sekretariat
Drg. Hj. Irma Suryani MKM
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 01 tahun 2017
adalah:
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Umum dan Hukum
b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
c. Sub Bagian Penyusunan Program dan Humas
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum dan
hukum, keuangan, dan penyusunan program dan humas. Dalam
melaksanakan tugas pokok, sekretariat menyelenggarakan fungsi penyusunan
rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan; pengkoordinasian
penyusunan perencanaan program dinas; pelaksanaan dan penyelenggaraan
pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi
umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan dinas; pengelolaan
dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan
ketatalaksanaan; pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas dinas;
penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian; pelaksanaan
monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan; pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
masalah kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis di Dinas Kesehatan Kota Medan:
1.580 orang terdiri dari :
1. Dokter Umum :139 orang
2. Dokter Gigi :107 orang
3. S2 :17 orang
4. Tenaga Kesehatan Masyarakat :39 orang
5. Tenaga Sanitasi : 62 orang
6. Apoteker : 17 orang
7. Asisten Apoteker :131orang
8. Bidan : 305 orang
9. Perawat :485 orang
10. Perawat Gigi : 75 orang
11. Tenaga Gizi : 44 orang
12. APRO : 3 orang
13. AKFIS : 2 orang
14. Analis : 60 orang
15. Tenaga Non Medis : 85 orang
3.7 PERMENKES RI
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
4.1 Pelaporan
Sebelum memulai KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan, para peserta
KKS melapor terlebih dahulu pada tanggal 31 Juli 2017 ke bagian penerima
tamu, bidang pengembangan SDM kesehatan, dan seksi pendidikan dan
pelatihan.
KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan diikuti oleh peserta KKS
selama 2 hari, yaitu sejak hari senin 31 Juli 2017, hari selasa 1 Agustus 2017.
4.2. Kegiatan
Pada hari pertama KKS dimulai pada pukul 07.30 WIB di Dinas
Kesehatan kota Medan berupa apel pagi sebelum pelaksanaan bimbingan.
Adapun 4 materi yang diberikan dari tanggal 31 Juli 2017 sampai 1 Agustus
2017 yaitu : bimbingan Puskesmas oleh ibu Roslina Yulianti, M.Kes ;
bimbingan Kesehatan Lingkungan oleh bapak Malaptha Ginting, M.Kes dan
bimbingan Mengenai Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
oleh ibu Masrita TA Lumbantobing, SKM, M.Kes .
4.2.1 Hari Pertama (Senin, 31 Juli 2017)
Pada hari pertama KKS dimulai pada pukul 08.00 WIB di Dinas
Kesehatan Kota Medan. Bimbingan pada hari ini terbagi menjadi tiga sesi,
yaitu sesi pertama pada pukul 08.00- 09.00, sesi kedua 09.00-10.00,
selanjutnya para peserta KKS diberikan orientasi mengenai alur KKS di
Dinas Kesehatan Kota Medan dan KKS di Puskesmas yang ditunjuk. Isi
materi pertama adalah sebagai berikut:
2. Kesehatan Lingkungan
Program dan target sasaran kesehatan lingkungan yaitu:
1. Sarana air bersih : 90%
2. Sarana pembuangan kotoran : 90%
3. Penyehatan lingkungan : 90%
4. Pemeriksaan TPS/TPA : 65%
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
21 Agustus 2017 s/d 4 Agustus 2017 33
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
BCG 95%
Polio 1 91%
Polio 4 85%
Campak 90%
Hepatitis > 7 hari 75%
Hepatitis < 7 hari 75%
DPT Hb 1 95%
DPT Hb 2 90%
DPT Hb 3 85%
2. TB paru
TB Paru BTA (+) sembuh > 85%
Cakupan penderita TB Paru 70%
Konversi 80%
Error rate < 5%
3. Demam berdarah
4. Polio
5. ISPA
6. Diare
7. HIV/AIDS
8. Malaria
9. Filariasis
10. Sistomiasis
11. Penyakit menular seksual
12. Kusta
6. Pengobatan
7. Pencatatan dan Pelaporan
dari 1,5% pada tahun 2000 menjadi 1,0% pada tahun 2010 dan 0,5% pada
tahun 2020; meningkatkan kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat
terhadap kesehatan indera penglihatan; meningkatkan jangkauan pelayanan
mulai pemerataan pelayanan termasuk pemenuhan sarana prasarana dan
peningkatan kualitas pelayanan mata; dan meningkatkan kerja sama lintas
sektor dan peran swasta termasuk LSM dalam Upaya Kesehatan
Mata/Pencegahan Kebutaan dan Upaya Penanggulangan Kebutaan dan low
vision.
8. Upaya kesehatan usia lanjut
Tujuan umumnya adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam
strata kemasyarakatan. Tujuan khususnya adalah meningkatkan kesadaran
pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya; meningkatkan
kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut; dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan usia lanjut.
Sasaran pembinaan secara langsung upaya kesehatan usia lanjut adalah
kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) atau dalam virilitas
dalam keluarga maupun masyarakat luas; kelompok usia lanjut dalam masa
prasenium (55-64 tahun) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut
dan masyarakat umumnya; kelompok usia lanjut dalam masa senescens
(>65 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup
sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat, dan
lain-lain. Sasaran pembinaan tidak langsung adalah keluarga dimana usia
lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan
kesehatan usia lanjut, dan masyarakat luas.
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 47
memuat pengobatan tradisional, setiap upaya pengobatan atau perawatan
cara lain di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan
tradisional yang dimaksud perlu dibina dan diawasi untuk diarahkan agar
menjadi pengobatan dan atau perawatan cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Bidang : Sekretariat
Pemateri : drg. Irma Suryani, MKM
Waktu : 08.00-10.00 WIB
cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV
(misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).
Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa
memakai kondom l Melalui transfusi darah l Melalui alat-alat tajam yang
telah tercemar HIV (jarum suntik, pisau cukur, tatto, dll) l Melalui ibu hamil
yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau bayi yang
disusuinya.
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang
terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik
kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV
melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS
terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman, karena kegiatan sehari-hari
Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang
menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah
dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara aman
dengan memakai kondom. Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya
orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut
“asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun
mulai tampak gejala-gejala AIDS. Hubungan seksual secara anal (lewat
dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif
tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga
HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal,
perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina
cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama
di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi.
HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah
melalui saluran kencing pasangannya.
AIDS tidak ditularkan melalui:
Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum,
dan kolam renang.
TB MDR harus memiliki petugas PMO dari tenaga kesehatan karena harus
disuntik
Pengamatan untuk penderita TB bisa berlanjut danterus menerus. Untuk
pemeriksaan dahak dapat dilakukan 3 kali pengambilan dahak, yaitu sewaktu,
pagi , sewaktu. Dikarenakan hasil pemeriksaan kultur lama, jadi dilakukan
pemeriksaan dahak yang hasilnya mendekati kultur.
Pada 1 pasien dengan BTA (+) dapat menularkan 10 orang sehat.
Cara mencegah penularan :
- Beritahu pasien penyakit yang dideritanya apa
- Jelaskan cara penularan seperti apa
- Jangan merokok
- Pasien harus kembali kira-kira ± 1minggu/bulan atau ada peningkatan berat
badan kalau pengobatan < 1 bulan bisa dilanjutkan.
TB01 : kartu pengobatan TB (status pasien)
Pengobtan lengkap beda dengan sembuh
Fase awal : setiap hari selama 2 minggu
Fase lanjutan : 3x/minggu
Periksa juga HIV
TB02 : kartu identitas TB
Tanggal perjanjian ambil obat , tanggal kembali, pemeriksaan dahak
TB03 : registrasi
Dari TB01 Ini akan dikirim ke Dinkes
TB04 laboratorium
Pemeriksaan dahak puskesmas : PSM
TB05 : formulir permohonan lab
Dikasih poli klinik, kembali ke poliklinik
TB06 tersangka (susp) TB dipaksa SPS
Puskesmas mebuat fiksasi dahak : PRM (puskesms rujukan mikroskopis)
TB07 : laporan triwulan penerimaan dan pengobatan TB dari SITC
TB08 : kesembuhan
TB09 : pindah / rujukan
BAB V
KESIMPULAN